• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stabilitas Dimensi Kayu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Stabilitas Dimensi Kayu"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS

STABILITAS DIMENSI KAYU

Disusun Oleh: Tito Sucipto, S.Hut., M.Si. NIP. 19790221 200312 1 001

DEPARTEMEN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan

keajaiban-Nya sehingga dapat menyelesaikan karya tulis mengenai “Stabilitas Dimensi

Kayu“.

Karya tulis ini berisi tentang gambaran umum mengenai sifat stabilitas

dimensi kayu setelah kayu diberi perlakuan. Penulis berharap semoga karya tulis

ini dapat memperkaya khasanah wawasan dan pengetahuan di bidang ilmu dan

teknologi kayu.

Tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan

masukan yang konstruktif demi menyempurnakan karya tulis.

Medan, Desember 2009

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL... iii

Sifat Umun Kayu ... 1

Perubahan Dimensi Kayu... 2

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

(5)

STABILITAS DIMENSI KAYU

Sifat Umum Kayu

Kayu merupakan material alami yang memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan kayu antara lain:

1. Bersifat ekonomis

2. Proses energi yang rendah

3. Dapat diperbaharui

4. Sifat mekanis yang kuat

5. Bernilai estetis.

Kekurangan antara lain:

1. Mudah terserang secara biologis

2. Bersifat higroskopis

3. Mudah terbakar

4. Mudah terdegradasi oleh sinar matahari

5. Anisotropis

6. Sifat-sifat yang bervariasi.

Kayu merupakan komposit biopolimer berdimensi tiga yang mengandung

phase solid dan kosong (void). Kayu tersusun atas berbagai jenis sel, yang terbagi

menjadi dinding sel (cel wall) dan rongga sel (lumen). Air sebagai salah satu

kebutuhan dalam pertumbuhan pohon akan mengisi dinding sel dan rongga sel

kayu. Air pada sel terdiri dari air terikat, air bebas dan uap air. Air terikat (bound

water) adalah air yang terdapat pada dinding sel, sedangkan air bebas (free water)

dan uap air adalah air yang terdapat pada rongga sel. Air bebas akan

mempengaruhi berat kayu sedangkan air terikat akan mempengaruhi berat dan

dimensi kayu. Kadar air kayu antara kering tanur dan titik jenuh serat (TJS)

(21-32%), air terakumulasi berada pada dinding sel (air terikat). Kadar air di atas TJS,

air terakumulasi pada rongga sel (air bebas).

Menurut Hill 2006, kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis,

karena polimer dinding selnya mengandung gugus hidroksil yang reaktif. Pada

(6)

kadar air kesetimbangan dengan lingkungan. Begitu juga kayu yang jenuh air

ketika ditempatkan ditempat yang kelembaban relatifnya lebih rendah akan

kehilangan uap air sampai kadar air kesetimbangan dengan lingkungan.

Perubahan Dimensi Kayu

Dimensi kayu akan berubah sejalan dengan perubahan kadar air dalam

dinding sel, karena di dalam dinding sel terdapat gugus OH (hidroksil) dan

oksigen lain yang bersifat menarik uap air melalui ikatan hidrogen. Kembang

susut kayu yang paling besar berturut-turut adalah pada bidang tangensial, radial

dan aksial. Komponen kimia penyusun kayu terdiri dari selulosa (45-50%),

hemiselulosa (25-32%), lignin (16-31%), zat ekstraktif (1-8%)dan zat abu/mineral

(<1%).

Menurut Haygreen & Bowyer (1996), cara untuk mengurangi perubahan

dimensi kayu yang disebabkan oleh air:

1. Menghalangi penyerapan uap air dengan pelapisan produk.

Berupa pelapisan dengan cat dan resin sintetis. Merupakan cara yang umum

tapi tidak efektif, karena tidak satupun yang menghalangi gerakan uap air

secara sempurna, tapi akan memperlambat laju difusi.

2. Menghalangi perubahan dimensi dengan penahanan yang membuat gerakan

menjadi sukar atau tidak mungkin.

Masalah pada cara ini adalah terjadinya tekanan-tekanan internal apabila kayu

berusaha mengembang tetapi dihalangi, sehingga adapat mengakibatkan

gangguan bentuk atau cacat kayu.

3. Memperlakukan kayu dengan bahan yang menggantikan semua atau sebagian

air terikat di dalam dinding sel.

Dilakukan pada kayu yang masih segar dan bahan perlakuan tetap tinggal

dalam dinding sel ketika kayu tersebut dikeringkan. Bahan yang pertama

digunakan adalah resin phenol formaldehid (PF) melalui proses impregnasi.

Bahan lainnya adalah polietilen glikol (PEG), berupa seperti lilin yang

dilarutkan dengan air.

4. Menghasilkan kayu untuk menghasilkan saling ikatan silang antara gugus

(7)

Ikatan silang dapat mengurangi higroskopisitas kayu dengan mengurangi

tempat iakatan untuk air di dalam dinding sel.

5. Pengisian dengan monomer-monomer plastik seperti metil metakrilat dan

stiren akrilonitril.

Monomer tersebut dapat dipolimerisasikan dengan radiasi atau pemanasan

dengan katalisator yang sesuai. Monomer tersebut biasanya tidak seefisien

PEG, karena monomer hanya memiliki jalan masuk yang terbatas ke dinding

sel.

Menurut laporan BRE 2006, referensi yang berhubungan dengan stabilitas

dimensi kayu terasetilasi menunjukkan bahwa kayu itu lebih tahan penyusutan

dan pengembangan pada persen penambahan berat (WPG/weight percent gain)

sebesar 20 %. Sumber informasi termasuk:

1. Laporan SHR kepada Titanwood (2006) adalah ringkasan dari proyek AIR

orang Eropa kolaboratif (1993-1995), menunjukkan bahwa nilai WPG dari

kayu yang terasetilasi berbanding lurus terhadap nilai ASE (antishrink

efisiensi). Menurut Hill 2006, nilai koefisien pengembangan volume (S)

berbanding terbalik dengan nilai WPG, sedangkan nilai ASE berbanding

lurus dengan nilai WPG. Peningkatan stabilitas dimensi didalilkan atas hasil

dari gugus hidroksil yang higroskopis digantikan oleh gugus asetil yang

bersifat kurang higroskopis.

2. Hill (2006) menyajikan bukti stabilitas dimensi kayu yang termodifikasi.

Dilaporkan bahwa memodifikasi kayu dengan bahan pereaksi anhidrid maka

stabilitas dimensi tidak berhubungan dengan penggantian hidroksil tetapi

berhubungan dengan persen penambahan berat (WPG) dari modifikasi

dinding sel.

3. Laporan SHR (2005) mengenai performa dari pelapisan kayu pada panel kayu

terasetilasi (<20%) dari kayu gubal Scots pine setelah hampir 10 tahun

terekspose di luar. Perubahan dimensi kayu terasetilasi terlihat berkurang

80% jika dibandingkan dengan kayu yang tidak diberi perlakuan.

Menurut Bryant, dengan memodifikasi kimia dinding sel kayu, kita dapat

mengurangi kecenderungan sifat kayu untuk mengabsorbsi air. Orang sulit

(8)

sebanyak 80% dari kayu yang cenderung untuk mengembang dan menyusut. Hal

ini tidak pernah sepenuhnya menstabilkan dimensi kayu.

Dari berbagai metoda tentang stabilitas kayu, Stamm sudah membuat lima

pendekatan, yaitu:

1. Stabilisasi mekanis melalui laminasi silang seperti pada kayu lapis.

2. Mengaplikasikan lapisan anti air pada kayu baik secara eksternal maupun

secara internal. Pelapisan secara eksternal seperti pelapisan dengan

pengecatan atau menggunakan bahan dasar lilin. Pelapisan internal seperti

menggunakan bahan pengawet pentaklorofenol sebagai bahan penolak air.

3. Menurunkan sifat higroskopis material selulosa dengan perlakuan kimia.

Bahan-kimia harus masuk dinding sel dari kayu melalui perlakuan uap air

atau penetrasi cairan. Contohnya adalah kayu asetilasi. Metode baru yang

sudah adalah metode grafting polimer menggunakan sinar gamma.

4. Menggunakan bahan kimia untuk membentuk ikatan silang dengan selulosa

itu sendiri. Formaldehida dalam bentuk uap air telah digunakan secara

langsung untuk menyambung gugus ikatan air dari selulosa. Proses belum

berhasil, karena pengaruh katalisator asam pada kayu yang mengganggu

sehingga reaksi tidak efektif.

5. Perlakuan kimia menggunakan bulking agent pada dinding sel. Bulking agent

akan masuk ke dalam ruang-ruang kosong pada sel menggantikan air,

sehingga dimensi kayu menjadi lebih stabil. Contoh bulking agent adalah

resin phenol yang bobot molekulnya rendah dan polyethylene glycol (PEG).

Proses pemsaukan bulking agent ke dalam kayu yang menggunakan tekanan

dan panas disebut compregnasi.

6. Pengisian sel, yaitu suatu pendekatan stabilisasi dimensi yang tidak efisien.

Di sini cairan diimpregnasi ke dalam kayu sampai masuk ke rongga sel.

Bahan pengisi yang biasa digunakan adalah logam yang mempunyai titik

lebur sangat rendah dan stirena.

Dasar untuk menentukan modifikasi kimia kayu untuk tujuan tertentua

dalah komponen kayu mana yang akan dimodifikasi. Untuk daya serap air maka

(9)

accesible celluloses >>>> non crystalline cellulose >> lignin >>> crystalline

cellulose.

Stabilitas dimensi kayu adalah kemampuan kayu itu untuk menahan

perubahan dimensil karena perubahan kondisi kadar air. Untuk menggambarkan

tingkat stabilisasi dimensi digunakan:

1. Antishrink efficiency

2. Swelling percent

3. Dimensional stability efficiency

4. Antiswelling efficiency

5. Percent reduction in swelling.

Menurut Rowell & Ellis 1984, metode double water soak (rendaman air

ganda) telah dikembangkan untuk mendeterminasi koefisien pengembangan tebal

(volumetric swelling coefficient/ S), dan antishrink efficiency (ASE).

Nilai koefisien pengembangan tebal (volumetric swelling coefficient/ S)

dihitung dengan rumus:

V2 – V1

S = x 100% V1 Keterangan

S = koefisien pengembangan volume (volumetric swelling coefficient)

V2 = volume kayu setelah direndam dalam larutan air

V1 = volume contoh uji kayu kering tanur sebelum direndam

Nilai antishrink efficiency (ASE) dihitung dengan rumus:

S2 – S1

ASE = x 100% S1

Keterangan

ASE = antishrink efficiency

S2 = koefisien pengembangan volume yang diberi perlakuan

S1 = koefisien pengembangan volume yang tidak diberi perlakuan

Nilai ASE dan S biasanya dalam satuan persen, artinya nilai ASE dan S

(10)

Tabel 1. Hubungan WPG dan ASE pada berbagai jenis bahan kimia

Acrylonitrile 25 50

ß-propylactone (base catalyst) 30 60

Formaldehyde 10 85*

*Efektivitas formaldehida bukan disebabkan bulking tetapi oleh crosslink polymer dinding sel

Menurut Rowell, perbaikan sifat kayu seperti peningkatan stabilitas

dimensi dan ketahanan terhadap serangan bilogis serta penurunan absorbsi air

menjadi motivasi untuk sebagian besar penelitian modifikasi kimia kayu. Semua

ikatan kimia menurunkan KA kesetimbangan kayu sekitar setengah dari kayu

yang tidak bereaksi pada masing-masing kelembabab relatif kecuali propilena

oksida. KA kesetimbangan tidak berkurang sebanyak penambahan bobot dengan

propilena oksida seperti asetilasi atau ikatan silang dengan formaldehida. Hal ini

disebabkan fakta bahwa gugus baru hidroksil terbentuk selama penambahan

gugus propil. Modifikasi kimia gugus hidroksil pada kayu dengan anhidrida

asetat akan mengeliminasi hidroksil sehingga membuat kayu bersifat hidrofobik

dan dimensinya stabil.

Menurut Hon 1996, sebagian besar lignoselulosa bersifat higroskopis yang

dapat menyebabkan ketidakstabilan dimensi, karena mudah menyerap dan

menyeluarkan air. Untuk mengatasi masalah ini, telah banyak metode yang

dikembangkan terutama sejak 10 tahu yang lalu. Sebagan besar penelitian

mengenai modifikasi kimia kayu dilakukan untuk meningkatkan stabilitas dimensi

(11)

Referensi

[BRE] Buiding Research Establishment. 2006. Properties of timber acetylated to

20% WPG and its suitability for joinery. Research report. [4 November

2007].

Haygreen, JG & JL Bowyer. 1996. Hasil hutan dan ilmu kayu. Suatu pengantar.

Terjemahan SA Hadikusumo. Ed: S Prawirohatmodjo. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Hill, CAS. 2006. Wood modification. Chemical, thermal and other processes.

John Wiley & Sons. England.

Hon, DN-S. 1996. Chemical modification of lignosellulosic materials. Marcel

Dekker. New York.

Rowell, RM. Physical and Mechanical Properties of Chemically Modified Wood.

USDA Forest Service and University of Wisconsin. Madison, Wisconsin.

[4 November 2007].

Rowell, RM & WD Ellis. 1984. Reaction of epoxides with wood. Res. Pap. FPL

451.: U.S. Department of Agriculture, Forest Service, Forest Products

Gambar

Tabel 1.  Hubungan WPG dan ASE pada berbagai jenis bahan kimia

Referensi

Dokumen terkait

Kayu teras merupakan bagian kayu tua, terdiri dari sel-sel yang diben-tuk melalui perubahan sel hidup pada renggat kayu yang paling dalam Hal ini disebabkan tidak perubahan sel

Pemanasan, lama pemanasan dan pengekangan tidak menurunkan laju perubahan dimensi untuk keempat kayu yang

Dinding sel Chlorella vulgaris terdiri atas selulosa yang memiliki gugus fungsional seperti hidroksil yang dapat berikatan dengan logam berat sehingga memiliki

Kedua adalah pembentukan kompleks antara ion-ion logam berat dengan gugus fungsi hidroksil yang terdapat pada dinding sel (Abbas dkk.,

Teknik stabilisasi dimensi dan peningkatan kualitas kayu jati cepat tumbuh (JCT) dan kayu jabon dapat dilakukan dengan perlakuan impregnasi menggunakan larutan campuran

kadar air kayu, penyusutan dan perubahan dimensi kayu, berat jenis kayu, sifat.. termis kayu, sifat elektrisnya, sifat resonansi dan akustiknya, daya apung

Kayu teras merupakan bagian kayu tua, terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui.. perubahan sel hidup pada renggat kayu yang paling

Bagian kayu teras, terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui perubahan sel hidup pada lingkaran kayu gubal yang paling dalam. Dibanding dengan kayu gubal, kayu teras