KOTA BANDUNG
Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL)
Oleh GIRI WANANDI
41810030
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
63 Data Pribadi
Nama Lengkap : Giri Wanandi
TTL : Sukabumi, 24 Desember 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jln Tipar Gang Pesantren No 4 RT/RW 03/05 Kelurahan Tipar Kecamatan Citamiang.
Email : giri_wanandi@yahoo.com
64 Komputer Indonesia.
2007-2010 : SMA Negeri 1 Sukabumi
2004-2007 : SMP Islam Al-Azhar 7 Sukabumi
1998-2004 : SD Tipar Sukabumi
Pengalaman Organisasi
Wakil Ketua Organisasi Pencinta Alam Steyrs tahun 2009
Anggota Karang Taruna
Pelatihan tau Seminar
30 Maret 2010 : Table Manner by AMAROOSSA Hotel
18 Juni 2010 : "One Day Workshop MC & Radio Announcer"
8 Desember 2011 : "Islam dan Moralitas Pembangunan"
30 November 2012 : "Study Tour Mass Media Tahun Akademik 2012"
29 Desember 2012 : " Event Management"
v
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Sejarah Perusahaan... 1
1.1.1 Sejarah PT. POS Indonesia (Persero)... 1
1.1.2 Sejarah Public Relations PT. POS Indonesia (Persero) ... 6
1.2 Visi Misi dan Moto PT. POS Indonesia (Persero) ... 19
1.2.1 Visi PT. POS Indonesia (Persero) ... 19
1.2.2 Misi PT. POS Indonesia (Persero) ... 19
1.2.3 Moto PT. POS Indonesia (Persero) ... 20
1.3 Logo dan Arti Logo PT. Pos Indonesia (Persero) ... 20
1.4 Struktur Organisasi PT.POS Indonesia (Persero) ... 23
1.5 Job Descriptions PT. POS Indonesia (Persero) ... 26
1.5.1 Manajer Public Relations ... 27
vi
1.6 Prasarana dan Saran Praktek Kerja Lapangan ... 31
1.7 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan... 33
1.7.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan ... 33
1.7.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 34
BAB II PELAKSANAAN PKL ... 35
2.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 35
2.2 Deskripsi Kegiatan di PT. POS Indonesia (Persero) ... 37
2.3 Analisa Kegiatan Selama Peraktek Kerja Lapangan ... 41
BAB III PENUTUP ... 48
3.1 Kesimpulan ... 48
3.2 Saran-saran ... 49
3.2.1 Saran Untuk Perusahaan ... 49
3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa Peraktek Kerja Lapangan ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 52
DOKUMENTASI ... 58
ii
yang kita lakukan mendapat ridhonya amin. Shalawat serta salam terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, serta sahabat beliau. Semoga kita tetap menjadi umatnya hingga akhir zaman.
iii
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang sangat berjasa bagi penulis.
Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan semangat dan nasihatnya.
Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si selaku Sektretaris Program Studi Ilmu Komunikasi.
Ibu Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom selaku pembimbing, terimakasih atas segala bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKL ini.
Bapak Inggar Prayoga, S.I.Kom selaku Dosen wali yang telah memberikan motivasi.
Mba Astri Ikawati, A.Md.Kom yang selalu memudahkan penulis dalam membantu surat-surat yang dibutuhkan oleh penulis dalam mengerjakan laporan PKL ini..
iv
teman-teman HUMAS II dan IK-1 khususnya dan teman-teman fakultas Ilmu Komunikasi umumnya.
Penulis juga berterimakasih kepada Novita Yusuf yang selalu menyemangati dan mengingatkan penulis untuk melaksanakan PKL dan menyelesaikan laporan PKL ini.
Penulis sadar dalam penyusunan laporan PKL ini sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan laporan PKL ini. Penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai bahan evaluasi penulis dalam menyusun laporan ini Terimakasih.
Bandung, 31 Desember 2013 Penulis,
51
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Jeffkins, Frank. 1992. Public Relations (Edisi Keempat). Jakarta : Erlangga.
Wiryanto .2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Gramedia.
Sumber lainnya :
Arsip Humas PT.POS Indonesia (Persero) Bandung tahun 2013.
Company Profile PT. POS Indoneisa (Persero) Bandung tahun 2013.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal definisi.html(10/09/2013 jam 20:48 WIB)
http://alainoengvoenna.wordpress.com/2011/02/17/5-definisi-komunikasi-massa-menurut-para-ahli/ (10/09/2013 jam 21:55 WIB)
http://www.anneahira.com/definisi-komunikasi-organisasi.htm
(10/09/2013 jam 23:40 WIB)
1
1.1Sejarah Perusahaan
1.1.1 Sejarah PT. POS Indonesia (Persero)
Perkembangan PT Pos Indonesia (Persero) erat kaitannya
dengan sejarahbangsa Indonesia yang telah melalui beberapa zaman,
yaitu zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang serta zaman
kemerdekaan Indonesia. Surat – menyurat telah dilakukan manusia
sejak zaman dahulu kala, dari mulai memakai simbol – simbol dan
gambar – gambar yang ditulis di daun – daunan sampai surat dengan
tulisan – tulisan di atas ketas yang ada sekarang.
Komunikasi tertulis dalam bentuk surat telah berkembang di
Indonesia sejak zaman Kerajaan Mulawarman, Sriwijaya,
Tarumanegara, Mataram, Purnawarman dan majapahit. Komunikasi
tidah hanya terbatas dalam hubungan dalam negeri saja, melainkan
meluas hingga ke Negara tetangga seperti Siam, Birma dan lain – lain.
Walaupun komunikasi secara tertulis telah diselenggarakan dengan
cukup baik, namun badan khusus yang menangani perantara untuk
saling menukar berita masik nampak. Kedatangan bangsa Belanda di
bumi Nusantara merupakan awal terbentuknya surat – menyurat antar
kapal Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman pada tahun
1596 yang membawa surat – surat untuk para raja Banten dan Batavia.
Pada tanggal 26 Agustus 1764, Gubernur Jendral G. W. Van
Inhoff mendirikan kantor pos pertama di Batavia (Jakarta) yang
bertugas menyelenggarakan pengiriman surat – surat, dokumen –
dokumen, wesel pos dan berbagai kegiatan di bidang lainnya.
Pentingnya pos pada masa itu dapat dilihat pada pemberian anama jalan
yaitu “Jalan pos Raya” untuk jalan pertama yang di bangun VOC dari
Anyer sampai Panarukan oleh Gubernur Jenderal Deandels. Peranan
kantor pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan
teknologi telegram oleh Morse pada tahun 1843, maka didirikan dinas
telegrap yang menyelenggarakan perhubungan berita jarak jauh dengan
cepat.
Pada tahun 1875, Dinas Pos bergabung dengan Dinas Telegrap
dan pada tahun 1878 dibentuk suatu badan yaitu Jawatan Pos dan
Telegrap yang kemudian diterima menjadi anggota UPU (University
Postal Union-Uni Pos). Pada tahun 1906 didirikanlah Post Telegrapf
end Telefoon Dienst oleh Pemerintah Belanda dengan Staatsblad No.
395 tahun 1906 yang kemudian dikenal dengan sebutan PTT. Awal
mulanya PTT merupakan badan usaha berlandaskan ICW (Indische
Comtabilitest Wet) akan tetapi pada tanggal 1 Januari 1932 PTT
Perang dunia ke II meletus, peperangan terjadi dimana – mana
termasuk di Asia. Pada tanggal 8 Maret 1942, Pemerintah Belanda di
Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Ada pun nama PTT
pada zaman penjajahan Jepang (9 Maret 1942 – 14 Agustus 1945) yaitu
Tsushin Shokyoku. Selama masa penjajahan Jepang, jawatan PTT
terpecah – pecah mengikuti struktur organisasi pemerinta militer
Jepang, sehingga pada masa itu terdapat Jawatan PTT Sumatera,
Jawatan PTT Jawa dan Jawatan PTT Sulawesi. Setelah Jepang
menyerah dan Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, maka
dengan disponsori mereka merebut kantor pos pusat Post Telegraf
Telefoon (PTT) di Bandung oleh angkatan muda PTT (AMPTT) dari
pemerintah militer Jepang.
Dalam peristiwa ini, gugur sekelompok pemuda anggota
AMPTT sehingga pada tanggal tersebut menjadi tonggak awal
berdirinya PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahunnya
sebagai bakti PTT, yang kemudian menjadi hari bakti pariwisata, pos
dan telekomunikasi (PARPOSTEL).
Pada tanggal 27 Desember 1949, jawatan PPT mulai
memusatkan perhatiannya pada pembangunan yang meliputi bidang
kepegawaian, keuangan dan perbaikan perlengkapan bangunan yang
rusak dan pembangunan gedung yang baru. Pada tahun 1960
pemerintah mengadakan reorganisasi alat – alat produksi dan distribusi
dikeluarkan PP No. 204/1961 Jo UU No. 19/Prp/1960. Berdasarkan UU
tersebut semua perusahaan yang modal keseluruhannya merupakan
kekayaan Negara, baik yang terjadi karena pemisahan dari kekayaan
Negara maupun karena nasionalisasi, menjadi Perusahaan Negara.
Dengan PP No. 204/1961 Jo UU No. 19/Prp/1960, didirikan Perusahaan
Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Pemilihan nama Postel
dianggap lebih tepat karena mencakup seluruh lapangan usaha
perusahaan, sedangkan nama PTT dirasakan kurang lengkap karena
tidak menyebutkan hal – hal yang berkaitan dengan perhubungan radio.
Usia PN Postel tidak bertahan lama. Hal ini dikarenakan
organisasi yang ada dirasakan tidak mampu lagi menampung usaha –
usaha yang berkembang dengan pesat. Sejalan dengan itu, untuk
memungkinkan cepatnya laju pertumbuhan perusahaaan dalam
memenuhi kebutuhan hajat hidup masyarakat, pemerintah memandang
perlu meninjau kembali status organisasi PN Postel. Oleh karena itu,
dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1965 dan Peraturan
Pemerintah No. 30 tahun 1965, dimana pemerintah memecah PN Postel
menjadi dua perusahaan yaitu PN Pos dan Giro dan PN
Telekomunikasi. Selanjutnya melalui Undang – Undang No. 9 tahun
1969, status Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditetapkan menjadi
Perjan, Perum dan Persero. Atas dasar tersebut maka status PN Pos dan
Giro Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978 diubah
Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1983, maka pemerintah telah
menetapkan tata cara pengawasan dan pembinaan Perjan, Perum dan
Persero.
Untuk menyesuaikan dengan ketentuan baru ini, Peraturan
Pemerintah No. 9 tahun 1978 yang mengatur tentang Perusahaan
Umum Pos dan Giro telah diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 24
tahun 1984. Setelah sebelas tahun menjadi Perum, Pos dan Giro merasa
telah memenuhi syarat untuk dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero). Untuk itu dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan efektivitas usaha penyelengaraan usaha pos dan giro, maka sejak
tanggal 20 Juni 1995 melalui Peraturan pemerintah No. 5 tahun 1995,
Perum Pos dan Giro secara resmi telah berubah bentuknya menjadi PT
Pos Indonesia (Persero). Ada pun tugas pokok dari PT Pos Indonesia
(Persero) adalah membangun, mengembangkan dan mengusahakan
pelayanan pos dan giro dalam arti seluas – luasnya guna mempertinggi
kelancaran hubungan – hubungan masyarakat untuk menunjang
pembangunan nasional. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah No. 24
tahun 1984 secara otomatis tidak berlaku lagi, karena PT Pos Indonesia
(Persero) harus tunduk kepada akta pendirian yang telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Indonesia dengan No.C2-8128 HT 01.01 tahun
1995 pada tanggal 29 Juni 1995 dan diumumkan dalam tambahan berita
kepada kantor Pengadilan Negeri Bandung hari kamis tanggal 13 Juli
1995 dengan NO.861.
Seiring dengan tibanya Jepang yang mengambil alih kekuasaan
Belanda di Indonesia, jawatan PTT Sumatera, jawatan PTT Jawa dan
jawatan PTT Sulawesi. Jawatan PTT Republik Indonesia berdiri secara
resmi pada tangggal 27 September 1945 setelah dilakukan pengambilan
alihan kantor pos PTT di Bandung oleh angkatan muda PTT (AMPTT)
dari pemerintah militer Jepang. Dalam peristiwa ini, gugur sekelompok
pemuda anggota AMPTT sehingga pada tanggal tersebut menjadi
tonggak awal berdirinya PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap
tahunnya sebagai bakti PTT, yang kemudian menjadi hari bakti
pariwisata, pos dan telekomunikasi (PARPOSTEL).
1.1.2 Sejarah Public Relations PT. POS Indoensia (Persero)
Sejarah Public Relations PT.Pos Indonesia pertama kali digagas
oleh seorang tokoh bernama Roekmin Adiwinata, R., Bc. A.P. Beliau
dilahirkan di Subang tanggal 17 Desember 1916. Setelah memperoleh
ijazah AMS bagian B yang setingkat dengan SMA/IPA, pada tanggal 3
Juni 1937, ia mula-mula bekerja pada Laboratorium kimia di Bogor,
hanya selama hampir dua bulan. Setelah itu melamar pekerjaan di
Jawatan PTT. Setelah melalui ujian masuk, ia di terima sebagai calon
pegawai unuk pangkat Adjunct Controleur I, dan di tempatkan di
Setelah empat bulan mengikuti kegiatan berbagai dinnas yang terdapat
di kantor itu dan memperoleh wawasan seperlunya, ia masuk Kursus
Adjunct Controleur 1e Klas di Bandung. Ketika itu itu pelajar Kursus di
gaji sebagai tenaga bulanan.
Waktu masih mengikuti kursus itulah Adiwinata
melangsungkan pernikahannya dengan R. Rohani, putri seorang
pegawai PTT DI Sukabumi pada tanggal 3 Pebruari 1940. Ia mengenal
R.Rohani untuk pertama kali di lapangan bulu tangkis, ketika berlibur
pada kakaknya di Sukabumi. Gadis siswi MULO itu menarik
perhatiannya karena sikapnya yang sederhana dan suka bekerja. Untuk
mengisi waktu luangnya, R. Rohani menjadi pemegang depo benda pos
dan maerai untuk melayani masyarakat. Paling sedikit ia sudah
mempunyai gambaran tentang pos itu apa. Tidak keliru ia
mempersunting R.Rohani sebagai teman hidup yang suka “self help”
dan mempunyai semangat pengorbanan yang tinggi.
Pada tanggal 1 Januari 1942, Adiwinata lulus dan diangkat
menjadi pegawai sementara Adjunct Conroleur I pada Kantor Pos dan
Telegrap Besar Kelas I Bandung. Tidak lama kemudian, pemerintah
Hindia Belanda bertekuk lutut pada balatentara Jepang di Kalijati pada
tanggal 8 Maret 1942.
Pada masa pendudukan Jepang, Adiwinata bekerja di Kantor
“Radio Bedrijf Centrale” (RBC) yang bertempat di lantai dua Kantor
sejak tahun 1940, yang menjadi BDX setelah negeri Belanda diserbu
Jerman. Perhubungan radio antara Jepang dan Jerman (1942-1945)
disalurkan melalui RBC Bandung ini. Pemancarnya ketika itu ada di
Malabarr dan Dayeuhkolot, sedangkan stasiun penerimanya ada di
Rancaekek. Dalam kedudukannya sebagai Kepala RBC Bandung,
Adiwinata mengetahui banyak tentang pertukaran telegram radio
internasional antara tahun 1940-1945 mengenai perangg di Eropa dan di
Pacific. Selama pendudukan Jepang, RBC Bandung merupakan tempat
penerusan berita radio dari pihak Jepang kepada sekutunya, Jerman.Di
RBC itu, Adiwinata telah ditunjuk oleh Jepang sebagai kepala dari para
pegawai yang berbangsa Indonesia.
Setelah Kantor Pusat PTT pada tanggal 27 September 1945
direbut oleh angkatan muda PTT, ia menerima tugas pimpinan RBC
Bandung dari tangan Jepang. Sesudah itu ia terpilih oleh para pegawai
bangsa Indonesia sebagai kepala RBC. Ia turut ambil bagian dalam
pengiriman telegram selundupan (xq) ke Bukittinggi, Tanjung pandan ,
Pontianak dan kantor lainnya, bahwa kantor pusat PTT telah diambil
alih oleh Bangsa Indonesia. Dalam nota yang dikirimkannya ke
Bukittinggi, diuraikannya kisah perebutan Pusat PTT dari tangan
Jepang, yang di terima dengan baik di Bukittinggi. Perhubungan dengan
Tanjupandan terpelihara dengan baik, sampai NICA menguasai Kantor
Pos dan Telegrap Tanjungpandan dan menghentikan perhubungan.
bahwa banyak pegawai PTT telah diambil oleh Jepang. Operator
Telegrap nya tinggal satu orang .
Pada awal kemerdekaan itu, Adiwinata berhasil menyusun kode
Telegram atas perintah Kepala PTT, Mas Soeharto, untuk memenuhi
permintaan PM Syahrir, karena Pemerintah RI ketika itu belum
mepuunyai kode untuk telegram.
Sebelum Bandung menjadi lautan api pada tanggal 24 Maret
1946, ia membagikan beberapa pesawat pemancar kecil ke berbagai
daerah beserta operatornya. Perhubungan radio lalu dipindah ke stasiun
Malabar dan Dayeuhkolot, tempat alat-alat telegrap dipindahkan dari
Bandung, sebelum kota itu di bumihanguskan. Dari ketinggian menara
antena Dayeuhkolot, ia dapat menyaksikan kobaran api yang membakar
kota Bandung. Karena batas 10 km dari Bandung berakhir di jembatan
Citarum, sedang di seberangnya berada Dayeuhkolot, terpaksa komplek
Dayeuhkolot di tinggalkan lagi, dan dipindah ke stasiu radio Malabar,
sampai bula Juni.
Ketika itu Adiwinata jatuh sakit dan dirawat di Banjaran.
Setelah menerima berita bahwa suaminya menderita sakit, Ny.
Adiwinata yang sebelumnya mengungsi dengan anaknya ke Sukabumi,
menyusul suaminya. Setelah adiwinata sembuh dari penyakit perutnya
dan kuat kembali, ia bersama istri bermaksud melanjukan
pengungsiannya ke Priangan Timur, sedangkan anaknya tetap tinggal di
Setibanya di tasikmalaya, ia meneruskan hijrahnya ke Jawa
Tengah, langsung ke Solo, tempat sebuah RBC baru berhasil didirikan
dalam rangka pemencaran stasiun radio. Pimpinan PTT ketika masa itu
telah memperhitungkan segala kemungkinan yang bisa terjadi pada
masa yang akan datang. Kalau sebuah pemancar dihancurkan oleh
pihak musuh, maka stasiun pemancar pengganti sudah siap di tempat
lain, untuk menjaga supaya tidak ada kesenjangan hubungan radio.
Melalu RBC di Solo inilah Adiwinata berhasil menghubungi
radio India (Bombay), setelah tiga hari putar “sound-slip” dan
memanggil pemancar India, VWX-2. Terjalinlah hubungan
internasional antara Indonesia dan India, untuk melanjutkan perjuangan
kemerdekaan Indonesia di PBB. Ketika itu ia ditempatkan di bagian
Teknik Radio (Terad) dibawah Soedirdjo, dan menangani Perhubungan
Radio di Brebes
Di kota Bengawan ini ia memperoleh tempat berteduh di
Sangkrah. Seelah merasa mapan, ia bersama istrinya berangkat ke
Sukabumi menjemput ank-anaknya melalui Jakara dan pulang kembali
melalui Yogyakarta ke Solo.
Pada Akhir kariernya di Solo, Adiwinata ditunjuk sebagai
Kepala Bagian Eksploatasi Telegrap. Sesudah terjadi pemberontakan
PKI ia berangkat ke Yogyakarta. Setelah lapor Kepala PTT, Mas
Sebelum pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh
Belanda, ia mendaftarkan di Kantor Pusat PTT di Bandung dan
dipekerjakan di bagian “Verkeerstelegrafie C” (Perhubungan telegrap).
Sejak1 Juli 1951, Adiwinata diangkat menjadi Kepala Biro
Pengawas Daerah Pos dan Telegrap VI Medan. Ketika iti ia harus
berangkat sendiri, tidak bersama istrinya. Istrinya kemudian
menyusulnya bersama anak-anaknya dengan naik kapal, karenaistri
tidak boleh dijemput. Untung Ny. Adiwinata yang selalu berusaha
menolong dirinya sendiri dan tidak suka menyusahkan orang lain dapat
memahami situasi waktu itu.
Medan termasuk pos yang ringan bagi Adiwinata. Kehidupan
pegawai berat. Untuk menambah pendapatan, istrinya yang membuat
bakat teknis, membuat “bakoven” untuk membuat roti atau kueh. Ia
bahkan menerima jahitan, karena mempunyai ijazah “coupeuse: (ahli
potong pakaian wanita). Kepandaiannya diamalkan pula untuk
meningkatkan kemampuan para istri pegawai PTT dengan memberi
pelajaran menjahit dengan sekaligus mengajarkan tulis-menulis kepada
istri-istri pengantar pos yang pada waktu tu masih banyak yang buta
huruf. Ia bahkan sudah dapat mengendarai kendaraan bermotor sendiri,
supaya dimana perlu ia dapat bergerak dengan cepat tanpa sopir, kalau
suaminya sedang keluar kota, mengadakan inspeksi. Keika itu ia dipilih
Cukup lama Adiwinata memimpin daerah Pos dan Telegrap VI.
Dalam jangka waktu hampir 8 tahun, ia mengalami beberapa
pergolakan. Pemberontakan Daud Beureuh di Aceh pada tahun 1953
dan PRRI di Medan dengan Simbolonnya.
Ketika aceh bergolak, PTT idak mengalami kesulitan. Pos
berjalan terus. Pengiriman wesel pos ke Jawa berlangsung terus.
Banyak anak Aceh yang belajar di Jawa. Kepala Daerah Pos dan
Telekomunikasi tetap menjalankan inspeksinya di daerah Aceh sambil
mengawasi pembangunan Kantor Pos yang sedang berjalan. Adiwinata
cukup politis dan taktis dalam hal ini. Pelaksanaan pembangunan itu
dikerjakan oleh pemborong Aceh.
Keika terjadi pergolak PRRI, Adiwinata tidak diperbolehkan
menerima instruksi dan Kantor Pusat PTT Bandung. Begitu pula tidak
diperbolehkan melakukan pengiriman weselpos. Setelah yang berkuasa
diberi penerangan, bahwa dalam pengiriman uang weselpos, uangnya
tidak dikirimkan bersama dengan surat weselposnya, tetapi, tetap di
Kantor Pos pengirim, pengiriman weselpos boleh dilangsungkan terus.
Sejak 9 April 1953 ia dipindahkan sebagai Kepala Daerah Pos
dan Telekomunikasi III di Surabaya, menggantikan D. Hage. Selama 7
tahun ia mengawasi daerah inspeksi Pos dan Telegrap di Jawa Timur.
Pada tanggal 24 April 1986 di Tretes dilangsungkan Rapat Kerja para
Kepala Daerah Telekomunikasi di seluruh Indonesia, sampai tanggal 27
Wanita Postel yang kemudiian membentuk organisasi wanita Periska
Postel (Persatuan Istri Karyawan dan Karyawati Pos dan
Telekomunikasi).
Ketika G 30 S/PKI meletus, Adiwinata menghadapi tugas yang
berat sekali. sebagai anggota Team Screening, ia bisa dibunuh kalau
memasuki daerah tertentu. Ketika itu bjumlah pegawai yang masuk SB
Postel di Jawa Timur cukup banyak. Mereka yang masuk anggota
Pengurus SB Postel di kantor Pos harus di “screen”oleh “Team
screening”.Pada suau kita Adiwinata harus melakukan “Screening”
terhadap seorang anggota Pengurus SB Postel di Kantor Pos Blitar.
Pegawai itu justru dilarang oleh Muspida setempat untuk meninggalkan
kota, dan harus mengarahkan serah terima di kantor, Adiwinata
memanggil pegawai Pos itu justru dikualifikasikan sebagai simpatisan
SB Postel.
Untuk menghilangkan dugaan yang tidak tepat itu, Adiwinata
bersama anggota “Team Screening” Surabaya pergi ke Blitar, untuk
melakukan “screening”terhadap pegawai itu. Namun setibanya di
Blitar, ia justru dihadapkan ke “meja hijau” Muspida setempa, yang
langsung melakukan interogasi terhadap dirinya. Seteah Muspida
menerima keterangan dan penjelasan seperlunya bahwa “Team
Screening” di Surabaya dibentuk atas Instruksi Pusat, barulah Muspida
Daerah Pos dan Telegrap III di Surabaya bertindak lebih cepat dan tepa
daripada Muspida seempat.
Pada tahun itu pula Adiwinata dipindah ke Kantor Pos Pusat PN
Pos dan Giro di Bandung, dan diangkat menjadi Direktur Administrisai
Pos, dalam Direksi PN Pos dan Giro yang dipimpin oleh Oesadi, SH
sejak 15 nopember 1965. Sebagai Direktur Administrasi Pos ia
membawahi bagian Tata Usaha dan Administrasi Kepegawaian serta
Bagian Keuangan. Karena ia merasa masih kurang menguasai
bidangnya yang baru, dengan tekun ia mendalami tugas pekerjaannya
sampai jauh malam, tak lain untuk menyukseskan anggaran belanja PN
Pos dan Giro yang harus diajukan ke Departemen Perhubungan melalui
Direktorat Jenderal Pos danTelekomunikasi. Usahanya ini tidak sia-sia,
dan justru akan membantu memudahkan tugas pekerjaan pada
jabatannya di Direktrat Jenderal Pos dan Telekomunikasi kemudian.
Tidak lama ia menduduki jabatan Direktur Administrasi Pos.
Sejak 1 april 1966 ia diserahi jabatan Pembantu Utama Deputy
Mentri/Kepala Deparemen Postel Urusan Administrasi logistik. Jabatan
itu dalam perubahan kontelasi politik, menjadi Sekeraris Direktorat
Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Tugasnya ketika itu tidak mudah
dalam pemberesan administrasi keuangan Jawatan PTT tahun
1962/1963 yang pada tahun 1963 menjadi PN Postel, yang dipecah
dengan Soemantri, Kepala bagian Departemen Organ, ia berhasil
membuat :
a. Neraca PTT tahun 1962/1963
b. Neraca akhir PTT tahun 1963
c. Neraca awal PN Postel tahun 1963
d. Neraca akhir PN Postel tahun 1963
e. Neraca awal PN dan Giro tahun 1965, lengkap dengan
“herinventaris”nya yang disusun bersam dengan Ir. Marsoedi dan
Akuntan Negara yang telah memberi persetujuannya dengan nilai
“memadai”.
Ketika jabatan Kepala Pendidikan Pos dan Telekomunikasi tidak
terisi pada tahun 1967. Adiwinata ditunjuk menjadi Ketua Presidium
Pendidikan Pos dan Telekomunikasi.
Menjelang akhir kariernya, Adiwinata diangkat menjadi
Direktur Utama PN Pos dan Giro. Mula-mula sebagai Pejabat Direktur
Utama PN Pos dan Giro sejak 11 April 1986, dan sejak 1 Juli 1986 ia
diangkat secara definitif sebagai Direktur Utama PN Pos da Giro.
Instruksi yang diterimanya dari Direktur Jenderal Soehardjono ialah
supaya pengiriman surat pos lebih cepat da lebih aman. Disamping itu
PN Pos dan Giro supaya berdikari, berdiri diatas kaki sendiri, tanpa
membuat subsidi dari pemerintah.
Sudah beberapa tahun PN Pos dan Giro mengalami defisit.
melakukan “cost accounting” yang tepat. Tantangan inilah yang harus
dihadapinya sebagai Direktur Utama. Ia harus dapat meningkatkan
pendapatan perusahaan, supaya pengeluaran dapat ditutup dari
penerimaan. Ia harus menjalankan “management by obyektif” dengan
melakukan “target approach”.
Ia melihat bahwa monopli pos tidak boleh diandalkan dengan
perhitungan bahwa publik akan datang sendiri ke Kantor Pos dan Giro.
Kenyataan menunjukan bahwa PN Pos dan Giro menghadapi persaingan
pemakai jasa pos. Berhubung dengan itu ia mulai menggiatkan “public
relation service”atau dinas hubungan masyarakat dalam tahun
pengangkatannya itu pula. Secara Organisatoris, urusan Humas Pos
dibawah dibawah Direktur Tata Usaha dan Kepegawaian Pos. Namun,
secara taktis di tempatkan dibawah Direktur Utama PN Pos dan Giro.
Dinas Humaspos harus melakukan pendekatan ke dalam dan ke
luar. Ke dalam, dinas ini menerbitkan majalah perusahaan yang
mula-mula dinamakan Warta Bulanan Resmi. Ketika itu sedang di
kembangkan singkatan untuk memperpendek istilah yang panjang. Warta
Bulanan resmi PN Pos dan Giro itu diberi singkatan “Warboel”. Mereka
yang mengerti bahasa Belanda, sudah tentu tidak seuju dengan singkatan
itu, karena “warboel” dalam bahasa Belanda berarti sesuatu yang porak
poranda atau brengsek tidak karuan. Singkatan itu lalu diganti dengan
Dalam majalah bulanan itu dimuat tulisan yang bersifat
membangun manusia Pos dan Giro dalam hubungannya dengan
pelayanannya kepada masyarakat pemakai jasa Pos dan Giro. Sikap yang
perlu dimiliki pegawai Pos dan Giro dalam hubungannya satu sama lain
di kantor untuk penyelesaian pekerjaan dinas diketengahkan, karena
sikap yang tepat menentukan keberhasilan perusahaan.
Yang perlu dicatat ialah bahwa dalam majalah itu dilancarkan
sayembara menulis karangan dengan tema peningkatan dinas ini dan
dinas itu. Disini Adiwinata mendorong para pegawai untuk memecahkan
masalah. Ia mengajak pegawai melakukan penelitian secara muurah,
karena hadiahnya hanya sampai Rp. 25.000,00 ( Dua puluh lima ribu
rupiah) bagi pemenang tertinggi. Secara ini ia mendidik pegawai supaya
mempunyai sikap keterlibatan dalam masalah yang dihadapi perusahaan,
yang terasa menjadi miliknya dan perlu dikembangkan kemajuannya baik
kualitatif maupun kuantitatif. Begitu besar perhatiannya kepada faktor
manusia ini, sampai ia menerbitkan buku saku yang di beri judul : “Tiga
Pesan” untuk para pegawai, bahkan untuk siapapun yang merasa
berkepentingan, sebelum ia meninggalkan perusahaan.
Ke luar, dinas Humaspos melakukan pendekatan kepada
masyarakat pemakai jasa agar suka Pos dan Giro, dengan melancrakan
promosi lewat siaran TVRI, RRI, Iklan, Kalender, Pameran, Khususnya
mengenai filateli, menerbitkan majalah “Sahabat Pena”, menyokong
sekolah-sekolah. PN Pos dan Giro makin dikenal dan disukai masyarakat yang
masih perlu diberi penerangan, sehingga jasanya makin dipakai di
masyarakat yang lebih luas.
Daya upaya Direktur Utama, Adiwinata, mencapai sasaran yang
dituju. Pada tahun 1968 PN Pos dan Giro tidak mengalami defisit lagi,
berkat pelayanan pos kilat dan pos kilat khusus, yang makin dipakai oleh
para pengirim. Dengan rasa lega Direksi PN. Pos dan giro dapat
membayar lunas kenaikan gaji pegawai 50% yang tertunda sampai bulan
Nopember 1968. Begitu pula hutang kepada administrasi luar negeri
sebelumnya, (untuk keperluan pengangkutan pos dalam hubungan
internasional), dapat di bayar lunas.
Ia merasa puas bahwa keuangan PN Pos dan Giro dapat di
sehatkan kembali dengan menempuh pendekatan yang terpadu kepada
semua anggota Direksi dan eselon yang ada di bawahnya masing-masing.
Ia berpesan kepada generasi penerus di lingkungan PN Pos dan Giro,
supaya memiliki kebanggaan atas perusahaannya. Kebanggan itu akan
menimbulkan kecintaan yang akan menjaga dan memelihara disiplin
kerja, sebagai tradisi yang tinggi untuk menjaga nama baik PN Pos dan
Giro.
Sebagai pejabat teras, Adiwinata pernah bertugas belajar di
Australia pada tahun 1954. Dari tanggal 16 Mei 1969 sampai 7 Juni
1969, ia menghadiri Seminar Manajemen Dinas Pos di Denmark. Ia pun
dari tanggal 9 Nopember 1969 sampai 22 Nopember 1969. Ia pernah
menjadi Pengganti sementara Direktorat Jenderal Postel, ketika Dirjen
Postel ke luar negeri.
1.2 Visi Misi dan Motto PT. POS Indonesia (Persero)
1.2.1 Visi
Visi yaitu suatu pandangan jauh tentang perusahaan atau bisa disebut
dengan impiankedepan dari perusahaan tersebut. Berikut adalah visi dari PT.
POS Indonesia (Persero) :
Menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan menyediakan layanan
surat pos, paket, dan logistic yang handal serta jasa keuangan yang
terpercaya.
1.2.2 Misi
Misi yaitu pernyataan tentang apa yang harus dilakukan oleh lembaga
atau perusahaan dalam usahanya mewujudkan visi. Berikut adalah misi dari
perusahaan PT. POS Indonesia (Persero) :
Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang
selalu tepat waktu dan nilai terbaik.
Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja yang
Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha
yang menguntungkan dan terus bertumbuh.
Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat.
Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada
seluruh pemangku kepentingan.
1.2.3 Moto
Moto yaitu kalimat, frasa, atau semboyan yang menggambarkan
motivasi, semangat dan tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan. Berikut
adalah motto dari PT. POS Indonesia (Persero) :
Tepat Waktu Setiap Waktu (On Time Every Time)
1.3 Logo dan Arti Logo PT. POS Indonesia (Persero)
PT. POS Indonesia (Persero) memiliki logo perusahaan sebagaimana
perusahaan lainnya, fungsi logo yaitu sebagai identitas perusahaan tersebut.
Gambar 1.1
Logo Lama PT.Pos Indonesia
Sumber: Arsip PT. POS Indonesia (Persero), 2013
Perum Pos dan Giro, logo lama perusahaan ini terdiri dari unsur
padi-kapas yang bersambung dengan banner diatas dengan tulisan RI, banner
dibawah dengan tulisan POS & GIRO, mengelilingi unsur segi-lima yang
mengurung bola dunia dan burung. Diantara segilima dan padi kapas terdapat
arsiran horisontal. Ide utama pada logo ini adalah burung, sebagai simbol atau
tanda yang mewakili merpati pos, konsep pengantaran surat jaman dahulu.
Bola dunia, sebagai simbol dari perputaran dunia dan kekekalan (Cooper J.C.
Traditional Symbols, Thames & Hudson, London 1998, hal. 74)
merepresentasikan hal hubungan antar negara, internasional, global.
Unsur padi kapas, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, adalah
mewakili simbol keadilan sosial dari Pancasila, untuk kelompok tertentu padi
melambangkan pangan dan kapas melambangkan sandang. Banner yang
bertuliskan RI di atas segilima dan merupakan ujung dari unsur padi-kapas
Makna yang tertangkap secara semantik dari membaca tanda-tanda ini
adalah pekerjaan profesionalitas pos yang dilambangkan dengan burung dan
bola dunia terkurung oleh segi-lima dan masih dikelilingi oleh padi kapas
yang ujung atasnya ada banner bertuliskan RI, yang memberikan kesan
bersifat Nasional. Bisnis Pos adalah bisnis yang berlingkup Internasional,
menghubungkan antar negara di dunia, sehingga kesan yang timbuldari logo
lama PT. Pos ini adalah profesionalitas Pos yang bersifat internasional
dilambangkan dengan burung merpati dan bola dunia,masih terkurung oleh
hal-hal yang bersifat Nasional, burung tidak dapat lepas dan bebas.
Gambar 1.2
Logo Baru PT. Pos Indonesia
Sumber: Arsip PT. POS Indonesia (Persero), 2013
Pada logo PT. Pos baru, burung Merpati melambangkan pos yang siap
terbang mengelilingi dunia telah bebas tak terkurung oleh segi-lima dan
bergaris garis horisontal dan proporsi burung yang lebih memanjang dan
mengecil di ujung, usaha untuk memvisualisasikan kecepatan serta burung
merpati merupakan pengantar surat pada zaman kuda melambangkan bahwa
pos adalah pengantar pesan. Ukuran burung lebih besar dibandingkan
dengan bola dunia, dapat terbaca bahwa burung dapat menguasaidunia.Bola
dunia juga melambangkan bahwa PT Pos Indonesia melayani hingga ke
seluruh dunia. Warna orange digunakan untuk menandakan, sesuatu yang
penting, selain itu warna orange melambangkan melambangkan bahwa
kantor pos melayani hingga ke pelosok negeri, bahkan dalam keadaan gelap.
Sehingga warna orange dapat terlihat jelas, dan mudah di kenali.
Tulisan dengan tipografi bold : POS INDONESIA, adalah nama
perusahaan dengan identitas negara, berada di bawah gambar burung dan
bola dunia, disini terbaca bahwa yang utama adalah profesionalitas dibidang
usaha, dengan slogan Untuk anda kami ada . untuk menambah kesan
mengutamakan pelayanan.
1.4 Struktur Organisasi PT. POS Indonesia (Persero)
Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja formal dalam suatu
organiasasi dimana terbentuknya divisi-divisi untuk memudahkan
pembagian pekerjaan. Oleh karena itu PT. POS Indonesia (Persero) pun
memiliki struktur organisasi dan struktur organisasinya bisa dilihat di
1.5Job Description
Berikut ini adalah
PT. Pos Indonesia (Persero):
1.5.1 Manajer
1. Merencanakan,
kegiatan internal publik relations meliputi
interaktif
perusahaan.
2. Mengorganisir dan melaksanakan kegiatan penting di perusahaan
dan membuat
Struktur Organisasi Public Relations PT.
Sumber: Arsip PT. Pos Indonesia (Persero)
Div. Internal
adalah Job Description dari struktur organisasi Public Relations
PT. Pos Indonesia (Persero):
Manajer Public Relations
Merencanakan, mengorganisir, dan melaksanakan program dan
kegiatan internal publik relations meliputi berbagai
interaktif sebagai media untuk komunikasi di lingkungan internal
perusahaan.
Mengorganisir dan melaksanakan kegiatan penting di perusahaan
dan membuat panduan umum untuk penyelenggaraan kegiatan Gambar 1.5
Organisasi Public Relations PT. Pos Indonesia
Sumber: Arsip PT. Pos Indonesia (Persero), 2013
Manajer PR
melaksanakan program dan
berbagai kegiatan
komunikasi di lingkungan internal
Mengorganisir dan melaksanakan kegiatan penting di perusahaan
panduan umum untuk penyelenggaraan kegiatan Pos Indonesia
yang dilakukan oleh unit lain serta mengelola kegiatan
dokumentasinya.
3. Mengembangkan metode komunikasi internal yang efektif
sehingga terciptanya image yang positif dan mampu memotivasi
kalangan internal terhadap kebijakan manajemen maupun berbagai
permasalahan perusahaan.
4. Mengembangkan panduan komunikasi internal yang dilakukan
oleh unit lain sehingga kegiatan unit Public Relations dilakukan
secara efektif dan efisien.
5. Menyusun kegiatan fungsi Public Relations berdasarkan data
kalender kegiatan bagian.
6. Merencanakan, mengendalikan, dan mengembangkan identitas
perusahaan serta nilai-nilai budaya perusahaan.
7. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran yang berkaitan dengan
aktivitas Devisi Komunikasi Korporat.
8. Mengelola sumber daya bagian secara efektif dan efisien.
1.5.2 Divisi Internal
1. Merencanakan, mengorganisir, dan melaksanakan program dan
kegiatan internal publik relations di perusahaan.
2. Mengorganisir kegiatan event-event penting di perusahaan dan
membuat panduan umum untuk penyelenggaraan serta mengelola
3. Mengembangkan metode komunikasi internal yang efektif
sehingga terciptanya image yang positif dan mampu memotivasi
kalangan internal terhadap kebijakan manajemen maupun berbagai
permasalahan perusahaan.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi dampak kebijakan manajemen
kepada image pegawai terhadap perusahaan serta memberikan
rekomendasi agar kebijakan manajemen mampu secara efektif
meningkatkan dukungan dari lingkungan internal perusahaan.
5. Menyusun kegiatan korporat berdasarkan data kalender kegiatan
bagian.
6. Mengorganisir dan mengkoordinasikan dengan bagian terkait
untuk penerbitan dan sirkulasi kalender, agenda perusahaan, dan
kartu ucapan perusahaan tepat waktu.
1.5.3 Divisi Dukungan Keuangan dan Pengadaan
1. Membuat Nota Pusat Permintaan HPS Pengadaan Pembuatan
Barang-barang Souvenir ke Petugas Pelaksana Pembuat HPS di
Divisi Komunikasi Korporat.
2. Membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Surat Permintaan
Penawaran Harga Pengadaan Pembuatan Barang-barang Souvenir.
3. Melaksanakan Seleksi dan Evaluasi Penawaran Harga, Membuat
Surat Undangan Negosiasi dan Berita Acara Rapat Klarifikasi dan
4. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK) dan Surat
Perjanjian/Kontrak.
5. Membuat Surat Penunjukan Penetapan Perusahaan Pelaksana
Pekerjaan.
6. Membuat Surat Pemberitahuan Pengenaan Denda Keterlambatan
Penyerahan Souvenir Yang Dipesan kepada Pihak
Rekanan/Vendor.
7. Menyusun dan Mengarsipkan Naskah-naskah Pekerjaan.
8. Membantu Proses Pekerjaan Petugas Pembuat SPB Bagian Purel.
9. Melakukan Tugas-tugas Lain Yang Diperintahkan oleh FP SDM &
Kug dan Manajer.
1.5.4 Divisi Dukungan Pers
Fungsi dari divisi Dukungan Pers yaitu mendukung aktivitas
Public Relations dalam mempublikasikan perusahaan kepada pihak
eksternal (stakeholder eksternal) melalui sarana media masa yang efektif
dalam upaya membangun citra positif PT. Pos Indonesia (Persero).
Tugas-tugas dari divisi ini diantaranya:
1. Menjalin keselarasan hubungan dengan wartawan untuk
mempertahankan citra positif perusahaan.
2. Melakukan akses dengan wartawan & media dalam hal pemuatan
maupun koreksi berita di media massa dalam kondisi mendesak
3. Koordinator liputan, redaktur bulettin internal INFO pos.
Menyelesaikan tugas yang diserahkan oleh atasan.
1.5.5 Divisi Dukungan Eksternal
Mendukung aktivitas Public Relations dalam mempublikasikan
perusahaan kepada pihak eksternal melalui sarana media dalam upaya
membangun citra positif PT. Pos Indonesia (Persero).
1. Mendukung aktivitas Public Relations dibidang penyiapan materi
advertorial & iklan.
2. Menyusun draft News Release untuk kebutuhan berita setiap event
korporat.
3. Mendukung penyiapan materi iklan/display korporat maupun
produk, melalui koordinasi dengan lintas fungsi terkait.
4. Mengerjakan surat menyurat atas proposal yang disetujui,
melakukan pemantauan laporan kegiatan, menghimpun bukti
sponsor, kuitansi, selanjutnya melaporkan ke bagian keuangan
Public Relations untuk dipertanggungkan sebagai biaya
perusahaan.
5. Menghadiri rapat dalam lingkup kerja komunikasi eksternal.
6. Melakukan pendampingan dalam lingkup kerja komunikasi
eksternal (konferensi pers, wawancara Direksi & nara sumber lain).
8. Membantu melakukan analisis media massa secara periodik
(bulanan).
9. Melaksanakan tugas lain dari atasan langsung dan Manajer Public
Relations.
1.6 Parasana dan Sarana Praktek Kerja Lapangan
Letak kantor Public Relations PT. Pos Indonesia berada di Jalan Anggrek
No. 59 Bandung. Kantor yang berada cukup jauh dari kantor Pos pusat ini hanya
digunakan oleh staff dan bagian Public Relations.
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Kantor Public Relations PT.
Pos Indonesia (Persero) ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Daftar Prasarana Kantor Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)
NO. PRASARANA JUMLAH
1 Ruang Tamu 1
2 Ruang Manajer Public Relatios 1
3 Ruang Divisi Internal 1
4 Ruang DivisiEksternal 1
5 Ruang Divisi Keuangan dan SDM 1
7 Ruang Editor 1
8 Ruang Rapat 1
9 Ruang Karyawan 5
10 Kamar Mandi/WC 3
11 Mushola 1
12 Dapur 1
13 Kamar Petugas Keamanan 1
14 Gudang 2
Tabel 1.2
Daftar Sarana Kantor Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)
NO SARANA JUMLAH
1 Komputer 10
2 Televisi 2
3 AC 5
4 Saluran Indovision 1
5 Printer 10
6 Telepon Umum 2
7 Telepon Saluran Internal 6
8 Saluran PPM (Khusus Internal) 1
9 Saluran Internal speedy 1
10 Mesin Fax 3
11 Mesin Penjilid 1
12 Mesin Photocopy 1
13 Kamera DSLR 5
14 Handicam Profesional 2
15 Tripod 5
16 X-Banner 5
17 Papan Pengumuman 5
18 Lemari File 10
19 Meja dan kursi kerja karyawan 15
20 Lemari Pendingin 1
21 Kompor Gas 1
1.7Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan
1.7.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Bagian Public
Relations PT. Pos Indonesia (Persero) Pusat Bandung yang
bertempat di JalanAnggrek No. 59 Bandung. Kantor Public
Relations PT. Pos ini berjarak cukup jauh dari kantor Pos Pusat yang
1.7.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan
Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan
kurang lebih selama 1 bulan. yang terhitung sejak tanggal 15 Juli
2013 sampai dengan 16 Agustus 2013 di Bagian Public Relations
PT. Pos Indonesia. Adapun waktu kerja yang dilakukanya itu dari
pukul 09.00 – 16.00 WIB (ketika bulan Ramadhan) danpukul
08.00-16.00 WIB terhitung dari hari Senin sampai dengan hari Jumat (hari
35 2.1 Aktivitas Peraktek Kerja Lapangan
Penulis melaksanakan Prakek Kerja Lapangan (PKL) di bagian Public
Relations PT. POS Indonesia (Persero) Bandung terhitung dari tanggal 15 Juli
2013 hingga 16 Agustus 2013. Dibawah ini adalah aktivitas kerja praktek yang
dilakukan penulis selama PKL di PT. Pos Indonesia wilayah Bandung yang
beralamat di Jln Anggrek No.59 Bandung – Jawa Barat.
Hari kerja penulis pada saat melakukan PKL yaitu pada hari Senin sampai
dengan Jumat terhitung pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00.WIB. Untuk
lebih rinci kegiatan penulis selama melakukan PKL dapat dilihat pada table
berikut ini :
Tabel 2.1 Aktivitas Selama PKL
No Hari/Tanggal Kegiatan
1 Senin
17/07/13 Stempel Amplop Perusahaan dan Menginput
SuratMasuk
4 Kamis
18/07/13
Kliping
5 Jumat
19/07/13 Analisa Profosal Masuk dengan Menggunakan Analisis SWOT
Buka Bersama PT. POS
6 Senin 22/07/13
Membuat Final Report
Kegiatan Tausiyah dan Buka Bersama di Malang
7 Selasa
23/07/13 Menganalisis Adventorial diMetro TV Liputan
8 Rabu
30/07/13 Membuat Laporan PKL
13 Rabu
02/0813 Membuat Laporan PKL
16 Senin
12/08/13
Distribusi Surat Undangan
Halal Bi Halal
2.2 Deskripsi Kegiatan di PT. POS Indonesia
Dibawah ini deskripsi secara rinci selama 30 hari penulis melakukan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. POS Indonesia Bandung bagian Public
Relations :
1. Pengarahan Kerja PR dan Pengenalan Kerja Karyawan
Pengarahan kerja PR dan pengenalan kerja karyawan yaitu
dimana penulis diperkenalkan beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh
seorang PR dan memeperkenalkan karyawan-karyawan yang ada di
PT. POS Bandung bagian PR oleh pihak PT. POS yaitu Ibu Try
sebagai pembimbing praktek kerja karyawan. Perkenalan ini sangat
berguna bagi penulis sebagai awal penulis mengetahui beberapa
pekerjaan seorang PR.
2. Menginput Surat Keluar dan Oposisi
Menginput surat keluar dan oposisi yaitu salah satu tugas bagi
seorang public relations di PT. POS Indonesia (Persero). Tugas ini
yaitu penulis menginput surat-surat yang keluar dari perusahaan PT.
POS Indonesia (Persero) seperti surat yang dipergunakan untuk
kepentingan pekerjaan, tugas dari kantor ataupun kegiatan dinas.
3. Stempel Amlop Perusahaan dan Menginput Surat Masuk
Stempel amplop perusahaan yaitu dimana penulis melakukan
stempel cap surat perusahaan, kegunaan menstempel amplop ini yaitu
sebagai ciri bahwa amplop yang disebarkan adalah resmi dari pihak
4. Membuat Kliping
Membuat kliping yaitu dimana penulis mengumpulkan
informasi maupun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh pihak
PT. POS Indonesia (Persero) dan dibuat kliping agar terlihat menarik
dan bisa dibuat sebagai arsip pihak perusahaan.
5. Analisa Profosal Masuk dengan Menggunakan Analisis SWOT
Analisa profosal masuk dengan menggunakan analisis SWOT
yaitu dimana penulis melakukan sortir profosal permintaan sponsor
kepada PT. POS Indonesia (Persero) dengan menggunakan analisis
SWOT. Penulis menggunakan analisis SWOT yaitu untuk mengsortir
profosal mana yang layak dan tidak nya pihak PT. POS Indonesia
(Persero) berpartisipasi dengan kegiatan yang ada dalam profosal.
6. Membuat Final Report Kegiatan Tausiah
Membuat final report yaitu dimana penulis membuat data
akhir darikegiatan tausiyah dan buka bersama di Kota Malang. Tugas
ini yaitu untuk mereport kegiatan yang sudah dilakukan oleh pihak PR
PT. POS Indonesia (Persero) yang dilakukan di Kota Malang.
7. Menganalisis Liputan Adventorial di Metro TV
Menganalisis liputan adventorial yaitu dimana penulis
menganalisis berita di media massa televesi yaitu di channel Metro
TV. Analisis ini yaitu acara di stasiun televisi yang sedang membahas
tentang PT. POS Indonesia (Persero) dan penulis di tugas kan untuk
tersebut bersifat negatif atau positif bagi perusahaan BUMN PT. POS
Indoneisa (Persero) ini.
8. Sortir Iklan PT. POS Indonesia (Persero) di Media Massa Koran
Penulis mengsortir iklan PT. POS Indonesia (Persero) di
beberapa media massa koran untuk mengetahui apakah iklan yang di
pasang oleh PT. POS Indonesia (Persero) di iklan kan oleh pihak
media massa koran atau tidak. Setelah penulis melaksanakan tugas ini
penulis menyimpulkan semua iklan yang di pasang oleh PT. POS
Indonesia (Persero) di media massa koran dipasang oleh pihak media
massa seperti kontrak yang sudah disetujui sebelumnya.
9. Packing Kartu Lebaran
Penulis melakukan packing kartu lebaran. Kartu lebaran ini
yaitu berisi kartu ucapan hari lebaran untuk para karyawan PT. POS
Indoneisa (Persero) di wilayah Kota Bandung.
10.Distribusi Surat Undangan Halal Bi Halal
Penulis mendistribusikan surat undangan halal bi halal kepada
beberapa kantor PT. POS Indonesia (Persero) di wilayah Kota
Bandung. Tugas ini memberikan pengalaman kepada penulis agar
penulis dapat lebih dekat lagi dengan karyawan PT. POS Indonesia
(Persero) di divisi lain.
11.Persiapan Acara Halal Bi Halal dan Perpisahan Dirut dan Wakil
Dirut PT. POS Indonesia (Persero)
Penulis mempersiapkan acara halal bihalal dan persiapan untuk
akan lengser sebagai direktur dan wakil direktur dirut PT. POS
Indonesia (Persero) yang digantikan oleh Bapak Budi Setiawan.
Penulis mempersiapkan acara ini yaitu seperti survey lapangan yang
akan dijadikan tempat acara dan perlengkapan apa yang sudah dan
belum lengkap untuk acara tersebut.
12.Mengikuti Acara Halal Bi Halal dan Perpisahan Dirut dan Wakit
Dirut PT. POS Indonesia (Persero)
Penulis mengikuti acara halal bi halal dan lengsernya Bapak I
Ketut Mardjana dan Bapak Sukamto Padmosukarso sebagai jabatan
dirut dan wakil di jln. Banda no. 30 Bandung Kode Pos 40115. Acara
ini sangat membuat penulis berkesan dikarenakan acaranya sangat
ramai karena acara perpisahan dari dirut Bapak I Ketut Mardjana yang
diikuti oleh perwakilan dari karyawan PT. POS dari seluruh Indonesia.
Acara ini pula merupakan sebagai pengalaman bagi penulis
dikarenakan penulis dapat bertatap muka langsung dan berjabat tangan
dengan seorang petinggi dari PT. POS Indonesia (Persero) karena
menurut penulis tidak semua orang mendapatkan kesempatan seperti
ini.
13.Distribusi dan Sortir Acara 17 Agustus
Penulis diberikan tugas oleh pembimbing untuk mendistribusi
dan mensortir surat untuk acara 17 Agustus yaitu acara upacara
bendera yang akan dilakukan di kantor PT. POS Indonesia (Persero)
pusat di jln. Cilaki no.73 Bandung dalam rangka memeperingati hari
14.Mengikuti Acara Gladiresik Upacara 17 Agustus
Penulis mengikuti acara gladiresik untuk upacara bendera
dalam memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia. Dan pada hari ini
sekaligus hari terakhir penulis melaksanakan kegiatan praktek kerja
lapangan (PKL) di PT. POS Indonesia (Persero) bagian PR. Dan tidak
lupa juga penulis berterimaskasih kepada para karyawan umumnya
dan Ibu Tri Hadiasih sebagai pembimbing dalam melaksanakan
berbagai tugas yang telah di berikan dan menjadikan sebagai ilmu
baru sekaligus pengalaman bagi penulis untuk nanti terjun di dunia
kerja.
2.3 Analisa Kegiatan Selama PKL
Perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi dalam prosesnya
berjalan seiring seraya pengaruh mempengaruhi.Masyarakat Berkembang karena
pengaruh kemajuan teknologi dan tekologi maju dengan pesat disebabkan oleh
masyarakat yang semakin berkembang. Dalam situasi itu, kegiatan humas
dirasakan semakin penting baik humas pemerintahan maupun humas perusahaan,
tidak saja humas dalam lingkup nasional namun juga internasional, maka dari itu,
PT. Pos Indonesia (Persero) Wilayah Bandung menyadari akan pentingnya
keberadaan Humas sebagai bagian terpenting dalam perusahaan.
Humas menurut Fraser P.Seitel, Senior Vice President dan Director of
Public Affairs The Chse Manhattan Bank adalah :
publiknya dan ikut terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen.PR membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini public. PR secara efektif membantu manajemen memantau berbagai perubahan . (Elvinaro & Soemirat, 2003:13)”.
Dari definisi di atas dijelaskan bahwa pada dasarnya Public Relations atau
Humas menekankan pada fungsi manajemen ini pemahaman bahwa PR
mempunyai fungsi yang tidak mudah, karena seorang PRO (Public Relations
Officers) dituntut untuk dapat membantu menciptakan dan memelihara alur
komunikasi, pengertian, dukungan serta kerjasama dengan publiknya.
Kemudian menurut Jefkins denisi dari public relations adalah:
“Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya” (Jefkins 2003:9).
Upaya yang terencana dan berkesinambungan dalam pengertian diatas
berarti public relations adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan
sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semua ini
berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Kemudian menurut Cutlip,
Center dan Broom dalam bukunya Effective Public Relations (2006:6)
menyatakan bahwa:
“Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut” (2006:6).
Dari pengertian tersebut Cutlip, Center dan Broom mendefinisikan fungsi
public relations memiliki kesamaan dengan fungsi manajemen, yakni menilai
Menurut J.C Scidel, Directur PR, Division of Housing, State New York,
mengemukakan bahwa :
“Public relations adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill (kemauan baik) dan pengertian dari pelanggan , pegawai dan public yang luas, kedalam mengadakan analisis dan perbaikan diri asendiri, sedangkan keluar
memberikan pernyataan pernyataan (Elvirano &
Soemirat,2003:12)”
Seperti pengertian diatas bahwa fungsi public relations atau humas
sangatlah penting bagi sebuah perusahaan maupun organisasi karena PR berperan
penting dalam menciptakan dan meningkatkan kredibilitas maupun eksistensi
sebuah perusahaan. Oleh karena itu PR sangat berperan juga dalam menjalankan,
menumbuhkan dan mengembangkan good image atau citra baik bagi perusahaan
untuk memperoleh opini public dari masyarakat, sehingga apabila opini dari
masyarakat baik atau positif maka citra perusahaan pun akan baik.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan penulis sangatlah
berhubung dengan latar belakang bidang keilmuan penulis yaitu dalam bidang
ilmu komunikasi kehumasan atau public relations. Bisa dilihat dari kegiatan yang
dilakukan oleh penulis dalam melakukan praktek kerja lapangan. Dalam PKL ini
penulis dihadapkan dengan komunikasi interpersonal, komunikasi massa, dan
komunikasi organisasi.
Komunikasi Interpersonal dilakukan oleh penulis yaitu ketika penulis
sharing ataupun bertanya umumnya kepada para karyawan public relations PT.
POS Indonesia (Persero) dan khususnya Ibu Tri Hadiasih sebagai pembimbing
Penulis lalu diajarkan bagaimana cara berdiskusi yang sopan baik dalam
komunikasi antar personal maupun dalam komunikasi organisasi. Diskusi sangat
diperlukan dalam dunia kerja yang nyata karena sangatmustahil seseorang bekerja
sendiri tanpa membutuhkan orang lain.Dalam hal ini diskusi sangat diperlukan
agar komunikasi berjalanefektif.
Selain itu komunikasi antar personal sangat diperlukan ketika penulis
masuk ke dunia kerja yang nyata kelak, karena pada dasarnya sifat dan karakter
manusia itu berbeda, sekalipun mereka itukembar siam tapi kepribadian tiap
individunya pastilah berbeda, olehkarena itu komunikasi antar personal sangatlah
penting.
Adapun definisi komunikasi interpersonal menurut para ahli yaitu seperti
menurut Mulyana, komunikasi interpersonal adalah :
“Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. (Mulyana, 2003:73)
Dan juga menurut Burgon & Huffner (2002), komunikasi interpersonal
yaitu :
“Komunikasi Interpersonal yaitu komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau factual (2002).”
Kesimpulannya komunikasi intrapersonal yaitu proses penukaran
informasi atau komunikasi yang dilakukan oleh dua orang secara langsung
sehingga komunikator dapat melihat dampak maupun reaksi yang diberikan oleh
Komunikasi massa dilakukan oleh penulis yaitu pada saat penulis
diberikan tugas oleh pembimbing untuk membuat kliping dan mensortir iklan PT.
POS Indonesia (Persero) di media massa koran. Dengan tugas tersebut penulis
sangat terbantu dengan ilmu yang di berikan kepada penulis bagaimana cara yang
baik dan benar dalam melaksanakan tugas tersebut.
Definisi Komunikasi massa menurut Mulyana yaitu:
”Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau eletronik (televisi, radio), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, ananonim dan heterogen. (Mulyana, 2003:75)”.
Dan definisi komunikasi massa menurut Gerbner (1967):
“Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societes.
Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat indonesia (rakhmat, seperti yang dikutip Komala, dalam Karnilah, dkk.1999)”.
Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu
menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut
disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam
jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan.
Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan
harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga
Dan komunikasi organisasi yang dilakukan oleh penulis pada saat
melakukan arus pesan vertikal yaitu up ward. Arus pesan up ward yaitu
penyampaian informasi tentang pekerjaan atau tugas yang sudah dilaksanakan
mau tentang hambatan pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan.
Penulis melakukan arus pesan up ward ketika penulis selesai
melaksanakan tugas apa yang diberikan oleh pembimbing mau tugas yang tidak
bisa penulis lakukan dan meminta bantuan kepada pembimbing.
Hasil dari pekerjaan atau tugas selama melaksanakan praktek kerja
lapangan (PKL) penulis merasakan sangat menambah ilmu dan pengalaman
dalam melaksanakan suatu pekerjaan nanti pada saat penulis terjun langsung ke
dunia kerja kelak.
Penulis lalu diajarkan bagaimana cara berdiskusi yang sopan baik dalam
komunikasi antar personal maupun dalam komunikasi organisasi. Diskusi sangat
diperlukan dalam dunia kerja yang nyata karena sangat mustahil seseorang
bekerja sendiri tanpa membutuhkan orang lain. Dalam hal ini diskusi sangat
diperlukan agar komunikasi berjalan efektif. Penulis diajarkan bagaimana caranya
menyanggah, memberikansolusi dan mengeluarkan pendapat baik kepada rekan
kerja.Selain itu komunikasi interpersonal sangat diperlukan ketika penulis masuk
ke dunia kerja yang nyata kelak.karena pada dasarnya sifat dan karakter manusia
itu berbeda, sekalipun mereka itu kembar siam tapi kepribadian tiap individunya
pastilah berbeda, oleh karena itu komunikasi interpersonal sangatlah penting.
Kegiatan PKL yang paling berkesan oleh penulis yaitu ketika penulis di
libatkan secara langsung dalam acara halal bi halal dan pelepasan dirut dan wakil
Indonesia (Persero) karena kedatangan dirut dan wakilnya dalam acara tersebut
dan sekaligus dengan acara pelepasan jabatan beliau, oleh karena itu menurut
penulis ini pengalaman yang sangat berharga karena penulis dapat bertemu
langsung bahkan bersalaman dengan orang nomber satu di PT. POS Indonesia
(Persero) dan tidak semua orang bisa mengikuti atau mendapatkan pengalaman
tersebut.
Bagaimana acara tersebut bisa sukses public relations PT. POS Indonesia
(Persero) sangat mempunyai andil yang sangat besar pihak PR bertanggung
jawab dalam awal proses acara sampai akhir dari mulai susunan acara, tata
panggung dll.
Oleh karena itu penulis sangat banyak belajar bagaimana kita benar-benar
harus bertanggung jawab dalam mengerjakan sesuatu dan bahwa kita harus teliti
dan sabar agar hasil yang didapat memuaskan bagi seluruh pihak.
Definisi komunikasi organisasi menurut Wiryanto adalah :
“Komunikasi Organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok fomal maupun informal dari suatu organisasi.(Wiryanto, 2005)”.
Seperti definisi diatas bahwa komunikasi organisasi bisa disimpulkan
yaitu pesan yang diterima maupun disampaikan oleh anggota organisasi untuk
48 BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PT. POS Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN di
Indonesia yang bergerak di bidangjasa. PT.POS Indonesia (Persero) berdiri pada
tanggal 26 Agustus 1764 oleh Gubernur Jendral G. W. Van Inhoff yang
mendirikan kantor pos pertama di Batavia (Jakarta). Dan Public Relations PT. Pos
Indonesia (Persero) pertama kali digagas oleh seorang tokoh bernama Roekmin
Adiwinata, R., Bc. A.P. Beliau dilahirkan di Subang tanggal 17 Desember 1916.
Oleh karena itu penulis memilih praktek kerja lapangan di PT. POS
Indonesia (Persero) karena penulis menganggap bahwa PT. POS Indonesia
(Persero) sudah sangat berpengalaman dalam bidang humas/PR karena dilihat dari
lamanya public relations yang sudah ada di perusahaan ini.
PKL yang penulis lakukan di PT. Pos Indonesia telah banyak memberikan
pelajaran dan pengalaman kepada penulis bagaimana rasanya menghadapi dan
menjalankan segala aktivitas kerja di sebuah instansi atau organisasi. Penulispun
telah mampu mengaplikasikan segala ilmu kehumasan kedalam aktivitas kerja
humas secara nyata yang selalu erat kaitannya dengan ilmu komunikasi yang
selama ini penulis dapatkan dalam bentuk teori dan praktek di bangku kuliah.
Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan ini, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Humas PT. POS Indonesia (Persero) Bandung yang berdiri dibawah
49
method of communications karena Humasnya belum terbentuk dalam
divisi tersendiri.
2. Kinerja Humas PT. POS Indonesia (Persero) Bandung ini sudah sangat
baik dalam menjalankan tugasnya khususnya dalam memberikan informasi
kepada publik eksternal.
3. Kinerja Humas PT. POS Indonesia (Persero) Bandung sangatlah berperan
penting bagi perusahaan dalam bidang mempromosikan atau
mengiklankan produk atau jasa atau pun informasi bagi masyarakat.
3.2 Saran-saran
3.2.1 Saran Untuk Perusahaaan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam laporan praktek kerja
lapangan ini, maka penulis memberikan saran – saran pada pihak
perusahaan sebagai berikut :
1. Sebaiknya Humas/PR PT. POS Indonesia Bandung dibentuk
divisi humas tersendiri menjadi state of being agar kegiatan
atau kinerjanya dapat terlaksana dan terakomodir dengan baik
khususnya dalam menciptakan maupun mempertahankan citra
perusahaan.
2. Sebaiknya Humas/PR PT. POS Indonesia Bandung
meningkatkan hubungan baik antar karyawan internal dengan
mengadakan coffee atau tea morning maupun family gathering
agar tercipta suasana kerja yang kondusif dan hubungan yang
50
negative antar karyawan yang dapat memperburuk citra
perusahaan.
3. Sebaiknya Humas/PR PT. POS Indonesia Bandung lebih sering
melakukan atau melaksanakan acara-acara seperti membuat
event dalam memperkenalkan produk atau jasa maupun hanya
sekedar menciptakan good image perusahaan.
3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa PKL
1. Bagi mahasiswa PKL di sarankan untuk selalu disiplin dalam
melaksanakan PKL yaitu seperti datang dan pulang dari tempat
PKL sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan oleh
perusahaan.
2. Bagi mahasiswa PKL di harapkan untuk menjadi pribadi yang
sopan dan memiliki pola pikir yang kreatif, inovatif dan
mempunyai inisiatif dalam melakukan sesuatu.
3. Bagi Mahasiswa, kerja praktek ini dapat dijadikan sebagai
bahan aplikasi teori dan praktek yang didapat mahasiswa
selama perkuliahan dan sebagai saran untuk meningkatkan
ketahanan mental dan kepercayaan diri untuk memasuki dunia