• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simulasi Dan Visualisasi Dinammika Molekul Dengan Model Potensial Lennard Jones

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Simulasi Dan Visualisasi Dinammika Molekul Dengan Model Potensial Lennard Jones"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

SIMULASI DAN VISUALISASI DINAMIKA MOLEKUL

DENGAN MODEL POTENSIAL LENNARD JONES

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

LILI ANGGRAINI HARAHAP

040801016

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN

Judul : SIMULASI DAN VISUALISASI DINAMIKA MOLEKUL DENGAN MODEL POTENSIAL LENNARD JONES

Kategori : SKRIPSI

Nama : LILI ANGGRAINI HARAHAP NIM : 040801016

Program Study : SARJANA (S1) FISIKA Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 21 Oktober 2008

Diketahui/disetujui oleh

Departemen Fisika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing

(3)

PERNYATAAN

SIMULASI DAN VISUALISASI DINAMIKA MOLEKUL DENGAN MODEL POTENSIAL LENNARD JONES

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya

Medan, 21 Oktober 2008

(4)

PENGHARGAAN

Puji dan Syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kasih sayang serta karunia-Nya kepada penulis hingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan terbaik di muka bumi.

(5)

SIMULASI DAN VISUALISASI DINAMIKA MOLEKUL DENGAN MODEL

POTENSIAL LENNARD JONES

ABSTRAK

Simulasi dinamika molekul merupakan suatu pemodelan interaksi partikel dengan

penghitungan gerak partikel secara periodik dan pengintegrasian/penjumlahan

keseluruhan dari persamaan gerak. Hal ini dilakukan dengan mengkombinasikan

mekanika statistik dan teori kinetik, sehingga unsur-unsur mikroskopik molekul dapat

dikalkulasikan. Terdapat tiga tujuan utama dilakukan Simulasi ini. Pertama, parameter

yang ingin disimulasi dibandingkan dengan hasil secara eksperimen, jika terdapat

kesamaan maka hasil eksperimen dapat dijelaskan berdasarkan model simulasi.

Kedua, MDS dapat digunakan untuk menginterpretasi hasil eksperimen. Ketiga

bertujuan untuk memberikan pemahaman mendasar dari gerak dan interaksi molekul

dan juga memberikan arahan dalam melakukan pengujian, baik itu secara teoritik

maupun secara eksperimen. Simulasi ini menggunakan software teknik komputasi

matlab versi 6.1.

Dengan memvisualisasikan bentuk histogram dan grafik dari interaksi

antarmolekul menunjukkan bahwa simulasi ini memenuhi spesifikasi ketelitian yang

(6)

MOLECULAR DYNAMICS SIMULATION AND VISUALIZATION BY USING

LENNARD JONES MODEL

ABSTRACT

Molecular Dynamics Simulation (MDS) models properties of a system of interacting

particles by repeteadly calculating the interactions between the particles and

integrating their equations of motion. Combining statistical mechanics and kinetic

theory, microscopic properties of the system can be calculated. There are three main

scenarios for the use of MDS. The first scenario, the simulated properties are

compared with experimental result, and when the two agree, it is reasonable to claim

that the experimental result can be explained by the simulation model. The second,

MDS are used to interprate experimental result. The third giving exploratory tool to

gain an initial understanding of a molecular motion and interaction problem, also give

guidance among possible lines of investigation, be it theoretical or experimental. This

simulations using the language of technical computing Matlab version 6.1

With visualizing the histogram and graph form the interaction of molecular

dynamics shows that this simulation gain the specification of error needed.

(7)

DAFTAR ISI

1.4 Metodologi Penelitian 2 1.5 Sistematika Penulisan 3 Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 2.1 Sistem dan Lingkungan 5

2.2 Dinamika Molekul 7 2.3 Mekanika Klasik 10

2.4 Mekanika Statistik 12 2.4.1 Energi Kinetik 12

2.4.2 Energi Potensial 13 2.4.3 Temperatur 13 2.4.4 Tekanan 14 2.4.5 Distribusi Kecepatan 15 2.4.6 Jalan bebas rata-rata 16 2.4.7 Gerak Brown 17 2.5 Model Interaksi antarmolekul 18 2.5.1 Potensial Lennard Jones 18 2.5.2 Gaya Antarmolekul 20 Bab 3 Analisis dan Perancangan Simulasi Dinamika Molekul 22 3.1 Analisis Masalah 22

3.1.1 Syarat Batas Periodik dan Kotak Simulasi 22 3.1.2 Jarak terdekat antarmolekul 23 3.1.3 Kecepatan rata-rata interaksi partikel 23

3.1.4 Posisi dan kecepatan setelah interaksi 27 3.2 Perancangan diagram alir 28

(8)

4.1 Distribusi Kecepatan Partikel 34

4.2 Jalan Bebas rata-rata 40

4.3 Potensial Lennard Jones 43

4.4 Gaya antarmolekul 45

Bab V Kesimpulan dan Saran 47

5.1 Kesimpulan 47

5.2 Saran 47

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

SIMULASI DAN VISUALISASI DINAMIKA MOLEKUL DENGAN MODEL

POTENSIAL LENNARD JONES

ABSTRAK

Simulasi dinamika molekul merupakan suatu pemodelan interaksi partikel dengan

penghitungan gerak partikel secara periodik dan pengintegrasian/penjumlahan

keseluruhan dari persamaan gerak. Hal ini dilakukan dengan mengkombinasikan

mekanika statistik dan teori kinetik, sehingga unsur-unsur mikroskopik molekul dapat

dikalkulasikan. Terdapat tiga tujuan utama dilakukan Simulasi ini. Pertama, parameter

yang ingin disimulasi dibandingkan dengan hasil secara eksperimen, jika terdapat

kesamaan maka hasil eksperimen dapat dijelaskan berdasarkan model simulasi.

Kedua, MDS dapat digunakan untuk menginterpretasi hasil eksperimen. Ketiga

bertujuan untuk memberikan pemahaman mendasar dari gerak dan interaksi molekul

dan juga memberikan arahan dalam melakukan pengujian, baik itu secara teoritik

maupun secara eksperimen. Simulasi ini menggunakan software teknik komputasi

matlab versi 6.1.

Dengan memvisualisasikan bentuk histogram dan grafik dari interaksi

antarmolekul menunjukkan bahwa simulasi ini memenuhi spesifikasi ketelitian yang

(11)

MOLECULAR DYNAMICS SIMULATION AND VISUALIZATION BY USING

LENNARD JONES MODEL

ABSTRACT

Molecular Dynamics Simulation (MDS) models properties of a system of interacting

particles by repeteadly calculating the interactions between the particles and

integrating their equations of motion. Combining statistical mechanics and kinetic

theory, microscopic properties of the system can be calculated. There are three main

scenarios for the use of MDS. The first scenario, the simulated properties are

compared with experimental result, and when the two agree, it is reasonable to claim

that the experimental result can be explained by the simulation model. The second,

MDS are used to interprate experimental result. The third giving exploratory tool to

gain an initial understanding of a molecular motion and interaction problem, also give

guidance among possible lines of investigation, be it theoretical or experimental. This

simulations using the language of technical computing Matlab version 6.1

With visualizing the histogram and graph form the interaction of molecular

dynamics shows that this simulation gain the specification of error needed.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Teori-teori mengenai material pada dasarnya dapat memberikan informasi yang cukup

untuk memprediksi sifat material pada skala makroskopik maupun mikroskopik.

Namun analisa dan perancangan material secara eksperimen biasanya harus dilakukan

berulang-ulang dan memakan waktu yang cukup lama serta memerlukan biaya yang

cukup mahal, selain itu ada berbagai kondisi yang sulit untuk diimplementasikan,

misalnya eksperimen pada suhu maupun tekanan yang tinggi. Karena ukuran atom

yang sangat kecil (jari-jari atom orde 10-10) maka sangat tidak memungkinkan bagi

kita untuk mengamati perilaku atom secara langsung. Tetapi dengan berkembangnya

kemajuan komputer dan kemampuan komputasi yang jauh lebih baik dari pada

dahulu, maka perilaku interaksi gerak atom seperti tarik menarik, tolak menolak,

tumbukan, gerak acak, dan sebagainya dapat kita amati dan analisis secara langsung

melalui simulasi, dan pergerakannya dapat diamati melalui visualisasi dengan

menggunakan komputer sebagai alat bantu.

Dinamika Molekul merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengamati

pergerakan molekul yang saling berinteraksi. Pergerakan molekul ini dipengaruhi oleh

suatu potensial yang dibentuk oleh medan gaya dari partikel-partikel lain disekitarnya.

Hanya saja karena jumlah partikel yang berperan dalam membentuk potensial itu

sangatlah banyak jumlahnya (Bilangan Avogadro berorde 1023) , maka akan sangat

sulit untuk mengkalkulasikannya. Untuk itu, telah dikembangkan beberapa jenis

penyederhanaan kalkulasi untuk menyelesaikan permasalah dinamika molekuler ini,

yang tentunya masing-masing metode pasti memiliki keterbatasan misalnya ketelitian

masing-masing metode. Salah satu model potensial yang sering digunakan dalam

simulasi dinamika molekul adalah metode Potensial Lennard Jones. Salah satu

keuntungan dari teknik simulasi ini adalah sifatnya yang deterministik yaitu jika suatu

(13)

waktu yang lainnya akan dapat ditentukan. Ciri khas dari potensial ini adalah adanya

fungsi batas (cut off function) yang membatasi jumlah atom yang terlibat selama

perhitungan potensial yang bekerja pada suatu atom, sehingga dengan fungsi batas ini,

atom-atom yang jauh terpisah dari atom dari suatu jarak tertentu yang lebih jauh dapat

diabaikan sehingga mengurangi jumlah perhitungan. Walaupun hal ini mengurangi

ketelitian, tetapi pada kenyataannya kontribusi atom pada suatu potensial berbanding

terbalik secara eksponensial dengan jaraknya sehingga metode ini dapat diterima.

1.2Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Memahami prinsip dinamika molekul melalui simulasi

2. Melakukan uji coba simulasi dinamika molekul dengan berbagai parameter

yang berbeda

3. Menggunakan program bantu untuk mensimulasi dan memvisualisasikan

gerakan molekul

1.3Batasan Masalah

Penelitian dengan simulasi dinamika molekul pada penelitian ini dibatasi pada:

1. Simulasi dilakukan hanya pada ensemble mikrokanonikal yaitu sistem dengan

energi dan temperatur konstan.

2. Simulasi dibatasi pada distribusi molekul dan gerak molekul dengan

menggunakan mekanika klasik.

3. Simulasi untuk potensial dan gaya antarmolekul digunakan model

potensial lennard jones.

4. Simulasi dan visualisasi gerak molekul dengan menggunakan program

matlab 6,1

1.4Metodologi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Studi literature

Merupakan tahap pengumpulan literature mengenai termodinamika

statistik, dinamika molekul, potensial lennard jones, dan teknik

(14)

2. Perancangan model

Merupakan tahap menentukan persamaan-persamaan matematis dengan

variable-varibel yang telah ditentukan.

3. Pembuatan algoritma

Merupakan metode terstruktur yang berisi tahapan-tahapan penyelesaian

masalah dinamika molekul.

4. Pembuatan program komputer

Tahap ini merupakan implementasi dari model dan algoritma yang telah

dibuat ke dalam program computer dengan menggunakan bahasa

pemrograman matlab 6,1

5. Analisa hasil simulasi

Memberikan analisa hasil uji coba simulasi dan visualisasi dinamika

molekul yang telah diperoleh.

6. Penulisan Laporan.

1.5 Sistematika Pembahasan

Laporan tugas akhir ini disusun dalam lima bab yaitu sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, tujuan penelitian, batasan

masalah, dan sistematika pembahasan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian, yaitu

dasar persamaan gerak, mekanika statistik, dasar-dasar dinamika molekul,

model interaksi system dengan lingkungan, model interaksi antarmolekul yang

digunakan untuk mengolah informasi yang akan diimplementasikan dalam

simulasi.

Bab III Perancangan Simulasi Dinamika Molekul

Bab ini membahas tentang implementasi fisis yang telah diperoleh ke dalam

perangkat lunak. Perancangan perangkat lunak ini menggunakan bahasa

pemrograman matlab versi 6,1.

(15)

Bab ini memberikan hasil uji coba simulasi dinamika molekul yang telah

dilakukan pada bab III untuk melihat kesesuaian spesifikasi metode yang

digunakan sehingga dapat dianalisa hasil yang telah diperoleh.

Bab V Kesimpulan dan saran

Bab ini memberikan kesimpulan dari hasil perancangan program yang telah

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Atom dan Molekul

Definisi molekul yang sederhana yaitu bagian yang terkecil dari suatu zat yang masih

mempunyai sifat yang sama dengan zat tersebut. Sebagai contoh, suatu molekul gula

adalah bagian yang terkecil dari zat gula, yang masih mempunyai sifat gula meskipun

secara fisik tidak tampak seperti butiran gula. Contoh lain adalah molekul air. Seperti

zat lain, air tersusun atas molekul-molekul. Di dalam molekul, kita masih dapat

menemukan bagian terkecil lagi yang tidak tampak dengan mata. Ada sekitar 100 jenis

bagian yang lebih kecil dari molekul yang disebut atom.

Gambar 2.1 Struktur atom dan molekul

Di alam semesta terdapat sekitar 105 jenis atom. Semua zat dan molekul terdiri

dari satu atau lebih atom, karena atom-atom adalah bahan dasar dari suatu molekul

yang nantinya akan membentuk senyawa atau zat. Atom ini juga biasa disebut elemen

atau unsur. Contoh bebrapa unsur, antara lain : Hidrogen (H), Argon (Ar), Nitrogen

(N), Oksigen (O), Besi (Fe), dan sebagainya. Dua atom atau lebih atom yang sama

(17)

molekul dibedakan atas molekul unsur dan molekul senyawa. Molekul unsur adalah

molekul yang terbentuk dari gabungan dua atom atau lebih atom –atom yang sejenis.

Molekul senyawa adalah molekul yang terbentuk dari atom –atom yang tidak sejenis.

Misalnya H2O (molekul air), CO2 (molekul karbon dioksida), molekul (NH3

Sebelum membahas lebih jauh tentang dinamika molekul, terlebih dahulu

perlu didefenisikan pengertian dari sistem dan lingkungan karena dinamika molekul

pada dasarnya adalah mengamati perilaku molekul-molekul yang saling berinteraksi

satu sama lain dan juga interaksi dalam suatu sistem terhadap lingkungannya. Sistem

adalah suatu keadaan yang menjadi pusat perhatian atau apa yang diamati, sedangkan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem yang dapat

mempengaruhi keadaan sistem secara langsung. Pemisah antara sistem dan

lingkungan disebut batas yang secara teoritis tidak memiliki massa maupun volume

yang signifikan. Apabila antara sistem dan lingkungan memungkinkan terjadinya

pertukaran materi dan energi, maka sistem tersebut merupakan sistem terbuka. Jika

hanya terbatas pada pertukaran energi sedangkan materi tidak dapat menembus batas

maka sistem tersebut merupakan sistem tertutup. Sedangkan jika pertukaran materi

maupun energi tidak mungkin terjadi, maka sistem tersebut merupakan sistem

terisolasi

), dan

sebagainya.

Gambar 2.1 Sistem dan lingkungan molekul Batas

Lingkungan

(18)

Dalam sistem terdapat ensemble yang merupakan kumpulan dari keadaan

sistem yang memiliki keadaan makroskopis sama tetapi memiliki keadaan

mikroskopis berbeda. Beberapa contoh ensemble yang sering digunakan dalam

dinamika molekul adalah ensemble mikroknonikal, ensemble kanonikal, ensemble

isobarik-isotermal. Namun pada simulasi dinamika molekul ini hanya dibatasi pada

ensemble mikrokanonikal yaitu ensemble yang memiliki karakteristik jumlah

molekul N dan volume V yang tidak berubah serta energi total yang tetap pula.

Ensemble ini merupakan sistem terisolasi sehingga tidak ada interaksi antara sistem

dan lingkungan, dengan demikian energi tidak dapat keluar dan memasuki sistem dan

energi totalnya akan tetap konstan.

Dari segi mikroskopik, didefenisikan bahwa suatu gas hanya dapat didekati

dengan memakaikan hukum-hukum mekanika klasik secara statistik. Yang

merupakan deenisi mikroskopik tersebut adalah:

1. Suatu gas terdiri partikel-pertikel, yang dinamakan molekul-molekul.

Bergantung pada gas tersebut, maka setiap molekul terdiri dari sebuah

atom atau sekelompok atom. Jika gas tersebut merupakan sebuah elemen

atau suatu persenyawaan dan berada dalam suatu keadaan stabil, maka kita

dapat meninjau semua molekulnya sebagai molekul-molekul yang identik.

2. Molekul-molekul bergerak secara serampangan dan menuruti

hukum-hukum gerak Newton. Molekul-molekul bergerak di dalam semua arah dan

dengan berbagai laju. Di dalam menghitung sifat-sifat geraka, maka kita

menganggapbahwa mekanika Newton dapat dipakai pada tingkat

mikroskopik.

3. Jumlah seluruh molekul adalah besar. Arah dan laju gerakan dari setiap

molekul dapat berubah secara tiba-tiba karena tumbukan dengan dinding

atau dengan molekul lain. Setiap molekul khas akan mengikuti sebuah

jalan yang berliku-liku karena tumbukan-tumbukan ini. akan tetapi karena

banyaknya jumlah molekul yang terlibat maka kita menganggap bahwa

jumlah besar tumbukan yang dihasilkan akan mempertahankan distribusi

kecepatan molecular secara keseluruhan dan keserampangan/ keacakan

gerakan.

4. Volume molekul-molekul merupakan jumlah pecahan kecil yang dapat

(19)

5. Tidak ada gaya-gaya yang cukup besar (appreciable forces) yang beraksi

pada molekul-molekul kecuali selama tumbukan

6. Tumbukan-tumbukan adalah elastic dan tumbukan-tumbukan terjadi dalam

waktu yang sangat singkat. Tumbukan antarmolekul dengan dinding

wadah akan mempertahankan kekekalan energy kinetik.

2.2 Dinamika Molekul

Dinamika molekul merupakan suatu pembahasan mengenai pergerakan

molekul-molekul yang saling berinteraksi. Sedangkan Simulasi Dinamika Molekul

(Molecular Dynamics Simulation) merupakan suatu teknik simulasi yang

memungkinkan kita untuk melihat pergerakan molekul dalam suatu material dengan

cara menghitung gerakan tiap atom satu persatu. Materi pada skala makroskopis

terdiri dari molekul-molekul yang jumlahnya sangat banyak. Namun dikarenakan

adanya keterbatasan komputasi, maka simulasi dinamika molekul ini hanya dapat

melakukan perhitungan untuk jumlah ratusan ataupun ribuan molekul saja walaupun

pada dasarnya jika dilibatkan molekul dengan jumlah lebih banyak maka akan

semakin realistik hasil yang diperoleh. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan

fungsi batas dari gaya potensial masing-masing molekul yang terlibat sehingga hanya

dengan menggunakan sampel ratusan molekul saja kita sudah dapat melihat

bagaimana dunia atomic berinteraksi.

Keunggulan lain dari simulasi dinamika molekul ini adalah sifatnya yang

deterministik, artinya jika keadaan suatu materi pada waktu tertentu telah diketahui

maka keadaan materi tersebut pada waktu berbeda dapat ditentukan dengan tepat. Hal

yang paling penting dalam melakukan simulasi dinamika molekul ini adalah

melakukan pemodelan sistem, yang terdiri dari model interaksi antar molekul dan

model interaksi antar molekul dengan lingkungannya. Pemodelan sistem ini akan

menentukan kebenaran simulasi dari segi fisis.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan simulasi

(20)

Gambar 2.2 Bagan simulasi dinamika molekul

Dinamika molekul dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Pengembangan model

Pengembangan model dilakukan sebagai persiapan awal simulasi. Model ini

dapat diperoleh berdasarkan teori. Model interaksi antarmolekul dilakukan

apabila terjadi interaksi antar molekul satu dengan lainnya sehingga

dibutuhkan pengembangan persamaan gerak. Interaksi antar sistem dan

lingkungan dibutuhkan untuk pengendalian tekanan dan juga temperatur

sistem

2. Simulasi dinamika molekul

Metode molecular dynamics (dinamika molekul) mengkomputasi phase spase

trajectory dari suatu koleksi molekul yang secara individu mengikuti hukum

klasik dari motion. Simulasi awal dilakukan sistem dengan energi yang konstan,

point awal adalah Hamiltonian yang mendskripsikan interaksi anata N partikel.

Secara analisis, solusi sistem dari persamaan differensial order kedua didapat

dengan melakukan integrasi dua kali dari waktu 0 ke waktu t untuk

(21)

Simulasi komputer dari sistem molecular dapat dibagi menjadi 3 tahapan yaitu:

1. Tahap Inisialisasi (Initialitation)

Pada tahap ini kondisi awal ditetapkan Tahap inisialisasi terdiri dari

penentuan sistem unit, dan parameter simulasi. Inisialisasi melibatkan

penentuan posisi awal dan kecepatan awal molekul-molekul. Pada

algoritma ini anggap posisi adalah dan velocity diambil dari distribusi

Boltzman

2. Tahap Ekuilibrium (Equilibration)

Equilibrium dapat dibangun jika sistem sudah ditetapkan untuk energi

kinetik dan potensial tertentu.

3. Tahap Produksi (Production)

Tahap produksi adalah tahap utama dalam simulasi dinamika molekul

yaitu ketika hasil simulasi telah diperoleh. Program diawali dengan

pendeklarasian variabel dan parameter yang digunakan dalam program.

Lalu dilanjutkan dengan menyiapkan inisial konfigurasi agar diperoleh

hasil.

Molekul-molekul yang berada dekat batas sistem atau permukaan memiliki molekul

tetangga yang lebih sedikit dari pada yang berada di tengah sistem sehingga

mengakibatkan efek permukaan yang sangat kecil sedangkan simulasi dinamika

molekul ini juga sangat dipengaruhi oleh efek permukaan. Hal ini menyebabkan

informasi yang akan diperoleh dominan merupakan sifat materi yang berada dekat

permukaan, padahal yang paling penting untuk diamati adalah sifat materi itu sendiri.

Untuk menghindari hal ini, maka interaksi molekul dengan batas dihilangkan dengan

(22)

Gambar 2.3 Sel Primer dan sel citra

Objek yang diamati dibagi menjadi sel-sel yang identik satu sama lain. Sel yang

diamati disebut dengan sel primer sedangkan sel lain yang tidak diamati disebut

dengan sel citra yang juga memiliki semua informasi (misalnya posisi dan kecepatan

molekul) yang sama dengan sel primer. Pembuatan syarat batas periodik ini

memberikan implikasi yaitu apabila sebuah molekul meninggalkan sel primer,

molekul tersebut akan digantikan dengan sel citranya yang masuk ke dalam sel primer

secara bersamaan. Posisi molekul yang keluar dari sel primer tersebut diganti dengan

posisi baru yaitu posisi citranya yang masuk ke dalam sel primer. Kondisi ini

menyebabkan jumlah atom yang berada dalam sel akan konstan.

2.3Mekanika Klasik

Mekanika Klasik adalah bagian dari ilmu fisika mengenai gaya yang bekerja pada

benda. Sering dinamakan "Mekanika Newton" dari Newton dan Hukum Gerak Newton. Mekanika klasik dibagi menjadi sub bagian lagi, yaitu statika (mempelajari

benda diam), kinematika (mempelajari benda bergerak), dan dinamika(mempelajari

Sel primer Sel Citra

(23)

benda yang terpengaruh gaya). Penyebab gerak suatu benda atau partikel disebut

sebagai dinamika gerak. Dalam pembahasan mengenai dinamika molekul ini, akan

dibahas mengenai konsep-konsep yang menghubungkan kondisi gerak benda dengan

keadaan-keadaan luar yang menyebabkan perubahan gerak benda. Dalam dinamika

molekul ini, digunakan ketiga hukum Newton:

1. Hukum Inersia atau kelembaman, menyatakan bahwa suatu partikel akan

cenderung untuk mempertahankan geraknya. Suatu partikel apabila diam,

maka akan tetap diam dan apabila bergerak maka akan tetap bergerak dengan

kecepatan konstan selama tidak ada pengaruh luar yang mengubah kondisi

geraknya.

2. Hukum Newton kedua menyatakan bahwa percepatan sebanding dengan

resultan gaya yang dialami oleh benda tersebut dan bernading terbalik dengan

massanya, dan arah percpatan sejajar dengan arah gayanya. Jika partikel

dengan massa m menerima gaya , maka partikel tersebut akan mengalami

percepatan sebesar

(2.1)

3. Hukum Newton ketiga ini disebut dengan hukum aksi-reaksi. Jika partikel i

memberikan gaya pada partikel j sebesar , maka partikel j akan memberikan

gaya pada partikel i sebesar

(2.2)

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kuantitas gerak suatu benda

tergantung pada massa inersia dan juga kecepatan benda. Untuk itu didefenisikan

suatu besaran vector yang disebut sebagai momentum yang merupakan kuantitas

gerak suatu benda. Ketiga hukum Newton ini memberikan konsekwensi hukum

kekekalan momentum. Dalam suatu sistem terisolasi (ensemble mikrokanonikal),

momentum dari masing-masing partikel dapat berubah-ubah akibat interaksi satu

sama lain, namun momentum totalnya tidak berubah. Momentum total sistem diamati

(24)

(2.3)

Dimana m adalah massa molekul dan p adalah momentum molekul.

2.4Mekanika Statistik

Mekanika statistika adalah aplikasi dari teori probabilitas yang mengkombinasikan

matematika ke bidang mekanika yang menangani gerak partikel atau objek yang

dikenai suatu gaya. Mekanika statistik ini dibutuhkan untuk mengkonversi

informasi pada skala atomic menjadi informasi pada skala makroskopik.

Kemampuan untuk membuat prediksi makroskopik berdasarkan informasi dari

sifat mikroskopik. Konsep partikel bebas diperkenalkan ketika suatu partikel bebas

dari adanya pengaruh gaya atau interasi dari luar sistem fisis yang ditinjau.

Dikatakan, dalam kerangka acuan inersia, ruang bersifat homogeny dan isotropic.

Jika partikel bebas bergerak dengan kecepatan konstan dalam suatu sistem

koordinat selama interval waktu tertentu tidak mengalami perubahan kecepatan,

sehingga konsekwensinya adalah waktu bersifat homogen.

Menurut mekanika statistic, kuantitas fisis diperoleh sebagai rata-rata

konfigurasi tersebut terhadap waktu. Konfigurasi posisi dan momentum

molekul-molekul menentukan sifat-sifat yang dimiliki oleh materi tersebut sifat-sifat

tersebut antara lain adalah energi, temperature, tekanan, dan entalpi dan

sebagainya.

2.4.1 Energi Kinetik

Energy kinetic sistem adalah jumlah dari energy kinetic setiap molekul.

(2.4)

Dengan

Sedangkan energy total suatu sistem tersusun dari energy potensial dan juga

(25)

(2..5)

Untuk sistem terisolasi dimana tidak ada energy yang menembus batas, sistem bersifat

konservatif atau energi sistem konstan. Konservasi energi ini adalah salah satu cara

untuk memeriksa kebenaran simulasi ensemble mikrokanonikal.

2.4.2 Energi Potensial

Persamaan berdasarkan fisika Kuantum menyatakan gerak tiap partikel di alam

semesta ditentukan oleh potensial yang dibentuk oleh medan gaya dari

partikel-partikel lain di sekitarnya. Energy potensial adalah jumlah dari semua energy

potensial molekul-molekul dalam sistem.

(2.6)

Dengan adalah set posisi titik pusat massa atom atau molekul,

, sedangkan energy total suatu sistem tersusun dari

energy potensial dan juga energi kinetik sistem.

(2.7)

Untuk sistem terisolasi dimana tidak ada energy yang menembus batas, sistem bersifat

konservatif atau energi sistem konstan. Konservasi energi ini adalah salah satu cara

untuk memeriksa kebenaran simulasi ensemble mikrokanonikal.

2.4.3 Temperatur

Ditinjau menurut termodinamika statistik, temperature merupakan suatu skala dari

energy kinetic molekul-molekul penyusunnya. Untuk tiga dimensi, hubungan antara

energy kinetik terhadap temperatur dinyatakan oleh:

(2.8)

(26)

(2. 9)

Dimana K adalah energy kinetic total sistem, N adalah jumlah molekul sistem,

adalah konstanta Boltzman dan T adalah temperature.

2.4.4 Tekanan

Tekanan didefenisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu satua luas,

yang secara matematis dinyatakan dengan:

(2.10)

Dengan menggunakan Hukum Newton kedua:

(2.11)

Maka tekanan dapat dinyatakan sebagai suatu fluks momentum atau momentum

yang menembus suatu satuan luas dalam suatu satuan waktu. Sedangkan menurut

termodinamika statistik, tekanan seperti ini terdiri dari dua bagian yaitu:

1. Fluks momentum akibat molekul yang menembus suatu permukaan luas

selama dt, dinotasikan dengan

(2.12)

2. Fluks momentum akibat gaya yang bekerja antara dua molekul yang berada

pada sisi yang berbeda dari permukaan luas, dinotasikan dengan (

(2.13)

Maka tekanan total menurut termodinamika statistik adalah:

(27)

2.4.5 Distribusi kecepatan

Untuk memahami bagaimana distribusi kecepatan dalam suatu wadah pengamatan

kotak kubus, dapat diandaikan saja apabila kotak pengamatannya diam, distribusi

kecepatan itu akan simetris di sekitar kecepatan nol(jumlah molekul yang bergerak ke

kanan akan sama banyaknya dengan jumlah molekul yang bergerak ke kiri), dan kita

juga memperkirakan bahwa distribusinya akan sedemikian rupa sehingga peluang

untuk menemukan sebuah molekul dengan kecepatan besar adalah sangat kecil sekali.

Hal ini disebabkan molekul-molekul dalam materi dapat memiliki kecepatan yang

berbeda-beda sehingga terbentuk suatu distribusi kecepatan. Secara statistik dapat

diperoleh bahwa molekul-molekul akan paling banyak berada paa suatu kecepatan

tertentu, dan akan semakin berkurang jumlah molekulnya dengan semakin jauh

kecepatan ny dari suatu kecepatan tersebut. Salah satu penyebabnya adalah karena

molekul-molekul dalam materi akan saling bertabrakan dan berinteraksi. Interaksi ini

menyebabkan adanya pemerataan energy kinetic, karena molekul yang bergerak lebih

cepat memberikan tambahan momentum pada molekul yang bergerak lebih lambat

dan sebaliknya. Distribusi kecepatan yang terjadi berbentuk distribusi normal, dan

dinamakan disribusi Maxwell-Boltzman. Distribusi Maxwell-Boltzman bergantung

waktu suhu ini dirumuskan dengan:

(2.15)

(28)

2.4.6 Jalan bebas rata-rata

Diantara tumbukan-tumbukan yang berturutan, sebuah molekul dalam suatu gas akan

bergerak dengan laju yang konstan sepanjang sebuah garis lurus. Jarak rata-rata

diantara tumbukan-tumbukan yang berturutan seperti itu dinamakan dengan jalan

bebas rata-rata (mean-free-path).

Gambar 2.5 Jalan bebas rata-rata molekul

Sebuah molekul yang berjalan melalui suatu gas, bertumbukan dengan

molekul-molekul lain sepanjang jalan yang dilaluinya. Sudah tentu bahwa semua

molekul lainnya bergerak dengan cara yang sama. Seandainya molekul-molekul

adalah titik-titik, maka molekul tidak akan bertumbukan sama sekali dan jalan bebas

rata-rata sama dengan tak berhingga. Akan tetapi, molekul-molekul bukanlah

merupakan titik-titik dan karena itu terjadilah tumbukan-tumbukan. Jika

molekul-molekul tersebut sangat banyak jumlahnya sehingga menempati seluruh ruangan yang

tersedia bagi molekul-molekul tersebut, dan tidak ada lagi ruangan untuk gerakan

translasi, maka jalan bebas rata-rata akan sama dengan nol. Jadi jalan bebas rata-rata

dihubungkan kepada ukuran molekul dan banyaknya molekul persatuan volume. Jalan

bebas rata-rata l adalah jarak rata-rata di antara tumbukan-tumbukan yang berturutan.

Maka l merupakan jarak total vt yang ditempuh di dalam waktu t dibagi dengan

banyaknya tumbukan yang terjadi di dalam waktu ini. secara matematis ditulis

(29)

(2.16)

2.4.7 Gerak Brown

Gerak Brown dinamai menurut ahli Botani Inggris Robert Brown yang pada tahun

1827 menemukan bahwa tepung sari yang tergantung di dalam air memperlihatkan

gerak sebarang yang kontinu jika dilihat di bawah mikroskop. Mula-mula gerak ini

dianggap sebagai suatu bentuk kehidupan, tetapi segera ditemukan bahwa

partikel-partikel yang tidak bersifat organik sekalipun memiliki perilaku yang serupa. Tidak

ada keterangan kuantitatif mengenai fenomena ini hingga dikembangkannya teori

kinetik. Kemudian pada tahun 1905, Albert Einstein menegmbangkan teori Gerak

Brown Einstein menyebutkan bahwa harus ada pergerakan suatu gerak

partikel-partikel mikroskopik yang terbuka kepada pengamatan tanpa mengetahui bahwa

pengamatan-pengamatan yang menyangkut gerak Brown ternyata telah lama dikenal.

Gambar 2.6 Sketsa Gerak Brown

Gambar di atas merupakan sketsa gambar yang ditemukan oleh V. Henry pada

tahun 1908 dari pengamatan sinematografinya mengenai gerakan Brown. Henry

menggunakan sebuah mikroskop dengan kamera gambar dengan kecepatan 20

(30)

berliku-liku memperlihatkan keadaan dari lima partikel. Skala pada alas dibagi-bagi atas

micrometer(micron = nilai 10-6

Awalnya partikel-partikel yang diamati adalah sangat besar dibandingkan

dengan molekul-molekul fluida dan ditembaki secara terus-menerus pada semua sisi

oleh molekul-molekul tersebut. Jika partikel cukup besar dan jumlahnya juga besar,

maka banyaknya molekul yang sama akan menumbuk partikel-partikel pada semua

sisi pada setiap saat.untuk partikel yang lebih kecil dengan jumlah lebih kecil maka

banyaknya molekul yang menumbuk berbagai sisi partikel pada setiap saat,

semata-mata hanyalah merupakan kemungkinan, mungkin tidak sama, yakni akan terjadi

fluktuasi.maka partikel pada setiap saat mengalami gaya yang tak seimbang yang

menyebabkan partikel tersebut bergerak dengan berbagai cara dengan sangat tidak

teratur.

)

2.5 Model Interaksi Antarmolekul 2.5.1 Potensial Lennard Jones

Energi intermolekuler yang juga disebut dengan energi potensial didefenisikan sebagai

perbedaan antara energi molekul dan juga penjumlahan energi kompleks molekul

yang terpisah. Pada pemisahan tak terhingga, energy intermolekul adalah nol, dan

ketika kedua molekul saling mendekati satu sama lain, energi intermolekul mulai

menjadi negative dan mulai mencapai keadaan keseimbangan jika mempunyai energy

intermolekul terendah. Jika dua molekul ini saling mendekat maka energi

intermolekulnya tidak lagi menjadi negative tetapi menjadi positif kembali

(tolak-menolak). Untuk satu pasangan molekul, potensial intermolekul adalah suatu fungsi

orientasi relative terhadap jarak antara kedua pusat massa molekul.

Model interaksi antarmolekul yang diperlukan adalah hukum gaya

antarmolekul, yang ekivalen dengan fungsi energy potensial antarmolekul. Pemilihan

energi fungsi energi potensial harus dilakukan sebelum melakukan simulasi.

Pemilihan model interaksi antarmolekul sangant menentukan kebenaran simulasi dari

sudut pandang fisika. Karena berada dalam skala atomik, interaksi secara prinsip harus

diturunkan secara kuantum, dimana perilaku prinsip ketidakpastian Heisenberg. Namun kita dapat melakukan pendekatan mekanika klasik dimana atom dan molekul

dianggap sebagai suatu titik pusat massa. Model interaksi itu harus memenuhi dua

(31)

yang saling berinteraksi. Ini berarti ada gaya tolak-menolak antarmolekul. Kedua,

molekul-molekul tersebut harus saling mengikat, atau adanya gaya tarik-menarik.

Pada suatu jarak tertentu, kedua

gaya tersebut saling meniadakan sehingga gaya resultannya sama dengan nol.

Untuk N jumlah atom dalam suatu simulasi maka fungsi energy potensial

adalah dimana adalah set posisi titik pusat massa atom atau molekul,

dimana . Salah satu model energy potensial antara dua

molekul yang dikembangkan adalah Potensial Lennard Jones. Model ini dianggap

paling sederhana, namun memiliki ketelitian yang baik untuk simulasi. Model

potensial ini dirumuskan dengan:

(2.17)

Dengan n dan m merupakan bilangan bulat positif yang dipilih,dimana n > m, i dan j

adalah indeks dari molekul, atau jarak antara molekul i dan j,

sedangkan adalah parameter jarak, dan adalah parameter yang menyatakan

kekuatan interaksi. Pilihan yang umum untuk m dan n adalah m=6 dan n=12.

Sehingga persamaan (2.17) menjadi

(2.18)

(32)

2.5.2 Gaya Antarmolekul

Gaya-gaya di antara molekul-molekul adalah berasal dari gaya elektromagnet.

Molekul-molekuli ini netral secara listrik dengan pengertian bahwa muatan negatif

dari elektron-elektron adalah sama besarnya dan berlawanan tandanya dengan muatan

inti-inti. Bila dua molekul saling mendekati, maka muatan pada masing-masing

molekul akan terganggu dan berpindah sedikit dari kedudukan yang biasa sedemikian

rupa sehingga jarak rata-rata diantara muatan yang berlawanan di dalam kedua-dua

molekul tersebut adalah sedikit lebih kecil daripada jarak rata-rata diantara muatan

yang sejenis. Maka, sebuah gaya tarik-menarik antarmolekul akan dihasilkan. Ini

hanya terjadi bila molekul-molekul sangat dekat terhadap satu sama lain, sehingga

gaya-gaya ini hanya beraksi pada jarak-jarak pendek (short range forces). Jika

molekul-molekul tersebut sangat dekat terhadap satu sama lain sehingga

muatan-muatannya yang sebelah luar mulai tumpang tindih (overlap), maka gaya antarmolekul

tersebut menjadi gaya tolak menolak.

Gaya merupakan negatif dari gradien potensial. Jika dianggap molekul

kira-kira berbentuk simetri bola, maka kita dapat menjelaskan gaya-gaya antarmolekul

secara grafik dengan menggambarkan tenaga potensial bersama dari dua molekul,U,

sebagai fungsi dari jarak r di antara titik pusat molekul-molekul tersebut. Gaya F

yang beraksi pada setiap molekul dihubungkan dengan tenaga potensial U oleh:

(2.19)

Untuk potensial Lennard Jones, besar gaya adalah:

(2.20)

Gaya positif adalah gaya tolak menolak dan gaya negatif adalah gaya tarik-menarik.

Model Lennard jones ini menggambarkan adanya gaya tolak-menolak dengan suku

yang mndominasi pada jarak dekat dan gaya tarik menarik dengan suku

(33)

Gambar 2.8 Grafik Gradient Potensial Lennard Jones

Dari persamaan (2.29), maka dapat diturunkan untuk masing-masing sumbu:

Maka diperoleh:

(34)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SIMULASI DINAMIKA MOLEKUL

3.1 Analisis Masalah

Dalam suatu material zat padat terdiri dari susunan atom-atom. Susunan ini terdiri

atas dua susunan yaitu amorf dan Kristal. Pada amorf akan ditemukan susunan atom

yang tidak teratur dan jangkauan yang pendek, sedangkan pada struktur Kristal

susunan atomnya teratur dalam suatu jangkaun tertentu.Untuk lebih memudahkan

pengertian, maka dapat dikatakan bahwa atom-atom dalam kristal suatu zat padat

tersusun secara teratur dan susunan atom-atom tersebut menentukan struktur kristal

dari logam. Susunan dari atom-atom tersebut disebut cell unit.Dalam hal ini, cell unit

adalah sebuah kubus dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus dan

atom lainnya berada pada pusat masing-masing dari keenam bidang kubus.

3.1.1. Syarat Batas Periodik dan Kotak Simulasi

Simulasi dinamika molekul dilakukan dalam kubus dengan dimensi LxLxL dngan

struktur Fcc (Face Centered Cubic) karena bentuk ini paling memudahkan syarat bats

periodic. Pada mulanya molekul diamati pada setiap sudut kubus sehingga

mengakibatkan jumlah molekul yang terlibat akan berjumlah 2n yaitu 28= 256

sedangkan apabila melibatkan satu atom lagi dari bagian permukaan kubus maka

jumlah molekul akan menjadi 29 = 512

3.1.2. Posisi awal

3.1.3. Pemotongan potensial

(35)

Penghitungan interaksi antarmolekul memakan waktu paling lama dalam simulasi

dinamika molekul ini. Agar waktu komputasi yang dilakukan tidak memakan waktu

lama, maka interaksi molekul hanya dihitung dengan tetangga terdekat saja. Teknik

seperti ini banyak dilakukan dalam dinamika molekulmateri dalam fase

padat.pemotongan potensial dilakukan dengan menggunakan jarak cut offdi antara

tetangga pertama dan tetangga kedua molekul dalam kotak simulasi. Jarak cut off

dipasang di antara tetangga pertama yang berjarak L dan tetangga kedua berjarak

.

Jarak terdekat antarmolekul

Molekul-molekul yang bergerak secara acak menyebabkan ketidakmerataan

penempatan molekul. Hal ini menyebabkan adanya molekul-molekul yang saling

menumpuk atau berjarak terlalu dekat sehingga terjadi gaya tolak-menolak maupun

tarik-menarik yang terlalu besar. Untuk mencegah hal ini, maka molekul-molekul ini

disusun dalam bentuk kubus sebagai posisi awalnya yang merupakan stuktur yang

sesuai untuk fase padat. Panjang rusuk kubus adalah jarak dimana molekul-molekul

berada pada potensial terendah. Untuk model Potensial Lennard Jones, maka jarak

tersebut jika hanya memperhitungkan tetangga terdekatnya saja adalah dengan

menggunakan persamaan 2.31:

3.1.2 Kecepatan rata-rata interaksi partikel

Seandainya sejenis gas berada dalam suatu ruangan. Maka dapat dipastikan jumlah

molekulnya sangatlah banyak sehingga tidak mungkin bagi kita untuk menentukan

keadaan molekul-molekul tersebut satu persatu. Molekul-molekul tersebut sangat aktif

bergerak bebas dalam ruang tersebut sehingga sangat tidak mungkin bagi kita untuk

(36)

dengan kecepatan tertentu. Kita hanya mampu meramalkan keadaan berdasarkan

kebolehjadiannya (probabilitas). Adapun kebolehjadian (probabilitas) ini,ada

kaitannya dengan statistic, hanya saja tidak diperlakukan seperti statistic

demografi(kependudukan) dimana kita perlu menggunakan sampel untuk meramalkan

populasi itu.

Prinsip yang biasa diterapkan adalah prinsip keacakan/random dimana semua

molekul mempunya kebolehjadian yang sama untuk berada di titik manapun di dalam

ruang dan bisa bergerak ke arah manapun dengan momentum manapun sesuai dengan

batasa-batasan yang berlaku. Dengan demikian dari segi kecepatan bergerak dapat

dikatakan bahwa rata-rata kecepatan semua molekul pada arah sumbu koordinat

adalan nol, tetapi rata kuadratnya tidak sama dengan nol.

(3.3)

(3.4)

Untuk menghitung tekanan gas yang ditimbulkan oleh molekul-molekul tersebut,

maka dapat dianggap dinding tempat molekul bergerak adalah sebuah dinding dengan

luas dA yang akan ditumbukoleh molekul-molekul yang kelajuannya v di depan dA

dan arahnya membentuk sudut dengan normal pada elemen bidang tersebut.jika per

cacah molekul terdapat n(v) buah molekul yang menumbuk dinding dA selama dt,

maka volumenya adalah: . Dengan demikian cacah yang menumbuk

dinding dA adalah:

(3.5)

Apabila tumbukan yang mengenai dinding adalah lenting sempurna, maka momentum

yang diperoleh dA dalam waktu dt adalah:

(3.6)

Atau perubahan momentumnya setiap detik yang diterima oleh dA akibat

(37)

(3.7)

Dengan demikian,gaya yang bekerja (gaya=perubahan momentum) pada dinding dA

adalah:

(3.8)

Gaya yang ditimbulkan oleh semua molekul adalah:

(3.9)

Jadi, tekanan gas pada dinding adalah;

(3.10)

Atau energy kinetik gas:

(3.11)

Persamaan-persamaan di atas dapat didekati dengan melalui probabilitas. Andaikan

terjadi keseimbangan suhu T dalam sistem, maka kebolehjadian bahwa sebuah partikel

berada pada posisi antara r dan r+dr dengan kelajuan antara v dan v+dv adalah:

(3.12)

Dimana P(r,v) disebut probability density dari partikel, dan Ek(r,v)adalah energy

kinetiknya. A adalah tetapan yang bisa diperoleh melalui integrasi pada batas-batas

(38)

Integral dari persamaan (2.13) di atas dapat dilakukan dengan separasi variabel,

dengan asumsi bahwa energy kinetiknya independen terhadap r , dengan demikian,

persamaan menjadi:

(3.13)

Dimana P(v) adalah probabilitas bahwa partikel memiliki kelajuan antara v dan v+dv.

Dalam koordinat silinder, kebolehadian ini adalah:

(3.14)

Karena distribusi kecepatanadalah sama di segala arah, maka komponen sudut

(angular)dapat diintegrasi dengan batas-batasnya dan memberikan:

(3.15)

Pada persamaan ini, konstanta telah ditetapkan melalui kondisi .

Bentuk distribusi kecepatan ini disebut distribusi Maxwell-Boltzman.

Beberapa kuantitas yang yang berkaitan dengan energu kinetic gas, dapat

dikalkulasikan sebagai berikut:

(3.16)

Persamaan (2.17) di atas adalah persamaan kcepatan raa-rata partikel. Sedangkan

kecepatan r.m.s partikel adalah:

(39)

Kemudian dari persamaan (2.18) ini dapat dijabarkan energy kinetic rata-rata partikel

yaitu:

(3.18)

3.1.4 Posisi dan Kecepatan Setelah Interaksi

Molekul dapat dianggap sebagai partikel yang bergerak bebas sedemikian rupa

sehingga sangatlah sulit untuk diketahui besaran fisisnya satu per satu.para fisikawan

hanya dapat meramalkan keadaan rata-ratanya. Partikel-partikel tersebut saling

bertabrakan dengan pergerakannya sehingga didefenisikanlah sebuah jalan bebas

rata-rata(mean free path) sebagai jarak tempuh rata-rata partikel sebelum bertabrakan.

Nilai rata-rata dari jumlah tabrakan yang rata-rata dialami oleh sebuah partikel

persatuan waktu biasa disebut sebagai frekwensi tabrakan, f.

Suatu simulasi dinamika molekul lainnya untuk melakukan simulasi terhadap

partikel gas dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Boltzman. Algoritma

ini sebagiamana halnya untuk dinamika molekuler lainnya, menyatakan keadaan

sistem partikel dalam posisi dan kecepatan {r,v}. Evolusi dari sistem dilakukan

dengan integrasi melalui beda waktu(time step) yang biasanya dalam orde rata-rata

waktu tabrakan antarpartikel. Pada setiap langkah integrasi partikel pada awalnya

dianggap bergerak tanpa tabrakan sehingga setiap partikel mempunyai posisi:

(3.19)

Setelah itu partikel akan bertabrakan dengan partikel lainnya sehingga kecepatannya

akan dikembalikan ke kecepatan semula. Semua pasangan partikel (i,j) dalam sebuah

sel memiliki kemungkinan untuk bertabrakan. Kebolehjadian ini berbanding langsung

dengan kelajuan relatifnya.

Apabila pasangan yang brtabrakan telah dipilih, maka kecepatan mereka perlu

dievaluasi. Kekekalan momentum memberikan petunjuk bahwa kecepatan pusat

massa tidak berubah karena tabrakan, sehingga:

(40)

Hukum kekekalan energy juga memberikan petunjuk bahwa kecepatan relative tidak

berubah karena tabrakan, sehingga:

(3.21)

Kecepatan setelah tabrakan dihitung sebagai berikut:

(3.22)

Jumlah tabrakan yang terjadi dalam satu sel selama selang waktu adalah:

(3.23)

Dimana adalah volume sel. Tetapi, dengan menerapkan acceptance-rejection,

maka:

(3.24)

Sehingga jumlah partikel yang akan bertabrakan adalah:

(3.25)

3.2 Perancangan Diagram alir (flowchart)

Proses perancangan program bantu dalam laporan tugas akhir ini dirancang melalui

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Perancangan diagram alir dan algoritma penentuan persamaan distribusi awal dan

akhir kecepatan partikel, kecepatan relatif interaksi partikel, potensial lennard

(41)

2. Pembuatan program lengkap berdasarkan rancangan diagram alir dan algoritma

dengan menggunakan program matlab 6.1

Dalam merancang suatu program yang terstruktur dan terkendali dengan baik,

terlebih dahulu perlu dilakukan perancangan diagram alir (flowchart) serta algoritma

program sehingga dapat memperjelas langkah-langkah dalam membuat program

(42)

start

Input nilai:

Jumlah partikel, Konstanta Boltzman, massa atom, diameter atom, suhu, densitas, panjang kotak simulasi

Hitung laju partikel

Hasil

Laju partikel dan Jumlah partikel (histogram)

Input Jumlah selang waktu

Pause (1)

Hitung distribusi akhir Laju partikel

Hasil

End

N

Y

(43)

start

Input nilai:

Jumlah partikel, Konstanta Boltzman, massa atom, diameter atom, suhu, densitas, panjang kotak simulasi

Hitung laju awal partikel dan kecepatan dinding

Memberi nilai pada posisi R1, R2= bilangan random

Hasil

Hitung kecepatan gerak molekul random

end

(44)

start

Input nilai: Kerapatan, Tetapan lennard jones

Hasil Gunakan rumus Potensial lennard

jones

End K=0

3

>

k

Inc(k)

N

Y

(45)

start

Input nilai: Kerapatan, Tetapan lennard jones

Hasil Gunakan rumus

Gaya interaksi antarmolekul

End K=0

3

>

k

Inc(k)

N

Y

(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Distribusi Kecepatan Partikel

Terjadinya distribusi kecepatan disebabkan molekul-molekul dalam materi memiliki

kecepatan yang berbeda-beda. Gambar di bawah ini memperlihatkan keadaan molekul

pada keadaan awal dan pada keadaan setelah beberapa time step yang berbeda.

Simulasi dilakukan untuk jumlah partikel 256 dan 512. Setiap satu molekul dirancang

agar molekul memiliki effnumber , artinya satu molekul mewakili ribuan atom dengan

tujuan untuk mempermudah penghitungan selama kalkulasi. Effnumber diperoleh dari

persamaan:

masukkan jumlah molekul:256

setiap molekul mewakili 104874 atom >>

(47)

masukkan jumlah molekul:256

setiap molekul mewakili 104874 atom jumlah selang waktu:10

>>

Gambar 4.2 Distribusi akhir kecepatan molekul pada time step 10

masukkan jumlah molekul: 256

setiap molekul mewakili 104874 atom jumlah selang waktu:50

>>

(48)

masukkan jumlah molekul:256

setiap molekul mewakili 104874 atom jumlah selang waktu:100

>>

Gambar 4.4 Distribusi akhir kecepatan molekul pada time step 100

masukkan jumlah molekul:256

setiap molekul mewakili 104874 atom jumlah selang waktu:500

>>

(49)

masukkan jumlah molekul:512

setiap partikel mewakili 52437 atom

Gambar 4.6 distribusi awal kecepatan partikel

masukkan jumlah molekul:512

setiap molekul mewakili 52437 atom jumlah selang waktu:10

>>

(50)

masukkan jumlah molekul:512

setiap molekul mewakili 52437 atom jumlah selang waktu:100

>>

Gambar 4.8 Distribusi akhir kecepatan molekul pada time step 100

masukkan jumlah molekul:512

setiap molekul mewakili 52437 atom jumlah selang waktu:100

>>

(51)

masukkan jumlah molekul:512

setiap molekul mewakili 52437 atom jumlah selang waktu:1000

>>

Gambar 4.10 Distribusi akhir molekul ada timestep 1000

Berdasarkan gambar-gambar di atas dapat dilihat bagaimana partikel-partikel

terdistribusi dalam berbagai selang waktu. Laju akar rata-rata kuadrat (root-mean

square speed) merupakan laju molekul efektif yang stabil. Pada gambar terdapat

kondisi awal dimana seua molekul yang terlibat memiliki distribusi laju Vx yang

sama. Tetapi kondisi ini tidak akan bertahan terus untuk waktu yang lama karena laju

partikel akan berubah dengan adanya tumbukan-tumbukan.

Banyaknya molekul yang mempunyai laju (misal v1 dan v2) menyamai luas di

bawah kurva garis v1 dan v2. Jumlah molekul dalam sebuah interval ∆V yang

diberikan akan semakin besar jika laju bertambah besar sampai ke suatu titik

maksimum dan kemudian secara asymptotic menuju nol, sedangkan jangkauan

kelajuannya menjadi lebih besar sehingga distribusi tersebut akan semakin melebar

seperti yang tampak pada gambar. Hal ini dapat terjadi jika V≤Vrms. Simulasi

dilakukan untuk jumlah partikel 256 dimana setiap partikel memiliki 104874 atom

pada time step yang berbeda. Penjelasan yang sama juga diperoleh untuk jumlah

(52)

4.2 Jalan bebas rata-rata molekul

Tumbukan-tumbukan berurutan yang dialami oleh molekul-molekul akan bergerak

dengan laju konstan sepanjang garis lurus. Simulasi dilakukan dengan kotak simulasi

dimana memiliki volume sebesar 1 kubik-mikron. Dengan volume yang sangat kecil

ini, maka sudah dapat dipastikan bahwa julah atom sangat banyak sekali (dapat

mencapai orde 106 bahkan lebih) sehingga proses komputasi satu per satu partikel

akan memakan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, pada program dirancang

agar partikel memiliki effnumber , artinya satu partikel mewakili ribuan atom, juga

merupakan kumpulan molekul sehingga posisinya akan merupakan posisi rata-rata.

Demikian pula kecepatannya, yaitu kecepatan rata-rata kumpulan molekul tersebut.

Kecepatan awal partikel menurut sumbu y dan sumbu z ditetapkan nol dan kecepatan

menurut sumbu x adalah ± vinit. Lebar sel Lc dalam orde jalan bebas rata-rata,

sehingga sel dapat dianggap homogen. Selang waktu τ = a.Lc/<v>, dimana nilai a dipilih < 1 ( misalnya a=0.2). dengan demikian setiap partikel rata-rata menghabiskan

beberapa selang waktu dalam kotak simulasi.

masukkan jumlah molekul yang akan disimulasi: 2 satu molekul simulasi=1.34238e+007 atom

lebar sistem adalah 15.9784 dari jalan bebas rata2/n masukkan kecepatan dinding sebagai bil.mach: 0.4

kecepatan dinding -3.89352 dan 3.89352 m/det >>

(53)

masukkan jumlah molekul yang akan disimulasi: 4 satu molekul simulasi=6.71192e+006 atom

lebar sistem adalah 15.9784 dari jalan bebas rata2/n masukkan kecepatan dinding sebagai bil.mach: 0.4 kecepatan dinding -3.89352 dan 3.89352 m/det

>>

Gambar 4.12 Jalan bebas rata-rata untuk 4 molekul

masukkan jumlah molekul yang akan disimulasi: 6 satu molekul simulasi=4.47461e+006 atom

lebar sistem adalah 15.9784 dari jalan bebas rata2/n masukkan kecepatan dinding sebagai bil.mach: 0.4

kecepatan dinding -3.89352 dan 3.89352 m/det >>

(54)

masukkan jumlah molekul yang akan disimulasi: 8 satu molekul simulasi=3.35596e+006 atom

lebar sistem adalah 15.9784 dari jalan bebas rata2/n masukkan kecepatan dinding sebagai bil.mach: 0.4 kecepatan dinding -3.89352 dan 3.89352 m/det

>>

Gambar 4.14 Jalan bebas rata-rata untuk 8 molekul

Gambar di atas mendemonstrasikan gerakan kontinu dari molekul-molekul yang

bergerak ke segala arah dengan berbagai laju. Jika molekul-molekul adalah sangat

banyak sehingga menempati seluruh ruangan yang tersedia bagi molekul-molekul

tersebut, dan tidak ada lagi ruangan untuk gerakan translasi, maka jalan bebas rata-rata

akan sama dengan nol. Karena partikel-partikel yang terlibat sangat banyak

jumlahnya, maka banyaknya molekul yang sama akan menumbuk partikel-partikel

pada semua sisi pada setiap saat. Untuk partikel-partikel yang lebih kecil dan jumlah

molekulnya lebih kecil maka banyaknya molekul yang menumbuk hanyalah

merupakan kemungkinan, mungkin tidak sama sehingga akan terjadi fluktuasi.

Garis-garis yang berliku-liku memperlihatkan kedudukan dari masing-masing partikel yang

(55)

4.3 Potensial Lennard Jones

Untuk mendapatkan grafik potensial dari persamaan potensial Lennard Jones

(persamaan 2-18), diinput nilai-nilai sebagai berikut:

, ,

Dimana adalah jarak antara molekul i dan j , adalah= parameter jarak, dan

adalah parameter yang menyatakan kekuatan interaksi

Gambar 4.15 Grafik pemotongan potensial dan Gaya --- Potensial Lennard Jones

(56)

Gambar 4.16 Grafik Potensial Lennard jones

Grafik di atas menggambarkan tenaga potensial U dan gaya F sebagai fungsi dari

jarak di antara titik-titik pusat molekul. Gaya F yang bekerja pada setiap molekul

dihubungkan dengan tenaga potensial oleh

Bila dua molekul saling mendekati, maka muatan masing-masing molekul akan

terganggu dan berpindah sedikit demi sedikit dari kedudukannya sehingga jarak

rata-rata antara muatan yang berlawanan adalah sedikit lebih kecil dari jarak rata-rata-rata-rata

antara muatan sejenis sehingga akan dihasilkan gaya tarik menarik.Jika

molekul-molekul tersebut sangat dekat terhadap satu sama lain hingga muatan-muatannya

saling tumpang tindih (overlap), maka akan terjadi gaya tolak menolak.

Ciri khas dari potensial lennard jones ini adalah adanya fungsi batas (cut off function)

(57)

pada molekul. Dengan adanya fungsi batas ini, atom-atom yang jauh dari atom

molekul tersebut, lebih jauh dari suatu jarak tertentu, dapat diabaikan sehingga

mengurangi jumlah perhitungan. Walaupun hal ini mengurangi ketelitian, tetapi pada

kenyataannya kontribusi atom pada suatu potensial berbanding terbalik secara

eksponensial dengan jaraknya sehingga metode ini dapat diterima.

4.4 Gaya Antarmolekul

Gaya merupakan negatif dari gradient potensial. Untuk mendapatkan persamaan

potensial dapat diperoleh dari

Sama seperti pada potensial Lennard Jones, diinput nilai-nilai sebagai berikut:

, ,

Dimana adalah jarak antara molekul i dan j , adalah= parameter jarak, dan

adalah parameter yang menyatakan kekuatan interaksi

(58)

Grafik di atas menggambarkan suatu nilai gaya F yang khas. Di sini kita dapat

membayangkan sebuah molekul yang dibuat tetap di O. Maka molekul yang lainnya

akan ditolak dari O bila lereng (slope) dari F adalah negative dan akan ditarik ke O

bila lereng tersebut adalah positif . Pada ro tidak ada gaya yang beraksi pada

molekul-molekul tersebut sehingga besarnya tenaga potensial pada keadaan ini adalah nol.

Terdapat suatu “titik balik”(turning point) dari gerakan tersebut dimana terjadi

pemisahan titik pusat dari dua buah molekul pada titik balik tersebut yang merupakan

jarak pendekatan yang paling pendek ketika terjadi tumbukan. Akibat adanya

perbedaan ukuran muatan dan juga penyusun muatan dalam dapat mengakibatkan

(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pada distribusi laju partikel (hasil sub-bab 4.1), apabila interval laju ∆ V

pada suatu titik mencapai maksimum, maka kecepatannya kemudian akan

berkurang secara asympotik menuju nol.

2. Jalan bebas rata-rata dihubungkan kepada ukuran molekul dan banyaknya

molekul persatuan volume yang bertabrakan satu dengan lainnya sehingga

membentuk lintasan acak/random (hasil sub-bab 4.2)

3. Jarak pisah antar atom dalam molekul Rij memiliki nilai tertentu yaitu

, nilai yang lebih jauh dari nilai tersebut dapat diabaikan

sehingga mengurangi jumlah perhitungan dan ketelitian, namun grafik

menunjukkan bahwa kontribusi atom pada potensial berbanding terbalik

secara eksponensial terhadap jarak sehingga metode ini dapat diterima.

4. Dengan menggunakan persamaan potensial lennard jones (hasil sub-bab

4.3), tidak perlu mengkalkulasi gerakan seluruh atom (ribuan atau jutaan

atom), karena hanya dengan melibatkan ratusan atom saja kita sudah

dapat mengamati bagaimana dunia atomik berinteraksi.

5.2 Saran

1. Dilakukan modifikasi simulasi agar dapat melihat pengaruh parameter

lainnya seperti suhu dan tekanan.

2. Penyempurnaan pada program pendukung untuk menampilkan hasil yang

lebih sempurna

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Haile, J.M.1992. Molecular Dynamics Simulation: Elementary Methods, John Wiley& Sons, Inc.

Huang, Kerson.1987. Statistical Mechanics. John Wiley & Sons, Inc.

Witoelar, Aree. 2002. Perancangan dan Analisa Simulasi Dinamika Molekul

Ensemble Mikrokanonikal dan Kanonikal dengan Potensial Lennard Jones,

Tugas Akhir. Institut Teknologi Bandung

S, Budi Sutedjo. 2004. Algoritma dan Teknik Pemrograman. Edisi ketiga.Yogyakarta: Penerbit Andi.

Etter, M Delores.2003. Pengantar matlab 6. PT INDEKS Kelompok. Jakarta: GRAMEDIA.

Reif, F.1965. Fundamentals of Statistical and Thermal Physics, McGraw-Hill Publishing Company

Suarga. 2007. Fisika Komputasi, Solusi Problematika Fisika denganMatlab, edisi pertama. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hedman, Fredrik. 2006. Algorithms for Molecular Dynamics Simulations, advancing

the Computational Horizon. Stocholm University.

Perangin-angin, Kasiman. 2006. Pengenalan Matlab. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Fahmi, Mahuddin. 1999. Perancangan Perangkat Lunak Simulasi Dinamika Molekul

dengan model Potensial Lennard Jones. Tugas Akhir.

Halliday, David. 1998. Fisika. Jilid 1. Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga

(61)

LAMPIRAN

List program 1 histogram distribusi kecepatan awal partikel

%list program gerak molekul-distribusi kecepatan %inisialisasi variabel

rand('seed',1);

npart=input('masukkan jumlah partikel:'); boltz=1.3806e-23; %tetapan boltzman mass=6.63e-26; %massa atom argon

fprintf('setiap partikel mewakili %g atom\n',ceil(eff_num));

(62)

List program 2 histogram distribusi kecepatan partikel pada berbagai time step

%dsmc01-algoritma DSMC untuk simulasi kecepatan partikel %inisialisasi variabel

rand('seed',1);

npart=input('masukkan jumlah partikel:'); boltz=1.3806e-23; %tetapan boltzman mass=6.63e-26; %massa atom argon diam=3.66e-10; %diameter atom argon

T=273; %suhu kelvin

density=1.78; %rapat massa atom argon

L=1e-6; %panjang kotak 1 mikron

eff_num=density/mass*L^3/npart;

fprintf('setiap partikel mewakili %g atom\n',ceil(eff_num));

vbin=50:100:1050; %histogram distribusi kecepatan awal hist(vmag,vbin);title('distribusi awal kecepatan');

(63)

string=sprintf('distribusi akhir,waktu=%g det',nstep*tau);

%distribusi akhir dari kecepatan partikel hist(vmag,vbin);title(string);

xlabel('laju partikel');ylabel('jumlah partikel') grid on

return end

List Program Jalan Bebas rata-rata (gerak random)

%Gerak random

%inisialisasi variabel rand('seed',1);

npart=input('masukkan jumlah partikel yang akan disimulasi: ');

fprintf('satu partikel simulasi=%g atom\n',eff_num); mfp=1/(sqrt(2)*pi*diam^2*density/mass);

fprintf('lebar sistem adalah %g dari jalan bebas rata2/n ',L/mfp);

mpv=sqrt(2*boltz*T/mass); %kecepatan awal

vwall_m=input('masukkan kecepatan dinding sebagai bil.mach: ');

vwall=vwall_m*sqrt(5/3*boltz*T/mass)*[-1 1]; fprintf('kecepatan dinding %g dan %g

m/det\n',vwall(1),vwall(2));

x=L*rand(npart,1); %memberi nilai pada posisi

v=mpv*sqrt(-log(ones(npart,3)-rand(npart,3))).*sin(2*pi*rand(npart,3));

%v adalah kecepatan thermal dengan bilangan acak Gaussian v(:,2)=v(:,2)+vwall(1)+vwall(2)-vwall(1)*(x(:)/L);

plot(v,x);xlabel('posisi');

ylabel('jalan bebas rata-rata'); end

(64)

List Program Potensial Lennard Jones

%grafik fungsi y=4*lennard*den/den*2^1/6 lennard=0.625;

den=1,78;

x=den/den*2^1/6; k=0;

for n=1:2:7 n10=10*n;

x=linspace(-2,2,n10); y=4*lennard*(x.^12-x.^6); k=k+1;

subplot(2,2,k) plot(x,y,'r')

title(['plot fungsi dengan banyak data n= ',num2str(n10)])

axis([-2,2,-.8,.8]); xlabel('R(A)');

ylabel('interaksi potensial LJ'); grid

Gambar

Gambar 2.1   Sistem dan Lingkungan Gambar 2.2  Bagan Simulasi Dinamika Molekul
Gambar 2.1 Struktur atom dan molekul
Gambar 2.1 Sistem dan lingkungan
Gambar 2.2 Bagan simulasi dinamika molekul
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal itu disebabkan karena ukuran partikel kayu manis serbuk lebih kecil sehingga lebih mudah menyerap air dari udara ( bersifat higroskopis) yang terjadi pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur puncak pada sisi advance lebih tinggi dibanding sisi retreat pada posisi awal dan tengah proses friction stir welding

Setelah katalis direduksi menjadi Cu/ZnO, logam Cu yang mempunyai ukuran partikel lebih kecil dari bentuk oksidanya CuO akan menempati sisi aktif dari ZnO sehingga katalis

Sejumlah fraksi partikel template anisotropik diorientasikan pada partikel matriks yang ukuran butirnya lebih kecil dengan proses tape casting dan terjadi pertumbuhan butir

Serbuk-serbuk yang kasar seperti pada serbuk alumunium yang cenderung irregular pada saat dikompaksi luas kontak antar partikel relatif lebih kecil menyebabkan

Telah diketahui bahwa sistem akan stabil saat nilai

Pada kajian ini dilakukan penelitian faktor penyebab banjir tersebut dilihat dari sisi meteorologi, yaitu dari parameter curah hujan yang pada saat kejadian

Aplikasi ini berbentuk simulasi dengan disediakan berbagai macam parameter data masukan yaitu kecepatan angin, stabilitas atmosfer, kecepatan semburan emisi, suhu cerobong,