• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin Pada Ilyas Afif Farm Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin Pada Ilyas Afif Farm Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN IKAN

PATIN PADA ILYAS AFIF FARM DI KECAMATAN

DRAMAGA KABUPATEN BOGOR

KARYADI NUGROHO

PROGRAM AGRIBISNIS ALIH JENIS

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

* Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DANSUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin Pada Ilyas Afif Farm Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Ferbruari 2015

Karyadi Nugroho

(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

KARYADI NUGROHO. Evaluasi Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin Pada Ilyas Afif Farm Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh RACHMAT PAMBUDY

Evaluasi kelayakan usaha pembenihan ikan patin Ilyas Afif Farm merupakan dasar untuk menilai apakah biaya investasi yang telah dikeluarkan layak untuk dijalankan atau tidak, memberikan gambaran prospek bisnis dan seberapa besar kemungkinan manfaat dari usaha tersebut. Analisis aspek non finansial menunjukan bahwa pembenihan ikan patin ini layak untuk dijalankan baik dari aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, dan aspek sosial lingkungan karena sudah memenuhi kriteria kelayakan usaha. Analisis aspek finansial menunjukan bahwa Ilyas Afif Farm ini layak untuk dijalankan dengan nilai NPV sebesar Rp 275 705 773, nilai IRR 35%, nilai Net B/C 2.69 dan nilai Payback Period 4 tahun 4 bulan. Berdasarkan analisis switching value ditemukan bahwa besarnya toleransi maksimal terhadap komponen kenaikan harga pakan cacing sutera sebesar 107.69% dan penurunan jumlah produksi sebesar 16.67%.

Kata kunci: kelayakan usaha, IRR, NPV, Net B/C, switching value

ABSTRACT

KARYADI NUGROHO. Evaluation of Feasibility catfish hatcheries In Ilyas Afif Farm District of Dramaga Bogor Regency. Giuded by Rachmat Pambudy

Feasibility analysis catfish hatcheries of Ilyas Afif Farm is the basis for assessing whether the cost of the investments made feasible run or not, gives an overview of the business prospect and how likely benefit from these efforts. The analysis shows that non-financial aspects of catfish hatcheries is feasible both from the aspect of the market, management, legal, and social aspect of the environment because it has occupy the criteria of feasibility. The analysis shows that the financial aspect of Ilyas Afif Farm is feasible with NPV value of 275 705 773 IDR, IRR 35%, the value of the Net B/C is 2.69 and value of payback periode 4 years and 4 moths. Based on the analysis of switching value is found that the magnitude of the maximum tolerance of the components of silk worms feed price increase by 107.69% and the decrease is in amount of 16.67%.

(8)
(9)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

EVALUASI KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN IKAN

PATIN PADA ILYAS AFIF FARM DI KECAMATAN

DRAMAGA KABUPATEN BOGOR

KARYADI NUGROHO

PROGRAM AGRIBISNIS ALIH JENIS

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(10)
(11)

Judul Skripsi :Evaluasi Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin Pada Ilyas Afif Farm Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor

Nama :Karyadi Nugroho NIM :H34124042

Disetujui oleh

Dr. Ir. Rachmat Pambudy, Ms Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dwi Rachmina, M.Si Ketua Departemen

(12)
(13)

PRAKATA

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2014 sampai dengan Februari 2015 ini adalah kelayakan usaha, dengan judul Evaluasi Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin Pada Ilyas Afif Farm Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih secara tertulis sebagai bentuk penghargaan kepada Bapak Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran memberi bimbingan dan arahannya kepada penulis, Bapak Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, MS selaku dosen evaluator kolokium yang telah memberikan banyak saran, Bapak Dr. Ir. Suharno, M.ADev selaku dosen penguji utama dan Dr. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen komdik yang telah banyak memberikan saran dan kritik . Kedua orang tua Penulis, serta sahabat yang telah memberikan motivasi doa dan materi. Disamping itu, penghargaan Penulis sampaikan untuk pemilik usaha pembenihan ikan patin, yaitu Bapak Ilyas Afif yang telah membantu selama pengumpulan data, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2015

(14)
(15)

DAFTAR ISI

Ruang Lingkup Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 6

Komoditi Ikan Patin 6

Budidaya Pembenihan Ikan Patin 6 Penelitian Terdahulu Analisis Kelayakan 7

KERANGKA PEMIKIRAN 8

Kerangka Pemikiran Teoritis 8

Aspek Non Finansial 8

Aspek Finansial 11

Analisis Senstitvitas dan Nilai Pengganti (Switching Value) 12

Umur Usaha 12

Konsep Time Value of Money (Nilai Waktu Uang) 13

Teori Biaya dan Manfaat 13

Kerangka Pemikiran Operasional 14

METODE PENELITIAN 16

Lokasi dan Tempat Penelitian 16

Jenis dan Sumber Data 16

Metode Pengumpulan Data 17

Metode Pengolahan dan Analisis Data 17

Analisis Aspek Pasar 17

Analisis Aspek Teknis 18

Analisis Aspek Manajemen 18

Analisis Aspek Hukum 18

Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan 18 Analisis Aspek Finansial 19 Analisis Switching Value 21

Asumsi Dasar Penelitian 21

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 22

Lokasi Tempat Usaha 22

Sejarah Ilyas Afif Farm 22

HASIL DAN PEMBAHASAN 23

Analisis Aspek Non finansial 23

Aspek Pasar 23

Aspek Teknis 24

Aspek Manajemen 30

(16)

x

Aspek Sosial dan Lingkungan 31

Analisis Aspek Finansial 31

Arus Manfaat (Inflow) 31

Arus Biaya (Outflow) 32

Analisis Laba Rugi 34

Analisis Kelayakan Usaha 35

Analisis Swithcing Value 36

SIMPULAN DAN SARAN 37

Simpulan 37

Saran 38

DAFTAR PUSTAKA 38

LAMPIRAN 40

RIWAYAT HIDUP 53

DAFTAR TABEL

1 Data produksi dan kebutuhan benih di beberapa daerah sentra tahun 2014 2

2 Perkembangan produksi pembenihan ikan patin di Kabupaten Bogor

tahun 2010-2012 3

3 Jumlah perkiraan panen Ilyas Afif Farm bulan September 2013-

Desember 2014 4

4 Kisaran kualitas air pembenihan ikan patin siam 7

5 Jenis dan sumber data 16

6 Penerimaan penjualan benih ikan Patin ukuran 3/4 inci Ilyas Afif Farm 31

7 Biaya investasi Ilyas Afif Farm 32

8 Biaya variabel Ilyas Afif Farm per tahun 33

9 Biaya tetap Ilyas Afif Farm per tahun 34

10 Biaya penyusutan Ilyas Afif Farm per tahun 34

11 Hasil analisis kelayakan usaha Ilyas Afif Farm 36

12 Hasil analisis switching value kenaikan harga pakan cacing 36

13 Hasil analisis switching value penurunan produksi 37

DAFTAR GAMBAR

1 Target dan capaian produksi ikan patin di Indonesia tahun 2010-2013 1 2 Kerangka pemikiran operasional 15 3 Layout perusahaan Ilyas Afif Farm 24

4 Induk ikan patin 25

5 Kolam indukan 25

6 Ruang hatchery 25

7 Blower 26

8 Tabung oksigen 26

9. Genset 27

10 Wadah pemberokan 27

(17)

12 Suhu air 29-30 °C 29 13 Pemanenan benih ikan patin 30 14 Struktur organisasi perusahaan Ilyas Afif Farm 30

DAFTAR LAMPIRAN

1 Target dan capaian volume produksi perikanan budidaya 41

2 Rincian biaya penyusutan investasi 42

3 Rincian proyeksi laba rugi Ilyas Afif Farm 43

4 Rincian arus kas Ilyas Afif Farm 44

5 Rincian arus kas switching value kenaikan harga cacing Ilyas Afif Farm 47

(18)
(19)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Program Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2010-2014 mencanangkan suatu visi yang membuat Indonesia sebagai penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar pada tahun 2015. Peningkatan produksi ikan tersebut akan diperoleh melalui peningkatan kegiatan usaha dari sektor penangkapan dan budidaya ikan. Peningkatan produksi perikanan budidaya merupakan andalan untuk dapat mewujudkan visi tersebut, mengingat sektor penangkapan yang mulai banyak hambatan mulai dari gelombang besar, over fishing, illegal fishing dan naiknya harga BBM serta rusaknya habitat terumbu karang (Hikmayani et al, 2012). Komoditas perikanan budidaya yang diutamakan menjadi target dari peningkatan produksi ditetapkan sebanyak 9 (sembilan) komoditas yang meliputi: udang windu, udang vaname, rumput laut, kakap, bandeng, kerapu, bandeng, nila, patin dan lele (Hikmayani et al, 2012).

Komoditas ikan patin apabila dilihat dari target dan capaian volume produksi perikanan budidaya memiliki nilai kenaikan rata-rata terbesar dari tahun 2010-2013 sebesar 95.57% (Lampiran 1). Namun demikian produksi pada tahun 2010-2012 ini masih jauh dari target yang telah ditetapkan (Gambar 1), belum tercapainya produksi ikan patin pada tahun tersebut disebabkan dengan berbagai macam hal diantaranya penurunan harga ikan patin dan tingginya harga pakan (KKP, 2014), sehingga menurunkan minat masyarakat untuk melakukan proses pembesaran ikan patin.

Gambar 1 Target dan capaian produksi ikan patin di Indonesia tahun 2010-2013

Sumber : Laporan Kementrian Kelautan dan Perikanan (2014)

(20)

2

lagi pada ikan patin impor1. Namun permasalahan yang masih dihadapi dalam pengembangan ikan patin ini diantaranya, ketersediaan benih ikan patin yang masih terbatas2, karena selama ini produksi benih ikan patin belum banyak dikuasai oleh para petani mengingat dalam kegiatan produksi harus membutuhkan keterampilan dan alat bantu tersendiri3.

Daerah penghasil benih ikan patin tersebar di beberapa daerah seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Jawa Barat. Berikut adalah data produksi benih dan kebutuhan benih tahun 2014 di beberapa daerah.

Tabel 1 Data produksi dan kebutuhan benih di beberapa daerah sentra tahun 2014

No Daerah Produksi Kebutuhan

1 Riau 65 061 000 114 791 000

Dilihat dari Tabel 1, Jawa Barat adalah daerah penghasil benih ikan patin terbesar dari beberapa daerah lainnya. Jawa Barat telah banyak memasok benih ikan patin ke daerah lain mengingat kebutuhan benih ikan patin di Jawa Barat memiliki angka terkecil dibandingkan daerah-daerah lain. Di dalam Provinsi Jawa Barat, daerah penghasil benih patin salah satunya adalah Bogor, dari tahun 1990 Bogor dikenal sebagai pemegang peranan penting untuk kegiatan pembenihan ikan patin5. Hal tersebut didukung juga oleh Azam B. Zaidy (Sekjen Catfish Club Indonesia) pada tahun 2009 Bogor memasok benih ikan patin ke Jambi sekitar 10%-20%, Riau 40%, Palembang 60%-70% dan hampir 100% kebutuhan benih patin di Kalimantan dipasok dari Bogor (Hadie et al, 2011).

Kegiatan perikanan budidaya air tawar di daerah Kabupaten Bogor relatif lebih banyak dibandingkan di daerah Kota Bogor, pada tahun 2013 Kabupaten Bogor memiliki jumlah rumah tangga perikanan (RTP) sebanyak 8.022, sedangkan untuk Kota Bogor hanya memiliki RTP sebanyak 1.5556. Kegiatan pembenihan ikan patin di Kabupaten Bogor pada awalnya dilakukan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam pembesaran ikan, namun akibat banyaknya permintaan akan benih patin dari luar pulau Jawa tinggi maka dewasa

(21)

ini banyak para petani yang hanya memfokuskan di segmen pembenihan saja. Berikut adalah data perkembangan produksi pembenihan ikan patin Kabupaten Bogor.

Tabel 2 Perkembangan produksi pembenihan ikan patin di Kabupaten Bogor tahun 2010-2012

No Jenis ikan

Produksi tahun (ekor) Kenaikan rata-rata tahun (%) 2010 2011 2012 2013 2010-2013 1 Patin 32 047 000 30 460 000 35 301 000 47 291 000 14.97

Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, 2014 (diolah)

Perkembangan produksi pembenihan ikan patin di Kabupaten Bogor berdasarkan Tabel 2, di tahun 2011 mengalami penurunan produksi sebesar 1 587 000 namun di tahun 2012 meningkat kembali hingga tahun 2013. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan industri pembenihan ikan patin mengalami kenaikan positif, kenaikan rata-rata tahun 2010-2013 sebesar 14.97%.

Kecamatan Dramaga merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Bogor dimana masyarakatnya cukup banyak yang melakukan kegiatan usaha pembenihan ikan patin. Ilyas Afif Farm (IAF) salah satu pelaku usaha pembenihan ikan patin. Ilyas Afif Farm telah melakukan kegiatan investasi yang cukup besar dalam kegiatan produksi pembenihan ikan patin. Melihat besarnya jumlah investasi yang telah dilakukan, maka penelitian tentang kelayakan usaha perlu dilakukan. Selain itu usaha perikanan khususnya pembenihan sangatlah sensitif terhadap perubahan lingkungan. Perubahan tersebut dapat berasal lingkungan ekstenal maupun internal seperti kenaikan biaya produksi, penurunan harga jual output, adanya gangguan penyakit, dan lain sebagainya. Perubahan tersebut diduga akan mempengaruhi kelangsungan hidup usaha yang sedang dijalankan.

Perumusan Masalah

(22)

4

Tabel 3 Jumlah perkiraan panen Ilyas Afif Farm bulan September 2013-Desember 2014

Sumber: Hasil wawancara kepada pihak Ilyas Afif Farm

Dalam beberapa siklus produksi Ilyas Afif Farm sering dihadapi permasalahan yaitu fluktuasi harga pakan cacing dan penurunan produksi, menurut Ilyas Afif Farm peningkatan harga pakan cacing sutera, dikarenakan pedagang cacing sutera masih mengandalkan tangkapan alam. Kenaikan harga pakan cacing sutera terjadi pada saat musim hujan karena ketersediaan cacing sutera di alam mengalami penurunan akibat debit sungai yang meningkat. Selain itu penurunan produksi juga sering terjadi, karena proses produksi tidak dapat dipastikan dan sangat tergantung kualitas air dan kondisi alam sekitar.

Mengingat perusahaan ini belum cukup lama berdiri maka perlu dilakukan evaluasi kelayakannya, karena perusahaan sudah mengeluarkan biaya investasi yang cukup besar seperti pembelian lahan, pembelian induk ikan patin, pendirian

hatchery, pembelian akuarium, pembuatan kolam induk, genset serta peralatan lain yang mendukung proses produksi benih ikan patin. Evaluasi kelayakan adalah salah satu alat untuk menilai apakah biaya investasi yang telah dikeluarkan pemilik perusahaan akan mendapatkan keuntungan dalam beberapa tahun kedepan atau justru mendatangkan kerugian.

(23)

1. Bagaimana kelayakan perusahaan Ilyas Afif Farm jika dianalisis dari aspek non finansial, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum serta aspek sosial ekonomi dan lingkungan?

2. Bagaimana kelayakan perusahaan Ilyas Afif Farm jika dianalisis dari aspek finansial?

3. Seberapa besar perubahan maksimum yang dapat terjadi pada variabel kenaikan harga pakan cacing sutera dan penurunan jumlah produksi per periode agar Ilyas Afif Farm tetap layak untuk dijalankan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kelayakan perusahaan Ilyas Afif Farm ditinjau dari aspek non finansial.

2. Menganalisis kelayakan perusahaan Ilyas Afif Farm ditinjau dari aspek finansial.

3. Menganalisis besarnya nilai switching value yaitu batas yang masih dapat ditoleransi oleh perusahaan Ilyas Afif Farm terhadap variabel kenaikan harga pakan cacing sutera dan penurunan jumlah produksi.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi para pembaca, menjadi bahan referensi dan bahan bacaan yang memberikan manfaat ilmu.

2. Bagi Ilyas Afif Farm menjadi bahan masukan sebagai referensi bisnis dan pertimbangan untuk bahan evaluasi bagi kelangsungan usaha.

3. Bagi pihak lain hasil penelitian ini dapat menjadi referensi atau bahan rujukan bagi pembaca dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

Ruang Lingkup Penelitian

(24)

6

TINJAUAN PUSTAKA

Komoditi Ikan Patin

Perkembangan budidaya ikan patin di masyarakat mulai meningkat sejak keberhasilan teknik produksi benih secara buatan. Perkembangan budidaya berkembang pada tahun 1990 terutama di daerah Jawa Barat dan Sumatera Bagian Selatan seperti di Lampung, Palembang, Jambi, Riau, Bengkulu dan sebagian Kalimantan. Budidaya ikan patin di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur kurang berkembang cukup baik. Hal ini diduga disebabkan karena masyarakat sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur lebih memilih membudidayakan ikan lele, nila baik merah maupun hitam, tawes dan gurame sebagai ikan konsumsi dibandingkan dengan ikan patin (Ariyanto et al, 2007). Perkembangan budidaya yang cukup pesat di daerah seperti Lampung Palembang, Jambi, Jambi, Riau, Bengkulu dan Kalimantan menuntut adanya pasokan benih yang semakin meningkat. Pasokan benih ikan patin banyak disuplay oleh para pembenih berskala kecil sampai sedang (biasa disebut hatchery skala rumah tangga / HSRT) yang banyak tersebar didaerah sekitar Jakarta, Bogor, Subang, dan Sukabumi, sedangkan pembenih skala besar masih relatif jarang ditemukan (Tahapari E, 2010). Selain itu industri pengolahan ikan patin juga berkembang pesat di enam lokasi, yaitu Jambi, Kampar-Riau, Karawang, Banjar, Tulungagung dan Purwakarta. Hal tersebut memperlihatkan bawah komoditi ikan patin ini berkembang dari subsistem hulu hingga subsistem hilir (Roesfitawati, 2013).

Budidaya Pembenihan Ikan Patin

Ikan patin adalah salah satu ikan yang sulit dipijahkan, pemijahan harus dilakukan secara buatan di dalam ruangan dengan menggunakan sistem resirkulasi secara terkontrol dalam ruangan (Nugroho dan Hari, 2013). Secara garis besar bahwa kegiatan pembenihan ikan patin menurut Saparinto dan Susiana (2013) meliputi tahapan kegiatan diantarany, pemilihan calon induk siap pijah, Persiapan hormon perangsang yaitu ovaprim, kawin suntik, pengurutan (striping), penetasan telur, perawatan Benih dan pemanenan.

Di dalam melakukan kegiatan produksi pembenihan ikan patin, padat penebaran ikan di dalam akuarium harus diperhatikan, Ikan dapat ditebar sedemikan padat sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun demikan, ketika kepadatan meningkat maka kualitas air dan jangkauan pakan menurun (Schmittou et al, 1997a di dalam Irliyandi F, 2008). Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian Irliyandi F (2008) pada peningkatan padat penebaran benih tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan asalkan kualitas air dan pemberian pakan masih cukup optimal bagi pertumbuhan ikan.

(25)

Menurut Badan Standar nasional kualitas air yang dibutuhkan untuk pembenihan ikan patin dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Kisaran kualitas air pembenihan ikan patin siam

No Parameter Kualitas Air Satuan Nilai

1 Suhu oC 27-30

2 pH - 6.5-8

3 Oksigen Terlarut Mg/l >3

Sumber : Badan Standar Nasional (2000)

Pengaturan kualitas air menurut penelitian Irliyandi F (2008) dapat diatur dengan menggunakan pemakaian filter, pemberian aerasi dan pemanas ruangan. Pemakaian filter dan pemberian aerasi berfungsi untuk meningkatkan oksigen yang terlarut didalam air sedangkan pemanas ruangan dapat digunakan untuk mengatur suhu agar tetap stabil.

Penelitian Terdahulu Analisis Kelayakan

Metode pemilihan lokasi penelitian analisis kelayakan yang dilakukan oleh Athemalem (2001), Dwirosyadha (2008), Bukit (2007), Rahmawati (2011) dan Armayuni (2011) adalah secara sengaja (purposive). Semua peneliti tersebut menganalisis kelayakan usaha pembenihan ikan patin. Segmentasi ukuran benih patin yang diteliti dari ke lima peneliti tersebut berbeda-beda, tetapi ke empatnya menganalisis investasi usaha pembenihan patin dengan menggunakan data primer dan sekunder.

Penelitian mengenai analisis kelayakan pada umumnya menggunakan tiga metode analisis, yakni analisis non finansial, analisis finansial, dan analisis sensitivitas. Hal tersebut dilakukan oleh Armayuni (2011), namun ada juga yang tidak menggunakan analisis sensitivitas, seperti yang dilakukan oleh Dwirosyadha (2008), Bukit (2007), Rahmawati (2011) dan Taufik M et al (2013) menggunakan analisis switching value.

Metode analisis non finansial yang dikaji diantaranya aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dilakukan oleh Dwirosyadha (2008), Bukit (2007), Rahmawati (2011) dan Armayuni (2011). Sedangkan hasil penelitian Athemalem (2001), Taufik M et al (2013) dan Witoko et al (2013) untuk pengkajian aspek non finansial tidak dilakukan.

Metode analisis finansial biasanya menggunakan kriteria investasi. Penelitian sebelumnya juga menunjukan variabel yang digunakan dalam analisis finansial seperti: Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C),

(26)

8

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan dari teori-teori yang dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian kelayakan usaha di perusahaan Ilyas Afif Farm. Teori konsep kelayakan usaha yang meliputi aspek-aspek kelayakan usaha yang meliputi aspek non finansial dan aspek finansial dimana suatu usaha dikatakan layak jika kedua aspek tersebut memenuhi kriteria layak.

Aspek Non Finansial

Aspek non finansial pada umumnya dianalisis secara kualitatif dan tidak terkait dengan biaya dan manfaat yang bersifat kuantitatif. Terdapat lima aspek non finansial yang akan dibahas pada penelitian ini.

1. Aspek Pasar

Menurut Kasmir dan Jakfar (2013), aspek pasar adalah meneliti seberapa besar pasar yang akan dimasuki dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menguasainya serta bagaimana strategi yang akan dijalankan nantinya. Sebelum melaksanakan usaha, analisis tehadap aspek pasar potensial perlu diketahui agar produk yang dihasilkan perusahaan mampu menempatkan diri dalam pasar potensial yang akan dimasuki. Dalam suatu usaha, pasar merupakan aspek terpenting dalam menentukan layak atau tidaknya suatu usaha. Pasar merupakan tempat dimana suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan dijual sehingga mengahasilkan uang untuk biaya operasional perusahaan selanjutnya. Jika suatu produk tidak diterima pasar atau kalah bersaing dengan produk pesaing maka dapat dikatakan usaha tersebut tidak layak dijalankan. Pengkajian terhadap aspek ini penting dilakukan, karena tidak ada usaha atau usaha yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang dan jasa yang dihasilkan. Aspek pasar dan pemasaran secara keseluruhan mencoba mempelajari tentang permintaan, penawaran, harga, program pemasaran dan perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan (Nurmalina et al, 2010).

2. Aspek Teknis

(27)

2.1. Lokasi Usaha

Beberapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi usaha dibedakan dalam dua golongan besar, yakni variabel utama dan variabel bukan utama. Penggolongan ke dalam kedua kelompok tersebut tidak mengandung kekakuan, artinya dimungkinkan untuk berubah golongan sesuai dengan ciri utama output dan usaha yang bersangkutan. Variabel utama antara lain ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja, dan fasilitas transportasi. Sedangkan varibel bukan utama yaitu hukum dan peraturan yang berlaku, iklim dan keadaan tanah, sikap dari masyarakat setempat, dan rencana masa depan perusahaan (Nurmalina et al, 2010).

2.2. Luas Produksi

Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan luas produksi yaitu batasan permintaan, tersedianya kapasitas mesin-mesin, jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi, kemampuan finansial dan manajemen perusahaan, kemampuan adanya perubahan teknologi produksi dimasa yang akan datang (Nurmalina et al, 2010).

2.3. Proses Produksi

Proses produksi adalah tahapan-tahapan kegiatan produksi dalam menghasilkan suatu output yang siap jual atau dipasarkan. Proses produksi dikenal adanya 3 jenis proses yaitu proses produksi yang terputus-putus (intermiten), kontinu dan kombinasi. Dalam hal ini sistem kontinu akan lebih baik digunakan karena lebih mampu menekan resiko kerugian akibat fluktuasi harga dan efektivitas tenaga kerja yang lebih baik dibandingkan dengan sistem terputus. Kecuali untuk kegiatan budidaya tanaman semusim yang umumnya mengacu kepada proses produksi yang terputus-putus (Nurmalina et al, 2010).

2.4. Layout

Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan. Kriteria yang dapat digunakan untuk evaluasi layout khususnya pabrik antara lain adanya konsentrasi dengan teknologi produksi, adanya arus produk dalam proses yang lancar dari proses satu ke proses yang lain, penggunaan ruangan yang optimal, kemudahan dalam melakukan penyesuaian maupun untuk ekspansi, minimisasi biaya produksi dan memberikan jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga kerja (Nurmalina et al, 2010).

2.5. Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment

(28)

10

lokal dan kesesuaian dengan kondisi sosial budaya setempat. Pemilihan mesin dan peralatan serta jenis teknologi mempunyai hubungan yang erat sekali. Apabila pengadaan teknologi tidak terpisah dari mesin yang ditawarkan, maka praktis jenis teknologi, mesin dan peralatan yang akan dipergunakan telah menjadi satu (Nurmalina et al, 2010).

3. Aspek Manajemen

Aspek Manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan dan manajemen dalam masa operasi. Dalam masa pembangunan usaha, hal yang dipelajari adalah siapa pelaksana usaha tersebut, bagaimana jadwal penyelesaian usaha tersebut, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan usaha. Sedangkan manajemen dalam operasi, hal yang perlu dipelajari adalah bagaimana bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti (Nurmalina et al, 2010).

4. Aspek Hukum

Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan, dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat dan izin. Aspek hukum dari suatu usaha diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan usaha pada saat menjalin jaringan kerjasama (networking) dengan pihak lain (Nurmalina et al, 2010). Studi aspek manajemen meliputi penyusunan rencana kerja, siapa saja yeng terlibat, bagaimana mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan usaha, jenis-jenis pekerjaan, struktur organisasi dan pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan (Umar, 2005). Aspek hukum digunakan untuk meneliti kelengkapan, kesempurnaan dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki mulai dari badan usaha, izin-izin sampai dokumen lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2013).

5. Aspek Sosial dan Lingkungan

Dalam aspek sosial, ekonomi dan budaya yang akan dinilai adalah seberapa besar usaha mempunyai dampak sosial, ekonomi dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial yang dipelajari adalah penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran, serta adanya pemerataan kesempatan kerja dan pengaruh usaha terhadap lingkungan sekitar lokasi usaha. Dari aspek ekonomi, suatu usaha dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan dari pajak dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Suatu usaha tidak akan ditolak oleh masyarakat sekitar bila secara sosial budaya diterima dan secara ekonomi memberikan kesejahteraan (Nurmalina et al, 2010).

(29)

sendiri, sebab tidak ada usaha yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan (Hufschmidt, et al, 1987 diacu dalam Nurmalina et al, 2010).

Aspek Finansial

Aspek finansial menghitung berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Dana untuk membangun usaha disebut dana modal tetap, sedangkan dana yang dibutuhkan untuk memutar roda operasi bisnis setelah selesai dibangun disebut dana modal kerja (Nurmalina et al. 2010). Menurut Kasmir dan Jakfar (2013) secara keseluruhan penilaian dalam aspek finansial meliputi hal-hal seperti sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan, biaya investasi, proyeksi neraca dan laporan laba rugi dan kriteria investasi.

1. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu, laporan laba rugi merupakan ringkasan dari empat jenis kegiatan yaitu pendapatan dari penjualan produk barang dan jasa, beban produksi untuk mendapatkan barang atau jasa, beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk serta beban keuangan dalam menjalankan bisnis (Nurmalina et al, 2010).

2. Cash flow

Cash flow disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikkan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan pengunaan-penggunaanya (Nurmalina et al, 2010). Untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu usaha, perlu dihitung benefit dan biaya yang diperlukan sepanjang umur usaha. Suatu usaha dianjurkan untuk dilaksanakan atau tidak, maka perlu diukur dengan menggunakan kriteria investasi sebagai berikut :

2.1. Net Present Value (NPV)

Suatu usaha dapat dinyatakan layak jika jumlah seluruh manfaat yang diterima melebihi biaya yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat dan biaya disebut dengan manfaat bersih atau arus kas bersih. Suatu usaha dinyatakan layak jika NPV lebih besar dari 0 yang artinya usaha menguntungkan atau memberikan manfaat. Dengan demikian jika suatu usaha mempunyai NPV lebih kecil dari 0 maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan.

2.2. Internal Rate of Return (IRR)

Kelayakan usaha juga dinilai dari beberapa pengambilan usaha terhadap investasi yang ditanamkan, salah satunya dapat ditunjukkan dengan mengukur besar Internal Rate Of Return (IRR). IRR adalah tingkat discont rate (DR) yang menghasilkan NPV = 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase. Sebuah usaha dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportinty cost of capital-nya (DR).

2.3. Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C)

(30)

12

menguntungkan usaha yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari usaha tersebut.

2.4. Payback Period (PP)

Metode ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Usaha yang

payback period-nya singkat atau cepat pengembaliannya termasuk kemungkinan besar akan dipilih. Metode payback period merupakan metode pelengkap penilaian investasi.

Analisis Senstitvitas dan Nilai Pengganti (Switching Value)

Suatu investasi memiliki resiko akibat dari ketidakpastian kondisi yang berlangsung. Resiko dan ketidakpastian menjabarkan suatu keadaan yang memungkinkan adanya berbagai macam hasil atau berbagai akibat dari usaha tertentu. Perubahan-perubahan yang terjadi akan mempengaruhi tingkat kelayakan suatu investasi, hal ini untuk melihat pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat adanya perubahan-perubahan tersebut (Nurmalina et al, 2010). Tujuan analisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau usaha apabila terjadi perubahan didalam perhitungan biaya atau manfaat. Analisis ini menilai apakah suatu kegiatan investasi atau usaha yang di analisis peka terhadap perubahan yang terjadi.

Menurut Kadariah (1986) di dalam Nurmalina et al. (2010), analisis senstitvitas perlu dilakukan karena dalam analisis kelayakan suatu usaha ataupun usaha perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. Serta merupakan analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisis usaha jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam perhitungan biaya dan manfaat. Dengan kata lain, analisis sensitivitas merupakan suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Menurut Nurmalina et al. (2010), perubahan-perubahan yang biasa terjadi dalam menjalankan usaha umumnya disebabkan oleh perubahan harga, keterlambatan pelaksanaan, kenaikan biaya (Cost Over Run), dan ketidaktepatan dan perkiraan hasil produksi.

Analisis switching value merupakan perhitungan untuk mengukur

“perubahan maksimum” dari perubahan suatu komponen inflow atau perubahan komponen outflow yang masih dapat ditoleransi agar usaha masih tetap layak. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol (Nurmalina et al, 2010).

Umur Usaha

Menurut Nurmalina et al. (2010) ada beberapa cara dalam menentukan umur usaha, diantaranya :

1. Umur ekonomis suatu usaha ditetapkan berdasarkan jangka waktu (periode) yang kira-kira sama dengan umur ekonomis dari aset terbesar yang ada di usaha. Yaitu jumlah tahun selama pemakaian aset tersebut dapat meminimumkan biaya tahunan (masih menguntungkan jika dipakai)

(31)

lebih panjang dari umur ekonomis, tapi hal ini tidak berlaku apabila adanya keusangan teknologi (absolence) dengan ditemukannya teknologi baru.

3. Untuk usaha yang berumur teknis/ekonomis lebih dari 25 tahun, dapat menggunakan umur usaha yakni 25 tahun, karena nilai-nilai sesudah 25 tahun jika di discount rate dengan tingkat suku bunga lebih besar dari 10% maka

present value-nya akan kecil sekali karena nilai discount factor-nya kecil atau mendekati nol.

Konsep Time Value of Money (Nilai Waktu Uang)

Konsep nilai waktu uang (time value of money) memberikan landasan yang mendasar tentang keuangan yang didasarkan atas perhitungan bahwa nilai uang yang diterima saat ini lebih berharga daripada diterima di masa yang akan datang karena nilai uang yang diterima saat ini memiliki kesempatan lebih besar untuk diinvestasikan. Konsep nilai waktu uang ini berimplikasi terhadap adanya masalah bunga (interst). Sehubungan dengan nilai uang, dikenal dua istilah penting yaitu discounting (diskonto) dan compounding (pemajemukan atau pertumbuhan). Kedua istilah ini memiliki keterkaitan terhadap perhitungan nilai uang, baik yang bersifat present value maupun future value.

Metoda discount faktor digunakan untuk menghitung sejumlah uang disaat sekarang (present value), dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun didiskonto dengan discount factor (DF) yang besarnya mengikuti rumus:

Dengan (i) adalah discount rate (DR) atau tingkat diskonto yang ditentukan dan (t) adalah tahun saat biaya dikeluarkan atau manfaat diterima, sedangkan metoda

compounding digunakan untuk menghitung nilai di waktu yang akan datang (future value) dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun dimajemukan dengan compounding factor (CF) yang besarnya mengikuti rumus :

Adanya pengaruh waktu akan menyebabkan perbedaan nilai uang, karena secara ekonomi dipengaruhi oleh adanya inflasi, kesempatan konsumsi yang berbeda dan produktivitas yang dihasilkan pada waktu yang berbeda (Nurmalina et al, 2010).

Teori Biaya dan Manfaat

Menurut Nurmalina et al. (2010) biaya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi tujuan usaha sedangkan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan. Secara ringkas, dapat disebut sebagai suatu metode yang membandingkan komponen-komponen biaya dan manfaat dari suatu usaha, setiap periode waktu analisis yang direncanakan seringkali ditetapkan dalam satuan waktu yang panjang, sehingga mengakibatkan arus biaya maupun manfaat tidak terjadi secara bersamaan pada waktu yang sama melainkan sepanjang umur usaha.

(32)

14

kelayakan usaha biasanya menggunakan manfaat yang bersifat tangible benefit

(dapat diukur dengan uang) sedangkan manfaat yang bersifat intangible benefit

(tidak dapat diukur dengan uang) hanya digunakan sebagai masukan tambahan pada saat pertimbangan keputusan dilakukan.

Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm. Selama ini Ilyas Afif Farm memiliki pasar yang merespon dengan positif, hal ini diindikasikan oleh hasil output nya selalu terjual tanpa adanya sisa hasil output. Ilyas Afif Farm menjual hasil output biasanya kepada para-para supplier benih ikan patin yang nantinya akan di jual ke daerah-daerah sentra seperti Palembang dan Lampung. Dalam menjalankan usahanya Ilyas Afif Farm sudah mengeluarkan biaya investasi yang cukup besar maka analisis kelayakan usaha perlu dilakukan. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan perusahaan Ilyas Afif Farm baik dari aspek non finansial maupun finansial.

Aspek non finansial yang dianalisis adalah aspek teknis (teknis budidaya), aspek pasar, aspek hukum, aspek manajemen, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Sedangkan aspek finansial dinilai berdasarkan kriteria kelayakan investasi bisnis yang meliputi Net Present Value (NPV), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR) dan payback Period (PP). Informasi tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kelayakan aspek finansial dan aspek non finansial bagi perusahaan Ilyas Afif Farm.

Setelah diketahui kelayakan usaha, kemudian dilakukan analisis nilai pengganti (switching value) yang digunakan untuk mengukur perubahan maksimum dari inflow atau outflow yang masih dapat ditoleransi oleh perusahaan Ilyas Afif Farm. Perubahan komponen inflow yang dianalisis yaitu penurunan produksi sedangkan perubahan pada komponen outflow yang dianalisis adalah peningkatan biaya produksi yaitu peningkatan harga pakan cacing yang masih dapat ditoleransi agar perusahaan Ilyas Afif Farm masih tetap layak untuk dijalankan.

(33)

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional

Ada potensi pasar yang merespon positif produksi pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm

Besarnya investasi yang telah dikeluarkan Ilyas Afif Farm untuk melakukan usaha pembenihan ikan patin

Analisis Kelayakan Usaha

Analisis Non finansial

1. Aspek Pasar 2. Aspek Teknis 3. Aspek

Manajemen 4. Aspek Hukum 5. Aspek Sosial ekonomi, lingkungan

Analisis Finansial 1. NPV

2. Net B/C 3. IRR

4. Payback period

Layak

Lanjutkan

Tidak Layak

Tinjau Ulang dan Diperbaiki Evaluasi Usaha

(34)

16

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada usaha pembenihan ikan patin di Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi penelitian merupakan daerah yang cukup banyak terdapat usaha pembenihan ikan patin. Sedangkan pemilihan responden pada perusahaan Ilyas Afif Farm karena dengan pertimbangan bahwa perusahaan baru saja didirikan, serta perusahaan mudah diakses oleh peneliti sehingga mempermudah pengumpulan data penelitian. Kegiatan pengambilan dan analisis data akan dilakukan pada bulan September 2014 – Januari 2015.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian, dengan mewawancarai langsung pemilik usaha Ilyas Afif Farm dan pihak-pihak lainnya yang terkait. Data primer yang akan diambil diantaranya jumlah penjualan benih ikan patin ukuran ¾ inci, harga jual benih ikan patin ukuran ¾ inci, komponen investasi, umur ekonomis dan biaya investasi (ruang hatchery, akuarium, dan peralatan kegiatan produksi), data input (larva, pakan, obat-obatan ikan patin, dan bahan penunjang kegiatan pembenihan ikan patin), data output (jumlah benih ikan patin yang diproduksi dalam satu siklus). Data sekunder merupakan data yang diolah lebih lanjut atau digunakan untuk penelitian dan diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti Kementrian Kelautan dan Perikanan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, internet, literatur yang relevan seperti jurnal, skripsi, buku teks, dan hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan bahan rujukan yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun rincian data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jenis dan sumber data Data – Data yang

dibutuhkan

Jenis Data Sumber Data

Jumlah dan harga input yang digunakan

Data Primer Pihak Ilyas Afif Farm

Peralatan Produksi kegiatan pembenihan ikan patin

Data Primer Pihak Ilyas Afif Farm

Proses Produksi pembenihan ikan patin ¾ inci

Data Primer Pihak Ilyas Afif Farm

Jumlah produksi benih ikan patin

Data Primer Pihak Ilyas Afif Farm

Harga jual benih patin ukuran ¾ inci

(35)

Data – Data yang dibutuhkan

Jenis Data Sumber Data

Luas areal produksi dan jumlah akuarium

Data Primer Pihak Ilyas Afif Farm

Investasi usaha Data Primer Pihak Ilyas Afif Farm Produksi pembesaran pembenihan ikan patin dan Studi Kelayakan Bisnis

Data Sekunder Badan Standarisasi Nasional dan teks book, dan literatur (jurnal, skripsi)

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara langsung dan observasi. Teknik wawancara dilakukan dengan mengajukan kuisioner dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan langsung dengan pihak Ilyas Afif Farm. Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lokasi budidaya untuk memperoleh informasi dan data sebagai pelengkap dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur dan browsing

internet.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang sudah diperoleh akan diolah dengan bantuan komputer melalui program Excel Windows dan kalkulator. Setelah itu dikelompokan dan disajikan dalam bentuk tabel (tabulasi) kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mempermudah proses analisis data. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm secara deskriptif atau dengan cara diinterpretasikan dari tiap-tiap aspek dalam studi kelayakan usaha ini yang tergabung dalam aspek non finansial. Aspek non finansial tersebut antara lain aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan aspek hukum. Analisis secara kuantitatif dilakukan terhadap aspek finansial dengan menggunakan dasar perhitungan kelayakan dari periode September 2013 hingga Desember 2014. Aspek finansial yang dianalisis adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C) dan Payback Period serta analisis switching value.

Analisis Aspek Pasar

(36)

18

aspek pasar dapat dilihat dari ada atau tidaknya permintaan benih ikan patin pada Ilyas Afif Farm ini, sehingga output yang dihasilkan yaitu benih ikan patin dapat terserap oleh pasar dengan baik.

Analisis Aspek Teknis

Aspek teknis dilakukan dengan menganalisis lokasi usaha pembenihan ikan patin, layout perusahaan, sumber air, fasilitas produksi, peralatan yang digunakan, ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, teknologi yang digunakan, serta proses produksi yang dilakukan. Apabila Ilyas Afif Farm melakukan kegiatan produksi sesuai kriteria budidaya pembenihan ikan patin yang baik seperti jarak antara lokasi usaha dengan lokasi pakan dan pasar relatif terjangkau, lokasi usaha mudah di akses, tata letak layout usaha sudah efektif, serta proses kegiatan budidaya yang baik, maka usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm aspek teknis layak untuk dijalankan.

Analisis Aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan yang tidak perlu, koordinasi diantara aktivitas yang ada, efisiensi manajemen dan operasi, kesesuaian struktur organisasi dengan wewenang dan tanggung jawab. Apabila Ilyas Afif Farm dapat melakukan pengelolaan dan pembagian kerja pada kegiatan usahanya maka usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm pada aspek organisasi dan manajemen layak untuk dijalankan dilihat dari aspek manajemen.

Analisis Aspek Hukum

Aspek hukum berkaitan dengan prosedur yang berkaitan dengan keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian yang meliputi badan hukum, izin-izin usaha atau berbagai persyaratan yang harus terlebih dahulu terpenuhi yang mendukung kegiatan usaha tersebut. Aspek hukum ini meliputi badan hukum, izin-izin yang dimiliki (Izin Lokasi, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), izin gangguan, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm. Jika persyaratan hukum seperti izin usaha dan kepemilikan dokumen-dokumen yang menunjang kelangsungan hidup perusahaan sudah dipenuhi, maka usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm layak untuk dijalankan dilihat dari aspek hukum.

Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan

(37)

Analisis Aspek Finansial

Aspek finansial memegang peranan penting dalam evaluasi kelayakan usaha Ilyas Afif Farm. Hal ini dilakukan sebagai bahan kajian pertimbangan bagi pemilik Ilyas Afif Farm dalam mengambil langkah strategi terhadap usaha yang sedang berlangsung. Terdapat beberapa metode digunakan dalam menilai kelayakan usaha, yaitu :

1. Laporan Laba Rugi

Menurut Nurmalina et al (2010) laporan laba rugi merupakan komponen yang sangat penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung dalam usaha. Pada prinsipnya, perhitungan laba rugi memperlihatkan aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow). Adapun komponen perhitungan rugi laba meliputi :

1.1. Total Penerimaan (Total Revenue)

Bila perusahaan menjual seluruh komoditas yang dihasilkannya, seluruh pendapatan yang diterima perusahaan dinamakan hasil penjualan total penjualan (Total Revenue). Komponen penerimaan tersebut dihitung berdasarkan rumus berikut :

TR = Py . y Keterangan :

TR :Penerimaan total pembenihan patin Y :Jumlah benih patin yang diproduksi Py :Harga benih patin

1.2. Total Biaya (Total Cost)

Biaya merupakan sejumlah nilai atau pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan usaha. Secara umum, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan suatu usaha terdiri dari biaya biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak berubah dan tidak terpengaruhi oleh jumlah produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang muncul sebagai akibat dari penggunaan input variabel. Total Biaya Variabel akan bervariasi sesuai dengan perubahan output yang dihasilkan. Komponen biaya dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

TC = Px . x Keterangan :

TC : Total Biaya pembenihan patin x : Input pembenihan patin Px : Harga Input pembenihan patin 1.3. Laba/Rugi Bersih

(38)

20

2. Analisis Kelayakan Usaha

Analisis Kelayakan Usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan pada usaha Ilyas Afif Farm. Pada umumnya ada empat metode yang bisa dipakai untuk penilaian kas dari suatu investasi yaitu metode Net Present Value (NPV),

Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan

Payback Periode (PP).

2.1. Analisis Net Present Value (NPV)

Net Present Value atau nilai bersih merupakan selisih antara Present Value

(PV) manfaat dengan Present Value (PV) biaya. NPV. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung Nilai NPV adalah :

Keterangan:

Bt : Manfaat pada tahun t Ct : Biaya pada tahun t t : tahun kegiatan bisnis i : tingkat DR (%)

Dalam metode Net PresentValue terdapat tiga kriteria kelayakan investasi yang dapat digunakan, yaitu NPV > 0 Usaha layak untuk dilaksanakan, NPV < 0 Usaha tidak layak untuk dilaksanakan, NPV=0 Usaha tidak menguntungkan dan tidak merugikan.

2.2. Analisis Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai kas bersih dimasa depan dari proyek investasi dengan arus keluar kas awal IRR adalah tingkat discount rate yang membuat net present value sama dengan nol. IRR dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

NPV1 = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif

NPV2 = Nilai bersih sekarang yang bernilai negative

I1 = Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai positif

I2 = Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai negatif

Kriteria kelayakan, IRR > Bunga diskonto investasi menguntungkan dan layak untuk dijalankan, IRR < Bunga diskonto, investasi tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dijalankan.

2.3. Analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio)

Analisis Benefit Cost (BC) ratio merupakan perbandingan antara manfaat (benefit) dan biaya (cost). Analisis ini hampir sama dengan analisis RC ratio, hanya saja pada analisis BC ratio lebih menekankan adanya manfaat.

(39)

Keterangan :

Bt : Manfaat (benefit) pada tahun ke-t Ct : Biaya (cost) pada tahun ke-t i : Discount rate (persen) t : Tahun

Kriteria Kelayakan Net B/C > 1 Usaha yang dilakukan layak dilaksanakan, Net B/C = 1 Usaha tidak menguntungkan dan tidak juga merugikan, Net B/C < 1 Usaha yang dilakukan tidak layak dilaksanakan.

2.4. Analisis Payback Period (PP)

Payback period adalah waktu minimum untuk mengembalikan investasi awal dalam bentuk aliran kas yang didasarkan atas total penerimaan dikurangi semua biaya. Semakin pendek payback period, menunjukkan bahwa investasi yang dikeluarkan dalam usaha tersebut semakin cepat kembali. Untuk menghitung payback period mula-mula dihitung arus penerimaan kas, kemudian manfaat bersih dikumulatifkan dari tahun ke tahun dan dihitung rata - ratanya. Nilai Payback period dapat dihitung dari pembagian investasi dengan net benefit rata-rata. Periode pengembalian dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan

Ab = Manfaat bersih yang diperoleh setiap tahunnya

Payback period tidak dipakai untuk menilai layak tidaknya suatu proyek tetapi melihat berapa lama proyek dapat mengembalikan biaya investasinya. Perhitungan payback period belum memperhitungkan nilai waktu akan uang.

Analisis Switching Value

Analisis switching value digunakan untuk mengetahui perubahan variabel-variabel ketidakpastian yang masih dapat ditoleransi agar perusahaan Ilyas Afif Farm tetap layak untuk dijalankan. Variabel-variabel yang digunakan dalam

switching value adalah komponen inflow yaitu penurunan produksi serta komponen outflow yaitu peningkatan harga pakan cacing sutera. hasil yang diperoleh dari analisis switching value yaitu jumlah NPV = 0, Net B/C = 1, dan IRR sama dengan tingkat suku bunga.

Asumsi Dasar Penelitian

1. Dasar perhitungan kelayakan usaha berdasarkan data empirik pada perusahaan Ilyas Afif Farm periode September 2013 hingga Desember 2014. .

2. Sumber modal yang digunakan Ilyas Afif Farm dari modal sendiri

(40)

22

4. Harga input maupun output yang digunakan adalah harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan dan diasumsikan konstan.

5. Lama proses produksi satu periode adalah satu bulan.

6. Tahun pertama hanya dilakukan empat periode, sedangkan tahun kedua hingga kesepuluh 10 periode.

7. Panen rata-rata per periode sebesar 528 618 ekor dengan ukuran ¾ inci, hasil tersebut dihasilkan dari penerimaan Ilyas Afif Farm September 2013 hingga Desember 2014 kemudian dirata-ratakan.

8. Upah tenaga kerja sebesar Rp 15.00 per ekor.

9. Tingkat Diskonto (DR) yang digunakan yaitu sebesar 6 %, berdasarkan tingkat suku bunga deposito Bank BRI tempat bapak Ilyas atau pemilik usaha menabung.

10.Biaya variabel dan Biaya Tetap per siklusnya yang digunakan dalam perhitungan merupakan biaya rata-rata dari bulan September 2013 hingga Desember 2014.

11.Semua aktiva tetap berwujud akan disusutkan kecuali tanah.

12.Tidak ada nilai sisa atau sama dengan nol dari setiap komponen investasi kecuali tanah, karena tanah memiliki umur ekonomis tidak terbatas.

13.Perhitungan penyusutan komponen investasi berdasarkan metode garis lurus, dimana nilai investasi dibagi umur ekonomis.

14.Perhitungan pajak dalam analisis laba rugi sebesar 5% untuk penghasilan sampai dengan Rp 50 000 000 per tahun, 15% untuk penghasilan diatas Rp 50 000 000 sampai dengan Rp 250 000 000 per tahun, hal tersebut berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008 pasal 17 ayat 1a.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lokasi Tempat Usaha

Ilyas Afif Farm memiliki lokasi unit usaha di Desa Ciherang Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi usaha memiliki beberapa keunggulan seperti sumber daya air yang selalu tersedia dengan kualitas air yang diinginkan sesuai kondisi jenis ikan yang dibudidayakan serta lokasi perusahaan berada tepat di pinggir jalan raya sehingga mudah untuk diakses dengan berbagai macam kendaraan.

Sejarah Ilyas Afif Farm

(41)

daerah Sumatera dan Kalimantan, namun untuk benih ikan sebagai input utama di daerah tersebut masih banyak di pasok dari daerah Jawa Barat khususnya Kabupaten Bogor. Serta di dalam proses produksi pembenihan ikan patin harus memiliki keahlian khusus karena ikan patin salah satu termasuk ikan yang sulit dipijahkan dibandingkan ikan air tawar lainnya. Investasi awal usaha berasal dari modal sendiri pemilik. Tenaga kerja usaha berjumlah dua orang dengan riwayat pendidikan lulusan SMU, dimana tenaga kerja tersebut sudah memiliki pengalaman yang banyak di usaha pembenihan ikan patin.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Aspek Non finansial

Analisis dari aspek non finansial dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan Ilyas Afif Farm yang terletak di Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor layak untuk dilaksanakan. Aspek non finansial yang dikaji terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial, ekonomi, budaya dan aspek lingkungan.

Aspek Pasar

Pasar merupakan aspek yang penting dalam kajian suatu kelayakan bisnis karena aspek ini sangat menentukan keberlangsungan kegiatan bisnis dimasa yang akan datang. Selain itu aspek ini penting karena merupakan sumber pendapatan utama usaha yang berasal dari penjualan output yang dihasilkan yaitu benih ukuran ¾ inci. Analisis aspek pasar meliputi permintaan, penawaran, dan pemasaran output.

1. Permintaan dan Penawaran

(42)

24

2. Pemasaran

Ilyas Afif Farm tidak melakukan strategi pemasaran khusus, namun Ilyas Afif Farm cukup menjaga tingkat loyalitas supplier benih yang sudah ada. Untuk menjaga tingkat loyalitas pelanggan nya diberi pelayanan dalam bentuk konsultasi pemeliharaan awal, disamping itu Ilyas Afif Farm juga memberikan jaminan pengganti benih yang mati selama masa pengangkutan dengan penambahan 5% dari jumlah yang dibeli.

Benih ikan patin yang diproduksi oleh Ilyas Afif Farm dijual kepada

supplier benih ikan dari Palembang dan Lampung. Pembeli terlebih dahulu menelepon pemilik perusahaan untuk menanyakan ketersediaan benih ikan patin ukuran ¾ inci. Setelah terjadi kesepakatan maka akan dilakukan pemanenan. Pembeli langsung datang ke perusahaan sehingga Ilyas Afif Farm tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk mengantarkan benih ikan ke pasar tujuan.

Aspek Teknis

1. Lokasi Usaha dan Layout

Lokasi Ilyas Afif Farm berada di atas lahan stabil, dekat dengan sumber air, bebas dari daerah banjir, bebas dari gangguan pencemaran, bebas dari gangguan keamaanan, serta mempunyai aksessbilitas transportasi yang baik dengan kendaraan beroda dua maupun empat. Perusahaan Ilyas Afif Farm juga memiliki posisi penempatan fasilitas produksi yang baik, dimana semua kegiatan produksi dapat dilakukan dengan mudah. Berikut adalah gambar layout Ilyas Afif Farm dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 3 Layout perusahaan Ilyas Afif Farm

2. Sumber air

Air merupakan salah satu komponen penting dari kegiatan produksi benih ikan patin. Air yang digunakan kegiatan produksi Ilyas Afif Farm berasal dari air tanah dengan kualitas dan kuantitas yang cukup. Namun Ilyas menggunakan air PAM karena air sumur sering mengalami penurunan kualitasnya. Air dialirkan dengan menggunakan bantuan pompa lalu ditampung terlebih dahulu di tempat penyimpanan air (bak tandon) yang sudah diberi aerasi dengan tujuan untuk mengendapkan kotoran dan menambah kandungan oksigen yang larut dalam air. 3. Fasilitas Produksi dan Peralatan

(43)

3.1. Induk Ikan Patin

Induk ikan patin yang dimiliki oleh Ilyas Afif Farm sebanyak 30 ekor induk jantan dan 60 ekor induk betina, induk ikan patin memiliki umur ekonomis 5 tahun. Induk ikan patin dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Induk ikan patin

3.2. Kolam Indukan

Kolam indukan digunakan dalam kegiatan pemeliharaan induk, dalam kolam ini induk ikan patin dipelihara secara massal. Kolam ini terbuat dari semen beton sehingga umur ekonomis kolam ini bisa mencapai 10 tahun. Kolam indukan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Kolam indukan

3.3. Ruang Hatchery

Ruang Ruang hatchery yang dimiliki berjumlah dua unit, ruang tersebut digunakan sebagai ruang tempat penyimpanan akuarium yang tertutup rapat dengan tujuan untuk memudahkan pengendalian suhu. Ruang hatchery terrdiri dari atap asbes, dinding grc, dasar batako sehingga umur ekonomis bisa mencapai 10 tahun. Ruang

hatchery dapat dilihat pada Gambar 6.

(44)

26

3.4. Akuarium

Akuarium yang digunakan Ilyas Afif Farm sebanyak 72 unit. Akuarium ini digunakan untuk penetesan telur dan pemeliharan larva sampai ukuran siap jual. Umur ekonomis akuarium bisa mencapai 5 tahun.

3.5. Blower

Blower yang digunakan Ilyas Afif Farm berjumlah dua unit. Blower

ini memiliki umur ekonomis 5 tahun. Blower dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Blower

3.6. Tabung oksigen

Tabung oksigen digunakan untuk menyimpan oksigen yang akan digunakan dalam proses pengepakan tertutup dengan. Tabung Oksigen yang dimiliki Ilyas Afif Farm sebanyak satu unit dengan umur ekonomis 10 tahun. Tabung Oksigen dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Tabung oksigen

3.7. Pompa Air

Pompa air yang digunakan yaitu pompa air sumur dan pompa sirkulasi. Pompa air sumur digunakan untuk mengalirkan air dari dalam sumur ke bak penampungan air (bak tandon). Sementara pompa air sirkulasi berfungsi untuk mengalirkan air dari bak penampungan air ke akuarium. Pompa air sirkulasi yang digunakan di Ilyas Afif Farm berjumlah dua unit dan kedua pompa air tersebut memiliki umur ekonomis selama 5 tahun.

3.8. Sumur

(45)

3.9. Genset

Genset berfungsi sebagai sumber energi listrik cadangan apabila terjadi pemadaman listrik. Sumber energi utama yang digunakan untuk aktivitas produksi adalah energi listrik dari PLN. Genset yang digunakan memiliki umur ekonomis 10 tahun. Genset dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Genset

3.9. Wadah Pemberokan

Wadah pemberokan ini berfungsi untuk pemberokan induk yang telah diseleksi serta pemeliharan induk yang sudah dilakukan penyuntikan. Wadah pemberokan ini terbuat dari beton yang dilapisis terpal dan memiliki umur ekonomis 10 tahun. Wadah pemberokan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Wadah pemberokan

3.10. Bak Tandon

Bak Tandon berfungsi sebagai tempat penyimpanan air yang berasal dari sumur. Bak tandon diberikan aerasi agar menambah kandugan oksigen didalam air. Bak tandon dapat dilihat pada Gambar 11.

(46)

28

4. Bahan Baku

Bahan yang digunakan Ilyas Afif Farm untuk kapasitas produksi rata-rata 528 618 ekor benih patin dengan ukuran ¾ inci, dibutuhkan bahan berupa induk jantan berjumlah 2-4 ekor yang berukuran >2 kg per ekor dan induk betina berjumlah 5-10 ekor yang berukuran >3 kg per ekor. Selanjutnya dibutuhkan hormon buatan yaitu ovaprim 2 ampul, chorulon 2 ampul, larutan fisiologis (NaCl 0,9%) 5 botol, untuk pakan benih yang digunakan yaitu artemia 5 kaleng, cacing sutera 450 takar (per takar sama dengan per kaleng artemia), pelet induk 50 kg, pelet bintang 6 kg. Untuk obat-obatan Ilyas Afif Farm menggunakan tetra dan

elbaju sebanyak masing-masing 100 gram. 5. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang digunakan Ilyas Afif Farm berasal dari penduduk sekitar yang berjumlah 2 orang dengan latar belakang terakhir pendidikan SMA, walaupun demikian tenaga kerja tersebut sudah memiliki banyak pengalaman di dunia pembenihan ikan khususnya ikan patin.

6. Teknologi

Teknologi yang digunakan Ilyas Afif Farm dalam proses produksi yaitu pemijahan buatan. Cara pemijahan buatan yang dilakukan yaitu setelah sel telur dikeluarkan dari induk betina dan ditampung dalam wadah kemudian dicampur dengan sel sperma induk jantan selanjutnya diberikan larutan NaCl sebagai pengencer.

7. Proses Produksi

7.1. Pengelolaan induk

Kriteria induk yang akan digunakan, antara lain berdasarkan bentuk fisik, ukuran berat, umur, dan kesehatan. Induk betina yang layak dipijahkan beratnya telah mencapai >3 kg/ekor. Sedangkan induk jantan yang siap dipijahkan beratnya mencapai >2 kg/ekor. Induk yang akan dipijahkan harus sehat secara fisik, yaitu tidak terinfeksi oleh penyakit, parasit, Pakan yang diberikan berupa pakan berupa pelet dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang mencukupi,

frekuensi pemberian pakan 2-3 kali per hari. 7.2. Seleksi Induk

Pada umumnya, ciri induk jantan yang matang gonad adalah alat reproduksinya membengkak dan berwarna merah tua, apabila bagian perut dekat lubang kelamin diurut akan mengeluarkan cairan putih kental (cairan sperma). Sedangkan induk ikan betina yang telah matang gonad, memiliki ciri-ciri yang ditunjukkan dengan alat reproduksinya membengkak dan berwarna merah tua, selain itu perut membengkak ke arah belakang.

7.3. Pemijahan

(47)

jantan adalah 0,2 mL/kg (bila diperlukan). Penyuntikan dilakukan sebanyak dua kali pada bagian atas induk ikan dengan interval waktu penyuntikan pertama dan kedua sekitar 6-12 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 60% bagian dari dosis total dan sisanya 40% bagian lagi diberikan pada penyuntikan kedua. Setelah penyuntikan kedua, 6-8 jam kemudian dilakukan pengecekan ovulasi induk. Pengecekan ovulasi dilakukan dengan cara melakukan pengurutan pada bagian dekat alat reproduksi secara pelan dan hati-hati. Proses pembuahan didahului dengan penyiapan sperma yang dikeluarkan dari induk jantan. Sperma ditampung dalam wadah dan diencerkan dengan larutan NaCl 0,9% secukupnya. Selanjutnya telur dikeluarkan dengan melakukan pengurutan induk betina secara hati-hati dan ditampung dalam wadah. Telur yang sudah ditampung ditambahkan dengan sperma dan diaduk secara merata. Untuk memudahkan pencampuran telur dan sperma dapat diberi tambahan larutan fisiologis secukupnya.

7.4. Penetasan telur

Telur yang sudah dibuahi dimasukkan ke dalam akuarium yang memiliki suhu air 29°C –30°C (Gambar 12) telur mulai menetas setelah inkubasi 18-24 jam. Setelah proses penetasan selesai, dilakukan penyiponan (pembersihan) sisa cangkang telur.

Gambar 12 Suhu air 29-30 °C

7.5. Pemeliharaan Benih

Pakan pertama dapat diberikan sekitar 24 jam setelah menetas pada kisaran suhu pemeliharaan 29°C -30 °C. Pakan yang diberikan berupa

artemia. Pemberian pakan artemia selanjutnya dapat dilakukan pada kisaran 4–5 jam sekali. Pakan diberikan secara secukupnya dengan memperhatikan nafsu makan ikan. Penggantian pakan dari artemia ke cacing rambut dapat dilakukan mulai hari keempat dengan memperhatikan bukaan mulut larva. Frekuensi pemberian cacing sutera 3 kali sehari. Untuk menjaga kondisi kualitas air tetap baik dilakukan penyiponan (pembersihan) setiap hari terhadap kotoran atau sisa pakan yang mengendap di dasar akuariuam. Disamping itu dilakukan pergantian air media pada tiap harinya.

7.6. Pemanenan

Gambar

Tabel 1 Data produksi dan kebutuhan benih di beberapa daerah sentra tahun 2014
Tabel 3 Jumlah perkiraan panen Ilyas Afif Farm bulan September 2013-Desember
Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional
Tabel 5 Jenis dan sumber data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi yang dilakukan dalam penambahan jumlah

Daftar Komponen Investasi, Nilai Investasi, Umur Teknis, Nilai Sisa, dan Penyuustan Pada Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar Budi Fish Farm, Tahun 2008 (Dengan

Sistem resirkulasi tertutup tersebut telah diterapkan dalam skala produksi pada kegiatan RUK tahun kedua, dengan uji coba awal pembenihan ikan patin berukuran ¼

Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan adalah : Sumber daya alam yang mendukung pembenihan ikan patin, kondisi sumber daya alam di Kecamatan Ciampea terdiri

KEDUA : Petunjuk Teknis Penilaian Kelayakan Unit Usaha Pembenihan Ikan dalam Rangka Cara Karantina Ikan yang Baik ini wajib digunakan sebagai dasar bagi pejabat

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas, diperoleh bahwa usaha pembenihan ikan kerapu macan paling sensitif dan tidak layak dijalankan jika terjadi penurunan

USAHA PEMBENIHAN IKAN LELE SANGKURIANG Clarias Gariepenus DI ANDI PEMBIBITAN LELE DAN PATIN DESA INDRASARI KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR Muhamad Wahyudin1, Ari Jumadi

Anugrah farm khususnya dalam bidang penggemukan sapi dapat dikatakan layak karenaberdasarkan dari hasil analisis kelayakan investasi menunjukkan bahwa NPV mencapai