• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Lapangan pada Bagian Komunikasi Divisi Humas PT. Dirgantara Indonesia Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Lapangan pada Bagian Komunikasi Divisi Humas PT. Dirgantara Indonesia Bandung"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh, Yoni Bayu Putri NIM : 41810066

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)
(4)

v

LEMBAR PENGESAHAN. ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah PT. Dirgantara Indonesia ... 1

1.1.1 Sejarah Pesawat Terbang Di Indonesia ... 2

1.1.2 Sejarah Industri Pesawat Terbang ... 6

1.1.3 Sejarah Pesawat Terbang Nurtanio ... 8

1.1.4 Sejarah Nama Baru IPTN ... 15

1.1.5 Visi Perusahaan ... 17

1.1.6 Misi Perusahaan ... 17

1.2 SejarahTerbentuknya Sekertaris Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia ... 18

1.2.1 Visidan Misi Corporate secretary PT. Dirgantara Indonesia ... 20

1.2.2 Tugas Corporate Secretary PT. DI ... 21

1.3 Struktur Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia ... 22

1.3.1 Susunan Organisasi PT. DI ... 24

1.4 Struktur Divisi Coorporate Secretary ... 24

1.5 Job Description Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia ... 27

(5)

vi

1.6.3.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan ... 41

1.6.3.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 41

BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 2.1 Pelaksaan Praktek Kerja Lapangan ... 42

2.2 Deskirpsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 44

2.2.1 Kegiatan Rutin ... 45

2.2.2 Kegiatan Insidental ... 53

2.3 Tinjauan Ilmu Public Relations. ... 56

2.3.1 Definisi Public Relations ... 56

2.3.2 Tujuan Public Relations ... 57

2.3.3 Fungsi Dan Peranan Public Relations ... 59

2.4 Analisa kagiatan Praktek Kerja Lapangan... 61

2.5 Analisis Pelayanan Perusahaan Kepada Mahasiswa ... 70

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 71

3.2 Saran ... 72

3.2.1 Saran untuk PT. Dirgantara Indonesia (Persero) ... 72

(6)
(7)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan karunia-nya peneliti dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan pada Bagian Komunikasi Divisi Humas di PT. Dirgantara Indonesia menyadari dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini banyak menemukan kesulitan dan hambatan disebabkan keterbatasan dan kemampuan peneliti, namun berkat bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, disertai keinginan yang kuat dan usaha yang sungguh-sungguh, maka akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan sebagaimana diharapkan.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari pihak-pihak yang telah membantu baik itu dalam melakukan penelitian maupun dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan, peneliti tidak mungkin menyelesaikan laporan ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

(8)

iii

2. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom yang memberikan pengarahan sebelum penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan.

3. Yth. Ibu Melly Maulin P S.Sos, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom yang memberikan saran dan masukan kepada penulis sebelum melakukan Praktek Kerja Lapangan.

4. Yth. Bapak . Olih Solihin S.Sos M.Si, selaku pembimbing dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

5. Yth. Ibu Rismawaty, S.Sos, M.Si, Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos, M.Si, Ibu Tine Wulandari, S.I.Kom, Bapak. Sangra Juliano, M.I.Kom, Bapak Dr. M Ali Syamsudin Amin, M.Si dan seluruh dosen di lingkungan FISIP Unikom atas berbagai ilmu, diskusi, kuliah dan obrolan yang disampaikan.

6. Yth. Mba Asri Ikawati., Amd.Kom selaku Staf Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relation Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak membantu dan memberikan pelayanan untuk penulis demi kelancaran penyusunan laporan PKL ini.

(9)

iv

8. Yth. Bapak Yadi, Bapak Budi, Bapak Sony, Bapak Rohendi dan Mas Kerry Apriawan selaku staff atau karyawan divisi humas yang telah memberikan bimbingan, informasi, serta data perusahaan kepada penulis demi kelancaran penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini.

9. Rekan-rekan IK Humas I 2010 yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih diperlukan penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini.

Wassalamualaikum, wr.wb

Bandung, Desember 2013

Peneliti

Yoni Bayu Putri

(10)

65

Ardianto, Elvinaro. 2011. Handbook of Public Relation. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media.

Jefkins, Frank. 1992. Public Relations. edisi ke empat, Penerbit : Erlangga Jakarta.

Effendy, Onong. 2002. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Ardianto, Elvinaro. 2011. Handbook of Public Relations. Bandung: Simbiosa MA, Morissan. 2009. Teori Komunikasi Organisasi. Jakarta: Ghalia Indonesia

Sumber lain :

Company profile PT. Dirgantara Indonesia, Tahun 2013

(11)

1 1.1 Sejarah PT. Dirgantara Indonesia

Bung Karno dalam pidato di Hari Penerbangan Nasional 9 April 1962 mengatakan : "tanah air kita adalah tanah air kepulauan, tanah air yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang dipisahkan satu dari yang lain oleh samudra-samudra dan lautan-lautan. tanah air kita ini adalah ditakdirkan oleh Allah SWT terletak antara dua benua dan dua samudra. Maka bangsa yang hidup di atas tanah air yang demikian itu hanyalah bisa menjadi satu bangsa yang kuat jikalau ia jaya bukan saja di lapangan komunikasi darat, tetapi juga di lapangan komunikasi laut dan di dalam abad 20 ini dan seterusnya di lapangan komunikasi udara. "

(12)

1.1.1 SEJARAH PESAWAT TERBANG DI INDONESIA a) Pra Kemerdekaan

Sejak legenda pewayangan berkembang dalam bagian hidup kebudayaan dan masyarakat Indonesia serta munculnya figur Gatotkaca dalam kisah Bratayuda yang dikarang Mpu Sedah serta figur Hanoman dalam kisah Ramayana adalah personifikasi pemikiran manusia Indonesia untuk bisa terbang. Tampaknya keinginan ini terus terpupuk dalam jiwa dan batin manusia Indonesia sesuai dengan perkembangan jamannya.

Jaman Pemerintah kolonial Belanda tidak mempunyai program perancangan pesawat udara, namun telah melakukan serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan pembuatan lisensi, serta evaluasi teknis dan keselamatan untuk pesawat yang dioperasikan di kawasan tropis, Indonesia. Pada tahun 1914, didirikan Bagian Uji Terbang di Surabaya dengan tugas meneliti prestasi terbang pesawat udara untuk daerah tropis. Pada tahun 1930 di Sukamiskin dibangun Bagian Pembuatan Pesawat Udara yang memproduksi pesawat-pesawat buatan Canada AVRO-AL, dengan modifikasi badan dibuat dari tripleks lokal. Pabrik ini kemudian dipindahkan ke Lapangan Udara Andir (kini Lanud Husein Sastranegara).

(13)

rancangan LW. Walraven dan MV. Patist putera-putera Indonesia yang dipelopori Tossin membuat pesawat terbang di salah satu bengkel di Jl. Pasirkaliki Bandung dengan nama PK.KKH.

Pesawat ini sempat menggegerkan dunia penerbangan waktu itu karena kemampuannya terbang ke Belanda dan daratan Cina pergi pulang yang diterbang pilot berkebangsaan Perancis, A. Duval. Bahkan sebelum itu, sekitar tahun 1922, manusia Indonesia sudah terlibat memodifikasi sebuah pesawat yang dilakukan di sebuah rumah di daerah Cikapundung sekarang. Pada tahun 1938 atas permintaan LW. Walraven dan MV. Patist - perancang PK.KKH - dibuat lagi pesawat lebih kecil dibengkel jalan Kebon Kawung, Bandung.

b) Pasca Kemerdekaan dan Perang Kemerdekaan

Segera setelah kemerdekaan, 1945, makin terbuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan impiannya membuat pesawat terbang sesuai dengan rencana dan keinginan sendiri. Kesadaran bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas akan selalu memerlukan perhubungan udara secara mutlak sudah mulai tumbuh sejak waktu itu, baik untuk kelancaran pemerintahan, pembangunan ekonomi dan pertahanan keamanan.

(14)

Agustinus Adisutjipto, yang merancang dan menguji terbangkan dan menerbangkan dalam pertempuran yang sesungguhny. Pesawat Cureng peninggalan Jepang yang dimodifikasi menjadi versi serang darat. Penerbangan pertamanya dilakukan diatas kota Jogjakarta pada bulan Oktober 1945.

Pada tahun 1946, di Yogyakarta dibentuk Biro Rencana dan Konstruksi pada TRI-Udara. Dengan dipelopori Wiweko Soepono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan J. Sumarsono dibuka sebuah bengkel di bekas gudang kapuk di Magetan dekat Madiun. Dari bahan-bahan sederhana dibuat beberapa pesawat layang jenis Zogling, NWG-1 (Nurtanio Wiweko Glider). Pembuatan pesawat ini tidak terlepas dari tangan-tangan Tossin, Akhmad, dkk. Pesawat-pesawat yang dibuat enam buah ini dimanfaatkan untuk mengembangkan minat dirgantara serta dipergunakan untuk memperkenalkan dunia penerbangan kepada calon penerbang yang saat itu akan diberangkatkan ke India guna mengikuti pendidikan dan latihan.

(15)

Kemudian kegiatan ini terhenti karena pecahnya pemberontakan Madiun dan agresi Belanda. Setelah Belanda meninggalkan Indonesia usaha di atas dilanjutkan kembali di Bandung di lapangan terbang Andir - kemudian dinamakan Husein Sastranegara. Tahun 1953 kegiatan ini diberi wadah dengan nama Seksi Percobaan. Beranggotakan 15 personil, Seksi Percobaan langsung di bawah pengawasan Komando Depot Perawatan Teknik Udara, Mayor Udara Nurtanio Pringgoadisurjo. Berdasarkan rancangannya pada 1 Agustus 1954 berhasil diterbangkan prototip "Si Kumbang", sebuah pesawat serba logam bertempat duduk tunggalyang dibuat sesuai dengan kondisi negara pada waktu itu. Pesawat ini dibuat tiga buah.Pada 24 April 1957, Seksi Percobaan ditingkatkan menjadi Sub Depot Penyelidikan, Percobaan & Pembuatan berdasar Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara No. 68.

(16)

1.1.2 SEJARAH INDUSTRI PESAWAT TERBANG

Sesuai dengan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dan untuk memungkinkan berkembang lebih pesat, dengan Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Udara No. 488, 1 Agustus 1960 dibentuk Lembaga Persiapan Industri Penerbangan/LAPIP. Lembaga yang diresmikan pada 16 Desember 1961 ini bertugas menyiapkan pembangunan industri penerbangan yang mampu memberikan dukungan bagi penerbangan di Indonesia.

Mendukung tugas tersebut, pada tahun 1961 LAPIP mewakili pemerintah Indonesia dan CEKOP mewakili pemerintah Polandia mengadakan kontrak kerjasama untuk membangun pabrik pesawat terbang di Indonesia. Kontrak meliputi pembangunan pabrik , pelatihan karyawan serta produksi di bawah lisensi pesawat PZL-104 Wilga, lebih dikenal Gelatik. Pesawat yang diproduksi 44 unit ini kemudian digunakan untuk dukungan pertanian, angkut ringan dan aero club.

Dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, tahun 1965 melalui SK Presiden RI - Presiden Soekarno, didirikan Komando Pelaksana Proyek Industri Pesawat Terbang (KOPELAPIP) - yang intinya LAPIP - ; serta PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari.

(17)

Pada tahun 1962, berdasar SK Presiden RI - Presiden Soekarno, didirikan jurusan Teknik Penerbangan ITB sebagai bagian dari Bagian Mesin. Pelopor pendidikan tinggi Teknik Penerbangan adalah Oetarjo Diran dan Liem Keng Kie. Kedua tokoh ini adalah bagian dari program pengiriman siswa ke luar negeri (Eropa dan Amerika) oleh Pemerintah RI yang berlangsung sejak tahun 1951. Usaha-usaha mendirikan industri pesawat terbang memang sudah disiapkan sejak 1951, ketika sekelompok mahasiswa Indonesia dikirim ke Belanda untuk belajar konstruksi pesawat terbang dan kedirgantaraan di TH Delft atas perintah khusus Presiden RI pertama. Pengiriman ini berlangsung hingga tahun 1954. Dilanjutkan tahun 1954 - 1958 dikirim pula kelompok mahasiswa ke Jerman, dan antara tahun 1958 - 1962 ke Cekoslowakia danRusia.

Perjalanan ini bertaut dengan didirikannya Lembaga Persiapan Industri Pesawat Terbang (LAPIP) pada 1960, pendirian bIdang Studi Teknik Penerbangan di ITB pada 1962, dibentuknya DEPANRI (Dewan Penerbangan dan Antariksa Republik Indonesia) pada 1963. Kemudian ditindaklanjuti dengan diadakannya proyek KOPELAPIP (Komando Pelaksana Persiapan Industri Pesawat Tebang) pada Maret 1965. Bekerjasama dengan Fokker, KOPELAPIP tak lain merupakan proyek pesawat terbang komersial.

(18)

BJ. Habibie diselenggarakan Seminar Pembangunan I se Eropa di Praha, salah satu adalah dibentuknya kelompok penerbangan yang diketuai oleh BJ. Habibie.

1.1.3 SEJARAH PESAWAT TERBANG NURTANIO a) Perintisan

Ada lima faktor menonjol yang menjadikan IPTN berdiri, yaitu : ada orang-orang yang sejak lama bercita-cita membuat pesawat terbang dan mendirikan industri pesawat terbang di Indonesia; ada orang-orang Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi membuat dan membangun industri pesawat terbang; adanya orang yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdedikasi tinggi menggunakan kepandaian dan ketrampilannya bagi pembangunan industri pesawat terbang; adanya orang yang mengetahui cara memasarkan produk pesawat terbang secara nasional maupun internasional; serta adanya kemauan pemerintah. Perpaduan yang serasi faktor-faktor di atas menjadikan IPTN berdiri menjadi suatu industri pesawat terbang dengan fasilitas yang memadai.

(19)

Tetapi pimpinan KOPELAPIP menyarankan Habibie untuk menggali pengalaman lebih banyak, karena belum ada wadah industri pesawat terbang. Tahun 1966 ketika Menteri Luar Negeri, Adam Malik berkunjung ke Jerman beliau meminta Habibie, menemuinya dan ikut memikirkan usaha-usaha pembangunan di Indonesia.

Menyadari bahwa usaha pendirian industri tersebut tidak bisa dilakukan sendiri., maka dengan tekad bulat mulai merintis penyiapan tenaga terampil untuk suatu saat bekerja pada pembangunan industri pesawat terbang di Indonesia yang masih dalam angan-angan. Habibie segera berinisiatif membentuk sebuah tim. Dari upaya tersebut berhasil dibentuk sebuah tim sukarela yang kemudian berangkat ke Jerman untuk bekerja dan menggali ilmu pengetahuan dan teknologi di industri pesawat terbang Jerman tempat Habibie bekerja. Awal tahun 1970 tim ini mulai bekerja di HFB/MBB untuk melaksanakan awal rencana tersebut.

(20)

Alih teknologi harus dilakukan secara teratur, tegasnya awal Desember 1973, terjadi pertemuan antara Ibnu Sutowo dan BJ. Habibie di Dusseldorf - Jerman. Ibnu Sutowo menjelaskan secara panjang lebar pembangunan Indonesia, Pertamina dan cita-cita membangun industri pesawat terbang di Indonesia. Dari pertemuan tersebut BJ. Habibie ditunjuk sebagai penasehat Direktur Utama Pertamina dan kembali ke Indonesia secepatnya.

Awal Januari 1974 langkah pasti ke arah mewujudkan rencana itu telah diambil. Di Pertamina dibentuk divisi baru yang berurusan dengan teknologi maju dan teknologi penerbangan. Dua bulan setelah pertemuan Dusseldorf, 26 Januari 1974 BJ. Habibie diminta menghadap Presiden Soeharto. Pada pertemuan tersebut Presiden mengangkat Habibie sebagai penasehat Presiden di bidang teknologi. Pertemuan tersebut merupakan hari permulaan misi Habibie secara resmi.

(21)

b) Pendirian

Ketika upaya pendirian mulai menampakkan bentuknya - dengan nama Industri Pesawat Terbang Indonesia/IPIN di Pondok Cabe, Jakarta - timbul permasalahan di tubuh Pertamina yang berakibat pula pada keberadaan Divisi ATTP, proyek serta programnya - industri pesawat terbang. Akan tetapi karena Divisi ATTP dan proyeknya merupakan wahana guna pembangunan dan mempersiapkan tinggal landas bagi bangsa Indonesia pada Pelita VI, Presiden menetapkan untuk meneruskan pembangunan industri pesawat terbang dengan segala konsekuensinya.

Maka berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12, tanggal 15 April 1975 dipersiapkan pendirian industri pesawat terbang. Melalui peraturan ini, dihimpun segala aset, fasilitas dan potensi negara yang ada yaitu : - aset Pertamina, Divisi ATTP yang semula disediakan untuk pembangunan industri pesawat terbang dengan aset Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio/LIPNUR, AURI - sebagai modal dasar pendirian industri pesawat terbang Indonesia. Penggabungan aset LIPNUR ini tidak lepas dari peran Bpk. Ashadi Tjahjadi selaku pimpinan AURI yang mengenal BJ. Habibie sejak tahun 1960an.Dengan modal ini diharapkan tumbuh sebuah industri pesawat terbang yang mampu menjawab tantangan jaman.

(22)

selaku Direktur Utama. Selesai pembangunan fisik yang diperlukan untuk berjalannya program yang telah dipersiapkan, pada 23 Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan industri pesawat terbang ini.

Gambar 1.1

Logo PT. NURTANIO

Sumber : arsip PT. DI 2013

Makna dari logo PT. Nurtanio, yaitu :

a. Sumping Gatot Kaca sebagai perwakilan dari sosok Gatot Kaca yang dalam perwayangan Indonesia merupakan sosok pahlawan yang memiliki kemampuan terbang di angkasa.

b. Lambang “N” merupakan inisial nama perusahaan yaitu Nurtanio. Berdasarkan Akta Notaris No. 15 Tanggal 28 April 1976 mengenai pendirian PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio.

(23)

Industri Pesawat Terbang Nurtanio berubah menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara atau IPTN. Dari tahun1976 cakrawala baru tumbuhnya industri pesawat terbang modern dan lengkap di Indonesia di mulai.

Di periode inilah semua aspek prasarana, sarana, SDM, hukum dan regulasi serta aspek lainnya yang berkaitan dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang berusaha ditata. Selain itu melalui industri ini dikembangkan suatu konsep alih / transformasi teknologi dan industri progresif yang ternyata memberikan hasil optimal dalam penguasaan teknologi kedirgantaraan dalam waktu relatif singkat, 24 tahun IPTN berpandangan bahwa alih teknologi harus berjalan secara integral dan lengkap mencakup hardware, software serta brainware yang berintikan pada faktor manusia. Yaitu manusia yang berkeinginan, berkemampuan dan berpendirian dalam ilmu, teori dan keahlian untuk melaksanakannya dalam bentuk kerja. Berpijak pada hal itu IPTN menerapkan filosofi transformasi teknologi “ BERMULA DI AKHIR, BERAKHIR DI AWAL".

Gambar 1.2 Logo PT. IPTN

(24)

Makna dari logo PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), yaitu a. Warna biru angkasa melambangkan langit tempat pesawat terbang. b. Sumping Gatot Kaca sebagai perwakilan dari sosok Gatot Kaca yang

dalam perwayangan Indonesia merupakan seorang pahlawan yang memiliki kemampuan terbang di angkasa.

c. Tulisan IPTN adalah lambang dari nama perusahaan IPTN. Melalui Kepres RI No. 5 Tahun 1986 dan RUPS luar biasa pada tanggal 8 April 1986 terjadilah perubahan nama dari PT. Nurtanio menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara.

Suatu falsafah yang menyerap teknologi maju secara progresif dan bertahap dalam suatu proses yang integral dengan berpijak pada kebutuhan obyektif Indonesia. Melalui falsafah ini teknologi dapat dikuasai secara utuh menyeluruh tidak semata-mata materinya, tetapi juga kemampuan dan keahliannya. Selain itu filosofi ini memegang prinsip terbuka, yaitu membuka diri terhadap setiap perkembangan dan kemajuan yang dicapai negara lain.

Filosofi ini mengajarkan bahwa dalam membuat pesawat terbang tidak harus dari komponen dulu, tapi langsung belajar dari akhir suatu proses (bentuk pesawat jadi), kemudian mundur lewat tahap dan fasenya untuk membuat komponen. Tahap alih teknologi terbagi dalam:

Tahap penggunaan teknologi yang sudah ada/lisensi, Tahap integrasi teknologi,

(25)

Sasaran tahap pertama, adalah penguasaan kemampuan manufacturing, sekaligus memilih dan menentukan jenis pesawat yang sesuai dengan kebutuhan dalam negeri yang hasil penjualannya dimanfaatkan menambah kemampuan berusaha perusahaan.Di sinilah dikenal metode "progressif manufacturing program". Tahap kedua dimaksudkan untuk menguasai kemampuan rancangbangun sekaligus manufacturing. Tahap ketiga, dimaksudkan meningkatkan kemampuan rancangbangun secara mandiri. Sedang tahap keempat dimaksudkan untuk menguasai ilmu-ilmu dasar dalam rangka mendukung pengembangan produk – produk baru yang unggul.

1.1.4 SEJARAH NAMA BARU PT IPTN

Selama 24 tahun IPTN relatif berhasil melakukan transformasi teknologi, sekaligus menguasai teknologi kedirgantaraan dalam hal disain, pengembangan, serta pembuatan pesawat komuter regional kelas kecil dan sedang.

Dalam rangka menghadapi dinamika jaman serta sistem pasar global, IPTN meredifinisi diri ke dalam "DIRGANTARA 2000" dengan melakukan orientasi bisnis, dan strategi baru menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Untuk itu IPTN melaksanakan program retsrukturisasi meliputi reorientasi bisnis, serta penataan kembali sumber daya manusia yang memfokuskan diri pada pasar dan misi bisnis.

(26)

pengujian -, manufacturing part, komponen serta tolls pesawat terbang dan non-pesawat terbang, serta jasa pelayanan purna jual.Seiring dengan itu IPTN merubah nama menjadi PT. DIRGANTARA INDONESIA atau Indonesian Aerospace/IAe yang diresmikan Presiden Abdurrahman Wahid, 24 Agustus 2000 di Bandung.

Gambar 1.3

Logo PT. Dirgantara Indonesia

Sumber : Arsip PT. DI 2013

Makna dari logo PT. Dirgantara Indonesia, yaitu :

a. Warna biru angkasa melambangkan langit tempat pesawat terbang b. Sayap pesawat terbang sebanyak tiga buah yang melambangkan tiga

(27)

Pesawat Terbang Nusantara ( IPTN ) kemudian menjadi PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI)

c. Ukuran sayap pesawat yang semakin membesar melambangkan keinginan PT. Dirgantara Indonesia untuk menjadi perusahaan dirgantara yang semakin membesar dan berkembang di setiap fasenya d. Lingkaran melambangkan bumi atau bola dunia dimana mempunyai

cita-cita yang di miliki PT. Dirgantara Indonesia untuk menjadi perusahaan dirgantara kelas dunia.

Kita berkeyakinan bahwa industri ini harus terus mengikuti dinamika perkembangan zaman dan perubahan, agar upaya yang dirintis para pendahulu ini bisa tetap lestari serta memberi manfaat optimal bagi generasi mendatang. Untuk itu kita tetap berpijak pada sejarah (Lili Irahali / 02 April 2001).

1.1.5 Visi Perusahaan

Visi PT. Dirgantara Indonesia : Menjadi perusahaan berbasis teknologi dirgantara yang unggul terutama dalam rekayasa, rancang bangun, manufactur, dan produksi pesawat terbang untuk angkutan dan kargo, baik untuk kepentingan komersil maupun militer yang mampu meraih keuntungan berdasarkan keunggulan kompetensi pada pasar domestik regional

1.1.6 Misi Perusahaan

(28)

berorientasi bisnis dan mampu mendukung kepentingan nasional, yang dapat memproduksi infrastruktur ekonomi berupa „jembatan udara„ yang menghubungkan wilayah antar kota, antar provinsi, dan antar pulau.

1.2 Sejarah Terbentuknya Sekertaris Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia Didirikannya divisi sekertaris perusahaan didasari oleh keinginan PT. Dirgantara Indonesia untuk merekstrukturisasi perusahaan agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya.Reskonstruksi yang dilakukan oleh manajemen PT. Dirgantara Indonesia menurut pembenahan yang sistematis, terarah dan koordinatif dalam membentuk good corporate governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik dan kompetitif. Salah satu dari poin restrukturisasi tersebut adalah pembentukan sekertaris perusahaan baik secara fungsional maupun strukural. Sekertaris perusahaan dibentuk berdasarkan ketentuan normative ,yaitu:

1. UU RI No 19/2003 mengenai tata pelaksanaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pasal 20

2. Keputusan mentri BUMN no 117/ M - MBU 2002 yaitu, praktek Good Corporate Governance (GCG) bagian 9 pasal 24

(29)

Adapun pertimbangan yang dilakukan oleh direksi PT. Dirgantara Indonesia dalam tujuannya untuk membentuk struktur sekertaris perusahaan yaitu: a. Bahwa Bidang Dukungan Bisnis & Administrasi (Jakarta) (AM 3500) yang semula berada di bawah Departemen Pengelolaan Fasilitas & Asset Perusahaan Divisi Jasa Material dan Fasilitas Direktorat Keuangan dan Administrasi, perlu dipindahkan kedalam organisasi Sekertaris perusahaan yang berganti nama menjadi Bidang Kantor Perwakilan Jakarta, sehingga perlu dilakukan penyesuaian Sktruktur Organisasi tingkat Departemen dan Bidang di lingkungan Sekertaris Perusahaan.

b. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka perlu diterbitkan surat keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (persero) tentang penetapan Struktur Organisasi Tingkat Departemen dan Bidang Lingkungan Sekertaris Perusahaan.

Tanggal 29 Januari 2008 Direksi PT. Dirgantara Indonesia akhirnya mengeluarkan surat keputusan tentang penetapan Strukur Organisasi Tingkat Departemen di Lingkungan Sekertariat Perusahaan dengan nomor SK : SKEP/031.01/PTD/KA0000/2008. Disusul oleh keluarnya surat keputusan struktur organisasi tingkat bidang dilingkungan sekertarian perusahaan pada tanggal 19 Mei 2008 oleh Direksi PT. Dirgantara Indonesia dengan surat keputusan nomor: SKEP/240/031.01/KA0000/PTD/05/2008.

(30)

1. Departemen Komunikasi Perusahaan. 2. Departemen Administrasi Perusahaan.

3. Departemen Pengembangan Nilai Perusahaan. 4. Departemen Hukum.

1.2.1 Visi dan Misi Corporate secretary PT. Dirgantara Indonesia 1. Visi Corporate Secretary PT. Dirgantara Indonesia, yakni ;

a. Memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai kinerja terbaik dan citra positif.

b. Sebagai kepemimpinan dan penerapan GCG.

c. Berusaha menghasilkan produktifitas yang tinggal di bandingkan denngan unit-unit lainnya.

2. Misi Corporate Secretary PT. Dirgantara Indonesia, yakni ;

a. Sebagai unit pengelola operasional direksi dan organ-organ perusahaan sesuai dengan anggaran dasar (AD) perusahaan dan Undang-Undang (UU).

b. Sebagai fasilitator dan coordinator yang membangun citra positif perusahaan.

1.2.2 Tugas Corporate Secretary PT. DI

Tugas Corporate Secretary PT. Dirgantara Indonesia, yakni :

(31)

2. Memfasilitasi pelaksanaan GCG melalui kegiatan-kegiatan perusahaan.

3. Melakukan koordinasi dengan pemegang saham 4. Mempertahankan citra perusahaan

5. Menerapkan strategi-strategi kebijakan dan prosedur secara menyeluruh dan meyakinkan

(32)

1.3 Struktur Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia Berikut struktur perusahaan PT. Dirgantara Indonesia

Gambar 1.4

Struktur Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia

Sumber: Arsip PT DI 2013

(33)

ekertaris Perusahaan, Departemen Audit Internal, Departemen Perencanaan dan P engembangan Usaha, serta Departemen Keamanan. Kemuadian keempat departem en tersebut pun membawahi dua departemen lainnya, yakni Departemen Keuanga n yang terbagi menjadi Divisi Perbendaharaan dan Akuntan, dam diklat (SDM/ Su mber Daya Manusia) yang terbagi menjadi Divisi Modal dan Pelayanan fasilitas K aryawan.

(34)

1.3.1 Susunan Organisasi PT. DI

Berikut beberapa nama pejabat dalam sttuktur organisasi PT. Dirganta ra Indonesia :

1. DIREKTUR UTAMA Budi Santoso

2. DIREKTUR AEROSTUCTURE Andi Alisyahbana

3. DIREKTUR AIRCRAFT INTEGRASI merangkap DIREKTUR KEU ANGAN

Budiman Saleh

4. DIREKTUR AIRCRAFT SERVICES Budi Wuraskito

5. DIREKTUR TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN merangkap DI REKTURADMINISTRASI

Dita Ardoni Jafri

1.4 Struktur Divisi Coorporate Secretary

(35)

n terdapat Divisi Managemen Dokumentasi Perusahaan, Dukungan Kegiatan Peru sahaan dan Protokoler Perusahaan.Semua Departemen dan Divisi-Divisi tersebut membawahi Divisi Pengembangan Nilai-Nilai Perusahaan yang terbagi menjadi P engembangan Budaya Perusahaan dan Koordinasi Tata Kelola Perusahaan serta D ivisi Hukum yang terbagi menjadi korporasi dan perijinan litigasi.

Bidang Humas dalam struktur perusahaan sendiri ada dalam Sekertaris peru sahaan tepatnya dalam bagian yang dinamakan Departemen Komunikasi Perusaha an.Tujuan dan Fungsi dari Departemen Komunikasi itu sendiri adalah pencapaian citra yang ditetapkan atau yang di harapkan.Secara garis besar tugas dan fungsi D epartemen Komunikasi menyangkut upaya pembinaan citra, meningkatkan citra a gar lebih baik dari yang sudah ada, sampai upaya memperbaiki citra dan mengem balikan citra jika mengalami gangguan atau yang membuat citra tersebut merosot. Departemen Komunikasi PT. Dirgantara Indonesia, merupakan pelaksana p usat kegiatan informasi yang memiliki tugas dan wewenang untuk membina dan menyelenggarakan fungsinya sebagai penerangan umum, penerangan kepada kary awan dan staff dan memberikan informasi kepada publik, baik publik internal mau pun publik eksternal. Merupakan kewajiban bagi Humas untuk memberikan infor masi kepada publik baik secara langgsung maupun tidak langgsung melalui media massa baij cetak dan elektronik.

(36)

Kepala Departemen Komunikasi perusahaan bekerja sama dan berkoordinas i dengan seluruh organ di dalam perusahaan, khususnya dengan para supervisor y ang berkaitan dalam rangka mengkomunikasikan dan mempromosikan setiap prod uk, jasa dan hal-hal yang berkaitan dengan pencitraan agar diperoleh peningkatan baik profit maupun benefit. Merancang program komunikasi terpadu untuk memb angun komunikasi yang sehat dan baik dengan publik internal maupun eksternal.

Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan bekerja sama dan berkoordinas i dengan seluruh organisasi di luar perusahaan yang berkompetensi di bidang kom unikasi dan promosi perusahaan secara berkesinambungan agar dapat meningkatk an kedua hal tersebut baik secara kuantitas maupun kualitas.

Tugas setiap supervisor adalah sebagai berikut :

1. Supervisor PR, bertanggung jawab dalam merencanakan, melaksanakan, m engendalikan, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan den gan publik internal dan publik eksternal

2. Supervisor promosi, bertanggung jawab merencanakan, melaksanakan, me ngendalikan dan mengevaluasi kegiatan promosi perusahaan.

3. Supervisor Publikasi, bertanggung jawab merencanakan, melaksanakan, m engevaluasi dan mengendalikan kegiatan publikasi perusahaan.

1.5 Job Description Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia

1. Direktur Utama

(37)

an pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan meliputi :

a. Penetapan kebijakan (policy), arah (direction), dan strategi (stateg y) perusahaan.

b. Penentuan Rencana Jangka Panjang perusahaan (RJPP) dan Renc ana Kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) untuk disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

c. Pemeliharaan dan pengurusan kekayaan perusahaan d. Pelaksanaan Portofolio bisnis masing-masing direktorat. B. Memimpin rapat-rapat direksi.

C. Sebagai kuasa pemegang saham anak-anak perusahaan (subsidiaries d an affiliates).

D. Bertindak untuk dan atas nama perusahaan selaku pendiri dana pensiu n perusahaan.

E. Mengendalikan operasi perusahaan yang mencakup kegiatan sekertari at perusahaan, pengawasan internal, pengamanan perusahaan, serta pe ngembangan dan perencanaan usaha perusahaan

F. Bertanggung jawab kepada pemegang saham PT. Dirgantara Indonesi a (persero)

2. Asisten Dirut Bidang Bisnis pemerintah

(38)

agai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan bisnis dan mengarahkan pela ksanaannya secara teknis dan administrasi

B. Mengarahkan penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKP T) dan Program Kerja pengawasan Jangka Panjang (PKPJP) yang ber basis bisnis dan mengusulkan prioritas kegiatan bisnis tahunan. C. Mengkomunikasikan hasil kajian atas performance gap dan adaptabili

ty gap, guna memastikan bahwa tujuan bisnis internal telah sesuai, me madai, dan dapat digunakan secara aktif untuk mencapai program kerj a pemerintah.

D. Dalam melaksanakan fungsinya dapat melakukan akses terhadap semu a informasi baik berupa catatan, data, atau dalam bentuk lainnya, mem asuki seluruh tempat atau wilayah kerja perusahaan, melihat seluruh a sset, dan seluruh aktifitas perusahaan, serta meminta penjelasan yang diperlukan kepada karyawan dan manajemen perusahaan guna melihat peluang bisnis yang ada.

3. Asisten Dirut Manajemen Mutu Perusahaan

A. Mewakili direktur utama untuk mengkoordinasikan dan memonitor pe laksanaan fungsi-fungsi quality yang ada di perusahaan agar mampu memenuhi persyaratan para pelanggan sehingga mutu dapat menjadi s alah satu citra diri perusahaan yang dikenal secara positif dan meluas di dunia industri penerbangan domestic dan internasional

(39)

uran-aturan dan pedoman tertulis yang di perlukan untuk pelaksanaan, penyempurnaan, dan pengembangan system manajemen mutu perusah aan (quality management system) di lingkungan perusahaan, memenuh i ketentuan keselamatan penerbangan dan standar mutu sesuai arahan direktur utama.

C. Mengkoordinasikan dan memonitor berbagai kegiatan yang berhubun gan dengan pemeliharaan dan peningkatan reputasi perusahaan melalu i pembentukan citra mutu positif perusahaan secara berkesinambunga n.

D. Memastikan setiap tindakan ataupun keputusan yang dibuat oleh direk si selalu memenuhi ketentuan keselamatan penerbangan dan standart mutu lainnya yang berlaku.

E. Mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi-fungsi mutu di berbagai direkt orat agar dapat melaksanakan perbaikan berkelanjutan atas kinerjanya dalam memenuhi harapan para pelanggan secara efektif dan efisien. F. Memonitor kinerja mutu setiap direktorat dan melaporkannya secara b

erkala kepada direktur utama, agar tersedia laporan kinerja mutu yang tepat waktu, akurat dan actual untuk mengambil proses pengambilan k eputusan yang akuntabel.

(40)

4. Sekertariat Perusahaan

A. Menjamin pekerjaan-pekerjaan direksi adalah sesuai dengan peraturan -peraturan perusahaan dan ketentuan – ketentuan dari Good Coorporat e Governance (GCG).

B. Memfasilitasi pelaksanaan Good Coorporate Governance (GCG) mel alui kegiatan-kegiatan perusahaan.

C. Melakukan kegiatan dengan pemegang saham. D. Mempertahankan citra perusahaan

E. Menetapkan strategi-strategi kebijakan dan prosedur secara menyeluru h dan meyakinkan. Menetapkan strategi-strategi kebijakan dan prosed ur secara menyeluruh dan meyakinkan.

F. Membuat laporan kepada eksekutif.

Adapun job description dari tiap-tiap bidang dalam Departemen Komunika si perusahaan meliputi :

1. Public Relation

A. Memahami dan menguasai konsepsi dan prinsip-prinsip public relatio ns modern dalam rangka net working, collective intelegency, dan long tiles.

B. Secara berkesinambungan menyampaikan pesan perusahaan dan mem bangun image perusahaan sehingga perusahaan senantiasa ada dalam i ngatan hati public

(41)

di hadapan client.

D. Mengarahkan dan memimpin aktivitas PR perusahaan dalam rangka f ungsi komunikasi perusahaan seperti selayaknya yang berlaku bagi in dustry kedirgantaraan

E. Mengevaluasi dan melaporkan aktivitas kegiatan PR kepada pemimpi n perusahaan untuk mewujudkan efektivitas dan efesiensi serta optima lisasi kinerja organisasi

F. Mengevaluasi dan melaporkan aktivitas kegiatan PR kepada pemimpi n perusahaan untuk mewujudkan efektifitas dan efesiensi serta optimal isasi kinerja organisasi

G. Memelihara, mengembangkan, memperbaharui berbagai data-data, inf ormasi perusahaan agar senantiasa up to date untuk kepentingan publi k.

H. Menyiapkan SOP PR kedalam system media perusahaan

I. Mengikuti dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan profesi PR baik Lokal, Regional, Nasional maupun Internasional.

2. Publikasi

A. Menganalisis dan mempersepsi isu pubisitas yang berkembang serta d ampaknya terhadap perusahaan.

B. Membuat proyeksi citra dan identitas perusahaan dari waktu ke waktu. C. Mendisain strategi publikasi dan mementukan program serta impleme

(42)

D. Menyusun dan melaksanakan langkah-langkah untuk mengatasi krisis komunikasi.

E. Menetapkan standar pelayanan-pelayanan operasional publikasi dan in formasi serta member bimbingan kepada jajaran di bawahnya.

F. Menetapkan upaya peningkatan kualitas publikasi dalam berkomunika si baik secara tertulis maupun presentasi oral

G. Memberi asistensi kepada perusahaan dalam aspek-aspek publikasi da n komunikasi korporasi.

H. Memberi asistensi dalam penyusunan manual kebijakan publikasi dan upaya komunikasi dalam semua aspek komunikasi korporasi.

3. Promosi

A. Bertanggung jawab dalam menyiapkan marketing kit, mulai dari pemb uatan brosur, leaflet, flayer, banner, model dll

B. Menyiapkan proposal pemeran beserta budget yang diperlukan serta b ertanggung jawab terhadap pelaksanaan karyawan.

C. Mengevaluasi dan meaporkan aktivitas kegiatan promosi kepada Man ager Komunikasi perusahaan untuk mewujudkan efektifitas dan efesie nsi serta optimalisasi tenaga kinerja organisasi.

D. Memelihara, mengembangkan dan memperbaharui data-data promosi agar senantiasa up to date.

(43)

fasilitas untuk mendukung kelancaran aktivitas bidang promosi. 5. Satuan Pengawasan Intern

A. Mengelola fungsi satuan pengawasan intern secara efektif dan efisien, guna memastikan kegiatan fungsinya mampu memberikan kontribusi yang bernilai tambah bagi perusahaan, melalui pendekatan penilaian y ang sistematis dan teratur dalam mengembangkan dan menjaga efektiv itas system pengendalian internal, pengelolaan resiko, dan proses gouv ernance sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berla ku

B. Mengendalikan pelaksanaan proses audit berbasis resiko berdasarkan s tandar profesi yang meliputi perencanaa, pelaksanaan, rekomendasi, la poran, serta pemantauan tindak lanjut, serta melaksanakan aktifitas mo nitoring dan konsultatif.

C. Melakukan kordinasi dengan atau menadi mitra bagi komite audit kom isaris dan aparat eksternal auditor, serta memantau tindak lanjut temua n hasil audit.

D. Mengelola pelaksanaan audit khusus termasuk namun tidak terbatas u ntuk mendalami hasil audit operasional yang berindikasi adanya tind akan kecurangan sekaligus menilai efektifitas desain dan operasi peng endalian internal daam pencegahan kecurangan.

E. Melakukan kajian dan merumuskan arah, sasaran dan pengorganisasia n fungsi satuan pengewasan intern.

(44)

dan program kerja pengawasan jangka panjang (PKPJP).

G. Menerbitkan dan mengkomunikasikan laporan hasil audit, serta mema ntau dan menilai tindak lanjut laporan hasil audit.

H. Mengelola pelaksanaan program jaminan kualitas audit agar fungsi sat uan pengawasan intern melaksanakan standar profesi audit internal de ngan lebih efektif.

I. Mengkoordinasikan kegiatan satuan intern dengan kegiiatan-kegiatan l ain baik dalam maupun di luar perusahaan.

6. Divisi Pengamanan

A. Melindungi dan megamankan kawasan perusahaan baik yang berupa s arana maupun prasarana fidik termasuk personil, materil, informasi da n seluruh asset perusahaan lainnya yang dilaksanakan melalui pencega han dan pengulangan terhadap setiap tindak criminal yang datang dari datang maupun dari luar yang dapat merugikan perusahaan.

B. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengamanan khusus atas keam anan personil kritik

C. Menjalin serta memelihara koordinasi kerja dengan aparat lain yang te rkait baik intern maupun ekstern

7. Divisi Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan

A. Menyusun Rencana Strategis Perusahaan (RSP) untuk 10 tahun dan re ncana jangka panjang perusahaan untuk 5 tahun kedepan yang efektif t erhadap perubahan lingkungan.

(45)

C. Melakukan pengendalian anggaran melalui Recana Kerja dan Anggara n (RKA) unit organisasi.

D. Menyusun laporan managemen secara periodic dan tahunan atau realis asi kinerja usaha.

E. Melaksanakan pembinaan serta mengevaluasi kinerja anak perusahaan dan perusahaan patuingan.

F. Mengkoordinasikan, menganalisis, dan mengevaluasi dalam penyusun an portfolio bisnis perusahaan.

G. Mensosialisasikan dan memfasilitasi pembaharuan dokumen laporan r isk managemen plan.

8. Direktorat Aerostruktur

A. Mengelola bisnis jasa manufacture pesawat dan helicopter baik yang merupakan ranncangan perusahaan aeroscapoe lain yang di lisensi unt uk mannufakture di PT. Dirgantara Indonesia.

B. Memasarkan produk pesawat dan helicopter yang di produksi PT. Dir gantara Indonesia.

C. Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan aktifitas produksi y ang meliputi : metal forming, machining, bonding dan composite, spec ial process dan surface treatment.

D. Mengelola dana operasional yang dialokasikan perusahaan secara efes ien dan efektif

(46)

9. Direktorat Aircraft Integration

A. Mengelola bisnis layanan modifikasi pesawat dan helicopter hasil pro duksi PT. Dirgantara Indonesia maupun produk pesawat hasil produks i perusahaan aerospace lain yang memberikan lisensi kepada PT. Dirg antara Indonesia untuk memodifikasi produknya.

B. Melaksanakan modifikasi pesawat dan helicopter sesuai permintaan p elanggan.

C. Memasarkan layanan modifikasi produk pesawat dan helicopter yang dilakukan oleh PT. Dirgantara Indonesia.

D. Mengelola asset yang disediakan perusahaan secara efisien dan efektif .

10. Direktorat Aircraft Service

A. Mengelola bisnis jasa pemeliharaan (maintenance)overhaul, dan perba ikan (repair) produk pesawat dan helicopter dasil produksi PT. Dirgan tara Indonesia maupun perusahaan aerospace lain yang telah memberi kan lisensi kepada PT. Dirgantara Indonesia untuk memelihara dan me mperbaiki produk pesawat, helicopter, serta komponen mesin lainnya. B. Layanan berupa customer support.

C. Mengelola dan operasional yang dialokasikan perusahaan secara efisie n dan efektif.

D. Mengelola asset yang di sediakan perusahaan secara efektif dan efisen .

(47)

A. Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan aktifitas penelitian, rekayasa, rancang bangun, pengembangan produk baru baik yang terkait dengan produk pesawat dari helicopter (aeronautica) maupun produk nin aeronautica yang terkait dengan persenjataan (Hankam), produksi, dan pengujian prototype.

B. Memasarkan produk baru yang dikembangkan (aeronautica dan non aeronautica) ke pasar yang sesuai.

C. Mengelola dana operasional yang dialokasikan perusahaan secara efesien dan efektif.

D. Mengelola aset yang disediakan secara efesien dan efektif.

12.Direktorat Keuangan dan Administrasi

A. Mengelola keuangan, akuntansi dan sumber daya manusia PT. Dirgantara Indonesia

B. Mengelola dana perusahaan secara efektif dan efisien. C. Menyediakan pelayanan fasilitas umum.

1.6 Sarana dan Prasarana 1.6.1 Sarana

(48)

“Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan tertentu”.

Bertolak dari definisi diatas PT. Dirgantara Indonesia sebagai perusahaan BUMN besar yang memiliki Departemen Sekertaris Perusahaan membutuhkan sarana sebagai alat bantu kerja perusahaan untuk tercapainya aktivitas kerja dan kinerja yang efektif serta efisien. Berikut merupakan sarana yang dimiliki Departemen Komunikasi Perusahaan berdasarkan masing-masing bidang.

1. Publikasi

Tabel 1.1

No 1 Sarana Banyaknya

1 Ruang kantor publikasi 1

2 Mushola 1

Sumber: Arsip PT DI 2013

2. Promosi

Tabel 1.2

No Sarana Banyaknya

1 Ruang kantor Promosi 1

2 Ruang kantor Kepala Promosi 1

3 Ruang Tamu 1

(49)

3. Public Relations

Tabel 1.3

No Saran Banyaknya

1 Ruang kantor Public Relations 1

2 Ruang Tamu 1

Sumber : Arsip PT DI 2013 1.6.2 Prasarana

Pengertian prasarana menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah “segala yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses atau usaha,

pembangunan, proyek dan sebagainya.”

Maka bertolak dari definisi diatas, prasarana yang dimiliki PT. Dirgantara Indonesia untuk Departemen Komunikasi Perusahaan yaitu :

1. Publikasi

Tabel 1.4

No Prasarana Banyaknya

1 Meja 3

(50)

1 Meja kerja 6

No Prasarana Banyaknya

1 Kulkas 1

1.6.3 Lokasi dan Waktu PKL

(51)

Penulis melaksanakan kegiatan kerja praktek lapangan pada Divisi Sekretaris peusahaan tepatnya di Departemen Komunikasi perusahaan Bidang Hubungan Masyarakat PT. Dirgantara Indonesia yang berlokasi di Jl. Pajajaran No 154 Bandung 40174. Telepon : 022-6040606,6031717.Fax: 022-6033912. Email: www.Indonesian-aerospace.comdan customer acs@indonesiaaerospace.com.

1.6.3.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan

(52)

42 2.1 Pelaksaan Praktek Kerja Lapangan

Selama Praktek Kerja lapangan berlangsung, peneliti mendapatkan berbagai jenis aktivitas kerja yang menyangkut job description Public Relations maupun yang menyangkut komunikasi perusahaan secara keseluruhan. Penulis mendapatkan kesempatan melakukan aktivitas kerjanya secara bergilir di bagian promosi, publikasi, dan humas selama 30 hari terhitung sejak tanggal 15 juli 2013 sampai dengan 23 agustus 2013. Setiap hari senin sampai dengan jumat dengan waktu kerja PK 09.00-14.00 WIB.

(53)

TABEL 2.1

Kegiatan selama Praktek Kerja lapangan di PT.Dirgantara Indonesia

No Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan

Rutin Insidental 1 Senin/15 Juli 2013 Pembuatan ID Card

Mengisi data diri 2 Selasa/16 Juli 2013 Pengambilan ID Card

Membuat kliping berita v

v

3 Rabu/17 Juli 2013 Membuat dokumen uji terbang pesawat CN 235

Membuat kliping berita v

v

4 Kamis/18 Juli 2013 Meliput pengiriman helicopter Bell 412 EP

Membuat kliping berita v

v

5 Jumat/19 Juli 2013 Membuat kliping berita Menempel info karyawan PT DI

v

v

6 Senin/ 22 Juli 2013 Membuat kliping berita Melihat website Internal dan eksternal PT DI

v

v

7 Selasa/23 Juli 2013 Membuat kliping berita Membuat cover CD Liputan helicopter Bell 412 EP

v

v

8 Rabu/24 Juli 2013 Membuat kliping berita v 9 Kamis/25 Juli 2013 Membuat kliping berita

Fotokopi kliping berita

v

v 10 Jumat/26 Juli 2013 Membuat kliping berita

Membuat resume berita media cetak

v

v

11 Senin/29 Juli 2013 Membuat kliping berita Melengkapi Data untuk laporan PKL

v v

12 Selasa/30 Juli 2013 Membuat kliping berita Mengklafisikasi folder kliping berita

v v

13 Rabu/31 Juli 2013 Membuat kliping berita Menyerahkan resume berita

v

v 14 Kamis/1 Agustus

2013

Membuat kliping berita Menyusun referensi data untuk keperluan PKL

(54)

15 Jumat/2 Agustus 2013

Membuat kliping berita Menyusun referensi data untuk keperluan PKL

v v

16 Rabu/14 Agustus 2013

Membuat kliping berita Menyusun referensi data untuk keperluan PKL

v v

17 Kamis/15 Agustus 2013

Membuat kliping berita Menyusun referensi data untuk keperluan PKL

v v

18 Jumat/16 Agustus 2013

Membuat kliping berita Melengkapi data PKL

v v 19 Senin/19 Agustus

2013

Membuat kliping berita Melengkapi data PKL

v v 20 Selasa/20 Agustus

2013

21 Rabu/21 Agustus 2013

22 Kamis/22 Agustus 2013

Membuat kliping berita Melengkapi data laporan PKL

Melakukan Plant Tour

v v

v 23 Jumat/23 Agustus

2013

Melengkapi data laporan PKL Sumber : Catatan Penulis 2013

2.2 Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

(55)

aktivitas kerja yang bersifat insidentil merupakan aktivitas kerja yang dilakukan hanya pada saat tertentu dilakukan.Berikut merupakan rincian gambaran kegiatan serta program kerja yang dilaksanakan oleh Departemen Komunikasi.

2.2.1 Kegiatan Rutin

1. Public relations

Program kerja dan kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations merupakan program kerja yang memberi fungsi dalam membangun, mengembangkan PR network untuk memposisikan kepentingan perusahaan bercitra baik dimata client/public/stakeholder dan terwujudnya kerjasama dan jalinan hubungan yang terinteragsi, harmonis dan sinergi. Selain itu, public relations bertugas dalam menciptakan relationship yang berorientasi pada market komunikasi sebagai tools strategy bisnis, menjaga image dan positioning company dihadapan client, mengarahkan dan memimpin aktivitas PR. Perusahaan dalam rangka kelancaran fungsi komunikasi perusahaan seperti yang layaknya berlaku bagi industry kedirgantaraan. Program kerja rutin yang dilaksanakan oleh bidang Public Relations meliputi: a. Penerbitan majalah perusahaan Dirgantara Indonesia

(56)

perusahaan. Majalah perushaan Dirgantara Indonesia diterbitkan setiap dua bulan sekali, namun media komunikasi ini di nonaktifkan sejak tahun 2010 dikarenakan keterbatasan anggaran dana dan keputusan direksi yang dirasa bukan menjadi prioritas bagi kebutuhan perusahaan sehingga yang dirasa bukan menjadi prioritas bagi kebutuhan perusahaan sehingga harus dinonaktifkan.

b. Web Site

Web site merupakan media komunikasi cyber PR yang dimana PR bertugas dalam mengaktualisasikan atau meng-update web site dengan informasi-informasi baru setiap dua hari sekali agar semua public dapat mengakses web site ini sehingga public mengetahui apa saja yang dikerjakan dan dihasilkan oleh PT Dirgantara Indonesia. Berikut merupakan contoh website yang dimiliki PT.Dirgantara Indonesia yang telah dipelajari oleh penulis selama PKL.

Gambar 2.1

(57)

Sumber : Arsip PT DI 2013

2. Promosi

(58)

3. Pembuatan kalender

Pembuatan kalender meliputi pengumpulan data dan materi, pembuatan konsep komunikasi, konsep image atau tampilan dan distribusi.Pembuatan kalender dilakukan sebagai bentuk souvenir awal tahun dan secara tidak langsung sebagai symbol ucapan “selamat

Tahun Baru” dari direksi kepada para karyawan serta seluruh warga perusahaan.

4. Penyelenggaraan exhibition

Promosi bertugas dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi dalam menyelanggarakansuatu exhibition.Hal ini perlu dilakukan mengingat pameran yang dilaksanakan berada dalam skala besar baik dalam negeri maupun luar negeri.

5. Publikasi

(59)

6. Penerbitan news letter info karyawan

Proses aktivitas ini membutuhkan suatu pengumpulan data dan materi, penulisan artikel, editing, dan layout, desain grafis dan distribu si kegiatan ini merupakan kegiatan yang membantu seluruh karyawan PT. Dirgantara Indonesia untuk mengetahui berita-berita ter up to date berkenaan dengan keseluruham PT.DI. Info karyawan merupakan lang kah alternatif yang di gunakan Departemen Komunikasi perusahaan d alam mengganti fungsi majalah perusahaan, karena dinilai lebih efekti f dan efisien.Terbit 2 minggu sekali dan di distribusikan mading tiap-ti ap gedung.Penulis di berikan beberapa kesempatan dalam mengola inf o karyawan yang dapat dilihat sebagai berita.

(60)

Contoh Info Karyawan

Sumber: Arsip PT DI 2013

(61)

Membuat resume dan analisa opini, klasifikasi opini, grafik kua ntitas opini, kesimpulan dan saran untuk di distribusikan kepada direk si, KA unit, dan kadiv. Laporan ini berisi opini yang berkembang di m edia online baik melalui internet web (regetdesk,ironis) maupun melal ui eksternal websiteb (pubrel). Monitoring berita media massa memili ki berbagai macam jenis kegiatan lainnya baik yang bersifat rutin mau pun insidental. Berikut merupakan hasil resume dan kliping yang penu lis lakukan selama PKL.

Untuk memudahkan dalam pencarian list kliping, maka bidang p ublikasi membuat list kliping setiap bulannya yang didalamnya memu at judul berita serta asal media yang memuat berita tersebut.

(62)

Contoh Tampilan Daftar Kliping Bulan Juli – Agustus 2013

Daftar Kliping Bulan Juli- Agustus 2013

Tanggal Judul Berita Media

Minggu, 14 juli 201 3

Penyerahan Bell 412 EP Pemprov Kaltim

Tempo.com

Minggu, 14 Juli 201 3

Provinsi Kaltim tertarik beli CN-295

Tempo.com

Minggu, 14 Juli 201 3

Kalimantan gives chopper for bor der security

Jakarta Post

Senin, 15 Juli 2013 Pesawat Made in Bandung Dilirik Negara Afrika

Detik.com

Jumat, 8 Agustus 2 013

Dahlan Siap Terbang dengan Pesawat Made inBandung CN295

Detik.com

Senin, 12 Agustus 2 013

Lion Air berencana beli N219 PT Dirgantara Indonesia

Antara .com

Selasa, 13 Agustus 2013

Bos PT DI dan Lion Air Bahas Pembelian Pesawat N219 Made in Bandung

Detik.com

Senin, 19 Agustus 2 013

Mulai 2015, Pesawat N219 'Made in Bandung' Diproduksi 24 Unit/Tahun

Detik.com

Sumber :Arsip PT Dirgantara Indonesia Tahun 2013

(63)

1. Press Release

Press Release merupakan kegiatan incidental PR dengan cara mengumpulkan data dan materi penulisan berita dan distribusi progra m kerja ini masih berfungsi dengan optimal dan aktif dilakukan oleh P R Dirgantara Indonesia. Press Release biasanya dilakukan ketika PT D irgantara Indonesia melakukan berbagai event-event serta kegiatan-ke giatan di dalamnya memiliki nilai berita.Berikut merupakan hasil editi ng Press Release yang dilakukan penulis ketika PKL.

Press Release (Sabtu, 13 Juli 2013)

PT DI Serahkan 1 Unit Helikopter Bell 412 EP Kepada Kemenhan RI Sabtu 13 Juli 2013, berlangsung penyerahan 1 unit Helikopter Bell 412 EP kep ada kementerian pertahanan RI. Penandatanganan serah terima akan dilakukan oleh direktur utama PT DI, Budi Santoso; Kabaranahan Kemhan Laksamana Muda TNI Ir. Rachmad; ASLOG Panglima TNI Mayjen Joko Sri Widodo dan disaksikan langsung oleh ketua komisi 1 DPR RI, Drs. Mahfudz Siddiq M.Si; Menteri Pertahanan RI, Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro MSc, MA, Ph.d; Pangli ma TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E; Ketua DPRD Kalimantan Tim ur H.M. Mukmin Faisyal, HP, SH, MM. dan Gubernur Kalimantan Timur Dr. H. Awang Faroek Ishak, MM, MSi.

Degan diterimanya helicopter Bell 412 EP ini hasil kerjasama industri antara P T Dirgantara Indonesia (Persero) dengan Bell Helikopter Tekstron.inc semoga akan menambah daya gerak TNI dalam menjalankan dalam berbagai misi oper asi di lapangan dalam menjaga keutuhan wilayah teritorial RI.

Sumber :Arsip PT Dirgantara Indonesia Tahun 2013

2. Penyajian informasi PT. DI dalam Bahasa Inggris

(64)

menuhi standard merupakan kegiatan incidental yang dilakukan oleh Publi c Relations. Hal tersebut dikarenakan penyajian informasi yang tidak sela manya menggunakan bahasa inggris dalam kesempatan tertentu biasanya Public relations menggunakan kesempatan ini. Misalkan seperti translate d alam bahasa inggris seperti naskah pidato direktur dalam bahasa inggris, is i informasi company profile, isi annual report, pemberian informasi denga n client asing.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan tugas PR. Dalam membuat dokumentasi p emotretan dan audio visual serta selalu tersedianya produk foto dan audio visual untuk kebutuhan company profile yang up date untuk steakholder.

Penulis dalam kegiatan PKL mendapatkan kesempatan melakukan t ugas untuk mendokumentasikan pelepasan helicopter Bell 412

Gambar 2.3

(65)

Sumber : Arsip PT Dirgantara Indonesia Tahun 2013

4. Membuat Ucapan Terima Kasih

Membuat ucapan terima kasih merupakan kegiatan incidental yang di lakukan oleh Publik Relations PT DI dalam rangka mengucapkan terima kasih kepada media-media massa baik cetak maupun elektronik yang berk enan memberitakan dan membantu terbentuknya opini public secara positi f untuk perusahaan.

Promosi

5. Penulisan advertorial, sponsorship dan iklan

(66)

pun luar negeri. Jadi advertorial, sponsorship dan iklan yang dilakukan bu kan lah iklan yang dilakukan oleh produk-produk regular lainnya. Kalaupu n itu dilakukan bukanlah bertujuan untuk menjual produk kepada pasaran bebas melainkan membentuk citra serta eksistensi perusahaan agar diakui s erta di dukung oleh pemerintah Indonesia. Penulisan ini diterbitkan atas p erintah direksi.

Publikasi

6. Kegiatan monitoring berita media massa yang bersifat incidental merupaka n pengamatan, pencarian serta penganalisisan berita-berita atau informasi t ertentu yang dianggap besar dan penting serta telah diketahui oleh pihak pe rusahaan sebelumnya. Bidang publikasi biasanya telah mendapatkan infor masi dari pers berkenaan dengan media yang ditampilkan ke media massa. Apabila informasi yang diberikan dapat membantu mengangkat citra perus ahaan PT DI , humas PT DI akan mengucapkan terimakasih. Namun, bila t erdapat informasi yang salah, humas PT DI akan siap memberikan klarifik asi.

2.3 Tinjauan Ilmu Public Relations

(67)

Definisi humas atau public relations atau PR menurut Frank Jefkins d alam bukunya yang berjudul Public Relations adalah :

“PR adalah suatu bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dal am rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada sa ling pengertian “ ( Jefkins, 2003:10)

Sementara pengertian public relations menurut Institite of Public Relat ions (IPR) di definisikan sebagai :

“keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesina mbungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goo dwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya “ (Jefkins, 2003:9).

PR merupakan suatu wadah yang berbasiskan komunikasi yang berlak u untuk semua organisasi baik itu bersifat komersial maupun non komersial. Baik yang bersifat formal dan nor formal, di sector public dan private. Hal ter sebut karena PR pada dasarnya memiliki suatu pengertian yang amat luas. Pa da dasarnya PR senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahama n dengan pengetahuan dan melalui kegiatan-kegiatan dengan suatu harapan m enciptakan niat baik dan membuat citra yang positif bagi perusahaan. Seorang humas sudah mempunyai jobdesk nya yaitu berupa membuat sesuatu yang di butuhkan oleh perusahaan dengan tujuan yang sudah pasti membuat good will di mata public nya baik internal maupun eksternal.

2.3.2 Tujuan Public Relations

(68)

anisasi melakukan beberapa tujuan sebagai acuan dalam setiap kegiatannya . Frank Jefkins dalam bukunya yang berjudul Public Relations mengklasifikasi kan tujuan-tujuan Public Relations dalam suatu perusahaan sebagai berikut :

1. Untuk mengubah citra umum di hadapan khalayak sehubungan denga n adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan. 2. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.

3. Untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah di capai oleh perusah aan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan. 4. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta me

mbuka pasar-pasar ekspor baru.

5. Untuk mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adany a perusahaan yang akan go public .

6. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayak nya sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengiba rkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak ter hadap niat baik perusahaan.

7. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efek tif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan. 8. Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mampu bertahan atau

bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.

9. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan suatu perusahaan dal am menghadapi resiko pengambil – alihan.

(69)

11.Untuk menyebarkuaskan informasi mengenai aktifitas dan partisipasi para pemimpin perusahaan organisasi dalam kehidupan social sehari-h ari.

12.Untuk mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari peyel enggaraan suatu acara.

13.Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiata n-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.

14.Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang dilakukan.

2.2.3 Fungsi dan peranan Public Relations 1. Fungsi Public Relations

Fungsi Humas menurut Bertrand R Canfield dalam bukunya Public Re lations principles and problems mengemukakan fungsi humas sebagai berikut :

a. It should serve the public’s interest ( mengabdi kepada kepentinga

n umum).

b. Maintain good communication (memelihara komunikasi yang bai k).

c. Stress good moral and manners (menitikberatkan moral dan peril aku yang baik).

(70)

a. Menunjang kegiatan managemen dalam mencapai tujuan organisa si.

b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan public, ba ik public ekstern maupun intern.

c. Menciptakan komunikasi dua arah timbale balik dengan menyeba rkan informasi dari organisasi kepada public dan menyalurkan opi ni public kepada organisasi.

d. Melayani public dan menasehati pimpinan organisasi demi kepent ingan umum.

2. Peranan Public Relations

Peran utama Public relations pada intinya adalah sebagai berikut : a. Sebagai komunikator atau penghubung antara organisasi atau lem

baga yang diwakili dengan publiknya baik secara internal maupun eksternal.

b. Membina relationship yaitu berupaya membina hubungan yang p ositif dan saling menguntungkan dengan pihak publicnya sehingg a menciptakan citra yang positif.

c. Peranan back up management yakni sebagai pendukung dalam fu ngsi management organisasi atau perusahaan.

d. Membentuk corporate image artinya peranan public relations ber upaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.

(71)

Bertolak dari definisi yang dikemukakan oleh Frank Jefkins pada bukunya yang berjudul Public Relations, pada dasarnya public relations memang melakuka n sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan suatu proses komunikasi dalam su atu organisasi yang telah terencana baik itu kedalam maupun keluar dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang hendak di capai oleh organisasi tersebut. Sama halny a dengan PT. Dirgantara Indonesia yang memiliki Departemen Komunikasi yang di dalamnya menjalankan suatu tugas-tugas yang berkaitan dengan seluruh aktifita s yang berhubungan dengan proses komunikasi secara terencana, terkoordinir, bai k kedalam maupun keluar. Ditengah kondisi yang sedang tidak stabil dan sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah, PTDI memerlukan suatu fungsi yang da pat menangani, mengantisipasi dan memahami berbagai persoalan akibat berlangg sungnya suatu peristiwa yang menyangkut perusahaan. Terutama kondisi perusaha an akibat krisis komunikasi akibat pemberitaan yang negative. Maka dari itu PTDI selaku industry strategis besar milik Negara membutuhkan peran public relations yang mampu menopang segala bentuk krisis ekonomi.

Sementara bertolak dari definisi yang dikemukakan oleh institute of Public relations, public relations PT. Dirgantara Indonesia telah menjadi suatu bidang di bawah departemen komunikasi perusahaan yang telah state of being (melembaga). Public Relations PTDI sudah berdiri sendiri dengan rangkaian dob desk yang teren cana dan terstruktur dan berkesinambungan dalam satu tubuh PT. Dirgantara Indo nesia.

(72)

on pun telah mewakili fungsi kehumasan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan org anisasi yaitu tujuan PT. Dirgantara Indonesia. Namun, secara keseluruhan terdapat beberapa hal yang berjalan secara tidak optimal bahkan di non aktifkan untuk sem entara waktu akibat kondisi perusahaan yang tidak stabil dan dana yang di alokasi kan untuk keperluan efektifitas kerja komunikasi perusahaan dan public relations. Namun direksi akan berusaha untuk melakukan aktifitas lain sebagi alternative ag ar fungsi aktifitas yang di non aktifkan memiliki fungsi pengganti. Adapula beber apa aktifitas kerja yang masih aktif hingga kini namun, penulis merasa belum ma ksimal secara kualitas dan efektifitas. Kegiatan tersebut yaitu :

Penulisan Advertorial dan Sponsorship

Surachman dalam bukunya Public Relations Writing memberikan pengerti an advertorial sebagai berikut.

Adertising tak lain adalah iklan, yang berarti penyajian materi persuasive pada public dengan menggunakan sarana berupa ruang atau waktu di medi a massa yang di beli untuk mempromosikan prodak, jasa, atau gagasan. Se mentara editorial adalah pernyataan tentang opini yang merupakan sikap re smi dari redaksi” (Surachman 2006:126)

(73)

Website

Website merupakan media ekternal yang di rancang oleh publik relations d engan tujuan agar public eksternal mengetahui perkembangan informasi yang berk enaan dengan PTDI. Website sebagai media dengan segmentasi public eksternal h aruslah memberikan kepuasan kepada public ketika public berkunjung. Bukan han ya sekedar puas dengan informasi yang akan di dapatkan melainkan kepuasan saat menikmati sisi estetika dari sebuah website yang di kunjungi. Tampilan website s udah cukup baik namun tidak ada sisi yang membuat pengunjung website merasa terjun kedalam dunia kedirgantaraan. Tampilan yang di buat terlalu simple dan pe ndek , gambar terlalu di tonjolkan ketimbang sisi informasinya, selain itu penggun jung tidak bisa memilih bahasa yang di inginkannya alangkah baiknya bila pada h alaman awal penggunjung di beri layanan dalam memilih bahasa-bahasa lain yang dapat di mengerti.

Press Release

Membuat release yang baik menjadi suatu kebutuhan bagi seorang pulic re lations. Hal ini di sebabkan keberhasilan public relations dalam publisitas dan dal am usaha menarik perhatian media massa sehingga tulisan mereka menarik perhat ian di media massa, sangat di tentukan oleh komunikatif atau tidak release yang di buat.

Menurut Thomas Bivins dalam bukunya Handbook For Public Relations Writing menyebutkan bahwa Press Realese adalah :

“informasi yang disiarkan untuk pers, biasanya media massa cetak” (Soem

Gambar

Gambar 1.2 Logo PT. IPTN
Gambar 1.3
Gambar 1.4 Struktur Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia
No 1 Tabel 1.1 Sarana
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pos Indonesia (Persero) Divre V Jawa Barat, kegiatan rutin yang dilakukan selama pkl adalah mencheck brosur- brosur promosi yang akan di distribusikan ke kantor pos

Kegiatan internal Humas PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Pusat. Bandung

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK. UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Pos Indonesia (Persero) Divre V Jawa Barat, kegiatan rutin yang dilakukan selama pkl adalah mencheck brosur – brosur promosi yang akan di distribusikan ke kantor pos se

Coffee Morning adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh suatu unit kerja PT PLN (Persero) DJBB, berupa komunikasi dua arah untuk.. berdialog, dalam rangka menyamakan

Program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Public Relation merupakan program kerja yang memberi fungsi dalam mengembangkan PR network untuk memposisiskan

Cindy K.. Divisi Corporate Secretary PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia berada di bawah kepemimpinan Corporate Secretary yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap dua

LAPAN merupakan salah satu Lembaga Non Departemen yang bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh menteri