PENGARUH BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP
RSU. Dr. F.L. TOBING SIBOLGA
TESIS
Oleh
LISNAWATI PANJAITAN 117032029/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
THE INFLUENCE OF NURSES’ WORK LOAD ON THE QUALITY OF NURSING SERVICES IN INPATIENT ROOMS
OF RSU Dr. F. L. TOBING, SIBOLGA
THESIS
By
LISNAWATI PANJAITAN 117032029/IKM
MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN
PENGARUH BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP
RSU. Dr. F.L. TOBING SIBOLGA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
LISNAWATI PANJAITAN 117032029/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Judul Tesis : PENGARUH BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSU. DR. F.L.TOBING SIBOLGA
Nama Mahasiswa : Lisnawati Panjaitan Nomor Induk Mahasiswa : 117032029
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Juanita, S.E, M.Kes)
Ketua Anggota (dr. Heldy B.Z, M.P.H)
Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)
Telah Diuji
pada Tanggal : 30 Juli 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Juanita, S.E, M.Kes Anggota : 1. dr. Heldy BZ, M.P.H.
2. dr. Fauzi, S.K.M
PERNYATAAN
PENGARUH BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP
RSU. Dr. F.L. TOBING SIBOLGA
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Medan, Juli 2013
117032029/IKM (Lisnawati Panjaitan)
ABSTRAK
Beban kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Beban kerja perawat yang tinggi berdampak terhadap penurunan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Penurunan kemampuan perawat berdampak langsung terhadap mutu pelayanan keperawatan. Work Sampling adalah salah satu metode untuk mengukur beban kerja perawat. Pengukuran beban kerja perawat perlu dilakukan untuk menyeimbangkan beban kerja dan sumber daya perawat sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat mencapat hasil yang optimal.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional yang merupakan studi satu tahap yang datanya yang berada di variabel independen dan variabel dependen diambil pada waktu yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga dan seluruh populasi tersebut dapat dijadikan sebagai sampel yaitu sebanyak 54 orang. Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dengan menggunakan uji chi square alfa 0,05.
Hasil penelitian ini adalah beban kerja perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah ringan sebanyak 15 orang (27,8%), sedang 24 orang (44,4%), berat sebanyak 15 orang (27,8%). Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga. Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kelima dimensi kualitas pelayanan keperawatan (Bukti Fisik, Kehandalan, Ketanggapan, Jaminan Kepastian, Empati) di Ruang Rawat Inap RSU. F.L. Tobing Sibolga. Dari analisa data didapatkan kesimpulan beban kerja di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah sedang dan kualitas pelayanan keperawatan adalah kurang berkualitas Untuk itu diharapkan kepada pimpinan rumah sakit agar memberikan keringanan kerja bagi perawat-perawat disetiap ruang inap, dan menetapkan pegawai administrasi tata usaha di setiap ruangan, sehingga bagian administrasi pasien yang berhubungan dengan administrasi di luar dokumentasi keperawatan tidak dikerjakan oleh perawat lagi. Perlu untuk menambah tenaga perawat, karena tenaga merupakan salah satu mempengaruhi kualitas pelayanan
ABSTRACT
Work load is one of the factors which influence nurses’ ability to provide nursing services. High nurses’ work load will cause the decrease in their capability of giving nursing services and it will eventually directly influence the quality of nursing services. Work sampling is one of the methods to measure nurses’ work load. The measurement of nurses’ work load is needed to balance nurses’ work load and human resources so that the quality of nurses’ services can achieve optimal result.
The type of the research was an analytic survey with cross sectional approach which was a one stage study in which the data were in independent and dependent variables, taken at the same time. The population was 54 nurses practitioners in Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga, and all of them were used as the samples. There was the influence of nurses’ work load on the quality of nursing services, using chi square alfa 0.05.
The result of the research showed that the nurses’ work load in the inpatient rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga, were as follows: light work load was 15 respondents (27.8%), moderate work load was 24 respondents (44.4%), and heavy work load was 15 respondents (27.8%). There was the influence of nurses’ work load on the quality of nursing services in the Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga. There was the influence of nurses’ work load on five dimensions of the quality of nursing services (Physical Evidence, Reliability, Response, Security, and Empathy) in the Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing. From the data analysis, it was found that the work load in the Inpatient Rooms of RSU DR. F. L. Tobing, Sibolga, was moderate, and the quality of nursing services was bad. Therefore, it is recommended that the management of the hospital should facilitate the nurses in each inpatient room, employ administration staff in each inpatient room so that the nurses will not do the administration. It is also recommeded that nurses should be added since a nurse can influence the quality of services.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini, dengan
judul ”Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ”.
Terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Juanita, S.E, M.Kes, selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, dalam
penyusunan tesis ini.
3. dr. Heldy B.Z, M.P.H, selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, dalam
penulisan tesis ini.
4. dr. Fauzi, S.K.M, selaku komisi penguji yang telah memberikan saran dan
masukan dalam penulisan tesis ini.
5. Siti Zahara Nasution, S.K.P, M.N.S, selaku komisi penguji yang telah
6. Seluruh Staf Dosen Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara
7. drg. Tunggul, selaku direktur Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing Sibolga yang
telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Seluruh responden yang telah berpartisipasi dalam terwujudnya penelitian ini.
9. Suami tercinta Ronald Sagala, S.Kep, Ns, M.Kep dan kedua anakku tersayang
Reyvand F. Sagala, Yesica R. Sagala yang sudah memberikan cinta dan kasih
sayangnya selama kuliah dan masa penyusunan tesis ini
Dalam penyusunan tesis ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu peneliti mengharapakan kritik dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan dan kebaikan tesis ini serta peneliti berharap kiranya tesis ini
bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan bagi peneliti selanjutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juli 2013
RIWAYAT HIDUP
Lisnawati Panjaitan, lahir pada tanggal 05 April 1981 di Andang Dewi Barus,
anak dari pasangan Bapak J. Panjaitan dan Ibunda T. Marbun.
Pendidikan formal penulis dimulai dari sekolah dasar di SD Negeri 153035
Rinabolak tamat Tahun 1993, Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bondarsihudon
tamat Tahun 1996, Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Medan XII tamat Tahun 1999,
Akademi Keperawatan Sari Mutiara Medan tamat Tahun 2003, Sarjana Keperawatan
STIKes Mutiara Indonesia Medan tamat Tahun 2005 dan Program Ners tamat Tahun
2006.
Penulis mengikuti pendidikan lanjutan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Minat Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2011 dan menyelesaikan
pendidikan tahun 2013.
Pada tahun 2005-2010 penulis bekerja sebagai Staf Seksi Bidang
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Hipotesis ... 7
1.5. Manfaat Penelitian ... 7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Beban Kerja ... 9
2.1.1. Definisi Beban Kerja ... 9
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja ... 10
2.1.3. Perhitungan Beban Kerja ... 11
2.1.4. Dampak Beban Kerja ... 15
2.2. Perawat ... 15
2.2.1. Definisi Perawat ... 15
2.2.2. Peran Perawat ... 16
2.2.3. Fungsi Perawat ... 18
2.3. Kualitas Pelayanan Keperawatan ... 19
2.3.1. Definisi Kualitas Pelayanan Keperawatan ... 19
2.3.2. Dimensi Kualitas Pelayanan ... 20
2.3.3. Ruang Lingkup Pelayanan Keperawatan ... 22
2.3.4. Prosedur Pelayanan Keperawatan ... 23
2.4. Landasan Teori ... 24
2.5. Kerangka Konsep ... 26
BAB 3. METODE PENELITIAN ... 27
3.1. Jenis Penelitian ... 27
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 27
3.3.1. Populasi ... 27
3.3.2. Sampel ... 28
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 28
3.4.1. Cara Pengumpulan Data ... 28
3.4.2. Jenis dan Sumber Data ... 28
3.5. Uji Validitas dan Realibilitas ... 29
3.6. Variabel dan Definisi Operasional ... 30
3.7. Aspek Pengukuran ... 31
3.8. Metode Analisa Data ... 34
BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 35
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 35
4.2. Distribusi Responden ... 35
4.3. Analisis Bivariat ... 46
BAB 5. PEMBAHASAN ... 53
5.1 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Bukti Fisik di Ruang Rawat Inap RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ... 53
5.2 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Kehandalan di Ruang Rawat Inap RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ... 56
5.3 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Ketanggapan di Ruang Rawat Inap RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ... 59
5.4 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Jaminan Kepastian di Ruang Rawat Inap RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ... 62
5.5 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Empati di Ruang Rawat Inap RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ... 65
5.6 Pengaruh Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2013 ... 67
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
6.1. Kesimpulan ... 73
6.2. Saran ... 74
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
3.1. Defisini Operasional ... 30
4.1. Distribusi Data Demografi Responden di Ruang Rawat Inap
RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 35
4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Beban Kerja Perawat di Ruang
Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 36
4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Indikator Beban Kerja
Perawat di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 37
4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Pelayanan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 38
4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Bukti Fisik
(tangible) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 38
4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Bukti Fisik
(tangible) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 39
4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Kehandalan
(reliability) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 40
4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Kehandalan
(reliability) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 40
4.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Ketanggapan
(Responsiveness) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga 42
4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Ketanggapan
(Responsiveness) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga 42
4.11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Jaminan Kepastian (Assurance) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Jaminan Kepastian (Assurance) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga ... 44
4.13. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Empati
(Emphaty) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 45
4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dimensi Empati
(Emphaty) di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 45
4.15. Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Bukti Fisik di Ruang Rawat
Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 46
4.16. Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Kehandalan di Ruang Rawat
Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 47
4.17. Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Ketanggapan di Ruang Rawat
Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga... 48
4.18. Tabulasi Silang Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Jaminan Kepastian di Ruang Rawat Inap
RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 49
4.19. Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Empati Perawat di Ruang
Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga ... 50
4.20. Tabulasi Silang antara Beban Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan Keperawata di Ruang Rawat Inap di Ruang Rawat Inap
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
DARTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Kuesioner ... 79
2. Output SPSS ... 84
3. Surat Persetujuan Responden ... 90
4. Surat Pengantar Permohonan Izin Memperoleh Data Dasar ... 91
ABSTRAK
Beban kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Beban kerja perawat yang tinggi berdampak terhadap penurunan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Penurunan kemampuan perawat berdampak langsung terhadap mutu pelayanan keperawatan. Work Sampling adalah salah satu metode untuk mengukur beban kerja perawat. Pengukuran beban kerja perawat perlu dilakukan untuk menyeimbangkan beban kerja dan sumber daya perawat sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat mencapat hasil yang optimal.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional yang merupakan studi satu tahap yang datanya yang berada di variabel independen dan variabel dependen diambil pada waktu yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga dan seluruh populasi tersebut dapat dijadikan sebagai sampel yaitu sebanyak 54 orang. Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dengan menggunakan uji chi square alfa 0,05.
Hasil penelitian ini adalah beban kerja perawat di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah ringan sebanyak 15 orang (27,8%), sedang 24 orang (44,4%), berat sebanyak 15 orang (27,8%). Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga. Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kelima dimensi kualitas pelayanan keperawatan (Bukti Fisik, Kehandalan, Ketanggapan, Jaminan Kepastian, Empati) di Ruang Rawat Inap RSU. F.L. Tobing Sibolga. Dari analisa data didapatkan kesimpulan beban kerja di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah sedang dan kualitas pelayanan keperawatan adalah kurang berkualitas Untuk itu diharapkan kepada pimpinan rumah sakit agar memberikan keringanan kerja bagi perawat-perawat disetiap ruang inap, dan menetapkan pegawai administrasi tata usaha di setiap ruangan, sehingga bagian administrasi pasien yang berhubungan dengan administrasi di luar dokumentasi keperawatan tidak dikerjakan oleh perawat lagi. Perlu untuk menambah tenaga perawat, karena tenaga merupakan salah satu mempengaruhi kualitas pelayanan
ABSTRACT
Work load is one of the factors which influence nurses’ ability to provide nursing services. High nurses’ work load will cause the decrease in their capability of giving nursing services and it will eventually directly influence the quality of nursing services. Work sampling is one of the methods to measure nurses’ work load. The measurement of nurses’ work load is needed to balance nurses’ work load and human resources so that the quality of nurses’ services can achieve optimal result.
The type of the research was an analytic survey with cross sectional approach which was a one stage study in which the data were in independent and dependent variables, taken at the same time. The population was 54 nurses practitioners in Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga, and all of them were used as the samples. There was the influence of nurses’ work load on the quality of nursing services, using chi square alfa 0.05.
The result of the research showed that the nurses’ work load in the inpatient rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga, were as follows: light work load was 15 respondents (27.8%), moderate work load was 24 respondents (44.4%), and heavy work load was 15 respondents (27.8%). There was the influence of nurses’ work load on the quality of nursing services in the Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing, Sibolga. There was the influence of nurses’ work load on five dimensions of the quality of nursing services (Physical Evidence, Reliability, Response, Security, and Empathy) in the Inpatient Rooms of RSU Dr. F. L. Tobing. From the data analysis, it was found that the work load in the Inpatient Rooms of RSU DR. F. L. Tobing, Sibolga, was moderate, and the quality of nursing services was bad. Therefore, it is recommended that the management of the hospital should facilitate the nurses in each inpatient room, employ administration staff in each inpatient room so that the nurses will not do the administration. It is also recommeded that nurses should be added since a nurse can influence the quality of services.
BAB 1 PENDAHALUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah sakit yang merupakan suatu instansi pelayanan kesehatan memiliki
sumber daya manusia yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang
keberhasilan pelayanan kesehatan. Fungsi utama rumah sakit adalah melaksanakan
pelayanan kesehatan, maka pengelolaan sumber daya manusia adalah bagian
terpenting dalam manajemen administrasi rumah sakit. Adanya pelayanan yang
kompleks perlu dikelola secara professional. Salah satu tenaga penyedia jasa
pelayanan keperawatan di rumah sakit yang salah satu faktornya paling dominan
adalah sumber daya manusia antara lain perawat (Depkes RI, 2002).
Perawat merupakan mereka yang memiliki kemampuan dalam kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh
melalui pendidikan keperawatan. Peran dan fungsi perawat sangat berpengaruh bagi
kelangsungan pasien dalam mempertahankan kondisi kesehatannya. Sesuai dengan
peran dan fungsi perawat, perawat memiliki kemampuan dan keterbatasan dalam
menjalankan beban kerjanya. Salah satu permasalahan yang sering muncul di rumah
sakit adalah beban kerja perawat yang tidak seimbang. Sebagaimana diketahui bahwa
beban kerja yang dijalankan perawat memiliki hubungan yang sangat signifikan
terhadap keamanan pasien. Dan bila kebutuhan tenga perawat tidak sesuai dengan
diberikan. Semakin tinggi beban kerja maka ketelitian dan keamanan kerja semakin
menurun (Robot, Fredna J.M., 2009)
Beban kerja merupakan keadaan dimana pekerja dihadapkan pada volume
kerja atau tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Dengan kata lain dari
beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja
kuantitatif adalah yaitu timbul karena tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit,
sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika pekerja merasa mampu atau tidak
mampu melakukan tugas secara terampil sesuai potensi dari pekerja
Menurut Nursalam (2011) yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah
jumlah pasien yang dirawat setiap hari di unit rawat inap, kondisi atau tingkat
ketergantungan pasien, rata-rata hari perawatan, yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan langsung maupun tidak langsung terhadap asuhan keperawatan. Akibat
negatif dari permasalahan ini kemungkinan akan memberi dampak negatif terhadap
kinerja perawat.
Hasil dari rumah sakit berupa jasa pelayanan kesehatan dan kualitas yang
dihasilkan bergantung dari kemampuan mengelola sumber daya yang dimiliki secara
optimal. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan satu faktor penentu bagi
mutu pelayanan dan citra rumah sakit di mata masyarakat, sebab pelayanan
keperawatan merupakan salah satu bagian dari pelayanan utama di rumah sakit yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas layanan rumah sakit, sebanyak
40-75% pelayanan di rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua
ditatanan kesehatan lain yang memegang peranan penting adalah tenaga keperawatan.
(Gillies, 1999).
Pekerjaan perawat yang dilakukan secara rutin dalam memberikan asuhan
keperawatan selama 24 jam sehari, dituntut untuk selalu memberikan asuhan
keperawatan yang baik dan benar secara berkesinambungan baik kepada individu,
keluarga, maupun masyarakat. Beban kerja yang diberikan menentukan seorang
perawat mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik, namun demikian
kenyataan di lapangan masih banyak tenaga keperawatan memiliki beban kerja
melebihi dari yang seharusnya, dengan arti mengerjakan pekerjaan lain diluar
keperawatan (Ilyas, 2004).
Berdasarkan standar tentang evaluasi dan pengendalian kualitas bahwa
pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi
dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian kualitas di rumah
sakit. Lima dimensi kualitas pelayanan yaitu (1) Kehandalan (reliability), berkaitan
dengan kemampuan rumah sakit untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang
dijanjikan secara akurat dan terpercaya melalui sumber daya manusianya yang
termasuk adalah perawat. (2) Bukti langsung (tangibles), kemampuan rumah sakit
membuktikan eksistensinya kepada pihak eksternal berupa penampilan fisik,
peralatan, personil dan media komunikasi (3) Daya tanggap (responsiveness),
berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan perawat untuk membantu pasien dan
merespon permintaan mereka serta menginformasikan kapan pelayanan akan
yang jelas pada pasien. (4) Jaminan (assurance), perilaku perawat mampu
menumbuhkan kepercayaan pasien terhadap perawat dan perawat bisa menciptakan
rasa aman bagi pasien. (5) Empati (emphaty) perawat memahami masalah pasien dan
bertindak demi kepentingan pasien, serta memberikan perhatian personal kepada
pasien (Lupiodo, 2006).
Prayetni (2001) mengemukakan bahwa adanya penurunan minat kerja perawat
bila mereka mengalami kelelahan dalam bekerja. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa beban kerja perawat yang dilakukan secara berlebihan dapat diminimalisir
dengan cara menghitung volume pekerjaan yang dilakukan perawat kemudian
disesuaikan dengan jumlah tenaga keperawatan agar seimbang. Menurut Aditama
(2007), kurangnya tenaga dapat membuat beban kerja bertambah, sehingga akhirnya
mutu kerja menurun.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jauhari (2005) di
rumah sakit Dr. Pringadi Medan ditemukan bahwa 95% perawat di instalasi rawat
inap, pernah mengerjakan pekerjaan yang bukan tugas pokok fungsinya sebagai
seorang perawat diantaranya 81,1% perawat pernah melakukan pekerjaan mengambil
diet makanan di , 94% di dapur, 94% perawat melakukan penulisan resep, 94,7%
menyapu ruangan, 92% mengepel lantai ruangan, 88% pernah membersihkan kamar
mandi, 91% mengambil pemeriksaan di laboratorium mengantar resep ke apotek serta
menghitung rekening pasien pulang.
Berdasarkan penelitian oleh Saragih, Jandes (2004) mengatakan bahwa
RSU Tebing Tinggi, cenderung terjadi penurunan kebutuhan perawat yang dihitung
dengan formula lokakarya nasional keperawatan 1983, hal ini ditandai dengan
kecenderungan penurunan BOR (rata-rata pemakaian tempat tidur) yang akan
mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas pelayanan, perubahan pola penyakit,
pembiayaan dan lain-lain. Akan tetapi dalam pelayanan keperawatan kelebihan
tenaga (efisien rendah) tidak menjamin peningkatan kualitas pelayanan keperawatan,
malah ada kecenderungan penurunan kualitas oleh karena penurunan motivasi kerja ,
oleh karena itu kelebihan tenaga keperawatan akan menimbulkan kerugian ganda,
yaitu tidak efisien dan kecenderungan penurunan kinerja yang berdampak pada
penurunan kualitas pelayanan. (Saragih, Jandes, 2004)
Pelayanan instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing Sibolga
merupakan salah satu jenis pelayanan yang memberikan kontribusi yang paling besar
dari pelayanan lain serta tidak lepas dari potensi sumber daya keperawatan yang
sangat menentukan kualitas pelayanan yang dihasilkan. Pelayanan keperawatan
berupa bantuan yang diberikan kepada pasien karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.
Dari sumber profil Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2012
diperoleh bahwa sarana pelayanan kesehatan bagi pasien membutuhkan perawatan
intensif. Instalasi rawat inap terdiri dari berbagai jenis ruangan antara lain
Bougenville ruangan VIP, Anggrek ruangan VIP, Melur ruangan kelas III dan kelas
ruangan Kelas II, ruang ICU, ruang recovery room, ruang VK, ruang Ponek kelas III.
RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga memiliki sumber daya manusia perawat sebanyak 90
orang yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Keperawatan sebanyak 12
orang, sedangkan DIII Keperawatan sebanyak 78 orang. Jumlah tempat tidur dari
seluruh ruang rawat inap sebanyak 180 tempat tidur dengan rata-rata pemakaian
tempat tidur (BOR) sebanyak 75% pada tahun 2012. Dan hasil pemantauan dan
wawancara yang peniliti lakukan kepada ketiga belas perawat mengatakan bahwa di
ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Dr. F.L. Tobing Sibolga masih banyak perawat
yang mengerjakan pekerjaan tidak lagi menjadi tugas pokok fungsinya sebagai
perawat seperti perawat yang masih mengambil diet pasien ke dapur, menyapu dan
mengepel lantai ruangan rawatan, dan membersihkan kamar mandi, selain perawat
memenuhi asuhan keperawatan bagi pasien yang berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien tersebut. Hal ini ini akan mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang
signifikan kepada masyarakat.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka peniliti ingin meneliti lebih
lanjut tentang pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
di Rumah Sakit Umum Dr. F.L.Tobing Sibolga.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan hasil wawancara diatas maka peneliti menetapkan
terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beban kerja perawat
terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing
Sibolga.
1.4. Hipotesis
Ha : Ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga.
Ho : Tidak ada pengaruh beban kerja perawat terhadap kualitas
pelayanankeperawatan di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Rumah Sakit
Sebagai umpan balik pengambilan kebijakan oleh Rumah Sakit Umum Dr.
F.L.Tobing Sibolga terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang diterima oleh
pasien, dan untuk dapat dijadikan dasar pemikiran dalam rangga menemukan
upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan diberbagai bidang pelayanan
terutama dalam pelayanan keperawatan untuk mengembangkan program yang
2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dalam bidang penelitian dan khususnya tentang beban
kerja perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di ruang rawat inap
rumah sakit.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk menindak
lanjuti hasil penelitian ini, yaitu mengenai beban kerja perawat terhadap kualitas
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beban Kerja Perawat 2.1.1 Definisi Beban Kerja
Menurut Utomo, 2008 beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus
dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume
kerja dan norma waktu . Pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah
kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan
dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik
untuk mendapatkan informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit
organisasi, atau pemegang jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan
menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik
manajemen lainnya. Lebih lanjut dikemukakan pula, bahwa pengukuran beban kerja
merupakan salah satu teknik manajemen untuk mendapatkan informasi jabatan,
melalui proses penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara analisis. Informasi
jabatan tersebut dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alat untuk
menyempurnakan aparatur baik di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan
sumberdaya manusia (Utomo, 2008)
Everly dkk (dalam Munandar, 2001) mengatakan beban kerja adalah keadaaan
dimana pekerja dihadapkan pada volume kerja atau tugas yang harus diselesaikan
kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja kuantitatif adalah yaitu timbul karena
tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika
pekerja merasa mampu atau tidak mampu melakukan tugas secara terampil sesuai
potensi dari pekerja.
Tubuh manusia dirancang untuk melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari.
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban tersebut tergantung
bagaimana orang tersebut bekerja sehingga disebut beban kerja sehingga beban kerja
merupakan kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan.
2.1.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Beban Kerja
Rodahl (1989) dan Manuaba (2000), dalam Martini (2007), menyatakan
bahwa beban kerja dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :
1. Faktor Eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti :
a. Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata ruang,
tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, sedangkan
tugas-tugas yang bersifat mental seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan
pekerjaan, pelatihan atau pendidikan yang diperoleh, tanggung jawab pekerjaan.
b. Organisasi kerja seperti masa waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja
malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan
wewenang.
c. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi, lingkungan
kerja biologis, dan lingkungan kerja psikologis.
2. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari reaksi
beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat ringannya strain dapat
dinilai baik secara objektif maupun subjektif. Faktor internal meliputi faktor somatis
(Jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan), faktor psikis
(motivasi, persepsi, kepercayaan. keinginan dan kepuasan).
2.1.3 Perhitungan Beban Kerja
Bebarapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban kerja
perawat antara lain :
1. Jumlah pasien yang dirawat setiap hari/bulan/ tahun di unit tersebut
2. Kondisi atau tingkat ketergantungan pasien
3. Rata-rata hari perawatan
4. Pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung dan pendidikan
kesehatan
5. Frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan pasien
6. Rata-rata waktu perawatan, langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatan
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung beban kerja secara
personil antara lain sebagai berikut :
1. Work Sampling
Teknik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban kerja yang
dipangku oleh personil pada suatu unit, bidang maupun jenis tenaga tertentu. Pada
a. Aktivitias apa yang dilakukan personil pada waktu jam kerja
b. Apakah aktivitas personil berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada waktu jam
kerja.
c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak
produktif.
d. Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam kerja
Untuk mengetahui hal-hal tersebut perlu dilakukan survei tentang tenaga kerja
personil dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan jenis beban personil yang akan disurvei
b. Bila jumlah personil banyak perlu dilakukan pemilihan sampel sebagai subjek
personil yang akan diamati dengan menggunakan metode simple ramdom
sampling untuk memastikan sampel yang representative.
c. Membuat formulir kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan
produktif dan tidak produktif dapat juga dikategorikan sebagai kegiatan langsung
dan tidak langsung.
d. Melatih pelaksana peneliti tentang cara pengamatan kerja dengan menggunakan
work sampling.
e. Pengamanan kegiatan personil dilakukan dengan interval 2-15 menit tergantung
karakteristik pekerjaan yang dilakukan.
Pada teknik work sampling kita akan mendapatkan ribuan pengamatan
kegiatan dari sejumlah personil yang kita amati. Karena besarnya jumlah pengamatan
penelitian. Artinya data cukup besar dengan sebaran sehingga dapat diamati dengan
baik. Jumlah pengamatan dapat dihitung.
2. Time and Motion Studi
Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang kegiatan
yang dilakukan oleh personil yang sedang kita amati. Melalui teknik ini akan
didapatkan beban kerja personil dan berkualitas kerjanya. Langkah-langkah untuk
melakukan teknik ini yaitu :
a. Menentukan personil yang akan diamati untuk menjadi sampel dengan metode
penelitian purposive sampling.
b. Membuat formulir daftar kegiatan yang dilakukan oleh setiap personil.
c. Daftar kegiatan tersebut kemudian diklasifikasikan seberapa banyak personil
yang melakukan kegiatan tersebut secara baik dan rutin selama dilakukan
pengamatan.
d. Membuat klasifikasi atas kegiatan yang telah dilakukan tersebut menjadi
kegiatan medis, kegiatan keperawatan dan kegiatan administrasi.
e. Menghitung waktu objektif yang diperlukan oleh personil dalam melakukan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Penelitian dengan menggunakan teknik ini dapat digunakan untuk melakukan
evaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan yang bersertifikat atau bisa
juga digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu metode yang ditetapkan secara
Dari metode work sampling dan time motion study maka akan dihasilkan ouput
sebagai berikut :
a. Deskripsi kegiatan menurut jenis dan alokasi waktu untuk masing-masing
pekerjaan baik yang bersifat medis, perawatan maupun administrative.
Selanjutnya dapat dihitung proporsi waktu yang dibutuhkan untuk
masing-masing kegiatan selama jam kerja.
b. Pola kegiatan yang berkaitan dengan waktu kerja, kategori tenaga atau
karakteristik demografis dan sosial.
c. Kesesuaian beban kerja dengan variabel lain sesuai kebutuhan penelitian. Beban
kerja dapat dihubungkan dengan jenis tenaga, umur, pendidikan, jenis kelamin
atau variabel lain.
d. Kualitas kerja pada teknik ini juga menjadi perhatian karena akan menentukan
kompetensi atau keahlian yang harus dimiliki oleh personil yang diamati.
3. Daily Log
Daily log atau pencatatan kegiatan sendiri merupakan bentuk sederhana work
sampling yaitu pencacatan dilakukan oleh personil yang diamati. Pencacatan meliputi
kegiatan yang dilakukan dan waktu yang dilakukan untuk melakukan kegiatan
tersebut. Penggunaan ini tergantung kerjasama dan kejujuran dari personil yang
diamati. Pendidikan ini relatif lebih sederhana dan biaya lebih murah. Peneliti ini bisa
membuat pedoman dan formulir isian yang dapat dipelajari sendiri oleh informan.
Sebelum dilakukan pencacatan kegiatan peneliti menjelaskan tujuan dan cara
diteliti yang terpenting adalah jenis kegiatan, sedangkan informasi personil tetap
menjadi rahasia kegiatan dan tidak akan dicantumkan pada laporan penelitian.
Menuliskan secara rinci kegiatan dan waktu yang diperlukan merupakan kunci
keberhasilan dari pengamatan dengan daily log.
2.1.4 Dampak Beban Kerja
Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik
maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan
pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit
dimana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan gerak akan menimbulkan
kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas
atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada
pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja (Manuaba, 2000 dalam
Martini, 2007).
2.2 Perawat
2.2.1 Definisi Perawat
Ellis dan Hartley (1984) dalam Gaffar (1999), menjelaskan pengertian dasar,
seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, cedera dan proses penuaan.
Di Indonesia, keperawatan sebagai profesi dirumuskan melalui Lokakarya Nasional
Keperawatan, 1983. Keperawatan didefinisikan suatu bentuk pelayanan professional
meliputi aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual yang bersifat komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan optimal (Gaffar,
1999).
2.2.2 Peran Perawat
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri peran
sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat, pasien, pendidik, koordinator,
kolaborator, konsultan dan pembaharu (Hidayat, 2004).
1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan
tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian
dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini
dilakukan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks.
2. Peran sebagai advokat klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga, dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi
lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya
sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Peran edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
4. Peran koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5. Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6. Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
7. Peran pembaharu.
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian layanan keperawatan.
2.2.3 Fungsi Perawat
Dalam menjalankan perannya, perawat (Hidayat, 2004) akan melaksanakan
berbagai fungsi diantaranya :
1. Fungsi independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia
seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis, pemenuhan keamanan dan kenyamanan,
pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri.
2. Fungsi dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti
dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai
penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
melainkan juga dari dokter atau lainnya.
2.3 Kualitas Pelayanan Keperawatan
2.3.1 Definisi Kualitas Pelayanan Keperawatan
Kualitas pelayanan keperawatan merupakan gabungan dari dua dimensi yaitu
kualitas (quality) dan pelayanan keperawatan (service). Kualitas pelayanan kesehatan
maupun keperawatan sering menjadi masalah ditengah masyarakat pengguna
pelayanan tersebut, namun penjelasannya sering kali tidak memuaskan sehingga
memiliki persepsi yang beragam mengenai kualitas pelayanan tersebut. (Azwar,
1996). Menurut Tjiptono (2008) menyebutkan kualitas merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan
yang simpatik, disiplin, bertanggung jawab, dan penuh perhatian kepada setiap
pelayanan yang diberikan sehingga memberikan kepuasan pelayanan yang diberikan.
Pengertian kualitas pelayanan keperawatan untuk dapat menyelenggarakan
pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang perlu dipahami, salah satu diantaranya
yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah tentang apa yang
diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan hampir selalu dapat memuaskan
pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas.
2.3.2 Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Kontler dalam Nursalam (2011) merumuskan lima dimensi kualitas
pelayanan adalah :
1. Tangible (Bukti Fisik), yang meliputi fasilitas fisik, peralatan, personil, dan
media komunikasi yang dapat dirasakan langsung oleh pelanggan. Dan untuk
mengukur dimensi mutu ini perlu menggunakan indera penglihatan dan juga
berkenaan dengan daya tarik fisik, perlengkapan, kerapian. kebersihan serta
penampilan perawat.
Penelitian Suhada dalam Syahputra (2011) mengatakan bahwa lingkungan
ruangan termasuk kamar mandi, toilet, ruang perawatan dalam keadaan bersih
dan teratur. Sehingga pasien yang menggunakan fasilitas tersebut merasa aman
dan puas terhadap pelayanan yang diberikan.
2. Reliability (Kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
tepat dan terpercaya. Pelayanan yang terpercaya artinya adalah konsisten.
Sehingga reliability mempunyai dua aspek penting yaitu kemampuan
memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan dan seberapa jauh mampu
memberikan pelayanan yang tepat atau akurat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia
keandalan adalah tangguh, dapat dipercaya memberikan hasil yang sama dalam
3. Responsiveness (Ketanggapan), yaitu kesediaan/kemauan untuk membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat. Dengan kata lain bahwa
pemberi pelayanan harus responsif terhadap kebutuhan pelanggan.
Responsiveness juga didasarkan pada persepsi pelanggan sehingga factor
komunikasi dan situasi fisik disekitar pelanggan merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan.
Hal ini sesuai dengan teori dalam artikel Rakhmawati (2009) bahwa perawat
yang tanggap merupakan salah satu ketersediaan perawat dalam memberikan
pelayanan yang cepat dan tanggap yang didasari oleh pasien itu sendiri sehingga
faktor komunikasi dan situasi fisik disekitar pasien merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan oleh perawat
4. Assurance (Jaminan Kepastian), yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan dan
kemampuannya untuk memberikan rasa percaya dan keyakinan atas pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan. Dan komponen dari dimensi ini yaitu
keramahan, kompetensi, dan keamanan.
Penelitian Suhada dalam Syaputra (2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara jaminan pelayanan terhadap tingkat kepuasan pasien, hal
ini ini juga sesuai dengan teori dalam artikel Rakhmawati (2009) bahwa untuk
mencapai jaminan kepastian dalam pelayanan keperawatan ditentukan oleh
kompetensi, keramahan, kesopanan dan keamanan yang diberikan oleh perawat
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada pasien dan menjamin
5. Emphaty (Empati), yaitu membina hubungan dan memberikan pelayanan serta
perhatian secara individual pada pelanggannya. Empati juga merupakan
perasaan, pemahaman, perawat terhadap perasaan yang dialami klien, dan
kemampuan merasakan dunia pribadi klien serta sesuatu yang jujur, sensitive dan
tidak dibuat-buat yang didasarkan atas apa yang dialami orang lain.( Mudakir,
2006)
Penelitian yang dilakukan oleh Ivan dalam Syaputra (2011) yang mengatakan
bahwa factor empati perawat merupakan salah satu factor yang mempengaruhi
kepuasan pasien, dimana perawat dalam menjalankan tugasnya perlumemakai
kiat keperawatan (Nursing Arts), dimana lebih memfokuskan pada kemampuan
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan
sentuhan seni dalam upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan pada klien.
Salah satu kiat keperawatan adalah Nursing Arts Is Crying, Listenin, Feeling,
dimana perawat harus mau jadi pendengar yang baik ketika klien berbicara,
dapat menerima, merasakan danmemahami perasaan duka, senang, frustasi dan
rasa puas klien serta perawat harus dapat menerima respon emosional dari klien
sebagai sesuatu hal yang biasa pada situasi senang ataupun duka.
2.3.3 Ruang Lingkup Pelayanan Keperawatan
Menurut (Mitchel, 1977 dalam Ali, 2001), bahwa ruang lingkup keperawatan
yaitu membantu individu untuk bereaksi secara positif dalam melaksanakan kegiatan
sehari-hari termasuk menghadapi kematian dan masalah kesehatan atau penyakit,
Adapun bidang garapan utama dan fenomena yang menjadi objek pelayanan
keperawatan adalah memenuhi kebutuhan dasar, mengetahui penyimpangan dan
upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosial-spiritual), mulai dari
tingkat masyarakat, yang juga tercerminkan pada tingkat terpenuhinya kebutuhan
dasar pada tingkat sistem organ fungsional molekuler atau subkuler.
Griffith dalam buku The Well Managed Community Hospital (1987)
menyatakan bahwa pelayanan keperawatan mempunyai 5 (lima) tugas, yaitu,
melakukan promosi kesehatan, termasuk kesehatan emosional dan social, melakukan
upaya pencegahan penyakit dan kecacatan, menciptakan keadaan lingkungan, fisik
kognitif dan emosional sedemikian rupa yang dapat membantu penyembuhan
penyakit, berupaya meminimalisasi akibat buruk dari penyakit., mengupayakan
kegiatan rehabilitasi.
2.3.4 Prosedur Pelayanan Keperawatan
Prosedur merupakan garis besar suatu stndar teknik atau metoda melakukan
tugas dan dipakai sebagai petunjuk tindakan.
1. Tujuan Prosedur Pelayanan Keperawatan
Prosedur digunakan untuk komunikasi, mengerti, standardisasi, dan koordinasi.
Prosedur dirujuk untuk memeriksa bila seorang pegawai tidak mengerjakan suatu
prosedur untuk beberapa kali. Prosedur perawatan pasien harus
memberitahukan, mengajarkan dan mengurangi kesalahan. Prosedur harus
prosedur juga harus memberitahukan dimana kemana harus memberi pesanan,
kunjungan, atau mengirimkan sesuatu bagaimana melakukan tugas.
2. Keuntungan
Ada enam keuntungan utama dari prosedur yaitu upaya mengefisiensikan
manajemen, memudahkan pendelegasian autoritas, petunjuk untuk lebih
mengefisiensikan metoda pelaksanaan, mempunyai arti secara ekonomi bagi
setiap personel, memudahkan pengendalian dan membantu dalam
mengkoordinasi aktivitas.
2.4.Landasan Teori
Kualitas pelayanan keperawatan merupakan gabungan dari dua dimensi yaitu
kualitas (quality) dan pelayanan keperawatan (service). Kualitas pelayanan kesehatan
maupun keperawatan sering menjadi masalah ditengah masyarakat pengguna
pelayanan tersebut, namun penjelasannya sering kali tidak memuaskan sehingga
memiliki persepsi yang beragam mengenai kualitas pelayanan tersebut. (Azwar,
1996). Tjiptono (2008) menyebutkan ada lima dimensi kualitas pelayanan yaitu (1)
Keandalan (reliability),. (2) Bukti langsung (tangibles), (3) Daya tanggap
(responsiveness), (4) Jaminan (assurance), (5) Empati (emphaty).
Hasil dari rumah sakit berupa jasa pelayanan kesehatan dan kualitas yang
dihasilkan bergantunng dari kemampuan mengelola sumber daya yang dimiliki secara
optimal. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan satu faktor penentu bagi
keperawatan merupakan salah satu bagian dari pelayanan utama di rumah sakit yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas layanan rumah sakit (Gillies, 1999).
Pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu
tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan
informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang
jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik analisis
jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik manajemen lainnya.
Berdasarkan yang dilakukan oleh Jauhari (2005) di rumah sakit Dr. Pringadi
Medan ditemukan perawat di instalasi rawat inap, pernah mengerjakan pekerjaan
yang bukan tugas pokok fungsinya sebagai seorang perawat diantaranya perawat
pernah melakukan pekerjaan mengambil diet makanan di dapur, perawat melakukan
penulisan resep, menyapu ruangan, mengepel lantai ruangan, pernah membersihkan
kamar mandi dan mengambil pemeriksaan di laboratorium mengantar resep ke
apotek serta menghitung rekening pasien pulang.
Penetian Bancin, Hendry (2012) tentang beban kerja perawat terhadap kinerja
perawat di Ruang ICU RSUD. Dr. Pringadi Medan ditemukan bahwa beban kinerja
perawat kategori sedang memberikan pengaruh terhadap kinerja perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan kategori cukup, sedangkaan beban kinerja
perawat kategori berat memberikan pengaruh terhadap kinerja perawat dalam
2.5.Kerangka Konsep
[image:45.612.110.523.138.312.2]Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Beban Kerja Perawat
Kualitas Pelayanan Keperawatan
1. Kehandalan (Reliability) 2. Bukti Fisik (Tangibles) 3. Daya Tanggap
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik
dengan pendekatan cross sectional yang merupakan studi satu tahap yang datanya
yang berada di variabel independen dan variabel dependen diambil pada yang waktu
yang sama. (Notoadmodjo, 2009). Dalam penelitian ini peneliti hanya akan
menggambarkan dan menganalisa beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan di ruang rawat inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr.
F.L.Tobing Sibolga. Penelitian ini akan berlangsung selama enam bulan terhitung
mulai bulan Februari sampai bulan Juli 2013, yang dimulai dengan survei awal,
pencarian literatur, penyusunan proposal dan seminar proposal.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Ruang
Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga yaitu berjumlah sebanyak 54 orang
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Ruang
Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga, besar sampel adalah seluruh populasi
yaitu sebesar 54 orang perawat yang diambil dengan menggunakan total sampling.
Dalam penelitian ini sampel ditentukan dengan kriteria inklusi sebagai berikut :
1. Latar belakang pendidikan keperawatan
2. Tidak sedang cuti, sakit atau tugas belajar saat penelitian
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara membagikan
kuesioner. Jenis kuesioner ini berupa angket tertutup, dimana responden memilih
jawaban yang telah disediakan dalam bentuk pilihan jawaban yang menggunakan
skala likhert yang telah disesuaikan terdiri dari beberapa item pertenyaan yang
bersifat positif mewakili seluruh variabel yang diteliti.
3.4.2. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer
Data primer adalah data dikumpulkan langsung oleh peneliti dan dibantu oleh
beberapa orang tenaga yang telah dilatih dengan menggunakan instrument kuesioner
dan ceklis. Instrumen kuesioner dibagikan kepada responden untuk mendapatkan data
tentang beban kerja perawat dari responden serta data kualitas pelayanan keperawatan
Sebelum dilakukan pengumpulan data primer, terlebih dahulu dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner agar layak digunakan sebagai alat
pengumpulan data primer, yaitu untuk mengetahui sejauh mana kuesioner dapat
dijadikan sebagai alat ukur yang mewakili variabel terikat dan variabel bebas.
2. Data Sekunder
Data sekunder ini diperoleh dari file laporan hasil evaluasi dibidang
keperawatan dan Profil RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga. Data sekunder dalam
penelitian ini dipergunakan untuk me-rechek data primer yang diperoleh dari
kuesioner terutama data-data yang meragukan dan melengkapi data-data tambahan
yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas dan realibilitas instrumen penelitian ini diperlukan untuk
mendapatkan instrumen sebagai alat ukur yang dapat mengukur sejauh mana suatu
alat ukur dipercaya. Untuk mengetahui sejauh mana alat ukur tersebut dipercaya
dilakukan uji coba terhadap 16 responden yang tidak termasuk responden tetapi
memiliki karakteristik yang hamper sama dengan lokasi penelitian dengan tingkat
kesalahan 5%, pengujian validitas dan realibilitas ini dilakukan dengan menggunakan
3.6. Variabel dan Definisi Operasional 3.6.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen. Yang termasuk kedalam variabel independen adalah beban kerja
perawat dan yang termasuk variabel dependen adalah kualitas pelayanan keperawatan
meliputi : (1) Kehandalan (reliability); (2) Bukti langsung (tangible) ; (3). Daya
tanggap (responsiveness); (4). Jaminan (assurance); (5). Empati (emphaty).
[image:49.612.118.526.353.702.2]3.6.2 Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional No Variabel Sub Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur
Skala Ukur 1 Beban Kerja
Perawat
- Beban kerja
perawat adalah tugas keperawatan yang harus dilakukan untuk pelayanan keperawatan yang sesuai dengan standar operasional pelaksanaan.
Kuesioner Ringan Sedang Berat
Ordinal
2 Variabel Bebas : Kualitas Pelayanan Keperawatan • Kehandalan (Reliabity) Kemampuan dan pengalaman perawat yang baik serta dalam memberikan pelayanan keperawatan dirumah sakit
Kuesioner Baik
Cukup Kurang
Ordinal
• Bukti Fisik
(Tangibel)
Daya tarik yang dapat dilihat oleh pasien dari segi fisik ruangan, kelengkapan peralatan, kebersihan, kerapian serta penampilan perawat
Kuesioner Baik
Cukup Kurang
Tabel 3.1 (Lanjutan) No Variabel Sub Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur
Skala Ukur • Responsiveness
(Ketanggapan)
Kemauan dari perawat untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien dan memberikan pelayanan keperawatan dengan cepat dan tanggap serta mendengar dan mengatasi keluhan pasien
Kuesioner Baik
Cukup Kurang
Ordinal
• Jaminan Kepastian (Assurance)
Suatu keramahan, keamanan dan kesopanan yang dimiliki oleh seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan yang dapat membangun rasa pecaya pasien atas pelayanan tersebut.
Kuesioner Baik
Cukup Kurang Ordinal • Empati (Emphaty) Suatu perasaan, pemahaman yang dimiliki oleh perawat untuk membina hubungan saling percaya dengan apa yang sedang dialami oleh pasien dirumah sakit
Kuesioner Baik
Cukup Kurang
Ordinal
3.7. Aspek Pengukuran 2.7.1. Variabel Independen
Pengukuran variabel beban kerja perawat menggunakan kuesioner dengan 10
[image:50.612.116.525.139.572.2]jawaban dari pertanyaan tidak diberi skor 1, kadang-kadang diberi skor 2 dan ya
diberi skor 3. Maka beban kerja perawat dikategorikan sebagai berikut :
a. Ringan jika total nilai yang diperoleh < 16
b. Sedang jika total nilai yang diperoleh 17-23
c. Berat jika total nilai yang diperoleh > 24
2.7.2. Variabel Dependen
1. Kehandalan
Pengukuran keandalan menggunakan kuesioner dengan 5 item pertanyaan
yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari
pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.
Maka keandalan dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik jika total nilai yang diperoleh >12
b. Cukup jika total nilai yang diperoleh 8-11
c. Kurang jika total nilai yang diperoleh < 7
2. Bukti Fisik
Pengukuran bukti fisik menggunakan kuesioner dengan 5 item pertanyaan
yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari
pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.
Maka bukti fisik dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik jika total nilai yang diperoleh >12
b. Cukup jika total nilai yang diperoleh 8-11
3. Daya Tanggap
Pengukuran daya tanggap menggunakan kuesioner dengan 5 item pertanyaan
yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari
pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.
Maka daya tanggap dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik jika total nilai yang diperoleh >12
b. Cukup jika total nilai yang diperoleh 8-11
c. Kurang jika total nilai yang diperoleh <7
4. Jaminan
Pengukuran jaminan menggunakan kuesioner dengan 5 item pertanyaan yang
memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari
pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.
Maka jaminan dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik jika total nilai yang diperoleh >12
b. Cukup jika total nilai yang diperoleh 8-11
c. Kurang jika total nilai yang diperoleh <7
5. Empati
Pengukuran empati menggunakan kuesioner dengan 5 item pertanyaan yang
memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari
pertanyaan ya diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1.
d. Baik jika total nilai yang diperoleh >12
e. Cukup jika total nilai yang diperoleh 8-11
f. Kurang jika total nilai yang diperoleh < 7
3.8. Metode Analisis Data 1. Analisis Univariat
Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel
independen yaitu beban kerja perawat dan variabel dependen yaitu keandalan, bukti
fisik, ketanggapan, daya tanggap, jaminan dan empati.
2. Analisis Bivariat
Merupakan analisa hasil variabel independen yang diduga mempunyai
pengaruh terhadap variabel-variabel dependen. Analisa yang digunakan adalah
tabulasi silang dengan menggunakan uji chi square, sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pengaruh yang bermakna secara statistik dengan derajat kepercayaan
(confidence level) yang digunakan adalah 95% sedangkan derajat kemaknaan yang
digunakan p= <0,05 (α= 5%). Analisis tersebut digunakan dengan komputer program
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing berada di Jln. Dr. F.L.
Tobing No 35 Sibolga, yang dipimpin oleh drg. Tunggul. Instalasi rawat inap terdiri
dari berbagai jenis ruangan antara lain Bougenville ruangan VIP, Anggrek ruangan
VIP, Melur ruangan kelas III dan kelas paru, Mawar ruangan kelas I,II,III, Isolasi,
Perinatologi, Melati kelas I,III, Flamboyan ruangan Kelas II, , ruang VK, ruang
Ponek kelas III. RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga memiliki sumber daya manusia
perawat sebanyak 95 orang yang memiliki latar belakang SPK sebanyak 5 orang,
pendidikan Sarjana Keperawatan sebanyak 12 orang, sedangkan DIII Keperawatan
sebanyak 78 orang. Jumlah tempat tidur dari seluruh ruang rawat inap sebanyak 180
tempat tidur dengan rata-rata pemakaian tempat tidur (BOR) sebanyak 75% pada
tahun 2012. Jumlah rawat inap selama satu tahun terhitung mulai dari bulan januari
2012 sampai dengan januari 2013 sebanyak 1220 orang.
[image:54.612.116.530.635.705.2]4.2 Distribusi Responden 1. Karakteristik Responden
Tabel. 4.1 Distribusi Data Demografi Responden di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F. L. Tobing Sibolga
Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
<25 tahun
25-35 tahun >35 tahun
6 27 21
11,1 50,0 38,9
Tabel 4.1 (Lanjutan)
Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
Laki-laki Perempuan 9 45 16,7 83,3
Jumlah 54 100
Pendidikan Terakhir Frekuensi (f) Persentase (%)
SPK D-III Sarjana 5 41 8 9,3 75,9 14,8
Jumlah 54 100
Lama Kerja Frekuensi (f) Persentase (%)
< 5 tahun 5-10 tahun > 10 tahun
15 23 16 27,8 42,6 29,6
Jumlah 54 100
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa umur responden mayoritas
pada umur 25 – 35 tahun sebanyak 27 orang (50,0% ), jenis kelamin responden
mayoritas perempuan sebanyak 45 (83,3%), pendidikan terakhir responden mayoritas
D- III sebanyak 41 orang (75,9%) dan lama bekerja responden mayoritas 5 -10 tahun
yaitu sebanyak 23 orang (42,6%).
[image:55.612.116.526.140.321.2]2. Beban Kerja Perawat
Tabel 4.2. Distribusi Berdasarkan Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
Beban Kerja Perawat Frekuensi (f) Persentase (%)
Ringan Sedang Berat 15 24 15 27,8 44,4 27,8
Jumlah 54 100
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa beban kerja perawat di ruang
[image:55.612.115.528.543.621.2]orang (44,4%). Uraian penjelasan indikator beban kerja perawat di ruang rawat inap
[image:56.612.123.526.206.675.2]RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Indikator Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga
No Beban Kerja Perawat Tidak
Kadang
-kadang Ya Total
n % n % n % n %
1 Jumlah Perawat yang dinas per shift
dengan jumlah pasien sesuai dengan tingkat ketergantungannya tidak sebanding .
15 27,8 21 38,9 18 33,3 54 100,0
2 Anda mengalami keterbatasan waktu
dalam mengorientasikan peraturan yang berlaku di ruangan kepada keluarga klien
14 25,9 22 40,7 18 33,4 54 100,0
3 Keterbatasan peralatan di ruangan
membuat anda terkendala dalam melakukan tindakan keperawatan
16 29,6 18 33,3 20 37,0 54 100,0
4 Anda kekurangan waktu untuk
berkontak langsung dengan klien secara terus – mener