PENGARUH MUTASI TERHADAP PRODUKTIVITAS
KERJA KARYAWAN STUDI KASUS DI
BANK SYARIAH BUKOPIN MEDAN
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sumatera Utara
Oleh:
NURUL NADZFAH NANDA NIM : 090907078
PRODI : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :
Nama : Nurul Nadzfah Nanda
NIM : 090907078
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Judul : Pengaruh Mutasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
(Studi pada Bank Syariah Bukopin Medan)
Medan, 2013
Pembimbing Ketua Program Studi
Ardi Armawy,S.E, M.BA
NIP : 131 661 425 NIP : 195908161986111001 Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program
Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara oleh :
Nama : Nurul Nadzfah Nanda
NIM : 090907078
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Judul : Pengaruh Mutasi Terhadap Produktivitas Kerja
(Studi pada Bank Bukopin Syariah Medan)
yang dilaksanakan pada :
Hari :
Tanggal :
Waktu :
Ketua : Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A
NIP : 195908161086111001
( ……….. )
Anggota I : Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A
NIP : 195908161086111001
( ……….. )
Anggota II :Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A
NIP : 195908161086111001
ABSTRAK
Pengaruh Mutasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Studi Kasus Pada
Bank Syariah Bukopin Medan
Effect Of Mutations On Employee Productivity On The Bank Syariah Bukopin Medan
Nurul Nadzfah Nanda Ardi Armawy
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kegiatan mutasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada Bank Syariah Bukopin Medan. Data penelitian diperoleh dari kuesioner, studi kepustakaan, dan beberapa observasi langsung sesuai tujuan penelitian. Teknik analisisnya menggunakan regresi linear sederhana dengan uji hipotesis menggunakan Software SPSS 16.0. Jumlah sampel sebanyak 37 orang yaitu pegawai Bank Syariah Bukopin Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif tetapi rendah antara hubungan mutasi terhadap produktivitas kerja karyawan di Bank Syariah Bukopin Medan. Besarnya pengaruh mutasi (variabel X) terhadap produktivitas kerja karyawan (variabel Y) di Bank Syariah Bukopin Medan adalah sebesar 15%. Sedangkan 85% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.
Kata kunci: mutasi, produktivitas kerja.
This study aims to identify and analyze the effect of mutations activities on employee productivity on The Bank Syariah Bukopin Medan. Data were obtained from questionnaires, study of literature, and some observations directly to the purpose of research. Analysis tools is using simple linear regression to test the hypothesis is using SPSS 16.0 software. Total sample of 37 is an employee of Bank Syariah Bukopin Medan. The results showed that there is a positive relationship between mutations but low on employee productivity on Bank Syariah Bukopin Medan. The effect of mutations (variable X) on employee productivity (variable Y) on Bank Syariah Bukopin Medan is 15%. While the remaining 85% is influenced by other factors that have not been taken into account in this research.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Illahi Robbi Allah SWT
karena atas rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan kewajiban yang
menjadi salah satu syarat dalam memenuhi dan melengkapi Program Studi S-1 di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.
Syukur Alhamdulillah, dalam kurun waktu intensif bermula dari penetapan judul
hingga penelitian dan melewati tahap ujian hasil penelitian, peneliti berhasil
merampungkan skripsi penelitian ini. Meski bukan yang terbaik dari peneliti,
namun skripsi ini bernilai lebih dari sekedar apa yang tertuang dari hasil belajar
peneliti selama ini.
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Pertama-tama, ucapan terimakasih
peneliti berikan kepada Bapak Ardi Armawy, S.E, M.BA sebagai dosen
pembimbing atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing, memberi
motivasi, dan memberi bantuan literatur, serta diskusi-diskusi yang dilakukan
dengan peneliti.
Ucapan terimakasih juga peneliti sampaikan kepada bapak Ketua Program
Studi sekaligus penguji Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing M.A, yang telah
memberikan nasihat dan bimbingan yang membantu peneliti untuk lebih baik ke
depannya. Hal serupa juga peneliti sampaikan kepada seluruh staf bagian
akademik dan program studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik, terimakasih atas bantuan dan kerja samanya selama ini.
Terimakasih sebesar-besarnya juga peneliti haturkan kepada Kakak
Wilnuryanti Rahma sebagai staff personalia Bank Syariah Bukopin Medan atas
bantuannya kepada peneliti. Semoga bantuan yang diberikan mendapat balasan
dari Allah SWT.
Kepada saudara/i sahabat terbaik peneliti, Acme Admira Arafah dan
Hasna Khalif Syarifah yang sudah direpotkan dalam membantu peneliti mencari
Yulie A.C. Hutagalung, dan Dibrena Anggita C. sebagai teman-teman magang.
Sabrina dan Mella Devina Pulungan sebagai teman sejalan, teman-teman
se-per-doping-an, adik-adik junior Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, teman-teman
Beswan Peduli Pendidikan khususnya angkatan tahun 2010, dan teman-teman ‘09
Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, serta seluruh teman-teman yang
tak sempat peneliti sebutkan satu per satu. Thanks a lot. You are rock, Guys!
Terakhir, ucapan terimakasih peneliti persembahkan kepada kedua
orangtua peneliti, ayahanda Drs. H. Aswan Iriadi dan ibunda Dra. Rosmina
Ritonga, serta adik-adik peneliti Muhammad Abduh dan Ummul Khoiriah atas
bantuan, nasihat, dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
Sungguh telah sangat berarti pelajaran dan pengalaman yang peneliti
temukan dalam proses penyusunan skripsi penelitian hingga menuju tahap ujian
akhir. Semoga semua pihak mendapat kebaikan dari-Nya atas bantuan yang
diberikan hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna meski telah menerima bantuan dari
berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini,
sepenuhnya menjadi tanggungjawab peneliti. Kritik dan saran akan lebih
menyempurnakan kehadiran skripsi ini. Terimakasih.
Medan, Juli 2013
DAFTAR ISI
BAB II. KERANGKA TEORI 2.1 Mutasi
2.2 Produktivitas Kerja 2.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja . ... 12
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja . ... 13
2.2.3 Indikator Produktivitas Kerja . ... 15
2.2.4 Teknik Peningkatan Produktivitas Kerja . ... 16
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 18
3.2 Lokasi Penelitian ... 18
3.3 Populasi dan Sampel ... 18
3.4 Hipotesis ... 19
3.6 Definisi Operasional . ... 21
3.7 Teknik Pengumpulan Data . ... 22
3.8 Teknik Analisis Data . ... 25
BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokais Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 29
4.1.2 Visi dan Misi . ... 30
4.1.3 Struktur Organisasi . ... 31
4.1.4 Deskripsi Tugas dan Fungsi . ... 34
4.2 Penyajian Data 4.2.1 Hasil Kuesioner/Angket 4.2.1.1Identitas Responden . ... 50
4.2.1.2Variabel Penelitian 4.2.1.2.1 Mutasi (X) . ... 54
4.2.1.2.2 Produktivitas Kerja (Y) . ... 65
4.2.2 Hasil Wawancara . ... 76
4.3 Analisis Data . ... 77
4.3.1 Koefisien Korelasi Product Moment . ... 86
4.3.2 Pengujian Hipotesis . ... 88
4.3.3 Koefisien Determinan . ... 89
4.3.4 Persamaan Regresi Linear Sederhana . ... 89
BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan . ... 93
5.2 Saran . ... 94
DAFTAR GAMBAR
3.1 Kerangka Konseptual ... 20 4.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Bukopin Pelayanan dan Operasi
DAFTAR TABEL
1.5 Penelitian Terdahulu ... 1
3.1 Definisi Operasional Variabel ... 21
3.2 Skor Pertanyaan ... 24
3.3. Koefisien Korelasi Product Moment ... 26
4.1 Identitas Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 50
4.2 Identitas Responden berdasarkan Usia ... 51
4.3 Identitas Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir . ... 52
4.4 Identitas Responden berdasarkan Masa Kerja . ... 53
4.5 Jawaban Responden Pertanyaan 1 Mengenai Mutasi . ... 55
4.6 Jawaban Responden Pertanyaan 2 Mengenai Mutasi . ... 56
4.7 Jawaban Responden Pertanyaan 3 Mengenai Mutasi . ... 57
4.8 Jawaban Responden Pertanyaan 4 Mengenai Mutasi . ... 58
4.9 Jawaban Responden Pertanyaan 5 Mengenai Mutasi . ... 59
4.10 Jawaban Responden Pertanyaan 6 Mengenai Mutasi . ... 60
4.11 Jawaban Responden Pertanyaan 7 Mengenai Mutasi . ... 61
4.12 Jawaban Responden Pertanyaan 8 Mengenai Mutasi . ... 62
4.13 Jawaban Responden Pertanyaan 9 Mengenai Mutasi . ... 63
4.14 Jawaban Responden Pertanyaan 10 Mengenai Mutasi . ... 64
4.15 Jawaban Responden Pertanyaan 1 Mengenai Produktivitas Kerja. ... 65
4.16 Jawaban Responden Pertanyaan 2 Mengenai Produktivitas Kerja. ... 67
4.17 Jawaban Responden Pertanyaan 3 Mengenai Produktivitas Kerja. ... 68
4.18 Jawaban Responden Pertanyaan 4 Mengenai Produktivitas Kerja. ... 69
4.19 Jawaban Responden Pertanyaan 5 Mengenai Produktivitas Kerja. ... 70
4.20 Jawaban Responden Pertanyaan 6 Mengenai Produktivitas Kerja. ... 71
4.21 Jawaban Responden Pertanyaan 7 Mengenai Produktivitas Kerja. ... 72
4.22 Jawaban Responden Pertanyaan 8 Mengenai Produktivitas Kerja. ... 73
4.23 Jawaban Responden Pertanyaan 9 Mengenai Produktivitas Kerja. ... 74
4.24 Jawaban Responden Pertanyaan 10 Mengenai Produktivitas Kerja. ... 75
4.25 Nilai Jawaban Responden Berdasarkan Nomor Pertanyaan Mutasi ... 77
4.26 Frekuensi Nilai Jawaban Responden Tentang Mutasi . ... 80
4.27 Nilai Jawaban Responden Berdasarkan Nomor Pertanyaan Produktivitas Kerja . ... 81
4.28 Frekuensi Nilai Jawaban Responden Tentang Produktivitas Kerja . ... 84
4.29 Uji Validitas Mutasi (X) . ... 85
4.30 Uji Validitas Produktivitas Kerja (Y) . ... 86
4.31 Interval Nilai r ... 87
4.32 Correlations ... 87
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
Pengaruh Mutasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Studi Kasus Pada
Bank Syariah Bukopin Medan
Effect Of Mutations On Employee Productivity On The Bank Syariah Bukopin Medan
Nurul Nadzfah Nanda Ardi Armawy
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kegiatan mutasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada Bank Syariah Bukopin Medan. Data penelitian diperoleh dari kuesioner, studi kepustakaan, dan beberapa observasi langsung sesuai tujuan penelitian. Teknik analisisnya menggunakan regresi linear sederhana dengan uji hipotesis menggunakan Software SPSS 16.0. Jumlah sampel sebanyak 37 orang yaitu pegawai Bank Syariah Bukopin Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif tetapi rendah antara hubungan mutasi terhadap produktivitas kerja karyawan di Bank Syariah Bukopin Medan. Besarnya pengaruh mutasi (variabel X) terhadap produktivitas kerja karyawan (variabel Y) di Bank Syariah Bukopin Medan adalah sebesar 15%. Sedangkan 85% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.
Kata kunci: mutasi, produktivitas kerja.
This study aims to identify and analyze the effect of mutations activities on employee productivity on The Bank Syariah Bukopin Medan. Data were obtained from questionnaires, study of literature, and some observations directly to the purpose of research. Analysis tools is using simple linear regression to test the hypothesis is using SPSS 16.0 software. Total sample of 37 is an employee of Bank Syariah Bukopin Medan. The results showed that there is a positive relationship between mutations but low on employee productivity on Bank Syariah Bukopin Medan. The effect of mutations (variable X) on employee productivity (variable Y) on Bank Syariah Bukopin Medan is 15%. While the remaining 85% is influenced by other factors that have not been taken into account in this research.
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Bank merupakan service company yang bergerak dalam bisnis jasa
keuangan. Bank berperan sebagai institusi mediator antara masyarakat dengan
institusi keuangan pemerintah (Bank Indonesia) dengan fungsinya sebagai lalu
lintas pembayaran. Keberadaan bank sangat penting dalam perekonomian
khususnya di Indonesia.
Melihat persaingan yang sangat ketat antar bank, tiap-tiap bank berusaha
untuk meningkatkan kualitas karyawannya dalam menjalankan kegiatan
operasional dengan maksimal, dikarenakan faktor SDM sangat berperan penting
dalam aktivitas bank. SDM yang dimiliki bank dituntut memiliki kemampuan
dalam menjalankan setiap transaksi perbankan untuk menentukan sukses atau
tidaknya bank ke depan.
Bank Syariah Bukopin Medan merupakan salah satu bank yang sangat
memperhatikan kualitas sumber daya manusianya demi meningkatkan
produktivitas kerja. Pada dasarnya produktivitas kerja Bank Syariah Bukopin
Medan meningkat seiring dengan semakin tingginya kemampuan karyawan di
dalamnya. Dalam literatur manajemen sumber daya manusia, produktivitas kerja
menunjukkan kemampuan karyawan untuk menghasilkan sejumlah output dalam
satu satuan waktu tertentu. Produktivitas kerja tersebut dapat merupakan ukuran
karyawan dalam melakukan pekerjannya belum tentu memanfaatkan seluruh
kemampuan yang dimiliknya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan
personalia di Bank Syariah Bukopin Medan, dapat dikatakan bahwa Bank Syariah
Bukopin Medan sedang terjadi penurunan produktivitas kerja. Ini dilihat dari
terjadinya penurunan jumlah nasabah beberapa bulan terakhir. Salah satu faktor
yang menyebabkan penurunan produktivitas kerja karyawan menurut pihak
personalia Bank Syariah Bukopin Medan adalah penempatan posisi
jabatan/pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlian dan kemampuan karyawan.
Maka dari itu, Bank Syariah Bukopin Medan melakukan kegiatan mutasi pada
karyawannya.
Sebagaimana yang diketahui, mutasi merupakan pemindahan posisi
jabatan/pekerjaan baik secara horizontal maupun vertikal. Mutasi yang dilakukan
Bank Syariah Bukopin Medan hanya bersifat horizontal (perpindahan sederajat)
saja. Bagi pihak Bank Syariah Bukopin Medan, kegiatan mutasi sangat penting
dilakukan agar karyawan di dalamnya tidak merasa jenuh dan bosan, serta dapat
mengetahui keunggulan dan kelemahan kinerja karyawannya. Dari evaluasi atau
penilaian atas keunggulan dan kelemahan tersebut, Bank Syariah Bukopin Medan
dapat menempatkan posisi jabatan/pekerjaan yang sesuai dengan keahlian
karyawannya, dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa kegiatan mutasi dalam
peningkatan produktivitas kerja sangatlah penting di Bank Syariah Bukopin
judul: “Pengaruh Mutasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Bank Syariah Bukopin Medan”.
Penelitian Terdahulu
Tabel 1.1
No. Judul Peneliti Tahun Hasil
1 Pengaruh Mutasi Terhadap
Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil (Studi Pada Badan Penelitian
2011 Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis yang diajukan dapat diterima. Hal ini dapat dilihat dari hitung (0,63) yang lebih besar dari r-tabel (0,291). Hal ini berarti bahwa mutasi akan dapat mempengaruhi semangat kerja pegawai negeri sipil pada Badan Penelitian dan
Pengembangan Pemerintah Kota Medan.
2 Pengaruh Mutasi Terhadap
Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Tenaga Kerja
2011 Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis yang diajukan dapat diterima. Hal ini dapat dilihat dari hitung (0,56) yang lebih besar dari r-tabel (0,312). Hal ini berarti bahwa mutasi akan dapat mempengaruhi semangat kerja pegawai negeri sipil pada Dinas Tenaga Kerja
Transmigrasi dan Sosial Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan 3 Pengaruh
Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT Rolimex Kimia Nusamas Medan
Ahmad Ariady Lubis
2008 Berdasarkan analisis kuantitatif diperoleh secara parsial terdapat hubungan yang berarti antara Gaji karyawan terhadap Produktivitas, begitu juga antara Tunjangan dan Insentif terhadap Produktivitas, tetapi hasil antara Tunjangan Hari Raya dan Bonus mempunyai hubungan yang negatif terhadap Produktivitas kerja karyawan. 4 Hubungan Mutasi
terhadap Prestasi
Wilayah I Medan prestasi kerja, dimana koefisien korelasi yang menunjukkan hubungan antara mutasi dengan prestasi kerja, dimana R=0,742 dan besarnya R2=0,550 dimana 55% prestasi kerja pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai dipengaruhi oleh variasi variabel lain yaitu tingkat gaji, insentif dan jaminan kerja
5 Peran Mutasi dalam
Meningkatkan Prestasi Kerja di Perusahaan
2010 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mutasi Kerja berperan dalam peningkatan Prestasi Kerja Pegawai di PD. Pasar Kota Medan walaupun tidak signifikan. Hal ini diperoleh dari perhitungan uji signifikan dimana t hitung (0,009617) lebih rendah dari t tabel (0,334) dengan taraf signifikan 5%. Kemudian berdasarkan perhitungan Determinasi diperoleh besar peran Mutasi dalam meningkatkan Prestasi Kerja
pegawai di PD. Pasar Kota Medan adalah sebesar 0,000280227%. Demikian Mutasi berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap
peningkatan Prestasi Kerja di PD. Pasar Kota Medan.
Sumber: Repository USU
1.2Perumusan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana metode pelaksanaan mutasi di Bank Syariah Bukopin Medan?
2. Bagaimana pengaruh mutasi terhadap produktivitas kerja karyawan di
Bank Syariah Bukopin Medan?
1.3Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui metode pelaksanaan mutasi di Bank Syariah Bukopin
Medan.
2. Untuk mengetahui pengaruh mutasi terhadap produktivitas kerja karyawan
di Bank Syariah Bukopin Medan.
1.4Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
memahami dan menerapkan manajemen sumber daya manusia khususnya masalah
mutasi dalam perusahaan dan bagi semua pihak yang berkaitan di dalam proses
pekerjaan dalam perusahaan. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi:
1. Peneliti
Diharapkan dapat memperkaya wawasan berfikir peneliti dalam masalah
manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai mutasi dan
kaitannya dengan produktivitas kerja.
2. Perusahaan yang menjadi objek penelitian
Dapat menjadi masukan yang berguna dalam melaksanakan mutasi yang
sesuai agar dapat meningkatkan produktivitas kerja.
3. Program Studi
Dapat menjadi bahan bacaan dan pengetahuan bagi mahasiswa/i di jurusan
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1Mutasi
2.1.1 Pengertian Mutasi
Mutasi atau perpindahan jabatan/pekerjaan merupakan fenomena yang
biasa terjadi pada suatu perusahaan. Perubahan posisi jabatan/pekerjaan disini
masih dalam level yang sama dan juga tidak diikuti perubahan tingkat wewenang,
tanggung jawab, status, kekuasaan dan pendapatannya, yang berubah dalam
mutasi hanyalah bidang tugasnya.
Menurut Sastrohadiwiryo (dalam Kadarisman, 2012: 68):
Mutasi adalah kegiatan ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan status ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga kerja yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin kepada organisasi.
Menurut Hanggraeni (2012: 80) “mutasi adalah pemindahan dari posisi
yang baru tapi memiliki kedudukan, tanggung jawab, dan jumlah remunerasi yang
sama”. Dan menurut Daryanto (2013: 41) “mutasi adalah suatu kegiatan rutin dari
suatu perusahaan untuk dapat melaksanakan prinsip ‘the right men on the right
place’”. Sedangkan menurut Moekijat (2010: 112) mutasi adalah suatu perubahan
dari suatu jabatan dalam suatu kelas ke suatu jabatan dalam kelas yang lain yang
tingkatnya tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah (yang tingkatnya sama) dalam
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mutasi
adalah suatu proses pemindahan posisi/jabatan/pekerjaan seorang karyawan ke
posisi/jabatan/pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau sederajat. Mutasi
merupakan kegiatan rutin dari perusahaan untuk melaksanakan prinsip the right
men on the right place.
2.1.2 Jenis-Jenis Mutasi
Mutasi seringkali dilakukan atas keinginan/kebutuhan perusahaan atau
atas keinginan karyawan sendiri. Jenis mutasi menurut Endang (2010: 87) adalah:
1. Dintinjau dari tempat kerja karyawan a. Mutasi antarurusan
b. Mutasi antarseksi c. Mutasi antarbagian d. Mutasi antarbiro e. Mutasi antarinstansi
2. Ditinjau dari tujuan dan maksud mutasi
a. Production transfer, mutasi pada jabatan yang sama, karena produksi di tempat yang lama menurun.
b. Replacement transfer, mutasi dari jabatan yang sudah lama dipegang ke jabatan yang sama di bagian lain, untuk menggantikan karyawan yang belum lama bekerja atau karyawan yang diberhentikan.
c. Versatility transfer, mutasi dari jabatan yang satu ke jabatan lain untuk menambah pengetahuan karyawan yang bersangkutan.
d. Shift transfer, mutasi dalam jabatan yang sama. Misalnya, shift A (malam) pindah ke shift B (pagi).
e. Remedial transfer, mutasi karyawan ke bagian mana saja untuk memupuk dan memperbaiki kerja sama antarkaryawan.
3. Ditinjau dari masa kerja karyawan
a. Temporary transfer, mutasi yang bersifat sementara untuk mengganti karyawan yang cuti atau berhalangan.
b. Permanent transfer, mutasi yang bersifat tetap.
Menurut Hasibuan (2011: 105) ada beberapa sebab dan alasan
1. Permintaan sendiri Alasan-alasannya adalah:
a. Kesehatan; misalnya fisik karyawan kurang mendukung untuk melaksanakan pekerjaan. Misalnya dinas luar, mohon dimutasi menjadi dinas malam.
b. Keluarga; misalnya untuk merawat orang tua yang sudah lanjut usianya. c. Kerja sama; misalnya tidak dapat bekerja sama dengan karyawan lainnya
karena terjadi pertengkaran atau perselisihan. 2. Alih Tugas Produktif (ATP)
Alasannya didasarkan pada kecakapan, kemampuan, sikap, dan disiplin karyawan. Jadi ATP ini biasanya bersifat mutasi vertikal (promosi atau demosi).
Menurut Paul Pigors dan Charles Mayers (dalam Hasibuan, 2011) mengemukakan 5 macam transfer, yaitu:
a. Production transfer, mengalihtugaskan karyawan dari satu bagian ke bagian lain secara horizontal, karena pada bagian lain kekurangan tenaga kerja padahal produksi akan ditingkatkan.
b. Replacement transfer, mengalihtugaskan karyawan yang sudah lama dinasnya ke jabatan lain secara horizontal untuk menggantikan karyawan yang masa dinasnya sedikit atau diberhentikan.
c. Versality transfer, mengalihtugaskan karyawan ke jabatan/pekerjaan lainnya secara horizontal agar karyawan yang bersangkutan dapat melakukan pekerjan atau ahli dalam berbagai lapangan pekerjaan.
d. Shift transfer, mengalihtugaskan seorang karyawan yang sifatnya horizontal dari satu regu ke regu lain sedang pekerjannya tetap sama.
e. Remedial transfer, mengalihtugaskan seorang karyawan ke jabatan/pekerjaan lain, baik pekerjaannya sama atau tidak atas permintaan karyawan bersangkutan karena tidak dapat bekerja sama dengan rekan-rekannya.
3. Pendekatan mutasi dari segi waktu
a. Temporary transfer, mengalihtugaskan karyawan ke jabatan/pekerjaan lainnya baik horizontal maupun vertikal yang sifatnya sementara.
b. Permanent transfer, mengalihtugaskan karyawan ke jabatan/pekerjaan baru dalam waktu lama sampai dia dipindahkan/pensiun.
4. Masalah merit rating dan mutasi
Merit rating artinya penilaian prestasi kerja yang telah dilaksanakan apakah dengan rencana semula. Dalam hal ini penilaian dilakukan apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan atau pekerjaan sedang dikerjakan. Merit rating terdiri atas initial appraisal (penilaian awal) dan periodical appraisal (penilaian akhir).
5. Kendala-kendala pelaksanaan mutasi
a. Formasi jabatan tidak (belum) memungkinkan. b. Pengaruh senioritas.
c. Soal etis (etika).
2.1.3 Metode Mutasi
Mutasi dalam suatu organisasi dapat dilakukan dengan dua cara menurut
Hasibuan (2011: 103), yaitu:
1. Cara tidak ilmiah
Mutasi dengan cara tidak ilmiah dilakukan:
a. Tidak didasarkan kepada norma/standar kriteria tertentu.
b. Berorientasi semata-mata kepada masa kerja dan ijazah, bukan atas prestasi atau faktor-faktor riil.
c. Berorientasi kepada banyaknya anggaran yang tersedia, bukan atas kebutuhan riil karyawan.
d. Berdasarkan spoil system.
2. Cara ilmiah
Mutasi dengan cara ilmiah dilakukan:
a. Berdasarkan norma atau standar kriteria tertentu, seperti analisis pekerjaan. b. Berorientasi pada kebutuhan yang riil/nyata.
c. Berorientasi pada formasi riil kepegawaian. d. Berorientasi kepada tujuan yang beraneka ragam.
e. Berdasarkan objektivitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Endang (2010: 84) mutasi dalam suatu organisasi dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Horizontal (rotasi kerja/mutasi biasa), pemindahan karyawan dari satu posisi/ jabatan/tempat/pekerjaan yang lain yang setara tanpa diikuti dengan kenaikan atau penurunan jabatan.
2. Vertikal (promosi dan demosi),
a. Promosi adalah pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi disertai dengan wewenang, dan tanggung jawab yang lebih besar.
b. Demosi, pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih rendah dalam suatu organisasi, sehingga wewenang, tanggung jawab, pendapatan, dan statusnya pun lebih rendah.
2.1.4 Dasar Mutasi
Ada tiga dasar/landasan pelaksanaan mutasi karyawan menurut Hasibuan
1. Merit system, adalah mutasi karyawan yang didasarkan atas landasan yang bersifat ilmiah, objektif, dan hasil prestasi kerjanya. Merit system atau carrer system ini merupakan dasar mutasi yang baik karena:
a. Output dan produktivitas kerja meningkat. b. Semangat kerja meningkat.
c. Jumlah kesalahan yang diperbuat menurun. d. Absensi dan disiplin karyawan semakin baik. e. Jumlah kecelakaan akan menurun.
2. Seniority system, adalah mutasi yang didasarkan atas landasan masa kerja, usia, dan pengalaman kerja dari karyawan bersangkutan. Sistem mutasi seperti ini tidak objektif karena kecakapan orang yang dimutasikan berdasarkan senioritas belum tentu mampu memangku jabatan baru.
3. Spoil system, adalah mutasi yang didasarkan atas landasan kekeluargaan. Sistem mutasi seperti ini kurang baik karena didasarkan atas pertimbangan suka atau tidak suka (like or dislike).
Menurut Manullang (2008: 276) dalam penerapan mutasi, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Jabatan karyawan yang dipindahkan harus bersamaan isinya dengan jabatan yang ditinggalkan.
2. Metode melakukan pekerjaan harus sama antara yang satu dengan yang lain. 3. Pejabat yang dimutasikan harus mempunyai pengalaman yang memungkinkan
mengerti dasar-dasar pekerjaan baru.
2.1.5 Tujuan dan Manfaat Mutasi
Adapun tujuan dari mutasi menurut Hasibuan (2011: 102) adalah sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan atau jabatan.
3. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan karyawan. 4. Untuk menghilangkan rasa bosan/jemu terhadap pekerjaannya.
5. Untuk memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya meningkatkan karir yang lebih tinggi.
6. Untuk pelaksanaan hukuman/sanksi atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya.
7. Untuk memberikan pengakuan dan imbalan terhadap prestasinya.
8. Untuk alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui persaingan terbuka. 9. Untuk tindakan pengamanan yang lebih baik.
11. Untuk mengatasi perselisihan antara sesama karyawan.
Menurut Moekijat (2010: 117) dalam program kepegawaian mutasi
bertujuan untuk:
1. Mempertahankan pegawai-pegawai yang telah lama masa kerjanya sebagai perubahan atau pengurangan keperluan produksi.
2. Mengembangkan kecakapan pegawai dalam berbagi bidang. 3. Megadakan penggantian antar regu.
4. Memperbaiki penempatan yang tidak memuaskan.
Sedangkan menurut Kasmir (2008: 157):
Tujuan mutasi adalah agar karyawan tidak merasa jenuh dengan pekerjaannya. Kita tahu bahwa karyawan akan jenuh terhadap pekerjaan yang digelutinya selama bertahun-tahun. Akibatnya akan mengurangi motivasi karyawan sehingga berimbas kepada produktivitas yang dilakukannya. Mutasi juga dapat dilakukan kepada karyawan yang telah lalai melaksanakan tugasnya atau tidak mampu melakukan tugasnya secara sempurna.
Selain tujuan, mutasi juga memiliki manfaat bagi karyawan. Menurut
Siagian (2011: 172) manfaat mutasi adalah:
1. Pengalaman baru.
2. Cakrawala pandangan yang lebih luas. 3. Tidak terjadinya kebosanan atau kejenuhan. 4. Perolehan pengetahuan dan keterampilan baru.
5. Perolehan perspektif baru mengenai kehidupan organisasional. 6. Persiapan untuk menghadapi tugas baru, misalnya karena promosi.
7. Motivasi dan kepuasan kerja yang lebih tinggi berkat tantangan dan situasi baru yang dihadapi.
Sedangkan menurut Endang (2011: 84) manfaat mutasi adalah:
1. Untuk memenuhi kekurangan karyawan di bagian lain, sehingga tidak perlu mengambil tenaga kerja dari luar.
2. Untuk memenuhi keinginan karyawan, disesuaikan dengan minat, keahlian, dan bidang tugas dan kemampuannya.
3. Untuk mengatasi rasa jenuh dan bosan karyawan terhadap pekerjaan, jabatan, dan suasana tempat kerja.
Menurut Felix A. Nigro (dalam Moekijat, 2010: 117) menyebut 5 macam
manfaat mutasi, yaitu:
1. Mutasi merupakan alat/cara yang berguna dalam program pelatihan jabatan, seperti misalnya dalam pengembangan administrator.
2. Mutasi merupakan alat/cara mengembangkan pegawai-pegawai lama untuk mencapai harapan-harapan puncak. Hal ini mencegah adanya penyewaan pegawai-pegawai baru dari luar yang mahal untuk memenuhi kebutuhan tenaga manusia yang mendadak.
3. Untuk menyelesaikan pertentangan-pertentangan perseorangan. Kadang-kadang baik pemimpin maupun bawahan adalah cakap, tetapi apabila terjadi pertentangan antara mereka, maka satu-satunya cara penyelesaian adalah mungkin memindahkan pegawai.
4. Untuk memenuhi kebutuhan pegawai perseorangan. Pemindahan dapat diminta oleh pegawai untuk memnuhi kebutuhan atau preferensi perseorangan pada tempat pekerjaan.
5. Mutasi sebagai suatu tindakan disipliner.
2.2Produktivitas Kerja
2.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja
Produktivitas secara umum diartikan sebagai hubungan antara keluaran
(barang-barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan, uang).
Menurut Whitemore (dalam Makmur, 2008) mengemukakan sebagai
berikut:
Productivity is a measure of the use of the resources of an organization and is
usually expressed as a ratio of the output obtained by the use resources to the
amount of resources employed.
Menurut Sutrisno (2011: 102) produktivitas kerja adalah rasio dari hasil
kerja dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang
Selain itu, menurut Sunyoto (2012: 203) :
Produktivitas kerja adalah ukuran yang menunjukkan pertimbangan antara input
dan output yang dikeluarkan perusahaan serta peran tenaga kerja yang dimiliki persatuan waktu. Atau dengan kata lain mengukur efisiensi memerlukan
identifikasi dari hasil kinerja, seperti misalnya jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut.
Jadi dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja
adalah output atau hasil akhir dari pelaksanaan pekerjaan yang dicapai oleh
karyawan per satuan waktunya.
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Setiap perusahaan selalu berkeinginan agar tenaga kerja yang dimiliki
mampu meningkatkan produktivitas yang tinggi. Menurut Wiyono (dalam
Kaswani, 2006), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas
kerja karyawan:
1. Perkembangan barang modal per pekerja.
2. Perbaikan tingkat keterampilan, pendidikan, dan kesehatan karyawan. 3. Meningkatkan skala usaha
4. Perpindahan karyawan antar jenis kegiatan.
5. Perubahan komposisi output dari tiap sektor atau sub sektor. 6. Perubahan teknik produksi.
Adapun menurut Soedirman dan Tarwaka (2004) merinci faktor yang
dapat mempengaruhi produktivitas kerja secara umum adalah:
1. Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan seseorang kearah tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya.
2. Kedisiplinan
Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang berlaku.
3. Etos kerja
pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.
4. Keterampilan
Faktor keterampilan baik keterampilan teknis maupun manajerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Dengan demikian setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama dalam perubahan teknologi mutakhir.
5. Pendidikan
Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan baik malalui jalur pendidikan formal maupun informal. Karena setiap penggunaan teknologi hanya akan dapat kita kuasai dengan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang handal.
Menurut Wana Nusa (dalam Sumarsono, 2003) mengungkapkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja yaitu :
1. Pendidikan 2. Ketrampilan 3. Disiplin 4. Motivasi
5. Sikap dan etika kerja 6. Gizi dan kesehatan 7. Tingkat penghasilan
8. Jaminan lingkungan dan iklim kerja 9. Hubungan industrial
10. Teknologi 11. Sarana produksi
12. Manajemen dan kesempatan berprestasi
Menurut Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah (2003: 200), mengatakan
bahwa ada beberapa faktor yang menentukan besar kecilnya produktivitas, antara
lain:
1. Knowledge
2. Skills
Ketrampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Ketrampilan diperoleh melalui proses belajar dan berlatih. Ketrampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaanpekerjaan yang bersifat teknis. Dengan ketrampilan yang dimiliki seorangpegawai diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif.
3. Abilities
Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimilki oleh seorang pegawai. Konsep ini jauh lebih luas, karena dapat mencakup sejumlah kompetensi. Pengetahuan dan ketrampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan. Dengan demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi, diharapkan memilki ability yang tinggi pula.
4. Attitude
Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakkan tersebut memilki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka akan menguntungkan. Artinya apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah baik, maka hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula. Dapat dicontohkan seorang pegawai mempunyai kebiasaan tepat waktu, disiplin, simple, maka perilaku kerja juga baik, apabila diberi tanggung jawab akan menepati aturan dan kesepakatan. 5. Behaviors
Demikian dengan perilaku manusia juga akan ditentukan oleh kebiasaankebiasaan yang telah tertanam dalam diri pegawai sehingga dapat mendukung kerja yang efektif atau sebaliknya. Dengan kondisi pegawai tersebut, maka produktivitas dapat dipastikan akan dapat terwujud.
2.2.3 Indikator Produktivitas Kerja
Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana
secara efisien dan efektif, sehingga ini semua akhirnya sangat diperlukan dalam
pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Untuk mengukur produktivitas kerja,
diperlukan suatu indikator.
Menurut Sutrisno (2011: 104) indikator-indikator produktivitas kerja
adalah:
1. Kemampuan
profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.
2. Meningkatkan hasil yang dicapai
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
3. Semangat kerja
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya.
4. Pengembangan diri
Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
5. Mutu
Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
6. Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.
2.2.4 Teknik Peningkatan Produktivitas Kerja
Peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat sebagai masalah
keperilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk mengatasi
hal itu perlu pemahaman yang tepat tentang faktor-faktor penentu keberhasilan
meningkatkan produktivitas kerja, sebagian di antaranya berupa etos kerja yang
harus dipegang teguh semua karyawan dalam perusahaan.
Menurut Siagian (dalam Sutrisno, 2011: 105) faktor-faktor tersebut
1. Perbaikan terus-menerus
Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja, salah satu implikasinya ialah bahwa seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus-menerus. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian dari filsafat manajemen mutakhir. Pentingnya etos kerja ini terlihat dengan lebih jelas apalagi diingat bahwa suatu organisasi selalu dihadapkan kepada tuntutan yang terus-menerus berubah, baik secara internal maupun eksternal.
2. Peningkatan mutu hasil pekerjaan
Berkaitan erat dengan upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus ialah peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh semua orang dan segala komponen organisasi. Padahal, mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan di mana organisasi terlibat. Berarti mutu menyangkut semua jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua satuan kerja, baik pelaksana tugas pokok maupun pelaksana tugas penunjang, dalam organisasi.
3. Pemberdayaan SDM
Bahwa SDM merupakan unsur yang paling strategis dalam organisasi. Karena itu, memberdayakan SDM merupakan etos kerja yang sangat mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua eselon manajemen dalam hierarki organisasi. Memberdayakan SDM mengandung berbagai kiat seperti mengakui harkat dan martabat manusia, perkayaan mutu kekaryaan dan penerapan gaya manajemen yang partisipatif melalui proses demokratisasi dalam kehidupan berorganisasi.
Menurut Makmur (2008) ada tujuh kunci untuk produktivitas yang tinggi,
yaitu:
1. Keahlian manajemen yang bertanggung jawab. 2. Kepemimpinan yang luar biasa.
3. Kesederhanaan organisasi dan operasional. 4. Kepegawaian yang efektif.
5. Tugas yang menantang.
6. Perencanaan dan pengendalian umum. 7. Pelatihan manajerial khusus.
Di sisi lain, Jeff Hallent (dalam Makmur: 2008) mengemukakan sebagai
berikut:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah asosiatif yang berbentuk hubungan kausal,
yaitu hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat sebab akibat.
Penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
(Sugiyono, 2012: 8)
3.2Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Bukopin Syariah Medan yang beralamat
di Jl. S. Parman No. 77 Medan, Sumatera Utara pada akhir April 2013 sampai
dengan selesai.
3.3Populasi dan Sampel
Populasi
Menurut Sugiyono (2011: 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili).
Pada penelitian ini, teknik penentuan sampel yang digunakan adalah Total
Sampling. Total Sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Maka dalam penelitian ini
sampel berjumlah 37 orang, yaitu seluruh Karyawan Bank Bukopin Syariah
Medan.
3.4Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh
melalui pengumpulan data.
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho: tidak ada pengaruh antara mutasi terhadap produktivitas kerja
3.5Definisi Konsep
1. Mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang
dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal (promosi dan demosi) di
dalam satu organisasi (Hasibuan, 2005:102).
2. Produktivitas Kerja adalah rasio dari hasil kerja dengan waktu yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja (Sutrisno,
2011:102).
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Mutasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bank Syariah Bukopin Medan
Berdasarkan kerangka konseptual diatas dapat dilihat bahwa MSDM Bank
Syariah Bukopin Medan melakukan proses mutasi pada karyawan yang berada di
perusahaan. Proses mutasi yang dilakukan adalah mutasi horizontal dan vertikal.
Berdasarkan kerangka penelitian yang telah dipaparkan oleh peneliti, mutasi Manajemen Sumber Daya Manusia
Bank Syariah Bukopin Medan
Proses Mutasi
Mutasi Vertikal Mutasi Horizontal
horizontal merupakan perpindahan yang dilakukan dengan sederajat saja. Baik
mengenai jabatan, pekerjaan, hingga kompensasi. Sedangkan mutasi vertikal
merupakan perpindahan yang disebabkan oleh promosi (kenaikan
jabatan/pekerjaan) dan demosi (penurunan jabatan/pekerjaan). Dengan melakukan
kegiatan mutasi, perusahaan Bank Syariah Bukopin Medan ingin meningkatkan
produktivitas kerja karyawan di dalam perusahaan. Seperti menurut Wiyono
(dalam Kaswani, 2006) salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
adalah perpindahan karyawan antar jenis kegiatan. Maka dari itu, Bank Syariah
Bukopin Medan melakukan kegiatan mutasi demi meningkatkan produktivitas
kerja karyawan di dalamnya.
3.6Definisi Operasional
1. Mutasi adalah pemindahan karyawan dari satu jabatan/pekerjaan ke
jabatan/pekerjaan lain baik itu secara vertikal maupun horizontal dengan
tujuan untuk menciptakan suasana baru yang lebih baik dan meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
2. Produktivitas kerja adalah cermin hasil dari kerja karyawan atau output yang
didapat dengan per satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan
Tabel 3.1
Defenisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Sub Indikator
Mutasi (x) Frekuensi mutasi -Pemindahan merupakan suatu yang bersifat rutin
-Dilakukan demi kepentingan organisasi
Alasan mutasi -Mengurangi kejenuhan/kebosanan -Menghindari konflik
-Mempertimbangkan dan
melakukan seleksi dengan ketat -Tugas/jabatan baru dan lingkungan
kerja baru Ketepatan dalam
melaksanakan mutasi
-Kemampuan kerja karyawan -Tingkat pendidikan
-Lamanya masa penjabat
-Tanggung jawab atau beban kerja -Kesenangan atau keinginan
pegawai
-Kebijaksanaan atau aturan yang berlaku
-Kesesuaian antara jabatan yang lama dan jabatan yang baru Produktivitas
Kerja (y)
Efektivitas kerja -Kualitas kerja, yaitu mutu dari pekerjaan yang dihasilkan/ baik atau tidaknya mutu yang dihasilkan -Kuantitas kerja, yaitu menyangkut
pencapaian target, hasil kerja yang sesuai dengan rencana organisasi -Ketepatan waktu, yaitu
penyelesaian kerja yang harus sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan
Efisiensi kerja -Banyak atau sedikitnya kesalahan yang dilakukan dalam bekerja -Penggunaan sarana dan prasarana
yang tersedia dengan baik
-Penghematan dalam melaksanakan tugas/pekerjaan
Semangat kerja -Kecenderungan pegawai untuk bekerja lebih keras
-Adanya pemberian penghargaan untuk memotivasi pegawai
-Adanya pemberian sanksi kepada pegawai yang melanggar peraturan
3.7Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan
dua cara, yaitu:
1. Field Research
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengunjungi langsung tempat
yang menjadi objek penelitian. Field research ini dapat dilakukan dengan cara:
a. Observasi
Dilakukan dengan mendatangi langsung perusahaan yang diteliti dan
mengolah data yang diperoleh dari perusahaan.
b. Wawancara
Data yang diperoleh dengan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak
yang berkepentingan yang dapat memberikan keterangan dan data-data
yang diperlukan.
c. Kuesioner
Data diperoleh dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang harus diisi oleh responden mengenai masalah-masalah yang
berhubungan dengan penelitian. Setelah itu penulis akan menganalisa
hasil-hasil data dari jawaban-jawaban kuesioner ini dan dapat
2. Library Research
Studi kepustakaan yang dilakukan dengan mempelajari bahan-bahan
literatur yang ada serta dari bahan perkuliahan yang telah diperoleh penulis
dengan tujuan memperoleh data dan berbagai referensi tambahan yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial. (Sugiyono, 2012:
93)
Dalam skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel yang kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan. Skor yang akan diberikan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Kurang Setuju (KS)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS) 5
4
3
2
1
Sumber: Sugiyono, 2012: 94
Untuk menentukan kategori jawaban apakah tergolong sangat kuat, kuat,
sedang, rendah, atau sangat rendah, terlebih dahulu ditentukan intervalnya, yaitu
interval = skor tertinggi – skor terendah banyaknya bilangan
= 5-1 = 0,8 5
Sehingga dengan demikian dapat dikategorikan jawaban responden
masing-masing variabel, yaitu:
a. Skor untuk kategori sangat kuat : 4,21 – 5,0
b. Skor untuk kategori kuat : 3,41 – 4,20
c. Skor untuk kategori sedang : 2,61 – 3,40
d. Skor untuk kategori rendah : 1,81 – 2,60
e. Skor untuk kategori sangat rendah : 1,00 – 1,80
3.8Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis data
kuantitatif, yaitu analisa yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh
antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yaitu dengan menggunakan:
1. Koefisien Korelasi Product Moment
Untuk mengetahui koefisien korelasi x terhadap variabel y digunakan rumus
Product Moment (Sugiyono, 2011:183) sebagai berikut:
rxy = koefisien korelasi antar variabel x (skor subjek tiap butir) dengan
variabel y (total skor subjek dari keseluruhan butir)
x = variabel bebas
y = variabel terikat
n = jumlah sampel
Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan
yaitu:
a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti
hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.
b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai
variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.
c. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel
negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti
menurunnya variabel yang lain.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang sangat kuat, kuat, sedang,
rendah maupun sangat rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien
Tabel 3.3
Koefisien Korelasi Product Moment
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang
diperoleh berarti atau tidak. Dimana jika r hitung lebih kecil dari r tabel (r hitung < r
tabel) maka Ho diterima dan Ha ditolak, sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r table) maka Ha diterima.
Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang
diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel
korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut
signifikan, artinya hipotesis kerja/hipotesis alternatif dapat diterima.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, pengaruh antara Mutasi (X) dengan
Produktivitas Kerja Karyawan (Y), maka diadakan pengujian dengan rumus “t”
yaitu:
t = r √�−2
1−�2
Keterangan:
n = Jumlah sampel
r = Koefisien korelasi
3. Koefisien Determinan
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
(persentase) pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
D = (r)2 x 100%
Keterangan:
D = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi product moment
4. Persamaan Regresi Linear Sederhana
Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan pada variabel
Y (Produktivitas Kerja) jika terjadi perubahan pada variabel X (Mutasi) tiap
satuan. Rumus yang digunakan:
Y = a + bx
Keterangan:
Y = Produktivitas kerja
A = nilai konstan
B = nilai peubah, angka peningkatan atau penuruan
X = Mutasi
Untuk mempermudah proses perhitungan, maka peneliti menggunakan alat
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Perjalanan PT Bank Syariah Bukopin dimulai dari sebuah bank umum, PT
Bank Persyarikatan Indonesia (BPI), yang didirikan pada tanggal 29 Juli 1990
dengan nama PT. Bank Swansarindo Internasional. Dalam perkembangannya, PT
Bank Persyarikatan Indonesia tersebut kemudian diakuisisi oleh PT Bank
Bukopin Tbk untuk dikembangkan menjadi bank Syariah. Bank Syariah Bukopin
mulai beroperasi dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
Syariah setelah memperoleh izin operasi Syariah berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Bank Indonesia Nomor 10/69/KEP.GBI/DpG/2008 pada tanggal 27
Oktober 2008 dan pada tanggal 11 Desember 2008 telah diresmikan oleh M. Jusuf
Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia (periode 2004-2009).
Komitmen penuh dari PT Bank Bukopin Tbk sebagai pemegang saham
mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka untuk
menjadikan PT Bank Syariah Bukopin sebagai syariah dengan pelayanan terbaik.
Dan pada tanggal 10 Juli 2009 melalui Surat Persetujuan Bank Indonesia,
PT Bank Bukopin Tbk telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Usaha Syariah-nya
4.1.2 Visi dan Misi
Visi
“Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik”
Misi
1. Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah
2. Membentuk sumber daya insane yang professional dan amanah
3. Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM (Usaha Mikro
Kecil & Menengah)
4. Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder
Nilai-Nilai Perusahaan
1. Amanah
2. Integritas
3. Peduli
4. Kerjasama
4.1.3 Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT Bank Syariah Bukopin Pelayanan & Operasi Cabang
SKAI Divisi Pelayanan Cabang
Manajer Pelayanan & Operasi Cabang
Internal Control
Operasi Cabang
Pembantu
Pada dasarnya kegiatan mutasi dilakukan untuk memindahkan jabatan
seorang karyawan dengan alasan tertentu. Alasan tersebut dapat berupa
produktivitas kerja yang menurun, maupun akibat kekosongan jabatan pada
perusahaan. Hal itu dilakukan agar perusahaan tersebut bisa tetap berjalan sesuai
dengan tujuan yang telah dirancang sebelumnya. Perusahaan pada umumnya
melakukan kegiatan mutasi atas dasar perintah pimpinan kepada pengurus Sumber
Daya Manusia (SDM) yang diberi tanggung jawab untuk dapat secara tepat
memutasikan karyawan sesuai dengan bidang dan kemampuannya
masing-masing. Sumber Daya Manusia (SDM) yang termasuk ke dalam bagian dalam
pengoperasian karyawan harus secara jeli dan tepat memindahkan karyawan
tersebut dengan syarat jabatan tersebut harus sama atau sederajat dengan jabatan
karyawan itu sebelumnya. Jika rancangan mutasi itu telah tersusun secara baik,
maka pihak SDM berhak untuk memindahkan kayawan tersebut.
Begitu juga yang dilakukan oleh Bank Syariah Bukopin Medan. Dari
struktur organisasi yang telah di paparkan sebelumnya terlihat bahwa setiap
bagian mempunyai tujuan dan tugasnya masing-masing dalam menjalankan tujuan
dari pada Bank tersebut. Bank Syariah Bukopin Medan akan melakukan kegiatan
mutasi jika ada kendala ataupun masalah dalam Bank tersebut, seperti kekosongan
jabatan atau rendahnya produktivitas kerja karyawannya. Hal itu akan
mempengaruhi kinerja kerja karyawan tersebut dan kinerja kerja dari Bank itu
sendiri. Untuk itu pimpinan Bank Syariah Bukopin Medan akan memberikan
tanggungjawab penuh kepada bagian operasi yaitu Sumber Daya Manusia (SDM)
rancangan yang dibuat oleh pihak SDM itu disetujui oleh pimpinan cabang, maka
SDM pun dapat melakukan tugasnya yaitu memutasikan karyawan tersebut
kebagian lain yang tetap sederajat atau sama dengan jabatan karyawan itu
sebelumnya. Hal itu dilakukan agar masalah akibat kekosongan jaabatan ataupun
menurunnya produktivitas kerja karyawan dapat teratasi, dan kejenuhan maupun
kebosanan karyawan tersebut dapat di cegah.
Bank Syariah Bukopin Medan akan melakukan mutasi dalam jangka
waktu yang telah di tetapkan perusahaan, dengan tujuan untuk tetap
mempertahankan konsistensinya sebagai salah satu Bank di Sumatera Utara.
Mutasi akan dilakukan di saat yang tepat agar produktivitas dan kinerja karyawan
tetap terus berjalan dan terjaga dengan baik. Sehingga profit perusahaan dapat
4.1.4 Deskripsi Tugas dan Fungsi 1. Pimpinan Cabang
Bertanggung jawab kepada: Direktur Bisnis
No Uraian Pekerjaan
1. a. Melakukan analisa SWOT untuk menentukan arah kebijakan tahun
mendatang
b. Menyusun kebijakan Cabang untuk pencapaian dalam program kerja
c. Menentukan target market Cabang
d. Menyususn RAK (Rencana Kerja dan Anggaran) serta program kerja
tahunan
e. Melaksanakan monitoring atas kualitas dan kuantitas pembiayaan syariah
f. Melaksanakan penilaian kinerja terhadap seluruh karyawan Cabang atas
target lending dan funding
g. Membina/mengarahkan, melakukan supervise dan monitoring guna
memacu pencapaian target yang telah ditetapkan
h. Menentukan jenis pendidikan yang diperlukan oleh karyawan
i. Menganalisa perkembangan bisnis Cabang untuk menentukan kebijakan
bulan berikutnya
j. Melaporkan perkembangan Cabang kepada Divisi Syariah dan unit terkait
di kantor pusat
k. Melakukan dan mengevaluasi target market masing-masing Account
Officer (AO)
l. Menentukan dan mengevaluasi penempatan karyawan yang sesuai dengan
kondisi dan kemampuannya
m.Menentukan jenis iklan/promosi yang diperlukan untuk menunjang
pemasaran produk
Secara keseluruhan tugas pimpinan cabang membina/mengarahkan,
melakukan supervise dan monitoring guna memacu pencapaian target yang telah
ditetapkan, serta menentukan dan mengevaluasi penempatan karyawan yang
sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Juga mengusulkan pengangkatan
calon pegawai Marketing dan staff hukum (Legal), memberhentikan dan
memutasikan para pegawai Marketing dan staff hukum (Legal), dan
menunjuk/mengangkat Supervisi, memberi wewenang untuk memutasikan
karyawan Marketing dan staff hukum (Legal).
Pada Bank Syariah Bukopin Medan, memutasikan karyawan sepenuhnya
ditentukan oleh pimpinan cabang/pimpinan Bank. Tujuan dari kegiatan mutasi
yang di usulkan pimpinan Bank ini adalah untuk meningkatkan produktivitas
kerja karyawan serta memperluas dan menambah pengetahuan karyawan.
2. Sekretaris Pimpinan Cabang
Bertanggung jawab kepada: Pimpinan Cabang
No. Pekerjaan
1. Menerima dan meregistrasi surat dinas
2. Melakukan pengetikan surat-surat
3. Mengontrol ruangan Pimcab
4. Mengatur tamu-tamu Pimcab
5. Membantu kelancaran tugas-tugas Pimcab
6. Membantu kelancaran tugas AO
7. Menjaga rahasia Pimcab dan Perusahaan
8. Melakukan tindakan khusus terhadap pejabat Bukopin, relasi dan nasabah
utama
Tugas sekretaris pimpinan cabang secara keseluruhan adalah membantu
pimpinan cabang untuk melaksanakan tugas menentukan dan mengevaluasi
penempatan karyawan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Juga
membantu pimpinan cabang melakukan pengangkatan calon pegawai Marketing
dan staff hukum (Legal), memberhentikan dan memutasikan para pegawai
Marketing dan staff hukum (Legal), dan membantu pimpinan cabang
menunjuk/mengangkat Supervisi, memberi wewenang untuk memutasikan
karyawan Marketing dan staff hukum (Legal).
Sekretaris pimpinan cabang bertugas menyusun rancangan kegiatan mutasi
yang di usulkan pimpinan cabang atau pimpinan bank, yang kemudian akan
diberikan kepada pihak SDM untuk melaksanakan kegiatan mutasi tersebut.
3. Relationship Officer
Bertanggung jawab kepada: Pimpinan Cabang
No. Pekerjaan
1. Funding (Tabungan & Deposito)
2. Pembinaan / Monitoring
3. Menjaga Performance
Secara tidak langsung RO bertugas untuk meningkatkan citra Bank
Syariah Bukopin Medan. Diantaranya dengan menjalin kerja sama dan koordinasi
antar bagian, menciptakan kekompakan dan kebersamaan karyawan, menambah
wawasan dan pengetahuan karyawan, serta memberikan saran, pendapat dan
Jadi jika kegiatan mutasi dilakukan, maka pihak RO bertugas sebagai
pengawas karyawan. Yang mana ketika seorang karyawan dimutasikan, pihak RO
membantu pimpinan untuk menambah wawasan dan pengetahuan karyawan
mengenai pekerjaan yang diberikan kepadanya.
4. Account Officer
Bertanggung jawab kepada: Pimpinan Cabang
No. Fungsi
1. Penyaluran Pembiayaan
2. Funding (Giro)
3. Penagihan
4. Pembinaan / Monitoring
5. Menjaga Performance
Secara keseluruhan Account Officer bekerja untuk meningkatkan disiplin
kerja, menjalin kerja sama dan koordinasi antar bagian, menciptakan kekompakan
dan kebersamaan sesama karyawan, serta menambah wawasan dan pengetahuan
karyawan.
Biasanya karyawan yang berada pada AO ini dimutasikan untuk menjaga
kerahasiaan nasabah Bank. Karena tugas AO selain yang sudah dipaparkan di atas
adalah membuat laporan perkembangan pembiayaan terkait dengan neraca dan
rugi-laba setiap akhir bulan berjalan. Jadi kegiatan mutasi rutin dilaksanakan pada
AO ini bertujuan agar tidak terjadinya kecurangan yang dapat dilakukan antar
karyawan.
5. Manager Pelayanan dan Operasi (MPO)
Bertanggung jawab kepada: Kepala Divisi Pelayanan
Tugas Pokok
Mengelola, mengembangkan pelayanan kepada nasabah, menjaga efisiensi biaya
operasional serta mengkoordinir keseluruhan fungsi operasional dengan cabang,
bertanggungjawab agar fungsi operasional (front office & back office), kredit
support, umum dan internal kontrol dapat berjalan sesuai dengan standard
pelayanan perusahaan, sistem prosedur, kebijakan dan peraturan internal maupun
eksternal
Secara keseluruhan Manager Pelayanan dan Operasi (MPO) bertugas
menjabarkan program kerja perencanaan teknis operasional yang telah dibuat
untuk masing-masing fungsi agar dapat dijalankan sesuai dengan arahan yang
diberikan, melakukan proses coaching, memonitor, membina, meningkatkan
kualitas kerja karyawan dan menilai kinerja bawahan sesuai dengan sistem
prosedur dan peraturan yang berlaku serta memotivasi karyawan.
Selain itu Manajem Pelayanan dan Operasi (MPO) bertugas membantu
pimpinan cabang mengawasi dan mengesahkan segala keputusan SDM mengenai
rancangan mutasi yang akan dilakukan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
MPO, maka SDM pun bertanggungjawab atas segala tugas mengenai mutasi
6. SDI / SDM
Bertanggung jawab kepada: MPO
No Fungsi
1. Monitoring
2. Administrasi (Reporting)
3. Benefit
Secara keseluruhan tugas SDM adalah melakukan analisa terhadap
kebutuhan karyawan, menetapkan persyaratan tenaga yang dibutuhkan,
melakukan seleksi terhadap pelamar, memberikan arahan-arahan yang berkaitan
dengan masalah SDM kepada karyawan baru, menyiapkan surat penerimaan atau
Pada bagian SDM inilah kegiatan mutasi dilaksankan. SDM membantu
pimpinan cabang untuk memutasikan karyawan yang dianggap mulai jenuh
dengan pekerjaannya. Selain itu juga SDM Bank Syariah Bukopin Medan
melakukan mutasi karena terjadi kekosongan jabatan dan harus diisi dengan
secepatnya. Proses mutasi yang biasa dilakukan hanya sebatas pada jabatan yang
sederajat saja. SDM menyiapkan segala macam hal yang dibutuhkan untuk
kegiatan mutasi. Baik itu surat dan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk kegiatan
mutasi.
7. Internal Control
Bertanggung jawab kepada: MPO
Tugas dan Tanggung Jawab Internal Control Waktu Pelaksanaan
Tugas MAINTANCE LAPORAN KEUANGAN
1. Monitoring Komparasi Antara Neraca & List Saldo Harian
2. Monitoring Transaksi Harian
3. Mencetak Neraca dan Laba/Rugi Harian
4. Mencetak G/L Movement Harian/Bulanan
5. Mencetak List Saldo Harian/Bulanan
Secara keseluruhan Internal Control bertugas membuat memo audit bagi
aparat pelaksana yang melakukan kesalahan prinsipil dalam masalah operasional,
memberikan usulan-usulan kepada manajemen tentang perbaikan prosedur
operasional jika dipandang perlu, dan menginformasikan kepada manajemen
sedini mungkin terhadap penyimpangan pelaksanaan operasional.
Selain itu Internal Control berperan aktif dalam mengamati perkembangan
mutasi yang dilakukan SDM, apakah dengan dilakukannya mutasi akan
meningkatkan produktivitas kerja atau malah menurunkan produktivitas kerja.
Biasanya produktivitas Bank Syariah Bukopin Medan dapat dilihat dari jumlah
nasabah Bank dan profit yang didapat baik setiap bulan maupun per-tahunnya.
8. Administrasi Pembiayaan
Bertanggung jawab kepada: MPO
No. Tugas
1. Dropping Pinjaman
2. Perpanjangan Pembiayaan
3. Penurunan Outstanding Pinjaman/Pelunasan Sebagian
4. Pelunasan Pinjaman
5. Dropping Bank Garansi
6. Penyelesaian Bank Garansi
7. Pembebanan Kewajiban Debitur
8. Pembuatan Laporan
9. Melaksanakan Proses Akhir Bulan
10. Pembebanan Bunga Tertunda
11. Monitoring Neraca dan List Saldo
12. Pembuat CPP
Secara keseluruhan tugas dari Administrasi Pembiayaan adalah
menjalankan fungsi alternate dan menjalankan tugas khusus sesuai permintaan
manajemen, serta memonitoring Neraca dan List Saldo.
Biasanya karyawan yang berada pada Administrasi Pembiayaan ini
dimutasikan untuk menjaga kerahasiaan Bank. Tugas Administrasi Pembiayaan
selain yang sudah dipaparkan di atas adalah bekerja sama dengan Account Oficer
melakukan transaksi pelunasan pembiayaan, serta memperpanjang kredit dari
Account Officer. Jadi kegiatan mutasi juga rutin dilaksanakan pada Administrasi
Pembiayaan ini yang bertujuan agar tidak terjadinya kecurangan yang dapat
dilakukan antar karyawan.
9. Investigator Pembiayaan
Bertanggung jawab kepada: MPO
No. Fungsi
1. Melakukan taksasi/retaksasi atas agunan kredit
2. Melakukan investigasi atas agunan kredit
3. Melakukan trade checking
4. Bank checking
5. On the spot/survey/konfirmasi
6. Peningkatan pelayanan & kontrol
7. Blokir BPKB dan cabut blokir BPKB
8. Penunjuk/Penugasan khusus
Secara keseluruhan tugas dari Investigator Pembiayaan adalah
menjalankan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh manajemen/supervisor dan