SKRIPSI
PENGARUH KEMAMPUAN WIRAUSAHA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR INDIVIDU PADA
DISTRIBUTOR MLM SYARI’AH PT AWMIT INDONESIA
CABANG MEDAN
OLEH
RIZKI PRATIWI HARAHAP 090521170
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada distributor Multi Level Marketing (MLM) syari’ah PT AWMIT Indonesia cabang Medan.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu analisis regresi linier sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 18.0 for windows. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan dan yang dijadikan sampel adalah anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan yang dipilih dengan menggunakan metode rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5%, yaitu sebanyak 86 orang.
Hasil penelitian menunjukkan variabel kemampuan wirausaha mampu menjelaskan variasi terhadap pengembangan karir individu distributor pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan sebesar 69,7% sisanya 30,3% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian. Pada pengujian (uji t) variabel kemampuan wirausaha berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu distributor pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan dengan nilai signifikan (0.000) < 0.05 dan nilai t hitung (13.891) > t table (2.120).
ABSTRACT
This study entitled " Effect of Entrepreneurial Ability Of Individuals Career Development at MLM Distributor Shariah AWMIT Indonesia PT Medan Branch". The purpose of this study was to determine and analyze the influence of entrepreneurial skills of the career development of individuals in the distributor Multi Level Marketing (MLM) Shariah PT AWMIT Indonesia Medan branch.
This research is descriptive analysis and quantitative analysis of the simple linear regression analysis. Data processing is done using SPSS 18.0 for windows. The population in this study were all members (distributors) who have been officially registered in Indonesia PT AWMIT branch of the sampled field and is a member (distributor) that has been officially registered at the PT AWMIT Indonesia Medan branch selected by using the Slovin formula with an error rate 5 %, as many as 86 people.
The results showed variable can explain the variation in entrepreneurial ability of the individual career development PT AWMIT distributor in Indonesia Medan branch 69.7% of the remaining 30.3% can be explained by other factors. In test (t test) variables affect the ability of entrepreneurs in a positive and significant impact on individual career development PT AWMIT distributor in Indonesia Medan branch with a significant value (0.000) <0.05 and the value t count (13.891)> t table (2.120).
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena
berkah, rahmat, dan hidayah-NYA dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
berjudul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir
Individu pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Indonesia Cabang
Medan”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan do’a
dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie Msi., selaku sekretaris Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., selaku Ketua Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumban Raja SE., MSi., selaku Dosen
Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan
6. Ibu Dra. Marhaini M.S selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
meluangkan waktu dan memberikan kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi yang
telah banyak mendidik mahasiswa/I dengan penuh dedikasi,
loyalitas dan profesionalisme guna membentuk mahasiswa/I yang
berkarakter sehingga siap untuk menyongsong masa depan.
8. Karyawan/wati Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu
para mahasiswa/I dalam memperlancar jalannya kegiatan belajar
mengajar di kampus.
9. Kepada Seluruh pegawai PT AWMIT Indonesia cabang Medan
yang telah membantu selama melakukan riset penelitian.
10.Kepada keluargaku tercinta, ayahanda Marhan Harahap, SE., Msi.,
dan Ibunda Nurhani Hasibuan SPd, yang dengan penuh kasih
sayang dan do’a mengiringi setiap langkah ananda dalam
mengarungi hidup ini. Kepada saudaraku yang selalu semangat,
Kakak Selvia Nora Harahap Sp, Abang Hendra Marjuki Harahap
Amd, adikku Puspita Dewi Harahap dan Alwi Zein Harahap,
semoga Allah merahmati setiap langkah kalian.
11.Sahabat-sahabatku yang selama ini telah memberi semangat dan
do’a. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis tidak henti-hentinya bersyukur kepada Allah SWT karena
atas ridho-NYA skripsi ini dapat diselesaikan.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Medan, 30 Juli 2012 Penulis
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wirausaha ... 10
2.2 Karir ... 12
2.3 Pengembangan Karir ... 14
2.4 Multi Level Marketing (MLM) ... 17
2.5 Perbedaan MLM Syariah dengan ... MLM Konvensional ... 19
2.6 Penelitian Terdahulu ... 23
2.7 Kerangka Konseptual ... 24
2.8 Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27
4.1.4.2 Keuntungan yang diperoleh Anggota HPA ... 47
4.1.4.3 Program Pelatihan ... 49
4.2 Hasil Penelitian ... 51
4.2.1 Analisis Deskriptif ... 51
4.2.1.1 Identitas Responden ... 51
4.2.1.2 Jawaban Responden Terhadap Variabel Penelitian ... 54
4.2.2 Analisis Regresi Sederhana ... 61
4.3 Pembahasan ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Pendaftaran Anggota Baru ...
Bulan Juli 2011 – Oktober 2011 ... 3
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 28
3.2 Alternatif Jawaban Responden ... 29
3.3 Hasil Uji Validitas ... 34
3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 35
4.1 Katalog Produk HPA ... 43
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bergabung Dengan HPA ... 52
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-rata Penjualan per bulan ... 52
4.5 Rata-rata Pendapatan per bulan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53
4.6 Rata-rata Pendapatan per bulan Berdasarkan Lama Bergabung dengan HPA ... 54
4.7 Pendapat Responden terhadap Variabel Kemampuan Wirausaha ... 55
4.8 Pendapat Responden terhadap Variabel Pengembangan Karir Individu ... 59
4.9 Pengujian Godnes of Fit ... 62
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada distributor Multi Level Marketing (MLM) syari’ah PT AWMIT Indonesia cabang Medan.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu analisis regresi linier sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 18.0 for windows. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan dan yang dijadikan sampel adalah anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan yang dipilih dengan menggunakan metode rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5%, yaitu sebanyak 86 orang.
Hasil penelitian menunjukkan variabel kemampuan wirausaha mampu menjelaskan variasi terhadap pengembangan karir individu distributor pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan sebesar 69,7% sisanya 30,3% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian. Pada pengujian (uji t) variabel kemampuan wirausaha berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu distributor pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan dengan nilai signifikan (0.000) < 0.05 dan nilai t hitung (13.891) > t table (2.120).
ABSTRACT
This study entitled " Effect of Entrepreneurial Ability Of Individuals Career Development at MLM Distributor Shariah AWMIT Indonesia PT Medan Branch". The purpose of this study was to determine and analyze the influence of entrepreneurial skills of the career development of individuals in the distributor Multi Level Marketing (MLM) Shariah PT AWMIT Indonesia Medan branch.
This research is descriptive analysis and quantitative analysis of the simple linear regression analysis. Data processing is done using SPSS 18.0 for windows. The population in this study were all members (distributors) who have been officially registered in Indonesia PT AWMIT branch of the sampled field and is a member (distributor) that has been officially registered at the PT AWMIT Indonesia Medan branch selected by using the Slovin formula with an error rate 5 %, as many as 86 people.
The results showed variable can explain the variation in entrepreneurial ability of the individual career development PT AWMIT distributor in Indonesia Medan branch 69.7% of the remaining 30.3% can be explained by other factors. In test (t test) variables affect the ability of entrepreneurs in a positive and significant impact on individual career development PT AWMIT distributor in Indonesia Medan branch with a significant value (0.000) <0.05 and the value t count (13.891)> t table (2.120).
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 terus bergulir
sampai sekarang. Berbeda dengan negara-negara ASEAN misalnya Thailand,
Malaysia dan Filipina yang juga terkena badai krisis, mereka relatif bisa
melaluinya, sementara Indonesia sampai sekarang belum bisa terlepas dari
krisis ekonomi yang dihadapinya. Dunia kerja menjadi kian sempit, sementara
masyarakat yang membutuhkan kerja terus meningkat. Pengangguran yang
terjadi bukanlah merupakan suatu pilihan untuk tidak bekerja, tetapi akibat dari
semakin sulitnya mendapat pekerjaan, terutama di kota-kota besar.
Lapangan kerja yang terbatas membuat orang mencari jalan untuk
bertahan hidup agar dapat hidup layak. Oleh karena itu untuk menumbuhkan
perilaku wirausaha pada masyarakat luas khususnya para pencari kerja akan
sangat penting dan strategis bagi pengembangan sumber daya manusia
Indonesia yang bermutu, memiliki kejelian dalam menciptakan peluang usaha
sendiri yang kreatif dan tetap proaktif mengembangkan usaha tanpa
meninggalkan potensi lokal dalam menghadapi pasar global. Berwirausaha
merupakan satu alternatif jalan keluar terbaik.
Wirausaha didefinisikan sebagai orang yang memiliki gagasan (idea
man) dan manusia kerja (man of action) sering dikaitkan orang yang inovatif
dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan baru.
Salah satu bentuk wirausaha yang mampu mewujudkan pendapatan
sendiri adalah dengan menjadi distributor Multi Level Marketing (MLM).
Konsep MLM merupakan salah satu metode pemasaran dengan menggunakan
sistem jaringan (network). Distributor MLM dituntut memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama
menjalankan bisnis usaha MLM. Semakin banyak mitra kerja (downline) yang
direkrut maka bonus yang diterima oleh distributor akan semakin besar.
PT AWMIT merupakan salah satu perusahaan yang berasal dari
Malaysia yang menggunakan sistem MLM. Hingga kini hampir 250 ribu
distributor HPA yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Sedangkan di
Medan, HPA masuk pada tahun 2005 dan kantor cabang HPA baru didirikan
pada 3 Mei 2008. Sistem yang dipakai perusahaan ini sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan yang digunakan perusahaan MLM lainnya, yakni dengan
memasarkan produk dengan sistem berjenjang. Artinya, setiap distributor
memperoleh manfaat dengan membangun sebuah jaringan (network) karena
besarnya bonus yang didapatkan distributor akan sesuai dengan besarnya
jaringan yang dibangun.
Semua penghargaan pada anggota diberikan berdasarkan kemampuan
anggota memperluas jaringan dan besarnya nilai perjuangan tiap bulan. Hanya
sebagai MLM syariah, PT AWMIT dalam menjalankan system pemasarannya
syarat syariah harus dipenuhi, yakni: adil, terbuka, dan insentif seorang
distributor tidak mengurangi hak distributor lain (mitra kerja), sehingga tidak
ada yang dizalimi.
A. Kemampuan Wirausaha Anggota pada PT AWMIT
dan juga pegawai negeri sipil yang menjadikan MLM sebagai bisnis
sampingan mereka. Hal tersebut bisa kita lihat pada Tabel 1.1 Pendaftaran
Anggota Baru Bulan Juli 2011 - Oktober 2011 yaitu sebanyak 641 orang.
Table 1.1
Pendaftaran Anggota Baru Bulan Juli 2011 - Oktober 2011
STATUS JUMLAH
Ibu Rumah Tangga 168
Mahasiswa 115
Karyawan Swasta 98
Pegawai Negeri Sipil 82
Pengangguran 70
Apoteker 52
Lain-lain 56
TOTAL 641 Orang
Sumber : PT AWMIT Indonesia cabang Medan, data diolah (April 2012)
Dari Tabel 1.1 dapat kita simpulkan bahwa mayoritas anggota baru
yang terdaftar pada PT AWMIT adalah ibu rumah tangga, hal ini disebabkan
karena mudahnya merekrut para ibu-ibu untuk bergabung dalam MLM,
biasanya mereka direkrut melalui pengajian yang biasa diadakan oleh ibu-ibu,
pada bisnis MLM HPA juga disebabkan karena biasanya yang lebih
memperhatikan kesehatan adalah orangtua dibandingkan remaja.
Sedangkan mahasiswa yang tergabung dalam bisnis MLM HPA
biasanya dikarenakan mencari pengalaman dan juga pendapatan sampingan,
banyak diantara mereka yang tidak bertahan lama karena setelah selesai kuliah
mereka akan mencari pekerjaan baru.
Studi Christian (2003) menemukan bahwa 65% mahasiswa suku Batak
memiliki intensi menjadi wirausaha. Penelitian Joli (2004) menemukan 39,5%
mahasiswa suku Bali menyatakan ingin menjadi wirausaha, dan 35% sangat
ingin menjadi wirausaha. Sementara untuk mahasiswa etnis Tionghoa temuan
Christine (2004) menemukan sekitar 47% menginginkan ingin dan sangat ingin
menjadi wirausaha. Sedangkan mahasiswa suku Jawa pada tahun 2005
berdasarkan temuan Gerald (2005) menyebutkan bahwa 52,4% mahasiswa
ingin dan sangat ingin menjadi wirausaha (dalam Riyanti, 2009).
Begitu juga dengan karyawan formal suatu perusahaan, biasanya
mereka hanya menyempatkan waktu luang, hanya beberapa diantaranya ada
yang memutuskan untuk fokus di MLM dan berhenti menjadi karyawan karena
menganggap bisnis MLM bisa menjadikannya lebih sukses dibandingkan
pekerjaan sebelumnya.
Diantara yang tertarik untuk berbisnis MLM adalah Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang merasa kurang puas dengan gajinya sebagai PNS mencoba
meninggalkan statusnya sebagai PNS untuk focus pada MLM, namun
jumlahnya tidak banyak dan biasanya mereka yang berani mengambil resiko
seperti ini akan memperoleh kesuksesan bersama bisnis MLM.
Selain itu masih banyak lagi profesi yang mengikuti bisnis MLM,
seperti Apoteker, Dokter, Buruh, dan lain-lain. Pada dasarnya mereka
memasuki bisnis MLM dengan harapan bisa meraih kesuksesan, namun
pengetahuan wirausaha mereka jauh dibawah standar oleh karena itulah
mereka berharap mendapat pembinaan dari para up linenya dan juga ditraining
dalam hal kemampuan berwirausaha, dengan modal ini mereka akan semakin
yakin bahwa keputusan mereka untuk meraih kesuksesan bersama bisnis MLM
adalah keputusan yang benar.
B. Pengembangan Karir pada PT AWMIT
PT AWMIT Indonesia menyusun suatu konsep pemasaran yang
digunakan para distributornya untuk menjalankan strategi pemasaran yang
diterapkan perusahaan tersebut guna memperlancar dalam pengembangan karir
sebagai distributor PT AWMIT. Konsep ini dibuat dengan sangat jelas, relative
sederhana, mudah, rasional dalam pelaksanaannya dan menjunjung tinggi
nilai-nilai syariah yang disebut dengan Marketing Plan. Sebagai perusahaan yang
menggunakan system MLM syariah Marketing Plan memberikan peluang
kepada setiap distributor untuk mengokohkan jaringannya dan
mengembangkan karir sampai mencapai puncak karir bersama MLM HPA.
Setelah mengikuti berbagai training dan pembinaan dari up line, kini
diharapkan para member baru bisa bergerak lebih cepat dalam proses
pencapaian karir mereka. Pengalaman berharga yang mereka alami dilapangan
akan semakin menciptakan mereka sebagai wirausahawan yang handal.
Namun dalam pengembangan karirnya ada beberapa hambatan yang
dialami oleh member untuk meraih kesuksesan karir bersama MLM HPA,
yaitu:
1. Kekosongan Produk
Sebagai perusahaan yang mendistribusikan obat-obatan herbal sering
sekali mendapat hambatan dalam ketersediaan bahan baku
disebabkan susahnya mencari herbal yang cocok untuk dijadikan
produk herbal yang bermutu, hal inilah yang menyebabkan
seringnya terjadi kekosongan obat yang otomatis akan menyusahkan
para distributor dalam hal memasarkan produk-produk tersebut.
2. Keterlambatan Bonus
Bagi distributor yang mencari nafkah hanya pada bisnis MLM, tentu
mengalami kesulitan jika bonus yang Ia harapkan setiap bulannya
terlambat diberikan oleh manajemen PT AWMIT, karena selain
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seorang distributor juga
memerlukan modal kembali untuk menjalankan kegiatan bisnisnya.
3. Ketidakpercayaan Masyarakat Terhadap MLM
sosial, namun kepercayaan mayarakat terhadap industri ini masih
minim. Ataupun, karena banyak bisnis yang berkedok MLM tapi
merugikan banyak orang, menimbulkan ketidakpercayaan terhadap
bisnis MLM sejati. Mereka selalu diliputi pikiran negatif terhadap
bisnis ini, hal inilah yang membuat distributor MLM harus berusaha
dua kali lipat untuk meyakinkan para down linenya dan juga calon
member yang akan direkrutnya.
Menurut Asosiasi Penjual Langsung Indonesia (APLI) di Indonesia saat
ini sekitar 70 perusahaan MLM, seperti Central Nusa Insan Cemerlang atau
CNI, Amway, Foreverindo Insan Abadi atau Forever Young, juga termasuk PT
AWMIT, merupakan suatu konsep pendistribusian produk langsung kepada
konsumen melalui distributor mandiri. Keunggulan bisnis ini adalah modal
kecil dengan peluang yang besar, masa depan ditentukan oleh distributor itu
sendiri, tidak ada resiko kredit macet, jam kerja bebas, dapat mencapai impian
lebih awal.
MLM merupakan bisnis multinasional, menyangkut jutaan dollar, dan
melibatkan jutaan orang. Konsep MLM pertama kali dicetuskan oleh Nutrilite
di AS pada tahun 1939, menerapkan sistem bonus sebesar 2 % kepada setiap
penjual yang berhasil merekrut penjual baru ( Harefa, 2006:14).
Distributor MLMS (Multi Level Marketing Syariah) dituntut untuk
memiliki kemampuan kreatif dalam berwirausaha, mampu mempengaruhi
MLMS. Usaha-usaha kreatif yang dikembangkan distributor MLMS akan
membawa mereka menuju puncak karir yang bahkan bisa melewati para
pengusaha lain yang bukan MLM.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: "Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Syari'ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan".
1.2.PerumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut: "Apakah kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada distributor Multi Level Marketing (MLM) syariah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan?".
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. TujuanPenelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir
individu pada PT AWMIT Medan Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah:
a. Bagi Perusahaan
kemampuan wirausaha terhadap karir individu distributor, sehingga
perusahaan melakukan usaha-usaha yang bisa meningkatkan
kemampuan wirausaha distributor untuk kemajuan perusahaan.
b. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan juga ilmu
pengetahuan penulis dalam bidang wirausaha dan seberapa besar
pengaruhnya terhadap karir individu.
c. Bagi Pihak Lain
Dapat digunakan sebagai referensi, masukan, perbandingan dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Wirausaha
Kata wirausaha atau "pengusaha" diambil dari bahasa Perancis
"entrepreneur" yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan
(Jhingan, 2001: 425). Dalam ekonomi, seorang pengusaha berarti orang yang
memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil. Pengusaha
bisa jadi seorang yang berpendidikan tinggi, terlatih dan terampil atau mungkin
seorang buta huruf yang memiliki keahlian yang tinggi diantara orang-orang
yang tidak demikian.
Pengusaha mempunyai kriteria kualitas sebagai berikut, (1) energik,
banyak akal, siap siaga terhadap peluang baru, mampu menyesuaikan diri
terhadap kondisi yang berubah dan mau menanggung resiko dalam perubahan
dan perkembangan; (2) memperkenalkan perubahan tehnologi dan
memperbaiki kualitas produknya; (3) mengembangkan skala operasi dan
melakukan persekutuan, mengejar dan menginvestasikan kembali labanya.
(Jhingan, 2001 : 426)
Wirausahawan menggeser sumber daya ekonomi dari bidang
produktifitas yang lebih rendah ke bidang yang lebih tinggi dan hasil yang
lebih besar" ( Armstrong, 2003 :149).
Gilder dalam The Spirit of Enterprise, menyatakan bahwa
pengembang peluang dan penghasilan tehnologi baru. Istilah kewirausahaan banyak dijumpai dalam uraian yang merupakan kata dasar wirausaha yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan kata wirausaha.
Perlu diingat bahwa kewirausahaan itu bukan hanya sekedar cara untuk
mendapatkan uang, namun lebih dari itu kewirausahaan juga menciptakan
suatu gagasan inovatif, semangat memberikan kontribusi positif untuk
masyarakat.
Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki visi dalam hidupnya
yang direalisasikan menjadi suatu visi bisnis, seorang yang pembuat keputusan
yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas.
Wirausaha bukan karena memahami yang ada dalam semua kompleksitasnya,
tetapi dengan menciptakan situasi baru yang harus dicoba untuk dipahami oleh
orang lain.
Vries mengolongkan wirausaha berdasarkan dari lingkungan mereka berasal, yaitu :
a. Wirausaha craftsmans, berasal dari pekerja kasar dengan pengalaman dalam tehnologi rendah, mekanik yang genius dan mempunyai reputasi dalam industri.
b. Wirausaha opportunistic, berasal dari golongan kelas menengah sampai Chief Excecutives,
c. Wirausaha dengan bekal pengalaman tehnologi, ia memiliki pendidikan formal.
d. Kewirausahaan ditandai dengan keanekaragaman, yaitu adanya pergantian besar pada masyarakat dan perusahaan yang berterminologi wirausaha.
Keberhasilan seorang wirausaha untuk mengembangkan bisnisnya
tergantung pada kecerdasan, imajinasi, dan kekuatan keinginan individu yang
bersangkutan. Sedikit keberuntungan diperlukan, tetapi dapat diargumentasikan
kerja keras, di samping imajinasi dan kemampuan yang mampu merubah karir
individu menjadi sukses. (Rachbini, 2001 :100).
Dalam proses pembentukan wirausaha tersebut memerlukan
pengembangan sumber daya manusia, meliputi bagaimana orang melakukan
aktifitas wirausaha dalam hal ini distributor MLM, tujuan berwirausaha,
proses pengambilan keputusan terjun ke MLM. Didalam MLM distributor
disebut knowledge walker, orang-orang ini selalu belajar dan belajar dengan
cepat, sehingga dapat bertahan dan maju dalam karirnya.
Pilihan menjadi wirausaha lewat MLM memerlukan sebuah
kemampuan dalam hal kreatif, inovatif, mampu memotivasi diri sendiri dan
orang lain, keberanian mengambil resiko, mendorong perubahan dalam
pengembangan karirnya. Bird memberikan beberapa pendapat yakni pertama,
dipandang dari segi energi dan dorongan serta daya fisik yang kuat sehingga
ingin berkarir sebagai wirausaha (distributor) MLM. Kedua, wirausaha
(distributor), yang memulai pada usia tua, tidak memiliki masa karier yang
panjang sebagaimana orang muda, walaupun mungkin lebih cepat berhasil
karena faktor pengalaman. (Bird, 2002: 271)
2.2. Karir
Pengertian karir ditafsirkan beragam oleh para ahli sesuai disiplin
ilmunya:
Menurut Simamora (2001:505) karir adalah " Urutan aktifitas-aktifitas
aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut". Perencanaan karir
merupakan proses yang disengaja di mana dengan melaluinya seseorang
menjadi sadar akan atribut-atribut yang berhubungan dengan karir personal dan
serangkaian langkah sepanjang hidup memberikan sumbangan pemenuhan
karir.
Pendapat Ekaningrum (2002 : 256) Karir tidak lagi diartikan sebagai
adanya penghargaan institusional dengan meningkatkan kedudukan dalam
hirarki formal yang sudah ditetapkan dalam organisasi. Dalam paradigma
tradisional, pengembangan karir sering dianggap sinonim dengan persiapan
untuk mobilitas ke jenjang lebih tinggi, sehingga karir akan mendukung
efektifitas individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau
pekerjaan yang dicapai seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan
dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu. Hal -hal yang
mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha distributor MLM, dapat
diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar
belakangnya.
Pengalaman, seperti yang dapat dilihat dari biografi seseorang,
bermanfaat untuk melihat keterampilan, dan kompetensi untuk meningkatkan
kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan, dan mendorong
untuk mencetuskan ide-ide kewirausahaan untuk pemenuhan karirnya.
seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemauan kerjanya.
Pengembangan karir harus dilakukan melalui penumbuhan kebutuhan karir
tenaga kerja, menciptakan kondisi dan kesempatan pengembangan karir serta
melakukan penyesuaian antara keduanya melalui berbagai mutasi personal
(Wahyudi, 2002:161).
2.3. Pengembangan Karir
Pengembangan karir (career development) adalah suatu kondisi yang
menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang dalam
pekerjaannya.
Pengembangan karir (career development) meliputi manajemen karir
(career management) dan perencanaan karir (career planning). Sebagaimana
Gambar 2.1 dijelaskan sebagai berikut:
Pengembangan Karir Organisasional
Individual Institusional
Perencanaan Manajemen
Karir Karir
Gambar 2.1. Pengembangan karir organisasional
Gambar 2.1 menjelaskan bahwa pengembangan karir organisasional
merupakan hasil-hasil yang muncul dari interaksi antara perencanaan karir
individu dengan manajemen karir secara institusional.
Perencanaan karir (career planning) adalah suatu proses dimana
individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk
mencapai tujuan-tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan
pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan
rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
Manajemen karir (career management) adalah proses dimana organisasi
memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna
menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang berbobot untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang. (Simamora, 2001:504)
Memahami pengembangan karir dalam sebuah organisasi
membutuhkan suatu pemeriksaan atas dua proses, yaitu bagaimana
masing-masing individu merencanakan dan menerapkan tujuan-tujuan karirnya
(perencanaan karir) dan bagaimana organisasi merancang dan menerapkan
program-program pengembangan karir/manajemen karir.
Terdapat enam orientasi pribadi yang menentukan jenis -jenis karir
yang dapat memikat individu untuk menentukan pilihan karirnya. Keenam
jenis orientasi pribadi tersebut adalah :
1. Orientasi realistik.
aktivitas-aktivitas fisik yang menuntut keahlian, kekuatan, dan koordinasi. Beberapa
contoh : pertanian, kehutanan, dan agrikultur.
2. Orientasi investigatif.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitas-aktivitas kognitif (berpikir, berorganisasi, pemahaman), daripada yang
afektif (perasaan, akting, dan emosional). Beberapa contoh : biolog, ahli
kimia, dan dosen.
3. Orientasi sosial.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitas-aktivitas antar pribadi daripada fisik atau intelektual. Beberapa contoh :
psikologi klinis, layanan asing dan kerja sosial.
4. Orientasi konvensional.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitas-aktivitas terstruktur dan teratur. Beberapa contoh : akuntan dan bankir.
5. Orientasi perusahaan.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-
aktivitas verbal yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa
contoh : manajer, pengacara dan tenaga humas.
6. Orientasi artistik.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitas-aktivitas ekspresi diri, kreasi artistik, ekspresi emosi, dan individualistik.
Pilihan pengembangan karir melalui wirausaha sebagai distributor
MLM bukanlah hal yang mudah, diperlukan usaha kerja keras yang maximal
untuk mencapai kesuksesan karir dalam berwirausaha melalui MLM. Suatu
pekerjaan tidak membutuhkan satu keterampilan tetapi berbagai keterampilan
disatu sisi akan menguntungkan individu, karena ia akan menguasai banyak
bidang yang jika dikerjakan dengan tekun, maka ia bisa meraih kesuksesan
dalam bidang tersebut, termasuk dalam bidang bisnis MLM.
2.4. Multi Level Marketing (MLM)
Clothier dalam Faisol (2003:26) mengemukakan rumusan dasar MLM
adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada
pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas
yang memperkenalkan kepada distributor berikutnya, pendapatan yang
dihasilkan terdiri dari laba eceran dan laba grosir ditambah dengan
pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan total kelompok yang dibentuk
oleh seorang distributor.
MLM adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk mendistribusikan
produk dan jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain termasuk
supermarket, toko retail, door to doorsales dan lain-lain).
Ada beberapa alasan perusahaan memilih MLM untuk
mendistribusikan produknya, yaitu:
1. Biaya overhead yang rendah
perusahaan retail, perusahaan MLM tidak perlu mengalokasikan dana yang
besar dalam advertising untuk menarik customer, sehingga biaya alokasi dana
dialihkan kebonus distributor.
2. Biaya overhead distribusi yang rendah
Typical distribusi melalui retail menggunakan serangkaian regional,
negara, kota, dan retail lokal untuk mendistribusikan barang-barang. Masing-
masing perlu memperoleh keuntungan dan melakukan mark up harga dari
barang.
Jalur distribusi yang tidak menggunakan sistem MLM adalah:
Manufacturer transforter wholesaler retail advertisir
customer
Sedangkan jalur distribusi yang menggunakan MLM adalah:
Manufacturer refresentative customer
3. Tingkat pertumbuhan yang tinggi
Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa berkembang dengan
tingkat pertumbuhan 20%, 50%, bahkan bisa mencapai 100% setiap bulannya.
4. Tim sales dan marketing yang termotivasi
Banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana
marketing yang besar untuk memperoleh tempat dihati para customer. Selain
itu usaha kerja keras dari para distributor sangat menentukan dalam hal
pertumbuhan perusahaan MLM. Oleh karena itu perusahaan perlu
dalam pendistribusian obat ke pasaran.
Jaringan yang dibangun pada perusahaan MLM perlu terus dibina agar
orang-orang yang terdapat pada jaringan tersebut dapat tumbuh dan
berkembang menjadi wirausahawan yang sukses. Kuatnya hubungan diantara
jaringan menjadi modal dasar kemitraan yang saling menguntungkan serta
menjadi salah satu ciri keberhasilan dalam menjalankan bisnis MLM, dan
membuat perusahaan MLM terus berkembang.
Seorang distributor dalam melakukan pembinaan tentunya perlu
menunjukkan sikap kepemimpinan. Sedikitnya ada sembilan sikap
kepmimpinan yang harus dimiliki:
1. Bersikap positif
2. Senantiasa memiliki semangat untuk terus maju
3. Memiliki rasa percaya diri dan optimisme
4. Berani menghadapi kendala dan rintangan
5. Kooperatif atau senang diajak kerjasama
6. Mampu meberikan solusi bagi jaringannya
7. Kreatif dan inovatif
8. Mampu memotivasi orang lain
9. Simpatik, berwibawa dan bisa dipercaya
2.5. Perbedaan MLM Syariah dengan MLM Konvensional
MLM syariah secara sepintas bisa saja kelihatan tidak berbeda
ditelaah lebih lanjut dalam proses operasionalnya, ternyata ada beberapa
perbedaan mendasar yang cukup signifikan antara kedua MLM tersebut, yaitu:
1. Sebagai perusahaan yang beroperasi syariah, niat, konsep, dan praktek
pengelolaannya senantiasa merujuk kepada Al-qur'an dan Hadist
Rasululloh SAW. Dan untuk itu struktur organisasi perusahaan pun
dilengkapi dengan Dewan Syariah (DPS) dari MUI untuk mengawasi
jalannya perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam.
2. Usaha MLM syariah pada umumnya memiliki visi dan misi yang
menekankan kepada pembangunan ekonomi nasional (melalui penyediaan
lapangan kerja, produk-produk kebutuhan sehari-hari dengan harga
terjangkau, dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah di tanah air)
demi meningkatkan kemakmuran, dan meningkatkan martabat bangsa.
3. Sistem pemberian insentif disusun dengan memperhatikan prinsip keadilan
dan kesejahteraan. Dirancang semudah mungkin untuk dipahami dan
dipraktekkan. Selain itu, memberikan kesempatan kepada distributornya
untuk memperoleh pendapatan seoptimal mungkin sesuai kemampuannya
melalui penjualan, pengembangan jaringan, ataupun melalui
kedua-duanya.
4. Dalam hal marketing plan-nya, MLM syariah pada umumnya
mengusahakan untuk tidak membawa para distributor pada suasana
materialisme dan konsumerisme, yang jauh dari nilai-nilai islam.
membawa kepada kemubaziran yang terlarang dalam islam.
Faisol (2003:8) ada beberapa sistem yang telah diterapkan oleh
perusahaan MLM yang melanggar norma dalam berbisnis dan juga norma
kemanusiaan, diantaranya adalah:
1. Skema Piramida dan Investasi Berantai
Ciri khusus dari sistem piramida dan investasi berantai yang mudah
dikenali adalah sebagai berikut:
a. Pemungutan biaya pendaftaran anggota baru relatif jauh lebih besar
dan sebagian biaya pendaftaran itu dipergunakan untuk memberikan
kompensasi (bonus atau komisi) kepada orang-orang yang merekrut
anggota baru. Akibatnya, anggota perusahaan yang menggunakan
sistem ini lebih sibuk melakukan perekrutan dan melalaikan tanggung
jawab untuk melakukan penjualan produk dan memberikan pelayanan
yang kurang maksimal kepada pelanggan.
b. Setiap anggota diharuskan melakukan pembelian produk dalam jumlah
besar dan dengan potongan harga setinggi mungkin sebelum
(sementara harga produk umumnya telah "disesuaikan" secara tidak
wajar) menerima pesanan dari pelanggan atau distributor lainnya.
c. Ketidakperdulian perusahaan dan distributor independennya terhadap
kualitas produk dan kepuasan pelanggan, sehingga konsumen
cenderung menjadi korban. Ketidakperdulian ini juga tampak nyata
menjadi anggota semata, kemudian tidak pernah mengambil produk
tersebut dari perusahaan. Sementara perusahaan acap kali kehabisan
stock produk tertentu dan lalai untuk menyediakannya dalam kurun
waktu yang dijanjikan.
d. Tidak adanya pelatihan dan sistem pendidikan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk para distributor. Perusahaan dan para
pemimpin jaringan tidak menunjukkan tanggung jawab moral untuk
mengembangkan sumber daya manusianya secara sungguh-sungguh.
e. Dilanggarnya prinsip umum MLM yakni semua anggota memiliki
peluang yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan
produk atau jasa. Dalam skema piramida, mereka yang mendaftar
belakangan kurang ataupun tidak memiliki sama sekali peluang untuk
mendapatkan keuntungan. Setiap keberhasilan seorang harus dibayar
dengan kegagalan sejumlah orang lain yang bergabung belakangan.
2. Sistem Binari
Sistem binari dapat dikatakan anak kembar dari sistem pemasaran
berskema piramida dan investasi berantai yaitu dikembangkan berdasarkan
pola perekrutan sua orang (dua kaki) yang diduplikasi terus menerus,
termasuk "kreativitas" pengusaha-pengusaha tak bermoral dalam
merekayasa sistem MLM. dengan jelas perusahaan yang menggunakan
sistem ini memberikan keuntungan kepada distributornya dari hasil
Federation of Direct Selling Association (WFDSA).
2.6. Penelitiaan Terdahulu
Anshori (2003) melakukan penelitian yang berjudul "Pengaruh
Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada
Distributor Multi Level Marketing (MLM) "X" di Malang". Tujuan dari
penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan wirausaha
terhadap pengembangan karir distributor MLM di Malang. Metode analisi
yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode dedukatif. Hasil
uji silang yang beroientasi pengembangan karir sebanyak 59 orang , yang tidak
berorientsi karir sebanyak 37 orang. Hasil uji signifikan sebesar 0,001 berarti
ada pengaruh wirausaha terhadap pengembangan karir.
Rahadi (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada
Distributor Multi Level Marketing (MLM) "X" di Kota Palembang”.
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
wirausaha terhadap pengembangan karir pada distributor MLM di Kota
Palembang. Berdasarkan hasil peningkatan karir menunjukkan 49 orang
berorientasi pada peningkatan karir sebaliknya 51 orang berorientasi pada tidak
ada peningkatan karir. Kondisi ini juga menunjukkan distributor MLM di Kota
Palembang hanya mengisi waktu luang sambil menunggu peluang berikutnya
yang lebih menjanjikan bagi masa depan mereka dan MLM bukanlah pilihan
2.7. Kerangka Konseptual
Kemampuan wirausaha sejatinya merupakan kunci utama dalam hal
meraih kesuksesan bersama perusahaan yang berbasis system MLM untuk
meraih tujuan. Tanpa kemampuan wirausaha banyak orang mengalami
kegagalan dalam berbisnis MLM. Seorang yang memutuskan untuk
menggeluti bisnis MLM membutuhkan skill individu yang ada pada seorang
wirausahawan, kemampuan dalam merekrut orang lain dalam artian seorang
distributor harus mampu meyakinkan calon member MLM untuk bergabung
bersama MLM. Kemampuan dalam menjual produk meyakinkan calon pembeli
untuk mau mengkonsumsi produk yang ditawarkan, semua ini haruslah
dimiliki oleh seorang pebisnis dalam bidang MLM.
Seorang wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi
atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi
untuk melakukan banyak hal dengan baik dan sukses. Mereka cenderung untuk
optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme, biasanya berdasarkan
kenyataan. Tanpa keyakinan kepercayaan untuk sukses dan mampu
menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan
bisnis terutama bisnis MLM (Sumarsono, 2009;125).
Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan bisnis MLM
menuntut wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar
mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha memiliki keinginan untuk
Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir
cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan
untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi
secara terus-menerus.
Membangun suatu jaringan dalam bisnis MLM bukanlah suatu hal yang
mudah untuk dilaksanakan. Orang-orang yang sudah berhasil diyakinkan
sebelumnya untuk bergabung ke dalam bisnis ini harus terus dibina untuk bisa
merekrut orang lain kembali, mereka perlu dimotivasi untuk terus tumbuh dan
berkembang. Dalam hal inilah diperlukan kemampuan memotivasi orang lain
disamping seorang wirausaha harus mampu memotivasi dirinya sendiri bahwa
usaha yang dilakukan akan berhasil.
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari kemampuan wirausaha adalah
kesuksesan berkarir dalam bisnis MLM. Semakin berkembangnya kemampuan
wirausaha yang dimiliki distributor maka semakin mudah untuk memperoleh
tujuan yang ingin dicapai yaitu pengembangan karir individu distributor.
Menurut Simamora (2001:519), individu merencanakan karir guna
meningkatkan status dan kompensasi, memastikan keselamatan pekerjaan, dan
mempertahankan kemampupasaran dalam pasar tenaga kerja yang berubah.
Berkarir dalam bisnis MLM tidak perlu mengeluarkan modal yang
banyak, kemampuan dalam berwirausaha sudah sangat memadai, tahap demi
tahap bisa dilalui dengan menjual produk sedikit demi sedikit sekaligus
jaringannya maka otomatis menjual produk akan semakin mudah dan lancar
karna akan semakin banyak orang yang memasarkan produk. Dengan modal
yang sedikit dan usaha kerja keras akhirnya pebisnis MLM bisa mencapai
sampai puncak karirnya.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan model kerangka
konseptual pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir
individu pada Gambar 2.2 sebagai berikut:
Kemampuan Wirausaha (X) Pengembangan
Karir Individu (Y) Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual
2.8. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis merumuskan hipotesis
sebagai berikut: "Kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengembangan kariri individu pada distributor MLM
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu
peneliti melakukan pengamatan langsung kepada responden dengan melakukan
penyebaran kuisioner untuk dianalisis. Pemilihan sampel berkaitan dengan
bagaimana memilih respoden yang dapat memberikan informasi yang mantap
dan terpercaya untuk mendapatkan data yang diperlukan.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT AWMIT Indonesia cabang Medan yang
bertempat di Jln. Gagak Hitam no. 7&8 Simpang Empat Merak Sunggal
Medan. Waktu penelitian berlangsung sejak bulan April 2012 sampai Juni
2012.
3.3. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
a. Penelitian ini dibatasi hanya pada anggota yang telah secara resmi
terdaftar menjadi anggota pada PT AWMIT Indonesia cabang
Medan.
b. Dalam penelitian ini variabel independen adalah kemampuan
wirausaha sedangkan variabel dependen adalah pengembangan
cabang Medan.
3.4. Defenisi Operasional
Kemampuan wirausaha (X) adalah aktifitas yang dilakukan oleh
distributor MLM PT AWMIT Indonesia yang meliputi kreatif, inovatif,
mampu memotivasi diri sendiri dan juga orang lain. Kemampuan yang bisa
meng-upgrade skill individu untuk terus bisa menciptakan ide-ide baru untuk
kebangkitan ekonomi nasional.
Pengembangan karir individu (Y) merupakan suatu tujuan yang ingin
diraih oleh distributor dalam berbisnis MLM di PT AWMIT Indonesia cabang
Medan, pengembangan karir ini bisa diperoleh melalui pangkat jaringan di
MLM yang semakin meningkat juga ditandai dengan meningkatnya bonus
yang didapat.
Tabel 3.1 berikut adalah tabel yang memperlihatkan defenisi
operasional variabel, indicator, dan skala pengukuran.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Defenisi Indikator Skala
Pengukuran
Kemampuan Wirausaha (X)
Suatu skill yang harus dimiliki oleh distributor MLM PT AWMIT Indonesia yang meliputi kreatif, inovatif, mampu memotivasi diri sendiri dan juga orang lain.
Pengembang
Sumber: Faisol (2003), data diolah penulis
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dilakukan dengan mengukur variabel kemampuan
wirausaha dan variabel pengembangan karir individu dengan menggunakan
skala likert yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. (Sugiyono,2005:86). Mekanisme pengukuran dapat dilihat pada Tabel
3.2
Tabel 3.2
Alternatif Jawaban Responden
NO SKALA PENGUKURAN SKOR
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel”.
(Umar, 2000:77)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota (distributor)
yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia Medan yaitu
sebesar 110 distributor (per Desember 2011).
2. Sampel
Pemilihan sampel berkaitan dengan bagaimana memilih respoden
yang dapat memberikan informasi yang mantap dan terpercaya untuk
mendapatkan data yang diperlukan (Sanapiah, 2003: 25).
Sampel adalah suatu himpunan dari suatu unit populasi, sampel
ditetapkan dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan
5% (Umar, 2008:78), sebagai berikut:
(
2)
1 Ne N n
+ =
= 1 + (110) (0.05)² 110
= 86.27 (dibulatkan menjadi 86).
Dimana: n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
Berdasarkan hasil penarikan sampel diatas, maka jumlah sampel
yang diambil adalah 84 orang responden. Metode penarikan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling yaitu
teknik penentuan sampel berdasarka kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai
sumber data (Sugiyono, 2005 : 88).
3.7. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yakni:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
pada lokasi penelitian. Data primer dalam penelitian ini berupa
jumlah anggota MLM, hasil dari pengisian kuesioner yang
berhubungan dengan variabel yang diteliti dan hasil wawancara
kepada pihak manajemen perusahaan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat
pengguna data. Data sekunder pada penelitian ini adalah volume
penjualan perusahaan dan studi dokumentasi yang berasal dari
3.8. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ilmu sosial menurut Sugiyono (2005 :96) dikenal 3
jenis Instrumen penelitian yaitu wawancara, kuesioner, studi dokumentasi.
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah mengunakan kuisioner
tertutup. Tiga jenis instrumen penelitian tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Wawancara (interview)
Wawancara (interview), yaitu mengadakan wawancara langsung
dengan pihak manajemen yang bertanggung jawab sebagai
koordinator cabang.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dengan
mengumpulkan data dari buku-buku dan literatus yang
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah quesioner atau angket
yang disebarkan layak dijadikan instrumen penelitian. Kuesioner yang
digunakan untuk mengukur menunjukkan apakah data yang diperoleh
merupakan data yang valid.
Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah
didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat
ukur yang digunakan yaitu kuesioner.
Mengukur validitas dengan melakukan uji coba kuesioner menunjukkan
sejauh mana suatu kuesioner mampu mengukur apa yang ingin diukur.
(Umar: 2008:166). Pengujian validitas instrument dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 18.0 for windows dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Jika r hitung > rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid
2. Jika r hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid
Adapun syarat instrumen dapat dinyatakan valid menurut Situmorang et
al (2010:68), yaitu korelasi tiap faktor positif dan nilai r hitung ≥
Tabel 3.3
Sumber: Pengolahan SPSS 18.0 for window (2012)
Tabel 3.3 menunjukkan semua butir pernyataan memiliki nilai
Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari nilai r tabel
(0,361). Dengan demikian semua butir pernyataan dinyatakan valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala
pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena realibitas
memusatkan perhatian pada masalah konsistensi dan ketepatan
(Kuncoro, 2009:175). Uji reliabilitas melihat apakah alat ukur yang
digunakan menunjukkan akurasi dan konsistensi di dalam mengukur
Pengujian dilakukan dengan SPSS 18.0 for windows.
Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan
ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel
2. Jika r alpha negative atau > r tabel maka pernyataan tidak reliable
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,907 15
Sumber: Pengolahan SPSS 18.0 for window (2012)
Menurut Koncoro, 2003 (Situmorang et al, 2010: 80) suatu variabel
dianggap reliabel jika memberikan nilai Cronbach's Alpha > 0.80.
Berdasarkan data dari Tabel 3.4. maka seluruh butir dinyatakan
reliabel karena nilai Cronbach’s alpha ( r hitung ) diatas 0,80.
3.10. Teknik Analisis
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang
dilakukan dengan menentukan data, mengumpulkan data, dan
menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran
masalah yang dihadapi.
b. Metode Analisi Kuantitatif
1. Analisis Regresi Sederhana
pengaruh variabel bebas (kemampuan wirausaha) terhadap variabel
terikat (Pengembangan karir individu)
Y = a + bX + e
Dimana:
Y = Pengembangan karir individu
a = Konstanta
b = Koefesien regresi
X = Kemampuan wirausaha
E = Standart eror
2. Uji Signifikansi (Uji t)
Untuk melihat pengaruh variabel kemampuan wirausaha (X)
terhadap variabel pengembangan karir individu (Y) digunakan uji t.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
H0 : µ = 0
Artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel
Y.
Ha : µ = 0
Artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.
Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5% (α):
H0 diterima apabila t hitung < t tabel dan Ha diterima apabila t hitung > t
3. Koefisien Determinasi (R2
)
Pengujian kontribusi pengaruh dari variable bebas (X) terhadap
variable terikat (Y) dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2)
dimana 0< R2<1. Jika R2 semakin dekat dengan 1 maka pengaruh
variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y) semakin kuat.
Sebaliknya jika Jika R2 semakin dekat dengan 0 maka pengaruh
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Profil Perusahaan
HPA didirikan oleh Tuan Haji Ismail bin Hj. Ahmad yang berasal dari
Kangar - Mata Ayer, Perlis pada bulan September 1984 dimulai secara
kecil-kecilan yang ketika itu dikenali dengan nama Perubatan Tradisional
Al-Wahida. Tuan Hj. Ismail bin Hj Ahmad adalah seorang petani yang
berpengalaman luas dalam bidang herba di Malaysia, dibantu oleh istrinya,
Puan Hjh. Norhayati binti Ahmad, mereka berdua menjalankan dan
membesarkan usaha ini. Awalnya berangkat dari keprihatinan, Tuan Haji Ismail
terhadap obat-obatan yang beredar luas dewasa ini yang tidak memperdulikan
halal dan haram menyebabkan beliau memproduksi sendiri obat-obatan alami
(herba) dan kemudian beliau bersama istrinya menjualnya di pasar malam
dengan mengendarai sepeda.
Usaha dagang tuan Haji dan isterinya yang dilakukan di pasar malam
dan dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan modal ternyata membuahkan
hasil. Setelah 8 tahun beroperasi, berbekal pengetahuan dalam ramuan
herba-herba setempat dan warisan peninggalan nenek moyang, industri Herba
Penawar Al-Wahida semakin berkembang setelah didirikan HPA Industries
pada 15 Juli 1995. Herba Penawar Alwahida berubah nama menjadi HPA
Kini, HPA Industries memiliki pabrik-pabrik di :
1. B1 & B2 Lot 29 Kawasan Perindustrian Kuala Perlis
2. Lot 5 & 6 Kawasan MIEL Jejawi Fasa II, Perlis
3. Lot 1 & 2 IKS KEDA Napoh, 06100 Jitra, Kedah
4. Cola Radix, Kaw Perindustrian Sg. Petani, Kedah
5. Kopi Radix, SME Bank Lok Kawi, Kinabalu, Sabah
6. Air Mineral, Batu 14, Pokok Sena Kedah
7. Baja Organik, Bukit Tembaga, Padang Terap Kedah
Semua industri tersebut dijalankan bertekhnologi modern dan
mengusahakan ladang-ladang Herba seluas 800 hektar, diantaranya ladang
herba Roselle, Pegaga, Misai Kucing, Jagung, Serai, Pisang dan Ternak Ayam,
Itik serta Kambing Organik untuk memastikan kecukupan produksi dan
persediannya. Kini HPA Industries Sdn Bhd memiliki hampir orang yang
tersebar diseluruh pabrik-pabrik dan juga kantor HPA Industries Sdn Bhd.
Di Indonesia sendiri HPA masuk sejak tahun 2000 yang awalnya
bekerja sama dengan PT Wahida Indonesia sebagai agen tunggal dalam
pendistribusian produk-produk HPA di Indonesia, namun pada tahun 2009
terjadi perpecahan dalam tubuh internal perusahaan sehingga PT Wahida
memisahkan diri dengan HPA Industries Sdn Bhd, sebagai gantinya HPA
Industries Sdn Bhd mendirikan perusahaan baru di Indonesia yang bernama
PT.AWMIT hingga sekarang PT. AWMIT lah yang mendistribusikan
besar diseluruh Indonesia, termasuk di Fak-Fak, Papua Nugini.
HPA merupakan perniagaan yang penuh dengan potensi, pencapaian
dan kecemerlangan. Tujuan utama didirikannya perusahaan ini ialah untuk
memberi pengajaran mengenai perubatan herba berkonsep Ath-Thibn Nabawy
sebagai satu perawatan yang terbaik kepada masyarakat, bukan saja
memberikan layanan kesehatan yang terjamin Halal, Suci dan Baik, bahkan
dapat memperolehi kemakmuran dan kehidupan yang sejahtera. Berbekal hal
inilah yang membawa kemajuan HPA Industries Sdn Bhd hingga sampai ke
manca Negara seperti Thailand, Brunai Darussalam, dan juga Negara-negara
Timur Tengah.
Selain mendapatkan sertifikat GMP (Good Manufacturing Practise),
Deperindag, Dirjen POM dan DEPKES RI yang tercantum sebagai Obat
Tradisional bukan sebagai Food Suplement (makanan tambahan), Halal Gel
Pakistan (sebagai gelatin pembungkus dengan jaminan softgel yang halal) dan
juga mendapat pengesahan dari Pusat Konsultasi Syariah sebagai Multi Level
Marketing Syariah (MLMS). Kini telah mendapatkan pernyataan sebagai
MLM Syariah dari Panel Syariah.
Hidup sehat berazaskan herba kini memasuki era modern. HPA
Industries Sdn. Bhd. telah mampu dan sukses menggabungkan produk-produk
herba secara massal. Sehingga kini, mencapai ratusan produk telah dipasarkan
dan banyak lagi akan diluncurkan pada masa yang akan datang. HPA Industries
mutu produk secara konsisten. Bahan-bahan herba seperti roselle dan pegaga
diusahakan di ladang-ladang milik sendiri. Pengawasan yang rapi diberikan
terhadap bahan utama untuk menjamin ketersediaan dan kualitas bahan utama
dengan jaminan mutu keluaran yang tinggi. Semua bahan herba lain juga
melalui pengawasan mutu yang ketat dan memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan. Penggabungan aspek Islam dalam proses pembuatan, meningkatkan
lagi keikhlasan terhadap tugas-tugas menyediakan herba untuk manusia.
HPA Indonesia telah membuka beberapa Cawangan/Cabang AWMIT,
Pusat Agency, Pusat Jualan dan ribuan Agen Stok di hampir semua propinsi
untuk memastikan proses pemindahan dan penyaluran dengan sempurna dan
semua pelanggan dapat membeli produk dengan senang dan cepat. Di Medan
sendiri Cabang PT AWMIT dibuka pada tanggal 12 Oktober 2009.
Antara aktivitas yang berlaku di Cawangan (Kantor Cabang HPA),
Pusat Agency, Pusat Jualan dan Agen Stok adalah melakukan penjualan produk
dan pelatihan herbalis disamping penyebaran informasi produk seperti melalui
brosur, pamplet, flyers dan kursus mingguan yang dianjurkan.
4.1.2. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan
1. Visi Perusahaan
Komitmen mewujudkan Jaringan Produk Herba sebagai satu cara
pengobatan yang baik. AWMIT juga berkomitmen membentuk
2. Misi Perusahaan
Memberikan dan Mengutamakan produk-produk herba yang terbaik
dan program penelitian dalam rangka meningkatkan mutu dan
kwalitas produk dalam membantu berbagai permasalahan penyakit.
AWMIT menyediakan dan memberi kemudahan bagi distributor
untuk terus mengembangkan pengetahuan dan memantapkan lagi
bisnis menuju kesuksesan diri, keluarga, masyarakat dan Negara.
3. Budaya Perusahaan
Berpegang atas dasar prinsip Syari’ah Islamiyah, saling menghargai
hubungan sesama karyawan, distributor serta masyarakat dengan
sifat dan sikap akhlaqul karimah. Mengutamakan pelayanan yang
baik kepada pelanggan yang datang untuk belanja maupun konsultasi
penyakit.
4.1.3. Produk Perusahaan
1. Ciri Produk HPA:
a. Diproduksi sesuai standar GMP (Good Manufacturing Practice)
b. Diluluskan oleh Biro Pengawalan Farmeseutikal Kebangsaan
(BPFK) dibawah Kementerian Kesehatan Malaysia.
c. Menggunakan 100% bahan tumbuh-tumbuhan (herba)
d. Tidak mengandung bahan kimia.
2. Legalitas produk-produk HPA:
a. Sertifikat GMP (Good Manufacturing Practise)
b. Deperindag
c. Dirjen POM dan Depkes RI sebagai Obat Tradisional Import
bukan sebagai Food Suplement (makanan tambahan)
d. Halal Gel Pakistan (sebagai gelatin pembungkus dan jaminan
pembungkus gel yang halal).
e. Kini telah mendapatkan pernyataan sebagai MLM Syariah dari
Panel Syariah.
f. Pengesahan dari Pusat Konsultasi Syari’ah sebagai MLM
Syari’ah.
g. Terdaftar sebagai anggota APLI (Asosiasi Penjualan Langsung
Indonesia)
Tabel 4.1 berikut ini adalah katalog produk HPA yang ada di PT
AWMIT Indonesia Cabang Medan.
Tabel 4.1
Cereal instan halia
Extragreen Besar
Extragreen Kecil
Habbatussauda oil
19.000 10.000 25.000
Organik mengkudu
Spirulina(klorofil) Sumber : Data dioleh Mei 2012
4.1.4. Marketing Plan Perusahaan
Marketing Plan memberikan peluang kepada setiap distributor untuk
mengokohkan jaringan yang dibangun untuk mencapai peringkat dan
pendapatan yang tinggi bersama HPA. Motto Marketing Plan HPA
adalah “Adil dan Sukses”.
4.1.4.1. Peringkat Pangkat pada HPA:
Peringkat Pangkat dalam MLM HPA:
a. Pengurus Melati (PLX)
c. Pengurus Jati (PJX)
d. Pengarah Melati (PL)
e. Pengarah Meranti (PR)
f. Pengarah Jati (PJ)
g. Pengarah Jati Emas (PJE)
h. Pengarah Jati Intan (PJI)
i. Pengarah Jati Mahkota (PJM)
4.1.4.2. Keuntungan yang diperoleh anggota HPA
a. Untung Langsung 20-25%
Distributor memperoleh keuntungan langsung sebesar 20-25%
dari penjualan produk yang dijual berdasarkan harga distributor.
b. Bonus Prestasi Pribadi (BP) 10-20%
Bonus diberikan dari Nilai Mata (NM) Pribadi X peringkat %
pangkat dan selisih % dari NM Group BP Downline di
bawahnya. Dengan syarat melakukan pembelian ≥ 100.000 NM
tiap bulannya.
c. Bonus Kenaikan Pangkat 23-35%
Bonus ini diberikan kepada distributor yang melakukan
pembinaan jaringan kepada downlinenya.
d. Bonus Pembelian Stabil 5% dari NM HPA
Bonus ini diberikan kepada Distributor dengan pangkat AB
NM selama 3 (tiga) bulan berturut-turut. Bonus diberikan
sebesar 5% dari NM Perusahaan yang diberikan secara merata
kepada mereka yang sudah memenuhi syarat diatas.
Rumus : 5% NM HPA/ Jumlah Penerima.
e. Bonus Kemajuan Jaringan 6% dari NM HPA
Bonus ini diberikan kepada distributor berpangkat PRX hingga
PJ dengan syarat melakukan pembelian ≥ 1 00.000 NM tiap
bulannya. Bonus diberikan sebesar 6% dari NM Perusahaan
dengan memperhatikan bobot NM yang diperoleh distributor.
Rumus : Point Distributor X 6% dari NM Perusahaan Bobot Point Kumpulan Nasional
f. Bonus Generasi Pangkat 26%
Bonus ini diberikan kepada distributor yang melakukan
pembelian ≥ 50.000 NM setiap bulannya dan berpangkat
minimal PLX serta memiliki NM Bersih (NMB) sebesar
200.000 NM.
Rumus : NM Pribadi + NM Downline AB atau Downline PLX
yang tidak Tutup Point ≥ 50.000 NM.
g. Bonus Pengarah Jati Setia 5% dari NM HPA
Syarat untuk memperoleh bonus ini adalah pangkat minimal
Pengarah Jati (PJ), melakukan pembelian ≥ 100.000 NM tiap
kontribusi pada pembinaan distributor HPA. Point maksimal
bagi PJ Komutment adalah 18 Juta per jalur.
Rumus : Point Distributor X 5% dari NM Perusahan Bobot Point kumpulan Nasional
h. Bonus Pengarah Jati Emas/ Intan Mahkota 15%
i. Insentif Liburan 5%
j. Bonus Agen Stok 11-16%
Bonus ini diberikan kepada para agen stok dengan perolehan
bonus sebagai berikut:
Agen Stok % Bonus
Pusat Agensi 16%
Pusat Jualan 15%
Stokis Daerah 13%
Stokis 11%
4.1.4.3. Program Pelatihan
Program pelatihan ini ditujukan kepada distributor MLM HPA
dengan tujuan untuk memotivasi para member/distributor untuk
terus memasarkan produk HPA, juga sebagai pengetahuan atas
knowledge produk yang akan dijual.
Ada beberapa jenis pelatihan di MLM HPA:
a. Pelatihan Agen Stok
Pelatihan ini diadakan oleh manajemen PT AWMIT disetiap
tata-cara pelaporan agen stok yang benar kepada para distributor.
Pelatihan ini diwajibkan kepada semua distributor daerah demi
kelancaran pelaporan setiap bulannya.
b. Pelatihan Sukses Cemerlang (PSC)
Pelatihan ini diadakan oleh distributor yang sudah berpangkat
PJS (Pengarah Jati Setia) disetiap daerah masing-masing,
dengan tetap berkoordinasi dengan manajemen PT AWMIT.
Tujuan dari pelatihan ini adalah mengajarkan cara ber MLM
kepada member-member, disini juga para member akan
diajarkan terapy bekam dan juga terapy lainnya seperti iridiologi
(analisis penyakit dari pupil mata).
c. Pelatihan PBC (Perkongsian Bijak Cemerlang)
Pelatihan ini tidak terlalu jauh berbeda dengan pelatihan PSC,
hanya perbedaannya adalah materi di dalam PBC lebih luas dan
waktunya adalah 3 hari 3 malam dengan menginap.
d. Pelatihan KPJ (Kolej Perubatan Jawi)
Pelatihan ini diadakan oleh Manajemen PT AWMIT untuk
distributor dan juga staf disetiap kantor cabang. Pelatihan ini
hanya khusus membahas materi herba dan terapy, tidak
membahas Marketing Plan.
Semua pelatihan tersebut diadakan untuk meningkatkan omset