• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi Tanaman Pisang Barangan (Musa Acuminata) Di Kabupaten Aceh Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Eksplorasi Tanaman Pisang Barangan (Musa Acuminata) Di Kabupaten Aceh Timur"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPLORASI TANAMAN PISANG BARANGAN (

Musa

acuminata

)

DI KABUPATEN ACEH TIMUR

T E S I S

Oleh :

YENNY AMILDA

107001046

PROGRAM STUDI MAGISTER AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

EKSPLORASI TANAMAN PISANG BARANGAN (

Musa

acuminata

) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Magister Agroekoteknologi pada Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

Oleh :

YENNY AMILDA

107001046

PROGRAM STUDI MAGISTER AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : EKSPLORASI TANAMAN PISANG BARANGAN

(Musa acuminata) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

Nama : Yenny Amilda

NIM : 107001046

Program Studi : Agroekoteknologi

Menyetujui Komisi Pembimbing

Ketua

Prof.Dr.Ir. Rosmayati, MS

Anggota

Dr. Deni Elfiati, SP. MP

Ketua Program Studi,

Prof.Dr.Ir. Abdul Rauf, MP

Dekan Fakultas Pertanian,

Prof.Dr.Ir. Darma Bakti,MS

(4)

Tanggal : 30 Januari 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof Dr. Ir. Rosmayati, MS Anggota : Dr. Deni Elfiati, SP, MP

(5)

ABSTRAK

YENNY AMILDA, Eksplorasi Tanaman Pisang Barangan (Musa acuminata) di Kabupaten Aceh Timur dibimbing oleh ROSMAYATI dan DENI ELFIATI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuat database tentang keragaman aksesi pisang barangan lokal Aceh di Kabupaten Aceh Timur, mendapatkan keanekaragaman aksesi varietas pisang barangan lokal yang ada di Kabupaten Aceh Timur, mengelompokkan populasi seleksi untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas buah yang baik. Penelitian dilaksanakan di sentra tanaman pisang barangan dalam eksplorasi dengan metode survei di 5 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur, yaitu di kecamatan Birem Bayeun, Sungai Raya, Peureulak Timur, Idi Timu dan Darul Ikhsan. Penelitian ini berlangsung bulan Oktober 2012 sampai dengan Mei 2013. Analisa data menggunakan metode analisa multivariat yaitu karakteristik morfologis Pisang Barangan, Analisa Faktor dan Analisa Cluster. Pengamatan dilakukan identifikasi dan karakterisasi berdasarkan

Description List dari IPGRI terhadap tiga puluh tujuh karakter fenotip yang terdiri dari dua puluh dua karakter kualitatif dan limabelas karakter kuantitatif menjadi parameter dalam penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman karakter morfologis secara kualitatif dan kuantitatif pada 120 aksesi pisang barangan yang bervariasi sebagai karakter kuantitatif sedangkan karakter kualitatif menunjukkan karakter hampir semuanya seragam. Dari 21 variabel yang diteliti dengan proses faktoring direduksi menjadi 2 faktor yang terbentuk yaitu faktor 1 terdiri dari berat buah, lingkar diameter buah, bobot daging buah matang, tebal kulit buah, panjang buah dan faktor 2 terdiri dari warna kulit buah dan rasa buah. Berdasarkan hasil dendogram tingkat kemiripan karakter pisang barangan terbagi menjadi 3 cluster terdiri dari cluster 1 yaitu aksesi AT 1-AT 56, AT 58-AT 78, AT 80-AT 98, AT 100-AT 112, AT 114– AT 120, cluster 2 yaitu aksesi AT 57 dan AT 79, sedangkan cluster 3 terdapat pada aksesi AT 99 dan AT 113 yang dapat di ambil sebagai pohon induk pisang barangan di Kabupaten Aceh Timur.

(6)

ABSTRACT

YENNY AMILDA, Exploration of Barangan Banana plant (Musa

acuminata) in East Aceh supervised by ROSMAYATI and DENI ELFIATI.

The objectives of this research was to identify and create database about the diversity of local barangan banana accessions in East Aceh, have diversity accession local barangan banana varieties in East Aceh selection for classifying populations get high production and good fruit quality. The experiment was conducted in centers barangan banana plants in the exploration survey methods in 5 districts in East Aceh district, which is in the district Birem Bayeun, Sungai Raya, East Peureulak, Idi Timu and Darul Ikhsan. The study took place in October 2012 until May 2013. Analysis of the data using multivariate analysis method that is characteristic morphological Barangan Banana, Factor Analysis and Cluster Analysis. Observations were made based on the identification and characterization Description List of IPGRI against thirty-seven characters phenotype consisting of twenty-two characters qualitative and quantitative characters into fifteen parameters in this research.

The results of showed there is a diversity of morphological characters qualitatively and quantitatively on the 120 accessions of banana barangan varied as quantitative character while the qualitative character indicates a character are diversity. Of the 21 variables research with the factoring reduced to two factors, namely factor 1 is formed consisting of fruit weight, fruit diameter circumference, weight of ripe fruit pulp, rind thickness, fruit length and factor 2 consisted of fruit color and fruit flavor. Based on a similarity dendogram barangan banana character is divided into 3 clusters, namely cluster 1 consists of accession AT 1-AT 56, AT 58 AT-78, AT-80 AT 98, AT 100 AT-112, AT-114 AT 120, cluster 2 namely accession AT 57 and AT 79, while cluster 3 contained in the accession AT 99 and AT 113 which can be taken as a tree stem of barangan banana in East Aceh.

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, dan pendidikan pascasarjana pada Program Studi Magister Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS sebagai ketua komisi pembimbing, Ibu Dr. Deni Elfiati,SP, MP sebagai anggota komisi pembimbing, Ibu Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP, Bapak Luthfi A.M Siregar, SP. MSc. Ph.D, Ibu Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi sebagai komisi penguji yang telah banyak memberikan saran, masukan, arahan, dan koreksi yang sangat berguna bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Terima kasih juga penulis sampaikan untuk suami tercinta Afizal SP MP dan putra kami M. Zaki Soulthan Gerardy, atas kasih sayang, pengertian, pengorbanan, semangat, dan segenap dukungan dalam rangka penulis menyelesaikan tesis ini. Ibunda tercinta Hj. Juherni Djohan dan Ibu mertua Hj. Ainoel Mardhiah, kakak, adik dan keluarga besar ku yang telah memberikan semangat dan dukungan moril kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini.

(8)

Terima kasih penulis sampaikan kepada Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Para dosen Program Studi Magister Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, atas bimbingan ilmu yang diberikan mulai dari awal perkuliahan hingga selesainya studi. Serta terima kasih juga kepada rekan-rekan penulis pada Program Studi Magister Agroekoteknologi Angkatan 2010 dan 2011 Fakultas Pertanian USU.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah terlibat, dan membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih. Semoga ilmu yang penulis peroleh dalam studi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Aamiin. Terima kasih.

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini. Tesis ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi pascasarjana pada Program Studi Magister Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Tesis berjudul “Eksplorasi Tanaman Pisang Barangan (Musa acuminata) di Kabupaten Aceh Timur”. Lokasi penelitian di lima Kecamatan di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS sebagai ketua komisi pembimbing, Ibu Dr. Deni Elfiati,SP, MP sebagai anggota komisi pembimbing, yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan koreksi dalam penyusunan tesis ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat.Amin.

(10)

RIWAYAT HIDUP

Yenny Amilda, dilahirkan pada tanggal 22 Juni 1977 di Langsa, Provinsi Aceh merupakan anak ke empat dari lima bersaudara, putra dari Bapak H.M. Jasin Idris, BA (Alm) dan Ibunda Hj. Juherni Djohan. Menikah dengan Afrizal, SP, MP dan dikarunai seorang putra M. Zaki Soulthan Gerrady.

Riwayat pendidikan dan pekerjaan yang pernah ditempuh adalah :

1. Sekolah Dasar (SD) Negeri 5 Langsa, Kota Langsa (1984-1990) 2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Meulaboh, Aceh Barat (1990-1993) 3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Banda Aceh (1993-1996) 4. Tahun 1996 terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi Jurusan

Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh. Lulus pada tahun 2002.

5. Tahun 2000-2001 bekerja sebagai Staf Pengajar BT/BS Bimafika Banda Aceh. 6. Tahun 2001-2002 bekerja sebagai staf Nacap Thiess Joint Venture (NTJV) di

Jambi

7. Tahun 2002-2003 bekerja sebagai Tenaga Magang di PT. Perkebunan Nusantara I di Langsa.

8. Tahun 2003-2005 bekerja sebagai Karyawan PT. Perkebunan Daerah Kabupaten Aceh Timur di Langsa.

9. Tahun 2006 – sekarang bekerja sebagai Staf Pengajar ( Dosen ) pada Fakultas Pertanian Universitas Samudra di Langsa.

10. Tahun 2006 – sekarang bekerja sebagai PNS di Kabupaten Aceh Timur di Idi. 11.Tahun 2010 penulis diterima menjadi mahasiswa pascasarjana pada Program

(11)

DAFTAR ISI

Latar Belakang Penelitian ... 1

Perumusan Masalah ... 5

Tujuan Penelitian ... 6

Hipotesis Penelitian ... 6

Kegunaan Hasil Penelitian ... 7

TINJAUAN PUSTAKA ... 8

Klasifikasi Tanaman Pisang ... 8

Morfologi Tanaman Pisang Barangan ... 9

Syarat Tumbuh Tanaman Pisang Barangan ... 12

Varietas dan Karakteristik Pisang Barangan ... 13

Keragaman Plasma Nutfah, Eksplorasi dan Identifikasi Tanaman Pisang Barangan……… 15

Kondisi Umum Kabupaten Aceh Timur……… 16

BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 17

Tempat Dan Waktu Penelitian ... 17

Bahan dan Alat ... 17

Metode Penelitian ... 17

Pelaksanaan Penelitian ... 19

Pengamatan Penelitian ... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN ………. ... 26

1. Karakteristik Morfologis Pisang Barangan ... 26

2. Analisis Faktor ... 46

(12)

KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

Kesimpulan ... 61

Saran ... 62

(13)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Karakter-Karakter Morfologis Batang 120 Aksesi Pisang Barangan ... 26

2. Karakter-Karakter Morfologis Daun 120 Aksesi Pisang Barangan ... 29

3. Karakter-Karakter Morfologis Bunga 120 Aksesi Pisang Barangan ... 35

4. Karakter-Karakter Morfologis Buah 120 Aksesi Pisang Barangan ... 38

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Daftar Pertanyaan survei ... 70

2. Kerangka Penelitian ... 74

3. Deskripsi Varietas Pisang Barangan ... 75

4. Deskripsi Varietas Pisang Barangan Merah ... 76

5. Deskripsi Varietas Pisang Barangan Aceh Timur ……… 77

6. Nama Lokasi, Desa dan Kecamatan Asal Tanaman Pisang Barangan ... 78

7. Karakter Morfologis Umum Aksesi 120 Pisang Barangan... .... 81

8. Karakteristik Komponen Hasil Kualitatif Tanaman Pisang Barangan .. 85

9. Karakteristik Komponen Hasil Kuantitatif Tanaman Pisang Barangan 88 10. Hasil Analisa Kesesuaian Data Metode KMO dan Uji Bartlett’s ... 91

11. Matrik Anti Image ... 92

12. Hasil Analisa Faktor Communalities, Komponen Matrik dan Rotasi Komponen Matrik ... 93

13. Hasil Analisa Faktor Komponen Matrik ... 96

14. Hasil Analisa Cluster Proximities dan Hasil Analisa Cluster Statistik Deskriptif ... 97

15. Hasil Analisa Cluster Pautan rata-rata (antar kelompok)... 98

16. Hasil Analisa Cluster Anggota yang Terbentuk ... 101

17. Gambar Dendogram ... 104

18. Out put Proximity Matrix Jarak Kuadran Hasil Analisa Cluster 120 Aksesi Pisang Barangan ... 105

19. Hasil Analisis Tanah ... 111

(16)

ABSTRAK

YENNY AMILDA, Eksplorasi Tanaman Pisang Barangan (Musa acuminata) di Kabupaten Aceh Timur dibimbing oleh ROSMAYATI dan DENI ELFIATI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuat database tentang keragaman aksesi pisang barangan lokal Aceh di Kabupaten Aceh Timur, mendapatkan keanekaragaman aksesi varietas pisang barangan lokal yang ada di Kabupaten Aceh Timur, mengelompokkan populasi seleksi untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas buah yang baik. Penelitian dilaksanakan di sentra tanaman pisang barangan dalam eksplorasi dengan metode survei di 5 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur, yaitu di kecamatan Birem Bayeun, Sungai Raya, Peureulak Timur, Idi Timu dan Darul Ikhsan. Penelitian ini berlangsung bulan Oktober 2012 sampai dengan Mei 2013. Analisa data menggunakan metode analisa multivariat yaitu karakteristik morfologis Pisang Barangan, Analisa Faktor dan Analisa Cluster. Pengamatan dilakukan identifikasi dan karakterisasi berdasarkan

Description List dari IPGRI terhadap tiga puluh tujuh karakter fenotip yang terdiri dari dua puluh dua karakter kualitatif dan limabelas karakter kuantitatif menjadi parameter dalam penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman karakter morfologis secara kualitatif dan kuantitatif pada 120 aksesi pisang barangan yang bervariasi sebagai karakter kuantitatif sedangkan karakter kualitatif menunjukkan karakter hampir semuanya seragam. Dari 21 variabel yang diteliti dengan proses faktoring direduksi menjadi 2 faktor yang terbentuk yaitu faktor 1 terdiri dari berat buah, lingkar diameter buah, bobot daging buah matang, tebal kulit buah, panjang buah dan faktor 2 terdiri dari warna kulit buah dan rasa buah. Berdasarkan hasil dendogram tingkat kemiripan karakter pisang barangan terbagi menjadi 3 cluster terdiri dari cluster 1 yaitu aksesi AT 1-AT 56, AT 58-AT 78, AT 80-AT 98, AT 100-AT 112, AT 114– AT 120, cluster 2 yaitu aksesi AT 57 dan AT 79, sedangkan cluster 3 terdapat pada aksesi AT 99 dan AT 113 yang dapat di ambil sebagai pohon induk pisang barangan di Kabupaten Aceh Timur.

(17)

ABSTRACT

YENNY AMILDA, Exploration of Barangan Banana plant (Musa

acuminata) in East Aceh supervised by ROSMAYATI and DENI ELFIATI.

The objectives of this research was to identify and create database about the diversity of local barangan banana accessions in East Aceh, have diversity accession local barangan banana varieties in East Aceh selection for classifying populations get high production and good fruit quality. The experiment was conducted in centers barangan banana plants in the exploration survey methods in 5 districts in East Aceh district, which is in the district Birem Bayeun, Sungai Raya, East Peureulak, Idi Timu and Darul Ikhsan. The study took place in October 2012 until May 2013. Analysis of the data using multivariate analysis method that is characteristic morphological Barangan Banana, Factor Analysis and Cluster Analysis. Observations were made based on the identification and characterization Description List of IPGRI against thirty-seven characters phenotype consisting of twenty-two characters qualitative and quantitative characters into fifteen parameters in this research.

The results of showed there is a diversity of morphological characters qualitatively and quantitatively on the 120 accessions of banana barangan varied as quantitative character while the qualitative character indicates a character are diversity. Of the 21 variables research with the factoring reduced to two factors, namely factor 1 is formed consisting of fruit weight, fruit diameter circumference, weight of ripe fruit pulp, rind thickness, fruit length and factor 2 consisted of fruit color and fruit flavor. Based on a similarity dendogram barangan banana character is divided into 3 clusters, namely cluster 1 consists of accession AT 1-AT 56, AT 58 AT-78, AT-80 AT 98, AT 100 AT-112, AT-114 AT 120, cluster 2 namely accession AT 57 and AT 79, while cluster 3 contained in the accession AT 99 and AT 113 which can be taken as a tree stem of barangan banana in East Aceh.

(18)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Pisang (Musa sp.) merupakan komoditas buah yang paling banyak diproduksi dan dikonsumsi di Indonesia. Pisang merupakan tanaman hortikultura yang memiliki tingkat produksi cukup tinggi di Indonesia dan memiliki kecendrungan meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2011 Indonesia menghasilkan lebih dari 5 juta ton pisang. Dilihat dari nilai kotor produksi dunia, pisang juga menempati urutan ke-empat untuk bahan pangan dunia yang paling penting untuk diperhatikan setelah beras, gandum, dan jagung (Arias et al., 2003; Purwadaria, 2006).

Komoditi unggulan yang memiliki kontribusi besar terhadap produksi buah-buahan nasional adalah buah pisang. Selain memiliki potensi yang besar dalam menunjang peningkatan pendapatan masyarakat petani, pisang juga merupakan bahan baku industri olahan (untuk chip, keripik, tepung) dan komoditas yang potensial untuk meningkatkan ekspor buah. Namun potensi tersebut selama ini masih hanya menjadi keunggulan komparatif dan belum mampu dikembangkan sebagai keunggulan kompetitif.

Dalam keluarga Musaceae (pisang-pisangan) memiliki keanekaragaman jenis cukup tinggi termasuk keturunan dari Musaacuminata yang diploid dan tumbuh liar. Genom yang disumbangkan diberi simbol A sedangkan Musa balbisiana memiliki genom baru dengan simbol B. Persilangan alami antara Musa acuminata dengan

(19)

genom A menyumbang karakter ke arah buah meja (banana), sementara genom B ke arah buah pisang olan/masak (plantain).

Keragaman memberikan dampak positif terhadap produksi pangan dan juga menjadi sumber daya genetik yang kaya. Pertambahan konsumsi pangan dan energi, kerusakan habitat alami dan banyaknya lahan yang sudah beralih fungsi menjadi lahan pemukiman dan pertanian lain, akibatnya banyak plasma nutfah yang hilang atau beralihnya petani pada budidaya tanaman pangan dibandingkan budidaya tanaman hortikultura.

Keragaman genetik yang tinggi pada pisang, khususnya untuk kelompok

Eumusa, disebabkan oleh seleksi partenokarpi, seleksi sterilitas, sterilitas total, seleksi hasil hibridisasi, dan poliploidisasi. Hal ini menyebabkan tersebarnya genom A dari jenis M. acuminata liar (AA) maupun genom B dari jenis M. balbisiana liar (BB) menjadi pisang bergenom AAAA, AAA, ABBB, ABB, AAB, dan AB (Simmonds 1987).

Informasi tentang keragaman berimplikasi dalam penentuan program pemuliaan untuk mendapatkan varietas unggul serta konservasinya. Konservasi dan pemanfaatan plasma nutfah akan meningkatkan nilai plasma nutfah untuk perakitan varietas unggul.

Sebagai bagian dari daerah asal dan pusat keragaman pisang, Indonesia saat

ini memiliki lebih dari 100 kultivar pisang yang identitas genetiknya tidak diketahui

dengan pasti. Adanya sejumlah kesamaan bentuk pisang merupakan sumber utama

dari kebingungan dalam klasifikasi dan pemeliharaan koleksi plasma nutfah pisang

(20)

Varietas unggul pisang barangan diharapkan memiliki produktivitas tinggi, mutu baik, umur genjah, tahan terhadap hama penyakit tertentu dan toleran terhadap cekaman lingkungan. Untuk menghasilkan varietas unggul yang diinginkan diperlukan keanekaragaman yang tinggi. Di Indonesia keanekaragaman pisang barangan cukup tinggi, namun belum banyak diketahui karakteristiknya. Untuk menunjang perakitan varietas unggul pisang barangan, baik untuk konsumsi segar maupun olahan, perlu dilakukan evaluasi terhadap plasma nutfah yang ada. Informasi yang diperoleh dari evaluasi tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai materi perbaikan karakter melalui program pemuliaan tanaman.

Pisang mempunyai banyak varietas diantaranya adalah pisang barangan yang merupakan pisang khas yang banyak terdapat di Indonesia. Pisang Barangan sangat digemari masyarakat sebagai buah meja karena mempunyai rasa yang lezat dan manis. Pisang tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi tanaman penghasil buah yang lebih berkualitas melalui usaha pemuliaan. Usaha tersebut memerlukan informasi sitogenetik sehingga ketersediaan informasi mengenai jumlah kromosom dan tingkat ploidi pisang tersebut sangat penting. Keragaman genetik pada tanaman dapat dihasilkan dari hasil domestikasi yang telah berjalan sejak lama maupun proses adaptasi lingkungan.

(21)

daging buah pisang Barangan Merah berwarna kuning kemerah-merahan, pisang barangan kuning daging buahnya berwarna kuning muda, sedangkan pisang barangan putih daging buahnya berwarna putih, lebih kecil dan tidak harum sehingga kurang diminati konsumen. Pisang Barangan Merah sangat disukai masyarakat karena aromanya lebih harum dan lebih manis dibandingkan Barangan Kuning dan Putih (Nainggolan, et al., 2002, dalam Wahyudi, 2004).

Pisang Barangan yang ditanam secara vegetatif, keragaman sifat-sifatnya diduga lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan teknik bercocok tanam. Keragaman sifat-sifat genetis yang secara fenotip ditunjukkan melalui perbedaan penampilan, variasinya akan lebih besar apabila ditanam varietas yang berbeda secara terus menerus, teknik budidaya konvensional secara permanen dan cara budidaya yang berbeda di tiap daerah.

Produksi pisang termasuk jenis pisang barangan di Kabupaten Aceh Timur tahun 2011 mencapai 79.740 ton. Jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang hasilnya 71.730 ton, maka ditahun 2010 mengalami penurunan sebesar 8.010 ton. Penurunan produksi ini salah satunya disebabkan karena menurunnya luas panen dan produktivitas. Kecamatan penghasil pisang barangan yang terbanyak pada saat ini di Kabupaten Aceh Timur, yaitu: Pante Bidari (3.360 ton), Darul Aman (1.848 ton), Darul Ikhsan (840 ton), Nurussalam (420 ton), Julok (189 ton), Birem Bayen (189 ton), Peunaron (173 ton), Indra Makmur (173 ton), dan Idi Timu (109 ton) ( Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Timur, 2011).

(22)

sentra produksi pisang barangan di Provinsi Aceh yang tersebar di 24 kecamatan (Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Aceh Timur, 2011).

Keragaman genetika plasma nutfah pisang barangan di Kabupaten Aceh Timur sampai saat ini belum diketahui karena belum pernah dilakukan penelitian tentang hal tersebut padahal disetiap desa per kecamatan di Kabupaten Aceh Timur dijumpai beragam jenis pisang barangan dengan penampilan fenotipe yang khas. Disamping itu analisis keragaman genetik juga perlu dilakukan untuk menghindari duplikasi penamaan yang berbeda untuk jenis pisang barangan yang sama tetapi berasal dari tempat atau daerah yang berbeda.

Kabupaten Aceh Timur merupakan bagian dari Provinsi Aceh yang memiliki 24 Kecamatan dan 512 Desa dengan luas wilayah 6.040,40 Km2, secara geografis terletak pada koordinat 4009’–5016’ Lintang Utara dan 97013’-98002’ Bujur Timur, memiliki beragam jenis pisang barangan baik yang dibudidayakan maupun tumbuh secara liar, berdasarkan data tahun 2006 dengan produksi sebesar 1.866,39 ton.

Pisang barangan termasuk tanaman yang unik karena semua bagianya dapat digunakan. Buahnya diunggulkan karena memiliki rasa yang sangat manis, beraroma harum dan tidak berbiji. Namun produksi pisang yang ada saat ini tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan konsumen.

Perumusan Masalah

Permasalahan mendasar yang dihadapi dalam pengembangan produksi pisang barangan, yaitu: 1). Untuk mendapatkan bibit induk tanaman pisang barangan yang selanjutnya dapat dikembangkan di Kabupaten Aceh Timur 2). Budidaya tanaman pisang barangan yang masih menggunakan benih anakan dengan teknologi

(23)

4). Keterbatasan benih sumber sehingga menghambat dalam perbanyakan benih, 5). Belum banyak informasi mengenai keanekaragaman kultivar pisang barangan serta sifat-sifat unggulnya yang ada di Kabupaten Aceh Timur.

Mengingat keunggulan yang dimiliki pisang barangan lokal di Kabupaten Aceh Timur ini maka perlu dilakukan eksplorasi komoditi pisang barangan yang benar-benar asli lokal daerah di Kabupaten Aceh Timur. Diharapkan hasil penelitian ini nantinya akan dievaluasi lagi sehingga dapat digunakan sebagai benih sumber asli lokal Kabupaten Aceh Timur dan jika memungkinkan akan dilepas sebagai varietas yang akan memberikan dampak nyata terhadap ketersediaan plasma nutfah pisang barangan serta pemanfaatan dalam program pemuliaan maupun konservasinya.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk (1). mengetahui dan membuat database tentang keragaman aksesi-aksesi pisang barangan lokal Aceh di Kabupaten Aceh Timur, (2). Mendapatkan keanekaragaman aksesi-aksesi varietas pisang barangan lokal yang ada di Kabupaten Aceh Timur, (3). Mengelompokkan populasi seleksi untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas buah yang baik.

Hipotesis Penelitian

(24)

Kegunaan Hasil Penelitian

(25)

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Tanaman Pisang

Pisang adalah tanaman yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir merata ke seluruh dunia, yakni meliputi daerah tropis dan sub tropis, dimulai dari Asia Tenggara ke Timur melalui Lautan Teduh sampai ke Hawaii. Selain itu, tanaman pisang menyebar ke Barat melalui Samudera Atlantik, Kepulauan Kanari sampai Benua Amerika (Stover dan Simmonds, 1987).

Negara-negara penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama, Honduras, India, Equador, Thailand, Karibia, Columbia, Meksiko, Venezuela dan Hawai. Indonesia merupakan negara penghasil pisang nomor empat di dunia (Satuhu, et al., 2001).

Buah pisang juga memiliki banyak manfaat. Kandungan yang terdapat dalam pisang antara lain vitamin A, vitamin B (Thiamine, Riboflavin, Niacin, vitamin B6, Folic Acid), vitamin C, Kalsium, Magnesium, Besi, dan Seng. Dengan demikian pisang juga merupakan salah satu bahan pangan yang mampu meningkatkan gizi masyarakat (Kasijadi, 2006).

(26)

tumbuh menjadi tunas anakan. Bunganya tunggal, keluar pada ujung batang dan hanya sekali berbunga selama hidupnya (monokarpik) (Sunarjono, 2000).

Pohon pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu melalui tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya. Dengan cara itulah pohon pisang mempertahankan eksistensinya untuk memberikan manfaat kepada manusia. Berdasarkan Satuhu dan Supriyadi (2001), pisang dapat digolongkan menjadi 4 jenis:

a. Pisang yang dapat dimakan langsung setelah matang, misalnya pisang kepok, pisang susu, pisang hijau, pisang mas, pisang raja dan pisang barangan.

b. Pisang yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu, misalnya pisang tanduk, pisang uli, pisang kapas dan pisang bangkahulu.

c. Pisang yang dapat dimakan langsung setelah matang maupun diolah terlebih dahulu, misalnya pisang kepok dan pisang raja.

d. Pisang yang dapat dikonsumsi sewaktu masih mentah, misalnya pisang klutuk atau pisang batu untuk campuran membuat rujak.

Morfologi Tanaman Pisang Barangan

Kedudukan pisang barangan dalam taksonomi tumbuhan menurut Suprapti (2005) adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Scitaminae

Famili : Musaceae

Sub Famili : Muscoideae

Genus : Musa

(27)

Indonesia dan Asia Tenggara merupakan pusat keragaman genetik (Musaceae) dan memiliki banyak jenis pisang (termasuk pisang liar) yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Lebih dari duaratus varietas ditanam petani yang seluruhnya adalah varietas alam yang belum mengalami perbaikan/pemuliaan. Plasma nutfah pisang diploid AA – yang terdiri atas berbagai formasi dari jenis liar

Musa acuminate Colla dan berbagai varietas budidaya (kultivar) merupakan sumber gen untuk perbaikan genetik pisang (Crouch et al., 1999).

Pisang barangan adalah salah satu jenis pisang yang sangat digemari oleh konsumen meskipun harganya lebih mahal dibandingkan jenis lainnya. Permintaan akan pisang barangan terus meningkat tetapi tidak diiringi dengan peningkatan kualitas dan area tanah. Ada beberapa jenis pisang barangan yaitu pisang barangan merah, kuning dan putih. Ciri khas setiap jenis ini dibedakan dengan mudah dari warna dan aroma daging buahnya sedangkan morfologi tanaman hampir seragam. Daging buah pisang barangan merah berwarna kuning kemerah-merahan, pisang barangan kuning daging buahnya berwarna kuning muda, sedangkan pisang barangan putih daging buahnya berwarna putih, lebih kecil dan tidak harum sehingga kurang diminati konsumen. Pisang Barangan Merah sangat disukai masyarakat karena aromanya lebih harum dan lebih manis dibandingkan Barangan Kuning dan Putih (Wahyudi, 2004).

(28)

macam perakaran yaitu perakaran utama, akar batang yang menempel pada bonggol batang dan perakaran sekunder, akar tumbuh dari perakaran utama sepanjang 5 cm dari pangkal akar (Satuhu dan Supriadi, 2000).

Batang pisang sebenarnya terletak dalam tanah berupa umbi batang. Dibagian atas umbi batang terdapat titik tumbuh yang menghasilkan daun dan pada suatu saat akan tumbuh bunga pisang (jantung). Sedang yang berdiri tegak diatas tanah yang biasanya dianggap batang itu adalah batang semu. Batang semu ini terbentuk dari pelepah daun pisang yang saling menelungkup dan menutupi dengan kuat dan kompak sehingga bisa berdiri tegak seperti batang tanaman. Tinggi batang semu ini berkisar 3,5 – 7,5 meter tergantung jenisnya (Cahyono, 1995).

Bonggol adalah batang pisang yang terdapat didalam tanah. Pada sepertiga bagian bonggol sebelah atas terdapat mata calon tumbuh tunas anakan (Gunawan, 1987). Lembaran daun (lamina) pisang lebar dengan urat daun utama menonjol berukuran besar sebagai pengembangan morfologis lapisan batang semu (gedebong). Urat daun utama ini sering disebut sebagai pelepah daun. Lembaran daun yang lebar berurat sejajar dan tegak lurus pada pelepah daun. Urat daun ini tidak ada ikatan daun yang kuat ditepinya sehingga daun mudah sobek akibat terkena angin kencang (Suhardiman, 1997).

(29)

bunga jantung dapat pula terdiri dari 1-2 rangkaian bunga sehingga deretan sisirnya sangat panjang, misalnya pisang seribu (Gunawan, 1987).

Kulit buah kuning kemerahan dengan bintik- bintik coklat. Daging buah agak orange. Satu tandan terdiri dari 8-12 sisir. Dalam setiap sisir terdiri dari 12-20 buah. Bentuk, warna dan rasa buah digunakan untuk menentukan klon / jenis tanaman pisang. Adapun pembentukan buah pisang sesudah keluar, maka akan terbentuk sisir pertama, kemudian memanjang lagi dan terbentuk sisir kedua dan ketiga dan seterusnya. Jantungnya perlu dipotong sebab sudah tidak bisa menghasilkan sisir lagi (Wattimena, 1992).

Syarat Tumbuh Tanaman Pisang Barangan

Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang barangan. Tanaman pisang barangan akan berproduksi dengan baik apabila pertumbuhannya juga subur. Tanaman ini menghendaki iklim panas, terutama di daerah tropik. Pisang barangan pada umumnya memerlukan matahari penuh, sangat peka terhadap angin kencang karena dapat merobek daun-daunnya, sehingga berpengaruh terhadap hasil buahnya. Memerlukan curah hujan bulanan antara 200-220 mm. Kapasitas lapang tidak boleh dibawah 60-70%, karena itu pengairan pada tanaman pisang barangan sangat dianjurkan terutama pada musim panas. Tanaman pisang barangan menghendaki tanah yang gembur, kaya bahan organik (3%), berdrainase baik, dan pH antara 4,5 hingga 7,5. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah dengan pH antara 4,5 hingga 8,5, sedangkan pH optimal adalah 6,0. Untuk itu tanah yang terlalu rendah pHnya dapat ditambahkan dolomite (BPTP Aceh, 2010).

(30)

menjadi dewasa. Pada umumnya tunas muncul dari bonggol bagian atas, sehingga anakan pisang barangan semakin lama semakin mendekati permukaan tanah, akibatnya pertumbuhan anakan lambat karena akarnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Daun pisang barangan terus berkembang hingga yang muncul menjadi lebar, namun berkurang lagi lebarnya menjadi kecil seperti bendera bila bunganya keluar. Buah pisang barangan adalah partenokarpi, dan buahnya dapat dipanen setelah 80-90 hari sejak keluar jantung (BPTP Aceh, 2010 ).

Pisang barangan dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini memerlukan makanan yang banyak sehingga sebaiknya pisang barangan ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan. Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 - 200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm dan di daerah kering 50 – 150 cm. Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang barangan tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%. Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. (BPTP Aceh, 2010).

Varietas dan Karakteristik Pisang Barangan

Berdasarkan analisis karakter beberapa jenis pisang telah digolongkan sebagai berikut :

(31)

lembut dan kering, sangat manis, beraroma bagus, satu tandan berisi 10-12 sisir. Contoh : pisang barangan.(3). Golongan AAA. Sifat : buahnya medium sampai besar, kulit buah buah tebal berwarna kuning, daging buah krem keputiha, tekstur halus, manis dan beraroma bagus, satu tandan berisi 8-12 sisir. Contoh : pisang ambon. (4). Golongan AAA. Sifat : buah sedang hingga besar, kulit buah hijau pucat/kekuningan, daging buah putih hingga krem, tekstur halus dan manis, satu tandan berisi 8-12 sisir. Contoh : pisang ambon lumut. (5). Golongan AAA. Sifat : buah besar, kulit buah berwarna kuning tipis, daging buah krem, tekstur agak padat, agak beraroma, manis, satu tandan berisi 10-14 sisir. Contoh : pisang ambon putih. (6). Golongan AAB. Sifat : buahnya kecil hingga medium, kulit buahnya berwarna kuning, daging buah putih, tekstur lembut/lunak. Rasa agak sepet, satu tandan berisi 5-9 sisir. Contoh : pisang raja sereh (Ashari, 1995).

(32)

Contoh : pisang kapok. (11). Golongan BBB. Sifat : buahnya berukuran medium hingga besar, kulit buah tebal berwarna kuning, daging buah krem keputihan, tektur lembut, rasa manis, satu tandan berisi 10-16 sisir. Contoh : pisang kapok dan saba. (Ashari, 1995).

Keragaman Plasma Nutfah, eksplorasi dan Identifikasi Tanaman Pisang

Barangan

Identifikasi kultivar pisang di Indonesia telah banyak dilakukan oleh instansi pemerintahan terutama tanaman pisang yang ada di Kebun Plasma. Di Kebun Plasma Koleksi Plasma Nutfah Pisang Cibinong telah diidentifikasi sebanyak 35 kultivar, Pusat Penelitian Hortikultura sub-stasiun Tlekung Jawa Timur 31 kultivar dan Kebun Raya Purwodadi 59 kultivar. Di Kebun Plasma Nutfah Pisang Kotamadya Yogyakarta telah teridentifikasi 152 kultivar pisang yang selanjutnya dapat dikelompokkan dalam 6 kelompok genom yaitu : AA, AAA, AAB, ABB, ABBB dan BB ( Jumari dan Pudjoarianto, 2000).

(33)

Penelitian kekayaan keragaman genetik spesies tanaman dalam habitat asli belum pernah dilakukan terhadap spesies yang diduga berasal dari Indonesia seperti padi, tebu, pisang, salak, rambutan, nangka, durian, kelapa, dan sebagainya, sehingga pembuktian bahwa Indonesia merupakan pusat berbagai spesies tanaman tersebut belum pernah dilakukan secara ilmiah oleh penelitian bangsa Indonesia sendiri (Sumarno dan Zuraida, 2008).

Kondisi Umum Kabupaten Aceh Timur

Kabupaten Aceh Timur dengan luas wilayah 6.040,60 km2, secara geografis terletak pada koordinat 4009’- 5016’ Lintang Utara dan 97013’-980

Kondisi iklim di wilayah Kabupaten Aceh Timur termasuk daerah beriklim tropis dengan suhu udara normal yang bervariasi antara 26

02’ Bujur Timur, yang keadaan tanah merupakan dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0-308 meter diatas permukaan laut. Berdasarkan keragaman tanah secara umum Kabupaten Aceh Timur memiliki jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK), Mediteran, Organosol/Alluvial, Latosol dan Podsolik (Azwar, 2006).

0

(34)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di sentra-sentra tanaman pisang barangan dalam bentuk eksplorasi dengan metode survei di 5 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur, yaitu di kecamatan Birem Bayeun, Sungai Raya, Peureulak Timur, Idi Timu dan Darul Ikhsan. Penelitian ini berlangsung bulan Oktober 2012 sampai dengan Mei 2013.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman Pisang Barangan yang sudah dibudidayakan oleh petani maupun tanaman yang masih tumbuh liar pada habitatnya di tiga desa tiap kecamatan Kabupaten Aceh Timur (Lampiran 5) sebagai data primer dan kuisioner (daftar pertanyaan) sebagai data sekunder (Lampiran 1). Alat digunakan dalam penelitian adalah pisau, parang, meteran, timbangan, kantong plastik, kamera digital, refractometer, spidol, alat-alat tulis dan alat-alat lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

(35)

Jumlah tanaman keseluruhan 120 sampel. Data yang diperoleh digunakan sebagai data awal untuk identifikasi dan karakteristik.

Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan 3 tahap. Tahap pertama adalah eksplorasi dengan metode survei yang pengambilan sampel dilakukan secara

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dan penetapan responden

untuk dijadikan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang ada setelah mengetahui karakteristik populasinya di sentra-sentra pertanaman pisang barangan yang bertujuan untuk mengetahui daerah-daerah sasaran penelitian yang memiliki populasi tanaman pisang barangan.

Tahap kedua adalah Identifikasi dan karakteristik dilakukan berdasarkan karakter morfologi pisang dari IPGRI (International Plant Genetic Resources Institute) dengan mengamati objek individu tanaman pisang barangan.

Tahap ketiga teknik analisa data yang dilakukan adalah

Pada tahap awal dilakukan dua jenis analisa statistik untuk melihat kesesuaian data jika difaktorkan yaitu Uji Keutuhan Barlett dan Ukuran Kesesuaian Contoh Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). Hasil Uji Keutuhan Barlett nyata pada nilai p<0.05 memadai untuk dilakukan analisis faktor. Analisis faktor dilaksanakan dengan metode komponen utama dan dilakukan rotasi dengan metode varimax dan dilanjutkan

analisa statistik untuk melihat kesesuaian data jika difaktorkan yaitu dengan menggunakan analisis faktor dan analisis cluster. Keragaman 120 aksesi pisang barangan dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dengan bantuan software SPSS 17 sesuai dengan metode yang dikembangkan oleh Pallant (2001).

(36)

yang menghasilkan dendrogram hubungan kekerabatan berdasarkan morfologi yang diamati.

Berdasarkan kemiripan tersebut dibuat pengelompokan nomor-nomor tersebut menggunakan metode Unweighted Pair Group Method with Arithmetic

(UPGMA). Untuk menyimpulkan kekerabatan antara koleksi, semua data dianalisis dengan menghitung jarak Euclid yang dipertautkan berdasarkan kekerabatan terdekat dengan bantuan alat pengolah data. Analisis cluster akan menghasilkan dendogram yang digunakan untuk menilai pola keragaman.

1. Pelaksanaan Survei

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan survei ini adalah pengumpulan data yang memuat tentang keberadaan jenis pisang barangan yang ada atau ditanam di Kabupaten Aceh Timur. Data yang diperlukan didapatkan dari data primer (lokasi petani pisang barangan) dan data sekunder dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur.

Kegiatan eksplorasi didahului dengan survei, yakni mengumpulkan data tentang lokasi pengembangan pisang barangan, morfologi tanaman, dan informasi penting lain dari instansi terkait termasuk Dinas Pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) serta masyarakat setempat di Kabupaten Aceh Timur.

(37)

Data Jumlah responden yang diwawancarai 3 – 5 petani pisang barangan per desa dan 3 desa per kecamatan. Sehingga jumlah sampel keseluruhannya 45–75 responden.

2. Identifikasi dan karakteristik

Identifikasi dan karakteristik dilakukan berdasarkan descriptor list dari IPGRI yang meliputi morfologi tanaman.

1. Menentukan lokasi

Lokasi yang dilakukan identifikasi dan karakteristik didapatkan dari hasil survei jawaban-jawaban interview atau informasi langsung dari kuisioner, dan hasil informasi morfologi yang diukur sendiri secara langsung atau yang ditanya langsung kepada petani.

2. Menentukan pohon Identifikasi

Penentuan pohon identifikasi dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah tanaman yang diamati pada tanaman pisang barangan adalah 10 + (1% x jumlah tanaman dalam populasi). Pengumpulan data langsung ke lokasi pertanaman pisang barangan melihat, mengamati, mengukur dan menanyakan kepada petani, tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan parameter pengamatan.

Data primer ini meliputi pisang budidaya dan lokal yang diketahui oleh petani responden (sampel) baik yang ditanamnya maupun yang tumbuh serta terdapat disekelilingnya.

3. Melakukan Identifikasi

(38)

meliputi karakter secara kuantitatif dan karakter kualitatif sesuai dengan descriptor list dari IPGRI yang meliputi morfologi tanaman yang diinginkan.

Secara kuantitatif yang produksinya tinggi dan memiliki keragaman yang luas sedangkan secara kualitatif memiliki tingkatan mutu yang baik secara standar mutu pisang barangan yaitu dengan melihat perbedaan bentuk tanaman pisang barangan seperti keseragaman bentuk, warna, ukuran buah.

Pengamatan

1. Survei

Pengamatan data primer didapatkan dengan menginterview berdasarkan kuisioner. Pengamatan morfologi dinyatakan dalam bentuk rata-rata dari seluruh jenis pisang barangan yang sama yang ditanam oleh petani sampel. Kesemuanya ini meliputi jenis dari setiap penanaman pisang di lokasi pengamatan baik pisang barangan budidaya maupun lokal. Data sekunder didapat dari Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di kecamatan yang di jadikan daerah penelitian, serta dari lembaga instansi terkait Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Aceh Timur.

Data sekunder yang dikumpulkan meliputi: 1) luas lahan, produksi, produktivitas, pengelolaaan dan pengolahan produk, pemasaran, dan arti penting lainnya seperti asal bibit, jenis bibit, kultur teknis (bagi yang budidaya), fisiologi serta masalah pembudidayaannya (bagi budidaya) dan yang tumbuh di alam/tidak dibudidayakan.

2. Identifikasi dan karakterisasi

(39)

puluh tujuh karakter fenotip yang terdiri dari dua puluh dua karakter kualitatif dan limabelas karakter kuantitatif.

Adapun dua puluh dua karakter kualitatif yang diamati yaitu : 1. Lokasi Tanaman

Lokasi tanaman telah ditentukan berdasarkan survei lokasi terdahulu. 2. Tipe pertumbuhan

Tipe pertumbuhan dilakukan dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

3. Bentuk Daun

Bentuk daun diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman. 4. Warna daun

Warna daun diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman. 5. Bentuk Pelepah Daun

Bentuk pelepah daun diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

6. Warna Pelepah daun

Warna pelepah daun diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

7. Letak Duduk Daun

Letak duduk daun diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

8. Belahan daun

Belahan daun diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman. 9. Permukaan Daun Bagian Atas

(40)

10.Bentuk batang

Bentuk batang diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman. 11.Warna Batang

Warna batang diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman. 12.Warna Kulit batang

Warna kulit batang diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

13.Warna Daging Buah

Warna daging buah pisang barangan diamati secara visual setelah kulit buah dikupas kemudian diamati warna daging buah tersebut sesuai karakteristik pedoman.

14.Bentuk Buah

Bentuk buah secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman. 15.Rasa Buah

Rasab buah dengan mengambil sampel pada masing-masing aksesi pisang barangan kemudian dilakukan dengan menggunakan alat refractometer. 16.Aroma Buah

Aroma buah diamati dengan cara menggunakan indera penciuman sesuai dengan karakteristik pedoman.

17.Warna Kulit Buah

Warna kulit buah secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman 18.Bentuk Bunga

(41)

19.Bentuk Jantung

Bentuk Jantung secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman 20.Warna jantung

Warna Jantung secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman 21.Pembungaan/Pembuahan

Pembungaan/pembuahan secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman 22.Sistem Perakaran

Sistem perakaran secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman Limabelas karakter kuantitatif yang diamati terdiri dari :

1. Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan meteran yang diukur dari atas permukaan tanah.

2. Panjang Daun (cm)

Panjang daun diukur dengan menggunakan alat ukur/meteran. 3. Lebar Daun (cm)

Lebar daun diukur dengan menggunakan alat ukur/meteran 4. Panjang tangkai daun

Tangkai daun diukur dari pangkal daun sampai ujung daun dengan menggunakan meteran

5. Jumlah daun/pohon

Jumlah daun per pohon dihitung jumlahnya secara visual. 6. Jumlah buah/tandan

(42)

7. Panjang buah (cm)

Panjang buah diukur dengan menggunakan meteran. 8. Lingkar Diameter Buah (cm)

Lingkar diameter buah diukur dengan menggunakan penggaris. 9. Panjang tandan buah (cm)

Panjang tandan buah diukur dengan menggunakan penggaris. 10.Bobot daging buah matang (gram)

Bobot daging buah matang yang sudah dikupas kulitnya ditimbang dengan timbangan.

11.Berat buah/buah (gram)

Berat buah ditimbang dengan menggunakan timbangan. 12.Tebal kulit buah (cm)

Tebal kulit buah pisang barangan diukur setelah kulit buah dikupas dengan menggunakan penggaris.

13.Jumlah buah/sisir

Jumlah buah per sisir di hitung dengan cara visual. 14.Lingkar batang (cm)

Lingkar batang di ukur dari atas permukaan tanah setinggi 30 cm dengan menggunakan meteran.

15.Jumlah anakan/rumpun

(43)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Karakterisasi Morfologis Pisang Barangan

Hasil pengamatan karakter-karakter morfologi tanaman pisang barangan yang diamati pada limabelas desa di lima kecamatan Kabupaten Aceh Timur dapat dilihat pada lampiran 6.

Hasil pengamatan karakter morfologis batang pisang barangan dapat dilihat pada Tabel 1 .

Tabel 1. Karakter-karakter morfologis batang 120 aksesi pisang barangan

Sampel

Pengamatan Parameter

(44)
(45)
(46)

1 2 3 4 5

Dari Tabel 1. diketahui bahwa bentuk batang dan tajuk dari 120 aksesi tanaman pisang barangan tidak beragam/tidak bervariasi, semua batang berbentuk bulat dan berwarna coklat kehijauan kecuali aksesi AT 57 dan AT 58 berwarna coklat. Sedangkan Kulit batang tidak beragam/tidak bervariasi, semua berwarna coklat (Gambar 1). Untuk Lingkar batang semua aksesi beragam, aksesi terbesar adalah AT 57 yaitu 89 cm dan yang terkecil AT 74 yaitu 53 cm (Gambar 2).

Hasil pengamatan karakter morfologis daun 120 aksesi tanaman pisang barangan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Karakter-karakter morfologis daun 120 aksesi pisang barangan

(47)
(48)
(49)
(50)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Dari Tabel 2. karakter ukuran daun dari 120 aksesi tanaman pisang barangan cukup bervariasi, untuk bentuk daun, warna daun dan letak duduk daun sama dan tidak bervariasi yaitu bentuk daun tegak keatas dengan warna daun hijau tua dan letak duduk daun tegak melingkar batang.

Untuk bentuk pelepah daun terjadi bervariasi, tegak membulat pada aksesi AT 1-48, AT 57-64 dan AT 73-120 sedangkan pada aksesi tidak tegak membulat terdapat pada AT 49-56 dan AT 65-72.

Untuk warna pelepah daun terjadi variasi warna yaitu hijau pada AT 1-8, AT 10, AT 17, AT 18, AT 26, AT 33-43, AT 74, AT 81, AT 82, AT 89-98, AT 105-112 dan AT 114. Sedangkan berwarna Hijau Muda pada aksesi pada AT 9, AT 11-16, AT 27-32, AT 53, AT 57-59, AT 65, AT 67, AT 69, AT 71-73, AT 75-80, AT 83-88, AT 99-104, AT 113, AT 115-120. Untuk warna pelepah daun hijau tua terdapat pada aksesi AT 50-52, AT 54-56, AT 60-64, AT 68, dan AT 70.

(51)

58-62, AT 65-66, AT 70, AT 73, AT 75-90, AT 92-99, AT 101, AT 103-106, AT 108-120, sedangkan aksesi simetris yaitu AT 2, AT 5, AT 8-11, AT 18, AT 21, AT 33, AT 40, AT 50, AT 51, AT 53, AT 55-57, AT 63, AT 64, AT 67-69, AT 71, AT 72, AT 74, AT 91, AT 100, AT 102, dan AT 107.

Untuk aksesi Permukaan daun bagian atas memiliki variasi yang beragam yaitu berwana hijau tua kasar pada aksesi AT 1-30, AT 73-78, AT 81-118 sedangkan yang berwana hijau tua tidak kasar yaitu pada aksesi AT 31-72, AT 79-80 dan AT 119-120. Untuk permukaan daun bagian bawah tidak terdapat variasi atau keragaman.

Untuk panjang daun terpanjang pada aksesi AT 86 yaitu 350 cm dan panjang daun terpendek pada aksesi AT 6 yaitu 172 cm. Lebar daun tertinggi pada aksesi AT 27 selebar 88 cm dan lebar daun terendah pada aksesi AT 6 yaitu selebar 50 cm.

Demikian juga untuk jumlah daun per pohon tertinggi adalah pada aksesi AT 55 sebanyak 42 helai dan jumlah daun terendah adalah 22 helai pada aksesi AT 52, AT 62, dan AT100.

Hal ini sesuai dengan (Desta, 2005) daun yang lebih panjang dan lebar mempunyai kapasitas fotosintesis yang lebih besar sehingga menghasilkan karbohidrat yang lebih besar dibandingkan daun yang berukuran lebih kecil sehingga diharapkan dapat meningkatkan bobot tandan.

(52)
(53)
(54)
(55)

Ket : AT = Aceh Timur PAK = Putih Agak Lonjong

P = Partenokarpi L = Lonjong

B = Bare MHGG = Merah Hati bergaris-garis

Dari Tabel 3. Diketahui bahwa karakter warna bunga jantung, bentuk bunga jantung, bentuk jantung dan warna jantung serta tipe pembungaan dari 120 aksesi tanaman pisang barangan tidak beragam, semua warna bunga jantung putih agak kekuningan, bentuk bunga jantung bare, bentuk jantung lonjong dan warna jantung merah hati bergaris-garis dengan tipe pertumbuhan partenokarpi.

Hasil pengamatan karakter morfologis buah 120 aksesi tanaman pisang barangan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Karakter-karakter morfologis buah 120 aksesi pisang barangan

(56)
(57)
(58)
(59)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

K = Kuning LAMULP5 = Lurus Agak Melengkung Ujung KM = KUning kemerahan Lancip Persegi 5

MUTAP3 = Melengkung Ujung Tumpul Agak Persegi 3 MUTAP4 = Melengkung Ujung Tumpul Agak Persegi 4 MUTAP5 = Melengkung Ujung Tumpul Agak Persegi 5

LAMUTAP3 = Lurus Agak Melengkung Ujung Tumpul Agak Persegi 3 LAMUTAP4 = Lurus Agak Melengkung Ujung Tumpul Agak Persegi 4 LAMUTAP5 = Lurus Agak Melengkung Ujung Tumpul Agak Persegi 5

(60)

120 yaitu 187 cm dan panjang tandan buah terpendek pada aksesi AT 6 yaitu 63 cm. Pada jumlah buah per sisir terbanyak pada aksesi AT 13 yaitu 27 dan paling sedikit pada aksesi AT 54, AT 55 dan AT 56 yaitu sebanyak 5. Pada jumlah buah per tandan terbanyak pada aksesi AT 54 yaitu 244 dan paling sedikit yaitu pada aksesi AT 6 yaitu 54 (Gambar 2 dan 4 ).

Untuk karakter warna kulit terdapat variasi yang berbeda yaitu kuning kemerahan bintik banyak terdapat pada aksesi AT 1-8, AT 17, AT 18, AT 21-23, AT 34, AT 41-48, AT 58-60, AT 63, AT 64, AT 81-88, AT116. Kuning kemerahan tidak ada bintik pada aksesi AT 9, AT 10. Warna kulit buah kuning bintik sedikit pada aksesi AT 11-16, AT 19, AT 25-32, AT 35, AT 65-72, AT 89-96, AT 105-108, AT 113-115,dan AT 120. Untuk kuning kemerahan bintik sedikit terdapat pada aksesi AT 20, AT 33, AT 36-40, AT 57, AT 61, AT 62, AT 109-112. Untuk karakter kuning bintik banyak terdapat pada aksesi AT 24, AT 49-56, AT 73-80, AT 97-104, AT 117-119.

Untuk bentuk tekstur buah melengkung ujung tumpul agak persegi 3 terdapat pada aksesi AT 25, AT 31, AT 40, AT 57, AT 60, AT 64, AT 65, AT 74, AT 75, AT 77, AT 105, AT 117, AT 118, AT 119. Untuk buah melengkung ujung tumpul agak persegi 4 terdapat aksesi AT 30,33,34,37,53,54,58,61,73,76,80,110, dan113. Untuk buah melengkung ujung tumpul agak persegi 5 terdapat aksesi AT 9-11, AT 26,AT 35,AT 36, AT 49-52, AT 55, AT 59, AT 62-63, AT 71,AT 78,AT 79,AT 91-92, AT 94, AT 106, AT 107, AT 109, AT 115.

(61)

AT 114, AT 120. Bentuk tekstur buah lurus agak melengkung ujung tumpul agak persegi 5 terdapat pada aksesi AT 1-8, AT 12-16, AT 27-29, AT 66, AT 68, AT 69, AT 90, AT 93, AT 95, AT 96, AT 108, AT 116.

Bentuk tekstur buah melengkung ujung lancip persegi 4 terdapat pada aksesi AT 100. Bentuk tekstur buah melengkung ujung lancip persegi 5 terdapat pada aksesi AT 19, AT 20, AT 22, AT 98, AT 101, AT 103. Bentuk tekstur buah lurus agak melengkung ujung lancip persegi 3 terdapat pada aksesi AT 42, AT 47, AT 81, AT 82, AT 86, AT 87, AT 99.

Bentuk tekstur buah lurus agak melengkung ujung lancip persegi 4 terdapat pada aksesi AT 45, AT 97, AT 102, AT 104. Bentuk tekstur buah lurus agak melengkung ujung lancip persegi 5 terdapat pada aksesi AT 17, AT 18, AT 21, AT 23, AT 24, AT 41, AT 43, AT 44, AT 46, AT 48, AT 83-85, AT 88.

Untuk karakter Warna Daging Buah terdapat variasi yaitu warna Kuning terdapat pada aksesi AT 1-4, AT 9-11, AT 14-16, AT 19, AT 22, AT 24-39, AT 41-44, AT 46-84, AT 87-93, AT 97-110, dan AT 113-117, sedangkan warna daging buah berwarna kuning kemerahan diperoleh pada aksesi AT 6-8, AT 12, AT 13, AT 17, AT 18, AT 20, AT 21, AT 23, AT 40, AT 45, AT85, AT 86, AT 94, AT 95, AT 96, AT 111, AT 112, AT 118, AT 119 dan AT 120.

Pada karakter Panjang buah terdapat variasi, panjang buah tertinggi diperoleh pada aksesi AT 70 dan AT 99 yaitu 14 cm, sedangkan panjang buah terendah pada aksesi AT 1, AT 2, AT 20, AT 22, AT 107 dan AT 107 yaitu 9,5 cm.

(62)

Untuk karakter berat buah per buah terdapat keragaman, berat buah per buah yang tertinggi diperoleh pada aksesi AT 99 yaitu 180 gram sedangkan berat buah per buah terendah terdapat pada aksesi AT 22 dan AT 23, AT 108 dan AT 109 yaitu 48 gram. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar berat buah maka makin panjang ukuran buah (Desta, 2005).

Untuk bobot daging buah matang terdapat banyak variasi, bobot tertinggi pada aksesi AT 97 yaitu 110 gram, sedangkan yang terendah yaitu AT 37 dan AT 40 yaitu 30 gram.

Untuk karakter rasa dan aroma buah terdapat variasi yaitu rasa berdasarkan hasil dengan teknik menggunakan alat test refractometer cukup beragam yaitu buah dengan rasa skor 24 terdapat pada aksesi AT 1-4, AT11-16, AT19-26, AT 32, AT 75, AT 80, AT 89-98, AT 100-102, AT 113-117. Sedangkan untuk skor 25 terdapat pada aksesi AT5-10, AT 17, AT 18, AT 27-31, AT 34, AT 37, AT 38, AT 59, AT 69, AT 73, AT 74, AT 76-79, AT 81-88, AT 99, AT 103-108, AT 118-120. Untuk skor 26 terdapat pada aksesi AT 33, AT 35, AT 36, AT 39-45, AT 49-58, AT 62, AT 63, AT 65, AT 66, AT 70, AT 71, AT 72, AT 110, AT 111, AT 112. Untuk skor 27 terdapat pada aksesi AT 46,AT 47, AT 60, AT 61, AT 64, AT 67, AT 68.

Untuk karakter tebal kulit buah terdapat keragaman yang cukup yaitu tebal kulit tertinggi pada aksesi AT 97 dan AT 99 yaitu 0,4 cm dan yang terendah yaitu pada aksesi AT18, AT20, AT 22, AT 23, AT 33, AT 35, AT 36, AT 37, AT 43, AT 52, AT 54-56, AT 58-62, AT 64, AT 68, AT 108 dan AT 109.

(63)

keanekaragaman pisang ditunjukkan dengan banyaknya variasi bentuk, rasa dan warna buah (Valmayor et. al., 2000) serta dalam kelipatan jumlah kromosomnya.

2. Analisis Faktor

Untuk mengetahui karakter yang menimbulkan keragaman secara fenotifik dari seluruh aksesi yang diteliti dari berbagai letak geografis maka dilakukan analisis faktor. Pada tahap pertama dilaksanakan uji kelayakan data untuk dianalisis dengan menggunakan metode statistik melalui uji keutuhan Barlett (Bartlett’s test of sphericity) dan uji kesesuaian contoh Kaiser-Meyer- Olkin (KMO) (Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) measure of sampling adequacy (MSA)). Dalam analisis uji keutuhan Barlett maka hasil uji harus nyata dengan nilai p< 0,05 untuk dilakukan analisis faktor sudah mencukupi. Nilai indeks KMO berkisar antara nol sampai satu dengan nilai 0,5 sudah mencukupi untuk dilanjutkan dengan analisis faktor (Pallant, 2001).

Hasil analisis uji keutuhan Barlett dapat dilihat dalam (lampiran 9), menunjukkan bahwa indeks MSA Kaiser-Meyer-Olkin diperoleh denga nilai 0.66 dan hasil uji keutuhan Barlett diperoleh nilai p < 0,05.

(64)

Dengan demikian analisis dapat dilanjutkan dengan analisis multivariat lainnya karena masing-masing nilainya > 0,5.

Hasil analisis faktor dengan metode komponen utama dapat dilihat pada Tabel 1. berikut :

Tabel 1. Nilai Keragaman Proporsi Tiap Faktor

Nilai Keragaman Proporsi Tiap Faktor

Komponen

Metode Ekstraksi : Analisis komponen utama

(65)

jumlah komponen utama yang terbentuk. Selanjutnya dikemukakan juga bahwa vektor ciri terbesar yang dimiliki oleh suatu variabel akan menentukan pada komponen utama yang tergabung (Sartono, et al.,2003).

Dari Lampiran 11 pada tabel nilai communialities dapat dilihat bahwa seberapa besar faktor yang akan terbentuk mampu menjelaskan variabel (Santoso, 2012) dapat dijelaskan oleh komponen utama untuk karakter tinggi tanaman 63.6%, panjang daun 57.20%, lebar daun 61.40%, panjang tangkai daun 71.00%, jumlah daun 66.50%, jumlah buah per tandan 73.40%, panjang buah 74.10%, lingkar diameter buah 81.20%, panjang tandan buah 68.30%, bobot daging buah matang 80.80%, berat buah 87.80%, tebal kulit buah 61.20%, jumlah buah per sisir 70.80%, lingkar diameter batang 56.30%, jumlah anakan 76.60%, belahan daun 79.90%, permukaan daun bagian atas 77.40%, bentuk buah 64.60%, rasa buah 82.40%, Warna kulit buah 86.70%, dan warna pelepah daun 68.00%.

Maka faktor maksimal yang bisa terbentuk adalah 7 komponen, selanjutnya dilakukan penentuan masing-masing variabel independen ke dalam faktor yang terbentuk dengan cara menentukan dengan melihat tabel Component Matrix (lampiran 11).

(66)

Pada tabel Component Transformation Matrix (Lampiran 11), terlihat bahwa nilai koefisien korelasi antara komponen 1 dengan komponen 1 memiliki nilai 0.58 serta komponen 4 dengan komponen 4 memiliki nilai 0.78 yang menunjukkan adanya korelasi yang cukup erat pada saat sebelum maupun sesudah rotasi. Pengelompokan karakter morfologis yang membentuk masing – masing komponen ini yang menunjukkan bahwa karakter vegetatif (morfologis) seperti berat buah, lingkar diameter buah, bobot daging buah matang, tebal kulit buah, panjang buah membentuk satu komponen sendiri dan komponen lain yang berasosiasi dengan produksi seperti warna kulit buah dan bentuk buah masing – masing membentuk satu komponen tersendiri.

Maka dapat disimpulkan dari 21 variabel yang diteliti dengan proses faktoring dapat direduksi menjadi 2 faktor yang terbentuk yaitu :

1. Faktor 1 terdiri dari : a. Berat buah

b. Lingkar diameter buah c. Bobot daging buah matang d. Tebal kulit buah

e. Panjang buah 2. Faktor 2 terdiri dari :

a. Warna kulit buah b. Bentuk buah c. Rasa Buah

(67)

buah pisang barangan. Semakin panjang dan lebar diameter buah pisang barangan maka akan semakin bertambah bobot daging buah dan ketebalan kulit pisang maka dapat meningkatkan hasil produksi pada tanaman pisang barangan.

Karakter panjang tandan buah berkorelasi positif dan nyata dengan jumlah sisir per tandan. Hal ini sejalan dengan (Desta, 2005) menunjukkan bahwa semakin panjang tandan maka jumlah sisir per tandan juga semakin banyak. Jumlah sisir per tandan berkorelasi positif dan sangat nyata dengan rata-rata jumlah buah per sisir dan jumlah buah per tandan. Rata-rata bobot tandan berkorelasi positif dan sangat nyata dengan rata-rata panjang buah maka menunjukkan bahwa makin besar berat buah maka makin panjang ukuran buah.

Pada faktor 2 dapat dijelaskan bahwa bentuk buah akan dipengaruhi oleh warna kulit buah, warna daging buah dan rasa buah pisang barangan. Semakin kuning warna kulit dan daging buah maka semakin manis rasa buah pisang barangan ( Gambar 3).

Karakter umur panen, panjang tandan, dan rata-rata berat buah berkorelasi positif dan nyata dengan bobot tandan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan

karakter komponen hasil meningkat maka bobot tandan juga akan meningkat (Desta, 2005).

3. Analisis Cluster

(68)

yang terbentuk memiliki homogenitas internal yang tinggi dan heterogenitas eksternal yang tinggi.

Analisis cluster merupakan cara yang efektif dalam membangun asosiasi berdasarkan kedekatan kriteria atau kesamaan diantara objek (Carratala, et al 1998). Individu yang mempunyai sifat yang sama atau berdekatan akan dikelompokkan ke dalam kelompok yang sama dan sebaliknya. Menurut Supranto (2004), analisis gerombol yang baik akan memiliki kesamaan yang tinggi antar kelompok dalam satu kelompok dan mempunyai perbedaan yang tinggi antar kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

Untuk menyimpulkan kekerabatan antara jenis yang diamati, semua data yang terkumpul dianalisis dengan menghitung jarak Euclid yang dipertautkan berdasarkan kekerabatan terdekat. Analisis cluster akan menghasilkan dendrogram yang digunakan menilai pola keragaman (Boik, 2004).

Dari identifikasi karakter morfologi pisang barangan pada Kecamatan Birem Bayeun, Idi Timu, Peureulak Barat, Sungai Raya dan Darul Ikhsan yang berada di Kabupaten Aceh Timur memiliki keragaman genetik yang bervariasi. Hal ini dapat terlihat dari gambar dendogram hasil analisis cluster yang digunakan dalam menganalisis keragaman dan mengklasifikasikan tanaman pisang barangan didasarkan data pengamatan identifikasi morfologi pada dendogram hubungan antar aksesi Pisang Barangan (lampiran 16).

(69)

Dari lampiran 17 berikut menyatakan matrix proximity dengan angka yang tertera adalah jarak antara dua variabel.

Dari tabel cluster membership (lampiran 14) maka dapat ditentukan jumlah cluster yang terbentuk setelah dilakukan proses aglomerasi (lampiran 15). Jika ditentukan 4 cluster maka dengan demikian dapat membentuk anggota cluster 1 terdiri dari aksesi AT1—AT8, anggota cluster 2 adalah aksesi AT9-AT56, AT58-AT78, AT80-AT98, AT100-AT112 dan AT114-AT120, kemudian anggota cluster 3 yaitu aksesi AT57 dan AT79, dan anggota cluster 4 terdapat pada aksesi AT 99 dan AT113.

Dari proses diatas terlihat bahwa aksesi AT57 dan AT79 dengan AT99 dan AT113 memang jauh berbeda (tidak similar) terhadap aksesi lainya, aksesi AT99 dan AT113 adalah yang paling berbeda dengan aksesi-aksesi lainnya.

Terdapat kesamaan karakter baik secara kualitatif mauapun kuantitatif pada aksesi AT57 di kecamatan Idi Timu desa Seuneubok Kuyun di kebun Mahmud dan aksesi AT 79 di kecamatan Peureulak Barat desa Beusa Seubrang di kebun Baihaki memiliki persamaan karakter pada tipe pertumbuhan, bentuk daun, warna daun, bentuk pelepah daun, warna pelepah daun, letak duduk daun, permukaan daun bagian atas, bentuk batang, warna kulit batang, warna daging buah, aroma buah, bentuk bunga, bentuk jantung, warna jantung, pembungaan, sistem perakaran, lingkar diameter buah dan bobot daging buah matang.

(70)

pertumbuhannya tegak keatas dengan warna daun hijau tua berbentuk lonjong. Bentuk dan warna pelepah daun sama sama berbentuk bulat dengan warna hijau muda, letak duduk pelepah daun juga sama sama tegak melingkar batang yang memiliki permukaan daun bagian atas hijau tua kasar.

Demikian juga bentuk batang, warna batang dan warna kulit batang sama sama berbentuk bulat dengan warna batang coklat kehijauan dan warna kulit batang berwarna coklat. Lingkar diameter buah sama besar yaitu 2,8 cm. Aroma buah yang sama harum bobot daging buah matang yang tidak terlalu berbeda (aksesi AT 57 memiliki bobot 50 gram sedangkan aksesi AT 97 memiliki bobot 60 gram) yang memiliki warna daging buah sama berwarna kuning, bentuk dan warna jantung sama sama lonjong, berwarna merah hati bergaris garis serta bentuk bunga bare, pembungaan partenokarpi, dan sistem perakaran serabut.

(71)

Panjang tangkai daun tidak berbeda jauh (aksesi AT 99 memiliki panjang 47 cm sedangkan aksesi AT 113 memiliki panjang 46 cm), ukuran daun tidak berbeda jauh (aksesi AT 99 memiliki panjang 232 cm dan lebar daun 73 cm, sedangkan aksesi AT 113 memiliki panjang 264 cm dan lebar 67 cm), lingkar batang pada aksesi AT 99 sebesar 67 cm dan aksesi AT 113 sebesar 57 cm. Panjang tandan buah sedikit berbeda jauh (aksesi AT 99 memiliki panjang 110 cm sedangkan aksesi AT 113 memiliki panjang 80 cm), jumlah buah persisir pada AT 99 sebanyak 17 buah dan AT 113 sebanyak 18 buah.

Ukuran panjang buah pada AT 99 sepanjang 14 cm dan AT113 sepanjang 12 cm dengan tebal kulit AT 99 setebal 0,4 cm dan AT 113 setebal 0,2 cm dan diameter buah yang tidak berbeda jauh (aksesi AT 99 memiliki lebar 3,5 cm sedangkan aksesi AT 113 selebar 3,3 cm), bobot daging buah matang sedikit berbeda jauh (aksesi AT 99 memiliki berat 140 gram sedangkan aksesi AT 113 memiliki berat 95 gram), rasa buah aksesi AT 99 dalam level 25 (manis) dan AT 113 dalam level 24, berat buah per buah sedikit berbeda jauh (aksesi AT 99 memiliki berat 180 gram sedangkan aksesi AT 113 memiliki berat 135 gram).

(72)

Ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup akan sangat menentukan dalam peningkatan ukuran buah karena pada saat pertumbuhan buah daya saingnya untuk pengambilan asimilat semakin besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Goldsworthy dan Fisher (1992) bahwa pada waktu pertumbuhannya, buah-buah secara bersamaan meningkatkan daya saingnya terhadap penyediaan asimilat yang terbatas.

Tingkat kemiripan dilihat dari rata-rata semua variabel yang diamati. Misalnya, pada aksesi AT 57 dan AT 79 memiliki tingkat kemiripan yang tinggi yaitu 11 % sedangkan aksesi AT 99 dan AT 113 memiliki tingkat kemiripan 15 %, pada variabel tinggi tanaman aksesi AT 57 dan AT 79 memiliki tinggi tanaman 370 cm dan 355 cm, aksesi AT 99 dan AT 113 memiliki tinggi tanaman 220 cm dan 256 cm, sedangkan jumlah tanaman per rumpun aksesi AT 57 dan AT 79 memiliki jumlah tanaman per rumpun 19 dan 18, sedangkan aksesi AT 99 dan AT 113 memiliki jumlah tanaman per rumpun 6 dan 25. Jika dilihat hanya dari variabel jumlah tanaman tersebut, aksesi AT 57 dan AT 79 memiliki tingkat kemiripan lebih rendah daripada aksesi AT 99 dan AT 113.

(73)

Gambar 2. Bentuk Buah per tandan dan Lingkar Batang Pisang Barangan

Gambar 3. Penampilan bagian dalam buah dan daging buah Pisang Barangan

Gambar 4. Bentuk Buah per sisir Pisang Barangan

Gambar

Gambar Dendogram ...............................................................................
Tabel 1. Karakter-karakter morfologis batang 120 aksesi pisang barangan
Tabel 2. Karakter-karakter morfologis daun 120 aksesi pisang barangan
Tabel 3. Karakter-karakter morfologis bunga 120 aksesi pisang barangan
+5

Referensi

Dokumen terkait

The best PLS-DA model accurately classified the specialty coffee samples of the prediction sample set with prediction ability of 100% of correct classification for Gayo,

Hasil ini menunjukkan bahwa Z hitung &lt; Z tabel , sehingga Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan

Data-data yang dimasukkan ( input ) dalam program ini adalah data-data numerik dalam format tabel dengan n -data yang berupa tabel data hujan ( P ), tabel data

dari percobaan dan perhitungan laju korosi yang telah dilakukan, memang laju korosi paling besar baik pada percobaan korosi basah maupun korosi atmosferik

[r]

Thousands of indigenous peasant workers leave these poor regions every year to labor in the tomato fields in the north of Mexico.. Our research question is whether the TAI is

- Menyusun teks hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, dan eksposisi sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan - Menelaah dan

Parallel-Form Reliability : ketika respon dari dua pengukuran konsep yang sama