Lampiran 1
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor: Kep-51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri Minyak Sawit
Tabel : baku mutu limbah cair
Parameter
Kadar Maksimum (Mg/
L)
Beban Pencemaran (Kg/Ton)
BOD 100 0.25
COD 350 0.88
TSS 250 0.63
Minyak & Lemak 25 0.063
Nitrogen Total 50 0.125
PH 6.0- 9.0
Debit Limbah Cair
Maksimum 2.5 m
3
Lampiran 2 LAMPIRAN ALAT
Gambar 1 : Sampel limbah cair yang dianalisa
DAFTAR PUSTAKA
Alearts, G. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya. Usaha-Nasional.
Nainggolan,H. 2011. Pengolahan Limbah Cair Industri Perkebunan dan Air Gambut Menjadi Air Bersih. Medan. USU press
Kristanto, P.2002. Ekologi Industri. Yogyakarta. Penerbit ANDI yogyakarta Linsley, R dan Franzini, J. 1979. Water Resources Engineering. New york.
mcGraw-Hill
Naibaho, P. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Said, E. 1996. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit. Bogor. Trubus Agriwidya
Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia
BAB 3 METODELOGI
Untuk mengetahui kadar minyak lemak dan total suspended solid ( TSS ) yang
terdapat pada limbah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, minyak lemak
dalam limbah dipisahkan dengan metode sokletasi dan melalui beberapa tahap,
yaitu : ekstraksi dan destilasi. TSS dalam limbah dipisahkan dengan metode
filtrasi dengan alat vakum, kemudian kadar kedua parameter ditetapkan dengan
3.2. Bahan
3.2.1. Analisa Minyak Lemak Pada Sampel Air Limbah
1. n – Heksana (aq)
2. H Cl (aq) 1:1
3. Natrium Sulfat anhidrat ( Na2SO4 anhidrat)
4. Sampel air limbah (aq)
3.2.2. Analisa Total Suspended Solid ( TSS )
1. Sampel air limbah
2. Aquades
3.3. Prosedur Analisa
3.3.1. Analisa Minyak Lemak dalam limbah cair
A. Preparasi Alat
1. Dibilas labu alas dengan n- heksan
2. Dikeringkan labu didalam oven pada suhu 103o-105oC selama 60
menit
3. Didinginkan labu didalam desikator selama 30 menit
4. Ditimbang labu pada neraca analitik
5. Dicatat berat labu
6. Diulangi 1- 2 kali percobaan sampai di dapat berat tetap
B. Preparasi sampel
1. Dihomogenkan sampel
2. Diukur volume sampel berdasarkan kepekatan sampel secara duplo
3. Dimasukkan ke dalam corong pisah
4. Diasamkan dengan HCl 1:1 sebanyak 1 mL
5. Ditambahkan N- Heksana sebanyak 100 mL
6. Dikocok kuat – kuat selama 5 menit, hingga terbentuk 2 lapisan
9. Dikocok kuat- kuat selama 5 menit
10.Dibiarkan selama 1 – 2 menit hingga fraksi n – heksan terpisah dari fraksi
air
11.Dipisahkan lapisan n – heksana dari sampel air
12.Ditambahkan 5 gram kristal Na2SO4 apabila fraksi n – heksan masih
1. Didestilasi fraksi n- heksan di atas penangas air selama ± 4 jam
2. Labu dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam
3. Didinginkan pada desikator selama 30 menit
4. Ditimbang labu alas dengan neraca anlitik
5. Diulangu penimbangan beberapa kali hingga diperoleh berat tetap
3.3.2. Analisa Total Suspended Solid ( TSS ) dalam limbah cair
A. Penimbangan kertas saring kosong
1. Diletakkan kertas saring kedalam alat vakum
2. Dibilas kertas saring dengan aquades sambil dioperasikan alat vakum
untuk penyaringan
3. Dimatikan alat vakum, diangkat kertas saring dengan penjepit dan
diletakkan di atas kaca arloji
4. Kertas saring dikeringkan didalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam
5. Didinginkan kertas saring pada desikator selama 1 jam
6. Ditimbang kertas saring dengan neraca analitik
B. Analisa kadar Total Suspended Solid ( TSS)
1. Diletakkan kertas saring yang telah diketahui berat tetapnya pada alat
vakum
2. Dibilas kertas saring dengan aquades sambil dioperasikan alat vakum
3. Dipipet sampel dengan volume yang disesuaikan berdasarkan kepekatan
sampel
4. Disaring diatas kertas saring sambil dioperasikan alat vakum
5. Diangkat kertas saring dengan penjepit diletakkan di atas kaca arloji
6. Dikeringkan sampel pada suhu 105oC selama 1 jam
7. Didinginkan kertas saring pada desikator selama 1 jam
8. Ditimbang kertas saring dengan neraca analitik
BAB 4
A = Berat sampel yang dianalisa
B = Berat labu alas kosong
Sampel 001 A
Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000
= 20 mg/ L
Sampel 001 B
Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000
= 20 mg/ L
Sampel 002 A
Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000
= 58 mg/ L
Sampel 002 B
Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000
= 58 mg/ L
Sampel 003 A
Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000
Sampel 003 B
Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000
= 10 mg/ L
Sampel 004 A
Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000
= 8 mg/ L
Sampel 004 B
Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000
= 8 mg/ L
Sampel 005 A
Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000
= 18 mg/ L
Sampel 005 B
Minyak dan lemak (mg/L) x 1000.000
II. Penentuan Kadar TSS ( Total Suspended Solid )
TSS ( mg/ L )
x 1000.000
Dimana : A = berat kertas saring + residu kering (mg)
B = berat kertas saring kosong (mg)
Sampel 001 A
TSS ( mg/ L )
x 1000.000
= 2 mg/L
Sampel 001 B
TSS ( mg/ L )
x 1000.000
= 2 mg/L
Sampel 002 A
TSS ( mg/ L )
x 1000.000
Sampel 004 B
TSS ( mg/ L )
x 1000.000
= 6 mg/L
Sampel 005 A
TSS ( mg/ L )
x 1000.000
= 2 mg/L
Sampel 005 B
TSS ( mg/ L )
x 1000.000
4.3. Pembahasan
Dalam rangka memenuhi ketentuan-ketentuan pokok pengolahan
Lingkungan Hidup pada undang-undang No. 4 tahun 1982. PP/20/1990 tentang
pengendalian pencemaran air dan keputusan MENLH No. Kep.
51/MENLH/10/1995 tentang penetapan baku mutu limbah cair kegiatan industri
dan pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan yang akhirnya menuju
pencapaian sertifikat ISO 14000, perlu ditetapkan pedoman limbah pabrik dan
lingkungan. Pengelolaan limbah pabrik dan lingkungan, ruang lingkupnya
meliputi pengendalian proses pengolahan dan sanitasi pabrik (in-plant control dan
house keeping) serta sistem pengendalian limbah termasuk pengoperasian,
pemeliharaan dan pemantauan IPAL dan lingkungan serta pemanfaatan air limbah
(Potter, 1994).
Dari hasil analisa kadar minyak dan lemak : TSS ( Total Suspended Solid ) pada
limbah cair pabrik kelapa sawit diperoleh pada sampel 001 adalah 80 mg/l : 2
mg/l, pada sampel 002 adalah 58 mg/l : 2 mg/l, pada sampel 003 adalah 10 mg/l :
3 mg/l, pada sampel 004 adalah 8 mg/l : 6 mg/l dan pada sampel 005 adalah 5
mg/l : 2 mg/l. Maka dapat diketahui bahwa hanya kadar TSS ( Total Suspended
Solid ) yang memenuhi standar yang telah ditetapkan Kep-51/MENLH/10/1995
yaitu sebesar 250 mg/L, sedangkan kadar minyak lemak hanya sebagian sampel
yang memenuhi standar menurut Kep-51/MENLH/10/1995 sebesar 25 mg/L.
diperoleh kadar minyak lemak yang tinggi dikarenakan tingkat kepekatan dari
sampel limbah tersebut, yang menandakan mengandung minyak lemak yang
Semakin tinggi kandungan minyak lemak dan TSS (Total Suspended
Solid) dalam air limbah, ini akan dapat menyebabkan keracunan pada mahluk
hidup terutama pada mahluk hidup yang diperairan. Oleh sebab itu parameter ini
tercantum pada spesifikasi mutu limbah yang sesuai dengan baku mutu
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini diperoleh Kadar TSS (Total Suspended Solid) 2
– 6 mg/L dan kadar minyak lemak diperoleh 8 – 80 mg/L. kadar TSS (Total
Suspended Solid) telah memenuhi standar yang telah ditetapkan
Kep-51/MENLH/10/1995 sebesar 250 mg/l. kadar minyak lemak belum memenuhi
standar yang telah ditetapkan Kep-51/MENLH/10/1995 sebesar 25 mg/L.
5.2. Saran
Setiap pabrik harusnya mempunyai usaha dalam penanganan dan
pemanfaatan limbah yang dihasilkan agar lingkungan di sekitar pabrik maupun
masyarakat yang menggunakan air sebagai sumber kehidupan tidak tercemar oleh
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Industri Kelapa Sawit
Pengembangan ekonomi Indonesia pada pembangunan Jangka Panjang
Thap I (PJPT I) sangat tergantung kepada minyak dan gas bumi sebagai
primadona perolehan devisa Negara. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas
non minyak dan gas bumi andalan Indonesia. Selama PJPT I agribisnis kelapa
sawit berkembang pesat. Minyak sawit diperoleh dari daging buah kelapa sawit
(mesokarp) melalui pengepaan. Minyak sawit kasar (CPO) terdiri dari campuran
minyak, air, dan serat kasar. Melalui saringan getar sebagian padatan serat akan
terpisah, sedangkan tangki klarifikasi akan memisahkan fraksi minyak ke atas dan
air lumpur (sludge) ke bawah. Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi,
dihasilkan juga tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang cukup besar.
Pengembangan industri kelapa sawit yang diikuti dengan pembangunan
pabrik dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, baik terhadap
kualitas sumber daya alam ( berupa pencemaran), kuantitas sumber daya alam
(berupa pengurasan) maupun lingkungan hidup (aspek sosial). Hal ini disebabkan
oleh bobot limbah PKS yang harus dibuang ke badan penerima semakin
bertambah. Limbah pada dasarnya adalah suatu bahan yang terbung atau dibuang
dari suatu sumber hasil aktivitas manusia, maupun proses-proses alam atau belum
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif.
memerlukan biaya yang cukup besar, disamping juga dapat mencemari
lingkungan. (Said, 1996).
2.2. Jenis Limbah Industri Kelapa Sawit
Industri pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak sawit atau CPO (
Crude Palm Oil ) dan inti sawit juga akan menghasilkan limbah yang terdiri dari
limbah padat, limbah caii dan gas.
2.2.1. Limbah Padat
Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah Tandan Kosong
Kelapa Sawit ( TKKS ) yang tersedia dalam jumlah besar dan berkesinambungan
sepanjang tahun. TKKS dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti
bahan energi alternatif, mulsa, kompos, bahan pengisi kertas atau pulp,
dsb.Beberapa penenlitian yang telah dikembangkan untuk pemanfaatan TKKS
antara lain :
a. Pembuatan kompos
b. Pembuatan pulp
c. Pembuatan briket arang
d. Pembuatan polipot untuk pembibitan kelapa sawit dan karet
e. Pembuatan filler bahan plastik yang dapat terdegradasi
f. Papan kepingan ringan ( MDF ) ( Nainggolan.H,2011 )
Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya, komponen terbesar dalam
limbah padat tersebut adalah sellulosa, disamping komponen lain meskipun lebih
Tabel 2.1 : Komposisi Kimiawi Tandan Kosong Kelapa Sawit
Komposisi Kadar ( % )
Abu
Selulosa
Lignin
Hemiselulosa
15
40
21
24
Sumber : pratiwi et al, 1988 dan azemi et al 1994
2.2.2. Limbah Cair
Limbah cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah
ini berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi, dan hidrosiklon. Limbah kelapa
sawit memiliki kadar bahan organik yang tinggi. Tingginya kadar tersebut
menimbulkan beban pencemaran yang besar, karena diperlukan degredasi bahan
organik yang lebih bessar pula.
2..2.3. Limbah Gas
Selain limbah padat dan cair, industri pengolahan kelapa sawit juga
menghasilkan limbah gas. Limbah gas ini antara lain gas cerobong dan uap air
2.3. Limbah Cair Kelapa Sawit
2..3.1. Karakteristik Limbah Cair PKS
Limbah cair pengolahan kelapa sawit mengandung padatan terlarut
maupun emulsi minyak di dalam air. Limbah cair mengandung senyawa-senyawa
organik seperti sellulosa dan tannin ataupun turunan alkaloid lainnya seperti
karotin. Padatan terlarut melayang dan juga mengemulsi serta bahan-bahan
organik lainnya yang terurai ataupun terdegradasi disebabkan mikroorganisme, ini
memyebabkan baudan berwarna hitam. Limbah cair pengolahan kelapa sawit pada
umumnya memiliki karakteristik seperti terdapat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.2. : Kualitas Limbah Cair Segar Pabrik Kelapa Sawit
No Parameter Satuan
Keterangan :
pH : ukuran kemasaman atau kebasaan limbah. Air yang tidak tercemar memiliki
pH antara 6.5-7.5
BOD ( biochemical oxygen demand ) : ukuran kandungan oksigen terlarut yang
diperlukan oleh mikroorganisme yang hidup di perairan untuk menguraikan bahan
organik yang ada di dalamnya
COD ( chemical oxygen demand ) : jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan
buangan yang ada didalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimiawi
Amoniak : salah satu gas yang umum dijumpai dalam air . Amonia mudah
tertimbun di dalam sistem perairan karena ia merupakan hasil samping alami
metabolisme ikan serta hasil penguraian sisa-sisa makanan dan bahan organik
lainnya
2.3.2. Degradasi Limbah Cair PKS
Limbah cair PKS terdiri atas banyak komponen penyusun antara lain :
seperti lemak, protein, dan karbohidrat. Komponen ini dapat digunakan sebagai
sumber nutrisi yang diperlukan mikroba, limbah munyak sawit mengalami
degradasi yang biasa disebut biodegradasi limabh cair PKS. Hanya mikroba –
mikroba yang dapat beradaptasi dalam limbah cair PKS yang dapat melaksanakan
biodegradasi tersebut. ( Nainggolan, 2011 )
2.3.3. Kandungan Limbah Cair
Limbah cair pabrik kelapa sawit memiliki potensi sebagai pencemar
tersuspensi yang tinggi. Untuk mengendalikan pencemaran maka diperlukan
pengolahan secara biologik, kimia, atau fisik. Penanganan limbah cair secara
biologik lebih disukai karena dampak akhirnya terhadap pencemaran lingkungan
minimal.
Limbah cair PKS mengandung padatan melayang dan terlarut dalam
emulsi minyak dalam air. Apabila limbah tersebut larut labgsung dibuang
kesungai maka sebagian akan mengendap, terurai secara perlahan, mengonsumsi
oksigen terlarut, menimbulkan kekeruhan, mengeluarkan bau yang sangat tajan,
dan dapat meruska daerah pembiakan ikan. Limbah cair pabrik kelapa sawit
mengandung senyawa anorganik dan organik yang dapat dan tidak dapat
dirombak oleh mikroorganisme. Limbah yang mengandung senyawa organik
umumnya dapat dirombak oleh bakteri dan dapat dikendalikan secara biologis.
Pengolahan limbah cair secara biologis dapat dilakukan dengan proses aerobik
dan anaerobik. Pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit dimualai dengan
proses aerobik.( said, 1996 ).
2.4. Air Limbah
Air limbah yaitu air dari suatu daerah pemukiman yang telah dipergunakan
untuk berbagai keperluan, harus dikumpukan dan dibuang untuk menjaga
lingkungan hidup yang sehat dan baik. Unsur – unsur dari suatu sistem
pengolahan air limbah yang modern terdiri dari : (1) masing – masing suber air
limbah, (2) sarana pemrosesan setempat, (3) sarana pengumpulan. (4) sarana
penyaluran, (5) sarana pengolahan dan (6) sarana pembuangan.( Linsley,R dan
2.4.1. Air Limbah Industri
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi
tergantung besar kecilnya industri, pengawasan proses industri, derajat
penggunaan air, derajat penggunaan air limbah yang ada. Puncak tertinggi aliran
selalu tidak akan dilewati apabila menggunakan tangki penahan dan bak
pengaman. Untuk memperkirakan jumlah air limbah yang dihasilkan oleh industri
yang tidak menggunakan proses basah diperkirakan sekitar 50 m3/ha/hari. Sebagai
patokan dapat dipergunakan pertimbangan bahwa 85 – 95% dari jumlah air yang
dipergunakan adalah berupa air limbah apabila industri tersebut tidak
menggunakan kembali air limbah. Apabila industri tersebut memanfaatkan air
limbahnya lagi maka jumlahnya akan lebih kecil lagi.( Sugiharto,1987 )
Klasifikasi limbah industri ada berdasarkan nilai ekonomisnya, limbah
dibedakan menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis. Limbah yang tidak
mempunyai nilai ekonomis yaitu limbah dimana dengan melalui suatu proses
lanjut akan memberikan suatu nilai tambah. Misalnya dalam pabrik gula, tetes
merupakan limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri
alkohol, sedangkan ampas tebu sebagai limbah dari pabrik gula juga dapat
dijadikan bahan baku untuk industri kertas karena mudah dibentuk menjadi bubur
pulp. Limbah non ekonomis adalah suatu limbah walaupun telah dilakukan proses
lanjut dengan cara apapun tidak akan memberikan nilai tambah kecuali sekedar
untuk mempermudah sistem pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan
2.4.2 Sifat – Sifat Air Limbah
Untuk mengetahui lebih luas tentang air limbah, maka perlu kiranya diketahui
juga secara detail mengenai kandungan yang ada dalam air limbah juga sifat –
sifatnya. Setelah diadakn analisis ternyata bahwa air limbah mempunyai sifat
yang dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar diantaranyaSifat fisik, Sifat
kimiawi Sifat biologis.
Adapun cara pengukurannya yang dilakukan pada setiap jenis sifat tersebut
dilaksanakan secara berbeda- beda sesuai dengan keadaanya. Analisis jumlah dan
satuan biasanya diterapkan untuk penelaahan bahan kima. Sedangkan analisis
dengan menggunakan penggolongan banyak diterapkan apabila menganalisis
kandungan biologinya.
Sifat fisik air limbah
Penentuan derajat kekotoran air limbah sangat dipengaruhi oleh adanya
sifat fisik yang mudah terlihat. Adapun sifat fisik yang penting adalah kandungan
zat padat sebagai efek estetika dan kejernihan serta bau dan warna dan juga
temperatur. Jumlah endapan pada contoh air limbah pada suhu 103 – 1050C.
Beberapa komposisi air limbah akan hilang apabila dilakukan dengan
mengadakan pemisahan air limbah dengan memperhatikan besar kecilnya partikel
yang terkandung didalamnya.
Warna adalah ciri kualitatif yang dipakai untuk mengkaji kondisi umum
air limbah. Jika warnanya coklat muda, maka umur air kurang dari 6 jam. Warna
abu – abu muda sampai setenga tua merupakan tanda bahwa air limbah sedang
setelah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan kondisi anaerobik ( tanpa
adanya oksigen ). Penghitaman warna air limbah sering disebabkan oleh adanya
pembentukan berbagai sulfida, khusunya ferrous sulfida.
Penentuan bau menjadi semakin penting bila masyarakat sangat
mempunyai kepentingan langsung atas terjadinya operasi yang baik pada sarana
pengolahan air limbah. Bau air limbah yang baru biasanya tidak terlalu
merangsang, tetapai berbagai senyawa yang berbau dilepaskan pada saat air
limbah terurai secara biologis pada kondisi anaerobik. Senyawa utama yang
berbau adalah hidrogen sulfida ( tercium seperti telur busuk ). ( Linsley,R dan
Franzini,J.1979).
Sifat kimia air limbah
Kandungan bahan kimia yang ada didalam air limbah dapat merugikan
lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menhabiskan
oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap
pada penyediaan air bersih. Selain itu akan lebih berbahaya apabila bahan tersebut
merupakan bahan yang beracun. Adapun bahan kimia yang penting yang ada
didalam air limbah pada umumnya dapat diklarifikasikan yaitu : bahan organik
seperti karbohidrat, minyak, lemak, gemuk, pestisida, fenol,protein, deterjen dan
lain – lain. Bahan anorganik memiliki sifat kesadahan, klorida, logam berat,
Nitrogen, pH, fosfor, Belerang. Bahan – bahan beracun seperti gas gas beracun
Sifat biologis air limbah
Pemeriksaan biologis di dalam air dan air limbah untuk memisahkan
apakah ada bakteri – bakteri patogen berada di dalam air limbah. Keterangan
biologis ini diperlukan untuk mengukur kualitas air terutama bagi air yang
diperlukan sebagai air minum, serta untuk keperluan kolam renang. Selain itu
untuk menaksir tingkat kekotoran air limbah sebelum dibuang kebadan air.
Berikut adalah pembagian kelompok anggota spesiesnya.
Tabel 2.3. klasifikasi Mikroorganisme yang Ada di dalam Air Limbah Kelompok besar Anggota
1. Binatang bertulang belakang ( Rotifers )
Kerang – kerangan ( crustaceans )
Kutu dan larva ( worm and larvae)
2. Tumbuh-tumbuhan lumut ( Mosses )
Pakis / paku ( Ferns )
3. Protista bakteri
Ganggang ( Algae )
Jamur ( Fungi )
Hewan bersel satu ( protzoa )
Sumber : Donald W. Sundstrom, 1979
2.4.3. kulitas Limbah
Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari jumlah
kandungan bahan pencemar di dalam limbah. Kandungan pencemar di dalam air
limbah terdiri dari berbagai parameter. Semakin kecil jumlah parameter dan
Beberapa kemungkinan yang akan terjadi akibat masuknya limbah
kedalam lingkungan:
a. Lingkungan tidak mendapat pengaruh yang berarti. Hal ini disebabkan
karena volume limbah kecil, parameter tercemar yang terdapat dalam
limbah sedikit dengan konsentrasi yang kesil.
b. Ada pengaruh perubahan, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran
c. Memberikan perubahan dan menimbulkan penemaran
Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah :
a. Volume limbah
b. Kandungan bahan pencemar
c. Frekuensi pencemaran limbah
2.5 Efek Buruk Air Limbah
Sesuai dengan batasan dari air limbah yang merupakan benda sisa, maka
sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak
dipergunakan lagi. Akan tetapi, tidak berarti air limbah tersebut tidak perlu
dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah ini tidak dikelola secara baik akan
dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap
kehidupan yang ada.
2.5.1. Gangguan Terhadap Kesehatan
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat
ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera,
radang usus, hepatitis infektiosa. Selain sebagai pembawa penyakit air limbah
juga banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti virus, salmonella
spp, vibrio kolera dan lain lain.
2.5.2. Gangguan Terhadap Biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah.
Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan didalam air yang membutuhkan
oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain
kematian kehidupan di dalam air disebabakan karena kurangnya oksigen di dalam
air dapat juga disebabkan karena adanya zat beracun yang berada di dalam air
limbah tersebut. Selain bahan – bahan kimia yang dapat mengganggu kehidupan
di dalam air , maka kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya
pengaruh fisik seperti adnya temperatur tinggi yang dikeluarkan oleh industri
yang memerlukan proses pendinginan. Panasnya air limbah ini dpat mematikan
semua organisme apabila tidak dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum
dibuang ke dalam saluran air limbah.
2.5.3. Gangguan Terhadap Keindahan
Dengan semakin banyakknya zat organik yang dibuang oleh perusahaan
yang memproduksi bahan organik seperti tapioka, maka setiap hari akan
dihasilkan air limbah yang berupa bahan – bahan organik dalam jumlah yang
sebelum dibuang kesaluran air limbah, akan tetapi memakan waktu yang sangat
lama. Selama waktu tesebut maka air limbah mengalami proses pembusukan dari
zat organik yang ada didalamnya. Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya
bau hasil pengurangan dari zat organik yang ada didalamnya. Sebagai akibat
selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organik yang sangat
menusuk hidung.Pembuangan yang sama juga akan dihasilkan oleh perusahaan
yang menghasilkan minyak dan lemak selain menimbulkan bau juga
menyebabkan tempat di sekitarnya menjadi licin.
2.5.4. Gangguan Terhadap Kerusakan Benda
Apabila air limbah mengandung gas karbondioksida yang agresif, maka
akan mempercepat proses terjadinya karat pada benda yang terbuat dari besi serta
bagian air kotor laninya. Lemak yang merupakan sebagian dari komponen air
limbah mempunyai sifat yang menggumpal pada suhu uda normal, dan akan
berubah menjadi cair apabila berada pada suhu yang lebih panas. Lemak yang
berupa benda cair pada saat dibuang kesaluran air limbah akan memupuk secara
kumulatif pada saluran air limbah karena mengalami pendinginan dan lemak ini
akan menempel pada dinding saluran air limbah yang pada akhirnya dapat
menymbat aliran air limbah. Selain penyumbatan akan dapat juga kerusakan pada
tempat di mana lemak tersebut menempel yang bisa berakibat timbulnya
2.5.5. Pengendalian Limbah Industri
Usaha pengendalian dapat dilakukan melalui berbagai upaya.
Pembangunan industri di indonesia selama 20 tahun terakhir yang lebih menitik
beratkan pada aspek pertumbuhan ekonomi telah merangsang pertumbuhan sektor
lainsehingga menjadi tidak seimbang. Pelaksanaan pengendalian pencemaran
yang diakibatkan oleh limbah industri dalam kaitannya dengan pembangunan
berwawasan lingkungan bertujuan untuk memaksimalkan dampak positif dan
meminimalkan dampak negatif.
2.5.6. Teknologi Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran
Berbagai industri telah telah melaksanakan pengendalian pencemaran
dengan memasang perangkat pengendali. Pemasangan perangkat ini berarti
menambah investasi bagi industri yang sedang berproduksi. Hal ini berbeda
dengan industri yang masih dalam tahap pencernaan. Teknologi pencegahan dan
penanggulangan pencemaran adalah sistem pencernaan dan pengaturan buangan (
limbah ) dengan bantuan berbagai fasilitas peralatan. Beberapa pendekatan yang
dapat digunakan untuk pencegahan dan penanggulangan pencemaran karena
limbah industri yaitu : pencegahan pencemaran, penanggulangan pencemaran,
biaya pengendalian dan penanggulangan.Penanggulangan pencemaran akibat
industri dititik beratkan pada pemasangan pengolahan yang dikenal dengan
prinsip end pipe of treatment. Jenis zat pencemaran, volume, lamanya
berlangsung, jangkauan pemaparan dan jumlah yang terkena dampak menjadi
Limbah yang dibuang pabrik ditampung telebih dahulu dan diolah kembali
sehingga mempunyai nilai ekonomis. Pengolahan kembali menghasilkan nilai
tambah, dan pada sisi lain menghemat biaya pengendalian pencemaran, sistem ini
dikenal dengan asas pencegahan pencemaran yang menguntungkan.
2.6. Minyak dan lemak
Lemak dan minyak merupakan komponen utama bahan makanan yang
juga banyak didapat didalam air limbah. Kandungan zat lemak dapat ditentukan
dan disajikan melalui contoh air limbah dengan Heksana. Selain heksana sebagai
pelarut juga dapat dipergunakan kerosin, pelumas,. Lemak dan minyak
membentuk ester dan alkohol atau gliserol dengan asam gemuk. Minyak dan
lemak yang mencemari air sering dimasukkan kedalam kelompok padatan, yaitu
padatan yang mengapung diatas permukaan air. Minyak yang terdapat didalam air
berasal dari berbagai sumber, diantaranya dari pembersihan dan pencucian kapal –
kapal dilaut, pengeboran minyak di dekat atau di tengah laut. Minyak tidak larut
dalam air, oleh karena itu jika air tercemar oleh minyakmaka minyak tersebut
akan tetap mengapung kecuali jika terdamapr ke pantai atau ke tanah di sekeliling
sungai. Semua jenis minyak mengandung senyawa volatil yang dapat segera
menguap. Dalam beberapa hari 25% dari volume minyak akan hilang karena
menguap. Sisa minyak yang tidak menguap akan mengalami emulsifikasi yang
mengakibatkan air dan minyak dapat bercampur.
Terdapat dua macam emulsi yang terbentuk antara minyak dengan air.
Yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak. Emulsi minyak
distabilkan dengan interaksi kimia dimana air menutupi permukaan droplet –
droplet tersebut. Pencemaran oleh minyak sangat merugikan karena dapat
menimbulkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Adanya minyak yang mengakibatkan penetrasi sinar ke dalam air
berkurang. Ternyata intensitas sinar di dalam air sedalam 2 meter dari
permukaan air yang mengandung minyak adalah 90% lebih rendah
daripada intensitas sinar pada kedalaman yang sama pada air bening.
b. Konsentrasi oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena
lapisan film minyak menghambat pengambilan oksigen oleh air.
c. Adanya lapisan minyak pada permukaan air akan mengganggu kehidupan
burung air karena burung – burung yang berenang dan menyelam, bulu –
bulunya akan ditutupi minyak sehingga menjadi lekat satu sama lain,
akibatnya kemampuannya utnuk terbang akan menurun.
d. Penetrasi sinar dan oksigen terlarut yang menurun dengan adanya minyak
dapat mengganggu kehidupan tumbuh – tumbuhan laut, termasuk
ganggang.
2.6.1. Analisa Minyak dan lemak
Ekstraksi adalah salah satu metode pemisahan zat dalam bidang kimia
yang mengacu pada prinsip distribusi zat terlarut ke dalam dua pelarut yang
berbeda tingkat kepolarannya.
Prinsip utama yang melandasi teknik pemisahan ekstraksi adalah like
polar akan larut di dalam pelarut non polar. Melalui perbedaan kepolaran tersebut
maka zat akan dapat dipisahkan.
Prinsip ekstraksi didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan
perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti
benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat
ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase pelarut.
(http://www.academia.edu/9079741/Pemicu_2_ekstraksi )
2.7. Total Suspended Solid ( TSS )
Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air,
tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel – partikel
yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan
– bahan organik tertentu, sel – sel mikroorganisme, dan sebagainya. Air limbah
industri mengandung padatan tersuspensi dalam jumlah yang sangat bervariasi
tergantung pada jenis industrinya. Padatan tersuspensi suatu sampel air adalah
jumlah bobot bahan yang tersuspensi dalam suatu volume air tertentu; biasanya
dinyatakan dalam miligram per liter atau ppm.( Kristanto.P,2002 ).
2.7.1. Prinsip Analisa
Prinsip Total Suspenden Solid yaitu : sampel disaring dengan filter kertas;
filter yang mengandung zat tersuspensi dikeringkan pada 1050C selama 2 jam.
Dalam analisa Total Suspenden Solid ( TSS ) sangat diperlukan ketelitian,
bilamana sampel mengandung zat tersuspensi tinggi, maka penyimpanan baku
tidak dapat mengendap yaitu tetap tesebar secara merata dalam larutan, maka
penyimpanan baku yang relatif hanya 2 sampai 5% atau kurang lebih 4 mg/l,
tergantung pada kepekaan timbangan.
2.8. Metode Gravimetri
Analisis gravimetri adalah penentuan kuantitatif berdasarkan bobot, proses
isolasi serta penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dari unsur tersebut
dalam bentuk semurni mungkin. Unsur atau senyawa itu dipisahkan dari suatu
porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang, sebagian besar penetapan –
penetapan pada analisa gravimetri menyangkut pengubahan unsur atau radikal
yang akan ditetapkan menjadi sebuah senyawaan yang murni dan stabil yang
dapat mudah diubah menjadi satu bentuk yang sesuai untuk ditimbang.
Cara gravimetri didasarkan pada pembentukan endapan; ada juga yang didasarkan
pada pengusiran suatu komponen sebagai gas, lau hasil reasi itu ditimbang.(
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang kita cita
– citakan berupa masyarakat yang adil dan makmur baik moril maupun materil,
maka berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah. Salah satunya adalah
ditingkatkannya sektor industri baik yang berupa industri berat maupun industri
ringan. Industri berat yang dimaksud adalah industri yang memproduksi mesin –
mesin industri serta pengadaan bahan baku maupun industri yang mau
meningkatkan sumberdaya alam dan energi serta industri untuk pemenuhan
kebutuhan pokok rakyat banyak. Tidak ketinggalan juga dengan industri yang
dikelolah oleh masyarakat itu sendiri berupa industri kecil. Dengan
ditingkatkannya sektor industri maupun sektor pertanian diharapkan taraf
masyarakat akan dapat ditingkatkan lagi. Akan tetapi disamping tujuan – tujuan
tersebut di atas, maka dengan munculnya industri perlu dipikirkan juga efek
sampingnya yang berupa limbah. ( Sugiharto, 1982 )
Perkembangan areal perkebunan kelapa sawit yang diikuti dengan
pembangunan pabrik yang cukup pesat akan mempengaruhi lingkungan sekitar
terutama lingkungan badan penerima limbah. Untuk mengurang dampak negatif
pabrik pengolah kelapa sawit yang mengacu pada undang - undang No. 4 tahun
1982 dan peraturan pemerintah, maka pengendalian limbah pabrik kelapa sawit
dilakukan dengan cara pemanfaatan, pengurangan volume limbah dan
pengawasan mutu limbah. Pembangunan instalasi pengendalian limbah dilakuak
nbersama dengan pembangunan pabrik kelapa sawit dengan sistem yang
didasarkan kepada kapasitas dan kualitas limbah yang diinginkan. ( ponten M.
Naibaho, 1996 )
Beban pencemaran lingkungan dari limbah pabrik kelpa sawit ( PKS ) serta
kandungan bahan organik yang cukup tinggi pada limbah, menuntup pabrik untuk
mengolah limbahnya, antara melalui daur ulang. Proses pengolahan kelapa sawit
menjadi minyak kelapa sawit akan menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar.
Untuk menghasilkan satu ton minyak kelapa sawit, dihasilkan dua setengah ton
limbah cair pabrik kelapa sawit. Limbah cair tersebut berasal dari proses
perebusan, klarifikasi dan hidrosiklon. ( Said, 1996 )
limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang
merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari – hari. Dengan semakin
bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya, maka
jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada umunya limbah cair
dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka
akan terjadi kerusakan lingkungan. Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci
dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan
air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan
dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus
sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.
1.2.Permasalahan
Adanya kegiatan industri seperti pabrik kelapa sawit menghasilkan limbah
cair. Tempat – tempat yang menghasilkan limbah cair yang berasal dari proses
peleburan, klarifikasi, dan hidrosiklon. Berapa besar kadar minyak dan lemak dan
TSS ( Total Suspended Solid ) pada limbah cair kelapa sawit. Apakah masih
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh keputusan menteri lingkungan
hidup dan bagaimana bila limbah cair yang telah melalui beberapa proses
menghasilkan kadar minyak dan lemak dan TSS ( Total Suspended Solid ) yang
melebihi standar mutu yang telah ditetapkan oleh industri kelapa sawit.
1.3.Tujuan
Untuk mengetahui kadar minyak dan lemak dan TSS ( Total Suspended Solid
) yang terdapat pada limbah cair kelapa sawit dan apakah limbah yang dibuang ke
lingkungan sudah memenuhi standar?.
1.4.Manfaat
Dapat memberikan informasi bahwa limbah cair industri kelapa sawit
telah layak dibuang ke badan air tanpa melakukan pencemaran perairan disekitar
lingkungan, setelah dilakukan beberapa analisa dalam proses pengendalian air
ANALISIS KADAR MINYAK DAN LEMAK DAN
TSS(TotalSuspended Solid) PADA LIMBAH
PABRIK KELAPA SAWIT DI
KABUPATEN LANGKAT
ABSTRAK
Telah dilakukan analisa kadar minyak lemak dan kadar TSS(Total Suspended Solid) pada limbah dari beberapa pabrik kelapa sawit di Kabupaten Langkat. Analisa kadar minyak lemak dipisahkan secara ekstraksi dengan menggunakan alat soklet melalui dua tahap ekstraksi dan destilasi, kadar TSS ( Total Suspended Solid )dipisahkan dengan cara penyaringan dan dilanjutkan dengan pemanasan dan penimbangan. Dari hasi penelitian diperoleh kadar minyak dan lemak 8 – 80 mg/L, sedangkan kadar TSS ( Total Suspended Solid ) dari 2 – 6 mg/L. Kadar TSS ( Total Suspended Solid ) telah memenuhi standar yang telah ditetapkanKep-51/MENLH/10/1995 yaitu 250 mg/L, kadar minyak lemak hanya sebagian sampel yang memenuhi standar yang ditetapkan Kep-51/MENLH/10/1995 yaitu 25 mg/L.
ANALYSIS OF THE OIL GREASE AND TSS ( Total Suspended Solid ) ON WASTEWATER OF CRUDE PALM OIL
IN LANGKAT
ABSTRACT
Have analyzed the oil content of fat and levels of TSS (Total Suspended Solid) in the waste of palm oil mills in Langkat. Analysis of the oil content of fat are separated by extraction by using the tool soklet through two stages of extraction and distillation, the levels of TSS (Total Suspended Solid) separated by filtration, followed by heating and weighing. Hasi study showed levels of oil and grease 8-80 mg / L, whereas the levels of TSS (Total Suspended Solid) of 2-6 mg / L. Levels of TSS (Total Suspended Solid) meets the standards that have been ditetapkanKep-51 / MENLH / 10/1995, namely 250 mg / L, levels of fatty oil samples only partially meet the standards set Kep-51 / MENLH / 10/1995, namely 25mg/L.
ANALISIS KADAR MINYAK DAN LEMAK DAN
TSS(TotalSuspended Solid) PADA LIMBAH
PABRIK KELAPA SAWIT DI
KABUPATEN LANGKAT
TUGAS AKHIR
HOTMAIDA HUTABARAT
1224O1126
PROGRAM STUDI D-3 KIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ANALISIS KADAR MINYAK DAN LEMAK DAN
TSS(TotalSuspended Solid) PADA LIMBAH
PABRIK KELAPA SAWIT DI
KABUPATEN LANGKAT
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
HOTMAIDA HUTABARAT
122401126
PROGRAM STUDI D-3 KIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : Analisis Kadar Minyak Dan Lemak Dan
TSS(Total Suspended Solid) Pada limbah dari pabrik kelapa sawit Di Kabupaten Langkat
Kategori :Tugas Akhir
Nama : Hotmaida Hutabarat
Nomor Induk Mahasiswa : 122401126
Program Studi : Diploma Tiga (D3) Kimia
Departemen : Kimia
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Disetujui di Medan, Juli 2015
Program Studi D3 Kimia Pembimbing, FMIPA USU
Ketua,
Dra.Emma Zaidar Nst,M.Si Dra.Emma Zaidar Nst,M.Si NIP.195512181987012001 NIP.195512181987012001 Disetujui Oleh
Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,
PERNYATAAN
ANALISIS KADAR MINYAK DAN LEMAK DAN
TSS(TotalSuspended Solid) PADA LIMBAH
PABRIK KELAPA SAWIT DI
KABUPATEN LANGKAT
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2015
PENGHARGAAN
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan
baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Penyusunan karya ilmiah ini
merupakan satu syarat kelulusan program D3 Kimia Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Karya ilmiah ini berjudul “
Analisis Kadar Minyak dan Lemak dan TSS ( Total Suspended Solid ) Pada
Pabrik Kelapa Sawit Di Kabupaten Langkat”.
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis banyak mengucapakan terimakasih
kepada pihak – pihak yang membantu penulis. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si selaku dosen pembimbing karya ilmiah
yang telah memberikan pemikiran serta masukan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Bapak Dr. Sutarman,M.Sc selaku Dekan FMIPA-USU
3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, M.S selaku Ketua Departemen Kimia
4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Kimia
5. Seluruh Staf Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis selama duduk di bangku kuliah khususnya
6. Teristimewa kepada Dainang/mak’e penulis R. Silaen dan Bapakku hasian
Kalian adalah orang tua juara satu didunia dan juga kepada saudara serahim
abang jefri, kakak juni dan dedek tio ( JJHS brother ).
7. Bapak Fadhil, Ibu Sumarni, dan Ibu Mardiani yang telah membimbing
penulis selama PKL
8. Sahabat- sahabat penulis yang selalu membantu mendukung penulis dalam
perkuliahan dan penyusunan karya ilmiah ( santhy ohm, wak illek putri
mardani, mak ade, dan mayeuu )
9. Teman seperjuangan PKL yang banyak membantu penulis (lek
melva,septri,dak jefri, pendri )
10.Teman – teman kimia analis dan kimia industri 2012
Mengingat keterbatasan dan kemampuan, penulis menyadari bahwa tugas
akhir ini masih belum sempurna baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
memperbaiki karya ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, Juli 2015
Penulis,
ANALISIS KADAR MINYAK DAN LEMAK DAN
TSS(TotalSuspended Solid) PADA LIMBAH
PABRIK KELAPA SAWIT DI
KABUPATEN LANGKAT
ABSTRAK
Telah dilakukan analisa kadar minyak lemak dan kadar TSS(Total Suspended Solid) pada limbah dari beberapa pabrik kelapa sawit di Kabupaten Langkat. Analisa kadar minyak lemak dipisahkan secara ekstraksi dengan menggunakan alat soklet melalui dua tahap ekstraksi dan destilasi, kadar TSS ( Total Suspended Solid )dipisahkan dengan cara penyaringan dan dilanjutkan dengan pemanasan dan penimbangan. Dari hasi penelitian diperoleh kadar minyak dan lemak 8 – 80 mg/L, sedangkan kadar TSS ( Total Suspended Solid ) dari 2 – 6 mg/L. Kadar TSS ( Total Suspended Solid ) telah memenuhi standar yang telah ditetapkanKep-51/MENLH/10/1995 yaitu 250 mg/L, kadar minyak lemak hanya sebagian sampel yang memenuhi standar yang ditetapkan Kep-51/MENLH/10/1995 yaitu 25 mg/L.
ANALYSIS OF THE OIL GREASE AND TSS ( Total Suspended Solid ) ON WASTEWATER OF CRUDE PALM OIL
IN LANGKAT
ABSTRACT
Have analyzed the oil content of fat and levels of TSS (Total Suspended Solid) in the waste of palm oil mills in Langkat. Analysis of the oil content of fat are separated by extraction by using the tool soklet through two stages of extraction and distillation, the levels of TSS (Total Suspended Solid) separated by filtration, followed by heating and weighing. Hasi study showed levels of oil and grease 8-80 mg / L, whereas the levels of TSS (Total Suspended Solid) of 2-6 mg / L. Levels of TSS (Total Suspended Solid) meets the standards that have been ditetapkanKep-51 / MENLH / 10/1995, namely 250 mg / L, levels of fatty oil samples only partially meet the standards set Kep-51 / MENLH / 10/1995, namely 25mg/L.
DAFTAR ISI
2.1. Industri Kelapa Sawit 4
2.2. Jenis Limbah Indusitri Kelapa Sawit 5
2.2.1. Limbah Padat 5
2.2.2. Limbah Cair 6
2.2.3. Limbah Gas 6
2.3. Limbah Cair Kelapa Sawit 7
2.3.1. Karakteristis Limbah Cair PKS 7
2.3.2. Degradasi Limbah Cari PKS 8
2.3.3. Kandungan Limbah Cair 8
2.4. Air Limbah 9
2.4.1. Air Limbah Industri 9
2.4.2. Sifat-Sifat Limbah 10
2.4.3. Kualitas Limbah 13
2.5. Efek Buruk Air Limbah 14
2.5.1. Gangguan Terhadap Kesehatan 14
2.5.2. Gangguan Terhadap Biotik 15
2.5.3. Gangguan Terhadap Keindahan 15
2.5.4. Gangguan Terhadap Kerusakan Benda 16
2.5.5. Pengendalian Limbah Industri 16
2.5.6. Teknologi Pengolahan dan Penaggulangan Pencemaran 17
2.6. Minyak dan Lemak 17
2.6.1. Analisa Minyak dan Lemak 19
BAB 3 METODELOGI 22
3.1. Alat 22
3.2. Bahan 23
3.3. Prosedur Analisa
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 26
4.1. Data Percobaan 26
4.2. Perhitungan 26
4.3. Pembahasan 32
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 34
5.1. Kesimpulan 34
5.2. Saran 34
DAFTAR PUSTAKA 35
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Komposisi Kimiawi Tandan Kosong 7
Tabel 2.2. Kualitas Limbah Cair Segar Kelapa Sawit 8
Tabel 2.3. Klasifikasi Mikroorganisme yang ada Di Dalam Air 13
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 BAKU MUTU LIMBAH CAIR 38