• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nihongo No Bunshou Ni Okeru (Kibou) O Arawasu Toshite No –Tai To –Tagaru Toiu Jodoushi No Bunseki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Nihongo No Bunshou Ni Okeru (Kibou) O Arawasu Toshite No –Tai To –Tagaru Toiu Jodoushi No Bunseki"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS JODOUSHI -TAI DAN -TAGARU SEBAGAI BENTUK

PENGUTARAAN ( INGIN ) DALAM

KALIMAT BAHASA JEPANG

NIHONGO NO BUNSHOU NI OKERU ( KIBOU ) O ARAWASU

TOSHITE NO –TAI TO –TAGARU TOIU JODOUSHI NO

BUNSEKI

SKRIPSI

Oleh :

NIM : 080722002

SUNDARA ANGGA PRATAMA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SASTRA JEPANG EKSTENSI

MEDAN

(2)

ANALISIS JODOUSHI -TAI DAN -TAGARU SEBAGAI BENTUK

PENGUTARAAN ( INGIN ) DALAM

KALIMAT BAHASA JEPANG

NIHONGO NO BUNSHOU NI OKERU ( KIBOU ) O ARAWASU

TOSHITE NO –TAI TO –TAGARU TOIU JODOUSHI NO

BUNSEKI

SKRIPSI

Oleh :

NIM : 080722002

SUNDARA ANGGA PRATAMA

Pembimbing

NIP. 19691011 2002 12 1 001 MUHAMMAD PUJIONO S.S M.Hum

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi

Salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang ilmu Sastra Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SASTRA JEPANG EKSTENSI

MEDAN

(3)

Disetujui Oleh :

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

Jurusan Sastra Jepang Ekstensi

Ketua,

NIP. 19580704 1984 12 1 001

Prof. Drs. Hamzon Situmorang M.S Ph.D

(4)

PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra dalam bidang ilmu Sastra Jepang pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Pada : Tanggal : Hari :

FAKULTAS SASTRA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001

Dr. Syahron Lubis, M.A.

Panitia Ujian

No

Nama

Tanda Tangan

1. Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S, Ph.D (

)

2. Muhammad Pujiono, S.S, M.Hum

(

)

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya penulis dapat merampungkan seluruh proses penulisan skripsi yang berjudul “ Analisis Jodoushi -Tai Dan -Tagaru Sebagai Bentuk Pengutaraan ( Ingin ) Dalam Kalimat Bahasa Jepang ”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang Ekstensi Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis,M.A. selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S, Ph.D selaku Ketua Jurusan Sastra Jepang Ekstensi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

3. Bapak Muhammad Pujiono, S.S, M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, serta tenaga dalam membimbing serta memberikan koreksi dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 4. Seluruh staf pengajar Jurusan Sastra Jepang Ekstensi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dengan sabar.

5. Seluruh keluarga saya terutama bapak, ibu, dan adik yang telah memberikan doa dan dukungan penuh kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. 6. Novita Mandiara Nasution yang telah banyak membantu, memotivasi,

(6)

7. Rekan – rekan mahasiswa angkatan 2008 Jurusan Sastra Jepang Ekstensi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah menjadi teman seiring sejalan selama masa perkuliahan.

8. Semua sahabat–sahabat saya, Jurusan D3 Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. HINODE.. GANBARE..

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima koreksi atau saran dari pembaca. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan siapa saja yang membutuhkan informasi yang tersedia didalamnya.

Medan, Desember 2010 Penulis

080722002

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 4

1.3Ruang Lingkup Pembahasan ... 5

1.4Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 5

1.5Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.6Metode Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP VERBA BANTU -TAI DAN –TAGARU……… 9

2.1 Pengertian Jodoushi ... 9

2.2 Jenis – Jenis Jodoushi ... 11

2.3 Verba Bantu -Tai dan -Tagaru ... 18

2.3.1 Verba Bantu -Tai ... 18

2.3.2 Verba Bantu -Tagaru ... 21

2.4 Perbedaan Pemakaian Verba Bantu -Tai dan -Tagaru Dari Segi Si Pelaku Pemakainya ... 22

BAB III ANALISIS JODOUSHI –TAI DAN –TAGARU SEBAGAI BENTUK PENGUTARAAN ( INGIN ) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG………. 26

3.1 Analisis Pemakaian Verba Bantu -Tai ... 26

3.2 Analisis Pemakaian Verba Bantu -Tagaru ... 30

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

4.1 Kesimpulan ... 35

4.2 Saran ... 37

(8)

ABSTRAK

Bahasa memegang peranan penting sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Pada waktu berkomunikasi, khususnya dalam bahasa Jepang, kita sering memakai kata kerja bantu atau verba bantu, yang dalam bahasa Jepang disebut jodoushi. Jodoushi digolongkan ke dalam fuzokugo ( 付 属 語 ) dan jodoushi

mempunyai banyak jenis.

Salah satu contohnya adalah verba bantu -Tai dan -Tagaru. Kedua verba ini memiliki arti yang sama yaitu menyatakan keinginan. Di dalam pemakaian –tai dan – tagaru walaupun sama-sama memiliki makna yang menyatakan keinginan tetapi dibedakan dari si pelaku pemakainya dalam kalimat. Contoh :

私 は 日本語 の 先生 に なりたい

父 は 新しい 製品 が 出る と、すぐに 買い

たがります

Verba bantu -tai dipakai untuk menyatakan keinginan atau harapan pembicara dan lawan bicara. .Verba bantu -tai biasa dipakai setelah verba ( kata kerja ) dan dapat berkonjugasi (berubah). Contoh :

Kemudian setelah kata benda dapat dipakai partikel が atau をterhadap kata

kerja transitif. Contoh :

私 は ジュース を(が)のみたい。

私 は てんぷら を(が)たべたいです

Tetapi terhadap kata kerja intransitif, setelah kata yang menunjukkan tempat diikuti oleh partikel へ. Contoh :

(9)

私 は 沖縄 へ いきたいです

Verba Bantu -Tagaru untuk menyatakan keinginan atau harapan orang ketiga dan kata benda ketiga yang dibicarakan dipakai verba bantu -tagaru ( -tagatte iru ). Digunakan setelah verba (kata kerja). Contoh :

Ada bentuk lain dari verba bantu ini, yaitu bentuk -garu. Verba bantu -garu hanya dapat diikuti oleh kata sifat saja . Verba bantu -garu ini artinya adalah merasa atau lebih dekat ke perasaan. Contoh :

子供 は 友達 が 持っている の と 同じ 物 を 欲しがります

Pada kalimat diatas pelaku atau si pemakainya adalah anak-anak dan sebelum kata garu dapat diikuti oleh kata sifat –i.

母 は 地震 の ニュース を 聞く と、とても 不安がります

Kalimat diatas pelakunya adalah ibu dan sebelum kata -garu dapat juga diikuti oleh kata sifat –na.

妹 は ちいさい けが でも 痛がります

Kalimat diatas si pemakainya adalah adik dan sebelum kata -garu diikuti oleh kata sifat -i.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat sebagai alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan daripada makhluk lainnya yang ada di muka bumi ini. Dengan menggunakan bahasa kita dapat menyampaikan gagasan, pikiran, atau ide yang kita miliki yang kemudian dimengerti oleh lawan bicara. Melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkan. Bahasa memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan serta latar belakang suatu bangsa. Menurut Simatupang (1999 : 8) bahwa:

“…bahasa juga terdiri [atas] sistem makna dan fungsi yang mengikatnya dengan hal – hal yang berada di luar bahasa, yaitu konteks sosial budaya dan dunia kenyataan. Dari pihak pemakai bahasa, malah aspek makna dan fungsi bahasalah yang lebih penting. Untuk memenuhi kebutuhannya yang beraneka ragam, seseorang berkomunikasi dengan orang lain [biasanya] dengan memakai bahasa sebagai alat utamanya. Dalam berkomunikasi, seorang penutur bahasa yang telah dewasa akan memusatkan perhatiannya pada cara dan alat yang tepat, dengan mempertimbangkan situasi bicara (konteks sosial budaya) dalam menyampaikan maksudnya (makna)…”

(11)

Pada waktu kita berkomunikasi, khususnya dalam bahasa Jepang, kita sering memakai kata kerja bantu atau verba bantu, yang dalam bahasa Jepang disebut jodoushi.

Dalam buku Sudjianto Gramatika Bahasa Jepang Modern, jodoushi ( 助動

) di terjemahkan menjadi verba bantu. Pemakaian istilah verba bantu ini tidak

terlepas dari huruf kanji yang dipakai untuk menulis kata jodoushi ( 助動詞 ). Huruf

kanji jo ( 助 ) pada jodoushi ( 助動詞 ) (dapat dibaca juga tasukeru) yang berarti

bantu, membantu, atau menolong. Sedangkan dou ( ) pada jodoushi ( 助動詞 )

berarti bergerak. Dan shi ( 詞 ) pada jodoushi ( 助動詞 ) yang berarti kata. Dengan

alasan ini barangkali tidaklah berlebihan apabila jodoushi ( 助動詞 )secara langsung

diterjemahkan menjadi verba bantu.

Dalam bahasa Jepang jumlah verba bantu sangat banyak. Di bawah ini beberapa contoh kalimat verba bantu dalam bahasa Jepang, diantaranya:

1. 私 は ジュース を(が)のみたい。

Watashi wa juusu o (ga) nomitai. Saya ingin minum jus.

2. タナカ さん は テニス を したがる。

Tanaka san wa tenisu o shitagaru. Tanaka ingin bermain tenis.

3. あのひと は せんせい です。

Anohito wa sensei desu. Orang itu adalah pengajar.

4. アミル さん は きのう あさごはん を たべない で がっこう

へ いった。

(12)

Si Amir kemarin tidak sarapan karena sudah pergi sekolah.

5. タバコ は すわない ほうが いいです よ。

Tabako wa suwanai houga ii desu yo. Ayo sebaiknya tidak merokok.

Contoh kalimat di atas dari (Sudjianto, 1996 : 119).

Verba bantu -tai pada kalimat 1 memberikan arti suatu keinginan atau harapan sehubungan dengan verba nomu yang ada sebelumnya. Verba bantu -tagaru pada kalimat 2 memberikan arti suatu keinginan orang ketiga sehubungan dengan verba suru yang ada sebelumnya. Demikian juga verba bantu desu pada kalimat 3 dan 5

memberikan arti suatu keputusan atau ketetapan sehubungan dengan kata-kata sensei dan ii. Verba bantu nai pada kalimat no. 4 menyatakan bentuk negatif sehubungan dengan verba taberu dan verba bantu ta pada kalimat 4 meyatakan bentuk lampau sehubungan dengan verba iku.

Dalam skripsi ini, penulis akan membahas lebih lanjut tentang verba bantu -Tai dan -Tagaru. Kedua verba ini memiliki arti yang sama yaitu menyatakan keinginan. Di dalam pemakaian –tai dan –tagaru walaupun sama-sama memiliki makna yang menyatakan keinginan tetapi dibedakan dari si pelaku pemakainya dalam kalimat.

Berdasarkan pengalaman penulis, -Tai dan -Tagaru yang dipelajari dalam buku – buku teks pelajaran bahasa Jepang, lebih cenderung menekankan persamaan arti, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan yaitu : ‘kemauan, keinginan’ . Namun kedua jenis ini sebenarnya mempunyai perbedaan – perbedaan dan ciri khas masing – masing.

Contoh : ―日本 へ いきたい。

(13)

Kedua kalimat ini mempunyai arti yang sama, yaitu : ‘ ingin pergi ke Jepang .’

Pemakaian -Tai atau -Tagaru memerlukan ketelitian serta pemahaman yang benar untuk bisa dapat memakai verba bantu ini secara tepat dan benar dalam suatu kalimat.

Untuk itulah penulis tertarik untuk membahas tentang bagaimana pemakaian verba bantu -Tai dan -Tagaru dari segi si pelaku pemakainya dalam kalimat bahasa Jepang serta menganalisis kedua jenis verba bantu tersebut pada kalimat-kalimat bahasa Jepang.

1.2 Perumusan masalah

Verba bantu -Tai dan -Tagaru mempunyai arti yang sama secara leksikal. Leksikal artinya yang berhubungan dengan kamus dan dapat kait lihat di dalam buku kamus bahasa. Untuk itu, di dalam skripsi ini akan dikupas satu persatu kedua verba bantu tersebut yang akan menjadi permasalahan. Dan permasalahannya bukan hanya terletak pada sekedar kemiripan, namun oleh karena seringnya terjadi salah pemakaian karena kedua verba bantu tersebut mempunyai perbedaan nuansa dalam suatu kalimat. Hal inilah yang menyulitkan pembelajar maupun penulis sendiri karena tidak tahu cara pemakaiannya dengan tepat.

Di dalam bentuk pertanyaan, masalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah pemakaian verba bantu -Tai dan -Tagaru dalam suatu kalimat?” Selanjutnya pertanyaan tersebut akan diturunkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan yang lebih khusus lagi sebagai berikut :

1. Bagaimanakah letak perbedaan -Tai dan -Tagaru dari segi si pelaku pemakainya ?

(14)

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Verba bantu -Tai dan -Tagaru dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kemauan, keinginan. Akan tetapi, kedua verba bantu ini tidak dapat digunakan begitu saja karena disesuaikan dengan kondisi yang tepat. Sebelum membahas inti permasalahan, penulis perlu menjelaskan juga pengertian serta jenis-jenis jodoushi. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :

1. Pengertian verba bantu (jodoushi) dalam bahasa Jepang.. 2. Jenis – jenis jodoushi dalam bahasa Jepang.

3. Perbedaan verba bantu -Tai dan -Tagaru dari segi si pelaku pemakainya.

4. Analisis pemakaian verba bantu -Tai dan -Tagaru sebagai verba bantu keinginan dalam kalimat bahasa Jepang

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

a. Tinjauan Pustaka

Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, yang digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri. Sebagai sebuah sistem maka bahasa tersebut oleh suatu aturan, kaidah, atau pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata maupun tata kalimat. Bila aturan, kaidah, pola ini dilanggar, maka komunikasi dapat terganggu. (Abdul Chaer, 1997 : 1)

(15)

1. 動詞doushi (kata kerja)

2. 形容詞keiyoushi (kata sifat yang berakhiran –i)

3. 形容動詞keiyoudoushi (kata sifat yang berkhiran –na) 4. 名詞meishi (kata benda)

5. 副詞fukushi (kata keterangan)

6. 連体詞rentaishi (pra kata benda)

7. 接続詞setsuzokushi (kata sambung)

8. 感動詞kandoushi (kata seru / kata sapaan / kata panggilan)

9. 助動詞jodoushi (kata kerja kopula)

10. 助詞joshi (kata bantu)

-Tai dan -Tagaru yang akan dibahas ini termasuk jodoushi. Kedua verba bantu ini tidak dapat berdiri sendiri. Dan juga tidak dapat dimengerti artinya bila kita mengucapkannya begitu saja. Kata – kata seperti ini akan mempunyai arti yang jelas bila bila dilekatkan pada sebuah kata yang lain. Untuk itulah perlu digunakan suatu pendekatan linguistik.

b. Kerangka Teori

Sesuai dengan judul skripsi ini, teori atau pendekatan yang digunakan untuk menganalisis penggunaan verba bantu adalah pendekatan linguistik dalam kajian semantik. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Kata linguistik diturunkan dari kata bahasa Latin ‘ lingua ’.

Secara popular orang sering mengatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa sebagai objek kajiiannya atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia menurut Martinet dalam Chaer (1994 : 1-2).

(16)

mengkaji seluk – beluk bahasa pada umumnya. Sebagai ilmu linguistik mempunyai beberapa bidang kajian yang menyangkut struktur - struktur dasar tertentu, salah satunya yaitu bidang kajian makna (semantik).

Kata semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu sema (kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti ‘menandai’ atau ‘melambangkan’. Yang dimaksud dengan tanda atau semantik disini sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistik.

Kata semantik ini kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan makna atau arti dalam bahasa. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang makna dan arti (Ferdinand de Saussure dalam Chaer : 1990 : 2). Objek kajian semantik antara lain: makna kata (go no imi), relasi makna (go no imi kankei), dan makna kalimat (bun no imi).

Menurut Chaer (1994 : 59) makna itu terbagi dua yaitu makna leksikal dan makna gramatikal. Dalam bahasa Jepang makna leksikal disebut jishou teki imi (makna kamus) atau goi teki imi (makna kata) adalah makna kata sesungguhnya sesuai dengan referensinya sebagai hasil pengamatan indera dan terlepas dari unsur gramatikalnya, atau bisa juga dikatakan sebagai makna asli sesuatu kata. Sedangkan makna gramatikal yang dalam bahasa Jepang disebut bunpou teki imi (makna kalimat) yaitu makna yang muncul akibat proses gramatikalnya.

Defenisi-defenisi atau konsep-konsep yang penulis kemukakan diatas tadi inilah yang dipakai sebagai acuan dasar dalam penulisan skripsi ini.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(17)

2. Untuk memahami pemakaian verba bantu -tai dan -tagaru dari segi si pelaku pemakainya yang terdapat dalam kalimat bahasa Jepang.

b. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh bila penelitian ini dilakukan adalah : 1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bidang linguistik, khususnya

mengenai pemakaian verba bantu -Tai dan -Tagaru dari segi si pelaku pemakainya dalam kalimat bahasa Jepang.

2. Untuk menambah referensi bagi pengembangan ilmu bahasa di jurusan Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara terutama bidang linguistik.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif ( descriptive research ), yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis (Isyandi, 2003 : 13). Dan penulis juga akan menggunakan metode kepustakaan ( library research), yaitu metode yang menggunakan pengumpulan data-data atau berbagi informasi dengan cara pengumpulan data dari beberapa buku atau referensi yang berkaitan dengan pembahasan (Isyandi, 2003 : 13). Salah satu referensi penting adalah buku Minna No Nihon Go . Setelah data tersebut terkumpul, penulis berusaha menuturkan,

(18)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP VERBA BANTU -TAI DAN -TAGARU

2.1 Pengertian Jodoushi

Dalam tata bahasa Jepang, kata diklasifikasikan menjadi 10 jenis. Satu dari sepuluh kelas kata yang perlu dipelajari para pembelajar bahasa Jepang adalah jodoushi. Jodoushi diterjemahkan menjada verba bantu atau kata kerja bantu.

Pemakaian istilah verba bantu ini tidak terlepas dari huruf Kanji yang dipakai untuk menulis kata jodoushi, yakni :

助 : tasukeru, jo = membantu, menolong

動 : ugoku, dou = gerak

詞 : shi = kata

助動詞 : jodoushi = verba bantu atau kata kerja bantu

Sudjianto menerangkan pendapat dari Yasuo yang tertuang dalam Nihon Bunpou Jiten, bahwa jodoushi adalah salah satu kata yang tidak digolongkan ke dalam

jiritsugo ( 自 立 語 ) atau kata yang dapat berdiri sendiri, melainkan sebaliknya

digolongkan ke dalam fuzokugo ( 付属語 ) atau kata – kata yang tidak dapat berdiri

sendiri. (Yasuo dalam Sudjianto, 1999 : 199)

Contohnya : [masu], [desu], [tai], [nai], [souda], [youda] dan lain – lain. Tidak dapat dimengerti artinya bila kita mengucapkannya begitu saja. Kata – kata seperti ini harus digunakan dengan melekatkannya pada jiritsugo.

(19)

keputusan pembicaradan dapat menambah arti kata yang ada sebelumnya. (Yasuo dalam Sudjianto, 1999 : 199)

Contoh :

1. 私 は ジュース を ( が ) のみたい。 Watashi wa juusu o (ga) nomitai.

Saya ingin minum jus.

2. あの ひと は せんせい です。 Ano hito wa sensei desu.

Orang itu adalah pengajar.

3. アミルさん は きのう あさごはん を たべない で がっこう

へ いった。

Amir san wa kinou asagohan o tabenai de gakkou e itta. Si Amir kemarin tidak sarapan karena sudah pergi sekolah.

4. タバコ は すわない ほうが いいです よ。

Tabako wa suwanai houga ii desu yo. Ayo sebaiknya tidak merokok.

5. タナカさん は サッカ が じょうず です。

Tanaka san wa sakka ga jouzu desu. Tuan Tanaka pandai main bola. 6. はなして みた だけだ。

Hanashite mita dakeda. Hanya sudah mencoba bicara.

7. いしゃ に おさけ を やめさせられました。

Isha ni osake o yamesaseraremashita.

(20)

Contoh kalimat di atas dari (Sudjianto, 1996 : 119).

Verba bantu -tai pada kalimat 1 memberikan arti suatu keinginan atau harapan sehubungan dengan verba nomu yang ada sebelumnya. Demikian juga verba bantu desu dan da pada kalimat 2, 4, 5, 6 memberikan arti suatu keputusan atau ketetapan

sehubungan dengan kata-kata sensei, ii, jouzu. (mita) dake yang ada pada bagian sebelumnya. Verba bantu nai pada kalimat no. 3 menyatakan bentuk negatif sehubungan dengan verba taberu dan verba bantu ta pada kalimat 3 meyatakan bentuk lampau sehubungan dengan verba iku. Sedangkan verba bantu saserareru pada kalimat 7 dipakai untuk menyatakan bentuk kausatif-pasif bagi verba yameru.

2.2 Jenis – jenis Jodoushi

1. Dantei 断定

Verba bantu ini biasanya dipakai pada nomina dan partikel. Selain itu, dapat dipakai juga setelah adjektiva –i, adjektiva –na, dan verba bantu lainnya. Verba bantu ini menyatakan keputusan atau ketetapan. Yang termasuk dantei adalah : です、だ。

Contoh kalimat :

(21)

datta ), dan dipakai juga setelah verba bantu lain seperti : tai, nai, seru, saseru, reru, rareru, ta, dan da.

Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan kembali hal – hal yang telah diucapkan, diberitahukan oleh orang lain. Yang termasuk denbun adalah : そうだ

Contoh : a. この ケーキ は おいしい そうだ

besok akan turun hujan )

Ada dua macam verba bantu yang termasuk jenis ini.

a. Verba bantu う ( u ) biasanya dipakai setelah verba golongan 1 atau setelah

golongan III, atau setelah verba bantu reru, rareru, seru, sareru. Verba bantu

う ( u ) dan よう( you ) dipakai untuk menyatakan kemauan, kehendak,

(22)

4. Jihatsu 自発

Verba bantu jenis ini adalah reru dan rareru. Selain termasuk jenis jihatsu, termasuk juga pada jenis ukemi, kanou, dan sonkei. Verba bantu reru dipakai setelah verba golongan I atau setelah verba suru, sedangkan verba bantu rareru biasanya dipakai setelah verba golongan II. Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan keadaan atau aktivitas yang terjadi atau dilakukan secara tiba – tiba ( tidak direncanakan )

contoh : ちち の こと が 思われる

Verba bantu ini biasa dipakai setelah verba, adjektiva –i, adjektiva –na, atau setelah verba bantu lain seperti seru, saseru, reru, rareru, nai, masu, tai, souda, youda, rashii, da dan desu. Pemakain kako / kanryou ada dua yaitu :

a. Dipakai untuk menyatakan hal – hal yang sudah lampau atau sudah terjadi / dikerjakan. Contoh : 彼 は しんだ

b. Dipakai untuk menyatakan kebiasaan atau sesuatu yang sedang terjadi / dilakukan. Contoh : めがね を か

(23)

bantu reru dipakai setelah verba golongan I, sedangkan verba bantu rareru biasanya dipakai setelah verba golongan II, verba kuru, dan setelah verba bantu lain ( seru dan saseru ). Dan verba bantu suru akan berubah menjadi dekiru.

Contoh : 私 は さけ が 飲まれます

Verba bantu jenis ini adalah u dan you. Selain termasuk jenis kanyuu, u dan you, termasuk juga pada jenis ishi dan suiryou. Pemakaian verba bantu ini sama dengan pemakaian verba bantu jenis ishi, dipakai untuk menyatakan atau bujukan terhadap lawan bicara agar melakukan aktivitas bersama – sama dengan pembicara.

Contoh : いっしょに としょかん へ 行こう

kita pergi ke perpustakaan bersama – sama )

Verba bantu ini dipakai setelah verba dan setelah verba ( kata kerja ). Dipakai untuk menyatakan keinginan atau harapan pembicara, lawan bicara, dan orang – orang yang dibicarakan. Verba bantu yang digunakan adalah :

―たい / ―たがる。

menjadi guru bahasa Jepang )

(24)

( Kucing ingin makan ikan )

9. Shieki 使役

Verba bantu jenis ini adalah seru dan saseru. Verba bantu seru dipakai setelah verba golongan I dan verba suru, sedangkan verba bantu saseru dipakai setelah verba golongan II dan verba kuru.

Verba bantu ini sering disebut verba bantu kausatf, yaitu verba bantu yang dipakai untuk menyatakan bahwa bagian kalimat yang menjadi subjek memperlakukan seseorang atau sesuatu sebagai objeknya agar melakukan suatu aktivitas.

Contoh : ヤマダ さん は タナカ さん に くすり を 飲ませました

Verba bantu jenis sonkei adalah reru dan rareru. Selain termasuk jenis sonkei, reru dan rareru juga termasuk jenis jihatsu, kanou, dan ukemi. Verba bantu reru ini melekat pada verba golongan I dan verba suru, sedangkan verba bantu rareru melekat pada verba golongan II, verba kuru, atau verba bantu lain (seru dan saseru ). Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan rasa hormat pembicara dengan menaikkan derajat orang yang menjadi pokok pembicaraan.

Contoh : 社長 は もう 帰られました

(25)

youda dan souda. Sedangkan verba bantu you dipakai setelah verba golongan III dan verba bantu seru, saseru, reru, rareru. Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan dugaan, perkiraan, atau sangkaan pembicara. Verba bantu ini sering juga diganti menjadi darou dan deshou.

Verba bantu ini dipakai setelah verba bentuk kamus, adjektiva –i bentuk kamus, adjektiva –na, verba bantu (seru, saseru, reru, rareru, nai, dan ta ), nomina, partikel (no, dake dan lain-lain). Dipakai untuk menyatakan suatu perkiraan, dugaan atau anggapan berdasarkan pada hal-hal yang telah dilihat atau didengarnya. Yang termasuk suitei adalah : らしい ( rashi ).

13. Tatoe/ Futashikana dantei/Reiji 例え hujan akan turun )

Verba bantu ini dipakai setelah verba/ adjektiva-i, adjektiva-na, verba bantu lain ( seru, saseru, reru, rareru, tai, ta, nai), partikel ( no ) dan dapat juga dipakai setelah prenomina ( kono, sono, ano dan dono ). Yang termasuk tatoe/ futashikana dantei/ reiji adalah : ようだ ( youda )

(26)

b) Untuk menyatakan suatu keputusan yang tidak pasti. ふたしかな だ

んてい ( futashikana dantei )

c) Untuk menyatakan bahwa hal-hal yang ditujukannya adalah sebagai contoh. れいじ ( reiji )

Adapun pemakaian istilah-istilah diatas, sesuai dengan fungsi verba Bantu tersebut. konsernya akan dimulai )

14. Teinei 丁寧

Verba bantu ini melekat pada verba atau verba bantu lain seperti : reru, rareru, seru dan saseru. Verba bantu ini adalah : ます ( masu ).

menelepon dalam bahasa Jepang? )

Verba bantu ini dipakai setelah verba dan verba bantu lain seperti : seru, saseru, reru dan rareru. Dipakai untuk menyatakan bentuk negatif atau bentuk menyangkal bagi kata sebelumnya. Yang termasuk verba bantu jenis uchikeshi adalah : な い 、 め

( nai, me ).

(27)

Verba bantu reru melekat pada verba bantu golongan I dan verba suru, sedangkan verba bantu rareru melekat pada verba golongan II, verba kuru dan verba bantu lain ( seru dan saseru ). Dipakai untuk menyatakan bntuk pasif dari verba dan ( verba bantu ) sebelumnya.

Verba bantu jenis ini dipakai setelah verba bantu masu ( yang telah dihilangkan masu-nya ), verba bentuk tai dan nai ( yang telah dihilangkan suku kata akhir i-masu-nya ), adjektiva-na ( suku kata akhir na- nya dihilangkan ) atau setelah adjektiva-i ( yang telah dihilangkan suku kata akhir i- nya ).

Dipakai untuk menyatakan atau mengungkapkan kembali tentang suatu hal sesuai dengan keadaan yang telah dilihatnya. Yang termasuk verba jenis youtai adalah :

そうだ ( souda ).

Tampaknya akan turun hujan )

2.3 Verba Bantu -Tai dan -Tagaru

Pada sub bagian ini akan dikemukakan pendapat dari beberapa ahli linguistik, seperti Hamzon Situmorang dalam buku Pengantar Linguistik Bahasa Jepang, Sudjianto dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern, dan Minna No Nihon Go sebagai landasan teoritis dalam mengerjakan skripsi ini.

(28)

Menurut Sudjianto ( 1999 : 132-133 ) dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern, mengatakan kiboo adalah jenis verba bantu yang dipakai untuk menyatakan

keinginan atau harapan pembicara, lawan bicara, dan orang yang dibicarakan. Verba bantu yang termasuk kiboo adalah verba bantu -tai dan -tagaru. Verba bantu -tai/-tagaru biasa dipakai setelah verba ( kata kerja ) dan dapat berkonjugasi

Contoh :

menjadi guru bahasa Jepang )

たい

makan silahkan makan )

たい

Seperti dapat kita lihat pada contoh kalimat-kalimat di atas, verba bantu -tai dipakai untuk menyatakan keinginan atau harapan pembicara dan lawan bicara. Dalam buku Minna No Nihongo Shokyu I Indonesian Version (1998 : 88 ), kata kerja ( bentuk ます ) -たいです. Pernyataan ini menunjukkan keinginan dari si pembicara,

(29)

juga dipakai untuk menanyakan keinginan lawan bicara. Pada ungkapan ini setelah kata benda dapat dipakai partikel が pengganti partikel をseperti contoh pada kalimat

no 2 dibawah. Tetapi kalau bukan untuk partikel を yang menunjukkan objek dari

kata kerja transitif, maka partikelnya tidak dapat diganti dengan が. Kata kerja

( bentuk masu ) -たいperubahannya sama dengan kata sifat い.

Contoh :

1. 私 は 沖縄 へ いきたいです。

Watashi wa Okinawa e ikitai desu. Saya ingin pergi ke Okinawa.

2. 私 は てんぷら を(が)たべたいです。

Watashi wa tempura o (ga) tabetai desu. Saya ingin makan tempura.

3. 神戸 で 何 を (が) 買いたい ですか。

Koube de nani o kaitai desuka. Anda ingin membeli apa di Koube?

。。。靴 を(が)買いたい です。

……. Kutsu o (ga) kaitai desu. ……. Saya ingin membeli sepatu.

4. おなか が 痛い ですから、何も たべたくないです。

Onaka ga itai desu kara, nanimo tabetakunaidesu. Karena saya sakit perut, tidak ingin makan apapun. Catatan :

a. ―たいです tidak bisa dipakai untuk mengungkapkan keinginan orang lain

(30)

b. Kita tidak dapat menggunakan kata kerja ( bentuk ます ) -たいですか

untuk menawarkan sesuatu atau mengajak melakukan sesuatu kepada lawan bicara. Misalnya, waktu kita menawarkan kopi, kita tidak boleh mengatakan

コーヒーを のみたいですか . Dalam hal ini dipakai ungkapan コーヒー

を のみませんか.

2.3.2 Verba Bantu -Tagaru

Untuk menyatakan keinginan atau harapan orang ketiga dan kata benda ketiga yang dibicarakan dipakai verba bantu -tagaru ( -tagatte iru ). Digunakan setelah verba (kata kerja). Tagaru adalah keinginan yang masih akan, sedangkan tagatte iru adalah keinginan yang sudah terjadi. Sudjianto ( 1999 : 133 ) dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern.

Contoh :

1. アリ さん は バリ へ いきたがって います。

Ali san wa Bari e ikitagatte imasu. ( Si Ali ingin pergi ke Bali )

2. おとうと も 日本語 の 先生 に なりたがって います。

Otouto mo nihongo no sensei ni naritagatte imasu. ( Adik laki-laki juga ingin menjadi guru bahasa Jepang )

3. 父 は 新しい 製品 が 出る と、すぐに 買いたがります。

Chichi wa atarashi seihin ga deruto, suguni kaitagarimasu. ( Ayah ingin segera membeli, kalau barang yang baru keluar )

(31)

untuk harapan atau keinginan yang lampau atau keinginan sedang. Morfem ini ada dua buah, satu berbentuk kata sifat ( tai ), dan satu lagi berbentuk kata kerja ( tagaru ). Contoh :

a) Kata kerja golongan pertama

yo-mu = yo-mi + tai, yo-mi + tagaru

yomi = morfem dasar yang berubah dari –yomu. -tai, -tagaru = morfem terikat yang dapat berkonjugasi dalam perubahan waktu.

b) Kata kerja golongan kedua

tabe-ru = tabe + tai, tabe + tagaru

tabe = adalah morfem dasar yang tidak mengalami perubahan bentuk.

-tai, -tagaru = adalah morfem terikat yang dapat mengalami perubahan bentuk menurut pemakaian waktu, atau dapat berkonjugasi.

c) Kata kerja golongan ketiga

ku-ru = ki + tai, ki + tagaru

ki = adalah morfem dasar yang mengalami perubahan daru -ku. -tai, -tagaru = adalah morfem terikat yang dapat mengalami

perubahan bentuk menurut pemakaian waktu, atau dapat berkonjugasi.

2.4 Perbedaan Pemakaian Verba Bantu -Tai dan -Tagaru Dari Segi

Si Pelaku Pemakainya

(32)

si pembicara dan lawan bicara. Sudjianto ( 1999 : 132 ) dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern. Contoh :

1. いしゃ に なりたい

Kalimat diatas yang ingin menjadi dokter adalah si pembaca, dia lah sebagai pelaku atau pemakainya.

Kalimat diatas yang ingin makan adalah si lawan bicara, sebagai pelaku atau pemakainya.

makan silahkan makan )

3. 私 は 学校 へ いきたい

Kalimat diatas yang ingin pergi ke sekolah adalah si pembicara, sebagai pelaku atau pemakainya.

pergi ke sekolah )

Sedangkan verba bantu -tagaru adalah untuk menyatakan keinginan atau harapan orang ketiga dan kata benda ketiga yang dibicarakan, dipakai verba bantu -tagaru ( tagatte iru ). Sudjianto ( 1999 : 133 ) Gramatika Bahasa Jepang Modern.

(33)

Kalimat diatas yang ingin pergi ke Bali adalah si Ali ( orang ketiga ), sebagai pelaku

Kalimat diatas yang ingin menjadi guru bahasa Jepang adalah adik laki-laki (orang ketiga ), sebagai pelaku atau pemakainya

menjadi guru bahasa Jepang )

3. いぬ は ほね を たべたがる

Kalimat diatas yang ingin makan tulang adalah anjing ( kata benda ketiga ), sebagai pelaku atau pemakainya.

makan tulang )

Ada bentuk lain dari verba bantu ini, yaitu bentuk -garu. Verba bantu -garu hanya dapat diikuti oleh kata sifat saja . Verba bantu -garu ini artinya adalah merasa atau lebih dekat ke perasaan.

Contoh :

1. 子供 は 友達 が 持っている の と 同じ 物 を 欲し

Kodomo wa tomodachi ga motte iru no to onaji mono o

がります。

hoshi

(34)
(35)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP VERBA BANTU -TAI DAN -TAGARU

2.1 Pengertian Jodoushi

Dalam tata bahasa Jepang, kata diklasifikasikan menjadi 10 jenis. Satu dari sepuluh kelas kata yang perlu dipelajari para pembelajar bahasa Jepang adalah jodoushi. Jodoushi diterjemahkan menjada verba bantu atau kata kerja bantu.

Pemakaian istilah verba bantu ini tidak terlepas dari huruf Kanji yang dipakai untuk menulis kata jodoushi, yakni :

助 : tasukeru, jo = membantu, menolong

動 : ugoku, dou = gerak

詞 : shi = kata

助動詞 : jodoushi = verba bantu atau kata kerja bantu

Sudjianto menerangkan pendapat dari Yasuo yang tertuang dalam Nihon Bunpou Jiten, bahwa jodoushi adalah salah satu kata yang tidak digolongkan ke dalam

jiritsugo ( 自 立 語 ) atau kata yang dapat berdiri sendiri, melainkan sebaliknya

digolongkan ke dalam fuzokugo ( 付属語 ) atau kata – kata yang tidak dapat berdiri

sendiri. (Yasuo dalam Sudjianto, 1999 : 199)

Contohnya : [masu], [desu], [tai], [nai], [souda], [youda] dan lain – lain. Tidak dapat dimengerti artinya bila kita mengucapkannya begitu saja. Kata – kata seperti ini harus digunakan dengan melekatkannya pada jiritsugo.

(36)

keputusan pembicaradan dapat menambah arti kata yang ada sebelumnya. (Yasuo dalam Sudjianto, 1999 : 199)

Contoh :

1. 私 は ジュース を ( が ) のみたい。 Watashi wa juusu o (ga) nomitai.

Saya ingin minum jus.

2. あの ひと は せんせい です。 Ano hito wa sensei desu.

Orang itu adalah pengajar.

3. アミルさん は きのう あさごはん を たべない で がっこう

へ いった。

Amir san wa kinou asagohan o tabenai de gakkou e itta. Si Amir kemarin tidak sarapan karena sudah pergi sekolah.

4. タバコ は すわない ほうが いいです よ。

Tabako wa suwanai houga ii desu yo. Ayo sebaiknya tidak merokok.

5. タナカさん は サッカ が じょうず です。

Tanaka san wa sakka ga jouzu desu. Tuan Tanaka pandai main bola. 6. はなして みた だけだ。

Hanashite mita dakeda. Hanya sudah mencoba bicara.

7. いしゃ に おさけ を やめさせられました。

Isha ni osake o yamesaseraremashita.

(37)

Contoh kalimat di atas dari (Sudjianto, 1996 : 119).

Verba bantu -tai pada kalimat 1 memberikan arti suatu keinginan atau harapan sehubungan dengan verba nomu yang ada sebelumnya. Demikian juga verba bantu desu dan da pada kalimat 2, 4, 5, 6 memberikan arti suatu keputusan atau ketetapan

sehubungan dengan kata-kata sensei, ii, jouzu. (mita) dake yang ada pada bagian sebelumnya. Verba bantu nai pada kalimat no. 3 menyatakan bentuk negatif sehubungan dengan verba taberu dan verba bantu ta pada kalimat 3 meyatakan bentuk lampau sehubungan dengan verba iku. Sedangkan verba bantu saserareru pada kalimat 7 dipakai untuk menyatakan bentuk kausatif-pasif bagi verba yameru.

2.2 Jenis – jenis Jodoushi

1. Dantei 断定

Verba bantu ini biasanya dipakai pada nomina dan partikel. Selain itu, dapat dipakai juga setelah adjektiva –i, adjektiva –na, dan verba bantu lainnya. Verba bantu ini menyatakan keputusan atau ketetapan. Yang termasuk dantei adalah : です、だ。

Contoh kalimat :

(38)

datta ), dan dipakai juga setelah verba bantu lain seperti : tai, nai, seru, saseru, reru, rareru, ta, dan da.

Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan kembali hal – hal yang telah diucapkan, diberitahukan oleh orang lain. Yang termasuk denbun adalah : そうだ

Contoh : a. この ケーキ は おいしい そうだ

besok akan turun hujan )

Ada dua macam verba bantu yang termasuk jenis ini.

a. Verba bantu う ( u ) biasanya dipakai setelah verba golongan 1 atau setelah

golongan III, atau setelah verba bantu reru, rareru, seru, sareru. Verba bantu

う ( u ) dan よう( you ) dipakai untuk menyatakan kemauan, kehendak,

(39)

4. Jihatsu 自発

Verba bantu jenis ini adalah reru dan rareru. Selain termasuk jenis jihatsu, termasuk juga pada jenis ukemi, kanou, dan sonkei. Verba bantu reru dipakai setelah verba golongan I atau setelah verba suru, sedangkan verba bantu rareru biasanya dipakai setelah verba golongan II. Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan keadaan atau aktivitas yang terjadi atau dilakukan secara tiba – tiba ( tidak direncanakan )

contoh : ちち の こと が 思われる

Verba bantu ini biasa dipakai setelah verba, adjektiva –i, adjektiva –na, atau setelah verba bantu lain seperti seru, saseru, reru, rareru, nai, masu, tai, souda, youda, rashii, da dan desu. Pemakain kako / kanryou ada dua yaitu :

a. Dipakai untuk menyatakan hal – hal yang sudah lampau atau sudah terjadi / dikerjakan. Contoh : 彼 は しんだ

b. Dipakai untuk menyatakan kebiasaan atau sesuatu yang sedang terjadi / dilakukan. Contoh : めがね を か

(40)

bantu reru dipakai setelah verba golongan I, sedangkan verba bantu rareru biasanya dipakai setelah verba golongan II, verba kuru, dan setelah verba bantu lain ( seru dan saseru ). Dan verba bantu suru akan berubah menjadi dekiru.

Contoh : 私 は さけ が 飲まれます

Verba bantu jenis ini adalah u dan you. Selain termasuk jenis kanyuu, u dan you, termasuk juga pada jenis ishi dan suiryou. Pemakaian verba bantu ini sama dengan pemakaian verba bantu jenis ishi, dipakai untuk menyatakan atau bujukan terhadap lawan bicara agar melakukan aktivitas bersama – sama dengan pembicara.

Contoh : いっしょに としょかん へ 行こう

kita pergi ke perpustakaan bersama – sama )

Verba bantu ini dipakai setelah verba dan setelah verba ( kata kerja ). Dipakai untuk menyatakan keinginan atau harapan pembicara, lawan bicara, dan orang – orang yang dibicarakan. Verba bantu yang digunakan adalah :

―たい / ―たがる。

menjadi guru bahasa Jepang )

(41)

( Kucing ingin makan ikan )

9. Shieki 使役

Verba bantu jenis ini adalah seru dan saseru. Verba bantu seru dipakai setelah verba golongan I dan verba suru, sedangkan verba bantu saseru dipakai setelah verba golongan II dan verba kuru.

Verba bantu ini sering disebut verba bantu kausatf, yaitu verba bantu yang dipakai untuk menyatakan bahwa bagian kalimat yang menjadi subjek memperlakukan seseorang atau sesuatu sebagai objeknya agar melakukan suatu aktivitas.

Contoh : ヤマダ さん は タナカ さん に くすり を 飲ませました

Verba bantu jenis sonkei adalah reru dan rareru. Selain termasuk jenis sonkei, reru dan rareru juga termasuk jenis jihatsu, kanou, dan ukemi. Verba bantu reru ini melekat pada verba golongan I dan verba suru, sedangkan verba bantu rareru melekat pada verba golongan II, verba kuru, atau verba bantu lain (seru dan saseru ). Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan rasa hormat pembicara dengan menaikkan derajat orang yang menjadi pokok pembicaraan.

Contoh : 社長 は もう 帰られました

(42)

youda dan souda. Sedangkan verba bantu you dipakai setelah verba golongan III dan verba bantu seru, saseru, reru, rareru. Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan dugaan, perkiraan, atau sangkaan pembicara. Verba bantu ini sering juga diganti menjadi darou dan deshou.

Verba bantu ini dipakai setelah verba bentuk kamus, adjektiva –i bentuk kamus, adjektiva –na, verba bantu (seru, saseru, reru, rareru, nai, dan ta ), nomina, partikel (no, dake dan lain-lain). Dipakai untuk menyatakan suatu perkiraan, dugaan atau anggapan berdasarkan pada hal-hal yang telah dilihat atau didengarnya. Yang termasuk suitei adalah : らしい ( rashi ).

13. Tatoe/ Futashikana dantei/Reiji 例え hujan akan turun )

Verba bantu ini dipakai setelah verba/ adjektiva-i, adjektiva-na, verba bantu lain ( seru, saseru, reru, rareru, tai, ta, nai), partikel ( no ) dan dapat juga dipakai setelah prenomina ( kono, sono, ano dan dono ). Yang termasuk tatoe/ futashikana dantei/ reiji adalah : ようだ ( youda )

(43)

b) Untuk menyatakan suatu keputusan yang tidak pasti. ふたしかな だ

んてい ( futashikana dantei )

c) Untuk menyatakan bahwa hal-hal yang ditujukannya adalah sebagai contoh. れいじ ( reiji )

Adapun pemakaian istilah-istilah diatas, sesuai dengan fungsi verba Bantu tersebut. konsernya akan dimulai )

14. Teinei 丁寧

Verba bantu ini melekat pada verba atau verba bantu lain seperti : reru, rareru, seru dan saseru. Verba bantu ini adalah : ます ( masu ).

menelepon dalam bahasa Jepang? )

Verba bantu ini dipakai setelah verba dan verba bantu lain seperti : seru, saseru, reru dan rareru. Dipakai untuk menyatakan bentuk negatif atau bentuk menyangkal bagi kata sebelumnya. Yang termasuk verba bantu jenis uchikeshi adalah : な い 、 め

( nai, me ).

(44)

Verba bantu reru melekat pada verba bantu golongan I dan verba suru, sedangkan verba bantu rareru melekat pada verba golongan II, verba kuru dan verba bantu lain ( seru dan saseru ). Dipakai untuk menyatakan bntuk pasif dari verba dan ( verba bantu ) sebelumnya.

Verba bantu jenis ini dipakai setelah verba bantu masu ( yang telah dihilangkan masu-nya ), verba bentuk tai dan nai ( yang telah dihilangkan suku kata akhir i-masu-nya ), adjektiva-na ( suku kata akhir na- nya dihilangkan ) atau setelah adjektiva-i ( yang telah dihilangkan suku kata akhir i- nya ).

Dipakai untuk menyatakan atau mengungkapkan kembali tentang suatu hal sesuai dengan keadaan yang telah dilihatnya. Yang termasuk verba jenis youtai adalah :

そうだ ( souda ).

Tampaknya akan turun hujan )

2.3 Verba Bantu -Tai dan -Tagaru

Pada sub bagian ini akan dikemukakan pendapat dari beberapa ahli linguistik, seperti Hamzon Situmorang dalam buku Pengantar Linguistik Bahasa Jepang, Sudjianto dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern, dan Minna No Nihon Go sebagai landasan teoritis dalam mengerjakan skripsi ini.

(45)

Menurut Sudjianto ( 1999 : 132-133 ) dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern, mengatakan kiboo adalah jenis verba bantu yang dipakai untuk menyatakan

keinginan atau harapan pembicara, lawan bicara, dan orang yang dibicarakan. Verba bantu yang termasuk kiboo adalah verba bantu -tai dan -tagaru. Verba bantu -tai/-tagaru biasa dipakai setelah verba ( kata kerja ) dan dapat berkonjugasi

Contoh :

menjadi guru bahasa Jepang )

たい

makan silahkan makan )

たい

Seperti dapat kita lihat pada contoh kalimat-kalimat di atas, verba bantu -tai dipakai untuk menyatakan keinginan atau harapan pembicara dan lawan bicara. Dalam buku Minna No Nihongo Shokyu I Indonesian Version (1998 : 88 ), kata kerja ( bentuk ) - . Pernyataan ini menunjukkan keinginan dari si pembicara,

(46)

juga dipakai untuk menanyakan keinginan lawan bicara. Pada ungkapan ini setelah kata benda dapat dipakai partikel が pengganti partikel をseperti contoh pada kalimat

no 2 dibawah. Tetapi kalau bukan untuk partikel を yang menunjukkan objek dari

kata kerja transitif, maka partikelnya tidak dapat diganti dengan が. Kata kerja

( bentuk masu ) -たいperubahannya sama dengan kata sifat い.

Contoh :

1. 私 は 沖縄 へ いきたいです。

Watashi wa Okinawa e ikitai desu. Saya ingin pergi ke Okinawa.

2. 私 は てんぷら を(が)たべたいです。

Watashi wa tempura o (ga) tabetai desu. Saya ingin makan tempura.

3. 神戸 で 何 を (が) 買いたい ですか。

Koube de nani o kaitai desuka. Anda ingin membeli apa di Koube?

。。。靴 を(が)買いたい です。

……. Kutsu o (ga) kaitai desu. ……. Saya ingin membeli sepatu.

4. おなか が 痛い ですから、何も たべたくないです。

Onaka ga itai desu kara, nanimo tabetakunaidesu. Karena saya sakit perut, tidak ingin makan apapun. Catatan :

a. ―たいです tidak bisa dipakai untuk mengungkapkan keinginan orang lain

(47)

b. Kita tidak dapat menggunakan kata kerja ( bentuk ます ) -たいですか

untuk menawarkan sesuatu atau mengajak melakukan sesuatu kepada lawan bicara. Misalnya, waktu kita menawarkan kopi, kita tidak boleh mengatakan

コーヒーを のみたいですか . Dalam hal ini dipakai ungkapan コーヒー

を のみませんか.

2.3.2 Verba Bantu -Tagaru

Untuk menyatakan keinginan atau harapan orang ketiga dan kata benda ketiga yang dibicarakan dipakai verba bantu -tagaru ( -tagatte iru ). Digunakan setelah verba (kata kerja). Tagaru adalah keinginan yang masih akan, sedangkan tagatte iru adalah keinginan yang sudah terjadi. Sudjianto ( 1999 : 133 ) dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern.

Contoh :

1. アリ さん は バリ へ いきたがって います。

Ali san wa Bari e ikitagatte imasu. ( Si Ali ingin pergi ke Bali )

2. おとうと も 日本語 の 先生 に なりたがって います。

Otouto mo nihongo no sensei ni naritagatte imasu. ( Adik laki-laki juga ingin menjadi guru bahasa Jepang )

3. 父 は 新しい 製品 が 出る と、すぐに 買いたがります。

Chichi wa atarashi seihin ga deruto, suguni kaitagarimasu. ( Ayah ingin segera membeli, kalau barang yang baru keluar )

(48)

untuk harapan atau keinginan yang lampau atau keinginan sedang. Morfem ini ada dua buah, satu berbentuk kata sifat ( tai ), dan satu lagi berbentuk kata kerja ( tagaru ). Contoh :

a) Kata kerja golongan pertama

yo-mu = yo-mi + tai, yo-mi + tagaru

yomi = morfem dasar yang berubah dari –yomu. -tai, -tagaru = morfem terikat yang dapat berkonjugasi dalam perubahan waktu.

b) Kata kerja golongan kedua

tabe-ru = tabe + tai, tabe + tagaru

tabe = adalah morfem dasar yang tidak mengalami perubahan bentuk.

-tai, -tagaru = adalah morfem terikat yang dapat mengalami perubahan bentuk menurut pemakaian waktu, atau dapat berkonjugasi.

c) Kata kerja golongan ketiga

ku-ru = ki + tai, ki + tagaru

ki = adalah morfem dasar yang mengalami perubahan daru -ku. -tai, -tagaru = adalah morfem terikat yang dapat mengalami

perubahan bentuk menurut pemakaian waktu, atau dapat berkonjugasi.

2.4 Perbedaan Pemakaian Verba Bantu -Tai dan -Tagaru Dari Segi

Si Pelaku Pemakainya

(49)

si pembicara dan lawan bicara. Sudjianto ( 1999 : 132 ) dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern. Contoh :

1. いしゃ に なりたい

Kalimat diatas yang ingin menjadi dokter adalah si pembaca, dia lah sebagai pelaku atau pemakainya.

Kalimat diatas yang ingin makan adalah si lawan bicara, sebagai pelaku atau pemakainya.

makan silahkan makan )

3. 私 は 学校 へ いきたい

Kalimat diatas yang ingin pergi ke sekolah adalah si pembicara, sebagai pelaku atau pemakainya.

pergi ke sekolah )

Sedangkan verba bantu -tagaru adalah untuk menyatakan keinginan atau harapan orang ketiga dan kata benda ketiga yang dibicarakan, dipakai verba bantu -tagaru ( tagatte iru ). Sudjianto ( 1999 : 133 ) Gramatika Bahasa Jepang Modern.

(50)

Kalimat diatas yang ingin pergi ke Bali adalah si Ali ( orang ketiga ), sebagai pelaku

Kalimat diatas yang ingin menjadi guru bahasa Jepang adalah adik laki-laki (orang ketiga ), sebagai pelaku atau pemakainya

menjadi guru bahasa Jepang )

3. いぬ は ほね を たべたがる

Kalimat diatas yang ingin makan tulang adalah anjing ( kata benda ketiga ), sebagai pelaku atau pemakainya.

makan tulang )

Ada bentuk lain dari verba bantu ini, yaitu bentuk -garu. Verba bantu -garu hanya dapat diikuti oleh kata sifat saja . Verba bantu -garu ini artinya adalah merasa atau lebih dekat ke perasaan.

Contoh :

1. 子供 は 友達 が 持っている の と 同じ 物 を 欲し

Kodomo wa tomodachi ga motte iru no to onaji mono o

がります。

hoshi

(51)
(52)

BAB III

ANALISIS JODOUSHI –TAI DAN –TAGARU SEBAGAI BENTUK

PENGUTARAAN ( INGIN ) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Sebelumnya, penulis telah memaparkan verba bantu -tai dan -tagaru pada bab II. Maka pada bab III ini, penulis mencoba memaparkan analisa pemakaian verba bantu -tai dan -tagaru yang terdapat pada buku Minna No Nihongo I dan Minna No Nihongo Chuukyuu I sesuai beberapa opini ahli linguistik yang telah dipaparkan sebelumnya.

3.1 Verba Bantu -Tai

Contoh :

( 1 ) 夏休みに どこ へ 行きたいですか。

……..沖縄 へ 行きたいです。

Natsuyasumini doko e ikitaidesuka. ( Minna No Nihongo I : 104 ) ……..Okinawa e ikitaidesu.

( Anda ingin ke mana pada liburan musim panas? ) ( …..Saya ingin ke Okinawa )

(53)

( 2 ) きょう は 疲れましたから、なにも したくないです。

…..そうですね。きょう の 会議 は たいへんでしたね。

Kyou wa tsukaremashitakara, nanimo shitakunaidesu.

…..Soudesune. Kyou no kiagi wa taihendeshitane. ( Minna No Nihongo I : 104 ) ( Karena lelah hari ini, saya tidak ingin pergi kemana-mana )

( ….. Ya betul. Rapat hari ini sangat melelahkan ya )

Pada contoh kalimat no (2) merupakan percakapan juga, verba bantu -tai diikut i oleh ‘shimasu’ (melakukan) menjadi ‘shitai’ (ingin melakukan) dan kemudian berkonjugasi menjadi bentuk negatif ‘shitakunaidesu’ ( tidak ingin melakukan ). Dalam percakapan ini yang mempunyai kemauan atau keinginan adalah si pembicara dan lawan bicara. Dalam percakapan ini pembicara dan lawan bicara sebagai si pelaku pemakainya walaupun subjek pada kalimat tersebut tidak disebutkan. Pemakaian -tai disini benar dan sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa verba bantu -tai dipakai untuk mengatakan kemauan atau keinginan pembicara dan lawan bicara. Selain itu, verba bantu -tai disini sesuai dengan teori lain yang mengatakan bahwa pemakaian verba bantu -tai dapat berubah dalam pemakaian untuk kemauan, keinginan yang lampau atau keinginan sedang.

( 3 )

山田 :もう 12時ですよ。昼ごはん を たべに 行きませんか。

ミラー:ええ。

山田 :どこ へ 行きますか。

ミラー:そうですね。きょう は 日本料理 が 食べたいですね。

山田 :じゃ、{つるや} へ 行きましょう。

(54)

Miller : Ee.

Yamada : Doko e ikimasuka.

Miller : Soudesune. Kyou wa nihon ryouri ga tabetaidesune. Yamada : Ja, {tsuruya} e ikimashou. ( Minna No Nihongo I : 105 ) Yamada : Sudah jam 12. Bagaimana kita pergi makan siang ? Miller : Ya

Yamada : Mau kemana ?

Miller : Kemana ya…Saya ingin makan masakan Jepang hari ini. Yamada : Kalau begitu, mari kita pergi ke “Tsuru-ya”.

Pada contoh kalimat no (3) , kalimatnya diambil dari percakapan yang berjudul ‘betsu betsu ni onegaishimasu’ (minta bonnya sendiri-sendiri). Percakapan ini berlangsung pada saat dikantor, verba bantu -tai diikut i oleh kata kerja yaitu ‘tabemasu’ (makan) dan berubah menjadi ‘tabetaidesune’ (ingin makan). Yamada bertanya ‘mau kemana?’, Miller menjawab ‘Saya ingin makan masakan Jepang hari ini.’ Sebelumnya situasi dikantor sudah jam makan siang, Yamada mengajak makan siang. Oleh karena itu, dari kalimat percakapan ini yang mempunyai kemauan atau keinginan adalah si lawan bicara dan juga sebagai si pelaku pemakainya karena jelas subjek pada kalimat tersebut disebutkan. Pemakaian -tai disini benar dan sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa verba bantu -tai dipakai untuk mengatakan kemauan atau keinginan si lawan bicara.

( 4 )

A : のど が かわきましたね。

B : ええ、何か のみたいですね。

A : Nodo ga kawakimashitane.

(55)

A : Haus ya.

B : Ya, ingin minum sesuatu.

Pada contoh kalimat no (4) , kalimatnya diambil dari latihan percakapan biasa pada buku ( Minna no Nihongo I : 109 ). Percakapan ini berlangsung pada saat dijalan, verba bantu -tai diikut i oleh kata kerja yaitu ‘nomimasu’ (minum) dan berubah menjadi ‘nomitaidesune’ (ingin minum). Si A berkata ‘Haus ya’, Si B menjawab ‘Ya, ingin minum sesuatu.’ Setelah itu situasinya si A melihat dan mengajak ke kedai kopi, kemudian si B setuju. Oleh karena itu, dari kalimat percakapan ini yang mempunyai kemauan atau keinginan adalah si pembicara dan lawan bicara. Dalam percakapan ini pembicara dan lawan bicara sebagai si pelaku pemakainya walaupun subjek pada kalimat tersebut tidak disebutkan. Pemakaian -tai disini benar dan sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa verba bantu -tai dipakai untuk mengatakan kemauan atau keinginan si pembicara dan lawan bicara.

( 5 ) ……私 は 猫 と いっしょに やすみたいです。

……Watashi wa neko to isshoni yasumitaidesu. ( Minna No Nihongo I : 111 ) ……Saya ingin beristirahat bersama dengan kucing.

Pada contoh no (5), kalimatnya diambil dari wacana yang berjudul ‘ Inu no seikatsu’. Disini -tai diikuti dengan kata kerja ‘yasumimasu’ (beristirahat/libur) berubah menjadi ‘yasumitaidesu’ (ingin beristirahat). Dan disini yang ingin beristirahat adalah saya, kemudian yang menjadi si pelaku pemakainya adalah pembaca walaupun subjek pada kalimat tersebut sudah disebutkan. Oleh karena itu, pemakaian -tai disini benar dan sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa verba bantu -tai dipakai untuk mengatakan kemauan atau keinginan si pembicara.

( 6 )

(56)

…..りょうしん に 会いたいです。

Dareni aitaidesuka.

…..Ryoushin ni aitaidesu. ( Minna No Nihongo I : 107 ) Ingin bertemu dengan siapa ?

…..Ingin bertemu dengan orang tua.

Pada contoh kalimat no (6) , kalimatnya diambil dari latihan percakapan biasa pada buku ( Minna no Nihongo I : 107 ). Verba bantu -tai diikut i oleh kata kerja yaitu ‘aimasu’ (bertemu/berjumpa) dan berubah menjadi ‘aitaidesune’ (ingin bertemu). Si pembicara bertanya ‘Ingin bertemu dengan siapa?’, Si lawan bicara menjawab ‘Ingin bertemu dengan orang tua’. Oleh karena itu, dari kalimat percakapan ini yang mempunyai kemauan atau keinginan adalah si lawan bicara. Kemudian dalam percakapan ini, lawan bicara sebagai si pelaku pemakainya walaupun subjek pada kalimat tersebut tidak disebutkan. Pemakaian -tai disini benar dan sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa verba bantu -tai dipakai untuk mengatakan kemauan atau keinginan si lawan bicara.

3.2 Verba Bantu -Tagaru

Contoh :

( 1 )…..犬 は こうえん を さんぽうした

…..Inu wa kouen o sanpou

がっています。

shita …..Anjing ingin jalan-jalan di taman.

gatteimasu.

( Minna No Nihongo Chuukyuu I : 48 )

(57)

sehingga jelaslah bahwa anjing (kata benda ketiga) sebagai si pelaku pemakainya. Kemudian dari kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa pelaku atau si pemakai verba bantu -tagaru yaitu sangat jelas kemauan atau keinginan dari kata benda ketiga yang dibicarakan bukan keinginan dari si pembicara atau lawan bicara. Selain itu, verba bantu -tagaru disini sesuai dengan teori lain yang mengatakan bahwa pemakaian verba bantu -tagaru dapat mengalami perubahan bentuk menurut pemakaian waktu.

( 2 )…..最近、けっこんした

…..Saikin, kekkon

がらない 若者 が 増えています。

shita

…..Akhir-akhir ini, bertambah pemuda-pemudi yang tidak ingin menikah. garanai wakamono ga fuete imasu.

( Minna No Nihongo Chuukyuu I : 47 )

(58)

Pada contoh (3), kalimatnya diambil dari contoh –(ta) gatte iru no 3 ( Minna No Nihongo Chuukyuu I : 48 ). Di sini verba bantu -tagaru dipakai setelah kata kerja ‘narimasu’ (menjadi) berubah menjadi ‘naritagatteimasu’ (ingin menjadi). Dalam kalimat diatas yang ingin menjadi penyanyi adalah anak perempuan (orang ketiga), sehingga jelaslah bahwa anak perempuan (orang ketiga) sebagai si pelaku pemakainya. Kemudian dari kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa pelaku atau si pemakai verba bantu tagaru yaitu sangat jelas kemauan atau keinginan dari orang ketiga yang dibicarakan bukan keinginan dari si pembicara atau lawan bicara. Selain itu, verba bantu -tagaru disini sesuai dengan teori lain yang mengatakan bahwa pemakaian verba bantu -tagaru dapat mengalami perubahan bentuk menurut pemakaian waktu.

Ada bentuk lain dari verba bantu ini, yaitu bentuk -garu. Verba bantu -garu hanya dapat diikuti oleh kata sifat saja . Verba bantu -garu ini artinya adalah merasa atau lebih dekat ke perasaan.

Contoh :

( 4 )…..姉 は 雷 の おと を 聞くと 怖がります。

…..Ane wa kaminari no oto o kiku to kowa

…..Kakak merasa takut kalau mendengar suara petir. garimasu.

( Minna No Nihongo Chuukyuu I : 48 )

(59)

dibicarakan bukan keinginan dari si pembicara atau lawan bicara. Selain itu, verba bantu -garu disini sesuai dengan teori lain yang mengatakan bahwa pemakaian verba bantu -garu dapat mengalami perubahan bentuk menurut pemakaian waktu.

( 5 )…..太郎君 は 試合 に 負けて、とても 残念

…..Taroukun wa shiai ni makete, totemo

がっていました。

zannen

…..Si Tarou merasa sangat menyesal karena gagal dalam pertandingan. gatteimashita.

( Minna No Nihongo Chuukyuu I : 48 )

Pada contoh (5), kalimatnya diambil dari contoh –gatte iru no 2 ( Minna No Nihongo Chuukyuu I : 48 ). Di sini verba bantu -garu dipakai setelah kata sifat-na ‘zannen na’ (menyesal atau sayang) berubah menjadi ‘zannengatteimashita’ (merasa menyesal). Dalam kalimat diatas yang merasa sangat menyesal adalah Tarou (orang ketiga), sehingga jelaslah bahwa Tarou (orang ketiga) sebagai si pelaku pemakainya. Kemudian dari kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa pelaku atau si pemakai verba bantu -garu yaitu sangat jelas kemauan atau keinginan dari orang ketiga yang dibicarakan bukan keinginan dari si pembicara atau lawan bicara. Selain itu, verba bantu -garu disini sesuai dengan teori lain yang mengatakan bahwa pemakaian verba bantu -garu dapat mengalami perubahan bentuk menurut pemakaian waktu.

( 6 )…..うちのこども は 月曜日、学校 へ いきたくながります。

…..Uchinokodomo wa getsuyoubi, gakkou e ikitakuna

…..Anak manja pada hari Senin merasa tidak ingin pergi ke sekolah. garimasu.

( Minna No Nihongo Chuukyuu I : 48 )

(60)
(61)

BAB IV

KESIMPULAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian bab-bab sebelimnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Jodoushi atau verba bantu adalah salah satu kelas kata yang digolongkan ke dalam fuzokugo atau kata yang tidak dapat berdiri sendiri yang diletakkan dibelakang

kata lain yang mengubah arti kata yang diikutinya. Jodoushi terdiri dari 17 jenis, di antaranya adalah denbun, ukemi, kibou, youtai, dan lain- lain.

2. Kiboo adalah jenis verba bantu yang dipakai untuk menyatakan keinginan atau harapan pembicara, lawan bicara, dan orang yang dibicarakan. Verba bantu yang termasuk kiboo adalah verba bantu -tai dan -tagaru. Verba bantu -tai/-tagaru biasa dipakai setelah verba ( kata kerja ), kata sifat dan dapat berkonjugasi bentuk menurut pemakaian waktu.

3. -Tai dipakai untuk menyatakan keinginan atau harapan pembicara dan lawan bicara. Verba bantu -tai dipakai setelah verba (kata kerja). Kata kerja ( bentuk ま

す ) -たいです. Pernyataan ini menunjukkan keinginan dari si pembicara, juga dipakai untuk menanyakan keinginan lawan bicara. Pada ungkapan ini setelah kata benda dapat dipakai partikel が pengganti partikel を, tetapi kalau bukan untuk

partikel を yang menunjukkan objek dari kata kerja transitif, maka partikelnya

tidak dapat diganti dengan が. Kata kerja ( bentuk masu ) -たいperubahannya

sama dengan kata sifat い. Bentuk ― た い で す tidak bisa dipakai untuk

(62)

atau mengajak melakukan sesuatu kepada lawan bicara. Misalnya, waktu kita menawarkan kopi, kita tidak boleh mengatakan コーヒー を のみたいですか .

Dalam hal ini dipakai ungkapan コーヒー を のみませんか.

4. -Tagaru ( tagatte iru ) adalah untuk menyatakan keinginan atau harapan orang ketiga dan kata benda ketiga yang dibicarakan. -Tagaru ( tagatte iru ) dipakai setelah verba (kata kerja). -Tagaru termasuk morfem yang bermakna keinginan atau harapan yaitu sebuah morfem yang terikat, maksudnya tidak dapat berdiri sendiri tanpa morfem lain. Morfem ini mempunyai perubahan atau konjugasi dalam pemakaian untuk harapan atau keinginan yang lampau atau keinginan sedang. Morfem ini ada dua buah, satu berbentuk kata sifat ( tai ), dan satu lagi berbentuk kata kerja ( tagaru ).

5. Bentuk pengecualian : verba bantu -garu artinya adalah merasa, atau lebih dilihat ke perasaan. Verba bantu ini dipakai setelah kata sifat.

6. Perbedaan verba bantu -tai dan- tagaru dari segi si pelaku pemakainya, yaitu : verba bantu -tai adalah untuk menyatakan keinginan atau harapan si pembicara

dan lawan bicara. Sedangkan verba bantu -tagaru adalah untuk menyatakan keinginan atau harapan orang ketiga dan kata benda ketiga yang dibicarakan, dipakai verba bantu -tagaru ( tagatte iru ). Dari pelaku atau si pemakai verba bantu -tagaru yaitu sangat jelas kemauan atau keinginan dari orang ketiga yang dibicarakan, bukan keinginan dari si pembicara atau lawan bicara.

(63)

4.2 Saran

1. Karena jodoushi jumlahnya cukup banyak, sedapat mungkin pembaca dapat memahami semua jenis tersebut termasuk pemakaiannya.

2. Agar tidak terjadi salah pengertian, kita perlu memahami dan hati-hati ketika menggunakan kata-kata yang mempunyai kemiripan makna, sebab dalam bahasa Jepang banyak kata-kata semacam ini, diantaranya

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1998. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineke Cipta. Corporation, 3A. 1998. Minna No Nihongo I. Surabaya : PT. Pustaka Lintas Budaya. Corporation, 3A. 1998. Minna No Nihongo Shookyuu I Indonesian Version.

Surabaya : PT. Pustaka Lintas Budaya.

Corporation, 3A. 2006. Minna No Nihongo Chuukyuu I . Surabaya : PT. Pustaka Lintas Budaya.

Isyadi, B. 2003. Strategi Penyusunan Rencana Penelitian Berdaya Saing Tinggi. Pekan Baru : Riau.

Sastra Indonesia : Semantik http://atependang.blogspot.com/2009/03/semantik.html Simatupang, Maurits D. S. Pengantar Teori Terjemahan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Situmorang, Hamzon. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan : USU Press.

Referensi

Dokumen terkait

Osore Irimasu  Berterima kasih Terdapat perasaan khawatir  Saat menunjukkan perasaan terima kasih atas tindakan atasan/ rekan bisnis yang dianggap murah hati Atasan

Sedang menurut Kridalaksana (2008:67), fungsi adalah: (1) beban makna suatu kesatuan bahasa; (2) hubungan antara satu satuan dengan unsur- unsur gramatikal,

この航空会社を頻繁に利用するのはやめようと 思っている。 多少値上がりしてもこの航空会社を利用するだ

Total Integrated circuits Computers& Peripherals Telecommunications Opto-electronics Precision machinery Biotechnology... Total Integrated circuits

その上で“了”の付く文は事態の成立を、それぞれの時点で把握する叙述法であり、

Fungsi kakujoshi ”の” dalam pembahasan kalimat A dan B tidak hanya membahas penggabungan nomina namun dapat digunakan untuk menominakan verba dan adjektiva.Verba atau

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai sinonim kata Utsu dan Tataku yang memiliki pengertian yang sama sebagai verba,

Dengan demikian kata kanari mempunyai makna secara umum adalah sesuatu bagian yang. seharusnya mirip atau mendekati dengan bagian yang lain, maksudnya intensitas