LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI PT POS INDONESIA (PERSERO)
BAGIAN PUBLIC RELATIONS
Diajukan Sebagai Bukti Telah Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Oleh :
Niluh Ayu Anggaswari 41810055
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Niluh Ayu Anggaswari
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Tempat tanggal lahir : Bandung, 19 Mei 1993
Umur : 20 Tahun
Agama : Hindu
Alamat : Jl. Tubagus Ismail Dalam No. 30
Telepon / HP : 085624193663
Email : ayuanggaswari@yahoo.co.id
Hobi : Berenang
Pendidikan Formal
Tahun Pendidikan Keterangan
1996-1997 TK. Harapan Bahagia Depok Berijazah
1998-2000 SD.Mekarjaya XV Depok Pindah
2001-2003 SD. Merak II Balaraja Tangerang Berijazah
2004-2006 SMPN 2 Balaraja Tangerang Berijazah
2007-2009 SMAN 1 Balaraja Tangerang Berijazah
Pengalaman Organisasi
Tahun Uraian Keterangan
2007 Pengurus OSIS Bersertifikat
2008 Ketua Komisi 1 Kaderisasi MPK Bersertifikat
2008 Wakil Ketua KSP (Kreativitas Seni Pelajar) -
2010 Pengurus HIMA IK Divisi Kreasi dan Seni Bersertifikat
2011 Sekretaris 2 HIMA IK Bersertifikat
2012 Wakil Ketua 2 HIMA IK Berserifikat
2012 Headgrup Komunitas Peduli Sesama -
Prestasi
Tahun Uraian Keterangan
2012 Juara II Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas Bersertifikat
Pengalaman Kerja
Tahun Uraian Keterangan
2013 Surveyor Instrat Pemilihan Gubernur -
2013 Praktek Kerja Lapangan di PT.POS Indonesia
Bagian Public Relations
-
Keahlian/bakat
No Uraian
1. Berenang
2. Menari
Bandung, Oktober 2013 Hormat Saya,
ii DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL ivi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Sejarah PT.Pos Indonesia(Persero) 1
1.1.1 Visi Misi danTujuan PT.Pos Indonesia (Persero) 5
1.1.2 Logo Dan Arti Logo PT.Pos Indonesia (Persero) 7
1.1.3 Motto Dan Kredo PT.Pos Indonesia (Persero) 10
1.2.Sejarah Public Relation PT.Pos Indonesia (Persero) 11
1.3.Sejarah Public Relations PT.Pos Indonesia (Persero ) wilayah Bandung 22
1.4.Struktur Organisasi PT.Pos Indonesia (Persero) 24
1.5.Struktur Organisasi Sekretariat Perusahaan PT.Pos Indonesia(Persero) 25
1.6.Struktur Organisasi Humas PT.Pos Indonesia ( Persero) 26
1.7.Job Description 26
1.8.Sarana dan Prasarana 31
iii BAB IIPELAKSANAAN PKL
2.1Aktivitas Kegiatan Selama PKL 34
2.1.1 Jadwal Kegiatann PKL 34
2.2Deskripsi dan Contoh Kegiatan Rutin dan Insidental 39
2.2.1 Kegiatan Rutin 39
2.2.1.1Menginput data Surat Masuk dan Surat Keluar 40
2.2.1.2Menginput Lembar Disposisi 41
2.2.1.3Mengirim dan Mengecek Faximili 41
2.2.1.4Photocopy 42
2.2.2 Kegiatan Insidentil 42
2.2.2.1Menulis di papan pengumuman 43
2.2.2.2Materi Tentang News Release 44
2.2.2.3Analisis Proposal Masuk menggunakan SWOT 44
2.2.2.4Kegiatan Tausiyah Buka Bersama Nasional Karyawan PT.Pos 45
2.2.2.5Membuat Final Report 47
2.2.2.6Analisis Liputan Advertorial Metro TV 50
2.2.2.7Kegiatan Buka Bersama dengan anak yatim 50
2.2.2.8Mengarsip foto kegiatan PT.Pos Indonesia (Persero) 51
2.2.2.9Mencatat Nomer Agenda Surat Keluar 51
2.2.2.10 Pengondisian Kartu Lebaran PT. Pos Indonesia(Persero)...52
2.2.2.11 Membuat Surat Undangan Halal Bil Halal...52
iiii
2.2.2.13Membuat dan Mempersiapkan Surat Undangan 17 Agustus...53
2.2.2.14 Kegiatan Halal Bil Halal...54
2.2.1.15Gladiresik Upacara Kemerdekaan Indonesia...56
2.3Deskipsi Tentang Public Relations 57
2.3.1 Definisi Public Relations 57
2.3.2 Ruang Lingkup Public Relations 57
2.3.3 Tujuan Public Relations 58
2.3.4 Fungsi dan Peranan Public Relations 60
2.3.5 Strategi Public Relations 62 2.4Analisis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 64
2.5Analisis Pelayanan Perusahaan Terhadap Mahasiswa PKL 68
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan 71
3.2Saran 72
3.2.1 Saran Untuk Perusahaan 72
3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa PKL 73
DAFTAR PUSTAKA 76
ivi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel1.1Daftar Sarana Kantor PR PT.Pos Indonesia 31
Tabel1.2Daftar Prasarana Kantor PR PT.Pos Indonesia 32
Tabel 2.1Pekerjaan yang Dilaksanakan Setiap Hari 35
vi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1Logo PT.Pos Lama 7
Gambar 1.2Logo PT. Pos Baru 8
Gambar 1.3Struktur Organisasi PT.Pos Indonesia 24
Gambar 1.4Struktur Organisasi Sekretariat Perusahaan PT.Pos Indonesia 25
Gambar 1.5Struktur Organisasi Humas PT.Pos Indonesia 26
Gambar 2.1Penulis ketika menganalisis proposal 45
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1Surat Permohonan Kerja Praktek 77
Lampiran 2Surat Balasan Permohonan Kerja Praktek 78
Lampiran 3Daftar Hadir PKL 79
Lampiran 4BeritaAcaraBimbinganLaporan PKL 81
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang maha Pemurah dan Penyayang,
karena berkat Rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapanngan ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penyusunan Laporan PKL ini dibuat
berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan penulis di PT Pos Indonesia (Persero) Bagian
Publi Relations selama kurang lebih 22 hari. Laporan Kerja Praktek ini dibuat untuk
memenuhi salah satu matakuliah Kerja Praktek program Pendidikan Strata Satu Program
Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas di Universitas Komputer Indonesia. Tiada
gading yang tak retak, itulah yang menggambarkan keseluruhan isi Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini, karena dalam penulisan Laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,
sehingga hasilnya pun masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati penulis mengharapkan kritik dan saran membangun untuk hasil yang lebih baik di masa
datang.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda I Gede Sudirga dan Ibunda tercinta Niluh Putu Natalina, yang telah
memberikan kasih sayang, semangat, dorongan serta dukungan sepenuhnya kepada penulis
baik moril maupun non moril. Sehingga laporan ini dapat diselesaikan, dan penulis
persembahkan untuk kedua orang tua yang tidak henti-hentinya mendoakan penulis.
Dalam melaksanakan laporan ini, penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini
i
Melalui kesempatan ini juga, dengan segenap kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan rasa hormat, terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang
terhormat :
1. Bapak Prof.Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah
mengeluarkan Surat Pengesahan Permohonan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan
terimakasih telah mendatangani Lembar Pengesahan ini.
2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
sekaligus sebagai Dosen Wali IK-2 2010, yang telah mempermudah seluruh proses
pembuatan laporan ini serta memberikan arahan sebelum dan sesudah penulis
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan juga memberikan bimbingan,
memberikan informasi, memberikan ilmu-ilmunya dan arahan kepada penulis.
3. Ibu Melly Maulin P, S.Sos, M.Si, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi FISIP
Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan arahan sebelum dan
sesudah penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini.
4. Bapak Inggar Prayoga, S.Ikom, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingannya kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini serta
memberikan arahan, kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Khususnya
Konsentrasi Ilmu Humas, yang telah membantu penulis dalam setiap perkuliahan
sehingga dapat diterapkan ketika melakukan Praktek Kerja Lapangan ini.
6. Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi, Ibu Astri Ikawati yang telah
membantu peneliti dalam pengurusan ketika akan dan telah melakukan Praktek
i
7. Bapak Abu Sofyan, selaku Manager Public Relations PT.Pos Indonesia (Persero)
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dan menerima penulis untuk
melakukan praktek kerja lapangan di PT Pos Indonesia (Persero) Bagian Public
Relations dan selaku pembimbing yang selalu memberikan informasi dan arahan
kepada penulis.
8. Bapak M.R. Ferry .H.S, Selaku Manager SDM PT.Pos Indonesia (Persero)
memberikan kesempatan kepada penulis dan menerima penulis untuk melakukan
praktek kerja lapangan di PT Pos Indonesia (Persero) Bagian Public Relations dan
selaku pembimbing yang selalu memberikan informasi dan arahan kepada penulis.
9. Ibu Tri Hadiasih, selaku pembimbing kerja praktek yang selalu memberikan
informasi dan arahan kepada penulis.
10.Seluruh karyawan PT.Pos Indonesia (persero) Bagian Public Relations serta
seluruh staf Sekretaris Wilayah PT Pos Indonesia (Persero) yang telah membantu
penulis ketika melakukan praktek kerja lapangan.
11.Untuk Sahabat-sahabat ku tercinta Bagus Sukma dan Dita Ayu yang telah
memberikan kasih sayang dukungan dan semangat kepada penulis.
12.Untuk yang tersayang Muchtalifan Achmad Farihan terima kasih atas kasih
sayang, doa, dukungan dan kesabarannya yang telah mendampingi Penulis selama
proses pembuatan laporan ini. You are the best in my heart…
13.Untuk Sahabat seperjuanganku I Made Putra Gustiawan, Anjar F. Aditya,
Ananda Safitri, Dewi Sartika, M.Gusti Pangestu, Erwin Wijaya, Abdee
Pradana Ugan terimakasih atas dukungan dan motivasinya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
14.Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan Praktek Kerja
i
Tiada kata yang bisa terungkap, penulis hanya bisa mendoakan semoga segala bantuan,
bimbingan, dorongan dan seluruh kebaikan semua pihak yang telah diberikan kepada penulis,
mendapat balasan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Amien.
Kritik dan Saran sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan praktek kerja
lapangan ini. Akhir kata semoga penulisan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Bandung, Desember 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Sejarah PT.Pos Indonesia (Persero)
Perkembangan PT Pos Indonesia (Persero) erat kaitannya dengan sejarah
bangsa Indonesia yang telah melalui beberapa zaman, yaitu zaman penjajahan
Belanda, zaman penjajahan Jepang serta zaman kemerdekaan Indonesia. Surat – menyurat telah dilakukan manusia sejak zaman dahulu kala, dari mulai memakai
simbol – simbol dan gambar – gambar yang ditulis di daun – daunan sampai surat dengan tulisan – tulisan di atas ketas yang ada sekarang. Komunikasi tertulis dalam bentuk surat telah berkembang di Indonesia sejak zaman Kerajaan
Mulawarman, Sriwijaya, Tarumanegara, Mataram, Purnawarman dan majapahit.
Komunikasi tidah hanya terbatas dalam hubungan dalam negeri saja, melainkan
meluas hingga ke Negara tetangga seperti Siam, Birma dan lain – lain. Walaupun komunikasi secara tertulis telah diselenggarakan dengan cukup baik, namun badan
khusus yang menangani perantara untuk saling menukar berita masik nampak.
Kedatangan bangsa Belanda di bumi Nusantara merupakan awal terbentuknya
surat – menyurat antar Indonesia dengan Belanda. Hal ini ditandai dengan kedatangan 4 buah kapal Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman pada
tahun 1596 yang membawa surat – surat untuk para raja Banten dan Batavia. Pada tanggal 26 Agustus 1764, Gubernur Jendral G. W. Van Inhoff
mendirikan kantor pos pertama di Batavia (Jakarta) yang bertugas
menyelenggarakan pengiriman surat – surat, dokumen – dokumen, wesel pos dan berbagai kegiatan di bidang lainnya. Pentingnya pos pada masa itu dapat dilihat
pada pemberian anama jalan yaitu “Jalan pos Raya” untuk jalan pertama yang di
bangun VOC dari Anyer sampai Panarukan oleh Gubernur Jenderal Deandels.
Peranan kantor pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan teknologi
telegram oleh Morse pada tahun 1843, maka didirikan dinas telegrap yang
menyelenggarakan perhubungan berita jarak jauh dengan cepat. Pada tahun 1875,
Dinas Pos bergabung dengan Dinas Telegrap dan pada tahun 1878 dibentuk suatu
badan yaitu Jawatan Pos dan Telegrap yang kemudian diterima menjadi anggota
UPU (University Postal Union-Uni Pos). Pada tahun 1906 didirikanlah Post
Telegrapf end Telefoon Dienst oleh Pemerintah Belanda dengan Staatsblad No.
395 tahun 1906 yang kemudian dikenal dengan sebutan PTT. Awal mulanya PTT
merupakan badan usaha berlandaskan ICW (Indische Comtabilitest Wet) akan
tetapi pada tanggal 1 Januari 1932 PTT memiliki landasan baru yaitu IBW
(Indische Bardijft Weft). Perang dunia ke II meletus, peperangan terjadi dimana –
mana termasuk di Asia. Pada tanggal 8 Maret 1942, Pemerintah Belanda di
Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Ada pun nama PTT pada zaman
penjajahan Jepang (9 Maret 1942 – 14 Agustus 1945) yaitu Tsushin Shokyoku. Selama masa penjajahan Jepang, jawatan PTT terpecah – pecah mengikuti struktur organisasi pemerinta militer Jepang, sehingga pada masa itu terdapat
Jawatan PTT Sumatera, Jawatan PTT Jawa dan Jawatan PTT Sulawesi. Setelah
dengan disponsori mereka merebut kantor pos pusat Post Telegraf Telefoon (PTT)
di Bandung oleh angkatan muda PTT (AMPTT) dari pemerintah militer Jepang.
Dalam peristiwa ini, gugur sekelompok pemuda anggota AMPTT sehingga
pada tanggal tersebut menjadi tonggak awal berdirinya PTT Republik Indonesia
dan diperingati setiap tahunnya sebagai bakti PTT, yang kemudian menjadi hari
bakti pariwisata, pos dan telekomunikasi (PARPOSTEL). Pada tanggal 27
Desember 1949, jawatan PPT mulai memusatkan perhatiannya pada
pembangunan yang meliputi bidang kepegawaian, keuangan dan perbaikan
perlengkapan bangunan yang rusak dan pembangunan gedung yang baru. Pada
tahun 1960 pemerintah mengadakan reorganisasi alat – alat produksi dan distribusi yang ditujukan kearah pelaksana pasal 33 UUD 1945. Untuk itu
dikeluarkan PP No. 204/1961 Jo UU No. 19/Prp/1960. Berdasarkan UU tersebut
semua perusahaan yang modal keseluruhannya merupakan kekayaan Negara, baik
yang terjadi karena pemisahan dari kekayaan Negara maupun karena
nasionalisasi, menjadi Perusahaan Negara. Dengan PP No. 204/1961 Jo UU No.
19/Prp/1960, didirikan Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).
Pemilihan nama Postel dianggap lebih tepat karena mencakup seluruh lapangan
usaha perusahaan, sedangkan nama PTT dirasakan kurang lengkap karena tidak
menyebutkan hal – hal yang berkaitan dengan perhubungan radio.
Usia PN Postel tidak bertahan lama. Hal ini dikarenakan organisasi yang
pertumbuhan perusahaaan dalam memenuhi kebutuhan hajat hidup masyarakat,
pemerintah memandang perlu meninjau kembali status organisasi PN Postel. Oleh
karena itu, dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1965 dan Peraturan
Pemerintah No. 30 tahun 1965, dimana pemerintah memecah PN Postel menjadi
dua perusahaan yaitu PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi. Selanjutnya
melalui Undang – Undang No. 9 tahun 1969, status Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditetapkan menjadi Perjan, Perum dan Persero. Atas dasar tersebut maka
status PN Pos dan Giro Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978
diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pos dan giro. Dengan adanya
Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1983, maka pemerintah telah menetapkan tata
cara pengawasan dan pembinaan Perjan, Perum dan Persero. Untuk menyesuaikan
dengan ketentuan baru ini, Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978 yang mengatur
tentang Perusahaan Umum Pos dan Giro telah diganti dengan Peraturan
Pemerintah No. 24 tahun 1984. Setelah sebelas tahun menjadi Perum, Pos dan
Giro merasa telah memenuhi syarat untuk dialihkan bentuknya menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero). Untuk itu dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan efektivitas usaha penyelengaraan usaha pos dan giro, maka sejak tanggal 20
Juni 1995 melalui Peraturan pemerintah No. 5 tahun 1995, Perum Pos dan Giro
secara resmi telah berubah bentuknya menjadi PT Pos Indonesia (Persero). Ada
pun tugas pokok dari PT Pos Indonesia (Persero) adalah membangun,
tahun 1984 secara otomatis tidak berlaku lagi, karena PT Pos Indonesia (Persero)
harus tunduk kepada akta pendirian yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Indonesia dengan No.C2-8128 HT 01.01 tahun 1995 pada tanggal 29 Juni 1995
dan diumumkan dalam tambahan berita RI tanggal 22 Agustus 1995 No. 47 dan
akta ini telah didaftarkan kepada kantor Pengadilan Negeri Bandung hari kamis
tanggal 13 Juli 1995 dengan NO.861. Seiring dengan tibanya Jepang yang
mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia, jawatan PTT Sumatera, jawatan
PTT Jawa dan jawatan PTT Sulawesi. Jawatan PTT Republik Indonesia berdiri
secara resmi pada tangggal 27 September 1945 setelah dilakukan pengambilan
alihan kantor pos PTT di Bandung oleh angkatan muda PTT (AMPTT) dari
pemerintah militer Jepang. Dalam peristiwa ini, gugur sekelompok pemuda
anggota AMPTT sehingga pada tanggal tersebut menjadi tonggak awal berdirinya
PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahunnya sebagai bakti PTT, yang
kemudian menjadi hari bakti pariwisata, pos dan telekomunikasi (PARPOSTEL).
1.1.1 Visi, Misi dan Tujuan PT.Pos Indonesia (Persero)
a. Visi
Menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan menyediakan layanan
surat pos, paket dan logistik yang handal serta jasa keuangan yang
terpercaya.
b. Misi
- Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang
- Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja
yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi
- Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil
usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh
- Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat
- Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada
seluruh pemangku kepentingan
c. Tujuan PT.Pos Indonesia (Persero)
PT POS INDONESIA mempunyai tujuan memastikan
pengontrolan dapat dilakukan baik oleh pihak konsumen sendiri,
pengontrolan ini memerlukan biaya investasi yang cukup besar dalam
usaha memodernisasi dan tidak tergantung pada " Human Resources
" yang terlalu besar. Namun Turnover yang akan diterima dipastikan
akan lebih besar karena tujuan utama dari sistem ini untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat dan pada akhirnya untuk
membuat masyarakat Indonesioa loyal menggunakan PT POS
1.1.2 Logo dan Arti Logo PT.Pos Indonesia (Persero)
a. Logo PT. Pos Indonesia (Persero)
Gambar 1.1 Logo PT.Pos Lama
Sumber : Humas PT.Pos Indonesia Kantor Pos Bandung, 2013
Perum Pos dan Giro, logo lama perusahaan ini terdiri dari unsur
padi-kapas yang bersambung dengan banner diatas dengan tulisan RI,
banner dibawah dengan tulisan POS & GIRO, mengelilingi unsur
segi-lima yang mengurung bola dunia dan burung. Diantara segisegi-lima dan
padi kapas terdapat arsiran horisontal. Ide utama pada logo ini adalah
burung, sebagai simbol atau tanda yang mewakili merpati pos, konsep
pengantaran surat jaman dahulu. Bola dunia, sebagai simbol dari
perputaran dunia dan kekekalan (Cooper J.C. Traditional Symbols,
Thames & Hudson, London 1998, hal. 74) merepresentasikan hal
Gambar 1.2 Logo PT.Pos Baru
Sumber : Humas PT.Pos Indonesia Kantor Pos Bandung, 2013
Kemudian setelah berevolusi akhirnya logo PT.Pos Indonesia pun
berubah dimana gambar dari burung merpati sudah tidak terkurung oleh
segi lima serta mempunyai garis-garis dari burung yang tegas dan yang
paling mencolok dari logo yang baru ini adalah warnanya yang terang
yaitu warna orange serta dipadukan oleh tulisan dengan tipografi bold
PT. POS INDONESIA.
b. Arti Logo PT. Pos Indonesia (Persero)
Arti dari logo PT.Pos Indonesia lama yaitu dimulai dari unsur
padi kapas, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, adalah mewakili
simbol keadilan sosial dari Pancasila, untuk kelompok tertentu padi
melambangkan pangan dan kapas melambangkan sandang. Banner
padi-kapas yang melingkari segi-lima, merupakan singkatan dari
Republik Indonesia.
Makna yang tertangkap secara semantik dari membaca tanda
tanda ini adalah pekerjaan profesionalitas pos yang dilambangkan
dengan burung dan bola dunia terkurung oleh segi-lima dan masih
dikelilingi oleh padi kapas yang ujung atasnya ada banner bertuliskan
RI, yang memberikan kesan bersifat Nasional. Bisnis Pos adalah bisnis
yang berlingkup Internasional, menghubungkan antar negara di dunia,
sehingga kesan yang timbul dari logo lama PT. Pos ini adalah
profesionalitas Pos yang bersifat internasional dilambangkan dengan
burung merpati dan bola dunia, masih terkurung oleh hal-hal yang
bersifat Nasional, burung tidak dapat lepas dan bebas.
Pada logo PT. Pos baru, burung Merpati melambangkan pos yang
siap terbang mengelilingi dunia telah bebas tak terkurung oleh segi-lima
dan padi kapas, berjalan semakin cepat, divisualisasikan dengan sayap
yang bergaris garis horisontal dan proporsi burung yang lebih
memanjang dan mengecil di ujung, usaha untuk memvisualisasikan
kecepatan serta burung merpati merupakan pengantar surat pada zaman
kuda melambangkan bahwa pos adalah pengantar pesan. Ukuran
burung lebih besar dibandingkan dengan bola dunia, dapat terbaca
bahwa burung dapat menguasai dunia.Bola dunia juga melambangkan
orange digunakan untuk menandakan, sesuatu yang penting,selain itu
warna orange melambangkan melambangkan bahwa kantor pos
melayani hingga ke pelosok negeri, bahkan dalam keadaan gelap.
Sehingga warna orange dapat terlihat jelas, dan mudah di kenali.
Tulisan dengan tipografi bold : POS INDONESIA, adalah nama
perusahaan dengan identitas negara, berada di bawah gambar burung
dan bola dunia, disini terbaca bahwa yang utama adalah profesionalitas
dibidang usaha, dengan slogan Untuk anda kami ada . untuk menambah
kesan mengutamakan pelayanan.
1.1.3 Motto dan Kredo PT.Pos Indonesia (Persero)
1. Motto PT Pos Indonesia (Persero)
Sesuai dengan keinginan untuk memberikan pelaporan secara
professional yang mana menjadi motto PT Pos Indonesia (Persero) adalah
sebagai berikut :
1. Tepat waktu
2. Tepat Sasaran
3. Terpercaya
2. Kredo PT Pos Indonesia (Persero)
Kredo merupakan pernyataan kepercayaan (keyakinan). Dalam
perusahaan, kredo memiliki peran yang sangat penting didalam
menjalankan keyakinan dari perusahaan agar perusahaan memiliki
keyakinan tersendiri yang dianutnya sehingga memiliki citra tersendiri di
publik internal maupun eksternal. Keinginan PT Pos Indonesia (Persero)
selalu memperhatikan konsumen, maka dari itu PT Pos Indonesia (Persero)
memiliki kredo yang mudah diingat oleh seluruh masyarakat yaitu dengan
menerapkan satu semboyan “Untuk anda kami ada” selalu dikenal sebagai kredo dari PT Pos Indonesia (Persero).
1.2Sejarah Public Relation PT. Pos Indonesia
Sejarah Public Relations PT.Pos Indonesia pertama kali digagas oleh
seorang tokoh bernama Roekmin Adiwinata, R., Bc. A.P. Beliau dilahirkan di
Subang tanggal 17 Desember 1916. Setelah memperoleh ijazah AMS bagian B
yang setingkat dengan SMA/IPA, pada tanggal 3 Juni 1937, ia mula-mula bekerja
pada Laboratorium kimia di Bogor, hanya selama hampir dua bulan. Setelah itu
melamar pekerjaan di Jawatan PTT. Setelah melalui ujian masuk, ia di terima
sebagai calon pegawai unuk pangkat Adjunct Controleur I, dan di tempatkan di
Kantor Pos dan Telegrap Cirebon, mulai tanggal 2 Desember 1938. Setelah empat
bulan mengikuti kegiatan pelbagai dinnas yang terdapat di kantor itu dan
memperoleh wawasan seperlunya, ia masuk Kursus Adjunct Controleur 1e Klas di
Bandung. Ketika itu itu pelajar Kursus di gaji sebagai tenaga bulanan.
Waktu masih mengikuti kursus itulah Adiwinata melangsungkan
pernikahannya dengan R. Rohani, putri seorang pegawai PTT DI Sukabumi pada
tanggal 3 Pebruari 1940. Ia mengenal R.Rohani untuk pertama kali di lapangan
menarik perhatiannya karena sikapnya yang sederhana dan suka bekerja. Untuk
mengisi waktu luangnya, R. Rohani menjadi pemegang depo benda pos dan
maerai untuk melayani masyarakat. Paling sedikit ia sudah mempunyai gambaran
tentang pos itu apa. Tidak keliru ia mempersunting R.Rohani sebagai teman hidup
yang suka “self help” dan mempunyai semangat pengorbanan yang tinggi.
Pada tanggal 1 Januari 1942, Adiwinata lulus dan diangkat menjadi pegawai
sementara Adjunct Conroleur I pada Kantor Pos dan Telegrap Besar Kelas I
Bandung. Tidak lama kemudian, pemerintah Hindia Belanda bertekuk lutut pada
balatentara Jepang di Kalijati pada tanggal 8 Maret 1942.
Pada masa pendudukan Jepang, Adiwinata bekerja di Kantor “Radio Bedrijf
Centrale” (RBC) yang bertempat di lantai dua Kantor Pos Bandung. RBC
Bandung ini pindahan dari RBC Jakarta (DTX) sejak tahun 1940, yang menjadi
BDX setelah negeri Belanda diserbu Jerman. Perhubungan radio antara Jepang
dan Jerman (1942-1945) disalurkan melalui RBC Bandung ini. Pemancarnya
ketika itu ada di Malabar dan Dayeuhkolot, sedangkan stasiun penerimanya ada di
Rancaekek. Dalam kedudukannya sebagai Kepala RBC Bandung, Adiwinata
mengetahui banyak tentang pertukaran telegram radio internasional antara tahun
1940-1945 mengenai perangg di Eropa dan di Pacific. Selama pendudukan
Jepang, RBC Bandung merupakan tempat penerusan berita radio dari pihak
Jepang kepada sekutunya, Jerman.Di RBC itu, Adiwinata telah ditunjuk oleh
Jepang sebagai kepala dari para pegawai yang berbangsa Indonesia. Setelah
Kantor Pusat PTT pada tanggal 27 September 1945 direbut oleh angkatan muda
ia terpilih oleh para pegawai bangsa Indonesia sebagai kepala RBC. Ia turut ambil
bagian dalam pengiriman telegram selundupan (xq) ke Bukittinggi, Tanjung
pandan , Pontianak dan kantor lainnya, bahwa kantor pusat PTT telah diambil alih
oleh Bangsa Indonesia. Dalam nota yang dikirimkannya ke Bukittinggi,
diuraikannya kisah perebutan Pusat PTT dari tangan Jepang, yang di terima
dengan baik di Bukittinggi. Perhubungan dengan Tanjupandan terpelihara dengan
baik, sampai NICA menguasai Kantor Pos dan Telegrap Tanjungpandan dan
menghentikan perhubungan. Ketika berhubungan dengan Pontianak, Adiwinata
menerima berita bahwa banyak pegawai PTT telah diambil oleh Jepang. Operator
Telegrap nya tinggal satu orang .
Pada awal kemerdekaan itu, Adiwinata berhasil menyusun kode Telegram
atas perintah Kepala PTT, Mas Soeharto, untuk memenuhi permintaan PM
Syahrir, karena Pemerintah RI ketika itu belum mepuunyai kode untuk telegram.
Sebelum Bandung menjadi lautan api pada tanggal 24 Maret 1946, ia
membagikan beberapa pesawat pemancar kecil ke berbagai daerah beserta
operatornya. Perhubungan radio lalu dipindah ke stasiun Malabar dan
Dayeuhkolot, tempat alat-alat telegrap dipindahkan dari Bandung, sebelum kota
itu di bumihanguskan. Dari ketinggian menara antena Dayeuhkolot, ia dapat
menyaksikan kobaran api yang membakar kota Bandung. Karena batas 10 km dari
Bandung berakhir di jembatan Citarum, sedang di seberangnya berada
Dayeuhkolot, terpaksa komplek Dayeuhkolot di tinggalkan lagi, dan dipindah ke
Ketika itu Adiwinata jatuh sakit dan dirawat di Banjaran. Setelah menerima
berita bahwa suaminya menderita sakit, Ny. Adiwinata yang sebelumnya
mengungsi dengan anaknya ke Sukabumi, menyusul suaminya. Setelah adiwinata
sembuh dari penyakit perutnya dan kuat kembali, ia bersama istri bermaksud
melanjukan pengungsiannya ke Priangan Timur, sedangkan anaknya tetap tinggal
di Sukabumi pada mertuanya.
Setibanya di tasikmalaya, ia meneruskan hijrahnya ke Jawa Tengah,
langsung ke Solo, tempat sebuah RBC baru berhasil didirikan dalam rangka
pemencaran stasiun radio. Pimpinan PTT ketika masa itu telah memperhitungkan
segala kemungkinan yang bisa terjadi pada masa yang akan datang. Kalau sebuah
pemancar dihancurkan oleh pihak musuh, maka stasiun pemancar pengganti sudah
siap di tempat lain, untuk menjaga supaya tidak ada kesenjangan hubungan radio.
Melalu RBC di Solo inilah Adiwinata berhasil menghubungi radio India
(Bombay), setelah tiga hari putar “sound-slip” dan memanggil pemancar India, VWX-2. Terjalinlah hubungan internasional antara Indonesia dan India, untuk
melanjutkan perjuangan kemerdekaan Indonesia di PBB. Ketika itu ia
ditempatkan di bagian Teknik Radio (Terad) dibawah Soedirdjo, dan menangani
Perhubungan Radio di Brebes
Di kota Bengawan ini ia memperoleh tempat berteduh di Sangkrah. Seelah
merasa mapan, ia bersama istrinya berangkat ke Sukabumi menjemput
Pada Akhir kariernya di Solo, Adiwinata ditunjuk sebagai Kepala Bagian
Eksploatasi Telegrap. Sesudah terjadi pemberontakan PKI ia berangkat ke
Yogyakarta. Setelah lapor Kepala PTT, Mas Soeharto, ia kembali ke Bandung.
Sebelum pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda, ia
mendaftarkan di Kantor Pusat PTT di Bandung dan dipekerjakan di bagian
“Verkeerstelegrafie C” (Perhubungan telegrap)
Sejak1 Juli 1951, Adiwinata diangkat menjadi Kepala Biro Pengawas
Daerah Pos dan Telegrap VI Medan. Ketika iti ia harus berangkat sendiri, tidak
bersama istrinya. Istrinya kemudian menyusulnya bersama anak-anaknya dengan
naik kapal, karenaistri tidak boleh dijemput. Untung Ny. Adiwinata yang selalu
berusaha menolong dirinya sendiri dan tidak suka menyusahkan orang lain dapat
memahami situasi waktu itu.
Medan termasuk pos yang ringan bagi Adiwinata. Kehidupan pegawai berat.
Untuk menambah pendapatan, istrinya yang membuat bakat teknis, membuat
“bakoven” untuk membuat roti atau kueh. Ia bahkan menerima jahitan, karena
mempunyai ijazah “coupeuse: (ahli potong pakaian wanita). Kepandaiannya diamalkan pula untuk meningkatkan kemampuan para istri pegawai PTT dengan
memberi pelajaran menjahit dengan sekaligus mengajarkan tulis-menulis kepada
istri-istri pengantar pos yang pada waktu tu masih banyak yang buta huruf. Ia
bahkan sudah dapat mengendarai kendaraan bermotor sendiri, supaya dimana
perlu ia dapat bergerak dengan cepat tanpa sopir, kalau suaminya sedang keluar
kota, mengadakan inspeksi. Keika itu ia dipilih menjadi Ketua Persatuan Istri
Cukup lama Adiwinata memimpin daerah Pos dan Telegrap VI. Dalam
jangka waktu hampir 8 tahun, ia mengalami beberapa pergolakan. Pemberontakan
Daud Beureuh di Aceh pada tahun 1953 dan PRRI di Medan dengan
Simbolonnya.
Ketika aceh bergolak, PTT idak mengalami kesulitan. Pos berjalan terus.
Pengiriman wesel pos ke Jawa berlangsung terus. Banyak anak Aceh yang belajar
di Jawa. Kepala Daerah Pos dan Telekomunikasi tetap menjalankan inspeksinya
di daerah Aceh sambil mengawasi pembangunan Kantor Pos yang sedang
berjalan. Adiwinata cukup politis dan taktis dalam hal ini. Pelaksanaan
pembangunan itu dikerjakan oleh pemborong Aceh.
Keika terjadi pergolak PRRI, Adiwinata tidak diperbolehkan menerima
instruksi dan Kantor Pusat PTT Bandung. Begitu pula tidak diperbolehkan
melakukan pengiriman weselpos. Setelah yang berkuasa diberi penerangan,
bahwa dalam pengiriman uang weselpos, uangnya tidak dikirimkan bersama
dengan surat weselposnya, tetapi, tetap di Kantor Pos pengirim, pengiriman
weselpos boleh dilangsungkan terus.
Sejak 9 April 1953 ia dipindahkan sebagai Kepala Daerah Pos dan
Telekomunikasi III di Surabaya, menggantikan D. Hage. Selama 7 tahun ia
mengawasi daerah inspeksi Pos dan Telegrap di Jawa Timur. Pada tanggal 24
April 1986 di Tretes dilangsungkan Rapat Kerja para Kepala Daerah
Telekomunikasi di seluruh Indonesia, sampai tanggal 27 April 1968. Bersamaan
membentuk organisasi wanita Periska Postel (Persatuan Istri Karyawan dan
Karyawati Pos dan Telekomunikasi).
Ketika G 30 S/PKI meletus, Adiwinata menghadapi tugas yang berat sekali.
sebagai anggota Team Screening, ia bisa dibunuh kalau memasuki daerah tertentu.
Ketika itu bjumlah pegawai yang masuk SB Postel di Jawa Timur cukup banyak.
Mereka yang masuk anggota Pengurus SB Postel di kantor Pos harus di “screen” oleh “Team screening”. Pada suau kita Adiwinata harus melakukan “Screening”
terhadap seorang anggota Pengurus SB Postel di Kantor Pos Blitar. Pegawai itu
justru dilarang oleh Muspida setempat untuk meninggalkan kota, dan harus
mengarahkan serah terima di kantor, Adiwinata memanggil pegawai Pos itu justru
dikualifikasikan sebagai simpatisan SB Postel. Untuk menghilangkan dugaan
yang tidak tepat itu, Adiwinata bersama anggota “Team Screening” Surabaya
pergi ke Blitar, untuk melakukan screening terhadap pegawai itu. Namun
setibanya di Blitar, ia justru dihadapkan ke “meja hijau” Muspida setempa, yang langsung melakukan interogasi terhadap dirinya. Seteah Muspida menerima
keterangan dan penjelasan seperlunya bahwa “Team Screening” di Surabaya
dibentuk atas Instruksi Pusat, barulah Muspida setempat menyadari, bahwa
“Team Screening” yang dibentuk Kepala Daerah Pos dan Telegrap III di
Surabaya bertindak lebih cepat dan tepat daripada Muspida seempat.
Pada tahun itu pula Adiwinata dipindah ke Kantor Pos Pusat PN Pos dan
Giro di Bandung, dan diangkat menjadi Direktur Administrisai Pos, dalam Direksi
PN Pos dan Giro yang dipimpin oleh Oesadi, SH sejak 15 nopember 1965.
Administrasi Kepegawaian serta Bagian Keuangan. Karena ia merasa masih
kurang menguasai bidangnya yang baru, dengan tekun ia mendalami tugas
pekerjaannya sampai jauh malam, tak lain untuk menyukseskan anggaran belanja
PN Pos dan Giro yang harus diajukan ke Departemen Perhubungan melalui
Direktorat Jenderal Pos danTelekomunikasi. Usahanya ini tidak sia-sia, dan justru
akan membantu memudahkan tugas pekerjaan pada jabatannya di Direktrat
Jenderal Pos dan Telekomunikasi kemudian.
Tidak lama ia menduduki jabatan Direktur Administrasi Pos. Sejak 1 april
1966 ia diserahi jabatan Pembantu Utama Deputy Mentri/Kepala Deparemen
Postel Urusan Administrasi logistik. Jabatan itu dalam perubahan kontelasi
politik, menjadi Sekeraris Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Tugasnya
ketika itu tidak mudah dalam pemberesan administrasi keuangan Jawatan PTT
tahun 1962/1963 yang pada tahun 1963 menjadi PN Postel, yang dipecah menjadi
PN Pos dan Giro, dan PN Telekomunikasi. Bersama-sama dengan Soemantri,
Kepala bagian Departemen Organ, ia berhasil membuat :
a. Neraca PTT tahun 1962/1963
b. Neraca akhir PTT tahun 1963
c. Neraca awal PN Postel tahun 1963
d. Neraca akhir PN Postel tahun 1963
e. Neraca awal PN dan Giro tahun 1965, lengkap dengan “herinventaris”nya
yang disusun bersam dengan Ir. Marsoedi dan Akuntan Negara yang telah
Ketika jabatan Kepala Pendidikan Pos dan Telekomunikasi tidak terisi pada
tahun 1967. Adiwinata ditunjuk menjadi Ketua Presidium Pendidikan Pos dan
Telekomunikasi.
Menjelang akhir kariernya, Adiwinata diangkat menjadi Direktur Utama PN
Pos dan Giro. Mula-mula sebagai Pejabat Direktur Utama PN Pos dan Giro sejak
11 April 1986, dan sejak 1 Juli 1986 ia diangkat secara definitif sebagai Direktur
Utama PN Pos da Giro. Instruksi yang diterimanya dari Direktur Jenderal
Soehardjono ialah supaya pengiriman surat pos lebih cepat da lebih aman.
Disamping itu PN Pos dan Giro supaya berdikari, berdiri diatas kaki sendiri, tanpa
membuat subsidi dari pemerintah.
Sudah beberapa tahun PN Pos dan Giro mengalami defisit. Sebab itu ia
harus mengusahakan kebijakan neraca seimbang dan melakukan “cost
accounting” yang tepat. Tantangan inilah yang harus dihadapinya sebagai
Direktur Utama. Ia harus dapat meningkatkan pendapatan perusahaan, supaya
pengeluaran dapat ditutup dari penerimaan. Ia harus menjalankan “management
by obyektif” dengan melakukan “target approach”.
Ia melihat bahwa monopli pos tidak boleh diandalkan dengan perhitungan
bahwa publik akan datang sendiri ke Kantor Pos dan Giro. Kenyataan
menunjukan bahwa PN Pos dan Giro menghadapi persaingan pemakai jasa pos.
Berhubung dengan itu ia mulai menggiatkan “public relation service” atau dinas
hubungan masyarakat dalam tahun pengangkatannya itu pula. Secara
Kepegawaian Pos. Namun, secara taktis di tempatkan dibawah Direktur Utama
PN Pos dan Giro.
Dinas Humaspos harus melakukan pendekatan ke dalam dan ke luar. Ke
dalam, dinas ini menerbitkan majalah perusahaan yang mula-mula dinamakan
Warta Bulanan Resmi. Ketika itu sedang di kembangkan singkatan untuk
memperpendek istilah yang panjang. Warta Bulanan resmi PN Pos dan Giro itu
diberi singkatan “Warboel”. Mereka yang mengerti bahasa Belanda, sudah tentu
tidak seuju dengan singkatan itu, karena “warboel” dalam bahasa Belanda berarti
sesuatu yang porak poranda atau brengsek tidak karuan. Singkatan itu lalu diganti
dengan “Warres” dan kemudian diganti lagi dengan “Merpatipos”.
Dalam majalah bulanan itu dimuat tulisan yang bersifat membangun
manusia Pos dan Giro dalam hubungannya dengan pelayanannya kepada
masyarakat pemakai jasa Pos dan Giro. Sikap yang perlu dimiliki pegawai Pos
dan Giro dalam hubungannya satu sama lain di kantor untuk penyelesaian
pekerjaan dinas diketengahkan, karena sikap yang tepat menentukan keberhasilan
perusahaan.
Yang perlu dicatat ialah bahwa dalam majalah itu dilancarkan sayembara
menulis karangan dengan tema peningkatan dinas ini dan dinas itu. Disini
Adiwinata mendorong para pegawai untuk memecahkan masalah. Ia mengajak
pegawai melakukan penelitian secara muurah, karena hadiahnya hanya sampai
Rp. 25.000,00 ( Dua puluh lima ribu rupiah) bagi pemenang tertinggi. Secara ini
ia mendidik pegawai supaya mempunyai sikap keterlibatan dalam masalah yang
kemajuannya baik kualitatif maupun kuantitatif. Begitu besar perhatiannya kepada
faktor manusia ini, sampai ia menerbitkan buku saku yang di beri judul : “Tiga Pesan” untuk para pegawai, bahkan untuk siapapun yang merasa berkepentingan,
sebelum ia meninggalkan perusahaan.
Ke luar, dinas Humaspos melakukan pendekatan kepada masyarakat
pemakai jasa agar suka Pos dan Giro, dengan melancrakan promosi lewat siaran
TVRI, RRI, Iklan, Kalender, Pameran, Khususnya mengenai filateli, menerbitkan
majalah “Sahabat Pena”, menyokong Persatuan Pengumpul Perangko dan
mengadakan kunjungan ke sekolah-sekolah. PN Pos dan Giro makin dikenal dan
disukai masyarakat yang masih perlu diberi penerangan, sehingga jasanya makin
dipakai di masyarakat yang lebih luas.
Daya upaya Direktur Utama, Adiwinata, mencapai sasaran yang dituju.
Pada tahun 1968 PN Pos dan Giro tidak mengalami defisit lagi, berkat pelayanan
pos kilat dan pos kilat khusus, yang makin dipakai oleh para pengirim. Dengan
rasa lega Direksi PN. Pos dan giro dapat membayar lunas kenaikan gaji pegawai
50% yang tertunda sampai bulan Nopember 1968. Begitu pula hutang kepada
administrasi luar negeri sebelumnya, (untuk keperluan pengangkutan pos dalam
hubungan internasional), dapat di bayar lunas.
Ia merasa puas bahwa keuangan PN Pos dan Giro dapat di sehatkan kembali
dengan menempuh pendekatan yang terpadu kepada semua anggota Direksi dan
eselon yang ada di bawahnya masing-masing. Ia berpesan kepada generasi
penerus di lingkungan PN Pos dan Giro, supaya memiliki kebanggaan atas
dan memelihara disiplin kerja, sebagai tradisi yang tinggi untuk menjaga nama
baik PN Pos dan Giro.
Sebagai pejabat teras, Adiwinata pernah bertugas belajar di Australia pada
tahun 1954. Dari tanggal 16 Mei 1969 sampai 7 Juni 1969, ia menghadiri Seminar
Manajemen Dinas Pos di Denmark. Ia pun menghadiri penutupan Kongres UPU
ke XVI selama 14 hari di Tokyo, dari tanggal 9 Nopember 1969 sampai 22
Nopember 1969. Ia pernah menjadi Pengganti sementara Direktorat Jenderal
Postel, ketika Dirjen Postel ke luar negeri.
1.3Sejarah Public Relation PT.Pos Indonesia (Persero) wilayah Bandung
PT. Pos Indonesia adalah perusahaan jasa yang terbesar di Indonesia. Sangat
beragam varian jasa yang dikeluarkan oleh PT.Pos Indonesia. Berawal dari
latarbelakang tersebut dan dengan banyaknya jasa yang PT.Pos tawarkan kepada
masyarakat sehingga disini harus ada penanganan secara khusus, karena pada
kenyataanya pelayanan jasa yang kami berikan tidak selamanya berjalan lancar
dikarenakan banyak faktor yang dapat menghambat kelancaran dalam pelayanan
jasa kami, baik secara teknis maupun nonteknis. Yang dimana dari wakru ke
waktu masalah tersebut semakin kompleks.
Oleh karena itu pada Tahun 1997 dibentuklah divisi khusus untuk
menangani masalah tersebut yaitu divisi solusi care. Kemudian seiring
perkembangan zaman dan semakin besarnya minat masyarakat terhadap
pelayanan PT.Pos Indonesia ini maka divisi solusi care berganti nama dengan
nama menjadi costumer care yang sampai sekarang bertahan. Adapun tugas dari
costumer care ini , diantaranya :
a. Tugas Pokok :
1. Menjaga brand image perusahaan.
2. Menerima keluhan pelanggan atas jasa PT.Pos Indonesia
3. Menginformasikan produk jasa PT.Pos Indonesia.
4. Mempublikasikan produk dan jasa PT.Pos Indonesia
5. Memberikan pembinaan kepada para pengguna layanan PT.Pos
Indonesia.
6. Menjembatani kebutuhan informasi untuk kedua belah pihak baik
internal maupun eksternal.
7. Menginformasikan kebijaksanaan perusahaan baik secara internal
1.4Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia (Persero)
Gambar 1.3
Struktur Organisasi PT.Pos Indonesia (Persero)
1.5Sruktur Organisasi Sekretariat Perusahaan PT.Pos Indonesia (Persero)
Gambar 1.4
Struktur Organisasi Sekretariat Perusahaan PT.Pos Indonesia (Persero)
1.6Struktur Organisasi Humas PT. Pos Indonesia (Persero)
Gambar 1.5
Struktur Organisasi Humas PT. Pos Indonesia (Persero)
1.7Job Description
Berikut ini adalah Job Description dari struktur organisasi Public Relations
PT. Pos Indonesia (Persero):
1. Manajer Public Relations
a. Merencanakan, mengorganisir, danmelaksanakan program dan
kegiatan internal publik relations meliputi berbagai kegiatan
interaktif sebagai media untuk komunikasi di lingkungan
internal perusahaan.
Manajer Public Relations
Abu Sofian
Div. Internal
Agus Suhendar
Div.Dukungan Pers Wawan Setiawan
Div.Pengadaan
Asep Ma’mun
Div. SDM & Keuangan
MR.Ferry H.S Div.Dukungan
Eksternal
Riyan Hardiyana
Meilasari
b. Mengorganisir dan melaksanakan kegiatan penting di
perusahaan dan membuat panduan umum untuk
penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan oleh unit lain serta
mengelola kegiatan dokumentasinya.
c. Mengembangkan metode komunikasi internal yang efektif
sehingga terciptanya image yang positif dan mampu
memotivasi kalangan internal terhadap kebijakan manajemen
maupun berbagai permasalahan perusahaan.
d. Mengembangkan panduan komunikasi internal yang dilakukan
oleh unit lain sehingga kegiatan unit Public Relations dilakukan
secara efektif dan efisien.
e. Menyusun kegiatan fungsi Public Relations berdasarkan data
kalender kegiatan bagian.
f. Merencanakan, mengendalikan, dan mengembangkan identitas
perusahaan serta nilai-nilai budaya perusahaan.
g. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran yang berkaitan
dengan aktivitas Divisi Komunikasi Korporat.
h. Mengelola sumber daya bagian secara efektif dan efisien.
2. Divisi Internal
a. Merencanakan, mengorganisir, dan melaksanakan program dan
b. Mengorganisir kegiatan event-event penting di perusahaan dan
membuat panduan umum untuk penyelenggaraan serta
mengelola kegiatan dokumentasi.
c. Mengembangkan metode komunikasi internal yang efektif
sehingga terciptanya image yang positif dan mampu
memotivasi kalangan internal terhadap kebijakan manajemen
maupun berbagai permasalahan perusahaan.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi dampak kebijakan
manajemen kepada image pegawai terhadap perusahaan serta
memberikan rekomendasi agar kebijakan manajemen mampu
secara efektif meningkatkan dukungan dari lingkungan internal
perusahaan.
e. Menyusun kegiatan korporat berdasarkan data kalender
kegiatan bagian.
f. Mengorganisir dan mengkoordinasikan dengan bagian terkait
untuk penerbitan dan sirkulasi kalender, agenda perusahaan,
dan kartu ucapan perusahaan tepat waktu.
3. Divisi Dukungan Keuangan dan Pengadaan
a. Membuat Nota Pusat Permintaan HPS Pengadaan Pembuatan
Barang-barang Souvenir ke Petugas Pelaksana Pembuat HPS
b. Membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Surat Permintaan
Penawaran Harga Pengadaan Pembuatan Barang-barang
Souvenir.
c. Melaksanakan Seleksi dan Evaluasi Penawaran Harga,
Membuat Surat Undangan Negosiasi dan Berita Acara Rapat
Klarifikasi dan Negosiasi dalam Pembuatan Souvenir.
d. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK) dan Surat
Perjanjian/Kontrak.
e. Membuat Surat Penunjukan Penetapan Perusahaan Pelaksana
Pekerjaan.
f. Membuat Surat Pemberitahuan Pengenaan Denda
Keterlambatan Penyerahan Souvenir Yang Dipesan kepada
Pihak Rekanan/Vendor.
g. Menyusun dan Mengarsipkan Naskah-naskah Pekerjaan.
h. Membantu Proses Pekerjaan Petugas Pembuat SPB Bagian
Purel.
i. Melakukan Tugas-tugas Lain Yang Diperintahkan oleh FP
SDM & Kug dan Manajer.
4. Divisi Dukungan Pers
Fungsi dari divisi Dukungan Pers yaitu mendukung aktivitas
Public Relations dalam mempublikasikan perusahaan kepada pihak
dalam upaya membangun citra positif PT Pos Indonesia (Persero).
Tugas-tugas dari divisi ini diantaranya:
1. Menjalin keselarasan hubungan dengan wartawan untuk
mempertahankan citra positif perusahaan.
2. Melakukan akses dengan wartawan & media dalam hal pemuatan
maupun koreksi berita di media massa dalam kondisi mendesak
maupun normal.
3. Koordinator liputan, redaktur bulettin internal INFO pos.
Menyelesaikan tugas yang diserahkan oleh atasan.
5. Divisi Dukungan Eksternal
Mendukung aktivitas Public Relations dalam mempublikasikan
perusahaan kepada pihak eksternal melalui sarana media dalam upaya
membangun citra positif PT Pos Indonesia (Persero).
1. Mendukung aktivitas Public Relations dibidang penyiapan materi
advertorial & iklan.
2. Menyusun draft News Release untuk kebutuhan berita setiap event
korporat.
3. Mendukung penyiapan materi iklan/display korporat maupun
produk, melalui koordinasi dengan lintas fungsi terkait.
4. Mengerjakan surat menyurat atas proposal yang disetujui,
melakukan pemantauan laporan kegiatan, menghimpun bukti
Public Relations untuk dipertanggungkan sebagai biaya
perusahaan.
5. Menghadiri rapat dalam lingkup kerja komunikasi eksternal.
6. Melakukan pendampingan dalam lingkup kerja komunikasi
eksternal (konferensi pers, wawancara Direksi & nara sumber lain).
7. Membantu menjawab pengaduan masyarakat pada media massa.
8. Membantu melakukan analisis media massa secara periodik
(bulanan).
9. Melaksanakan tugas lain dari atasan langsung dan Manajer Public
Relations.
1.8Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Kantor Public Relations PT.
Pos Indonesia (Persero) ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Daftar Sarana Kantor Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)
NO.
SARANA JUMLAH
1 Ruang Tamu 1
2 Ruang Manajer Public Relatios 1
3 Ruang Divisi Internal 1
4 Ruang Divisi Eksternal 1
6 Ruang Tengah (Santai) 1
7 Ruang Editor 1
8 Ruang Rapat 1
9 Ruang Karyawan 5
10 Kamar Mandi/WC 3
11 Mushola 1
12 Dapur 1
13 Kamar Petugas Keamanan 1
14 Gudang 2
Tabel 1.2
Daftar Prasarana Kantor Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)
NO PRASARANA JUMLAH
1 Komputer 10
2 Televisi 2
4 AC 5
5 Saluran Indovision 1
6 Printer 10
7 Telepon Umum 2
8 Telepon Saluran Internal 6
9 Saluran PPM (Khusus Internal) 1
10 Saluran Internal speedy 1
11 Mesin Fax 3
12 Mesin Penjilid 1
13 Mesin Photocopy 1
14 Kamera DSLR 5
17 Handicam Profesional 2
18 Tripod 5
19 X-Banner 5
20 Papan Pengumuman 5
21 Lemari File 10
22 Meja dan kursi kerja karyawan 15
23 Lemari Pendingin 1
24 Kompor Gas 1
1.9Lokasi dan Waktu PKL
1.9.1 Lokasi PKL
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Bagian Public Relations
PT. Pos Indonesia (Persero) Pusat Bandung yang bertempat di
JalanAnggrek No. 59 Bandung. Kantor Public Relations PT. Pos ini berjarak
cukup jauh dari kantor Pos Pusat yang berada di Jalan Asia Afrika No. 49
Bandung.
1.9.2 Waktu PKL
Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan kurang
lebih selama 1 bulan yang terhitung sejak tanggal 15 Juli 2013 sampai
dengan 16 Agustus 2013 di Bagian Public Relations PT. Pos Indonesia.
Adapun waktu kerja yang dilakukan yaitu dari pukul 09.00 – 16.00 WIB (ketika bulan Ramadhan) dan pukul 08.00-16.00 WIB terhitung dari hari
Senin sampai dengan hari Jumat (hari Sabtu libur).
BAB II
PELAKSANAAN PKL
2.1 Aktivitas Kegiatan Selama PKL
Penulis melakukan aktivitas Praktek Kerja lapangan (PKL) di PT. Pos
Indonesia (Persero) bagian Public Relations selama kurang lebih satu bulan.
Banyak sekali pengalaman pengalaman baru yang didapatkan dalam
melaksanakan aktivitas Praktek Kerja Lapangan (PKL), baik itu kegiatan rutin
maupun kegiatan insidental, kegiatan rutin yang penulis lakukan di PT. Pos
Indonesia (Persero) bagian Div. Public Relations adalah mengirim dan mengecek
faximili dari perusahaan-peusahaan lain yang masuk ke kantor, membuat
disposisi, fotokopi berkas-berkas, dan yang paling sering penulis lakukan yaitu
menginput surat masuk dan surat keluar. Sedangkan kegiatan yang bersifat
insidentil yaitu meliput kegiatan buka puasa bersama nasional PT. Pos Indonesia
(Persero) yang akan dijadikan final report nya lalu menjadi panitia buka bersama
PT. Pos Indonesia dengan anak-anak yatim serta menjadi panitia dalam kegiatan
halal bil halal PT.Pos Indonesia (Persero) dan kegiatan kegiatan lain yang
menyangkut ilmu kehumasan yang menambah wawasan penulis.
2.1.1 Jadwal Kegiatan PKL
Selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT. Pos Indonesia (Persero)
bagian Public Relations, Penulis melakukan dua jenis yaitu kegiatan yang bersifat
rutin dan kegiatan insidentil yang terdapat pada tabel di bawah ini
Tabel 2.1
Pekerjaan yang Dilaksanakan Setiap Hari
No Hari/Tanggal Kegiatan
Sifat
Menginput Surat Keluar
Membuat Lembar Disposisi
Menginput Surat masuk
Materi tentang News
Release
√
√
5. Jum’at, 19 Juli 2013
Menginput surat masuk
Karyawan PT.Pos
Indonesia
6. Senin, 22 Juli 2013
Menginput surat masuk
Menginput surat keluar
Menginput surat masuk
kompetensi seorang PR
Membuat Lembar Disposisi
Menginput surat masuk
Menginput disposisi
undangan Halal bi halal PT.
Pos Indonesia untuk
didistribusikan
Membuat surat untuk
persiapan 17 Agustus
Menginput surat masuk √
19.
Menginput surat masuk
Menginput surat keluar
Sumber : Arsip Penulis 2013
2.2 Deskripsi dan Contoh Kegiatan Rutin dan Insidentil Selama PKL
Aktivitas kegiatan bagian Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)
yang dilakukan oleh penulis saat melakukan Praktek Kerja Lapangan yaitu penulis
melakukan pekerjaan rutin dan insidentil yang berhubungan dengan humas
khususnya dilakukan secara rutin seiap hari adalah :
2.2.1 Kegiatan Rutin
Adapun kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh penulis yang dibagi dengan
disposisi, mengirim & mengecek faximili, serta photocopy berkas surat yang
diperlukan.
2.2.1.1 Menginput data Surat Masuk dan Surat Keluar
Penulis ditugaskan untuk menginput data surat masuk dan
surat keluar yang berguna sebagai arsip kesekretariatan kantor Pos
bagian Public Relations. Surat-surat yang masuk atau keluar
biasanya terdiri dari surat dinas, surat pengajuan proposal, surat
perintah, memorandum, dan surat keputusan. Penulis juga dalam hal
ini mengarahkan dan menyalurkan surat ke unit-unit kerja dalam
lingkungan kantor tersebut. Form yang sudah ada dalam komputer
pun membuat penginputan ini menjadi lebih praktis.
Setelah surat-surat diinput, kemudian surat-surat tersebut
disampaikan pada pihak yang dituju, kemudian langsung
dikategorikan menurut jenis surat yang dituju, apabila surat itu berisi
tentang pengajuan proposal maka penulis memberikan surat beserta
proposalnya tersebut kepada karyawan bagian dukungan eksternal
dan bila surat tersebut berisi tentang surat perintah atau
memorandum penulis memberikannya pada karyawan bagian
dukungan internal, namun sebelum diberikan kepada karyawan,
surat-surat tersebut diberikan dahulu kepada pimpinan untuk
menunjuk siapa yang ahli dalam hal tersebut, sesuai dengan instruksi
2.2.1.2 Menginput Lembar Disposisi
Pekerjaan yang satu ini adalah tindak lanjut dari kegiatan
menginput surat masuk ke kantor. Surat yang masuk baik berupa
surat dinas, surat pengajuan proposal, surat perintah ataupun
memorandum diberikan kepada pimpinan, lalu pimpinan akan
menindak lanjut surat-surat tersebut yang akan didisposisikan kepada
karyawan yang diberikan tugas atau tanggungjawab untuk
diselesaikan sesuai instruksi pimpinan.
Penulis dalam pekerjaan ini menjadi penginput lembar
disposisi yang sudah di periksa dan diberikan instruksi oleh
pimpinan ke komputer dengan menggunakan indeks, kode, dan
nomor urut surat, sehingga dapat digunakan untuk membaca kembali
dimana letak lembar disposisi tersebut dalam agenda atau
pengarsipan. Selanjutnya setelah pengarsipan lembar disposisi,
penulis memberikannya kepada karyawan sesuai instruksi yang
diarahkan oleh pimpinan.
2.2.1.3 Mengirim & mengecek Faximili
Fax yaitu mengirimkan dan menerima informasi melalui mesin
faksimili dari pihak yang bersangkutan dengan unit Public Relations.
Kegiatan mengecek faximili adalah kegiatan rutin penulis, hampir
setiap hari pekerjan ini dilakukan. ketika ada fax yang masuk,
bersangkutan contohnya ada fax masuk yang berisi tentang anggaran
keuangan atau tagihan-tagihan, penulis langsung memberikannya
kepada karyawan bagian dukungan keuangan dan pengadaan.
Pekerjaan mengirim fax, selama berada disana penulis
biasanya mengirim fax kepada seluruh kantor-kantor Pos cabang di
Indonesia biasanya yang penulis kirim berupa pengumuman, memo,
undangan, konfirmasi, naskah pidato, dan rundown suatu acara.
2.2.1.4 Photocopy
Untuk Photocopy sendiri penulis menggandakan suatu
dokumen melalui mesin Photocopy yang disediakan oleh
perusahaan. Biasanya penulis mengcopy surat-surat tembusan yang
harus di didistribusikan langsung kepada pihak-pihak terkait.
Pekerjaan ini perlu kecepatan dan kelincahan, tetapi harus teliti
dan cermat, agar kertas atau salinannya tidak tertukar baik
halamannya maupun tertukar dengan dokumen yang lain.
2.2.2 Kegiatan Insidentil
Kegiatan insidentil merupakan kegiatan yang tidak rutin dilksanakan oleh
penulis kegiatan ini terjadi atau dilakukan hanya pada kesempatan atau
acara-acara tertentu saja.
2.2.2.1 Menulis di Papan Pengumuman
Papan pengumuman adalah papan yang berisi informasi
dimana seluruh karyawan public relations dapat melihat jadwal
acara atau pengumuman-pengumuman yang terkait. Papan
pengumuman tersebut adalah salah satu bentuk media komunikasi
yang digunakan dalam kantor tersebut, meskipun hanya ada 2 papan
pengumuman, tapi informasi yang ada dalam kantor tersebut dapat
tersebar efektif kepada seluruh karyawan.
Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), menulis di
Papan penguman adalah kegiatan insidental yang dilakukan penulis
karena tidak rutin setiap hari dilakukan. Informasi yang ditulis
biasanya mengenai :
1. Rapat antar divisi
2. Rapat dengan pihak pengaju kerja sama
3. Kegiatan-kegiatan terkait acara yang mengharuskan adanya
tim Public Relation
4. Acara yang dibuat oleh tim Public relation
2.2.2.2 Materi tentang News Release
Salah satu bentuk publikasi yang dibuat oleh public relation
PT. Pos Indonesia khususnya tim eksternal yaitu menulis news
kegiatan ke-PR-an untuk konsumsi media massa atau dengan kata
lain rangkuman berita yang dibuat untuk pihak media.
Dalam hal ini tim eksternal public relation PT. Pos Indonesia
mensosialisasikan launching “PROGAM MUDIK SENANG LEBARAN RIANG”.
Penulis diberikan arahan tentang cara menulis news release
yang benar, mulai dari pembuatan judul, nomor terbit, dan isi dari
news release itu sendiri. Pada akhirnya penulis ditugaskan untuk
membuat contoh news release.
2.2.2.3 Analisis Proposal Masuk menggunakan SWOT
Untuk tetap menjaga kerjasama dengan instansi lain, PT. Pos
Indonesia tetap menerima pengajuan proposal dari berbagai pihak.
Proposal yang masuk dikirim ke kantor public relations PT. Pos
Indonesia lalu akan ditimbang ulang oleh divisi eksternal public
relations.
Pada Tanggal 17 Juli 2013, divisi eksternal public relations
memberikan 2 berkas proposal kepada penulis dan rekan-rekan
untuk dianalisis, saat itu kami menganalisis proposal dari Tribun
tentang “Jalan Sehat Bareng Tribun” dan satu lagi proposal dari
salah satu media cetak dalam menawarkan kolom iklan pada koran
tersebut. Analisis yang kami lakukan menggunakan SWOT, dilihat
tidak, lalu keuntungan dan kerugian yang didapat PT. Pos Indonesia,
menentukan opsi untuk menentukan jenis kerjasama yang
diambil.Setelah penulis dan rekan-rekan selesai mengerjakan analisis
proposal penulis dan rekan-rekan segera melaporkan hasil analisis
kepada divisi eksternal public relations untuk di koreksi.
Gambar 2.1
Penulis ketika menganalisis proposal
2.2.2.4 Kegiatan Tausyiah Buka Bersama Nasional Karyawan PT.Pos
Indonesia
Setelah selesai jam kerja pada hari Jum’at 19 Juli 2013,
pada pukul 16.00 WIB diadakan buka puasa bersama nasional
seluruh kantor pusat Pos Indonesia. Acara tersebut dilakukan
serempak seindonesia mengikuti waktu wilayah masing-masing,
acara yang mendapat rekor muri ini bertujuan untuk menjaga dan
mempererat hubungan tali silaturahmi antar seluruh karyawan serta
Indonesia masih eksis berada di masyarakat dari dahulu hingga saat
ini. Kegiatan Tausiah dan Buka Bersama serentak di seluruh kantor
Pos Indonesia meraih rekor MURI karena mencapai total peserta
sebanyak 3.363 kantor pos.Kegiatan ini merupakan salah satu wujud
rasa syukur seluruh karyawan Pos Indonesia yang sudah melakukan
tugas-tugas dengan baik dan menghasilkan pertumbuhan kinerja
yang baik.Selain itu dilakukannya acara ini yaitu sebagai bentuk
apresiasi perusahaanterhadapkaryawan yang melaksanakan tugas
berat yakni pendistribusian Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan
pembayaran bantuan langsung sementara masyarakat (PBLSM),
dimana tugas ini adalah wewenang negara dan pemerintah yang
dipercayakan pada PT.Pos Indonesia.
Dalam hal ini tim public relations meliput kegiatan tersebut
dan membuat laporan pasca acara untuk diberikan pada media.
Buka puasa bersama tersebut dilangsungkan di gedung
Wahana Bakti Pos Jl. Banda. Acara tersebut diisi oleh
sambutan-sambutan dari beberapa pimpinan direksi lalu dilanjutkan tausyiah