1
PRA RANCANGAN PABRIK
PEMBUATAN NITROMETANA
DARI METANA DENGAN PROSES NITRASI
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 5.000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
DISUSUN OLEH :
NIM : 040405059
SARIPA SIMAMORA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas kemurahan dan anugrahnya yang telah memampukan penulis untuk
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Pra Rancangan Pabrik Pembuatan
nitrometana dari metana dengan proses nitrasi dengan Kapasitas 5.000 Ton/Tahun”.
Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan mengikuti ujian
sarjana pada Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara.
Selama mengerjakan Tugas akhir ini penulis banyak menerima bimbingan,
saran dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala ketulusan hati
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Mhd. Turmuzi Lubis, MS., sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan masukan dan bimbingan selama menyelesaikan tugas akhir
ini.
2. Bapak Ir. Indra Surya,MSc, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan arahan selama menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Ibu Ir. Renita Manurung, MT sebagai ketua Departemen Teknik Kimia
4. Bapak M. Hendra S. Ginting, ST, MT sebagai Sekretaris Departemen Teknik
Kimia
5. Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, Msi., sebagai Koordinator Tugas Akhir Departemen
Teknik Kimia FT USU.
6. Seluruh Dosen Pengajar Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani
studi.
7. Para pegawai administrasi Departemen Teknik Kimia yang telah memberikan
bantuan kepada penulis selama mengenyam pendidikan di Departemen Teknik
Kimia.
8. Orang tua penulis T. Simamora dan N. br Hutasoit, yang tidak pernah lupa
9. Saudara penulis yakni: K’ Junita, Rindu, Accon, Elli, Inca, Retno dan Karyadi
yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir ini
10.Adik-adik kelompok, yakni: Roganda, Yessi dan Sriwil, yang telah meberikan
doa dan dukungan kepada penulis
11.Teman kelompok yang selalu mendoakan, yakni B’Edu, Tity, Eva, Putri, Hana,
Baharin dan Novita
12.Henny M. Aritonang sebagai Partner TA penulis dalam penulisan tugas akhir ini.
13.Dahlia, Agustina, Bunga dan semua stambuk 2004 yang lain, abang dan kakak
senior, adik stambuk 2005-2009
14.K’July, K’Mariana, K’Lydia, teman-teman NHKBP Elang yang lain dan seluruh
pihak yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan
dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pada penulisan berikutnya.
Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat memberi manfaat kepada seluruh pembaca,
khususnya mahasiswa/i Teknik Kimia.
Medan, Juni 2010
INTI SARI
Nitrometana dibuat dari metana dan asam nitrat dengan proses nitrasi.
Bahan-bahan baku dipanaskan di dalam heater kemudian direaksikan di dalam reaktor
dengan kondisi operasi adalah 450 0C dan tekanan 2,5 atm. Pabrik Nitrometana ini
direncanakan akan berproduksi dengan kapasitas 5.000 ton/tahun (631,3131 kg/jam)
dan beroperasi selama 330 hari kerja dalam setahun. Lokasi pabrik yang
direncanakan adalah di daerah hilir Sungai Silau, Daerah Asahan, Sumatera Utara
dengan luas tanah yang dibutuhkan sebesar 24.420 m2. Tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik sebanyak 142 orang. Bentuk badan usaha
yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang
Direktur dengan struktur organisasi adalah organisasi garis dan staff.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik nitrometana, adalah:
- Modal Investasi : Rp 210.892.731.850,-
- Biaya Produksi : Rp 345.238.163.830,-
- Hasil Penjualan : Rp 447.749.953.200,-
- Laba Bersih : Rp 71,416.961.296,-
- Profit Margin : 22,78 %
- Break Event Point : 55,59 %
- Return of Investment : 21,72 %
- Return of Network : 36,21%
- Pay Out Time : 4,6 tahun
- Internal Rate of Return : 38,38 %
Dari hasil analisa aspek ekonomi, maka dapat disimpulkan bahwa pabrik
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ...i
INTISARI ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I PENDAHULUAN ... I-1
1.1 Latar Belakang ... I-1
1.2 Perumusan Masalah ... I-2
1.3 Tujuan Pra Rancangan Pabrik ... I-2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1
2.1 Gambaran Umum Nitrometana ... II-1
2.2 Sifat-sifat Bahan ... II-1
2.2.1 Nitrometana (CH3NO2) ... II-1
2.2.2Metana (CH4) ... II-2
2.2.3 Asam Nitrat (HNO3)... II-2
2.2.4 Hidrogen Klorida ... II-2
2.3 Pembuatan Nitrometana ... II-3
2.4 Alasan Pemilihan Proses ... II-5
2.5 Proses Pembuatan Nitrometana ... II-5
2.6 Unit Pengolahan Limbah ... II-8
BAB III NERACA MASSA ...III-1
3.1 Mixer (M-101) ...III-1
3.2 Reaktor (R-201) ...III-2
3.3 Tangki Penampungan Sementara (TK-101) ...III-3
3.4 Knock-Out Drum (V-301) ...III-3
3.5 Menara Oksidasi ...III-4
3.6 Menara Absorbsi ...III-5
3.7 Kolom Destilasi I ...III-5
3.7.2 Reboiler Destilasi I ...III-6
3.8 Kolom Destilasi II ...III-6
3.8.1 Kondensor Destilasi II ...III-7
3.8.2 Reboiler Destilasi II ...III-7
3.9 PSA ...III-8
BAB IV NERACA ENERGI ... IV-1
4.1 Vaporizer (E-102) ... IV-1
4.2 Mixer (M-101) ... IV-1
4.3 Heater (E-101) ... IV-1
4.4 Reaktor (R-201) ... IV-2
4.5 Cooler (E-201) ... IV-2
4.6 Knock-Out Drum (V-301) ... IV-2
4.7 Menara Oksiadasi (T-303) ... IV-3
4.8 Absorber (T-303) ... IV-3
4.9 Heater (E-302) ... IV-3
4.10 Destilasi I (T-301) ... IV-3
4.11 Destilasi II (T-302) ... IV-3
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ... V-1 BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1
6.1 Instrumentasi ... VI-1
6.2 Keselamatan Kerja Pabrik ... VI-6
6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Pembuatan Nitrometana ... VI-6
6.3.1 Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Ledakan ... VI-6
6.3.2 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis ... VI-8
6.3.3 Pencegahan Terhadap Bahaya Listrik ... VI-9
6.3.4 Menggunakan Alat Pelindung Diri (ADP) ... VI-9
6.3.5 Penyediaan Poliklinik di Lokasi Pabrik ... VII-11
BAB VII UTILITAS... VII-1
7.1 Kebutuhan Uap (Steam) ... VII-1
7.2 Kebutuhan Air ... VII-2
7.2.1 Penyaringan (Screening) ... VII-6
7.2.3 Filtrasi ... VII-7
7.2.4 Demineralisasi ... VII-8
7.2.5 Deaerator ... VII-11
7.3 Kebutuhan Listrik ... VII-11
7.4 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-12
7.5 Spesifikasi Peralatan Utilitas... VII-13
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1
8.1 Landasan Teori ... VIII-1
8.2 Lokasi Pabrik... VIII-1
8.3 Tata Letak pabrik ... VIII-4
8.4 Perincian Luas Tanah ... VIII-7
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ... IX-1
9.1 Organisasi Perusahaan ... IX-1
9.2 Manajemen Perusahaan ... IX-5
9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha ... IX-7
9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ... IX-9
9.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ... IX-9
9.4.2 Dewan Komisaris ... IX-9
9.4.3 Direktur ... IX-9
9.4.4 Staf Ahli ... IX-10
9.4.5 Sekretaris ... IX-10
9.4.6 Manejer Produksi ... IX-10
9.4.7 Manejer Teknik ... IX-10
9.4.8 Manejer Umum dan Keuangan ... IX-10
9.4.9 Manajer Pembelian dan Pemasaran ... IX-11
9.5 Sistem Kerja ... IX-11
9.5.1 Karyawan Non Shift ... IX-11
9.5.2 Karyawan Shift ... IX-12
9.6 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan ... IX-14
9.7 Sistem Penggajian ... IX-16
BAB X ANALISA EKONOMI ... X-1
10.1 Modal Investasi ... X-1
10.1.1 Modal Investasi Tetap/ Fixed Capital Investment (FCI) ... X-1
10.1.2 Modal Kerja/ Working Capital (WC)... X- 3
10.2 Biaya Produksi Total (BPT)/Total Cost (TC) ... X- 4
10.2.1 Biaya Tetap (BPT)/ Fixed Cost (FC) ... X- 4
10.2.2 Biaya Variable (BV)/ Variable Cost (VC) ... X- 4
10.3 Total Penjualan (Total Sales) ... X- 5
10.4 Bonus Perusahaan ... X- 5
10.5 Perkiraan Rugi/Laba Usaha ... X- 5
10.6 Analisa Aspek Ekonomi ... X- 5
10.6.1 Profit Margin (PM) ... X- 5
10.6.2 Break Evan Point (BEP) ... X- 6
10.6.3 Retrun On Investmen (ROI) ... X- 6
10.6.4 Pay Out Time (POT) ... X- 7
10.6.5 Return On Network (RON) ... X- 7
10.6.6 Internal Rate Of Return (IRR) ... X- 8
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Statistika Kebutuhan Nitrometana Indonesia... I-2
Tabel 3.1 Neraca Massa Mixer (SM-101) ... III-1
Tabel 3.2 Neraca Massa Reaktor (R-201) ... III-2
Tabel 3.3 Neraca Massa Tangki Penampungan Sementara (TK-101) ... III-3
Tabel 3.4 Neraca Massa Knock-Out Drum (V-301) ... III-3
Tabel 3.5 Neraca Massa Menara Oksidasi ... III-4
Tabel 3.6 Neraca Massa Menara Absorbsi ... III-5
Tabel 3.7 Neraca Massa Destilasi I ... III-5
Tabel 3.8 Neraca Massa Kondensor Destilasi I ... III-6
Tabel 3.9 Neraca Massa Reboiler Destilasi I ... III-6
Tabel 3.10 Neraca Massa Destilasi II ... III-6
Tabel 3.11 Neraca Massa Kondensor Destilasi II... III-7
Tabel 3.12 Neraca Massa Reboiler Destilasi II ... III-7
Tabel 3.13 Neraca Massa PSA ... III-8
Tabel 4.1 Neraca Panas Vaporizer (E-102) ... IV-1
Tabel 4.2 Neraca Panas Mixer (M-101) ... IV-1
Tabel 4.3 Neraca Panas Heater (E-101) ... IV-1
Tabel 4.4 Neraca Panas Reaktor (R-201) ... IV-2
Tabel 4.5 Neraca Panas Cooler (E-201) ... IV-2
Tabel 4.6 Neraca Panas Knock-Out Drum (V-301) ... IV-2
Tabel 4.7 Neraca Panas Menara Oksidasi (T-303) ... IV-3
Tabel 4.8 Neraca Panas Absorber (T-304) ... IV-3
Tabel 4.9 Neraca Panas Heater (E-302) ... IV-3
Tabel 4.10 Neraca Panas Keseluruhan Kolom Destilasi I ... IV-3
Tabel 4.11 Neraca Panas Keseluruhan Kolom Destilasi II ... IV-4
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi Pada Pra-Rancangan ... VI-4
Tabel 7.1 Kebutuhan Uap ... VII-1
Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin pada Alat ... VII-2
Tabel 7.3 Pemakaian Air Untuk Berbagai Kebutuhan ... VII-4
Tabel 8.4 Perincian Luas Areal Pabrik... VIII-7
Tabel 9.1 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikannya ... IX-14
Tabel 9.2 Perincian Gaji Pegawai ... IX-16
Tabel LA.1 Konstanta Antoine Komponen ... LA-18
Tabel LA.2 Trial Temperatur Umpan Masuk Kolom Destilasi I ... LA-18
Tabel LA.3 Trial Titik Embun Distilat ... LA-19
Tabel LA.4 Trial Titik Gelembung Bottom ... LA-19
Tabel LA.5 Penentuan Tekanan Relatif Umpan ... LA-20
Tabel LA.6 Trial Temperatur Umpan Masuk Kolom Destilasi II ... LA-25
Tabel LA.7 Trial Titik Embun Distilat Destilasi II ... LA-25
Tabel LA.8 Trial Titik Gelembung Bottom Destilasi II ... LA-26
Tabel LA-9 Trial Φ untuk Destilasi II ... LA-26
Tabel LB.1 Kapasitas Panas Gas ... LB-1
Tabel LB.2 Kapasitas Panas Cairan ... LB-2
Tabel LB.3 Nilai Gugus pada Perhitungan CpL dengan Metode Chueh dan
Swanson ... LB-2
Tabel LB.4 Data Titik Didih dan Panas Laten... LB-2
Tabel LB.5 Panas Reaksi Pembentukan ... LB-2
Tabel LB.6 Neraca Panas Vaporizer (E-102) ... LB-6
Tabel LB.7 Neraca Panas Heater (E-101) ... LB-10
Tabel LB.8 Panas Reaksi pada 4500C ... LB-18
Tabel LB.9 Panas Reaksi pada 4000C ... LB-19
Tabel LB.10 Panas Reaksi pada 4000C ... LB-19
Tabel LB.11 Panas Reaksi pada 4000C ... LB-20
Tabel LB.12 Panas Reaksi pada 4000C ... LB-21
Tabel LB.13 Neraca Panas Reaktor (R-201) ... LB-22
Tabel LB.14 Neraca Panas Cooler (E-201) ... LB-28
Tabel LB.15 Neraca Panas Knock-Out Drum ... LB-34
Tabel LB.16 Neraca Panas Menara Oksidasi ... LB-36
Tabel LB.17 Panas Keluar Absorber ... LB-37
Tabel LB.18 Neraca Panas Absorber (T-304) ... LB-37
Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan, dan Sarana Lainnya ...LE-2
Tabel LE.2 Harga Indeks Marshall dan Swift...LE-4
Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses...LE-7
Tabel LE.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas dan Pengolahan Limbah...LE-9
Tabel LE.5 Biaya Sarana Transportasi...LE-11
Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai...LE-15
Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas...LE-16
Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja...LE-17
Tabel LE.9 Aturan Depresiasi RI No.17 Tahun 2000...LE-18
Tabel LE.10 Perhitungan Biaya Depresiasi Sesuai UU RI
No.17 Tahun 2000... LE-19
Tabel LE.11 Hubungan antara Biaya Tetap, biaya Variabel, Total Biaya Produksi
dan Hasil Penjualan ... ...LE-28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia khususnya industri kimia terus
mengalami peningkatan. Meskipun sempat dilanda krisis ekonomi sampai saat ini,
namun dengan usaha-usaha tertentu yang dilakukan pemerintah, sektor ini mulai
bangkit lagi. Dengan bangkitnya sektor ini, maka peningkatan unsur-unsur
penunjang industri juga makin meningkat, termasuk bahan-bahan pembantu dan
penunjang.
Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, bangsa Indonesia
memiliki kewajiban untuk melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satunya
adalah di sektor ekonomi, yang sedang digiatkan oleh pemerintah untuk mencapai
kemandirian perekonomian nasional. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah
menitikberatkan di sektor industri.
Sektor industri dalam pembangunan semakin berperan sangat strategis karena
merupakan motor penggerak pembangunan. Sektor ini diharapkan disamping sebagai
penyerap tenaga terbesar, penghsil devisa, juga sebagai pemacu pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Hal ini akan dapat dicapai jika kita menyadari adanya peluang
dan tantangan dalam liberalisasi perdagangan dunia dan kemampuan kita untuk
mengatasi hambatan dalam pembangunan sektor industri. Untuk mencapai tujuan
tersebut, dapat dilakukan dengan mengurangi impor bahan-bahan kimia dan memacu
peningkatan pemanfaatan bahan industri dalam negeri.
Hingga saat ini sebagian kebutuhan industri dalam negeri masih harus
diimpor dari luar negeri. Salah satu contoh produksi kimia tersebut adalah
Nitrometana. Nitrometana merupakan bahan kimia yang diperoleh dari nitrasi
metana pada suhu tinggi. Aplikasi penggunaan Nitrometana adalah sebagai pelarut
dalam ekstraksi, intermediate dalam sintesa organik, dalam industri farmasi,
pestisida, bahan peledak, dan juga sebagai bahan bakar mobil balap.
Tabel 1.1 Data Statistik Kebutuhan Nitrometana Indonesia
Tahun Kebutuhan nitrometana (kg)
2006
2007
Jan –Agustus 2008
892,322
946,206
613,322
(BPS, 2006-2008)
1.2 Rumusan Masalah
Kebutuhan bahan kimia Nitrometana mengalami peningkatan setiap tahun.
Dan selama ini kebutuhan akan nitrometana tersebut diperoleh dari negara lain
melalui impor. Tentu hal ini menimbulkan masalah tersendiri karena akan dalam
proses impor tersebut akan memerlukan biaya impor dan harga belinya akan lebih
mahal dibanding jika nitrometana tersebut diproduksi sendiri di Indonesia.
1.3 Tujuan Prarancangan Pabrik
Tujuan prarancangan pabrik pembuatan Nitrometana dari metana dengan
proses nitrasi adalah untuk menerapkan disiplin ilmu teknik kimia khususnya
dibidang prarancangan, proses dan operasi teknik kimia sehingga akan memberikan
gambaran kelayakan prarancangan pabrik pembuatan Nitrometana.
Tujuan lain dari pra perancangan pabrik pembuatan Nitrometana ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan Nitrometana dalam negeri yang selama ini masih
diimpor dari negara lain dan selanjutnya akan dikembangkan untuk tujuan ekspor.
Selain itu, diharapkan dengan berdirinya pabrik ini akan memberi lapangan
pekerjaan dan memicu peningkatan produktivitas rakyat yang pada akhirnya akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Nitrometana
Nitrometana merupakan senyawa organik yang memiliki rumus molekul
CH3NO2. Nitrometana memiliki nama lain Nitrokarbol. Nitrometana ini merupakan
senyawa organik nitro yang paling sederhana. Nitrometana pertamakali diproduksi
pada tahun 1872 oleh Kolbe dan diproduksi secara komersial dari nitrasi propane
dalam fasa uap. Senyawa ini biasanya digunakan sebagai pelarut, seperti pelarut pada
proses ekstrkasi. Tetapi kadang-kadang juga digunakan dalam dunia farmasi, indusrti
pestisida, bahan baku peledak, serat, dan juga digunakan sebagai bahan bakar mobil
balap.
Pada umumnya produksi metana diperoleh dari nitrasi gas metana. Reaksi ini
terjadi pada suhu 3000C-4500C. Reaksi antara asam nitrat dan gas metana ini
merupakan reaksi eksotermik. (www.wikipedia.com, 2009)
2.2 Sifat-Sifat Bahan
2.2.1 Nitrometana (CH3NO2)
• Berat molekul : 61,041 gr/mol
• Densitas : 1,138 gr/cm3, pada fasa cair
• Titik leleh : -290C
• Titik didih : 101,20C
• Kelarutan dalam air pas 200C : 10,5 gr / 100 ml
• Viskositas : 0,61 mPa pada 250C
• Specific gravity : 1,136
• Flash point : 360C
• Merupakan cairan tidak berwarna
(Kirk, R.E. dan Othmer, D.F. 1981.)
2.2.2 Metana (CH4)
• Densitas : 0.717 kg/m3, gas
• Berat molekul : 16,042 gr/mol
• Titik leleh : -182.5 °C
• Titik didih : -161.6 °C
• Flash point : -1880C
• Spesifik gravity : 0,554 pada suhu 700F
• Kelarutan dalam air : 3,5 mg/100 mL (17 °C)
• Dalam temperatur kamar merupakan gas yang tidak berwarna
2.2.3 Asam Nitrat (HNO3)
• Densitas : 1,5129 g/ml
• Berat molekul : 63 gr/mol
• Titik leleh : -41,60C
• Titik didih : 83,40C
• Viskositas : 0,9 cp
• Pada suhu ruangan merupakan cairan tidak berwarna
(Kirk, R.E. dan Othmer, D.F. 1981.)
2.3.4 Hidrogen klorida (HCl) 37%
• Berat molekul : 36,5
• Titik lebur : 54,5°C
• Titik didih : 85,1°C
• Densitas (25°C) : 1,184 kg/l
• Tekanan uap pada 20oC : 42,6 bar
• Tekanan kritik : 82,58 bar
• Temperatur kritik : 51,4oC
• Panas laten uap pada 20oC : 443,38 kJ/kg
• Larut dalam air
2.3 Pembuatan Nitrometana
Nitrasi merupakan proses kimia yang umum yang menggabungkan senyawa
nitro dengan suatu senyawa kimia. Contohnya konversi gliserin menjadi nitrogliserin
dan juga konversi toluena menjadi trinitrotoluena. Ada dua cara pembuatan
nitrometana yaitu:
1. Proses produksi nitrometana dengan reaksi antara natrium kloroasetat dan
natrium nitrat.
Nitrometana dapat diproduksi dengan mereaksikan natrium kloroasetat
dengan natrium nitrat. Reaksinya adalah:
ClCH2COONa + NaNO2 + H2O CH3NO2 + NaCl +
NaHCO3
2. Proses produksi nitrometana dengan proses nitrasi metana dan nitrasi
senyawa hidrokarbon lainnya.
Pembuatan Nitrometana dilakukan dengan proses nitrasi pada gas metana. Reaksi
antara metana dan asam nitrat ini berlangsung dalam reaktor dengan kondisi operasi
pada suhu 300-4500C, dan berlangsung secara eksoterrmis. Pembuatan Nitrometana
dengan proses ini memiliki tahap-tahap berikut:
a. Tahap persiapan bahan baku
Asam nitrat yang digunakan dalam proses harus dalam bentuk fasa gas, oleh
karena itu perlu dilakukan perlakuan awal untuk mengubah asam nitrat dari fasa cair
menjadi fasa gas. Asam nitrat cair diubah menjadi fasa gas dengan menggunakan
vaporizer. Keluaran vaporizer dialirkan untuk dipanaskan bersama dengan metana.
Metana dialirkan dari tangki penampungan dengan menggunakan blower. Pemanasan
dilakukan dengan preheater sampai suhu 4000C dan 5 atm.
b. Tahap reaksi metana menjadi Nitrometana
Campuran antara asam nitrat dan metana dari preheater dialirkan ke dalam
reaktor yang beroperasi pada suhu 400oC dan 5 atm. Pada kondisi reaktor ini, CH4
dan HNO3 akan bereaksi menjadi Nitrometana (CH3NO2). Reaksi ini merupakan
secara eksoterm. Selain nitrometana juga akan terdapat produk lain sebagai hasil
samping dari reaksi tersebut. Reaksi yang terjadi pada reaktor antara lain:
1. CH4 + HNO3 CH3NO2 + H2O
2. HNO3 2NO2 + H2O
3. 4HNO3 4NO + 3O2 + 2H2O
4. CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
5. 2CH4 + O2 2CO + 4H2
c. Tahap pendinginan
Nitrometana dan hasil samping lainnya keluar dari reaktor pada suhu 400oC,
semuanya dalam fasa gas. Untuk memperoleh produk dilakukan pendinginan dengan
menggunakan refrigerant hingga mencapai suhu 48oC. Adapun yang mengalami
kondensasi antara lain nitrometana, HCl, HNO3, dan H2O. Selanjutnya campuran
antara gas dan cairan ini dilairkan ke separator untuk memisahkan gas dari cairan.
d. Tahap pemisahan
Pada tahap ini digunakan separator KO drum, untuk memisahkan fasa cair
dengan fasa gas. Fasa gas akan terpisah dan mengalir melalui bagian atas, dan
dialirkan ke menara oksidasi. Pada tahap ini akan terjadi reaksi oksidasi untuk
mengubah NO menjadi NO2 dan CO menjadi CO2. Adapun reaksi yang terjadi pada
tahap ini adalah:
2NO + O2 2NO2
CO + O2 2CO2
Kemudian dari menara oksidasi dialirkan ke menara absorbsi untuk
mengambil NO2 dan mengubahnya menjadi HNO3 untuk dipakai kembali menjadi
umpan nitrasi. Pada absorbsi ini, yang dipakai sebagai absorber adalah air. Rekasi
yang terjadi pada absorbsi NO2 ini adalah:
HNO3 yang terbentuk adalah dalam fasa cair sehingga akan mengalir melalui
bagian bawah dan akan dikembalikan sebagai umpan. Sedangkan sisanya yaitu gas
CH4 serta beberapa gas yang lain akan dipisahkan dengan alat PSA (Pressure Swing
Adsorption), untuk memisahkan gas CH4 murni, dan gas CH4 tersebut akan
dikembalikan melalui bagian atas ke umpan CH4.
Fasa cair pada separator KO drum yang mengandung nitrometana, asam
nitrat, air dan HCl akan dialirkan kebagian bawah untuk dipisahkan, guna
memperoleh produk yang diinginkan. Pemisahannya adalah dengan menggunakan 2
tahap destilasi. Destilasi I akan memisahkan nitrometana dari campuran cairan
tersebut. Pada bagian bawah destilasi dihasilkan cairan yang kaya nitrometana,
sedangkan pada bagian atas terdapat HCl, HNO3, dan air. Pada bagian atas
diasumsikan tidak ada CH3NO2 dan jumlah airnya diatur untuk konsentrasi HNO3
60% dan HCl 37%.
Bagian bawah akan dialirkan ke kolom destilasi II, untuk memisahkan
nitrometana dari larutannya sehingga didapat nitrometana 99,5%
(Jacquinot, Bernad Dou)
2.4Alasan Pemilihan Proses
Pada pra rancangan pabrik pembuatan nitrometana, proses yang dipilih
adalah dengan proses nitrasi metana. Pemilihan proses ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa kandungan metana lebih besar dalam gas alam dibanding
senyawa alkana dan hidrokarbon lainnya. Sehingga pemakaian alkana sebagai bahan
baku pembuatan nitrometana ini akan menghasilkan nitrometana lebih banyak
dibandingkan senyawa alkana lainnya.
2.5 Deskripsi Proses Pembuatan Nitrometana
Pembuatan Nitrometana dilakukan dengan proses nitrasi pada gas metana.
Reaksi antara metana dan asam nitrat ini berlangsung dalam reaktor dengan kondisi
operasi pada suhu 300-4500C, dan berlangsung secara eksoterrmis. Pembuatan
a. Tahap persiapan bahan baku
Bahan baku untuk pembuatan nitrometana adalah gas metana dan asam nitrat.
Asam nitrat yang digunakan dalam proses harus dalam bentuk fasa gas, oleh karena
itu perlu dilakukan perlakuan awal untuk mengubah asam nitrat dari fasa cair
menjadi fasa gas. Dari tangki penampungan (F-101), asam nitrat cair pada suhu 300C
dan 1 atm diubah menjadi fasa gas dengan menggunakan vaporizer (E-101) dimana
titik didih asam Nitrat adalah 830C, sehingga vaporizer (E-101) dioperasikan pada
suhu 1000C dan 2,5 atm. Keluaran vaporizer (E-101) dialirkan untuk dipanaskan
bersama dengan metana. Metana dialirkan dari PUGN dengan menggunakan blower
(B-101) pada suhu 300C dan 1 atm. Pemanasan dilakukan dengan preheater (E-102)
sampai suhu 4000C dan 5 atm.
b. Tahap reaksi metana menjadi Nitrometana
Campuran antara asam nitrat dan metana dari preheater (E-102) dialirkan ke
dalam reaktor (R-201) yang beroperasi pada suhu 400oC dan 5 atm. Pada kondisi
reaktor ini, CH4 dan HNO3 akan bereaksi menjadi Nitrometana (CH3NO2). Reaksi
berlangsung secara eksoterm. Untuk menjaga reaktor agar tetap stabil, maka
digunakan jaket pendingin agar suhu reaktor tetap terjaga pada keadaan 400oC.
Selain nitrometana juga akan terdapat produk lain sebagai hasil samping dari reaksi
tersebut. Reaksi yang terjadi pada reaktor (R-201) antara lain:
1. CH4 + HNO3 CH3NO2 + H2O
2. HNO3 2NO2 + H2O
3. 4HNO3 4NO + 3O2 + 2H2O
4. 2CH4 + O2 2CO + 4H2
5. CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
c. Tahap pendinginan
Nitrometana dan hasil samping lainnya keluar dari reaktor (R-201) pada suhu
400oC, semuanya dalam fasa gas. Untuk memperoleh produk dilakukan pendinginan
pada cooler (E-201) dengan menggunakan refrigeran hingga mencapai suhu 48oC,
sehingga zat kimia yang mempunyai titik didih diatas 48oC akan mengalami
HNO3, dan H2O. Selanjutnya campuran antara gas dan cairan ini dilairkan ke
separator (V-301) untuk memisahkan gas dari cairan.
d. Tahap pemisahan
Pada tahap ini digunakan separator KO drum, untuk memisahkan fasa cair
dengan fasa gas. Pemisahan diasumsikan 100%. Fasa gas akan terpisah dan mengalir
melalui bagian atas, dan dialirkan ke menara Oksidasi (T-302). Pada tahap ini akan
terjadi reaksi oksidasi untuk mengubah NO menjadi NO2 dan mengubah NO2
menjadi HNO3 sehingga pada tahap ini ada penambahan O2 dan H2O. Adapun reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah:
2NO + O2 2NO2
2CO + O2 2CO2
Kemudian dari menara oksidasi dialirkan ke menara absorbsi untuk
mengambil NO2 dan mengubahnya menjadi HNO3 untuk dipakai kembali menjadi
umpan nitrasi. Pada absorbsi ini, yang dipakai sebagai absorber adalah air. Reaksi
yang terjadi pada absorbsi NO2 ini adalah:
4NO2 + O2 + 2H2O 4HNO3
HNO3 yang terbentuk adalah dalam fasa cair sehingga akan mengalir melalui
bagian bawah dan akan dikembalikan sebagai umpan. Sedangkan sisanya yaitu gas
CH4 serta beberapa gas yang lain akan dimasukkan ke PSA (Pressure Swing
Adsorption) untuk mengambil CH4 dari campuran gas. CH4 dari PSA akan
dikembalikan melalui bagian atas ke umpan CH4 setelah melalui pendinginan.
Fasa cair pada separator KO yang mengandung nitrometana, asam nitrat, air,
dan HCl akan dialirkan kebagian bawah untuk dipisahkan, guna memperoleh produk
yang diinginkan. Pemisahannya adalah dengan menggunakan 2 tahap destilasi.
Destilasi I ini akan memisahkan nitrometana dari campuran cairan tersebut.
Pada bagian bawah destilasi dihasilkan cairan yang kaya nitrometana, sedangkan
pada bagian atas terdapat HCl, HNO3, dan air. Pada destilasi ini, diasumsikan tidak
ada nitrometana yang ikut ke bagian atas.HNO3 dan HCl pada bagian atas akan di set
menjadi HNO3 60% dan HCl 37 % kemudian akan dikirim ke tangki penampungan
Produk bawah akan dialirkan tahap destilaasi II untuk mendapatkan produk
yang diinginkan yaitu Nitrometana 99,5% sedangkan produk atas menara destilasi
F-101 B-102 P-101 R-201 C-303 V-301 11 12 B -301 FC FC T-301 E-303 14 19 20 15 V- 303 16 18 17 P-303 P-304 P-302 FC FC FC FC LC TI E-301 E-302 P-310 Air Proses Oksigen F-102 P-102 TK-101 P-103 B-101 FC FC FC FC FC FC FC FC FC FC 1 3 4 5 6 7 33 34 Saturated Steam Air Pendingin
Air Pendingin Bekas Steam bekas P-201 P-319 FC M-101 B-302 FC B-303 E-101 E-102 E-201 LC P-301 FC B-304 T-303 T-304 13 31 Limbah CH4 8 9 30 T-302 E-305 27 26 22 V- 304 24 25
P- 307 P-308
1
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas produksi : 5.000 ton/thn atau 631,3131 kg/jam
Waktu bekerja / tahun : 330 hari
Satuan Operasi : kg/jam
Kemurnian produk : 99,5%
Massa nitrometana murni : 628,1566 kg
3.1 Mixer (M-101)
Tabel 1.1 Neraca Massa Mixer (M-101)
Komponen BM
Alur 2 Alur 37 Alur 3
Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam
CH4 16,0425 195,6490 12,1957 374,6153 23,3514 0,0000
HNO3 63 0,0000 1199,7144 19,0431
HCl 36,5 0,0000 12,3980 0,3397
H2O 18 0,0000 817,8096 45,4339
TOTAL 2029,9221 64,8166
Komponen
Alur 7
Kg/jam Kmol/jam
CH4 570,2643 35,5471
HNO3 1199,7144 19,0431
HCl 12,3980 0,3397
H2O 817,8096 45,4339
3.2 Reaktor (R-201)
Tabel 3.2 Neraca Massa Reaktor
Komponen BM Alur Masuk Alur Keluar
Alur 8 Alur 9
(kg/jam) Kmol/jam kg/jam kmol/jam
CH4 16,0425 570,2643 35,5471 382,2605 23,8280
HNO3 63 1199,7144 19,0431 347,4747 5,5155
HCl 36,5 12,3980 0,3397 12,3980 0,3397
H2O 18 817,8096 45,4339 1056,8049 58,7114
CHE3NO2 61,0401 650,9394 10,6641
CO2 44,0095 0 26,0019 0,5908
CO 28,01 0 13,0009 0,4642
NO2 46,0055 0 52,0037 1,1304
NO 30,0061 0 52,0037 1,7331
H2 2,0159 0 1,8714 0,9283
O2 31,9988 0 5,3982 0,1687
3.3 Tangki Penampungan Sementara (TK-101)
Tabel 3.3 Neraca Massa Tangki Penampungan Sementara (TK-101)
Komponen
Masuk
Keluar
Alur 6
Alur 4 Alur 5 Alur 37
kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam Kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam
HNO3 770,3603 12,2279 0 429,3541 6,8151 1199,7144 19,0431
HCl 0 1,2398 0,0340 11,1582 0,3057 12,3980 0,3397
H2O 513,5735 28,5319 2,111 0,1173 305,2353 16,9575 817,8096 45,4339
Total 1283,9338 40,7598 3,3508 0,1512 745,7477 24,0784 2029,9221 64,4339
2029,9221 64,4339 2029,9221 64,4339
3.4 Knock Out Drum (V-301)
Tabel 3.4 Neraca Massa Knock Out Drum (V-301)
Komponen
Masuk Keluar
BM Alur 11 Alur 12 Alur 13
Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam
CH4 16,0425 382,2605 23,8280 382,2605 23,8280 0,0000 0,0000
HNO3 63 347,4747 5,5155 347,4747 5,5155
HCl 36,5 12,3980 0,3397 12,3980 0,3397
H2O 18 1056,8049 58,7114 1056,8049 58,7114
CHE3NO2 61,0401 650,9394 10,6641 650,9394 10,6641
CO2 44,0095 26,0019 0,5908 26,0019 0,5908
CO 28,01 13,0009 0,4642 13,0009 0,4642
NO2 46,0055 52,0037 1,1304 52,0037 1,1304
NO 30,0061 52,0037 1,7331 52,0037 1,7331
H2 2,0159 1,8714 0,9283 1,8714 0,9283
O2 31,9988 5,3982 0,1687 5,3982 0,1687
3.5 Menara Oksidasi (T-303)
Tabel 3.5 Neraca Massa Menara Oksidasi
Keluar
30
Kg/jam Kmol/jam
382,2605 23,8280
44,3863 1,0086
1,3001 0,0464
127,7495 2,7768
2,6002 0,0867
1,8714 0,9283
0,0000 0,0000
560,1679 28,6748
Komponen BM
Masuk
Alur 12 Alur 29
Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam
CH4 16,0425 382,2605 23,8280
CO2 44,0095 26,0019 0,5908
CO 28,01 13,0009 0,4642
NO2 46,0055 52,0037 1,1304
NO 30,0061 52,0037 1,7331
H2 2,0159 1,8714 0,9283
O2 31,9988 5,3982 0,1687 27,6276 0,8634
3.6 Menara Absorbsi
Tabel 3.6 Neraca Massa Menara Absorbsi
Komponen
BM
Masuk Keluar
Alur 30
Alur 33
Alur 31
Alur 32
Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam
CH4 16,0425 382,2605 23,8280 382,2605 23,8280
CO2 44,0095 44,3863 1,0086 44,3863 1,0086
CO 28,01 1,3001 0,0464 1,3001 0,0464
NO2 46,0055 127,7495 2,7768 0,0000 0,0000
NO 30,0061 2,6002 0,0867 30,3741 1,0123
H2 2,0159 1,8714 0,9283 1,8714 0,9283
HNO3 63 116,6269 1,8512
H2O 18 38,8756 2,1598 22,2146 1,2341
Total 560,1679 28,6748 38,8756 2,1598 138,8415 3,0854 460,1924 26,8235
3.7 Kolom Destilasi I
Tabel 3.7 Neraca Massa Destilasi I
Komponen BM
Masuk Keluar
Alur 14 Alur 17 Alur 21
Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam
HNO3 63 347,4750 5,5155 312,7275 4,9639 34,7475 0,5515
HCl 36,5 12,3980 0,3397 11,1582 0,3057 1,2398 0,0340
H2O 18 1056,8006 58,7111 227,4842 12,6380 829,3164 46,0731
CHE3NO2 61,0401 650,9394 10,6641 0,0000 0,0000 650,9394 10,6641
Total 2067,6131 75,2304 551,3700 17,9076 1516,2431 57,3228
3.7.1 Kondensor Destilasi I
Tabel 3.8 Neraca Massa Kondensor Destilasi I
Komponen BM
Masuk Keluar
Alur 15 Alur 17 Alur 18
kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam
HNO3 63 34,4699 2171,6038 4,9639 312,7275 29,5060 1858,8763
HCl 36,5 2,1228 77,4837 0,3057 11,1582 1,8171 66,3255
H2O 18 87,7593 1579,6676 12,6380 227,4842 75,1213 1352,1834
CHE3NO2 61,0401 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
3.7.2 Reboiler II
Tabel 3.9 Neraca Massa Reboiler Destilasi I
Komponen BM
Masuk Keluar
Alur 20 Alur 19 Alur 21
kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam
HNO3 63 1,7480 110,1263 1,1965 75,3788 0,5515 34,7475
HCl 36,5 0,1077 3,9294 0,0737 2,6895 0,0340 1,2398
H2O 18 146,0210 2628,3779 99,9479 1799,0615 46,0731 829,3164
CHE3NO2 61,0401 33,7981 2063,0423 23,1340 1412,1029 10,6641 650,9394
Total 181,6748 4805,4759 124,3521 3289,2327 57,3228 1516,2431
3.8 Kolom Destilasi II
Tabel 3.10 Neraca Massa Destilasi II
Komponen BM
Masuk Keluar
Alur 21 Alur 28 Alur 25
Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam
HNO3 63 34,7475 0,5515 0,6313 0,0100 34,1162 0,5415
HCl 36,5 1,2398 0,0340 0,3157 0,0086 0,9241 0,0253
H2O 18 829,3164 46,0731 2,2096 0,1228 827,1068 45,9504
CHE3NO2 61,0401 650,9394 10,6641 628,1566 10,2909 22,7829 0,3732
3.8.1 Kondensor Destilasi II
Tabel 3.11 Neraca Massa Kondensor Destilasi II
Komponen BM
Masuk Keluar
Alur 22 Alur 25 Alur 24
kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam
HNO3 63 0,6603 41,6020 0,5415 34,1162 0,1188 7,4858
HCl 36,5 0,0309 1,1269 0,0253 0,9241 0,0056 0,2028
H2O 18 56,0329 1008,5920 45,9504 827,1068 10,0825 181,4852
CHE3NO2 61,0401 0,4551 27,7819 0,3732 22,7829 0,0819 4,9991
Total 57,1793 1079,1029 46,8905 884,9300 10,2888 194,1728
3.8.2 Reboiler Destilasi II
Tabel 3.12 Neraca Massa Reboiler Destilasi II
Komponen BM
Masuk Keluar
Alur 26 Alur 27 Alur 28
kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam
HNO3 63 0,0649 4,0915 0,0549 3,4602 0,0100 0,6313
HCl 36,5 0,0560 2,0458 0,0474 1,7301 0,0086 0,3157
H2O 18 0,7956 14,3203 0,6728 12,1107 0,1228 2,2096
CHE3NO2 61,0401 66,6950 4071,0691 56,4041 3442,9125 10,2909 628,1566
3.9 PSA
Tabel 3.13 Neraca Massa PSA
BM
Alur 32
Alur 34
Alur 35
Kg/jam Kmol/jam Kg/jam Kmol/jam Kmol/jam Kmol/jam
CH4 16,0425 382,2605 23,828 374,615 23,3514
7,6452107 0,476559805
CO2 44,0095 44,3862 1,0086
44,386226 1,008560106
CO 28,01 1,3001 0,0464
1,300091 0,046415245
NO2 46,0055 0 0
0 0
NO 30,0061 30,3741 1,0123
30,374088 1,012263766
H2 2,0159 1,8714 0,9283
1,8713699 0,928304904
Total 460,1924 26,8235 374,615 23,3514
BAB IV
NERACA PANAS
Basis Perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : kJ/jam
Temperatur basis : 250C = 298,15 K
4.1 Vaporizer (E-102)
Tabel 4.1 Neraca Panas Vaporizer
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 43286,4630 -
Produk - 2507231,9771
Steam 2463945,5141 -
Total 2507231,9771 2507231,9771
4.2 Mixer (M-101)
Tabel 4.2 Neraca Mixer (M-101)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 2507231,9771 -
Produk - 2507231,9771
Total 2507231,9771 2507231,9771
4.3 Heater (E-101)
Tabel 4.3 Neraca Panas Heater (E-101)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 2507231,9771 -
Produk - 4160668,5291
Steam 1653436,5520 -
4.4 Reaktor (R-201)
Tabel 4.4 Neraca Panas Reaktor (R-101)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 4160668,5291 -
Produk - 4843643,6409
Qr = r . ∆Hr 4078596,4412 -
Refrigerant 3395621,3294
Total 8239264,9703 8239264,9703
4.5 Cooler (E-201)
Tabel 4.5 Neraca Panas Cooler (E-201)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 4843643,6409 -
Produk - 168783,3591
Air pendingin - 4674860,2818
Total 4843643,6409 4843643,6409
4.6 Knock Out Drum (V-301)
Tabel 4.6 Neraca Panas Knockout drum
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 168783,3591 -
Produk :
Alur 12
Alur 13
-
-
23678,2297
145456,2548
Total 168783,3591 168783,3591
4.7 Menara Oksidasi (T-303)
Tabel 4.7 Neraca Panas menara oksidasi
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Produk - 23805,3978
Total 23805,3978 23805,3978
4.8 Absorber (T-303)
Tabel 4.8 Neraca Panas Absorber
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 24180,0856 -
Produk - 24180,0856
Total 24180,0856 24180,0856
[image:35.595.109.468.97.389.2]4.9 Heater (E-302)
Tabel 4.9 Neraca Panas Heater (E-302)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 145105,1294 -
Produk - 2040429,1624
Steam 1895324,0330 -
Total 2040429,1624 2040429,1624
4.10 Destilasi I (T-301)
Tabel 4.10 Neraca Panas Keseluruhan Kolom Destilasi I
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 2786932,9337 -
Destilat - 603196,9919
Bottom 1258952,8051
Reboiler duty 295842,7816 -
Kondensor duty - 1220625,9182
4.11 Destilasi II (T-302)
Tabel 4.11 Neraca Panas Keseluruhan Kolom Destilasi II
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 5555322,6592 -
Destilat - 310600,4827
Bottom 2947167,9243
Reboiler duty 50858,0989 -
Kondensor duty - 2348412,3511
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1 Tangki Penyimpanan HNO3 (F-101)
Fungsi : menyimpan HNO3 60% untuk kebutuhan selama 15
hari
Bentuk : silinder dengan alas datar dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285 grade C
Jumlah : 3 unit
Kondisi penyimpanan :
• Temperatur : 30°C
• Tekanan : 1 atm = 14,696 psia
Silinder
• Diameter : 4,5193 m
• Tebal : ½ in
• Tinggi : 13,558 m
Head
• Bentuk : ellipsoidal head
• Tebal : ½ in
• Tinggi : 0,9783 m
Volume tangki : 141,1310 m3
Tinggi total : 12,7182 m
5.2 Tangki Penyimpanan HCl 37% (F-102)
Fungsi : menyimpan HCl 37% untuk kebutuhan selama 60
hari
Bentuk : silinder dengan alas datar dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285 grade C
Jumlah : 3 unit
Kondisi penyimpanan :
• Tekanan : 1 atm = 14,696 psia Silinder
• Diameter : 1,2758 m
• Tebal : ½ in
• Tinggi : 3,8274 m
Head
• Bentuk : ellipsoidal head
• Tebal : ½ in
• Tinggi : 0,3190 m
Volume tangki : 4,8904 m3
Tinggi total : 4,1464 m
5.3 Tangki penyimpanan Nitrometana (F-301)
Fungsi : Untuk menyimpan Nitrometana yang dihasilkan dari
proses selama 15 hari.
Bentuk : silinder dengan alas datar dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285 grade C
Jumlah : 3 unit
Kondisi penyimpanan :
• Temperatur : 30°C
• Tekanan : 1 atm = 14,696 psia
Silinder
• Diameter : 3,2372 m
• Tebal : ½ in
• Tinggi : 9,7116 m
Head
• Bentuk : ellipsoidal head
• Tebal : ½ in
• Tinggi : 0,8093 m
Volume tangki : 79,8909 m3
5.4 Tangki Penyimpanan Sementara (TK-101)
Fungsi : Untuk menyimpan campuran HCl dan HNO3
sementara dari tangki umpan sebelu dialirkan ke
mixer
Bentuk : silinder dengan alas datar dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285 grade C
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 1,5125 m3
Kondisi penyimpanan:
Kondisi penyimpanan :
• Temperatur : 30°C
• Tekanan : 1 atm = 14,696 psia
Silinder
• Diameter : 1,0231 m
• Tebal : ½ in
• Tinggi : 3,0693 m
Head
• Bentuk : ellipsoidal head
• Tebal : ½ in
• Tinggi : 0,2292 m
Volume tangki : 1,8150 m3
Tinggi total : 2,9797 m
5.5 Blower 1 (B-101)
Fungsi : untuk mengalirkan gas metana yang dikirim dari PUGN
menuju mixer (M-101)
Jenis : blower sentrifugal
Bahan konstruksi : carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 60,4617 m3/jam
5.6 Blower 2 (B-102)
Fungsi : mengalirkan campuran gas dari mixer (M-101) menuju
heater (E-102)
Jenis : blower sentrifugal
Bahan konstruksi : carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 1215,6961 m3/jam
Daya motor : 5 hp
5.7 Blower 3 (B-103)
Fungsi : mengalirkan campuran gas dari heater (E-102) menuju
reqktor (R-201)
Jenis : blower sentrifugal
Bahan konstruksi : carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 2246,7651 m3/jam
Daya motor : 8 hp
5.8 Blower 4 (B-301)
Fungsi : mengalirkan campuran gas dari KO drum menuju menara
oksidasi
Jenis : blower sentrifugal
Bahan konstruksi : carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 770,132 m3/jam
Daya motor : 3 hp
5.9 Blower 5 (B-302)
Fungsi : mengalirkan O2 dari sumber O2 menuju menara oksidasi
Jenis : blower sentrifugal
Bahan konstruksi : carbon steel
Kapasitas : 21,7609 m3/jam
Daya motor : 2 hp
5.10 Blower 6 (B-303)
Fungsi : mengalirkan campuran gas dari menara oksidasi menuju
kolom absorbsi
Jenis : blower sentrifugal
Bahan konstruksi : carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 746,5556 m3/jam
Daya motor : 3 hp
5.11 Blower 7 (B-304)
Fungsi : mengalirkan campuran gas metana dari PSA menuju mixer
(M-101) untuk dipakai kembali sebagai umpan
Jenis : blower sentrifugal
Bahan konstruksi : carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 608,452 m3/jam
Daya motor : 3 hp
5.12 Pompa HNO3 (P-101)
Fungsi : Memompa HNO3 60% dari tangki bahan baku (F-101) ke
tangki penampung sementara (TK-101)
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 3 unit
Daya motor : 1/4 hp
5.13 Pompa HCl (P-102)
Fungsi : Memompa HCl 37% dari tangki bahan baku (F-102) ke
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/4 hp
5.14 Pompa Tangki Penampungan Sementara (P-103)
Fungsi : Memompa larutan dari tangki penampungan sementara
menuju evaporator sekaligus menaikkan tekanan larutan
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/4 hp
5.15 Pompa Refrigator (P-201)
Fungsi : Memompa larutan dari pendingin menuju KO drum
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/4 hp
5.16 Pompa Heater (P-301)
Fungsi : Memompa larutan dari heater (E-301) menuju kolom
destilasi I
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/4 hp
5.17 Pompa Kolom Destilasi I (P-302)
Fungsi : Memompa larutan dari bawah kolom destilasi I menuju
reboiler (E-303)
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
5.18 Pompa Tangki Akumulator (P-303)
Fungsi : Memompa larutan dari tangki akumulator (V-302) untuk
dikembalikan ke kolom destilasi
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/4 hp
5.19 Pompa Tangki Akumulator (P-304)
Fungsi : Memompa larutan dari tangki akumulator (V-302) menuju
tangki penampungan sementara (TK-101) untuk dipakai
kembali sebagai umpan
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/4 hp
5.20 Pompa Reboiler (P-305)
Fungsi : Memompa larutan dari reboiler (E-303) untuk dialirkan
sebagai umpan untuk kolom destilasi II
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/4 hp
5.21 Pompa Kolom Destilasi II (P-306)
Fungsi : Memompa larutan dari bawah kolom destilasi II menuju
reboiler (E-305)
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
5.22 Pompa Tangki Akumulator Destilasi II (P-307)
Fungsi : Memompa larutan dari tangki akumulator (V-303) untuk
dikembalikan menuju kolom destilasi II
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/4 hp
5.23 Pompa Tangki Akumulator Destilasi II (P-308)
Fungsi : Memompa memompa larutan dari gtangki akumulator
(V-303) menuju penampungan limbah cair
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/4 hp
5.24 Pompa Kolom Absorbsi (P-309)
Fungsi : Memompa larutan dari kolom absorbs untuk dikembalikan
ketangki penampungan sementara sebagai umpan
Jenis : Pompa sentrifuga
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/4 hp
5.25 Pompa H2O (P-310)
Fungsi : Memompa H2O dari tangi H2O menuju kolom absorbsi
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 1/4 hp
5.26 Kolom Destilasi I (T-301)
Fungsi : memisahkan larutan yang kaya nitrometana dari campuran
Jenis : sieve – tray
Bahan konstruksi : carbon steel SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi:
- Temperatur : 89,5 °C
- Tekanan : 1,5 bar
Tray spacing (t) = 0,3 m
Hole diameter (do) = 4,5 mm
Space between hole center (p’) = 12 mm Weir height (hw) = 5 cm
Pitch = triangular ¾ in
Column Diameter (T) = 0,6666 m Weir length (W) = 0,5333 m Downsput area (A0) = 0,0347 m
2
Active area (Aa) = 0,2721 m2 Weir crest (h1) = 0,01154 m
Tinggi kolom = 2,7 m
Spesifikasi kolom destilasi
Tinggi tutup = 0,1667 m
Tinggi total = 3,0333 m
Tekanan operasi = 1,5 bar = 150 kPa
Tebal silinder = 3/4 in
5.27 Kolom Destilasi II (T-302)
Fungsi : memisahkan nitrometana dari campuran nitrometana dan air
Jenis : sieve – tray
Bentuk : silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : carbon steel SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi:
- Temperatur : 108,85 °C
Tray spacing (t) = 0,3 m
Hole diameter (do) = 4,5 mm
Space between hole center (p’) = 12 mm
Weir height (hw) = 5 cm
Pitch = triangular ¾ in
Column Diameter (T) = 0,2469 m
Weir length (W) = 0,1975 m
Downsput area (A0) = 0,2354 m2
Active area (Aa) = 0,0040 m2
Weir crest (h1) = 0,01154 m
Tinggi kolom = 14,4 m
Spesifikasi kolom destilasi
Tinggi tutup = 0,0617 m
Tinggi total = 14,5234 m
Tekanan operasi = 1,5 bar = 150 kPa
Tebal silinder = 3/4 in
5.28 KO Drum (V-301)
Fungsi : memisahkan fasa gas dan cairan keluaran reaktor (R-201) setelah
didinginkan pada HE (E-201)
Bentuk : Silinder horizontal dengan tutup dan alas ellipsoidal
Bahan konstruksi : Stainless steel SA-340
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi
Temperatur : 48 °C
Tekanan : 1 atm
Diameter : 0,3968 m
Panjang shell : 3,9602 m
Panjang tangki : 3,9602 + 2(0,0992) = 4,1586 m
Tebal silinder (t) : ¼ in
5.29 Reaktor (R-210)
Fungsi : tempat terjadinya reaksi
Jenis : Tower
Bentuk : Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah torispherical
Bahan konstruksi : cabon steel SA-299
Jumlah : 1 unit
Volume reaktor : 6,2297 m3
Kondisi operasi :
- Temperatur : 400 °C
- Tekanan operasi : 5 atm
Kondisi fisik
- Tinggi Tangki : 3,2594 m
Silinder
Tutup
- Diameter : 1,6297 m
- Tinggi : 0,4074 m
- Tebal : 1,5 in
Jaket Pendingin
- Diameter Dalam : 64,1629 in = 1,7047 m
- Tebal jaket : 0,5 in
5.30 Menara Oksidasi (T-303)
Fungsi : Mereaksikan gas NO dengan oksigen
Jenis : Tower
Bentuk : Silinder vertikal dengan tutup elipsoidal
Jumlah : 1
Konstruksi Material : Stainless steel 446
• Tekanan operasi : 1 atm
• Suhu operasi : 49 °C
Panjang silinder : 17,4486
Diameter : 8,7243 m
Tebal silinder : 1 in
5.31 Absorber (T-304)
Fungsi : Menyerap gas NO2
Bentuk : Silinder tegak.
Bahan Konstruksi : Stainless steel
Diameter absorber : 0,7208 m
Tinggi tahapan teoritis : 0,9065 m
Tinggi absorber : 2,02 m
Tebal dinding kolom : 3,0004 cm
5.32 Kondensor Kolom Destilasi I (E-302)
Fungsi : Menurunkan temperatur campuran asam nitrat, asam klorida
dan air sampai temperatur dew point-nya tercapai.
Jenis : DoublePipe Heat Exchanger
Bahan konstruksi : baja karbon
Dipakai : Pipa 4 × 3 in IPS, 20 ft hairpin
Jumlah : 1 unit
Diameter 1 : 0,2917 ft
Diameter 2 : 0,3355 ft
Panjang : 79,3297 ft
∆Pa : 0,7757 psi
∆Pp : 0,2579 psi
5.33 Reboiler Destilasi I (E-303)
Fungsi : memanaskan kembali umpan dstilasi dari suhu 89,5 0C sampai
Jenis : 1-2 shell and tube
Dipakai : 1 in OD Tube 10 BWG, panjang = 20 ft, 2 pass
Jumlah : 1 unit
Shell
• Diameter (ID) : 8 in
• Baffle space : 3 in
• ∆P : 0,0032 psi
Tube
• Jumlah : 14
• Diameter(ID) : 0,4210 in
• Panjang : 20 ft
• ∆P : 1,9077 psi
5.34 Heater (E-101)
Fungsi : memanaskan umpan dari 91.083 0C sampai 400 0C
Jenis : 2-4 shell and tube
Dipakai : 1 in OD Tube 16 BWG, panjang = 15 ft, 4 pass
Jumlah : 1 unit
Bahan : commercial steel
Shell
• Diameter (ID) : 12 in
• Baffle space : 6 in
• ∆P : 0,3663 psi
Tube
• Jumlah : 40
• Diameter(ID) : 0,870 in
• Panjang : 15 ft
• ∆P : 0,2540 psi
Fungsi : mengubah fasa umpan dari cairan menjadi gas
sebelum dialirkan ke reaktor pada suhu 250 C
menjadi 1000 C
Jenis : 2-4 shell and tube
Dipakai : 1 in OD Tube 16 BWG, panjang = 20 ft, 4 pass
Jumlah : 1 unit
Bahan : commercial steel
Shell
• Diameter (ID) : 8 in
• Baffle space : 5 in
• ∆P : 0,5513 psi
Tube
• Jumlah : 14
• Diameter(ID) : 0,870 in
• Panjang : 20 ft
• ∆P : 0,2477 psi
5.36 Cooler (E-201)
Fungsi : mendinginkan produk dari 400 0C sampai 48 0C
Jenis : 1-4 shell and tube
Dipakai : 1 1/2 in OD Tube 16 BWG, panjang = 15 ft, 4 pass
Jumlah : 1 unit
Bahan : commercial steel
Shell
• Diameter (ID) : 37 in
• Baffle space : 10 in
• ∆P : 0,0015 psi
Tube
• Jumlah : 217
• Diameter(ID) : 1,37 in
• Panjang : 15 ft
5.37 Heater (E-301)
Fungsi : memanaskan umpan ke destilasi dari suhu 48 0C
sampai 89,5 0C
Jenis : 1-2 shell and tube
Dipakai : 1 in OD Tube 16 BWG, panjang = 15 ft, 2 pass
Jumlah : 1 unit
Bahan : commercial steel
Shell
• Diameter (ID) : 8 in
• Baffle space : 6 in
• ∆P : 0,0565 psi
Tube
• Jumlah : 16
• Diameter(ID) : 8,70 in
• Panjang : 15 ft
• ∆P : 1,4019 psi
5.38 Kondensor Destilasi II (E-304)
Fungsi : menurunkan temperatur asam nitrat, asam klorida,
nitrometana dan air sampai temperatur dew point-nya
tercapai
Jenis : 1-2 shell and tube
Dipakai : 1 in OD Tube 16 BWG, panjang = 20 ft, 2 pass
Jumlah : 1 unit
Bahan : commercial steel
Shell
• Diameter (ID) : 21,25 in
• Baffle space : 2,5 in
• ∆P : 0,0821 psiTube
• Jumlah : 166
• Panjang : 20 ft
• ∆P : 0,2867 psi
5.39 Reboiler Destilasi II (E-305)
Fungsi : memanaskan kembali umpan destilasi dari suhu
108,90C sampai 120 0C
Jenis : 1-2 shell and tube
Dipakai : 1 in OD Tube 10 BWG, panjang = 20 ft, 2 pass
Jumlah : 1 unit
Bahan : commercial steel
Shell
• Diameter (ID) : 8 in
• Baffle space : 2,5 in
• ∆P : 0,0032 psiTube
• Jumlah : 14
• Diameter(ID) : 0,4210 in
• Panjang : 15 ft
• ∆P : 1,7405 psi
5.40 Pressure Swing Adsorber (T-104)
Fungsi : memurnikan gas metana yang akan direcycle
Jenis : Fixed bed ellipsoidal
Bahan Carbon steel, SA-238 grade C
Kondisi operasi
• T : 3110C
• P : 10 atm
Diameter tangki : 3,6043 m
Tinggui tangki : 5,4065 m
Tinggi head : 1,8022 m
Tinggi total : 7,2087 m
5.41 Kompresor I (C-101)
Fungsi : menaikkan tekanan umpan dari 2,5 atm sampai 5 atm sebelum
dimasukkan ke reaktor
Jenis : Centrifugal compressor
Jumlah :1 unit
Bahan :Commercial steel
Tekanan masuk : 2,5 atm
Tekanan keluar : 5 atm
Daya :400 hp
5.42 Expander I (C-301)
Fungsi : menurunkan tekanan gas recycle dari 10 atm menjadi 5 atm
Jenis : Centrifugal compressor
Jumlah :1 unit
Bahan :Commercial steel
Tekanan masuk : 10 atm
Tekanan keluar : 5 atm
Daya :500 hp
5.43 Kompresor 2 (C-3010
Fungsi : menaikkan tekanan gas dari 5 atmsampai 10 atm sebelum
dipisahkan
Jenis : Centrifugal compressor
Jumlah : 1 unit
Bahan : Commercial steel
Tekanan masuk : 5 atm
Tekanan keluar : 10 atn
Daya : 70 hp
5.44 Expander (C-302)
Fungsi : menurunkan tekanan gas dari 10 atm menjadi 5 atm
Jumlah :1 unit
Bahan :Commercial steel
Tekanan masuk : 10 atm
Tekanan keluar : 5 atm
Daya :100 hp
5.45 Tangki Akumulator Destilasi(V-302)
Fungsi :menyimpan larutan yang diperoleh dari kondensor
destilasi I untuk sementara
Bentuk : silinder dengan alas datar dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285 grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi penyimpanan :
•Temperatur : 77,6°C
•Tekanan : 0,55 bar = 5,5 kPa = 9,9771 psia
Silinder
•Diameter : 1,1465 m
•Tebal : ½ in
•Tinggi : 3,4394 m
5.46 Tangki Akumulator Destilasi II(V-303)
Fungsi :menyimpan larutan yang diperoleh dari kondensor
destilasi II untuk sementara
Bentuk : silinder dengan alas datar dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285 grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi penyimpanan :
•Temperatur : 91,45°C
•Tekanan : 0,745 bar = 74,5 kPa = 10,8053 psia
Silinder
•Diameter : 0,8129 m
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
Pengoperasian suatu pabrik kimia harus memenuhi beberapa persyaratan
yang ditetapkan dalam perancangannya. Persyaratan tersebut meliputi keselamatan,
spesifikasi produk, peraturan mengenai lingkungan hidup, kendala operasional, dan
faktor ekonomi. Pemenuhan persyaratan tersebut berhadapan dengan keadaan
lingkungan yang berubah-ubah, yang dapat mempengaruhi jalannya proses atau yang
disebut disturbance (gangguan) (Stephanopoulus, 1984). Adanya gangguan tersebut
menuntut penting dilakukannya pemantauan secara terus-menerus maupun
pengendalian terhadap jalannya operasi suatu pabrik kimia untuk menjamin
tercapainya tujuan operasional pabrik. Pengendalian atau pemantauan tersebut
dilaksanakan melalui penggunaan peralatan dan engineer (sebagai operator terhadap
peralatan tersebut) sehingga kedua unsur ini membentuk satu sistem kendali terhadap
pabrik.
Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol
untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol, penunjuk, pencatat, dan
pemberi tanda bahaya. Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga
mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolannya dapat dilakukan secara manual atau
otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada
pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat
instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang diatas papan
instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan dalam suatu ruang
kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol otomatis)
(Timmerhaus, 2004).
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen
adalah:
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas,
pH, humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan
variabel lainnya.
Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari :
1. Elemen Perasa / sensing (Primary Element)
Elemen yang merasakan (menunjukkan) adanya perubahan dari harga
variabel yang diukur.
2. Elemen pengukur (measuring element)
Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya
perubahan temperatur, tekanan, laju aliran, maupun tinggi fluida. Perubahan
ini merupakan sinyal dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke
elemen pengontrol.
3. Elemen pengontrol (controlling element)
Elemen pengontrol yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur
perubahan-perubahan proses tersebut sama dengan nilai set point (nilai yang
diinginkan). Dengan demikian elemen ini dapat segera memperkecil ataupun
meniadakan penyimpangan yang terjadi.
4. Elemen pengontrol akhir (final control element)
Elemen ini merupakan elemen yang akan mengubah masukan yang keluar
dari elemen pengontrol ke dalam proses sehingga variabel yang diukur tetap
berada dalam batas yang diinginkan dan merupakan hasil yang dikehendaki.
Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan
semi otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan
dengan mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel
yang dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel
pada kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara
semi otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi
pada variabel yang dikontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai yang
diinginkan dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai pencatat
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah
(Timmerhaus, 2004) :
1. Range yang diperlukan untuk pengukuran
2. Level instrumentasi
3. Ketelitian yang dibutuhkan
4. Bahan konstruksinya
5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses
Instrumentasi yang umum digunakan dalam pabrik adalah :
1. Untuk variabel temperatur:
• Temperature Indicator (TI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
menunjukkan temperatur dari suatu alat.
• Temperature Controller (TC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
mengkontrol temperatur suatu alat. Dengan menggunakan temperature
controller, para engineer dapat melakukan pengendalian terhadap peralatan
sehingga temperatur peralatan tetap berada dalam range yang diinginkan.
Temperature controller kadang-kadang juga dapat mencatat temperatur dari
suatu peralatan secara berkala (Temperature Recorder).
• Temperature Indicator Control Alarm (TICA) adalah instrumen yang
digunakan untuk tiga fungsi instrumen temperatur sekaligus yaitu
menunjukkan, mengkontrol temperatur dan membunyikan alarm jika terjadi
perubahan temperatur dari suatu peralatan
2. Untuk variabel tinggi permukaan cairan
• Level Indicator (LI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
menunjukkan ketinggian cairan dalam suatu alat.
• Level Controller (LC) adalah instumentasi yang digunakan untuk
mengkontrol ketinggian cairan dalam suatu alat. Dengan menggunakan level
controller, para engineer juga dapat melakukan pengendalian ketinggian
cairan dalam peralatan tersebut.
• Pressure Indicator (PI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
menunjukkan tekanan operasi suatu alat.
• Pressure Controller (PC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
mengamati tekanan operasi suatu alat. Para engineer juga dapat melakukan
perubahan tekanan dari peralatan operasi. Pressure controller dapat juga
dilengkapi pencatat tekanan dari suatu peralatan secara berkala (Pressure
Recorder).
• Pressure Indicator Control Alarm (PICA) adalah instrumen yang digunakan
untuk tiga fungsi instrumen tekanan sekaligus yaitu menunjukkan tekanan,
membunyikan alarm jika terjadi perubahan tekanan dan mengkontrol
tekanan dari suatu peralatan
4. Untuk variabel aliran cairan
• Flow Indicator (FI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
menunjukkan laju aliran atau cairan suatu alat.
• Flow Controller (FC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
mengamati laju alir larutan atau cairan yang melalui suatu alat dan bila
[image:60.595.123.529.495.751.2]terjadi perubahan dapat melakukan pengendalian.
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Nitrometana
No. N a m a A l a t Jenis Instrumen
1. Kompressor Pressure Controller (PC)
2. Ekspander Pressure Controller (PC)
3. Pompa Flow Controller (FC)
4. Menara Oksidasi Flow Controller (FC)
5. Heater / Kondensor Flow Controller (FC)
Pressure Indicator (PI)
6. Kolom Absorbsi Flow Controller (FC)
7. Reaktor
Flow Controller (FC)
Temperature Controller (TC)
Pressure Indicator (PI)
8. Adsorber (PSA) Flow Controller (FC)
Pressure Controller (PC)
9. Knock out drum Level Indicator (LI)
10. Tangki Level Indicator (LI)
11. Unit distilasi tray
Flow Controller (FC)
Temperature Controller (TC)
Level Indicator (LI)
FC
PI TC
TC FC
LI
Kolom distilasi tray
TC FC
Reaktor
PC
Kompressor
PC
Ekspander
FC
Pompa
Heater / Kondensor
LI
Knock out drum Tangki
LI
PI PI
Menara Oksidasi
FC
Blower
Adsorber (PSA)
[image:62.595.108.488.141.465.2]Absorber
Gambar 6.1 Instrumentasi pada alat
6.2 Keselamatan Kerja Pabrik
Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik,
oleh karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud
tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan
pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi. Semakin tinggi tingkat
keselamatan kerja dari suatu pabrik maka makin meningkat pula aktivitas kerja para
karyawan. Hal ini disebabkan oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin dan
suasana kerja yang menyenangkan. Untuk mencapai hal tersebut adalah menjadi
tanggung jawab dan kewajiban para peranc