• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

MEKANISME KOPING PASIEN KANKER PAYUDARA

DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

Oleh

Winda Ardelia Silalahi 101101120

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

Judul : Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Nama : Winda Ardelia Silalahi

Nim : 101101120

Fakultas : Keperawatan Tahun akademik : 2013/2014

ABSTRAK

Mekanisme koping merupakan mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima. Apabila mekanisme koping berhasil, maka orang tersebut akan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme koping pasien kanker payudara dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel diambil dari pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan sebanyak 45 orang. Sampel diambil dengan teknik total sampling. Pengumpulan data mulai 12 Mei sampai 12 Juni 2014. Data dianalisa secara univariat deskriptif. Hasil penelitian mekanisme koping kanker payudara menunjukkan bahwa mayoritas pasien kanker payudara yang memiliki mekanisme koping yang adaptif sebanyak 31 orang dengan persentase 68,9%, sedangkan yang memiliki mekanisme koping yang maladaptif sebanyak 14 orang dengan persentase 31,1%. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan peneliti selanjutnya.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-NYA, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan”.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun tulisan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun sehingga dapat menjadi perbaikan dimasa yang akan datang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda M. Silalahi dan Ibunda R. Marpaung yang sangat banyak memberikan bantuan moril, material, arahan, dan selalu

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp.,MNS, selaku dosen penguji I yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk menguji saya dalam siding skripsi.

3. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp. MARS, selaku dosen penguji II yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk menguji saya dalam siding skripsi.

4. Ibu Cholina Trisa Siregar, M.Kep selaku dosen Pembimbing Akademik, seluruh staf pengajar Fakultas Keperawatan USU, atas keikhlasan memberikan ilmu dan pengetahuan selama mengikuti program perkuliahan.

5. Direktur RSUP Haji Adam Malik Medan, atas ijin tempat penelitian.

6. Seluruh responden yang telah bersedia berpartisipasi dalam proses penelitian ini. 7. Adik penulis Daniel Silalahi dan Clara Stefhani Silalahi yang telah memberikan

(5)

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keperawatan USU stambuk 2010 yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini, khususnya teman seperjuangan Meri Gultom, Hesron Ginting, dan Indri Yuliana yang saling memberikan dukungan.

9. Sahabat-sahabat penulis Christ Malau, Winda Silaban, Desrianty Sibuea, Dewi L. Sitorus, Giovenny Marpaung, Yeni Bukit, Lolita A. Sihaloho, Susi Kaban, Adelberd Pardede, dan Raymond Panjaitan yang telah banyak membantu dan memberikan semangat selama penulisan skripsi ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Juli 2014

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 6

3. Tujuan Penelitian ... 6

4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

1. Kanker Payudara ... 7

1) Pengertian Kanker Payudara ... 7

2) Penyebab Kanker Payudara ... 7

3) Gambaran klinis kanker payudara ... 8

4) Jenis-jenis kanker payudara ... 9

5) Stadium kanker payudara ... 12

6) Pemeriksaan penunjang ... 13

7) Komplikasi kanker payudara ... 14

8) Penatalaksanaan kanker payudara... 14

2. Mekanisme koping ... 16

1) Pengertian mekanisme koping ... 16

2) Sumber koping ... 23

3) Penggolongan mekanisme koping ... 23

4) Factor-faktor yang mempengaruhi mekanisme koping ... 24

5) Mekanisme koping adaptif dan maladaptive ... 26

6) Strategi koping ... 28

3. Cancer Coping Questionnaire. ... 29

... 2 BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 30

1. Kerangka Konseptual ... 30

2. Defenisi Operasional ... 31

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 32

1. Desain Penelitian ... 32

(7)

1) Populasi ... 32

2) Sampel ... 32

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 33

5. Instrumen Penelitian ... 34

6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 35

1) Uji Validitas ... 35

2) Uji Reliabilitas ... 35

7. Pengumpulan Data ... 36

8. Analisa Data ... 36

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

1. Hasil Penelitian ... 38

1) Distribusi karakteristik data demografi responden ... 38

2) Mekanisme koping pasien kanker payudara ... 40

2. Pembahasan ... 40

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

1. Kesimpulan ... 44

2. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN 1. Informed Concern ... 48

2. Instrumen Penelitian ... 49

3. Taksasi Dana ... 54

4. Jadwal Penelitian ... 55

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.5 Stadium Kanker Payudara

Tabel 3.2 Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden

(9)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Inform Concern

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Taksasi Dana

Lampiran 4 Jadwal Penelitian

(10)

Judul : Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Nama : Winda Ardelia Silalahi

Nim : 101101120

Fakultas : Keperawatan Tahun akademik : 2013/2014

ABSTRAK

Mekanisme koping merupakan mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima. Apabila mekanisme koping berhasil, maka orang tersebut akan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme koping pasien kanker payudara dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel diambil dari pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan sebanyak 45 orang. Sampel diambil dengan teknik total sampling. Pengumpulan data mulai 12 Mei sampai 12 Juni 2014. Data dianalisa secara univariat deskriptif. Hasil penelitian mekanisme koping kanker payudara menunjukkan bahwa mayoritas pasien kanker payudara yang memiliki mekanisme koping yang adaptif sebanyak 31 orang dengan persentase 68,9%, sedangkan yang memiliki mekanisme koping yang maladaptif sebanyak 14 orang dengan persentase 31,1%. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan peneliti selanjutnya.

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat penyakit kanker diperkirakan juga akan bertambah, karena kecenderungan pasien memulai pengobatan ketika penyakit kankernya sudah pada stadium lanjut (Luwina, 2006). Kanker payudara terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara. Penyebab kanker payudara belum diketahui secara spesifik, namun terdapat beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker payudara antara lain riwayat keluarga, faktor genetik, radiasi, faktor reproduksi serta konsumsi lemak. Faktor resiko ini penting dalam membantu pencegahan terjadinya kanker payudara, oleh karena itu penting bagi wanita melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan SADARI (periksa payudara sendiri).

(12)

terisolasi, takut, berduka, berlama-lama di tempat tidur, ketidakmampuan fungsional, gagal memenuhi kebutuhan keluarga, kurang tidur, sulit berkonsentrasi, kecemasan dan depresi (Nurachmah, 1999 dalam Arika, 2008).

Herawati (2005) dalam Arika (2008) mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa

body image berubah hampir pada semua penderita kanker payudara dan jika perubahan ini

tidak terintegrasi dengan konsep diri maka kualitas hidup akan menurun secara drastis dan wanita yang mengalami kanker payudara akan mengalami gangguan body image yaitu merasa menjadi wanita yang kurang sempurna karena sebagai seorang ibu dan merasa kekurangan secara fungsi, sehingga individu mengalami kecemasan, ketakutan, depresi, berat badan turun drastis.

Hadjam (2000) meneliti bahwa respon pasien pertama kali ketika didiagnosa kanker payudara memperlihatkan adanya stress, sedih, putus asa, psimis, merasa gagal, tidak puas, merasa buruk, tidak berdaya, dan penilaian rendah terhadap tubuhnya. Stres yang dialami individu dapat dimanifestasikan dalam bentuk stres fisik, psikologis dan perilaku yang ditimbulkan karena masalah yang dihadapi. Cara yang digunakan individu untuk mengurangi stress disebut dengan koping. Koping diartikan sebagai upaya atau cara yang dilakukan individu dalam mengatasi stressor yang berasal dari dirinya maupun lingkungan, menyesuaikan diri dengan perubahan dan respon terhadap situasi yang mengancam (Stuart, 1998). Cara berespons bawaan atau dapatan terhadap perubahan lingkungan atau masalah atau situasi tertentu disebut mekanisme koping (Kozier, 2010).

(13)

2013). Di ruang Rindu A RSUP Haji Adam Malik tercatat terdapat 110 orang pasien kanker payudara per tanggal 1 Oktober sampai 20 November 2013. Insiden kanker belum dapat diidentifikasi secara nasional karena belum terdapat registrasi kanker yang mencakup secara nasional, tetapi dari beberapa pusat registrasi kanker di Indonesia terdapat sebanyak 23.310 kejadian kanker dan kanker payudara sebanyak 2.734 pasien (Haryono, 2012). Kanker tertinggi yang di derita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan, disusul kanker leher rahim dengan 16 per 100.000 perempuan (Riskesdas, 2009).

Data terbaru dari American Cancer Society telah menghitung bahwa di tahun 2013, terdapat 64.640 kasus kanker payudara. Sekitar 39.620 wanita meninggal dunia setiap tahunnya karena kanker payudara (Ratnasari, 2013). Data Global Burden of Cancer menyatakan, angka kejadian kanker payudara di Indonesia sebanyak 26 per 100.000 perempuan (Bambang, 2010). Sutjipto (2013) menyatakan saat ini penderita kanker payudara di Indonesia mencapai 100 dari 100.000 penduduk. Sekitar 60-70% dari penderita tersebut datang pada stadium tiga, yang kondisinya terlihat semakin parah (Depkes, 2013).

(14)

Koping yang adaptif dapat menghasilkan adaptasi yang menetap, yang merupakan kebiasaan baru dan perbaikan dari situasi yang lama sedangkan koping yang maladaptif yaitu perilaku individu yang menyimpang dari keinginan normatif dan dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan. Koping yang adaptif masih dapat mengontrol emosi, kewaspadaan tinggi, lebih perhatian pada masalah, memiliki persepsi yang luas, dan dapat menerima masukan atau dukungan orang lain. Koping yang maladaptif tidak mampu menyelesaikan masalah dan cenderung merusak (Devikurnia, 2008). Mekanisme koping seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya lingkungan, konsep diri, rasa aman nyaman, pengalaman masa lalu dan tingkat pengetahuan individu (Keliat,1990).

(15)

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana mekanisme koping pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme koping pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Tenaga Keperawatan

Membantu perawat mengidentifikasi dan membantu perawat untuk mengajarkan penggunaan mekanisme koping yang adaptif pada pasien kanker payudara.

1.4.2 Bagi Pasien

Membantu pasien untuk memahami dan menggunakan koping yang adaptif dalam menjalani penyakitnya.

1.4.3 Bagi Peneliti

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Kanker Payudara

2.1.1 Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang cepat dan menginfiltrasikan jaringan limfe dan pembuluh darah di dalam payudara (Carpenito, 1999). Kanker payudara merupakan salah satu terbanyak ditemukan di Indonesia, biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas (Mansjoer, 2000).

Penyebaran kanker terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh di kelenjar aksila ataupun supraklavikula. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain seperti paru, hati, tulang dan otak (Luwia, 2003).

2.1.2 Penyebab Kanker Payudara

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya kanker payudara, tetapi beberapa kemungkinan penyebabnya sebagai berikut (Tim CancerHelps, 2010) :

1. Faktor Usia

Kejadian kanker payudara akan semakin meningkat setelah usia remaja. 2. Faktor Genetik

(17)

payudara, maka kemungkinan akan memiliki resiko untuk terkena penyakit payudara dua kali lipat.

3. Pemakaian Obat-obatan

Sebagai contoh, seorang wanita yang menggunakan terapi obat hormon pengganti (hormone replacement therapy atau HRT) seperti hormone ekstrogen akan menyebabkan peningkatan resiko menderita penyakit kanker payudara.

4. Diet

Faktor diet dapat juga sebagai kemungkinan terjadinya kanker payudara. hal ini berhubungan dengan tingginya diet asam lemak jenuh dan kurang mengkonsumsi vitamin C. tingginya intake alcohol mungkin juga berhubungan dengan meningkatnya perkembangan kanker payudara 5. Trauma

Penggunaan BH yang terbuat dari bahan kawat, akibat terjadi benturan dari bahan tumpul, penggunaan bahan karsinoge

2.1.3 Gambaran Klinis Kanker Payudara

Gambaran klinis yang dapat ditemukan (NJ Ye, 2011 dalam Churchill, 1990), yaitu:

1. Benjolan pada payudara, keras atau lembut.

2. Nyeri, yang bervariasi dengan siklus haid dan independen dari siklus haid

3. Perubahan pada kulit payudara:

a. Skin dimpling

b. Skin ulcer

c. Peau d'orange

(18)

a. Puting tertarik ke dalam

b. Eksim (ruam yang melibatkan puting atau areola, atau keduanya)

c. Putting discharge

2.1.4 Jenis-Jenis Kanker Payudara

Jenis-jenis kanker payudara sebagai berikut (Tim CancerHelps, 2010): 1. Duktal Karsinoma In Situ (DCIS)

Jenis ini merupakan tipe kanker payudara non invasif paling umum. DCIS berarti sel-sel kanker berada di dalam duktus dan belum menyebar keluar dinding duktus ke jaringan payudara di sekitarnya. Sekitar satu hingga lima kasus baru kanker payudara adalah DCIS. Hampir semua wanita dengan kanker tahap ini dapat disembuhkan. Mammografi merupakan cara terbaik untuk mendeteksinya.

2. Lobular Karsinoma In Situ (LCIS)

LCIS bukan kanker, tetapi LCIS terkadang digolongkan sebagai tipe kanker payudara non invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi tidak berkembang melewati dinding lobulus. Mammografi rutin sangat disarankan pada tipe kanker payudara ini.

3. Invasif atau Infiltrating Duktal Karsinoma (IDC)

IDC merupakan jenis kanker payudara yang paling umum dijumpai. Timbulnya sel kanker bermula dari duktus, menerobos dinding duktus, dan berkembang ke dalam jaringan lemak payudara. Kanker akan menyebar ke organ tubuh lainnya melaui sistem getah bening dan aliran darah. Sekitar 8-10 kasus kanker payudara invasif merupakan jenis ini.

(19)

Kanker jenis ini dimulai dari lobulus. Seperti IDC, ILC dapat menyebar atau bermetastasis ke bagian lain di dalam tubuh.

5. Kanker payudara terinflamasi (IBC)

IBC merupakan jenis kanker payudara invasif yang jarang terjadi. Hanya sekitar 1-3% dari semua kasus kanker payudara adalah jenis IBC. Jenis IBC biasanya tidak terjadi benjolan tunggal atau tumor pada payudara. sebaliknya, kanker jenis ini membuat kulit payudara terlihat merah dan terasa hangat. Kulit payudara juga tampak tebal dan mengerut seperti kulit jeruk. 2.1.5 Stadium Kanker Payudara

Stadium Keterangan

0 Stadium ini disebut kanker payudara non-invasif. Ada dua tipe, yaitu: DCIS (Ductal Carcinoma In Situ) dan LCIS (Lobular Carcinoma In Situ).

I Kanker invasive kecil, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan tidak menyerang kelenjar getah bening.

II Kanker invasive, ukuran tumor 2-5 cm dan sudah menyerang kelenjar getah bening.

III Kanker invasive besar, ukuran tumo lebih dari 5 cm dan benjolan sudah menonjol ke permukaan kulit, pecah, berdarah atau bernanah.

IV Sel kanker sudah bermetastasis atau menyebar ke organ lain, seperti paru-paru, hati, tulang, atau otak.

[image:19.595.117.532.338.725.2]
(20)

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan, yaitu 2007) :

1. Biopsi payudara (jarum atau eksisi) : membrikan diagnosa defenitif terhadap massa dan berguna untuk klasifikasi histology pertahapan dan seleksi terapi yang tepat.

2. Foto thoraks : dilakukan untuk mengkaji adanya metastase. 3. PU THM : untuk mengevaluasi ukuran tumor

4. CT Scan dan MRI : teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara, khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara mengeras yang sulit diperiksa dengan mammografi.

5. Ultrasonografi (USG) : dapat membantu dalam membedakan antara massa padat dan kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras ; hasil komplemen dari mammografi.

6. Mammografi : memperlihatan struktur internal payudara untuk mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.

2.1.7 Komplikasi Kanker Payudara

Menurut Carpenito (1999) dan R. Sjamsuhidayat (2004), komplikasi kanker payudara adalah :

1. Gangguan Neurovaskular.

2. Metastasis : otak, pleura, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang.

(21)

5. Kematian.

2.1.8 Penatalaksanaan Kanker Payudara

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi : pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan terapi imunologi (NJ Ye, 2011). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual (WHO, 2003).

1. Pembedahan

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara

(mastectomy). Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya

diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi,hormon atau kemoterapi. 2. Terapi Radiasi

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.

3. Terapi Hormon

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.

(22)

Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah

Capecitabine, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada

sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja. 5. Terapi Imunologik

Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini,

trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2

dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.

2.2 Mekanisme Koping

Dalam keperawatan konsep koping sangat penting karena semua pasien mengalami stres, sehingga sangat perlu kemampuan untuk dapat mengatasinya dan kemampuan koping untuk adaptasi terhadap stres yang merupakan faktor penentu yang penting dalam kesejahteraan manusia (Yasmin, 1999).

2.2.1 Pengertian Mekanisme Koping

(23)

menangani masalah dan situasi (Kozier, 2011). Koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima tubuh dan beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik yaitu stres. Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut (Ahyar, 2010).

Mekanisme koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima (Nursalam, 2007). Apabila mekanisme koping berhasil, maka orang tersebut akan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Kemampuan koping individu tergantung dari temperamen, persepsi, dan kognisi serta latar belakang budaya/norma tempatnya dibesarkan (Nursalam, 2007 dalam Carlson, 1994).

Koping dapat diidentifikasi melalui respon, manifestasi (tanda dan gejala). Koping dapat dikaji melalu berbagai aspek yaitu fisiologis dan psikologis (Devi, 2008 dalam Keliat, 1990). Koping yang efektif menghasilkan adaptasi sedangkan koping yang tidak efektif berakhir dengan maladaptif.

1. Fisiologis

Manifestasi stress pada aspek fisik tergantung pada : a. Persepsi/penerimaan individu pada stress b. Keefektifan strategi koping

2. Psikososial

Stuart dan Sundeen (1991) mengidentifikasi 2 kategori koping yang biasa dipakai untuk mengatasi kecemasan :

a. Reaksi berorientasi pada tugas (Task Oriented Reaction)

(24)

 Perilaku Menyerang

Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan. Pada prilaku menyerang, individu menggunakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka mempertahankan integritas pribadinya. Prilaku yang di tampilkan dapat merupakan tindakan konstruktif maupun destruktif yaitu tindakan agresif (menyerang) terhadap obyek, dapat berupa benda, barang, orang lain atau bahkan terhadap diri sendiri.

• Perilaku Menarik Diri

Perilaku menarik diri digunakan secara fisik maupun psikologik untuk memindahkan sesorang dari sumber stress.

• Perilaku Kompromi

Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang mengoprasikan, menggani tujuan, mengorbankan aspek kebutuhan personal seseorang. Lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Secara umum kompromi dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat diselesaikan.

b. Reaksi yang berorientasi pada ego (Ego Oriented Reaction)

Sering disebut sebagai mekanisme pertahanan mental. Reaksi ini berguna untuk melindungi diri yang merupakan garis pertahanan jiwa pertama.  Denial (menyangkal)

Menghindarkan realitas ketidaksetujuan dengan mengabaikan atau menolak untuk mengenalinya.

(25)

Mengaitkan pikiran atau impuls dirinya terutama keinginan yang tidak dapat di toleransi, perasaan emosional, atau motivasi kepada orang lain.

• Regresi

Menghindari stress terhadap karakteristik perilaku dari tahap perkembangan lebih awal

 Displacement/Mengalihkan

Mengalihkan emosi yang seharusnya diarahkan kepada orang atau benda tertentu ke benda yang netral atau tidak membahayakan.

 Isolasi

Memisahkan komponen emosional dari pikiran yang dapat temporer atau jangka panjang.

 Supresi

Suatu proses yang sering disebut sebagai mekanisme pertahanan diri tetapi benar-benar merupakan analogi represi, pencetus kesadaran yang bertujuan suatu ketika dapat mengarah pada represi.

Jenis-jenis koping yang konstruktif atau positif (sehat) Harmer dan Ruyon (1984), menyebutkan jenis-jenis koping yang dianggap konstruktif yaitu:

1. Penalaran (reasoning)

(26)

paling menguntungkan resiko kerugiannya paling kecil dan keuntungannya yang diperoleh paling besar.

2. Objektifitas

Yaitu kemampuan untuk membedakan antara komponen-komponen emosional dan logis dalam pemikiran,dan penalaran maupun tingkah laku. Kemampuan ini juga meliputi kemampuan untuk membedakan antara pikiran-pikiran yang berhubungan dengan persoalan dengan yang tidak berkaitan. Kemampuan untuk melakukan koping jenis obyektifitas mensyaratkan individu yang bersangkutan memiliki kemampuan mengelola emosinya sehingga individu mampu memilih dan membuat yang tidak semata didasari oleh pengaruh emosi.

3. Konsentrasi

Yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang dihadapi. Konsentrasi memungkinkan individu untuk terhindar dari pikiran-pikiran yang mengganggu ketika berusaha untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapi. Pada kenyataanya, justru banyak individu yang tidak mampu berkonsentrasi ketika menghadapi tekanan. Perhatian mereka malah terpecah-pecah dalam berbagai arus pemikiran yang justru membuat persoalan yang menjadi semakin kabur dan tidak terarah.

4. Penegasan diri (self assertion)

(27)

pelatihan-pelatihan dibidang asertifitas mulai banyak dilakukan untuk memperbaiki relasi antar manusia.

5. Pengamatan diri (self observation)

Pengamatan diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian secara objektif proses-proses kesadaran sendiri atau mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku,motif,cirri, sifat sendiri, dan seterusnya untuk mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri yang semakin mendalam. Pengamatan diri mengandaikan individu memiliki kemampuan untuk melakukan transedensi, yaitu kemampuan untuk membuat jarak antara diri yang diamati dengan diri yang mengamati. Perkembangan kognitif dan latihan-latihan melakukan introspeksi yang dilakukan sejak remaja, akan mempertajam untuk melakukan pengamatan diri.

Pada dasarnya manusia melakukan perilaku koping dengan tujuan untuk keluar dari situasi yang tidak menyenangkan. Tingkah laku ini timbul dalam sejumlah tahap, pertama kita menilai sumber stress yang dihadapi serta sumber-sumber yang kita miliki untuk mengatasinya, kemudian bertindak (Ryan dalam Potter dan McKenzie, 2002). Penilaian terhadap suatu situasi tidak dapat digeneralisasikan sama pada semua individu. Setiap individu mempunyai respon yang berbeda terhadap suatu sumber stress.

2.2.2. Sumber Koping

Menurut Wiscar dan Sandra (1995), sumber koping terdiri atas 2 faktor yaitu dari dalam (internal) dan factor dari luar (eksternal) yaitu :

(28)

tingkat pengetahuan, perasaan seseorang seperti harga diri, control dan kemahiran, ketrampilan, pemecahan masalah.

2. Factor eksternal meliputi : dukungan sosial dan sumber material

Menyadur dari Cobb dukungan sosial sebagai rasa memiliki rasa informasi terhadap seseorang atau lebih dengan 3 kategori yaitu : dukungan emosi dimana seseorang merasa dicintai; dukungan harga diri berupa pengakuan dari orang lain akan kemampuan yang dimiliki; perasaan memiliki dalam sebuah kelompok.

2.2.3 Penggolongan Mekanisme Koping

Mekanisme koping juga dibedakan menjadi dua tipe (Angela, 2012 dalam Kozier, 2004) yaitu :

1. Mekanisme koping berfokus pada masalah (Problem Focused Coping)

Meliputi usaha untuk memperbaiki suatu situasi dengan membuat perubahan atau mengambil beberapa tindakan dan usaha segera untuk mengatasi ancaman pada dirinya. Contohnya adalah negosiasi, konfrontasi dan meminta nasehat.

2. Mekanisme koping berfokus pada emosi (emotional focused coping)

Meliputi usaha-usaha dan gagasan yang mengurangi distress emosional. Mekanisme koping berfokus pada emosi tidak memperbaiki situasi tetapi seseorang sering merasa lebih baik.

2.2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Mekanisme Koping

(29)

tempat tinggal (Taylor dan Carol, 1997). Menurut Lazarrus dan folkman faktor yang mempengaruhi strategi coping dari luar atau dari dalam ada enam, yaitu:

1. Kesehatan Fisik

Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar

2. Keyakinan atau pandangan positif

Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused coping

3. Keterampilan Memecahkan Masalah

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

4. Keterampilan sosial

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat.

5. Dukungan sosial

Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya

(30)

Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang barang atau layanan yang biasanya dapat dibeli.

2.2.5 Mekanisme Koping Adaptif Dan Maladaptive

Menurut Suryani dan Widyasih (2008) secara garis besar mekanisme koping terdiri dari mekanisme koping adaptif dan maladapif :

1. Mekanisme Koping Adaptif

Penggunaan koping yang adaptif membantu individu dalam beradaptasi untuk menghadapi keseimbangan. Mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Adaptasi individu yang baik, muncul reaksi untuk menyelesaikan masalah dengan melibatkan proses kognitif, efektif dan psikomotor. Kompromi merupakan tindakan adaptif untuk menyelesaikan masalah, dilakukan dengan cara musyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Mekanisme koping adaptif yang lain adalah berbicara dengan orang lain tentang masalah yang dihadapi, berdoa, melakukan latihan fisik untuk mengurangi ketegangan masalah, membuat berbagai alternative tindakan untuk mengurangi situasi, dan merasa yakin bahwa semua akan kembali stabil, mengambil pelajaran dari peristiwa atau pengalaman masa lalu.

2. Mekanisme Koping Maladaptif

Mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme yang menghambat fungsi integrasi, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1995). Penggunaan mekanisme koping yang maladaptif dapat

(31)

berlebihan, menghindar dan aktivitas destruktif (mencegah suatu konflik dengan melakukan pengelakan terhadap solusi).

Perilaku mekanisme koping maladaptive antara lain perilaku agresi dan menarik diri. Perilaku agresi (menyerang) terhadap sasaran atau obyek dapat merupakan benda, barang atau orang lain atau bahkan terhadap dirinya sendiri. Perilaku menarik diri dimana perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain.

Karakterisistik mekanisme koping adalah sebagai berikut :

Adaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Masih mampu mengontrol emosi pada dirinya

b. Memiliki kewaspadaan yang tinggi, lebih perhatian pada masalah

c. Memiliki persepsi yang luas

d. Dapat menerima dukungan dari orang lain

Maladaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Tidak mampu berfikir apa – apa atau disorientasi

b. Tidak mampu menyelesaikan masalah

c. Perilakunya cenderung merusak

(32)

1. Peningkatan kesadaran terhadap masalah : fokus obyektif yang jelas dan prespektif yang utuh terhadap situasi yang tengah berlangsung.

2. Pengolahan informasi : situasi pendekatan yang mengharuskan anda mengalihkan persepsi sehingga ancaman dapat diredam. Pengolahan informasi juga meliputi pengumpulan informasi dan pengkajian semua sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah.

3. Pengubahan perilaku : tindakan yang dipilih secara sadar yang dilakukan bersama sikap yang positif, dapat meminimalkan atau menghilangkan stresor.

4. Resolusi damai : suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil diatasi.

2.2.6 Strategi Koping

Strategi koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam (Keliat, 2004).

(33)

2.2.7 Cancer Coping Questionnaire 21 Items

(34)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep merupakan fokus penelitian yang akan diteliti. Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan mekanisme koping pasien kanker payudara yang dapat berespon adaptif atau maladaptif.

Keterangan :

= variabel yang diteliti

= berhubungan

- Adaptif

- Maladaptif Mekanisme Koping Pasien

(35)

3.2Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara

Suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan mengatasi situasi stress yang menekan akibat masalah yang sedang dihadapinya

dengan cara melakukan perubahan

(36)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mekanisme koping pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sbbjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker payudara di unit kemoterapi RSUP Haji Adam Malik Medan sebanyak 45 pasien pada bulan Mei-Juni 2014.

4.2.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Total sampling adalah teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono,2009). Dengan demikian, maka peneliti mengambil sampel dari seluruh pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan berjumlah 45 pasien pada bulan Mei-Juni 2014.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

(37)

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah proposal penelitian disetujui dan peneliti mendapatkan izin penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Peneliti mendapat persetujuan komisi etik penelitian kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 9 Juni 2014. Kemudian peneliti menemui responden dengan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini. Responden yang bersedia dipersilahkan menandatangani inform concern. Responden yang tidak bersedia berhak menolak dan mengundurkan diri tanpa ada paksaan dari peneliti. Kerahasiaan informasi (confidentiality) responden merupakan masalah etika yang paling utama dalam penelitian ini dengan tidak menuliskan nama pada instrument (anonymity). Data-data yang diperoleh dari calon responden digunakan untuk kepentingan penelitian saja.

4.5 Instrumen Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner yaitu

Cancer Coping Questionnaire 21 Items (Moorey, Frampton, dan Greer, 2000 dalam

Wiley InterScience, 2003) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia melalui lembaga bahasa & pendidikan professional LIA. Instrumen ini terdiri dari lembar data demografi dan mekanisme koping pasien kanker payudara.

4.5.1 Data Demografi

(38)

4.5.2 Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara

Untuk mengukur mekanisme koping pasien kanker payudara menggunakan skala Likert, yaitu dengan penilaian sebagai berikut:

Nilai 1 : Sangat Sering

Nilai 2 : Sering

Nilai 3 : Kadang-kadang

Nilai 4 : Tidak Pernah

Penilaian mekanisme koping pasien kanker payudara dalam penelitian ini akan dikategorikan sebagai mekanisme koping yang adaptif dan maladaptif. Dengan menggunakan rumus statistik menurut Sudjana (1992), maka banyak kelas dibagi dua kelas yaitu kategori mekanisme koping yang maladapif dengan skor 21-52 dan kategori mekanisme koping yang adaptif dengan skor 53-84.

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran pengamatan yang berarti kehandalan instrument dalam mengumpulkan data. Instrument penelitian harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan validasi versi Bahasa Indonesia dari instrument penelitian yaitu Cancer Coping

Questionnaire 21 Items dan divalidasi oleh 1 dosen fakultas keperawatan yang ahli di

bidangnya.

(39)

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Saryono, 2008). Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama (Arikunto, 2010). Uji reliabilitas dilakukan di unit kemoterapi RSUD dr.Pirngadi Medan dengan jumlah sampel 20 pasien kanker payudara. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan formula Cronbach Alpha terhadap kuesioner mekanisme koping pasien kanker payudara adalah .891.

4.7 Pengumpulan Data

(40)

karena kondisi fisik dari pasien dan kebutuhan pasien seperti saat pasien sedang makan, pengambilan data harus dihentikan sejenak.

4.8 Analisa Data

(41)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai mekanisme koping pasien kanker payudara melalui pengumpulan data terhadap 45 responden yaitu pasien yang berada di ruang kemoterapi RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini dimulai pada tanggal 12 Mei 2014 sampai dengan tanggal 12 Juni di RSUP Haji Adam Malik Medan.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian meliputi karakteristik responden dan deskripsi mekanisme koping pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.

5.1.1 Distribusi Karakteristik Data Demografi Responden

(42)
[image:42.595.67.534.107.599.2]

Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden (n=45) di RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Mei-Juni 2014.

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Usia

- 20-40 tahun - 41-65 tahun - 66-75 tahun

14 31 0 31,2 68,9 0 Status - Menikah

- Belum Menikah Pendidikan - SD - SMP - SMA - Sarjana - Lain-lain Pekerjaan - PNS

- Pegawai BUMN - Pegawai Swasta - Wiraswasta - Lain-lain Penghasilan

(43)

5.1.2 Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan

Data distribusi frekuensi mekanisme koping pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan yang dijelaskan dalam tabel 5.1.2 menunjukkan bahwa mayoritas pasien kanker payudara yang memiliki mekanisme koping yang adaptif sebanyak 31 orang dengan persentase 68,9%, sedangkan yang memiliki mekanisme koping yang maladaptif sebanyak 14 orang dengan persentase 31,1%.

Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi dan persentase mekanisme koping pasien di RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Mei-Juni 2014 (n=45).

Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara

Frekuensi Persentase (%)

Adaptif Maladaptif 31 14 68,9 31,1

Total 45 100

5.2 Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan dijabarkan hasil penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme koping pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia 41-65 tahun (68,9%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Budiningsih (1995) dalam Indrati (2005) dimana kasus terbanyak pada umur 40-49 tahun. Kemungkinan terbesar perkembangan penyakit payudara mulai terjadi pada wanita dengan kisaran umur 40-50 tahun (Harianto, Rina, dan Hery, 2005 dalam Nani, 2009).

[image:43.595.65.505.298.369.2]
(44)

(2011) yang menyatakan bahwa dukungan sosial keluarga dapat memberikan hasil yang positif terhadap kesehatan dan kesejahteraan pada pasien kanker payudara.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pendidikan terakhir responden adalah SMA (46,7%). Menurut Notoadmojo (2003) tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi pemahaman seseorang terhadap suatu pengetahuan dalam hal ini pengetahuan tentang kanker payudara itu sendiri. Soenardi (2006) berpendapat bahwa penderita yang faham akan tujuan pengobatan akan lebih mudah menerima dan melaksanakan semua tindakan pengobatan yang dianjurkan oleh petugas kesehatan karena setiap dari tujuan pengobatan yang diberikan kepada penderita kanker payudara adalah untuk mempercepat kesembuhan suatu penyakit itu sendiri.

(45)

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas stadium kanker payudara dalam penelitian ini adalah stadium III (46,7%). Proporsi terbanyak pada responden dengan stadium III menunjukkan bahwa kesadaran responden untuk melakukan pengobatan pada stadium dini masih sangat rendah. Hasil penelitian ini didukung penelitian Indrati (2005) dalam menyatakan bahwa kasus kanker payudara banyak ditemukan pada stadium III. Penelitian Azamris (2006) menyebutkan bahwa spektrurn stadium pasien kanker payudara terbanyak adalah stadium lanjut lokal (III A dan III B) sebesar 68,6 %.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas koresponden menjalani kemoterapi ke 3. Sebagian besar responden sudah lebih dari satu kali menjalani kemoterapi. Pengalaman awal pasien dalam pengobatan merupakan pengalaman-pengalaman yang sangat berharga yang terjadi pada individu terutama untuk masa-masa yang akan datang (Kaplan dan Sadock, 1997). Pengalaman awal ini sebagai bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari. Apabila pengalaman individu tentang kemoterapi kurang, maka cenderung mempengaruhi peningkatan kecemasan saat menghadapi tindakan kemoterapi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan apa yang dikemukakan Kozier (1991) dalam Lutfa dan Maliya (2008) bahwa adaptasi seseorang terhadap lingkungan dapat membantu mengurangi kecemasan pasien selama pengobatan.

(46)
(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 31 responden (68,9%) yang memiliki mekanisme koping yang adaptif dan 14 responden (31,1%) yang memiliki mekanisme koping yang maladaptif.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Tenaga Keperawatan

Bagi perawat diharapkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik dan mengajarkan kepada pasien kanker payudara agar dapat mempertahankan koping yang adaptif untuk beradaptasi dengan segala perubahan-perubahan yang dialami pasien kanker payudara selama masa penyembuhan.

6.2.2 Bagi Pasien

Bagi pasien agar dapat mempertahankan koping yang adaptif dengan bantuan motivasi dari pasangan/keluarga dalam menjalani proses penyembuhan dan setelahnya.

6.2.3 Bagi Peneliti

(48)

6.2.4 Bagi Rumah Sakit

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Ayners. (2013). Konsep Koping. From

Ben-Zur, Gilbar, Lev. (2001). Coping with breast cancer: patient, spouse, and Dyad Models. American Psychosomatic Society.

Brashers, V, L. (2008). Aplikasi klinis patofisiologi edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran BGC

Brunner & Suddarth. (2001). Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 vol 2, Jakarta: EGC

Kozier, Barbara, dkk. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan

Praktik, Edisi 7, Volume 2. Jakarta: EGC

Machfoedz, I. (2013). Metodologi Penelitian (Kuantitatif & Kualitatif), Jogjakarta: Fitramaya.

Moorey, Frampton, Greer. (2003). The cancer coping questionnaire: A self-rating scale for

measuring the impact of adjuvant psychological therapy on coping behavior.

Nasir, Abdul dan Abdul Muhith. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar Dan

Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam dan Kurniawati. (2007). Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC Purwoastuti. (2008). Kanker Payudara. Yogyakarta: KANISIUS

(50)

Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN

(INFORMED CONCERN)

Saya mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, saya adalah mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan”. Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi skripsi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mekanisme koping pasien kanker payudara. Saya sangat mengharapkan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan apa adanya. Jika anda bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti bahwa anda bersedia ikut serta dalam penelitian ini.

Semua informasi yang anda berikan akan saya jaga kerahasiaannya. Namun, jika anda tidak bersedia, anda berhak tidak ikut berpartisipasi, karena tidak ada unsure paksaan dalam pengisian kuesioner ini. Jika ada hal yang kurang anda pahami ketika mengisi kuesioner ini, anda dapat bertanya langsung kepada saya. Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu anda, saya ucapkan terima kasih.

Kode Responden :

Tanggal :

Tanda Tangan :

(51)

Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN

(INFORMED CONCERN)

Saya mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, saya adalah mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Mekanisme Koping Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan”. Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi skripsi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mekanisme koping pasien kanker payudara. Saya sangat mengharapkan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan apa adanya. Jika anda bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti bahwa anda bersedia ikut serta dalam penelitian ini.

Semua informasi yang anda berikan akan saya jaga kerahasiaannya. Namun, jika anda tidak bersedia, anda berhak tidak ikut berpartisipasi, karena tidak ada unsure paksaan dalam pengisian kuesioner ini. Jika ada hal yang kurang anda pahami ketika mengisi kuesioner ini, anda dapat bertanya langsung kepada saya. Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu anda, saya ucapkan terima kasih.

Kode Responden :

Tanggal :

Tanda Tangan :

(52)

Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN

MEKANISME KOPING PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

I. Kuesioner Data Demografi

Petunjuk pengisian : isilah data di bawah ini dengan lengkap. Berilah tanda check list (√) pada kotak pilihan yang tersedia sesuai dengan situasi dan kondisi anda saat ini.

Kode Responden :

Inisial Nama :

Usia : ……. tahun

Status : 1. Menikah

2. Tidak menikah

Pendidikan : 1. SD 4. Sarjana

2. SMP 5. Lain-lain

3. SMA

Pekerjaan : 1. PNS 4. Wiraswasta

2. Pegawai BUMN 5. Lain-lain

3. Pegawai Swasta

Penghasilan : 1. < Rp. 1.505.850

2. > Rp. 1.505.850

Stadium : ……..

(53)

II. Berilah tanda checklist pada kolom pilhan jawaban yang tersedia tentang koping anda dalam menjalani penyakit kanker payudara.

Di bawah ini ada beberapa metode koping . pikirkan bagaimana anda mengatasi stress karena penyakit yang anda derita dalam seminggu terakhir dan seberapa sering anda menggunakan tiap metode yang disebutkan. Tidak seorangpun yang menggunakan semua metode koping tersebut, tetapi setiap orang menggunakan sebagian dari

metode itu. Keterangan : SS : Sangat Sering S : Sering

KK : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah

NO Pertanyaan SS S KK TP

1 Membuat rencana untuk masa depan?

2 Melakukan menarik nafas dalam untuk mengatasi cemas?

3 Mengalihkan pikiran dari hal-hal yang mencemaskan?

4 Mengingatkan diri sendiri bahwa nyeri yang Anda rasakan dapat disebabkan oleh hal-hal lain diluar penyakit kanker yang Anda derita?

5 Membuat daftar prioritas selama seminggu sehingga Anda tahu hal-hal penting apa yang perlu dilakukan?

(54)

8 Mengatasi rasa frustrasi dengan menyalurkannya

ke dalam hal-hal lain (misalnya aktivitas fisik seperti

pekerjaan rumah tangga atau berkebun)? 9 Mengingatkan diri Anda akan hal-hal yang

masih Anda miliki dalam hidup ini meskipun Anda menderita kanker?

10 Mengatur waktu Anda semaksimal mungkin meskipun Anda menderita kanker?

11 Melakukan relaksasi?

12 Memikirkan kembali pikiran-pikiran yang mencemaskan Anda?

13 Merencanakan hari Anda dengan beberapa kegiatan yang tidak berhubungan dengan kanker?

14 Memastikan bahwa Anda memikirkan beberapa aspek yang positif dalam hidup Anda?

15 Melibatkan pasangan/keluarga Anda dalam suatu kegiatan yang membantu Anda mengatasi kanker?

(55)

17 Bertanya pada pasangan/keluarga Anda apa yang dipikirkan,daripada membuat asumsi? 18 Mencoba melihat kanker sebagai tantangan

yang Anda dan pasangan/keluarga harus hadapi bersama-sama?

19 Mendiskusikan bagaimana

pasangan/keluarga Anda bisa memberikan dukungan untuk Anda?

20 Membicarakan dengan pasangan/keluarga untuk mengurangi beban anda (seperti menggantikan tugas di rumah)?

(56)

Lampiran 3 TAKSASI DANA

No. Jenis Pengeluaran Jumlah

1. Biaya print + Jilid Rp. 300.000

2. Transportasi Rp. 200.000

3. Biaya penelitian Rp. 550.000

4. Buku Rp. 260.500

5. Konsumsi Rp. 700.000

(57)

Lampiran 5 CURRICULUM VITAE

Nama : Winda Ardelia Silalahi

Tempat / Tanggal lahir : Medan, 26 Februari 1992

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jln. T. Lestari 20 No. 75 Blok V Griya Martubung, Medan

Riwayat pendidikan :

1. SD Negeri 020692 Medan tahun 1997-2003 2. SLTP N 45 Medan tahun 2003-2006

3. SMA N 3 Medan tahun 2006-2009

4. Universitas Sumatera Utara tahun 2010 sampai sekarang

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)

Gambar

Tabel 1. Stadium Kanker Payudara (Tim CancerHelps, 2010).
Tabel 5.1.1  Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden (n=45) di    RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Mei-Juni 2014
Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi dan persentase mekanisme koping pasien di RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Mei-Juni 2014 (n=45)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Konsep dasar yang digunakan dalam menyusun integrasi sistem informasi dan strategi bisnis pada SPM adalah dengan menggunakan metodologi yang dikemukakan oleh King dan Teo

Penglibatan pelajar didalam pembangunan cadangan kajian ini lebih tertumpu kepada empat aras tertinggi ET, ini berdasarkan hasil dapatan kajian rintis yang

Berdasarkan penelitian di SMP N 2 Turi Sleman Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara teman bermain dengan sikap terhadap

Model-Eliciting Activities (MEAs) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana kegaiatn yang dilakukan siswa diawali dengan menemukan suatu masalah

Panjang badan lahir, riwayat ASI Eksklusif, pendapatan keluarga, pendidikan ibu, dan pengetahuan gizi ibu merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting

melihat adanya dikotomi dunia, namun ada keterkaitan antara keduanya. Dengan memahami hakikat konsep-konsep matematika sebagai realitas absolut, mereka bisa memahami

Hukum Kabupaten Pati.. Untuk mengetahui penanggulangan terhadap frekuensi tindak pidana. perjudian di wilayah Hukum Kabupaten Pati..