STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENINGKATKAN
CITRA SENTULFRESH EDUCATION FARM
CYNDA ADISSA LIANITA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Strategi Public Relations dalam Meningkatkan Citra Sentulfresh Education Farm adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagaian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015
Cynda Adissa Lianita
ABSTRAK
CYNDA ADISSA LIANITA. Strategi Public Relations dalam Meningkatkan Citra Sentulfresh Education Farm. Dibimbing oleh YATRI INDAH KUSUMASTUTI.
Public Relations Sentulfresh Education Farm telah menerapkan strategi komunikasi untuk meningkatkan citra. Strategi komunikasi tersebut dicapai melalui tiga pendekatan, meliputi pendekatan persuasif dan edukatif, pendekatan tanggung jawab sosial humas, dan pendekatan kerjasama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif didukung dengan data kualitatif serta analisis SWOT untuk mengetahui strategi yang diterapkan melalui hubungan antara karakteristik wisatawan dan aktivitas Public Relations dengan citra Sentulfresh Education Farm yang merupakan hasil dari penilaian pengunjung terhadap unsur pokok wisata. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan, frekuensi kedatangan, frekuensi aktivitas PR dan kekuatan pesan berhubungan dengan citra Sentulfresh Education Farm. Perhitungan analisis SWOT menunjukkan bahwa Public Relations Sentulfresh Education Farm harus melakukan strategi agresif agar dapat mengoptimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang dimiliki.
Kata kunci: citra, Public Relations, strategi, SWOT
ABSTRACT
CYNDA ADISSA LIANITA. The Strategy of Public Relations to Increase The Image of Sentulfresh Education Farm. Supervised by YATRI INDAH KUSUMASTUTI.
Public Relations have implemented communication strategies to increase the image. Communication strategies is achieved through three of approaches, such as educative and persuasive approach, public relations social responsibility approach, and cooperation approach. This study using a quantitative approach that supported by qualitative data, and SWOT analyze to determine the strategies which must to implemented through the relationships between the characteristics of the tourists characteristics and Public Relations activity with the image of Sentulfresh Education Farm which is the result of the assessment of the constituent visitors tour. Statistical analysis showed that the variables of education level, frequency arrival, frequency of PR activities and strength of the message associated with the image of Sentulfresh Education Farm. SWOT analysis calculations show that the Public Relations Education Farm Sentulfresh must aggressive strategy in order to optimize the strengths and to utilize the opportunities.
STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENINGKATKAN
CITRA SENTULFRESH EDUCATION FARM
CYNDA ADISSA LIANITA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Judul Skripsi : Strategi Public Relations dalam Meningkatkan Citra Sentulfresh Education Farm
Nama : Cynda Adissa Lianita
NIM : I34110101
Disetujui oleh
Ir Yatri Indah Kusumastuti MSi Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah MSc Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Strategi Public Relations dalam Meningkatkan Citra Sentulfresh Education Farm. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2015 ini mengangkat tema strategi public relations obyek wisata edukasi dengan lokasi di Bogor, Jawa Barat.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Ir Yatri Indah Kusumastuti, Msi sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan terima kasih kepada kedua orang tua, Raden Panji Ali Suharto dan Yunita Kurniasih. Kakak penulis, Caesar Putranto Herlambang, saudara kembar penulis, Cyndi Adissa Lianita, dan adik penulis, Chalista Putri Ananda yang selalu mendoakan dan senantiasa melimpahkan kasih sayangnya serta mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Amaris Orwin Yahya yang selalu menyemangati dan menemani penulis dalam proses penyelesaian skripsi. Terima kasih juga kepada Annisa Amalia Ikhsania dan Gina Sutanti selaku teman satu bimbingan yang bersama-sama berjuang di setiap bimbingan. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada teman-teman SKPM 48 dan sahabat SINGIT (Gina, Novia, Hafid, Lingga, Wenny, Amel, Dhira, Kiki, Tara, Pingkan, dan Ami) yang selalu menjadi penghibur dan penyemangat bagi penulis.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Mei 2015
DAFTAR ISI
Teknik Pengolahan dan Analisis Data 24
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 25
Sejarah SentulfreshEducation Farm 25
Lokasi Sentulfresh Education Farm 26
Struktur Organisasi SentulfreshEducation Farm 26 Sarana dan Prasarana SentulfreshEducation Farm 28
Paket Wisata SentulfreshEducation Farm 29
STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS DALAM
MENINGKATKAN CITRA 31
Strategi Komunikasi Public Relations Sentulfresh
Education Farm 31
Aktivitas sebagai Iplementasi dari Strategi Public Relations 33 KARAKTERISTIK WISATAWAN SENTULFRESHEDUCATION FARM 35
AKTIVITAS PENYAMPAIAN INFORMASI OLEH PRAKTISI PUBLIC
RELATIONS DAN CITRASENTULFRESH EDUCATION FARM 39
Tingkat Pengetahuan mengenai Ragam dan Frekuensi Media
Penyampaian Pesan Sentulfresh Education Farm 39
Tingkat Penilaian terhadap Kekuatan Pesan dari Media Penyampaian
Pesan Sentulfresh Education Farm 42
Citra Sentulfresh Education Farm 43
ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK WISATAWAN DENGAN
CITRA WISATA EDUKASI 47 Hubungan Usia dengan Citra SentulfreshEducation Farm 47 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Citra SentulfreshEducation
Farm 47
Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Citra SentulfreshEducation Farm 48 Hubungan Jangkauan Geografis dengan Citra SentulfreshEducation
Farm 48
Hubungan Ragam Tujuan Wisata dengan Citra SentulfreshEducation
Farm 49
Hubungan Frekuensi Kedatangan dengan Citra SentulfreshEducation
Farm 49
ANALISIS HUBUNGAN AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS DENGAN
CITRA WISATA EDUKASI 51 Hubungan Ragam Aktivitas Public Relations dengan Citra Sentulfresh
Education Farm 51
Hubungan Frekuensi Aktivitas Public Relations dengan Citra
SentulfreshEducation Farm 51
Hubungan Kekuatan Pesan dengan Citra SentulfreshEducation Farm 52
ANALISIS SWOT SENTULFRESH EDUCATION FARM 53
Analisis Faktor Internal 53
Analisis Faktor Eksternal 55
Susunan Formulasi Strategi 57
Pemilihan Alternatif Strategi dengan Matriks SWOT 58
PENUTUP 63
Kesimpulan 63
Saran 64
DAFTAR PUSTAKA 65
LAMPIRAN 67
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Matriks faktor strategi eksternal (EFAS) 14 Tabel 2 Matriks faktor strategi internal (IFAS) 15
Tabel 3 Matriks internal - eksternal 15
Tabel 4 Matriks SWOT 17
Tabel 5 Paket wisata utama dan paket wisata tambahan 30
Tabel 6 Paket wisata perorangan/keluarga 30
Tabel 7 Daftar media yang memuat Sentulfresh Education Farm 33 Tabel 8 Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education
Farm berdasarkan kategori usia 35
Tabel 9 Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education
Farm berdasarkan kategori tingkat pendidikan 36 Tabel 10 Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education
Farm berdasarkan kategori jenis pekerjaan 36 Tabel 11 Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education
Farm berdasarkan kategori jangkauan geografis 37 Tabel 12 Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education
Farm berdasarkan kategori ragam tujuan kunjungan 37 Tabel 13 Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education
Farm berdasarkan kategori frekuensi kedatangan 38 Tabel 14 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi antara
karakteristik wisatawan dengan citra wisata edukasi 47 Tabel 15 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi antara aktivitas
PR dengan citra wisata edukasi 51
Tabel 16 Faktor strategi internal (IFAS) Sentulfresh Education
Farm 55
Tabel 17 Faktor strategi eksternal (EFAS) Sentulfresh Education
Farm 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kuadran Analisis SWOT 16
Gambar 2 Kerangka pemikiran strategi Public Relations dalam meningkatkan citra wisata edukasi
18
Gambar 3 Logo Sentulfresh 25
Gambar 4 Struktur organisasi Sentulfresh Education Farm 27 Gambar 5 Sarana dan Prasarana Sentulfresh Education Farm 29 Gambar 6 Presentase ragam media penyampaian pesan yang
diketahui oleh responden 39
Gambar 7 Persentase tingkat pengetahuan responden tentang ragam media penyampaian pesan Sentulfresh
Education Farm 40
Gambar 8 Tingkat pengetahuan responden tentang frekuensi
media penyampaian pesan 41
Gambar 9 Penilaian responden terhadap kekuatan pesan media 42 Gambar 10 Citra Sentulfresh Education Farm berdasarkan daya
tarik, aksesibilitas, fasilitas, keamanan, dan
pelayanan staf 43
Gambar 11 Posisi Kuadran SWOT Sentulfresh Education Farm 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Denah Lokasi Sentulfresh Education Farm 69
Lampiran 2 Jadwal Kegiatan Penelitian 70
Lampiran 3 Daftar Responden 71
Lampiran 4 Daftar Jumlah Kunjungan Sentulfresh Education
Farm 72
Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan Sentulfresh Education Farm 73 Lampiran 6 Tampilan website Sentulfresh Education Farm 75 Lampiran 7 Tampilan brosur Sentulfresh Education Farm 76 Lampiran 8 Publikasi Sentulfresh Education Farm melalui media 77 Lampiran 9 Tabel Uji Korelasi Rank Spearman dan Tabel Uji
Beda Chi-Square
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki kebudayaan, sumberdaya alam, dan sumberdaya manusia yang sangat banyak dan beragam. Ketiga hal tersebut dapat dijadikan modal dasar dalam pengembangan pariwisata di Indonesia serta peningkatan ekonomi masyarakat karena sektor pariwisata berperan besar sebagai penyumbang devisa terbesar kedua setelah migas. Berdasarkan data tahun 2013 dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor terdapat 43 obyek wisata yang telah berdiri di Kabupaten Bogor. Jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara mencapai 4 125 130 wisatawan.
Menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Wisata edukasi merupakan tempat wisata yang mengangkat nilai pendidikan non formal yang bertujuan agar para wisatawan memperoleh pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan dan mudah dipahami. Wisata edukasi atau edutourism dapat didefinisikan sebagai sebuah program dimana wisatawan berkunjung ke lokasi wisata untuk memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung di obyek wisata tersebut (Ruth et al. 2011).
Wisata edukasi menjadi salah satu wujud perjalanan wisata yang dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi wisatawan terhadap suatu obyek wisata yang dikunjunginya. Wisata edukasi dapat menjadi sarana bagi para orang tua untuk membuat anak-anak mereka belajar dalam suasana yang menyenangkan. Namun, beberapa wisata edukasi masih meningkatkan citra secara mandiri, sehingga citra wisata edukasi masih belum dapat menandingi obyek wisata lain. Oleh karena itu, peran praktisi Public Relations sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan citra wisata edukasi.
Public Relations (PR) merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah perusahaan. Public Relations merupakan fungsi manajemen yang bertujuan menjembatani perusahaan dengan publik melalui komunikasi dua arah untuk memperoleh opini publik yang positif, pengertian, kepercayaan dan dukungan dari masyarakat. Publik sasaran PR terbagi menjadi dua, yaitu publik internal dan publik eksternal. Publik internal adalah orang-orang yang berada atau tercakup oleh organisasi, sedangkan publik eksternal adalah orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya dan yang diharapkan ada hubungannya. PR bertugas menciptakan pemahaman-pemahaman informasi yang bersumber dari realita mengenai barang atau jasa yang diproduksi, aktivitas perusahaan, maupun tanggung jawab sosial perusahaan yang informasinya disebarluaskan kepada publik.
dimiliki oleh sebuah perusahaan dapat dinilai berdasarkan kualitas produk, jasa, dan aktivitas PR dari perusahaan itu sendiri. Publik bebas menciptakan citra sebuah perusahaan berdasarkan pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan kenyataan yang sebenarnya.
Sentulfresh Education Farm merupakan salah satu obyek wisata edukasi yang memiliki praktisi Public Relations. Sentulfresh Education Farm merupakan obyek wisata yang menjadi sarana edukatif di bidang peternakan, perikanan, dan pertanian. Sentulfresh Education Farm diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepekaan terhadap sesama makhluk hidup serta menanamkan pembelajaran positif sejak dini. Sentulfresh Education Farm memiliki beragam stakeholders. Pemilik dan staf berperan sebagai publik internal serta masyarakat sekitar dan wisatawan berperan sebagai publik eksternal yang memiliki karakteristik yang heterogen sehingga menjadi kewajiban bagi praktisi Public Relations Sentulfresh Education Farm untuk melakukan kontrol terhadap opini yang berkembang.
Adanya Public Relations diharapkan dapat meningkatkan citra Sentulfresh Education Farm yang secara otomatis akan menarik perhatian para wisatawan untuk datang dan menikmati fasilitas serta rangkaian paket kegiatan yang telah disediakan. Public Relations setiap perusahaan pasti memiliki aktivitas PR dan strategi PR tersendiri dalam menjalin hubungan dengan pihak lain, yang tujuannya untuk memperoleh opini positif dari publik. Oleh karena itu, peneliti menganalisis strategi yang digunakan oleh Public Relations dalam meningkatkan citra Sentulfresh Education Farm.
Masalah Penelitian
Praktisi Public Relations Sentul harus menyusun strategi yang tepat agar informasi yang datang dari publik, yang berupa citra, menjadi sebuah citra positif yang merupakan tujuan utama praktisi PR Sentulfresh Education Farm. Public Relations juga harus mempersiapkan strategi untuk memberikan aksi dan informasi dalam bentuk nyata kepada publik agar Sentulfresh Education Farm semakin dikenal secara luas dan meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke Sentulfresh Education Farm. Hal ini juga didukung dengan kondisi di lapangan bahwa Sentulfresh Education Farm belum memiliki PR yang terstruktur dan merupakan sebuah obyek wisata edukasi yang baru berdiri sekitar dua tahun. Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan masalah yang diteliti, meliputi:
1. Bagaimana strategi komunikasi Public Relations Sentulfresh Education Farm?
2. Bagaimana karakteristik wisatawan, aktivitas Public Relations, dan citra Sentulfresh Education Farm?
3. Bagaimana hubungan karakteristik wisatawan dengan citra Sentulfresh Education Farm?
4. Bagaimana hubungan aktivitas Public Relations dengan citra Sentulfresh Education Farm?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Menganalisis strategi komunikasi Public Relations Sentulfresh Education Farm.
2. Menganalisis karakteristik wisatawan, aktivitas Public Relations, dan citra Sentulfresh Education Farm.
3. Menganalisis hubungan karakteristik wisatawan dengan citra Sentulfresh Education Farm.
4. Menganalisis hubungan aktivitas Public Relations dengan citra Sentulfresh Education Farm.
5. Merumuskan usulan strategi yang dapat diterapkan oleh Public Relations dalam meningkatkan citra Sentulfresh Education Farm.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi akademisi, penelitian ini menjadi proses pembelajaran dalam memahami strategi Public Relations dan pengukuran citra dengan lebih mendalam.
2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas dan strategi PR yang digunakan oleh Sentulfresh Education Farm.
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Public Relations
Public Relations merupakan fungsi manajemen yang bertujuan
menjembatani perusahaan dengan publik melalui komunikasi dua arah untuk memperoleh opini publik yang positif, pengertian, kepercayaan dan dukungan dari masyarakat. Public relations (PR) sebagai jembatan untuk memenuhi kepuasan masyarakat, hal ini tentunya dibutuhkan seperti tenaga, attitude dan skill yang tinggi untuk menjadi penghubung secara aktif agar dapat menjadi penghubung perusahaan dan mampu bersaing di dunia perindustrian (Datuela 2013).
Definisi PR menurut Cutlip, Center dan Broom (1985) seperti dikutip oleh Effendy (1989) adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, melakukan perencanaan dan melaksanakan program, serta mengidentifikasi kebijakan demi kebijakan publik, dengan tujuan akhir untuk meraih pengertian dan dukungan
publik. Berdasarkan “The Statement of Mexico”, PR adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program-program yang melayani baik kepentingan organisasi maupun kepentingan umum (Effendy 1989).
Public relations memiliki dua aspek yang melekat dan bersifat hakiki. Jika kedua aspek tersebut tidak ada, maka lembaga atau kegiatan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai public relations. Kedua aspek penting dalam public relations menurut (Effendy 1989), yaitu:
1. Sasaran public relations adalah publik intern (internal public) dan publik ekstern (external public).
Publik intern adalah orang-orang yang berada atau tercakup oleh organisasi, seluruh pegawai mulai dari staf sampai karyawan bawahan. Sedangkan publik ekstern adalah orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya dan yang diharapkan ada hubungannya. 2. Kegiatan public relations adalah komunikasi dua arah timbal balik
(reciprocal two way traffic communication)
Ini berarti bahwa public relations melakukan komunikasi dua arah terhadap publik intern dan publik ekstern dalam penyampaian informasi. Tujuan dari komunikasi dua arah tersebut untuk mengetahui opini publik tentang organisasi dari pihak si PR itu sendiri. Sehingga, bila hasil opini publik terhadap citra organisasi atau perusahaan adalah negatif, maka PR harus berusaha mengubahnya atau meningkatkannya menjadi positif.
Kusumastuti (2009) menyatakan beberapa fungsi Public Relations, meliputi: 1. Membangun relationship. PR berfungsi untuk menciptakan hubungan dalam
2. Back up bagi manajemen. PR harus mampu menciptakan dan mengembangkan persepsi terbaik dari publik terhadap suatu lembaga atau organisasi melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung dan memiliki dampak bagi masa depan organisasi atau lembaga produknya.
3. Membangun citra
PR memiliki tanggung jawab moral untuk bersikap terbuka dan jujur kepada publik, sehingga PR dapat menciptakan citra positif bagi perusahaan atau organisasi tersebut di mata publik.
Tugas Public Relations
Seorang praktisi PR yang baik harus dapat berkontribusi untuk mengefektifkan perusahaan dalam perubahan lingkungan. Pelaksanaan tugas PR membutuhkan perencanaan yang matang diikuti dengan langkah-langkah pengendalian melalui proses evaluasi (Kasali 2000). Oleh karena itu, praktisi PR harus menggunakan strategic management atau Rencana Jangka Panjang perusahaan untuk melaksanakan tugasnya.
Menurut Kasali (2000) jika praktisi PR ingin berkontribusi dalam menentukan Rencana Jangka Panjang dengan tepat, maka praktisi PR harus melakukan langkah-langkah berikut :
1. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar di dalam maupun di luar perusahaan. Bahan tersebut dapat diperoleh dari kliping media massa dalam kurun waktu tertentu, meneliti naskah pidato pimpinan, bahan yang dipublikasikan perusahaan, serta wawancara dengan pihak yang berkepentingan atau dianggap penting.
2. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan yang terjadi secara historis.
3. Melakukan analisis SWOT. Seorang praktisi PR perlu melakukan analisis yang berbobot mengenai persepsi dari luar dan dalam perusahaan atas SWOT yang dimiliki. Misalnya meliputi masa depan industri yang ditekuni, citra yang dimiliki perusahaan, kultur yang dimiliki serta potensi lain yang dimiliki perusahaan.
Aktivitas Public Relations
Aktivitas Public Relations dapat dilaksanakan melalui berbagai media. Media ini membantu PR untuk mencapai tujuan dan menjangkau berbagai jenis khalayak yang dituju. Terdapat 13 variasi media utama PR yang diungkapkan oleh Jefkins (1996), meliputi:
1. Media (pers). Media ini dapat ditemukan hampir di seluruh dunia. Media ini berbentuk cetak seperti koran, majalah, buku maupun laporan tahunan suatu lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum.
2. Audio-visual. Media ini terdiri dari slide, kaset video, serta film dokumenter.
3. Radio, meliputi radio lokal, nasional hingga internasional.
4. Televisi, sama seperti radio yang mencakup skala lokal, nasional dan internasional, serta menggunakan sistem-sistem teletex.
5. Pameran (exhibition). Biasanya dilakukan dalam rangka pengenalan produk terbaru, pameran perdagangan luar negeri dan sebagainya.
6. Bahan-bahan cetakan (printed material). Berbagai macam bahan cetakan yang bersifat mendidik, informatif, dan menghibur yang disebarkan dalam berbagai bentuk guna mencapai tujuan humas tertentu.
7. Penerbitan buku khusus (sponsored books). Buku yang berisi mengenai informasi tentang suatu organisasi mulai dari latar belakang, profil, tujuan, seluk beluk lain tentang organisasi ataupun petunjuk penggunaan produk dari organisasi tersebut.
8. Surat langsung (direct mail). Media ini biasa digunakan sebagai alat resmi penyampai pesan kehumasan. Surat humas dapat ditujukan kepada tokoh atau pribadi tertentu, lembaga yang relevan atau untuk dipajang di tempat-tempat umum.
9. Pesan-pesan lisan (spoken word). Penyampaian pesan humas dilakukan secara langsung, misalnya dalam acara makan bersama, di sela-sela pertemuan dinas, seminar maupun lewat telepon.
10. Pemberian Sponsor (sponsorship). Kegiatan humas dapat dilakukan melalui penyediaan dana atau dukungan tertentu atas penyelenggaraan suatu acara seni, olahraga, ekspedisi, sumbangan amal dan sebagainya. Melalui cara ini, suatu organisasi atau perusahaan dapat menjadi lebih dikenal oleh khalayak dan mendapatkan citra positif di pandangan khalayak bila mendukung dan mendanai acara dengan baik.
11. Jurnal organisasi (house journals). Media ini mengacu pada suatu bentuk terbitan dari sebuah perusahaan atau organisasi yang sengaja dibuat dalam rangka mengadakan komunikasi dengan khalayaknya.
12. Ciri khas (house style) dan identitas perusahaan (corporate identity). Bentuknya tegantung pada bentuk dan karakter organisasinya. Ciri khas dibuat dengan tujuan agar lebih diingat dan dikenal oleh kalayak luas. 13. Bentuk media humas lainnya. Teknologi yang semakin maju, seiring
waktu membuat media humas menjadi semakin berubah dan bervariasi.
1. Ragam aktivitas
Ragam aktivitas merupakan jenis – jenis aktivitas untuk menyebarluaskan informasi mengenai perusahaan, baik aktivitas, produk dan jasa.
2. Frekuensi aktivitas
Frekuensi aktivitas berarti jumlah (banyaknya) pengulangan aktivitas yang dilakukan praktisi Public Relations.
3. Kekuatan pesan
Pesan yang disampaikan dalam aktivitas Public Relations kepada publik eksternal harus dirancang agar menarik perhatian publik. Kekuatan pesan dapat diukur berdasarkan teori ANSVA menurut Monroe yang dikutip oleh Kusumastuti (2009). ANSVA mencakup dimensi attention (perhatian), need (kebutuhan), Satisfactions (pemuasan), visualization (penggambaran), dan action (tindakan).
Attention adalah upaya untuk menimbulkan perhatian masyarakat, masyarakat tertarik untuk melihat atau membaca informasi yang disampaikan. Need merupakan cara suatu informasi dapat memenuhi kebutuhan publik, seperti informasi event perusahaan, publikasi, informasi produk, dan sebagainya. Satisfaction merupakan tingkat kepuasan khalayak atas segala aktivitas yang dilakukan. Visualization merupakan pendapat publik mengenai penggambaran pelaksanaan aktivitas PR yang dilakukan, seperti event, website, dan lainnya seputar perusahaan. Action adalah tingkat keinginan publik untuk melakukan pembelian, mengikuti event yang diadakan, dan lain-lain.
Strategi Public Relations
Menurut Ruslan (2005) yang dikutip oleh Situmeang (2012), mengatakan
bahwa: “Strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen”. Strategi merupakan kumpulan taktik dengan maksud mencapai tujuan dan sasaran dari perusahaan, institusi atau badan Prisgunanto (2006) dikutip oleh Situmeang (2012).
Ruslan (2008) menjelaskan bahwa PR berfungsi untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara PRO (Public Relations Officer) dan masyarakat. Fungsi tersebut dapat tercapai melalui beberapa strategi humas, meliputi:
1. Strategi operasional
2. Pendekatan persuasif dan edukatif
Pendekatan persuasif dan edukatif dilakukan melalui komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi yang mendidik dan memberikan penerangan mengenai organisasi tersebut kepada publik. Selain itu, dapat juga dilakukan pendekatan persuasif agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman toleransi dan lain sebagainya.
3. Pendekatan tanggung jawab sosial humas
PR harus menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan yang hendak dicapai bukanlah untuk memperoleh kepentingan dan keuntungan sepihak dari publik sasarannya (masyarakat), namun untuk memperoleh keuntungan bersama yang terampil dalam memadukan keuntungan dengan motivasi tanggung jawab sosialnya.
4. Pendekatan kerjasama
Humas berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan berbagai kalangan, baik hubungan internal maupun hubungan eksternal. Humas berkewajiban memasyarakatkan misi instansi yang diwakilinya agar diterima oleh atau mendapat dukungan dari masyarakat (publik sasarannya). Hal tersebut dilakukan agar humas dapat menyelenggarakan hubungan baik dengan publiknya (community relations). sehingga humas memperoleh opini publik dan perubahan sikap yang positif bagi kedua belah pihak (mutual understanding).
5. Pendekatan koordinatif dan integratif
Untuk memperluas peran PR/humas di masyarakat, maka fungsi humas dalam arti sempit hanya mewakili lembaga/institusinya. Tapi peranannya yang lebih luas adalah berpartisipasi dalam menunjang program pembangunan nasional, dan mewujudkan ketahanan nasional di bidang politik, ekonomi, sosial budaya (Poleksosbud) dan Hankamnas.
Citra
Menurut Tendean (2013), citra (image) adalah nilai kepercayaan yang konkretnya diberikan secara individual, dan merupakan pandangan atau persepsi serta terjadinya proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses, yang cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dari abstrak. Citra perusahaan adalah karakter perusahaan yang dibangun untuk memperoleh kesan dari publik, baik publik internal maupun publik eksternal (Datuela 2013).
Ardianto & Soemirat (2003) yang dikutip oleh Purpokusumo (2013), citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Kotler (1995) seperti dikutip pada Tendean (2013) secara luas mendefenisikan citra sebagai jumlah dari keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesan-kesan yang dipunyai seseorang pada suatu obyek. Obyek yang dimaksud bisa berupa orang, organisasi, kelompok orang atau yang lain yang dia ketahui.
1) Citra bayangan (mirror image). Citra ini menitikberatkan pada tingkah laku manajemen perusahaan yang menyangkut tingkah laku kepemimpinan organisasi atau tingkah laku personal dalam perusahaan tersebut. Jadi, image yang baik tidak dibentuk oleh kata-kata tetapi dibentuk oleh fakta yang ada.
2) Citra yang berlaku (current image). Citra yang diyakini oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan pihak luar terhadap organisasi.
3) Citra ganda (multiple image). Adanya bermacam-macam image yang berasal dari publik terhadap organisasi tertentu. Citra ini dapat timbul jika pihak yang mewakili sebuah organisasi bertingkah laku yang berbeda dengan tujuan/asas organisasi tersebut.
4) Citra perusahaan (corporate image) merupakan citra yang didasarkan pada reputasi (baik buruknya nama perusahaan), aktivitas (kegiatan-kegiatannya), dan perilaku manajemen perusahaan.
5) Citra produk (product image). Citra ini didasarkan pada kualitas, performance, selling point atau mempunyai sifat jual tersendri yang berbeda dengan sifat jual perusahaan lain.
Citra humas yang ideal harus mencakup empat unsur yang mencakup pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan kenyataan yang sesungguhnya, sehingga dapat menciptakan impresi atau kesan yang benar. Citra harus mewakili keadaan yang sebenarnya, lebih baik jika pihak PR dari organisasi atau perusahaan menjelaskan keadaan yang sebenarnya, baik itu informasi yang salah maupun keliru.
Wisata Edukasi
Menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan “Wisata adalah
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara”.
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah daerah (UU No. 9 Tahun 2009). Dalam UU No. 10 tahun 2009 tersebut juga dijelaskan beberapa kategori kegiatan wisata, antara lain:
1) wisata petualangan (adventure tourism) 2) wisata bahari (marine tourism);
3) wisata agro (farm tourism); 4) wisata kreatif (creative tourism); 5) wisata kuliner (culinary tourism); 6) wisata budaya (cultural tourism); 7) wisata sejarah (heritage tourism); 8) wisata memorial (dark tourism),
9) wisata ekologi (ecotourism/wild tourism);
Menurut Sari (2011) wisata edukasi (educational tourism) merupakan konsep wisata yang menerapkan metode pendidikan nonformal yang menyenangkan bagi para wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata. Kolaborasi antara wisata alam dan pendidikan dilaksanakan melalui program Gathering, Outing, dan Outward bound. Wisata edukasi atau edutourism merupakan suatu program dimana wisatawan berkunjung ke lokasi wisata untuk memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung di obyek wisata tersebut (Ruth et al. 2011). Wisata edukasi merupakan tempat wisata yang mengangkat nilai pendidikan nonformal yang bertujuan agar para wisatawan memperoleh pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan dan mudah dipahami.
Sebuah obyek wisata yang baik tentu saja harus memiliki unsur pokok yang dapat mendukung perjalanan para wisatawan. Menurut Suwantoro (2004) unsur pokok yang diperlukan guna sebagai penunjang pengembangan pariwisata meliputi:
1. Obyek dan daya tarik wisata
Merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Umumnya daya tarik obyek wisata berdasar pada:
a. Ada sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang indah nyaman dan bersih
b. Ada aksesibilitas yang tinggi untuk dapet mengunjunginya c. Ada ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka
d. Ada sarana/prasarana penunjang utk melayani wisatawan
e. Obyek wisata alam punya daya tarik yang tinggi karena keindahan alam
f. Obyek wisata budaya karena punya daya tarik yang tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian.
2. Prasarana wisata
Merupakan sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata. Misalnya jalan, listrik air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan sebagainya. Selain yang telah disebutkan, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata seperti bank, apotik, rumah sakit, pom bensin, pusat belanja, dan sebagainya. Pembangunan prasarana wisata ini umumnya didominasi oleh pemerintah.
3. Sarana wisata
Merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sarana wisata meliputi hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran, rumah makan, dan sebagainya. Pengadaan sarana wisata antar obyek wisata tidak harus sama karena tergantung dengan kebutuhan wisatawan.
4. Tata laksana/infrastruktur
5. Masyarakat/lingkungan
a. Masyarakat di sekitar obyek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut dan sekaligus memberikan layanan yang diperlukan oleh wisatawan.
b. Lingkungan
Lingkungan alam di sekitar obyek wisata perlu diperhatikan dengan seksama agar tidak rusak dan tercemar.
c. Budaya
Lingkungan budaya harus terjaga kelestariannya, jangan sampai tercemar oleh budaya asing.
Karakteristik Wisatawan
Menurut International Union of Official Travel Organization (IUOTO), pengunjung adalah setiap orang yang mendatangi suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jika dilihat dari tujuan seseorang mendatangi suatu tempat wisata, maka pengunjung adalah seseorang yang melakukan kunjungan pada obyek dan daya tarik wisata. Menurut Ismayanti (2010) wisatawan adalah istilah bagi seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain. Karakteristik Wisatawan dapat digolongkan menjadi beberapa aspek (Ismayanti 2010) seperti aspek psikografi, sosio-ekonomi, aspek geografi, dan pola perjalanan.
Keempat aspek tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Aspek psikografi pada wisatawan dibedakan atas:
1) Kepribadian, wisatawan dibagi berdasarkan sifatnya seperti terbuka, tertutup, tergantung, mandiri, petualang, dan penurut.
2) Gaya hidup, wisatawan dikelompokkan dengan memadukan nilai dengan gaya hidup dalam Values and Lifestyles (VALS).
3) Kelas sosial, pada kelas sosial umumnya masyarakat digolongkan menjadi tiga, yaitu kelas sosial atas atau golongan kaya, kelas sosial menengah atau golongan moderat, dan kelas sosial bawah atau golongan miskin.
2. Aspek sosio-ekonomi pada wisatawan dibedakan atas dasar demografi, meliputi:
1) Usia, umur wisatawan sangat berdampak pada kegiatan yang dilakukan pada saat berwisata. Pengelompokkan usia wisatawan dibagi menjadi enam generasi dan seiring dengan perubahan usia, keinginan dan kebutuhan wisatawan akan semakin berubah. Keenam kelompok tersebut adalah:
cenderung tidak fleksibel terhadap pilihan obyek wisata, bersifat pasrah dan pasif serta memiliki keterbatasan dalam pemilihan kegiatan wisata. 3) Pendapatan
Wisata merupakan kegiatan yang menggunakan uang pendapatan, sehingga perlu dianggarkan.
4) Jenis Kelamin, wisata seringkali menjadi kegiatan yang didominasi oleh laki-laki, namun seiring dengan perkembangan kesetaraan gender, wisatawan wanita pun mulai menunjukkan perkembangan. Namun, minat wisata antara pria dan wanita memiliki kemiripan, sama-sama menyukai yang unik dan aktif.
5) Siklus Keluarga, siklus keluarga juga mempengaruhi sifat kegiatan seseorang. Siklus ini memberi peluang kegiatan yang beragam, karena siklus ini sesuai dengan perjalanan kehidupan.
3. Aspek geografi, wisatawan dibedakan berdasarkan wilayah asal kedatangan. Daerah wisatawan menjadi sebuah aspek penting karena berkaitan dengan kebudayaan, nilai, sikap, kepercayaan, dan sistem. Karakteristik wisatawan dilihat dari jarak ruang, arus pergerakan, peluang perjalanan, populasi, dan musim.
4. Pola perjalanan merupakan ciri unik wisatawan ketika melakukan perjalanan wisata dapat dibedakan berdasarkan manfaat perjalanan, tujuan kunjungan, fasilitas yang digunakan, kematangan perjalanan, tingkat loyalitas, dan tingkat penggunaan.
Wisatawan menurut UN-WTO yang dikutip oleh Ismayanti (2010) memiliki tiga kelompok yang dibedakan berdasarkan tujuan kunjungan, meliputi:
1. Leisure and recreation (vakansi dan rekreasi)
Pada kelompok ini, segala kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan memiliki tujuan (a) vakansi dan rekreasi; (b) mengunjungi event budaya; (c) kesehatan; (d) olahraga aktif (yang bukan profesional); dan (5) tujuan liburan lain termasuk dalam kategori bersenang-senang. Kegiatan utama dalam kategori ini berupa kegiatan berjalan-jalan, keliling kota, dan makan.
2. Business and professional (bisnis dan profesional)
Tujuan kunjungan dalam kategori bisnis dan profesional, yaitu rapat, misi, perjalanan insentif, dan bisnis. Keempat tujuan tersebut erat kaitannya dengan pekerjaan. Meskipun perjalanan ini bukan bertujuan untuk mencari nafkah, namun dapat berdampak pada pekerjaannya. Kegiatan utama wisatawan pada kategori ini adalah konsultasi, konvensi, dan inspeksi. 3. Other tourism purposes (tujuan wisata lain)
Analisis SWOT
Analisis SWOT (Stregngth, Weakness, Opportunity, Threats) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti 2014). Analisis ini berdasarkan logika yang memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalisir kelemahan dan ancaman bagi perusahaan. Analisis SWOT membandingkan antara faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal digolongkan ke dalam matriks faktor strategi internal atau IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary), sedangkan faktor eksternal digolongkan ke dalam matriks faktor strategi eksternal atau EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary).
Penentuan faktor eksternal dapat disajikan dalam Tabel 1 untuk menentukan peluang dan ancaman perusahaan. Pemberian bobot dan rating untuk masing-masing faktor diletakkan pada kolom kedua dan ketiga. Pada kolom skor dapat diisi dengan hasil perkalian antara bobot dengan rating. Langkah terakhir dilakukan dengan menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Tabel 1 Matriks faktor strategi eksternal (EFAS)
Sumber: Rangkuti (2014)
Setelah faktor eksternal perusahaan diidentifikasi, faktor internal perusahaan juga diidentifikasi melalui matriks faktor strategi internal (IFAS) (Tabel 2). Faktor strategi internal disusun dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan. Penentuan faktor internal dapat disajikan dalam Tabel 2 untuk menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Pemberian bobot dan rating untuk masing-masing faktor diletakkan pada kolom kedua dan ketiga. Pada kolom skor dapat diisi dengan hasil perkalian antara bobot dengan rating. Langkah terakhir dilakukan dengan menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Secara keseluruhan, pengisian tabel EFAS dan IFAS ini tidak berbeda jauh, namun harus memperhatikan pengisian bobot dan rating yang tepat untuk masing-masing faktor.
Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Komentar Peluang
1
2, dst
Ancaman
1
2, dst
Tabel 2 Matriks faktor strategi internal (IFAS)
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Komentar
Kekuatan
Setelah ditentukan EFAS dan IFAS, selanjutnya dapat dilakukan suatu analisis yang disajikan dalam matriks internal-eksternal (IE Matrix) untuk melihat strategi yang tepat untuk diterapkan (Rangkuti 2014). Matriks internal - eksternal disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Matriks internal - eksternal
Keterangan:
I : Strategi konsentrasi melalui integrasi vertikal II : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal III : Strategi turn around
IV : Strategi stabilitas
V : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal atau stabilitas (tidak ada perubahan terhadap laba)
VI : Strategi divestasi
VII : Strategi diversifikasi konsentrik VIII : Strategi diversifikasi konglomerat IX : Strategi likuidasi atau bangkrut
Setelah identifikasi faktor internal dan eksternal dilakukan, hasil perhitungan data SWOT kuantitatif dapat digunakan untuk mengetahui secara pasti posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran analisis SWOT (Gambar 1). Titik (x,y) ditentukan dengan cara mengurangi poin opportunities dengan threats untuk menghasilkan titik Y. Kemudian dilanjutkan dengan mengurangkan strength dengan weaknesses untuk menghasilkan titik X.
Gambar 1 Kuadran analisis SWOT
Peluang (Opportunities)
III I
Kelemahan (Weakness) Kekuatan (Strengths)
IV II
Ancaman (Threats) Sumber: Rangkuti (2014)
Keterangan:
Kuadran I : Mendukung strategi agresif
Situasi yang sangat menguntungkan bagi perusahaan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Kuadran II : Mendukung strategi diversifikasi
Kuadran III : Mendukung strategi turn-around
Pada kondisi ini perusahaan memiliki peluang pasar yang sangat besar namun memiliki beberapa kendala/kelemahan internal. Perusahaan harus meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran IV : Mendukung strategi defensif
Kondisi ini sangat tidak menguntungkan, perusahaan harus menghadapi beberapa ancaman dan kelemahan internal.
Matriks SWOT digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan untuk menghadapinya. Matriks SWOT (Tabel 4) akan menghasilkan empat strategi alternatif untuk perusahaan.
Strategi yang dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Strategi ini digunakan oleh perusahaan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini menjelaskan korelasi antar variabel penelitian, meliputi karakteristik wisatawan, aktivitas PR, dan citra wisata edukasi (Gambar 2). Strategi Public Relations diteliti secara kualitatif dengan menggunakan beberapa tahapan analisis SWOT. Tahap untuk menganalisis SWOT dimulai dengan menentukan SWOT yang dimiliki oleh Sentulfresh Education Farm. Selanjutnya pengolahan bobot, rating, dan skor dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS. Setelah skor didapat, maka skor tersebut digunakan untuk mengetahui posisi dan kondisi dari Sentulfresh Education Farm. Tahap terakhir adalah menyusun matriks SWOT dengan berlandaskan posisi dan kondisi yang telah dicapai oleh Sentulfresh Education Farm.
Karakteristik wisatawan memiliki korelasi dengan citra wisata edukasi. Karakteristik wisatawan diukur dengan menggunakan variabel usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jangkauan geografis, ragam tujuan wisata, dan frekuensi kedatangan. Aktivitas PR memiliki korelasi dengan citra wisata edukasi. Karena citra merupakan merupakan penilaian atas suatu obyek secara keseluruhan, meliputi kualitas produk, jasa dan aktivitas PR. Aktivitas PR diukur dengan variabel ragam aktivitas, frekuensi aktivitas, dan kekuatan pesan. Sedangkan citra wisata edukasi diukur berdasarkan nilai daya tarik wisata, aksesibilitas, fasilitas, keamanan, dan kualitas pelayanan staf.
Keterangan:
: Berhubungan (Kuantitatif) : Berhubungan (Kualitatif)
Gambar 2 Kerangka pemikiran strategi public relations dalam meningkatkan citra wisata edukasi
Strategi Public Relations
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka analisis di atas, maka hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan antara karakteristik wisatawan dengan citra wisata edukasi; dan
2. Terdapat hubungan antara aktivitas Public Relations dengan citra wisata edukasi.
Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang terdiri dari berbagai indikator. Masing-masing indikator dan variabel dideskripsikan terlebih dahulu kemudian diberikan batasan masing-masing agar ditemukan skala pengukurannya. Definisi operasional untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:
I. Karekteristik Wisatawan:
Karakteristik wisatawan merupakan faktor-faktor yang terdapat pada diri seorang wisatawan dan mempengaruhi diri wisatawan tersebut. Karakteristik wisatawan dapat diukur melalui beberapa variabel berikut:
a. Usia adalah lamanya seseorang hidup. Pada penelitian ini usia responden terhitung sejak dia dilahirkan hingga saat menjadi responden penelitian yang dinyatakan dalam satuan tahun. Jenis data pada variabel ini adalah data interval.
b. Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti oleh responden sampai waktu penelitian berlangsung. Tingkat pendidikan diukur dengan menggunakan data ordinal. Tingkat pendidikan meliputi SD, SMP, SMA/SMK, Diploma I/II/III, dan Universitas (BPS 2014).
- Rendah, untuk SD-SMP : skor 1 - Sedang, untuk SMA/SMK : skor 2 - Tinggi, untuk Diploma dan Universitas : skor 3
c. Jenis pekerjaan adalah kegiatan utama yang dijalankan oleh responden untuk memperoleh pendapatan. Jenis data pada variabel ini adalah data nominal. Jenis pekerjaan dibedakan menjadi PNS, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Guru, dan Lainnya.
d. Jangkauan geografis adalah wilayah atau lokasi tempat tinggal responden. Jenis data pada variabel ini adalah data ordinal. Jangkauan geografis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
e. Ragam tujuan wisata merupakan pembeda jenis perjalanan. Tujuan wisata digolongkan menjadi 3 tujuan, yaitu liburan, bisnis, belajar/karyawisata. Jenis data pada variabel ini adalah nominal.
Liburan : kode (1)
Bisnis : kode (2)
Study Tour/ Field Trip : kode (3)
f. Frekuensi kedatangan adalah jumlah kedatangan pengunjung ke Sentulfresh Education Farm. Jenis data pada variabel ini adalah data interval.
II. Aktivitas Public Relations
Aktivitas PR adalah segala bentuk kegiatan penyampaian aksi dan informasi yang dilaksanakan oleh PR sebagai wujud dari strategi yang telah dirancang, dapat diukur dengan:
1. Ragam aktivitas adalah banyaknya jenis aktivitas PR yang digunakan untuk menyebarluaskan segala informasi tentang Sentulfresh Education Farm dan diketahui oleh publik. Pengukuran menggunakan skala ordinal. Jumlah pertanyaan untuk ragam aktivitas Public Relations sebanyak tiga pertanyaan.
Kriteria pengukuran yang dilakukan adalah: “ Ya” (skor 2), “Tidak” (skor 1). Akumulasi skor sebagai berikut:
a. Rendah : skor 3-4 (skor 1) b. Sedang : skor 5 (skor 2) c. Tinggi : skor 6 (skor 3)
2. Frekuensi aktivitas adalah tingkat keseringan aktivitas dilaksanakan oleh PR Sentulfresh Education Farm dalam menyampaikan informasi tentang Sentulfresh Education Farm kepada khalayak (yang diketahui khalayak). Kriteria pengukuran yang dilakukan adalah “Sangat Sering” (skor 4),
“Sering” (skor 3), “Jarang” (skor 2), dan “Tidak Pernah” (skor 1). Jumlah
pertanyaan untuk frekuensi aktivitas berjumlah tiga pertanyaan. Akumulasi skor sebagai berikut:
a. Rendah : skor 3-5 (skor 1) b. Sedang : skor 6-8 (skor 2) c. Tinggi : skor 9-12 (skor 3)
3. Kekuatan pesan merupakan tingkat kekuatan penyampaian informasi kepada khalayak. Kekuatan pesan diukur berdasarkan lima dimensi, yaitu attention, need, satisfaction, vizualization, dan action.
a. Attention merupakan kekuatan pesan untuk menarik perhatian. Pengukuran dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang dilakukan
adalah “Sangat Menarik” (skor 4), “Menarik” (skor 3), “Kurang Menarik” (skor 2), dan “Tidak Menarik” (skor 1).
b. Need merupakan kebutuhan responden akan informasi yang disediakan pihak S Sentulfresh Education Farm. Pengukuran dengan skala ordinal.
Kriteria pengukuran yang dilakukan adalah “Sangat Lengkap” (skor 4), “Lengkap” (skor 3), “Kurang Lengkap” (skor 2), dan “Tidak Lengkap”
(skor 1).
adalah “Sangat Puas” (skor 4), “Puas” (skor 3), “Kurang Puas” (skor 2), dan “Tidak Puas” (skor 1).
d. Vizualization merupakan persepsi responden terhadap penggambaran isi pesan yang disampaikan praktisi PR Sentulfresh Education Farm. Pengukuran dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang dilakukan
adalah “Sangat Lengkap” (skor 4), “Lengkap” (skor 3), “Kurang Lengkap” (skor 2), dan “Tidak Lengkap” (skor 1).
e. Action menggambarkan tingkat keinginan responden untuk melakukan kegiatan wisata di Sentulfresh Education Farm. Pengukuran dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang dilakukan adalah “Sangat
Kuat” (skor 4), “Kuat” (skor 3), “Lemah” (skor 2), dan “Sangat Lemah”
(skor 1).
Jumlah pertanyaan untuk variabel kekuatan pesan berjumlah lima pertanyaan dari keseluruhan indikator kekuatan pesan. Akumulasi skor dikategorikan menjadi tinggi, sedang, dan rendah sebagai berikut:
- Rendah : 5-9 (skor 1) - Sedang : 10-14 (skor 2) - Tinggi : 15-20 (skor 3)
III. Penilaian Citra Wisata Edukasi
Citra merupakan suatu karakter yang dibangun untuk memperoleh kesan dari publik, baik publik internal maupun publik eksternal. Pada penelitian ini citra Sentulfresh Education Farm dilihat dari penilaian responden terhadap unsur wisata. Kriteria pengukuran yang dilakukan adalah “Sangat Setuju” (skor 4),
“Setuju” (skor 3), “Tidak Setuju” (skor 2), dan “Sangat Tidak Setuju” (skor 1). a. Nilai daya tarik obyek wisata merupakan gambaran suatu obyek wisata terkait
dengan tujuan didirikannya obyek wisata tersebut. Pengukuran indikator dilakukan dengan empat pernyataan.
- Rendah : 4-7 (skor 1) - Sedang : 8-11 (skor 2) - Tinggi : 12-16 (skor 3)
b. Tingkat aksesibilitas merupakan tingkat kemudahan akses untuk mencapai obyek wisata dengan kendaraan umum atau pribadi, serta letak lokasi yang berdekatan dengan area yang dikenal orang lain secara luas. Pengukuran indikator dilakukan dengan tiga pernyataan.
- Rendah : 3-5 (skor 1) - Sedang : 6-8 (skor 2) - Tinggi : 9-12 (skor 3)
c. Tingkat kelengkapan fasilitas wisata merupakan ketersediaan semua alat penunjang kegiatan wisata sehingga kegiatan wisata dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pengukuran indikator dilakukan dengan tujuh pernyataan.
d. Tingkat keamanan merupakan proteksi atau perlindungan dari segala hal yang berbahaya. Pengukuran indikator dilakukan dengan tiga pernyataan.
- Rendah : 3-5 (skor 1) - Sedang : 6-8 (skor 2) - Tinggi : 9-12 (skor 3)
e. Kualitas pelayanan staf merupakan nilai bentuk jasa yang diberikan kepada wisatawan demi mempermudah wisatawan dalam melaksanakan kegiatan wisata. Pengukuran indikator dilakukan dengan lima pernyataan.
PENDEKATAN LAPANGAN
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini akan dilakukan di Sentulfresh Education Farm yang terletak di Kp. Cijulang RT/RW 03/03 Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja, Bogor. Sentulfresh Education Farm berdiri sejak 2013 dan masih dalam upaya pengembangan education farm yang lebih baik. Lokasi Penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) oleh peneliti dengan pertimbangan bahwa:
1) Sentulfresh Education Farm memiliki Public Relations Officer (PRO) walaupun belum terstruktur,
2) Merupakan tempat wisata edukasi dan bidang peternakan, perikanan, dan pertanian, dan
3) Sentulfresh Education Farm berawal dari usaha peternakan yang dikembangkan menjadi tempat wisata edukasi.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari hingga Mei 2015. Penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi (Lampiran 2).
Teknik Pemilihan Responden
Responden penelitian ini adalah wisatawan Sentulfresh Education Farm. Wisatawan tersebut berperan sebagai pengambil keputusan dalam sebuah kelompok atau keluarga. Responden yang diambil berjumlah 34 (Lampiran 3). Teknik yang digunakan untuk menentukan responden dalam penelitian ini adalah teknik accidental sampling. Pada teknik ini, peneliti mengambil sampel dari wisatawan Sentulfresh Education Farm yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti bila wisatawan tersebut cocok dengan sumber data. Hal ini disebabkan oleh jumlah kunjungan wisatawan selama dua tahun terakhir masih sangat fluktuatif serta terdapat bulan-bulan tertentu yang bahkan tidak ada kunjungan wisatawan (Lampiran 4).
Teknik accidental sampling merupakan teknik dimana peneliti menentukan responden secara spontanitas dan mewakili populasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (Rianse dan Abdi 2009). Responden tersebut akan diwawancarai dan diberikan kuesioner mengenai citra obyek wisata karena jawabannya dianggap dapat mewakili citra Sentulfresh Education Farm di mata publik. Informan dalam penelitian ini adalah pihak internal Sentulfresh Education Farm.
Teknik Pengumpulan Data
Data primer juga diperoleh melalui wawancara mendalam dengan pihak Sentulfresh Education Farm berdasarkan serta observasi dan dokumentasi di lapang. pertanyaan yang telah disusun mengarahkan peneliti untuk melanjutkan ke tahap pembuatan matriks IFAS dan EFAS. Kedua matriks tersebut kemudian didiskusikan dengan bersama dengan praktisi PR. Selain itu, hasil diskusi maupun wawancara mendalam tersebut juga membantu peneliti untuk merumuskan strategi komunikasi PR yang digunakan, dan selanjutnya dikaitkan dengan teori yang relevan.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen perusahaan, data kepariwisataan, hasil penelitian terdahulu yang sejenis, dan berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, jurnal ilmiah, skripsi/ thesis/ disertasi, dan internet.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data primer dan sekunder yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan pengolahan data. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS for Windows versi16, dianalisis dengan metode yang sesuai dalam mengukur citra Sentulfresh Education Farm. Pengolahan data karakteristik wisatawan dan citra perusahaan menggunakan analisis Rank Spearman untuk data ordinal dan uji beda chi-square untuk data nominal.
Citra Sentulfresh Education Farm diukur berdasarkan aspek yang dapat membentuk citra perusahaan, meliputi aktivitas Public Relations, dan karakteristik wisatawan. Setelah citra wisata edukasi berhasil dianalisis, langkah selanjutnya adalah penggunaan analisis SWOT untuk merumuskan strategi Public Relations yang efektif sesuai dengan elemen peluang, ancaman, kelebihan, dan kekurangan, untuk digunakan oleh Public Relations Sentulfresh Education Farm. Penggunaan analisis SWOT dilaksanakan secara bertahap, yaitu dimulai dengan perumusan matriks EFAS dan IFAS, posisi kuadran, dan perumusan strategi dengan matriks SWOT.
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
Sejarah dan Profil Sentulfresh Education Farm
Sentulfresh Indonesia adalah integrated farming yang menggabungkan peternakan, perikanan, dan pertanian menjadi satu pengelolaan di bawah manajemen Sentulfresh Indonesia. Sentulfresh Indonesia didirikan pada tahun 1998 dan pada awalnya bernama Fish and Chicken Farm. Ikan dan ayam merupakan hewan ternak yang menjadi bisnis pertama berdirinya Sentulfresh Indonesia.
Nama Sentul sebagai nama utama tempat ini dan kata Fresh sebagai pendamping kata sentul. Kata Fresh dipilih dengan harapan bahwa setiap orang yang datang akan menemukan suasana yang fresh yang mungkin berbeda dari kebanyakan peternakan, sehingga peternakan ini diresmikan dengan sebuah nama baru, yaitu Sentulfresh.
Pada tahun 2011, pengelolaan Sentulfresh Indonesia dipegang oleh Bapak ZA dan istrinya, Ibu NA. Beliau melihat peluang bahwa Sentulfresh Indonesia dapat menjadi obyek wisata alami yang berbasis peternakan. Bapak ZA inilah yang menjadi pelopor pengembangan peternakan menjadi sebuah wisata edukasi. Program wisata edukasi ini bermula pada tahun 2012. Pada tahun tersebut, wisata edukasi masih dalam tahap pengenalan kepada masyarakat. Pada tanggal 6 Januari 2013, Sentulfresh Education Farm mulai diresmikan menjadi sebuah obyek wisata edukasi. Meskipun masih membutuhkan beberapa tahap untuk dikembangkan.
Gambar 3 Logo Sentulfresh
Dairy Farm. Anak-anak akan diperkenalkan dengan berbagai aspek peternakan sapi perah, ikan, ayam, rusa, tanaman hias dan lain-lain. Program ini didesain untuk memenuhi hasrat setiap anak dalam hal berinteraksi langsung dengan binatang ternak, terutama merasakan sensasi memerah susu sapi segar dan menunggang anak sapi (pedet). Mereka juga diperkenalkan dengan ikan (patin, bawal, lele), burung merpati, dan buah naga (dragon fruit).
Sentulfresh Education Farm dalam kegiatan usahanya memiliki tenaga kerja sebanyak 45 orang, beberapa diantaranya merupakan karyawan tetap. Selain karyawan tetap, terdapat beberapa mahasiswa yang menjadi edufarm specialist atau pemandu wisata yang bekerja lepas (freelance). Pengadaan jumlah tenaga kerja juga tergantung jumlah pengunjung yang datang. Mayoritas pengunjung merupakan rombongan sekolah. Terkadang beberapa sekolah berkunjung dengan jumlah rombongan lebih dari dua kelas, sehingga diperlukan pemandu tambahan. Untuk pemandu tambahan diberitahukan untuk kehadirannya sekitar satu sampai dua hari sebelum pelaksanaan kunjungan.
Selain karyawan tetap dan pemandu freelance, SentulfreshEducation Farm juga memiliki karyawan yang berasal dari masyarakat setempat. Masyarakat setempat diberdayakan pada bagian pembuatan yoghurt. Langkah ini diambil karena owner dari Sentulfresh Education Farm ingin usaha ini dapat memberdayakan masyarakat sekitar, serta meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.
Sentulfresh Education Farm menggunakan beragam media untuk melakukan promosi, misalnya melalui website, facebook, twitter, brosur, dan promosi melalui e-mail ke sekolah-sekolah. Namun, yang paling aktif digunakan oleh pihak Sentulfresh Education Farm adalah website. Selain itu, Sentulfresh Education Farm pernah menjalin kerjasama dengan media dan melakukan publisitas lewat media cetak. Program-program televisi pun juga meliput obyek wisata edukasi Sentulfresh Education Farm.
Lokasi Sentulfresh Education Farm
Obyek wisata edukasi Sentulfresh Education Farm terletak di Kampung Cijulang RT/RW 03/03 Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Lokasi Sentulfresh Education Farm dapat ditempuh sekitar 10 menit dari pintu keluar tol Sentul City. Keunggulan Sentulfresh Education Farm dibandingkan dengan wisata edukasi lainnya, yaitu berkaitan dengan kebersihan, penghijauan, dan keindahan alam. Lokasinya yang berada di wilayah pedesaan menjadikan lokasi ini memiliki nuansa peternakan alami. Kedua, adanya pelibatan nyata dan interaksi dengan masyarakat sekitar dalam pengolahan dan pembuatan produk hasil peternakan berupa es yoghurt.
Struktur Organisasi Sentulfresh Education Farm
berfungsi untuk mengatur hubungan antar orang, kelompok, dan kepentingan. Sentulfresh Education Farm merupakan pengembangan dari sebuah usaha peternakan, sehingga struktur yang terbentuk belum tersusun dengan baik. Hal ini juga disebabkan oleh sumber daya manusia yang terbatas. Namun, beberapa pihak dari Sentulfresh Education Farm telah melaksanakan tugas dan fungsi selayaknya seorang Public Relations. Pada Gambar 3 disajikan struktur organisasi Sentulfresh Education Farm secara sederhana.
Gambar 4 Struktur organisasi Sentulfresh Education Farm
Pemilik dari Sentulfresh Education Farm melaksanakan tugas selayaknya direktur. Pemilik memantau kinerja para karyawan dan melakukan pengecekan secara berkala terkait fasilitas, pelayanan, dan publisitas Sentulfresh Education Farm. Selain itu, pemilik juga bertindak sebagai PR, karena pemilik juga mempromosikan Sentulfresh Education Farm melalui website. Pemilik mengelola website secara mandiri dan menggunakan Google Ads untuk mengiklankan Sentulfresh Education Farm. Jika diperlukan, pemilik juga berperan sebagai pemandu survei dan pemandu wisata. Peran pemilik Sentulfresh Education Farm juga berkaitan dengan kinerja-kinerja karyawan lain di lapangan.
Peran sekretaris dan bendahara, yaitu mendata seluruh kunjungan di Sentulfresh Education Farm secara lengkap mulai dari nama ketua rombongan, jumlah peserta rombongan, waktu berkunjung, serta mengelola keuangan yang menyangkut gaji karyawan, konsumsi peserta kunjungan, dan biaya kunjungan. Marketing berperan sebagai contact person yang bertugas untuk melakukan negosiasi dengan pengunjung terkait jumlah peserta, paket wisata yang dipilih, dan harga paket wisata tersebut.
Edufarm specialist merupakan pemandu wisata edukasi yang memiliki pengetahuan tentang seluruh obyek wisata di Sentulfresh Education Farm. Edufarm specialist harus mampu berkomunikasi dan menjangkau seluruh umur,
terutama anak-anak. Selain itu, terdapat juga karyawan peternakan yang mengurus seluruh peternakan di SentulfreshEducation Farm. Karyawan es yoghurt bertugas membuat es yoghurt yang merupakan hasil dari produk peternakan, yaitu susu sapi. Petugas kebersihan dan keamanan berperan menjaga kebersihan dan keamanan di lingkungan Sentulfresh Education Farm sehingga pengunjung merasa aman dan nyaman.
Sarana dan Prasarana Sentulfresh Education Farm
Setiap obyek wisata memiliki sarana dan prasarana yang menunjang keberlangsungan kegiatan pada obyek wisata tersebut. Sentulfresh Education Farm juga memiliki beragam sarana prasarana yang menjadi daya tarik wisata edukasi itu sendiri. Sarana dan prasarana yang disediakan meliputi:
1. Makan siang. Makan siang dapat disediakan oleh pihak Sentulfresh Education Farm jika pihak pengunjung memang ingin fasilitas tersebut termasuk ke dalam paket wisata yang dipesan. Namun, pihak Sentulfresh Education Farm juga tidak merasa keberatan apabila pengunjung berkenan untuk membawa makan siang sendiri. Makan siang dilaksanakan ketika kegiatan wisata telah selesai.
2. Welcome drink. Welcome drink yang disediakan oleh pihak Sentulfresh Education Farm berupa es yoghurt. Tujuan welcome drink ini sekaligus mengenalkan kepada pengunjung produk yang dihasilkan dari peternakan diSentulfresh Education Farm .
3. Pemandu wisata (tour guide). Pemandu wisata disediakan oleh pihak Sentulfresh Education Farm untuk memfasilitasi pengunjung agar dapat memahami obyek wisata yang terdapat di sana dengan lebih mendalam. 4. Piagam untuk pihak sekolah/institusi. Piagam diberikan oleh pihak
Sentulfresh Education Farm sebagai ungkapan terima kasih atas kunjungan sekolah/institusi tersebut. Selain itu, piagam ini juga untuk mempererat silaturahmi antara pihak Sentulfresh Education Farm dengan pengunjungnya.
5. Pendopo, tempat gathering dan belajar. Pendopo biasanya menjadi tempat pengunjung untuk berkumpul sebelum melaksanakan kegiatan wisata. Pendopo berada tepat di atas kolam ikan dan berada di tengah atau di pusat Sentulfresh Education Farm.
6. Ruang parkir yang luas.
7. Kolam ikan, delapan kolam besar dan 16 kolam kecil. Kolam ikan tersebut berisi bermacam-macam ikan, seperti ikan nila, patin, lele sangkuriang, dan lain-lain. Kolam tersebut juga terdiri dari kolam pembibitan ikan. 8. Kandang rusa. Rusa di Sentulfresh Education Farm merupakan jenis rusa
totol.
9. Kandang sapi. Sentulfresh Education Farm memiliki kandang sapi dengan kapasitas 104 ekor.
10.Play Ground (taman bermain). Play Ground menjadi tempat bermain bagi anak-anak dan tempat beristirahat di bawah rindangnya pepohonan.
11.Sound system, projector, dan layar. Ketiga peralatan tersebut terdapat di pendopo dan digunakan untuk presentasi sebelum kegiatan wisata.