ANALYSIS OF THE EFFECT PREPARATION CASH BUDGET
AND INTERNAL AUDIT TO INTERNAL CONTROL OF CASH
(CASE STUDY AT PT INTI PERSERO)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh : Vijay Akbar
21107139
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
Kas sebagai salah satu aktiva yang ada di perusahaan seringkali menjadi sasaran penyalahgunaan karena sifat kas yang sangat likuid, sehingga mudah untuk dimanipulasi. Untuk menjaga likuiditas agar tidak terjadi penyalahgunaan terhadap penggunaan kas, maka diperlukan suatu alat yang dapat membantu pihak manajemen perusahaan. Alat bantu yang digunakan yaitu pengendalian intern internal, khususnya pengendalian intern kas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu karyawan bagian akuntansi dan sistem pengendalian intern berjumlah 42 orang. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan regresi berganda,korelasi berganda, koefisien determinasi, uji hipotesis (parsial dan simultan) dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS 19 Statistics.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa uji hipotesis secara parsial untuk penyusunan anggaran kas terhadap pengendalian intern kas yaitu thitung = 2,327 lebih besar dari ttabel = 2,201 sehingga Ho ditolak dan menerima Ha dan uji hipotesis secara parsial untuk internal audit terhadap pengendalian intern kas yaitu thitung = 3,223 lebih besar dari ttabel = 2,201 sehingga Ho ditolak dan menerima Ha. Sedangkan uji hipotesis secara simultan yaitu Fhitung = 10,087 lebih besar dari Ftabel = 3,982 sehingga penyusunan anggaran dan internal audit berpengaruh terhadap pengendalian intern kas.
iv
Cash, as one of the assets of company, is too often to be a target of manipulation, because the nature a highly liquid cash, so that easily manipulated. To maintain liquidity so that there would be no abuse in the use of cash, it needs a means that can
help the company’s management. The means applied is internal control, particularly
internal cash control.
The method used on the research is descriptive and verifikatif method with quantitative approach. The population and sample on the research are employees of accounting and internal control system amounted to 42 people. The test statistic used is the calculation of multiple regression, multiple correlation, coefficient of determination, hypothesis test (partially and simultaneous) using the IBM SPSS 19 statistics aplication. Based on the research, it’s known that a partial test of the hypothesis for the preparation of cash budgets on internal control of cash that is tcount was 2.327 greater
than ttable was 2.201 so that Ho was rejected and Ha was accepted and test hypotheses
receive partial for the internal audits of internal control of cash that is tcount was 3.223
greater than TTable was 2.201 so that Ho was rejected and Ha was accepted. Then test
hypotheses simultaneously is Fcount was 10.087 greater than Ftable was 3.982 so that
prefaration cash budgeting prefaration and internal audit affects internal control the cash.
vi
Puji dan Syukur tak henti peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Penyusunan Anggaran Kas dan Internal Audit terhadap
Pengendalian Intern Kas Pada PT INTI (Persero) Penyusunan skripsi ini ditujukan sebagai persyaratan dalam menempuh ujian sidang sarjana di Fakultas
Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Komputer Indonesia.
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
didalamnya tidak lepas dari kekurangan-kekurangan. Hal ini dikarenakan
keterbatasan-keterbatasan peneliti baik dalam kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman peneliti. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun agar dalam penyusunan karya tulis selanjutnya dapat lebih
baik lagi.
Selama penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik itu berupa dorongan moril maupun materil. Oleh karena itu
pada kesempatan ini, dengan tulus dan dengan segala kerendahan hati peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer
vii Universitas Komputer Indonesia.
4. Inta Budi Setya Nusa, SE., M.Ak., selaku Dosen Pembimbing dalam
penyusunan skripsi yang telah berkenan meluangkan waktunya
memberikan bimbingan, membina, dan mengarahkan peneliti sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Unversitas Komputer Indonesia
yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu persatu.
6. Pak Yayat selaku Wakil Kepala Bagian Anggaran pada PT INTI
(PERSERO) yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian pada PT INTI (PERSERO).
7. Kepada kedua Orang Tua penulis “Mama dan Ayah” terima kasih untuk semua yang telah diberikan kepada peneliti, tanpa doa serta dukungannya
peneliti tidak akan sampai seperti ini.
8. Untuk Adik-adik Peneliti “Fajar dan Linda”, yang selalu memberi semangat kepada peneliti, serta terimakasih atas doanya.
9. Untuk sahabat-sahabat peneliti Irsan, Rizqie, Darius, Silver, Martinus,
Anneke, Mario, Ledy, Maia, Eksa, Astri, Sylvia, Risma, Tri, Erni, Fera,
Shela, Reggy dan seluruh teman kelas Ak 4 terimakasih atas dukungan,
viii
Robert Kiyosaki, Ippho Santosa, Andrie Wongso, Tung Desem Waringin,
Mrs. Merry Riana, Mr.James Gwee, Prof. Rhenald Kasali, Anthony Dio
Martin dan Bong Chandra yang telah memberikan motivasi dan
pelajaran-pelajaran yang sangat berharga.
Akhir kata peneliti sampaikan rasa terimakasih bagi semua pihak atas
terselesaikannya skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat memberi manfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi para peneliti pada khususnya.
Bandung, Juli 2011
Peneliti
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini kondisi perekonomian global telah berkembang disertai kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pula.Laju pertumbuhan ekonomi
bangsa Indonesia ditentukan oleh pertumbuhan yang sehat dari lembaga–lembaga ekonomi baik pemerintah maupun swasta.
Pada dasarnya tujuan pembangunan Indonesia adalah menciptakan suatu
masyarakat madani yang berdaulat, adil, dan makmur (Pancasila dan pembukaan
UUD 1945). Untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan tersebut maka diperlukan
partisipasi dari segenap lapisan masyarakat Indonesia. Partisipasi atau peran serta
masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah
bidang pembangunan ekonomi.
Dalam usaha untuk mencapai tujuan nasional pembangunan nasional, yaitu
masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila, pemerintah giat melakukan
pembangunan disegala bidang terutama bidang industri, baik yang dikelola oleh
pemerintah maupun swasta. Salah satu sektor yang menjadi perhatian pemerintah
adalah pembangunan di sektor ekonomi , konsekuensi pembangunan di sektor
ekonomi membawa pengaruh terhadap perkembangan industri dalam negeri.
usaha , menyediakan barang dan jasa yang bermutu dan meningkatkan ekspor dan
menghemat devisa.
Berbicara mengenai industri, tidak lepas dari masalah aktivitas kegiatan
perusahaan , antara lain produksi, menghasilkan produk atau jasa tidak lepas dari
masalah keterampilan, kemampuan dan kreativitas pengelolaan dan pengembangan
perusahaan. Tujuan perusahaan selain memperoleh laba juga agar terus dapat
bertahan dan berkembang dengan baik dimasa yang akan datang dalam menghadapi
persaingan dalam perusahaan lain yang sejenis. Untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perusahaan dibutuhkan profesionalisme dalam mengelola perusahaan ,
suatu manajemen yang baik merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan
perusahaan tersebut (Vivi Adriani, 2007).
Salah satu aktivitas yang perlu mendapat perhatian bagi manajemen adalah
pengendalian terhadap kas perusahaan, karena kas merupakan salah satu unsur modal
kerja perusahaan yang paling tinggi tingkat likuiditasnya dan harus tercapai dalam
jumlah yang memadai, selain itu kas juga merupakan asset yang sering menjadi objek
kecurangan. Pengelolaan kas yang baik dibutuhkan agar tercapai keseimbangan yang
terus-menerus antara jumlah kas yang dibutuhkan dengan jumlah kas yang tersedia
dalam memenuhi kebutuhan perusahaan dan untuk dapat menjalankan kegiatan
operasi sehari-hari dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu
pengendalian intern terhadap kas yang baik dalam mengelola kas yang dapat
sekaligus mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya
Pengendalian intern kas merupakan alat bantu yang diharapkan dapat
membantu pihak manajemen dalam menjaga keamanan kas milik perusahaan,
menguji ketelitian dan kebenaran data akuntansi , meningkatkan efisiensi operasi dan
ketaatan atas kebijakan yang telah ditetapkan (Mulyadi, 2006:208). Pengendalian
intern kas ini sangat diperlukan dalam bidang yang ada dalam perusahaan terutama
pengendalian intern atas asset yang palingrawan dalam perusahaan yaitu kas. Seperti
kita ketahui kas sangat penting karena berpotensi terjadinya kecurangan.
Pengendalian intern kas pada suatu perusahaan meliputi siapa saja yang
tergabung dan bertanggungjawab atas keluar atau masuknya kas yang umumnya
ditandai dengan pemisahan wewenang pada bagian keuangan, selain itu juga bagian
keuangan tersebut bertanggungjawab atas keakuratan data data akuntansi yang ada.
PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) adalah perusahaan BUMN
yangmerupakan kegiatan usahanya meliputi bidang produksi, perdagangan dan jasa.
Seperti pada perusahaan lainnya, PT Industri Telekomunikasi Indonesia(Persero)
juga memerlukan adanya suatu pengendalian intern kas guna tercapainya tujuan
perusahaan secara menyeluruh. Dalam beberapa tahun ini PT. Industri
Telekomunikasi Industri (Persero) mengalami permasalahan mengenai pengendalian
intern kas.
Di bawah ini adalah data atau Laporan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran
Tabel 1.1
Laporan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Kas Tahun 2003 – 2008 PT. INTI (Persero)
(Rp Juta)
Tahun Anggaran Pengeluaran Tahun Anggaran Penerimaan
RKAP Realisasi RKAP Realisasi
2003 Rp52.225,30 Rp62.048,50 2003 Rp9.154,10 Rp41.346,20 2004 Rp53.955,60 Rp65.494,90 2004 Rp20.450,30 Rp36.407,10 2005 Rp53.695,40 Rp70.611,20 2005 Rp15.686,00 Rp18.071,20 2006 Rp72.734,50 Rp65.921,10 2006 Rp16.359,00 Rp8.652,20 2007 Rp72.734,50 Rp67.816,50 2007 Rp16.358,90 Rp1.384,40 2008 Rp73.411,20 Rp75.685,50 2008 Rp16.362,50 Rp15.820,00
Sumber: PT INTI (Persero)
Berdasarkan tabel Laporan Anggaran Realisasi Perusahaan pada tahun 2003
hingga tahun 2008 diatas terdapat suatu permasalahan atau fenomena yaitu bisa
dilihat pada tabel anggaran pengeluaran kas pada tahun 2003, 2004, 2005 dan
2008terdapat jumlah anggaran pengeluaran kas yang terdapat pada Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan (RKAP) lebih kecil dibandingkan realisasinya yang
sehingga perusahaan mendapatkan permasalahan pada saat itu. Apabila kas pada
RKAP lebih kecil dari pada realisasi, hal ini sangat merugikan perusahaan karena kas
yang digunakan melebihi daripada anggaran. Selanjutnya, pada tabel RKAP
penerimaan kas tahun 2006,2007 dan 2008 terdapat jumlah penerimaan kas pada
RKAP yang lebih kecil dibandingkan anggaran realisasinya yang sehingga pada
tahun tersebut perusahaan mengalami permasalahan mengenai pemasukan yang lebih
rendah sekali karena kas yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kas
Fenomena atau permasalahan selama beberapa tahun belakangan ini yaitu
mengenai pengendalian intern terhadap kas. Pada hal ini kas merupakan aktiva lancar
PT. Industri Telekomunikasi Industri (Persero) yang sangat sensitif dan mudah
disalahgunakan oleh para pejabat dan karyawan perusahaan yang penggunaan dana
yang tidak sesuai dengan tujuan dan ketentuan yang telah ditetapkan sehingga
menimbulkan saldo kas tidak sesuai dengan apa yang terdapat pada realisasi serta
terdapat penyalahgunaan atas kas oleh karena itu kas harus diawasi dengan benar,
baik dari segi penerimaan kas maupun dari segi pengeluaran kas yang meyakinkan
bahwa saldo kas dalam neraca benar-benar ada dan dibutuhkan alat pengendalian
intern terhadap kas seperti penyusunan anggaran kas dan internal audit agar
terciptanya kemanan kas yang lebih baik. Kas sangatlah penting bagi PT. Industri
Telekomunikasi Industri (Persero) terutama dalam mendukung kelangsungan operasi
perusahaan.
Dalam upaya meningkatkan pengendalian intern kas yang baik, salah satu alat
yang dapat menunjang suatu pengendalian intern pada kas adalah pihak manajemen
harus memilikisuatu alat pengendalian intern kas yang baik yaitu penyusunan
anggaran kas. Penyusunan anggaran kas merupakan salah satu alat yang dapat
mambantu pihak manajemen untuk menuangkan rencana kegiatan dan dapat juga
digunakan sebagai alat pengendalian (Munandar, 2005:13).Penyusunan anggaran kas
yang dalam istilah asingnya disebut profit planning berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas perusahaan. Berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan,
diketahui sejauh mana pencapaian yang telah ditargetkan dan dari sini akan terlihat
performance dari unit kerja yang bersangkutan.
Apabila penyusunan anggaran kas tidak tersusun secara baik, tentu akan
menyulitkan manajemen dalam menunjang tingkat pengendalian terutama yang
menyangkut arus kas, likuiditas perusahaan, besar atau kecilnya kas yang tersedia
sehingga akan mengganggu kelancaran kegiatan operasional perusahaaan.
Selain terdapatnya penyusunan anggaran kas, salah satu fungsi yang dibutuhkan
dalam pengendalian intern kas adalah dengan adanya suatu alat pengendalian dalam
perusahaan yang bertugas untuk menilai kualitas kegiatan yang telah dijalankan oleh
perusahaan, bagian ini disebut internal audit.
Internal audit bertugas untuk membantu permasalahan pengendalian intern kas.
Internal audit ini merupakan suatu penilaian yang sifatnya independen dan objektif
yang berada dalam suatu organisasi untuk memeriksa pembukuan, keuangan dan
operasional lainnya sebagai pemberi jasa kepada manajemen (Hiro Tugiman, 2001:1).
Agar pelaksanaan internal audit efektif maka pemeriksa harus bersikap independen
dan memiliki kemampuan profesional dalam melaksanakan kegiatan. Adanya internal
audit yang berjalan dengan baik dapat memberikan alternatif tindakan yang terbaik
bagi manajemen untuk memperbaiki pengendalian intern perusahaan. Karena pada
umumnya, seseorang akan bertindak berhati-hati dalam menjalankan tugas yang
diberikan kepadanya, jika mengetahui akan adanya pemeriksaan terhadap pekerjaan
memuaskan sehingga akan sangat menguntungkan bagi PT. Industri Telekomunikasi
Industri.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang berkaitan mengenai pengaruh
penyusunan anggaran kas terhadap pengendalian intern kas yang dilakukan oleh
Zheng Ting dkk, menyatakan hasil penelitiannya adalah bahwa penyusunan anggaran
kas berpengaruh terhadap pengendalian intern kas. Selain itu, berdasarkan penelitian
sebelumnya yang berkaitan mengenai pengaruh internal audit terhadap pengendalian
intern kas pada industri tekstil Rancaekaekek kabupaten Bandung yang dilakukan
oleh Tb. Aman Faturrachman menyatakan bahwa hasil dari penelitiannya melalui uji
hipotesis menunjukan nilai thitung lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel. Dengan hasil pengujian hipotesis tersebut maka internal audit berpengaruh positif terhadap
pengendalian intern kas.
Berdasarkan fenomena diatas, penulis merasa tertarik untuk membahas dan
melakukan penelitian mengenaianalisis pengaruh penyusunan anggaran kas dan
internal auditterhadap pengendalian intern kas, sehingga hasil pembahasan dan
penelitian yang dilakukan penulis disajikan dalam penelitian yang berjudul :
“ANALISIS PENGARUH PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diawal, penulis mengidentifikasi
permasalahan sebagai berikut :
1. Kurang baiknya fungsi pengendalian intern terhadap kas yang diindikasikan
dengan adanya pengeluaran serta penerimaan kas pada anggaran kas bermasalah
terhadap realisasinya sehingga menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
2. Terdapat penyalahgunaan atas kas yang terdapat pada rencana kerja anggaran
perusahaan karena kurangnya tingkat pengendalian intern kas pada perusahaan.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penyusunan anggaran kas pada PT INTI (Persero).
2. Bagaimana pelaksanaan internal audit pada PT INTI (Persero).
3. Bagaimana pengendalian intern kas pada PT INTI (Persero).
4. Bagaimana pengaruh penyusunan anggaran kas terhadap pengendalian intern kas
dan pengaruh internal audit terhadap pengendalian intern kas pada PT INTI
(Persero) secara parsial.
5. Bagaimana pengaruh penyusunan anggaran kas dan internal audit terhadap
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data-data dan solusi
permasalahan yang berhubungan dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Penyusunan
Anggaran Kas dan Internal Audit terhadap Pengendalian Intern Kas Pada PT Industri
Telekomunikasi Indonesia (Persero).
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui penyusunan anggaran kas pada PT INTI (Persero).
2. Untuk mengetahui pelaksanaan internal audit pada PT INTI (Persero).
3. Untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian intern kas pada PT INTI (Persero).
4. Untuk mengetahui pengaruh penyusunan anggaran kas daninternal auditterhadap
pengendalian intern kas pada PT INTI (Persero) secara parsial.
5. Untuk mengetahui pengaruh penyusunan anggaran kas dan internal audit terhadap
pengendalian intern kas pada PT INTI (Persero) secara simultan.
1.4 Kegunaaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
Dalam penelitian ini kegunaan praktis penelitian yang diperoleh adalah:
1. Secara pribadi penulis memperoleh tambahan wawasan pengetahuan mengenai
pengaruh penyusunan anggaran kas dan internal audit terhadap pengendalian
intern kas.
2. Memberikan sumbangan pikiran bagi perusahaan tentang pentingnya pengaruh
3. Memberikan informasi bagi pihak lain yang membutuhkan dan ingin mempelajari
mengenai pengaruh penyusunan anggaran kas dan internal audit terhadap
pengendalian intern kas.
1.4.2 Kegunaan Akademis
Dalam penelitian ini kegunaan akademis penelitian yang diperoleh adalah:
1. Bagi pengembangan ilmu akuntansi, Penelitian ini dapat memperluas khasanah
ilmu pengetahuan, keterampilan serta pengalaman yang berharga khususnya
mengenai pengaruh penyusunan anggaran kas dan internal audit terhadap
pengendalian intern kas dalam perusahaan.
2. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam mengkaji
bidang penyusunan anggaran kas, internal audit serta pengendalian intern terhadap
kas.
3. Bagi peneliti, sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang
diperoleh di perkuliahan terkait denganpenyusunan anggaran kas, internal audit
serta pengendalian intern terhadap kasterhadap perusahaan.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia
(PERSERO) yang beralamat di Jl. Moh. Toha, No. 77 Bandung dengan jangka waktu
1.5.2 Waktu Penelitian
Adapun jadwal waktu penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.2
3.Mengambil formulir Penyusunan
Skripsi
12
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Penyusunan Anggaran Kas
Penyusunan anggaran merupakan proses perencanaan kerja yang disusun
dalamsuatu periode, yang didalamnya berisi data dalam bentuk angka. Proses
penyusunan anggaran merupakan proses penyusunan rencana jangkapendek, yang
dalam perusahaan berorientasi laba, pemilihan rencana didasarkan atas dampak
rencana kerja tersebut terhadap laba. Oleh karena itu sering sekali proses penyusunan
anggaran sering sekali disebut sebagai penyusunan rencana laba jangka panjang
(short-run profit planning). Untuk memungkinkan manajemen puncak melakukan
pemilihan rencana kerja yang berdampak baik terhadap laba, manajemen
menggunakan teknik analisa biaya-volume dan laba.
Definisi Penyusunan anggaran kas menurut Mulyadi adalah sebagai berikut :
“Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana jangka waktu
satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif.” (2001:4)
Sedangkan definisi penyusunan anggaran kas menurut Gunawan Adisaputro
“Penyusunan anggaran kas merupakan proses menyusun anggaran kas.”
(2008:22)
Dari kedua pernyataan diatas bahwa jelaslah penyusunan anggaran kas
merupakan suatu pembuatan atau penyusunan anggaran berupa kas dalam jangka
waktu satu tahun pada perusahaan.
2.1.1.1 Tujuan Penyusunan Anggaran Kas
Penyusunan anggaran kas sangat penting untuk perusahaan dalam mencapai
suatu tujuan manajemen perusahaan. Menurut Ellen Christina mengemukakan bahwa
tujuan penyusunan anggaran kas adalah :
“ 1. Untuk menyatakan harapan /sasaran secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.
2.Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan 3.Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud
mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
4.Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya.
5.Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi.”
(2002:4) Berdasarkan tujuan penyusunan anggaran kas diatas bahwa manajemen harus
memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai oleh perusahaan dan manajeman
harus mengkomunikasikan harapan manajeman kepada pihak-pihak yang terkait
pihak-pihak yang bersangkutan agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan
yang diinginkan serta kinerja individu dan kelompok pun dapat dikendalikan.
Sedangkan Tujuan Penyusunan Anggaran menurut M.Nafarin mengemukakan
bahwa antara lain :
“1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
penggunaan dana.
2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. 3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan
dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.
4. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran yang lebih jelas dan nyata terlihat
6. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.”
(2004:12) Didalam penyusunan anggaran kas harus memiliki tujuan-tujuan untuk
menunjang pencapaian tujuan perusahaan dengan cara mengadakan pembatasan
jumlah dana yang dicari maupun yang digunakan sesudah itu merinci sumber dana
tersebut untuk memudahkan dalam mengawasi semua rencana penyusunan kas serta
memudahkan dalam menganalisa dan memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan.
2.1.1.2 Manfaat Penyusunan Anggaran Kas
Menurut Bambang Hariadi ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh dalam
penyusunan anggarankas yaitu:
”1.Mendorong para manajer untuk menyusun perencanaan formal.
3. Menyediakan sumber informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan.
4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi seluruh aktivitas yang dilaksanakan setiap bagian dalam organisasi.”
(2002:220) Penyusunan anggaran kas mendorong manajemen untuk merencanakan masa
depan organisasi, mendorong manajer untuk mengembangkan arah organisasi secara
keseluruhan, melihat permasalahan dengan jelas dan mengembangkan kebijakan
masa datang. Penyusunan anggaran kas juga menetapkan seperangkat standar yang
dapat mengendalikan penggunaan sumber daya perusahaan dan mendorong karyawan
untul berprestasilebih baik.
Penyusunan anggaran kas dapat merupakan alat komunikasi dan koordinasi.
Secara formal, adanya kebiasaan menyusun anggaran yang dilakukan secara
bersama-sama oleh seluruh staf inti perusahaan menciptakan komunikasi yang efektif dan
sekaligus juga memudahkan manajemem untuk melakukan koordinasi atas kegiatan
masing-masing bagian yang terpisah dalam mencapai tujuan perusahaan.
Manfaat penyusunan anggaran menurut M.Nafarin adalah :
”1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. 3. Dapat memotovasi pegawai.
4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.
5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
6. Sumber daya seperti:tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
7. Alat pendidikan bagi manajer.”
(2004:12) Dalam penyusunan anggaran manajer harus memmpunyai rencana kegiatan
menghindarkan dari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. Penyusunan
anggaran menjadi motivasi kerja manajer serta pegawainya dalam mencapai tujuan
perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya seefisien mungkin.
2.1.1.3 Prosedur Penyusunan Anggaran kas
Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalamrangka
waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang
lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (proft planing).
Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang
implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek dan jangka panjang,
neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan dimasa yang akan datang.
Menurut Bambang Riyanto tahap-tahap dalam penyusunan anggaran kas adalah
sebagai berikut:
“1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan, transaksi-transaksi disini merupakan operasi (operation transaction) pada tahun ini dapat diketahui adanya defisit/surplus karena rencana operasi perusahaan.
2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang operasi perusahaan juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayaran kembali, transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi finansial (financial transactions)
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial, dan anggaran kas yang final merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan.”
Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa apabila di dalam
menyusun transaksi operasi terjadi defisit maka untuk menutup defisit tersebut
diperlukan suatu transaksi keuangan.
Salah satu yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran kas menurut
Mulyadi adalah dengan memperhatikan prosedur penyusunan anggaran kas adalah
sebagai berikut.
“1. Anggaran kas disusun dalam satuan keuangan. 2. Melibatkan Manajemen.
3. Disetujui oleh otoritas.
4. Anggaran kas disusun berorientasi pada tujuan perusahaan. 5. Adanya komunikasi antar unit terikat.
6. Anggaran kas disusun secara wajar dan realistis. 7. Anggaran kas disusun secara flexibel.”
(2001:489)
Dari karakteristik penyusunan anggaran kas diatas dapat dijelaskan bahwa :
1. Satuan yang digunakan untuk menyatakan anggaran, anggaran berisikan
kuantifikasi keuangan rencana kerja untuk mencapai sasaran jangka pendek
perusahaan. Disamping rencana kerja yang dicantumkan dalam anggaran
dinyatakan dalam satuan keuangan, rencana kerja tersebut juga dinyatakan dalam
satuan lain di dalam anggaran.
2. Komitmen Manajemen, proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan
proses penetapan peran yang setiap manajer dalam jenjang organisasi diberi
peran tertentu untuk melaksanakan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang
ditetapkan dalam anggaran. Untuk memungkinkan para manajerpara manajer
(sumber daya manusia, modal, uang). Alokasi sumber daya ke tangan para
manajer diukur dengan satuan moneter standar.
3. Disetujuiolehotoritas, anggaran merupakan rencana aktivitas yang akan menjadi
pedoman untuk melaksanakan serangkaian aktivitas tertentu di masa yang akan
datang. Sekali anggaran ditetapkan, pencapaian sasaran anggaran hanya dapat
dilakukan melalui serangkaian aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
anggaran. Dengan demikian, proses penyusunan anggaran kas memerlukan
berbagai tahap berikut :
a. Penetapan sasaran oleh manajer atas.
b. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah.
c. Penelaahan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh
manajer bawah.
d. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh
manajer bawah.
Penelaahan memerlukan kemampuan manajer atas dalam memahami aktivitas
yang seharusnya dilaksanakan oleh manajer bawah dalam mencapai sasaran
anggaran.
4. Penyusunan anggaran kas berorientasi pada tujuan perusahaan, karena
maka anggaran merupakan tolak ukur terbaik kinerja manajer agar mencapai
tujuan perusahaan.
5. Adanya komunikasi antar unit, penyusunan anggaran kas berupa berbagai
aktivitas yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam
penyusunan anggaran kas tersebut dibutuhkan komunikasi antar unit agartidak
terjadi kesalahan dalam penyusunan anggaran kas.
6. Penyusunan anggaran kas harus disusun secara wajar dan realistis. Apabila
penyusunan anggaran kas disusun secara wajar dan realistis maka dapat
menjamin tidak terdapatnya tindakan penyimpangan dalam pengelolaan kas.
7. Penyusunan anggaran kas disusun secara flexibel , hal ini di karenakan agar tidak
terdapat salah paham dalam menggunakan informasi yang terdapat pada
anggaran kas.
2.1.2 Internal Audit
Untuk menentukan bahwa pengendalian internal perusahaan telah berjalan
dengan baik perlu dilakukan secara terus menerus. Internal audit tidak harus
membatasi pada penemuan atas kesalahan-kesalahan dalam perhitungan dan
pencatatan, tetapi dapat juga melakukan suatu penilaian atas aktivitas operasional.
Internal audit dapat diartikan sebagai aktivitas pemeriksaan dan penilaian dalam
suatu perusahaan secara menyeluruh, yang bertujuan membantu semua tingkatan
Pengertian Internal Audit atau pemeriksaan intern yang dikemukakan oleh
Amin Widjaja Tunggal adalah :
“Internal Audit adalah pekerjaan penilaian yang bebas (independent) di dalam
suatu organisasi meninjau kegiatan-kegiatan perusahaan guna memenuhi
kebutuhan pimpinan”.
(2006:3)
Sedangkan menurut Lawrence Sawyer B dkk yang diterjemahkan oleh Desi
Adhariani pengertian internal audit adalah sebagai berikut :
“Internal Audit adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengeloalaan risiko, kecukupan kontrol, dan
pengelolaan organisasi.”
(2005:9)
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa audit internal
merupakan fungsi independent yang berada dalam suatu organisasi yang berfungsi untuk memeriksa, menguji dan mengevaluasi kegiatan sebagai jasa bagi organisasi
agar tercapainya sebuah tujuan perusahaan.
2.1.2.1 Tujuan Internal Audit
M guy dialih bahasakan oleh Sugiyarto mengemukakan bahwa tujuan internal audit
adalah :
“Tujuan internal audit adalah untuk membantu anggota organisasi
melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif.”
(2006:410)
Untuk mencapai tujuan ini, staf audit internal diharapkan dapat melengkapi
organisasi dengan ”analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan informasi tentang kegiatan yang ditelaah”. Institute of Internal Auditor mengakui bahwa :
“Tujuan audit internal meliputi juga meningkatkan pengendalian yang efektif pada biaya yang wajar.”
(2005:410)
Juga menurut Hiro Tugiman bahwa tujuan internal audit adalah sebagai berikut:
“Tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggota organisasi agar
anggota agar dapat melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif dengan
biaya yang wajar.”
(2001:11)
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan audit internal adalah
untuk membantu organisasi meningkatkan efektivitas pengendalian sehingga tujuan
2.1.2.2 Kebebasan Pemeriksaan (Independensi)
Agar pelaksanaan internal audit dapat berjalan dengan baik maka harus ada
suatu norma khusus yang dilengkapi dengan pedoman yang tepat dari suatu istilah
yang digunakan untuk memenuhi standar atau norma paraktik tersebut.
Menurut Hiro Tugiman standar profesi atau norma praktik professional audit
internal, yaitu :
“Standar IIA untuk praktik professional audit internal dibagi menjadi lima
kategori yang luas, yaitu: independensi, kemampuan professional, ruang lingkup pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan audit, serta manajemen departemen
audit internal.”
(2001:413)
Untuk meningkatkan pelaksanaan internal audit dalam mencapai pengendalian
intern kas yang baik, maka dibutuhkan kebebasan dalam pemeriksaan (Independensi)
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai kebebasan dalam pemeriksaan :
1. Independensi
Dalam melaksanakan pekerjaannya auditor internal dianggap mandiri apabila
melaksanakannya dengan bebas dan objektif. Independensi auditor internal diperoleh
melalui status organisasi dan objektivitas.
a. Status organisasi
Status organisasi membantu auditor internal untuk mempertahankan
independensinya. Selain itu status organisasi harus memberi keleluasaan
untuk memenuhi dan menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang
b. Objektivitas
Dalam melakukan suatu audit, auditor harus memiliki sikap mental objektif
dan independen. Agar auditor internal tidak mengurangi pertimbangannya
atas suatu masalah audit di bawah pertimbangan lain.
2.1.2.3 Kegiatan Pelaksanaan Internal Audit
Selain dibutuhkan independensi, internal audit yang baik dalam menunjang
pengendalian intern kas harus dibutuhkan juga pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
yang meliputi perencanaan audit, pengujian dan pengevaluasian, penyampaian hasil
audit dan kegiatan tindak lanjut. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai
kebebasan dalam pemeriksaan :
1. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan
Pelaksanaan audit memberikan pedoman tentang struktur audit secara
keseluruhan, yang meliputi bidang-bidang perencanaan pemeriksaan; pengujian
dan pengevaluasian informasi; penyampaian hasil pemeriksaan; dan tindak lanjut
terhadap hasil pemeriksaan. Berikut ini penjelasan dari Hiro Tugiman lebih lanjut
mengenai kebebasan dalam pemeriksaan :
“a. Perencanaan pemeriksaan.
Pemeriksaa internal haruslah merencanakan setiap pemeriksaan. b. Pengujian dan pengevaluasian informasi.
Pemeriksaa internal haruslah mengumpulkan, menganalisis,menginterpretasi dan mebuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan. c. Penyampaian hasil pemeriksaan
Pemeriksaa internal haruslah melaporkan hasil pemeriksaan yang diperoleh dari kegiatan pemeriksaan.
Pemeriksaa internal haruslah terus meninjau atau melakukan follow up untuk mmemastikan bahwa terhadap temuan – temuan yang dilaporkan telah dilakukantindak lanjut yang tepat.”
(2001:18)
2.1.3 Pengendalian Intern Kas
Dalam perusahaan diperlukan adanya suatu pengendalian sehingga dalam setiap
aktivitas dapat menjamin bahwa perusahaan dapat mencapai sasaran, tujuan,
kebijakan dan standar yang berlaku di perusahaan. Menurut Welsch yang
diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw bahwa pengendalian
didefinisikan sebagai:
"Proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian
organisasi satu perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan
apabila diperlukan".
(2005:13)
Sedangkan menurut Nafarin berdasarkan pendekatan manajemen memaparkan
bahwa:
“Pengendalian adalah meliputi sistem organisasi, kebijaksanaan, prosedur dan praktek yang diterapkan oleh manajemen dalam mengelola instansi/badan usaha milik negara dan mengeusahaakan pelaksanaan tanggungjawab secara efektif, untuk mencapai hasil yang dimaksudkan atau tindakan untuk mengarahkan operasi-operasi.”
(2004:13)
Sedangkan menurut Mulyadi menyatakan pengendalian intern adalah sebagai
berikut :
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yakni kendala pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi.”
(2002:181)
Sedangkan menurut Amir Abdul jusuf Pengendalian intern kas adalah sebagai
berikut :
“Pengendalian intern kas pada umumnya melakukan pengawasan terhadap
sistem dan prosedur penerimaan kas dan sistem prosedur pengeluaran kas.”
(2004:174)
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengendalian intern kas adalah bagaimana suatu perusahaan dalam melaksanakan
pengawasan terhadap prosedur pengeluaran dan penerimaan kas. Pengendalian hal
tersebut dimaksudkan agar perencanaan terhadap kas yang telah ditetapkan sesuai
dengan realisasinya atau bahkan bila terjadi penyimpangan, maka hal tersebut dapat
diketahui dan untuk selanjutnya dicari penyelesaiannya.
2.1.3.1 Tujuan Pengendalian Intern Kas
Pengendalian intern kas mempunyai tujuan untuk mendapatkan data tepat dan
dapat dipercaya, melindungi harta atau aktiva perusahaan dan meningkatkan
efektivitas dari seluruh anggota perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan sesuai
Pengendalian Intern yang diciptakan dalam suatu perusahaan harus mempunyai
beberapa tujuan. Sesuai dengan definisi yang dikemukakan Zaki Baridwan tersebut
diatas, maka dapatlah dirumuskan tujuan dari Pengendalian Intern yaitu :
“1. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.
2 . Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. 3. Memajukan efisiensi operasi perusahaan.
4. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih
dahulu untuk dipatuhi.“
(2000:14)
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka perlu adanya syarat-syarat
tertentu untuk mencapainya, yaitu unsur-unsur yang mendukungnya, dan untuk ini
pembahasannya akan dikemukakan sub tersendiri.
2.1.3.2 Keterbatasan Pengendalian Internal Kas
Keterbatasan yang terdapat dalam pengendalian internal dapat mengakibatkan
tujuan dari pengendalian internal tidak akan tercapai. Keterbatasan-keterbatasan
tersebut menurut Mulyadi adalah:
“a. Kesalahan dalam pertimbangan b. Gangguan
c. Kolusi
d. Pengabaian oleh manajemen e. Biaya lawan manfaat.”
(2002:181)
a. Kesalahan dalam pertimbangan
Kesalahan dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam
lain. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh tidak memadainya informasi yang diterima,
keterbatasan waktu, dan tekanan lain.
b. Gangguan
Adanya kekeliruan dalam memahami perintah, terjadinya kesalahan karena kelalaian
dan perubahan yang bersifat sementara atau permanent dalam personil atau dalam
sistem dan prosedur yang diterapkan.
c. Kolusi
Kerja sama antara pihak yang terkait, yang mana seharusnya antara
pihak-pihak tersebut saling mengawasi, tetapi malah saling bekerja sama untuk menutupi
kesalahan-kesalahan yang dibuat baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
d. Pengabaian oleh manajemen
Manajemen mengabaikan kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan semata-mata
untuk kepentingan pribadinya sehingga pengendalian internal tidak berfungsi secara
baik.
e. Biaya lawan manfaat
Biaya yang telah dikeluarkan untuk penerapan pengendalian internal tidak
boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari adanya penerapan pengendalian internal
2.1.3.3 Prinsip – prinsip Pengendalian Intern Kas
Prinsip – prinsip pengendalian intern terhadap kas menurut Sugiri, prinsip – prinsip pengendalian intern yang diterapkan antara lain:
“1.Pemisahan tugas – tugas mencatat penerimaan dan pengeluaran kas harus dipisahkan dari tugas penyimpanan dan yang menyetujui pengeluaran kas. 2.Penyetoran ke bank. Semua penerimaan kas haru segera disetor ke bank
dalam rekening giro.
3.Pemeriksaan mendadak. Pemeriksaan terhadap pencatatan dan fisik kas harus dilakukan secara mendadak dan tidak dalam interval waktu yang sama.
4.Menggunakan cek sejalan dengan prinsip nomor 2, semua pengeluaran kas (kecuali kas kecil) harus dilakukan dengan menggunakan cek.”
(2002:17)
Selain itu pengendalian intern yang baik menurut Mulyadi dalam sistem
pengeluaran dan penerimaan kas mensyaratkan adalah sebagai berikut:
“1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
2. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasir sejak awal hingga akhir.
3. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang. 4. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas harus didasarkan bukti kas keluar
yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
5. Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian. 6. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan
dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.
7. Kasir dilengkapi dengan alat – alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada di tangan.”
(2001:516)
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan agar pengendalian intern kas di
perusahaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai tujuan perusahaan maka diperlukan
adanya prinsip-prinsip pengendalian intern kas yang baik, baik dari segi penerimaan kas
harus terpisah dari fungsi akuntansi agar data akuntansi dapat diandalkan, transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasir sejak
awal hingga akhir agar kas terjamin keamanannya serta ketelitiannya,pengeluara kas
harus selalu diotorisasi pihak berwenang, saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi
dari kemungkinan pencurian dengan menggunakan alat pencegah pencurian dan secara
periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas
menurut catatan akuntansi agar mencegah karyawan menggunakan kesempatan mencuri
kas.
2.1.4 Keterkaitan antar Variabel
2.1.4.1 Hubungan antara Penyusunan Anggaran Kas terhadap Pengendalian Intern Kas
Hubungan antara Penyusunan anggaran kas dengan pengendalian kas menurut
Mulyadi sebagai berikut:
“Bahwa dengan penyusunan anggaran kas berfungsi sebagai alat
pengendalian intern kas yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang
yang kuat dan lemah bagi perusahaan.”
(2006:502)
Selain itu diungkapkan pula oleh pendapat Welsch, Hilton, dan Gordon
“Pembuatan anggaran kas merupakan satu cara efektif untuk merencanakan
dan mengendalikan arus uang kas, memperkirakan, dan secara efektif
menggunakan uang yang berlebih”.
(2001:30)
Dalam proses pengendalian, penyusunan anggaran kas bermanfat karena
menyediakan suatu basis untuk mengevaluasian arus masuk dan keluar kas.
Mengendalikan kas sebuah perusahaan dan memastikan bahwa perusahaan berada
dalam jalur yang benar dan beroperasi secara efisien.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyusunan anggaran dapat
berfungsi sebagai alat pengendalian kas. Selain itu kedua variabel tersebut
mempunyai hubungan yang sangat erat, karena bila pelaksanaan anggaran kas tidak
dikendalikan secara baik oleh orang yang bertanggung jawab dan diberi wewenang,
ini akan menghambat kegiatan yang lain khususnya pengendalian kas.
Selain itu juga keberhasilan dalam pengendalian kas sangat tergantung pada
aktivitas penyusunan anggaran kas, dimana penyusunan anggaran kas merupakan
suatu pengendalian kas arus kas perusahaan. Jika penyusunan anggaran kas tidak baik
maka semua akan sia-sia karena bisa mengakibatkan penyusunan anggaran kas yang
direncanakan tidak sesuai dengan realisasi dari bagian keuangan yang berhubungan
2.1.4.2 Hubungan antara Internal Audit terhadap Pengendalian Intern Kas Sebagaimana telah diuraikan disebelumnya, bahwa terdapat hubungan saling
menunjang antara internal audit dengan pengendalian intern kas. Dapat dikatakan
bahwa kedua alat tersebut harus berjalan bersama-sama di dalam suatu perusahaan,
perusahaan yang telah melaksanakan audit internal dengan baik pasti akan memiliki
pengendalian intern yang baik pula karena salah satu tujuan internal audit adalah
meningkatkan efektivitas pengendalian intern.
Seperti yang dikemukakan oleh Hiro Tugiman bahwa :
”Pemeriksaan internal bertanggung jawab mendukung pencegahan kecurangan, dengan cara menguji dan mengevaluasi kecukupan dan pengendalian internal, sesuai dengan tingkat kerugian atau risiko yang potensial dalam berbagai segmen kegiatan organisasi.”
(2001:34)
Dengan demikian jelas bahwa pemeriksaan internal atau internal audit sangat
berpengaruh terhadap kegiatan pengendalian intern kas pada perusahaan karena
melalui internal audit, pengendalian intern terutama terhadap kas perusahaan dapat
berjalan efektif sesuai dengan tingkat risiko di dalam perusahaan.
2.1.4.3 Hubungan antara Penyusunan Anggaran Kas dan Internal Audit terhadap Pengendalian Intern Kas
Penyusunan anggaran kas dan internal audit keduanya merupakan alat
pengendalian intern atau pengawasan yang dimiliki oleh pihak manajemen
perusahaan. Menurut Hani Handoko mengemukakan bahwa ada keterkaitannya
“Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam kegiatan pengawasan kuantitatif
(pengendalian intern) adalah dengan Penyusunan Anggaran, Audit (Internal
Audit), Analisis BEP, Analisis Rasio Keuangan dan bagan Gantt.”
(2001:217)
Dapat disimpulkan bahwa bila perusahaan tanpa penyusunan anggaran kas dan
internal audit maka pengendalian intern terhadap kas di perusahaan tidak dapat
berjalan dengan baik, karena keduanya adalah pengendalian intern (pengawasan)
dengan metode kuantitatif yang digunakan oleh pihak manajemen perusahaan.
Dengan kata lain penyusunan anggaran kas dan internal audit memiliki pengaruh
serta hubungan terhadap alat pengendalian intern karena keduanya adalah alat
pengendalian intern kas yang digunakan oleh perusahaan.
2.2 Kerangka Pemikiran
Salah satu alat manajemen untuk mengendalikan kas agar tidak kesalahan baik
yang disengaja atau tidak disengaja adalah perusahaan harus memiliki penyusunan
anggaran. Penyusunan anggaran kas dapat berfungsi dengan baik sebagai alat bantu
manajemen, jika penyusunan anggaran kas didukung oleh data yang memadai,
relevan dan tepat waktu. Data ini yang harus dipertimbangkan dengan baik pada akhir
periode anggaran kas tersebut, dalam hal ini penyusunan anggaran kas yang telah
disusun dan disahkan tersebut dibandingkan dengan realisasinya.
Untuk menyusun anggaran kas, perusahaan dapat mengunakan berbagai metode
keinginan manajemen perusahaan. Dimana proses penyusunan anggaran kas ini akan
digunakan sebagai alat perencanaan dan pengendalian intern kas, karena melalui
penyusunan anggaran kas ini dapat membantu manajer dalam mengelola perusahaan.
Salah satu yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran kas menurut
Mulyadi adalah dengan memperhatikan prosedur penyusunan anggaran kas adalah
sebagai berikut.
“1. Anggaran kas disusun dalam satuan keuangan. 2. Melibatkan Manajemen.
3. Disetujui oleh otoritas.
4. Anggaran kas disusun berorientasi pada tujuan perusahaan. 5. Adanya komunikasi antar unit terikat.
6. Anggaran kas disusun secara wajar dan realistis. 7. Anggaran kas disusun secara flexibel.”
(2001:489)
Bila penyusunan anggaran kas tidak mengikuti prosedur penyusunan anggaran
kas tidak dilaksanakan dengan baik maka penyusunan anggaran kas tidak dapat
menunjang lebih baik terhadappengendalian intern terhadap kas.
Penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangat penting artinya untuk
menjaga likuiditas. Adanya anggaran kas akan membantu dalam mengetahui kapan
suatu perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas karena operasi suatu
perusahaan.
Dengan adanya peyusunan anggaran kas maka perusahaan dapat
penyusunan anggaran kas perusahaan dalam proses pengendalian intern pada asset
perusahaan adalah sebagai berikut :
“Dengan adanya penyusunan anggaran akan terdapat perencanaan terpadu, terdapatnya pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan, terdapat alat koordinasi dalam perusahaan, terdapat alat pengawasan(controlling) yang baik, serta akan terdapatnya alat evaluasi kegiatan perusahaan”.
(2003:8)
Sedangkan menurut Gunawan Adi Saputro mengemukakan bahwa salah satu
fungsi dari penyusunan anggaran kas yang berhubungan dengan pengendalian intern
adalah sebagai berikut :
“Untuk pencegahan (pengendalian intern) secara umum ini adalah tujuan yang
paling umum dari pada penyusunan anggaran”.
(2000:52)
Hubungan antara penyusunan anggaran kas pada perusahaan dengan
pengendalian intern kas adalah seperti yang dipaparkan oleh Joe K. Shim And Joel G
Siegel menyatakan bahwa:
“Penyusunan anggaran kas disiapkan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian intern kas. Anggaran memuat perkiraan arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode waktu tertentu dan dapat membantu manajemen dalam mempertahankan saldo kas agar sesuai dengan kebutuhannya”.
(2000:62) Berdasarkan bebarapa pernyataan dia atas jelaslah bahwa penyusunan anggaran
kas pada suatu perusahaan adalah untuk berfungsi dalam pengendalian intern kas.
pengawasan atau pengendalian yang ditujukan untuk menjaga keamanan kas di
perusahaan agar tidak terdapat kesalahan.
Hubungan antara penyusunan anggaran kas dengan pengendalian intern kas
yaitu merupakan alat pengendalian secara keseluruhan sehingga dapat diketahui
posisi uang kas yang menunjukan kekurangan atau kelebihan kas pada saat tertentu.
Dengan adanya penyusunan anggaran kas yang efektif dapat membantu
manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan, dimana dari penyusunan
anggaran kas dapat diketahuinya kelebihan kas tersebut. Sebaliknya dengan
diketahuinya keadaan dan kekurangan kas, maka kekurangan kas tersebut dapat
segera diantisipasi, misalnya dengan cara mencari sumber pinjaman, atau menambah
modal pemilik atau menjual aktiva, tetap tidak akan berfungsi secara normal.
Kekurangan kas dapat mengganggu likuiditas perusahaan, karena dapat
mengakibatkan macetnya pembayaran rutin untuk membiayai kegiatan perusahaan
sehari-hari.
Selain melalui penyusunan anggaran kas, salah satu fungsi pengendalian intern
kas adalah dengan menggunakan internal audit. Pengendalian Intern merupakan alat
bantu yang diharapkan dapat membantu manajemen menjaga keamanan asset milik
perusahaan, menguji ketelitian dan kebenaran data akuntansi , meningkatkan efisiensi
operasi dan ketaatan atas kebijakan yang telah ditetapkan. Pengendalian intern ini
sangat diperlukan dalam bidang yang ada dalam perusahaan terutama pengendalian
intern atas asset yang palingrawan dalam perusahaan yaitu kas. Pelaksanaan internal
berpedoman kepada Standar Profesi Audit Internal yang meliputi Kebebasan
pemeriksaan (independensi) dan pelaksanaan pekerjaan audit (Perencanaan,pengujian
dan evaluasi, pelaporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut).
Suatu struktur pengendalian intern kas yang diterapkan pada suatu perusahaan
haruslah mempunyai suatu tujuan guna menunjang apa yang menjadi tujuan dari
perusahaan tersebut.
Untuk menunjang tujuan perusahaan maka penerapan struktur pengendalian
intern terhadap kas harus dilaksanakan dengan baik. Kas sangatlah penting bagi
perusahaan karena dengan tersedianya kas yang mencukupi maka kelanjutan dari
jalannya operasi akan terjamin , selain itu pengelolaan kas yang baik dapat pula
mencegah terjadinya dana yang menganggur dan sedapat mungkin memanfaatkan
dana tersebut hingga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi perusahaan, oleh
karenanya diperlukan adanya pengendalian intern atas kas oleh pihak berwenang.
Salah satu alat yang mendukung efektivitas pengendalian intern yaitu disebut internal
audit. Pemeriksaan tersebut berfungsi untuk membantu pimpinan dalam memberikan
analisis, penilaian, rekomendasi , saran dan informasi mengenai kegiatan yang
diperiksa.
Teori yang menghubungkan internal audit berpengaruh terhadap pengendalian
intern kas , menurut Mulyadi sebagai berikut :
(2002:211)
Dengan demikian jelas bahwa dalam pelaksanaan internal audit berfungsi
terhadap pengendalian intern perusahaan terutama salah satunya terhadap asset
perusahaan dan terhadap beberapa unsur-unsur pengendalian intern. Dengan adanya
internal audit maka pelaksanaan internal audit berpengaruh terhadap pengendalian
intern perusahaan.
Selain itu diungkapkan dalam penelitian sebelumnya yang terdapat pendapat
yang dikemukakan oleh Hiro Tugiman bahwa ada suatu keterkaitan antara internal
audit dengan pengendalian intern kas yaitu :
“Fakta bahwa sebagian besar internal audit secara fungsional melapor kepada dewan komisaris dan direktur utama menunjukkan adanya perhatian terhadap masalah pengendalian intern. Manajemen senior dan dewan komisaris sangat mengantungkan diri pada internal audit dalam masalah pencegahan terjadinya kesalahan pengendalian akuntansi, yang akan merugikan perusahaan dan
mempermalukan mereka.”
(2002:131)
Berdasarkan hal diatas, jelas sekali bahwa internal audit berpengaruh terhadap
pengendalian intern kas, yaitu apabila kegiatan pelaksanaan internal audit
dilaksanakan berdasarkan prosedur yang berlaku maka akan meningkatkan
pengendalian intern kas, ini semua memperkecil suatu kesalahan yang disengaja
maupun tidak disengaja oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan pengelola kas.
Dengan begitu, suatu perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
2.2.1 Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya
Dibawah ini merupakan tabel perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya:
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu
NO Peneliti Tahun Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan
2.2.2 Bagan Kerangka Pemikiran
Dibawah ini merupakan bagan kerangka pemikiran diantaranya sebagai
berikut sebagai berikut:
Penyusunan Anggaran Kas dan Internal Audit Berpengaruh terhadap Pengendalian Intern kas
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono hipotesis didefinisikan sebagai berikut :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian.”
(2009:93)
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh antara variabel independent terhadap variabel dependent, maka
dalam penelitian ini digunakan dua hipotesis secara parsial dan simultan yaitu sebagai
berikut :
H1: Penyusunan Anggaran Kas dan Internal Audit berpengaruh terhadap Pengendalian Intern Kas secara parsial.
41
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai
dengan pendapat Sugiyono mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut:
“Objek Penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan guna tertentu tentang suatu hal atau objektif, valid dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu).”
(2009:58)
Objek dari penelitian ini adalah Penyusunan Anggaran Kas (X1) dan Internal Audit (X2) sebagai variabel bebas atau Independent dan Pengendalian Intern Kas sebagai variabel terikat atau Dependent (Y) yang berada pada PT Industri
Telekomunikasi Indonesia (Persero).
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data.
Menurut Sujoko Efferin dkk memaparkan bahwa:
“Metode Penelitian merupakan bagian dari metodologi yang secara khusus
mendeskripsikan tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa merupakan cara pemecahan
masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud
mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan,
dan mengendalikan keadaan. Metode penelitian juga merupakan cara kerja untuk
memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
Pengertian dari Metode Analisis Deskriptif adalah sebagai berikut:
Menurut Sugiyono menyatakan bahwa:
“Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
(2008:147) Metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematik, aktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta pengaruh antar fenomena yang
diteliti, metode ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama, kedua dan
ketiga.
Sedangkan penelitian verifikatif menurut Masyhuri adalah sebagai berikut: ”Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan
atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi
masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Metode verifikatif digunakan untuk meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya
dengan tujuan untuk memverifikasikan kebenaran hasil penelitian sebelumnya,
Menurut Sugiyono metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :
“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunkan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
(2010:8)
Metode penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada
analisis data numerik (angka) dan berguna untukmenjawab rumusan masalah keempat
dan kelima yaitu tentang hubungan antara variabel independent dengan dependent secara parsial dan simultan.
Berdasarkan konsep di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan
menggambarkan benar tidaknya fakta-fakta yang ada serta menjelaskan tentang
hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah,
analisi dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik. Dalam
penelitian ini, metode deskriptif verifikatif tersebut digunakan untuk menguji lebih
dalam pengaruh penyusunan anggaran kas dan biaya internal audit terhadap
pengendalian intern kas serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu Penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan
perancangan penelitian, agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan sistematis.
Menurut Moh. Nazir menyatakan bahwa:
“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
dan pelaksanaan penelitian”.
( 2006:84)
Berikut ini adalah langkah-langkah yang akan dilakukan penulis dalam
melakukan penelitian, diantaranya:
1. Identifikasi masalah dan pemilihan masalah penelitian
2. Merumuskan masalah penelitian, masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu
Penyusunan Anggaran Kas Internal (X1) dan Internal Audit (X2) sebagai variabel independen dan pengendalian intern kas (Y) sebagai variabel dependen.
3. Memilih serta memberi pengukuran variabel. Pengukuran variabel yang
digunakan adalah pengukuran skala ordinal karena data yang dikurnya berupa
tingkatan.
4. Memilih prosedur dan teknik yang digunakan untuk membuktikan hipotesis
dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatis dengan
menggunakan korelasi Rank Spearman.
5. Melalui kuesioner nantinya akan disebarkan kepada responden yang pertanyaan
6. Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban jawaban yang diberikan dalam
menguji variabel independen dan dependen yaitu 5 tingkat , bergerak dari 5 s/d 1
untuk setiap jawaban positif dan 1 s/d 5 jawaban negatif , untuk nilai untuk
setiap jawaban itu adalah:
Tabel 3.1
Kriteria Nilai Jawaban Kuesioner
Kriteria Jawaban Nilai Positif Nilai Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Cukup Setuju 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
7. Untuk menguji layak tidaknya kuesioner maka penulis menggunakan 2
penggujian yaitu : Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.
8. Uji Statistik menggunakan rumus statistik uji t dengan membandingkan harga
thitung dan ttabel dan rumus statistik uji F dengan membandingkan harga Fhitung dan Ftabel.
9. Melakukan pembahasan terhadap masalah melalui data dan informasi yang
diperoleh dari perusahaan kemudian data tersebut diolah dan dianalisis.
10. Melaporkan hasil dari penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta
interprestasi data.
11. Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penyelesaian dan jawaban
Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Keteranagan :
X1 = Penyusunan Anggaran Kas X2 = Internal Audit
Y = Pengendalian Intern Kas
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Penjelasan variabel penelitian menurut Sugiyono yaitu:
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”
(2009:38)
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi
variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari
variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu
X1
Variable Independent
X2
Variable Independent
Y