Nama : Mochamad Syadam Siswantoro
Tempat, Tanggal/Lahir : Bogor, 19 April 1991
Jenis Kelamin : Laki-laki
Golongan Darah : O
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kebangsaan : Indonesia
No. Telepon : 085798147991
Email : mochamadsyadam@gmail.com
Alamat Lengkap : Kp. Cikembang 02/12 Ciwidey Bandung
PENDIDIKAN
1997-2003 : SD Negeri II Panundaan
2003-2006 : SMP Negeri 1 Ciwidey
2006-2009 : SMA Negeri 1 Margahayu
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)
The Effect Of Third Party Funds and Interest Rate For Credit Distribution At Banking Companies Listed In Indonesia Stock Exchange
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
MOCHAMAD SYADAM SISWANTORO 21109153
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa pikiran, tenaga dan segala sesuatu
yang dianugerahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal usulan
penelitian ini. Usulan penelitian ini berjudul “PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP KREDIT YANG DIBERIKAN”, yang disusun sebagai syarat dalam menempuh ujian sidang kesarjanaan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia, Bandung.
Penulis menyadari betul bahwa penulisan penelitian ini masih terdapat
kekurangan dan kesalahan yang jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan
penulis dalam hal ilmu pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis
miliki. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
penulis harapkan.
Dalam mempersiapkan dan menyelesaikan penelitian ini penulis telah
banyak memperoleh bantuan baik berupa moril maupum materil dan bimbingan
pengarahan serta dorongan dari berbagai pihak, yang sangat membantu kelancaran
dalam penyusunan penelitian ini sehingga pada akhirnya memberikan semangat
pada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
Atas itu semua pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
iv
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia, Bandung.
2. Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati MS., Ak.selaku wakil Rektor I Bidang
Akademik Universitas Komputer Indonesia dan Dosen Pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dan baik dalam
membimbing dan memberikan arahan serta saran kepada penulis, sehingga
penelitian ini dapat terselesaikan.
3. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia Indonesia.
4. Dr. Surtikanti, SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Wati Aris Astuti SE.,M.Si.Ak, selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi.
6. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak selaku dosen Wali Kelas penulis yang
selalu sabar dan baik dalam memberikan arahan serta saran kepada
penulis.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi khususnya dosen program studi
Akuntansi.
8. Ayahanda H. Siswoyo S.Hut., dan ibunda tercinta Hj. Tarmi A.Md.Keb,.
serta seluruh keluarga Penulis ucapkan terima kasih dari lubuk hati yang
terdalam, karena telah membimbing, membesarkan penulis dan
v
9. Seluruh teman-teman Akuntansi Unikom angkatan 2009 khususnya kelas
Ak-4 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk
segalanya.
10.Teman-teman Kosan Kasnos Tubagus Ismail XVII No. 10 terima kasih
telah memberikan semangat dan bantuannya dalam menyelesaikan
penelitian ini.
11.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas
semua bantuan dan motivasinya.
Akhirul kalam dengan segala keiklasan hati, semoga semua kebaikan yang
telah diberikan oleh semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT, serta penulis
berharap semoga Usulan Penelitian ini memberikan manfaat bagi kita semua
Bandung, Juli 2013
Mochamad Syadam Siswantoro
vi LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7
1.2.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9
1.4Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10
1.5Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 10
1.5.2 Waktu Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1Kajian Pustaka ... 12
vii
2.1.2.2Simpanan Giro ... 16
2.1.2.3Simpanan Tabungan ... 17
2.1.2.4Simpanan Deposito ... 18
2.1.3 Tingkat Suku Bunga ... 19
2.1.3.1Pengertian Tingkat Suku Bunga ... 19
2.1.3.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga ... 22
2.1.3.3Komponen dalam Menentukan Bunga Kredit ... 23
2.1.4 Kredit yang diberikan ... 24
2.1.4.1Pengertian Kredit yang diberikan ... 24
2.1.4.2Faktor-faktor mempengaruhi Kredit yang diberikan .. 26
2.1.4.3Jenis-jenis Kedit yang diberikan ... 26
2.1.4.4Tujuan Pemberian Kredit ... 28
2.1.4.5Fungsi Pemberian Kredit ... 28
2.2Kerangka Pemikiran ... 29
2.2.1 Hubungan Dana Pihak Ketiga terhadap Kredit yang Diberikan ... 31
2.2.2 Hubungan Tingkat Suku Bunga terhadap penyaluran Kredit Yang Diberikan ... 32
2.2.3 Penelitian Sebelumnya ... 33
2.3Hipotesis ... 36
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1Objek Penelitian ... 37
3.2Metode Penelitian... 38
3.2.1 Desain Penelitian ... 39
3.3Operasionalisasi Variabel... 42
viii
3.6Metode Pengumpulan Data ... 50
3.7Metode Pengujian Data ... 51
3.7.1 Rancangan Analisis ... 51
3.7.2 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 68
4.1.1 Gambaran Umum Unit Observasi ... 68
4.1.1.1Sejarah Singkat Perusahaan Perbankan di BEI ... 72
4.1.1.2Aktivitas Perusahaan subsektor Perbankan ... 79
4.1.2 Analisis Deskriptif ... 81
4.1.2.1Dana Pihak Ketiga pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 82
4.1.2.2Perkembangan Tingkat Suku Bunga yang dikeluarkan BI ... 88
4.1.2.3Kredit yang DIberikan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 91
4.1.3 Analisis Verifikatif ... 96
4.1.3.1Pengaruh Dana Pihak ketiga terhadap Kredit yang Diberikan ... 105
4.1.3.2Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Kredit yang Diberikan ... 109
4.1.3.3Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Suku Bunga terhadap Kredit yang Diberikan ... 113
4.2Pembahasan ... 116
ix
terhadap Kredit yang Diberikan ... 119
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 121
5.2Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA ... 125
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 127
125
Anggit Gumilar. 2008. Pengaruh suku bunga terhadap penyaluran kredit umkm. Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor.
BA Pratama. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonsia Periode Tahun 2005-2009).
Bambang Sudiyanto dan Jati Suroso. 2010. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO,CAR dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang Go Public di BEI (Periode 2005-2008). Jurnal Keuangan dan Perbankan, ISSN 1979-4878 Vol.2 No 2.
Bank Indonesia. 2002. Peraturan Bank Indonesia No.4/10/PBI/2002. Jakarta. Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP Tanggal 31
Maret 2004. Jakarta.
Bank Indonesia. 2005. Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005. Jakarta.
Brigham Eugene F. and Joel F. Houston, 2004, “Fundamental of Financial
Management”, 10th edition, Diterjemahkan Oleh Ali Akbar Yulianto, 2006,
“Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Buku Dua, Edisi Kesepuluh,
Salemba Empat, Jakarta.
Budiawan. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Perbankan pada Bank Perkreditan Rakyat (Studi kasus pada BPR di Wilayah Kerja BI Banjarmasin). Tesis program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang.
Dahlan Siamat. 2005. Manajemen : Kebijakan Moneter dan Perbankan. Jakarta: FE UI.
Daniel S.Kuswandi dan N.lapoliwa. 2000. Akuntansi Perbankan: Akuntansi transaksi bank dalam valuta rupiah. Jakarta: Institut Bankir Indonesia.
Euis Rosidah dan Rini Muflihah. 2009. Pengaruh Biaya Dana Bank dan Penyaluran Kredit Terhadap Rentabilitas. Jurnal Akuntansi Fe Unsil, ISSN 1907-9958 Vol.4 No .1
Husein Umar, 2003, Metode Riset Akuntansi Terapan, Jakarta : Ghalia Indonesia, Cetakan Pertama.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Imam Ghozali, 2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Kasmir. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Keempat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
_____. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
_____. 2010. Manajemen Perbankan Edisi Revisi 2008. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Lukman Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia.
Maryanto Supriyono. 2011. Buku Pintar Perbankan. Andi: Yogyakarta
Melayu Hasibuan S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara, Jakarta.
Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan edisi8. Salemba Empat : Jakarta.
Mohamad Hasanudin dan Prihatiningsih. (2010). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit, Non Performance Loan (NPL), Dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Di Jawa Tengah. Jurnal Teknis Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang, Vol.5 No 1.
Mohamad Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.
Muljono. 2006. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Erlangga
Nurmawan. 2005. Uang dan Lembaga Keuangan. Jurnal Keuangan.
Paulus Yoga. 2011. ICB Bumiputera Rugi Rp. 27,84 Miliar. Info Bank News. infobanknews.com/2011/12/icb-bumiputera-rugi-rp2784-miliar/.
Perry Warjiyo. 2004. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia. Jakarta : Pusat Pendidikan dan studi Kebanksentralan BI.
Rimsky Judiseno. 2005. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
_______. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta.
_______. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
_______. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Cetakan Keduabelas. Bandung : Alfabeta.
Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 26/24/KEP/DIR tanggal 29 Mei 1993
Taswan. 2006. Manajemen Perbankan. Yogyakarta : UUP STIM YKPN.
______. 2008. Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Teguh Pudjo Muljono. 2006. Analisis Laporan Keuangan Untuk Perbankan. Jakarta : Djambatan.
Thomas Suyatno. 2001.Kelembagaan Perbankan edisi revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Totok Budisantoso, Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat
Umar Farauk. 2010. Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Kredit Konsumtif Dengan Volume Penyaluran Kredit Konsumtif Pada Bank Swasta Nasional.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media.
_____________. 2010. Metodologi Penelitian: Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi. Jakarta: Genesis.
www.bi.go.id
www.idx.co.id
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di era globalisasi ini Indonesia mengalami perkembangan ekonomi yang
cukup cepat, perkembangan tersebut tidak lepas serta bank sebagai lembaga
keuangan yang mengatur, menghimpun dan menyalurkan dana yang telah
dipercayakan oleh masyarakat dalam bentuk simpanan (Firdaus Djaelani: 2011).
Bank sebagai lembaga keuangan (financial institution) yang berfungsi sebagai
perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana
(surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (deficit unit) yang kemudian dana
tersebut akan disalurkan dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.
Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam
menghasilkan keuntungannya dan juga memiliki risiko yang besar dari pemberian
kredit tersebut (Taswan: 2008). Sebagaimana umumnya negara berkembang,
sumber pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran
kredit perbankan yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah
satu alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit adalah sifat
usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit
dan sumber utama dana bank berasal dari masyarakat sehingga secara moral
mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit
(Dahlan Siamat: 2005).
Sebagai pihak yang menyalurkan dana pihak ketiga kepada masyarakat
Bank akan berupaya memaksimalkan kesempatan untuk menyalurkan dana yang
telah dihimpun untuk disalurkan kembali dalam bentuk kredit, pemberian kredit
yang maksimal akan sangat baik bagi bank terutama dalam peran bank
menyalurkan kredit bagi masyarakat. Namun demikian, pemberian kredit yang
dilakukan bank harus dianalisis dengan teliti agar kredit yang telah diberikan
dapat dikembalikan sesuai aturan dan perjanjian yang disepakati (Abdullah,
2005:17). Pemberian kredit harus prudent sebab kredit yang disalurkan tersebut
akan menyimpan risiko yang biasa disebut dengan risiko kredit (Adelya dan Jafar:
2009).
Melalui bank kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak -
pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Bank
menerima simpanan uang dari masyarakat dan kemudian menyalurkannya
kembali dalam bentuk kredit. Meskipun kondisi moneter Indonesia telah relatif
membaik sebagaimana tercermin dari relatif rendahnya tingkat suku bunga,
banyaknya jumlah kredit yang disalurkan belum mampu untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi. Kredit perbankan masih menjadi sumber permodalan yang
diminati meskipun bukan merupakan satu-satunya pilihan utama untuk mendanai
kegiatan usaha terutama usaha sektor-sektor kecil (Hendar: 2008).
Penyaluran kredit memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi,
distribusi dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan
investasi, distribusi dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang.
kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat, Melalui fungsi ini bank
berperan sebagai Agent of Development (Susilo, Triandaru, dan Santoso: 2006).
Masyarakat yang kelebihan dana dapat menyimpan dananya di bank dalam
bentuk giro, deposito, tabungan dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu
sesuai kebutuhan dan disebut sebagai Dana Pihak Ketiga. Sementara masyarakat
yang kekurangan dan membutuhkan dana dapat mengajukan pinjaman atau kredit
pada bank, penyaluran kredit merupakan kegiatan yang mendominasi usaha bank
dalam fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Selain untuk mensejahterakan
masyarakat, kredit yang dilaksanakan oleh bank juga bertujuan untuk memperoleh
laba, yang berasal dari selisih bunga tabungan yang diberikan pada nasabah
penabung dengan bunga yang diperoleh dari nasabah debitor dan merupakan
sumber utama pendapatan bank. Bank Umum memiliki peranan yang sangat
penting dalam menggerakkan roda perekonomian nasional, karena lebih dari 95%
Dana Pihak Ketiga (DPK) (Andri Prioutomo: 2008).
Menurut Lukman Dendawijaya (2005) dana - dana yang dihimpun dari
masyarakat dapat mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank
dan kegiatan perkreditan mencapai 70% - 80% dari total aktiva bank. Bila
memperhatikan neraca bank akan terlihat bahwa sisi aktiva didominasi oleh
besarnya kredit yang diberikan, dan bila memperhatikan laporan laba rugi bank
akan terlihat bahwa sisi pendapatan didominasi oleh besarnya pendapatan dari
bunga dan provisi kredit, hal ini dikarenakan aktivitas bank yang terbanyak akan
berkaitan secara langsung atau tidak langsung dengan kegiatan perkreditan
Berikut ini merupakan data laporan keuangan tahunan yang telah diaudit
mengenai dana pihak ketiga dan kredit yang diberikan pada Bank ICB Bumiputera
dan Bank Ekonomi Raharja yang merupakan perusahaan sektor perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, data tersebut merupakan data tahunan yang
[image:19.595.107.519.321.491.2]mempunyai masalah dan diambil dari tahun 2008-2012
Tabel 1.1
Data Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Jumlah Kredit yang Diberikan Perusahaan Sektor Perbankan
Keterangan Tahun Bank ICB Bumiputera (dalam ribuan rupiah)
Bank Ekonomi Raharja (dalam ribuan rupiah)
Dana Pihak Ketiga
2008 5,280,391,703 16,104,969,378
2009 5,942,777,363 19,011,840,000
2010 7,213,672,462 18,396,436,000
2011 6,011,363,815 20,072,498,000
2012 6,433,765,425 20,960,549,000
Kredit yang diberikan
2008 4,667,760,357 9,757,605,622
2009 5,188,764,128 8,506,585,000
2010 6,028,296,038 11,357,891,000
2011 5,105,397,575 13,920,171,000
2012 5,043,064,872 17,077,297,000
Sumber: www.idx.com
Dari tabel diatas dapat dilihat adanya kondisi dimana dana pihak ketiga
dan jumlah kredit yang diberikan pada perusahaan sektor perbankan mengalami
perubahan yang disebabkan oleh penurunan jumlah pada tahun-tahun terkait.
Terdapat kondisi dimana penurunan jumlah dana pihak ketiga tidak sejalan
dengan teori yang ada. Bank ICB Bumiputera pada tahun 2012 ketika dana pihak
ketiga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 6.433.765.425
namun pada tahun yang sama jumlah kredit yang diberikan menurun dari tahun
Sama halnya pada Bank Ekonomi Raharja pada tahun 2009, ketika dana
pihak ketiga mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar Rp.
19.011.840.000 namun pada tahun tersebut jumlah kredit yang sama mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 8.506.585.000 sedangkan pada
tahun 2010 ketika dana pihak ketiga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
pada Rp. 18.396.436.000 namun pada tahun tersebut jumlah kredit yang diberikan
mengalami peningkatan sebesar Rp. 11.357.891.000 (Bernad Tan: 2011).
Berdasarkan penjelasan tabel 1.1 terdapat kondisi yang bertolak belakang
dengan teori yang ada yaitu pada tahun 2012 untuk Bank ICB Bumiputera dan
tahun 2009 untuk Bank Ekonomi Raharja, seharusnya pada saat jumlah dana
pihak ketiga naik, jumlah kredit yang diberikan pun seharusnya ikut naik tetapi
kenyataannya tidak sesuai yaitu meningkatnya dana pihak ketiga disertai dengan
menurunnya jumlah kredit yang diberikan. Penurunan jumlah kredit yang
diberikan diprediksikan karena tingkat suku bunga yang tidak efisien, sementara
yang terjadi pada Bank ekonomi Raharja di tahun 2011 justru pada saat dana
pihak ketiga mengalami penurunan kredit yang diberikan mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya. Penurunan dana pihak ketiga ini diprediksikan karena
kurangnya kegiatan operasional bank dalam menghimpun dana dari masyarakat
dan juga dampak dari krisis ekonomi global yang akan mempengaruhi kinerja
kredit yang diberikan, karena nasabah atau masyarakat takut kalau dana lebih
yang mereka titiplan ke bank tidak dapat dikembalikan, akibatnya jumlah dana
Fenomena lainnya yang terjadi adalah sulitnya perbankan menurunkan
suku bunga kreditnya padahal dengan tingkat BI rate yang rendah seharusnya
setiap bank bisa menurunkan suku bunga kreditnya hal tersebut merupakan salah
satu penyebab menurunnya penyaluran kredit (Joko Retnadi: 2010). Adapun
beberapa bank yang ikut menyesuaikan tingkat suku bunga kreditnya dengan suku
bunga yang dikeluarkan oleh BI namun tetap tidak bisa mendongkrak kredit bank
yang disalurkan, Hal ini tentu saja tidak sejalan dengan teori yang ada (Andreas
Hassim: 2010). Menurut teori jika suku bunga kredit turun maka jumlah
penyaluran kredit akan naik, setiap bank bersaing demi mencapai target yang telah
ditentukan pada awal tahun berjalan (Henry Koenaifi: 2012).
Inflasi yang stabil di tingkat rendah dan BI Rate menurun, namun hanya
mampu mendorong suku bunga kredit bergerak turun lebih kecil dari penurunan
tingkat BI Rate (Tony Prasentiatono: 2012). Terjadinya tren penurunan suku
bunga kredit mungkin perlu lebih besar untuk mampu meningkatkan pasar kredit
sehingga pertemuan antara penawaran dan permintaan akan mampu mencatat
pertumbuhan kredit yang tinggi (Tony Prasentiatono: 2012). Peluang penurunan
suku bunga kredit sangat mungkin melalui pembedaan suku bunga berdasarkan
elastisitas permintaan dan berdasarkan potensi jenis bisnis debitur (Lukman
Purnomosidi:2009).
Setiap bank bersaing menurunkan suku bunga kreditnya agar bank tersebut
mampu mempertahankan debitur atau nasabah yang sudah ada kemudian menarik
minat masyarakat yang belum menjadi nasabah untuk menjadi nasabah dan
bunga kredit berdasarkan pada SBDK (Suku Bunga Dasar Kredit) yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia (Muhamad Ali: 2012).
Berdasarkan latar belakang penelitian dan fenomena yang telah dijelaskan
diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Tingkat Suku Bunga terhadap Kredit yang diberikan (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah penulis sampaikan diatas mengenai
pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Tingkat Suku Bunga Terhadap kredit
yang diberikan, maka penulis membatasi permasalahan tersebut dengan
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Adanya peningkatan dana pihak ketiga (giro, tabungan dan deposito) yang
dihimpun oleh bank tidak diimbangi dengan penurunan kredit yang
diberikan yang seharusnya ikut meningkat, disebabkan kurangnya kegiatan
operasional bank dalam menghimpun dana dari masyarakat sehingga
mempengaruhi kredit yang disalurkan oleh perbankan.
2. Kenaikan dan penurunan tingkat suku bunga tidak sejalan dengan teori
yang ada, dengan turunnya tingkat suku bunga pada beberapa bank tapi
tidak bisa menaikan kredit yang diberikan oleh perbankan.
Berdasarkan pengidentifikasian masalah yang telah diuraikan di atas, maka
Perumusan masalah yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Seberapa besar pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap kredit yang
diberikan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga terhadap kredit yang
diberikan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3. Seberapa besar pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan tingkat suku
bunga terhadap kredit yang diberikan pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari, mengumpulkan, dan
mendapatkan data yang dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai
pengaruh dana pihak ketiga (dpk) dan tingkat suku bunga terhadap kredit yang
diberikan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap kredit yang diberikan pada perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga terhadap
kredit yang diberikan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
tingkat suku bunga terhadap kredit yang diberikan pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki kegunaan bagi
pihak-pihak yang erat hubungannya dengan penelitian yang dilakukan maupun objek
dari penelitian tersebut . Kegunaan tersebut antara lain :
1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Bagi Perbankan yang diteliti, diharapkan akan memberikan informasi
tentang pengaruh dana pihak ketiga (DPK) dan tingkat suku bunga
terhadap kredit yang diberikan oleh bank sehingga bisa digunakan dalam
mengamati peningkatan serta penurunan kredit dalam perbankan.
2. Sebagai bahan tinjauan bagi bank sehingga dapat meningkatkan kredit
yang diberikan oleh bank itu sendiri.
1.4.2 Kegunaan Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan konseptual bagi
perkembangan ilmu akuntansi dan hendaknya penelitian ini dapat
meningkatkan dan memberikan pengetahuan tentang teori yang berkaitan
dengan akuntansi perbankan.
2. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang
ingin mengkaji bidang yang sama, sehingga menjadikan hasil penelitian
ini sebagai pembanding.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada sektor perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan
dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian yang terkait
dengan data laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Pengambilan data melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) cabang
Bandung Jl. Vetereran no. 10, Selain itu, data diambil juga melalui situs resmi
Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.
1.5.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari tahap awal pada bulan Februari 2013
sampai dengan penelitian ini selesai yang terdapat pada tabel di halaman
berikutnya:
No Kegiatan
Mar 2013
Apr 2013
Mei 2013
Jun 2013
Jul 2013
Ags 2013 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pra Survei :
a. Persiapan Judul
b. Persiapan teori
c. Pengajuan Judul
d. Mencari Perusahaan
2
Usulan Penelitian:
a. Penulisan UP
b. Bimbingan UP
c. Seminar UP
d. Revisi UP
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
5
Penyusunan Skripsi:
a. Bimbingan Skripsi
b. Sidang Skripsi
c. Revisi Skripsi
d. Pengumpulan draf skripsi
12 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Bank
Pengertian bank menurut SAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi
Keuangan tahun 2009 (revisi 2000) yaitu :
“Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”.
Menurut Undang - Undang RI No. 10 tahun 1998 definisi bank adalah:
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk - bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Dari pengertian diatas bias disimpulkan bahwa bank menerima simpanan
uang dari masyarakat (to receive deposits) dalam bentuk giro, deposito, dan
tabungan. Kemudian uang tersebut dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam
bentuk kredit (to make loans) (Sinungan, 2000). Kemudian bank akan membayar
bunga kepada nasabahnya dan menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada
masyarakat yang defisit dana (Abdullah, 2005:17).
Menurut Adelya dan Jafar (2009), sumber dana bank atau dari mana bank
mendapatkan dana untuk keperluan operasionalnya dibedakan menjadi 3 sumber,
yaitu dana yang berasal dari modal sendiri, pinjaman dan masyarakat.
a. Dana yang berasal dari modal sendiri
Sumber dana ini sering disebut dana pihak kedua yaitu sumber dana yang berasal dari pinjaman bank lain maupun lembaga keuangan lain kepada bank.
c. Dana yang berasal dari masyarakat
Sumber dana ini sering disebut sumber dana pihak ketiga yaitu sumber dana yang berasal dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito.
2.1.1.1 Fungsi Bank
Menurut Susilo, Triaandaru dan Santoso (2006) bahwa fungsi bank secara
spesifik dapat sebagai agent of trust, agent of development dan agent of services.
1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya dibank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanan dananya dibank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.
2. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
3. Agent of Services
kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa - jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang
menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga
bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau
financial intermediary.
2.1.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)
2.1.2.1 Pengertian Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) ternyata
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (bisa
mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank) (Dendawijaya,
2005).
Menurut Muljono (2006:153) mendefinisikan dana pihak ketiga yaitu :
“Dana yang dihimpun dari masyarakat ini akan digunakan untuk pendanaan sektor riil melalui penyaluran kredit. Dana pihak ketiga ini dihimpun oleh bank melalui berbagai macam produk dana yang ditawarkan pada masyarakat luas, yang menaruh kepercayaan terhadap bank yang bersangkutan untuk menyimpan uangnya kemudian ditarik kembali pada saat jatuh tempo dengan imbalan bunga maupun capital gain dari bank tersebut”.
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 10/19/PBI/2008 menjelaskan
bahwa:
“Dana pihak ketiga bank, untuk selanjutnya disebut DPK, adalah
kewajiban bank kepada penduduk dan bukan penduduk dalam rupiah dan
Pada umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan
digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit
(Warjiyo dalam Francisca dan Siregar, 2009). Dana pihak ketiga terdiri dari Giro
(Demand Deposit), Tabungan (Saving Deposit) dan Deposito (time deposit).
Sumber dana yang berasal dari masyarakat luas merupakan sumber dana
terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank
jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana tersebut. Dan yang berasal
dari masyarakat luas ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber
dana lainnya. Mudah dapat diartikan asal dapat memberikan bunga yang relative
lebih tinggi dan dapat memberikan fasilitas menarik lainnya seperti hadiah, dan
pelayanan yang memuaskan menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit.
Pada dasarnya salah satu jasa yang ditawarkan bank terhadap masyarakat
yang memiliki kelebihan dana adalah bentuk simpanan berupa giro, tabungan dan
deposito. Ketiga bentuk simpanan itu disebut dengan dana pihak ketiga.
Sementara pada masyarakat yang membutuhkan dana, bank menawarkan sebuah
bentuk pinjaman yang dikenal dengan kredit. Dalam pemberian kredit akan
dikenakan bunga dan jasa pinjaman dalam bentuk biaya administrasi, provisi dan
komisi. Dengan demikian dana pihak ketiga mendukung tingkat kredit yang
2.1.2.2 Simpanan Giro
Menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006:97) menjelaskan
bahwa:
“Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menerbitkan cek untuk penarikan tunai atau bilyet giro untuk pemindahbukuan, sedangkan cek atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat digunakan sebagai alat pembayaran”.
Karena sifat penarikannya yang dapat dilakukan setiap saat dan tidak
memiliki jatuh tempo, maka sumber dana dari rekening giro ini merupakan
sumber dana jangka pendek yang jumlahnya relatif lebih dinamis atau berfluktuasi
dari waktu ke waktu.
Adapun jenis dari rekening giro sebagai berikut:
1. Rekening atas nama badan atau rekening atas nama:
a. Instansi-instansi pemerintah/lembaga-lembaga negara dan organisasi
masyarakat yang buka merupakan perusahaan
b. Semua badan hukum yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
dagang dan peraturan perundang-udangan lainnya
c. PT, Fa, CV, Koperasi, Yayasan dan lain-lain.
2. Rekening perorangan/pribadi, termasuk juga rekening dengan
menggunakan nama dagang, seperti : kongsi, toko, restoran, bengkel,
warung, dan sebagainya.
3. Rekening gabungan (joint account) rekening atas nama beberapa orang
2.1.2.3 Simpanan Tabungan
Berbeda dengan simpanan giro, simpanan tabungan memiliki ciri khas
tersendiri. Jika simpanan giro digunakan oleh para pengusaha atau para pedagang
dalam bertransaksi, simpanan tabungan digunakan untuk umum dan lebih banyak
digunakan oleh perorangan baik pegawai, mahasiswa atau ibu rumah tangga.
Seperti halnya giro, tabungan juga mempunyai syarat-syarat tertentu bagi
pemegangnya dan persyaratan masing-masing bank berbeda satu sama lain.
Disamping persyaratan berbeda, tujuan nasabah menyimpan uang direkening juga
berbeda. Dengan demikian, tujuan bank dalam memasarkan produknya juga
berbeda sesuai dengan sasarannya.
Pengertian tabungan menurut Thomas Suyatno (2001:71) yaitu:
“Tabungan adalah Simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu”.
Sementara menurut N.lapoliwa dan Daniel S.Kuswandi (2000:73) dalam
buku Akuntansi Perbankan menyatakan bahwa:
“Tabungan adalah simpanan masyarakat yang penarikanya dapat
dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki”.
Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung dari persyaratan
bank masing-masing. Menurut Kasmir (2008:58) alat yang dapat digunakan
sendiri atau secara bersamaan adalah sebagai berikut :
1. Buku Tabungan
Buku tabungan digunakan pada saat penarikan sehingga langsung dapat mengurangi saldo yang ada di buku tabungan tersebut.
2. Slip Penarikan
Merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening, jumlah uang, serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah uang. Slip ini biasanya digunakan bersamaan dengan buku tabungan.
3. Kartu Plastik Atau ATM
Sejenis kartu kredit yan terbuat dari plastik yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya.
4. Kombinasi
Penarikan tabungan dapat dilakukan kombinasi antara buku tabungan dengan slip penarikan.
Adapun syarat-syarat penyelenggaraan tabungan menurut Taswan
(2008:95) :
1. Bank hanya dapat menyelenggarakan tabungan dalam bentuk rupiah. 2. Ketentuan mengenai penyelenggaraan tabungan ditetapkan oleh bank
masing-masing.
3. Penarikan tabungan tidak dapat menggunakan cek, bilyet giro serta surat perintah bayar lainnya yang sejenis.
4. Penarikan hanya dapat dilakukan dengan mendatangi bank atau alat yang disediakan untuk keperluan tersebut misalnya ATM.
5. Bank penyelenggara tabungan diperkenankan untuk menetapkan sendiri cara pelayanan, system administrasi, setoran, frekuensi pengambilan, tabungan pasif, tingkat suku bunga, cara perhitungan dan pembayaran bunga, pemberian hadiah, nama tabungan.
6. Bunga tabungan dikenakan pajak penghasilan (Pph) sebesar 15% final untuk penduduk dan 20% untuk bukan buka penduduk. (Kep.Menteri Keu.No.1308/KMK.04/1989).
2.1.2.4 Simpanan Deposito
Berbeda dengan dua jenis simpanan sebelumnya, di mana simpanan
deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan dapat
ditarik atau dicairkan setela jatuh tempo.
Menurut Kasmir (2003:80) berdasarkan Undang-Undang No.10 Tahun
“Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan
bank”.
Berikut ini jenis-jenis simpanan deposito yang ada di Indonesia :
1. Deposito Berjangka
Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis
jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito berjangka mulai dari 1, 2, 3,
12, 18 sampai 24 bulan.
2. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis
jangka waktu tertentu. Jangka waktunya mulai dari 2, 3, 6 sampai 12
bulan.
3. Deposito On Call
Deposiot on call merupakan deposito digunakan untuk deposan yang
memiliki jumlah uang dalam jumlah besar dan sementara waktu belum
digunakan.
2.1.3 Tingkat Suku Bunga
2.1.3.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga adalah jumlah tertentu yang harus dibayarkan peminjam
kepada pemberi pinjaman atas sejumlah uang tertentu untuk membiayai konsumsi
dan investasi. Tingkat bunga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran
uang yang akan diminta oleh rumah tangga dan dunia usaha. Semakin tinggi
tingkat bunga semakin besar persedian dana yang dapat dipinjamkan. Tingkat
keseimbangan dari bunga ditentukan oleh perpotongan dari permintaan dan
penawaran dana yang dapat dipinjamkan.
Menurut Brigham dan Houston yang dialihbahasakan oleh Ali Akbar
Yulianto (2010:164) menyatakan pengertian suku bunga adalah sebagai berikut:
“Suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk meminjam modal
utang”.
Menurut Frederic S. Mishkin (2008:4) yang dialihbahasakan oleh Lana
Soelistianingsih dan Beta Yulianita G., pengertian suku bunga adalah sebagai
berikut:
“Suku bunga (interest rate) adalah biaya pinjaman atau harga yang
dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut”.
Sementara pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004 : 80):
“Suku bunga adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, tingkat suku bunga adalah
harga yang harus dibayar atas penggunaan suatu dana tertentu.
Kemudian yang dimaksud suku bunga di sini adalah suku bunga yang
diberlakukan Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral. Menurut (Dahlan Siamat,
“BI rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh
Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang
berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter”.
Di dalam situs www.bi.go.id, pengertian BI rate adalah sebagai berikut:
“BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, BI rate adalah suku bunga
kebijakan Bank Indonesia yang diumumkan secara periodik kepada publik, serta
sebagai sinyal kebijakan moneter.
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan
kepada nasbahnya menurut Kasmir (2008:132) yaitu sebagai berikut:
1. Bunga simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya dibank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito.
2. Bunga pinjaman
Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit.
2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga
Seperti dijelaskan di atas bahwa untuk menentukan besar kecilnya suku
bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik
bunga simpanan maupun bunga pinjaman saling memengaruhi disamping
faktor-faktor lainnya.
Menurut Kasmir (2008:132-134), faktor-faktor utama yang mempengaruhi
besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun, apabila dana yang ada simpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit, maka simpanan akan turun.
2. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memerhatikan pesaing. Dalam arti jika bunga simpanan rata-rata 16 %, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknnya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing misalnya 16%. Namun, sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing.
3. Kebijaksanaan pemerintah
Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4. Target laba yang diinginkan
Sesuai denga target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.
5. Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaan berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah.
6. Kualitas jaminan
rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah.
7. Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya.
8. Produk yang kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.
9. Hubungan baik
Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.
10.Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibeban pun berbeda. Demikian pula sebaliknya, jika penjamin pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan.
2.1.3.3 Komponen-komponen dalam Menentukan Bunga Kredit
Khususnya untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan
diberikan kepada para debitur terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi.
Komponen-komponen ini ada yang dapat diperkecil (dikurangi) dan ada pula yang
tidak.
Menurut Kasmir (2008 : 135), adapun komponen dalam menentukan suku
bunga kredit antara lain sebagai berikut:
1. Total biaya dana (Cost of Fund)
ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan. Semakin besar bunga yang dibebankan terhadap bunga simpanan, semakin tinggi pula biaya dananya demikian pula sebaliknya. Total biaya dana ini harus dikurangi dengan cadangan wajib atau Reserve Requirement (RR) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
2. Biaya operasi
Dalam melakukan setiap kegiatan setiap bank membutuhkan berbagai sarana dan prasaran baik berupa manusia maupun alat. Penggunaan sarana dan prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus ditanggung bank sebagai biaya operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya. Biaya ini tediri dari biaya gaji pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan biaya-biaya lainnya. 3. Cadangan risiko kredit macet
Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini diisebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu risiko tidak terbayar. Risiko dapat timbul baik disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga menghadapinya dengan cara membebankan sejumlah persentase tertentu terhadap kredit yang disalurkan.
4. Laba yang diinginkan
Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting, mengingat penentuan besarnya laba sangat memengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam hal ini, biasanya bank di samping melihat kondisi pesaing juga melihat kondisi nasabah apakah nasabah utama atau bukan dan juga melihat sektor-sektor yang dibiaya, misalnya jiak proyek pemerintah atau untuk pengusaha/ rakyat kecil, maka labanya pun berbeda dengan yang komersil.
5. Pajak
Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.
2.1.4 Kredit yang diberikan
2.1.4.1 Pengertian Kredit yang diberikan
Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas
dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran
dana ini dikenal juga dengan istilah alokasi dana. Pengalokasian dana dapat
Pengalokasian dana dapat pula dilakukan dengan membelikan berbagai aset yang
dianggap menguntungkan bank. Menurut Kasmir (2006:95) bahwa:
“Alokasi dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari
penghimpunan dana dalam bentuk simpanan”.
Menurut SAK no. 31 mengenai akuntansi perbankan, menyatakan bahwa: “Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setalah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.
Proses perkreditan dilakukan secara hati-hati oleh bank dengan maksud
untuk mencapai sasaran dan tujuan pemberian kredit. Ketika bank menetapkan
keputusan pemberian kredit maka sasaran yang hendak dicapai adalah aman,
terarah dan menghasilkan pendapatan. Aman dalam arti bahwa bank akan dapat
menerima kembali nilai ekonomi yang telah diserahkan, terarah maksudnya
adalah bahwa penggunaan kredit harus sesuai dengan perencanaan kredit yang
telah ditetapkan, dan menghasilkan berarti pemberian kredit tersebut harus
memberikan kontribusi pendapatan bagi bank, perusahaan debitur, dan
masyarakat umumnya (Taswan, 2006).
Menurut Kasmir (2006), terdapat unsur-unsur yang terkandung dalam
pemberian suatu fasilitas kredit, sebagai berikut:
1. Kepercayaan 2. Kesepakatan 3. Jangka waktu 4. Risiko
2.1.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kredit yang diberikan
Faktor yang mempengaruhi dalam menyalurkan kredit menurut Kasmir
(2006) adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara interen maupun eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.
2. Kesepakatan
Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing-masing-masing. 3. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
4. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
5. Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
2.1.4.3 Jenis-jenis Kredit yang diberikan
Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan
Menurut Kasmir (2008:76) secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan
oleh bank dapat dilihat dari beberapa segi sebagai berikut:
1. Dari Segi Kegunaan a. Kredit Investasi
Digunakan untuk keperluan perluasan usaha masa pemakaian untuk suatu periode yang relative lama kegiatan kredit ini adalah untuk kegiatan utama perusahaaan.
b. Kredit Modal Kerja
Kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
2. Dari Segi Tujuan Kredit a. Kredit Produkif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi investasi.
b. Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. c. Kredit Perdagangan
Kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
3. Dari Segi Jangka Waktu a. Kredit Jangka Pendek
Memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun digunakan untuk keperluan modal kerja.
b. Kredit Jangka Menengah
Memiliki jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun digunakan untuk keperluan modal kerja.
c. Kredit Jangka Panjang
Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun digunakan untuk kredit investasi jangaka panjang.
4. Dari Segi Jaminan
a. Kredit dengan Jaminan
Kreditan yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentu barang berwujud atau tidak berwujud.
b. Kredit tanpa Jaminan
Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. 5. Dari Segi Sektor Usaha
a. Kredit Pertanian
Kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. b. Kredit Peternakan
Kredit ini diberikan untuk jangka waktu relatif pendek. c. Kredit Industri
d. Kredit Pertambangan
Jenis kredit untuk usaha tambang yang dibiayai dalam jangka panjang. e. Kredit Pendidikan
Kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan.
f. Kredit Profesi
Diberikan kepada kalangan para professional seperti dosen, dokter dan pengacara.
g. Kredit Perumahan
Kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian rumah.
2.1.4.4 Tujuan Pemberian Kredit
Menurut Taswan (2006) tujuan pemberian kredit adalah minimal akan
memberikan manfaat pada:
1. Bagi Bank, yaitu dapat digunakan sebagai instrumen bank dalam memelihara likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Kemudian dapat menjadi pendorong peningkatan penjualan produk bank yang lain dan kredit diharapkan dapat menjadi sumber utama pendapatan bank yang berguna bagi kelangsungan hidup bank tersebut.
2. Bagi Debitur, yaitu bahwa pemberian kredit oleh bank dapat digunakan untuk memperlancar usaha dan selanjutnya meningkatkan gairah usaha sehingga terjadi kontinuitas perusahaan.
3. Bagi Masyarakat (Negara), yaitu bahwa pemberian kredit oleh bank akan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat, peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat akan mampu menyerap tenaga kerja dan pada gilirannya mampu mensejahterakan masyarakat. Disamping itu bagi negara bahwa kredit dapat digunakan sebagai instrumen moneter. Pemerintah dapat mempengaruhi restriksi maupun ekspansi kredit perbankan melalui kebijakan moneter dan perbankan.
2.1.4.5 Fungsi Pemberian Kredit
Sementara fungsi kredit menurut Kasmir (2008) adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. 4. Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi penerima kredit akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bila nasabah memiliki modal yang pas - pasan.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendaparan
Semakin banyak kredit yang disalurkan akan semakin baik terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik maka tentunya membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik dapat juga meningkatkan pendapatannya.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara penerima kredit dengan pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya.
2.2 Kerangka Penelitian
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi
utama kegiatan operasional bank sebagai financial intermediary, yaitu bertugas
menghimpun dana (funding) bagi pihak-pihak yang kelebihan dana dan
menyalurkan dana (financing) bagi pihak yang memerlukan dana. Sumber-sumber
dana bank yang dihimpun berupa dana yang bersumber dari bank itu sendiri, dana
dari masyarakat luas (DPK), dan dana yang bersumber dari lembaga lainnya.
Dana yang berupa dari modal sendiri adalah modal setoran dari para
inti yang berupa berupa setoran modal dari pemegang saham, agio saham,
cadangan-cadangan bank, laba ditahan sedangkan modal pelengkap berupa
cadangan dari laba ditahan.
Dana pihak ketiga atau biasa disebut DPK adalah seluruh dana yang
berhasil dihimpun sebuah bank yang bersumber dari masyarakat luas. Dana pihak
ketiga ini merupakan hal yang terpenting untuk bank melakukan kegiatan
operasinya dan merupakan ukuran keberhasilan bagi bank jika mampu membiayai
operasi bank tersebut. Dana pihak ketiga bersumber dari masyarakat luas yang
dilakukan dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Sumber dana yang
ketiga merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian dana
yang bersumber dari bank itu sendiri maupun dari masyarakat luas. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 dikatakan bahwa besarnya penyaluran
kredit tergantung kepada besarnya dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh
perbankan. Umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan
digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit
(Warjiyo, 2005:432).
Besarnya tingkat suku bunga yang ditentukan oleh bank Indonesia
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan untuk mengambil kredit dari bank agar dananya bisa disalurkan pada
sektor yang lebih produktif. Begitupun dalam menyalurkan kreditnya pihak bank
mengharapkan keuntungan yang maksimal dari bunga kredit yang mereka
Sehingga berdasarkan logika diatas maka dana pihak ketiga dan tingkat
suku bunga memiliki pengaruh terhadap kredit yang disalurkan, maka kerangka
[image:46.595.57.553.258.592.2]pemikiran penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
2.2.1 Hubungan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Kredit yang diberikan
Menurut Dahlan Siamat (2005) salah satu alasan terkonsentrasinya usaha
bank dalam penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagai lembaga
intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit dan sumber utama dana bank
berasal dari masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan
Kredit yang disalurkan
Kasmir (2006:95)
Dana Pihak Ketiga
Dahlan Siamat (2005)
Tinkat Suku Bunga
1. Kasmir (2008:136) 2. Sunariyah (2004:8)
1.Dendawijaya (2005)
2. Budiawan (2008)
1. Kasmir (2010:40)
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dana - dana yang dihimpun dari
masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank (Dendawijaya, 2005:16).
Menurut Anggrahini, Soedarto (2004), dan Budiawan (2008) DPK
berpengaruh positif terhadap kredit perbankan. Dana Pihak Ketiga merupakan
sumber dana bank yang berasal dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk
simpanan giro, tabungan dan deposito. Berdasarkan UU No.10 tahun 1998, dapat
dikatakan bahwa besarnya penyaluran kredit bergantung pada besarnya dana
pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh perbankan. Umumnya dana yang
dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan
aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit. Dengan demikian menurut
(Warjiyo, 2005:432) dapat dikatakan bahwa besarnya penyaluran kredit
bergantung kepada besarnya dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh
perbankan.
Dengan demikian, dana pihak ketiga memiliki hubungan dengan
penyaluran kredit yang berarti bila terjadi peningkatan dalam penghimpunan dana
pihak ketiga akan diikuti dengan peningkatan penyaluran kredit. Semakin tinggi
DPK yang berhasil dihimpun oleh perbankan akan mendorong peningkatan
jumlah kredit yang disalurkan, demikian sebaliknya.
2.2.2 Hubungan Tingkat Suku Bunga terhadap Kredit yang diberikan
Kasmir (2010:40) yang menyatakan bahwa Jika hendak membutuhkan
misalnya 16%. Hal ini terjadi apabila rata-rata bunga simpanan pesaing 15%.
Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman harus berada di bawah bunga pesaing
agar dana yang menumpuk dapat disalurkan.
Berdasarkan hasil penelitian Umar Farauk (2010:104) Jika tingkat suku
bunga kredit konsumsi naik maka volume penyaluran kredit konsumtif juga akan
naik. Keterikatan antara tingkat suku bunga kredit konsumtif dengan volume
penyaluran kredit konsumtif terlihat dari semakin rendahnya tingkat suku bunga
kredit yang ditawarkan oleh pihak bank maka permintaan masyarakat akan kredit
tersebut akan meningkat sehingga meningkatkan volume penyaluran kredit yang
diberikan bank. Demikian juga sebaliknya, yaitu permintaan masyarakat akan
jumlah kredit atau pinjaman akan turun jika suku bunga kredit yang ditawarkan
oleh bank memiliki nilai yang tinggi sehingga dapat menurunkan volume kredit
yang diberikan. Adapun hubungan antara tingkat suku bunga kredit konsumtif dan
volume penyaluran kredit konsumsi pada bank swasta nasional menunjukkan
hubungan yang sangat rendah”. Berdasarkan kedua pernyataan tersebut penulis
menyimpulkan bahwa suku bunga kredit mempengaruhi jumlah penyaluran kredit
yang diberikan oleh bank kepada nasabah atau masyarakat.
2.2.3 Penelitian Sebelumnya
Adapun tabel yang menjelaskan mengenai perbedaan dan perbandingan
Tabel 2.1
Tabel Penelitian terdahulu
N o
Peneliti dan Tahun
Judul Sumber Hasil Penelitian
(Kesimpulan)
1 Billy Arma Pratama (2009) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2005-2009)
Buletin Jurnal ISSN 1907-6304
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.
2 Euis Rosidah dan Rini Muflihah (2009) Pengaruh Biaya Dana Bank dan Penyaluran Kredit Terhadap Rentabilitas
Jurnal Akuntansi Fe Unsil, ISSN 1907-9958 Vol.4 No 1
Biaya dana bank berpengaruh sangat kuat terhadap penyaluran kredit, hal ini disebabkan biaya dana bank semakin tinggi maka semakin sulit pihak manajemen untuk menyalurkan dana bank tersebut tapi karena permintaan terhadap kredit tinggi maka pihak manajemen mampu memutarkan dana bank kepada nasabah dengan lancar
3 Bambang
Sudiyatno dan Jati Suroso (2010) Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO,CAR dan LDR Terhadap Kinerja
Jurnal Keuangan dan Perbankan,
ISSN 1979-4878 Vol.2 No 2
Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang Go Public di BEI (Periode 2005-2008)
semakin banyak dana pihak ketiga yang bisa dihimpun bank, maka semakin tinggi kinerja bank.
4 Mohamad Hasanudin dan Prihatiningsih (2010) Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit, Non Performance Loan (NPL) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Politeknik Negeri Semarang
Jurnal Teknis, Vol.5 No.1
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dana pihak ketiga dan tingkat suku bunga kredit berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.
5 Anggit Gumilar (2008) Pengaruh suku bunga terhadap penyaluran kredit umkm Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor Penurunan tingkat suku bunga menyebabkan peningkatan pada penyaluran kredit yang berarti bahwa tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap kredit yang disalurkan oleh bank.
6 Umar Farauk (2010) Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Kredit Konsumtif Dengan Volume Penyaluran Kredit Konsumtif Pada Bank Swasta Nasional. Adapun hubungan antara tingkat suku bunga kredit konsumtif