• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Syari’ah PT Awmit Indonesia Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Syari’ah PT Awmit Indonesia Cabang Medan"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEMAMPUAN WIRAUSAHA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR INDIVIDU PADA

DISTRIBUTOR MLM SYARI’AH PT AWMIT INDONESIA

CABANG MEDAN

OLEH

RIZKI PRATIWI HARAHAP 090521170

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada distributor Multi Level Marketing (MLM) syari’ah PT AWMIT Indonesia cabang Medan.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu analisis regresi linier sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 18.0 for windows. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan dan yang dijadikan sampel adalah anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan yang dipilih dengan menggunakan metode rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5%, yaitu sebanyak 86 orang.

Hasil penelitian menunjukkan variabel kemampuan wirausaha mampu menjelaskan variasi terhadap pengembangan karir individu distributor pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan sebesar 69,7% sisanya 30,3% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian. Pada pengujian (uji t) variabel kemampuan wirausaha berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu distributor pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan dengan nilai signifikan (0.000) < 0.05 dan nilai t hitung (13.891) > t table (2.120).

(3)

ABSTRACT

This study entitled " Effect of Entrepreneurial Ability Of Individuals Career Development at MLM Distributor Shariah AWMIT Indonesia PT Medan Branch". The purpose of this study was to determine and analyze the influence of entrepreneurial skills of the career development of individuals in the distributor Multi Level Marketing (MLM) Shariah PT AWMIT Indonesia Medan branch.

This research is descriptive analysis and quantitative analysis of the simple linear regression analysis. Data processing is done using SPSS 18.0 for windows. The population in this study were all members (distributors) who have been officially registered in Indonesia PT AWMIT branch of the sampled field and is a member (distributor) that has been officially registered at the PT AWMIT Indonesia Medan branch selected by using the Slovin formula with an error rate 5 %, as many as 86 people.

The results showed variable can explain the variation in entrepreneurial ability of the individual career development PT AWMIT distributor in Indonesia Medan branch 69.7% of the remaining 30.3% can be explained by other factors. In test (t test) variables affect the ability of entrepreneurs in a positive and significant impact on individual career development PT AWMIT distributor in Indonesia Medan branch with a significant value (0.000) <0.05 and the value t count (13.891)> t table (2.120).

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena

berkah, rahmat, dan hidayah-NYA dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini

berjudul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir

Individu pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Indonesia Cabang

Medan”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan do’a

dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie Msi., selaku sekretaris Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., selaku Ketua Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumban Raja SE., MSi., selaku Dosen

Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan

(5)

6. Ibu Dra. Marhaini M.S selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

meluangkan waktu dan memberikan kritik dan saran demi

kesempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi yang

telah banyak mendidik mahasiswa/I dengan penuh dedikasi,

loyalitas dan profesionalisme guna membentuk mahasiswa/I yang

berkarakter sehingga siap untuk menyongsong masa depan.

8. Karyawan/wati Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu

para mahasiswa/I dalam memperlancar jalannya kegiatan belajar

mengajar di kampus.

9. Kepada Seluruh pegawai PT AWMIT Indonesia cabang Medan

yang telah membantu selama melakukan riset penelitian.

10.Kepada keluargaku tercinta, ayahanda Marhan Harahap, SE., Msi.,

dan Ibunda Nurhani Hasibuan SPd, yang dengan penuh kasih

sayang dan do’a mengiringi setiap langkah ananda dalam

mengarungi hidup ini. Kepada saudaraku yang selalu semangat,

Kakak Selvia Nora Harahap Sp, Abang Hendra Marjuki Harahap

Amd, adikku Puspita Dewi Harahap dan Alwi Zein Harahap,

semoga Allah merahmati setiap langkah kalian.

11.Sahabat-sahabatku yang selama ini telah memberi semangat dan

do’a. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

(6)

Penulis tidak henti-hentinya bersyukur kepada Allah SWT karena

atas ridho-NYA skripsi ini dapat diselesaikan.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Medan, 30 Juli 2012 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wirausaha ... 10

2.2 Karir ... 12

2.3 Pengembangan Karir ... 14

2.4 Multi Level Marketing (MLM) ... 17

2.5 Perbedaan MLM Syariah dengan ... MLM Konvensional ... 19

2.6 Penelitian Terdahulu ... 23

2.7 Kerangka Konseptual ... 24

2.8 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27

(8)

4.1.4.2 Keuntungan yang diperoleh Anggota HPA ... 47

4.1.4.3 Program Pelatihan ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 51

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 51

4.2.1.1 Identitas Responden ... 51

4.2.1.2 Jawaban Responden Terhadap Variabel Penelitian ... 54

4.2.2 Analisis Regresi Sederhana ... 61

4.3 Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Pendaftaran Anggota Baru ...

Bulan Juli 2011 – Oktober 2011 ... 3

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 28

3.2 Alternatif Jawaban Responden ... 29

3.3 Hasil Uji Validitas ... 34

3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 35

4.1 Katalog Produk HPA ... 43

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bergabung Dengan HPA ... 52

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-rata Penjualan per bulan ... 52

4.5 Rata-rata Pendapatan per bulan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

4.6 Rata-rata Pendapatan per bulan Berdasarkan Lama Bergabung dengan HPA ... 54

4.7 Pendapat Responden terhadap Variabel Kemampuan Wirausaha ... 55

4.8 Pendapat Responden terhadap Variabel Pengembangan Karir Individu ... 59

4.9 Pengujian Godnes of Fit ... 62

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada distributor Multi Level Marketing (MLM) syari’ah PT AWMIT Indonesia cabang Medan.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu analisis regresi linier sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 18.0 for windows. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan dan yang dijadikan sampel adalah anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan yang dipilih dengan menggunakan metode rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5%, yaitu sebanyak 86 orang.

Hasil penelitian menunjukkan variabel kemampuan wirausaha mampu menjelaskan variasi terhadap pengembangan karir individu distributor pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan sebesar 69,7% sisanya 30,3% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian. Pada pengujian (uji t) variabel kemampuan wirausaha berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu distributor pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan dengan nilai signifikan (0.000) < 0.05 dan nilai t hitung (13.891) > t table (2.120).

(13)

ABSTRACT

This study entitled " Effect of Entrepreneurial Ability Of Individuals Career Development at MLM Distributor Shariah AWMIT Indonesia PT Medan Branch". The purpose of this study was to determine and analyze the influence of entrepreneurial skills of the career development of individuals in the distributor Multi Level Marketing (MLM) Shariah PT AWMIT Indonesia Medan branch.

This research is descriptive analysis and quantitative analysis of the simple linear regression analysis. Data processing is done using SPSS 18.0 for windows. The population in this study were all members (distributors) who have been officially registered in Indonesia PT AWMIT branch of the sampled field and is a member (distributor) that has been officially registered at the PT AWMIT Indonesia Medan branch selected by using the Slovin formula with an error rate 5 %, as many as 86 people.

The results showed variable can explain the variation in entrepreneurial ability of the individual career development PT AWMIT distributor in Indonesia Medan branch 69.7% of the remaining 30.3% can be explained by other factors. In test (t test) variables affect the ability of entrepreneurs in a positive and significant impact on individual career development PT AWMIT distributor in Indonesia Medan branch with a significant value (0.000) <0.05 and the value t count (13.891)> t table (2.120).

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Krisis ekonomi Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 terus bergulir

sampai sekarang. Berbeda dengan negara-negara ASEAN misalnya Thailand,

Malaysia dan Filipina yang juga terkena badai krisis, mereka relatif bisa

melaluinya, sementara Indonesia sampai sekarang belum bisa terlepas dari

krisis ekonomi yang dihadapinya. Dunia kerja menjadi kian sempit, sementara

masyarakat yang membutuhkan kerja terus meningkat. Pengangguran yang

terjadi bukanlah merupakan suatu pilihan untuk tidak bekerja, tetapi akibat dari

semakin sulitnya mendapat pekerjaan, terutama di kota-kota besar.

Lapangan kerja yang terbatas membuat orang mencari jalan untuk

bertahan hidup agar dapat hidup layak. Oleh karena itu untuk menumbuhkan

perilaku wirausaha pada masyarakat luas khususnya para pencari kerja akan

sangat penting dan strategis bagi pengembangan sumber daya manusia

Indonesia yang bermutu, memiliki kejelian dalam menciptakan peluang usaha

sendiri yang kreatif dan tetap proaktif mengembangkan usaha tanpa

meninggalkan potensi lokal dalam menghadapi pasar global. Berwirausaha

merupakan satu alternatif jalan keluar terbaik.

Wirausaha didefinisikan sebagai orang yang memiliki gagasan (idea

man) dan manusia kerja (man of action) sering dikaitkan orang yang inovatif

(15)

dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan baru.

Salah satu bentuk wirausaha yang mampu mewujudkan pendapatan

sendiri adalah dengan menjadi distributor Multi Level Marketing (MLM).

Konsep MLM merupakan salah satu metode pemasaran dengan menggunakan

sistem jaringan (network). Distributor MLM dituntut memiliki kemampuan

untuk mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama

menjalankan bisnis usaha MLM. Semakin banyak mitra kerja (downline) yang

direkrut maka bonus yang diterima oleh distributor akan semakin besar.

PT AWMIT merupakan salah satu perusahaan yang berasal dari

Malaysia yang menggunakan sistem MLM. Hingga kini hampir 250 ribu

distributor HPA yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Sedangkan di

Medan, HPA masuk pada tahun 2005 dan kantor cabang HPA baru didirikan

pada 3 Mei 2008. Sistem yang dipakai perusahaan ini sebenarnya tidak jauh

berbeda dengan yang digunakan perusahaan MLM lainnya, yakni dengan

memasarkan produk dengan sistem berjenjang. Artinya, setiap distributor

memperoleh manfaat dengan membangun sebuah jaringan (network) karena

besarnya bonus yang didapatkan distributor akan sesuai dengan besarnya

jaringan yang dibangun.

Semua penghargaan pada anggota diberikan berdasarkan kemampuan

anggota memperluas jaringan dan besarnya nilai perjuangan tiap bulan. Hanya

sebagai MLM syariah, PT AWMIT dalam menjalankan system pemasarannya

(16)

syarat syariah harus dipenuhi, yakni: adil, terbuka, dan insentif seorang

distributor tidak mengurangi hak distributor lain (mitra kerja), sehingga tidak

ada yang dizalimi.

A. Kemampuan Wirausaha Anggota pada PT AWMIT

dan juga pegawai negeri sipil yang menjadikan MLM sebagai bisnis

sampingan mereka. Hal tersebut bisa kita lihat pada Tabel 1.1 Pendaftaran

Anggota Baru Bulan Juli 2011 - Oktober 2011 yaitu sebanyak 641 orang.

Table 1.1

Pendaftaran Anggota Baru Bulan Juli 2011 - Oktober 2011

STATUS JUMLAH

Ibu Rumah Tangga 168

Mahasiswa 115

Karyawan Swasta 98

Pegawai Negeri Sipil 82

Pengangguran 70

Apoteker 52

Lain-lain 56

TOTAL 641 Orang

Sumber : PT AWMIT Indonesia cabang Medan, data diolah (April 2012)

Dari Tabel 1.1 dapat kita simpulkan bahwa mayoritas anggota baru

yang terdaftar pada PT AWMIT adalah ibu rumah tangga, hal ini disebabkan

karena mudahnya merekrut para ibu-ibu untuk bergabung dalam MLM,

biasanya mereka direkrut melalui pengajian yang biasa diadakan oleh ibu-ibu,

(17)

pada bisnis MLM HPA juga disebabkan karena biasanya yang lebih

memperhatikan kesehatan adalah orangtua dibandingkan remaja.

Sedangkan mahasiswa yang tergabung dalam bisnis MLM HPA

biasanya dikarenakan mencari pengalaman dan juga pendapatan sampingan,

banyak diantara mereka yang tidak bertahan lama karena setelah selesai kuliah

mereka akan mencari pekerjaan baru.

Studi Christian (2003) menemukan bahwa 65% mahasiswa suku Batak

memiliki intensi menjadi wirausaha. Penelitian Joli (2004) menemukan 39,5%

mahasiswa suku Bali menyatakan ingin menjadi wirausaha, dan 35% sangat

ingin menjadi wirausaha. Sementara untuk mahasiswa etnis Tionghoa temuan

Christine (2004) menemukan sekitar 47% menginginkan ingin dan sangat ingin

menjadi wirausaha. Sedangkan mahasiswa suku Jawa pada tahun 2005

berdasarkan temuan Gerald (2005) menyebutkan bahwa 52,4% mahasiswa

ingin dan sangat ingin menjadi wirausaha (dalam Riyanti, 2009).

Begitu juga dengan karyawan formal suatu perusahaan, biasanya

mereka hanya menyempatkan waktu luang, hanya beberapa diantaranya ada

yang memutuskan untuk fokus di MLM dan berhenti menjadi karyawan karena

menganggap bisnis MLM bisa menjadikannya lebih sukses dibandingkan

pekerjaan sebelumnya.

Diantara yang tertarik untuk berbisnis MLM adalah Pegawai Negeri

Sipil (PNS) yang merasa kurang puas dengan gajinya sebagai PNS mencoba

(18)

meninggalkan statusnya sebagai PNS untuk focus pada MLM, namun

jumlahnya tidak banyak dan biasanya mereka yang berani mengambil resiko

seperti ini akan memperoleh kesuksesan bersama bisnis MLM.

Selain itu masih banyak lagi profesi yang mengikuti bisnis MLM,

seperti Apoteker, Dokter, Buruh, dan lain-lain. Pada dasarnya mereka

memasuki bisnis MLM dengan harapan bisa meraih kesuksesan, namun

pengetahuan wirausaha mereka jauh dibawah standar oleh karena itulah

mereka berharap mendapat pembinaan dari para up linenya dan juga ditraining

dalam hal kemampuan berwirausaha, dengan modal ini mereka akan semakin

yakin bahwa keputusan mereka untuk meraih kesuksesan bersama bisnis MLM

adalah keputusan yang benar.

B. Pengembangan Karir pada PT AWMIT

PT AWMIT Indonesia menyusun suatu konsep pemasaran yang

digunakan para distributornya untuk menjalankan strategi pemasaran yang

diterapkan perusahaan tersebut guna memperlancar dalam pengembangan karir

sebagai distributor PT AWMIT. Konsep ini dibuat dengan sangat jelas, relative

sederhana, mudah, rasional dalam pelaksanaannya dan menjunjung tinggi

nilai-nilai syariah yang disebut dengan Marketing Plan. Sebagai perusahaan yang

menggunakan system MLM syariah Marketing Plan memberikan peluang

kepada setiap distributor untuk mengokohkan jaringannya dan

mengembangkan karir sampai mencapai puncak karir bersama MLM HPA.

(19)

Setelah mengikuti berbagai training dan pembinaan dari up line, kini

diharapkan para member baru bisa bergerak lebih cepat dalam proses

pencapaian karir mereka. Pengalaman berharga yang mereka alami dilapangan

akan semakin menciptakan mereka sebagai wirausahawan yang handal.

Namun dalam pengembangan karirnya ada beberapa hambatan yang

dialami oleh member untuk meraih kesuksesan karir bersama MLM HPA,

yaitu:

1. Kekosongan Produk

Sebagai perusahaan yang mendistribusikan obat-obatan herbal sering

sekali mendapat hambatan dalam ketersediaan bahan baku

disebabkan susahnya mencari herbal yang cocok untuk dijadikan

produk herbal yang bermutu, hal inilah yang menyebabkan

seringnya terjadi kekosongan obat yang otomatis akan menyusahkan

para distributor dalam hal memasarkan produk-produk tersebut.

2. Keterlambatan Bonus

Bagi distributor yang mencari nafkah hanya pada bisnis MLM, tentu

mengalami kesulitan jika bonus yang Ia harapkan setiap bulannya

terlambat diberikan oleh manajemen PT AWMIT, karena selain

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seorang distributor juga

memerlukan modal kembali untuk menjalankan kegiatan bisnisnya.

3. Ketidakpercayaan Masyarakat Terhadap MLM

(20)

sosial, namun kepercayaan mayarakat terhadap industri ini masih

minim. Ataupun, karena banyak bisnis yang berkedok MLM tapi

merugikan banyak orang, menimbulkan ketidakpercayaan terhadap

bisnis MLM sejati. Mereka selalu diliputi pikiran negatif terhadap

bisnis ini, hal inilah yang membuat distributor MLM harus berusaha

dua kali lipat untuk meyakinkan para down linenya dan juga calon

member yang akan direkrutnya.

Menurut Asosiasi Penjual Langsung Indonesia (APLI) di Indonesia saat

ini sekitar 70 perusahaan MLM, seperti Central Nusa Insan Cemerlang atau

CNI, Amway, Foreverindo Insan Abadi atau Forever Young, juga termasuk PT

AWMIT, merupakan suatu konsep pendistribusian produk langsung kepada

konsumen melalui distributor mandiri. Keunggulan bisnis ini adalah modal

kecil dengan peluang yang besar, masa depan ditentukan oleh distributor itu

sendiri, tidak ada resiko kredit macet, jam kerja bebas, dapat mencapai impian

lebih awal.

MLM merupakan bisnis multinasional, menyangkut jutaan dollar, dan

melibatkan jutaan orang. Konsep MLM pertama kali dicetuskan oleh Nutrilite

di AS pada tahun 1939, menerapkan sistem bonus sebesar 2 % kepada setiap

penjual yang berhasil merekrut penjual baru ( Harefa, 2006:14).

Distributor MLMS (Multi Level Marketing Syariah) dituntut untuk

memiliki kemampuan kreatif dalam berwirausaha, mampu mempengaruhi

(21)

MLMS. Usaha-usaha kreatif yang dikembangkan distributor MLMS akan

membawa mereka menuju puncak karir yang bahkan bisa melewati para

pengusaha lain yang bukan MLM.

Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: "Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Syari'ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan".

1.2.PerumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka

penulis merumuskan masalah sebagai berikut: "Apakah kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada distributor Multi Level Marketing (MLM) syariah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan?".

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. TujuanPenelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir

individu pada PT AWMIT Medan Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah:

a. Bagi Perusahaan

(22)

kemampuan wirausaha terhadap karir individu distributor, sehingga

perusahaan melakukan usaha-usaha yang bisa meningkatkan

kemampuan wirausaha distributor untuk kemajuan perusahaan.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan juga ilmu

pengetahuan penulis dalam bidang wirausaha dan seberapa besar

pengaruhnya terhadap karir individu.

c. Bagi Pihak Lain

Dapat digunakan sebagai referensi, masukan, perbandingan dalam

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Wirausaha

Kata wirausaha atau "pengusaha" diambil dari bahasa Perancis

"entrepreneur" yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan

(Jhingan, 2001: 425). Dalam ekonomi, seorang pengusaha berarti orang yang

memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil. Pengusaha

bisa jadi seorang yang berpendidikan tinggi, terlatih dan terampil atau mungkin

seorang buta huruf yang memiliki keahlian yang tinggi diantara orang-orang

yang tidak demikian.

Pengusaha mempunyai kriteria kualitas sebagai berikut, (1) energik,

banyak akal, siap siaga terhadap peluang baru, mampu menyesuaikan diri

terhadap kondisi yang berubah dan mau menanggung resiko dalam perubahan

dan perkembangan; (2) memperkenalkan perubahan tehnologi dan

memperbaiki kualitas produknya; (3) mengembangkan skala operasi dan

melakukan persekutuan, mengejar dan menginvestasikan kembali labanya.

(Jhingan, 2001 : 426)

Wirausahawan menggeser sumber daya ekonomi dari bidang

produktifitas yang lebih rendah ke bidang yang lebih tinggi dan hasil yang

lebih besar" ( Armstrong, 2003 :149).

Gilder dalam The Spirit of Enterprise, menyatakan bahwa

(24)

pengembang peluang dan penghasilan tehnologi baru. Istilah kewirausahaan banyak dijumpai dalam uraian yang merupakan kata dasar wirausaha yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan kata wirausaha.

Perlu diingat bahwa kewirausahaan itu bukan hanya sekedar cara untuk

mendapatkan uang, namun lebih dari itu kewirausahaan juga menciptakan

suatu gagasan inovatif, semangat memberikan kontribusi positif untuk

masyarakat.

Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki visi dalam hidupnya

yang direalisasikan menjadi suatu visi bisnis, seorang yang pembuat keputusan

yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas.

Wirausaha bukan karena memahami yang ada dalam semua kompleksitasnya,

tetapi dengan menciptakan situasi baru yang harus dicoba untuk dipahami oleh

orang lain.

Vries mengolongkan wirausaha berdasarkan dari lingkungan mereka berasal, yaitu :

a. Wirausaha craftsmans, berasal dari pekerja kasar dengan pengalaman dalam tehnologi rendah, mekanik yang genius dan mempunyai reputasi dalam industri.

b. Wirausaha opportunistic, berasal dari golongan kelas menengah sampai Chief Excecutives,

c. Wirausaha dengan bekal pengalaman tehnologi, ia memiliki pendidikan formal.

d. Kewirausahaan ditandai dengan keanekaragaman, yaitu adanya pergantian besar pada masyarakat dan perusahaan yang berterminologi wirausaha.

Keberhasilan seorang wirausaha untuk mengembangkan bisnisnya

tergantung pada kecerdasan, imajinasi, dan kekuatan keinginan individu yang

bersangkutan. Sedikit keberuntungan diperlukan, tetapi dapat diargumentasikan

(25)

kerja keras, di samping imajinasi dan kemampuan yang mampu merubah karir

individu menjadi sukses. (Rachbini, 2001 :100).

Dalam proses pembentukan wirausaha tersebut memerlukan

pengembangan sumber daya manusia, meliputi bagaimana orang melakukan

aktifitas wirausaha dalam hal ini distributor MLM, tujuan berwirausaha,

proses pengambilan keputusan terjun ke MLM. Didalam MLM distributor

disebut knowledge walker, orang-orang ini selalu belajar dan belajar dengan

cepat, sehingga dapat bertahan dan maju dalam karirnya.

Pilihan menjadi wirausaha lewat MLM memerlukan sebuah

kemampuan dalam hal kreatif, inovatif, mampu memotivasi diri sendiri dan

orang lain, keberanian mengambil resiko, mendorong perubahan dalam

pengembangan karirnya. Bird memberikan beberapa pendapat yakni pertama,

dipandang dari segi energi dan dorongan serta daya fisik yang kuat sehingga

ingin berkarir sebagai wirausaha (distributor) MLM. Kedua, wirausaha

(distributor), yang memulai pada usia tua, tidak memiliki masa karier yang

panjang sebagaimana orang muda, walaupun mungkin lebih cepat berhasil

karena faktor pengalaman. (Bird, 2002: 271)

2.2. Karir

Pengertian karir ditafsirkan beragam oleh para ahli sesuai disiplin

ilmunya:

Menurut Simamora (2001:505) karir adalah " Urutan aktifitas-aktifitas

(26)

aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut". Perencanaan karir

merupakan proses yang disengaja di mana dengan melaluinya seseorang

menjadi sadar akan atribut-atribut yang berhubungan dengan karir personal dan

serangkaian langkah sepanjang hidup memberikan sumbangan pemenuhan

karir.

Pendapat Ekaningrum (2002 : 256) Karir tidak lagi diartikan sebagai

adanya penghargaan institusional dengan meningkatkan kedudukan dalam

hirarki formal yang sudah ditetapkan dalam organisasi. Dalam paradigma

tradisional, pengembangan karir sering dianggap sinonim dengan persiapan

untuk mobilitas ke jenjang lebih tinggi, sehingga karir akan mendukung

efektifitas individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau

pekerjaan yang dicapai seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan

dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu. Hal -hal yang

mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha distributor MLM, dapat

diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar

belakangnya.

Pengalaman, seperti yang dapat dilihat dari biografi seseorang,

bermanfaat untuk melihat keterampilan, dan kompetensi untuk meningkatkan

kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan, dan mendorong

untuk mencetuskan ide-ide kewirausahaan untuk pemenuhan karirnya.

(27)

seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemauan kerjanya.

Pengembangan karir harus dilakukan melalui penumbuhan kebutuhan karir

tenaga kerja, menciptakan kondisi dan kesempatan pengembangan karir serta

melakukan penyesuaian antara keduanya melalui berbagai mutasi personal

(Wahyudi, 2002:161).

2.3. Pengembangan Karir

Pengembangan karir (career development) adalah suatu kondisi yang

menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang dalam

pekerjaannya.

Pengembangan karir (career development) meliputi manajemen karir

(career management) dan perencanaan karir (career planning). Sebagaimana

Gambar 2.1 dijelaskan sebagai berikut:

Pengembangan Karir Organisasional

Individual Institusional

Perencanaan Manajemen

Karir Karir

Gambar 2.1. Pengembangan karir organisasional

(28)

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa pengembangan karir organisasional

merupakan hasil-hasil yang muncul dari interaksi antara perencanaan karir

individu dengan manajemen karir secara institusional.

Perencanaan karir (career planning) adalah suatu proses dimana

individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk

mencapai tujuan-tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan

pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan

rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

Manajemen karir (career management) adalah proses dimana organisasi

memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna

menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang berbobot untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang. (Simamora, 2001:504)

Memahami pengembangan karir dalam sebuah organisasi

membutuhkan suatu pemeriksaan atas dua proses, yaitu bagaimana

masing-masing individu merencanakan dan menerapkan tujuan-tujuan karirnya

(perencanaan karir) dan bagaimana organisasi merancang dan menerapkan

program-program pengembangan karir/manajemen karir.

Terdapat enam orientasi pribadi yang menentukan jenis -jenis karir

yang dapat memikat individu untuk menentukan pilihan karirnya. Keenam

jenis orientasi pribadi tersebut adalah :

1. Orientasi realistik.

(29)

aktivitas-aktivitas fisik yang menuntut keahlian, kekuatan, dan koordinasi. Beberapa

contoh : pertanian, kehutanan, dan agrikultur.

2. Orientasi investigatif.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan

aktivitas-aktivitas kognitif (berpikir, berorganisasi, pemahaman), daripada yang

afektif (perasaan, akting, dan emosional). Beberapa contoh : biolog, ahli

kimia, dan dosen.

3. Orientasi sosial.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan

aktivitas-aktivitas antar pribadi daripada fisik atau intelektual. Beberapa contoh :

psikologi klinis, layanan asing dan kerja sosial.

4. Orientasi konvensional.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan

aktivitas-aktivitas terstruktur dan teratur. Beberapa contoh : akuntan dan bankir.

5. Orientasi perusahaan.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-

aktivitas verbal yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa

contoh : manajer, pengacara dan tenaga humas.

6. Orientasi artistik.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan

aktivitas-aktivitas ekspresi diri, kreasi artistik, ekspresi emosi, dan individualistik.

(30)

Pilihan pengembangan karir melalui wirausaha sebagai distributor

MLM bukanlah hal yang mudah, diperlukan usaha kerja keras yang maximal

untuk mencapai kesuksesan karir dalam berwirausaha melalui MLM. Suatu

pekerjaan tidak membutuhkan satu keterampilan tetapi berbagai keterampilan

disatu sisi akan menguntungkan individu, karena ia akan menguasai banyak

bidang yang jika dikerjakan dengan tekun, maka ia bisa meraih kesuksesan

dalam bidang tersebut, termasuk dalam bidang bisnis MLM.

2.4. Multi Level Marketing (MLM)

Clothier dalam Faisol (2003:26) mengemukakan rumusan dasar MLM

adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada

pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas

yang memperkenalkan kepada distributor berikutnya, pendapatan yang

dihasilkan terdiri dari laba eceran dan laba grosir ditambah dengan

pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan total kelompok yang dibentuk

oleh seorang distributor.

MLM adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk mendistribusikan

produk dan jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain termasuk

supermarket, toko retail, door to doorsales dan lain-lain).

Ada beberapa alasan perusahaan memilih MLM untuk

mendistribusikan produknya, yaitu:

1. Biaya overhead yang rendah

(31)

perusahaan retail, perusahaan MLM tidak perlu mengalokasikan dana yang

besar dalam advertising untuk menarik customer, sehingga biaya alokasi dana

dialihkan kebonus distributor.

2. Biaya overhead distribusi yang rendah

Typical distribusi melalui retail menggunakan serangkaian regional,

negara, kota, dan retail lokal untuk mendistribusikan barang-barang. Masing-

masing perlu memperoleh keuntungan dan melakukan mark up harga dari

barang.

Jalur distribusi yang tidak menggunakan sistem MLM adalah:

Manufacturer transforter wholesaler retail advertisir

customer

Sedangkan jalur distribusi yang menggunakan MLM adalah:

Manufacturer refresentative customer

3. Tingkat pertumbuhan yang tinggi

Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa berkembang dengan

tingkat pertumbuhan 20%, 50%, bahkan bisa mencapai 100% setiap bulannya.

4. Tim sales dan marketing yang termotivasi

Banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana

marketing yang besar untuk memperoleh tempat dihati para customer. Selain

itu usaha kerja keras dari para distributor sangat menentukan dalam hal

pertumbuhan perusahaan MLM. Oleh karena itu perusahaan perlu

(32)

dalam pendistribusian obat ke pasaran.

Jaringan yang dibangun pada perusahaan MLM perlu terus dibina agar

orang-orang yang terdapat pada jaringan tersebut dapat tumbuh dan

berkembang menjadi wirausahawan yang sukses. Kuatnya hubungan diantara

jaringan menjadi modal dasar kemitraan yang saling menguntungkan serta

menjadi salah satu ciri keberhasilan dalam menjalankan bisnis MLM, dan

membuat perusahaan MLM terus berkembang.

Seorang distributor dalam melakukan pembinaan tentunya perlu

menunjukkan sikap kepemimpinan. Sedikitnya ada sembilan sikap

kepmimpinan yang harus dimiliki:

1. Bersikap positif

2. Senantiasa memiliki semangat untuk terus maju

3. Memiliki rasa percaya diri dan optimisme

4. Berani menghadapi kendala dan rintangan

5. Kooperatif atau senang diajak kerjasama

6. Mampu meberikan solusi bagi jaringannya

7. Kreatif dan inovatif

8. Mampu memotivasi orang lain

9. Simpatik, berwibawa dan bisa dipercaya

2.5. Perbedaan MLM Syariah dengan MLM Konvensional

MLM syariah secara sepintas bisa saja kelihatan tidak berbeda

(33)

ditelaah lebih lanjut dalam proses operasionalnya, ternyata ada beberapa

perbedaan mendasar yang cukup signifikan antara kedua MLM tersebut, yaitu:

1. Sebagai perusahaan yang beroperasi syariah, niat, konsep, dan praktek

pengelolaannya senantiasa merujuk kepada Al-qur'an dan Hadist

Rasululloh SAW. Dan untuk itu struktur organisasi perusahaan pun

dilengkapi dengan Dewan Syariah (DPS) dari MUI untuk mengawasi

jalannya perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam.

2. Usaha MLM syariah pada umumnya memiliki visi dan misi yang

menekankan kepada pembangunan ekonomi nasional (melalui penyediaan

lapangan kerja, produk-produk kebutuhan sehari-hari dengan harga

terjangkau, dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah di tanah air)

demi meningkatkan kemakmuran, dan meningkatkan martabat bangsa.

3. Sistem pemberian insentif disusun dengan memperhatikan prinsip keadilan

dan kesejahteraan. Dirancang semudah mungkin untuk dipahami dan

dipraktekkan. Selain itu, memberikan kesempatan kepada distributornya

untuk memperoleh pendapatan seoptimal mungkin sesuai kemampuannya

melalui penjualan, pengembangan jaringan, ataupun melalui

kedua-duanya.

4. Dalam hal marketing plan-nya, MLM syariah pada umumnya

mengusahakan untuk tidak membawa para distributor pada suasana

materialisme dan konsumerisme, yang jauh dari nilai-nilai islam.

(34)

membawa kepada kemubaziran yang terlarang dalam islam.

Faisol (2003:8) ada beberapa sistem yang telah diterapkan oleh

perusahaan MLM yang melanggar norma dalam berbisnis dan juga norma

kemanusiaan, diantaranya adalah:

1. Skema Piramida dan Investasi Berantai

Ciri khusus dari sistem piramida dan investasi berantai yang mudah

dikenali adalah sebagai berikut:

a. Pemungutan biaya pendaftaran anggota baru relatif jauh lebih besar

dan sebagian biaya pendaftaran itu dipergunakan untuk memberikan

kompensasi (bonus atau komisi) kepada orang-orang yang merekrut

anggota baru. Akibatnya, anggota perusahaan yang menggunakan

sistem ini lebih sibuk melakukan perekrutan dan melalaikan tanggung

jawab untuk melakukan penjualan produk dan memberikan pelayanan

yang kurang maksimal kepada pelanggan.

b. Setiap anggota diharuskan melakukan pembelian produk dalam jumlah

besar dan dengan potongan harga setinggi mungkin sebelum

(sementara harga produk umumnya telah "disesuaikan" secara tidak

wajar) menerima pesanan dari pelanggan atau distributor lainnya.

c. Ketidakperdulian perusahaan dan distributor independennya terhadap

kualitas produk dan kepuasan pelanggan, sehingga konsumen

cenderung menjadi korban. Ketidakperdulian ini juga tampak nyata

(35)

menjadi anggota semata, kemudian tidak pernah mengambil produk

tersebut dari perusahaan. Sementara perusahaan acap kali kehabisan

stock produk tertentu dan lalai untuk menyediakannya dalam kurun

waktu yang dijanjikan.

d. Tidak adanya pelatihan dan sistem pendidikan yang sistematis dan

berkesinambungan untuk para distributor. Perusahaan dan para

pemimpin jaringan tidak menunjukkan tanggung jawab moral untuk

mengembangkan sumber daya manusianya secara sungguh-sungguh.

e. Dilanggarnya prinsip umum MLM yakni semua anggota memiliki

peluang yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan

produk atau jasa. Dalam skema piramida, mereka yang mendaftar

belakangan kurang ataupun tidak memiliki sama sekali peluang untuk

mendapatkan keuntungan. Setiap keberhasilan seorang harus dibayar

dengan kegagalan sejumlah orang lain yang bergabung belakangan.

2. Sistem Binari

Sistem binari dapat dikatakan anak kembar dari sistem pemasaran

berskema piramida dan investasi berantai yaitu dikembangkan berdasarkan

pola perekrutan sua orang (dua kaki) yang diduplikasi terus menerus,

termasuk "kreativitas" pengusaha-pengusaha tak bermoral dalam

merekayasa sistem MLM. dengan jelas perusahaan yang menggunakan

sistem ini memberikan keuntungan kepada distributornya dari hasil

(36)

Federation of Direct Selling Association (WFDSA).

2.6. Penelitiaan Terdahulu

Anshori (2003) melakukan penelitian yang berjudul "Pengaruh

Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada

Distributor Multi Level Marketing (MLM) "X" di Malang". Tujuan dari

penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan wirausaha

terhadap pengembangan karir distributor MLM di Malang. Metode analisi

yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode dedukatif. Hasil

uji silang yang beroientasi pengembangan karir sebanyak 59 orang , yang tidak

berorientsi karir sebanyak 37 orang. Hasil uji signifikan sebesar 0,001 berarti

ada pengaruh wirausaha terhadap pengembangan karir.

Rahadi (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada

Distributor Multi Level Marketing (MLM) "X" di Kota Palembang”.

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

wirausaha terhadap pengembangan karir pada distributor MLM di Kota

Palembang. Berdasarkan hasil peningkatan karir menunjukkan 49 orang

berorientasi pada peningkatan karir sebaliknya 51 orang berorientasi pada tidak

ada peningkatan karir. Kondisi ini juga menunjukkan distributor MLM di Kota

Palembang hanya mengisi waktu luang sambil menunggu peluang berikutnya

yang lebih menjanjikan bagi masa depan mereka dan MLM bukanlah pilihan

(37)

2.7. Kerangka Konseptual

Kemampuan wirausaha sejatinya merupakan kunci utama dalam hal

meraih kesuksesan bersama perusahaan yang berbasis system MLM untuk

meraih tujuan. Tanpa kemampuan wirausaha banyak orang mengalami

kegagalan dalam berbisnis MLM. Seorang yang memutuskan untuk

menggeluti bisnis MLM membutuhkan skill individu yang ada pada seorang

wirausahawan, kemampuan dalam merekrut orang lain dalam artian seorang

distributor harus mampu meyakinkan calon member MLM untuk bergabung

bersama MLM. Kemampuan dalam menjual produk meyakinkan calon pembeli

untuk mau mengkonsumsi produk yang ditawarkan, semua ini haruslah

dimiliki oleh seorang pebisnis dalam bidang MLM.

Seorang wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi

atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi

untuk melakukan banyak hal dengan baik dan sukses. Mereka cenderung untuk

optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme, biasanya berdasarkan

kenyataan. Tanpa keyakinan kepercayaan untuk sukses dan mampu

menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan

bisnis terutama bisnis MLM (Sumarsono, 2009;125).

Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan bisnis MLM

menuntut wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar

mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha memiliki keinginan untuk

(38)

Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir

cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan

untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi

secara terus-menerus.

Membangun suatu jaringan dalam bisnis MLM bukanlah suatu hal yang

mudah untuk dilaksanakan. Orang-orang yang sudah berhasil diyakinkan

sebelumnya untuk bergabung ke dalam bisnis ini harus terus dibina untuk bisa

merekrut orang lain kembali, mereka perlu dimotivasi untuk terus tumbuh dan

berkembang. Dalam hal inilah diperlukan kemampuan memotivasi orang lain

disamping seorang wirausaha harus mampu memotivasi dirinya sendiri bahwa

usaha yang dilakukan akan berhasil.

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari kemampuan wirausaha adalah

kesuksesan berkarir dalam bisnis MLM. Semakin berkembangnya kemampuan

wirausaha yang dimiliki distributor maka semakin mudah untuk memperoleh

tujuan yang ingin dicapai yaitu pengembangan karir individu distributor.

Menurut Simamora (2001:519), individu merencanakan karir guna

meningkatkan status dan kompensasi, memastikan keselamatan pekerjaan, dan

mempertahankan kemampupasaran dalam pasar tenaga kerja yang berubah.

Berkarir dalam bisnis MLM tidak perlu mengeluarkan modal yang

banyak, kemampuan dalam berwirausaha sudah sangat memadai, tahap demi

tahap bisa dilalui dengan menjual produk sedikit demi sedikit sekaligus

(39)

jaringannya maka otomatis menjual produk akan semakin mudah dan lancar

karna akan semakin banyak orang yang memasarkan produk. Dengan modal

yang sedikit dan usaha kerja keras akhirnya pebisnis MLM bisa mencapai

sampai puncak karirnya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan model kerangka

konseptual pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir

individu pada Gambar 2.2 sebagai berikut:

Kemampuan Wirausaha (X) Pengembangan

Karir Individu (Y) Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual

2.8. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis merumuskan hipotesis

sebagai berikut: "Kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengembangan kariri individu pada distributor MLM

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu

peneliti melakukan pengamatan langsung kepada responden dengan melakukan

penyebaran kuisioner untuk dianalisis. Pemilihan sampel berkaitan dengan

bagaimana memilih respoden yang dapat memberikan informasi yang mantap

dan terpercaya untuk mendapatkan data yang diperlukan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT AWMIT Indonesia cabang Medan yang

bertempat di Jln. Gagak Hitam no. 7&8 Simpang Empat Merak Sunggal

Medan. Waktu penelitian berlangsung sejak bulan April 2012 sampai Juni

2012.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini dibatasi hanya pada anggota yang telah secara resmi

terdaftar menjadi anggota pada PT AWMIT Indonesia cabang

Medan.

b. Dalam penelitian ini variabel independen adalah kemampuan

wirausaha sedangkan variabel dependen adalah pengembangan

(41)

cabang Medan.

3.4. Defenisi Operasional

Kemampuan wirausaha (X) adalah aktifitas yang dilakukan oleh

distributor MLM PT AWMIT Indonesia yang meliputi kreatif, inovatif,

mampu memotivasi diri sendiri dan juga orang lain. Kemampuan yang bisa

meng-upgrade skill individu untuk terus bisa menciptakan ide-ide baru untuk

kebangkitan ekonomi nasional.

Pengembangan karir individu (Y) merupakan suatu tujuan yang ingin

diraih oleh distributor dalam berbisnis MLM di PT AWMIT Indonesia cabang

Medan, pengembangan karir ini bisa diperoleh melalui pangkat jaringan di

MLM yang semakin meningkat juga ditandai dengan meningkatnya bonus

yang didapat.

Tabel 3.1 berikut adalah tabel yang memperlihatkan defenisi

operasional variabel, indicator, dan skala pengukuran.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Pengukuran

Kemampuan Wirausaha (X)

Suatu skill yang harus dimiliki oleh distributor MLM PT AWMIT Indonesia yang meliputi kreatif, inovatif, mampu memotivasi diri sendiri dan juga orang lain.

(42)

Pengembang

Sumber: Faisol (2003), data diolah penulis

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dilakukan dengan mengukur variabel kemampuan

wirausaha dan variabel pengembangan karir individu dengan menggunakan

skala likert yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. (Sugiyono,2005:86). Mekanisme pengukuran dapat dilihat pada Tabel

3.2

Tabel 3.2

Alternatif Jawaban Responden

NO SKALA PENGUKURAN SKOR

(43)

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel”.

(Umar, 2000:77)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota (distributor)

yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia Medan yaitu

sebesar 110 distributor (per Desember 2011).

2. Sampel

Pemilihan sampel berkaitan dengan bagaimana memilih respoden

yang dapat memberikan informasi yang mantap dan terpercaya untuk

mendapatkan data yang diperlukan (Sanapiah, 2003: 25).

Sampel adalah suatu himpunan dari suatu unit populasi, sampel

ditetapkan dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan

5% (Umar, 2008:78), sebagai berikut:

(

2

)

1 Ne N n

+ =

= 1 + (110) (0.05)² 110

= 86.27 (dibulatkan menjadi 86).

Dimana: n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

(44)

Berdasarkan hasil penarikan sampel diatas, maka jumlah sampel

yang diambil adalah 84 orang responden. Metode penarikan sampel

dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling yaitu

teknik penentuan sampel berdasarka kebetulan, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai

sumber data (Sugiyono, 2005 : 88).

3.7. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yakni:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

pada lokasi penelitian. Data primer dalam penelitian ini berupa

jumlah anggota MLM, hasil dari pengisian kuesioner yang

berhubungan dengan variabel yang diteliti dan hasil wawancara

kepada pihak manajemen perusahaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga

pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat

pengguna data. Data sekunder pada penelitian ini adalah volume

penjualan perusahaan dan studi dokumentasi yang berasal dari

(45)

3.8. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ilmu sosial menurut Sugiyono (2005 :96) dikenal 3

jenis Instrumen penelitian yaitu wawancara, kuesioner, studi dokumentasi.

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah mengunakan kuisioner

tertutup. Tiga jenis instrumen penelitian tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Wawancara (interview)

Wawancara (interview), yaitu mengadakan wawancara langsung

dengan pihak manajemen yang bertanggung jawab sebagai

koordinator cabang.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawab.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dengan

mengumpulkan data dari buku-buku dan literatus yang

(46)

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah quesioner atau angket

yang disebarkan layak dijadikan instrumen penelitian. Kuesioner yang

digunakan untuk mengukur menunjukkan apakah data yang diperoleh

merupakan data yang valid.

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah

didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat

ukur yang digunakan yaitu kuesioner.

Mengukur validitas dengan melakukan uji coba kuesioner menunjukkan

sejauh mana suatu kuesioner mampu mengukur apa yang ingin diukur.

(Umar: 2008:166). Pengujian validitas instrument dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 18.0 for windows dengan kriteria sebagai

berikut:

1. Jika r hitung > rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid

2. Jika r hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid

Adapun syarat instrumen dapat dinyatakan valid menurut Situmorang et

al (2010:68), yaitu korelasi tiap faktor positif dan nilai r hitung ≥

(47)

Tabel 3.3

Sumber: Pengolahan SPSS 18.0 for window (2012)

Tabel 3.3 menunjukkan semua butir pernyataan memiliki nilai

Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari nilai r tabel

(0,361). Dengan demikian semua butir pernyataan dinyatakan valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala

pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena realibitas

memusatkan perhatian pada masalah konsistensi dan ketepatan

(Kuncoro, 2009:175). Uji reliabilitas melihat apakah alat ukur yang

digunakan menunjukkan akurasi dan konsistensi di dalam mengukur

(48)

Pengujian dilakukan dengan SPSS 18.0 for windows.

Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan

ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel

2. Jika r alpha negative atau > r tabel maka pernyataan tidak reliable

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,907 15

Sumber: Pengolahan SPSS 18.0 for window (2012)

Menurut Koncoro, 2003 (Situmorang et al, 2010: 80) suatu variabel

dianggap reliabel jika memberikan nilai Cronbach's Alpha > 0.80.

Berdasarkan data dari Tabel 3.4. maka seluruh butir dinyatakan

reliabel karena nilai Cronbach’s alpha ( r hitung ) diatas 0,80.

3.10. Teknik Analisis

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang

dilakukan dengan menentukan data, mengumpulkan data, dan

menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran

masalah yang dihadapi.

b. Metode Analisi Kuantitatif

1. Analisis Regresi Sederhana

(49)

pengaruh variabel bebas (kemampuan wirausaha) terhadap variabel

terikat (Pengembangan karir individu)

Y = a + bX + e

Dimana:

Y = Pengembangan karir individu

a = Konstanta

b = Koefesien regresi

X = Kemampuan wirausaha

E = Standart eror

2. Uji Signifikansi (Uji t)

Untuk melihat pengaruh variabel kemampuan wirausaha (X)

terhadap variabel pengembangan karir individu (Y) digunakan uji t.

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : µ = 0

Artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel

Y.

Ha : µ = 0

Artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.

Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5% (α):

H0 diterima apabila t hitung < t tabel dan Ha diterima apabila t hitung > t

(50)

3. Koefisien Determinasi (R2

)

Pengujian kontribusi pengaruh dari variable bebas (X) terhadap

variable terikat (Y) dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2)

dimana 0< R2<1. Jika R2 semakin dekat dengan 1 maka pengaruh

variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y) semakin kuat.

Sebaliknya jika Jika R2 semakin dekat dengan 0 maka pengaruh

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Profil Perusahaan

HPA didirikan oleh Tuan Haji Ismail bin Hj. Ahmad yang berasal dari

Kangar - Mata Ayer, Perlis pada bulan September 1984 dimulai secara

kecil-kecilan yang ketika itu dikenali dengan nama Perubatan Tradisional

Al-Wahida. Tuan Hj. Ismail bin Hj Ahmad adalah seorang petani yang

berpengalaman luas dalam bidang herba di Malaysia, dibantu oleh istrinya,

Puan Hjh. Norhayati binti Ahmad, mereka berdua menjalankan dan

membesarkan usaha ini. Awalnya berangkat dari keprihatinan, Tuan Haji Ismail

terhadap obat-obatan yang beredar luas dewasa ini yang tidak memperdulikan

halal dan haram menyebabkan beliau memproduksi sendiri obat-obatan alami

(herba) dan kemudian beliau bersama istrinya menjualnya di pasar malam

dengan mengendarai sepeda.

Usaha dagang tuan Haji dan isterinya yang dilakukan di pasar malam

dan dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan modal ternyata membuahkan

hasil. Setelah 8 tahun beroperasi, berbekal pengetahuan dalam ramuan

herba-herba setempat dan warisan peninggalan nenek moyang, industri Herba

Penawar Al-Wahida semakin berkembang setelah didirikan HPA Industries

pada 15 Juli 1995. Herba Penawar Alwahida berubah nama menjadi HPA

(52)

Kini, HPA Industries memiliki pabrik-pabrik di :

1. B1 & B2 Lot 29 Kawasan Perindustrian Kuala Perlis

2. Lot 5 & 6 Kawasan MIEL Jejawi Fasa II, Perlis

3. Lot 1 & 2 IKS KEDA Napoh, 06100 Jitra, Kedah

4. Cola Radix, Kaw Perindustrian Sg. Petani, Kedah

5. Kopi Radix, SME Bank Lok Kawi, Kinabalu, Sabah

6. Air Mineral, Batu 14, Pokok Sena Kedah

7. Baja Organik, Bukit Tembaga, Padang Terap Kedah

Semua industri tersebut dijalankan bertekhnologi modern dan

mengusahakan ladang-ladang Herba seluas 800 hektar, diantaranya ladang

herba Roselle, Pegaga, Misai Kucing, Jagung, Serai, Pisang dan Ternak Ayam,

Itik serta Kambing Organik untuk memastikan kecukupan produksi dan

persediannya. Kini HPA Industries Sdn Bhd memiliki hampir orang yang

tersebar diseluruh pabrik-pabrik dan juga kantor HPA Industries Sdn Bhd.

Di Indonesia sendiri HPA masuk sejak tahun 2000 yang awalnya

bekerja sama dengan PT Wahida Indonesia sebagai agen tunggal dalam

pendistribusian produk-produk HPA di Indonesia, namun pada tahun 2009

terjadi perpecahan dalam tubuh internal perusahaan sehingga PT Wahida

memisahkan diri dengan HPA Industries Sdn Bhd, sebagai gantinya HPA

Industries Sdn Bhd mendirikan perusahaan baru di Indonesia yang bernama

PT.AWMIT hingga sekarang PT. AWMIT lah yang mendistribusikan

(53)

besar diseluruh Indonesia, termasuk di Fak-Fak, Papua Nugini.

HPA merupakan perniagaan yang penuh dengan potensi, pencapaian

dan kecemerlangan. Tujuan utama didirikannya perusahaan ini ialah untuk

memberi pengajaran mengenai perubatan herba berkonsep Ath-Thibn Nabawy

sebagai satu perawatan yang terbaik kepada masyarakat, bukan saja

memberikan layanan kesehatan yang terjamin Halal, Suci dan Baik, bahkan

dapat memperolehi kemakmuran dan kehidupan yang sejahtera. Berbekal hal

inilah yang membawa kemajuan HPA Industries Sdn Bhd hingga sampai ke

manca Negara seperti Thailand, Brunai Darussalam, dan juga Negara-negara

Timur Tengah.

Selain mendapatkan sertifikat GMP (Good Manufacturing Practise),

Deperindag, Dirjen POM dan DEPKES RI yang tercantum sebagai Obat

Tradisional bukan sebagai Food Suplement (makanan tambahan), Halal Gel

Pakistan (sebagai gelatin pembungkus dengan jaminan softgel yang halal) dan

juga mendapat pengesahan dari Pusat Konsultasi Syariah sebagai Multi Level

Marketing Syariah (MLMS). Kini telah mendapatkan pernyataan sebagai

MLM Syariah dari Panel Syariah.

Hidup sehat berazaskan herba kini memasuki era modern. HPA

Industries Sdn. Bhd. telah mampu dan sukses menggabungkan produk-produk

herba secara massal. Sehingga kini, mencapai ratusan produk telah dipasarkan

dan banyak lagi akan diluncurkan pada masa yang akan datang. HPA Industries

(54)

mutu produk secara konsisten. Bahan-bahan herba seperti roselle dan pegaga

diusahakan di ladang-ladang milik sendiri. Pengawasan yang rapi diberikan

terhadap bahan utama untuk menjamin ketersediaan dan kualitas bahan utama

dengan jaminan mutu keluaran yang tinggi. Semua bahan herba lain juga

melalui pengawasan mutu yang ketat dan memenuhi syarat-syarat yang

ditetapkan. Penggabungan aspek Islam dalam proses pembuatan, meningkatkan

lagi keikhlasan terhadap tugas-tugas menyediakan herba untuk manusia.

HPA Indonesia telah membuka beberapa Cawangan/Cabang AWMIT,

Pusat Agency, Pusat Jualan dan ribuan Agen Stok di hampir semua propinsi

untuk memastikan proses pemindahan dan penyaluran dengan sempurna dan

semua pelanggan dapat membeli produk dengan senang dan cepat. Di Medan

sendiri Cabang PT AWMIT dibuka pada tanggal 12 Oktober 2009.

Antara aktivitas yang berlaku di Cawangan (Kantor Cabang HPA),

Pusat Agency, Pusat Jualan dan Agen Stok adalah melakukan penjualan produk

dan pelatihan herbalis disamping penyebaran informasi produk seperti melalui

brosur, pamplet, flyers dan kursus mingguan yang dianjurkan.

4.1.2. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Komitmen mewujudkan Jaringan Produk Herba sebagai satu cara

pengobatan yang baik. AWMIT juga berkomitmen membentuk

(55)

2. Misi Perusahaan

Memberikan dan Mengutamakan produk-produk herba yang terbaik

dan program penelitian dalam rangka meningkatkan mutu dan

kwalitas produk dalam membantu berbagai permasalahan penyakit.

AWMIT menyediakan dan memberi kemudahan bagi distributor

untuk terus mengembangkan pengetahuan dan memantapkan lagi

bisnis menuju kesuksesan diri, keluarga, masyarakat dan Negara.

3. Budaya Perusahaan

Berpegang atas dasar prinsip Syari’ah Islamiyah, saling menghargai

hubungan sesama karyawan, distributor serta masyarakat dengan

sifat dan sikap akhlaqul karimah. Mengutamakan pelayanan yang

baik kepada pelanggan yang datang untuk belanja maupun konsultasi

penyakit.

4.1.3. Produk Perusahaan

1. Ciri Produk HPA:

a. Diproduksi sesuai standar GMP (Good Manufacturing Practice)

b. Diluluskan oleh Biro Pengawalan Farmeseutikal Kebangsaan

(BPFK) dibawah Kementerian Kesehatan Malaysia.

c. Menggunakan 100% bahan tumbuh-tumbuhan (herba)

d. Tidak mengandung bahan kimia.

(56)

2. Legalitas produk-produk HPA:

a. Sertifikat GMP (Good Manufacturing Practise)

b. Deperindag

c. Dirjen POM dan Depkes RI sebagai Obat Tradisional Import

bukan sebagai Food Suplement (makanan tambahan)

d. Halal Gel Pakistan (sebagai gelatin pembungkus dan jaminan

pembungkus gel yang halal).

e. Kini telah mendapatkan pernyataan sebagai MLM Syariah dari

Panel Syariah.

f. Pengesahan dari Pusat Konsultasi Syari’ah sebagai MLM

Syari’ah.

g. Terdaftar sebagai anggota APLI (Asosiasi Penjualan Langsung

Indonesia)

Tabel 4.1 berikut ini adalah katalog produk HPA yang ada di PT

AWMIT Indonesia Cabang Medan.

Tabel 4.1

Cereal instan halia

(57)

Extragreen Besar

Extragreen Kecil

Habbatussauda oil

(58)

19.000 10.000 25.000

Organik mengkudu

(59)

Spirulina(klorofil) Sumber : Data dioleh Mei 2012

4.1.4. Marketing Plan Perusahaan

Marketing Plan memberikan peluang kepada setiap distributor untuk

mengokohkan jaringan yang dibangun untuk mencapai peringkat dan

pendapatan yang tinggi bersama HPA. Motto Marketing Plan HPA

adalah “Adil dan Sukses”.

4.1.4.1. Peringkat Pangkat pada HPA:

Peringkat Pangkat dalam MLM HPA:

a. Pengurus Melati (PLX)

(60)

c. Pengurus Jati (PJX)

d. Pengarah Melati (PL)

e. Pengarah Meranti (PR)

f. Pengarah Jati (PJ)

g. Pengarah Jati Emas (PJE)

h. Pengarah Jati Intan (PJI)

i. Pengarah Jati Mahkota (PJM)

4.1.4.2. Keuntungan yang diperoleh anggota HPA

a. Untung Langsung 20-25%

Distributor memperoleh keuntungan langsung sebesar 20-25%

dari penjualan produk yang dijual berdasarkan harga distributor.

b. Bonus Prestasi Pribadi (BP) 10-20%

Bonus diberikan dari Nilai Mata (NM) Pribadi X peringkat %

pangkat dan selisih % dari NM Group BP Downline di

bawahnya. Dengan syarat melakukan pembelian ≥ 100.000 NM

tiap bulannya.

c. Bonus Kenaikan Pangkat 23-35%

Bonus ini diberikan kepada distributor yang melakukan

pembinaan jaringan kepada downlinenya.

d. Bonus Pembelian Stabil 5% dari NM HPA

Bonus ini diberikan kepada Distributor dengan pangkat AB

(61)

NM selama 3 (tiga) bulan berturut-turut. Bonus diberikan

sebesar 5% dari NM Perusahaan yang diberikan secara merata

kepada mereka yang sudah memenuhi syarat diatas.

Rumus : 5% NM HPA/ Jumlah Penerima.

e. Bonus Kemajuan Jaringan 6% dari NM HPA

Bonus ini diberikan kepada distributor berpangkat PRX hingga

PJ dengan syarat melakukan pembelian ≥ 1 00.000 NM tiap

bulannya. Bonus diberikan sebesar 6% dari NM Perusahaan

dengan memperhatikan bobot NM yang diperoleh distributor.

Rumus : Point Distributor X 6% dari NM Perusahaan Bobot Point Kumpulan Nasional

f. Bonus Generasi Pangkat 26%

Bonus ini diberikan kepada distributor yang melakukan

pembelian ≥ 50.000 NM setiap bulannya dan berpangkat

minimal PLX serta memiliki NM Bersih (NMB) sebesar

200.000 NM.

Rumus : NM Pribadi + NM Downline AB atau Downline PLX

yang tidak Tutup Point ≥ 50.000 NM.

g. Bonus Pengarah Jati Setia 5% dari NM HPA

Syarat untuk memperoleh bonus ini adalah pangkat minimal

Pengarah Jati (PJ), melakukan pembelian ≥ 100.000 NM tiap

(62)

kontribusi pada pembinaan distributor HPA. Point maksimal

bagi PJ Komutment adalah 18 Juta per jalur.

Rumus : Point Distributor X 5% dari NM Perusahan Bobot Point kumpulan Nasional

h. Bonus Pengarah Jati Emas/ Intan Mahkota 15%

i. Insentif Liburan 5%

j. Bonus Agen Stok 11-16%

Bonus ini diberikan kepada para agen stok dengan perolehan

bonus sebagai berikut:

Agen Stok % Bonus

Pusat Agensi 16%

Pusat Jualan 15%

Stokis Daerah 13%

Stokis 11%

4.1.4.3. Program Pelatihan

Program pelatihan ini ditujukan kepada distributor MLM HPA

dengan tujuan untuk memotivasi para member/distributor untuk

terus memasarkan produk HPA, juga sebagai pengetahuan atas

knowledge produk yang akan dijual.

Ada beberapa jenis pelatihan di MLM HPA:

a. Pelatihan Agen Stok

Pelatihan ini diadakan oleh manajemen PT AWMIT disetiap

(63)

tata-cara pelaporan agen stok yang benar kepada para distributor.

Pelatihan ini diwajibkan kepada semua distributor daerah demi

kelancaran pelaporan setiap bulannya.

b. Pelatihan Sukses Cemerlang (PSC)

Pelatihan ini diadakan oleh distributor yang sudah berpangkat

PJS (Pengarah Jati Setia) disetiap daerah masing-masing,

dengan tetap berkoordinasi dengan manajemen PT AWMIT.

Tujuan dari pelatihan ini adalah mengajarkan cara ber MLM

kepada member-member, disini juga para member akan

diajarkan terapy bekam dan juga terapy lainnya seperti iridiologi

(analisis penyakit dari pupil mata).

c. Pelatihan PBC (Perkongsian Bijak Cemerlang)

Pelatihan ini tidak terlalu jauh berbeda dengan pelatihan PSC,

hanya perbedaannya adalah materi di dalam PBC lebih luas dan

waktunya adalah 3 hari 3 malam dengan menginap.

d. Pelatihan KPJ (Kolej Perubatan Jawi)

Pelatihan ini diadakan oleh Manajemen PT AWMIT untuk

distributor dan juga staf disetiap kantor cabang. Pelatihan ini

hanya khusus membahas materi herba dan terapy, tidak

membahas Marketing Plan.

Semua pelatihan tersebut diadakan untuk meningkatkan omset

Gambar

Table 1.1 Pendaftaran Anggota Baru
Gambar 2.1 dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Alternatif Jawaban Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti bahwa berdasarkan uji determinan tunjangan finansial mampu menjelaskan kinerja karyawan sebesar 63,5% pada PT Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan sedangkan

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor-faktor wirausaha yang terdiri dari kreativitas, inovatif, dan keberanian terhadap pengembangan karir individu pada

Dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Pengembangan Karir dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT.. Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama

penelitian ini adalah “ Pengaruh persepsi pengembangan karir terhadap intensi turnover karyawan di PT. Bank Sumut Di Kota

Pengaruh pengembangan karir terhadap turnover intetion dan kepercayaan karyawan sebagai variabel intervening di PT. Indomarco Prismatama

Uji parsial menunjukkan bahwa pengembangan karir dan motivasi masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada PT.. Taspen (persero) Kantor

Beberapa defenisi kewirausahaan yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi, antara lain adalah sebagai berikut: Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai pengembangan karir individu pada distributor Multy Level Marketing GeS Ganesha e-Commerce Solution di Kecamatan