BANDUNG
Diajukan Sebagai Bukti Telah Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Oleh,
Frelly Ratsina Kulaleen
NIM : 41806815
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Sejarah PT. Pos Indonesia (Persero) ... 1
1.2. Sejarah Public Relation PT. Pos Indonesia ...5
1.3. Logo dan Arti Logo PT.Pos Indonesia (persero) ... 17
1.4. Visi, Misi, dan Motto PT.Pos Indonesia (persero) . ... 20
1.5. Struktur organisasi PT. Pos Indonesia (persero) . ... 21
1.6. Struktur Organisasi Sekretariat Perusahaan . ... 22
1.7. Struktur Organisasi Public Relation ... 23
1.8. Job Description ... 23
1.8.1 Manajer Public Relations . ... 23
1.8.2 Divisi Internal ... 24
1.8.3 Divisi Dukungan Keuangan dan Pengadaan ... 25
1.8.4 Divisi Dukungan Pers ... 26
1.8.5 Divisi Dukungan Eksternal ... 27
1.9. Sarana dan Prasarana ... 28
2.1. Aktivitas Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 32
2.2. Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 35
2.2.1 Kegiatan Rutin ... 36
2.2.1.1 Stempel Amplop Perusahaan ... 36
2.2.1.2 News Release ... 36
2.2.1.3 Analisa Proposal Masuk ... 36
2.2.1.4 Analisa Tugas Kompetensi PR ... 37
2.2.2 Kegiatan Insidential ... 37
2.2.2.1 Pengarahan Kerja PR dan Pengenalan Karyawan ... 37
2.2.2.2 Menginput Surat Masuk, Surat Keluar dari Perusahaan ... 38
2.2.2.3 Merencanakan Kegiatan Acara Buka Bersama ... 38
2.2.2.4 Membuat Laporan Acara Buka Puasa Bersama ... 39
2.2.2.5 Packing Kartu Lebaran ... 39
2.2.2.6 Acara Halal Bihalal ... 39
2.2.2.7 Mengunjungi Perpustakaan PT.Pos Indonesia ... 40
2.2.2.8 Acara Gladi Resik Upacara 17 Agustus 2013 ... 40
2.3. Deskripsi Public Relations ... 40
2.3.1 Defenisi Public Relations ... 40
2.3.2 Ruang Lingkup Public Relations ... 41
BAB III PENUTUP ... 50
3.1. Kesimpulan ... 50
3.2. Saran ... 50
3.2.1 Saran Untuk Perusahaan ... 51
3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa PKL Selanjutnya ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
Bandung: Widya Padjajaran.
Ardianto, Elvinaro; Karlinah, Siti; Komala, Lukita. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Canfield, Bertrand R. 2009. Public Relations: Principles and Problems. California: R.D. Irwin
Cutlip, Scott M; Center, Allen H; Broom, Glen H. 2009. Effective Public Relations Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Iriantara, Yosal. 2008. Media Relations Konsep, Pendekatan dan Praktik. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Jefkins, Frank dan Yadin, Daniel. 2003. Public Relations. Jakarta: Erlangga.
Ruslan, Rosady. 2010. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Sumber Lain:
berkat dan rahmatnya serta penyertaannya penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dengan tepat waktu. Laporan ini berisikan tentang kegiatan yang penulis lakukan pada saat melakukan PKL di PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi Komunikasi Bagian Public Relations Bandung dimulai
pada tanggal 15 Juli 2013 s/d 03 Agustus 2013.
Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Mama dan Papa penulis atas doa dan supportnya kepada penulis, Sehingga melancarkan serta memudahkan segala langkah, keputusan serta perjuangan yang telah, masih dan akan penulis jalani.
Dalam menyusun laporan ini, penulis tidak lepas dari hambatan dan kesulitan yang di alami. Terbatasnya kemampuan,pengetahuan,dan wawasan
menjadi hambatan besar dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Namun berkat kerja keras dari semua pihak, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan semaksimal mungkin. Saran dan kritik yang
membangun penulis harapkan dan juga dapat memberikan manfaat bagi peningkatan penulis di masa yang akan datang.
Penyusunan laporan ini tidak dapat terlaksana tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
Komunikasi
4. Yth, Adiyana Slamet S.Ip.,M.si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
5. Segenap Dosen dan Tata Usaha Universitas Komputer Indonesia Bandung
6. Yth, M.R Ferry H.S, selaku Pembimbing di PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi Komunikasi Korporat Bagian Public Relation. Terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan 7. Kakak dan adik penulis Naslen Kulaleen, Sherly Kulaleen, Yoma Kulaleen,
Paskalia Kulaleen, serta keluarga-keluarga penulis, dukungan tanpa pamrih
dan tulus dari kalian tiada terbalaskan
8. My Nona Manis, Helen Maritje Metanfanuan. Terima kasih atas bantuan dan
supportnya kepada penulis
9. Semua teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses menyelesaikan Laporan PKL ini dengan baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak- pihak yang berkepentingan.
Bandung, Desember 2013
Penulis
1.1Sejarah PT.POS Indonesia (Persero)
Perkembangan PT Pos Indonesia (Persero) erat kaitannya dengan sejarah bangsa Indonesia yang telah melalui beberapa zaman, yaitu zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang serta zaman kemerdekaan Indonesia. Surat –
menyurat telah dilakukan manusia sejak zaman dahulu kala, dari mulai memakai simbol – simbol dan gambar – gambar yang ditulis di daun – daunan sampai surat
dengan tulisan – tulisan di atas ketas yang ada sekarang. Komunikasi tertulis dalam bentuk surat telah berkembang di Indonesia sejak zaman Kerajaan Mulawarman, Sriwijaya, Tarumanegara, Mataram, Purnawarman dan majapahit.
Komunikasi tidah hanya terbatas dalam hubungan dalam negeri saja, melainkan meluas hingga ke Negara tetangga seperti Siam, Birma dan lain – lain. Walaupun
komunikasi secara tertulis telah diselenggarakan dengan cukup baik, namun badan khusus yang menangani perantara untuk saling menukar berita masik nampak. Kedatangan bangsa Belanda di bumi Nusantara merupakan awal terbentuknya
surat – menyurat antar Indonesia dengan Belanda. Hal ini ditandai dengan kedatangan 4 buah kapal Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman pada
tahun 1596 yang membawa surat – surat untuk para raja Banten dan Batavia.
Pada tanggal 26 Agustus 1764, Gubernur Jendral G. W. Van Inhoff
menyelenggarakan pengiriman surat – surat, dokumen – dokumen, wesel pos dan berbagai kegiatan di bidang lainnya. Pentingnya pos pada masa itu dapat dilihat
pada pemberian anama jalan yaitu “Jalan pos Raya” untuk jalan pertama yang di
bangun VOC dari Anyer sampai Panarukan oleh Gubernur Jenderal Deandels.
Peranan kantor pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan teknologi telegram oleh Morse pada tahun 1843, maka didirikan dinas telegrap yang menyelenggarakan perhubungan berita jarak jauh dengan cepat. Pada tahun 1875,
Dinas Pos bergabung dengan Dinas Telegrap dan pada tahun 1878 dibentuk suatu badan yaitu Jawatan Pos dan Telegrap yang kemudian diterima menjadi anggota UPU (University Postal Union-Uni Pos). Pada tahun 1906 didirikanlah Post
Telegrapf end Telefoon Dienst oleh Pemerintah Belanda dengan Staatsblad No. 395 tahun 1906 yang kemudian dikenal dengan sebutan PTT. Awal mulanya PTT
merupakan badan usaha berlandaskan ICW (Indische Comtabilitest Wet) akan tetapi pada tanggal 1 Januari 1932 PTT memiliki landasan baru yaitu IBW
(Indische Bardijft Weft). Perang dunia ke II meletus, peperangan terjadi dimana – mana termasuk di Asia. Pada tanggal 8 Maret 1942, Pemerintah Belanda di Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Ada pun nama PTT pada zaman
penjajahan Jepang (9 Maret 1942 – 14 Agustus 1945) yaitu Tsushin Shokyoku. Selama masa penjajahan Jepang, jawatan PTT terpecah – pecah mengikuti
struktur organisasi pemerinta militer Jepang, sehingga pada masa itu terdapat Jawatan PTT Sumatera, Jawatan PTT Jawa dan Jawatan PTT Sulawesi. Setelah Jepang menyerah dan Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, maka
(PTT) di Bandung oleh angkatan muda PTT (AMPTT) dari pemerintah militer Jepang.
Dalam peristiwa ini, gugur sekelompok pemuda anggota AMPTT
sehingga pada tanggal tersebut menjadi tonggak awal berdirinya PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahunnya sebagai bakti PTT, yang kemudian menjadi hari bakti pariwisata, pos dan telekomunikasi (PARPOSTEL). Pada
tanggal 27 Desember 1949, jawatan PPT mulai memusatkan perhatiannya pada pembangunan yang meliputi bidang kepegawaian, keuangan dan perbaikan
perlengkapan bangunan yang rusak dan pembangunan gedung yang baru. Pada tahun 1960 pemerintah mengadakan reorganisasi alat – alat produksi dan distribusi yang ditujukan kearah pelaksana pasal 33 UUD 1945. Untuk itu
dikeluarkan PP No. 204/1961 Jo UU No. 19/Prp/1960. Berdasarkan UU tersebut semua perusahaan yang modal keseluruhannya merupakan kekayaan Negara, baik
yang terjadi karena pemisahan dari kekayaan Negara maupun karena nasionalisasi, menjadi Perusahaan Negara. Dengan PP No. 204/1961 Jo UU No. 19/Prp/1960, didirikan Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).
Pemilihan nama Postel dianggap lebih tepat karena mencakup seluruh lapangan usaha perusahaan, sedangkan nama PTT dirasakan kurang lengkap karena tidak
menyebutkan hal – hal yang berkaitan dengan perhubungan radio.
Usia Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) tidak
lagi menampung usaha – usaha yang berkembang dengan pesat. Sejalan dengan itu, untuk memungkinkan cepatnya laju pertumbuhan perusahaaan dalam
memenuhi kebutuhan hajat hidup masyarakat, pemerintah memandang perlu meninjau kembali status organisasi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi
(PN Postel). Oleh karena itu, dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1965 dan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1965, dimana pemerintah memecah PN Postel menjadi dua perusahaan yaitu Perusahaan Negara Pos dan Giro dan
Perusahan Negara Telekomunikasi. Selanjutnya melalui Undang – Undang No. 9 tahun 1969, status Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditetapkan menjadi
Perjan, Perum dan Persero. Atas dasar tersebut maka status Perusahaan Negara Pos dan Giro Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978 diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pos dan giro. Dengan adanya Peraturan Pemerintah
No. 3 tahun 1983, maka pemerintah telah menetapkan tata cara pengawasan dan pembinaan Perjan, Perum dan Persero. Untuk menyesuaikan dengan ketentuan
baru ini, Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978 yang mengatur tentang Perusahaan Umum Pos dan Giro telah diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1984. Setelah sebelas tahun menjadi Perum, Pos dan Giro merasa telah
memenuhi syarat untuk dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Untuk itu dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha
penyelengaraan usaha pos dan giro, maka sejak tanggal 20 Juni 1995 melalui Peraturan pemerintah No. 5 tahun 1995, Perum Pos dan Giro secara resmi telah berubah bentuknya menjadi PT Pos Indonesia (Persero). Ada pun tugas pokok
mengusahakan pelayanan pos dan giro dalam arti seluas – luasnya guna mempertinggi kelancaran hubungan – hubungan masyarakat untuk menunjang
pembangunan nasional. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1984 secara otomatis tidak berlaku lagi, karena PT Pos Indonesia (Persero) harus
tunduk kepada akta pendirian yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Indonesia dengan No.C2-8128 HT 01.01 tahun 1995 pada tanggal 29 Juni 1995 dan diumumkan dalam tambahan berita RI tanggal 22 Agustus 1995 No. 47 dan
akta ini telah didaftarkan kepada kantor Pengadilan Negeri Bandung hari kamis tanggal 13 Juli 1995 dengan NO.861. Seiring dengan tibanya Jepang yang
mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia, jawatan PTT Sumatera, jawatan PTT Jawa dan jawatan PTT Sulawesi. Jawatan PTT Republik Indonesia berdiri secara resmi pada tangggal 27 September 1945 setelah dilakukan pengambilan
alihan kantor pos PTT di Bandung oleh angkatan muda PTT (AMPTT) dari pemerintah militer Jepang. Dalam peristiwa ini, gugur sekelompok pemuda
anggota AMPTT sehingga pada tanggal tersebut menjadi tonggak awal berdirinya PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahunnya sebagai bakti PTT, yang kemudian menjadi hari bakti pariwisata, pos dan telekomunikasi (PARPOSTEL).
1.2Sejarah Public Relation PT. Pos Indonesia
Sejarah Public Relations PT.Pos Indonesia pertama kali digagas oleh seorang tokoh bernama Roekmin Adiwinata, R., Bc. A.P. Beliau dilahirkan di Subang tanggal 17 Desember 1916. Setelah memperoleh ijazah AMS bagian B
pada Laboratorium kimia di Bogor, hanya selama hampir dua bulan. Setelah itu melamar pekerjaan di Jawatan PTT. Setelah melalui ujian masuk, ia di terima
sebagai calon pegawai unuk pangkat Adjunct Controleur I, dan di tempatkan di Kantor Pos dan Telegrap Cirebon, mulai tanggal 2 Desember 1938. Setelah empat
bulan mengikuti kegiatan pelbagai dinnas yang terdapat di kantor itu dan memperoleh wawasan seperlunya, ia masuk Kursus Adjunct Controleur 1e Klas di Bandung. Ketika itu itu pelajar Kursus di gaji sebagai tenaga bulanan.
Waktu masih mengikuti kursus itulah Adiwinata melangsungkan pernikahannya dengan R. Rohani, putri seorang pegawai PTT DI Sukabumi pada
tanggal 3 Pebruari 1940. Ia mengenal R.Rohani untuk pertama kali di lapangan bulu tangkis, ketika berlibur pada kakaknya di Sukabumi. Gadis siswi MULO itu menarik perhatiannya karena sikapnya yang sederhana dan suka bekerja. Untuk
mengisi waktu luangnya, R. Rohani menjadi pemegang depo benda pos dan maerai untuk melayani masyarakat. Paling sedikit ia sudah mempunyai gambaran
tentang pos itu apa. Tidak keliru ia mempersunting R.Rohani sebagai teman hidup
yang suka “self help” dan mempunyai semangat pengorbanan yang tinggi.
Pada tanggal 1 Januari 1942, Adiwinata lulus dan diangkat menjadi
pegawai sementara Adjunct Conroleur I pada Kantor Pos dan Telegrap Besar Kelas I Bandung. Tidak lama kemudian, pemerintah Hindia Belanda bertekuk
lutut pada balatentara Jepang di Kalijati pada tanggal 8 Maret 1942.
Pada masa pendudukan Jepang, Adiwinata bekerja di Kantor “Radio Bedrijf Centrale” (RBC) yang bertempat di lantai dua Kantor Pos Bandung.
Centrale” RBC Jakarta (DTX) sejak tahun 1940, yang menjadi BDX setelah negeri Belanda diserbu Jerman. Perhubungan radio antara Jepang dan Jerman
(1942-1945) disalurkan melalui Radio Bedrijf Centrale RBC Bandung ini. Pemancarnya ketika itu ada di Malabarr dan Dayeuhkolot, sedangkan stasiun
penerimanya ada di Rancaekek. Dalam kedudukannya sebagai Kepala “Radio Bedrijf Centrale” RBC Bandung, Adiwinata mengetahui banyak tentang pertukaran telegram radio internasional antara tahun 1940-1945 mengenai
perangg di Eropa dan di Pacific. Selama pendudukan Jepang, “Radio Bedrijf Centrale” RBC Bandung merupakan tempat penerusan berita radio dari pihak Jepang kepada sekutunya, Jerman.Di “Radio Bedrijf Centrale” RBC itu, Adiwinata telah ditunjuk oleh Jepang sebagai kepala dari para pegawai yang berbangsa Indonesia. Setelah Kantor Pusat Post Telegraf Telefon pada tanggal 27
September 1945 direbut oleh angkatan muda Post Telegraf Telefon, ia menerima tugas pimpinan “Radio Bedrijf Centrale” RBC Bandung dari tangan Jepang. Sesudah itu ia terpilih oleh para pegawai bangsa Indonesia sebagai kepala “Radio Bedrijf Centrale” RBC. Ia turut ambil bagian dalam pengiriman telegram selundupan (xq) ke Bukittinggi, Tanjung pandan , Pontianak dan kantor lainnya,
bahwa kantor pusat Post Telegraf Telefon telah diambil alih oleh Bangsa Indonesia. Dalam nota yang dikirimkannya ke Bukittinggi, diuraikannya kisah
perebutan Pusat Post Telegraf Telefon dari tangan Jepang, yang di terima dengan baik di Bukittinggi. Perhubungan dengan Tanjupandan terpelihara dengan baik, sampai NICA menguasai Kantor Pos dan Telegrap Tanjung pandan dan
menerima berita bahwa banyak pegawai Post Telegraf Telefon telah diambil oleh Jepang. Operator Telegrap nya tinggal satu orang .
Pada awal kemerdekaan itu, Adiwinata berhasil menyusun kode Telegram atas perintah Kepala Post Telegraf Telefon , Mas Soeharto, untuk memenuhi
permintaan PM Syahrir, karena Pemerintah RI ketika itu belum mepuunyai kode untuk telegram.
Sebelum Bandung menjadi lautan api pada tanggal 24 Maret 1946, ia
membagikan beberapa pesawat pemancar kecil ke berbagai daerah beserta operatornya. Perhubungan radio lalu dipindah ke stasiun Malabar dan
Dayeuhkolot, tempat alat-alat telegrap dipindahkan dari Bandung, sebelum kota itu di bumihanguskan. Dari ketinggian menara antena Dayeuhkolot, ia dapat menyaksikan kobaran api yang membakar kota Bandung. Karena batas 10 km dari
Bandung berakhir di jembatan Citarum, sedang di seberangnya berada Dayeuhkolot, terpaksa komplek Dayeuhkolot di tinggalkan lagi, dan dipindah ke
stasiu radio Malabar, sampai bula Juni.
Ketika itu Adiwinata jatuh sakit dan dirawat di Banjaran. Setelah menerima berita bahwa suaminya menderita sakit, Ny. Adiwinata yang
sebelumnya mengungsi dengan anaknya ke Sukabumi, menyusul suaminya. Setelah adiwinata sembuh dari penyakit perutnya dan kuat kembali, ia bersama
istri bermaksud melanjukan pengungsiannya ke Priangan Timur, sedangkan anaknya tetap tinggal di Sukabumi pada mertuanya.
Setibanya di tasikmalaya, ia meneruskan hijrahnya ke Jawa Tengah,
didirikan dalam rangka pemencaran stasiun radio. Pimpinan Post Telegraf Telefon ketika masa itu telah memperhitungkan segala kemungkinan yang bisa terjadi
pada masa yang akan datang. Kalau sebuah pemancar dihancurkan oleh pihak musuh, maka stasiun pemancar pengganti sudah siap di tempat lain, untuk
menjaga supaya tidak ada kesenjangan hubungan radio.
Melalu “Radio Bedrijf Centrale” RBC di Solo inilah Adiwinata berhasil menghubungi radio India (Bombay), setelah tiga hari putar “sound-slip” dan memanggil pemancar India, VWX-2. Terjalinlah hubungan internasional antara Indonesia dan India, untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan Indonesia di
PBB. Ketika itu ia ditempatkan di bagian Teknik Radio (Terad) dibawah Soedirdjo, dan menangani Perhubungan Radio di Brebes
Di kota Bengawan ini ia memperoleh tempat berteduh di Sangkrah. Seelah
merasa mapan, ia bersama istrinya berangkat ke Sukabumi menjemput ank-anaknya melalui Jakara dan pulang kembali melalui Yogyakarta ke Solo.
Pada Akhir kariernya di Solo, Adiwinata ditunjuk sebagai Kepala Bagian Eksploatasi Telegrap. Sesudah terjadi pemberontakan PKI ia berangkat ke Yogyakarta. Setelah lapor Kepala Post Telegraf Telefon, Mas Soeharto, ia
kembali ke Bandung.
Sebelum pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda, ia
mendaftarkan di Kantor Pusat Post Telegraf Telefon di Bandung dan dipekerjakan
di bagian “Verkeerstelegrafie C” (Perhubungan telegrap)
Sejak1 Juli 1951, Adiwinata diangkat menjadi Kepala Biro Pengawas
bersama istrinya. Istrinya kemudian menyusulnya bersama anak-anaknya dengan naik kapal, karenaistri tidak boleh dijemput. Untung Ny. Adiwinata yang selalu
berusaha menolong dirinya sendiri dan tidak suka menyusahkan orang lain dapat memahami situasi waktu itu.
Medan termasuk pos yang ringan bagi Adiwinata. Kehidupan pegawai berat. Untuk menambah pendapatan, istrinya yang membuat bakat teknis, membuat “bakoven” untuk membuat roti atau kueh. Ia bahkan menerima jahitan,
karena mempunyai ijazah “coupeuse: (ahli potong pakaian wanita).
Kepandaiannya diamalkan pula untuk meningkatkan kemampuan para istri
pegawai Post Telegraf Telefon dengan memberi pelajaran menjahit dengan sekaligus mengajarkan tulis-menulis kepada istri-istri pengantar pos yang pada waktu tu masih banyak yang buta huruf. Ia bahkan sudah dapat mengendarai
kendaraan bermotor sendiri, supaya dimana perlu ia dapat bergerak dengan cepat tanpa sopir, kalau suaminya sedang keluar kota, mengadakan inspeksi. Keika itu
ia dipilih menjadi Ketua Persatuan Istri Pegawai Post Telegraf Telefon.
Cukup lama Adiwinata memimpin daerah Pos dan Telegrap VI. Dalam jangka waktu hampir 8 tahun, ia mengalami beberapa pergolakan. Pemberontakan
Daud Beureuh di Aceh pada tahun 1953 dan PRRI di Medan dengan Simbolonnya.
Ketika aceh bergolak, Post Telegraf Telefon tidak mengalami kesulitan. Pos berjalan terus. Pengiriman wesel pos ke Jawa berlangsung terus. Banyak anak Aceh yang belajar di Jawa. Kepala Daerah Pos dan Telekomunikasi tetap
Pos yang sedang berjalan. Adiwinata cukup politis dan taktis dalam hal ini. Pelaksanaan pembangunan itu dikerjakan oleh pemborong Aceh.
Keika terjadi pergolak PRRI, Adiwinata tidak diperbolehkan menerima instruksi dan Kantor Pusat Post Telegraf Telefon Bandung. Begitu pula tidak
diperbolehkan melakukan pengiriman weselpos. Setelah yang berkuasa diberi penerangan, bahwa dalam pengiriman uang weselpos, uangnya tidak dikirimkan bersama dengan surat weselposnya, tetapi, tetap di Kantor Pos pengirim,
pengiriman weselpos boleh dilangsungkan terus.
Sejak 9 April 1953 ia dipindahkan sebagai Kepala Daerah Pos dan
Telekomunikasi III di Surabaya, menggantikan D. Hage. Selama 7 tahun ia mengawasi daerah inspeksi Pos dan Telegrap di Jawa Timur. Pada tanggal 24 April 1986 di Tretes dilangsungkan Rapat Kerja para Kepala Daerah
Telekomunikasi di seluruh Indonesia, sampai tanggal 27 April 1968. Bersamaan dengan itu diadakan Kongres III persatuan Wanita Postel yang kemudiian
membentuk organisasi wanita Periska Postel (Persatuan Istri Karyawan dan Karyawati Pos dan Telekomunikasi).
Ketika GESTOK 1965 meletus, Adiwinata menghadapi tugas yang berat
sekali. sebagai anggota Team Screening, ia bisa dibunuh kalau memasuki daerah tertentu. Ketika itu bjumlah pegawai yang masuk SB Postel di Jawa Timur cukup
banyak. Mereka yang masuk anggota Pengurus SB Postel di kantor Pos harus di
“screen” oleh “Team screening”. Pada suatu kita Adiwinata harus melakukan “Screening” terhadap seorang anggota Pengurus SB Postel di Kantor Pos Blitar.
harus mengarahkan serah terima di kantor, Adiwinata memanggil pegawai Pos itu justru dikualifikasikan sebagai simpatisan SB Postel. Untuk menghilangkan
dugaan yang tidak tepat itu, Adiwinata bersama anggota “Team Screening” Surabaya pergi ke Blitar, untuk melakukan “screening” terhadap pegawai itu.
Namun setibanya di Blitar, ia justru dihadapkan ke “meja hijau” Muspida
setempa, yang langsung melakukan interogasi terhadap dirinya. Seteah Muspida menerima keterangan dan penjelasan seperlunya bahwa “Team Screening” di
Surabaya dibentuk atas Instruksi Pusat, barulah Muspida setempat menyadari, bahwa “Team Screening” yang dibentuk Kepala Daerah Pos dan Telegrap III di
Surabaya bertindak lebih cepat dan tepa daripada Muspida seempat.
Pada tahun itu pula Adiwinata dipindah ke Kantor Pos Pusat PN Pos dan Giro di Bandung, dan diangkat menjadi Direktur Administrisai Pos, dalam Direksi
PN Pos dan Giro yang dipimpin oleh Oesadi, SH sejak 15 nopember 1965. Sebagai Direktur Administrasi Pos ia membawahi bagian Tata Usaha dan
Administrasi Kepegawaian serta Bagian Keuangan. Karena ia merasa masih kurang menguasai bidangnya yang baru, dengan tekun ia mendalami tugas pekerjaannya sampai jauh malam, tak lain untuk menyukseskan anggaran belanja
PN Pos dan Giro yang harus diajukan ke Departemen Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Pos danTelekomunikasi. Usahanya ini tidak sia-sia, dan justru
akan membantu memudahkan tugas pekerjaan pada jabatannya di Direktrat Jenderal Pos dan Telekomunikasi kemudian.
Tidak lama ia menduduki jabatan Direktur Administrasi Pos. Sejak 1 april
Postel Urusan Administrasi logistik. Jabatan itu dalam perubahan kontelasi politik, menjadi Sekeraris Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Tugasnya
ketika itu tidak mudah dalam pemberesan administrasi keuangan Jawatan Post Telegraf Telefon tahun 1962/1963 yang pada tahun 1963 menjadi Perusahaan
Negara Postel, yang dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro, dan Perusahaan Negara Telekomunikasi. Bersama-sama dengan Soemantri, Kepala bagian Departemen Organ, ia berhasil membuat :
a. Neraca Post Telegraf Telefon (PTT) tahun 1962/1963 b. Neraca akhir Post Telegraf Telefon (PTT) tahun 1963
c. Neraca awal Perusahaan Negara Postel tahun 1963 d. Neraca akhir Perusahaan Negara Postel tahun 1963
e. Neraca awal PN dan Giro tahun 1965, lengkap dengan “herinventaris”
nya yang disusun bersam dengan Ir. Marsoedi dan Akuntan Negara yang
telah memberi persetujuannya dengan nilai “memadai”.
Ketika jabatan Kepala Pendidikan Pos dan Telekomunikasi tidak terisi pada tahun 1967. Adiwinata ditunjuk menjadi Ketua Presidium Pendidikan Pos dan Telekomunikasi.
Menjelang akhir kariernya, Adiwinata diangkat menjadi Direktur Utama PN Pos dan Giro. Mula-mula sebagai Pejabat Direktur Utama PN Pos dan Giro
lebih aman. Disamping itu Perusahaan Negara Pos dan Giro supaya berdikari, berdiri diatas kaki sendiri, tanpa membuat subsidi dari pemerintah.
Sudah beberapa tahun Perusahaan Negara Pos dan Giro mengalami defisit. Sebab itu ia harus mengusahakan kebijakan neraca seimbang dan melakukan “cost accounting” yang tepat. Tantangan inilah yang harus dihadapinya sebagai
Direktur Utama. Ia harus dapat meningkatkan pendapatan perusahaan, supaya pengeluaran dapat ditutup dari penerimaan. Ia harus menjalankan “management by obyektif”dengan melakukan “target approach”.
Ia melihat bahwa monopli pos tidak boleh diandalkan dengan perhitungan
bahwa publik akan datang sendiri ke Kantor Pos dan Giro. Kenyataan menunjukan bahwa Perusahaan Negara Pos dan Giro menghadapi persaingan pemakai jasa pos. Berhubung dengan itu ia mulai menggiatkan “public relation service” atau dinas hubungan masyarakat dalam tahun pengangkatannya itu pula.
Secara Organisatoris, urusan Humas Pos dibawah dibawah Direktur Tata Usaha
dan Kepegawaian Pos. Namun, secara taktis di tempatkan dibawah Direktur Utama Perusahaan Negara Pos dan Giro.
Dinas Humaspos harus melakukan pendekatan ke dalam dan ke luar. Ke
dalam, dinas ini menerbitkan majalah perusahaan yang mula-mula dinamakan Warta Bulanan Resmi. Ketika itu sedang di kembangkan singkatan untuk memper
pendek istilah yang panjang. Warta Bulanan resmi Perusahaan Negara Pos dan
Giro itu diberi singkatan “Warboel”. Mereka yang mengerti bahasa Belanda,
Belanda berarti sesuatu yang porak poranda atau brengsek tidak karuan. Singkatan
itu lalu diganti dengan “Warres” dan kemudian diganti lagi dengan “Merpatipos”.
Dalam majalah bulanan itu dimuat tulisan yang bersifat membangun manusia Pos dan Giro dalam hubungannya dengan pelayanannya kepada
masyarakat pemakai jasa Pos dan Giro. Sikap yang perlu dimiliki pegawai Pos dan Giro dalam hubungannya satu sama lain di kantor untuk penyelesaian pekerjaan dinas diketengahkan, karena sikap yang tepat menentukan keberhasilan
perusahaan.
Yang perlu dicatat ialah bahwa dalam majalah itu dilancarkan sayembara
menulis karangan dengan tema peningkatan dinas ini dan dinas itu. Disini Adiwinata mendorong para pegawai untuk memecahkan masalah. Ia mengajak pegawai melakukan penelitian secara muurah, karena hadiahnya hanya sampai
Rp. 25.000,00 ( Dua puluh lima ribu rupiah) bagi pemenang tertinggi. Secara ini ia mendidik pegawai supaya mempunyai sikap keterlibatan dalam masalah yang
dihadapi perusahaan, yang terasa menjadi miliknya dan perlu dikembangkan kemajuannya baik kualitatif maupun kuantitatif. Begitu besar perhatiannya kepada
faktor manusia ini, sampai ia menerbitkan buku saku yang di beri judul : “Tiga
Pesan” untuk para pegawai, bahkan untuk siapapun yang merasa berkepentingan,
sebelum ia meninggalkan perusahaan.
Ke luar, dinas Humaspos melakukan pendekatan kepada masyarakat pemakai jasa agar suka Pos dan Giro, dengan melancrakan promosi lewat siaran Televisi Republik Indonesia (TVRI), Radio Republik Indonesia (RRI), Iklan,
Pena”, menyokong Persatuan Pengumpul Perangko dan mengadakan kunjungan
ke sekolah-sekolah. Perusahaan Negara Pos dan Giro makin dikenal dan disukai
masyarakat yang masih perlu diberi penerangan, sehingga jasanya makin dipakai di masyarakat yang lebih luas.
Daya upaya Direktur Utama, Adiwinata, mencapai sasaran yang dituju. Pada tahun 1968 Perusahaan Negara Pos dan Giro tidak mengalami defisit lagi, berkat pelayanan pos kilat dan pos kilat khusus, yang makin dipakai oleh para
pengirim. Dengan rasa lega Direksi Perusahaan Negara. Pos dan giro dapat membayar lunas kenaikan gaji pegawai 50% yang tertunda sampai bulan
Nopember 1968. Begitu pula hutang kepada administrasi luar negeri sebelumnya, (untuk keperluan pengangkutan pos dalam hubungan internasional), dapat di bayar lunas.
Ia merasa puas bahwa keuangan Perusahaan Negara Pos dan Giro dapat di sehatkan kembali dengan menempuh pendekatan yang terpadu kepada semua
anggota Direksi dan eselon yang ada di bawahnya masing-masing. Ia berpesan kepada generasi penerus di lingkungan Perusahaan Negara Pos dan Giro, supaya memiliki kebanggaan atas perusahaannya. Kebanggan itu akan menimbulkan
kecintaan yang akan menjaga dan memelihara disiplin kerja, sebagai tradisi yang tinggi untuk menjaga nama baik Perusahaan Negara Pos dan Giro.
Sebagai pejabat teras, Adiwinata pernah bertugas belajar di Australia pada tahun 1954. Dari tanggal 16 Mei 1969 sampai 7 Juni 1969, ia menghadiri Seminar Manajemen Dinas Pos di Denmark. Ia pun menghadiri penutupan Kongres UPU
Nopember 1969. Ia pernah menjadi Pengganti sementara Direktorat Jenderal Postel, ketika Dirjen Postel ke luar negeri.
1.3Logo dan Arti Logo PT. Pos Indonesia (Persero)
Gambar 1.1 Logo PT.Pos Lama
Perum Pos dan Giro, logo lama perusahaan ini terdiri dari unsur padi-kapas yang bersambung dengan banner diatas dengan tulisan RI, banner
dibawah dengan tulisan POS & GIRO, mengelilingi unsur segi-lima yang mengurung bola dunia dan burung. Diantara segilima dan padi kapas terdapat arsiran horisontal. Ide utama pada logo ini adalah burung, sebagai
simbol atau tanda yang mewakili merpati pos, konsep pengantaran surat jaman dahulu. Bola dunia, sebagai simbol dari perputaran dunia dan
Unsur padi kapas, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, adalah mewakili simbol keadilan sosial dari Pancasila, untuk kelompok tertentu
padi melambangkan pangan dan kapas melambangkan sandang. Banner yang bertuliskan R I di atas segilima dan merupakan ujung dari unsur
padi-kapas yang melingkari segi-lima, merupakan singkatan dari Republik Indonesia.
Makna yang tertangkap secara semantik dari membaca tanda tanda ini
adalah pekerjaan profesionalitas pos yang dilambangkan dengan burung dan bola dunia terkurung oleh segi-lima dan masih dikelilingi oleh padi kapas
yang ujung atasnya ada banner bertuliskan RI, yang memberikan kesan bersifat Nasional. Bisnis Pos adalah bisnis yang berlingkup Internasional, menghubungkan antar negara di dunia, sehingga kesan yang timbul dari
logo lama PT. Pos ini adalah profesionalitas Pos yang bersifat internasional dilambangkan dengan burung merpati dan bola dunia, masih terkurung oleh
hal-hal yang bersifat Nasional, burung tidak dapat lepas dan bebas. Gambar 1.2
Pada logo PT. Pos baru, burung Merpati melambangkan pos yang siap terbang mengelilingi dunia telah bebas tak terkurung oleh segi-lima dan
padi kapas, berjalan semakin cepat, divisualisasikan dengan sayap yang bergaris garis horisontal dan proporsi burung yang lebih memanjang dan
mengecil di ujung, usaha untuk memvisualisasikan kecepatan serta burung merpati merupakan pengantar surat pada zaman kuda melambangkan bahwa pos adalah pengantar pesan. Ukuran burung lebih besar dibandingkan
dengan bola dunia, dapat terbaca bahwa burung dapat menguasai dunia.Bola dunia juga melambangkan bahwa PT Pos Indonesia melayani hingga ke
seluruh dunia. Warna orange digunakan untuk menandakan, sesuatu yang penting,selain itu warna orange melambangkan melambangkan bahwa kantor pos melayani hingga ke pelosok negeri, bahkan dalam keadaan gelap.
Sehingga warna orange dapat terlihat jelas, dan mudah di kenali.
Tulisan dengan tipografi bold : POS INDONESIA, adalah nama
perusahaan dengan identitas negara, berada di bawah gambar burung dan bola dunia, disini terbaca bahwa yang utama adalah profesionalitas dibidang usaha, dengan slogan Untuk anda kami ada . untuk menambah kesan
1.4Visi Misi dan Moto PT. Pos Indonesia (Persero)
Visi
Menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan menyediakan layanan
suratpos, paket, dan logistic yang handal serta jasa keungan yang terpercaya.
Misi
Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang
selalu tepat waktu dan nilai terbaik.
Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja yang
aman, nyaman dan menghargai kontribusi.
Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha
yang menguntungkan dan terus bertumbuh.
Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat.
Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada
seluruh pemangku kepentingan.
Moto
1.5Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia (Persero)
Gambar 1.3
1.6Struktur Organisasi Sekretariat Perusahaan PT. Pos Indonesia (Persero)
Gambar 1.4
1.7Struktur Organisasi Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)
Gambar 1.5
Struktur Organisasi Public Relations PT. Pos Indonesia Sumber : PT.Pos Indonesia
1.8Job Description
Berikut ini adalah Job Description dari struktur organisasi Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero):
1.8.1 Manajer Public Relations
1. Merencanakan, mengorganisir, dan melaksanakan program dan kegiatan internal publik relations meliputi berbagai kegiatan
2. Mengorganisir dan melaksanakan kegiatan penting di perusahaan dan membuat panduan umum untuk penyelenggaraan kegiatan
yang dilakukan oleh unit lain serta mengelola kegiatan dokumentasinya.
3. Mengembangkan metode komunikasi internal yang efektif sehingga terciptanya image yang positif dan mampu memotivasi kalangan internal terhadap kebijakan manajemen maupun berbagai
permasalahan perusahaan.
4. Mengembangkan panduan komunikasi internal yang dilakukan
oleh unit lain sehingga kegiatan unit Public Relations dilakukan secara efektif dan efisien.
5. Menyusun kegiatan fungsi Public Relations berdasarkan data kalender kegiatan bagian.
6. Merencanakan, mengendalikan, dan mengembangkan identitas
perusahaan serta nilai-nilai budaya perusahaan.
7. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran yang berkaitan dengan aktivitas Devisi Komunikasi Korporat.
8. Mengelola sumber daya bagian secara efektif dan efisien.
1.8.2 Divisi Internal
2. Mengorganisir kegiatan event-event penting di perusahaan dan membuat panduan umum untuk penyelenggaraan serta mengelola
kegiatan dokumentasi.
3. Mengembangkan metode komunikasi internal yang efektif
sehingga terciptanya image yang positif dan mampu memotivasi kalangan internal terhadap kebijakan manajemen maupun berbagai permasalahan perusahaan.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi dampak kebijakan manajemen kepada image pegawai terhadap perusahaan serta memberikan
rekomendasi agar kebijakan manajemenen mampu secara efektif meningkatkan dukungan dari lingkungan internal perusahaan. 5. Menyusun kegiatan korporat berdasarkan data kalender kegiatan
bagian.
6. Mengorganisir dan mengkoordinasikan dengan bagian terkait
untuk penerbitan dan sirkulasi kalender, agenda perusahaan, dan kartu ucapan perusahaan tepat waktu.
1.8.3 Divisi Dukungan Keuangan dan Pengadaan
1. Membuat Nota Pusat Permintaan HPS Pengadaan Pembuatan
Barang-barang Souvenir ke Petugas Pelaksana Pembuat HPS di Divisi Komunikasi Korporat.
2. Membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Surat Permintaan
3. Melaksanakan Seleksi dan Evaluasi Penawaran Harga, Membuat Surat Undangan Negosiasi dan Berita Acara Rapat Klarifikasi dan
Negosiasi dalam Pembuatan Souvenir.
4. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK) dan Surat
Perjanjian/Kontrak.
5. Membuat Surat Penunjukan Penetapan Perusahaan Pelaksana Pekerjaan.
6. Membuat Surat Pemberitahuan Pengenaan Denda Keterlambatan Penyerahan Souvenir Yang Dipesan kepada Pihak
Rekanan/Vendor.
7. Menyusun dan Mengarsipkan Naskah-naskah Pekerjaan.
8. Membantu Proses Pekerjaan Petugas Pembuat SPB Bagian Purel.
9. Melakukan Tugas-tugas Lain Yang Diperintahkan oleh FP SDM & Kug dan Manajer.
1.8.4 Divisi Dukungan Pers
Fungsi dari divisi Dukungan Pers yaitu mendukung aktivitas
Public Relations dalam mempublikasikan perusahaan kepada pihak eksternal (stakeholder eksternal) melalui sarana media masa yang efektif
dalam upaya membangun citra positif PT Pos Indonesia (Persero). Tugas-tugas dari divisi ini diantaranya:
1. Menjalin keselarasan hubungan dengan wartawan untuk
2. Melakukan akses dengan wartawan & media dalam hal pemuatan maupun koreksi berita di media massa dalam kondisi mendesak
maupun normal.
3. Koordinator liputan, redaktur bulettin internal INFO pos.
Menyelesaikan tugas yang diserahkan oleh atasan. 1.8.5 Divisi Dukungan Eksternal
Mendukung aktivitas Public Relations dalam mempublikasikan perusahaan kepada pihak eksternal melalui sarana media dalam upaya membangun citra positif PT Pos Indonesia (Persero).
1. Mendukung aktivitas Public Relations dibidang penyiapan materi advertorial & iklan.
2. Menyusun draft News Release untuk kebutuhan berita setiap event
korporat.
3. Mendukung penyiapan materi iklan/display korporat maupun
produk, melalui koordinasi dengan lintas fungsi terkait.
4. Mengerjakan surat menyurat atas proposal yang disetujui, melakukan pemantauan laporan kegiatan, menghimpun bukti
sponsor, kuitansi, selanjutnya melaporkan ke bagian keuangan Public Relations untuk dipertanggungkan sebagai biaya perusahaan.
5. Menghadiri rapat dalam lingkup kerja komunikasi eksternal.
6. Melakukan pendampingan dalam lingkup kerja komunikasi
7. Membantu menjawab pengaduan masyarakat pada media massa. 8. Membantu melakukan analisis media massa secara periodik
(bulanan).
9. Melaksanakan tugas lain dari atasan langsung dan Manajer Public Relations.
1.9Sarana dan Prasarana
Letak kantor Public Relations PT. Pos Indonesia berada di Jalan Anggrek No. 59 Bandung. Kantor yang berada cukup jauh dari kantor Pos pusat ini hanya digunakan oleh staff dan bagian Public Relations.
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Kantor Public Relations PT. Pon Indonesia (Persero) ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Daftar Sarana Kantor Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)
Sumber : PT.Pos Indonesia
NO. SARANA JUMLAH
1 Ruang Tamu 1
2 Ruang Manajer Public Relatios 1
3 Ruang Divisi Internal 1
4 Ruang Divisi Eksternal 1
6 Ruang Tengah (Santai) 1
7 Ruang Editor 1
8 Ruang Rapat 1
9 Ruang Karyawan 5
10 Kamar Mandi/WC 3
11 Mushola 1
12 Dapur 1
13 Kamar Petugas Keamanan 1
14 Gudang 2
Tabel 1.2
Daftar Prasarana Kantor Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)\
Sumber : PT. Pos Indonesia
NO PRASARANA JUMLAH
1 Komputer 10
2 Televisi 2
3 AC 5
4 Saluran Indovision 1
5 Printer 10
6 Telepon Umum 2
7 Telepon Saluran Internal 6
9 Saluran Internal speedy 1
10 Mesin Fax 3
11 Mesin Penjilid 1
12 Mesin Photocopy 1
13 Kamera DSLR 5
14 Handicam Profesional 2
15 Tripod 5
16 X-Banner 5
17 Papan Pengumuman 5
18 Lemari File 10
19 Meja dan kursi kerja karyawan 15
20 Lemari Pendingin 1
21 Kompor Gas 1
1.10 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan
1.10.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Bagian Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero) Pusat Bandung yang bertempat di Jalan Anggrek No. 59 Bandung. Kantor Public Relations PT. Pos ini berjarak cukup jauh dari kantor Pos Pusat yang berada di Jalan Asia Afrika No. 49 Bandung.
1.10.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan
Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan kurang lebih selama 1 bulan.yang terhitung sejak tanggal 15 Juli
2013 sampai dengan 16 Agustus 2013 di Bagian Public Relations PT. Pos Indonesia. Adapun waktu kerja yang dilakukan yaitu dari pukul 09.00 – 16.00 WIB (ketika bulan Ramadhan) dan pukul
BAB II
PELAKSANAAN PKL
2.1.Aktivitas Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Pada saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi Komunikasi Korporat Bagian Public Relations, penulis ditempatkan di bagian Public Relations. Aktivitas Praktek Kerja Lapangan (PKL)
di PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi Komunikasi Korporat Bagian Public Relations berlangsung sejak tanggal 15 Juli hingga 16 Agustus 2013, membuat mahasiswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan. Adapun ketentuan perusahaan untuk jam masuk adalah pukul 09.00 WIB dan jam pulang adalah pukul 16.00 WIB.
Kegiatan yang dilakukan terbagi menjadi 2 bagian yaitu kegiatan rutin dan insidentil. Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakuakan setiap hari atau sering
dikerjakan. Sedangkan kegiatan insidentil yaitu kegiatan yang dilakukan sesekali saja seperti perkenalan kepada staf dan lain sebagainya. Adapun aktivitas Praktek Kerja yang dilakukan selama kurang lebih 1 bulan dapat dijabarkan ke dalam
Tabel 2.1
Aktivitas Praktek Kerja Lapangan Sumber : Data Penulis Juli – Agustus 2013
15. Jumat
Acara Gladi Resik Upacara
17-Agustus-2013
2.2. Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Selama pelaksanaan praktek kerja lapangan, pada kesempatan tersebut
2.2.1. Kegiatan Rutin
Kegiatan Rutin yang dijalani selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini adalah kegiatan yang normal dilakukan pada hari kerja.
2.2.1.1. Stempel Amplop Perusahaan
Penulis diberikan tugas untuk memberikan stempel pada amplop
perusahaan. Surat-surat yang masuk dari perusahaan media massa seperti surat kabar dan radio yang menjalin kerjasama dengan PT. Pos Indonesia. Surat-surat tersebut lalu diproses oleh bagian Administrasi dan
menyerahkan pada penulis untuk dimasukkan kedalam amplop lalu dibubuhkan stempel perusahaan.
2.2.1.2. News Release
News release dibuat baik ketika perusahaan akan mengadakan sebuah kegiatan ataupun setelah kegiatan terselenggara. Penulis harus bisa membuat news release dengan memperhatikan segala unsur – unsur yang telah ditetapkan. Misalnya isi dari sebuah news release harus memenuhi unsur “5 W + 1 H”, yaitu what, when, where, who, why, dan how.
2.2.1.3. Analisa Proposal Masuk
Penulis diberikan kesempatan untuk belajar mengenai bagaimana menganalisa proposal-proposal yang masuk. Menganalisa maksud dan
operasional, struktur organisasi perusahaan, dan keuntungan ataupun kerugian bagi perusahaan.
2.2.1.4. Analisa Tugas Kompetensi PR
Penulis berkesempatan untuk belajar tentang Kompetensi-kompetensi PR
dari staff administrasi PT. Pos Indonesia tempat penulis melaksanakan PKL.
2.2.2. Kegiatan Insidental
2.2.2.1. Pengarahan kerja PR Dan Pengenalan Karyawan PT. Pos Indonesia
(Persero)
Kegiatan ini meliputi pengenalan terhadap seluruh staff yang berada di
bagian Public Relations mulai dari kepala divisi, kepala bagian dan seluruh staff yang menangani bagian masing – masing. Penjelasan berlanjut pada tata tertib yang harus dipatuhi selama PKL berlangsung. Mulai dari jam masuk hingga jam
keluar, dan tata tertib lainnya yang sifatnya meningkatkan kedisiplinan mahasiswa guna mampu beradaptasi dengan iklim perusahaan maupun juga budaya
2.2.2.2. Menginput Surat Masuk, Surat Keluar Dari Perusahaan
Penulis belajar bagaimana menginput Surat Masuk dan Surat Keluar yang
ada di perusahaan ke komputer bagian administrasi. Semua surat-surat yang ada baik masuk maupun keluar harus di input kedalam komputer administrasi perusahaan.
2.2.2.3. Merencanakan Kegiatan Acara Buka Bersama
Salah satu kegiatan yang diadakan oleh bagian Public Relations dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan adalah kegiatan buka
puasa bersama. Seluruh karyawan perusahaan mengagendakan kegiatan buka puasa bersama pada bulan Ramadhan. Penulis belajar bagaimana
mendengar pendapat dari anggota tim lainnya demi terciptanya kesepakatan bersama.
2.2.2.4. Membuat Laporan Acara Buka Puasa Bersama
Penulis membuat Laporan dari kegiatan yang telah dilangsungkan, yaitu
buka puasa bersama. Laporan berisi tentang perencanaan kegiatan, waktu dan tempat, laporan selama kegiatan berlangsung, biaya operasional, dan kesimpulan.
2.2.2.5. Packing Kartu Lebaran
Penulis diberikan tugas untuk mengemas Kartu Lebaran yang akan
dikirim keluar. Kartu Lebaran tersebut merupakan bentuk corporate relations yang diagendakan PT. Pos Indonesia.
2.2.2.6. Acara Halal Bihalal
kegiatan Humas Internal yang dilakukan untuk menjalin hubungan antara seluruh internal perusahaan.
2.2.2.7. Mengunjungi Perpustakaan PT. Pos Indonesia (Persero)
Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis diijinkan untuk mengunjungi Perpustakaan PT. Pos Indonesia (Persero) yang berada di Jl. Cilaki No. 73 Bandung. Perpustakaan ini cukup lengkap dimana penulis
bisa menemukan sebagian besar informasi maupun pengetahuan yang berguna bagi pendidikan penulis sendiri, khususnya dalam bidang
Komunikasi.
2.2.2.8. Acara Gladi Resik Upacara 17 Agustus 2013
Penulis mengikuti acara Gladi Resik untuk Upacara 17 Agustus 2013 yang diikuti oleh seluruh staf dan karyawan bagian Public Relations dan
Pusat. Penulis mengikuti rangkaian agenda acara gladi resik yang dilangsungkan. Acara ini merupakan bentuk Responsibility dari perusahaan sebagai Warga Negara Indonesia.
2.3. Deskripsi Public Relations
2.3.1. Definisi Public Relations
Relations adalah:
“PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian”, (Jeffkins, 2003:10).
Sedangkan pengertian Public Relations menurut Onong Uchana Effendy
“Humas adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara
timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan
meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama”, (Rachmat Kriyantono, 2008:3).
Public Relations atau Humas menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun yang non-komersial. Sebenarnya, Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. Setiap orang pada dasarnya juga selalu mengalami Public Relations, kecuali jika ia terisolasi dan tidak menjalin kontak dengan manusia lainnya.
2.3.2. Ruang Lingkup Public Relations
Public Relations memiliki suatu lingkup yang luas dalam menghadapi permasalahan–permasalahan dalam suatu organisasi yang berhubungan dengan kegiatan organisasi, baik dalam publik internal maupun eksternal. Oleh karena itu,
Public Relations atau Humas memiliki bidang-bidang cakupan atau ruang lingkup sebagai berikut :
1. Hubungan dengan pelanggan (Customer Relations).
2. Hubungan dengan masyarakat atau penduduk (Community Relations).
3. Hubungan dengan pers atau media massa (Press Relations).
4. Hubungan dengan intansi-instansi pemerintah (Government relations). 5. Hubungan karyawan atau pegawai (Employee Relations).
6. Hubungan dengan berbagai pihak terkait (stakeholder Relations). Ruang lingkup Public Relations dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Hubungan dengan pelanggan (Customer Relations)
Hal ini mencakup kegiatan seperti member informasi kepada pelanggan atau nasabah, menjelaskan prosedur, tata cara, waktu, menyampaikan pesan-pesan,
laporan berkala (melalui brosur, jurnal, surat dan sebagainya), menyelenggarakan acara bersama pelanggan dan menciptakan suasana
kenyamanan atau kemudahan bagi urusan para pelanggan dan melayani pelanggan atau tamu.
2. Hubungan dengan masyarakat atau penduduk (Community Relations)
Hal ini mencakup kegiatan membina hubungan baik dengan penduduk atau masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi penduduk di sekitar lokasi
pabrik atau perusahaan atau toko atau di sekitar kantor organisasi atau lembaga yang bersangkutan.
Hal ini mencakup kegiatan membuat kliping (guntingan berita dari Koran, majalah, dan lain-lain) serta menganalisa pendapat umum (opini publik) atau
aspirasi kelompok-kelompok tertentu (specific group opinion), menyampaikan informasi dan pernyataan resmi melalui media massa, menyelenggarakan
acara jumpa pers (press conference) atau menyusun dan mengedarkan keterangan pers (press release), membina hubungan komunikasi dua arah dengan wartawan dan redaksi media massa (surat kabar, TV, radio, majalah,
tabloid dan lain-lain).
4. Hubungan dengan instansi-instansi Pemerintah (Government Relations)
Hal ini mencakup kegiatan pembinaan dan penyelenggaraan hubungan komunikasi dua arah dengan instansi-instansi pemerintah (pemerintah daerah atau kabupaten atau kota, pihak kepolisian, dinas tenaga kerja dinas
perindustrian, dinas pariwisata dan lembaga lainnya), upaya-upaya perolehan informasi actual dari berbagai instansi pemerintah dan sebaliknya
menyampaikan informasi kepada instansi terkait.
5. Hubungan dengan karyawan atau pegawai (Employee Relations)
Hal ini mencakup kegiatan pembinaan hubungan ke dalam (pimpinan dengan
karyawan dan sesama bawahan) yang memang terkesan tumpang tindih dengan fungsi dan tugas Bagian Kepegawaian (Personalia). Ada pula yang
secara spesifik sebenarnya merupakan ruang lingkup Kehumasan, yaitu menyampaikan kebijakan organisasi atau perusahaan kepada karyawan untuk disampaikan kepada pimpinan. Dengan demikian, diharapkan tercipta suasana
6. Hubungan dengan berbagai pihak terkait (Stakeholder Relations)
Hal ini mencakup kegiatan yang menunjang atau terus-menerus berhubungan
dengan kegiatan organisasi atau perusahaan atau lembaga (seperti agen-agen, supplier, distributor) dan juga mencakup hubungan dengan para pemegang saham (Stakeholder Relations).
2.3.3. Tujuan Public Relations
Karena Public Relations merupakan fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatan komunikasi, maka pada dasarnya tujuan Public Relations adalah tujuan-tujuan komunikasi. Tujuan Public Relations, antara lain :
1. Menciptakan Pemahaman (Mutual Understanding) antara perusahaan dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi (well-informed) antara perusahaan dan publiknya. Kecukupan
informasi ini merupakan dasar untuk mencegah kesalahan persepsi. Kesalahpahaman akibat salah persepsi atau kekurangan informasi merupakan
kesalahan mendasar dalam kegiatan komunikasi (primery-breakdown of communication).
2. Membangun Citra Korporat (Corporate image)
Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut
persepsi akan mempengaruhi sikap publik, apakah mendukung, netral, atau memusuhi.
3. Citra Korporat Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Corporate Social Responsibility adalah program Public Relations untuk melibatkan diri mengatasi persoalan-persoalan sosial di lingkungannya.
Dengan kata lain, CSR adalah pengintegrasian kepedulian perusahaan, ada yang menyebut sebagai Community Development atau filantropi/keikhlasan berbagi) adalah investasi sosial perusahaan yang bersifat jangka panjang. Secara berangsur akan terbentuk citra positif terhadap kegiatan sosial yang
dilakukan. Beberapa kegiatan bisa menjadi trade mark perusahaan yang berpengaruh dalam memperkuat merek produk.
4. Membentuk Opini Publik yang Favorable
Sikap publik terhadap perusahaan bila diekspresikan disebut opini publik. Jadi, opini publik ini merupakan ekspresi publik mengenai persepsi dan
sikapnya terhadap perusahaan. Citra perusahaan yang baik akan membuat keuntungan kompetitif bagi perusahaan.
5. Membentuk Goodwill dan Kerjasama
2.3.4. Fungsi dan Peranan Public Relations
a. Fungsi Public Relations
Adapun fungsi humas menurut Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public
Relations: Principles and Problems, mengemukakan fungsi humas sebagai berikut:
1. It should serve the public’s interest (mengabdi kepada kepentingan umum)
2. Maintain good communication (Memelihara komunikasi yang baik)
3. Stress good morals and manners (menitikberatkan moral dan perilaku yang baik)
Dari fungsi humas di atas menurut Bertrand R. Canfield dapat dirumuskan, sebagai berikut:
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik ekstern maupun intern.
3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik
kepada organisasi
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.
b. Peranan Public Relations
Peran utama Public Relations pada intinya adalah sebagai berikut :
2. Membina Relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya.
3. Peranan Back Up Management yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan.
4. Membentuk Corporate Image artinya peranan Public Relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. (Effendi, 2008 : 9-11)
2.4. kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Ruang lingkup Public Relations atau yang lebih dikenal dengan istilah Humas, menyangkut kepentingan internal dan eksternal. Dalam lingkup internal,
seorang PR berupaya untuk mencapai satu kondisi dimana karyawan bergairah dalam bekerja. Yang harus dilakukan seorang praktisi PR dalam mencapai tujuan tersebut adalah bagaimana dia menyelenggarakan komunikasi persuasif dan
informatif. Di dalamnya PR melakukan analisa tentang kebijakan kepegawaian, menganalisa gaji dan kesejahteraan lainnya, menganalisa sikap para karyawan,
menganalisa kebijakan instansi dan kegiatan-kegiatan lainnya..
Sementara itu, dalam lingkup eksternal, seorang praktisi PR dalam rangka mencapai tujuannya yaitu menciptakan hubungan yang harmonis dengan
pihak-pihak lain sehingga tercipta kesan yang baik, akan melakukan tugas-tugas diantaranya melakukan survey bagaimana sikap atau penilaian masyarakat terhadap citra perusahaan. Seorang praktisi PR dalam kaitannya dengan menciptakan citra yang baik tentang lembaganya, akan senantiasa mengadakan konsultasi dengan pimpinan lembaganya terutama yang berkaitan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan terutama yang berkaitan dengan pencitraan kelembagaan.
Penulis mendapati bahwa PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi Komunikasi Korporat Bagian Public Relations tempat penulis melaksanakan PKL, telah mengaplikasikan teori-teori yang penulis pelajari di perguruan tinggi, Unikom, tempat penulis menimba ilmu. Dimana penulis pada saat melakukan PKL penulis mengerjakan apa yang menjadi pekerjaan yang biasa di kerjakan oleh pengawai
PT.Pos Indonesia misalnya membuat news release yang menjadi kerja penulis sehari-hari di tempat penulis melakukan kerja praktek Selama kegiatan PKL
berlangsung,dan juga penulis melihat terapan dari Teori-teori Komunikasi Antarpribadi, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Kelompok, serta Komunikasi Massa.
Meninjau pelaksanaan Public Relations di PT. Pos Indonesia (Persero), sudah dapat dikatakan sebagai state of being (berstruktur atau melembaga). Dimana bagian Public Relations sudah berdiri sendiri atau dapat dikatakan mandiri. Public Relations yang sudah berstruktur atau melembaga (state of being) ini sudah tidak lagi dibawah bagian pemasaran atau promosi tetapi sudah memiliki
2.5. Analisa Pelayanan Perusahaan Terhadap Mahasiswa PKL
Pada saat mengajukan proposal Praktek Kerja Lapangan, penulis diterima
dengan baik oleh pihak PT. Pos Indonesia (Persero). Ketika penulis memasuki kawasan PT. Pos Indonesia (Persero) untuk menyerahkan proposal Praktek Kerja Lapangan, penulis harus lapor terlebih dahulu kepada bagian security untuk menyampaikan maksud dan tujuan datang kesana dan mengisi beberapa data sebelum akhirnya diberikan sebuah nametag visitor. Hal ini berlaku bagi siapa saja yang berkunjung ke PT. Pos Indonesia (Persero) selain karyawan Perusahaan itu sendiri.
Awalnya penulis menyerahkan proposal pengajuan PKL kemudian penulis
melakukan wawancara, penulis disambut hangat oleh salah satu staff bagian Public Relations dan kemudian penulis diajukan beberapa pertanyaan. Setelah itu penulis diberitahukan bahwa penulis diterima untuk melaksanakan PKL di bagian Public Relations.
Hari pertama melaksanakan Praktek Kerja, penulis disambut dengan
hangat oleh Staf Public Relations. Dalam melaksanakan kegiatannya, penulis diwajibkan untuk mengenakan pakaian rapi seperti, kemeja, dan celana bahan.
Setiap harinya, penulis melakukan beberapa kegiatan Public Relations yang telah diarahkan oleh pembimbing. Arahan yang disampaikan oleh pembimbing sangat jelas sehingga penulis cepat menerima dan mengerjakan tugas
yang telah diberikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Merujuk pada kegiatan yang telah penulis lakukan selama menjalankan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi Komunikasi Korporat Bagian Public Relations Bandung, maka penulis mencoba menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan sebuah Persero yang bergerak dalam bidang mail, logistik dan jasa keuangan dengan menggunakan jejaring bisnis
dan infrastruktur terluas dan terpadu serta mengembangkan hubungan kolaboratif.
2. PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi Komunikasi Korporat memiliki Bagian
Public Relations yang kedudukannya sudah state of being atau melembaga. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal :
a. Adanya Kepala yang memimpin bagian Public Relations. b. Memiliki sub bagian internal dan eksternal.
c. Memiliki staf di masing-masing sub bagian Public Relations.
d. Memiliki jaringan luas dengan berbagai media, baik media cetak maupun elektronik.
3. Terdapat berbagai aktifitas kehumasan yang dilakukan secara rutin seperti : mengelola dokumentasi, merencanakan program mingguan/bulanan/tahunan. Serta aktifitas insidentil seperti : kegiatan CSR, menghubungi rekan media
4. Pelayanan PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi Komunikasi Korporat Bagian Public Relations kepada mahasiswa PKL sangat baik dan memberikan pengetahuan-pengetahuan yang aplikatif khususnya dalam bilang kehumasan.
3.2 Saran
3.2.1 Saran Untuk Perusahaan
Dengan berbagai kegiatan kehumasan yang beragam dari PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi Komunikasi Korporat Bagian Public Relations, penulis ingin menyampaikan saran bahwa:
1. Sebaiknya PT. Pos Indonesia (Persero) Divisi Komunikasi Korporat Bagian Public Relations lebih meningkatkan hubungan yang baik dengan para karyawan dengan mengadakan Coffee atau Tea Morning.
2. Koneksi Internet di setiap ruang kerja yang belum optimal yang
mengakibatkan pola kerja yang belum mencapai maksimal karena keterbatasan sarana internet. Oleh karenanya penulis menyarankan agar lebih meningkatkan lagi sarana internet dengan cara mengadakan hubungan kerja
sama dengan perusahaan penyedia layanan internet.
3. Sebaiknya sumber daya manusia ditambahkan, agar kinerja dari bagian Public Relations lebih optimal. Penulis menyarankan agar mempertimbangkan peluang penambahan SDM dari hubungan kerja sama dengan Poltek Pos
3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa PKL Selanjutnya
1. Mahasiswa PKL harus dapat lebih aktif dalam pelaksanaan PKL
2. Bagi mahasiswa PKL harus disiplin dalam melaksanakan PKL, datang dan
pulang tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan. 3. Bagi mahasiswa yang melaksanakan PKL, jadilah mahasiswa yang kreatif
dan inovatif, mempunyai inisiatif juga berpiawai dibidang yang dikonsentrasikannya
4. Mahasiswa PKL harus teliti dan tanggung jawab pada tugas yang diberikan
dan harus dapat bersosialisasi baik
5. Janganlah lupa untuk berkunjung kembali ke instansi atau perusahaan dimana
kita melaksankan Praktek Kerja Lapangan untuk lebih mempererat tali silaturahmi
Nama Lengkap : Frelly Ratsina Kulaleen
Nama Penggilan : Frelly / Phey
Tempat/ Tgl Lahir : Tual, 29 September 1988
Jenis Kelamin : Laki – laki
Status : Belum Menikah
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Kubang Sari 4 No. 8 Bandung 40134
Telp / Hp : 0857 9576 2507
1 Hans Kulaleen Ayah SMA PNS
2 Hellen Alice Toumahu Ibu S1 PNS
3 Naslen Merry Kulaleen Kakak Ke-1 S1 PNS
4 Sherly Kulaleen Adik Ke-2 S1 -
5 Daniela Yoselda Matilda Kulaleen Adik Ke-3 - -
6 Paskalia Sophia Beyrenan Adik Ke-4 - -
NO TAHUN LULUS
JENJANG SEKOLAH/PERG.TINGGI KETERANGA N
1 2006 – Sekarang S1 UNIKOM Proses
2 2003 – 2006 SMA SMAN 1 Tanimbar Selatan (MTB) Berijazah
3 2000 – 2003 SMP SMP Negeri 1 Tanimbar Selatan (MTB)
Berijazah
4 1994 – 2000 SD SDN 1 Maluku Tenggara Berijazah
5 1992 – 1994 TK TK Negeri 1 Maluku Tenggara Berijazah
NO BIDANG KEMAMPUAN KEAHLIAN
1 Bahasa Inggris Writing-Listening (Aktif). Speaking (Pasif)
2 Komputer Office, Design, Programmer
3 Olahraga Futsal, Football
4 Musik Vokal
RIWAYAT PENDIDIKAN