DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. [online].
Buku Tahap III P.T Propenas Nusa Dua.
Calthorpe, Peter., The Next American Metropolis.
Commercial and Mixed-Use Development Code Handbook. Dudley H. William, Encyclopedia of American Architecture. Ir. Budi Susetyo MT, Pusat pengembangan bahan ajar UMB.
Neufert, Ernst., Data Arsitek Jilid 1 . terjemahan oleh Sjamsu Amril, Erlangga, Jakarta, 1990.
Skripsi Pembentukan Ruang Transisis Publik-Privat pada Apartemen di dalam Kawasan Mixed-Use , 2008.
Sunarti,T (24April 2013). PENGEMBANGAN KAWASAN MEBIDANGRO [online]
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. [online].
BAB III METODOLOGI
Dalam perancangan Eco Business Park Kwala Bekala ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap antara lain :
3.1 Pencarian Ide / Gagasan
Tahapan kajian yang digunakan dalam pencarian ide Perancangan Eco Business Park Kwala Bekala adalah sebagai berikut :
1. Pencarian ide / gagasan dari sebuah pemikiran tentang Area pengembangan bisnis yang memiliki fasilitas penunjang yang memanfaatkan kebutuhan dan site yang ada di kawasan.
2. Pemantapan ide perancangan melalui penulusuran informasi dan data – data arsitektural maupun non – arsitektural dari berbagai pustaka dan media sebagai bahan perbandingan dalam pemecahan masalah.
3. Dari pengembangan ide rancangan yang diperoleh, kemudian akan dituangkan ke dalam analisis dan sintesis.
3.2 Metode Pengumpulan Data
3.2.1 Data Primer
Data yang didapat secara langsung melalui survey lapangan atau observasi. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara :
1. Survey Lapangan dengan cara melakukan penganmatan langsung mengenai objek yang akan dituju seperti lokasi tapak perencanaan. 2. Dokumentasi adalah metode yang bertujuan untuk memperkuat
dari metode diatas yang merupakan data bersifat nyata dan memperjelas data – data yang akan digunakan dalam analisa.
3.2.2 Data Sekunder
Data yang didapat dari studi literature yang berhubungan dengan pembuatan konsep bangunan komersil.
1. Studi Literatur, didapat dari buku – buku yang berkaitan dan literature lainnya yang mendukung.
2. Referensi, didapat dari pengumpulan data, peta dan peraturan – peraturan dari instansi terkait.
3.2.3 Analisa dan Kesimpulan
Analisa data dilakukan secara grafis yaitu menganalisa terhadap aspek pelaku kegiatan, kebutuhan ruang, penataan ruang dan sirkulasi, kemudian dianalisa dengan teknik penyajian gambar. Adapun analisis yang dapat mempengaruhi perancangan Eco Business Park Kwala Bekala ini antara lain :
1. Analisa Tapak
Untuk tapak Eco Business Park Kwala Bekala penentuan lokasi tapak disesuaikan dengan tata guna lahan.
2. Analisa Statistik
3. Analisa Kegiatan dan Pengguna
Pelaku aktivitas pada Eco Business ParkKwala Bekala dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu :
a. Kelompok Pengelola b. Kelompok Penyewa c. Kelompok Pengunjung
4. Analisa Pemograman Ruang
Dalam menyusun program ruang kantor digunakan data statistic perkantoran dan menentukan jumlah pengunjung dan kebutuhan ruang. Selain itu juga dilakukan studi banding terhadap bangunan Business Park yang mempunyai kesamaan tema dan fungsi untuk membatu dalam penentuan fasilitas dan ruang yang dibutuhkan.
5. Analisa Struktur
Persyaratan struktur meliputi struktur pondasi, struktur badan bangunan dan struktur atap dengan pertimbangan fungsi ruang, keamanan, keawetan, kekokohan, dan estetika bangunan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
6. Analisa Utilitas
Kesimpulan adalah proses penggabungan dari hasil analisis yang menghasilkan sebuah konsep, yang nantinya akan menjadi pedoman di dalam perancangan.
3.3 Konsep Perancangan
Dalam hal ini konsep perancangan merupakan gambaran-gambaran dan penjelasan mengenai perancangan.
3.4 Desain Perancangan
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1 Analisa Tampak dan Bentuk berdasarkan Tema Sustainable Design 1. Tampak bangunandipertimbangkan untuk mendukung konsep sustainable
designdengan menggunakan material yang ekonomis dan efisien serta yang ramah lingkungan.
2. Pemilihan bentuk dasar bangunan dipertimbangkan terhadap faktor-faktor :
a. Kesesuaian bentuk site
Memanfaatkan bentuk site yang memanjang dengan mempertimbangkan efisiensi lahan agar masih tersedianya lahan hijau yang dapat dimanfaatkansebagai taman.
b. Orientasi bangunan
4.2 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 4.2.1 Analisa lokasi
Peta Pulau Sumatera Peta Kota Medan
Peta Kwala Bekala
SITE
Site berada di Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara dengan luas wilayah21,58 Km2.
Kecamatan Medan Tuntungan sendiri berbatasan dengan :
Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Utara : Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor
Kelurahan Kwala Bekala berada di pinggiran kota Medan dimana wilayah ini bernilai strategis bagi perkembangan perdagangan dan industri sehingga berpotensi sebagai peradaban baru yang menjadikan Kwala Bekala sebagai kota yang produktif. Kwala Bekala memiliki luas ±417,67 km² dan berpenduduk sekitar 28.617 jiwa.
4.2.2 Analisa Peraturan
Sesuai dengan Arahan Kepadatan Bangunan pada RDTRK Medan Johor yakni : 1. Perumahan kepadatan sedang, KDB ditetapkan 20-50%
2. Perdagangan dan jasa, KDB ditetapkan maks 50-75% 3. Fasilitas umum, KDB ditetapkan maks 50-70%
4. Taman kota, lapangan olah raga, sempadan sungai,sempadan rel kereta api, KDB ditetapkan maks 0-5%
Arahan ketinggian bangunanpada RDTRK Medan Johor yakni : 1. Perumahan kepadatan tinggi, sedang, KLB ditetapkan 0,8-1,2
2. Bangunan ruko untuk kawasan perdagangan & jasa, KLB ditetapkan 4. 3. Fasilitas umum, KLB ditetapkan 3.
4. `Taman kota, lapangan olah raga, sempadan sungai, sempadan rel kereta api, KLB 0,1.
GSB sesuai dengan klasifikasi jalan adalah sebagai berikut : 1. Jalan Arteri 12-16m.
Melihat kondisi eksisting yang ada,dan kondisi bangunan yang sudah tidak mungkin dilakukakan pelebaran, maka idealnya sempadan depan bangunan yang direncanakan adalah 5m.
2. Jalan Kolektor minimum 6m 3. Jalan Lokal minimum 4m 4. Jalan Lingkungan minimum 2m
Luas yang bisa dibangun : KDB/100 x Luas site Luas bangunan : KLB x Luas site
4.2.3 Analisa Sirkulasi dan Pencapaian
4.2.3.1 Analisa Pencapaian
4.2.3.2 Analisa Sirkulasi
Gambar 4.3 Analisa Sirkulasi (Sumber : Data Pribadi)
Keterangan :
: Sirkulasi Kendaraan 2 arah : Sirkulasi Pejalan kaki
Site terletak diantara jalan Bunga Turi yang merupakan arteri primer 2 arah dengan lebar total 30 meter dan backboneyang merupakan jalur pedestrian dengan lebar 14meter. Potensi yang terdapat pada jalan tersebut yaitu dapat
mempermudah pencapaian ke dalam site, dilalui oleh angkutan umum, becak, mobil, dan sepeda motor, dan melalui backbone yang merupakan point utama kawasan Kwala Bekala sebagai penghubung titik-titik transit utama yaitu stasiun dan terminal.
4.2.4 Analisa View
Keterangan :
View mengahap danau yang berpotensi tinggi bagi perancangan, sehingga harus dimanfaatkan dengan desain yang menarik.
View menghadap backboneyang merupakan point utama kawasan Kwala Bekala dan jalur yang menghubungkan dua titik transit utama yaitu stasiun dan terminal yang ramai dilewati para pejalan kaki.
View menghadap jalan raya dan merupakan orientasi utama bangunan.
4.2.5 Analisa Kebisingan
Keterangan :
: Tingkat kebisingan tinggi : Tingkat kebisingan rendah
Pada gambar terlihat tingkat kebisingan tinggibersumber dari Jalan Bunga Turi yang merupakan jalan arteri primer 2 arah dimana kebisingan berasal dari kendaraan yang melintasi jalan raya. Kebisingan dengan tingkat rendah bersumber dari jalur pedestrian yang terdapat dibagian tenggara dan barat site dimana kebisingan hanya berasal dari pejalan kaki yang melewati jalur tersebut.
4.2.6 Analisa Orientasi Matahari
Gambar 4.6 Analisa Matahari (Sumber : Data Pribadi)
bangunan. Dampak positif yang ditimbulkan adalah cahaya matahari dapat dimaksimalkan untuk penggunaan solar panel dalam mengurangi pengunaan listrik berlebihan pada bangunan.
4.3 Analisa Kegiatan
Beberapa kegiatan yang terjadi pada Eco Business Park Kwala Bekalaadalah :
1. Kegiatan Utama
Kegiatan ini menjalankan fungsi utama dari business park ini yaitu sebagai tempat untuk bekerja/berbisnis dan entertainment yang didukung fasilitas penunjang seperti supermarket dan foodcourt. Kegiatan tersebut antara lain : a. Bekerja
Kegiatan yang dilakukan sehari-hari oleh pelaku bisnis dan pegawai dari kantor sewa yang terdapat pada business park.
b. Kegiatan Edukasi
Kegiatan ini berupa seminar maupun pelatihan keterampilan wirausahawan mandiri yang diselenggarakan oleh pengelola bekerja sama dengan instansi/dinas terkait. Kegiatan ini akan diadakan secara berkala dengan mendatangkan pengusaha-pengusaha sukses yang berasal dari daerah Sumatera Utara maupun luar daerah Sumatera Utara.
c. Berbelanja
Pengunjung yang datang ke business park ini dapat berbelanja produk-produk yang dipasarkan padabookstore dan retail-retail yang tersedia.
d. Makan / minum
Pada business park ini juga tersedia berbagai pilihan kuliner. Pengunjung yang datang bisa menikmati makanan ataupun minuman yang tersedia café-café yang berada di sepanjang area business park.
e. Berolahraga
2. Kegiatan Penunjang
a. Kegiatan-kegiatan ini berfungsi untuk mendukung fungsi utamanya dan sebagai Kegiatan pemeliharaan
b. Kegiatan servis c. Kegiatan administratif 4.3.1 Analisa Pengguna
Pelaku kegiatan yang terlibat dalam penggunaan Eco Business Park Kwala Bekala ini terbagi dalam 3 kelompok yaitu pengunjung, pengelola dan penyewa/tenant. Pengunjung yang datang dapat dibagi berdasarkan beberapa kelompok yaitu :
1. Berdasarkan motivasi dan tujuan kunjungannya
a. Pengunjung yang datang dengan motivasi tertentu dan dengan rencana kunjungan sebelumnya misalnya untuk berbelanja dan refreshing.
b. Pengunjung yang datang tanpa motivasi dan tanpa rencana kunjungan sebelumnya, misalnya masyarakat Kwala Bekala yang mencari tempat varian tempat rekreasi baru.
2. Berdasarkan usia
a. Kelompok usia anak-anak b. Kelompok usia remaja c. Kelompok usia dewasa d. Kelompok usia lanjut
3. Berdasarkan kuantitas pengunjung yang datang
a. Pengunjung yang datang secara individu (dengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi)
Tabel 4.1 Alur Kegiatan Pengguna Bangunan
No. Pengguna Alur Kegiatan
4. Teknisi
4.3.2 Analisa Pemograman Ruang A. Program Ruang
Tabel 4.2Program Ruang
Fasilitas utama
Nama Ruang Kapasitas (orang)
Total Luas Ruang Retail 3.360
Sub Total 896,3
Sirkulasi 30% 268,89
Total Luas Ruang Food Court 1.165,19
Cafe 50 0,8 Asumsi 4 160
Kloset 8 1,4 m2/kloset DA 1 11,2
Wastafel 4 0,6 m2/kloset DA 1 2,4
Sub Total 289,3
Sirkulasi 30% 86,7
Total Luas Ruang Seminar 376
Fasilitas
Kantor Kantor Pengelola
R. Back
Total Luas Ruang Kantor 973,96
DA : DATA ARSITEK
BPDS : BUILDING PLANNING AND DESIGN STANDART POS : PLANNING OFFICE SPACE
HD & IS : HUMAN DIMENSION AND INTERIOR SPACE
Jadi luas bangunan Eco Business Park secara keseluruhan adalah sebagai berikut
1. Fasilitas Umum : 3.000m2 2. Fasilitas Penunjang : 5.928m2 3. Fasilitas Semi Private : 376m2 4. Fasilitas Private : 973m2 5. Fasilitas Pendukung : 1.435m2
R. Air
Total Luas Ruang Kegiatan Pelayanan Utilitas Bangunan
Fasilitas
4.4 Analisa Struktur yang sesuai dengan Sustainable Design 4.4.1 Struktur
Struktur terdiri dari :
a. Sub Structure (pondasi bangunan) b. Upper Structure (badan dan atap bangunan) Kriteria pemilihan struktur :
a. Kriteria teknik
Sistem struktur harus dapat memenuhi persyaratan esensial yaitu kekakuan, kekuatan, kestabilan dan ketahanan terhadap kebakaran.
b. Kriteria fungsi
Sistem struktur harus dapat memenuhi fungsi ruang fasilitas utama dalam bangunan.
c. Kriteria estetika
Sistem struktur harus dapat mengekspresikan keindahan
1. Sub Structure
Jenis pondasi terbagi dalam 2 (dua) klarifikasi, yaitu :
1. Pondasi dangkal : untuk bangunan sederhana, berlantai sedikit, yang bebannya relatif ringan, berupa pondasi setempat maupun lajur.
2. Pondasi dalam : untuk bangunan kompleks, berlantai banyak, yang bebannya relatif besar berupa pondasi tiang, sumuran dan terapung.
Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan: a. Kondisi beban
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan di mana diusahakan dengan cara apapun untuk memasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan.
Berdasarkan analisa di atas, maka bangunan Eco Business Park menggunakan pondasi tiang pancang.
2. Upper Structure
Pemilihan struktur badan berdasarkan pertimbangan :
1. Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan pada Eco Business Park 2. Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam
pelaksanaannya.
Berdasarkan kriteria di atas, maka bangunanEco Business Park menggunakan sistem struktur rigid frame dengan konstruksi beton.
Keuntungan struktur rigid frame yang mendukung sustainable design :
1. Mudah pelaksanaannya 2. Tahan gempa
3. Ekonomis
4. Bukaan dan pembagian ruang yang lebih bebas karena dinding bukaan sebagaistruktur hanya pengisi.
4.5 Analisa Utilitas yang sesuai dengan Sustainable Design
Penggunaan sistem utilitas dan kelengkapan bangunan dipertimbangkan terhadap :
1. Kenyamanan dan keamanan pengguna terhadap suhu, cahaya, kebisingan dan bahaya kebakaran.
4.5.1 Sistem Pencahayaan 1. Pencahayaan alami
Dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada ruang- ruang yang memungkinkan diberi bukaan jendela, ruang perkantorandan fasilitas penunjang lainnya.
2. Pencahayaan buatan
Untuk ruang-ruang yang tertutup dan juga pada ruangan tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan suasana ruangan seperti lampu sorot (spot light) pada atrium dan ruang seminar.
4.5.2 Sistem Pengkondisian Udara 1. Pengkondisian alami
Berupa pemanfaatan udara luar yang masuk ke dalam bangunan dengan cara aliran silang (cross ventilation).
2. Pengkondisian buatan
Sistem pengudaraan buatan digunakan untuk ruang-ruang tertutup, yang menuntut kondisi udara yang stabil dan faktor kenyamanan.
a. Central Station System b. All air system
Condenser, evaporator dan AHU diletakkan pada suatu tempat Udara dingin di masukkan melalui ducting
Tabel 4.3 Keuntungan dan Kerugian Central Station System
Keuntungan Kerugian
Rangkaian lebih sederhana dan pendek sirkulasinya
Mudah dirancang dan dipasang rangkaiannya
Pemeliharaannya pada sentral saja, operation dan maintenance lebih
mudah
- Initial Cost tinggi (biaya ducting dan isolasi)
- Ketinggian shaft dan ducting sama, jadi memerlukan ducting tinggi yang mengurangi ketingian ruang dalam
c. Water System
AHU diletakkan pada setiap ruangan/lantai dengan kapasitas pelayanan tertentu (ruang pelayanan maksimal adalah 3000 m2)
Setiap AHU dihubungkan oleh pipa air dingin dengan sentra
Tabel 4.4 Keuntungan dan Kerugian Water System
Keuntungan Kerugian
Rangkaian lebih sederhana dan pendek sirkulasinya
Mudah dirancang dan dipasang rangkaiannya
Pemeliharaannya pada sentral saja, operation dan maintenance lebih
mudah
Ukuran shaft lebih kecil
- Initial Cost tinggi (biaya ducting dan isolasi)
Sentral dapat terletak pada luar bangunan
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem AC yang digunakan yaitu AC sentral, dengan sistem air.
4.5.3 Sistem Keamanan
Keamanan pada bangunan meliputi keamanan terhadap bahaya kebakaran, bahaya petir dan bahaya terhadap tindak kriminal.
1. Pencegahan bahaya kebakaran A. Pencegahan pasif
1) Tangga kebakaran
a. Jarak tangga maksimal 25 m b. Dilengkapi dengan blower
c. Lebar tangga pintu kebakaran minimal 90 cm
d. Terdapat pada daerah perkantoran, perdagangan dan servis
2) Penerangan darurat a. Sumber daya baterai
B. Pencegahan aktif
1) Alat pemadam kimia portable a. Daya jangkau 200-250 m b. Jarak antara alat 25 m
c. Diletakkan pada daerah tertentu
2) Alat pemadam kimia sedang (beroda) a. Daya jangkau 500-550 m
b. Diletakkan pada tempat-tempat tertentu
3) Hydrant
a. Daya jangkau 800 m2/unit
b. Jarak maksimum perletakkan 30 m
4) Sumber air
a. Reservoir (dalam bangunan)
b. Jaringan PAM (luar bangunan)
5) Sprinkler
a. Bekerja secara otomatis b. Daya jangkau 25 m2/unit c. Jarak sprinkler 5 m
d. Digunakan pada daerah umum dan pengelola
6) Fire alarm
a. Mendeteksi sedini mungkin secara otomatis b. Terdiri dari heat dan smoke detector
2. Terhadap Bahaya Petir
Pemilihan sistem untuk penanggulangan ini dipertimbangkan atas : a. Ketinggian bangunan
b. Penampilan bangunan yang berhubungan dengan efektifitas alat c. Pemeliharaan alat
Adapun sistem penangkal petir yaitu :
a. Sistem Penangkal Faraday
Tinggi baja penangkar ± 30 cm diletakkan di atas bangunan dengan ujung beradioaktif dan dihubungkan dengan kawat baja, kemudian salah satu tiang dihubungkan ke tanah dengan besi baja, sehingga aliran listrik dari petir langsung tersalurkan ke tanah.
b. Sistem Franklyn
Merupakan sistem radioaktif, berupa tinggi 120 cm dengan ujung beradioaktif dan diletakkan di tengah atap. Radius sistem ini ± 60 m.
3. Terhadap Bahaya Manusia
Pada bagian penjagaan dilakukan keamanan bantuan dengan alat close-circuit television (CCTV).
4.5.4Sistem Distribusi Listrik
Sumber daya listrik utama bangunan berasal dari PLN melalui jaringan listrik kota. Sebagai cadangan, digunakan genset yang bekerja secara otomatis bila listrik padam. Perletakkan genset dipertimbangkan terhadap kebisingan yang ditimbulkan dan dihindari dari penglihatan langsung.
4.5.5 Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi yang dipergunakan dalam gedung yaitu :
b. Pengeras suara
2. Komunikasi extern
a. Telepon dengan sistem PABX b. Faximile
4.5.6 Sistem Sanitasi dan Pemipaan Terbagi menjadi :
1. Sistem air bersih 2. Sistem air kotor
A. Distribusi air bersih
Pemenuhan akan air bersih direncanakan berasal dari PAM dan sumur untuk kebutuhan cadangan, seperti kebakaran dan sebagainya.
Jenis pendistribusian air bersih : 1. Up Feed Riser System
Air dari PDAM atau sumur masuk ke reservoir, yang kemudian dipompakan ke atas, disebarkan ke seluruh ruangan. Sistem ini menggunakan energi listrik dengan bantuan pompa listrik.
2. Down Feed Riser System
Air dari PDAM atau sumur dipompakan ke atas, kemudian dialirkan turun ke seluruh ruangan. Sistem ini memanfaatkan grafitasi, hemat dalam penggunaan energi listrik dan membutuhkan ruangan khusus untuk tangki pada lantai- lantai atas.
IPAL
Salah satu teknologi yang dapat diaplikasikan untuk menanggulangi limbah cair, kombinasi proses pengolahan air limbah secara biologi dan fisika, yaitu sistem anaerob upflow filter (proses pengolahan secara biologi) dan multi saringan (proses pengolahan secara fisika).
Kotoran lain berupa Sampah umum ditampung di dalam bak shaft penempungan sementara sebelum diangkut oleh Dinas Kebrsihan.
Faktor penting yang harus diperhatikan pada sistem sanitasi ini adalah : a. Menghindari pencemaran lingkungan
b. Tidak merusak suasana bangunan dan penampilan bangunan c. Kemudahan pengangkutan sampah hingga ke penampungan akhir
4.5.7 Pengangkutan Vertikal
Pengangkutan vertikal yang mendukung sustainable design tentang kenyamanan, keamanan dan keselamatan terdiri dari :
1. Tangga dengan persyaratan sebagai berikut : a. Lebar cukup
b. Tidak bergetar
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Perancangan
5.1.2Implementasi temaSustainable Architecture pada bangunan
Pada perancangan Eco Business Park Kwala Bekala ini, pendekatan perancangan dilakukan dengan memperhatikan aspek sustainable architecture, dimana hal yang paling pokok dalam perancangan bangunan yang sustainable adalah dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Bangunan yang sustainable selalu berupaya menjaga keseimbangan alam, memperhatikan aspek sosial sehingga tercipta ruang-ruang sosial/interaksi yang nyaman dan juga selalu berupaya menciptakan bangunan yang ekonomis, baik itu saat pembangunannya maupun dalam perawatannya.
Pencahayaan alami diciptakan melalui desain bangunan yang tidak terlalu tebal sehingga cahaya matahari bebas masuk. Beberapa strategi yang di upayakan untuk menciptakan bangunan dengan tema sustainable architecture yaitu :
1. Pemanfaatan cahaya matahari
a. Memanfaatkan cahaya matahari dengan meletakkan jendela lebar di tiap sisi bangunan yang berrtujuan untuk memaksimalkan pencahayaan alami yang masuk kedalam bangunan sebagai pertimbangan penghematan energi listrik dengan tidak menggunakan lampu pada siang hari.
b. Penggunaanphotovoltaic
Memaksimalkan cahaya matahari yang berorientasi dari arah timur – barat site dengan meletakkan photovoltaicdiarea rooftop gedung kantor sebagai fitur sustainable agar mendukung pembaharuan energi (renewable energy) matahari menjadi energi listrik pada bangunan.
Gambar 5.2 Suasana Perletakan Solar Panel diRooftop (Sumber : Data Pribadi)
c. Terdapat Roof Gardendengan fungsipenghijauan, perputaran udara, peminimalan emisi, penanggulangan air hujan yang berlebih tidak terserap dan sebagai penghalang panas berlebih kepada bangunan.Penggunaan green rooftop pada bangunan ini juga berfungsi sebagai sirkulasi satu bangunan ke bangunan yang lain dan menambah ruang publik.
Gambar 5.3 Suasana Green Rooftop (Sumber : Data Pribadi)
Penggunaan sistem atap hijau, hal ini untuk memperkuat nuansa taman pada bangunan dan juga menahan panas sehingga tidak masuk ke dalam bangunan.
Gambar 5.5 Sistem atap hijau (Sumber : Data Pribadi)
Atap datar tanpa tanaman mengakibatkan suhu didalam bangunan menjadi panas. Sedangkan atap yang menggunakan tanaman menjadikan suhu ruangan lebih dingin.
5.2 Konsep Perancangan Bangunan
5.2.1Konsep Tampak dan Gubahan Massa
1. Penggunaan Secondary skin sebagai sunshading dan tambahan estetika pada fasad bangunan.
Gambar 5.6 Tampak eksterior (Sumber : Data Pribadi)
Material yang digunakan merupakan GRC (glass reinforced concrete) yang dapat mengurangi intesitas panas cahaya matahari langsung ke bangunan juga sebagai penambah estetika pada fasad bangunan.
Bentuk dari sunshading diadaptasi dari bentukdedaunan agar menambah kesan Eco pada bangunan.
Gambar 5.7Konsep Secondskin (Sumber : Data Pribadi)
2. Bangunan Eco Business Park ini dirancang dengan mengambil bentuk dasar site yang memanjang kearah utara-selatan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan efisiensi ruang yang lebih baik dan penyesuaian dengan bentuk tapak. Bentukan massa yang mengikuti tapak menciptakan pergerakan angin dari segala sisi bangunan.
Gambar 5.9Gubahan massa samping kanan (Sumber : Data Pribadi
5.2.2 Konsep Perancangan Ruang Dalam dan Sirkulasi
Gambar 5.11Zoning basement (Sumber : Data Pribadi)
Basement Eco Business Park digabungkan dengan area parkir gedung hotel bisnis dikarenakan posisi bangunan yang bersebelahan. Konsep parkir basement dengan adanya sirkulasi utama yang menghubungkan dua bangunan.
Area Publik
Pada level lantai 1 dan 2 yang terdapat retail, café, foodcourt, ,bank, Gym, salon dan supermarket digunakan untuk fasilitas publik, semi publik, dan servis.
Gambar 5.12Zoning lantai 1 dan 2 podium (Sumber : Data Pribadi)
Area Publik
Area Semi Publik
Pada level lantai 3,4,5, dan 6 merupakan area perkantoran dengan fasilitas private, semi private dan servis.
Gambar 5.13Zoning lantai 3, 4, 5, dan 6 (Sumber : Data Pribadi)
Area Private
Area Semi Private
5.3 Konsep Perancangan Tapak
5.3.1 Penzoningan Tapak
Konsep perancangan tapak pada site ini dilakukan dengan mengintegrasikan ruang luar dengan ruang dalam, sehingga terjalin sequence atau aliran kegiatan dari luar ke dalam bangunan serta untuk memanfaatkan kawasan yang merupakan kawasan TOD (transit Oriented Development) Tapak diolah dengan memaksimalkan area terbuka sehingga keseimbangan alam tetap terjaga.
Gambar 5.14 Penzoningan Tapak (Sumber : Data Pribadi)
Area Taman.
Area Foodcourt Outdoor untuk menikmati santapan dengan suasanaterbuka.
Area bagi pendatang yang berjalan kaki (pedestrian).
5.3.2 Parkir dan Sirkulasi
Parkir pada site ini terdapa pada level ground dan basement dengan pertimbangan kenyamanan kegiatan pada area ground yang juga berdampak pada efisiensi ruang luar yang lebih fleksibel.
Sirkulasi kendaraan di buat terpisah dengan sirkulasi pejalan kaki agar tidak mengganggu kenyamanan bagi pejalan kaki. Sirkulasi untuk pejalan kaki dibuat langsung menuju gedung dengan melalui area taman.
Gambar 5.15 Penzoningan parkir dan Sirkulasi (Sumber : Data Pribadi)
Sirkulasi bagi pejalan kaki.
Sirkulasi bagi pengguna kendaraan pribadi.
5.3.3 View dan Orientasi
desain sedemikian rupa karena ketiga sisi ini juga merupakan bagian bangunan yang berfungsi sebagai area keluar dan masuk pengunjung ke bangunan.
5.4 Konsep Perancangan Struktur Bangunan
Bangunan menggunakan structure rigid frame, yang memiliki kemampuan untuk menahan gayapada arah vertikal dan horizontal. Dengan struktur ini maka dapat disusun layout ruang-ruang dalam yang lebih efisien. Untuk pondasi, bangunan ini menggunakan pondasi tiang pacang dengan bahan beton bertulang, sehingga dapat menahan beban bangunan dengan baik.
Gambar 5.16 Detail pondasi tiang pancang (Sumber : Google Images)
BAB VI
GAMBAR DESAIN PERANCANGAN
6.1 Gambar Perspektif Perancangan
Gambar 6.1 Suasana Depan Bangunan pada sore hari (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 6.3 Suasana Tampak Samping Bangunanpada sore hari (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 6.5 Suasana Outdoorpada pagi hari (Sumber : Data Pribadi)
6.2Foto Maket Hasil Perancangan
Gambar 6.7 Suasana Maket Bangunan 1 (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 6.9 Suasana Maket Bangunan 3 (Sumber : Data Pribadi)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Terminologi Judul
Judul proyek ini adalah Eco Business Park Kwala Bekala. Adapun pengertian dari tiap kata adalah sebagai berikut :
a. Eco
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan keanekaragaman organisme hidup, dan bagaimana hal-hal tersebut dipengaruhi oleh interaksi antara organisme hidup lingkungannya (cahaya matahari, iklim, geologi, termasuk organisme hidup lain di habitatnya).
Arsitektur Ekologi adalah salah satu konsep arsitektur dengan pendekatan desain yang secara holistic (menyeluruh, terintegrasi) menekankan konteks terhadap makhluk hidup dan lingkungan (environment), serta mencegah dan memperbaiki kerusakan ekosistem.
b. Business
dengan sistem sosialistik, di mana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan di mana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Dalam hal ini bisnis yang ditujukan adalah penyediaan kantor sewa dan area komersil.
c. Park
Dapat diartikan sebagai taman yang merupakan area untuk berekreasi dan berjalan-jalan serta sebagai penyegar ruang dalam dan luar.
d. Kwala Bekala
Kwala Bekala adalah kelurahan di kecamatan Medan Johor, Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
2.2. Lokasi
Lokasi terletak di Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara dengan luas wilayah 21,58 Km2.
Kecamatan Medan Tuntungan sendiri berbatasan dengan :
Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Utara : Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor
2.2.1 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Proyek
a. Kasus Proyek : Eco Business Park b. Status Proyek : Fiktif
c. Pemilik Proyek : Swasta dan Pemerintah d. Lokasi Tapak : Jl. Bunga Turi
e. Letak Geografis : 02°53′23.6″ Lin tang Utara dan 98°31′18.8″ BujurTimur
f. Batas-batas Tapak
- Batas Utara :Hotel dan Pusat Perbelanjaan - Batas Timur : Lahan Kosong
- Batas Selatan : Youth Centre
- Batas Barat : Hotel Bisnis Dan Pusat Kuliner g. Luas Lahan : ± 1.5 Ha (± 15.000 �2)
h. Peruntukan Lahan : Komersil, Perkantoran, Permukiman
2.3. Studi Literatur
2.3.1 Mebidangro
Medan-Binjai-Deli Serdang & Karo visi yang jauh ke depan (visi 2027) yaitu kota yang nyaman dihuni, memiliki fasilitas kota yang terjangkau, mendorong gairah berakitivitas sosial, ekonomi maupun kebudayaan, banyak ruang publik yang mudah dicapai dengan bersepeda atau jalan kaki dan transportasi umum yang andal. Selain itu, sebagai PKN dan KSN Ekonomi, Rencana Pengembangan Metropolitan Mebidangro telah disiapkan sampai tahun 2030. Tujuannya agar Mebidangro mampu menjadi pusat pelayanan ekonomi skala nasional yang mampu bersaing dengan pusat pelayanan ekonomi Regional IMT-GT, di samping melayani penduduknya dengan prima. Luas wilayah Metropolitan Mebidangro adalah 301.697 ha, meliputi Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan sebagian Kabupaten Karo. Pada tahun 2009 total jumlah penduduk metropolitan ini mencapai 4.2 juta Jiwa.
Kebijakan dalam Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro meliputi: 1. Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro
sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta mampu bersaing secara internasional terutama dalam kerja sama ekonomi subregional Segitiga Pertumbuhan Indonesia-MalaysiaThailand;
2. Peningkatan akses pelayanan pusat-pusat kegiatan perkotaan Mebidangro sebagai pembentuk struktur ruang perkotaan dan penggerak utama pengembangan wilayah Sumatera bagian utara;
4. Peningkatan keterpaduan antarkegiatan budi daya serta keseimbangan antara perkotaan dan perdesaan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan;
5. Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung lainnya di Kawasan Perkotaan Mebidangro.
Untuk mendukung kebijakan diatas, maka diambil lima langkah strategis pengembangan Kawasan Metropolitan Mebidangro, yaitu pengembangan koridor ekonomi internasional Belawan – Kuala Namu, pembangunan pusat-pusat pelayanan kota baru, revitalisasi pusat kota lama Medan dan Kawasan Tembakau Deli, pembangunan dan pemantapan Koridor Hijau Mebidangro, dan pengembangan Akses Strategis Mebidangro.
2.3.2 TOD(Transit Oriented Development)
Gambar. 2.1 Konsep TOD
(Sumber : Calthrope dalam Wijaya (2009))
2.3.2.1 Studi Literatur penerapan konsep TOD(Transit Oriented Development)
1. Atlanta, Georgia, Amerika.
Kota ini memiliki sistem lalulintas berbasis transit dibawah MARTA
(Metropolitan Atlanta Rapid Transit Authority) yang juga mengontrol
pengembangan kota berbasis TOD dan mixed-use development dalam sistem tata
kotanya. Sistem transit yang ada disana menjangkau baik area residensial (hunian
warga) hingga area destinasi (kantor, pertokoan, sekolah, dan lain-lain). Sistem
transit juga melayani para commuter pada jam-jam sibuk untuk mengakses ke
berbagai tujuan dalam kereta yang sama. Konsep mixed-use development
diaplikasikan dalam bentuk vertical mixed-use, yaitu pengembangan
produk-produk properti secara vertikal, bukan secara horizontal. Dengan begitu
fungsi-fungsi dapat disatukan ke dalam ruang-ruang vertikal yang lebih efektif dan
memungkinkan ruang-ruang terbuka dalam kota.
Strategi sistem transit di Atlanta
Gambar. 2.2 Sistem TOD Atlanta
(Sumber : Google Images)
Dalam menjalankan sistem transitnya, MARTA mengkategorisasikan tujuh
kepadatan, lokasi, tataguna lahan, dan fungsi transit. Tipologi stasiun tersebut
dibagi kedalam urban core, town center, commuter town center, neighborhood,
arterial corridor, special regional destination, dan collector.
Tujuan pengkategorisasian ini adalah untuk memahami bagaimana stasiun
berkembang kedalam lokasi-lokasi yang mendukung sistem TOD.
Gambar. 2.3Urban Core
(Sumber : Google Images)
Di area urban core atau pusat kota, tataguna lahan di area ini diatur untuk
pengembangan perkantoran, institusi, hotel, fasilitas publik, dan area residensial
multi-family. Indikator sukses pada area ini adalah operasional penuh 24 jam
dalam seminggu terhadap produk properti didalamnya (residensial, retail, restoran,
ataupun cultural) sehingga lingkungan di area ini tidak pernah mati alias selalu
ramai. Contohnya dapat terlihat di Peachtree Center Station yang
mengintegrasikan berbagai properti yang kompleks dengan skywalk. Ataupun
contoh lain di South Boston Waterfront yang menyediakan akses yang terjangkau
antara stasiun dengan lokasi-lokasi destinasi.
Standar yang mengatur kepadatan dan penggunaan lahan TOD dapat berjalan
lancar apabila pembangunan properti disekitarnya juga sesuai dengan masterplan
dan standar-standar tertentu yang telah ditetapkan. Tujuan utamanya adalah
kepadatan dan penggunaan lahan dapat terkontrol dengan benar. Standar yang
mengatur tentang density misalnya, lebih menitikberatkan pada unsur floor
Standarisasi FAR sangat berguna karena dapat digunakan untuk membandingkan
kepadatan terhadap berbagai fungsi yang berbeda. Bangunan tinggi dengan ruang
terbuka luas di lantai dasar, dan bangunan pendek dengan ruang terbuka sempit,
dapat memiliki FAR yang sama.
2.3.2.2 Konsep TOD(Transit Oriented Development)pada kawasan perancangan
Gambar 2.4 Konsep TOD Kawasan Perancangan (Sumber : Data Pribadi)
2.3.3Masterplan
Gambar 2.5
Peta Masterplan Kwala Bekala yang Telah di desain ulang (Sumber : Hasil olah gambar perancangan)
2.3.4 Definisi Mixed-use
Beberapa definisi mengenai mix use building menurut beberapa sumber sebagai berikut :
a. Dalam konteks urban, bangunan tinggi multi fungsi, dikenal dengan istilah "mixed-use building" adalah suatu bangunan yang mengakomodasi beberapa fungsisekaligus.
b. Mixed Use Merupakan penggunaan campuran berbagai tata guna lahan atau fungsi dalam bangunan. (Dimitri Procos.1976)
c. Mixed Use Center adalah suatu kompleks dimana terdapat berbagai fungsi kegiatan termasuk hotel, pusat konveksi, apartemen dan perumahan, perkantoran, pusatperbelanjaan dan pusat kebudayaan lainnya. (Dudley H. William, Encyclopedia of American Architecture)
Jadi dapat disimpulkan Mix Use Building adalah bangunan yang memiliki fungsi dasar yang berbeda jenisnya sehingga memerlukan organisasi ruang yang baik.
2.3.4.1Ciri Mix Use Building
Ciri-ciri bangunan Mix Use adalah sebagai berikut :
1. Mewadahi 3 fungsi urban atau lebih, misalnya terdiri dari retail, perkantoran, hunianhotel dan entertaintment.
2. Terjadinya integrasi dan sinergi fungsional
3. Terdapat ketergantungan kebutuhan masing-masing fungsi di dalamnya. 4. Kelengkapan fasilitas yang tinggi, memberikan kemudahan bagi pengunjungnya
5. Peningkatan kualitas fisik lingkungan
6. Efisiensi pergerakan karena adanya pengelompokan berbagai fungsi.
kompetisi antar fasilitas sehingga secara kolaboratif dapat memberikan kontribusi pendapatan yang baik.
Penerapan bangunan tinggi ini diutamakan pada area strategis yang hanya menempati lahan yang relatif kecil, umumnya di pusat kota atau di CBD/kota2 mandiri yang banyak bermunculan. Pada beberapa kota, implementasi konsep mixed-use dapat merupakan strategi yang tepat untuk menggerakkan momentum revitalisasi kota, terutama pada beberapa bagian kota yang cenderung tertinggal.
Melihat sebuah pembangunan mixed-use juga memiliki kekurangan,diperlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal ini diperlukan untuk meminimalisasi kekurangan yang ada dan memaksimalkan kelebihannya. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah pembangunan mixed-use: (sumber: Commercial and Mixed-Use Development Code Handbook)
a. Compact Development, memiliki arti dimana bangunan, area parkir, jalan, jalan kendaraan, dan ruang publik dibangun dengan jarak pencapaian yang pendek, pengurangan tingkat konsumsi kendaraan, meminimalisasi energi yang ada, dan mengurangi polusi udara. Compact Development mempromosikan pemanfaatan penuh pelayanan kota dengan menggunakan fasilitas publik dan meminimalisasi kebutuhan fasilitas yang baru.
b. Mixed Land Use, mengembangkan beberapa tipe dari tata guna lahan yang dipergunakan secara bersamaan di suatu lokasi, untukmemperpendek jarak pencapaian, memfasilitasi transportasi alternatif, seperti berjalan kaki, bersepeda, dan transportasi umum.
c. Pedestrian Access, Safety, and Comfort, membangun on-site vehicledan sistem sirkulais pejalan kaki yang aman, nyaman, dan menarik untuk pejalan kaki.
e. Crime Prevention and Security, Menerapkan perencanaan dan solusi desain yang dapat meminimalisasi peluang terjadinya kejahatan dan penurunan keamanan publik.
f. Creating and Protecting Public Spaces, menciptakan dan merawat public space seperti sidewalks, plaza, taman, bangunan umum, dan tempat pertemuan untuk mengakomodasi kebutuhan akan pertemuan informal dan interaksi sosial.
g. Parking and Efficient Land Use, mendesain dan mengatur area parker menjadi lebih efisien dengan meminimalisasi area parkir yang tidak diperlukan.
h. Human Scaled Building Design, mendesain bangunan dengan skala manusia, kenyamanan pedestrian, dan mampu menyatu dengan penggunaan lahan lainnya.
Menurut Suprenant ( Surprenant, 2006 ), ada tiga jenis fungsi utama yang ada dalam sebuah kawasan mixed-use, yaitu residensial atau hunian, kantor, dan retail. Selain tiga fungsi utama tersebut ada fungsi-fungsi lain seperti hotel, bangunan kebudayaan, administrasi kota, sarana rekreasi, sarana kesehatan, dan sebagainya. Penggabungan fungsi-fungsi tersebut dapat menghasilkan sinergi atau tingkat kekuatan tertentu. Berikut ini akan ditunjukkan tingkat sinergi dalam penggabungan fungsi-fungsi tersebut.
Tabel 2.1Estimating On-Site Support And Synergy In A Mixed-Use Project
Use Degree of Support for and Synergy
Retail / Entertainment
3 = Moderate synergy
4 = Strong synergy
5 = Very strong synergy
Kesuksesan dari kawasan-kawasan mixed-use tidak terlepas dari kesuksesan tata letak bangunannya dalam kawasannya. Berikut ini akan dijabarkan kemungkinan konfigurasi tata letak bangunan dalam sebuah kawasan mixed-use yakni sebagai berikut : ( Sumargo, 2003; 58)
1. Mixed-use Tower, berstruktur tunggal dari segi massa ataupun ketinggian dengan peletakkan fungsi-fungsi dalam lapisan-lapisan tersebut. Biasanya berupa high rise tower dengan fungsi tumpuk atau dengan struktur bawah yang diperbesar.
2. Multitowerered Megastructure, memiliki podium dengan tower-tower yang menyatu secara arsitektural dengan atrium atau kompleks perbelanjaan. Struktrual ini mengintegrasikan semua komponen pada podium sebagai common base. Pada konfigurasi ini akses tercampur 21 menjadi satu. Dengan demikian, pengguna bangunan bercampur tujuan dan aktivitas.
3. Freesatnding Structure with Pedestrian Connection, kumpulan bangunan tunggal yang disatukan oleh jalur pedestrian. Dengan demikian fungsi masing-masing bangunan tidak akan bersinggungan secara langsung karena akses dari setiap fungsi terpisah. Bersinggungan hanya terjadi pada area pedestrian.
4. Combination, merupakan penggabungan dari ketiga bentuk tersebut dalam sebuah kawasan.
Gambar 2.6 Konfigurasi Tata Letak Bangunan Dalam Kawasan Mixed-Use (Sumber: Skripsi Pembentukkan Ruang Transisis Publik-Privat pada Apartemen
2.3.4.2 Tinjauan Kantor
A. Klasifikasi Gedung Perkantoran Menurut KADIN (Kamar Dagang dan Industri), gedung perkantoran dibagi atas beberapa kategori, yaitu berdasarkan:
1. Tujuan usaha dan lingkungan bersama a. Kantor administrasi pemerintah b. Kantor administrasi perusahaan c. Kantor administrasi sosial 2. Kepemilikan
a. Milik pemerintah b. Milik swasta
3. Sifat dari bangunan kantor a. Kantor bersifat komersil
b. Bangunan kantor ini adalah bangunan kantor yang disewakan untuk memperoleh keuntungan materi.
c. Klasifikasi kantor sewa dibedakan atas: d. Faktor jumlah lantai
e. Faktor fasilitas perkantoran
Sistem pemanfaatan kantor sewa dilakukan antara lain dengan: a. Strata title (sistem hak milik untuk tiap lantai bangunan) b. Leasing (sistem sewa)
4. Kantor bersifat non komersil Sistem dan tujuan administrasi
a. Kantor profit b. Kantor non profit Pemakaian bangunan kantor
a. Kantor untuk badan usaha sejenis b. Kantor untuk berbagai bidang usaha Hirarki
Sedangkan menurut L.Manaseh dan R.Cunliffe, kantor dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Commercial Office
Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran untuk umum (yang disewakan), perusahaan dagang (trading company), asuransi dan transportasi.
2. Industrial Office
Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan fisik dengan pabriknya. 3. Professional Office
Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang panjang dan merupakan perkantoran dengan jumlah modal yang digunakan relatif kecil.
4. Institutional / Governmental Office Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam bentuk lembaga yang berpedoman pokok untuk hidup lama dan kokoh. Biasanya digunakan waktu yang lama atau panjang.
Dari jenis-jenis kantor di atas dipilih jenis Commercial Office sebagai fungsi kantor sewa proyek ini.
B. Klasifikasi Sistem Sewa
Sistem sewa perkantoran pada umumnya terbagi menjadi 2 jenis berdasar perhitungan luasan yang disewa, yaitu :
1. Net System artinya sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar luasan lantai bersih (tidak termasuk koridor ataupun common space biasanya harga sewa per meter persegi lebih tinggi.
menyebabkan penyewa lebih baik menyewa per lantai supaya tidak rugi. Harga sewa per meter persegi lebih rendah.
Melihat kedua sistem sewa tersebut maka dipilih suatu kombinasi kedua sistem di atas sebagai acuan sistem sewa dalam proyek ini, yaitu semi-gross system yang relatif cukup lazim dipakai di Indonesia. Semi-gross system artinya penyewa dikenakan biaya sewa akumulasi luasan lantai yang dipakai ditambah luasan common space seperti lobby, area parkir, dan sebagainya yang telah dibagi sama rata dengan penyewa lainnya. Untuk hal ini fleksibilitas dapat dicapai dengan negosiasi antara pengelola gedung dengan penyewa melihat varietas usaha, varietas penyewa dan varietas luasan yang dipakai oleh penyewa.
C. Wadah Perkantoran
1. Kompleks perkantoran
Kompleks perkantoran merupakan bangunan perkantoran yang terpadu; seperti kantor pemerintah, perkantoran umum, pusat perbelanjaan, klub eksekutif, hotel, hunian, pusat rekreasi, dll. Wadah tersebut terbentuk seiring dengan perkembangan kota yang mencakup perkembangan kebutuhan manusia yang terus bertumbuh, yang dinilai dari perkembangan ekonomi dan lahan yang semakin sempit. Pertimbangan akan lahan yang,semakin sempit dipengaruhi pertumbuhan penduduk, aktivitas bekerja, tempat tinggal isirahat dan berekreasi/bermain.
2. Gedung perkantoran
2.3.4.3 Tinjauan Retail
Fungsi retail biasa kita kenal dengan fungsi perdagangan. Bangunan perdagangan adalah bangunan toko atau bangunan lain yang dipergunakan untuk tempat penjualan barang-barang secara eceran. Namun dibeberapa kasus, bangunan perdagangan ini dapat melayani kebutuhan masyarakat secara langsung yakni dalam bentuk: Ruang makan, kafe, dan restoran ; Ruang makan malam, bar, toko, atau kios sebagai bagian dari suatu hotel atau motel ; Tempat potong rambut / salon dan tempat cuci umum; Pasar, ruang penjualan, ruang pamer, atau bengkel. Selain yang telah dijabarkan diatas, perbelanjaan merupakan bagian dari perdagangan. Tempat perbelanjaan adalah sebuah area tertentu yang terdadapt kegiatan perdagangan barang-barang. Perbelanjaan dapat diklasifikasikan dalam beberapa kriteria. Sebagai contohnya klasifikasi berdasarkan bentuk. Klasifikasi menurut bentuknya dapat dibagi menjadi 6 yakni sebagai berikut: (Sumber: Pusat pengembangan bahan ajar UMB oleh Ir. Budi Susetyo MT)
1. Shopping Street , toko yang ada di sepanjang sisi jalan. Contoh Shopping Street Bugis di Singapura.
2. Shopping Center, komplek pertokoan yang terdiri dari ruang-ruang yang disewakan atau dijual Contoh Villach Atrio Shopping Center.
3. Shopping Precint , komplek pertokoan yang bagian depannya menghadap ruang terbuka Contoh Norfolk Shopping Precint.
4. Departement store, kumpulan dari toko-toko yang terdiri dari beberapa lantai yang menjual bermacam-macam barang Contoh Seibu Departemen Store.
5. Supermarket, toko yang menjual barang-barang kebutuhan sandang dengan sistem swalayan Contoh Sogo Supermarket.
2.3.5 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Adapun pengguna dari Eco Business Park dibagi menjadi :
A. Pengguna
Pengguna dalam Eco Business Park terdiri atas pengunjung, penyewa, pengelola, dan servis.
1. Pengunjung
Pengunjung adalah pihak yang melakukan kunjungan ke Eco Business Park , yang dibagi berdasarkan pertimbangan tertentu seperti:
1. Golongan : a. Masyarakat b. Mahasiswa c. Pelaku Bisnis 2. Asal-usul :
a. Pengunjung yang datang dari Kelurahan Kwala Bekala b. Pengunjung yang datang dari Kota Medan dan sekitarnya c. Pengunjung yang datang dari luar daerah
3. Kuantitas pengunjung yang datang
a. Pengunjung yang datang secara individu (dengan menggunakan kendaraan umum,kendaraan pribadi, berjalan kaki)
b. Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50 orang (dengan menggunakan bus wisata, kendaraan umum atau kendaraan pribadi)
4. Motivasi atau tujuan :
2. Penyewa
Pihak individu atau badan usaha yang menggunakan ruang dan fasilitas komersial untuk usaha maupun pameran yang disediakan dengan sistem sewa. Penyewa terbagi atas 3 jenis, yaitu :
a. Penyewa kecil (Small tenant) b. Penyewa sedang (Medium tenant)
c. Penyewa besar (Large tenant), yang sekaligus dapat berfungsi sebagai anchor. Penyewa ini menempati ruang untuk kegiatan antara lain perdagangan, kegiatan promosi bisnis dan kegiatan penunjang lain seperti food court, café,bank (ATM), dan lain-lain.
3. Pengelola
Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi dan operasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu:
1. Pimpinan, terdiri dari Direktur dan Wakil Direktur. Direktur ini dibantu oleh sekretaris yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
2. Kepala Bagian terdiri dari kabag operasional, keuangan, pemasaran, keamanan, pemeliharaan dan perawatan gedung.
B. Kegiatan
Berdasarkan pelaku kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan adalah : 1. Kegiatan pengunjung Business Park :
a. Mengunjungi event yang diadakan oleh pihak pengelola b. Jalan-jalan
c. Makan/minum
d. Menggunakan fasilitas penunjang yang ada di Business Park
2. Kegiatan penyewa (tenant) Business Park : a. Bekerja
b. Melakukan promo bisnis
d. Mengadakan pameran produk dagangan
3. Kegiatan pengelola Business Park :
a. Mengelola dan mengatur jalannya operasional Business Park b. Persiapan peralatan dan tempat sebelum adanya kegiatan c. Memberikan informasi singkat
d. Melakukan kegiatan administrasi
e. Penyelenggaraan kegiatan penunjang (bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang bersangkutan)
f. Mengadakan publikasi
g. Membersihkan setiap ruangan di Business Park
h. Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan yang ada di dalamnya
i. Mengurus loading dock j. Mengurus utilitas bangunan k. Menjaga keamanan
2.3.6 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang Tabel 2.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang
Retail Tenants/peny
Cafe Karyawan -Melayani pendatang
Gym Karyawan -Melayani
pengunjung
-R.Karyawan -Kasir
-Toilet
Pengunjung -Olahraga -Area
fitness dan Spa
Bookstore Karyawan -Mengatur
Supermarket Karyawan -Mengatur
Pengunjung -Membeli produk
-Melihat-lihat
Foodcourt Karyawan Melayani pengunjung
Wudhu, sholat -R. Sholat -R. Wudhu
Keamanan Petugas Menjaga keamanan,
menindak
kriminal, ishoma
Maintanance Karyawan Mengawasi alat, bekerja
Pergudangan Karyawan Mengontrol, servis,
2.3.7 Deskripsi Persyaratan dan Kebutuhan Ruang Tabel 2.3 Deskripsi Persyaratan Ruang
Fungsi Kelompok Fungsi
Kebutuhan Ruang Persyaratan
Business
Park
Utama Kantor pengelola Mudah dalam pencapaian
Hall Cukup luas
Food court Memerlukan view yang
bagus, suasana tenang
Retail Disesuaikan dengan modul
struktur
Kantor Sewa Disesuaikan dengan modul struktur
Mushalla Nyaman, tenang
R. ME Tertutup bagi umum
Area parkir Kemudahan pencapaian
Ruang Seminar Bebas kolom
2.3.8 Studi Banding dengan fungsi sejenis
A. Spaze Business Park
Spaze Business Park merupakan ikon baru dari dunia bisnis yang
merupakan pusat bisnis terpadu mengambil konsep “life behind wall” . Terdiri
Level 1 dan seterusnya dimaksudkan untuk perusahaan, sementara Level 0
dirancang untuk toko retail , Restoran , Health Club , Bank , ATM dan lain-lain.
Kelebihan Spaze Business Park :
a. Kantor premium dan ruang ritel terletak di Golf Course Ekstensi Jalan
b. Visibilitas tinggi dari tiga sisi
c. Parkir multi-level
d. Solusi lengkap untuk retail & korporasi
Gambar 2.7 Tampak bangunanSpaze Business Park
(Sumber : Google Images)
Gambar 2.8 Tampak bangunanSpaze Business Park
(Sumber : Google Images)
B. Filwood Green Business Park
Filwood Green Business Park dirancang untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan menciptakan ratusan pekerjaan di South Bristol dibuka
secara resmi oleh Walikota Bristol , George Ferguson (28 Mei ) . Filwood Green
2015 dan merupakan rumah baru yang berkelanjutan untuk usaha kecil dan
menengah , memberikan 40.000 kaki persegi lokakarya dan ruang kantor .
Gambar 2.9 Ruang KantorFilwood Green Business Park
(Sumber : Google Images)
Terdapat 28 unit industri lokakarya ringan tersedia mulai dari ukuran 46m² ( 500
kaki persegi ) ke 146m² ( 1575 sq ft ) . Unit yang lebih besar memiliki lantai
mezzanine dan mandiri .Tanpa furnitur untuk memungkinkan penggunaan yang
lebih fleksibel , tingkat atas difungsikan untuk administratif , dengan operasional
di lantai dasar . Semakin kecil unit lantai pertama memiliki tingkat yang baik
untuk mendapatkan cahaya alami dan akan sesuai untuk yang memerlukan ruang
studio atau kegiatan penelitian dan pengembangan.
Filwood Green Business Park adalah tempat yang tepat untuk pertemuan ,
seminar dan konferensi . Bangunan ini emiliki ruang pertemuan untuk 12 kursi
dan ruang rapat untuk 20 kursi. Kedua ruang dilengkapi dengan layar LED dengan
HDMI dan input VGA . Terdapat ruang tambahan yang tersedia untuk penyewa
untuk memesan tempat duduk yang maksimal 10 kursi , dan ruang hub kerja
terbuka untuk bertemu dengan jaringan . Semua tempat umum bangunan dapat
Gambar 2.10 Suasana Ruang Rapat dan Ruang PertemuanFilwood Green Business Park
(Sumber : Google Images)
Gambar 2.11 Suasana Ruang WorkhubFilwood Green Business Park
(Sumber : Google Images)
Gambar 2.12 Tampak bangunanFilwood Green Business Park
Gambar 2.13 Denah KantorFilwood Green Business Park
(Sumber : Google Images)
C.Forum Nine Building, Medan.
Gambar 2.16Bangunan Forum Nine (Sumber : Google Images)
Gambar 2.17Ruang kantor sewa Forum Nine (Sumber : Google Images)
Untuk menuju bandara internasional Medan memerlukan waktu 40 menit dari bisnis centre ini. Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia dan pusat pemerintahan serta kegiatan komersil untuk Indonesia bagian barat. Forum Nine Bisnis Centre merupakan solusi ideal bagi perusahaan lokal dan mancanegara yang sedang mencari ruangan kantor yang fleksibel dan dilengkapi pelayanan profesional dengan harga yang terjangkau.
2.4 Elaborasi Tema
2.4.1 Pengertian Sustainable Desain
Sustainable design adalah reaksi umum untuk krisis lingkungan global, pertumbuhan pesat kegiatan ekonomi dan populasi manusia, deplesi sumber daya alam, kerusakan ekosistem dan hilangnya keanekaragaman hayati. Sustainable Architecture memiliki arti Arsitektur Berkelanjutan. Sustainable Architecture yaitu bangunan ataupun sebuah karya Arsitek bukan semata-mata membuat bangunan yang sekedar indah, sesuai keinginan sang pemilik ataupun nyaman bagi pengguna saja tetapi seharusnya memberikan dampak dan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Sustainable Architecture juga dapat diartikan sebuah konsep dalam terapan dalam bidang Arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep untuk mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama yang dapat juga dikaitkan dengan lingkungan ekologis manusianya, seperti sistem pertanian, industri, kehutanan. Memprioritaskan kenyamanan pengguna, seperti memberikan bukaan yangcukup untuk meningkatkan kinerja dan aktivitas yang berlangsung.Untuk mencapai kenyamanan thermal maupun visual dalam bangunan, kondisi lingkungan internal (temperatur, kelembaban, tingkat iluminasi) dapat diatur tanpa ataupun dengan menggunakan peralatan teknologi mekanikal elektrikal yang menggunakan energi dari sumber yang tidak dapat diperbarui.
Strategi dan teknologi yang memiliki dampak rendah terhadap lingkungan dan memperbaiki kenyamanan serta kualitas secara keseluruhan menurut pendekatan sustainable design antara lain adalah:
a. Penerangan alami (daylighting) b. Kualitas udara dalam ruang c. Efisiensi Energy
Kebutuhan akan Sustainable Architecture
Industri bangunan merupakan salah satu yang terbesar di dunia, desain, kontruksi maupun perawatannya memiliki pengaruh besar bagi masyarakat dan juga lingkungannya. Industri tersebut juga mempengaruhi akan segala aspek seperti sumber air, kualitas udara, limbah juga pola tranportasinya.
Menurut Integrated Waste Management Board CA, konsumsi sebuah bangunan itu biasanya menghabiskan:
1. 40% dari energi terpakai diseluruh dunia 2. 25% dari pemotongan kayu
3. 16% dari pemakaian air bersih
4. 50% dari pengrusakan ozon berhubung CFC masih dipakai 5. 30% dari konsumsi bahan mentah
6. 35% dari buangan co2 dunia
7. 40% dari sampah padat yang ditujukan untuk menguruk lahan
Di bawah ini terdapat penjelasan tentang beberapa fitur yang digunakan dalam bangunan sustainable menurut ahli :
1. Penerapan photovoltaic
Penerapan photovoltaic cell berguna untuk mengkonversi energi surya menjadi energi listrik. Jadi kalau dari arti katanya “photovoltaic cell” berarti ‘sel yang menghasilkan tegangan listrik dari cahaya”, walaupun sebenarnya yang dihasilkan langsung bukanlah tegangan tetapi arus. Jadi prosesnya seperti ini :
Gambar 2.18 Sistem Kerja Photovoltaic (Sumber : Google Images)
cell ini kita hubungkan ke beban listrik, maka arus akan dapat mengalir ke beban (Energi matahari telah diubah secara langsung menjadi energi listrik). Selama masih ada cahaya matahari yang masuk maka akan terus ada electron bebas yang mengalir ke beban.
Gambar 2.19 Contoh pemasangan PV Panel (Sumber : Google Images)
Satu buah photovoltaic cell sebenarnya terlalu kecil untuk menghasilkan energi listrik. Satu buah photovoltaic cell hanya menghasilkan sekitar 0.5V, jadi untuk menghasilkan tegangan 18V biasanya panel photovoltaic tersusun dari 36 buah photovoltaic cell yang disusun seri. Selain itu biasanya juga 36 buah cell tersebut juga disusun paralel dengan 36 buah cell yang lain supaya arus total yang dikeluarkan oleh satu buah panel photovoltaic cukup besar. Untuk menghasilkan daya yang lebih besar lagi, sejumlah banyak panel photovoltaic disusun menjadi array sehingga bisa melayani keperluan listrik yang cukup besar.
Untuk instalasi pembangkit listrik tenaga surya, diperlukan komponen sebagai berikut:
1. Solar panel, mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. 2. Charge controller, mengatur pengisian baterai dari solar panel.
4. Battery, perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya.
Gambar 2.20 Contoh aplikasi penggunaan solar panel pada sebuah rumah (Sumber : Google Images)
Alat solar aktif seperti photovoltaic cell dan solar panel membantu untuk memperoleh kesustainable-an listrik. Elektrikal yang dihasilkan dari solar panel bergantung dari orientasi, efisiensi, latitude dan iklim. Efisiensi untuk bangunan komersial berkisar dari 4% - 28%. Efisiensi rendah untuk panel photovoltaic dapat secara signifikan mempengaruhi biaya instalasinya. Atap sering kali memiliki sudut yang menantang matahari langsung bertujuan untuk mengumpulkan sinar matahari dengan maksimal untuk panel photovoltaic. Untuk kebanyakan solar panel, orientasi menghadap selatan. Jika tidak memungkinkan, solar panel juga dapat memproduksi energy dengan sudut 300 menghadap selatan.
2. Roof Garden
Gambar 2.21 Lapisan Roof Garden (Sumber : Google Images)
Keuntungan pemakaian green roof :
a. Memperbaiki kualitas udara dan mengikat karbon dioksida.
b. Memperbaiki kondisi iklim mikro yang dapat membantu kehidupan alam. c. Membantu dalam menjaga kestabilan suhu pada bangunan sehingga
mengurangi penggunaan AC dengan kata lain mengurangi pemakaian energi pada bangunan.
d. Dapat digunakan sebagai pengganti ruang publik yang hilang akibat sempitnya lahan.
e. Dapat memperlambat jalannya penyebaran api saat kebakaran karena terdapat tanah yang dapat membantu memadamkan api.
4. Material
1. Memanfaatkan material sisa untuk digunakan dalam pembangunan
2. Memanfaatkan material bekas bangunan atau komponen lama yang masih bisa digunakan
3. Menggunakan material yang masih berlimpah
4. Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air
5. Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global
Beberapa contoh penggunaan material yang mendukung sustainable desain : 1. Kusen jendela dan pintu menggunakan bahan aluminium sebagai generasi
bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
2. Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
5. Penempatan Bangunan
berjalan, bersepeda atau kendaraan umum. Beberapa faktor yang mempengaruhi penempatan bangunan yaitu :
a. Iklim
b. Bentuk kavling c. Internal lahan
Menggunakan lahan dengan efisien dan memanfaatkan potensi hijau tumbuhan dalam lahan
6. Raindrop Collector
Fitur ini merupakan fitur baru dimana kita memanfaatkan curah hujan, menampungnya, dan mengalirkannya kedalam penampungan yang akan memompanya keluar ada yang terhubung langsung dengan fungsi air bersih dimana air tersebut harus di filter kembali dan ada yang terhubung dengan springkler taman, dimana pemakaiannya sebagai penyiram tanaman di taman dan beberapa fungsi yang tidak memerlukan air bersih.
Gambar 2.22 Penerapan sistem Rain Collector (Sumber : Google Images)
2.4.2 Interpretasi Tema
Sustainable Designadalah sebuah pendekatan dalam perancangan arsitektur yang bersifat filosofis yang bertujuan untuk menghasilkan rancangan yang lebih bertanggungjawab terhadap lingkungan dan manusia penggunanya, bukan sekedar estetika ataupun sebuah
style dalam arsitektur.
Sustainable design merupakan dasar filosofis tumbuhnya gerakan pribadi dan organisasi yang mencari literatur untuk mendefinisikan kembali bagaimana
Gambar 2.24 Sistem Kerja Raindrop Collector
(Sumber : Google Images)
Gambar 2.23 Potongan Bangunan yang Mengaplikasikan Raindrop
Collector
bangunan dirancang, dibangun dan dioperasikan lebih bertanggungjawab terhadap lingkungan. Selanjutnya Jason mendefinisikan sustainable design sebagai sebuah filosofis untuk rancangan yang menghasilkan kualitas lingkungan buatan secara maksimal, pada saat bersamaan miminimalkan atau mengeliminasi dampak negatifnya terhadap lingkungan alam.
Dalam kasus proyek ini sustainable design diinterpretasikan sebagai penerapantema arsitektur.
2.4.3 Keterkaitan Tema dengan Judul
Dalam perancangan Eco Business Park Kwala Bekala ini diterapkan konsep Sustainable Architecture (Arsitektur berkelanjutan) yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama. Eco Business Park Kwala Bekala adalah sebuah fasilitas publik yang menampung berbagai jenis kegiatan, seperti kegiatan perkantoran, entertainment, dan perdagangan. Kegitan yang berlangsung pada bangunan ini tentunya melibatkan banyak orang, sehingga perlu didesain sebuah bangunan yang memberi kenyaman pada para pengguna bangunan ini dan juga masyarakat sekitar. Kenyamanan tersebut dapat dicapai salah satunya dengan menerapkan konsep sustainable architecture, yang mengintegrasikan faktor sosial, ekonomi dan lingkungan dalam mendesain sebuah bangunan yang nyaman.
Tabel 2.4Penerapan Tema
Kriteria dalam Sustainable Design Penerapan konsep dalam desain Penerangan Alami (Daylighting) Memanfaatkan cahaya matahari yang
masuk ke bangunan melalui bukaan-bukaan yang lebar pada bangunan.
Kualitas udara dalam ruang Mengurangi suhu panas dalam ruangan dengan adanya roof garden.
Efisiensi Energi Tidak menggunakan lampu pada siang hari (meminimalisir penggunaan lampu) dengan memanfaatkan cahaya matahari yang masuk kedalam gedung melalu bukaan yang lebar.
Konservasi air Menerapkan metoderaindrop collector sebagai pemanfaatan air hujan yang ditampung untuk penggunaan lebih lanjut.
Renewable energy Penggunaan photovoltaicyang
memanfaatkan cahaya matahari untuk diubah menjadi energi listriksebagai penghematan listrik pada bangunan.
Lansekap alamiah Terdapat danau pada kawasan
perancangan.
2.4.4 Studi Banding Arsitektur yang mempunyai tema sejenis
A. Oregon Sustainability Center
Gambar 2.25 Bangunan Oregon Sustainability Center (Sumber : Google Images)
Bangunan ini merupakan bukti ambisi kota Portland untuk jadi tuan rumah dari bangunan kantor paling hijau di dunia. Proyek senilai US$62 juta ini menjadi kantor pertama yang memiliki standar bangunan hunian. Salah satunya adalah dalam hal tak adanya tenaga listrik dan air yang terbuang percuma.
Untuk menciptakan itu, bangunan ini pun akan dilengkapi dengan panel photovoltaic, yang mampu mengumpulkan sumber tenaga. Selain itu, bangunan ini juga akan memiliki tangki bawah tanah sebagai penadah air hujan, dan tenaga geothermal sebagai penghangat air.
B. Sustainable Builing di Bina Bangsa International School