• Tidak ada hasil yang ditemukan

Landasan Kurikulum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Landasan Kurikulum"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI- 2

L

L

A

A

N

N

D

D

A

A

S

S

A

A

N

N

P

P

E

E

N

N

G

G

E

E

M

M

B

B

A

A

N

N

G

G

A

A

N

N

K

K

U

U

R

R

I

I

K

K

U

U

L

L

U

U

M

M

Drs. Dadang Sukirman, M.Pd.

PEN D AH U LUAN

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan m em punyai

kedudukan yang sangat st rat egis dalam seluruh aspek kegiat an pendidikan. Mengingat pent ingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkem bangan kehidupan m anusia, m aka dalam penyusunan kurikulum t idak bisa dilakukan t anpa m enggunakan landasan yang kokoh dan kuat .

Mungkin Anda dapat m em bayangkan andaikat a sebuah bangunan rum ah yang dibangun t idak m enggunakan landasan ( fondasi) yang kokoh, m aka ket ika t erj adi goncangan at au dit er pa oleh angin sedikit saj a rum ah t ersebut akan m udah rubuh. Dem ikian halnya dengan kurikulum , j ika dikem bangkan t idak didasarkan pada landasan yang t epat dan kuat , m aka kurikulum t ersebut t idak bisa bert ahan lam a, dan bahkan dengan m udah dapat dit inggalkan oleh para pem akainya.

Bila bangunan rum ah rubuh yang diakibat kan t idak m enggunakan landasan ( fondasi) yang kuat , kerugian t idak akan t erlalu besar hanya sebanding dengan harga rum ah yang dibangun, dan j ika kondisi keuangan m em ungkinkan m aka dengan segera akan m udah dibangun kem bali. Tapi bila yang roboh it u kurikulum sebagai alat unt uk m em persiapkan m anusia, m aka kerugiannya bersifat fat al dan t idak bisa diukur dengan m at eri karena m enyangkut dengan upaya m em anusiakan m anusia.

(2)

m erancang, m engem bangkan, dan m engim plem ent asikan kurikulum . Dengan landasan yang kokoh kurikulum yang dihasilkan akan kuat , yait u program pendidikan yang dihasilkan akan dapat m enghasilkan m anusia t erdidik sesuai dengan hakikat kem anusiannya, baik unt uk kehidupan m asa kini m aupun m enyongsong kehidupan j auh kem asa yang akan dat ang.

Penggunaan landasan yang t epat dan kuat dalam m engem bangkan kurikulum t idak hanya diperlukan oleh para penyusun kurikulum dit ingkat pusat ( m akro) , akan t et api t erut am a harus difaham i dan dij adikan dasar pert im bangan oleh para pengem bang kurikulum dit ingkat operasional ( sat uan pendidikan) , yait u para guru, kepala sekolah, pengaw as pendidikan ( supervisor )

dew an sekolah at au kom it e pendidikan dan para guru sert a pihak-pihak lain yang t erkait (st acke holder) .

Dengan dit erapkannya kebij akan pem erint ah ( Depdiknas) yait u pengem bangan kurikulum operasional dilakukan oleh set iap sat uan pendidikan dengan program Kurikulum Tingkat Sat uan Pendidikan ( KTSP) , m aka seluruh j aj aran di set iap sat uan pendidikan harus m em iliki pem aham an yang luas dan m endalam t ent ang landasan pengem bangan kurikulum , dan secara operasional harus dij adikan ruj ukan dalam m engim plem ent asikan kurikulum di set iap sat uan pendidikan yang dikelolanya.

Robert S. Zais ( 1976) m engem ukakan em pat landasan pokok pengem bangan kurikulum , yait u: Philosophy and t he nat ure of know ledge, societ y and cult ure, t he individual, dan learnig t heory. Dengan berpedom an pada em pat landasan t ersebut , m aka

(3)

Landasan yang dipilih unt uk dij adikan dasar pij akan dalam m engem bangkan kurikulum sangat t ergant ung at au dipengaruhi oleh pandangan hidup, kult ur, kebij akan polt ik yang dianut oleh negara dim ana kurikulum it u dikem bangkan. Akan t et api secara um um keem pat landasan yang akan dibahas dalam m odul ini, yait u landasan filosofis, psikologis, sosiologis, sert a landasan ilm u penget ahuan dan t eknologi adalah landasan um um dan pokok sebagai dasar pij akan dalam m engem bangkan kurikulum .

Oleh karena it u dalam m odul Landasan Pengem bangan Kurikulum ini, int inya akan m em bahas keem pat j enis landasan t ersebut yait u: landasan filosofis, psikologis, sosiologis, ser t a landasan ilm u penget ahuan dan t eknologi. Set elah m em pelaj ari m odul ini, Anda

diharapkan dapat m em iliki pem aham an dan kem am puan sebagai berikut :

1. Dapat m em aham i dan m engim plem ent asikan penerapan landasan filosofis dalam m engem bangkan kurikulum baik pengem bangan pada level m akro m aupun pengem bangan pada t ingkat operasional oleh set iap sat uan pendidikan

2. Dapat m em aham i dan m engim plem ent asikan penerapan landasan Psikologis dalam m engem bangkan kurikulum baik pengem bangan pada level m akro m aupun pengem bangan pada t ingkat operasional oleh set iap sat uan pendidikan

3. Dapat m em aham i dan m engim plem ent asikan penerapan landasan Sosiologis dalam m engem bangkan kurikulum baik pengem bangan pada level m akro m aupun pengem bangan pada t ingkat operasional oleh set iap sat uan pendidikan

4. Dapat m em aham i dan m engim plem ent asikan penerapan landasan I lm u Penget ahuan dan Teknologi dalam m engem bangkan kurikulum baik pengem bangan pada level m akro m aupun pengem bangan pada t ingkat operasional oleh set iap sat uan pendidikan

(4)

guru, m engingat salah sat u fungsi dan peran guru adalah sebagai pengem bang kurikulum . Adapun m odal dasar agar dapat m enghasilkan kurikulum yang dapat dit erim a oleh pihak- pihak yang berkepent ingan (St ake holder) , salah sat u syarat nya bahw a kurikulum harus dikem bangkan dengan didasarkan pada sej um lah landasan yang t epat , kuat dan kokoh.

Unt uk m em bant u Anda m em iliki w aw asan, pem aham an dan kem am puan prakt is m engem bangkan set iap landasan dalam pengem bangan kurikulum , m aka pengkaj ian keem pat landasan t ersebut diorganisasikan kedalam t iga bagian sebagai berikut :

1. Landasan Filosofis dalam pengem bangan kurikulum, yait u akan m em bahas dan m engident ifikasi landasan filsafat dan ilm plikasinya

dalam m engem bangkan kurikulum .

2. Landasan Psikologis dalam pengem bangan kurikulum, yait u akan m em bahas dan m engident ifikasi landasan psikologis dan ilm plikasinya dalam m engem bangkan kurikulum .

3. Landasan Sosiologis dan I lm u penget ahuan dan Teknologi ( I PTEK) dalam pengem bangan kurikulum . yait u akan m em bahas dan m engident ifikasi landasan sosiologis, ilm u penget ahuan dan t eknologi sert a ilm plikasinya dalam m engem bangkan kur ikulum .

Agar dapat m em peroleh hasil belaj ar yang m aksim al dari m odul yang Anda pelaj ari ini, silahkan ikut i pet unj uk- pet unj uk sebagai berikut :

1. Bacalah dengan cerm at bagian pendahuluan m odul sat u ini sam pai anda m em aham i apa dan bagaim ana landasan pengem bangan kurikulum it u..

2. Bacalah set iap uraian, cont oh at au ilust rasi dari set iap kegiat an belaj ar dalam m odul ini dengan seksam a, dan paham i ide- ide pokok dari uraian t ersebut .

(5)

4. Kerj akan t ugas- t ugas yang t ercant um di dalam m odul ini, agar Anda m em peroleh pem aham an yang ut uh t erkait dengan ide- ide pokok yang ada di dalam nya.

(6)

Kegiatan Pembelajaran 1

LAN D ASAN FI LOSOFI S D ALAM PEN GEM BAN GAN

KURI KULUM

RASI ONAL

Pendidikan senant iasa berhubungan dengan m anusia apakah

sebagai subj ek, obj ek m aupun sebagai pengelola. Menurut M.J Langeveld ” pendidikan at au m endidik adalah suat u upaya orang dew asa yang dilakukan secara sengaj a unt uk m em bant u anak at au orang yang belum dew asa dalam suat u lingkungan” . Mengingat pendidikan adalah suat u proses yang disengaj a, t ent u saj a pendidikan adalah bert uj uan at au m em iliki t uj uan yang harus dicapai. Unt uk m encapai t uj uan t ersebut t ent u saj a harus ada isi at au bahan yang harus disam paikan, pendidik, peser t a didik, ada proses int eraksi pendidikan yang dit em puh unt uk m encapai t uj uan, ada kegiat an evaluasi unt uk m enget ahui sej auhm ana hasil t elah dicapai m elalui proses dan m at eri pendidikan yang diberikan.

Jika dianalisis secara lebih det ail, ada enam unsur yang t erlibat dalam proses pendidikan yait u: 1) t uj uan pendidikan, 2) pendidik, 3)

anak didik, 4) isi pendidikan, 5) alat pendidikan, 6) lingkungan pendidikan. Keenam unsur t ersebut m asing- m asing m em iliki peran yang am at m enent ukan, dan oleh karenanya dalam m erum uskan, m engem bangkan dan m enent ukan set iap unsur yang t erlibat dalam proses pendidikan harus dilakukan m elalui hasil ber pikir yang m endalam , logis, sist em at is dan m enyeluruh ( filosofis) .

(7)

t ersebut ( pengem bangan t uj uan, isi/ m at eri, m et ode/ pr oses, dan pengem bangan evaluasi) harus dilakukan dengan m engem bangkan j aw aban- j aw aban at au pem ikiran yang m endalam , logis, sist em at is dan kom prehensif at au dengan kat a lain alasan yang dirum uskan dengan m enggunakan hasil pem ikiran filosofis.

Misalnya ket ika m erum uskan t uj uan unt uk pendidikan dasar, m aka sebelum t uj uan dirum uskan paling t idak t erlebih dahulu m engident ifikasi kar akt er ist ik usia sisw a pendidikan dasar, kebut uhan dan kem am puan rat a- rat a sisw a pada usia pendidikan dasar, harapan orang t ua dan m asyarakat seput ar pendidikan anak pada usia pendidikan dasar, harapan pem erint ah dan pihak- pihak lain yang t erkait (st ake holder) .

Dari hasil ident ifikasi para perancang kurikulum t elah m em iliki m asukan yang sangat berharga, dan kem udian diform ulasikan dalam rum usan t uj uan pendidikan dasar yang dudasarkan pada berbagai m asukan yang t elah diperoleh sebelum nya. Dengan dem ikian t uj uan dirum uskan t idak didasarkan pada pem ikiran subj ekt if sat u pihak saj a, m elainkan dirum uskan secara m at ang set elah m engkaj i berbagai m asukan, baik m asukan t eorit is, em pirik, m aupun hasil penelit ian, at au dengan kat a lain dilakukan m elalui proses ber fikir secara filosofis. Dem ikian j uga ket ika m engem bangfkan unsur- unsur kurikulum lainnya, sepert i pengem bangan isi/ m at eri, proses, dan pengem bangan evalusai, dilakukan dengan m enggunakan m et ode yang sam a.

PENGERTI AN

(8)

m engupas sesuat u sedalam - dalam nya. Plat o m enyebut filsafat sebagai ilm u penget ahuan t ent ang kebenaran.

Adapun yang dim aksud dengan landasan filosofis dalam pengem bangan kurikulum ialah asum si- asum si at au rum usan yang didapat kan dari hasil berpikir secara m endalam , analit is, logis dan sist em at is ( filosofis) dalam m erencanakan, m elaksanakan, m em bina dan m engem bangkan kurikulum . Penggunaan filsafat t ersebut baik dalam pengem bangan kurikulum dalam bent uk program ( t ert ulis) , m aupun kurikulum dalam bent uk pelaksanaan ( operasional) di sekolah.

KLASI FI KASI FI LSAFAT PEN D I D I KAN

Filsafat berupaya m engkaj i berbagai perm asalahan yang dihadapi m anusia, t erm asuk m asalah pendidikan. Pendidikan sebagai ilm u t erapan, t ent u saj a m em er lukan ilm u- ilm u lain sebagai penunj ang, di ant aranya adalah filsafat . Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dan pem ikiran- pem ikiran filosofis unt uk m em ecahkan m asalah- m asalah pendidikan. Menurut Redj a Mudyahardj o ( 1989) , t erdapat t iga sist em pem ikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam pem ikiran pendidikan pada um um nya, dan pendidikan di I ndonesia pada khususnya, yait u: filsafat I dealism e, Realism e dan filsafat Fragm at ism e.

Bidang t elaahan filsafat pada aw alnya m em persoalkan siapa m anusia it u ? kaj ian t erhadap persoalan ini berupaya unt uk m enelusur i hakikat m anusia, sehingga m uncul beberapa asum si m isalnya m anusia adalah m akhluk religius, m akhluk sosial, m akhluk yang ber budaya,

dan lain sebagainya. Dari beberapa t elaahan t ersebut filsafat m enelaah t iga pokok persoalan, yait u hakikat benar - salah ( logika) , hakikat baik-buruk ( et ika) , dan hakikat indah- j elek ( est et ika) .

(9)

pendidikan, t erut am a dalam m engem bangkan kurikulum khususnya unt uk m enent ukan arah dan t uj uan pendidikan, isi at au m at eri pendidikan, m et odologi at au proses pendidikan, dan sist em evaluasi unt uk m enget ahui t ingkat pencapaian pendidikan.

Filsafat akan m enent ukan arah ke m ana pesert a didik akan dibawa, filsafat m er upakan perangkat nilai- nilai yang m elandasi dan m em bim bing ke arah pencapaian t uj uan pendidikan. Oleh karena it u, filsafat yang dianut oleh suat u bangsa at au kelom pok m asyarakat t ert ent u t erm asuk yang dianut oleh perorangan sekalipun akan sangat m em pengaruhi t ehadap pendidikan yang ingin direalisasikan.

1. Landasan Filosofis Pendidikan I dealism e

Menurut filsafat idealism e bahw a kenyat aan at au realit as pada

hakikat nya adalah bersifat spirit ual daripada bersifat fisik, bersifat m ent al daripada m at erial. Dengan dem ikian m enurut filsafat idealism e bahw a m anusia adalah m ahluk spirit ual, m ahluk yang cerdas dan bert uj uan. Pikiran m anusia diberikan kem am puan rasional sehingga dapat m enent ukan pilihan m ana yang harus diikut inya.

Berdasarkan pem ikiran filsafat idealism e bahw a t uj uan pendidikan harus dikem bangkan pada upaya pem bent ukan karakt er, pem bent ukan bakat insani dan kebaj ikan sosial sesuai dengan hakikat kem anusiaannya. Dengan dem ikian t uj uan pendidikan dari m ulai t ingkat pusat ( ideal) sam pai pada rum usan t uj uan yang lebih operasional ( pem belaj aran) harus m erefleksikan pem bent ukan karakt er, pengem bangan bakat dan kebaj ikan sosial sesuai dengan

fit rah kem anusiannya.

(10)

kom pet it if baik dalam segi int elekt ual m aupun m oral, sehingga dapat dij adikan panut an bagi pesert a didik.

2. Landasan Filosofis Pendidikan Realism e

Filsafat r ealism e boleh dikat akan kebalikan dari filsafat idealism e, dim ana m enurut filsafat realism e m em andang bahw a dunia at au realit as adalah bersifat m at eri. Dunia t erbent uk dari kesat uan yang nyat a, subst ansial dan m at erial, sem ent ara m enurut filsafat idealism e m em andang bahw a realit as at au dunia bersifat m ent al, spir it ual. Menurut r ealism e bahw a m anusia pada hakikat nya t erlet ak pada apa yang dikerj akannya.

Mengingat segala sesuat u bersifat m at eri m aka t uj uan pendidikan hendaknya dirum uskan t erut am a diarahkan unt uk

m elakukan penyesusian diri dalam hidup dan m elaksanakan t anggung j aw ab sosial. Oleh karena it u kurikulum kalau didasarkan pada filsafat realism e harus dikem bangkan secara kom prehensif m eliput i penget ahuan yang bersifat sains, sosial, m aupun m uat an nilai- nilai. I si kurikulum lebih efekt if diorganisasikan dalam bent uk m at a pelaj aran karena m em iliki kecenderungan berorient asi pada m at a pelakaran (subj ect cent ered)

I m plikasi bagi para pendidik t erut am a bahw a peran pendidik diposisikan sebagai pengelola pendidikan at au pem belaj aran. Unt uk it u pendidik harus m enguasai t ugas- t ugas yang t erkait dengan pendidikan khususnya dengan pem belaj aran, sepert i penguasaan t erhadap m et ode, m edia, dan st rat egi sert a t eknik pem belaj aran. Secara

m et odologis unrur pem biasaan m em iliki art i yang sangat pent ing dan diut am akan dalam m engim plem ent asikan program pendidikan at au pem belaj aran filsafat realism e.

3. Landasan Filosofis Pendidikan Fragm at ism e

(11)

fragm at ism e adalah hasil evolusi biologis, psikologis dan sosial. Manusia lahir t anpa dibekali oleh kem am puan bahasa, keyakinan, gagasan at au norm a- norm a.

Nilai baik dan buruk dit ent ukan secara ekseperim ent al dalam pengalam an hidup, j ika hasilnya berguna m aka t ingkah laku t ersebut dipandang baik. Oleh karena it u t uj uan pendidikan t idak ada bat as akhirnya, sebab pendidikan adalah pert um buhan sepanj ang hayat , proses rekonst ruksi yang berlangsung secara t erus m enerus. Tuj uan pendidikan lebih diarahkan pada upaya unt uk m em peroleh pengalam an yang berguna unt uk m em ecahkan m asalah baru dalam kehidupan individu m aupun sosial.

I m plikasi t erhadap pengem bangan isi at au bahan dalam

kurikulum ialah har us m em uat pengalam an- pengalam an yang t elah t eruj i, yang sesuai dengan m inat dan kebut uhan sisw a. Warisan-warisan sosial dan m asa lalu t idak m m enj adi m asalah, karena fokus pendidikan m enurut faham fragm at ism e adalah m enyongsong kehidupan yang lebih baik pada saat ini m aupun di m asa yang akan dat ang. Oleh karena it u proses pendidikan dan pem belaj aran secara m et odologis harus diarahkan pada upaya pem ecahan m asalah, penyelidikan dan penem uan. Peran pendidik adalah m em im pin dan m em bim bing pesert a didik unt uk belaj ar t anpa harus t erlam pau j auh m endikt e para sisw a.

4. Landasan Filosofis Pendidikan Nasional

Tuj uan pendidikan Nasional di I ndonesia t ent u saj a bersum ber

pada pandangan dan cara hidup m anusia I ndonesia, yakni Pancasila. Hal ini berart i bahw a pendidikan di I ndonesia harus m em baw a pesert a didik agar m enj adi m anusia yang berpancasila. Dengan kat a lain, landasan dan arah yang ingin diw uj udkan oleh pendidikan di I ndonesia adalah yang sesuai dengan kandungan falsafah Pancasila it u sendiri.

(12)

Pendidikan Nasional berfungsi m engem bangkan kem am puan dan m em bent uk wat ak sert a peradaban bangsa yang berm art abat dalam rangka m encerdaskan kehidupan bangsa, bert uj uan unt uk berkem bangnya pot ensi peser t a didik agar m enj adi m anusia yang berim an dan bert aqw a kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak m ulia, sehat , berilm u, cakap, kreat if, m andiri, dan m enj adi w arga negara yang dem okrat is ser t a ber t anggung j aw ab. ( Pasal 2 dan 3) .

Rum usan t uj uan t ersebut m erupakan keinginan luhur yang harus m enj adi inspirasi dan sum ber bagi para pengelola pendidikan, ant ara lain: guru, kepala sekolah, para pengaw as pendidikan dan para pem buat kebij akan pendidikan agar dalam m erencanakan, m elaskanakan, m em bina dan m engem bangkan kurikulum didasarkan

pada nilai- nailai yang dikandung dalam falsafah bangsa yait u Pancasila dan perangkat - perangkat hukum yang ada di baw ahanya sepert i Undang- undang.

Pelaksanaan penj abaran dan pengem bangan kurikulum m eliput i m enj abarkan kedalam t uj uan, m engem bangkan isi at au bahan, m engem bangkan m et ode at au proses ppendidikan dan hubungan ant ara pendidik dan pesert a didik, pengem bangan evaluasi sem uanya secara konsekw en dan konsist en m er efleksikan nilai- nilai yang t erkadung dalam rum usan t uj uan pendidikan nasional.

M AN FAAT FI LSAFAT PEN D I D I KAN

Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dari pem ikiran- pem ikiran filsafat unt uk m em ecahkan perm asalahan pendidikan. Dengan dem ikian t ent u saj a bahw a filsafat m em iliki

m anfaat dan m em berikan kont ribusi yang besar t erut am a dalam m em berikan kaj ian sist em at is berkenaan dengan kepent ingan pendidikan. Nasut ion ( 1982) m engident ifikasi beberapa m anfaat filsafat pendidikan, yait u:

(13)

lem baga yang didirikan unt uk m endidik anak- anak kearah yang dicit a- cit ak an oleh m asyarakat , bangsa dan negara.

b. Dengan adanya t uj uan pendidikan yang diw arnai oleh filsafat yang dianut , kit a m endapat gam baran yang j elas t ent ang hasil yang harus dicapai. Manusia yang bagaim anakah yang harus diw uj udkan m elalui usaha- usaha pendidikan it u.

c. Filsafat dan t uj uan pendidikan m em beri kesat uan yang bulat kepada segala usaha pendidikan.

d. Tuj uan pendidikan m em ungkinkan si pendidik m enilai usahanya, hingga m anakah t uj uan it u t ercapai.

e. Tuj uan pendidikan m em berikan m ot ivasi at au dorongan bagi kegiat an- kegiat an pendidikan.

KURI KULUM D AN FI LSAFAT PEN D I D I KAN

Kurikulum pada hakikat nya adalah alat unt uk m encapai t uj uan pendidikan, karena t uj uan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat at au pandangan hidup suat u bangsa, m aka t ent u saj a kurikulum yang dikem bangkan j uga akan m encerm inkan falsafah / pandangan hidup yang dianut oleh bangsa t ersebut . Oleh karena it u t erdapat hubungan yang sangat erat ant ara kurikulum pendidikan disuat u negara dengan filsafat negara yang dianut nya.

Sebagai cont oh, I ndonesia pada m asa penj aj ahan Belanda, kurikulum yang dianut pada m asa it u sangat berorient asi pada kepent ingan polit ik Belanda. Dem ikian pula pada saat negara kit a dij aj ah Jepang, m aka orient asi kurikulum berpindah yait u disesuiakan dengan kepent ingan dan sist em nilai yang dianut oleh negara Mat ahari

Terbit it u. Set elah I ndonesia m encapai kem erdekaannya, dan secara bulat dan ut uh m enggunakan pancasila sebagai dasar dan falsafah dalam berbangsa dan bernegara, m aka kurikulum pendidikanpun disesuaikan dengan nilai- nilai pancasila it u sendiri.

(14)

bangsa; Becher dan Maclure ( Cece Wij aya, dkk. 1988) m enyebut kan 6 dim ensi pendekat an nasional dalam perkem bangan kurikulum di suat u negara, yait u:

a. Kerangka acuan yang j elas t ent ang t uj uan nasional dihubungkan dengan pr ogram pendidikan.

b. Hubungan yang erat ant ara pengem bangan kurikulum nasional dengan reform asi sosial polit ik negara.

c. Mekanism e pengaw asan ( kont rol) dari kebij akan kurikulum yang dit em puh.

d. Mekanism e pengaw asan dari pengem bangan dan aplikasi kurikulum di sekolah.

e. Met ode ke arah pengem bangan kurikulum yang disesuaikan dengan

kebut uhan.

f. Penelaahan deraj at desent ralisasi (degree of decent ralizat it ion) dari im plem ent asi kurikulum di sekolah.

Pengem bangan kurikulum w alaupun pada t ahap aw al sangat diw arnai oleh filsafat dan ideologi negara, nam un t idak berart i bahw a kurikulum bersifat st at is, m elainkan senant iasa m em erlukan pengem bangan, pem baharuan dan penyem purnaan disesuaikan dengan kebut uhan, t unt ut an dan perkem bangan zam an yang senant iasa berubah dengan cepat .

RAN GKU M AN

Secara pokok unsur- unsur kurikulum m eliput i em pat kom ponen

ut am a yait u: t uj uan, isi, m et ode/ proses dan keem pat adalah unsur evaluasi. Keem pat unsur kurikulum t ersebut ant ara sat u dengan lainnya saling t erkait dan bekerj a sam a dalam upaya m ew uj udkan t ercapainya t uj uan pendidikan at au pem belaj aran.

(15)

at au landasan pikiran yang m endalam , logis, sist em at is dan m enyeluruh at au disebut landasan filosofis.

Pada pokoknya ada t iga pendekat an filosofis yang sangat m em pengaruhi dan senant iasa m enj adi dasar pert im bangan dalam pengem bangan pendidikan at au kurikulum , yait u: 1) Filsafat I dealism e, 2) Filsafat Realism e, dan 3) Filsafat Fragm at ism e. Adapun m anfaat penggunaan filsafat pendidikan dalam m engem bangkan kurikulum ant ara lain: 1) Mem berikan arah yang j elas t erhadap t uj uan peneidikan, 2) dapat m em berikan gam baran yang j elas hasil yang ingin dicapai, 3) m em berikan arah t erhadap proses yang harus dilakukan unt uk m encapai t uj uan, 4) m em ungkinkan dapat m engukur hasil yang dicapai dan 5) m em berikan m ot ivasi yang kuat unt uk

m elakukan akt ivit as.

TES FORM ATI F 1

Berilah t anda silang ( X) pada huruf A, B, C, at au D, di depan salah sat u kem ungkinan j aw aban yang m enurut Anda paling t epat .

1. Suat u proses bant uan dari orang dew asa kepada anak yang belum dew asa adalah hakikat dari:

a. Pengaj aran b. Lat ihan c. Bim bingan d. Pendidikan

2. Upaya at au proses yang disengaj a unt uk m endew asakan anak yang belum dew asa adalah bat asan pendidikan m enurut :

a. MJ. Langeveld b. JJ. Roesseau c. Robert S. Zais d. M. Mont essori

(16)

a. JJ. Roesseau b. M. Mont essori c. Robert S. Zais d. MJ. Langeveld

4. Manakah yang bukan unsur kurikulum yang dikem bangkan berdasarkan m odel eklekt ik berikut ini:

a. Aim s, goals b. Cont ent c. Ressour ces

d. Learning act ivit ies

5. Kenyat aan at au realit a pada dasarnya adalah bersifat spirit ual, sehingga pendidikan sebaiknya diarahkan pada pem bent ukan

karakt er, m enurut aliran filsafat : a. Realism e

b. Fragm at ism e c. Fundam ant al d. I dealism e

6. Penerapan landasan filosofis dalam m engem bangkan kurikulum art inya adalah:

a. Pengem bangan set iap elem en kurikulum dilakukan m elalui hasil berfikir yang dilakukan secara fakt or kebet ulan

b. Pengem bangan set iap elem en kurikulum dilakukan m elalui hasil berfikir yang dilakukan secara coba- coba

c. Pengem bangan set iap elem en kurikulum dilakukan m elalui hasil berfikir secara rum it dan kom pleks

d. Pengem bangan set iap elem en kurikulum dilakukan m elalui hasil

berfikir logis, sist em at is dan m enyeluruh

7. Manakah yang bukan t erm asuk kedalam bidang kaj ian filsafat berikut ini:

(17)

d. Et ika

8. Unt uk m em pengaruhi anak didik fakt or pem biasaan adalah fakt or ut am a yang harus dilakukan, m enurut aliran filsafat :

a. Realism e b. Fragm at ism e c. Fundam ant al d. I dealism e

9. Pengalam an dan isi kurikulum harus m em uat pengalam an-pengalam an yang sudah t eruj i, sesuai dengan kebut uhan sisw a, m enurut aliran filsafat :

a. Realism e b. Fragm at ism e

c. Fundam ant al d. I dealism e

10.Rm usan t uj uan pendidikan nasional yang bersum ber dari falsafah negara pancasila, t erdapat dalam UU no. 20 t ahun 2003 pasal: a. 2 dan 5

b. 3 dan 4 c. 2 dan 3 d. 4 dan 5

Cocokkanlah j aw aban Anda dengan kunci j aw aban t es form at if 1 yang disediakan pada bagian akhir m odul ini. Unt uk m enget ahui t ingkat penguasaan Anda dalam m at eri kegiat an belaj ar 1 gunakanlah rum us berikut :

Ru m u s

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = X 100 %

10

(18)

70 % _ 79 % = sedang ... < 70 % = kurang

Apabila t ingkat penguasaan Anda m encapai 80 % keat as. Ba gu s. Anda dapat m eneruskan pada Kegiat an Belaj ar 2. Tet api

apabila t ingkat penguasaan Anda m asih di baw ah 80 % Anda harus m e n gu la n gi Kegiat an Belaj ar 1, t erut am a m at eri yang belum Anda

kuasai. GLOSARI UM

1. Ecelect ic m odel, yait u suat u pendekat an pengem bangan kurikulum yang dilakukan secara kom prom ist is, dengan m em adukan dari berbagai pendapat at au t eori kem udian diam bil j alan t engah sebagai keput usan yang t erbaik yang dapat dit erim a oleh berbagai

kalangan at au pihak.

2. St ake holder, yait u bahw a kurikulum yang t elah dirancang dan dikem bangkan oleh t im pengem bang, dilihat dari proses m aupun hasilnya harus dapat dipert anggung j aw abkan dan m em enuhi harapan bagi pihak- pihak yang m em iliki ket erkait an at au kepent ingan.

(19)

Kegiatan Pembelajaran 2

LAN D ASAN PSI KOLOGI S D ALAM PEN GEM BAN GAN

KURI KULUM

RASI ONAL

Pendidikan senant iasa berkait an dengan perilaku m anusia, dalam proses pendidikan it u t erj adi int eraksi ant ara pesert a didik dengan lingkungannya, baik lingkungan yang bersifat fisik m aupun lingkungan sosial. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan perilaku pesert a didik m enuj u kedew asaan, baik dew asa dari segi fisik, m ent al, em osional, m oral, int elekt ual m aupun sosial.

Harus diingat bahw a w alaupun pendidikan dan pem belaj aran adalah upaya unt uk m erubah perilaku m anusia, akan t et api t idak sem ua perubahan perilaku m anusia / pesert a didik m ut lak sebagai akibat dari int ervensi program pendidikan. Perubahan perilaku pesert a didik ada yang diperoleh m elalui proses kem at angan at au pengaruh dari luar program pendidikan.

Kurikulum sebagai alat unt uk m encapai t uj uan / program

pendidikan, sudah past i berhubungan dengan proses perubahan perilaku pesert a didik. Dengan adanya kurikulum diharapkan dapat m em bent uk t ingkah laku baru berupa kem am puan at au kom pet ensi akt ual m aupun pot ensial dari set iap pesert a didik, sert a kem am puan-kem am puan baru yang dim iliki dalam wak t u yang relat if lam a.

(20)

PEN GERTI AN

Psikologi adalah ilm u yang m em pelaj ari t ingkah laku m anusia dalam hubungan dengan lingkuingan, sedangkan kurikulum adalah upaya m enent ukan program pendidikan unt uk m erubah perilaku m anusia. Oleh sebab it u dalam m engem bangkan kurikulum harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam m enent ukan apa dan bagaim ana perilaku pesert a didik it u harus dikem bangkan.

Pesert a didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkem bangan, sepert i perkem bangan dari segi fisik, int elekt ual, sosial, em osional, m oral, dan lain sebagainya. Tugas ut am a pendidik / guru adalah m em bant u m engopt im alkan perkem bangan pesert a didik

t ersebut . Sebenarnya t anpa pendidikan- pun, anak akan m engalam i perkem bangan, akan t et api m elalui pendidikan perkem bangan anak t ersebut akan lebih opt im al baik dari segi kuant it as m aupun kualit as.

Oleh karena it u m elalui penerapan landasan psikologi dalam pengem bangan kurikulum , t iada lain agar upaya pendidikan yang dilakukan dapat m enyesuaikan dengan hakikat pesert a didik, baik penyesuaian dari segi m at eri at au bahan yang harus disam paikan, penyesuaian dari segi proses penyam paian at au pem belaj arannya, dan penyesuaian dari unsur- unsur upaya pendidikan lainnya.

Karakt erist ik perilaku set iap individu pada berbagai t ingkat an perkem bangan m erupakan kaj ian dari psikologi perkem bangan, dan oleh karena it u dalam pengem bangan kurikulum yang senant iasa berhubungan dengan program pendidikan unt uk kepent ingan pesert a

didik, m aka landasan psikologi m ut lak harus dij adikan dasar dalam upaya pengem bangannya.

(21)

saj a m em erlukan pem ikiran m endalam , yait u dilihat dar i kaj ian psikologi belaj ar.

Pada hakikat nya set iap individu m engalam i perkem bangan, yait u perubahan- perubahan yang t erat ur sej ak dari pem buahan sam pai m at i. Perubahan pada individu dapat t erj adi m elalui proses kem at angan (m at urat ion) , dan m elalui proses belaj ar ( learning) . Kedua m odel perubahan yait u kem t angan dan karena proses belaj ar t erm asuk kedalam kaj ian psikologi, yait u psikologi perkem bangan dan psikologi belaj ar. Oleh karena it u sangat naif, j ika berbicara proses m engem bangkan suat u kurikulum baik pada t at anan kurikulum ideal m aupun kurikulum dalam dim ensi operasional ( pem belaj aran) t idak m em akai kaj ian psikologis sebagai dasar pij akan at au landasan

berpikir ( konsep) m aupun dalam prakt eknya.

Dari uraian di at as t erdapat dua cabang psikologi yang sangat pent ing diperhat ikan di dalam pengem bangan kurikulum , yait u psikologi perkem bangan dan psikologi belaj ar. Psikologi belaj ar m em berikan sum bangan t erhadap pengem bangan kurikulum t erut am a berkenaan dengan bagaim ana kurikulum it u diberikan kepada sisw a dan bagaim ana sisw a harus m em pelaj arinya, berart i berkenaan dengan st rat egi pelak sanaan kurikulum .

Psikologi perkem bangan diperlukan t erut am a dalam m enent ukan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa, baik t ingkat kedalam an dan keluasan m at eri, t ingkat kesulit an dan kelayakannya sert a keberm anfaat an m at eri senant iasa disesuaikan dengan t arap perkem bangan pesert a didik.

1. Perkem bangan Pesert a didik dan Kurikulum .

(22)

m enganggap anak sebagai orang dew asa dalam bent uk kecil. J.J. Rousseau, seorang ahli pendidikan bangsa prancis, t erm asuk ynag fanat ik berpandangan sepert i it u. Dew asa dalam bent uk kecil m engandung m akna bahw a anak it u belum sepenuhnya m em iliki pot ensi yang diperlukan bagi penyesuaian diri t erhadap lingkungannya, ia m asih m em erlukan bant uan unt uk berkem bang ke arah kedew asaan yang sem purna. Rousseau m em beri t ekanan kepada kebebasan berkem bang secara m ulus m enj adi orang dew asa yang diharapkan. I st ilah yang dipakainya adalah kem bali ke alam , kem bali ke kodrat at au pem baw aan sej ak lahir. I a berpendapat bahw a segala sesuat u it u adalah baik dari t angan Tuhan akan t et api akan m enj adi rusak karena t angan m anusia.

Pendidikan it u harus m enghorm at i anak sebagai m akhluk ynag m em iliki pot ensi alam iah. Rousseau percaya bahw a anak harus belaj ar dari pengalam an langsung. Jadi dalam hal ini int ervensi at au cam pur t angan pendidikan t idak t erlalu m endom inasi.

Pendapat lain m engat akan bahw a perkem bangan anak it u adalah hasil dari pengaruh lingkungan. Anak dianggap sebagai kert as put ih, dim ana orang- orang disekelilingnya dapat bebas m enulis kert as t ersebut . Pandangan ini bert ent angan dengan pandangan di at as, di m ana j ust ru aspek- aspek di luar anak/ lingkungannya lebih banyak m em pengaruhi perkem bangan anak m enj adi individu yang dew asa. Pandangan ini sering disebut t eori Tabularasa dengan t okohnya yait u John Locke.

Selain kedua pandangan t ersebut , t erdapat pandangan yang m enyebut kan bahw a perkem bangan anak it u m erupakan hasil

(23)

ugas-t ugas perkem bangan (developm ent al t asks) . Tugas- t ugas perkem bangan yang dim aksud adalah t ugas yang secara nyat a harus dipenuhi oleh set iap anak/ individu sesuai dengan t araf/ t ingkat per kem bangan yang dit unt ut oleh lingkungannya. Apabila t ugas- t ugas it u t idak t erpenuhi, m aka pada t araf perkem bangan berikut nya anak/ individu t ersebut akan m engalam i m asalah. Melalui t ugas- t ugas ini, anak akan ber kem bang dengan baik dan beroprasi secara kum ulat if dari yang sederhana m enuj u kearah yang lebih kom pleks. Nam un dem ikian, obj ek penelit ian yang dilakukan oleh Havighurst adalah anak- anak Am erika, j adi kebenarannya m asih perlu dit elit i dan dikaj i dengan cerm at disesuaikan dengan anak- anak indonesia yang m em iliki kondisi

lingkungan yang berbeda.

Pandangan t ent ang anak sebagai m akhluk yang unik sangat berpengaruh t erhadap pengem bangan kurikulum pendidikan. Set iap anak m erupakan pr ibadi t er sendiri, m em iliki perbedaan disam ping persam aannya. I m plikasi dari hal t ersebut t erhadap pengem bangan kurikulum yait u:

1) Set iap anak diberi kesem pat an unt uk berkem bang sesuai dengan bakat , m inat , dan kebut uhannya.

2) Di sam ping disediakan pelaj aran yang sifat nya um um ( program int i) yang waj ib dipelaj ari set iap anak di sekolah, disediakan pula pelaj aran pilihan yang sesuai dengan m inat anak.

3) Kurikulum disam ping m enyediakan bahan aj ar yang bersifat kej uruan j uga m enyediakan bahan aj ar yang bersifat akadem ik. Bagi anak yang berbakat dibidang akadem ik diberi kesem pat an

unt uk m elanj ut kan st udi ke j enj ang pendidikan berikut nya.

(24)

1) Tuj uan pem belaj aran yang dirum uskan secara operasional selalu berpusat kepada perubahan t ingkah laku pesert a didik.

2) Bahan/ m at eri yang diberikan harus sesuai dengan kebut uhan, m inat dan perhat ian anak, bahan t ersebut m udah dit erim a oleh anak.

3) St rat egi belaj ar m engaj ar yang digunakan harus sesuai dengan t araf perkem bangan anak.

4) Media yang dipakai senant iasa dapat m enarik perhat ian dan m inat anak.

5) Sist em evaluasi berpadu dalam sat u kesat uan yang m enyeluruh dan berkesinam bungan dari sat u t ahap ke t ahap yang lainnya dan dij alankan secara t erus m enerus.

2. Psikologi Belaj ar dan Kurikulum .

Psikologi belaj ar m erupakan suat u cabang ilm u yang m engkaj i bagaim ana individu belaj ar. Belaj ar dapat diart ikan sebagai perubahan perilaku yang t erj adi m elalui pengalam an. Segala perubahan perilaku baik yang bebrbent uk kognit if, afekt if, m aupun psikom ot or dan t erj adi karena proses pengalam an dapat dikat egorikan sebagai perilaku belaj ar. Perubahan- perubahan perilaku yang t erj adi secar a inst ing at au t erj adi karena kem at angan, at au perilaku yang t erj adi secara kebet ulan, t idak t erm asuk belaj ar. Mem aham i t ent ang psikologi / t eori belaj ar m erupakan bekal bagi para guru dalam t ugas pokoknya yait u m em belaj arkan anak.

Psikologi at au t eori belaj ar yang berkem bang pada dasarnya dapat dikelom pokkan ke dalam t iga rum pun, yait u: Teori Disiplin Ment al at au t eori Daya (Facult y Theory) , Behaviorism e, dan Organism ik at au Cognit ive Gest alt Field.

(25)

daya m encurahkan pendapat , daya m engam at i, daya m em ecahkan m asalah, dan daya- daya lainnya. Daya- daya t ersebut dapat dilat ih agar dapat berfungsi dengan baik. Daya berpikir anak sering dilat ih dengan pelaj aran berhit ung / m at em at ika m isalnya, daya m engingat dilat ih dengan m enghapalkan sesuat u. Daya- daya yang t elah t erlat ih dapat dipindahkan ke dalam pem bent ukan daya- daya lain. Pem indahan (t ransfer) ini m ut lak dilakukan m elalui lat ihan (drill) , karena it u pengert ian m engaj ar m enurut t eori ini adalah m elat ih pesert a didik dalam daya- daya it u, cara m em pelaj arinya pada um um nya m elalui hapalan dan lat ihan.

2) Rum pun t eori belaj ar kedua yait u Behaviorism e. Rum pun t eori

ini m encakup t iga t eori, yait u t eori Koneksionism e at au t eori Asosiasi, t eori Kondit ioning, dan t eor i Reinfor cem ent (Operant Condit ioning) . Rum pun t eori Behaviorism e berangkat dari asum si bahw a individu t idak m em baw a pot ensi sej ak lahir. Perkem bangan individu dit ent ukan oleh lingkungan ( keluarga, sekolah, m asyarakat ) . Rum pun t eori ini t idak m engakui sesuat u yang sifat nya m ent al, perkem bangan anak m enyangkut hal- hal nyat a yang dapat dilihat dan diam at i.

Teori Koneksionism e at au t eori Asosiasi adalah t eori yang paling aw al dari rum pun Behaviorism e. Menurut t eori ini kehidupan t unduk kepada hukum st im ulus- respon at au aksi- reaksi. Belaj ar pada dasarnya m erupakan hubungan ant ara st im ulus- respon. Belaj ar m erupakan upaya unt uk m em bent uk hubungan st im ulus- r espon sebanyak- banyaknya. Tokoh ut am a dari t eori

(26)

st im ulus dan respon akan t erbent uk apabila sering dilat ih at au diulang- ulang. Hukum akibat (effect) , hubungan st im ulus dan respon akan t erj adi apabila ada akibat yang m enyenangkan. 3) Teori belaj ar yang ket iga yait u t eori Organism ik at au Gest alt .

Teori ini m engacu kepada pengert ian bahw a keseluruhan lebih berm akna dari pada bagian- bagian, keseluruhan bukan kum pulan dari bagian- bagian. Manusia dianggap sebagai m akhluk organism e yang m elakukan hubungan t im bal balik dengan lingkungan secara keseluruhan, hubungan ini dij alin oleh st im ulus dan respon. Menurut t eori ini, st im ulus yang hadir it u diseleksi m enurut t uj uannya, kem udian individu m elakukan int eraksi dengannya dan set erusnya t erj adi perbuat an belaj ar.

Bert ent angan dengan t eori Koneksionism e / Asosiasi, peran guru yait u sebagai pem bim bing bukan penyam pai penget ahuan, sisw a berperan sebagai pengelola bahan pelaj aran. Belaj ar berlangsung berdasarkan pengalam an yait u kegiat an int eraksi ant ara individu dengan lingkungannya. Belaj ar m enurut t eori ini bukanlah m enghapal akan t et api m em ecahkan m asalah, dan m et ode belaj ar yang dipakai adalah m et ode ilm iah dengan cara anak dihadapkan pada berbagai perm asalahan, m erum uskan hipot esis at au praduga, m engum pulkan dat a yang diperlukan unt uk m em ecahkan m asalah, m enguj i hipot esis yang t elah dirum uskan, dan pada akhirnya para sisw a dibim bing unt uk m enarik kesim pulan- kesim pulan. Teori ini banyak m em pengaruhi prakt ek pengaj aran di sekolah karena t eori ini m em iliki prinsip- prinsip sebagai berikut :

a. Belaj ar berdasarkan keseluruhan

(27)

pikirannya, perasaannya, m ent alnya, spirit ualnya dan oleh seluruh aspek t ingkah lakunya. Pelaj aran yang diberikan kepada siswa bersum ber pada suat u m asalah at au pokok yang luas yang harus dipecahk an oleh sisw a. Siswalah yang m engolah bahan pelaj aran it u, sisw a m ereaksi seluruh pelaj aran oleh keseluruhan j iw anya.

b. Belaj ar adalah pem bent ukan kepribadian

Anak dipandang sebagai m akhluk keseluruhan, anak dibim bing unt uk m em peroleh penget ahuan, sikap, dan ket eram pilan secara berim bang. I a dibina unt uk m enj adi m anusia seut uhnya yait u m anusia yang m em iliki keseim bangan lahir dan bat in ant ara penget ahuan dengan

sikapnya dan ant ara sikap dengan ket eram pilannya. Seluruh kepribadiannya diharapkan ut uh m elalui program pengaj aran yang t erpadu.

c. Belaj ar berkat pem aham an

Menurut aliran Gest alt bahw a belaj ar it u adalah proses pem aham an. Pem aham an m engandung m akna penguasaan penget ahuan, dapat m enyelaraskan dengan sikapnya dan ket eram pilannya. Dapat pula diart ikan bahw a pem aham an it u adalah kem udahan dalam m enem ukan sesuat u, pem ecahan m asalah. Ket eram pilan m enghubung- hubungkan bagian- bagian penget ahuan unt uk diperoleh sesuat u kesim pulan m erupakan salah sat u w uj ud pem aham an.

d. Belaj ar berdasarkan pengalam an

Sebagaim ana dikem ukakan bahw a belaj ar it u adalah

pengalam an. Proses belaj ar it u adalah bekerj a, m ereaksi, m em aham i dan m engalam i. Dalam belaj ar it u sisw a akt if. Sisw a m engolah bahan pelaj aran m elalui diskusi, t anya j aw ab, kerj a kelom pok, dem onst rasi, survey lapangan, karyaw isat a at au belaj ar m em baca di perpust akaan.

(28)

Dalam hubungan ini ada t iga t eori yang perlu diket ahui guru, yait u: perkem bangan anak m erupakan hasil dari pem baw aan, perkem bangan anak m erupakan hasil lingkungan, dan perkem bangan anak m erupakan hasil keduanya. Perpaduan kedua pandangan it u m elahirkan t eori t ugas perkem bangan (developm ent al t ask) yang digagas oleh Havighurst .

f. Belaj ar adalah proses berkelanj ut an

Belaj ar it u adalah proses sepanj ang m asa. Manusia t idak penah berhent i belaj ar w alaupun sudah t ua sekalipun, m aka ia selalu m elakukan proses belaj ar. Hal it u dilakukan karena fakt or kebut uhan. Belaj ar it u adalah proses kegiat an

int eraksi ant ara dirinya dengan lingkungannya yang dilakukan dari sej ak lahir sam pai m eninggal, karena it u belaj ar m erupakan proses berkesinam bungan. Unt uk m em pert ahankan prinsip ini m aka kurikulum m enganj urkan unt uk m elaksanakan kegiat an belaj ar m engaj ar t idak t erbat as pada kurikulum yang t ersedia, t et api j uga kurikulum yang sifat nya ekst ra unt uk m em enuhi kebut uhan para sisw a. Belaj ara akan lebih berhasil j ika dihubungkan dengan m inat , perhat ian dan kebut uhan sisw a. Keberhasilan belaj ar t idak seluruhnya dit ent ukan oleh kem am puan sisw a, akan t et api j uga oleh m inat nya, perhat iannya, dan kebut uhannya. Dalam kait an dengan hal ini m aka fakt or m ot ivasi sangat m enent ukan.

RAN GKU M AN

(29)

pesert a didik ( sisw a) kearah yang diharapkan oleh pendidikan, m aka t ent u saj a dalam m engem bangkan kurikulum pendidikan harus m enggunakan asum si- asum si at au landasan yang bersum ber dari st udi ilm iah bidang psikologi.

Pada dasarnya ada dua j enis psikologi yang m em iliki kait an sangat erat dan harus dij adikan sum ber pem ikiran dalam m engem bangkan kurikulum , yait u: Psikologi perkem bangan, dan Psikologi belaj ar. Psikologi perkem bangan adalah ilm u at au st udi yang m engkaj i perkem bangan m anusia, besert a kecenderungan prilaku yang dit unj ukkannya. Adapun Psikologi belaj ar, adalah suat u pendekat an at au st udi yang m engkaj i bagaim ana m anusia um um nya m elakukan proses belaj ar.

Menurut psikologi belaj ar, bahw a belaj ar diklasifikasi sebagai berikut : belaj ar berdasarkan keseluruhan, belaj ar adalah pem ebent ukan kepribadian, belaj ar berkat pem aham an, belaj ar berdasarkan pengalam an, belaj ar m erupakan proses perkem bangan, dan belaj ar adalah proses berkelanj ut an.

TES FORM ATI F 2

Berilah t anda silang ( X) pada huruf A, B, C, at au D, di depan salah sat u kem ungkinan j aw aban yang m enurut Anda paling t epat .

1. Disiplin ilm u yang m em pelaj ari t ingkahlaku m anusia dalam hubungan dengan lingkungan adalah:

a. Sosiologis b. Psikologis

c. Ant opologi d. Biologis

2. Hubungan ant ara st im ulus dan respon akan berj alan baik j ika sering dilat ih, m enurut hukum :

(30)

c. Law of exercise d. Law af Use

3. Ada dua aliran psikologi yang sangat erat dan dibut uhkan unt uk dij adikan landasan pengem bangan kurikulum , yait u:

a. Psikologi belaj ar dan perkem bangan b. Psikologi belaj ar dan sosial

c. Psikologi sosial dan perkem bangan d. Psikologi sosial dan rem aj a

4. Sej ak lahir set iap anak t elah m em iliki fot ensi unt uk berkem bang, m enurut :

a. Havighurst b. MJ. Langeveld

c. Robert S. Zais d. JJ. Rosseau

5. Perubahan perilaku set iap individu selain dit ent ukan oleh proses belaj ar, j uga dit ent ukan oleh fakt or:

a. Kebiasaan b. Kem auan c. Kedisiplinan d. Kem at angan

6. Tugas- t ugas nyat a yang harus dipenuhi oleh set iap anak dalam set iap perkem bangannya disebut dengan t ugas- t ugas perkem bangan yang dicet uskan oleh:

a. Havighurst b. MJ. Langeveld c. Robert S. Zais

d. JJ. Rosseau

7. Proses perubahan perilaku yang t erj adi karena dilakukan m elalui proses pengalam an adalah disebut :

(31)

d. Bim bingan

8. Keseluruhan adalh lebih berm akna dari hanya sekedar bagian dem i bagian, adalah pandangan t eori belaj ar:

a. Daya

b. Behaviorism e c. Gest al

d. Koneksionism e

9. Menurut t eori Behaviorism e bahw a perubahan dan perkem bangan perilaku seseorang pada dasarnya dit ent ukan oleh:

a. Lingkungan b. Pem baw aan c. Kebiasaan

d. Kem at angan

10.Teori Koneksionism e berpandangan bahw a perubahan perilaku seseorang t erj adi at as hubungan t im bal balik ant ara:

a. St im ulus dan respon

b. Kebiasaan dan kem at angan c. Kem at angan dan kedisiplinan d. Pem baw aan dan lingkungan

Cocokkanlah j aw aban Anda dengan kunci j aw aban t es form at if 2 yang disediakan pada bagian akhir m odul ini. Unt uk m enget ahui t ingkat penguasaan Anda dalam m at eri kegiat an belaj ar 1 gunakanlah rum us berikut :

Ru m u s

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = X 100 %

10

Art i t ingkat penguasaan yang Anda capai 90 % – 100 % = baik sek ali 80 % _ 89 % = baik

(32)

... < 70 % = kurang

Apabila t ingkat penguasaan Anda m encapai 80 % keat as. Ba gu s. Anda dapat m eneruskan pada Kegiat an Belaj ar 2. Tet api

apabila t ingkat penguasaan Anda m asih di baw ah 80 % Anda harus m e n gu la n gi Kegiat an Belaj ar 1, t erut am a m at eri yang belum Anda

kuasai. GLOSARI UM

1. Law of Readiness, adalah salah sat u hukum dari aliran Koneksionism e yang beranggapan hubungan ant ara st im ulus dan respon akan berj alan baik j ik a ada kesiapan

2. Law of Exercise, Law of Readiness, adalah salah sat u hukum dari aliran Koneksionism e yang beranggapan bahw a hubungan ant ara

st im ulus dan respon akan berj alan baik j ika sering dilat ih

(33)

Kegiatan Pembelajaran 3

LAN D ASAN SOSI OLOGI S, I LM U PEN GETAH UAN

D AN TEKN OLOGI

D ALAM PEN GEM BAN GAN KURI KULUM

RASI ON AL

Pendidikan adalah proses budaya unt uk m eningkat kan harkat dan m art abat m anusia. Pendidikan adalah proses sosialisasi m elalui int eraksi insani m enuj u m anusia yang berbudaya. Dalam kont eks inilah anak didik dihadapkan dengan budaya m anusia, dibina dan dikem bangkan sesuai dengan nilai budayanya, sert a dipupuk kem am puan dirinya m enj adi m anusia yang berbudaya.

Disisi lain bahw a pendidikan m erupakan usaha m enyiapkan

subj ek didik ( sisw a) m enghadapi kehidupan yang selalu m engalam i perubahan dengan pesat dan bahkan sulit unt uk dit ebak. Pendidikan adalah usaha sadar unt uk m enyiapkan pesert a didik m elalui kegiat an bim bingan, pengaj aran dan at au lat ihan bagi perannya di m asa yang akan dat ang. Teknologi adalah aplikasi dari ilm u penget ahuan ilm iah dan ilm u- ilm u lainnya unt uk m em cahkan m asalah- m asalah prakt is. I lm u dan t eknologi t idak bisa dipisahkan. I lm u penget ahuan dan t eknologi berkem bang sangat pesat seiring laj unya perkem bangan m asyarakat .

Dengan kedua alasan t ersebut di at as, m aka agar kurikulum sebagai program pendidikan m aupun kurikulum sebagai pengalam an yang dit erapkan dalam proses pem belaj arn di set iap sat uan pendidikan, selain m enggunakan kedua landasan yang t elah dibahas

sebelum nya yait u landasan filosofis dan psikologis, j uga harus m enggunakan asum si- asum si at au landasan lainnya yait u landasan sosiologis dan I lm u Penget ahuan dan Teknologi ( I PTEK) .

(34)

Dilihat dar i subst ansinya fakt or sosiologis sebagai landasan dalam m engem bangkan kurikulum dpat dikaj i dari dua sisi yait u dar i sisi kebudayaan dan kuriklulum sert a dari unsur m asyarakat dan kurikulum .

a. Kebudayaan dan Kurikulum

Fakt or kebudayaan m erupakan bagian yang pent ing dalam pengem bangan kurikulum dengan pert im bangan:

1) I ndividu lahir t idak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cit a- cit a, sikap, penget ahuan, ket eram pilan, dan lain sebagainya. Sem ua it u dapat diperoleh individu m elalui int eraksi dengan lingkungan budaya, keluarga, m asyarakat sekit ar, dan t ent u saj a sekolah / lem baga pendidikan. Oleh

karena it u sekolah / lem baga pendidikan m em punyai t ugas khusus unt uk m em berikan pengalam an kepada para pesert a didik dengan salah sat u alat yang disebut kurikulum .

2) Kurikulum dalam set iap m asyarakat pada dasarnya m erupakan refleksi dari cara orang berpikir, berasa, bercit a-cit a, at au kebiasaan- kebiasaan. Karena it u dalam m engem bangkan suat u kurikulum perlu m em aham i kebudayaan. Kebudayaan adalah pola kelakuan yang secara um um t erdapat dalam sat u m asyarakat yang m eliput i keseluruhan ide, cit a- cit a, penget ahuan, kepercayaan, cara berpikir, kesenian, dan lain sebagainya.

3) Seluruh nilai yang t elah disepakat i m asyarakat dapat pula disebut kebudayaan. Oleh karena it u kebudayaan dapat dikat akan sebagai suat u konsep yang m em iliki kom pleksit as

t inggi. Kebudayaan adalah hasil dari cipt a, rasa dan karsa m anusia yang diw uj udkan dalam t iga gej ala, yait u:

(35)

b) Kegiat an, yait u t indakan berpola dari m anusia dalam berm asyarakat . Tindakan ini disebut sist em sosial. Dalam sist em sosial, akt ivit as m anusia sifat nya konkrit , bisa dilihat dan diobser vasi. Tindak an berpola m anusia t ent u didasarkan oleh w uj ud kebudayaan yang pert am a. Art inya sist em sosial dalam bent uk akt ivit as m anusia m erupakan refleksi dari ide, konsep, gagasan, nilai dan norm a yang t elah dim ilikinya.

c) Benda hasil karya m anusia. Wuj ud kebudayaan yang ket iga ini ialah selur uh fisik perbuat an at au hasil kar ya m anusia di m asyarakat . Oleh karena it u w uj ud kebudayaan yang ket iga ini adalah produk dari wuj ud

kebudayaan yang pert am a dan kedua.

Secara um um pendidikan dan khususnya persekolahan pada dasarnya berm aksud m endidik anggot a m asyarak at agar dapat hidup berint egrasi dengan anggot a m asyarakat yang lain. Hal ini m em baw a im plikasi bahw a kurikulum sebagai salah sat u alat m encapai t uj uan pendidikan berm uat an kebudayaan yang bersifat um um pula, sepert i: nilai- nilai, sikap- sikap, penget ahuan, kecakapan dan kegiat an yang bersifat um um yang sangat pent ing bagi kehidupan berm asyarakat . Selain pendidikan yang berm uat an kebudayaan yang bersifat um um di at as, t erdapat pula pendidikan yang berm uat an kebudayaan khusus, yait u unt uk aspek- aspek kehidupan t ert ent u dan berkenaan dengan kelom pok yang sifat nya vokasional. Keadaan sepert i it u m enunt ut kurikulum yang bersifat khusus pula.

Misalnya unt uk pendidikan vokasional, biasanya berkenaan dengan lat ar belakang pendidikan, st at us ekonom i, dan cit a- cit a t ert ent u, sehingga m em punyai bat as w akt u dan daerah aj ar t ert ent u pula.

(36)

Masyarakat adalah suat u kelom pok individu yang diorganisasikan m ereka sendiri kedalam kelom pok- kelom pok berbeda. Kebudayaan hendaknya dibedakan dengan ist ilah m asyarakat yang m em punyai art i suat u kelom pok individu yang t erorganisir yang berpikir t ent ang dirinya sebagai suat u yang berbeda dengan kelom pok at au m asyarak at lainnya.

Tiap m asyarakat m em punyai kebudayaan sendiri- sendiri, dengan dem ikian yang m em bedakan m asyarakat yang sat u dengan m asyarakat lainnya adalah kebudayaan. Hal ini m em punyai im plikasi bahw a apa yang m enj adi keyakinan pem ikiran seseorang, reaksi t erhadap perangsang sangat t ergant ung kepada kebudayaan dim ana ia dibesarkan. Menurut

Daud Yusuf ( 1982) bahw a sum ber nilai yang ada dalam m asyarakat unt uk dikem bangkan m elalui proses pendidikan ada t iga yait u: logika, est et ika, dan et ika. I lm u penget ahuan dan kebudayaan adalah nilai- nilai yang bersum ber pada logika ( pikiran)

Sebagai akibat dari kem aj uan ilm u penget ahuan dan t eknologi yang pada hakikat nya adalah hasil kebudayaan m anusia, m aka kehidupan m anusia sem akin luas, sem akin m eningkat sehingga t unt ut an hidup pun sem akin t inggi. Pendidikan harus m engant isipasi t unt ut an hidup ini sehingga dapat m em persiapkan anak didik unt uk hidup w aj ar sesuai dengan kondisi sosial budaya m asyarakat .

Dalam kont eks inilah kurikulum sebagai program pendidikan harus dapat m enj aw ab t ant angan dan t unt ut an m asyarakat .

Unt uk dapat m enj aw ab t ut nt ut an t ersebut bukan hanya pem enuhan dari segi isi kurikulum nya saj a, m elainkan j uga dari segi pendekat an dan st rat egi pelaksanaannya.

(37)

agar apa yang diberikan kepada sisw a relevan dan berguna bagi kehidupan siswa di m asyar akat .

Teori, prinsip, hukum , yang t erdapat dalam sem ua ilm u penget ahuan yang ada dalam kurikulum , penerapannya harus disesuaikan dengan kondisi sosial budaya di m asyarakat set em pat , sehingga hasil belaj ar yang dicapai oleh siswa lebih berm akna dalam hidupnya.

Pengem bangan kurikulum hendaknya m em perhat ikan kebut uhan dan perkem bangan m asyarakat . Tyler ( 1946) , Taba ( 1963) Tanner dan Tanner ( 1984) m enyat akan t unt ut an m asyarakat adalah salah sat u dasar dalam pengem bangan kurikulum .Calhoun, Light , dan Keller ( 1997) m em aparkan t uj uh

fungsi sosial pendidikan, yait u: 1) Mengaj ar ket er am pilan, 2) Ment rasm isikan budaya, 3) Mendor ong adapt asi lingkungan, 4) Mem bent uk kedisiplinan, 5) Mendorong bekerj a berkelom pok, 6) Meningkat kan perilaku et ik, dan 7) Mem ilih bakat dan m em beri penghargaan prest asi

2 Landasan I lm u Pengat ahuan dan Teknologi dalam Pengem bangan Kurikulum

Pendidikan m erupakan usaha m enyiapkan subj ek didik ( sisw a) m enghadapi lingkungan hidup yang m engalam i perubahan yang sem akin pesat . Pendidikan adalah usaha sadar unt uk m enyiapkan pesert a didik m elalui kegiat an bim bingan, pengaj aran dan at au lat ihan bagi perannya di m asa akan dat ang. Teknologi adalah aplikasi dari ilm u penget ahuan ilm iah dan ilm u- ilm u lainnya unt uk m em cahkan m asalah- m asalah prakt is. I lm u dan t eknologi t idak

bisa dipisahkan. I lm u penget ahuan dan t eknologi berkem bang t eram at pesat seiring laj unya perkem bangan m asyarakat .

(38)

keam anan, pendidikan, dan lain sebagainya. Khususnya dalam bidang pendidikan, perkem bangan t eknologi indust ri m em punyai hubungan t im bal balik dengan pendidikan. I ndust ri dengan t eknologi m aj u m em produksi berbagai m acam alat - alat dan bahan yang secara langsung at au t idak langsung dibut uhkan dalam pendidikan. Kegiat an pendidikan m em but uhkan dukungan dari penggunaan alat - alat hasil indust ri sepert i t elevisi, radio, video, kom put er dan peralat an lainnya. Penggunaan alat - alat yang dibut uhkan unt uk m enunj ang pelaksanaan program pendidikan, apalagi disaat perkem bangan produk t eknologi kom unikasi yang sem akin canggih, t ent u saj a m enunt ut penget ahuan dan ket eram pilan sert a kecakapan yang m em adai bagi guru dan

pelaksana program pendidikan lainnya.

Mengingat pendidikan m erupakan upaya m enyiapkan sisw a m enghadapi m asa depan dan perubahan m asyarak at yang sem akin pesat t erm asuk di dalam nya perubahan ilm u penget ahuan dan t eknologi, m aka pengem bangan kurikulum haruslah berlandaskan ilm u penget ahuan dan t eknologi.

Perk em bangan I PTEK, secar a langsung akan m enj adi isi/ m at eri pendidikan. Sedangkan secara t idak langsung m em berikan t ugas kepada pendidikan unt uk m em bekali m asyarakat dengan kem am puan pem ecahan m asalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkem bangan ilm u penget ahuan dan t eknologi. Selain it u perkem bangan ilm u penget ahuan dan t eknologi j uga dim anfaat kan unt uk m em ecahkan m asalah pendidkan.

Perubahan sosial budaya, perkem bangan I PTEK dalam suat u

(39)

yang m enj adi anggot a m asyarakat t ersebut . Di sisi lain kebut uhan m asyarakat pada um um nya j uga berpengaruh t erhadap individu-individu sebagai anggot a m asyarakat . Oleh karena it u pengem bangan kurikulum yang hanya berdasarkan pada ket eram pilan dasar saj a t idak akan dapat m em enuhi kebut uhan m asyarakat m odern yang bersifat t eknologis dan m engglobal.

Pengem bangan kurikulum j uga harus dit ekankan pada pengem bangan individu yang m encakup ket erkait annya dengan lingkungan sosial set em pat . Lingkungan sosial budaya m erupakan sum ber daya yang m encakup kebudayaan, ilm u penget ahuan dan t eknologi. Berdasarkan uraian di at as, sangat lah pent ing m em perhat ikan fakt or kebut uhan m asyarakat dalam

pengem bangan kurikulum .

Salah sat u ciri m asyar akat adalah selalu berkem bang. Perkem bangan m asyarakat dipengaruhi oleh falsafah hidup, nilai-nilai, I PTEK dan kebut uhan yang ada dalam m asyarakat . Perkem bangan m asyarakat m enunt ut t ersedianya proses pendidikan yang relevan. Unt uk t ercipt anya proses pendidikan yang sesuai dengan perkem bangan m asyarakat m aka diperlukan rancangan berupa kurikulum yang landasan pengem bangannya m em perhat ikan fakt or perkem bangan m asyarakat .

Perkem bangan ilm u penget ahuan dan t eknologi t elah banyak m em baw a perubahan pada sist em nilai- nilai. Pendidikan pada dasarnya adalah bersifat norm at if, dengan dem ikian bagaim ana agar perubahan nilai- nilai yang diakibat kan oleh perkem banm gan ilm u penget ahuan dan t eknologi bisa m enuj u pada perubahan yang

(40)

RAN GKU M AN

Pendidikan adalah proses budaya, m anusia yang akan dididik adalah m ahluk yang berbudaya dan senant iasa m engem bangkan kebudayaannya. Oleh karena it u kurikulum harus dik em bangkan dengan didasarkan pada norm a- norm a sosial at au budaya. Dengan dem ikian m aka pendidikan akan m enj adi pew aris budaya, dan sekaligus berfungsi unt uk m engem bangkan kehidupan sosial m aupun budaya kearah yang lebih baik sesuai dengan perkem bangan dan t unt ut an m asyarakat yang berbudaya.

Di lain pihak bahw a pendidikan dihadapkan pada perkem bangan ilm u penget ahuan dan t eknologi yang berkem bang

dengan pesat . Oleh karena it u agar kurikulum dapat bert ahan kuat , m aka pengem bangannya harus didasarkan pada ilm u penget ahuan dan t eknologi yang kuat pula. Dengan dem ik ian kurikulum akan m am pu m enyesuaikan dengan sit uasi dan kondisi yang berkem bang baik dilihat dari segi perkem bangan sosial budaya m aupun perkem bangan ilm u penget ahuan dan t eknologi.

TES FORMATI F 3

Berilah t anda silang ( X) pada huruf A, B, C, at au D, di depan salah sat u kem ungkinan j aw aban yang m enurut Anda paling t epat . 1. Menurut kaj ian sosial budaya, pendidikan adalah proses int eraksi

unt uk m eningkat kan:

a. Pendapat an at au incom e m anusia

b. Populasi m anusia

c. Harkat dan m art abat m anusia d. Harga diri m anusia

2. Aplikasi pem ikiran ilm iah unt uk m em ecahkan m asalah prakt is pendidikan dan pem belaj aran disebut :

(41)

b. Teknologi c. Hardw are d. Soft ware

3. Pada dasarnya yang dim aksud dengan kebudayaan adalah: a. Kehidupan m anusia dalam hubungannya dengan lingkungan b. Keinginan unt uk berkarya dalam berbagai aspek kehidupan c. Seluruh nilai- nilai yang t elah disepakat i m asyar akat

d. Peninggalan m anusia unt uk dilest arikan

4. Salah sat u nilai- nilai yang dij unj ung t inggi oleh m anusia adalah pert im bangan berpikir benar dan salah, yang dikat egorikan kedalam nilai:

a. Et ika

b. Est et ika c. Logika d. Dinam ika

5. ” Tunt ut an m asyarakat adalah salah sat u dasar ruj ukan dalam m engem bangkan kurikulum ” dikem ukakan oleh:

a. Tyler

b. MJ. Langeveld c. Havighurst

d. Tannet dan Tanner

6. Pengem bangan kurikulum t idak bisa m elepaskan dari perkem bangan ilm u penget ahuan dan t eknologi ( I PTEK) , karena: a. I PTEK m erupakan produk dari pendidikan

b. I PTEK dan kurikulum harus seiring sej alan

c. Prakt ek pendidikan m em erlukan dukungan I PTEK

d. I PTEK m em buat kurikulum st at is

7. Manakah cont oh yang t epat pem anpaat an produk I PTEK unt uk kepent ingan pendidikan/ pem belaj aran:

(42)

d. LCD digunakan present asi

8. Pem ikiran m anusia yang m em pert im bangkan unsur indah dan j elak t erm asuk dalam sist em nilai:

a. Est et ika b. Logika c. Et ika d. Kinest ika

9. Penerapan m et ode diskusi dalam pem belaj aran t erm asuk kedalam salah sat u aplikasi t uj uh fungsi sosial aspek:

a. Mendor ong bekerj a kelom pok b. Mengaj ar ket eram pilan

c. Ment ransm isikan budaya

d. Adapt asi lingkungan

10.Selain pengem bangan kurikulum harus didasarkan pada perkem bangan I PTEK, j uga kurikulum pendidikan harus m am pu: a. Mem buat I PTEK disegani oleh m ancanegara

b. Mengem bangkan dan m enghasilkan I PTEK c. I PTEK diposisikan secar a sent r al

d. Melek I PTEK

Cocokkanlah j aw aban Anda dengan kunci j aw aban t es form at if 3 yang disediakan pada bagian akhir m odul ini. Unt uk m enget ahui t ingkat penguasaan Anda dalam m at eri kegiat an belaj ar 1 gunakanlah rum us berikut :

Ru m u s

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = X 100 %

10

Art i t ingkat penguasaan yang Anda capai 90 % – 100 % = baik sek ali 80 % _ 89 % = baik

(43)

Apabila t ingkat penguasaan Anda m encapai 80 % keat as. Ba gu s. Anda dapat m eneruskan pada Kegiat an Belaj ar 2. Tet api

apabila t ingkat penguasaan Anda m asih di baw ah 80 % Anda harus m e n gu la n gi Kegiat an Belaj ar 1, t erut am a m at eri yang belum Anda

kuasai.

DAFTAR BACAAN

1. Kelly. 1989. The Curriculum . Theory and Pract ice. London. Paul Chapm an Publishing.

2. Nana Syaodih Sukm adinat a.1997. Pengem bangan Kurikulum , Teori dan Prakt ek. Bandung. Rem aj a Rosda Karya.

3. Sum adi Suryabr t a.1984. Psikolog Pendidikan. Jakart a. CV Raj awali 4. Unruh. G. Glenys. 1984. Curriculum Developm ent . USA. McCut chan

Publishing.

5. Zais. Robert S. 1976. Curr iculum . Principles and Foundat ion. London. Harper & Row Publishers.

KUNCI JAWABAN

A. Kunci Jaw aban Tes Form at if 1 1. A

2. A 3. C 4. C 5. D 6. D 7. B 8. A 9. B

10.C

B. Kunci Jaw aban Tes Form at if 1 1. B

(44)

5. D 6. A 7. C 8. C 9. A 10.A

A. Kunci Jaw aban Tes Form at if 1 1. C

2. B 3. C 4. C 5. D

6. C 7. D 8. A 9. A 10.B

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulilahirrabbil' alamin, puji syukur kehadirat Alloh SWT atas rahmat dan kenikmatan yang senantiasa tercurahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

 Jepang: tiap orang Biak tanpa kecuali harus membantu Jepang (saudara tua).

Putusan arbitrase internasional yang dapat dieksekusi hanya diakui serta dapat dilaksanakan di wilayah hukum Republik Indonesia, jika telah memenuhi syarat : (1)

variasi mlati. Sehingga mempunyai kesan praktis dan tidak mengganggu gerak penari apalagi ada satu penari pada adegan tertentu menaiki burung garuda. Perlu

2016 tanggal 23 September 2016 dan setelah melakukan pembahasan internal seluruh anggota Pokja, serta dengan berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang

Demikian Berita Acara Hasil Pelelangan untuk paket pekerjaan “ Konsultan Perencana Revitalisasi Gedung dan Sarana Kantor ” ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat

Dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab rumusan penelitian pertama, kedua dan ketiga yaitu mengetahui perkembangan profitabilitas

Perlunya sebuah informasi yang mudah dicerna oleh masyarakat agar dapat membuat berkebun dengan metode hidroponik vertikultur ini bisa menjadi sebuah alternatif baru untuk