• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Penyimpanan Dokumen Aset pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sistem Penyimpanan Dokumen Aset pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Nama Lengkap : M.GUNAWAN

Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 25 Desember 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat Lengkap : Jl. Cikampek 7 no. 41 RT 02 RW 07 Antapani Bandung

No. Telepon/HP : 022-7212441 / 085721817175

Motto : Ikhlas dan terus berusaha

Hobby : Olahraga & music

E-mail : ganz_sireum@yahoo.com

B. Riwayat pendidikan Formal & Non-Formal

(2)

Nama Lengkap : Muhammad Untari Saefulloh Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 14 Mei 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat Lengkap : Jl.Dago Bengkok No.8 RT.03/01

Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung 40135

No. Telepon/HP : 022 2512361/ 08567346489

Motto : Bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian

Hobby : Musik

E-mail : Jckkuy757@Gmail.com

B. Riwayat pendidikan Formal & Non-Formal

(3)
(4)

PROFIL PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Perusahaan

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

(5)

Gambar 3.1. Foto Kereta Api Tahun 1984

Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar - Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA. Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA disana.

(6)

Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.

(7)
(8)

3.2.Zaman hindia belanda

Pada zaman hindia belanda terdapat dua macam perusahaan kereta api di Indonesia yaitu perusahaan kereta api Negara SS dan perusahaan kereta api swasta yang tergabung dalam VS Perusahaan kereta api Negara SS mulai beroperasi sejak tahun 1878 dari Surabaya ke lamongan dan akhirnya meliptui wilayah jawa timur , jawa tengah , daerah istimewa Yogyakarta, Jakarta , jawa barat , aceh , Sumatra barat , sumatera selatan, dan lampung. Perusahaan kereta api negaraSS berkantor pusat di bandung (sekarang menjadi kantor Pusat P>T Kereta api (persero) di jalan Perintis kemerdekaan NO. 1 bandung)

(9)

a. N.V.NIS

(10)

a. Seibu kyoku di jawa barat b. Chubu kyoku di jawa tengah c. Tobu kyoku di jawa timur

kereta api di Sumatra dikuasai oleh angkatan laut dan di bagi dalam tiga daerah eksploitasi yaitu:

a. Nanbu sumatora tetsudo di sumatera selatan termasuk lampung b. Seibu sumatora tetsudo di sumatera barat

c. Kita sumatora tetsudo I aceh dan sumatera utara

3.4. Setelah kemerdekaan

(11)

sumatera selatan dan lampung dilakukan pada tanggal 01 oktober 1945. Di sumatera barat dilakukan tanggal 01 oktober 1945. Di sumatera utara dilakukan tanggal 03 oktober 1945.

Setelah perusahaan kereta api Negara (SS) dan perusahaan kereta api swasta (VS) diambil allih dari jepang, selanjutnya berdasarkan maklumat kementrian perhubungan republic Indonesia nomor 1/KA tanggal 23 oktober 1946 perusahaan kereta api dikelola oleh djawatan kereta api republic Indonesia.

Pada masa perjuangan revolusi fisik dengan datangnya kembali belanda bersama sekutu, kekuasaan kereta api terpecah dua. Di daerah-daerah yang dikuasai oleh republic, kereta api dioperasikan oleh DKARI. Sedangkan d daerah –daerah yang diduduki kembali oleh belanda, kereta api dioperasikan olehSS dan VS.

Setelah terjadi pengakuan kedaulatan, maka perusahaankereta api dikuasai kembali oleh pemerintahan republic Indonesia. Berdasarkan surat keputusan menteri perhubungan, tenaga dan pekerjaan umum republic Indonesia tanggal 6 januari 1950 DKARI dan SS serta VS digabung menjadi satu djawatan dengan nama djawatan kereta api(DKA). Tempat kedudukan DKA ialah di bandung.

(12)

Pada tahun 1963 berdasarkan peraturan pemerintah republic Indonesia nomor 22 tahun 1963 djawatan kereta api (DKA) di ubah menjadi PERUSAHAAN NEGARA KERETA API (PNKA). Pada tahun 1971 berdasarkan peraturan pemerintahan republic Indonesia nomor 61 tahun 1971 perusahaan Negara kereta api (PNKA) di ubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api(PJKA).

Pada tahun 1990 berdasarkan peraturan pemerintah republic Indonesia nomor 57 tahun 1990 perusahaan jawatan kereta api(PJKA) di ubah menjadi perusahaan umum kereta api (PERUMKA).sebagai pengganti peraturan perundang-undangan produk pemerintahan hindia belanda telah dikeluarkan undang-undang no.13 tahun 1992 tentang perkereta apian dan peraturan pemerintah no.69 tahun 1998 tentang prasarana dan sarana kereta api.

Pada tahun 1998 berdasarkan peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 19 tahun 1998 perusahaan umum kereta api (PERUMKA) di ubah menjadi PT KERETA API (persero)

3.5. Bidang Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

(13)

3.6. Laporan Realisasi Sistem Penyimpanan Dokumen Aset pada PT.Kereta Api

Indonesia(Persero).

Dalam membuat laporan realisasi system penyimpanan aset Pada PT.Kereta Api(Persero) melalui proses penyusunan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dokumen Grondkaart dari banker. 2. Memasukan Grondkaart kedalam mesin laminating 3. Grondkaart yang akan di digitasi di scan terlebih dahulu

4. Grondkaart yang sudah di scan dalam bentuk raster (jpg) lalu di digitasi menggunakan software Autocad Map

(14)
(15)

3.7. Pembagian Tugas Pegawai UNIT BERKAS DAN DOKUMEN KEPEMILIKAN

ASET

1. Memperhatikan Tupoksi Manager dan Dokumen Kepemilikan Aset sesuai SK Direksi No. Kep.U/OT.003/VI/1/KA-2009,tanggal 05 Juni 2009.

2. Mengingat sudah lengkapnya formasi jabatan di unit kerja berkas dan dokumen kepemilikan asset maka perlu pengaturan kembali tuygas pokok masing – masing pegawai dimaksud.

Adapun pembagian tugas sebagai berikut :

a. Yunior Manager Dokumen Tanah (Suryadi).

Menata arsip dokumen – dokumen yang berkaitan dengan bukti kepemilikan asset tanah.

b. Yunior Managaer Bangunan (Yayat Suyatna).

Menata arsip dokumen-dokumen yang berkaitan dengan bukti kepemilikan banguynan(rumah dinas dan bangunan dinas).

c. Yunior Manager Dokumen Prasarana Jalan Rel dan jembatan (Mujiono).

(16)

d. Yunior Manager Dokumen Sarana dan Sintelis (Irwan).

Menata arsip Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sarana dan sintelis.

e. Staf Yanuarso Suprayogi

Membantu tugas – tugas Manager dan semua Yunior Manger di bidang administrasi yang bersifat teknis.

f. Staf Ida Kodariah

(17)

1.1 Latar Belakang

PT.Kereta Api Indonesia(Persero) adalah segala sesuatu yang berkaitan tentang sarana prasarana dan fasilitas kereta api untuk penyelnggaraan angkutan kereta api yang disusun dalam satu system dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan menetapkan Undang Undang Tentang Perkeretaapian, bahwa tranportasi mempunyai peranan penting dan strategis untuk memantapkan perwujudan wawasan nusantara, memperkukuh ketahanan nasional,dan mempererat hubungan antar bangsa dalam usaha mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa perkeretaapian sebagai salah satu moda tranportasi tidak dapat dipisahkan dari moda-moda tranportasi lain yang ditata dalam sistem tranportasi nasional,mempunyai karakteristik pengangkutan secara masal dan keunggulan tersendiri,perlu lebih dikembangkan potensinya dan ditingkatkan perananya sebagai penghubung wilayah baik nasional maupun internasional, sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak pembangunan nasional demi peningkatan kesejahteraan rakyat Tanah pemerintah yaitu tanah yang merupakan aset instansi pemerintah (departemen/lembaga negara), aset BUMN atau aset Pemerintah Daerah.

(18)

Belum efektif nya penyimpanan asset pada PT.Kereta Api Indonesia(Persero) Kantor Pusat Bandung.

1.2.2. Rumusan Masalah

Bagaimana sistem penyimpanan dokumen aset pada PT.Kereta Api Indonesia(Persero) Kantor Pusat Bandung.

1.3 Kegunaan Praktek Kerja Lapangan

Adapun kegiatan praktek kerja lapangan yang dilaksanakan adalah merupakan upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam ruang lingkup sistem informasi yang akan bermanfaat bagi:

1. Bagi Penulis

Penulis memperoleh pengalaman, menambah wawasan dan pengetahuan terutama dalam penyusunan laporan realisasi tanah asset intansi pemerintah kereta api. Selain itu penulis bisa mengetahui berapa banyak tanah asset intansi pemerintah yang ada pada PT.Kereta Api Indonesia(Persero).

2. Bagi Instansi

(19)

a. Program Studi Manajemen Informatika

Agar bisa membuat suatu perencanaan yang dilaksanakan di masa mendatang/pedoman bagi mahasiswa/i studi Manajemen Informatika dalam mengelola tanah asset pemrintah untuk satu periode di masa yang akan datang;

b. Fakultas Teknik

Kegunaan praktek kerja lapangan bagi fakultas tekhnik agar bisa membantu instansi pemerintah dalam menginput data ke dalam aplikasi komputer.

1.4. Batasan Masalah

Permasalahan yang akan diuraikan pada penulisan laporan ini adalah tentang bagaimana sistem penyimpanan dokumen asset pada PT.Kereta Api Indonesia(Persero) Kantor Pusat Bandung.

1.5. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan

a. Maksud Praktek Kerja Lapangan

Maksud dilakukan Praktek Kerja Lapangan adalah untuk menganalisis sistem yang sedang berjalan pada PT.Kereta Api Indonesia(Persero) Kantor Pusat Bandung. b. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

(20)

penulis untuk mendapatkan dan mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 1.6.1. Studi Lapangan (field research)

Studi Lapangan dilakukan dengan cara: a) Observasi

Dengan menggunakan metode observasi lapangan langsung, penulis melakukan pengamatan secara langsung mengenai kegiatan dan kondisi intansi/ perusahaan tempat penulis melakukan praktek kerja lapangan terutama pada bagian penyusunan laporan realisasi tanah asset instansi pemerintah.

b) Wawancara (interview)

Penulis mengadakan tanya jawab secara langsung baik secara formal maupun non formal dengan pihak-pihak yang terkait dalam permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan kerja paktek, yaitu mengenai laporan tanah asset instansi pemerintah PT.KeretaApi Indonesia(Persero) Kantor Pusat Bandung.

c) Dokumentasi

Dokumen yang terkait dalam laporan tanah asset instansi Pemerintah pada PT.Kereta Api Indonesia(Persero) Kantor Pusat Bandung.

1.7. Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

(21)

Waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan yang dilaksanakan dari tanggal 5 Juli 2010 sampai dengan 31 Juli 2010 adalah disesuaikan dengan standar jam kerja efektif yang diberlakukan pada Kantor Pusat.

Tabel 1.1 Aktivitas Praktek Kerja Lapangan dan Kantor

No Keterangan Hari Waktu

1. Aktivitas Praktek Kerja Lapangan dan kantor

Senin - Jumat 07.30 WIB - 15.30 WIB 09.00 WIB - 14.00 WIB

2. Istirahat - 12.00 WIB - 13.00 WIB

(22)
(23)

2.1. Pengertian Dokumen

Dokumen adalah Segala jenis catatan tertulis, gambar atau rekaman yang berkaitan dengan keperluan pengelolaan baik bersifat hardcopy ataupun softcopy.

2.2. Pengertian Aset

Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu.)

2.3. Fungsi Dokumen

a.Dokumen berfungsi sebagai alat komunikasi. Dalam sebuah dokumen termuat informasi-informasi penting untuk melaksanakan pekerjaan, contohnya dokumen perencanaan,daftar sediaan, riwayat pelatihan.

b.Dokumen berfungsi sebagai alat bukti. Seorang inspektor dapat menunjukkan butki bahwa ia telah melakukan inspeksi barang dengan menunjukkan checksheet pemeriksaan barang. c.Dokumen berfungsi sebagai "knowledge sharing". Dengan menggunakan drawing yang

terdahulu, misalnya, seorang designer dapat mengembangkan produk barunya.

2.4. Tujuan Dokumen

(24)

Perusahaan terlihat dalam ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

2.5.1. Jangka waktu simpan

Pasal 11 Undang-undang Dokumen perusahaan menentukan bahwa catatan, bukti pembukuan, dan data pendukung administrasi keuangan wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak akhir tahun buku perusahaan yang bersangkutan. Ketentuan ini merubah kewajiban penyimpanan dokumen perusahaan yang di atur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yakni selama 30 (tiga puluh) tahun.

(25)

mungkin. Sasaran ini berhubungan dengan:

Menyimpan dokumen yang diperlukan oleh undang-undang atau aturan pemerintah: 1. Memelihara dokumen vital;

2. Menjaga dokumen yang berisi informasi tentang masa lalu organisasi;

3. Memberikan dokumen yang dibutuhkan dalam kasus yang menyangkut hukum; 4. Menyimpan dokumen yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan;

5. Memenuhi kebutuhan pelanggan organisasi akan informasi yang absah.

2.7. Manfaat Manajemen Dokumen

1. Mengikuti peraturan dan undang-undang yang berlaku dalam hal pengolahan dokumen 2. Melindungi dokumen penting atau vital perusahaan dari kerusakan, kebocoran,

kehilangan atau penyalagunaan yang berdampak sangat merugikan organisasi; 3. Mengurangi kebutuhan terhadap peralatan dan ATK

4. memudahkan penemuan kembali dokumen yang diperlukan dengan cepat dan tepat; 5. Menghemat kebutuhan ruang penyimpanan.

(26)

menegambarkan kerugian dan keuntungan yang didapat Jika menerapkan manajemen dokumen di organisasi.

2.8. Pelaku Manajemen Dokumen Paradigama Baru

Pelatihan dan pendidikan di bidang manajemen dokumen akan mengantarkan pada pemunculan paradigma baru mengenai seorang pengelola dokumen. Gambaran kareteristik pengelola dokumen paradigma baru adalah sebagai berikut:

2.9. Dokumen Sebagai Alat Pembuktian

Dokumen yang tersimpan rapi seakan-akan tidak mempunyai arti ketika ia disimpan di tempatnya. Kesan yang muncul pada posisi ini adalah bahwa dokumen tak lebih dari sekumpulan kata, rekaman suara atau gambar yang ditata sedemikian rupa. Ia akan mempunyai kekuatan ketika orang mulai mencari dan memakainya untuk tujuan tertentu.

Bagi diri pribadi dokumen mengenai data kelahiran ( surat kenal lahir atau sertifkat kelahiran) akan menjadi sangat berguna ketika muncul isu mengenai pembagian warisan. Ia bisa menjadi bukti bahwa si pulan adalah memang benar anak kandung dari pasangan X dan Y.

(27)

yang disepakati oleh kedua belah pihak yang melakukan tindak bisnis bisa dipakai sebagai bukti jika salah satu pihak mungkir dari apa yang telah disepakati bersama.

Jika informasi yang terekam dalam otak manusia digunakan sebagai kesaksian dalam sidang pengadilan maka dokumen bisa jelas berperan sebagai alat pembuktiaan. Kebenaran informasi yang terekam dalam otak manusia diuji dengan cara mengangkat sumpah atau menggunakan alat ‘Lie detector’ sedangkan keabsahan dokumen sebagai bahan bukti dinilai dari originilitas atau keasliaannya. Pada prinsipnya tidak ada tempat atau tidak akan diterima bagi kesaksian atau pembuktiaan palsu. Akan tetapi kemajuan teknologi bisa menyulitkan pembedaan antara yang asli dan palsu.

2.10. Dokumen Kertas Sebagai Alat Bukti

Pemakaian uang kertas sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia pernah mengalami ancaman yang serius seiring dengan diketemukannya miliaran rupiah uang palsu serta ditangkapnya para pelaku pembuatnya. Uang kertas palsu sulit dibedakan dengan aslinya meskipun memakai alat pendeteksi uang palsu. Keadaan ini jelas menimbulkan suatu keresahan dan kekhawatiran besar di tengah masyarakat serta menimbulkan keraguan untuk menerima uang kertas sebagai alat pembayaran yang syah terutama yang mempunyai nilai nominal 10.000, 20.000 dan 50.000 rupiah.

(28)

yang paling kontroversial barangkali adalah mengenai Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang kini hanya diketahui 2 ( dua) salinannya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Akibatnya sampai sekarang para ahli sejarah masih terus berasumsi mengenai mana yang sebenarnya salinan dari dokumen asli atau otentik dari sebuah surat yang menandai peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru yang pada saat itu tidak bisa kita pungkiri secar historis mendapat dukungan dan legitimasi penuh dari rakyat Indonesia.

Ada semacam kesepakatan yang tak tertulis dari para ahli mengenai masalah Supersemar ini yaitu mereka meletakan kesalahan kepada lembaga Sekretariat Negara (Sekneg) karena dianggap tidak mampu mengelola dan menyimpan dengan baik suatu dokumen yang sangat penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia karena Sekneg tidak memiliki suatu kebijakan dan prosedur terdokumentasi mengenai proses pembuatan suatu surat keputusan pemerintah. Keadaan ini ternyata terus berlangsung selama pemerintahan Orde Baru. Kita banyak melihat kini bahwa banyak surat keputusan-keputusan yang kini dipertanyakan keabsahannya. Sementara para pejabat yang terlibat saling tuding dan mencoba melepas tangggungjawab.

(29)

mengisyaratkan bahwa pemeliharaan keaslian isi informasi jauh lebih penting dibandingkan dengan media informasi. Metode-metode yang diterapkan dalam pemeliharaan harus menjamin bahwa isi, struktur dan konteks tidak hilang atau kacau seiring dengan majunya waktu.

Dengan demikian eletronik media sebagai alternatif baru penyimpanan data dan informasi transaksi bisnis sejauh ia mampu mampu melestarikan keaslian isi maka ia secara logika dapat dipakai sebagai alat pembuktian yang sah.

Masalah yang muncul dari pemakain dokumen elektronik sebagai alat bukti sah adalah bagaimana menjamin kelestarian keaslian isi data atau informasi yang ada didalamnya mengingat medium eletronik sangat rentan terhadap terjadinya perubahan-perubahan yang tidak dapat terdeteksi.

(30)

2.12.1. Otentik

Untuk menunjukkan keotentikan sebuah dokumen, organisasi perusahaan harus mendokumentasikan dan melaksanakan dengan baik kebijakan dan prosedur yang mengawasi penciptaan, transmisi, dan pemeliharaan dokumen untuk menjamin bahwa pencipta dokumen dapat dikenal dan memang mempunyai kewenangan untuk mencipta dokumen. Dokumen juga harus dijaga dari adanya penambahan, perubahan dan penghapusan oleh pihak yang tidak berwenang.

2.12.2. Andal

Suatu dokumen dikatakan andal jika isinya dapat dipercaya. Untuk dapat dipercaya dokumen harus menjadi gambaran yang akurat dan lengkap dari transaksi, aktivitas, atau fakta yang ada sehingga ia dapat digunakan untuk kegiatan atau transaksi berikutnya. 2.12.3. Bulat

(31)

bisnis yang lebih luas.

2.12.5. Akurat, Memadai dan Lengkap

Sebuah dokumen harus dengan benar menggambarkan apa yang telah dikomunikasikan, diputuskan atau dilakukan. Sebuah dokumen harus dapat mendukung kebutuhan-kebutuhan bisnis yang berhubungan dengannya atau yang menjadikannnya sebagai alat bukti. Dengan demikian ia dapat digunakan untuk tujuan pertanggungan jawab.

Dari pemaparan 5 (lima) syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah dokumen, jika mereka dipenuhi semuanya oleh sebuah dokuemn maka jelas bahwa medium apapun yang diapakai tidaklah menjadi masalah untuk menjadikan sebuah dokumen alat bukti yang sah. Atau dengan kata lain sebuah dokumen elektronik jelas dapat menjadi alat bukti yang sah jika 5 syarat dasar sebuah dokumen dipenuhi.

(32)

BAB IV

ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1. Prosedur Penyimpanan

· Bagian ESDA memeriksa dokumen untuk diserahkan ke Manajer dan di validasi.

· Manajer memeriksa apakah dokumen sudah lengkap dan layak untuk disimpan, jika dokumen kurang lengkap maka dokumen tersebut dikembalikan ke bagian ESDA untuk di lengkapi. Jika dokumen sudah lengkap maka dokumen tersebut bisa langsung disimpan.

(33)

4.1.1. Gambar Arus Data

Gambar 4.1.1. Gambar Flowmap

F L O W M A P

D O K U M E N

M A N A G E R

E S D A

D O K U M E N

P e rik s a d o k u m e n

D O K U M E N D O K U M E N

D O K U M E N

= D o k u m e n /a s s e t

= S e le k s i K o n d is i K e te ra n g a n S y m b o l :

S y m b o l 4 .1 d o k u m e n

(34)

4.1.2. Konteks Diagram

Diagram Konteks yang sedang berjalan pada sistem penyimpanan dokumen/aset pada PT.Kereta Api Indonesia(Persero) sebagai berikut :

Keterangan Symbol :

= Proses sistem yang berjalan = Entitas /terminator Symbol 4.1.2 proses sistem Symbol 4.1.2 entitas

(35)

4.1.3. Data Flow diagram

Keterangan symbol :

= Proses sistem yang berjalan

Symbol 4.1.3 proses sistem

DFD

Sistem Informasi Dokumen/Aset

ESDA Manager

Informasi_Data_PT KAI

Data_Invalid

Data_dokumen

(36)

= Entitas /terminator

Symbol 4.1.3 entitas

= Arus Data

Symbol 4.1.3 Arus Data

(37)
(38)

Berdasarkan pembahasan yang dijelaskan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1.Sistem penyimpanan yang di gunakan pada PT.Kereta Api Indonesia(Persero) yaitu dengan memberi nomor atau Abjad pada dokumen-dokumen sesuai tahun pembuatan dokumen itu, sehingga tempat penyimpanan nya tersusun sehingga tidak sulit bila mencari dokumen/asset penting.

2.Sistem pencarian dokumen terbilang kurang efektif dikarenakan belum terkomputerisasi dengan baik.

5.2 Saran

Setelah penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada PT.Kereta Api Indonesia(Persero) penulis ingin memberikan saran-saran adalah sebagai berikut :

1.Dalam proses pengambilan dokumen/aset penting di butuhkan pegawai yang teliti agar tidak terjadi kesalahan.

(39)

i

Laporan Praktek Kerja Lapangan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan Jenjang Diploma III

Program Studi Manajemen Informatika

Oleh:

M.Gunawan NIM. 10908005

Muhammad Untari Saefulloh NIM. 10908017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(40)

Erlandsson, Alf. 1996. Electronic Records Management: A Literature Review, ICA

Studies,

Pederson, Ann. 1996. An Electronic Records Management Reader, Part One:

Topic 1-6 School of Information, Libarary & Archives studies, The University of

New South Wales.

Pederson, Ann. 1996. An Electronic Records Management Reader, Part two:

Topic 7-9 School of Information, Libarary & Archives studies, The University of

New South Wales.

Schwartz, Candy. 1993. Records Management and LibraryAblex Publishing, New

Jersey

Gambar

Gambar 3.1. Foto Kereta Api Tahun 1984
Tabel 3.1 Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia
Gambar 3.1 Struktur Organisasi  PT. Kereta Api (Persero) Kantor Pusat Bandung
Tabel 1.1 Aktivitas Praktek Kerja Lapangan dan Kantor
+4

Referensi

Dokumen terkait

Lilis Suheni: Analisis anggaran kas pada PT.. Kereta Api Indonesia (Persero)

Kereta Api Indonesia (Persero) di kantor pusat Bandung terhadap eksistensi, keterkaitan, pertumbuhan kerja karyawannya memiliki hubungan yang cukup berarti, signifikan, dan

Kereta Api (Persero) Pusat Bandung sudah cukup efektif dalam memberikan informasi perusahaan kepada publik eksternal dan juga membina hubungan baik dengan

Adanya potensi pertumbuhan dan peningkatan kemampu an internal Perseroan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memilih strategi pertumbuhan dengan berfokus pada

Memperhatikan iklim Tahun 2011 yang cukup kondusif, maka Komisaris sangat mendukung langkah-langkah yang dilaksanakan manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam

2.3.3 Analisa Tentang Aktivitas Kerja Humas PT Kereta Api (Persero) Humas PT Kereta Api (persero) disebut Hubungan Masyarakat Daerah (HUMASDA) dibagi menjadi dua bagian

Hal ini dilakukan juga dengan divisi marcomm PT Kereta Api Indonesia, setelah melaksanakan kegiatan komunikasi pemasaran, PT Kereta Api Indonesia melakukan

Untuk meningkatkan pelayanan pelanggan dalam hal kemudahan mendapatkan tiket kereta api maka PT Kereta Api Indonesia (Persero) bekerja sama dengan PT Finnet Indonesia