• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODIFIKASI SENYAWA SALISILAMIDA DENGAN 2,4-DIKLOROBENZOIL KLORIDA DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIKNYA PADA MENCIT (Mus musculus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODIFIKASI SENYAWA SALISILAMIDA DENGAN 2,4-DIKLOROBENZOIL KLORIDA DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIKNYA PADA MENCIT (Mus musculus)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

DESI EKARMILA S.R

MODIFIKASI SENYAWA SALISILAMIDA

DENGAN 2,4-DIKLOROBENZOIL KLORIDA

DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIKNYA PADA

MENCIT

(

Mus musculus

)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii

Lembar Pengesahan

MODIFIKASI SENYAWA SALISILAMIDA

DENGAN 2,4-DIKLOROBENZOIL KLORIDA DAN

UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (

Mus

musculus

)

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2013

Oleh:

DESI EKARMILA S.R 09040024

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

iii

Lembar Pengujian

MODIFIKASI SENYAWA SALISILAMIDA

DENGAN 2,4-DIKLOROBENZOIL KLORIDA DAN

UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (

Mus

musculus

)

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji pada Tanggal 5 Juli 2013

Oleh :

DESI EKARMILA S.R NIM: 09040024

Disetujui Oleh:

Dra. Uswatun Chasanah M.Kes., Apt Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt

Penguji I

Dr. Bambang Tri Purwanto, Apt, MS. NIP. 19571006 198503 1 003

Penguji II

Drs. H. Achmad Inoni, Apt NIP. 0020124205

Penguji III

Dra. Uswatun Chasanah M.Kes., Apt

Penguji IV

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur tercurahkan kepada ALLAh SWT, tuhan semesta alam karena berkat rahmad dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

MODIFIKASI SENYAWA SALISILAMIDA DENGAN

2,4-DIKLOROBENZOIL KLORIDA DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIKNYA PADA MENCIT (Mus musculus).

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. ALLAH SWT, tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat dan hidayahnya kepada umatnya, Rosulullah SAW, yang sudah menuntun kita menuju jalan yang lurus.

2. Terima kasih kepada Universitas Muhammadiyah Malang dan Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai hingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini.

3. Ibu Tri Lestari H.M.Kep.Sp.Mat., selaku Dekan Fakultas ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

(5)

v

membimbing dan memberi pengarahan dan dorongan moril sampai terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak Drs. H. Achmad, Apt., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan tulus dan ikhlas penuh kesabaran, membimbing, mengarahkan dan memberikan kemudahan sarana dan prasarana sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Ibu Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt., selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Ibu Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt., selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran dan motivasi demi kesempurnaan skripsi ini dan selaku Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah susah payah membantu jalanya ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian skripsi dengan baik.

9. Ibu Ika Ratna Hidayati, S.Farm., Apt., selaku Dosen wali. Terima kasih banyak atas arahan ibu selama ini.

10. Ibu Sovia Aprina Basuki, S. Farm, M.Si, Apt. Selaku kepala laboratorium kimia terpadu II dan sintetis, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium dalam menyelesaikan skripsi serta memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhamadiyah Malang yang

sudah memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat berguna.

12. Laboran Mbk Susi, mbk Nila, Mas Ferdy, Mas Bowo yang sudah mau membantu dalam proses praktikum di Laboratorium.

13. Mbak Yuli, Pak Agus, selaku tata usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

(6)

vi

15. Adek-adekku Dori Kurniawan dan Doni Jundriawan terima kasih buat motivasi dan do’anya. Sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.

16. Sahabat seperjuanganku Gaya Try, Swari Parantika, Retno Ekwin, Rizal F, Nurjianti I, Eka Putri, Firdha Anita, Nur Rachmawati L, M. Mirza, Resky, Artaba M, M. Khaerani atas kebersamaan, bantuan, motivasi, semangat serta kerja samanya sehingga sekripsi ini dapat terwujud.

17. Sahabat-sahabatku Uyan Wuryani, Ogik Winarti, Nur Radiah, Nurvita Sari M, Nuraini Ramli Adzam, Nurwahdaniati, Yolanda Ervita, dan Aidha Yun S dengan keceriaan dan semangat kalian selama ini sebagai sahabat yang membantu dan mendukung saat susah maupun senang.

18. Teman serumahku Neneng Fitriani, Sarfiani (Mega), Evi afrita, dan Erry Anak Awang terimakasi atas keceriaan dan semangat kalian selama ini sebagai sebagai sahabat sekaligus saudara yang membantu dan mendukung disaat susah maupun senang.

19. Teman-teman angkatan 2009 terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya selama ini.

20. Saudaraku KKN 75 tahun 2012 terima kasih atas pengalaman, keceriaan dan semangat kalian sebagai saudara baruku.

21. Sahabat terdekatku Hermawan Susanto terima kasih atas semangat, do’a dan kebersamaannya disaat susah maupun senang.

22. Terima kasih buat si trouble maker Hendra Satria Pramdana yang selalu mendukung dengan caranya yang berbeda.

(7)

vii

Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya, amiin.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Malang, 5 Juli 2013 Penyusun

(8)

viii

RINGKASAN

MODIFIKASI SENYAWA SALISILAMIDA

DENGAN 2,4-DIKLOROBENZOIL KLORIDA DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIKNYA PADA MENCIT (Mus musculus)

Dalam usaha meningkatkan aktivitas analgesik senyawa salisilamida telah dilakukan modifikasi struktur salisilamida dengan 2,4-diklorobenzoil klorida yang menghasilkan senyaw baru yaitu N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida. Senyawa tersebut diharapkan memiliki aktivitas analgesik yang lebih tinggi dibandingkan dengan salisilamida karena senyawa tersebut memiliki sifat lipofilik yang lebih besar dibandingkan salisilamida. Untuk mengetahui apakah senyawa N -(2,4-diklorobenzoil)salisilamida memiliki aktivitas analgesik maka perlu dilakukan uji aktivitas dengan menggunakan Writhing test. Sebagai penginduksi nyeri digunakan asam asetat glasial dan sebagai pembanding digunakan salisilamida.

Modifikasi struktur antara salisilamida dengan 2,4-diklorobenzoil klorida dilakukan dengan reaksi asilasi menggunakan metode Schotten-Baumann yang dimodifikasi pelarutnya. Senyawa hasil modifikasi kemudian diuji secara kualitatif dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan penentuan titik lebur. Untuk identifikasi struktur dilakukan dengan spektrofotometer UV, IR dan spektrometer 1H-NMR.

Senyawa hasil modifikasi berupa serbuk padat berwarna putih kekuningan dan tidak berbau. Dari data Kromatografi Lapis Tipis dan penentuan titik lebur menunjukkan bahwa senyawa hasil cukup murni. Berdasarkan UV, IR dan 1 H-NMR dapat diketahui bahwa senyawa tersebut adalah N -(2,4-diklorobenzoil)salisilamida.

Untuk mengetahui aktivitas analgesik dilakukan dengan menggunakan metode Writhing test pada mencit. Senyawa uji dan senyawa pembanding dengan dosis 25, 50 dan 100 mg/Kg BB diberikan secara intraperitonael 20 menit sebelum induksi asam asetat 0,6%. Frekuensi geliat mencit sebagai respon nyeri diamati selama 30 menit setelah 5 menit pemberian asam asetat 0,6%. Aktifitas analgesik dihitung dari presentase hambatan nyeri berdasarkan frekuensi geliat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa N -(2,4-diklorobenzoil)salisilamida pada dosis 25 mg/Kg BB memiliki presentase hambatan nyeri 31,61%, dosis 50 mg/Kg BB memiliki presentese hambatan nyeri 49.19%, dan dosis 100 mg/Kg BB memiliki hambatan nyeri 71,95% dengan ED50

19,27 mg/Kg BB. Sedangkan salisilamida sebagai senyawa pembanding pada dosis 25 mg/Kg BB memiliki presentase hambatan nyeri 13,86%, dosis 50 mg/Kg BB memiliki presentese hambatan nyeri 32,26%, dan dosis 100 mg/Kg BB memiliki hambatan nyeri 50,76% dengan ED50 97,23 mg/Kg BB. Hal ini

(9)

ix

ABSTRAK

MODIFIKASI SENYAWA SALISILAMIDA

DENGAN 2,4-DIKLOROBENZOIL KLORIDA DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIKNYA PADA MENCIT (Mus musculus)

Dalam rangka pengembangan obat analgesik, telah dilakukan usaha meningkatkan aktivitas analgesik salisilamida telah dilakukan modifikasi struktur salisilamida dengan 2,4-diklorobenzoil klorida yang menghasilkan senyawa baru yaitu N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida. Modifikasi struktur dilakukan dengan menggunakan metode Shotten-Baumann Uji aktivitas analgesik senyawa dilakukan dengan menggunakan metode Writhing test pada mencit dan dinyatakan dengan ED50. Senyawa hasil modifikasi kemudian diuji secara kualitatif dengan

menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan penentuan titik lebur. Untuk identifikasi struktur dilakukan dengan spektrofotometer UV, IR dan spektrometer

1

H-NMR. Untuk mengetahui aktivitas analgesik senyawa diberikan secara intraperitonael dengan dosis 25, 50 dan 100 mg/Kg BB dan sebagai control diberikan larutan CMC-Na 0,5%.

Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida memiliki ED50 sebesar 19,27 mg/Kg BB sedangkan senyawa salisilamida memiliki ED50 sebesar 97,23 mg/Kg BB. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida memiliki aktivitas analgesic yang lebih besar dibandingkan dengan salisilamida.

Keyword : N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida, modifikasi struktur, Writhing test,

(10)

x

ABSTRACT

Modification of Salicylamide with 2,4-diklorobenzoyl chloride and it’s Analgesic Activity test in Mice (Mus musculus)

To develop the new drug of NSAID group, an effort to increase analgesic activity of salicylamide had been by structure modification of of salicylamide with 2,4-diklorobenzoyl chloride to produce a new compound N-(2,4-diklorobenzoyl)salicylamide. The structure modification applied in this research was modified Shotten-Baumann’s menthod. The analgesic activity of the compound were tested on mice using Writhing test and were represented as ED50.

The purity was analyzed by Thin Layer Chromatography and dy melting point test. The structure of the new coumpound was identified by UV Spectrophoyometry, infrared Spectrophoyometry and 1H-NMR spectrometry. The analgesic activity test of the compound was administred intraperiyoneal with dose 25, 50 and 100 mg per body weight and CMC-Na 0,5% gived as a control.

The N-(2,4-dichlorobenzoyl)salisilamide showed ED50 about 19,27 mg per

body weight where as salisilamide showed ED50 about 97,23 mg per body

weight. The result that N-(2,4-dichlorobenzoyl)salisilamide had higher analgesic activity than salicylamide.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Hipotesis ... 6

1.5. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2. 1. Tinjauan Tentang Nyeri ... 7

2.1.1.Klasifikasi Nyeri ... 8

2.1.2.Reseptor dan Jenis Rangsang Nyeri ... 8

2.1.3.Mediator Nyeri ... 9

2.1.4.Mekanisme Nyeri ... 10

2.1.5.Pengobatan Nyeri ... 12

2.2. Tinjauan Tentang Analgesik ... 13

2.2.1Analgesik Narkotik ... 13

2.2.2.Analgesik Non Narkotik ... 14

2.3. Tinjauan Tentang Mekanisme Kerja Obat NSAID ... 16

2.4. Tinjauan Tentang Senyawa Turunan Asam Salisilat ... 18

2.5. Tinjauan Tentang Salisilamida ... 18

(12)

xii

2.7. Tinjauan Tentang Reaksi Asilasi... 20

2.8. Tinjauan Tentang Preparasi Senyawa Turunan Salisilamida ... 21

2.9. Tinjauan Tentang Kemurnian dan Identifikasi Senyawa ... 23

2.9.1.Titik Lebur ... 23

2.9.2.Kromatografi Lapis Tipis ... 23

2.9.3.Identifikasi Senyawa dengan Spektrofotometer UV-Vis .... 24

2.9.4.Identifikasi Senyawa dengan Spektrofotometer IR ... 24

2.9.5.Identifikasi Senyawa dengan Spektrometer 1H-NMR ... 25

2.10 Tinjauan Tentang Metode Pengujian Aktivitas Analgesik ... 25

2.10.1.Stimulasi Panas ... 26

2.10.2.Stimulasi Listrik ... 26

2.10.3.Stimilasi Tekanan ... 26

2.10.4.Stimulasi Kimiawi ... 27

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 28

3. 1. KerangkaKonseptual Penelitian ... 28

3. 2. Skema Kerangka Konseptual ... 30

BAB IV METODE PENELITIAN ... 31

4. 1. Bahan Penelitian ... 31

4.1.1.Bahan Untuk Modifikasi Struktur dan Analisis ... 31

4.1.2.Bahan Untuk Uji Aktivitas ... 31

4.1.3.Hewan Coba ... 31

4. 2. Alat Penelitian ... 32

4.2.1.Alat-alat Untuk Sintesis dan Analisis... 32

4.2.2.Alat-alat Untuk Uji Aktivitas ... 32

4. 3. Metode Penelitian ... 33

4.3.1.Prosedur Preparasi Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil) Salisilamida ... 33

4.3.2.Analisis Senyawa Hasil Modifikasi ... 34

4.3.3.Identifikasi Struktur Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil) Salisilamida ... 35

4.3.4.Uji Aktivitas Analgesik ... 35

(13)

xiii

BAB V HASIL PENELITIAN ... 41

5.1 Senyawa Hasil Modifikasi Struktur ... 41

5.2 Analisis Senyawa Hasil Modifikasi struktur ... 41

5.2.1 Pemeriksaan Organoleptis ... 41

5.2.2 Pemeriksaan Jarak Lebur ... 41

5.2.3 Identifikasi dengan KLT ... 42

5.2.4 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Modifikasi ... 43

5.3 Uji Aktifitas Analgesik... 52

5.3.1 Penentuan Frekuensi Geliat dan Perhitungan % Hambatan Nyeri ... 53

5.3.2 Analisis Data Hasil Uji Aktivitas ... 55

5.3.3 Penentuan ED50 ... 56

BAB VI PEMBAHASAN ... 59

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

7.1 Kesimpulan... 66

7.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

V.1 Pemeriksaan Organoleptis Senyawa Hasil Modifikasi Struktur ... 41

V.2 Pemeriksaan Jarak Lebur Senyawa Salisilamida dan Senyawa Hasil Modifikasi Struktur ... 41

V.3 Harga Rf Senyawa Hasil Modifikasi Struktur dan Salisilamida ... 42

V.4 Karakteristik Spektra IR Salisilamida ... 46

V.5 Karakteristik Spektra IR Senyawa Hasil Modifikasi Struktur ... 48

V.6 Karakteristik Spektra 1H-NMR Salisilamida ... 50

V.7 Karakteristik Spektra 1H-NMR Senyawa Hasil Modifikasi Struktur ... 52

V.8 Frekuensi Geliat dan % Hambatan Nyeri Pada Kelompok Uji N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida, Kelompok Pembanding Salisilamida dan Kelompok Kontrol Larutan CMC-Na 0,5% Pada Dosis 25 mg/Kg BB ... 53

V.9 Frekuensi Geliat dan % Hambatan Nyeri Pada Kelompok Uji N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida, Kelompok Pembanding Salisilamida dan Kelompok Kontrol Larutan CMC-Na 0,5% Pada Dosis 50 mg/Kg BB ... 54

V.10 Frekuensi Geliat dan % Hambatan Nyeri Pada Kelompok Uji N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida, Kelompok Pembanding Salisilamida dan Kelompok Kontrol Larutan CMC-Na 0,5% Pada Dosis 100 mg/Kg BB ... 54

V.11 Rata-Rata Presentase Hambatan Nyeri Kelompok Senyawa Uji N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida, Kelompok Pembanding Salisilamida ... 56

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Mekanisme Terjadinya Nyeri ... 11

2.2 Skema Mekanisme Kerja Obat NSAID ... 18

2.3 Struktur Kimia Salisilamida ... 19

2.4 Struktur Kimia 2,4-diklorobenzoil klorida ... 20

2.5 Mekanisme Reaksi Kimia Secara Umum ... 20

2.6 Mekanisme Reaksi Pembuatan Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida ... 22

3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 30

4.1 Modifikasi Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida ... 34

4.2 Bagan Uji Aktivitas ... 40

5.1 Spektra UV Senyawa Salisilamida dalam Pelarut Metanol ... 43

5.2 Spektra UV Senyawa Hasil Modifikasi Struktur dalam Pelarut Metanol ... 44

5.3 Spektra IR Senyawa Salisilamida dengan Pellet KBr ... 45

5.4 Spektra IR Senyawa Hasil Modifikasi Struktur dengan Pellet KBr ... 47

5.5 Spektra 1H-NMR Senyawa Salisilamida dalam Pelarut DMSO-D6 ... 49

5.6 Spektra 1H-NMR Senyawa Hasil Modifikasi Struktur dalam Pelarut DMSO-D6 ... 51

5.7 Kurva Hubungan Log Dosis dengan % Hambatan Nyeri Senyawa Salisilamida... 56

5.8 Kurva Hubungan Log Dosis dengan % Hambatan Nyeri Senyawa Hasil Modifikasi Struktur ... 57

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 70

2. Surat Pernyataan... 71

3. Perhitungan Presentase Hasil Modifikasi Struktur Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida ... 72

4. Hasil Perhitungan ANOVA dan LSD Antar Kelompok Kontrol CMC Na 0,5% dengan Antar Kelompok Dosis Senyawa Pembanding serta Antar Kelompok Dosis Senyawa Uji N-(2,4diklorobenzoil)salisilamida ... 73

5. Perhitungan ED50 Aktivitas Analgesik Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida ... 78

6. Nilai Tabel R ... 79

7. Nilai Tabel F ... 80

(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke-4, Jakarta : Departemen Kesehatan Indonesia, hal. 753.

Anonim., 2008. Daftar Obat Esensial Nasional. Jakarta : Kepmenkes RI Anonim., 2012. (www.sigmaaldrich.com).

Asetya, D.M., 2010. Sintesis Asam 2-(2’-klorobenzoiloksi)Benzoat dan Uji Aktivitas Analgesiknya Pada Mencit. SKRIPSI. Surabaya.

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee,G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., 2008.(Eds.). Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. 7th Edition. United States of America : McGraw-Hill Companies, p.569.

Domer, F.R., 1971. Animal Experimental in Pharmacological Analysis, Springfield: Charles Thomas Publisher, pp. 275-316.

Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1999. Kimia Organik. Diterjemahkan oleh A.H. Pudjaatmaka. Jilid I, Edisi ke-3. Erlangga, Jakarta, hal. 174, 311-363. Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1999. Kimia Organik. Diterjemahkan oleh

A.H. Pudjaatmaka. Jilid II, Edisi ke-3. Erlangga, Jakarta, hal. 436-464. Foye, W.O., Lamke, T.L, William, D.A., 1995. Principles of Medicinal

Chemistry. 4th Edition, Philadelphia : Lippincott William & Wilkins, pp. 545-548.

Ganiswarna, S.G, 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi keempat, Jakarta: bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal. 207-222. Gandjar, Rohman., 2012. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Gunawan, S.G., 2007. Analgesik Opioid dan Antagonis. Dalam : Dewoto, H.R

(Eds). Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima, Jakarta: bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal. 210-229.

Gupta at all., 2003. Studies on Antiinfammatory, Analgesic and Antipyretic Properties of Methanol Extract Caesalpinia bonducella Leaves in Experimental Animal Models. Pharmacology and Therapeutics. Calcutta, India: Razi institude for Drugs Research.

Guyton, AC., Hall, JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC.

(18)

xviii

Katzung, B.G., 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 8, Buku 2, Jakarta: Penerbit Salemba Medika, hal. 449-460.

Mutschler, E., 1991. Dinamika Obat. Edisi kelima, Bandung : Institusi Teknologi Bandung.

Neal, M.J., 1995. Medical Pharmacology at Glance 5th Edition. London: Blackwell Scientific Publication.

Nurkholifah, 2010. Modifikasi Struktur Piroksikam Menjadi O-4-klorobenzoil Piroksikam dan Uji Aktivitas Analgesik Pada Mencit. SKRIPSI. Surabaya.

Pudjono dkk., 2002. Sintesis Ddibenzoil Resorsinol Dari Benzoil klorida dan Resorsinol Melalui Modifikasi Metode Schotten-Baumann. SIGMA, Vol.5, No.1

Purwanto., Susilowati, R. 2000. Hubungan Struktur-Aktivitas Obat Analgetika. Dalam: Siswandono., Soekardjo, B (Eds.). Kimia Medisinal Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press.

Siswandono dan Soekardjo, B., 2000. Metode Modifikasi Struktur Molekul Obat. Dalam : Siswandono dan B. Soekardjo (Eds). Kimia Medisinal 1. Surabaya: Airlangga University Press.

Silverstein, R.M., Kiemle, D.J., and Webster, F.X., 1981. Spectrofotometric Identification of Organic Compound. Seventh Edition, New York : John Willey and sons.

Silverstein, R.M., Kiemle, D.J., and Webster, F.X., 2005. Spectrofotometric Identification of Organic Compound. Seventh Edition, New York : John Willey and sons.

Smith, M.B., 2002. Organic Synthesis. 2nd ed, New York : McGraw-Hill Companies, pp. 93-100.

Srisafitriyani, 2008. Modifikasi Struktur Senyawa Salisilamida dan Uji Aktifitas Analgesiknya Pada Mencit. SKRIPSI. Surabaya

Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002. Obat-Obat Penting. Edisi kelima. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, hal. 295-310.

Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2007. Obat-Obat Penting. Edisi keenam. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, hal. 310-320.

(19)

xix

Vogel, A.I., 1986. A Text Book of Practical Chemistry Including Qualitative Organic Analysis. 4th Ed., London: English Book Society and Longman Green & Co Ltd.

Watson, D.G., 2009. Analisis Farmasi. Edisi kedua, Jakarta : Kedokteran Jakarta. Willmana, P.F., dan Gan, S., 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan masalah yang umum terjadi di masyarakat. Rasa nyeri mengganggu fungsi sosial dan kualitas hidup penderitanya sehingga penyakit ini termasuk salah satu penyebab paling sering pasien datang berobat ke dokter. Berdasarkan survey Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2009, sebanyak 66% penduduk Indonesia memilih untuk Self Medication dan yang lain sisanya datang berobat ke dokter. Oleh sebab itu, menarik sekali untuk dikaji obat-obatan yang termasuk golongan analgesik sebagai penghilang nyeri.

Nyeri adalah suatu mekanisme protektif bagi tubuh (Guyton, 2007). Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan berhubungan dengan potensi kerusakan jaringan (Di Piro, 2008). Penelitian telah membuktikan bahwa prostaglandin menyebabkan sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi, sehingga prostaglandin menimbulkan keadaan hiperalgesia, kemudian mediator kimiawi seperti bradikinin dan histamin merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata (Wilmana dan Gunawan, 2007). Untuk kondisi umum, ketika terjadi nyeri ringan, sedang, maupun berat digunakan analgesik untuk mengurangi perasaan nyeri.

(21)

2

Obat analgesik dan obat anti-inflamasi non steroid (NSAID) adalah obat yang paling sering digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang. Di Indonesia obat golongan NSAID juga merupakan salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan digunakan tanpa resep dokter (DOEN, 2008). Obat-obat ini secara ilmiah merupakan kelompok obat yang heterogen, walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki persamaan dalam efek terapi maupun efek samping (Wilmana dan Gunawan, 2007).

Senyawa obat golongan NSAID ini yang paling banyak dikenal dan banyak digunakan adalah dari turunan salisilat. Asam salisilat adalah asam organik sederhana yang merupakan senyawa golongan karboksilat yang digunakan pertama kali sebagai analgesik (Katzung, 2002).

Asam salisilat mempunyai aktivitas analgetik-antipiretik, namun asam salisilat ini tidak digunakan secara oral karena terlalu toksik (Purwanto dan Susilowati, 2000), yang banyak digunakan sebagai analgesik-antipiretik adalah turunannya. Asam asetil salisilat merupakan turunan asam salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah analgesik-antipiretik dan anti-iflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas (Wilmana dan Gan, 2007). Asetosal ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada nyeri kepala, sakit otot dan sakit yang berhubungan dengan rematik, tetapi asetosal ini menimbulkan efek samping iritasi lambung (akut maupun kronik) (Purwanto dan Susilowati, 2000), efek samping terutama efek terhadap gastrointestinal terkait dengan keasaman gugus fungsi karboksilatnya (Foye, 1995).

Atas dasar sifat asetosal atau aspirin yang mempunyai efek samping yang merugikan ini, maka banyak turunan asam salisilat lainnya telah dikembangkan dalam usaha untuk memperbaiki efektivitas dan menurunkan toksisitasnya, salah satunya dengan cara merubah gugus karboksil melalui pembentukkan garam, ester atau amida (Purwanto dan Susilowati, 2000).

(22)

3

Walaupun salisilamida merupakan turunan dari asam salisilat, namun tidak terhidrolisis menjadi salisilat. Efek analgesik-antipiretik salisilamida lebih lemah dari salisilat, karena salisilamida dalam mukosa usus mengalami metabolisme lintas pertama, sehingga hanya sebagian salisilamida yang diberikan masuk sirkulasi sebagai zat aktif (Wilmana dan Gan, 2007). Salisilamida memiliki awal kerja yang lebih cepat, masa kerja yang lebih pendek dan menimbulkan toksisitas yang relatif lebih rendah. Dosis umum salisilamida 3 kali 500 mg per hari (Purwanto dan Susilowati, 2000). Efek samping yang sering muncul pada penggunaan salisilamida adalah gangguan pada GI tract. Selain itu timbul rasa mual, muntah, panas dalam, mulut kering dan heartburn, serta salisilamida dapat menyebabkan gangguan sistem saraf pusat seperti dizziness dan menimbulkan efek sedatif karena salisilamida masuk ke sistem saraf pusat lebih cepat dari pada turunan salisilat lainnya (Foye, 1995). Oleh karena aktivitas dari salisilamida yang cukup lemah dan banyaknya efek samping, diupayakan modifikasi struktur dari salisilamida. Modifikasi yang dapat dilakukan antara lain dengan menambahkan beberapa senyawa kedalam struktur salisilamida.

Modifikasi molekul merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan obat baru dengan aktivitas yang dikehendaki, antara lain yaitu meningkatkan aktivitas obat, menurunkan efek samping atau toksisitas, meningkatkan selektivitas obat, memperpanjang masa kerja obat, meningkatkan kenyamanan penggunaan obat dan meningkatkan aspek ekonomis obat. Modifikasi struktur molekul senyawa yang telah diketahui aktivitas biologisnya merupakan salah satu strategi dalam pengembangan obat. Modifikasi tersebut bertujuan untuk mendapatkan senyawa baru yang mempunyai aktivitas lebih tinggi, masa kerja yang lebih panjang, tingkat kenyamanan yang lebih tinggi, toksisitas atau efek samping yang lebih rendah, lebih selektif dan lebih stabil. Selain itu modifikasi struktur molekul juga digunakan untuk mendapatkan senyawa baru yang bersifat antagonis atau antimetabolit (Siswandono dan Soekardjo, 2000).

(23)

4

(Suyasa, 2008), N-(4-trifluorometylbenzoyl) salicylamide (Dewi, 2011), N-benzoil salisilamida (Majidah, 2011) senyawa-senyawa tersebut menunjukkan aktivitas analgesik yang lebih tinggi dari salisilamida. Dalam usaha mengembangkan senyawa baru turunan salisilamida, pada penelitian ini dibuat senyawa turunan salisilamida lainnya yaitu senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida yang diharapkan mempunyai efektifitas yang lebih optimal. Berdasarkan data teoritis melalui program

Chem Office 2002 dapat diketahui bahwa nilai log P dari salisilamida yaitu 1,24 dan MR (Molar Refraction) =36,3 (cm3/mol), sedangkan log P dari senyawa N -(2,4-diklorobenzoil)salisilamida adalah 3.51 dan MR (Molar Refraction) = 74,59 (cm3/mol). Data tersebut menunjukkan bahwa lipofilitas senyawa N -(2,4-diklorobenzoil)salisilamida lebih besar dari pada salisilamida. Adanya peningkatan nilai dari log P pada senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida diharapkan akan meningkatkan penembusan senyawa ke dalam membran biologis sehingga dengan demikian jumlah senyawa yang berinteraksi dengan reseptor akan meningkat yang selanjutnya menyebabkan peningkatan aktivitas biologis. Peningkatan nilai MR menyebabkan peningkatan efek sterik sehingga keserasian interaksi antara senyawa dengan reseptor dalam sel meningkat (siswandono dan Soekardjo, 2000).

Pada penelitian ini, modifikasi senyawa dilakukan melalui reaksi asilasi

Schotten-Baumann yang dimodifikasi antara salisilamida dengan 2,4-diklorobenzoil klorida sebagai pereaksi. Sebagai media pelarut digunakan aseton yang merupakan pelarut semi polar yang mampu melarutkan senyawa organik dan juga berbagai garam.

Untuk menguji kemurnian dari senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida hasil preparasi dilakukan dengan penentuan titik lebur dan uji KLT, dan untuk karakterisasi struktur senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida dapat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan spektrofotometer IR serta spektrometer 1H-NMR.

(24)

5

senyawa kimia yang digunakan melibatkan mediator inflamasi. Metode ini juga memberikan hubungan yang bertingkat antara intensitas rangsangan nyeri dan dosis analgesik yang dibutuhkan untuk menahan rangsangan nyeri (Turner, 1965), disamping itu metode ini sangat sederhana, mudah pelaksanaan dan pengamatanya. Dalam penelitian ini sebagai pengiduksi nyeri digunakan larutan asam asetat karena mudah didapat dan merupakan penginduksi yang sering dipakai dalam uji analgesik. Sebagai pembanding digunakan salisilamida yang merupakan senyawa induk.

Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) karena mudah diperoleh, relatif murah, mempunyai sistem saraf pusat yang mirip dengan saraf manusia dan sering digunakan untuk uji analgesik senyawa.

1.2 Rumusan Masalah

(1) Apakah senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida dapat dihasilkan melalui reaksi asilasi antara salisilamida dengan 2,4-diklorobenzoil klorida menggunakan metode Schotten-Baumann yang dimodifikasi pelarutnya ? (2) Apakah senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida mempunyai aktivitas

analgesik yang lebih tinggi dibandingkan salisilamida pada mencit (Mus musculus) ?

1.3 Tujuan Penelitian

(1) Mendapatkan senyawa baru turunan salisilamida, yaitu N-(2,4-diklorobenzoil) salisilamida melalui reaksi asilasi salisilamida dengan 2,4-diklorobenzoil klorida menggunakan metode Schotten-Baumann yang dimodifikasi pelarutnya.

(25)

6

1.4 Hipotesis

(1) Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida dapat dihasilkan melalui reaksi asilasi antara salisilamida dengan 2,4-diklorobenzoil klorida menggunakan metode Schotten-Baumann yang dimodifikasi pelarutnya.

(2) Senyawa N-(2,4-diklorobenzoil)salisilamida mempunyai aktivitas analgesik pada mencit (Mus musculus) yang lebih tinggi daripada salisilamida.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan senyawa baru N-(2,4-diklorobenzoil) salisilamida hasil modifikasi gugus NH2 salisilamida mempunyai aktivitas analgesik

Gambar

Gambar Halaman

Referensi

Dokumen terkait

1) Penyediaan bahan baku ikan laut berasal dari pasar tradisional, nelayan di wilayah Kecamatan Ampenan, dan Pedagang Pengumpul di Kabupaten Lombok Timur. 2) Terdapat 5

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap pengetahuan seseorang diantaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB Paru,

Dari penelitian diatas yang sudah dilakukan hanya meneliti tentang mekanisme koping orang tua yang memiliki anak down syndrome dan data yang didapatkan juga melalui

،ﺖﻘﻴﻘﺣ رد ﻚﻣ ﺖﻓﺎﻴﻫر ﻪﺟﻮﺗ ﺐﻟﺎﺟ ﻲﮔﮋﻳو ﻲﻜﺳﻻ ﻪﺘﻔﻬﻧ ﻪﺘﻜﻧ ﻦﻳا رد ﺰﻴﻧ ﮔﺮﺑ ﺎﺑ وا ﻪﻛ ﺖﺳا ﻦﺘﻓﺮ ﻲﻔﺴﻠﻓ يرﺎﺘﺴﻳا شور ﻲﺳﺎﻨﺷ ﺎـﻘﻳرﻮﻄﻳر ﺮـﺑ ﻲـﻨﺘﺒﻣ ﻪـﭼ ، ﻪـﻧﻮﮔ ﻪﺑ يﻮﺤﻧ ﺪﻴﻳﺄﺗ شور ﻲﻋﻮﻧ ،ﺰﻴﮕﻧاﺮﺑ

[r]

Previous studies of improving sustain- ability in palm oil manufacturing has been conducted, e.g., in the area of environmental impacts of palm oil production [5, 8], renewable

Sinar Abdi Gulo: Pengaruh Informasi Akuntansi Dan Bukan Akuntansi Terhadap Persetujuan Kredit Yasa Griya..., 2005... Sinar Abdi Gulo: Pengaruh Informasi Akuntansi Dan Bukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara perilaku kecanduan bermain game online dengan pengendalian ekspresi marah pada remaja. Hipotesis yang

Dengan dilakukan perancangan ini, wanita usia remaja diharapkan untuk dapat mengatasi perubahan suasana hati dengan menggunakan media yang efektif dan menarik, serta