• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN PADI SAWAH TADAH HUJAN PADA LAHAN KELOMPOK TANI KARYA TANI I DESA KARANG REJO KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN PADI SAWAH TADAH HUJAN PADA LAHAN KELOMPOK TANI KARYA TANI I DESA KARANG REJO KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

APPROPRIATE EVALUATION OF QUALITATIVE AND QUANTITATIVE TUNE OF RAINFED LOWLAND RICE

(Oryza sativa. L) IN KARYA TANI I FARMER GROUP TUNE ON KARANG REJO VILLAGE

IN JATI AGUNG DISTRICT AT SOUTH LAMPUNG REGENCY

By

Yuanita Puspasari

Indonesian is a agricultural state which makes agriculture as a major sector in their economic development which makes agriculture as a major sector in economic development in Indonesia, because about 70% of people in Indonesia depend on agriculture as sources primary life.

Land suitability evaluation is an assessment and estimate land potential for particular uses. With land evaluation, land potential can be valued by the level of management conducted. This study is for evaluated the qualitative and

quantitative land suitability by calculating the level of financial viability on rainfed lowland rice cultivation (Oryza sativa.L) in Karya Tani I Farmer Group Tune on Karang Rejo Village in Jati Agung District at South Lampung Regency has a limiting factor water availability and base saturation with land suitability classes, the first planting season, the third and fourth ranked in field suitability class sufficient appropriate with the limiting factor of base saturation (S2nr), while in the second planting season are planted in June - September 2009

(2)

and base saturation (S2wanr), and financially farming business plants of rainfed lowland rice in the fourth season actually deserve to be developed. it is seen with a net present value ( NPV>0) earned Rp.34.087.741, - for four planting season, value of comparison between net revenue and costs (Net B/C>1) obtained 2.86, the internal rate of return (IRR) 45.63% per month, or more than the prevailing interest rate 1.25 per month. this shows that the cultivation of rainfed rice plants during the four seasons (2009-2010) profitable and feasible to be developed.

(3)

ABSTRAK

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN PADI SAWAH TADAH HUJAN

PADA LAHAN KELOMPOK TANI KARYA TANI I DESA KARANG REJO KECAMATAN JATI AGUNG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

YUANITA PUSPASARI

Indonesia merupakan negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, karena sekitar 70% penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber

kehidupan utama.

Kebutuhan pangan dalam negeri semakin meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang terus bertambah sehingga untuk mencukupi kebutuhan tersebut sudah merupakan masalah yang cukup besar. Oleh karena itu sektor pertanian harus dapat meningkatkan produksinya sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri.

(4)

mempertimbangan semua aspek yang menjadi pembatas dalam penggunaan lahan yang ditetapkan, agar lahan dapat berproduksi secara optimal dan lestari.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan kualitatif dan kuantitatif dengan cara menghitung tingkat kelayakan finansial pada pertanaman padi sawah tadah hujan (Oryza sativa.L) Kelompok Tani Karya Tani I Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan pendekatan evaluasi lahan secara pararel, yaitu melakukan analisis fisik lingkungan berdasarkan kriteria fisik Djaenudin dkk. (2000) dan analisi

kelayakan usaha budidaya tanaman padi sawah tadah hujan dengan menilai Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (net B/C) dan Internal Rate of Return (IRR). Pelaksanaan survei dilakukan bertahap yaitu : tahap persiapan, survei utama, dan analisis data.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dismpulkan bahwa lahan penelitian milik Kelompok Tani Karya Tani I Kecamatan Jati Agung

(5)

bulan, atau lebih dari tingkat suku bunga yang berlaku (15% per tahun). Hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya tanaman padi sawah tadah hujan selama empat musim (2009-2010) menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.

(6)

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN PADI SAWAH TADAH HUJAN (Oryza sativa L.)

PADA LAHAN KELOMPOK TANI KARYA TANI I DESA KARANG REJO KECAMATAN JATI AGUNG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Skripsi)

Oleh

YUANITA PUSPASARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PERTANIAN

pada

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)
(8)

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN PADI SAWAH TADAH HUJAN (Oryza sativa L.)

PADA LAHAN KELOMPOK TANI KARYA TANI I DESA KARANG REJO KECAMATAN JATI AGUNG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Skripsi)

Oleh

YUANITA PUSPASARI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Peta situasi lokasi penelitian ... ……… 114

2. Pengambilan titik sampel di lokasi penelitian ... 115

3. Lokasi penelitian ... 117

4. Profil boring pada lahan pertama ... 118

5. Profil boring pada lahan kedua ... 119

6. Profil boring pada lahan ketiga ... 120

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 2

1.3. Kerangka Pemikiran ... 3

1.4. Hipotesis ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Padi ... 6

2.2. Evaluasi Lahan ... 11

2.3. Kualitas Lahan dan Karakteristik Lahan ... 12

2.4. Klasifikasi Kesesuaian Lahan ... 13

2.5. Analisis Finansial ... 22

III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.2. Bahan dan Alat ... 25

3.3. Metode Penelitian ... 25

3.3.1 Tahap Persiapan. ... 25

3.3.2 Pengumpulan Data ... 25

(11)

3.3.3.1 Data Fisik Primer ... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian……… ... 34

4.1.1.10 Penyiapan lahan... 41

4.1.1.11 Kelas Kesesuaian Kuantitatif………... 41

(12)

Produksi Dent dan Young (1981) ... 60

4.2.3. Analisis Kelayakan Finansial... 63

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 65

5.2. Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA... 67

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Arafah. 2009. Pedoman Teknis Perbaikan Kesuburan Lahan Sawah Berbasis Jerami. Jakarta : PT. Gramedia. 238 hlm.

Arafah. 2010. Pengelolaan dan Pemanfaatan Padi Sawah. Bogor : Bumi Aksara. 428 hlm.

Balai Penelitian Tanah. 2004. Petunjuk Teknis Pengamatan Tanah. Balai Penelitian Tanah. Bandar Lampung. 117 hlm.

Biro Pusat Statistik. 2007. Data Wilayah Desa Karang Rejo. Biro Pusat Statistik. Bandar Lampung. 52 hlm.

Djaenuddin, D., Marwan, H., Subagyo, H., Mulyani, A., dan Suharta, N. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Departemen Pertanian. 264 hlm.

Dent, D dan Young A. 1981. Soil Suvey and Land Evaluation, George Allen and Unwin, London. 332 hlm.

FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation. Soil Bull. No. 32. FAO, Rome, Italy. 72 hlm.

Gardner, W. 1986. Water Content. In A, Klute, (ed): Methods Of Soil Analysis. Part I:Physical and Mineralogical Methods. Second edition. ASSA, Inc., Madison, Wisconsin, USA. Pp. 493-544.

Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta. 249 hlm. Kartasapoetra, dkk. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Rineka Cipta.

Jakarta. 228 hlm.

Kemas. 2007. Klimatologi : Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Edisi Revisi. Bumi Aksara, Jakarta. 136 hlm.

Mahi, A.K., 2004. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. (Diktat Kuliah). Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 184 hlm.

Mahi, A. K. 2005. Evaluasi dan Perencanaan Penggunaan Lahan. (Diktat, tidak dipublikasikan). Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar

Lampung. 240 hlm.

(14)

Rayes, M. L. 2006. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Andi. Yogyakarta. 502 hlm.

Siswoputranto, 1976. Komoditi ekspor Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia. 147 hlm.

Sitorus, S. R. P. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Tarsito. Bandung. 185 hlm. Suparyono, Dr dan Agus Setyono, Dr. 1994. Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, karena sekitar 70% penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber

kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

Kebutuhan pangan dalam negeri semakin meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang terus bertambah sehingga untuk mencukupi kebutuhan tersebut sudah merupakan masalah yang cukup besar. Oleh karena itu sektor pertanian harus dapat meningkatkan produksinya sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri (Siswoputranto, 1976).

Evaluasi kesesuaian lahan merupakan penilaian dan pendugaan potensi lahan untuk penggunaan tertentu. Dengan evaluasi lahan tersebut, potensi lahan dapat dinilai dengan tingkat pengelolaan yang dilakukan. Pelaksanaan evaluasi lahan pada dasarnya mengarah pada rekomendasi penggunaan lahan dengan

(16)

2004).

Hasil evaluasi lahan menggambarkan kesesuaian lahan untuk berbagai keperluan dan sekaligus dapat diketahui hambatan dan kebutuhan biaya dalam pemanfaatan sumber daya lahan tersebut, sehingga berapa besar keuntungan dan bahkan kemungkinan kerugian yang didapat, baik secara fisik maupun secara finansial akan di ketahui melalui evaluasi lahan tersebut (Mahi, 2005).

Kesesuaian lahan dibedakan atas kesesuaian lahan aktual (present land suitability) dan kesesuaian lahan potensial (potential land suitability). Kesesuaian lahan sekarang adalah kesesuaian lahan yang dinilai berdasarkan keadaan lahan pada saat dilakukan penelitian tanpa memperhitungkan jenis perbaikan lahan yang diperlukan, sedangkan kesesuaian lahan potensial adalah kesesuaian lahan yang dinilai berdasarkan keadaan lahan setelah diadakan perbaikan-perbaikan

(improvement) tertentu yang diperlukan seperti penambahan pupuk, pengairan atau terasering tergantung dari jenis faktor pembatasnya (Dent dan Young, 1981).

Selain ditinjau dari kesesuaian lahannya maka diperlukan juga suatu informasi mengenai kelayakan baik itu kelayakan ekonomi, kelayakan sosial maupun kelayakan finansial suatu penggunaan lahan. Pada penelitian ini usaha tani yang akan diteliti adalah kesesuaian lahan dan kelayakan finansial padi sawah.

1.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini:

(17)

Desa Karang Rejo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan kriteria Djaenuddin dkk.(2000).

2. Menilai kesesuaian lahan kuantitatif dengan menganalisis nilai kelayakan finansial budidaya tanaman Padi sawah tadah hujan (Oryza sativa L.) pada lahan Kelompok Tani Karya Tani I Desa Karang Rejo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.

1.3. Kerangka Pemikiran

Menurut Mahi (2005), bahwa kesesuaian lahan adalah kecocokan macam penggunaan lahan pada tipe lahan tertentu. Penilaian kelas kesesuaian lahan dilakukan dengan cara mencocokkan antara kualitas lahan dan karakteristik lahan dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas lain yang

dievaluasi. Dalam hal ini evaluasi lahan dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.

Untuk keperluan pertanian, sumberdaya lahan yang penting dapat dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yaitu: (1) tanah, (2) iklim, (3) topografi dan formasi geologi, (4) vegetasi, serta (5) sosial ekonomi. Keadaan ini dapat diprediksi karena kualitas lahan dapat ditentukan secara deduktif dari hasil pengamatan ciri lahan tersebut (FAO, 1976).

(18)

tanah halus/agak halus, kemasaman tanah 5,5 – 8,2, KTK liat lebih dari 16 cmolc kg-1, kejenuhan basa >50 %, kandungan C-organik > 1,5 %, dan lereng <3%.

Desa Karang Rejo berjarak 60 km dari Kalianda. Topografi wilayah Desa Karang Rejo terdiri dari lahan datar dengan kemiringan 5%, ketinggian dari permukaan laut 47 – 110 m dpl, kedalaman lapis olah tanah 30 – 50 cm, pH tanah berkisar 4-5,9. Sedangkan tingkat kesuburan tanah dari sedang sampai baik, drainase sedang sampai baik dengan curah hujan 2188,9 mm thn-1 ( Biro Pusat Statistik, 2007).

Tanaman Padi sawah yang dibudidayakan oleh petani di Desa Karang Rejo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan adalah varietas non-hibrida yaitu Ciherang, menurut wawancara yang dilakukan terhadap petani tesebut alasan utama mereka menggunakan varietas Ciherang adalah dikarenakan varietas tersebut tahan terhadap hama khususnya hama wereng.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh Bapak Surip, bahwa petani padi di Desa Karang Rejo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan menghasilkan panen gabah kering 4 ton hektar-1 dan pendapatan Rp. 18.000.000,- musim-1 dengan biaya produksi Rp. 3.350.000 hektar-1 musim-1.

Penilaian kesesuaian lahan yang dilakukan menggunakan kriteria biofisik yang disusun oleh Djaenuddin dkk. (2000), sedangkan penilaian secara ekonomi adalah dengan menganalisis kelayakan finansial budidaya tanaman padi yang dilakukan dengan menghitung nilai NPV, Net B/C Ratio, dan IRR.

(19)

Berdasarkan kondisi yang ada di daerah penelitian seperti yang dikemukakan dalam kerangka pemikiran, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah tadah hujan (Oryza sativa L.) Kelompok Tani Karya Tani I Desa Karang Rejo Kecamatan Jati

Agung Kabupaten Lampung Selatan adalah cukup sesuai dengan faktor pembatas pH dan KTK (S2nr).

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Padi

Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH antara 4 -7 (Siswoputranto, 1976).

Akar tanaman padi berfungsi menyerap air dan zat – zat makanan dari dalam tanah terdiri dari: 1) Akar tunggang yaitu akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah, 2) Akar serabut yaitu akar yang tumbuh dari akar tunggang setelah tanaman berumur 5 – 6 hari.

(21)

Ciri khas daun tanaman padi yaitu adanya sisik dan telinga daun, hal ini yang menyebabkan daun tanaman padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain, Adapun bagian daun padi yaitu: 1) Helaian daun terletak pada batang padi, bentuk memanjang seperti pita, 2) Pelepah daun menyelubungi batang yang berfungsi memberi dukungan pada ruas bagian jaringan, 3) Lidah daun terletak pada perbatasan antara helaian daun dan leher daun.

Malai merupakan sekumpulan bunga padi yang keluar dari buku paling atas. Panjang malai tergantung pada varietas. Bunga padi terdiri dari kepala putik, tangkai sari, palea, lemma, kepala putik, ladicula, dan tangkai bunga. Bunga padi merupakan bunga telanjang yang mempunyai satu bakal buah, 6 benang sari, serta 2 tangkai putik. Gabah atau buah padi terdiri dari Embrio, Endosperm, dan Bekatul.

Perkecambahan adalah munculnya tunas (tanaman kecil dari biji). Embrio yang merupakan calon individu baru terdapat di dalam benih. Jika suatu benih tanaman

ditempatkan pada lingkungan yang menunjang dan memadai, benih tersebut akan berkecambah.

Perkecambahan benih dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : Perkecambahan epigeal adalah ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga

(22)

tanah, tetapi kotiledon tetap di bawah tanah, misalnya pada tanaman padi (Oryza sativa. L) (Pratiwi. 2006).

Sistem sawah dibedakan menjadi sawah irigasi dan sawah tadah hujan. Sawah irigasi memerlukan teknik yang tinggi, utamanya dalam pengelolaan tanah dan air. Hasil yang optimal akan diperoleh dengan sistem irigasi yang

berkesinambungan dan sistem drainase yang baik. Lahan pertanian jenis ini memberikan sumbangan terbesar bagi ketersediaan tanaman pangan, baik padi maupun palawija. Sedangkan sawah tadah hujan, sistem pengairannya

bergantung pada curah hujan yang turun (Arafah, 2009).

Lahan sawah tadah hujan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) pengairan tergantung pada turunnya air hujan; 2) kandungan unsur hara rendah maka tingkat kesuburan tanah juga rendah; 3) bahan organik relative rendah dan sulit

dipertahankan dalam jangka panjang; 4) produktivitas rendah (3,0 - 3,5 ton hektar-1).

Teknik bercocok tanam yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi sawah tadah hujan sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.

(23)

persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemaian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.

Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi sawah tadah hujan tergantung pada :

a. Jenis tanaman

Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit.

b. Kesuburan tanah

Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik dari pada perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar dari pada jarak tanam padah tanah yang kurang subur.

(24)

Air sangat dibutuhkan pada pembentukan bulir. Kekurangan air pada saat

pembentukan akan mengakibatkan pembentukan anak (tunas) karena kekurangan air dapat menghambat pembentukan malai, pembuahan dan pembuangan yang dapat berakibat fatal yakni bulir padi yang dihasilkan hampa.

Pada masa pembungaan kebutuhan air mencapai puncaknya. Muka air dijaga setinggi 5-10 cm akibat kekurangan air juga dapat menyebabkan hampanya bulir padi tetapi bila tanaman padi telah mengeluarkan bunga, petakan untuk beberapa saat perlu dikeringkan agar terjadi pembungaan yang serempak.

Air yang diberikan dalam jumlah cukup sebenarnya bermanfaat juga untuk mencegah pertumbuhan gulma, menghalau wereng yang bersembunyi di batang padi sehingga lebih mudah disemprot dengan pestisida, serta mengurangi serangan tikus-tikus (Arafah, 2010).

2.2. Evaluasi Lahan

Evaluasi Lahan pada hakekatnya merupakan proses untuk menduga potensi sumber daya lahan untuk penggunaan tertentu, baik untuk pertanian maupun untuk non pertanian. Kelas kesesuaian lahan suatu wilayah untuk suatu

(25)

Untuk menentukan tipe penggunaan yang sesuai pada suatu wilayah, diperlukan evaluasi kesesuaian lahan lahan secara menyeluruh dan terpadu (intergrated), karena masing-masing faktor akan saling mempengaruhi baik faktor fisik, sosial ekonomi, maupun lingkungan (Sitorus, 1985).

Dalam proses evaluasi lahan bukan hanya ditujukan untuk menentukan perubahan penggunaan lahan, tetapi melengkapi data untuk dasar pengambilan keputusan dalam memilih macam penggunaan lahan yang paling sesuai, dengan

memberikan informasi mengenai potensi macam penggunaan lahan pada masing-masing daerah termasuk konsekuensi keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan masing-masing penggunaan tersebut (Mahi, 2005).

Pendekatan evaluasi lahan ada dua macam, antara lain sebagai berikut: 1) Evaluasi kualitatif

Evaluasi kesesuaian lahan yang dilaksanakan dengan cara mengelompokkan lahan ke dalam beberapa kategori berdasarkan perbandingan relatif kualitas lahan tanpa melakukan perhitungan secara terperinci dan tepat biaya dan pendapatan bagi penggunaan lahan tersebut.

2) Evaluasi kuantitatif

Evaluasi lahan dinyatakan dalam ekonomi berupa input dan output, benefit cost ratio, dengan cara menghitung kelayakan finansial masing-masing unit lahan

dengan penggunaan lahan.

2.3. Karakteristik Lahan dan Kualitas Lahan

(26)

karakterisitik lahan dirinci dan diuraikan mencakup keadaan fisik lingkungan dan tanahnya. Data tersebut digunakan untuk keperluan interpretasi dan evaluasi lahan bagi komoditas tertentu.

Setiap karakteristik lahan yang digunakan secara langsung dalam evaluasi mempunyai interaksi satu sama lainnya, karenanya dalam interpretasi perlu mempertimbangkan atau membandingkan lahan dengan penggunaannya dalam pengertian kualitas lahan.

Karakteristik lahan yang digunakan secara langsung dalam evaluasi ada yang sifatnya tunggal dan ada yang sifatnya lebih dari satu karena mempunyai interaksi satu sama lainnya. Dalam interpretasi perlu mempertimbangkan atau

memperbandingkan lahan dengan penggunaannya dalam pengertian kualitas lahan (Djaenuddin dkk., 2000).

Kualitas lahan merupakan sifat-sifat pengenal yang bersifat kompleks dari sebidang lahan. Kualitas lahan dapat berperan positif atau negatif terhadap penggunaan lahan tergantung dari sifat-sifatnya. Kualitas lahan yang berperan positif sifatnya menguntungkan bagi suatu penggunaan. Sebaliknya kualitas lahan yang bersifat negatif akan merugikan (merupakan kendala) terhadap penggunaan tertentu, sehingga merupakan faktor penghambat atau pembatas. Demikian pula satu jenis penggunaan lahan tertentu akan dipengaruhi oleh berbagai kualitas lahan.

2.4. Klasifikasi Kesesuaian Lahan

(27)

secara spesifik pada tipe lahan tertentu. Kelas kesesuaian lahan dapat berbeda tergantung dari tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan.

Menurut FAO (1976) klasifikasi kesesuaian lahan dibagi menjadi empat kategori, yaitu sebagai berikut:

1. Ordo : pada tingkat ini kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S) dan tidak sesuai (N).

2. Kelas : pada tingkat kelas, lahan yang tergolong sesuai (S) dibedakan antara sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan marginal sesuai (S3). Sedangkan lahan yang tergolong tidak sesuai (N) dibedakan antara lahan tidak sesuai sementara (N1) dan lahan tidak sesuai permanen (N2).

Tingkat kelas dibagi menjadi 5 yaitu : a) Lahan kelas sangat sesuai (S1)

Lahan yang relatif tidak memliki faktor pembatas yang berarti atau nyata terhadap penggunaannya secara berkelanjutan.

b) Lahan kelas cukup sesuai (S2)

Lahan mempunyai faktor pembatas yang berpengaruh terhadap

produktifitasnya, sehingga memerlukan tambahan (input) untuk meningkatkan produktifitas pada tingkat yang optimim.

c) Lahan kelas sesuai marjinal (S3)

Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat, sehingga berpengaruh terhadap produktifitasnya dan memerlukan input lebih besar daripada lahan kelas cukup sesuai (S2).

(28)

Lahan mempunyai faktor pembatas yang lebih berat tetapi sifatnya tidak permanen, sehingga dengan input pada tingkat tertentu masih dapat ditingkatkan produktifitasnya.

e) Lahan kelas tidak sesuai permanen (N2)

Lahan mempunyai faktor pembatas yang sangat berat dan sifatnya permanen, sehingga tidak mungkin diperbaiki.

3. Sub Kelas: pada tingkat ini menggambarkan macam faktor pembatas atau perbaikan yang diperlukan dalam tingkat kelas.

4. Unit: pada tingkat ini menunjukkan sifat tambahan yang diperlukan untuk pengelolaan dalam tingkat sub kelas.

Menurut Djaenuddin dkk. (2000), deskripsi karakteristik lahan yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kelas kesesuaian lahan dikemukakan sebagai berikut :

a. Temperatur (t)

Merupakan suhu tahunan rata-rata yang dikumpulkan dari hasil pengamatan stasiun klimatologi yang ada.

b. Ketersedian Air (w)

Karakteristik ketersediaan air digambarkan oleh keadaan curah hujan tahun rata-rata atau curah hujan selama masa pertumbuhan, bulan kering, dan kelembaban, yaitu:

(29)

Curah hujan dinyatakan dalam curah hujan tahunan rata-rata (mm), atau dalam curah hujan rata-rata selama masa pertumbuhan.

(2) Bulan Kering

Bulan kering merupakan jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun yang jumlah curah hujannya kurang dari 60 mm bln-1.

(3) Kelembaban Udara

Kelembaban udara merupakan kelembaban udara rata-rata tahunan yang dinyatakan dalam persen (%).

c. Media Perakaran (r)

Karakteristik lahan yang menggambarkan kondisi perakaran terdiri dari : (1) Drainase

Drainase tanah menunjukkan kecepatan meresapnya air dari tanah atau keadaan tanah yang menunjukan lamanya dan seringnya jenuh air. Hal ini dapat dilihat dari adanya genangan yang terdapat pada lahan penelitian atau tidak.

Kelas drainase tanah dibedakan dalam 7 kelas sebagai berikut : a. Cepat

Tanah mempunyai daya tahan air yang rendah. Tanah demikian tidak cocok untuk tanaman tanpa irigasi. Ciri yang dapat

diketahui, yaitu tanah dengan warna homogen tanpa bercak atau karat serta warna gley (reduksi).

(30)

Tanah mempunyai daya tahan air yang rendah. Ciri yang dapat diketahui, yaitu tanah dengan warna homogen tanpa bercak atau karat serta warna gley (reduksi).

c. Baik

Tanah memiliki daya menahan air yang sedang, lembab, tapi tidak cukup basah pada dekat permukaan. Tanah demikian cocok untuk berbagai macam tanaman.

d. Agak baik

Tanah memiliki daya menahan air agak rendah, tanah basah dekat permukaan.

e. Agak terhambat

Tanah memiliki daya menahan air yang rendah sampai sangat rendah, tanah basah sampai ke permukaan.

f. Terhambat

Tanah memiliki daya menahan air yang rendah sampai sangat rendah, tanah basah sampai ke permukaan. Tanah basah untuk waktu yang cukup lama sampai permukaan.

g. Sangat terhambat

Tanah memiliki daya menahan air yang sangat rendah, tanah basah secara permanen dan tergenang untuk waktu yang cukup lama sampai ke permukaan.

(31)

Tekstur tanah merupakan istilah dalam distribusi partikel tanah halus dengan ukuran < 2 mm, yaitu pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dibagi menjadi 6 kelas, yaitu :

a. Halus : Liat berpasir, liat, liat berdebu.

b. Agak halus : Lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu.

c. Sedang : Lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu.

d. Agak kasar : Lempung berpasir kasar, lempung berpasir, lempung berpasir halus.

e. Kasar : Pasir, pasir berlempung.

(3) Bahan Kasar

Bahan kasar dengan ukuran > 2 mm, yang menyatakan volume dalam persen (%), merupakan modifier tekstur yang ditentukan oleh jumlah persentasi kerikil, kerakal, dan batuan baik yang berada pada permukaan atau di setiap lapisan tanah. Bahan kasar dibedakan menjadi sedikit, sedang, banyak, dan sangat banyak.

(4) Kedalaman Tanah

(32)

padas secara homogen. Kedalaman tanah dibedakan menjadi sangat dangkal, dangkal, sedang, dan dalam.

d. Retensi Hara

Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Kapasitas Tukar Kation atau Cation Exchangable Cappacity (CEC)

merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan (cation exchangable) pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Satuan hasil pengukuran KTK adalah milliequivalen kation dalam 100 gram tanah atau me kation per 100 g tanah. Sedangkan KTK liat menyatakan kapasitas tukar kation fraksi liat, yang didapat dari persamaan berikut :

KTK liat = 100 x ( % liat )-1 x KTK tanah

pH tanah

Pada umumnya reaksi tanah baik tanah gambut maupun tanah mineral

menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut.

pH = - Log [H+]

Kejenuhan basa

(33)

C – organik

Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik yang dinyatakan dalam persen.

e. Toksisitas

Toksisitas menggambarkan kandungan garam terlarut (Salinitas) yang

dicerminkan dalam oleh daya hantar listrik (DHL). Daerah pantai merupakan salah satu daerah yang mempunyai kadar garam yang tinggi. Toksisitas di dalam tanah biasanya diukur pada daerah-daerah yang bersifat salin.

f. Bahaya Sulfidik

Kedalaman sulfidik dinyatakan oleh kedalaman ditemukannya bahaya bahan sulfidik yang diukur dari permukaan tanah sampai batas atas lapisan sulfidik atau pirit. Bahaya sulfidik diukur dengan cara melihat ada tidaknya pirit (Fe2S) di lapangan. Analisis pirit dilakukan dengan cara meneteskan hidrogen peroksida (H2O2).

(34)

Bahaya erosi dapat diketahui dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) pertahun dibandingkan tanah yang tidak tererosi yang dicirikan oleh masih adanya horizon A. Tingkat bahaya erosi dapat dibagi menjadi erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi parit (gully erosion).

h. Bahaya Banjir

Bahaya banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh kedalaman banjir (x) dan lamanya banjir (y). Kedua data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara dengan penduduk setempat di lapangan. Bahaya banjir dapat diketahui dengan melihat kondisi lahan yang pada permukaan tanahnya terdapat genangan air.

i. Terrain

Slope atau lereng dinyatakan dalam persen (%) atau derajat (o). Perbedaan tinggi diukur dari puncak sampai dasar lereng dan dinyatakan dalam meter. Untuk persyaratan klasifikasi kesesuaian lahan tanaman padi sawah tadah hujan tersaji pada Tabel.1

(35)

(2) Singkapan batuan diamati dengan melihat ada tidaknya batuan-batuan besar yang tersingkap pada lokasi penalitian dan kemudian diukur persentasi banyaknya batuan yang tersingkap pada lahan tersebut.

2.5. Analisis Finansial

Aspek finansial merupakan pokok dari kelayakan ekonomi. Dalam analisis finansial diperlukan kriteria kelayakan usaha, antara lain Net Present Value (NPV), Net Beneffit Cost Ratio (Net B/C), dan Internal Rate of Return (IRR).

Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih, selisih inilah yang disebut Net Present Value (NPV).

B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan disbanding

hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (Cost), sedangkan output yang dihasilkan dinotasikan dengan B (Benefit).

Internat Rate of Return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada

(36)

Tabel 1. Persyaratan Klasifikasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Tadah Hujan (Oryza sativa L.) menurut Djaenuddin dkk (2000)

Persyaratan Penggunaan (Kualitas

Lahan/Karakteristik Lahan)

Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N

Temperatur (tc)

Temperatur rata-rata (oC) 24 – 29 22 – 24 29 – 32

18 – 22 32 – 35

(37)
(38)

F41, F42 5 – 15 5 – 15

Keterangan :

(39)

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman Padi sawah tadah hujan (Oryza Sativa L.) di Kelompok Tani Karya Tani I Desa Karang Rejo Kecamatan Jati

Agung Kabupaten Lampung Selatan, selama 4 musim, yaitu pada tahun 2009 sampai dengan 2010, dengan areal pertanaman padi yang di teliti seluas 8 ha, dimana sejak pembukaan lahan, lahan tersebut secara terus-menerus dijadikan areal pertanaman padi sawah tadah hujan.

Lokasi penelitian ini terdiri dari 4 lahan berbeda, dengan titik koordinat: Lahan pertama, 0543650 – 0543840 mT dan 9421028 – 9420807 mU. Lahan kedua, 0543607 – 0543784 mT dan 9421069 – 9421268 mU. Lahan ketiga, 0543409 – 0543506 mT dan 9420902 – 9421024 mU. Lahan keempat, 0543510 – 0543575 mT dan 9420899 – 9420989 mU.

Pengumpulan data ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai Mei 2011.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah contoh tanah dan bahan-bahan kimia untuk analisis tanah di laboratorium.

(40)

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan pendekatan evaluasi lahan secara paralel, yaitu melakukan analisis fisik lingkungan

berdasarkan kriteria fisik Djaenudin dkk. (2000) dan analisis kelayakan usaha budidaya tanaman padi dengan menilai Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Internal Rate of Return (IRR). Pelaksanaan survei

dilakukan bertahap yaitu: tahap persiapan, survei utama, dan analisis data.

3.3.1. Tahap Persiapan

Kegiatan pada tahap persiapan adalah studi pustaka tentang keadaan umum lokasi penelitian.

3.3.2. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data fisik dan data ekonomi. Data fisik meliputi data fisik primer dan data fisik sekunder, sementara itu data ekonomi meliputi data ekonomi primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan secara observasi dan wawancara langsung dengan petani pemilik lahan. Data yang dikumpulkan meliputi : kemiringan lereng, drainase tanah, luas lahan, kegiatan usahatani, jumlah produksi permusim, harga padi di tingkat petani, tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usaha tani padi sawah tadah hujan, dan sarana produksi yang dibutuhkan, serta biaya produksi

(41)

bulanan dan rata-rata tahunan, temperatur/suhu rata-rata, dan peta daerah penelitian.

3.3.3. Pengamatan Lapang

Data yang diamati dalam pengamatan lapang ini meliputi : 3.3.3.1. Data fisik primer

Pengumpulan data fisik primer, dilakukan dengan cara pengamatan dan pengukuran langsung di lapang dan mengambil contoh tanah, kemudian dianalisis di laboratorium.

Data fisik primer yang diamati di lapang sebagai berikut:

a) Drainase

Drainase dapat dilihat baik atau buruknya dengan melihat ada atau tidaknya genangan yang terdapat pada lahan penelitian.

b) Bahan kasar

Cara pengamatan bahan kasar di lapang yaitu dengan melihat ada tidaknya batuan dengan ukuran > 2 mm, yang menyatakan volume dalam persen (%), merupakan modifier tekstur yang ditentukan oleh jumlah persentasi kerikil, kerakal, dan batuan baik yang berada pada permukaan atau di setiap lapisan tanah. Dilakukan dengan cara pengeboran tiap lapisan tanah yang akan diteliti. Hal ini dapat ditentukan dengan cara melihat volume batu-batu kecil yang ada didalam tanah saat pengeboran dan ditentukan dalam persen.

c) Kedalaman tanah

Kedalaman tanah ini diukur dengan melakukan pengeboran dengan

(42)

tidaknya lapisan padas secara homogen yang tidak dapat ditembus akar.

d) Bahaya sulfidik

Lahan yang saya teliti bukanlah lahan pasang surut dan jauh dari pantai maka analisis pirit tidak dilakukan.

e) Toksisitas

Lahan penelitian jauh dari tepi laut dan tidak terpengaruh air laut maka pengukuran salinitas ini tidak dilakukan.

f) Lereng

Lahan padi sawah tadah hujan adalah lahan datar yang memiliki teras atau galengan sebagai batas penyangga air, sehingga pengukuran lereng tidak dilakukan.

g) Bahaya erosi di lapang

Tingkat bahaya erosi dapat dilihat berdasarkan kondisi di lapangan, yaitu dengan memperhatikan adanya erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (rill erosion), dan erosi parit (gully erosion) atau dengan memperhatikan lapisan tanah yang sudah hilang.

h) Bahaya Banjir

(43)

(terendam air) pada lahan yang akan diteliti pada saat musim hujan lebih dari 24 jam.

i) Batuan permukaan

Batu di permukaan diamati dengan melihat ada tidaknya batu-batu kecil atau batuan lepas yang tersebar pada permukaan tanah di lokasi penelitian

dengan cara melihat persentasi batuan yang menutupi tanah pada satu petak lahan.

j) Batuan singkapan

Batuan singkapan diamati dengan melihat ada tidaknya batuan-batuan besar yang tersingkap baik pada permukaan lahan atau yang terdapat pada lapisan tanah pada lokasi penelitian kemudian dipersentasikan seberapa banyak batuan yang tersingkap pada satu petak lahan.

3.3.3.2. Data fisik sekunder

Data fisik sekunder yang dikumpulkan yaitu data temperatur, data curah hujan, dan kelembaban udara.

3.3.4. Metode analisis laboratorium

(44)

Sifat kimia yang dianalisi adalah pH H20, basa – basa yang dapat ditukar, C-organik, dan KTK. Sedangkan sifat fisik tanah yang dianalisis adalah tekstur tanah, dengan metode analisis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Metode analisis laboratorium

No Analisis Metode 1 pH H2O pH meter 2 Basa – basa yang dapat

ditukar (Ca, Mg, K, Na)

NH4OAc 1 N pH 7 3 C-organik Walkey and Black 4 KTK NH4OAc 1 N pH 7 5 Tekstur tanah Hydrometer

3.3.5. Pengumpulan data sosial ekonomi

Data sosial ekonomi dikumpulkan dengan wawancara kepada petani Kelompok Tani Karya Tani I Desa Karang Rejo Kecamatan Jati Agung

Kabupaten Lampung Selatan. Data sosial ekonomi yang dikumpulkan sebagai data primer meliputi : pendapatan dan pengeluaran petani, jumlah tenaga kerja, biaya produksi dengan jumlah 8 orang petani responden dari 4 lahan yang berbeda yang diwawancarai untuk kurun waktu 2 (dua) tahun atau 4 (empat) musim.

3.3.5.1. Analisis Kelayakan Finansial

Untuk mengetahui tingkat kelayakan finansial usaha tani padi sawah dilakukan analisis sebagai berikut :

(45)

Secara matematis rumus untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut jenis penerimaan atau keuntungan non-finansial yang diterima atau dirasakan oleh penyelenggara proyek dalam tahun.

C = cost (biaya) kotor sehubungan dengan proyek pada t (tahun), termasuk segala jenis pengeluaran, baik bersifat modal (pembelian peralatan, tanah, dan sebagainya) yang dibebankan kepada penyelenggara proyek dalam t (tahun).

i = tingkat suku bunga bank yang berlaku n = waktu/lama kegiatan

Kriteria investasi :

Bila NVP > 0, maka usaha layak untuk dilanjutkan Bila NVP < 0, maka usaha tidak layak untuk dilanjutkan Bila NVP = 0, usaha dalam keadaan break even point

3.3.5.1.2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

(46)

B = benefit (manfaat) kotor proyek pada t (tahun), yang terdiri dari segala jenis penerimaan atau keuntungan non-finansial yang diterima atau dirasakan oleh penyelenggara proyek dalam tahun.

C = cost (biaya) kotor sehubungan dengan proyek pada t (tahun), termasuk segala jenis pengeluaran, baik bersifat modal (pembelian peralatan, tanah, dan sebagainya) yang dibebankan kepada

penyelenggara proyek dalam t (tahun). i = tingkat suku bunga bank yang berlaku n = waktu/lama kegiatan

Kriteria investsi :

Bila Net B/C > 1, maka usaha layak untuk dilanjutkan Bila Net B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dilanjutkan Bila Net B/C = 1, usaha dalam keadaan break even point

3.3.5.1.3. Internal rate of return (IRR)

Digunakan untuk menunjukkan atau mencari suatu tingkat bunga yang menunjukkan jumlah nilai sekarang netto (NPV) sama dengan seluruh investasi usaha.

Rumus yang digunakan adalah :

IRR = i1 + NPV1 (i2 - i1) NPV1 - NPV2

Keterangan :

(47)

i2 = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV2 NPV1 = NPV yang bernilai positif

NPV2 = NPV yang bernilai negatif

Kriteria investasi :

(48)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat mengerjakan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan Kuantitatif

Tanaman Padi Sawah Tadah Hujan (Oryza sativa L.) Pada Lahan Kelompok Tani Karya Tani I Desa Karang Rejo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan” diajukan sebagai pedoman kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada

bulan Maret – Mei 2011.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat sesuai dengan bidang keilmuannya dalam pemanfaatan penggunaan lahan secara kualitatif dan kuantitatif.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Bandar Lampung, 1 Februari 2012

(49)

V. KESIMPULAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Lahan penelitian milik Kelompok Tani Karya Tani I Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan memiliki faktor pembatas ketersediaan air dan kejenuhan basa dengan kelas kesesuaian lahan:

a. Musim tanam pertama, ketiga, dan keempat digolongkan dalam kelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas kejenuhan basa (S2nr).

b. Musim tanam kedua masuk dalam kelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas curah hujan dan kejenuhan basa (S2wanr).

2. Secara finansial, usaha budidaya tanaman padi sawah tadah hujan Kelompok Karya Tani I Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan dari 4 musim tanam yang diamati (Januari 2009 – Mei 2010) dengan luas lahan 8 ha adalah menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Hal ini dibuktikan dari nilai NPV rata-rata sebesar Rp 34.084.741,-. Net B/C rata-rata sebesar 2,86, dan IRR rata-rata sebesar 45,63 % per bulan yang nilainya lebih besar dari tingkat suku yang berlaku saat ini yaitu diasumsikan sebesar 1,25% per bulan.

(50)
(51)

Dengan mengucap Alhamdulillah, Aku persembahkan buah karyaku ini untuk :

Almamater tercinta Fakultas Pertanian

Jurusan Ilmu Tanah (Agroteknologi) Universitas Lampung

Mama dan Papa tercinta yang telah membesarkanku, mendidikku, dan mendoakan diriku dalam setiap sujudnya. Kasih sayang yang Mama dan

Papa berikan seperti udara, entah dengan apa aku

membalasnya….

Tak Lupa, Adik ku , serta Keluarga besarku sebagai tanda bakti dan cintaku serta

terima kasihku atas do’a yang selalu terucap

(52)
(53)

Judul Penelititan : EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN PADI

SAWAH TADAH HUJAN (Oryza sativa L.) PADA LAHAN KELOMPOK TANI KARYA TANI I DESA KARANG REJO KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Nama Mahasiswa : Yuanita Puspasari No. Pokok Mahasiswa : 0714031060 Program Studi : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Ali Kabul Mahi, M.S. Ir. Niar Nurmauli, M.S. NIP 19471127 197603 1 001 NIP 19610204 198603 2 002

2. Ketua Program Studi Agroteknologi

(54)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah

– Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian sampai dengan selesainya pembuatan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih. Semoga skripsi ini berguna bagi kita semua.

Pada kesempatan ini, dengan segenap kerendahan hati dan rasa hormat, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Ali Kabul Mahi, M.S. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Ir. Niar Nurmauli, M.S. sebagai Dosen Pembimbing II yeng telah memberikan bimbingan, arahan, serta saran dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Dr. Ir. Tammaludin Syam, M.S. sebagai pembahas dan penguji materi

yang telah memberikan saran guna penyempurnaan skripsi ini. 4. Bapak Ir. Didin Wiharso selaku pembimbing akademik yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran, serta pesan-pesan berharganya untuk menjalani kehidupan selanjutnya. 5. Ibu Prof. Dr. Ir. Dermiyati, M.Agr.Sc., selaku Ketua Jurusan Ilmu Tanah

(55)

6. Seluruh Dosen dan Karyawan jurusan Agroteknologi Universitas Lampung umumnya serta Dosen Ilmu Tanah khususnya yang telah memberi ilmu pengetahuan dan bantuan kepada penulis.

7. Papa dan mama tercinta yang telah membesarkan, merawat, mendidik, serta selalu mendoakan setiap langkah untuk kesuksesanku.

8. Mbah uti dan mbah kakung, keponakan-keponakan dan semua sepupu yang selalu memberi keceriaan, serta semua keluarga yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu.

9. Para sahabat-sahabatku yang selalu berbagi dalam suka dan duka Wiwi, Widya, Tommy, Vero, Nindya Kirana. S.P, Enny, Kecot, Micun, Missy, Nay, Alvin, teman-teman seperjuangan teman-teman angkatan 2007, Pipit, Metha, Taufik, Yogi, dan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala saran dan perhatiannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. Akhirnya penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan yang telah diberikan terhadap penulis, dan semoga skripsi ini berguna bagi kita semua.

Bandar lampung, 22 Mei 2011

Gambar

Tabel 1. Persyaratan Klasifikasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Tadah  Hujan (Oryza sativa  L.) menurut Djaenuddin dkk (2000)
Tabel 2. Metode analisis laboratorium

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pembatas pada lahan padi sawah di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai adalah tekstur tanah, kejenuhan basa

Judul Penelitian : EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF PADA LAHAN PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) KELOMPOK TANI TANI MAKMUR DESA SINAR MULYA

Tekstur tanah mempengaruhi kapasitas tanah untuk menahan air (Rayes, 2006), tanah bertekstur agak halus seperti lempung liat berpasir mempunyai drainase agak buruk yang

peningkatan kuantitas dan kualitas lahan padi sawah merupakan suatu kendala dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional sehingga perlu adanya suatu usaha dalam menilai kesesuaian

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan pada petani tentang upaya pengelolaan lahan yang dapat dilakukan, apabila hasil penelitian menunjukkan adanya

Kelas kesesuaian lahan kualitatif pada tanaman padi sawah ( Oryza sativa L.) pada Kelompok Tani Tri Jaya Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah adalah

Pada musim kemarau tahun 2005 pada lahan sawah tadah hujan di Desa Pajalele, Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan penelitian pengaturan populasi tanaman jagung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian amelioran biochar dan pupuk kandang selama dua musim tanam terhadap sifat tanah dan hasil kedelai di