• Tidak ada hasil yang ditemukan

JARINGAN KOMUNIKASI MASYARAKAT SUMBAWA DALAM MEMPERTAHANKAN KESENIAN MUSIK SAKECO (Studi pada Masyarakat Desa Motong Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JARINGAN KOMUNIKASI MASYARAKAT SUMBAWA DALAM MEMPERTAHANKAN KESENIAN MUSIK SAKECO (Studi pada Masyarakat Desa Motong Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

i

JARINGAN KOMUNIKASI MASYARAKAT SUMBAWA DALAM

MEMPERTAHANKAN KESENIAN MUSIK SAKECO

(Studi pada Masyarakat Desa Motong Kecamatan Utan,

Kabupaten Sumbawa)

SKRIPSI

Oleh:

Ofi Hidayat

201110040311009

Dosen Pembimbing

Dra. Frida Kusumastuti, M.Si

Widiya Yutanti, S.Sos. MA

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi ABSTRAK

Oleh : Ofi Hidayat, Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.

JARINGAN KOMUNIKASI MASYARAKAT SUMBAWA DALAM

MEMPERTAHANKAN KESENIAN MUSIK SAKECO (Studi pada Masyarakat Desa Motong Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa)

xxi, 87 Halaman, 7 Gambar, dan 4 Tabel Refrensi: 19 Buku, 1 Journal, dan 6 Webset

Dosen Pembimbing: Frida Kusumastuti, M.Si dan Widiya Yutanti, MA.

Kata Kunci: Jaringan Komunikasi, Tradisi Lokal, Kesenian Sakeco

Tidak bisa di pungkiri bahwa tradisi lokal di berbagai daerah perlahan-lahan sudah mulai terkikis oleh zaman, dapat dilihat pada masyarakat Kabupaten Sumbawa. Masuknya modernisasi ke berbagai daerah di Kabupaten Sumbawa sudah mulai mempengaruhi gaya hidup mereka, sehingga tradisi-tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka sulit untuk dipertahankan. Dari latar belakang inilah, peneliti tertarik menganalisis bagaimana jaringan komunikasi yang terbentuk pada masyarakat Sumbawa dalam usaha mempertahankan tradisi lokal mereka khususnya pada Kesenian Musik Sakeco.

Pendekatan yang digunakan peneliti yaitu pendekatan kualitatif. Tipe penelitian yang dipilih yaitu diskriptif kualitatif dengan dasar penelitian analisis jaringan komunikasi. Ruang lingkup penelitian ini adalah masyarakat Desa Motong Kecamatan Utan. Sampel yang menjadi subjek penelitian ini meliputi 10 orang yang telah di tentukan, kemudian dianalisis menggunakan Analisis Jaringan Komunikasi untuk melihat seperti apa jaringan komunikasi yang terbentuk diantara subjek penelitian dalam mempertahan tradisi lokal.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa dalam jaringan komunikasi yang terbentuk, memperlihatkan dimana setiap subjek memiliki peran tersendiri dalam jaringan tersebut. Ada yang berperan sebagai Hubs (pusat informasi central), Komponen (bagian dari jaringan), Bridges (penghubung atau jembatan dengan kelompok lain), dan ada yang menjadi Klik (relasi yang terjalin tanpa terputus satu sama lain). Faktor kedekatan juga dalam hal ini turut berpengaruh dalam terjalinnya komunikasi diantara mereka, baik itu kedekatan secara kekeluargaan ataupun pertemanan.

(7)
(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT kerena telah memberikan berkat dan

rahmatnya kepeda peneliti sehingga mampu menyelesaikan skripsi dengan judul

JARINGAN KOMUNIKASI MASYARAKAT SUMBAWA DALAM

MEMPERTAHANKAN KESENIAN MUSIK SAKECO (Studi pada Masyarakat

Desa Motong Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa).

Shalawat serta salam juga tak lupa peneliti haturkan kepada junjungan

Nabi besar kita Muammad SAW atas suri tauladan yang diberikan beliau lah kita

dapat dibimbing dari zaman jahilia yang gelap gulita ke zaman yang terang

benderang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, hal tersebut dikarenakan masih terbatasnya refrensi, pengalaman dan

pengetahuan penulis. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan-bimbingan, nasehat-nasehat, bantuan-bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang menjadi motivasi tertinggi

2. Nabi Muhammad SAW yang menjadi teladan terbaik dalam hidup.

3. Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

Widiya Yutanti, S.Sos. MA selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan,

ilmu, kesabaran dan dukungan merakalah skripsi ini dapat selesai dengan

baik.

4. Segenap dosen Prodi Ilmu Komunikasi dan administrasi yang telah

memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman dan dukungannya.

5. Terimakasih tak terhingga kepada Emak, Bapak, Kakak, Abang, Iyo, Om

(9)

ix

Natan yang telah memberi dukungan, kasih sayang, dan doa hingga

penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai akhir kuliah.

6. Untuk yang terbaik, Arsyad Ardi, Hervin, Sevti, Didid, Cindy Oppi,

Syehan, dan Debby, terimakasih atas ketulusan kalian selalu memberikan

(10)

x

LEMBAR PERSEMBAHAN

Yang Utama Dari Penjuru Semesta Alam

Rasa syukur kepada Sang Maha kuasa, Allah SWT.

Rahamat dan kasih sayang-Mu memberikanku kekuatan dan semangat. Atas

karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi sederhana ini

dapat terselesaikan. Sholawat serta salam selalu ku lafalkan terhadap Rasulullah

Muhammad SAW.

Emak dan Bapak

Sebagai bakti, sayang dan terimakasih ku yang tak terhingga, ku persembahkan

karya ini kepada Emak dan Bapak. Terimakasih atas kasih sayang, segala

dukungan, dan cinta kasih yang kalian berikan. Semoga ini menjadi langkah awal

untuk membuat gores senyuman dibibir kalian, karena aku sadar selama ini belum

bisa berbuat sesuatu agar bisa membanggakan kalian. Semoga Allah memberikan

keselamatan baik di dunia maupun di akhirat dan kalian diberikan umur yang

panjang agar bisa melihat aku berada dalam kebahagiaan puncak bersama kalian.

Insha Allah, Amin.

Kakak, Abang, Iyo, Om Wan, Kakak Ape’, Kakak Aya, Keiysa, Natan, dan Dava

Untuk kalian Kakak, Abang, Iyo,Om Wan, keponakanku Keisya, Natan dan Dava.

tiada momen yang paling indah dibanding berkumpul dengan kalian di istana

sederhana kita. Walaupun sering bertengkar dengan kalian karena keegoisan ku

sebagai anak bungsu, tapi hal itu selalu kurindukan saat aku sedang berada di

tanah Malang. Terimakasih atas doa dan semangat yang kalian berikan, hanya

(11)

xi

Terindah, Fadianti Waliyah Azri

Sebagai rasa kagum ku terhadap mu, ku persembahkan karya kecil ini untukmu.

Terimakasih telah singgah dan memberi warna di hati ini walau hanya sesaat,

namun bekas itu masih memberikanku suntikan semangat dan motivasi yang

berlimpah hingga kini. Rasa syukur kepada Tuhan yang sudah mempertemukan

ku dengan mu dan tidak pernah ada kata menyesal dalam mengenal mu.

Walaupun kita tidak bisa berjalan beriringan, semoga kita tetap seperti sedia kala

untuk saling mendukung satu sama lain dalam hal kebaikan, kita tidak tahu apa

yang akan terjadi dimasa depan karena urusan masa depan menjadi rahasia Tuhan.

Ku doakan yang terbaik untuk mu.

Terbaik Dalam Benak Ku

Abang Angga, Arsyad, Ardi, Hervin, Sevti, Didid, Cindi Oppy, Syehan, dan

Debby terimakasih atas ketulusan kalian menjadi kawan, saudara, dan keluarga

baruku. Aku berharap kebersamaan ini akan terjalin hingga maut memisahkan,

akan kuceritakan tentang kalian kepada anak cucuku kelak agar mereka

merasakan kehangatan dan ketulusan kalian kepada ku. Teman-teman Sanggar

Seni di perkumpulan anak Samawa terimakasih telah mengajarkanku banyak hal

dan mengisi hari ku melalui cara yang sederhana. Pak Himawan Sutanto,

terimakasih telah menjadi pembimbing ketiga, menjadi good father selama proses

pembelajaran dan teman curhat yang baik disela kesibukannya, semoga Allah

membalas ketulusan kalian,

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... v

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Akademis ... 7

1.4.2 Manfaat Praktis ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi ... 9

2.2. Jaringan Komunikasi Sosial ... 10

2.3. Dasar Analisis Jaringan Komunikasi ... 11

2.4. Karakteristik Jaringan Komunikasi ... 13

2.5. Istilah Jaringan Komunikasi ... 14

2.5.1 Node dan Edge ... 14

2.5.2 Bagian Struktur Jaringan ... 15

2.6. Interaksi Sosial dalam Sosiologi Komunikasi ... 15

2.7. Kebudayaan : Defenisi dan Fungsi ... 18

(13)

xiii

2.9. Masyarakat Sumbawa ... 21

2.9.1 Sajarah Masyarakat Sumbawa ... 21

2.9.2 Karakteristik Masyarakat Sumbawa ... 22

2.10. Musik dalam Kebudayaan ... 24

2.11. Bahasa Bagian dari Kebudayaan ... 25

2.12. Tradisi Sakeco Masyarakat Sumbawa ... 26

2.13. Penelitian Terdahulu ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ... 30

3.2. Tipe Penelitian ... 30

3.3. Fokus Penelitian ... 31

3.4. Subjek Penelitian ... 31

3.5. Teknik Pengambilan Sampel... 32

3.6. Lokasi Penelitian ... 33

3.7. Waktu Penelitian ... 33

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.9. Analisis Data ... 35

3.10. Uji Keabsahan Data... 35

BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN 4.1. Profil Singkat Kecamatan Utan ... 37

4.2. Sejarah Singkat Sakeco ... 38

4.3. Masyarakat Desa Motong ... 39

BAB V PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA 5.1. Identitas Subjek Penelitian ... 40

5.2. Hasil Temuan Peneliti dan Analisis Data ... 50

5.2.1 Hasil Temuan di Lokasi Penelitian ... 50

5.3. Kebiasaan Aktor Yang Mejadi Subjek Penelitian ... 52

5.4. Analisa Data ... 53

(14)

xiv

5.4.2 Jaringan Undirected dan Jaringan Directed ... 71

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan ... 78

6.2. Saran ... 79

6.2.1. Saran Akademis ... 79

6.2.2. Saran Praktis ... 79

DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

[image:15.595.150.447.275.574.2]
(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 : Penghitungan Sentralitas Tingkatan ... 55

Tabel 5.2 : Perhitungan Sentralitas Tingkatan ... 57

[image:16.595.150.448.275.573.2]

Tabel 5.3 : Relasi Antar Aktor Undirected ... 74

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Observasi

Wawancara dengan Subjek ... 81

Wawancara dengan Subjek ... 81

Suasana Ruangan Kantor Salah Satu Subjek ... 82

Wawancara dengan Subjek ... 82

Dokumentasi Subjek pada Festival Moyo... 83

Nyangkuk Rena Bagesa ... 84

Pembuatan Rokok Jontal ... 85

Lampiran Transkrip Wawancara Subjek Ke-1 ... 84

Transkrip Wawancara Subjek Ke-2 ... 87

Transkrip Wawancara Subjek Ke-3 ... 90

Transkrip Wawancara Subjek Ke-4 ... 93

Transkrip Wawancara Subjek Ke-5 ... 96

Transkrip Wawancara Subjek Ke-6 ... 99

Transkrip Wawancara Subjek Ke-7 ... 102

Transkrip Wawancara Subjek Ke-8 ... 105

Transkrip Wawancara Subjek Ke-9 ... 108

(18)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Buku

B. Aubrey Fisher, Teori-teori Komunikasi, terj. Soejono Trimo, Bandung: Remadja Karya, 1986.

Bungin, Burhan, 2009, Sosiologi Komunikasi, cetakan ke empat, Jakarta: Kencana

Perdana Media Group.

Djamarah, Syaiful Bahri, 2004, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dala

Keluarga:Sebuah Perspektif Pendidikan Islam, Jakarta, PT Rineka Cipta Eriyanto, 2014, Analisis Jaringan Komunikasi. Strategi Baru dalam Penelitian

Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial, Jakarta Prenada Media Group.

Koentjaraningrat, 1985, Kebudayaan, Mentaltas dan Pembangunan, Jakarta:

Gramedia.

Kuswaro, Engkus, 2011, Etnografi Komunikasi, cetakan kedua, Bandung: Widya

Padjajaran.

Liliweri, Alo, 2007, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya,

Yogyakarta: LKis Yogyakarta.

M. Rogers Everett and Kincaid D. Lawrence Communication Network. (1981). Toward a New Paradigm for Research, London : Collier macmillan Publishers.

Mantja, Lalu, 2011, Sumbawa Pada Masa Lampau, cetakan kedua, Sumbawa:

CVSamratulangi.

Moleong, Lexy, 2011, Metodelogi Penelitian Kualitatif, edisi revisi, Bandung: PT Remaja.

Moss, Sylvia dan Tubbs, Stewart L, 2001, Human Communication. Pengantar: Dr. Deddy Mulyana,M.A., Bandung, Penerbit PT. Yayasan Andi.

Mulyana, Dedy. (2003). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Dedy, 2010, Suatu Pengantar Ilmu Komunikasi, Bandung: PT Remaja

Rosadakarya.

(19)

xix

Samovar|Porter|McDaniel, 2010, Komunikasi Lintas Budaya, edisi ketujuh,

Jakarta: Salemba Humanika.

Sihabudin, Ahmad, 2011, Komunikasi Antarbudaya (suatu prespektif

multidimensi), Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiono, 2012, Memahami Penelitian Kualitatif, cetakan ketujuh, Bandung:

Alfabeta Rosadakarya.

Sugiono, 2013, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Sunarto, 2006, Keluargaku Permata Hatiku, Jakarta, Jagadnita Publishing.

Yulianti, Yayuk, 2003, Sosiologi Pedesaan, Yogyakarta: Lappera Pustaka .

Non Buku

Bagian Pemerintahan Setda Sumbawa 2010, PulauSumbawaNews.com, 2013, Sejarah Sumbawa, diakses pada tanggal 8 maret, jam 21:20 WIB, melalui http://www.pulausumbawanews.com/sejarah/sejarah-sumbawa/.

Disporabudpar 2011, Sumbawakab.go.id. 201, Sejarah Kesultanan Sumbawa,

diakses pada tanggal 8 maret 2015, jam 22.15 WIB, melalui http://baru.sumbawakab.go.id/index_static.php?top=2&urut=2&ver.

Elhazmi, Imam, 2012, Sejarah Perkembangan Musik Dunia, diakses pada tanggal

8 maret 2015, jam 18.15 WIB, melalui

https://unseranews.wordpress.com/2012/04/20/sejarah-perkembangan-musik-dunia/.

Lembaga Adat Tana Samawa (LATS), SultanSumbawa.com Bagian

Pemerintahan Setda Sumbawa 2010, Kasultanan Sumbawa

Sebagai Penjaga Budaya bangsa, diakses pada tanggal 20 maret, jam 20.00 WIB,

melalui

http://sultansumbawa.com/kasultanan-sumbawa-sebagai-penjaga-budaya-bangsa/.

Sanovel, Wim. 2010, Sakeco Musik Tradisional Sumbawa, diakses pada tanggal 8

maret 2015, jam 23.00 WIB, melalui

http://wimsonevel.blogspot.com/2010/06/sakeco-musik-tradisional-sumbawa.html.

Sariani, Lestari, Makasenda, 2014Makna Pesan Komunikasi Tradisional Kesenian

Masamper (Studi Pada Kelompok Masamper yang ada di Kecamatan Tuminting Kota Manado) Journal “Acta Diurna” Volume III. No.3,

diakses tanggal 11 maret 2015,jam 19.25WIB, melalui

(20)

xx

Jurnal

Universitas Padjajaran Jurusan Sosial Ekonomi Volume 19 , nomor, 1, tahun 2008.

PENELITIAN TERDAHULU

Wahyuni, Dessy, 2014, Makna dan Fungsi Sakeco Etnis Samawa Pendidikan

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk

berinteraksi satu sama lain antara manusia yang satu dengan manusia lainnya.

Dimana dalam berinteraksi manusia diberikan bekal kemampuan untuk

berkomunikasi, seperti yang kita ketahui ada banyak cara untuk berkomunikasi

dengan orang lain, bisa melalui gambar, simbol, video, atau berbicara langsung,

manusia hidup ditengah-tengah manusia lainnya yang disebut masyarakat. Dalam

kehidupan bermasyarakat perlu tata cara untuk berinteraksi antara individu dengan

individu lainnya agar terciptanya keharmonisan sehingga terhindar dari ke salah

pahaman, dalam berinteraksi maka timbullah suatu kebudayaan.

Alo Liliweri mendefenisikan bahwa kebudayaan adalah jumlah keseluruhan

prilaku yang dipelajari oleh sekelompok orang yang secara umum menerangkan

sebuah tradisi kehidupan yang diwariskan oleh sebuah generasi kepada generasi

lain. Sehingga cara berkomunikasi itu bisa dikatakan hasil dari kebudayaan

masyarakat yang telah disepakati bersama untuk berhubungan antara individu satu

dengan individu lainnya yang mempunyai ruang lingkup kehidupan yang sama.1

Komunikasi dan Kebudayaan juga tidak dapat dipisahkan, dimana budaya

merupakan suatu cara hidup yang dikembangkan dan dijalani dari generasi ke

generasi dan dilaksanakan secara turun temurun, dan didalam menjalankan

1

(22)

2

kebudayaan tersebut manusia juga perlu melakukan komunikasi. Dimana

dikatakan T. Hall didalam buku Alo Liliweri bahwa Kebudayaan adalah

komunikasi, dan komunikasi adalah kebudayaan.2

Kehidupan bermasyarakat disuatu daerah yang mempunyai kebudayaan

maka tidak lepas dari pengaruh kebudayan-kebudayan lain yang datang dari luar

sehingga mengancam keseimbangan budaya mereka, maka disini akan

memungkinkan terjadinya komunikasi antar budaya. Menurut Samovar, Porter,

dan McDaniel, didalam buku mereka mengatakan bahwa komunikasi antar

budaya terjadi ketika anggota dari satu budaya tertentu memberikan pesan kepada

anggota dari budaya yang lain. Lebih tepatnya, komunikasi antar budaya

melibatkan interaksi antara orang-orang yang persepsi budaya dan system

simbolnya cukup berbeda dalam suatu komunikasi.3

Terlihat pada masyarakat di Kabupaten Sumbawa Besar Provinsi Nusa

Tenggara Barat, Tana Samawa yang disebut juga Kabupaten Sumbawa. Lahirnya

Kabupaten Sumbawa tidak lepas dari kemerdekaan Bangsa Indonesia yang

diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan ditetapkan pada

Undang-undang Dasar tanggal 18 Agustus 1945 yang merupakan landasan konstitusional

dalam rangka penyelenggaraaan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah.

Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 18 UUD 1945 (sebelum amandemen),

yaitu: Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk

susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang

2

Ibid Hal 9 3

(23)

3

dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara dan

hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.4

Pemerintah di Tana Samawa menjadi Swapraja Sumbawa yang bernaung

dibawah Provinsi Sunda Kecil, sejak saat itu pemerintahan terus mengalami

perubahan mencari bentuk yang sesuai dengan perkembangan yang ada sampai

dilikuidasinya daerah pulau Sumbawa pada tangal 22 Januari 1959.5

Dahulu kala sebelum pemerintahan modern masuk pada tahun 1600-an, pada

zaman itu Kabupaten Sumbawa dipimpin oleh Raja atau Sultan sebagai pemimpin

roda pemerintahan. Pada tahun 2011 Sultan kembali diangkat di Tana Samawa

(Tanah Sumbawa), namun pelantikan ini bukan berarti untuk menggantikan fungsi

Kepala Daerah atau Bupati yang memerintah tetapi Sultan Sumbawa dinobatkan

untuk menjadi pengawal atau penjaga pusaka Sumbawa yaitu budaya, Adat

Rapang Tau dan Tana Samawa (Adat Barenti ko Syara’, Syara’ barenti ko

Kitabullah) yang memiliki makna senantiasa berpedoman kepada agama untuk

Kerik Salamat Tau ke Tana Samawa (demi keselamatan masyarakat, pemimpin

dan seluruh alam Sumbawa).6 Kerajaan Sumbawa sendiri tidak lepas dari

kekerabatan kerajaan Goa Sulawesi Selatan sehingga sampai saat ini adat istiadat

dan budaya terdapat sedikit kesamaan dengan Sulawesi, namun bukan berarti

Sumbawa tidak memiliki budaya sendiri.

Masyarakat Sumbawa mayoritas beragama islam dan memegang teguh

pendirian agama yang terdapat didalam budaya mereka sehingga masyarakat

4

PulauSumbawaNews.com, 2013, Sejarah Sumbawa, http://www.pulausumbawanews.com/sejarah/sejarah-sumbawa/

5

Ibid, Sejarah Sumbawa, http://www.pulausumbawanews.com/sejarah/sejarah-sumbawa/

6

SultanSumbawa.com Bagian Pemerintahan Setda Sumbawa 2010, Kasultanan Sumbawa Sebagai Penjaga

Budaya bangsa, diakses melalui

(24)

4

Sumbawa selalu menjunjung tinggi nilai-nilai islam. Semua ini dilihat dari tradisi

Tau Samawa (Orang Sumbawa) sangat kental dengan nuansa islam seperti

Barempuk dan Sakeco. Barempuk ialah tradisi pertarungan tinju antar laki-laki dengan mengepalkan jerami ditangan mereka masing-masing sebagai sarung tinju,

pertarungan tinju ini dilakukan sebagai salah satu bentuk ungkapan rasa syukur

masyarakat kepada yang maha kuasa atas hasil panen yang diberikan, dan

berdasarkan penjelasan tersebut bahwa masih terlihat jelas kekentalan nilai-nilai

islam yang masih ada pada tradisi Masyarakat Sumbawa. Contohnya pada

kesenian musik Sakeco, dimana kesenian musik ini pada dasarnya dimainkan untuk memuji keagungan Tuhan dan dikaitkan dengan kehidupan sosial yang

terjadi baik itu tentang hidup, pergaulan, bahkan pernikahan, tentunya ini

berlandaskan nilai-nilai Islam.

Musik Sakeco bisa dikatakan sebagai tradisi masyarakat Sumbawa yang masih dipertahankan sampai saat ini khususnya pada masyarakat Kecamatan

Utan, dilihat dari agenda pemerintah yang mengadakan Festival Moyo setiap

tahunnya dan didalam Festival ini salah satu kesenian tradisional yang dimainkan

adalah kesenian musik Sakeco akan tetapi yang memainkan kesenian ini adalah

orang-orang yang sudah berumur. Maka penulis memilih kesenian musik Sakeco

ini karena ingin mengetahui bagaimana Jaringan Komunikasi mereka dalam

berkomunikasi untuk mempertahan kesenian musik ini kepada generasi

selanjutnya sehingga mereka tertarik dan bisa melestarikan kesenian musik

Sakeco ini agar tetap ada dan tidak punah oleh perkembangan zaman.

Fakta yang terlihat pada zaman sekarang, mulai ada tradisi dan kebudayaan

(25)

5

banyak faktor seperti kurangnya interaksi dan komunikasi antara masyarakat

dengan orang yang mengerti akan musik Sakeco tersebut. Contohnya di

Kecamatan Utan hampir tidak ada anak muda dan kalangan orang tua yang

mempelajari secara mendalam tradisi Tau Samawa karena kurangnya minat

mereka untuk belajar dan kurangnya interaksi serta komunikasi diantara mereka,

kemungkinan bisa disebabkan oleh beberapa faktor-faktor yang terdapat diatas.

Pada Kecamatan Utan hanya mempunyai beberapa orang yang menguasai

kesenian musik Sakeco sehingga dalam hal ini mereka mengalami kesulitan untuk

mengajarkan kesenian ini, bahkan kesenian ini sudah mulai jarang dimainkan

karena banyak yang tidak tahu cara memainkannya, karena bisa dikatakan mereka

tidak mendapatkan informasi, bahkan tradisi ini terkesan dianggap kurang

menarik oleh mereka sehingga mereka lebih cenderung memilih mempelajari

sesuatu yang baru seperti internet dan memainkan musik modern.

Selain dari minimnya pelaku Sakeco di Kecamatan Utan, adanya masalah komunikasi pasif yang terjadi antara orang yang bisa memainkan musik Sakeco ini dengan masyarakat sekitar, sehingga interaksi yang terjalin antara pelaku

Sakeco dan masyarakat terkesan satu arah dan kurang komunikatif. Dari faktor ini timbul presepsi bahwa kesenian musik Sakeco ini sulit untuk diajarakan ke khalayak atau masyarakat umum.

Dikutip didalam sebuah artikel menurut yang dikatakan Drs. H. Muchsin

Hamin yang menjabat sebagai Ketua Loka’ Adat Sateluk, beliau mengungkapkan

bahwa taradisi-tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang haruslah

dipertahankan, sehingga ini sebagai tugas kita sebagai tau Samawa.7

7

(26)

6

Sejalan dengan yang diutarakan Rudolph F. Verderber bahwa salah satu

fungsi Komunikasi adalah sebagai fungsi sosial yakni untuk tujuan kesenangan,

untuk menjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara

hubungan.8 Alfred Korzybski menyatakan bahwa kemampuan manusia

berkomunikasi menjadikan mereka “pengikat waktu” (time-binder). Pengikatan

waktu (Time Binder) merujuk pada kemampuan manusia untuk mewariskan

pengetahuan dari generasi ke generasi dan dari budaya ke budaya.9

Topik ini menarik untuk diteliti oleh karena dilihat dari kehidupan

masyarakat Sumbawa khususnya pada masyarakat desa Motong Kecamatan Utan

yang cukup baik dalam kehidupan sosial dan berinteraksi satu sama lain dilihat

dari jarangnya terjadi konflik terkait dengan masyarakat, dengan demikian

masyarakat Sumbawa di Desa motong Kecamatan Utan diharapkan mampu

mempertahankan kearifan lokal dalam mewariskan tradisi-tradisi yang ada di

masyarakat Sumbawa khususnya pada kesenian musik Sakeco melalui hubungan

kekeluargaan tersebut.

Dari penjelasan diatas, penulis ingin meneliti tentang bagaimana Jaringan

Komunikasi masyarakat Sumbawa di Desa Motong Kecamatan Utan dalam

mempertahankan tradisi khususnya pada aspek kesenian Sakeco. Demi

melestarikan warisan para leluhur untuk anak cucu dan sebagai penerus

penyampaian pesan serta nilai-nilai moral yang ditanamkan didalam tradisi

tersebut sehingga tradisi tersebut tetap eksis dan tidak punah atau hilang ditelan

zaman.

8

Mulyana, Dedy. (2003). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung:. Remaja Rosdakarya hal 5 9

(27)

7 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, maka rumusan

masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana jaringan

komunikasi yang terbentuk antara individu yang memahami musik Sakeco dengan

masyarakat desa Motong di Kecamatan Utan dalam mempertahan tradisi lokal

kesenian musik Sakeco ?

1.3.Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui jaringan komunikasi yang terhubung dan terjalin antara individu yang

memahami kesenian Sakeco dengan masyarakat Desa Motong Kecamatan Utan

khususnya dalam hal mempertahankan kesenian musik Sakeco.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memperoleh manfaat antara lain :

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan

kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Jurusan Ilmu Komunikasi dalam bidang Komunikasi khususnya

mengenai jaringan komunikasi masyarakat Sumbawa dalam mempertahankan

(28)

8 1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian Ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas

khususnya masyarakat Sumbawa agar dapat memahami bagaimana jaringan

komunikasi yang terjalin antara masyarakat setempat sehingga mereka dapat

mengaplikasikanya untuk memelihara dan memepertahankan tradisi lokal

Gambar

Tabel 5.7 Sosiogram : Struktur Jaringan Directed dan Undirected ...........................
Tabel 5.4 : Relasi Antar Aktor Directed ....................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Dari penuturan informan dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kenyamanan seseorang pada saat melakukan sabung ayam merupakan faktor kuat

No. Persebaran Penduduk Desa Negeri Katon Berdasarkan Jenis kelamin.. Persebaran Penduduk Yang Sudah Bekerja ... Persebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...

Judul Skripsi : Pergeseran Makna Komunikasi Dakwah Melalui Kesenian Genjring Burok ( Studi Pada Masyarakat Desa Mulyasari, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa

Rumusan masalah diambil dari latar belakang di atas adalah bagaimana tinjaun sosiologi hukum terhadap faktor yang melatar belakangi terjadinya pernikahan di

Hal ini dipengaruhi adanya biaya tataniaga atau biaya pengolahan yang cukup besar yang dilakukan oleh pengumpul rotan sebelum menjual rotan tersebut yang meliputi

Hasil wawancara keenam dengan Bapak Rival Zulvi selaku masyarakat desa Panton Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya mengatakan bahwa faktor pendukung dengan adanya alokasi dana

Berdasarkan hasil pendampingan yang dilakukan pada masyarakat di Dusun Ngukir Desa Ngranget dapat disimpulkan bahwa faktor belum adanya tindakan yang dilakukan untuk

Faktor pendukung strategi komunikasi seperti faktor kredibilitas tokoh masyarakat dalam menjalin persaudaraan antarumat beragama, adanya saling pengertian bersama (mutual