• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. Pos Indonesia (Persero) Bagian Public Relation

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. Pos Indonesia (Persero) Bagian Public Relation"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PT POS INDONESIA (PERSERO)

BAGIAN PUBLIC RELATIONS

Diajukan Sebagai Bukti Telah Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh :

Niluh Ayu Anggaswari 41810055

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Niluh Ayu Anggaswari

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Tempat tanggal lahir : Bandung, 19 Mei 1993

Umur : 20 Tahun

Agama : Hindu

Alamat : Jl. Tubagus Ismail Dalam No. 30

Telepon / HP : 085624193663

Email : ayuanggaswari@yahoo.co.id

Hobi : Berenang

Pendidikan Formal

Tahun Pendidikan Keterangan

1996-1997 TK. Harapan Bahagia Depok Berijazah

1998-2000 SD.Mekarjaya XV Depok Pindah

2001-2003 SD. Merak II Balaraja Tangerang Berijazah

2004-2006 SMPN 2 Balaraja Tangerang Berijazah

2007-2009 SMAN 1 Balaraja Tangerang Berijazah

(5)

Pengalaman Organisasi

Tahun Uraian Keterangan

2007 Pengurus OSIS Bersertifikat

2008 Ketua Komisi 1 Kaderisasi MPK Bersertifikat

2008 Wakil Ketua KSP (Kreativitas Seni Pelajar) -

2010 Pengurus HIMA IK Divisi Kreasi dan Seni Bersertifikat

2011 Sekretaris 2 HIMA IK Bersertifikat

2012 Wakil Ketua 2 HIMA IK Berserifikat

2012 Headgrup Komunitas Peduli Sesama -

Prestasi

Tahun Uraian Keterangan

2012 Juara II Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas Bersertifikat

Pengalaman Kerja

Tahun Uraian Keterangan

2013 Surveyor Instrat Pemilihan Gubernur -

2013 Praktek Kerja Lapangan di PT.POS Indonesia

Bagian Public Relations

-

Keahlian/bakat

No Uraian

1. Berenang

2. Menari

Bandung, Oktober 2013 Hormat Saya,

(6)

ii DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL ivi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Sejarah PT.Pos Indonesia(Persero) 1

1.1.1 Visi Misi danTujuan PT.Pos Indonesia (Persero) 5

1.1.2 Logo Dan Arti Logo PT.Pos Indonesia (Persero) 7

1.1.3 Motto Dan Kredo PT.Pos Indonesia (Persero) 10

1.2.Sejarah Public Relation PT.Pos Indonesia (Persero) 11

1.3.Sejarah Public Relations PT.Pos Indonesia (Persero ) wilayah Bandung 22

1.4.Struktur Organisasi PT.Pos Indonesia (Persero) 24

1.5.Struktur Organisasi Sekretariat Perusahaan PT.Pos Indonesia(Persero) 25

1.6.Struktur Organisasi Humas PT.Pos Indonesia ( Persero) 26

1.7.Job Description 26

1.8.Sarana dan Prasarana 31

(7)

iii BAB IIPELAKSANAAN PKL

2.1Aktivitas Kegiatan Selama PKL 34

2.1.1 Jadwal Kegiatann PKL 34

2.2Deskripsi dan Contoh Kegiatan Rutin dan Insidental 39

2.2.1 Kegiatan Rutin 39

2.2.1.1Menginput data Surat Masuk dan Surat Keluar 40

2.2.1.2Menginput Lembar Disposisi 41

2.2.1.3Mengirim dan Mengecek Faximili 41

2.2.1.4Photocopy 42

2.2.2 Kegiatan Insidentil 42

2.2.2.1Menulis di papan pengumuman 43

2.2.2.2Materi Tentang News Release 44

2.2.2.3Analisis Proposal Masuk menggunakan SWOT 44

2.2.2.4Kegiatan Tausiyah Buka Bersama Nasional Karyawan PT.Pos 45

2.2.2.5Membuat Final Report 47

2.2.2.6Analisis Liputan Advertorial Metro TV 50

2.2.2.7Kegiatan Buka Bersama dengan anak yatim 50

2.2.2.8Mengarsip foto kegiatan PT.Pos Indonesia (Persero) 51

2.2.2.9Mencatat Nomer Agenda Surat Keluar 51

2.2.2.10 Pengondisian Kartu Lebaran PT. Pos Indonesia(Persero)...52

2.2.2.11 Membuat Surat Undangan Halal Bil Halal...52

(8)

iiii

2.2.2.13Membuat dan Mempersiapkan Surat Undangan 17 Agustus...53

2.2.2.14 Kegiatan Halal Bil Halal...54

2.2.1.15Gladiresik Upacara Kemerdekaan Indonesia...56

2.3Deskipsi Tentang Public Relations 57

2.3.1 Definisi Public Relations 57

2.3.2 Ruang Lingkup Public Relations 57

2.3.3 Tujuan Public Relations 58

2.3.4 Fungsi dan Peranan Public Relations 60

2.3.5 Strategi Public Relations 62 2.4Analisis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 64

2.5Analisis Pelayanan Perusahaan Terhadap Mahasiswa PKL 68

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan 71

3.2Saran 72

3.2.1 Saran Untuk Perusahaan 72

3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa PKL 73

DAFTAR PUSTAKA 76

(9)

ivi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel1.1Daftar Sarana Kantor PR PT.Pos Indonesia 31

Tabel1.2Daftar Prasarana Kantor PR PT.Pos Indonesia 32

Tabel 2.1Pekerjaan yang Dilaksanakan Setiap Hari 35

(10)

vi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.1Logo PT.Pos Lama 7

Gambar 1.2Logo PT. Pos Baru 8

Gambar 1.3Struktur Organisasi PT.Pos Indonesia 24

Gambar 1.4Struktur Organisasi Sekretariat Perusahaan PT.Pos Indonesia 25

Gambar 1.5Struktur Organisasi Humas PT.Pos Indonesia 26

Gambar 2.1Penulis ketika menganalisis proposal 45

(11)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1Surat Permohonan Kerja Praktek 77

Lampiran 2Surat Balasan Permohonan Kerja Praktek 78

Lampiran 3Daftar Hadir PKL 79

Lampiran 4BeritaAcaraBimbinganLaporan PKL 81

(12)

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang maha Pemurah dan Penyayang,

karena berkat Rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja

Lapanngan ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penyusunan Laporan PKL ini dibuat

berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan penulis di PT Pos Indonesia (Persero) Bagian

Publi Relations selama kurang lebih 22 hari. Laporan Kerja Praktek ini dibuat untuk

memenuhi salah satu matakuliah Kerja Praktek program Pendidikan Strata Satu Program

Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas di Universitas Komputer Indonesia. Tiada

gading yang tak retak, itulah yang menggambarkan keseluruhan isi Laporan Praktek Kerja

Lapangan ini, karena dalam penulisan Laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

sehingga hasilnya pun masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati penulis mengharapkan kritik dan saran membangun untuk hasil yang lebih baik di masa

datang.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

Ayahanda I Gede Sudirga dan Ibunda tercinta Niluh Putu Natalina, yang telah

memberikan kasih sayang, semangat, dorongan serta dukungan sepenuhnya kepada penulis

baik moril maupun non moril. Sehingga laporan ini dapat diselesaikan, dan penulis

persembahkan untuk kedua orang tua yang tidak henti-hentinya mendoakan penulis.

Dalam melaksanakan laporan ini, penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini

(13)

i

Melalui kesempatan ini juga, dengan segenap kerendahan hati, penulis ingin

menyampaikan rasa hormat, terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang

terhormat :

1. Bapak Prof.Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah

mengeluarkan Surat Pengesahan Permohonan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan

terimakasih telah mendatangani Lembar Pengesahan ini.

2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

sekaligus sebagai Dosen Wali IK-2 2010, yang telah mempermudah seluruh proses

pembuatan laporan ini serta memberikan arahan sebelum dan sesudah penulis

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan juga memberikan bimbingan,

memberikan informasi, memberikan ilmu-ilmunya dan arahan kepada penulis.

3. Ibu Melly Maulin P, S.Sos, M.Si, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi FISIP

Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan arahan sebelum dan

sesudah penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini.

4. Bapak Inggar Prayoga, S.Ikom, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingannya kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini serta

memberikan arahan, kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Khususnya

Konsentrasi Ilmu Humas, yang telah membantu penulis dalam setiap perkuliahan

sehingga dapat diterapkan ketika melakukan Praktek Kerja Lapangan ini.

6. Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi, Ibu Astri Ikawati yang telah

membantu peneliti dalam pengurusan ketika akan dan telah melakukan Praktek

(14)

i

7. Bapak Abu Sofyan, selaku Manager Public Relations PT.Pos Indonesia (Persero)

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dan menerima penulis untuk

melakukan praktek kerja lapangan di PT Pos Indonesia (Persero) Bagian Public

Relations dan selaku pembimbing yang selalu memberikan informasi dan arahan

kepada penulis.

8. Bapak M.R. Ferry .H.S, Selaku Manager SDM PT.Pos Indonesia (Persero)

memberikan kesempatan kepada penulis dan menerima penulis untuk melakukan

praktek kerja lapangan di PT Pos Indonesia (Persero) Bagian Public Relations dan

selaku pembimbing yang selalu memberikan informasi dan arahan kepada penulis.

9. Ibu Tri Hadiasih, selaku pembimbing kerja praktek yang selalu memberikan

informasi dan arahan kepada penulis.

10.Seluruh karyawan PT.Pos Indonesia (persero) Bagian Public Relations serta

seluruh staf Sekretaris Wilayah PT Pos Indonesia (Persero) yang telah membantu

penulis ketika melakukan praktek kerja lapangan.

11.Untuk Sahabat-sahabat ku tercinta Bagus Sukma dan Dita Ayu yang telah

memberikan kasih sayang dukungan dan semangat kepada penulis.

12.Untuk yang tersayang Muchtalifan Achmad Farihan terima kasih atas kasih

sayang, doa, dukungan dan kesabarannya yang telah mendampingi Penulis selama

proses pembuatan laporan ini. You are the best in my heart…

13.Untuk Sahabat seperjuanganku I Made Putra Gustiawan, Anjar F. Aditya,

Ananda Safitri, Dewi Sartika, M.Gusti Pangestu, Erwin Wijaya, Abdee

Pradana Ugan terimakasih atas dukungan dan motivasinya kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

14.Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan Praktek Kerja

(15)

i

Tiada kata yang bisa terungkap, penulis hanya bisa mendoakan semoga segala bantuan,

bimbingan, dorongan dan seluruh kebaikan semua pihak yang telah diberikan kepada penulis,

mendapat balasan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Amien.

Kritik dan Saran sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan praktek kerja

lapangan ini. Akhir kata semoga penulisan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi pembaca.

Bandung, Desember 2013

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Sejarah PT.Pos Indonesia (Persero)

Perkembangan PT Pos Indonesia (Persero) erat kaitannya dengan sejarah

bangsa Indonesia yang telah melalui beberapa zaman, yaitu zaman penjajahan

Belanda, zaman penjajahan Jepang serta zaman kemerdekaan Indonesia. Surat – menyurat telah dilakukan manusia sejak zaman dahulu kala, dari mulai memakai

simbol – simbol dan gambar – gambar yang ditulis di daun – daunan sampai surat dengan tulisan – tulisan di atas ketas yang ada sekarang. Komunikasi tertulis dalam bentuk surat telah berkembang di Indonesia sejak zaman Kerajaan

Mulawarman, Sriwijaya, Tarumanegara, Mataram, Purnawarman dan majapahit.

Komunikasi tidah hanya terbatas dalam hubungan dalam negeri saja, melainkan

meluas hingga ke Negara tetangga seperti Siam, Birma dan lain – lain. Walaupun komunikasi secara tertulis telah diselenggarakan dengan cukup baik, namun badan

khusus yang menangani perantara untuk saling menukar berita masik nampak.

Kedatangan bangsa Belanda di bumi Nusantara merupakan awal terbentuknya

surat – menyurat antar Indonesia dengan Belanda. Hal ini ditandai dengan kedatangan 4 buah kapal Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman pada

tahun 1596 yang membawa surat – surat untuk para raja Banten dan Batavia. Pada tanggal 26 Agustus 1764, Gubernur Jendral G. W. Van Inhoff

mendirikan kantor pos pertama di Batavia (Jakarta) yang bertugas

(17)

menyelenggarakan pengiriman surat – surat, dokumen – dokumen, wesel pos dan berbagai kegiatan di bidang lainnya. Pentingnya pos pada masa itu dapat dilihat

pada pemberian anama jalan yaitu “Jalan pos Raya” untuk jalan pertama yang di

bangun VOC dari Anyer sampai Panarukan oleh Gubernur Jenderal Deandels.

Peranan kantor pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan teknologi

telegram oleh Morse pada tahun 1843, maka didirikan dinas telegrap yang

menyelenggarakan perhubungan berita jarak jauh dengan cepat. Pada tahun 1875,

Dinas Pos bergabung dengan Dinas Telegrap dan pada tahun 1878 dibentuk suatu

badan yaitu Jawatan Pos dan Telegrap yang kemudian diterima menjadi anggota

UPU (University Postal Union-Uni Pos). Pada tahun 1906 didirikanlah Post

Telegrapf end Telefoon Dienst oleh Pemerintah Belanda dengan Staatsblad No.

395 tahun 1906 yang kemudian dikenal dengan sebutan PTT. Awal mulanya PTT

merupakan badan usaha berlandaskan ICW (Indische Comtabilitest Wet) akan

tetapi pada tanggal 1 Januari 1932 PTT memiliki landasan baru yaitu IBW

(Indische Bardijft Weft). Perang dunia ke II meletus, peperangan terjadi dimana –

mana termasuk di Asia. Pada tanggal 8 Maret 1942, Pemerintah Belanda di

Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Ada pun nama PTT pada zaman

penjajahan Jepang (9 Maret 1942 – 14 Agustus 1945) yaitu Tsushin Shokyoku. Selama masa penjajahan Jepang, jawatan PTT terpecah – pecah mengikuti struktur organisasi pemerinta militer Jepang, sehingga pada masa itu terdapat

Jawatan PTT Sumatera, Jawatan PTT Jawa dan Jawatan PTT Sulawesi. Setelah

(18)

dengan disponsori mereka merebut kantor pos pusat Post Telegraf Telefoon (PTT)

di Bandung oleh angkatan muda PTT (AMPTT) dari pemerintah militer Jepang.

Dalam peristiwa ini, gugur sekelompok pemuda anggota AMPTT sehingga

pada tanggal tersebut menjadi tonggak awal berdirinya PTT Republik Indonesia

dan diperingati setiap tahunnya sebagai bakti PTT, yang kemudian menjadi hari

bakti pariwisata, pos dan telekomunikasi (PARPOSTEL). Pada tanggal 27

Desember 1949, jawatan PPT mulai memusatkan perhatiannya pada

pembangunan yang meliputi bidang kepegawaian, keuangan dan perbaikan

perlengkapan bangunan yang rusak dan pembangunan gedung yang baru. Pada

tahun 1960 pemerintah mengadakan reorganisasi alat – alat produksi dan distribusi yang ditujukan kearah pelaksana pasal 33 UUD 1945. Untuk itu

dikeluarkan PP No. 204/1961 Jo UU No. 19/Prp/1960. Berdasarkan UU tersebut

semua perusahaan yang modal keseluruhannya merupakan kekayaan Negara, baik

yang terjadi karena pemisahan dari kekayaan Negara maupun karena

nasionalisasi, menjadi Perusahaan Negara. Dengan PP No. 204/1961 Jo UU No.

19/Prp/1960, didirikan Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).

Pemilihan nama Postel dianggap lebih tepat karena mencakup seluruh lapangan

usaha perusahaan, sedangkan nama PTT dirasakan kurang lengkap karena tidak

menyebutkan hal – hal yang berkaitan dengan perhubungan radio.

Usia PN Postel tidak bertahan lama. Hal ini dikarenakan organisasi yang

(19)

pertumbuhan perusahaaan dalam memenuhi kebutuhan hajat hidup masyarakat,

pemerintah memandang perlu meninjau kembali status organisasi PN Postel. Oleh

karena itu, dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1965 dan Peraturan

Pemerintah No. 30 tahun 1965, dimana pemerintah memecah PN Postel menjadi

dua perusahaan yaitu PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi. Selanjutnya

melalui Undang – Undang No. 9 tahun 1969, status Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditetapkan menjadi Perjan, Perum dan Persero. Atas dasar tersebut maka

status PN Pos dan Giro Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978

diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pos dan giro. Dengan adanya

Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1983, maka pemerintah telah menetapkan tata

cara pengawasan dan pembinaan Perjan, Perum dan Persero. Untuk menyesuaikan

dengan ketentuan baru ini, Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978 yang mengatur

tentang Perusahaan Umum Pos dan Giro telah diganti dengan Peraturan

Pemerintah No. 24 tahun 1984. Setelah sebelas tahun menjadi Perum, Pos dan

Giro merasa telah memenuhi syarat untuk dialihkan bentuknya menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero). Untuk itu dalam rangka meningkatkan efisiensi

dan efektivitas usaha penyelengaraan usaha pos dan giro, maka sejak tanggal 20

Juni 1995 melalui Peraturan pemerintah No. 5 tahun 1995, Perum Pos dan Giro

secara resmi telah berubah bentuknya menjadi PT Pos Indonesia (Persero). Ada

pun tugas pokok dari PT Pos Indonesia (Persero) adalah membangun,

(20)

tahun 1984 secara otomatis tidak berlaku lagi, karena PT Pos Indonesia (Persero)

harus tunduk kepada akta pendirian yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

Indonesia dengan No.C2-8128 HT 01.01 tahun 1995 pada tanggal 29 Juni 1995

dan diumumkan dalam tambahan berita RI tanggal 22 Agustus 1995 No. 47 dan

akta ini telah didaftarkan kepada kantor Pengadilan Negeri Bandung hari kamis

tanggal 13 Juli 1995 dengan NO.861. Seiring dengan tibanya Jepang yang

mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia, jawatan PTT Sumatera, jawatan

PTT Jawa dan jawatan PTT Sulawesi. Jawatan PTT Republik Indonesia berdiri

secara resmi pada tangggal 27 September 1945 setelah dilakukan pengambilan

alihan kantor pos PTT di Bandung oleh angkatan muda PTT (AMPTT) dari

pemerintah militer Jepang. Dalam peristiwa ini, gugur sekelompok pemuda

anggota AMPTT sehingga pada tanggal tersebut menjadi tonggak awal berdirinya

PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahunnya sebagai bakti PTT, yang

kemudian menjadi hari bakti pariwisata, pos dan telekomunikasi (PARPOSTEL).

1.1.1 Visi, Misi dan Tujuan PT.Pos Indonesia (Persero)

a. Visi

Menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan menyediakan layanan

surat pos, paket dan logistik yang handal serta jasa keuangan yang

terpercaya.

b. Misi

- Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang

(21)

- Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja

yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi

- Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil

usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh

- Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat

- Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada

seluruh pemangku kepentingan

c. Tujuan PT.Pos Indonesia (Persero)

PT POS INDONESIA mempunyai tujuan memastikan

pengontrolan dapat dilakukan baik oleh pihak konsumen sendiri,

pengontrolan ini memerlukan biaya investasi yang cukup besar dalam

usaha memodernisasi dan tidak tergantung pada " Human Resources

" yang terlalu besar. Namun Turnover yang akan diterima dipastikan

akan lebih besar karena tujuan utama dari sistem ini untuk

mengembalikan kepercayaan masyarakat dan pada akhirnya untuk

membuat masyarakat Indonesioa loyal menggunakan PT POS

(22)

1.1.2 Logo dan Arti Logo PT.Pos Indonesia (Persero)

a. Logo PT. Pos Indonesia (Persero)

Gambar 1.1 Logo PT.Pos Lama

Sumber : Humas PT.Pos Indonesia Kantor Pos Bandung, 2013

Perum Pos dan Giro, logo lama perusahaan ini terdiri dari unsur

padi-kapas yang bersambung dengan banner diatas dengan tulisan RI,

banner dibawah dengan tulisan POS & GIRO, mengelilingi unsur

segi-lima yang mengurung bola dunia dan burung. Diantara segisegi-lima dan

padi kapas terdapat arsiran horisontal. Ide utama pada logo ini adalah

burung, sebagai simbol atau tanda yang mewakili merpati pos, konsep

pengantaran surat jaman dahulu. Bola dunia, sebagai simbol dari

perputaran dunia dan kekekalan (Cooper J.C. Traditional Symbols,

Thames & Hudson, London 1998, hal. 74) merepresentasikan hal

(23)

Gambar 1.2 Logo PT.Pos Baru

Sumber : Humas PT.Pos Indonesia Kantor Pos Bandung, 2013

Kemudian setelah berevolusi akhirnya logo PT.Pos Indonesia pun

berubah dimana gambar dari burung merpati sudah tidak terkurung oleh

segi lima serta mempunyai garis-garis dari burung yang tegas dan yang

paling mencolok dari logo yang baru ini adalah warnanya yang terang

yaitu warna orange serta dipadukan oleh tulisan dengan tipografi bold

PT. POS INDONESIA.

b. Arti Logo PT. Pos Indonesia (Persero)

Arti dari logo PT.Pos Indonesia lama yaitu dimulai dari unsur

padi kapas, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, adalah mewakili

simbol keadilan sosial dari Pancasila, untuk kelompok tertentu padi

melambangkan pangan dan kapas melambangkan sandang. Banner

(24)

padi-kapas yang melingkari segi-lima, merupakan singkatan dari

Republik Indonesia.

Makna yang tertangkap secara semantik dari membaca tanda

tanda ini adalah pekerjaan profesionalitas pos yang dilambangkan

dengan burung dan bola dunia terkurung oleh segi-lima dan masih

dikelilingi oleh padi kapas yang ujung atasnya ada banner bertuliskan

RI, yang memberikan kesan bersifat Nasional. Bisnis Pos adalah bisnis

yang berlingkup Internasional, menghubungkan antar negara di dunia,

sehingga kesan yang timbul dari logo lama PT. Pos ini adalah

profesionalitas Pos yang bersifat internasional dilambangkan dengan

burung merpati dan bola dunia, masih terkurung oleh hal-hal yang

bersifat Nasional, burung tidak dapat lepas dan bebas.

Pada logo PT. Pos baru, burung Merpati melambangkan pos yang

siap terbang mengelilingi dunia telah bebas tak terkurung oleh segi-lima

dan padi kapas, berjalan semakin cepat, divisualisasikan dengan sayap

yang bergaris garis horisontal dan proporsi burung yang lebih

memanjang dan mengecil di ujung, usaha untuk memvisualisasikan

kecepatan serta burung merpati merupakan pengantar surat pada zaman

kuda melambangkan bahwa pos adalah pengantar pesan. Ukuran

burung lebih besar dibandingkan dengan bola dunia, dapat terbaca

bahwa burung dapat menguasai dunia.Bola dunia juga melambangkan

(25)

orange digunakan untuk menandakan, sesuatu yang penting,selain itu

warna orange melambangkan melambangkan bahwa kantor pos

melayani hingga ke pelosok negeri, bahkan dalam keadaan gelap.

Sehingga warna orange dapat terlihat jelas, dan mudah di kenali.

Tulisan dengan tipografi bold : POS INDONESIA, adalah nama

perusahaan dengan identitas negara, berada di bawah gambar burung

dan bola dunia, disini terbaca bahwa yang utama adalah profesionalitas

dibidang usaha, dengan slogan Untuk anda kami ada . untuk menambah

kesan mengutamakan pelayanan.

1.1.3 Motto dan Kredo PT.Pos Indonesia (Persero)

1. Motto PT Pos Indonesia (Persero)

Sesuai dengan keinginan untuk memberikan pelaporan secara

professional yang mana menjadi motto PT Pos Indonesia (Persero) adalah

sebagai berikut :

1. Tepat waktu

2. Tepat Sasaran

3. Terpercaya

2. Kredo PT Pos Indonesia (Persero)

Kredo merupakan pernyataan kepercayaan (keyakinan). Dalam

perusahaan, kredo memiliki peran yang sangat penting didalam

(26)

menjalankan keyakinan dari perusahaan agar perusahaan memiliki

keyakinan tersendiri yang dianutnya sehingga memiliki citra tersendiri di

publik internal maupun eksternal. Keinginan PT Pos Indonesia (Persero)

selalu memperhatikan konsumen, maka dari itu PT Pos Indonesia (Persero)

memiliki kredo yang mudah diingat oleh seluruh masyarakat yaitu dengan

menerapkan satu semboyan “Untuk anda kami ada” selalu dikenal sebagai kredo dari PT Pos Indonesia (Persero).

1.2Sejarah Public Relation PT. Pos Indonesia

Sejarah Public Relations PT.Pos Indonesia pertama kali digagas oleh

seorang tokoh bernama Roekmin Adiwinata, R., Bc. A.P. Beliau dilahirkan di

Subang tanggal 17 Desember 1916. Setelah memperoleh ijazah AMS bagian B

yang setingkat dengan SMA/IPA, pada tanggal 3 Juni 1937, ia mula-mula bekerja

pada Laboratorium kimia di Bogor, hanya selama hampir dua bulan. Setelah itu

melamar pekerjaan di Jawatan PTT. Setelah melalui ujian masuk, ia di terima

sebagai calon pegawai unuk pangkat Adjunct Controleur I, dan di tempatkan di

Kantor Pos dan Telegrap Cirebon, mulai tanggal 2 Desember 1938. Setelah empat

bulan mengikuti kegiatan pelbagai dinnas yang terdapat di kantor itu dan

memperoleh wawasan seperlunya, ia masuk Kursus Adjunct Controleur 1e Klas di

Bandung. Ketika itu itu pelajar Kursus di gaji sebagai tenaga bulanan.

Waktu masih mengikuti kursus itulah Adiwinata melangsungkan

pernikahannya dengan R. Rohani, putri seorang pegawai PTT DI Sukabumi pada

tanggal 3 Pebruari 1940. Ia mengenal R.Rohani untuk pertama kali di lapangan

(27)

menarik perhatiannya karena sikapnya yang sederhana dan suka bekerja. Untuk

mengisi waktu luangnya, R. Rohani menjadi pemegang depo benda pos dan

maerai untuk melayani masyarakat. Paling sedikit ia sudah mempunyai gambaran

tentang pos itu apa. Tidak keliru ia mempersunting R.Rohani sebagai teman hidup

yang suka “self help” dan mempunyai semangat pengorbanan yang tinggi.

Pada tanggal 1 Januari 1942, Adiwinata lulus dan diangkat menjadi pegawai

sementara Adjunct Conroleur I pada Kantor Pos dan Telegrap Besar Kelas I

Bandung. Tidak lama kemudian, pemerintah Hindia Belanda bertekuk lutut pada

balatentara Jepang di Kalijati pada tanggal 8 Maret 1942.

Pada masa pendudukan Jepang, Adiwinata bekerja di Kantor “Radio Bedrijf

Centrale” (RBC) yang bertempat di lantai dua Kantor Pos Bandung. RBC

Bandung ini pindahan dari RBC Jakarta (DTX) sejak tahun 1940, yang menjadi

BDX setelah negeri Belanda diserbu Jerman. Perhubungan radio antara Jepang

dan Jerman (1942-1945) disalurkan melalui RBC Bandung ini. Pemancarnya

ketika itu ada di Malabar dan Dayeuhkolot, sedangkan stasiun penerimanya ada di

Rancaekek. Dalam kedudukannya sebagai Kepala RBC Bandung, Adiwinata

mengetahui banyak tentang pertukaran telegram radio internasional antara tahun

1940-1945 mengenai perangg di Eropa dan di Pacific. Selama pendudukan

Jepang, RBC Bandung merupakan tempat penerusan berita radio dari pihak

Jepang kepada sekutunya, Jerman.Di RBC itu, Adiwinata telah ditunjuk oleh

Jepang sebagai kepala dari para pegawai yang berbangsa Indonesia. Setelah

Kantor Pusat PTT pada tanggal 27 September 1945 direbut oleh angkatan muda

(28)

ia terpilih oleh para pegawai bangsa Indonesia sebagai kepala RBC. Ia turut ambil

bagian dalam pengiriman telegram selundupan (xq) ke Bukittinggi, Tanjung

pandan , Pontianak dan kantor lainnya, bahwa kantor pusat PTT telah diambil alih

oleh Bangsa Indonesia. Dalam nota yang dikirimkannya ke Bukittinggi,

diuraikannya kisah perebutan Pusat PTT dari tangan Jepang, yang di terima

dengan baik di Bukittinggi. Perhubungan dengan Tanjupandan terpelihara dengan

baik, sampai NICA menguasai Kantor Pos dan Telegrap Tanjungpandan dan

menghentikan perhubungan. Ketika berhubungan dengan Pontianak, Adiwinata

menerima berita bahwa banyak pegawai PTT telah diambil oleh Jepang. Operator

Telegrap nya tinggal satu orang .

Pada awal kemerdekaan itu, Adiwinata berhasil menyusun kode Telegram

atas perintah Kepala PTT, Mas Soeharto, untuk memenuhi permintaan PM

Syahrir, karena Pemerintah RI ketika itu belum mepuunyai kode untuk telegram.

Sebelum Bandung menjadi lautan api pada tanggal 24 Maret 1946, ia

membagikan beberapa pesawat pemancar kecil ke berbagai daerah beserta

operatornya. Perhubungan radio lalu dipindah ke stasiun Malabar dan

Dayeuhkolot, tempat alat-alat telegrap dipindahkan dari Bandung, sebelum kota

itu di bumihanguskan. Dari ketinggian menara antena Dayeuhkolot, ia dapat

menyaksikan kobaran api yang membakar kota Bandung. Karena batas 10 km dari

Bandung berakhir di jembatan Citarum, sedang di seberangnya berada

Dayeuhkolot, terpaksa komplek Dayeuhkolot di tinggalkan lagi, dan dipindah ke

(29)

Ketika itu Adiwinata jatuh sakit dan dirawat di Banjaran. Setelah menerima

berita bahwa suaminya menderita sakit, Ny. Adiwinata yang sebelumnya

mengungsi dengan anaknya ke Sukabumi, menyusul suaminya. Setelah adiwinata

sembuh dari penyakit perutnya dan kuat kembali, ia bersama istri bermaksud

melanjukan pengungsiannya ke Priangan Timur, sedangkan anaknya tetap tinggal

di Sukabumi pada mertuanya.

Setibanya di tasikmalaya, ia meneruskan hijrahnya ke Jawa Tengah,

langsung ke Solo, tempat sebuah RBC baru berhasil didirikan dalam rangka

pemencaran stasiun radio. Pimpinan PTT ketika masa itu telah memperhitungkan

segala kemungkinan yang bisa terjadi pada masa yang akan datang. Kalau sebuah

pemancar dihancurkan oleh pihak musuh, maka stasiun pemancar pengganti sudah

siap di tempat lain, untuk menjaga supaya tidak ada kesenjangan hubungan radio.

Melalu RBC di Solo inilah Adiwinata berhasil menghubungi radio India

(Bombay), setelah tiga hari putar “sound-slip” dan memanggil pemancar India, VWX-2. Terjalinlah hubungan internasional antara Indonesia dan India, untuk

melanjutkan perjuangan kemerdekaan Indonesia di PBB. Ketika itu ia

ditempatkan di bagian Teknik Radio (Terad) dibawah Soedirdjo, dan menangani

Perhubungan Radio di Brebes

Di kota Bengawan ini ia memperoleh tempat berteduh di Sangkrah. Seelah

merasa mapan, ia bersama istrinya berangkat ke Sukabumi menjemput

(30)

Pada Akhir kariernya di Solo, Adiwinata ditunjuk sebagai Kepala Bagian

Eksploatasi Telegrap. Sesudah terjadi pemberontakan PKI ia berangkat ke

Yogyakarta. Setelah lapor Kepala PTT, Mas Soeharto, ia kembali ke Bandung.

Sebelum pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda, ia

mendaftarkan di Kantor Pusat PTT di Bandung dan dipekerjakan di bagian

Verkeerstelegrafie C” (Perhubungan telegrap)

Sejak1 Juli 1951, Adiwinata diangkat menjadi Kepala Biro Pengawas

Daerah Pos dan Telegrap VI Medan. Ketika iti ia harus berangkat sendiri, tidak

bersama istrinya. Istrinya kemudian menyusulnya bersama anak-anaknya dengan

naik kapal, karenaistri tidak boleh dijemput. Untung Ny. Adiwinata yang selalu

berusaha menolong dirinya sendiri dan tidak suka menyusahkan orang lain dapat

memahami situasi waktu itu.

Medan termasuk pos yang ringan bagi Adiwinata. Kehidupan pegawai berat.

Untuk menambah pendapatan, istrinya yang membuat bakat teknis, membuat

bakoven untuk membuat roti atau kueh. Ia bahkan menerima jahitan, karena

mempunyai ijazah “coupeuse: (ahli potong pakaian wanita). Kepandaiannya diamalkan pula untuk meningkatkan kemampuan para istri pegawai PTT dengan

memberi pelajaran menjahit dengan sekaligus mengajarkan tulis-menulis kepada

istri-istri pengantar pos yang pada waktu tu masih banyak yang buta huruf. Ia

bahkan sudah dapat mengendarai kendaraan bermotor sendiri, supaya dimana

perlu ia dapat bergerak dengan cepat tanpa sopir, kalau suaminya sedang keluar

kota, mengadakan inspeksi. Keika itu ia dipilih menjadi Ketua Persatuan Istri

(31)

Cukup lama Adiwinata memimpin daerah Pos dan Telegrap VI. Dalam

jangka waktu hampir 8 tahun, ia mengalami beberapa pergolakan. Pemberontakan

Daud Beureuh di Aceh pada tahun 1953 dan PRRI di Medan dengan

Simbolonnya.

Ketika aceh bergolak, PTT idak mengalami kesulitan. Pos berjalan terus.

Pengiriman wesel pos ke Jawa berlangsung terus. Banyak anak Aceh yang belajar

di Jawa. Kepala Daerah Pos dan Telekomunikasi tetap menjalankan inspeksinya

di daerah Aceh sambil mengawasi pembangunan Kantor Pos yang sedang

berjalan. Adiwinata cukup politis dan taktis dalam hal ini. Pelaksanaan

pembangunan itu dikerjakan oleh pemborong Aceh.

Keika terjadi pergolak PRRI, Adiwinata tidak diperbolehkan menerima

instruksi dan Kantor Pusat PTT Bandung. Begitu pula tidak diperbolehkan

melakukan pengiriman weselpos. Setelah yang berkuasa diberi penerangan,

bahwa dalam pengiriman uang weselpos, uangnya tidak dikirimkan bersama

dengan surat weselposnya, tetapi, tetap di Kantor Pos pengirim, pengiriman

weselpos boleh dilangsungkan terus.

Sejak 9 April 1953 ia dipindahkan sebagai Kepala Daerah Pos dan

Telekomunikasi III di Surabaya, menggantikan D. Hage. Selama 7 tahun ia

mengawasi daerah inspeksi Pos dan Telegrap di Jawa Timur. Pada tanggal 24

April 1986 di Tretes dilangsungkan Rapat Kerja para Kepala Daerah

Telekomunikasi di seluruh Indonesia, sampai tanggal 27 April 1968. Bersamaan

(32)

membentuk organisasi wanita Periska Postel (Persatuan Istri Karyawan dan

Karyawati Pos dan Telekomunikasi).

Ketika G 30 S/PKI meletus, Adiwinata menghadapi tugas yang berat sekali.

sebagai anggota Team Screening, ia bisa dibunuh kalau memasuki daerah tertentu.

Ketika itu bjumlah pegawai yang masuk SB Postel di Jawa Timur cukup banyak.

Mereka yang masuk anggota Pengurus SB Postel di kantor Pos harus di “screen oleh Team screening”. Pada suau kita Adiwinata harus melakukan Screening

terhadap seorang anggota Pengurus SB Postel di Kantor Pos Blitar. Pegawai itu

justru dilarang oleh Muspida setempat untuk meninggalkan kota, dan harus

mengarahkan serah terima di kantor, Adiwinata memanggil pegawai Pos itu justru

dikualifikasikan sebagai simpatisan SB Postel. Untuk menghilangkan dugaan

yang tidak tepat itu, Adiwinata bersama anggota Team Screening Surabaya

pergi ke Blitar, untuk melakukan screening terhadap pegawai itu. Namun

setibanya di Blitar, ia justru dihadapkan ke “meja hijau” Muspida setempa, yang langsung melakukan interogasi terhadap dirinya. Seteah Muspida menerima

keterangan dan penjelasan seperlunya bahwa Team Screening di Surabaya

dibentuk atas Instruksi Pusat, barulah Muspida setempat menyadari, bahwa

Team Screening yang dibentuk Kepala Daerah Pos dan Telegrap III di

Surabaya bertindak lebih cepat dan tepat daripada Muspida seempat.

Pada tahun itu pula Adiwinata dipindah ke Kantor Pos Pusat PN Pos dan

Giro di Bandung, dan diangkat menjadi Direktur Administrisai Pos, dalam Direksi

PN Pos dan Giro yang dipimpin oleh Oesadi, SH sejak 15 nopember 1965.

(33)

Administrasi Kepegawaian serta Bagian Keuangan. Karena ia merasa masih

kurang menguasai bidangnya yang baru, dengan tekun ia mendalami tugas

pekerjaannya sampai jauh malam, tak lain untuk menyukseskan anggaran belanja

PN Pos dan Giro yang harus diajukan ke Departemen Perhubungan melalui

Direktorat Jenderal Pos danTelekomunikasi. Usahanya ini tidak sia-sia, dan justru

akan membantu memudahkan tugas pekerjaan pada jabatannya di Direktrat

Jenderal Pos dan Telekomunikasi kemudian.

Tidak lama ia menduduki jabatan Direktur Administrasi Pos. Sejak 1 april

1966 ia diserahi jabatan Pembantu Utama Deputy Mentri/Kepala Deparemen

Postel Urusan Administrasi logistik. Jabatan itu dalam perubahan kontelasi

politik, menjadi Sekeraris Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Tugasnya

ketika itu tidak mudah dalam pemberesan administrasi keuangan Jawatan PTT

tahun 1962/1963 yang pada tahun 1963 menjadi PN Postel, yang dipecah menjadi

PN Pos dan Giro, dan PN Telekomunikasi. Bersama-sama dengan Soemantri,

Kepala bagian Departemen Organ, ia berhasil membuat :

a. Neraca PTT tahun 1962/1963

b. Neraca akhir PTT tahun 1963

c. Neraca awal PN Postel tahun 1963

d. Neraca akhir PN Postel tahun 1963

e. Neraca awal PN dan Giro tahun 1965, lengkap dengan herinventarisnya

yang disusun bersam dengan Ir. Marsoedi dan Akuntan Negara yang telah

(34)

Ketika jabatan Kepala Pendidikan Pos dan Telekomunikasi tidak terisi pada

tahun 1967. Adiwinata ditunjuk menjadi Ketua Presidium Pendidikan Pos dan

Telekomunikasi.

Menjelang akhir kariernya, Adiwinata diangkat menjadi Direktur Utama PN

Pos dan Giro. Mula-mula sebagai Pejabat Direktur Utama PN Pos dan Giro sejak

11 April 1986, dan sejak 1 Juli 1986 ia diangkat secara definitif sebagai Direktur

Utama PN Pos da Giro. Instruksi yang diterimanya dari Direktur Jenderal

Soehardjono ialah supaya pengiriman surat pos lebih cepat da lebih aman.

Disamping itu PN Pos dan Giro supaya berdikari, berdiri diatas kaki sendiri, tanpa

membuat subsidi dari pemerintah.

Sudah beberapa tahun PN Pos dan Giro mengalami defisit. Sebab itu ia

harus mengusahakan kebijakan neraca seimbang dan melakukan “cost

accounting” yang tepat. Tantangan inilah yang harus dihadapinya sebagai

Direktur Utama. Ia harus dapat meningkatkan pendapatan perusahaan, supaya

pengeluaran dapat ditutup dari penerimaan. Ia harus menjalankan management

by obyektifdengan melakukan target approach”.

Ia melihat bahwa monopli pos tidak boleh diandalkan dengan perhitungan

bahwa publik akan datang sendiri ke Kantor Pos dan Giro. Kenyataan

menunjukan bahwa PN Pos dan Giro menghadapi persaingan pemakai jasa pos.

Berhubung dengan itu ia mulai menggiatkan public relation serviceatau dinas

hubungan masyarakat dalam tahun pengangkatannya itu pula. Secara

(35)

Kepegawaian Pos. Namun, secara taktis di tempatkan dibawah Direktur Utama

PN Pos dan Giro.

Dinas Humaspos harus melakukan pendekatan ke dalam dan ke luar. Ke

dalam, dinas ini menerbitkan majalah perusahaan yang mula-mula dinamakan

Warta Bulanan Resmi. Ketika itu sedang di kembangkan singkatan untuk

memperpendek istilah yang panjang. Warta Bulanan resmi PN Pos dan Giro itu

diberi singkatan “Warboel”. Mereka yang mengerti bahasa Belanda, sudah tentu

tidak seuju dengan singkatan itu, karena “warboel” dalam bahasa Belanda berarti

sesuatu yang porak poranda atau brengsek tidak karuan. Singkatan itu lalu diganti

dengan “Warres” dan kemudian diganti lagi dengan “Merpatipos”.

Dalam majalah bulanan itu dimuat tulisan yang bersifat membangun

manusia Pos dan Giro dalam hubungannya dengan pelayanannya kepada

masyarakat pemakai jasa Pos dan Giro. Sikap yang perlu dimiliki pegawai Pos

dan Giro dalam hubungannya satu sama lain di kantor untuk penyelesaian

pekerjaan dinas diketengahkan, karena sikap yang tepat menentukan keberhasilan

perusahaan.

Yang perlu dicatat ialah bahwa dalam majalah itu dilancarkan sayembara

menulis karangan dengan tema peningkatan dinas ini dan dinas itu. Disini

Adiwinata mendorong para pegawai untuk memecahkan masalah. Ia mengajak

pegawai melakukan penelitian secara muurah, karena hadiahnya hanya sampai

Rp. 25.000,00 ( Dua puluh lima ribu rupiah) bagi pemenang tertinggi. Secara ini

ia mendidik pegawai supaya mempunyai sikap keterlibatan dalam masalah yang

(36)

kemajuannya baik kualitatif maupun kuantitatif. Begitu besar perhatiannya kepada

faktor manusia ini, sampai ia menerbitkan buku saku yang di beri judul : “Tiga Pesan” untuk para pegawai, bahkan untuk siapapun yang merasa berkepentingan,

sebelum ia meninggalkan perusahaan.

Ke luar, dinas Humaspos melakukan pendekatan kepada masyarakat

pemakai jasa agar suka Pos dan Giro, dengan melancrakan promosi lewat siaran

TVRI, RRI, Iklan, Kalender, Pameran, Khususnya mengenai filateli, menerbitkan

majalah “Sahabat Pena”, menyokong Persatuan Pengumpul Perangko dan

mengadakan kunjungan ke sekolah-sekolah. PN Pos dan Giro makin dikenal dan

disukai masyarakat yang masih perlu diberi penerangan, sehingga jasanya makin

dipakai di masyarakat yang lebih luas.

Daya upaya Direktur Utama, Adiwinata, mencapai sasaran yang dituju.

Pada tahun 1968 PN Pos dan Giro tidak mengalami defisit lagi, berkat pelayanan

pos kilat dan pos kilat khusus, yang makin dipakai oleh para pengirim. Dengan

rasa lega Direksi PN. Pos dan giro dapat membayar lunas kenaikan gaji pegawai

50% yang tertunda sampai bulan Nopember 1968. Begitu pula hutang kepada

administrasi luar negeri sebelumnya, (untuk keperluan pengangkutan pos dalam

hubungan internasional), dapat di bayar lunas.

Ia merasa puas bahwa keuangan PN Pos dan Giro dapat di sehatkan kembali

dengan menempuh pendekatan yang terpadu kepada semua anggota Direksi dan

eselon yang ada di bawahnya masing-masing. Ia berpesan kepada generasi

penerus di lingkungan PN Pos dan Giro, supaya memiliki kebanggaan atas

(37)

dan memelihara disiplin kerja, sebagai tradisi yang tinggi untuk menjaga nama

baik PN Pos dan Giro.

Sebagai pejabat teras, Adiwinata pernah bertugas belajar di Australia pada

tahun 1954. Dari tanggal 16 Mei 1969 sampai 7 Juni 1969, ia menghadiri Seminar

Manajemen Dinas Pos di Denmark. Ia pun menghadiri penutupan Kongres UPU

ke XVI selama 14 hari di Tokyo, dari tanggal 9 Nopember 1969 sampai 22

Nopember 1969. Ia pernah menjadi Pengganti sementara Direktorat Jenderal

Postel, ketika Dirjen Postel ke luar negeri.

1.3Sejarah Public Relation PT.Pos Indonesia (Persero) wilayah Bandung

PT. Pos Indonesia adalah perusahaan jasa yang terbesar di Indonesia. Sangat

beragam varian jasa yang dikeluarkan oleh PT.Pos Indonesia. Berawal dari

latarbelakang tersebut dan dengan banyaknya jasa yang PT.Pos tawarkan kepada

masyarakat sehingga disini harus ada penanganan secara khusus, karena pada

kenyataanya pelayanan jasa yang kami berikan tidak selamanya berjalan lancar

dikarenakan banyak faktor yang dapat menghambat kelancaran dalam pelayanan

jasa kami, baik secara teknis maupun nonteknis. Yang dimana dari wakru ke

waktu masalah tersebut semakin kompleks.

Oleh karena itu pada Tahun 1997 dibentuklah divisi khusus untuk

menangani masalah tersebut yaitu divisi solusi care. Kemudian seiring

perkembangan zaman dan semakin besarnya minat masyarakat terhadap

pelayanan PT.Pos Indonesia ini maka divisi solusi care berganti nama dengan

(38)

nama menjadi costumer care yang sampai sekarang bertahan. Adapun tugas dari

costumer care ini , diantaranya :

a. Tugas Pokok :

1. Menjaga brand image perusahaan.

2. Menerima keluhan pelanggan atas jasa PT.Pos Indonesia

3. Menginformasikan produk jasa PT.Pos Indonesia.

4. Mempublikasikan produk dan jasa PT.Pos Indonesia

5. Memberikan pembinaan kepada para pengguna layanan PT.Pos

Indonesia.

6. Menjembatani kebutuhan informasi untuk kedua belah pihak baik

internal maupun eksternal.

7. Menginformasikan kebijaksanaan perusahaan baik secara internal

(39)

1.4Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia (Persero)

Gambar 1.3

Struktur Organisasi PT.Pos Indonesia (Persero)

(40)

1.5Sruktur Organisasi Sekretariat Perusahaan PT.Pos Indonesia (Persero)

Gambar 1.4

Struktur Organisasi Sekretariat Perusahaan PT.Pos Indonesia (Persero)

(41)

1.6Struktur Organisasi Humas PT. Pos Indonesia (Persero)

Gambar 1.5

Struktur Organisasi Humas PT. Pos Indonesia (Persero)

1.7Job Description

Berikut ini adalah Job Description dari struktur organisasi Public Relations

PT. Pos Indonesia (Persero):

1. Manajer Public Relations

a. Merencanakan, mengorganisir, danmelaksanakan program dan

kegiatan internal publik relations meliputi berbagai kegiatan

interaktif sebagai media untuk komunikasi di lingkungan

internal perusahaan.

Manajer Public Relations

Abu Sofian

Div. Internal

Agus Suhendar

Div.Dukungan Pers Wawan Setiawan

Div.Pengadaan

Asep Ma’mun

Div. SDM & Keuangan

MR.Ferry H.S Div.Dukungan

Eksternal

Riyan Hardiyana

Meilasari

(42)

b. Mengorganisir dan melaksanakan kegiatan penting di

perusahaan dan membuat panduan umum untuk

penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan oleh unit lain serta

mengelola kegiatan dokumentasinya.

c. Mengembangkan metode komunikasi internal yang efektif

sehingga terciptanya image yang positif dan mampu

memotivasi kalangan internal terhadap kebijakan manajemen

maupun berbagai permasalahan perusahaan.

d. Mengembangkan panduan komunikasi internal yang dilakukan

oleh unit lain sehingga kegiatan unit Public Relations dilakukan

secara efektif dan efisien.

e. Menyusun kegiatan fungsi Public Relations berdasarkan data

kalender kegiatan bagian.

f. Merencanakan, mengendalikan, dan mengembangkan identitas

perusahaan serta nilai-nilai budaya perusahaan.

g. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran yang berkaitan

dengan aktivitas Divisi Komunikasi Korporat.

h. Mengelola sumber daya bagian secara efektif dan efisien.

2. Divisi Internal

a. Merencanakan, mengorganisir, dan melaksanakan program dan

(43)

b. Mengorganisir kegiatan event-event penting di perusahaan dan

membuat panduan umum untuk penyelenggaraan serta

mengelola kegiatan dokumentasi.

c. Mengembangkan metode komunikasi internal yang efektif

sehingga terciptanya image yang positif dan mampu

memotivasi kalangan internal terhadap kebijakan manajemen

maupun berbagai permasalahan perusahaan.

d. Melakukan monitoring dan evaluasi dampak kebijakan

manajemen kepada image pegawai terhadap perusahaan serta

memberikan rekomendasi agar kebijakan manajemen mampu

secara efektif meningkatkan dukungan dari lingkungan internal

perusahaan.

e. Menyusun kegiatan korporat berdasarkan data kalender

kegiatan bagian.

f. Mengorganisir dan mengkoordinasikan dengan bagian terkait

untuk penerbitan dan sirkulasi kalender, agenda perusahaan,

dan kartu ucapan perusahaan tepat waktu.

3. Divisi Dukungan Keuangan dan Pengadaan

a. Membuat Nota Pusat Permintaan HPS Pengadaan Pembuatan

Barang-barang Souvenir ke Petugas Pelaksana Pembuat HPS

(44)

b. Membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Surat Permintaan

Penawaran Harga Pengadaan Pembuatan Barang-barang

Souvenir.

c. Melaksanakan Seleksi dan Evaluasi Penawaran Harga,

Membuat Surat Undangan Negosiasi dan Berita Acara Rapat

Klarifikasi dan Negosiasi dalam Pembuatan Souvenir.

d. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK) dan Surat

Perjanjian/Kontrak.

e. Membuat Surat Penunjukan Penetapan Perusahaan Pelaksana

Pekerjaan.

f. Membuat Surat Pemberitahuan Pengenaan Denda

Keterlambatan Penyerahan Souvenir Yang Dipesan kepada

Pihak Rekanan/Vendor.

g. Menyusun dan Mengarsipkan Naskah-naskah Pekerjaan.

h. Membantu Proses Pekerjaan Petugas Pembuat SPB Bagian

Purel.

i. Melakukan Tugas-tugas Lain Yang Diperintahkan oleh FP

SDM & Kug dan Manajer.

4. Divisi Dukungan Pers

Fungsi dari divisi Dukungan Pers yaitu mendukung aktivitas

Public Relations dalam mempublikasikan perusahaan kepada pihak

(45)

dalam upaya membangun citra positif PT Pos Indonesia (Persero).

Tugas-tugas dari divisi ini diantaranya:

1. Menjalin keselarasan hubungan dengan wartawan untuk

mempertahankan citra positif perusahaan.

2. Melakukan akses dengan wartawan & media dalam hal pemuatan

maupun koreksi berita di media massa dalam kondisi mendesak

maupun normal.

3. Koordinator liputan, redaktur bulettin internal INFO pos.

Menyelesaikan tugas yang diserahkan oleh atasan.

5. Divisi Dukungan Eksternal

Mendukung aktivitas Public Relations dalam mempublikasikan

perusahaan kepada pihak eksternal melalui sarana media dalam upaya

membangun citra positif PT Pos Indonesia (Persero).

1. Mendukung aktivitas Public Relations dibidang penyiapan materi

advertorial & iklan.

2. Menyusun draft News Release untuk kebutuhan berita setiap event

korporat.

3. Mendukung penyiapan materi iklan/display korporat maupun

produk, melalui koordinasi dengan lintas fungsi terkait.

4. Mengerjakan surat menyurat atas proposal yang disetujui,

melakukan pemantauan laporan kegiatan, menghimpun bukti

(46)

Public Relations untuk dipertanggungkan sebagai biaya

perusahaan.

5. Menghadiri rapat dalam lingkup kerja komunikasi eksternal.

6. Melakukan pendampingan dalam lingkup kerja komunikasi

eksternal (konferensi pers, wawancara Direksi & nara sumber lain).

7. Membantu menjawab pengaduan masyarakat pada media massa.

8. Membantu melakukan analisis media massa secara periodik

(bulanan).

9. Melaksanakan tugas lain dari atasan langsung dan Manajer Public

Relations.

1.8Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Kantor Public Relations PT.

Pos Indonesia (Persero) ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Daftar Sarana Kantor Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)

NO.

SARANA JUMLAH

1 Ruang Tamu 1

2 Ruang Manajer Public Relatios 1

3 Ruang Divisi Internal 1

4 Ruang Divisi Eksternal 1

(47)

6 Ruang Tengah (Santai) 1

7 Ruang Editor 1

8 Ruang Rapat 1

9 Ruang Karyawan 5

10 Kamar Mandi/WC 3

11 Mushola 1

12 Dapur 1

13 Kamar Petugas Keamanan 1

14 Gudang 2

Tabel 1.2

Daftar Prasarana Kantor Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)

NO PRASARANA JUMLAH

1 Komputer 10

2 Televisi 2

4 AC 5

5 Saluran Indovision 1

6 Printer 10

7 Telepon Umum 2

8 Telepon Saluran Internal 6

9 Saluran PPM (Khusus Internal) 1

10 Saluran Internal speedy 1

11 Mesin Fax 3

12 Mesin Penjilid 1

13 Mesin Photocopy 1

(48)

14 Kamera DSLR 5

17 Handicam Profesional 2

18 Tripod 5

19 X-Banner 5

20 Papan Pengumuman 5

21 Lemari File 10

22 Meja dan kursi kerja karyawan 15

23 Lemari Pendingin 1

24 Kompor Gas 1

1.9Lokasi dan Waktu PKL

1.9.1 Lokasi PKL

Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Bagian Public Relations

PT. Pos Indonesia (Persero) Pusat Bandung yang bertempat di

JalanAnggrek No. 59 Bandung. Kantor Public Relations PT. Pos ini berjarak

cukup jauh dari kantor Pos Pusat yang berada di Jalan Asia Afrika No. 49

Bandung.

1.9.2 Waktu PKL

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan kurang

lebih selama 1 bulan yang terhitung sejak tanggal 15 Juli 2013 sampai

dengan 16 Agustus 2013 di Bagian Public Relations PT. Pos Indonesia.

Adapun waktu kerja yang dilakukan yaitu dari pukul 09.00 – 16.00 WIB (ketika bulan Ramadhan) dan pukul 08.00-16.00 WIB terhitung dari hari

Senin sampai dengan hari Jumat (hari Sabtu libur).

(49)

BAB II

PELAKSANAAN PKL

2.1 Aktivitas Kegiatan Selama PKL

Penulis melakukan aktivitas Praktek Kerja lapangan (PKL) di PT. Pos

Indonesia (Persero) bagian Public Relations selama kurang lebih satu bulan.

Banyak sekali pengalaman pengalaman baru yang didapatkan dalam

melaksanakan aktivitas Praktek Kerja Lapangan (PKL), baik itu kegiatan rutin

maupun kegiatan insidental, kegiatan rutin yang penulis lakukan di PT. Pos

Indonesia (Persero) bagian Div. Public Relations adalah mengirim dan mengecek

faximili dari perusahaan-peusahaan lain yang masuk ke kantor, membuat

disposisi, fotokopi berkas-berkas, dan yang paling sering penulis lakukan yaitu

menginput surat masuk dan surat keluar. Sedangkan kegiatan yang bersifat

insidentil yaitu meliput kegiatan buka puasa bersama nasional PT. Pos Indonesia

(Persero) yang akan dijadikan final report nya lalu menjadi panitia buka bersama

PT. Pos Indonesia dengan anak-anak yatim serta menjadi panitia dalam kegiatan

halal bil halal PT.Pos Indonesia (Persero) dan kegiatan kegiatan lain yang

menyangkut ilmu kehumasan yang menambah wawasan penulis.

2.1.1 Jadwal Kegiatan PKL

Selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT. Pos Indonesia (Persero)

bagian Public Relations, Penulis melakukan dua jenis yaitu kegiatan yang bersifat

rutin dan kegiatan insidentil yang terdapat pada tabel di bawah ini

(50)

Tabel 2.1

Pekerjaan yang Dilaksanakan Setiap Hari

No Hari/Tanggal Kegiatan

Sifat

Menginput Surat Keluar

Membuat Lembar Disposisi

Menginput Surat masuk

Materi tentang News

Release

5. Jum’at, 19 Juli 2013

Menginput surat masuk

(51)

Karyawan PT.Pos

Indonesia

6. Senin, 22 Juli 2013

Menginput surat masuk

Menginput surat keluar

Menginput surat masuk

(52)

kompetensi seorang PR

(53)

Membuat Lembar Disposisi

Menginput surat masuk

Menginput disposisi

undangan Halal bi halal PT.

Pos Indonesia untuk

didistribusikan

 Membuat surat untuk

persiapan 17 Agustus

Menginput surat masuk √

(54)

19.

Menginput surat masuk

Menginput surat keluar

Sumber : Arsip Penulis 2013

2.2 Deskripsi dan Contoh Kegiatan Rutin dan Insidentil Selama PKL

Aktivitas kegiatan bagian Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)

yang dilakukan oleh penulis saat melakukan Praktek Kerja Lapangan yaitu penulis

melakukan pekerjaan rutin dan insidentil yang berhubungan dengan humas

khususnya dilakukan secara rutin seiap hari adalah :

2.2.1 Kegiatan Rutin

Adapun kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh penulis yang dibagi dengan

(55)

disposisi, mengirim & mengecek faximili, serta photocopy berkas surat yang

diperlukan.

2.2.1.1 Menginput data Surat Masuk dan Surat Keluar

Penulis ditugaskan untuk menginput data surat masuk dan

surat keluar yang berguna sebagai arsip kesekretariatan kantor Pos

bagian Public Relations. Surat-surat yang masuk atau keluar

biasanya terdiri dari surat dinas, surat pengajuan proposal, surat

perintah, memorandum, dan surat keputusan. Penulis juga dalam hal

ini mengarahkan dan menyalurkan surat ke unit-unit kerja dalam

lingkungan kantor tersebut. Form yang sudah ada dalam komputer

pun membuat penginputan ini menjadi lebih praktis.

Setelah surat-surat diinput, kemudian surat-surat tersebut

disampaikan pada pihak yang dituju, kemudian langsung

dikategorikan menurut jenis surat yang dituju, apabila surat itu berisi

tentang pengajuan proposal maka penulis memberikan surat beserta

proposalnya tersebut kepada karyawan bagian dukungan eksternal

dan bila surat tersebut berisi tentang surat perintah atau

memorandum penulis memberikannya pada karyawan bagian

dukungan internal, namun sebelum diberikan kepada karyawan,

surat-surat tersebut diberikan dahulu kepada pimpinan untuk

menunjuk siapa yang ahli dalam hal tersebut, sesuai dengan instruksi

(56)

2.2.1.2 Menginput Lembar Disposisi

Pekerjaan yang satu ini adalah tindak lanjut dari kegiatan

menginput surat masuk ke kantor. Surat yang masuk baik berupa

surat dinas, surat pengajuan proposal, surat perintah ataupun

memorandum diberikan kepada pimpinan, lalu pimpinan akan

menindak lanjut surat-surat tersebut yang akan didisposisikan kepada

karyawan yang diberikan tugas atau tanggungjawab untuk

diselesaikan sesuai instruksi pimpinan.

Penulis dalam pekerjaan ini menjadi penginput lembar

disposisi yang sudah di periksa dan diberikan instruksi oleh

pimpinan ke komputer dengan menggunakan indeks, kode, dan

nomor urut surat, sehingga dapat digunakan untuk membaca kembali

dimana letak lembar disposisi tersebut dalam agenda atau

pengarsipan. Selanjutnya setelah pengarsipan lembar disposisi,

penulis memberikannya kepada karyawan sesuai instruksi yang

diarahkan oleh pimpinan.

2.2.1.3 Mengirim & mengecek Faximili

Fax yaitu mengirimkan dan menerima informasi melalui mesin

faksimili dari pihak yang bersangkutan dengan unit Public Relations.

Kegiatan mengecek faximili adalah kegiatan rutin penulis, hampir

setiap hari pekerjan ini dilakukan. ketika ada fax yang masuk,

(57)

bersangkutan contohnya ada fax masuk yang berisi tentang anggaran

keuangan atau tagihan-tagihan, penulis langsung memberikannya

kepada karyawan bagian dukungan keuangan dan pengadaan.

Pekerjaan mengirim fax, selama berada disana penulis

biasanya mengirim fax kepada seluruh kantor-kantor Pos cabang di

Indonesia biasanya yang penulis kirim berupa pengumuman, memo,

undangan, konfirmasi, naskah pidato, dan rundown suatu acara.

2.2.1.4 Photocopy

Untuk Photocopy sendiri penulis menggandakan suatu

dokumen melalui mesin Photocopy yang disediakan oleh

perusahaan. Biasanya penulis mengcopy surat-surat tembusan yang

harus di didistribusikan langsung kepada pihak-pihak terkait.

Pekerjaan ini perlu kecepatan dan kelincahan, tetapi harus teliti

dan cermat, agar kertas atau salinannya tidak tertukar baik

halamannya maupun tertukar dengan dokumen yang lain.

2.2.2 Kegiatan Insidentil

Kegiatan insidentil merupakan kegiatan yang tidak rutin dilksanakan oleh

penulis kegiatan ini terjadi atau dilakukan hanya pada kesempatan atau

acara-acara tertentu saja.

(58)

2.2.2.1 Menulis di Papan Pengumuman

Papan pengumuman adalah papan yang berisi informasi

dimana seluruh karyawan public relations dapat melihat jadwal

acara atau pengumuman-pengumuman yang terkait. Papan

pengumuman tersebut adalah salah satu bentuk media komunikasi

yang digunakan dalam kantor tersebut, meskipun hanya ada 2 papan

pengumuman, tapi informasi yang ada dalam kantor tersebut dapat

tersebar efektif kepada seluruh karyawan.

Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), menulis di

Papan penguman adalah kegiatan insidental yang dilakukan penulis

karena tidak rutin setiap hari dilakukan. Informasi yang ditulis

biasanya mengenai :

1. Rapat antar divisi

2. Rapat dengan pihak pengaju kerja sama

3. Kegiatan-kegiatan terkait acara yang mengharuskan adanya

tim Public Relation

4. Acara yang dibuat oleh tim Public relation

2.2.2.2 Materi tentang News Release

Salah satu bentuk publikasi yang dibuat oleh public relation

PT. Pos Indonesia khususnya tim eksternal yaitu menulis news

(59)

kegiatan ke-PR-an untuk konsumsi media massa atau dengan kata

lain rangkuman berita yang dibuat untuk pihak media.

Dalam hal ini tim eksternal public relation PT. Pos Indonesia

mensosialisasikan launching “PROGAM MUDIK SENANG LEBARAN RIANG”.

Penulis diberikan arahan tentang cara menulis news release

yang benar, mulai dari pembuatan judul, nomor terbit, dan isi dari

news release itu sendiri. Pada akhirnya penulis ditugaskan untuk

membuat contoh news release.

2.2.2.3 Analisis Proposal Masuk menggunakan SWOT

Untuk tetap menjaga kerjasama dengan instansi lain, PT. Pos

Indonesia tetap menerima pengajuan proposal dari berbagai pihak.

Proposal yang masuk dikirim ke kantor public relations PT. Pos

Indonesia lalu akan ditimbang ulang oleh divisi eksternal public

relations.

Pada Tanggal 17 Juli 2013, divisi eksternal public relations

memberikan 2 berkas proposal kepada penulis dan rekan-rekan

untuk dianalisis, saat itu kami menganalisis proposal dari Tribun

tentang “Jalan Sehat Bareng Tribun” dan satu lagi proposal dari

salah satu media cetak dalam menawarkan kolom iklan pada koran

tersebut. Analisis yang kami lakukan menggunakan SWOT, dilihat

(60)

tidak, lalu keuntungan dan kerugian yang didapat PT. Pos Indonesia,

menentukan opsi untuk menentukan jenis kerjasama yang

diambil.Setelah penulis dan rekan-rekan selesai mengerjakan analisis

proposal penulis dan rekan-rekan segera melaporkan hasil analisis

kepada divisi eksternal public relations untuk di koreksi.

Gambar 2.1

Penulis ketika menganalisis proposal

2.2.2.4 Kegiatan Tausyiah Buka Bersama Nasional Karyawan PT.Pos

Indonesia

Setelah selesai jam kerja pada hari Jum’at 19 Juli 2013,

pada pukul 16.00 WIB diadakan buka puasa bersama nasional

seluruh kantor pusat Pos Indonesia. Acara tersebut dilakukan

serempak seindonesia mengikuti waktu wilayah masing-masing,

acara yang mendapat rekor muri ini bertujuan untuk menjaga dan

mempererat hubungan tali silaturahmi antar seluruh karyawan serta

(61)

Indonesia masih eksis berada di masyarakat dari dahulu hingga saat

ini. Kegiatan Tausiah dan Buka Bersama serentak di seluruh kantor

Pos Indonesia meraih rekor MURI karena mencapai total peserta

sebanyak 3.363 kantor pos.Kegiatan ini merupakan salah satu wujud

rasa syukur seluruh karyawan Pos Indonesia yang sudah melakukan

tugas-tugas dengan baik dan menghasilkan pertumbuhan kinerja

yang baik.Selain itu dilakukannya acara ini yaitu sebagai bentuk

apresiasi perusahaanterhadapkaryawan yang melaksanakan tugas

berat yakni pendistribusian Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan

pembayaran bantuan langsung sementara masyarakat (PBLSM),

dimana tugas ini adalah wewenang negara dan pemerintah yang

dipercayakan pada PT.Pos Indonesia.

Dalam hal ini tim public relations meliput kegiatan tersebut

dan membuat laporan pasca acara untuk diberikan pada media.

Buka puasa bersama tersebut dilangsungkan di gedung

Wahana Bakti Pos Jl. Banda. Acara tersebut diisi oleh

sambutan-sambutan dari beberapa pimpinan direksi lalu dilanjutkan tausyiah

Gambar

Gambar 1.1Logo PT.Pos Lama
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pos Indonesia wilayah Bandung ini sebagian besar kegiatan penulis adalah melayani konsumen, dimana semua orang yang datang ke meja tempat penulis bekerja adalah

[r]

Lapangan yang telah dilakukan oleh penulis di PT Dirgantara Indonesia (Persero). selama

Selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Pos Indonesia (Persero) Divre V Jawa Barat, kegiatan rutin yang dilakukan selama 25 hari adalah perkenalan kepada divisi – divisi yang

Pos Indonesia (Persero) Divre V Jawa Barat, kegiatan rutin yang dilakukan selama pkl adalah mencheck brosur- brosur promosi yang akan di distribusikan ke kantor pos

Pos Indonesia wilayah Bandung ini sebagian besar kegiatan penulis adalah melayani konsumen, dimana semua orang yang datang ke meja tempat penulis bekerja adalah

2.3.3 Analisa Tentang Aktivitas Kerja Humas PT Kereta Api (Persero) Humas PT Kereta Api (persero) disebut Hubungan Masyarakat Daerah (HUMASDA) dibagi menjadi dua bagian

10 Sehubungan dengan teori efisiensi, proses pembayaran gaji pegawai PT Pos Indonesia (Persero) dapat berjalan dengan efisien dikarenakan praktikan dan para