• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Penataan Produk Dan Respon Lingkungan Berbelanja Serta Dampaknya Terhadap Pembelian Impulsif Pada Distro Linecoltd Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Penataan Produk Dan Respon Lingkungan Berbelanja Serta Dampaknya Terhadap Pembelian Impulsif Pada Distro Linecoltd Bandung"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

Basu, Swasta dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty Buchari, Alma. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, edisi revisi . Bandung:

Alfabeta.

Buchari, Alma. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Dony. 2007. Pembelian Terencana dan Tak Terencana. Artikel Kamar Marketing.

Fajar, Laksana. 2008. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Fandy, Tjiptono,dkk. 2004. Marketing Scales. Yogyakarta: Andi.

Fandy, Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.

Hatane Semuel, 2005. “Respons Lingkungan Berbelanja Sebagai Stimulus Pembelian Tidak Terencana pada Toko Serba Ada (Toserba) (Studi Kasus Carrefour Surabaya)”. Jurna Manajemen & kewirausahaan, Vol.7. No.2.http://puslit.petra.ac.id/ ~puslit/journals/.

Hatane Semuel, 2006. “Dampak Respon Emosi Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif Konsumen Online dengan Sumberdaya yang Dikeluakan dan Orientasi Belanja Sebagai Variabel Mediasi”. Jurnal manajemen dan

kewirausahaan.Vol.8.No.2.

http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN

Kotler, Philip dan Keller, Kevin, Lane.2008. Management Marketing. Prentice Hall.New Jersey.

Mowen, John and Minnor. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.

Peter,Olson. 2005. Consumer Behaviour and Marketing Strategy. New York: Mc. Graw Hill. Rook. 1987. “The Impulse Buying”. The Journal of Consumer Research, Vol.14. No.2,

http://www.jstor.org/stable/248941.

Saladin, Djaslim. 2000. Manajemen Pemasaran,Perencanaan,Pelaksanaan,dan Pengendalian. Bandung : PT. Linda Karya.

Sugiono. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Sutisna.2001.Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.Bandung:PT Remaja Rosdakarya Umi, Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Agung Media.

(2)
(3)

vi

Assalamu A’laikum wr.wb

Memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah yang telah memberikan

rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Jurusan manajemen, Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Sehubungan dengan hal ini penulis mengharapkan sumbangan kritikan dan

saran dari pembaca skripsi ini untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang. Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Karya ini penulis persembahkan untuk Mama, papa dan adik tersayang, yang telah mencurahkan seluruh kasih sayang dan perhatiannya, yang tidak

(4)

vii

Secara khusus penulis tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, sekaligus Dosen Wali Mn 1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer

Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

4. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.Si., selaku Dosen Penguji I penulis yang memberikan masukan-masukan yang sangat berguna bagi penyempurnaan

skripsi ini.

5. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si.,selaku Dosen Penguji II penulis yang

memberikan saran-saran yang sangat berguna bagi penyempurnaan skripsi ini, masukkan – masukannya dan kasih sayang yang telah diberikan.

6. Seluruh Staf Dosen dan Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

(5)

viii

9. Untuk seorang yang terdekat dengan penulis, Erma Hardiyanti Pratiwi, SE yang selalu memberikan dukungan dan perhatiannya setiap saat serta selalu

berusaha memberikan masukan – masukannya juga doanya terutama kasih sayangnya.

10.Untuk sahabat-sahabatku Ifan,Bolot, Deni Mulyadi SH,Barox,Bos

Vito,Imam,Sony Gilang Permana SE dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu selalu mendukung dan berbagi ilmu, dan pengalaman tidak

terlupakan.

11.Untuk teman – teman yang berada dikostan

Ardin,Dicky,Deny,Ihsan,Omen,Puja,Aan terima kasih dengan pengalaman tidak terlupakan.

12.Untuk teman -teman Mn-1 angkatan 2006 dan kelas pemasaran angkatan

2006, terimakasih atas segala inspirasi dan dukungannya. Semoga saat ketemu nanti kita sudah menjadi orang-orang yang sukses.

(6)

ix

Bandung,Agustuts 2011

Penulis

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi:

Nama : Dimas Ganjar Pangabdi NIM : 21206007

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 5 Desember 1986

Jenis Kelamin : Laki-Laki Agama : Islam

Alamat : Jl. Villa Padjadjaran Cilenuyi Bandung

2. Data Pendidikan:

1994-2000 : Sekolah Dasar

SDN Margahayu Raya

2000-2003 : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

SLTP Al Masoem 2003-2006 : Sekolah Menengah Atas SMA Al Masoem

(8)

The Influence Analysis Of Display Product And Respon Shopping Environment

And The Impact Toward Impulse Buying at Distro Linecoltd Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

DIMAS GANJAR PANGABDI 21206007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(9)

140

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bab IV mengenai pengaruh

Penataan Produk dan Respon Lingkungan Berbelanja terhadap pembelian impulsif pada konsumen Distro Linecoltd Bandung, maka penulis membuat kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tanggapan konsumen terhadap Penataan Produk pada Distro Linecoltd

bandung di nilai Cukup baik yaitu diperoleh dengan skor sebesar 61,3%. Skor yang diperoleh berdasarkan data yang diolah.

2. Respon Lingkungan Berbelanja merupakan variabel X2 yang mendapatkan

skor 61,4%, hasil yang diperoleh berdasarkan data yang diolah sehingga respon lingkungan berbelanja pada Distro Linecoltd Bandung bernilai

Cukup baik.

3. Pembelian impulsif pada konsumen Distro Linecoltd Bandung dinilai tergolong cukup baik dengan persentase skor total sebesar 55,3% yang

terletak antara rentang 52% - 68%.

4. Pengaruh Penataan Produk dan Respon Lingkungan berbelanja terhadap

Pembelian Impulsif pada Distro Linecoltd secara simultan sebesar 83,0% sedangkan sisanya sebesar 17,0% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti. Sedangkan pengaruh Penataan Produk terhadap

(10)

pengaruh motivasi belanja hedonis terhadap pembelian impulsif sebesar 68,5%.

5.2 Saran

Saran yang dapat dijadikan masukan dan kritik dari penulis kepada pihak Distro Linecoltd Bandung yaitu:

1. Meskipun tanggapan responden terhadap penataan produk yang terdapat pada Distro Linecoltd Bandung nilai cukup baik, tetapi tingkat kerapihan dan penyusunan produk – produk lebih ditingkatkan kembali.

Pada bagian windows display belum mampu menarik konsumen untuk datang, sehingga perlu di tingkat kan, seperti pada saat hari – hari libur

nasional atau pada saat obral pihak distro perlu peningkatan dalam hal promosi sehingga banyak konsumen yang tertarik untuk belanja di distro

tersebut.

2. Kemudahan konsumen untuk berbelanja di Distro Linecoltd Bandung, menjadi hal yang harus diperhatikan, sehingga akan timbul perasaan

yang senang untuk belanja ditunjang dengan lingkungan yang baik, suasana dan suasana yang tenang, hal ini harus diperhatikan. Dengan

meningkatkan kinerja karyawan dalam melayani konsumen yang datang akan menimbulkan perasaan tenang pada konsumen.

3. Dengan masyarakat Indonesia yang cenderung melakukan pembelian

(11)

uantuk langsung berbelanja. Terutama pada hari – hari libur nasional atau libur panjang akan bertambah jumlah konsumen.

4. Selain itu diperlukan produk – produk berkualitas baik dan selalu ter up

(12)

36 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang diteliti dengan

dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan di Distro Linecoltd Bandung. yang berlokasi di Jalan Sumur No 7, Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data – data

yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang berjudul : “Analisis

Pengaruh Penataan Produk dan Respon Lingkungan Berbelanja Serta

Dampaknya Terhadap Pembelian Impulsif pada Distro Linecoltd Bandung”.

Menurut Husein Umar (2004:303), mengatakan bahwa “Objek penelitian

menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Di dalam penelitian ini, penulis mengemukakan tiga variabel yang akan diteliti. Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel independent dalam penelitian ada 2 yaitu; Penataan Produk (Display)

(13)

2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent (Y) dalam penelitian ini adalah Pembelian Impulsif.

3.2 Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian

menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh. Dalam

penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif.

Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2)”Pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Pada

penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif”

Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2009:206) “Penelitian yang

digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi”.

Adapun tujuan penelitian Deskriptif menurut Husein Umar (2004:47) yaitu untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat

(14)

Pendekatan verifikatif menurut Sugiyono (2005 : 21) adalah : “metode verifikatif adalah memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Tujuan dari metode verifikarif yaitu merupakan pembuktian untuk menguji

hipotesis hasil penelitian deskriptif melalui suatu perhitungan statistik, Penelitian yang digunakan untuk menguji variabel X1 dan X2 pengaruhnya terhadap Y yang akan diteliti. sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak

atau diterima. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang

akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Adapun obyek yang di uji dalam penelitian ini adalah Pengaruh Penataan Produk dan Respon Lingkungan

Berbelanja Serta Dampaknya terhadap Pembelian Impulsif pada Distro Linecoltd ”.

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, penelitian ini menggunakan Metode Survei Penjelasan ( Explanatory Survey Method). Sesuai

dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan multiple regrestion (regresi

(15)

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna

bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Menurut Sugiyono (2009:26), menjelaskan proses penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sumber masalah

2. Rumusan masalah

2. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

3. Pengajuan hipotesis 4. Metode penelitian

5. Menyusun instrument penelitian 6. Kesimpulan

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan diatas, maka desain

penelitian pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber masalah

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian yaitu variabel Penataan Produk , variabel Respon Lingkungan Berbelanja dan variabel Pembelian Impulsif yang ada di Distro Linecoltd

(16)

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap

penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan

baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian akan mempengaruhi pelaksanaan tahap selanjutnya didalam tahap penelitian. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan

melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara menguji hipotesis.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah

dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan

untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan

menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan

(17)

terhadap disiplin kerja karyawan. Untuk langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu menentukan variabel pengukuran, menentukan hipotesis nol (Ho), menentukan hipotesis alternatif (Hi) dan menguji tingkat signifikan.

5. Metode penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian

yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang di kehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang

lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan verifikatif.

6. Menyusun instrument penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun

instrument penelitian. Instrument ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrument pada penelitian ini berbentuk kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum instrument digunakan untuk pengumpulan

data, maka instrument penelitian harus terlebih dulu di uji validitas dan reliabilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur kemampuan

sebuah alat ukur dan reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang

(18)

korelasi pearson, dan untuk menguji peran Penataan Produk (variabel X1) dan Respon Lingkungan Berbelanja (variabel X2) dengan Pembelian Impulsif (variabel Y) digunakan koefisien determinasi.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa

jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bemanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasional Variabel

Menurut Umi Narimawati (2007:61) menyatakan bahwa operasional variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam subvariabel, dimensi,

indikator subvariabel, dan pengukuran. Sebelum hubungan antar variabel diadakan pengujian, setiap variabel akan di ukur dan dijabarkan melalui operasional variabel.

Variabel–variabel penelitian ini bersumber dari kerangka teoritik yang

dijadikan dasar penyusunan konsep berfikir yang menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial, variasi nilai dari konsep disebut variabel dalam setiap penelitian

(19)

dari setiap variabel, sehingga indikator–indikator dan kemungkinan derajat nilai atau ukurannya dapat ditetapkan.

Operasionalsasi variabel dimaksudkan untuk memperjelas

variabel-variabel yang diteliti beserta pengukuran-pengukurannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu :

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat),

Sugiyono (2009:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Penataan Produk (Display) dan Respon Lingkungan Berbelanja

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

(20)

Untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

Data Tingkat Daya Tarik

(21)

Lingkungan Emosi Positif Tingkat kesesuaian

(22)

Ketersediaa n Uang

Tingkat kesesuaian

Kecenderun gan

pembelian impulsif

Tingkat kesesuaian

3.2.3.1 Sumber Data

Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai objek yang akan diteliti, data tersebut dapat dikelompokkan kedalam dua jenis data :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil langsung dari responden secara

langsung yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan tertentu yang dibuat untuk itu. (Umi Narimawati 2007:76).

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data penunjang yang digunakan untuk mendukung penelitian, dalam penelitian ini meliputi informasi mengenai karakteristik organisasi,

jumlah karyawan, data hasil evaluasi karyawan, penelitian terdahulu, serta materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan diteliti oleh penulis.

(23)

2

1

Ne

N

n

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

3.2.3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2009:115), populasi adalah “Wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Konsumen Distro

Linecoltd Bandung yang berjumlah 4600 pada tahun 2010.

3.2.3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk membuktikan kebenaran

jawaban yang masih sementara (hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek tertentu. Adapun yang menjadi sampel yang

digunakan untuk pengukuran kuesioner adalah konsumen di Distro Linecoltd Bandung. Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel (n) Husein Umar (2004:78) menentukan sampel digunakan rumus sebagai berikut:

(24)

Namun demikian, agar ukuran sampel yang diperlukan lebih representative maka ukuran sampel dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 90 responden.Jika penelitian menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan

dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui. Peneliti menentukan tingkat kesalahan sebesar 10%

sehingga jumlah sampel yang diambil 100 konsumen

3.2.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan peninjauan langsung

terhadap obyek yang diteliti, seperti :

a. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan proses keterangan atau data yang diperlukan dengan cara tanya jawab langsung kepada pimpinan serta karyawan yang mempunyai hubungan dengan masalah yang akan diteliti, di lingkungan toko

Distro Linecoltd Bandung.

b. Angket (Kuesioner)

(25)

terstruktur (tertutup dan terbuka) kepada responden tentang variabel Penataan Produk (Display), Respon Lingkungan Berbelanja, dan Pembelian Impulsif.. c. Pengamatan (Observasi)

Dengan mengadakan penelitian dan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan dan keadaan dialokasi penelitian guna memperoleh data dan informasi

mengenai subyek penelitian

2. Penelitian Kepustakaan (Dokumentasi)

Teknik pengumpulan data sekunder (yang dilakukan dengan mencatat

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan variabel penelitian). Penelitian yang dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan dari

berbagai buku, jurnal, catatan-catatan, gambar-gambar dan literatur-literatur yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini. Adapun tujuan dari metodologi ini

adalah untuk deskripsi, gambaran secara sistematis akurat, faktual mengenai hal-hal yang diteliti.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner sebagai data

penelitian. Sebelum kuesioner atau instrument penelitian disebarkan kepada responden terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian

(26)

3.2.4.1 Uji Validitas

Validitas bertujuan untuk menguji sejauh mana alat ukur, dalam hal ini kuesioner mengukur apa yang hendak diukur atau sejauh mana alat ukur yang

digunakan mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tersebut akan semakin mengenai sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang

seharusnya diukur. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pertanyaan mana yang valid dan mana yang tidak valid dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat r kritis.

Menurut Masrun dalam Sugiyono (2009:134) :

“Item yang mempunyai korelasi yang positif dengan kriterium (skor total)

serta korelasi yang tinggi menunjukan item tersebut mempunyi validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r=0,3.

Berdasarkan dari pernyataan tersebut maka hal ini dilakukan untuk mengetahui pernyataan kuesioner mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis = 0,300 apabila alat

ukur tersebut berada < 0,300 (tidak valid). Pengujian statistik mengacu pada kriteria :

r hitung < r kritis maka tidak valid

r hitung > r kritis maka valid

Untuk pengujian validitas instrumen penelitian ini, penulis menggunakan

program excel dalam tabulasi data, kemudian data tersebut di MSI untuk mendapatkan skala tertinggi (interval) dan memasukkan data tersebut ke dalam

(27)

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Korelasi Pearson (Product Moment Pearson) dengan rumus sebagai berikut:

XY = Jumlah dari Hasil Kali Pengamatan Variabel X dan Variabel Y

n

X = Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel X yang Telah Dikuadratkan

n

(28)

Dengan ketentuan apabila r lebih besar atau sama dengan 0,30, maka item tersebut dinyatakan valid. Hal ini berarti, instrumen penelitian tersebut memiliki derajat ketepatan dalam mengukur variabel penelitian, dan layak digunakan dalam

pengujian hipotesis penelitian. tetapi apabila rs lebih kecil dari 0,30, maka item tersebut dinyatakan tidak valid, dan tidak akan diikutsertakan dalam pengujian

hipotesis berikutnya atau instrumen tersebut dihilangkan dari pengukuran variabel. Pengujian validitas dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS 14, dengan menelaah nilai Pearson correlation. Setelah ditemukan

bahwa pernyataan-pernyataan (butir) yang digunakan penelitian ini valid, maka selanjutnya pernyataan yang dinyatakan valid diuji reliabilitasnya.

Hasil pengujian validitas kuesioner Penataan Produk dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

Hasil Pengujian Validitas Variabel Penataan Produk

No Koefisien Validitas Hasil

1 0,596 Valid

2 0,661 Valid

3 0,798 Valid

4 0,613 Valid

5 0,692 Valid

6 0,749 Valid

(29)

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer,2011

Hasil pengujian validitas kuesioner penelitian untuk variabel Penataan Produk di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X1 memiliki nilai r

di atas 0,3. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel Penataan Produk dinyatakan valid. Sehingga layak digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian.

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Berbelanja

No Koefisien Validitas Hasil

1 0,811 Valid

2 0,847 Valid

3 0,785 Valid

4 0,692 Valid

5 0,858 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2011

Hasil pengujian validitas kuesioner penelitian untuk variabel Lingkungan

Berbelanja di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X2 memiliki nilai r di atas 0,3. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel Lingkungan Berbelanja dinyatakan valid. Sehingga layak digunakan sebagai alat ukur untuk

(30)

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas Variabel Pembelian Impulsif

No Index Validitas Hasil

1 0,694 valid

2 0,595 valid

3 0,848 valid

4 0,447 valid

5 0,663 Valid

6 0,845 Valid

7 0,903 Valid

8 0,848 Valid

9 0,619 Valid

10 0,447 Valid

11 0,845 Valid

12 0,903 Valid

13 0,848 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2011

Hasil pengujian validitas kuesioner penelitian untuk variabel Pembelian

Impulsif di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel Y memiliki nilai r di atas 0,3. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel Pembelian Impulsif

(31)

3.2.4.3 Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas atas pertanyaan yang digunakan dalam penelitian tersebut, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas bertujuan

untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan

gejala tertentu dari sekelompok individual, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda.

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau akurasi yang ditujukan oleh instrumen pengukuran. Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan mengahasilkan data yang sama.

Uji Reliabilitas dikenal untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua

belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown Correlation) Tehnik Belah Dua. Metode

ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

(32)

Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II

Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II

Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Ґ1 =

Dimana :

Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

Sekumpulan butir pertanyaan dalam kuesioner dapat diterima jika

memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,7

Tabel 3.7

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas

Criteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber: Barker et al, 2002; 70 b

(33)

3.2.4.1 MSI (Method of Successive Interval )

Data yang diperoleh sebagai hasil penyebaran dari kuesioner bersifat ordinal, maka agar analisis dapat dilanjutkan maka skala pengukurannya harus

dinaikkan ke skala pengukuran yang lebih tinggi, yaitu skala pengukuran interval agar dapat diolah lebih lanjut. Untuk itu maka digunakan Method of Succesive Interval

(MSI) dari Thurstone dalam Harun Al Rasyid (1996:33), yang pada dasarnya adalah suatu prosedur untuk menempatkan setiap objek ke dalam interval

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data menurut Harun Al

Rasyid adalah:

a. Menentukan frekuensi tiap responden (berdasarkan hasil kuesioner yang

dibagikan, hitung berapa banyak responden yang menjawab skor 1-5 untuk setiap pertanyaan).

b. Menentukan proporsi setiap responden yaitu dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah sampel.

c. Menentukan proporsi secara berurutan untuk setiap responden sehingga

diperoleh proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku.

d. Menentukan nilai Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku.

e. Menghitung Scale Of Value (SV) untuk masing-masing proporsi

(34)

Scale Of Value =

Area under lower limit = Daerah di Bawah Batas Bawah

Area under upper limit = Daerah di Bawah Batas Atas

f. Mengubah Scale Of Value(SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan mentrasformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil

sehingga diperoleh Transformed Scale Of Value (TSV) dengan rumus

Adapun hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Status

Penataan Produk (X1) 0,730 Reliabel

Lingkungan Berbelanja (X2)

0,885 Reliabel

Pembelian Impulsif (Y) 0,934 Reliabel

(35)

3.2.4 Metode Analisis dan Perancangan Hipotesis

3.2.5.1 Metode Analisis Deskriptif/Kualitatif

Analisis Deskriptif/ kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang

ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.

Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilhat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual

diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui

perolehan predisi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden. Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah

diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan

(36)

Sumber : Umi Narimawati (2007:84)

Sugiyono (2009:133), mengatakan bahwa jawaban responden kemudian

diberi skor dengan menggunakan skala likert, seperti terdapat pada tabel 3.4 berikut ini :

Tabel 3.8

Pernyataan Skala Likert

Sumber : Sugiyono (2009:133)

Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup dengan menggunakan skala ordinal. Untuk teknik perhitungan data kuesioner yang telah

diisi oleh responden digunakan skala likert, dengan ketentuan nilai sesuai dengan % Skor =

Skor aktual Skor ideal

X 100%

Jawaban Skala Nilai

Sangat setuju 5

Setuju 4

Cukup 3

Tidak Setuju 2

(37)

table di atas, dengan pemboboton 5-4-3-2-1 untuk jenis pertanyaan positif.

Keseluruhan nilai atau skor yang didapat lalu dianalisis dengan cara :

(a) Mengolah setiap jawaban dan pertayaan dari kuisioner yang disebarkan untuk dihitung frekuensi dan persentasenya.

(b) Nilai yang diperoleh merupakan indikator untuk pasangan variabel independen (X) yaitu X1, X2 , …Xn dan variabel dependen (Y) sebagai berikut (X1,Y),

(X2,Y),…(Xn, Y) dan asumsikan sebagai hubungan linear.

(c) Menentukan skala atau bobot dari masing-masing alternatif jawaban seperti

diuraikan diatas. Oleh karena data yang didapat dari kuisioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval,

maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala interval melalui “Methode of Successive Interval” (hays, 1969:39). Dengan rumus sebagai berikut :

Density at Lower limit – Density at Upper Limit

Means of Interval =

Area at Below Density Upper Limit – Area at Below Lower Limitt

(38)

(1) Mengubah skala ordinal menjadi skala interval dengan metode interval berurutan (Method Successive Interval ) untuk variabel bebas maupun terikat yaitu :

Ambil data ordinal hasil kuesioner

Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi

kumulaif. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal.

Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive Interval

Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus : Nilai Transformasi = Nilai Skala + Nilai Skala Minimal + 1

Untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel Penataan Produk dan Respon Lingkungan Bebelanja terhadap Pembelian Impulsif (dalam hal ini adalah konsumen Distro Linecoltd Bandung, digunakan analisis regresi Berganda

(39)

3.2.5.1.1 Rancangan Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda (multiple regression) untuk mengetahui pola perubahan nilai variabel yang

disebabkan oleh variabel lain dan untuk menemukan tingkat keeratan hubungan variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Langkah-langkah yang akan dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Analisis Regresi

Menurut Aztel (1991:256) untuk mengetahui gambaran mengenai hubungan antara variabel-variabel itu digunakan persamaan regresi berganda

(multiple regresi) yang dapat ditulis sebagai berikut :

Dimana :

Y = nilai

o = nilai y pada perpotongan antara garis liniear dengan sumbu vertikal Y

X1….n = nilai pada masing-masing variable bebas

1….n = slope yang berhubungan dengan masing-masing variable bebas

Untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk

(40)

1. Koefisien regresi (uji parsial/uji-t), pengetahuan tentang koefisien regresi bertujuan untuk meyakinkan bahwa variable bebas (Penataan Produk dan Respon Lingkungan Berbelanja) secara individual berpengaruh terhadap

variable terikat (Pembelian Impulsif).

2. Persentase semua variabel bebas (Penataan Produk dan Respon

Lingkungan Berbelanja) secara bersama – sama dapat menjelaskan variasi perubahan variabel terikat (Pembelian Impulsif).

3. Pengaruh semua variabel bebas (Penataan Produk dan Respon

Lingkungan Berbelanja) secara bersama – sama terhadap nilai variabel bebas (Impulsif).

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan letak nilai t-test

masing-masing koefisien regresi pada kurva normal yang digunakan dalam penentuan nilai kritis. Jika letak t=test suatu koefisien regresi jatuh di daerah penerimaan H0, maka keputusannya adalah menerima H0. Atau dengan kata lain, variable bebas tersebut

tidak berperan atas nilai variabel terikat dan berlaku sebaliknya.

Hasil pengujian ini dapat dilihat dari perhitungannya dengan SPSS, atau

merupakan hasil dari ti = bi/se (bi) (untuk masing-masing variabel bebas)

2. Analisis Korelasi

Menurut Sujana (1989:152), pengujian korelasi digunakan untuk

(41)

Dimana: -1 ≤ r ≤ +1

r = koefisien korelasi

x = Penataan Produk, dan Respon Lingkungan Berbelanja

z = pembelian impulsif

n = jumlah responden

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel 3.5 dibawah ini.

Tabel 3.5

Tingkat Keeratan Korelasi

0 – 0.20 Sangat rendah (hampir tidak hubungan) 0.21 – 0.40 Korelasi yang lemah

0.41 – 0.60 Korelasi sedang

0.61 – 0.80 Cukup tinggi

0.81 – 1 Korelasi tinggi

Sumber: Syahri Alhusin, 2003 : 157

g. Analisis Koefisian Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat besarnya pengaruh antara

kedua variabel yang diteliti, maka dihitung koefisien determinasi (Kd) dengan asumsi dasar faktor-faktor lain diluar variabel dianggap konstan atau tetap (ceteris

(42)

koefisien determinasi berganda dan analisis koefisien determinasi parsial dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Analisis Koefisien Determinasi Berganda

Digunakan untuk mengetahu seberapa besar persentase variabel X1 dan variabel X2 terhadap Y (Pengaruh Penataan Produk (Dsiplay) dan Respon

Lingkungan Berbelanja terhadap Pembelian Impulsif) secara simultan maka penulis akan menggunakan analisis koefisien determinasi yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu:

Rumus Koefisien determinasinya yang dikemukakan oleh Husein Umar (2004:296) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi

r2 = Kuadrat koefisien korelasi

b. Analisis Koefisien Determinasi Parsial

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh variabel X1 dan Variabel X2 terhadap Y (Pengaruh Penataan Produk dan Respon

Lingkungan Berbelanja terhadap Pembelian Impulsif) secara parsial.

Rumus Koefisien determinasinya yang dikemukakan oleh Gujarati

(43)

Keterangan:

B = Beta (nilai standardized coefficients)

Zero order = Matrik korelasi variabel bebas dengan variabel terikat

Dimana apabila :

Kd = 0, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, lemah.

Kd = 1, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, kuat

Pedoman bagi interpretasi koefisien determinasi adalah sebagi berikut:

Tabel 3.10

Tinggi Rendahnya Koefisien Determinasi

Pernyataan Keterangan

>4% Pengaruh Rendah Sekali

5% - 16% Pengaruh Rendah tapi pasti

17% - 49% Pengaruh Cukup Berarti

(44)

>80% Pengaruh Tinggi Sekali

Sumber : Supranto (2001:227)

3.2.5.2 Perancangan Hipotesis

Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara mengenai

sesuatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris, untuk mengetahui apakah

pernyataan (dugaan atau jawaban) itu dapat diterima atau tidak.

Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah seberapa besar Penataan Produk (Display) dan Respon Lingkungan Berbelanja pengaruhnya terhadap Pembelian Impulsif pada Distro Linecoltd Bandung. Dengan memperhatikan

karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi.

Langkah – langkah dalam analisisnya sebagai berikut :

1. Pengujian Secara Simultan/Total.

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara

simultan terhadap variabel terikat.

a, Rumus uji F yang digunakan adalah :

Fhitung = Re

(Re ) /

/ 1

gresi

sidu

JK k

JK n k

Dimana :

(45)

K = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah anggota sampel

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas

secara bersama – sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan anatara nilai F –

kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas

(Penataan Produk (Display dan Respon Lingkungan Berbelanja) tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat (Impulsif) ditolak dan sebaliknya.

Menurut Sujana (1989:369) perhitungan terhadap titik keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah menggunakan uji

korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien yang disebut juga koefisien korelasi produk moment (Pearson).

b, Hipotesis

Ho : Semua i = 0

i = 1,2

Penataan Produk (Display) dan Respon Lingkungan Berbelanja tidak berpengaruh

terhadap Pembelian Impulsif pada Distro Linecoltd Bandung

Ha : Ada i 0

i = 1,2

Penataan Produk (Display) dan Respon

(46)

berpengaruh terhadap Pembelian Impulsif pada Distro Linecoltd Bandung

\ c, Kriteria pengujian

H0 ditolak apabila Fhitung > dari Ftabel ( = 0,05)

Menurut Guilford (1956:480), bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut:

Taksiran koefisien korelasi yang dikategorikan menurut metode Guilford adalah sebagai berikut :

Tabel 3.11 Kategori Korelasi Metode Guilford

Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan

0,00 – 0,20

0,21 – 0,40

0,41 – 0,60

0,61 – 0,80

0,81 – 1,00

Sangat longgar, dapat diabaikan

Rendah

Moderat / Cukup

Erat

Sangat erat

Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang-kurangnya

ada sebuah yxi 0. Untuk mengetahui yxi yang tidak sama dengan nol , maka

(47)

2. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

a, Rumus uji t yang digunakan adalah :

Keterangan:

t hitung (X1,2) = Nilai t hitung X1 (Penataan Produk) dan Nilai t hitung

X2 (Respon Lingkungan Berbelanja)

b1 dan b2 = Koefisien regresi masing-masing variabel

Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf

signifikansi 5%.

b, Hipotesis

Ho. 1 = 0: Penataan Produk (Display) tidak memberikan pengaruh terhadap Pembelian Impulsif pada Distro Linecoltd Bandung

(48)

Ho. 2 = 0: Respon Lingkungan Berbelanja tidak memiliki pengaruh terhadap Pembelian Impulsif konsumen pada Distro Linecoltd Bandung

Ha. 2≠ 0: Respon Lingkungan berbelanja memiliki pengaruh terhadap Pembelian Impulsif konsumen pada Distro

Linecoltd Bandung

C, Kriteria pengujian

Untuk mengetahui apakah Ho diterima atau ditolak, digunakan uji signifikasi

yaitu :

Jika t hitung > t tabel 0,05 (dk = n-2), maka Ho = ditolak, Ha diterima

Jika t hitung < t tabel 0,05 (dk = n-2), maka Ho = diterima, Ha ditolak

Dimana :

1. Dengan tingkat signifikasi ( ) = 0,05

(49)

Dibawah ini adalah gambaran daerah penolakan H0 dan daerah penerimaan Ha :

Gambar 3.1

Daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah peneriman H0

Daerah penolakan H0

Daerah penolakan H0

(50)

13

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penataan Produk (Display)

Display merupakan salah satu aspek penting untuk menarik konsumen pada toko dan barang dan dapat mendorong keinginan konsumen yang pada saat datang ke toko untuk membeli suatu produk melalui daya tarik penglihatan langsung pada suatu

produk. Toko harus melakukan menciptakan daya tarik penataan ruang dan penyusunan produk sehingga konsumen atau pelanggan merasakan betah dan nyaman

dalam berbelanja, pelaksanaan display (penataan) yang efektif akan meningkatkan penjualan dan dapat merangsang keputusan pembelian konsumen secara seketika display dapat merubah suasana toko lebih menarik.

2.1.1.1 Pengertian Penataan Produk (Display)

Display merupakan salah satu alat-alat promosi penjualan yang mempunyai

fungsi sebagai penarik perhatian konsumen agar dapat melakukan pembelian pada suatu toko ritel. Menurut Willian j. Shultz (2004:189) pengertian display adalah sebagai berikut “Display berarti usaha mendorong perhatian dan menarik perhatian

(51)

Jadi Display adalah salah satu strategi untuk menarik konsumen yang datang ke toko dan melihat suatu barang dan kemudian langsung membeli dengan penataan yang sangat menarik.

Berikut ini dikemukakan mengenai pendapat beberapa ahli tentang Penataan Produk (Display) :

Menurut Sopiah dan Syihabuddin (2008:238) “ Display adalah usaha yang dilakukan untuk menata barang yang mengarahkan pembeli agar tertarik untuk melihat dan memutuskan untuk membelinya.”

Jadi Display adalah menata barang barang yang akan ditawarkan kepada konsumen dengan penataan yang sangat menarik dan unik sehingga konsumen merasa tertarik

setelah melihatnya dan langsung membeli.

Menurut Kotler (2000:643) yang dialih bahasakan oleh Hendra Teguh dan

Ronny A Rusli akan dijelaskan mengenai model AIDA, yaitu : 1. Attention (perhatian)

Perhatian sasarannya adalah perusahaan harus menarik, mungkin dengan

penggunaan warna, bentuk kemasan, dan huruf terbaca. 2. Interest (Minat)

Bagaimana agar mereka berminat dan ingin tahu secara lebih rinci mengenai calon pembeli, untuk itu mereka rangsang agar mau membeli. 3. Desire (Keinginan)

(52)

4. Action (Tindakan)

Produk yang ditawarkan harus mampu mendorong para pembeli sasaran untuk berfikir/ berbuat sesuatu yan positif terhadap produk yang

ditawarkan.

Menurut Buchari Alma (2007:189) display yaitu :

“Non-Personal stimulation of demand for product, service or selling organization to perspective buyer buyers by direct appeal to vision or the other

sences”.

Display adalah keinginan membeli sesuatu, yang tidak didorong oleh seseorang, tapi didorong oleh daya tarik, atau oleh penglihatan ataupun oleh perasaan

lainnya.

Sama seperti halnya dengan pendapat para ahli sebelumnya dapat disimpulkan

bahwa konsumen membeli sesuatu dikarenakan oleh daya tarik dari suatu toko itu sendiri.

2.1.1.2 Fungsi display

Menurut Garry R. Smith (1990:4) display mempunyai 2 fungsi dasar yaitu

1. Increasing sales productivity (meningkatkan produktivitas penjualan) Display dapat membangkitkan perhatian dan mendorong penjualan

barang dagangan yang menjadi prioritas atau yang diutamakan.

(53)

Display dapat menciptakan suatu image yang diinginkan dan

mempertahankan posisi lembaga retailer store pada daerah pemasarannya

2.1.1.3 Macam-macam Penataan (display)

Menurut Buchari Alma (2007:189) penataan (display) terbagi 3 macam

display:

1. Penataan bagian depan (Window Display)

Yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga,

simbol-simbol dan sebagainya di bagian depan toko yang di sebut etalase. Dengan demikian calon konsumen yang lewat di muka toko-toko diharapkan akan

tertarik oleh barang-barang tersebut dan ingin masuk ke dalam toko. Wajah toko akan berubah jika window display diganti. Fungsi window display ini

mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Untuk menarik perhatian orang-orang yang lewat.

2. Menyatakan kualitas yang baik, atau harga yang murah, sebagai ciri khas

dari toko tersebut.

3. Memancing perhatian terhadap barang-barang istemewa yang dijual toko.

(54)

2. Interior Display

Yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu harga, poster-poster di dalam toko misalnya di lantai, dimeja, di rak-rak dan

sebagainya

Interior display ini ada beberapa macam, yaitu :

1. Merchandise Display

Barang-barang dagangan di pajangkan di dalam toko dan ada 3 bentuk memajangnya

a. Open display

Barang-barang di pajangkan pada suatu tempat terbuka sehingga dapat

di hampiri dan di pegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan dari petugas-petugas penjualannya, misalnya shelf display, island display ( barang-barang yang di taroh di atas lantai yang di atur

bagus seperti pulau-pulau dan sebagainya)

b. Closed display

Barang-barang di pajangkan dalam suasana tempat tertutup. Barang-barang tersebut tidak dapat dihampiri dan dipegang atau diteliti oleh calon pembeli

(55)

c. Architecture

Memperlihakan barang-barang dalam penggunaannya misalnya di ruang tamu, mebeul di kamar tidur, dapur dengan perlengkapannya,

dan sebagainya. Cara ini dapat memperbesar daya tarik karena barang-barang dipertunjukan secara realistis.

2. Store Sign and decoration

Tanda-tanda, simbol-simbol, lambing-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, semboyan-semboyan dan sebagainya di simpan

di atas meja atau di gantung di dalam toko. Store desaign tersebut digunakan untuk membimbing calon pembeli ke arah barang dagangan

dan memberi keterangan kepada mereka tentang kegunaan barang-barang tersebut. “ decoration” pada umumnya digunakan dalam rangka peristiwa

khusus seperti penjualan pada saat-saat hari raya, natal da tahun baru dan sebagainya.

3. Dealer Display

Ini dilaksanakan oleh wholesaler terdiri dari simbol-simbol petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk, yang kesemuanya berasal dari

produsen. Dengan memperlihatkan kegunaan produk dalam gambar dan petunjuk, maka display ini juga memberi peringatan kepada para petugas penjualan agar mereka tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai

(56)

3. Exterior Display

Ini dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang di luar kota misalnya pada waktu mengadakan obral, pasar malam. Display ini mempunyai beberapa

fungsi antara lain :

1. Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis.

2. Membantu para produsen menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan ekonomis.

3. Membantu mengkoordinasikan advertising dan merchandising.

4. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat misalnya pada hari raya, ulang tahun dan sebagainya.

2.1.2 Respons Lingkungan Berbelanja

Lingkungan Mempunyai karakteristik fisik dan social konsumen, termasuk objek fisik yang terdiri dari produk – produk dan toko, lokasi dalam dan luar toko dan perilaku social bagi orang lain.

Mehrabian dan Russell dalam Semuel (2005) menyatakan bahwa respon afektif lingkungan atas perilaku pembelian dapat diuraikan oleh 3 (tiga) variabel yaitu:

1. Kesenangan (pleasure) mengacu pada tingkat dimana individu merasakan baik, penuh kegembiraan, bahagia yang berkaitan dengan situasi tersebut. Kesenangan (pleasure) diukur dengan penilaian reaksi lisan ke

(57)

2. Kegairahan (arousal) mengacu pada tingkat dimana seseorang merasakan siaga, digairahkan, atau situasi aktif. Kegairahan (arousal) secara lisan dianggap sebagai laporan responden, seperti pada saat dipengaruhi, ditentang, atau

diperlonggar (bergairah sebagai lawan tenang, hirukpikuk sebagai lawan sepi). 3. Dominasi (dominance) ditandai dengan laporan responden yang merasa

dikendalikan sebagai lawan mengendalikan, mempengaruhi sebagai lawan dipengaruhi, terkendali sebagai lawan diawasi, dan otonomi sebagai lawan dipandu.

Menurut Negara dalam Semuel (2005), keputusan pembelian dapat didasari oleh faktor individu konsumen yang cenderung berperilaku afektif, yaitu kesenangan

(pleasure) mengacu pada tingkat dimana individu merasakan baik, penuh kegembiraan, bahagia, atau puas dalam suatu situasi; kegairahan (arousal)

mengacu pada tingkat dimana individu merasakan tertarik, siaga atau aktif dalam suatu situasi; dan dominasi (dominance) ditandai oleh perasaan yang direspon konsumen saat mengendalikan atau dikendalikan oleh lingkungan.

(58)

2.1.3 Pembelian Impulsif

Pada umumnya di setiap toko retail atau pasar swalayan, setiap konsumen yang melakukan pembelian dilakukan dengan cara impulsif.

2.1.3.1 Pengertian Pembelian Impulsif

Menurut Gancar Candra Premananto (2007) Pembelian Impulsif adalah sebagian dari pembelian yang tidak terencana, disebabkan oleh ekpose dari stimulus dan diputuskan langsung di lokasi belanja.

Dapat disimpulkan seseorang dalam melakukan keputusan pembelian untuk membeli suatu barang akan diputusakan pada saat seseorang berada didalam

toko, dimana terdapat barang – barang yang sangat menarik dan tidak diduga sehingga seseorang akan melakukan pembelian terhadap barang tersebut.

Sedangkan Menurut Engel dan Blacwell dalam Hatane (2006:105):

“Pembelian impulsif adalah suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa

direncanakan sebelumnya atau keputusan pembelian dilakukan pada saat berada didalam toko”.

Sama halnya dengan pendapat para ahli sebelumnya bahwa keputusan pembelian

secara tidak direncanakan akan diputuskan pada saat melakukan pembelian langsung didalam toko.

Menurut Rook dan Fisher dalam Hatane (2006:105) mendefinisikan sifat pembelian impulsif sebagai “a consumers’ tendency to by spontaneusly, immediately and

(59)

spontan, tidak terefleksi, secara terburu-buru didorong oleh aspek psikologis emosional terhadap suatu produk dan tergoda oleh persuasi dari pemasar.

Dengan dasar penjelasan menurut para ahli seperti di atas maka impulsive

buying merupakan kegiatan berbelanja di pasar swalayan yang tanpa disadari dan tanpa control diri dengan sedikit pertimbangan, sehingga kebanyakan pembelian

dilakukan percuma dengan membeli produk – produk yang tidak diperlukan.

2.1.3.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif

Menurut Weinberg dan Gotwald dalam Ellyana Alijan (2008:15)

faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Internal

a. Emotion

Menurut Gardner dan Rook (1998-160) Emosi didefinisikan sebagai faktor

yang sangat mempengaruhi pembelian impulsif. Emosi konsumen juga dapat mempengaruhi pembelian dimana seorang konsumen yang bahagia akan melakukan pembelian lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak

bahagia. Mood adalah bagian dari emosi. Mood sangat mudah dipengaruhi. Mood juga datang dan menghilang secara tiba-tiba. Menurut Stern dalam

(60)

Pleasure

Merupakan tingkat perasaan yang dijabarkan dalam bentuk perasaan

seseorang merasa baik, penuh kegembiraan bahagia, atau merasa dipuaskan dengan situasi khusus. mengacu pada tingkat dimana individu merasakan baik, penuh kegembiraan, bahagia yang berkaitan dengan suatu

situasi. Pleasure diukur dengan penilaian reaksi lisan ke lingkungan (bahagia sebagai lawan sedih, menyenangkan sebagai lawan tidak

menyenangkan, puas sebagai lawan tidak puas, penuh harapan sebagai lawan berputus asa, dan santai sebagai lawan bosan).

Arousal

Arousal dijabarkan sebagai tingkatan perasaan yang bervariasi dari perasaan-perasaan kegembiraan (excitement), terdorong (stimulation),

kewaspadaan (alertness), atau menunjukan keaktifan (activeness), yang membuat kelelahan (tired), perasaan lelah atau perasaan kantuk (sleepy),

atau bosan (bored).

Dominance

Mengacu pada tingkat perasaan yang direspon konsumen saat mengendalikan atau dikendalikan oleh lingkungan.

b. Hedonic Pleasure

Menurut Hirschman dalam Rook (1987:195) hasrat berbelanja sering diiringi oleh intensitas keadaan. Pengalaman hedonis konsumen belum diteliti secara

(61)

dengan keinginan memenuhi kebutuhan hedonic, yaitu kesenangan, bahagia, puas, hal-hal baru, dan kejutan.

c. Cognitive

Menurut Peter dan Olson (2005: 41), kognitif lebih mengacu pada proses berpikir dimana didalamnya terdapat pengetahuan (knowledge), arti/ maksud

(meaning) dan kepercayaan (belief).

d. Affective

Menurut Peter dan Olson (2005: 42), afektif biasanya segera berpengaruh

dan secara otomatis terhadap aspek–aspek dari emosi (emotions) dan perasaan (feelingstates).

2. Faktor Eksternal

Sebagian besar konsumen lebih memilih daya fisik suatu toko daripada kualitas barang dan harga. Konsumen akan menghindari sebuah toko jika setting toko tersebut mengundang stress atau tidak indah dipandang mata.

Berdasarkan Beatty dan Ferrel dalam Fandy Tjiptono (2004:213)

(62)

1) Desakan untuk berbelanja

Menurut Rook (1987:193) Desakan tiba-tiba tampaknya dipicu oleh konfrontasi visual dengan produk atau iklan-iklan promosi, namun hasrat

berbelanja tidak selalu bergantung pada stimulasi visual langsung. 2) Emosi positif

Menurut Freud dalam Rook (1987:190) Psikonanalisis yang menggambarkan kendali hasrat sebagai hal yang dibutuhkan secara social yang melahirkan prinsip kepuasan yang mendorong gratifikasi yang segera namun dinyatakan

sebagai seorang yang bereaksi pada kecenderungan prinsip kenyataan terhadap kebebasan rasional

3) Emosi negatif

Menurut Rook (1987: 195) reaksi atau pun konsekwensi negatif yang

diakibatkan dari kurang kendali terhadap hasrat dalam berbelanja. Dan membiarkan hasrat belanja memandu konsumen ke dalam masalah yang lebih besar. Misalnya rasa penyesalan yang dikaitkan dengan masalah financial,

rasa kecewa dengan membeli produk berlebihan, dan hasrat berbelanja telah memanjakan rencana (non-keuangan).

4) Melihat-lihat toko

Menurut Hatane (2005:145) sebagian orang menganggap kegiatan belanja dapat menjadi alat untuk menghilangkan stress, dan kepuasan konsumen

(63)

5) Kesenangan belanja

Menurut LaRose dalam Semuel Hatane (2006:108) adalah sikap pembeli atau pembelanja yang berhubungan dengan memperoleh kepuasan, mencari,

bersenang dan bermain, selain melakukan pembelian, diukur sebelum mengikuti perlakuan. Sedangkan menurut Rook (1987: 194) kesenangan

belanja merupakan pandangan bahwa pembelian impulsif sebagai sumber kegembiraan individu. Hasrat ini datang tiba-tiba dan memberikan kesenangan baru yang tiba-tiba.

6) Ketersediaan waktu

Menurut Babin et.al., dalam Semuel Hatane (2005:145) faktor-faktor internal

yang terbentuk dalam diri seseorang akan menciptakan suatu keyakinan bahwa lingkungan toko merupakan tempat yang menarik untuk menghabiskan

waktu luang. 7) Ketersediaan uang

Menurut Semuel Hatane (2005:145) sebagian orang menghabiskan uang dapat

mengubah suasana hati seseorang berubah secara signifikan, dengan kata lain uang adalah sumber kekuatan.

8) Kecenderungan pembelian impulsif.

Menurut Stern dalam Semuel Hatane (2006: 107) adalah tingkat kecenderungan partisipan berperilaku untuk membeli secara spontan, dan

(64)

2.1.4 Keterkaitan Antara Variabel

2.1.4.1 Pengaruh Penataan Produk (Display) Terhadap Pembelian Impulsif Menurut Paul Pater dan Jerry Olson (258) : “barang dagangan dan

perlengkapan dikelompokan ke dalam pola pola yang memungkinkan konsum berlalu lalang tanpa struktiur yang jelas. barang dagangan dipisahkan berdasarkan

perlengkapan tetap dan tanda tanda yang ada dalam toko dan konsumen dapat melakukan kontak pandangan dengan semu bagian dari berbagai . lokasi (toko)

Rancangan ini sering digunakan dalam toko dan sangat tepat untuk membentuk suasana pembelian yang santai dan pembelian impulsif”.

Menurut Stern mengidenfikasikan hubungan sembilan karakter produk yang

mungkin dapat mempengaruhi pembelian impulsive yaitu harga rendah, kebutuhan tambahan produk atau merk, distribusi massa, self service, iklan massa, display

produk yang menonjol, umur produk yang pendek, ukuran kecil, dan mudah disimpan.

Menurut Buedincho (2003) mendefinisikan sebagai berikut, factor – factor

yang mungkin mempengaruhi pembelian impulsive adalah harga, kebutuhan terhadap produk atau merk, distribusi masal, pelayanan terhadap diri sendiri, iklan, display

toko yang mencolok, siklus hidup yang pendek, ukuran yang kecil dan kesenangan untuk mengoleksi.

Jadi menurut para ahli di atas bahwa penataan produk sangat berpengaruh terhadap

(65)

memancing konsumen untuk membeli secara impulsive dan dapat pula meningkatkan penjualan pada pihak perusahaan.

1.1.4.2 Pengaruh Respon Lingkungan Berbelanja terhadap Pembelian

Impulsif

Penelitian ini merujuk pada riset sebelumnya tentang lingkungan berbelanja dalam perilaku berbelanja menurut Jaya Negara dalam Semuel (2005). Pada riset tersebut terungkap bahwa Indikator Pleasure-arousal-dominance adalah

sebagai suatu variable exogenous (variable yang bukan variabel dependen didalam berbagai persamaan model structural). Pada diagram gambar 2.1. dapat dilihat

bahwa lingkungan berbelanja dapat mempengaruhi pembelian impulsif yang dapat dilihat dengan tanda panah pada gambar tersebut. Dengan adanya gambar dibawah

(66)

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran, Semuel Respon Lingkungan Berbelanja

Sebagai Stimulus Pembelian

Respon Lingkungan Berbelanja

Pleasure Arousal Dominance

Pengalaman Belanja

Resources Expenditure

Utilitarian

Shooping Value

(67)

2.2 Kerangka Pemikiran

Perkembangan Zaman yang pesat saat ini mempengaruhi masyarakat Indonesia untuk dapat cenderung memperoleh kemudahan dan praktis dalam

memperoleh informasi, sehingga dapat membuat konsumen sering berubah dan dalam menentukan keputusan dalam pembelian. Strategi promosi adalah hal yang baik untuk

melihat perilaku konsumen tersebut. Di distro Lineclotd mempunyai daya tarik yang unik, sehingga peneliti sangat berhasrat untuk meneliti di clothing Lineclotd. Untuk meningkatkan penjualan maka clothing tersebut haruslah membuat perbedaan yang

harus dapat memikat konsumen yang datang.

Penataan Produk mempunyai sifat yang unik. Penataan Produk bukan

hanya sekadar menata barang – barang penjualan yang akan diberikan kepada konsumen, tetapi lebih dari itu, bahwa penataan produk harus dapat memikat

konsumen untuk membeli barang yang dibutuhkan sehingga tingkat penjualan akan meningkat. Penataan dari eksterior toko yang terdapat poster, spanduk nama toko harus lah jelas dan unik sehingga menarik konsumen untuk datang.

Perilaku konsumen yang macam – macamnya didalamnya terdapat respon emosi yang mempengaruhi keputusan pembelian, apabila emosi yang baik tentu saja

akan membuat konsumen merasa bahagia dalam berbelanja.

Pembelian Impulsif adalah perilaku konsumen termasuk merupakan ciri khas masyarakat Indonesia dalam melakukan pembelian atau berbelanja

(68)

memiliki pengaruh terhadap pembelian impulsif bagi konsumen dalam hasrat

Judul Hasil Kesimpulan Persamaan Perbedaan

Gambar

Tabel 3.5
Tabel 3.8
Tabel 3.10
Gambar 3.1 Daerah penerimaan dan penolakan Ho
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dani Triawan Kramadibrata (1006354). Hubungan antara Pembelian Impulsif dengan Penyesalan Pasca Pembelian pada Konsumen SOGO PVJ di Bandung. Departemen Psikologi Fakultas

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh kualitas produk dan lokasi usaha terhadap keputusan pembelian konsumen pada distro russia cloth, peneliti

dengan judul penelitian yang akan diangkat oleh penulis yaitu “ Analisis Promosi Penjualan Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Bisnis Distro

pembelian impulsif, karakteristik konsumen (esteem) tidak berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif, word-of-mouth berpengaruh positif terhadap pengetahuan produk

Untuk mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi minat beli konsumen, peneliti mengambil judul ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

penelitian dengan judul “Pengaruh Pemasaran Digital dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Distro Papersmooth Bandung”.. 1.2

Maka dari itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Gaya Hidup Berbelanja dan Keterlibatan Fashion Terhadap Pembelian Impulsif Produk Fashion” studi pada konsumen

Bentuk promosi penjualan lainnya yang juga memberikan pengaruh terhadap pembelian impulsif adalah adanya pemberian hadiah bagi konsumen yang berbelanja hingga batas nominal