• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Lapangan di Divisi Humas PT. Pos Indonesia Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Lapangan di Divisi Humas PT. Pos Indonesia Kota Bandung"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

KOTA BANDUNG

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL)

Oleh GIRI WANANDI

41810030

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)
(4)

63 Data Pribadi

Nama Lengkap : Giri Wanandi

TTL : Sukabumi, 24 Desember 1992

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jln Tipar Gang Pesantren No 4 RT/RW 03/05 Kelurahan Tipar Kecamatan Citamiang.

Email : giri_wanandi@yahoo.com

(5)

64 Komputer Indonesia.

2007-2010 : SMA Negeri 1 Sukabumi

2004-2007 : SMP Islam Al-Azhar 7 Sukabumi

1998-2004 : SD Tipar Sukabumi

Pengalaman Organisasi

Wakil Ketua Organisasi Pencinta Alam Steyrs tahun 2009

Anggota Karang Taruna

Pelatihan tau Seminar

30 Maret 2010 : Table Manner by AMAROOSSA Hotel

18 Juni 2010 : "One Day Workshop MC & Radio Announcer"

8 Desember 2011 : "Islam dan Moralitas Pembangunan"

30 November 2012 : "Study Tour Mass Media Tahun Akademik 2012"

29 Desember 2012 : " Event Management"

(6)

v

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Sejarah Perusahaan... 1

1.1.1 Sejarah PT. POS Indonesia (Persero)... 1

1.1.2 Sejarah Public Relations PT. POS Indonesia (Persero) ... 6

1.2 Visi Misi dan Moto PT. POS Indonesia (Persero) ... 19

1.2.1 Visi PT. POS Indonesia (Persero) ... 19

1.2.2 Misi PT. POS Indonesia (Persero) ... 19

1.2.3 Moto PT. POS Indonesia (Persero) ... 20

1.3 Logo dan Arti Logo PT. Pos Indonesia (Persero) ... 20

1.4 Struktur Organisasi PT.POS Indonesia (Persero) ... 23

1.5 Job Descriptions PT. POS Indonesia (Persero) ... 26

1.5.1 Manajer Public Relations ... 27

(7)

vi

1.6 Prasarana dan Saran Praktek Kerja Lapangan ... 31

1.7 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan... 33

1.7.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan ... 33

1.7.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 34

BAB II PELAKSANAAN PKL ... 35

2.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 35

2.2 Deskripsi Kegiatan di PT. POS Indonesia (Persero) ... 37

2.3 Analisa Kegiatan Selama Peraktek Kerja Lapangan ... 41

BAB III PENUTUP ... 48

3.1 Kesimpulan ... 48

3.2 Saran-saran ... 49

3.2.1 Saran Untuk Perusahaan ... 49

3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa Peraktek Kerja Lapangan ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 52

DOKUMENTASI ... 58

(8)

ii

yang kita lakukan mendapat ridhonya amin. Shalawat serta salam terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, serta sahabat beliau. Semoga kita tetap menjadi umatnya hingga akhir zaman.

(9)

iii

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang sangat berjasa bagi penulis.

 Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan semangat dan nasihatnya.

 Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si selaku Sektretaris Program Studi Ilmu Komunikasi.

 Ibu Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom selaku pembimbing, terimakasih atas segala bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKL ini.

 Bapak Inggar Prayoga, S.I.Kom selaku Dosen wali yang telah memberikan motivasi.

 Mba Astri Ikawati, A.Md.Kom yang selalu memudahkan penulis dalam membantu surat-surat yang dibutuhkan oleh penulis dalam mengerjakan laporan PKL ini..

(10)

iv

teman-teman HUMAS II dan IK-1 khususnya dan teman-teman fakultas Ilmu Komunikasi umumnya.

 Penulis juga berterimakasih kepada Novita Yusuf yang selalu menyemangati dan mengingatkan penulis untuk melaksanakan PKL dan menyelesaikan laporan PKL ini.

Penulis sadar dalam penyusunan laporan PKL ini sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan laporan PKL ini. Penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai bahan evaluasi penulis dalam menyusun laporan ini Terimakasih.

Bandung, 31 Desember 2013 Penulis,

(11)

51

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Jeffkins, Frank. 1992. Public Relations (Edisi Keempat). Jakarta : Erlangga.

Wiryanto .2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Gramedia.

Sumber lainnya :

Arsip Humas PT.POS Indonesia (Persero) Bandung tahun 2013.

Company Profile PT. POS Indoneisa (Persero) Bandung tahun 2013.

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal definisi.html(10/09/2013 jam 20:48 WIB)

http://alainoengvoenna.wordpress.com/2011/02/17/5-definisi-komunikasi-massa-menurut-para-ahli/ (10/09/2013 jam 21:55 WIB)

http://www.anneahira.com/definisi-komunikasi-organisasi.htm

(10/09/2013 jam 23:40 WIB)

(12)

1

1.1Sejarah Perusahaan

1.1.1 Sejarah PT. POS Indonesia (Persero)

Perkembangan PT Pos Indonesia (Persero) erat kaitannya

dengan sejarahbangsa Indonesia yang telah melalui beberapa zaman,

yaitu zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang serta zaman

kemerdekaan Indonesia. Surat – menyurat telah dilakukan manusia

sejak zaman dahulu kala, dari mulai memakai simbol – simbol dan

gambar – gambar yang ditulis di daun – daunan sampai surat dengan

tulisan – tulisan di atas ketas yang ada sekarang.

Komunikasi tertulis dalam bentuk surat telah berkembang di

Indonesia sejak zaman Kerajaan Mulawarman, Sriwijaya,

Tarumanegara, Mataram, Purnawarman dan majapahit. Komunikasi

tidah hanya terbatas dalam hubungan dalam negeri saja, melainkan

meluas hingga ke Negara tetangga seperti Siam, Birma dan lain – lain.

Walaupun komunikasi secara tertulis telah diselenggarakan dengan

cukup baik, namun badan khusus yang menangani perantara untuk

saling menukar berita masik nampak. Kedatangan bangsa Belanda di

bumi Nusantara merupakan awal terbentuknya surat – menyurat antar

(13)

kapal Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman pada tahun

1596 yang membawa surat – surat untuk para raja Banten dan Batavia.

Pada tanggal 26 Agustus 1764, Gubernur Jendral G. W. Van

Inhoff mendirikan kantor pos pertama di Batavia (Jakarta) yang

bertugas menyelenggarakan pengiriman surat – surat, dokumen –

dokumen, wesel pos dan berbagai kegiatan di bidang lainnya.

Pentingnya pos pada masa itu dapat dilihat pada pemberian anama jalan

yaitu “Jalan pos Raya” untuk jalan pertama yang di bangun VOC dari

Anyer sampai Panarukan oleh Gubernur Jenderal Deandels. Peranan

kantor pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan

teknologi telegram oleh Morse pada tahun 1843, maka didirikan dinas

telegrap yang menyelenggarakan perhubungan berita jarak jauh dengan

cepat.

Pada tahun 1875, Dinas Pos bergabung dengan Dinas Telegrap

dan pada tahun 1878 dibentuk suatu badan yaitu Jawatan Pos dan

Telegrap yang kemudian diterima menjadi anggota UPU (University

Postal Union-Uni Pos). Pada tahun 1906 didirikanlah Post Telegrapf

end Telefoon Dienst oleh Pemerintah Belanda dengan Staatsblad No.

395 tahun 1906 yang kemudian dikenal dengan sebutan PTT. Awal

mulanya PTT merupakan badan usaha berlandaskan ICW (Indische

Comtabilitest Wet) akan tetapi pada tanggal 1 Januari 1932 PTT

(14)

Perang dunia ke II meletus, peperangan terjadi dimana – mana

termasuk di Asia. Pada tanggal 8 Maret 1942, Pemerintah Belanda di

Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Ada pun nama PTT

pada zaman penjajahan Jepang (9 Maret 1942 – 14 Agustus 1945) yaitu

Tsushin Shokyoku. Selama masa penjajahan Jepang, jawatan PTT

terpecah – pecah mengikuti struktur organisasi pemerinta militer

Jepang, sehingga pada masa itu terdapat Jawatan PTT Sumatera,

Jawatan PTT Jawa dan Jawatan PTT Sulawesi. Setelah Jepang

menyerah dan Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, maka

dengan disponsori mereka merebut kantor pos pusat Post Telegraf

Telefoon (PTT) di Bandung oleh angkatan muda PTT (AMPTT) dari

pemerintah militer Jepang.

Dalam peristiwa ini, gugur sekelompok pemuda anggota

AMPTT sehingga pada tanggal tersebut menjadi tonggak awal

berdirinya PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahunnya

sebagai bakti PTT, yang kemudian menjadi hari bakti pariwisata, pos

dan telekomunikasi (PARPOSTEL).

Pada tanggal 27 Desember 1949, jawatan PPT mulai

memusatkan perhatiannya pada pembangunan yang meliputi bidang

kepegawaian, keuangan dan perbaikan perlengkapan bangunan yang

rusak dan pembangunan gedung yang baru. Pada tahun 1960

pemerintah mengadakan reorganisasi alat – alat produksi dan distribusi

(15)

dikeluarkan PP No. 204/1961 Jo UU No. 19/Prp/1960. Berdasarkan UU

tersebut semua perusahaan yang modal keseluruhannya merupakan

kekayaan Negara, baik yang terjadi karena pemisahan dari kekayaan

Negara maupun karena nasionalisasi, menjadi Perusahaan Negara.

Dengan PP No. 204/1961 Jo UU No. 19/Prp/1960, didirikan Perusahaan

Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Pemilihan nama Postel

dianggap lebih tepat karena mencakup seluruh lapangan usaha

perusahaan, sedangkan nama PTT dirasakan kurang lengkap karena

tidak menyebutkan hal – hal yang berkaitan dengan perhubungan radio.

Usia PN Postel tidak bertahan lama. Hal ini dikarenakan

organisasi yang ada dirasakan tidak mampu lagi menampung usaha –

usaha yang berkembang dengan pesat. Sejalan dengan itu, untuk

memungkinkan cepatnya laju pertumbuhan perusahaaan dalam

memenuhi kebutuhan hajat hidup masyarakat, pemerintah memandang

perlu meninjau kembali status organisasi PN Postel. Oleh karena itu,

dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1965 dan Peraturan

Pemerintah No. 30 tahun 1965, dimana pemerintah memecah PN Postel

menjadi dua perusahaan yaitu PN Pos dan Giro dan PN

Telekomunikasi. Selanjutnya melalui Undang – Undang No. 9 tahun

1969, status Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditetapkan menjadi

Perjan, Perum dan Persero. Atas dasar tersebut maka status PN Pos dan

Giro Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978 diubah

(16)

Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1983, maka pemerintah telah

menetapkan tata cara pengawasan dan pembinaan Perjan, Perum dan

Persero.

Untuk menyesuaikan dengan ketentuan baru ini, Peraturan

Pemerintah No. 9 tahun 1978 yang mengatur tentang Perusahaan

Umum Pos dan Giro telah diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 24

tahun 1984. Setelah sebelas tahun menjadi Perum, Pos dan Giro merasa

telah memenuhi syarat untuk dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan

Perseroan (Persero). Untuk itu dalam rangka meningkatkan efisiensi

dan efektivitas usaha penyelengaraan usaha pos dan giro, maka sejak

tanggal 20 Juni 1995 melalui Peraturan pemerintah No. 5 tahun 1995,

Perum Pos dan Giro secara resmi telah berubah bentuknya menjadi PT

Pos Indonesia (Persero). Ada pun tugas pokok dari PT Pos Indonesia

(Persero) adalah membangun, mengembangkan dan mengusahakan

pelayanan pos dan giro dalam arti seluas – luasnya guna mempertinggi

kelancaran hubungan – hubungan masyarakat untuk menunjang

pembangunan nasional. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah No. 24

tahun 1984 secara otomatis tidak berlaku lagi, karena PT Pos Indonesia

(Persero) harus tunduk kepada akta pendirian yang telah disahkan oleh

Menteri Kehakiman Indonesia dengan No.C2-8128 HT 01.01 tahun

1995 pada tanggal 29 Juni 1995 dan diumumkan dalam tambahan berita

(17)

kepada kantor Pengadilan Negeri Bandung hari kamis tanggal 13 Juli

1995 dengan NO.861.

Seiring dengan tibanya Jepang yang mengambil alih kekuasaan

Belanda di Indonesia, jawatan PTT Sumatera, jawatan PTT Jawa dan

jawatan PTT Sulawesi. Jawatan PTT Republik Indonesia berdiri secara

resmi pada tangggal 27 September 1945 setelah dilakukan pengambilan

alihan kantor pos PTT di Bandung oleh angkatan muda PTT (AMPTT)

dari pemerintah militer Jepang. Dalam peristiwa ini, gugur sekelompok

pemuda anggota AMPTT sehingga pada tanggal tersebut menjadi

tonggak awal berdirinya PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap

tahunnya sebagai bakti PTT, yang kemudian menjadi hari bakti

pariwisata, pos dan telekomunikasi (PARPOSTEL).

1.1.2 Sejarah Public Relations PT. POS Indoensia (Persero)

Sejarah Public Relations PT.Pos Indonesia pertama kali digagas

oleh seorang tokoh bernama Roekmin Adiwinata, R., Bc. A.P. Beliau

dilahirkan di Subang tanggal 17 Desember 1916. Setelah memperoleh

ijazah AMS bagian B yang setingkat dengan SMA/IPA, pada tanggal 3

Juni 1937, ia mula-mula bekerja pada Laboratorium kimia di Bogor,

hanya selama hampir dua bulan. Setelah itu melamar pekerjaan di

Jawatan PTT. Setelah melalui ujian masuk, ia di terima sebagai calon

pegawai unuk pangkat Adjunct Controleur I, dan di tempatkan di

(18)

Setelah empat bulan mengikuti kegiatan berbagai dinnas yang terdapat

di kantor itu dan memperoleh wawasan seperlunya, ia masuk Kursus

Adjunct Controleur 1e Klas di Bandung. Ketika itu itu pelajar Kursus di

gaji sebagai tenaga bulanan.

Waktu masih mengikuti kursus itulah Adiwinata

melangsungkan pernikahannya dengan R. Rohani, putri seorang

pegawai PTT DI Sukabumi pada tanggal 3 Pebruari 1940. Ia mengenal

R.Rohani untuk pertama kali di lapangan bulu tangkis, ketika berlibur

pada kakaknya di Sukabumi. Gadis siswi MULO itu menarik

perhatiannya karena sikapnya yang sederhana dan suka bekerja. Untuk

mengisi waktu luangnya, R. Rohani menjadi pemegang depo benda pos

dan maerai untuk melayani masyarakat. Paling sedikit ia sudah

mempunyai gambaran tentang pos itu apa. Tidak keliru ia

mempersunting R.Rohani sebagai teman hidup yang suka “self help”

dan mempunyai semangat pengorbanan yang tinggi.

Pada tanggal 1 Januari 1942, Adiwinata lulus dan diangkat

menjadi pegawai sementara Adjunct Conroleur I pada Kantor Pos dan

Telegrap Besar Kelas I Bandung. Tidak lama kemudian, pemerintah

Hindia Belanda bertekuk lutut pada balatentara Jepang di Kalijati pada

tanggal 8 Maret 1942.

Pada masa pendudukan Jepang, Adiwinata bekerja di Kantor

“Radio Bedrijf Centrale” (RBC) yang bertempat di lantai dua Kantor

(19)

sejak tahun 1940, yang menjadi BDX setelah negeri Belanda diserbu

Jerman. Perhubungan radio antara Jepang dan Jerman (1942-1945)

disalurkan melalui RBC Bandung ini. Pemancarnya ketika itu ada di

Malabarr dan Dayeuhkolot, sedangkan stasiun penerimanya ada di

Rancaekek. Dalam kedudukannya sebagai Kepala RBC Bandung,

Adiwinata mengetahui banyak tentang pertukaran telegram radio

internasional antara tahun 1940-1945 mengenai perangg di Eropa dan di

Pacific. Selama pendudukan Jepang, RBC Bandung merupakan tempat

penerusan berita radio dari pihak Jepang kepada sekutunya, Jerman.Di

RBC itu, Adiwinata telah ditunjuk oleh Jepang sebagai kepala dari para

pegawai yang berbangsa Indonesia.

Setelah Kantor Pusat PTT pada tanggal 27 September 1945

direbut oleh angkatan muda PTT, ia menerima tugas pimpinan RBC

Bandung dari tangan Jepang. Sesudah itu ia terpilih oleh para pegawai

bangsa Indonesia sebagai kepala RBC. Ia turut ambil bagian dalam

pengiriman telegram selundupan (xq) ke Bukittinggi, Tanjung pandan ,

Pontianak dan kantor lainnya, bahwa kantor pusat PTT telah diambil

alih oleh Bangsa Indonesia. Dalam nota yang dikirimkannya ke

Bukittinggi, diuraikannya kisah perebutan Pusat PTT dari tangan

Jepang, yang di terima dengan baik di Bukittinggi. Perhubungan dengan

Tanjupandan terpelihara dengan baik, sampai NICA menguasai Kantor

Pos dan Telegrap Tanjungpandan dan menghentikan perhubungan.

(20)

bahwa banyak pegawai PTT telah diambil oleh Jepang. Operator

Telegrap nya tinggal satu orang .

Pada awal kemerdekaan itu, Adiwinata berhasil menyusun kode

Telegram atas perintah Kepala PTT, Mas Soeharto, untuk memenuhi

permintaan PM Syahrir, karena Pemerintah RI ketika itu belum

mepuunyai kode untuk telegram.

Sebelum Bandung menjadi lautan api pada tanggal 24 Maret

1946, ia membagikan beberapa pesawat pemancar kecil ke berbagai

daerah beserta operatornya. Perhubungan radio lalu dipindah ke stasiun

Malabar dan Dayeuhkolot, tempat alat-alat telegrap dipindahkan dari

Bandung, sebelum kota itu di bumihanguskan. Dari ketinggian menara

antena Dayeuhkolot, ia dapat menyaksikan kobaran api yang membakar

kota Bandung. Karena batas 10 km dari Bandung berakhir di jembatan

Citarum, sedang di seberangnya berada Dayeuhkolot, terpaksa komplek

Dayeuhkolot di tinggalkan lagi, dan dipindah ke stasiu radio Malabar,

sampai bula Juni.

Ketika itu Adiwinata jatuh sakit dan dirawat di Banjaran.

Setelah menerima berita bahwa suaminya menderita sakit, Ny.

Adiwinata yang sebelumnya mengungsi dengan anaknya ke Sukabumi,

menyusul suaminya. Setelah adiwinata sembuh dari penyakit perutnya

dan kuat kembali, ia bersama istri bermaksud melanjukan

pengungsiannya ke Priangan Timur, sedangkan anaknya tetap tinggal di

(21)

Setibanya di tasikmalaya, ia meneruskan hijrahnya ke Jawa

Tengah, langsung ke Solo, tempat sebuah RBC baru berhasil didirikan

dalam rangka pemencaran stasiun radio. Pimpinan PTT ketika masa itu

telah memperhitungkan segala kemungkinan yang bisa terjadi pada

masa yang akan datang. Kalau sebuah pemancar dihancurkan oleh

pihak musuh, maka stasiun pemancar pengganti sudah siap di tempat

lain, untuk menjaga supaya tidak ada kesenjangan hubungan radio.

Melalu RBC di Solo inilah Adiwinata berhasil menghubungi

radio India (Bombay), setelah tiga hari putar “sound-slip” dan

memanggil pemancar India, VWX-2. Terjalinlah hubungan

internasional antara Indonesia dan India, untuk melanjutkan perjuangan

kemerdekaan Indonesia di PBB. Ketika itu ia ditempatkan di bagian

Teknik Radio (Terad) dibawah Soedirdjo, dan menangani Perhubungan

Radio di Brebes

Di kota Bengawan ini ia memperoleh tempat berteduh di

Sangkrah. Seelah merasa mapan, ia bersama istrinya berangkat ke

Sukabumi menjemput ank-anaknya melalui Jakara dan pulang kembali

melalui Yogyakarta ke Solo.

Pada Akhir kariernya di Solo, Adiwinata ditunjuk sebagai

Kepala Bagian Eksploatasi Telegrap. Sesudah terjadi pemberontakan

PKI ia berangkat ke Yogyakarta. Setelah lapor Kepala PTT, Mas

(22)

Sebelum pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh

Belanda, ia mendaftarkan di Kantor Pusat PTT di Bandung dan

dipekerjakan di bagian “Verkeerstelegrafie C” (Perhubungan telegrap).

Sejak1 Juli 1951, Adiwinata diangkat menjadi Kepala Biro

Pengawas Daerah Pos dan Telegrap VI Medan. Ketika iti ia harus

berangkat sendiri, tidak bersama istrinya. Istrinya kemudian

menyusulnya bersama anak-anaknya dengan naik kapal, karenaistri

tidak boleh dijemput. Untung Ny. Adiwinata yang selalu berusaha

menolong dirinya sendiri dan tidak suka menyusahkan orang lain dapat

memahami situasi waktu itu.

Medan termasuk pos yang ringan bagi Adiwinata. Kehidupan

pegawai berat. Untuk menambah pendapatan, istrinya yang membuat

bakat teknis, membuat “bakoven” untuk membuat roti atau kueh. Ia

bahkan menerima jahitan, karena mempunyai ijazah “coupeuse: (ahli

potong pakaian wanita). Kepandaiannya diamalkan pula untuk

meningkatkan kemampuan para istri pegawai PTT dengan memberi

pelajaran menjahit dengan sekaligus mengajarkan tulis-menulis kepada

istri-istri pengantar pos yang pada waktu tu masih banyak yang buta

huruf. Ia bahkan sudah dapat mengendarai kendaraan bermotor sendiri,

supaya dimana perlu ia dapat bergerak dengan cepat tanpa sopir, kalau

suaminya sedang keluar kota, mengadakan inspeksi. Keika itu ia dipilih

(23)

Cukup lama Adiwinata memimpin daerah Pos dan Telegrap VI.

Dalam jangka waktu hampir 8 tahun, ia mengalami beberapa

pergolakan. Pemberontakan Daud Beureuh di Aceh pada tahun 1953

dan PRRI di Medan dengan Simbolonnya.

Ketika aceh bergolak, PTT idak mengalami kesulitan. Pos

berjalan terus. Pengiriman wesel pos ke Jawa berlangsung terus.

Banyak anak Aceh yang belajar di Jawa. Kepala Daerah Pos dan

Telekomunikasi tetap menjalankan inspeksinya di daerah Aceh sambil

mengawasi pembangunan Kantor Pos yang sedang berjalan. Adiwinata

cukup politis dan taktis dalam hal ini. Pelaksanaan pembangunan itu

dikerjakan oleh pemborong Aceh.

Keika terjadi pergolak PRRI, Adiwinata tidak diperbolehkan

menerima instruksi dan Kantor Pusat PTT Bandung. Begitu pula tidak

diperbolehkan melakukan pengiriman weselpos. Setelah yang berkuasa

diberi penerangan, bahwa dalam pengiriman uang weselpos, uangnya

tidak dikirimkan bersama dengan surat weselposnya, tetapi, tetap di

Kantor Pos pengirim, pengiriman weselpos boleh dilangsungkan terus.

Sejak 9 April 1953 ia dipindahkan sebagai Kepala Daerah Pos

dan Telekomunikasi III di Surabaya, menggantikan D. Hage. Selama 7

tahun ia mengawasi daerah inspeksi Pos dan Telegrap di Jawa Timur.

Pada tanggal 24 April 1986 di Tretes dilangsungkan Rapat Kerja para

Kepala Daerah Telekomunikasi di seluruh Indonesia, sampai tanggal 27

(24)

Wanita Postel yang kemudiian membentuk organisasi wanita Periska

Postel (Persatuan Istri Karyawan dan Karyawati Pos dan

Telekomunikasi).

Ketika G 30 S/PKI meletus, Adiwinata menghadapi tugas yang

berat sekali. sebagai anggota Team Screening, ia bisa dibunuh kalau

memasuki daerah tertentu. Ketika itu bjumlah pegawai yang masuk SB

Postel di Jawa Timur cukup banyak. Mereka yang masuk anggota

Pengurus SB Postel di kantor Pos harus di “screen”oleh “Team

screening”.Pada suau kita Adiwinata harus melakukan “Screening”

terhadap seorang anggota Pengurus SB Postel di Kantor Pos Blitar.

Pegawai itu justru dilarang oleh Muspida setempat untuk meninggalkan

kota, dan harus mengarahkan serah terima di kantor, Adiwinata

memanggil pegawai Pos itu justru dikualifikasikan sebagai simpatisan

SB Postel.

Untuk menghilangkan dugaan yang tidak tepat itu, Adiwinata

bersama anggota “Team Screening” Surabaya pergi ke Blitar, untuk

melakukan “screening”terhadap pegawai itu. Namun setibanya di

Blitar, ia justru dihadapkan ke “meja hijau” Muspida setempa, yang

langsung melakukan interogasi terhadap dirinya. Seteah Muspida

menerima keterangan dan penjelasan seperlunya bahwa “Team

Screening” di Surabaya dibentuk atas Instruksi Pusat, barulah Muspida

(25)

Daerah Pos dan Telegrap III di Surabaya bertindak lebih cepat dan tepa

daripada Muspida seempat.

Pada tahun itu pula Adiwinata dipindah ke Kantor Pos Pusat PN

Pos dan Giro di Bandung, dan diangkat menjadi Direktur Administrisai

Pos, dalam Direksi PN Pos dan Giro yang dipimpin oleh Oesadi, SH

sejak 15 nopember 1965. Sebagai Direktur Administrasi Pos ia

membawahi bagian Tata Usaha dan Administrasi Kepegawaian serta

Bagian Keuangan. Karena ia merasa masih kurang menguasai

bidangnya yang baru, dengan tekun ia mendalami tugas pekerjaannya

sampai jauh malam, tak lain untuk menyukseskan anggaran belanja PN

Pos dan Giro yang harus diajukan ke Departemen Perhubungan melalui

Direktorat Jenderal Pos danTelekomunikasi. Usahanya ini tidak sia-sia,

dan justru akan membantu memudahkan tugas pekerjaan pada

jabatannya di Direktrat Jenderal Pos dan Telekomunikasi kemudian.

Tidak lama ia menduduki jabatan Direktur Administrasi Pos.

Sejak 1 april 1966 ia diserahi jabatan Pembantu Utama Deputy

Mentri/Kepala Deparemen Postel Urusan Administrasi logistik. Jabatan

itu dalam perubahan kontelasi politik, menjadi Sekeraris Direktorat

Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Tugasnya ketika itu tidak mudah

dalam pemberesan administrasi keuangan Jawatan PTT tahun

1962/1963 yang pada tahun 1963 menjadi PN Postel, yang dipecah

(26)

dengan Soemantri, Kepala bagian Departemen Organ, ia berhasil

membuat :

a. Neraca PTT tahun 1962/1963

b. Neraca akhir PTT tahun 1963

c. Neraca awal PN Postel tahun 1963

d. Neraca akhir PN Postel tahun 1963

e. Neraca awal PN dan Giro tahun 1965, lengkap dengan

“herinventaris”nya yang disusun bersam dengan Ir. Marsoedi dan

Akuntan Negara yang telah memberi persetujuannya dengan nilai

“memadai”.

Ketika jabatan Kepala Pendidikan Pos dan Telekomunikasi tidak

terisi pada tahun 1967. Adiwinata ditunjuk menjadi Ketua Presidium

Pendidikan Pos dan Telekomunikasi.

Menjelang akhir kariernya, Adiwinata diangkat menjadi

Direktur Utama PN Pos dan Giro. Mula-mula sebagai Pejabat Direktur

Utama PN Pos dan Giro sejak 11 April 1986, dan sejak 1 Juli 1986 ia

diangkat secara definitif sebagai Direktur Utama PN Pos da Giro.

Instruksi yang diterimanya dari Direktur Jenderal Soehardjono ialah

supaya pengiriman surat pos lebih cepat da lebih aman. Disamping itu

PN Pos dan Giro supaya berdikari, berdiri diatas kaki sendiri, tanpa

membuat subsidi dari pemerintah.

Sudah beberapa tahun PN Pos dan Giro mengalami defisit.

(27)

melakukan “cost accounting” yang tepat. Tantangan inilah yang harus

dihadapinya sebagai Direktur Utama. Ia harus dapat meningkatkan

pendapatan perusahaan, supaya pengeluaran dapat ditutup dari

penerimaan. Ia harus menjalankan “management by obyektif” dengan

melakukan “target approach”.

Ia melihat bahwa monopli pos tidak boleh diandalkan dengan

perhitungan bahwa publik akan datang sendiri ke Kantor Pos dan Giro.

Kenyataan menunjukan bahwa PN Pos dan Giro menghadapi persaingan

pemakai jasa pos. Berhubung dengan itu ia mulai menggiatkan “public

relation service”atau dinas hubungan masyarakat dalam tahun

pengangkatannya itu pula. Secara Organisatoris, urusan Humas Pos

dibawah dibawah Direktur Tata Usaha dan Kepegawaian Pos. Namun,

secara taktis di tempatkan dibawah Direktur Utama PN Pos dan Giro.

Dinas Humaspos harus melakukan pendekatan ke dalam dan ke

luar. Ke dalam, dinas ini menerbitkan majalah perusahaan yang

mula-mula dinamakan Warta Bulanan Resmi. Ketika itu sedang di

kembangkan singkatan untuk memperpendek istilah yang panjang. Warta

Bulanan resmi PN Pos dan Giro itu diberi singkatan “Warboel”. Mereka

yang mengerti bahasa Belanda, sudah tentu tidak seuju dengan singkatan

itu, karena “warboel” dalam bahasa Belanda berarti sesuatu yang porak

poranda atau brengsek tidak karuan. Singkatan itu lalu diganti dengan

(28)

Dalam majalah bulanan itu dimuat tulisan yang bersifat

membangun manusia Pos dan Giro dalam hubungannya dengan

pelayanannya kepada masyarakat pemakai jasa Pos dan Giro. Sikap yang

perlu dimiliki pegawai Pos dan Giro dalam hubungannya satu sama lain

di kantor untuk penyelesaian pekerjaan dinas diketengahkan, karena

sikap yang tepat menentukan keberhasilan perusahaan.

Yang perlu dicatat ialah bahwa dalam majalah itu dilancarkan

sayembara menulis karangan dengan tema peningkatan dinas ini dan

dinas itu. Disini Adiwinata mendorong para pegawai untuk memecahkan

masalah. Ia mengajak pegawai melakukan penelitian secara muurah,

karena hadiahnya hanya sampai Rp. 25.000,00 ( Dua puluh lima ribu

rupiah) bagi pemenang tertinggi. Secara ini ia mendidik pegawai supaya

mempunyai sikap keterlibatan dalam masalah yang dihadapi perusahaan,

yang terasa menjadi miliknya dan perlu dikembangkan kemajuannya baik

kualitatif maupun kuantitatif. Begitu besar perhatiannya kepada faktor

manusia ini, sampai ia menerbitkan buku saku yang di beri judul : “Tiga

Pesan” untuk para pegawai, bahkan untuk siapapun yang merasa

berkepentingan, sebelum ia meninggalkan perusahaan.

Ke luar, dinas Humaspos melakukan pendekatan kepada

masyarakat pemakai jasa agar suka Pos dan Giro, dengan melancrakan

promosi lewat siaran TVRI, RRI, Iklan, Kalender, Pameran, Khususnya

mengenai filateli, menerbitkan majalah “Sahabat Pena”, menyokong

(29)

sekolah-sekolah. PN Pos dan Giro makin dikenal dan disukai masyarakat yang

masih perlu diberi penerangan, sehingga jasanya makin dipakai di

masyarakat yang lebih luas.

Daya upaya Direktur Utama, Adiwinata, mencapai sasaran yang

dituju. Pada tahun 1968 PN Pos dan Giro tidak mengalami defisit lagi,

berkat pelayanan pos kilat dan pos kilat khusus, yang makin dipakai oleh

para pengirim. Dengan rasa lega Direksi PN. Pos dan giro dapat

membayar lunas kenaikan gaji pegawai 50% yang tertunda sampai bulan

Nopember 1968. Begitu pula hutang kepada administrasi luar negeri

sebelumnya, (untuk keperluan pengangkutan pos dalam hubungan

internasional), dapat di bayar lunas.

Ia merasa puas bahwa keuangan PN Pos dan Giro dapat di

sehatkan kembali dengan menempuh pendekatan yang terpadu kepada

semua anggota Direksi dan eselon yang ada di bawahnya masing-masing.

Ia berpesan kepada generasi penerus di lingkungan PN Pos dan Giro,

supaya memiliki kebanggaan atas perusahaannya. Kebanggan itu akan

menimbulkan kecintaan yang akan menjaga dan memelihara disiplin

kerja, sebagai tradisi yang tinggi untuk menjaga nama baik PN Pos dan

Giro.

Sebagai pejabat teras, Adiwinata pernah bertugas belajar di

Australia pada tahun 1954. Dari tanggal 16 Mei 1969 sampai 7 Juni

1969, ia menghadiri Seminar Manajemen Dinas Pos di Denmark. Ia pun

(30)

dari tanggal 9 Nopember 1969 sampai 22 Nopember 1969. Ia pernah

menjadi Pengganti sementara Direktorat Jenderal Postel, ketika Dirjen

Postel ke luar negeri.

1.2 Visi Misi dan Motto PT. POS Indonesia (Persero)

1.2.1 Visi

Visi yaitu suatu pandangan jauh tentang perusahaan atau bisa disebut

dengan impiankedepan dari perusahaan tersebut. Berikut adalah visi dari PT.

POS Indonesia (Persero) :

Menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan menyediakan layanan

surat pos, paket, dan logistic yang handal serta jasa keuangan yang

terpercaya.

1.2.2 Misi

Misi yaitu pernyataan tentang apa yang harus dilakukan oleh lembaga

atau perusahaan dalam usahanya mewujudkan visi. Berikut adalah misi dari

perusahaan PT. POS Indonesia (Persero) :

 Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang

selalu tepat waktu dan nilai terbaik.

 Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja yang

(31)

 Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha

yang menguntungkan dan terus bertumbuh.

 Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat.

 Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada

seluruh pemangku kepentingan.

1.2.3 Moto

Moto yaitu kalimat, frasa, atau semboyan yang menggambarkan

motivasi, semangat dan tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan. Berikut

adalah motto dari PT. POS Indonesia (Persero) :

Tepat Waktu Setiap Waktu (On Time Every Time)

1.3 Logo dan Arti Logo PT. POS Indonesia (Persero)

PT. POS Indonesia (Persero) memiliki logo perusahaan sebagaimana

perusahaan lainnya, fungsi logo yaitu sebagai identitas perusahaan tersebut.

(32)

Gambar 1.1

Logo Lama PT.Pos Indonesia

Sumber: Arsip PT. POS Indonesia (Persero), 2013

Perum Pos dan Giro, logo lama perusahaan ini terdiri dari unsur

padi-kapas yang bersambung dengan banner diatas dengan tulisan RI, banner

dibawah dengan tulisan POS & GIRO, mengelilingi unsur segi-lima yang

mengurung bola dunia dan burung. Diantara segilima dan padi kapas terdapat

arsiran horisontal. Ide utama pada logo ini adalah burung, sebagai simbol atau

tanda yang mewakili merpati pos, konsep pengantaran surat jaman dahulu.

Bola dunia, sebagai simbol dari perputaran dunia dan kekekalan (Cooper J.C.

Traditional Symbols, Thames & Hudson, London 1998, hal. 74)

merepresentasikan hal hubungan antar negara, internasional, global.

Unsur padi kapas, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, adalah

mewakili simbol keadilan sosial dari Pancasila, untuk kelompok tertentu padi

melambangkan pangan dan kapas melambangkan sandang. Banner yang

bertuliskan RI di atas segilima dan merupakan ujung dari unsur padi-kapas

(33)

Makna yang tertangkap secara semantik dari membaca tanda-tanda ini

adalah pekerjaan profesionalitas pos yang dilambangkan dengan burung dan

bola dunia terkurung oleh segi-lima dan masih dikelilingi oleh padi kapas

yang ujung atasnya ada banner bertuliskan RI, yang memberikan kesan

bersifat Nasional. Bisnis Pos adalah bisnis yang berlingkup Internasional,

menghubungkan antar negara di dunia, sehingga kesan yang timbuldari logo

lama PT. Pos ini adalah profesionalitas Pos yang bersifat internasional

dilambangkan dengan burung merpati dan bola dunia,masih terkurung oleh

hal-hal yang bersifat Nasional, burung tidak dapat lepas dan bebas.

Gambar 1.2

Logo Baru PT. Pos Indonesia

Sumber: Arsip PT. POS Indonesia (Persero), 2013

Pada logo PT. Pos baru, burung Merpati melambangkan pos yang siap

terbang mengelilingi dunia telah bebas tak terkurung oleh segi-lima dan

(34)

bergaris garis horisontal dan proporsi burung yang lebih memanjang dan

mengecil di ujung, usaha untuk memvisualisasikan kecepatan serta burung

merpati merupakan pengantar surat pada zaman kuda melambangkan bahwa

pos adalah pengantar pesan. Ukuran burung lebih besar dibandingkan

dengan bola dunia, dapat terbaca bahwa burung dapat menguasaidunia.Bola

dunia juga melambangkan bahwa PT Pos Indonesia melayani hingga ke

seluruh dunia. Warna orange digunakan untuk menandakan, sesuatu yang

penting, selain itu warna orange melambangkan melambangkan bahwa

kantor pos melayani hingga ke pelosok negeri, bahkan dalam keadaan gelap.

Sehingga warna orange dapat terlihat jelas, dan mudah di kenali.

Tulisan dengan tipografi bold : POS INDONESIA, adalah nama

perusahaan dengan identitas negara, berada di bawah gambar burung dan

bola dunia, disini terbaca bahwa yang utama adalah profesionalitas dibidang

usaha, dengan slogan Untuk anda kami ada . untuk menambah kesan

mengutamakan pelayanan.

1.4 Struktur Organisasi PT. POS Indonesia (Persero)

Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja formal dalam suatu

organiasasi dimana terbentuknya divisi-divisi untuk memudahkan

pembagian pekerjaan. Oleh karena itu PT. POS Indonesia (Persero) pun

memiliki struktur organisasi dan struktur organisasinya bisa dilihat di

(35)
(36)
(37)

1.5Job Description

Berikut ini adalah

PT. Pos Indonesia (Persero):

1.5.1 Manajer

1. Merencanakan,

kegiatan internal publik relations meliputi

interaktif

perusahaan.

2. Mengorganisir dan melaksanakan kegiatan penting di perusahaan

dan membuat

Struktur Organisasi Public Relations PT.

Sumber: Arsip PT. Pos Indonesia (Persero)

Div. Internal

adalah Job Description dari struktur organisasi Public Relations

PT. Pos Indonesia (Persero):

Manajer Public Relations

Merencanakan, mengorganisir, dan melaksanakan program dan

kegiatan internal publik relations meliputi berbagai

interaktif sebagai media untuk komunikasi di lingkungan internal

perusahaan.

Mengorganisir dan melaksanakan kegiatan penting di perusahaan

dan membuat panduan umum untuk penyelenggaraan kegiatan Gambar 1.5

Organisasi Public Relations PT. Pos Indonesia

Sumber: Arsip PT. Pos Indonesia (Persero), 2013

Manajer PR

melaksanakan program dan

berbagai kegiatan

komunikasi di lingkungan internal

Mengorganisir dan melaksanakan kegiatan penting di perusahaan

panduan umum untuk penyelenggaraan kegiatan Pos Indonesia

(38)

yang dilakukan oleh unit lain serta mengelola kegiatan

dokumentasinya.

3. Mengembangkan metode komunikasi internal yang efektif

sehingga terciptanya image yang positif dan mampu memotivasi

kalangan internal terhadap kebijakan manajemen maupun berbagai

permasalahan perusahaan.

4. Mengembangkan panduan komunikasi internal yang dilakukan

oleh unit lain sehingga kegiatan unit Public Relations dilakukan

secara efektif dan efisien.

5. Menyusun kegiatan fungsi Public Relations berdasarkan data

kalender kegiatan bagian.

6. Merencanakan, mengendalikan, dan mengembangkan identitas

perusahaan serta nilai-nilai budaya perusahaan.

7. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran yang berkaitan dengan

aktivitas Devisi Komunikasi Korporat.

8. Mengelola sumber daya bagian secara efektif dan efisien.

1.5.2 Divisi Internal

1. Merencanakan, mengorganisir, dan melaksanakan program dan

kegiatan internal publik relations di perusahaan.

2. Mengorganisir kegiatan event-event penting di perusahaan dan

membuat panduan umum untuk penyelenggaraan serta mengelola

(39)

3. Mengembangkan metode komunikasi internal yang efektif

sehingga terciptanya image yang positif dan mampu memotivasi

kalangan internal terhadap kebijakan manajemen maupun berbagai

permasalahan perusahaan.

4. Melakukan monitoring dan evaluasi dampak kebijakan manajemen

kepada image pegawai terhadap perusahaan serta memberikan

rekomendasi agar kebijakan manajemen mampu secara efektif

meningkatkan dukungan dari lingkungan internal perusahaan.

5. Menyusun kegiatan korporat berdasarkan data kalender kegiatan

bagian.

6. Mengorganisir dan mengkoordinasikan dengan bagian terkait

untuk penerbitan dan sirkulasi kalender, agenda perusahaan, dan

kartu ucapan perusahaan tepat waktu.

1.5.3 Divisi Dukungan Keuangan dan Pengadaan

1. Membuat Nota Pusat Permintaan HPS Pengadaan Pembuatan

Barang-barang Souvenir ke Petugas Pelaksana Pembuat HPS di

Divisi Komunikasi Korporat.

2. Membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Surat Permintaan

Penawaran Harga Pengadaan Pembuatan Barang-barang Souvenir.

3. Melaksanakan Seleksi dan Evaluasi Penawaran Harga, Membuat

Surat Undangan Negosiasi dan Berita Acara Rapat Klarifikasi dan

(40)

4. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK) dan Surat

Perjanjian/Kontrak.

5. Membuat Surat Penunjukan Penetapan Perusahaan Pelaksana

Pekerjaan.

6. Membuat Surat Pemberitahuan Pengenaan Denda Keterlambatan

Penyerahan Souvenir Yang Dipesan kepada Pihak

Rekanan/Vendor.

7. Menyusun dan Mengarsipkan Naskah-naskah Pekerjaan.

8. Membantu Proses Pekerjaan Petugas Pembuat SPB Bagian Purel.

9. Melakukan Tugas-tugas Lain Yang Diperintahkan oleh FP SDM &

Kug dan Manajer.

1.5.4 Divisi Dukungan Pers

Fungsi dari divisi Dukungan Pers yaitu mendukung aktivitas

Public Relations dalam mempublikasikan perusahaan kepada pihak

eksternal (stakeholder eksternal) melalui sarana media masa yang efektif

dalam upaya membangun citra positif PT. Pos Indonesia (Persero).

Tugas-tugas dari divisi ini diantaranya:

1. Menjalin keselarasan hubungan dengan wartawan untuk

mempertahankan citra positif perusahaan.

2. Melakukan akses dengan wartawan & media dalam hal pemuatan

maupun koreksi berita di media massa dalam kondisi mendesak

(41)

3. Koordinator liputan, redaktur bulettin internal INFO pos.

Menyelesaikan tugas yang diserahkan oleh atasan.

1.5.5 Divisi Dukungan Eksternal

Mendukung aktivitas Public Relations dalam mempublikasikan

perusahaan kepada pihak eksternal melalui sarana media dalam upaya

membangun citra positif PT. Pos Indonesia (Persero).

1. Mendukung aktivitas Public Relations dibidang penyiapan materi

advertorial & iklan.

2. Menyusun draft News Release untuk kebutuhan berita setiap event

korporat.

3. Mendukung penyiapan materi iklan/display korporat maupun

produk, melalui koordinasi dengan lintas fungsi terkait.

4. Mengerjakan surat menyurat atas proposal yang disetujui,

melakukan pemantauan laporan kegiatan, menghimpun bukti

sponsor, kuitansi, selanjutnya melaporkan ke bagian keuangan

Public Relations untuk dipertanggungkan sebagai biaya

perusahaan.

5. Menghadiri rapat dalam lingkup kerja komunikasi eksternal.

6. Melakukan pendampingan dalam lingkup kerja komunikasi

eksternal (konferensi pers, wawancara Direksi & nara sumber lain).

(42)

8. Membantu melakukan analisis media massa secara periodik

(bulanan).

9. Melaksanakan tugas lain dari atasan langsung dan Manajer Public

Relations.

1.6 Parasana dan Sarana Praktek Kerja Lapangan

Letak kantor Public Relations PT. Pos Indonesia berada di Jalan Anggrek

No. 59 Bandung. Kantor yang berada cukup jauh dari kantor Pos pusat ini hanya

digunakan oleh staff dan bagian Public Relations.

Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Kantor Public Relations PT.

Pos Indonesia (Persero) ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Daftar Prasarana Kantor Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)

NO. PRASARANA JUMLAH

1 Ruang Tamu 1

2 Ruang Manajer Public Relatios 1

3 Ruang Divisi Internal 1

4 Ruang DivisiEksternal 1

5 Ruang Divisi Keuangan dan SDM 1

(43)

7 Ruang Editor 1

8 Ruang Rapat 1

9 Ruang Karyawan 5

10 Kamar Mandi/WC 3

11 Mushola 1

12 Dapur 1

13 Kamar Petugas Keamanan 1

14 Gudang 2

Tabel 1.2

Daftar Sarana Kantor Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)

NO SARANA JUMLAH

1 Komputer 10

2 Televisi 2

3 AC 5

4 Saluran Indovision 1

5 Printer 10

6 Telepon Umum 2

7 Telepon Saluran Internal 6

(44)

8 Saluran PPM (Khusus Internal) 1

9 Saluran Internal speedy 1

10 Mesin Fax 3

11 Mesin Penjilid 1

12 Mesin Photocopy 1

13 Kamera DSLR 5

14 Handicam Profesional 2

15 Tripod 5

16 X-Banner 5

17 Papan Pengumuman 5

18 Lemari File 10

19 Meja dan kursi kerja karyawan 15

20 Lemari Pendingin 1

21 Kompor Gas 1

1.7Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

1.7.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Bagian Public

Relations PT. Pos Indonesia (Persero) Pusat Bandung yang

bertempat di JalanAnggrek No. 59 Bandung. Kantor Public

Relations PT. Pos ini berjarak cukup jauh dari kantor Pos Pusat yang

(45)

1.7.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan

kurang lebih selama 1 bulan. yang terhitung sejak tanggal 15 Juli

2013 sampai dengan 16 Agustus 2013 di Bagian Public Relations

PT. Pos Indonesia. Adapun waktu kerja yang dilakukanya itu dari

pukul 09.00 – 16.00 WIB (ketika bulan Ramadhan) danpukul

08.00-16.00 WIB terhitung dari hari Senin sampai dengan hari Jumat (hari

(46)

35 2.1 Aktivitas Peraktek Kerja Lapangan

Penulis melaksanakan Prakek Kerja Lapangan (PKL) di bagian Public

Relations PT. POS Indonesia (Persero) Bandung terhitung dari tanggal 15 Juli

2013 hingga 16 Agustus 2013. Dibawah ini adalah aktivitas kerja praktek yang

dilakukan penulis selama PKL di PT. Pos Indonesia wilayah Bandung yang

beralamat di Jln Anggrek No.59 Bandung – Jawa Barat.

Hari kerja penulis pada saat melakukan PKL yaitu pada hari Senin sampai

dengan Jumat terhitung pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00.WIB. Untuk

lebih rinci kegiatan penulis selama melakukan PKL dapat dilihat pada table

berikut ini :

Tabel 2.1 Aktivitas Selama PKL

No Hari/Tanggal Kegiatan

1 Senin

17/07/13  Stempel Amplop Perusahaan dan Menginput

SuratMasuk

4 Kamis

18/07/13

 Kliping

5 Jumat

19/07/13  Analisa Profosal Masuk dengan Menggunakan Analisis SWOT

 Buka Bersama PT. POS

(47)

6 Senin 22/07/13

 Membuat Final Report

Kegiatan Tausiyah dan Buka Bersama di Malang

7 Selasa

23/07/13  Menganalisis Adventorial diMetro TV Liputan

8 Rabu

30/07/13  Membuat Laporan PKL

13 Rabu

02/0813  Membuat Laporan PKL

16 Senin

12/08/13

 Distribusi Surat Undangan

Halal Bi Halal

(48)

2.2 Deskripsi Kegiatan di PT. POS Indonesia

Dibawah ini deskripsi secara rinci selama 30 hari penulis melakukan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. POS Indonesia Bandung bagian Public

Relations :

1. Pengarahan Kerja PR dan Pengenalan Kerja Karyawan

Pengarahan kerja PR dan pengenalan kerja karyawan yaitu

dimana penulis diperkenalkan beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh

seorang PR dan memeperkenalkan karyawan-karyawan yang ada di

PT. POS Bandung bagian PR oleh pihak PT. POS yaitu Ibu Try

sebagai pembimbing praktek kerja karyawan. Perkenalan ini sangat

berguna bagi penulis sebagai awal penulis mengetahui beberapa

pekerjaan seorang PR.

2. Menginput Surat Keluar dan Oposisi

Menginput surat keluar dan oposisi yaitu salah satu tugas bagi

seorang public relations di PT. POS Indonesia (Persero). Tugas ini

yaitu penulis menginput surat-surat yang keluar dari perusahaan PT.

POS Indonesia (Persero) seperti surat yang dipergunakan untuk

kepentingan pekerjaan, tugas dari kantor ataupun kegiatan dinas.

3. Stempel Amlop Perusahaan dan Menginput Surat Masuk

Stempel amplop perusahaan yaitu dimana penulis melakukan

stempel cap surat perusahaan, kegunaan menstempel amplop ini yaitu

sebagai ciri bahwa amplop yang disebarkan adalah resmi dari pihak

(49)

4. Membuat Kliping

Membuat kliping yaitu dimana penulis mengumpulkan

informasi maupun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh pihak

PT. POS Indonesia (Persero) dan dibuat kliping agar terlihat menarik

dan bisa dibuat sebagai arsip pihak perusahaan.

5. Analisa Profosal Masuk dengan Menggunakan Analisis SWOT

Analisa profosal masuk dengan menggunakan analisis SWOT

yaitu dimana penulis melakukan sortir profosal permintaan sponsor

kepada PT. POS Indonesia (Persero) dengan menggunakan analisis

SWOT. Penulis menggunakan analisis SWOT yaitu untuk mengsortir

profosal mana yang layak dan tidak nya pihak PT. POS Indonesia

(Persero) berpartisipasi dengan kegiatan yang ada dalam profosal.

6. Membuat Final Report Kegiatan Tausiah

Membuat final report yaitu dimana penulis membuat data

akhir darikegiatan tausiyah dan buka bersama di Kota Malang. Tugas

ini yaitu untuk mereport kegiatan yang sudah dilakukan oleh pihak PR

PT. POS Indonesia (Persero) yang dilakukan di Kota Malang.

7. Menganalisis Liputan Adventorial di Metro TV

Menganalisis liputan adventorial yaitu dimana penulis

menganalisis berita di media massa televesi yaitu di channel Metro

TV. Analisis ini yaitu acara di stasiun televisi yang sedang membahas

tentang PT. POS Indonesia (Persero) dan penulis di tugas kan untuk

(50)

tersebut bersifat negatif atau positif bagi perusahaan BUMN PT. POS

Indoneisa (Persero) ini.

8. Sortir Iklan PT. POS Indonesia (Persero) di Media Massa Koran

Penulis mengsortir iklan PT. POS Indonesia (Persero) di

beberapa media massa koran untuk mengetahui apakah iklan yang di

pasang oleh PT. POS Indonesia (Persero) di iklan kan oleh pihak

media massa koran atau tidak. Setelah penulis melaksanakan tugas ini

penulis menyimpulkan semua iklan yang di pasang oleh PT. POS

Indonesia (Persero) di media massa koran dipasang oleh pihak media

massa seperti kontrak yang sudah disetujui sebelumnya.

9. Packing Kartu Lebaran

Penulis melakukan packing kartu lebaran. Kartu lebaran ini

yaitu berisi kartu ucapan hari lebaran untuk para karyawan PT. POS

Indoneisa (Persero) di wilayah Kota Bandung.

10.Distribusi Surat Undangan Halal Bi Halal

Penulis mendistribusikan surat undangan halal bi halal kepada

beberapa kantor PT. POS Indonesia (Persero) di wilayah Kota

Bandung. Tugas ini memberikan pengalaman kepada penulis agar

penulis dapat lebih dekat lagi dengan karyawan PT. POS Indonesia

(Persero) di divisi lain.

11.Persiapan Acara Halal Bi Halal dan Perpisahan Dirut dan Wakil

Dirut PT. POS Indonesia (Persero)

Penulis mempersiapkan acara halal bihalal dan persiapan untuk

(51)

akan lengser sebagai direktur dan wakil direktur dirut PT. POS

Indonesia (Persero) yang digantikan oleh Bapak Budi Setiawan.

Penulis mempersiapkan acara ini yaitu seperti survey lapangan yang

akan dijadikan tempat acara dan perlengkapan apa yang sudah dan

belum lengkap untuk acara tersebut.

12.Mengikuti Acara Halal Bi Halal dan Perpisahan Dirut dan Wakit

Dirut PT. POS Indonesia (Persero)

Penulis mengikuti acara halal bi halal dan lengsernya Bapak I

Ketut Mardjana dan Bapak Sukamto Padmosukarso sebagai jabatan

dirut dan wakil di jln. Banda no. 30 Bandung Kode Pos 40115. Acara

ini sangat membuat penulis berkesan dikarenakan acaranya sangat

ramai karena acara perpisahan dari dirut Bapak I Ketut Mardjana yang

diikuti oleh perwakilan dari karyawan PT. POS dari seluruh Indonesia.

Acara ini pula merupakan sebagai pengalaman bagi penulis

dikarenakan penulis dapat bertatap muka langsung dan berjabat tangan

dengan seorang petinggi dari PT. POS Indonesia (Persero) karena

menurut penulis tidak semua orang mendapatkan kesempatan seperti

ini.

13.Distribusi dan Sortir Acara 17 Agustus

Penulis diberikan tugas oleh pembimbing untuk mendistribusi

dan mensortir surat untuk acara 17 Agustus yaitu acara upacara

bendera yang akan dilakukan di kantor PT. POS Indonesia (Persero)

pusat di jln. Cilaki no.73 Bandung dalam rangka memeperingati hari

(52)

14.Mengikuti Acara Gladiresik Upacara 17 Agustus

Penulis mengikuti acara gladiresik untuk upacara bendera

dalam memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia. Dan pada hari ini

sekaligus hari terakhir penulis melaksanakan kegiatan praktek kerja

lapangan (PKL) di PT. POS Indonesia (Persero) bagian PR. Dan tidak

lupa juga penulis berterimaskasih kepada para karyawan umumnya

dan Ibu Tri Hadiasih sebagai pembimbing dalam melaksanakan

berbagai tugas yang telah di berikan dan menjadikan sebagai ilmu

baru sekaligus pengalaman bagi penulis untuk nanti terjun di dunia

kerja.

2.3 Analisa Kegiatan Selama PKL

Perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi dalam prosesnya

berjalan seiring seraya pengaruh mempengaruhi.Masyarakat Berkembang karena

pengaruh kemajuan teknologi dan tekologi maju dengan pesat disebabkan oleh

masyarakat yang semakin berkembang. Dalam situasi itu, kegiatan humas

dirasakan semakin penting baik humas pemerintahan maupun humas perusahaan,

tidak saja humas dalam lingkup nasional namun juga internasional, maka dari itu,

PT. Pos Indonesia (Persero) Wilayah Bandung menyadari akan pentingnya

keberadaan Humas sebagai bagian terpenting dalam perusahaan.

Humas menurut Fraser P.Seitel, Senior Vice President dan Director of

Public Affairs The Chse Manhattan Bank adalah :

(53)

publiknya dan ikut terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen.PR membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini public. PR secara efektif membantu manajemen memantau berbagai perubahan . (Elvinaro & Soemirat, 2003:13)”.

Dari definisi di atas dijelaskan bahwa pada dasarnya Public Relations atau

Humas menekankan pada fungsi manajemen ini pemahaman bahwa PR

mempunyai fungsi yang tidak mudah, karena seorang PRO (Public Relations

Officers) dituntut untuk dapat membantu menciptakan dan memelihara alur

komunikasi, pengertian, dukungan serta kerjasama dengan publiknya.

Kemudian menurut Jefkins denisi dari public relations adalah:

“Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya” (Jefkins 2003:9).

Upaya yang terencana dan berkesinambungan dalam pengertian diatas

berarti public relations adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan

sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semua ini

berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Kemudian menurut Cutlip,

Center dan Broom dalam bukunya Effective Public Relations (2006:6)

menyatakan bahwa:

“Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan

mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut” (2006:6).

Dari pengertian tersebut Cutlip, Center dan Broom mendefinisikan fungsi

public relations memiliki kesamaan dengan fungsi manajemen, yakni menilai

(54)

Menurut J.C Scidel, Directur PR, Division of Housing, State New York,

mengemukakan bahwa :

“Public relations adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill (kemauan baik) dan pengertian dari pelanggan , pegawai dan public yang luas, kedalam mengadakan analisis dan perbaikan diri asendiri, sedangkan keluar

memberikan pernyataan pernyataan (Elvirano &

Soemirat,2003:12)”

Seperti pengertian diatas bahwa fungsi public relations atau humas

sangatlah penting bagi sebuah perusahaan maupun organisasi karena PR berperan

penting dalam menciptakan dan meningkatkan kredibilitas maupun eksistensi

sebuah perusahaan. Oleh karena itu PR sangat berperan juga dalam menjalankan,

menumbuhkan dan mengembangkan good image atau citra baik bagi perusahaan

untuk memperoleh opini public dari masyarakat, sehingga apabila opini dari

masyarakat baik atau positif maka citra perusahaan pun akan baik.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan penulis sangatlah

berhubung dengan latar belakang bidang keilmuan penulis yaitu dalam bidang

ilmu komunikasi kehumasan atau public relations. Bisa dilihat dari kegiatan yang

dilakukan oleh penulis dalam melakukan praktek kerja lapangan. Dalam PKL ini

penulis dihadapkan dengan komunikasi interpersonal, komunikasi massa, dan

komunikasi organisasi.

Komunikasi Interpersonal dilakukan oleh penulis yaitu ketika penulis

sharing ataupun bertanya umumnya kepada para karyawan public relations PT.

POS Indonesia (Persero) dan khususnya Ibu Tri Hadiasih sebagai pembimbing

(55)

Penulis lalu diajarkan bagaimana cara berdiskusi yang sopan baik dalam

komunikasi antar personal maupun dalam komunikasi organisasi. Diskusi sangat

diperlukan dalam dunia kerja yang nyata karena sangatmustahil seseorang bekerja

sendiri tanpa membutuhkan orang lain.Dalam hal ini diskusi sangat diperlukan

agar komunikasi berjalanefektif.

Selain itu komunikasi antar personal sangat diperlukan ketika penulis

masuk ke dunia kerja yang nyata kelak, karena pada dasarnya sifat dan karakter

manusia itu berbeda, sekalipun mereka itukembar siam tapi kepribadian tiap

individunya pastilah berbeda, olehkarena itu komunikasi antar personal sangatlah

penting.

Adapun definisi komunikasi interpersonal menurut para ahli yaitu seperti

menurut Mulyana, komunikasi interpersonal adalah :

“Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. (Mulyana, 2003:73)

Dan juga menurut Burgon & Huffner (2002), komunikasi interpersonal

yaitu :

“Komunikasi Interpersonal yaitu komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau factual (2002).”

Kesimpulannya komunikasi intrapersonal yaitu proses penukaran

informasi atau komunikasi yang dilakukan oleh dua orang secara langsung

sehingga komunikator dapat melihat dampak maupun reaksi yang diberikan oleh

(56)

Komunikasi massa dilakukan oleh penulis yaitu pada saat penulis

diberikan tugas oleh pembimbing untuk membuat kliping dan mensortir iklan PT.

POS Indonesia (Persero) di media massa koran. Dengan tugas tersebut penulis

sangat terbantu dengan ilmu yang di berikan kepada penulis bagaimana cara yang

baik dan benar dalam melaksanakan tugas tersebut.

Definisi Komunikasi massa menurut Mulyana yaitu:

”Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau eletronik (televisi, radio), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, ananonim dan heterogen. (Mulyana, 2003:75)”.

Dan definisi komunikasi massa menurut Gerbner (1967):

“Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societes.

Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat indonesia (rakhmat, seperti yang dikutip Komala, dalam Karnilah, dkk.1999)”.

Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu

menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut

disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam

jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan.

Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan

harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga

(57)

Dan komunikasi organisasi yang dilakukan oleh penulis pada saat

melakukan arus pesan vertikal yaitu up ward. Arus pesan up ward yaitu

penyampaian informasi tentang pekerjaan atau tugas yang sudah dilaksanakan

mau tentang hambatan pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan.

Penulis melakukan arus pesan up ward ketika penulis selesai

melaksanakan tugas apa yang diberikan oleh pembimbing mau tugas yang tidak

bisa penulis lakukan dan meminta bantuan kepada pembimbing.

Hasil dari pekerjaan atau tugas selama melaksanakan praktek kerja

lapangan (PKL) penulis merasakan sangat menambah ilmu dan pengalaman

dalam melaksanakan suatu pekerjaan nanti pada saat penulis terjun langsung ke

dunia kerja kelak.

Penulis lalu diajarkan bagaimana cara berdiskusi yang sopan baik dalam

komunikasi antar personal maupun dalam komunikasi organisasi. Diskusi sangat

diperlukan dalam dunia kerja yang nyata karena sangat mustahil seseorang

bekerja sendiri tanpa membutuhkan orang lain. Dalam hal ini diskusi sangat

diperlukan agar komunikasi berjalan efektif. Penulis diajarkan bagaimana caranya

menyanggah, memberikansolusi dan mengeluarkan pendapat baik kepada rekan

kerja.Selain itu komunikasi interpersonal sangat diperlukan ketika penulis masuk

ke dunia kerja yang nyata kelak.karena pada dasarnya sifat dan karakter manusia

itu berbeda, sekalipun mereka itu kembar siam tapi kepribadian tiap individunya

pastilah berbeda, oleh karena itu komunikasi interpersonal sangatlah penting.

Kegiatan PKL yang paling berkesan oleh penulis yaitu ketika penulis di

libatkan secara langsung dalam acara halal bi halal dan pelepasan dirut dan wakil

(58)

Indonesia (Persero) karena kedatangan dirut dan wakilnya dalam acara tersebut

dan sekaligus dengan acara pelepasan jabatan beliau, oleh karena itu menurut

penulis ini pengalaman yang sangat berharga karena penulis dapat bertemu

langsung bahkan bersalaman dengan orang nomber satu di PT. POS Indonesia

(Persero) dan tidak semua orang bisa mengikuti atau mendapatkan pengalaman

tersebut.

Bagaimana acara tersebut bisa sukses public relations PT. POS Indonesia

(Persero) sangat mempunyai andil yang sangat besar pihak PR bertanggung

jawab dalam awal proses acara sampai akhir dari mulai susunan acara, tata

panggung dll.

Oleh karena itu penulis sangat banyak belajar bagaimana kita benar-benar

harus bertanggung jawab dalam mengerjakan sesuatu dan bahwa kita harus teliti

dan sabar agar hasil yang didapat memuaskan bagi seluruh pihak.

Definisi komunikasi organisasi menurut Wiryanto adalah :

“Komunikasi Organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok fomal maupun informal dari suatu organisasi.(Wiryanto, 2005)”.

Seperti definisi diatas bahwa komunikasi organisasi bisa disimpulkan

yaitu pesan yang diterima maupun disampaikan oleh anggota organisasi untuk

(59)

48 BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PT. POS Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN di

Indonesia yang bergerak di bidangjasa. PT.POS Indonesia (Persero) berdiri pada

tanggal 26 Agustus 1764 oleh Gubernur Jendral G. W. Van Inhoff yang

mendirikan kantor pos pertama di Batavia (Jakarta). Dan Public Relations PT. Pos

Indonesia (Persero) pertama kali digagas oleh seorang tokoh bernama Roekmin

Adiwinata, R., Bc. A.P. Beliau dilahirkan di Subang tanggal 17 Desember 1916.

Oleh karena itu penulis memilih praktek kerja lapangan di PT. POS

Indonesia (Persero) karena penulis menganggap bahwa PT. POS Indonesia

(Persero) sudah sangat berpengalaman dalam bidang humas/PR karena dilihat dari

lamanya public relations yang sudah ada di perusahaan ini.

PKL yang penulis lakukan di PT. Pos Indonesia telah banyak memberikan

pelajaran dan pengalaman kepada penulis bagaimana rasanya menghadapi dan

menjalankan segala aktivitas kerja di sebuah instansi atau organisasi. Penulispun

telah mampu mengaplikasikan segala ilmu kehumasan kedalam aktivitas kerja

humas secara nyata yang selalu erat kaitannya dengan ilmu komunikasi yang

selama ini penulis dapatkan dalam bentuk teori dan praktek di bangku kuliah.

Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan ini, maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Humas PT. POS Indonesia (Persero) Bandung yang berdiri dibawah

(60)

49

method of communications karena Humasnya belum terbentuk dalam

divisi tersendiri.

2. Kinerja Humas PT. POS Indonesia (Persero) Bandung ini sudah sangat

baik dalam menjalankan tugasnya khususnya dalam memberikan informasi

kepada publik eksternal.

3. Kinerja Humas PT. POS Indonesia (Persero) Bandung sangatlah berperan

penting bagi perusahaan dalam bidang mempromosikan atau

mengiklankan produk atau jasa atau pun informasi bagi masyarakat.

3.2 Saran-saran

3.2.1 Saran Untuk Perusahaaan

Berdasarkan hasil pembahasan dalam laporan praktek kerja

lapangan ini, maka penulis memberikan saran – saran pada pihak

perusahaan sebagai berikut :

1. Sebaiknya Humas/PR PT. POS Indonesia Bandung dibentuk

divisi humas tersendiri menjadi state of being agar kegiatan

atau kinerjanya dapat terlaksana dan terakomodir dengan baik

khususnya dalam menciptakan maupun mempertahankan citra

perusahaan.

2. Sebaiknya Humas/PR PT. POS Indonesia Bandung

meningkatkan hubungan baik antar karyawan internal dengan

mengadakan coffee atau tea morning maupun family gathering

agar tercipta suasana kerja yang kondusif dan hubungan yang

(61)

50

negative antar karyawan yang dapat memperburuk citra

perusahaan.

3. Sebaiknya Humas/PR PT. POS Indonesia Bandung lebih sering

melakukan atau melaksanakan acara-acara seperti membuat

event dalam memperkenalkan produk atau jasa maupun hanya

sekedar menciptakan good image perusahaan.

3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa PKL

1. Bagi mahasiswa PKL di sarankan untuk selalu disiplin dalam

melaksanakan PKL yaitu seperti datang dan pulang dari tempat

PKL sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan oleh

perusahaan.

2. Bagi mahasiswa PKL di harapkan untuk menjadi pribadi yang

sopan dan memiliki pola pikir yang kreatif, inovatif dan

mempunyai inisiatif dalam melakukan sesuatu.

3. Bagi Mahasiswa, kerja praktek ini dapat dijadikan sebagai

bahan aplikasi teori dan praktek yang didapat mahasiswa

selama perkuliahan dan sebagai saran untuk meningkatkan

ketahanan mental dan kepercayaan diri untuk memasuki dunia

Gambar

Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.5
Tabel 1.1
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan oleh penulis PT.Pikiran Rakyat Bandung pada bagian Public Relations .Maka hal-hal yang dikerjakan oleh penulis dalam

Pembuatan script dalam acara ini sejatinya tidak berbeda jauh dengan script berita, namun yang membedakannya adalah nilai dari sebuah script tersebut, menarik

Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya

Rundown pada program acara Stasiun Dangdut dan Super-J di JTV ini sangat penting, agar program acara tersebut dapat berjalan lancer sesuai apa yang. sudah dibuat

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK. UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Publik relations adalah lanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan, pelayanan dan tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok agar individu atau