• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Fungsi Dan Makna Fukushi Kanari Dan Zuibun Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou ni Okeru Zuibun To Kanari To Iu Fukushi No Imi To Kiinou No Bunseki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Fungsi Dan Makna Fukushi Kanari Dan Zuibun Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou ni Okeru Zuibun To Kanari To Iu Fukushi No Imi To Kiinou No Bunseki"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA

FUKUSHI

KANARI

DAN

ZUIBUN

DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

NIHONGO NO BUNSHOU NI OKERU ZUIBUN TO KANARI TO IU

FUKUSHI NO IMI TO KIINOU NO BUNSEKI

Oleh :

RIMMEINDA YOSEFIN GINTING

080708036

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

2015

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA

FUKUSHI

KANARI

DAN

ZUIBUN

DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

NIHONGO NO BUNSHOU NI OKERU ZUIBUN TO KANARI TO IU

FUKUSHI NO IMI TO KIINOU NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Univeritas Sumatera

Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian skripsi dalam bidang ilmu Sastra Jepang

Oleh :

RIMMEINDA YOSEFIN GINTING

080708036

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015 Disetujui oleh :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTAMA MEDAN

Medan, Februari 2015

Departemen Sastra Jepang Ketua,

(4)

(5)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG FUKUSHI, PENGERTIAN FUNGSI, MAKNA DAN FUKUSHIKANARI DAN ZUIBUN

2.1 Pengertian Fukushi

Fukushi merupakan salah satu golongan kelas kata dalam bahasa Jepang. Kelas kata tersebut meliputi verba, nomina, adjektiva, adverbia, dan sebagainya. Sebelum menelaah fungsi fukushikanari dan zuibun penulis akan menerangkan pengertian fukushi yang diambil dari beberapa sumber. Dalam bahasa Jepang fukushi mempunyai beberapa batasan atau definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli linguistik bahasa Jepang.

Fukushi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan kata keterangan. Fukushi ialah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen (verba, adjetiva I dan II) tidak dapat menjadi subjek dan tidak mengenal konjugasi/ deklinasi (Bunkachou dalam Sudjianto, 1995:72).

(6)

品詞 一 自立語 活用 uchi, shu toshite renyoushuu shokugo toshite mochiirareru mono:salah satu jenis kata. Sebagian besar kata yang menerangkan secara terus- menerus, tidak mengalami perubahan, berdiri sendiri dan tidak dapat menjadi subjek. (Umesa Otadao, 1989:1699).

Sedangkan Matsuoka Takashi (1994:41) menyebutkan bahwa adverbia (fukushi) adalah kata yang berperan untuk menerangkan predikat atau sebutan.

McClan Yoko (1981:193) menjelaskan bahwa fukushi adalah kata yang tidak mengalami perubahan, tidak memodifikasi verba, adjektiva, dan adverbia yang lainnya. Tetapi ada beberapa fukushi yang juga memodifikasi nomina yang ada. Banyak kata keterangan bahasa Jepang yang mempunyai batasan yang lebih nyata dalam penggunaannya dibandingkan dengan adverbia bahasa Inggris.

(7)

2.2. Jenis-jenis Fukushi

Ada beberapa pakar linguistik bahasa Jepang yang membagi fukushi menjadi beberapa macam. Masao dalam Sudjianto (2004:155-156) mengelompokkan fukushi menjadi tiga macam yaitu joutai fukushi, teido o arawasu fukushi dan nobekata o shuushokosuru fukushi. Kemudian Motojiro (1986:93-96) membagi fukushi menjadi tiga macam yakni joutai ni fukushi, teido no fukushi, dan tokubestuna iikata o youkyuu suru fukushi. Hiroshi (2000:344) juga mengklasifikasikan fukushi menjadi tiga macam yaitu youtai fukuhi, teido fukushi, dan yuudo fukushi.

Menurut Masuoka Takashi (1999:41) fukushi dalam bahasa Jepang dibagi menjadi tiga

1. Joutai no Fukushi

Joutai no fukushi adalah fukushi yang menerangkan kata kerja, menerangkan secara jelas keadaan tersebut. Joutai no fukushi juga banyak terdapat pada kata- kata giongo yang mengungkapkan bunyi suatu gerakan/ tindakan.

Contoh:

 Bunyi sesuatu yang jatuh (dosunto)

Dan gitaigo yaitu kata yang diungkapkan secara simbolis dengan bunyi menyerupai keadaan ruang atau benda atau gerakan sesuatu.

Contoh:

(8)

Di dalam joutai no fukushi terdapat kata yang mengungkapkan ada tidaknya kemauan dari subjek yang bergerak. Ungkapan untuk menyatakan suatu perilaku/ kegiatan atas kesadaran, seperti:

Waza to

Wazawaza (susah payah, repot- repot, jauh- jauh) dan sebagainya

Menurut Yoshikawa (1990:87) dijelaskan bahwa joutai no fukushi terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

(9)

a. Joutai no Fukushi yang menunjukkan waktu

 帰

Jikini kaeru.

(Pulang dengan segera.)

 う 夜 あ

Touto yoru ga aketa.

(Akhirnya malam pun tiba.)

 待

Shibaraku matta.

(Sudah lama menunggu.)

Sassoku yonda.

(Membaca dengan segera.)

 い い 働

Isoiso hataraku.

(Bekerja dengan senang hat)i.

(10)

Kou kaku.

Teido no fukushi adalah digunakan untuk menyatakan tingkat/ derajat dan keadaan suatu kata yang diterangkannya.

Berikut adalah contoh teido no fukushi: 1. 安い あ

Motto yasui no wa arimasenka.

(Apakah ada yang lebih murah?)

2. う あ 来 い

Kyuyo ga arukara sugu kite kudasai.

(11)

Mae yori daibu karada dajoobu ni natta.

(Dibanding sebelumnya, badannya menjadi lebih sehat.) 5.Jojutsu no fukushi/ Chinjutsu no fukushi

Jojutsu no fukushi/ chinjutsu no fukushi adalah fukushi yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan pembicara. Selalu dipergunakan dengan cara pengucapan tertentu. Jojutsu no fukushi yang berpasangan dengan predikat dan menerangkan predikat itu sendiri.

Contoh:

 あ あ う

Ashita wa tabun ame darou.

(Besok kemungkinan hujan.)

Berikut ini jojutsu no fukushi lainnya:

a. Jojutsu no fukushi yang menyatakan penegasan 1. 明日 晴

Ashita wa kitto hareru.

(Besok pasti cuacanya cerah). 2. 必 時 起

Kanarazu go ji ni okiru.

(Selalu bangun pukul 05.00)

(12)

1. わ い Sappari wakaranai.

(Sama sekali tidak mengerti).

2. あわ い

Danjite shiawasenai.

(Tidak pernah merasa bahagia).

c. Jojutsu no fukushi yang menyatakan larangan 1. い怠

Zettai namakeru na.

(Jangan malas ya!)

d. Jojutsu no fukushi yang menyatakan perkiraan negatif

1. い う

Masaka sonna koto wa shinai darou.

(Masa iya hal seperti itu tidak dilakukan.) 2. 決 失敗 い

Kesshite shippai shinai.

(Sama sekali tidak khawatir).

(13)

1. 明日 晴 う Ashita wa tabun hareru darou.

(Besok kemungkinan cuaca cerah).

2. 帰 い う

Osoraku kaeranaideshou.

(Mungkin saya tidak pulang). 3. う わ う

Sazou owaseru deshou.

(Barangkali sudah lupa, ya).

f. Jojutsu no fukushi yang menyatakan pernyataan/ pertanyaan 1. う 働 い う

Doushite hatarakunai no deshouka.

(Kenapa kamu tidak bekerja?).

2. 笑わ い

Naze warawanai no ka.

(Mengapa kamu tertawa?)

(14)

Tatoe ame ga futte mo, mairimasu.

(Sekalipun hujan turun, saya tetap berkunjung). 2. 休 う 連絡

Moshi yasumu nara renrakushimasu.

(Kalau ada waktu luang akan saya hubungi).

h. Jojutsu no fukushi yang menyatakan perumpamaan 1. 夢 う

Maru de yume no you da.

(Seperti dalam mimpi).

i. Jojutsu no fukushi yang menyatakan permohonan

1. 来 い

Zehi asobi ni kite kudasai.

(Datanglah bermain ke sini!).

2. う 召 い

Douzo meshi agatte kudasai. (Silakan dimakan!).

(15)

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian awal bab ini, digunakan untuk menerangkan kata yang ada di depannya, yaitu adverbia, adjektiva, nomina dan adverbia lain. Contoh:

a) Menerangkan keiyoshi (adjektiva-na dan adjektiva-i) 1. 静

Daibu ni genki ni natta.

(Menjadi sangat sehat) b) Menerangkan doushi (verba)

(16)

c) Menerangkan adverbia lain 

Hidoku bonyari shiteru.

(Amat kurang perhatian).

d) Menerangan taigen (nomina)  Menerangkan waktu

昔 事

Zutto mukashi no koto da.

(Hal yang sudah lama berlalu).  Menerangkan arah

右 歩 い

(Berjalanlah lebih ke sebelah kanan).  Menyatakan jumlah dan kualitas

う一種間先 来 い

Mou isshukan saki ni kite kudasai.

(Berilah waktu seminggu lagi).

Adapun fukushi yang menerangkan taigen yang diselipi partikel no.

(17)

 あい

Shibaraku no aida.

(Jangka waktu yang sebentar).

 約束

Kanate no yakusoku.

(Perjanjian dari dulu).

2.4 Pengertian dan Jenis – Jenis Fungsi

2.4.1. Pengertian Fungsi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id), fungsi dalam istilah ilmu linguistik merupakan peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas (seperti nomina berfungsi sebagai subjek);

(18)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi merupakan suatu peranan dalam unsur sintaksis yang saling berhubungan dengan unsur – unsur lainnya seperti unsur gramatikal, leksikal, ataupun kronologis.

2.4.2 Jenis – Jenis Fungsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id), jenis – jenis fungsi dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Fungsi Ekspresif

Penggunaan bahasa untuk menampakkan hal ihwal yang bersangkutan dengan pribadi pembaca.

2. Fungsi Fatis

Penggunaan bahasa untuk mengadakan atau memelihara kontak antara pembicara dan pendengar.

3. Fungsi Kognitif

Penggunaan bahasa untuk penalaran akal

(19)

Penggunaan bahasa untuk penyampaian informasi antara pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca)

Sedangkan menurut Pangaribuan (2008:63), fungsi terdiri dari tiga jenis, yaitu:

1. Fungsi Ideasional

Fungsi yang dipresentasikan oleh unsur pengalaman dan pemikiran logis yang diungkapkan melalui teks, seperti siapa berperan apa, melakukan tindakan sosial apa, kepada siapa, di lokasi mana, dan lain lain.

2. Fungsi Interpersonal

Fungsi yang menjelaska bagaimana hubungan antar partisipan yang direalisasikan lewat bahasa melalu peran ungkapan, pilihan persona, modalitas ungkapan, dan lain lain.

3. Fungsi Tekstual

Fungsi yang dilihat dari bagaimana keterpaduan makna direalisasikan melalui struktural informasi, kohesi dan unsur – unsur lain yang menyatakan bagaimana bahasa itu melayani kepentingan partisipan.

(20)

2.5.1 Pengertian Makna

Makna merupakan salah satu kajian dalam semantik yang merupakan bagian terpenting dalam melakukan percakapan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id), definisi makna yaitu:

1. Arti

2. Maksud pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan;

Sedangkan menurut Kridalaksana (2008:132), makna adalah: (1) maksud pembicaraan; (2) pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; (3) hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya; (4) cara menggunakan lambang – lambang bahasa.

Dari pengertian yang terdapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa makna adalah arti atau maksud dari suatu tindak tutur.

2.5.2 Jenis – Jenis Makna

(21)

a. Berdasarkan jenis makna semantiknya, makna dapat dibedakan menjadi makna leksikal dan makna gramatikal.

Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan observasi alat indera, atau makna yang sungguh – sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contohnya kata tikus. Makna leksikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Sedangkan makna gramatikalnya adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.

b. Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem, dapat dibedakan menjadi makna refrensial dan makna non refrensial.

Makna refrensial adalah makna dari kata – kata yang mempunyai refren, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Contoh kata meja, dan kursidisebut makna refrensial karena kedua ata itu mempunyai refren yaitu sejenis perabot rumah tangga. Sedangkan kata – kata yang tidak mempunyai refren, maka kata itu disebut kata bermakna non refrensial. Contoh kata karena dan kata tetapi tidak mempunyai refren. Jadi dapat disimpulkan kata – kata yang termasuk kata penuh seperti meja dan kursi termasuk kata – kata yang bermakna refrensial, sedangkan yang termasuk kata tugas seperti preposisi, konjugasi, dan kata tugas lain adalah kata – kata yang bermakna non refrensial.

(22)

Makna denotatif pada dasarnya sama dengan makna refrensial, sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya karena sering disebut makna sebenarnya. Sedangkan makna konotatif adalah makna tambahan pada suatu kata yang sifatnya memberi nilai rasa baik positif mau pun negatif.

d. Berdasarkan ketetapan maknanya, makna dapat menjadi kata dan makna istilah. Makna kata sering disebut sebagai makna yang bersifat umum, sedangkan makna istilah memiliki yang tetap dan pasti. Hal ini dilihat sebagai istilah untuk

pengertian yang berbeda. Makna tangan adalah ‘pergelangan sampai ke jari –jari’,

sedangkan makna lengan adalah ‘ pergelangan sampai ke pangkal bahu’.

Sebaliknya dalam bahasa umum tangan dan lengan dianggap bersinonim.

e. Berdasarkan kriteria atau sudut pandang lain, dibedakan menjadi makna asosiatif, idiomatik, kolokatif, dan sebagainya.

Makna asosiatif sesungguhnya sama dengan pelambang – pelambang yang digunakan oleh suatu konsep lain. Contohnya kata melati digunakan sebagai pelambang kesucian, kata merah digunakan sebagai pelambang keberanian. Berbeda dengan makna idiomatik, kata idiom berarti satuan – satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur – unsurnya maupun makna gramatikal satuan – satuan

tersebut. Contohnya frase menjual rumah bermakna ‘si pembeli menerima rumah

(23)

pembeli menerima gigi dan penjual menerima uang’, tetapi bermakna ‘tertawa keras- keras’. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna idiomatik adalah makna sebuah bahasa yang menyimpang dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur – unsur pembentukanya. Sedangkan makna kolokatif berkenaan dengan makna kata dalam kaitannya dengan makna kata lain yang mempunyai tempat yang sama dalam sebuah frase. Contoh frase gadis itu cantik dan pria itu tampan. Kita tidak dapat menyatakan gadis itu tampan dan pria itu cantik, karena pada kedua kalimat itu maknanya tidak sama walaupun informasinya sama.

2.6. Makna Zuibun dan Kanari

2.6.1. Makna Zuibun

Di dalam bahasa Jepang, kata zuibun berasal dari dua kanji, yaitu kanji zui berasal dari kanji shitagau yang berarti mengikuti dan bun berarti bagian. Dengan demikian kata zuibun mempunyai makna secara umum adalah segala sesuatu yang harus ada dan melekat pada sesuatu dan hal tersebut dipastikan hal yang penting.

(24)

1. Zuibun (随 ) bermakna banyak

Contoh :

1. い 食 い う

Zuibun tabemashitane. Onaka, daijoubu des ka.

((Anda) sudah makan banyak ya. Apakah perut anda baik – baik saja?) (Emiko, dkk. 1993 : 10).

2. あ 人 い時 い 労 う

Ano hito wa wakai toki, zuibun kurou o shita sou des.

(Saya dengar bahwa orang itu telah mengalami banyak kerumitan semasa mudanya.) (Yoshioka, dkk. 1993 : 922)

3. い先生 い 親 教え

Kibishii sensei dakedo, zuibun shinsetsu ni oshiete kudasatte.

(Guru saya tegas, tapi mengajarkan banyak kebaikan.)

(www.maranatha.edu/3/03420067_chapter1.pdf)

2. Zuibun bermakna sangat

Contoh :

(25)

Kyou wa ryou no naka ga zuibun shizuka des ne.

(Hari ini asrama sangat sepi ya.)

(http://www.google.com/url)

b. 日本 南 北 気温 天候 い 違い

Nihon no minami to kita de kion ya tenkou zuibun chigaimasu.

(Di bagian selatan dan utara Jepang cuaca dan tekanan di udara sangat berbeda. ) (Tomioka dan Shima, 1991 : 37)

c. い わ

Kono hen no keshiski wa zuibun kawakatta.

(Pemandangan sekitar sini sangat berubah.)

(http://www.google.com?pend.bahasajepang%2F196)

d. 収穫 い あ

Shuukaku wa zuibun atta.

(Hasilnya sangat lumayan.) (Matsuura, 1994: 1223)

3. Zuibun bermakna lama

(26)

a. 道具 い い あ い 買わ

Kono dougu wa zuibun tsukatte imas. Soro soro atarashii no o

kawanakereba narimasen.

(Alat ini sudah lama dipakai. Sudah waktunya harus dibeli yang

baru. )

(http://yukbelajarnihongo.blogspot.com/20070501archive.html)

b. 彼女 い 前 家族 縁

Kanojo wa zuibun mae ni kazoku to en o kitta.

(Dia memutuskan hubungan dengan keluarga sudah lama.) (Japanese Dictionary Application)

4. Zuibun bermakna terlalu/ keterlaluan

Contoh :

a. い 言い方

Sore wa zuibun na ii kata da yo.

(Itu adalah ucapan yang keterlaluan.) (Shiro, 1993 : 512)

(27)

Henji mo shinainante zuibun ne.

(Keterlaluan (dia) tidak mau menjawab.) (Toshida, 1997 : 488)

c. あ 尽 奥 追い出 い

打 い

Anata ni tsukushitekureta okusan wo oidasu nante zuibun na

shiuchijanaika.

(Mengusir istri yang berdedikasi seperti itu, merupakan tindakan yang keterlaluan.) (http://blog.so-net.ne.jp/emhas2006/index/6)

2.6.2. Makna Kanari

Di dalam bahasa Jepang kata kanari berasal dari dua kanji yaitu, kanji ka yang berasal dari kanji beki yang berarti “seharusnya” dan nari yang berasal dari kanji niru yang berarti mirip. Dengan demikian kata kanari mempunyai makna secara umum adalah sesuatu bagian yang seharusnya mirip atau mendekati dengan bagian yang lain, maksudnya intensitas atau levelnya hampir mendekati level yang semestinya. Tetapi di dalam kalimat bahasa Jepang, kata kanari lebih sering ditulis dengan huruf hiragana.

Menurut beberapa pakar bahasa Jepang, dan sumber data lainnya, kanari mempunyai makna lebih dari satu dan makna tersebut kembali sesuai dengan konteks kalimatnya. Makna kanari dalam kalimat bahasa Jepang sebagai berikut :

(28)

Contoh :

a. 話 わ ? 言い い言葉

Hanashi kanari sore chima, tagawakaruyona? Ore ga iitai kotoba.

(Aku sudah mengatakan cukup banyak, tetapi apakah kamu mengerti? Kata – kata yang ingin kuucapkan.) (http://elib.unikom.ac.id/download/php?id=191478)

b. 彼 い 人

Kare wa kanari sabaketeiru hito des.

(Dia orang yang cukup terbuka.) (

http://my-animemalter.blogspot.com/2013/07/about-japan-language.html)

c. 癌 入院 い 友人 見舞 時 う 珍通

Gan de nyuuinshiteiru yuujin o mimattaga, sono toki choudo chintsuuzai ga kireta no

ga kanari kurushindeita.

(Saat menjenguk teman yang masuk rumah sakit karena kanker, dia terlihat cukup

menderita karena obat pereda rasa sakit nya habis.)

(http:// repository.maranatha.edu/7253/3/0642031_Chapter1.pdf)

(29)

Contoh :

a. 試験 問題 難

Shiken no mondai wa kanari muzukashikatta.

(Soal ujian lumayan susah. )

(http://www.google.com/hikarilongaku.com/2014/01/0239d).

b. 車 修理 金

Kuruma no shuuri ni kanari okane ga kaketta.

(Untuk memperbaiki mobil memerlukan uang yang lumayan (banyak).)

(http://tatoeba.com/hikarihonyaku-jpg.com).

c. 彼女 酒 飲

Kanojo wa kanari sake o nonda.

(Perempuan itu lumayan (banyak) minum sake.) (Yashioka, dkk, 1993 : 304).

d. 田中 収入 あ

Tanaka san wa kanari shuunyuu ga arimas.

(Tuan Tanaka mempunyai pendapatan yang lumayan.) (Yashioka, dkk, 1993 : 303).

3. Kanari bermakna agak

(30)

1. わ 日本語 話 手

Watashi wa nihongo o yomu koto ha kanari dekimas ga, hanasu koto ha mada heta

des.

(Saya dapat membaca bahasa Jepang agak lancer, tetapi lemah dalam

percakapan. )(Yashioka, dkk, 1993 : 304).

2. 君 写真 印象 実際 違う

Kimi no shashin no inshou to jissai wa kanari chigau.

(Kesan anda pada foto dan aslinya agak berbeda.) (http://ejje.weblio.jp)

3. い い

Kono pai wa kanari oishii.

(Kue pai ini rasanya agak enak.) (http://detail.chiebukuro.yahoo.co.jp)

Apabila melihat makna dari kata zuibun dan kanari di atas, dapat dilihat

perbedaan bahwa level zuibun lebih tinggi intensitas atau banyak suatu kapasitas bila

dibandingkan dengan kata kanari. Kanari mempunyai level dibawah dari zuibun

walaupun demikian, masih ada persamaan antara zuibun dan kanari yang bermakna

“agak”. Selain itu, zuibun mempunyai makna yang berkaitan dengan tindakan atau

perbuatan yang dirasakan kurang baik terhadap orang lain

(31)

2.7.1. Fungsi Zuibun

1. Menurut Emiko, dkk (1993 : 10), fungsi zuibun dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. 長い時間 表

Nagai jikan o arawasu koto (bikkuri suru)

Menyatakan waktu yang panjang/ lama, (menunjukkan raa terkejut).

Contoh :

 面接 い 待

Mensetu o ukeru made ni zuibun matasareta.

(Menunggu sangat lama sampai ujian wawancara).

b. 表

Takusan no koto o arawasu koto (bikkuri suru)

Menyatakan banyak, (menunjukkan rasa terkejut)

Contoh :

 い 食 い う

Zuibun tabemashita ne. Onaka, daijoubu des ka.

((Kamu) banyak makan ya. Apakah perutnya baik – baik saja?)

(32)

Totemo no koto o arawasu koto (bikkuri suru)

Menyatakan sangat, amat, (menunjukkan rasa terkejut).

2. Menurut Shiro (1993:512), fungsi zuibun dibagi menjadi dua, yaitu :

a. い 思 あ わ

Zuibun wa omotta yori mo motto o arawasu koto.

Zuibun menyatakan keadaan lebih dari yang dipikirkan.

Contoh :

 い あ

Zuibun takusan aru.

(Tersedia sangat banyak.)

 い 大 い

Zuibun ookii.

(Sangat besar).

b. い い 表

Zuibun wa hidoi koto o arawasu.

(33)

Contoh :

 い 言い方

Zuibun na ii kata dayo.

(Itu adalah ucapan yang keterlaluan).

3. Menurut Toshida (1997 : 488) fungsi zuibun ada 2, yaitu :

a. う 意味 表

Hijouni to onajii imi o arawasu.

Menyatakan makna yang sama dengan hijouni, (sangat, amat)

Contoh :

 今日 天気 い 寒い

Kyou no tenki wa zuibun samui des ne.

(Cuaca hari ini sangat dingin ya.)

b. 相手 言葉 対 い 表

Aite no kotoba nado ni taishite hidoi to hinan o arawasu.

Menyatakan keterlaluan dan kecaman terhadap perkataan lawan bicara/ orang

(34)

Contoh :

 返事 い い

Henji mo shinai nante zuibun ne.

(Keterlaluan dia tidak mau menjawab.)

4. Menurut (http://yukbelajarnihongo.blogspot.com) zuibun adalah frasa dalam bahasa

Jepang yang mempunyai fungsi untuk menunjukkan tingkat yang sangat, misalnya,

luar biasa, banyak, lama, dan sebagainya dan seringkali disertai dengan perasaan

heran atau di luar dugaan si pembicara.

Contoh :

 今日 い 人 多い

Kyou wa zuibun hito ga ooi des ne.

Hari ini orang luar biasa banyaknya.

 父 最近 い 健康 う

Otousan ha saikin zuibun kenkou o torimodoshita you des.

(Ayah sepertinya kini sudah sangat sehat/ baikan.)

(35)

Kono dougu ha zuibun tsukatteimas. Sorosoro atarashii no o

kawanakerebenarimasen.

(Alat ini sudah lama dipakai. Sudah waktunya harus membeli yang baru.)

 言う あ い

Sonna koto iunante, anata mo zuibun ne.

(Kau bilang begitu,tidak disangka!)

 い 言い方

Zuibun na iikata da ne.

(Sungguh perkataan yang diluar dugaan ya.)

5. Menurut Mulya (2013 : 46), fungsi zuibun dalam kalimat bahasa Jepang ada beberapa,

yaitu :

a. Zuibun menyatakan jumlah yang dianggap banyak atau “cukup” dan digunakan

dalam hubungan yang akrab dalam ragam lisan.

Contoh :

 辺 土地 い あ

Kono hen no tochi zuibun agettane.

(36)

b. Zuibun menyatakan makna yang lama/ panjang.

Contoh :

 今日 い 歩い

Kyou wa zuibun aruita.

(Hari ini saya cukup lama berjalan kaki.)

c. Zuibun menyatakan perasaan sangat untuk menggambarkan sebagian besar,

banyak, sering, umumnya, kebanyakan.

Contoh :

 あ い う い

Anata no koto wa zuibun ukagatteimas.

(Saya sudah banyak mendengar tentang anda.)

 私 い 楽

Watashi wa zuibun kono keshiki o tanoshinda.

(Saya sangat menikmati pemandangan ini.)

d. Zuibun menyatakan ungkapan perasaan sangat atas sesuatu yang berbeda dari

yang diperkiraan/ diluar dugaan.

(37)

 君 者 い 話 い

Kimi no ke mono ni suru nante, zuibun hanashijanaika.

(Masa kamu dijadikan anak bawang (tidak diajak), keterlaluan.)

2.7.2. Fungsi Kanari

Di dalam bahasa Jepang kanari mempunyai beberapa fungsi di dalam kalimat. Menurut

beberapa pakar dan sumber – sumber data lainnya, fungsi kanari di dalam kalimat bahasa Jepang

adalah sebagai berikut :

1. Menurut Emiko, dkk (1993 : 10), fungsi kanari adalah :

強い 最高 い 表

totemo yori tsuyoi ga saikou dewanai koto o arawasu.

Menyatakan bahwa kanari bukanlah yang paling tinggi kekuatannya dibandingan

dengan [totemo].

Contoh :

 最近忙 主人 疲 い う

(38)

(Akhir – akhir ini karena sibuk, suami saya pun sepertinya lumayan letih.)

2. Menurut Shiro (1993 : 513), fungsi kanari adalah :

普通 い う あ 様子 表

Kanari wa futsuu yori taidou ga ue de aru yousu o arawasu.

Kanarimenyatakan keadaan yang lebih tinggi dari situasi biasa.

Contoh :

 勉強

Kanari benkyou ga dekiru.

(Lumayan bisa menguasai pelajaran.)

 大 建物

Kanari ookina tatemono.

(Bangunan yang lumayan tinggi.)

3. Menurut Toshida (1997 : 488), fungsi kanari ada dua, yaitu :

a. 普通 い う あ 様子 表

(39)

Menyatakan kondisi tingkatan yang lebih diatas dari pada biasa.

Contoh :

 大 い

Kanari ookii jishin.

(Gempa yang lumayan besar.)

 相当 表

b. Soutou o arawasu.

Menyatakan pantas, sesuai, cukup, lumayan.

Contoh :

 収入相当 暮

Shuunyuu soutou ni kurasu.

(Hidup sesuai dengan pendapatan.)

 相当重い箱

Soutou omoi hako.

(Peti yang lumayan berat.)

(40)

Soutou wa kanari ya daibu to onaji imi o arawasu.

Souto wa menyatakan makna yang sama dengan kanari dan daibu.

Contoh :

 相当 い

Soutou hidoi kega.

(Luka yang lumayan berat/ serius.)

4. Menurut sumber http://repository.maranatha.edu , fungsi kanari menyatakan

perbedaan dari nilai asli, hasil, ukuran, tingkatan, akan sesuatu hal yang telah

dipikirkan sebelumnya, sedikit di atas rata – rata.

Contoh :

 田中 病気

Tanaka san no byouki wa kanari yoku narimashita.

(Penyakit Tuan Tanaka telah cukup membaik.)

 ビ ニ わ

Terebi no nyusu wa kanari wakarimas.

((Saya) agakmengawasi isi berita di televisi.)

(41)

Kyou no shiken no mondai wa kanari yasashikatta.

(Soal ujian hari ini cukup gampang.)

Apabila melihat fungsi dari kata zuibun dan kanari di atas, di dalam zuibun lebih

banyak menyatakan hal – hal yang berkaitan dengan jumlah intensitas/ tingkat yang lebih

tinggi seperti sangat, luar biasa, banyak, dsb daripada kanari. Kanari hanya menyatakan

level/ tingkatan lebih dari biasanya, tetapi tidak sampai paling atas atau menunjukkan

(42)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG FUKUSHI, PENGERTIAN FUNGSI, MAKNA DAN FUKUSHIKANARI DAN ZUIBUN

2.1 Pengertian Fukushi

Fukushi merupakan salah satu golongan kelas kata dalam bahasa Jepang. Kelas kata tersebut meliputi verba, nomina, adjektiva, adverbia, dan sebagainya. Sebelum menelaah fungsi fukushikanari dan zuibun penulis akan menerangkan pengertian fukushi yang diambil dari beberapa sumber. Dalam bahasa Jepang fukushi mempunyai beberapa batasan atau definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli linguistik bahasa Jepang.

Fukushi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan kata keterangan. Fukushi ialah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen (verba, adjetiva I dan II) tidak dapat menjadi subjek dan tidak mengenal konjugasi/ deklinasi (Bunkachou dalam Sudjianto, 1995:72).

(43)

品詞 一 自立語 活用 uchi, shu toshite renyoushuu shokugo toshite mochiirareru mono:salah satu jenis kata. Sebagian besar kata yang menerangkan secara terus- menerus, tidak mengalami perubahan, berdiri sendiri dan tidak dapat menjadi subjek. (Umesa Otadao, 1989:1699).

Sedangkan Matsuoka Takashi (1994:41) menyebutkan bahwa adverbia (fukushi) adalah kata yang berperan untuk menerangkan predikat atau sebutan.

McClan Yoko (1981:193) menjelaskan bahwa fukushi adalah kata yang tidak mengalami perubahan, tidak memodifikasi verba, adjektiva, dan adverbia yang lainnya. Tetapi ada beberapa fukushi yang juga memodifikasi nomina yang ada. Banyak kata keterangan bahasa Jepang yang mempunyai batasan yang lebih nyata dalam penggunaannya dibandingkan dengan adverbia bahasa Inggris.

(44)

2.2. Jenis-jenis Fukushi

Ada beberapa pakar linguistik bahasa Jepang yang membagi fukushi menjadi beberapa macam. Masao dalam Sudjianto (2004:155-156) mengelompokkan fukushi menjadi tiga macam yaitu joutai fukushi, teido o arawasu fukushi dan nobekata o shuushokosuru fukushi. Kemudian Motojiro (1986:93-96) membagi fukushi menjadi tiga macam yakni joutai ni fukushi, teido no fukushi, dan tokubestuna iikata o youkyuu suru fukushi. Hiroshi (2000:344) juga mengklasifikasikan fukushi menjadi tiga macam yaitu youtai fukuhi, teido fukushi, dan yuudo fukushi.

Menurut Masuoka Takashi (1999:41) fukushi dalam bahasa Jepang dibagi menjadi tiga

1. Joutai no Fukushi

Joutai no fukushi adalah fukushi yang menerangkan kata kerja, menerangkan secara jelas keadaan tersebut. Joutai no fukushi juga banyak terdapat pada kata- kata giongo yang mengungkapkan bunyi suatu gerakan/ tindakan.

Contoh:

 Bunyi sesuatu yang jatuh (dosunto)

Dan gitaigo yaitu kata yang diungkapkan secara simbolis dengan bunyi menyerupai keadaan ruang atau benda atau gerakan sesuatu.

Contoh:

(45)

Di dalam joutai no fukushi terdapat kata yang mengungkapkan ada tidaknya kemauan dari subjek yang bergerak. Ungkapan untuk menyatakan suatu perilaku/ kegiatan atas kesadaran, seperti:

Waza to

Wazawaza (susah payah, repot- repot, jauh- jauh) dan sebagainya

Menurut Yoshikawa (1990:87) dijelaskan bahwa joutai no fukushi terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

(46)

a. Joutai no Fukushi yang menunjukkan waktu

 帰

Jikini kaeru.

(Pulang dengan segera.)

 う 夜 あ

Touto yoru ga aketa.

(Akhirnya malam pun tiba.)

 待

Shibaraku matta.

(Sudah lama menunggu.)

Sassoku yonda.

(Membaca dengan segera.)

 い い 働

Isoiso hataraku.

(Bekerja dengan senang hat)i.

(47)

Kou kaku.

Teido no fukushi adalah digunakan untuk menyatakan tingkat/ derajat dan keadaan suatu kata yang diterangkannya.

Berikut adalah contoh teido no fukushi: 1. 安い あ

Motto yasui no wa arimasenka.

(Apakah ada yang lebih murah?)

2. う あ 来 い

Kyuyo ga arukara sugu kite kudasai.

(48)

Mae yori daibu karada dajoobu ni natta.

(Dibanding sebelumnya, badannya menjadi lebih sehat.) 5.Jojutsu no fukushi/ Chinjutsu no fukushi

Jojutsu no fukushi/ chinjutsu no fukushi adalah fukushi yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan pembicara. Selalu dipergunakan dengan cara pengucapan tertentu. Jojutsu no fukushi yang berpasangan dengan predikat dan menerangkan predikat itu sendiri.

Contoh:

 あ あ う

Ashita wa tabun ame darou.

(Besok kemungkinan hujan.)

Berikut ini jojutsu no fukushi lainnya:

a. Jojutsu no fukushi yang menyatakan penegasan 1. 明日 晴

Ashita wa kitto hareru.

(Besok pasti cuacanya cerah). 2. 必 時 起

Kanarazu go ji ni okiru.

(Selalu bangun pukul 05.00)

(49)

1. わ い Sappari wakaranai.

(Sama sekali tidak mengerti).

2. あわ い

Danjite shiawasenai.

(Tidak pernah merasa bahagia).

c. Jojutsu no fukushi yang menyatakan larangan 1. い怠

Zettai namakeru na.

(Jangan malas ya!)

d. Jojutsu no fukushi yang menyatakan perkiraan negatif

1. い う

Masaka sonna koto wa shinai darou.

(Masa iya hal seperti itu tidak dilakukan.) 2. 決 失敗 い

Kesshite shippai shinai.

(Sama sekali tidak khawatir).

(50)

1. 明日 晴 う Ashita wa tabun hareru darou.

(Besok kemungkinan cuaca cerah).

2. 帰 い う

Osoraku kaeranaideshou.

(Mungkin saya tidak pulang). 3. う わ う

Sazou owaseru deshou.

(Barangkali sudah lupa, ya).

f. Jojutsu no fukushi yang menyatakan pernyataan/ pertanyaan 1. う 働 い う

Doushite hatarakunai no deshouka.

(Kenapa kamu tidak bekerja?).

2. 笑わ い

Naze warawanai no ka.

(Mengapa kamu tertawa?)

(51)

Tatoe ame ga futte mo, mairimasu.

(Sekalipun hujan turun, saya tetap berkunjung). 2. 休 う 連絡

Moshi yasumu nara renrakushimasu.

(Kalau ada waktu luang akan saya hubungi).

h. Jojutsu no fukushi yang menyatakan perumpamaan 1. 夢 う

Maru de yume no you da.

(Seperti dalam mimpi).

i. Jojutsu no fukushi yang menyatakan permohonan

1. 来 い

Zehi asobi ni kite kudasai.

(Datanglah bermain ke sini!).

2. う 召 い

Douzo meshi agatte kudasai. (Silakan dimakan!).

(52)

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian awal bab ini, digunakan untuk menerangkan kata yang ada di depannya, yaitu adverbia, adjektiva, nomina dan adverbia lain. Contoh:

a) Menerangkan keiyoshi (adjektiva-na dan adjektiva-i) 1. 静

Daibu ni genki ni natta.

(Menjadi sangat sehat) b) Menerangkan doushi (verba)

(53)

c) Menerangkan adverbia lain 

Hidoku bonyari shiteru.

(Amat kurang perhatian).

d) Menerangan taigen (nomina)  Menerangkan waktu

昔 事

Zutto mukashi no koto da.

(Hal yang sudah lama berlalu).  Menerangkan arah

右 歩 い

(Berjalanlah lebih ke sebelah kanan).  Menyatakan jumlah dan kualitas

う一種間先 来 い

Mou isshukan saki ni kite kudasai.

(Berilah waktu seminggu lagi).

Adapun fukushi yang menerangkan taigen yang diselipi partikel no.

(54)

 あい

Shibaraku no aida.

(Jangka waktu yang sebentar).

 約束

Kanate no yakusoku.

(Perjanjian dari dulu).

2.4 Pengertian dan Jenis – Jenis Fungsi

2.4.1. Pengertian Fungsi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id), fungsi dalam istilah ilmu linguistik merupakan peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas (seperti nomina berfungsi sebagai subjek);

(55)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi merupakan suatu peranan dalam unsur sintaksis yang saling berhubungan dengan unsur – unsur lainnya seperti unsur gramatikal, leksikal, ataupun kronologis.

2.4.2 Jenis – Jenis Fungsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id), jenis – jenis fungsi dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Fungsi Ekspresif

Penggunaan bahasa untuk menampakkan hal ihwal yang bersangkutan dengan pribadi pembaca.

2. Fungsi Fatis

Penggunaan bahasa untuk mengadakan atau memelihara kontak antara pembicara dan pendengar.

3. Fungsi Kognitif

Penggunaan bahasa untuk penalaran akal

(56)

Penggunaan bahasa untuk penyampaian informasi antara pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca)

Sedangkan menurut Pangaribuan (2008:63), fungsi terdiri dari tiga jenis, yaitu:

1. Fungsi Ideasional

Fungsi yang dipresentasikan oleh unsur pengalaman dan pemikiran logis yang diungkapkan melalui teks, seperti siapa berperan apa, melakukan tindakan sosial apa, kepada siapa, di lokasi mana, dan lain lain.

2. Fungsi Interpersonal

Fungsi yang menjelaska bagaimana hubungan antar partisipan yang direalisasikan lewat bahasa melalu peran ungkapan, pilihan persona, modalitas ungkapan, dan lain lain.

3. Fungsi Tekstual

Fungsi yang dilihat dari bagaimana keterpaduan makna direalisasikan melalui struktural informasi, kohesi dan unsur – unsur lain yang menyatakan bagaimana bahasa itu melayani kepentingan partisipan.

(57)

2.5.1 Pengertian Makna

Makna merupakan salah satu kajian dalam semantik yang merupakan bagian terpenting dalam melakukan percakapan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id), definisi makna yaitu:

1. Arti

2. Maksud pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan;

Sedangkan menurut Kridalaksana (2008:132), makna adalah: (1) maksud pembicaraan; (2) pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; (3) hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya; (4) cara menggunakan lambang – lambang bahasa.

Dari pengertian yang terdapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa makna adalah arti atau maksud dari suatu tindak tutur.

2.5.2 Jenis – Jenis Makna

(58)

a. Berdasarkan jenis makna semantiknya, makna dapat dibedakan menjadi makna leksikal dan makna gramatikal.

Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan observasi alat indera, atau makna yang sungguh – sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contohnya kata tikus. Makna leksikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Sedangkan makna gramatikalnya adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.

b. Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem, dapat dibedakan menjadi makna refrensial dan makna non refrensial.

Makna refrensial adalah makna dari kata – kata yang mempunyai refren, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Contoh kata meja, dan kursidisebut makna refrensial karena kedua ata itu mempunyai refren yaitu sejenis perabot rumah tangga. Sedangkan kata – kata yang tidak mempunyai refren, maka kata itu disebut kata bermakna non refrensial. Contoh kata karena dan kata tetapi tidak mempunyai refren. Jadi dapat disimpulkan kata – kata yang termasuk kata penuh seperti meja dan kursi termasuk kata – kata yang bermakna refrensial, sedangkan yang termasuk kata tugas seperti preposisi, konjugasi, dan kata tugas lain adalah kata – kata yang bermakna non refrensial.

(59)

Makna denotatif pada dasarnya sama dengan makna refrensial, sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya karena sering disebut makna sebenarnya. Sedangkan makna konotatif adalah makna tambahan pada suatu kata yang sifatnya memberi nilai rasa baik positif mau pun negatif.

d. Berdasarkan ketetapan maknanya, makna dapat menjadi kata dan makna istilah. Makna kata sering disebut sebagai makna yang bersifat umum, sedangkan makna istilah memiliki yang tetap dan pasti. Hal ini dilihat sebagai istilah untuk

pengertian yang berbeda. Makna tangan adalah ‘pergelangan sampai ke jari –jari’,

sedangkan makna lengan adalah ‘ pergelangan sampai ke pangkal bahu’.

Sebaliknya dalam bahasa umum tangan dan lengan dianggap bersinonim.

e. Berdasarkan kriteria atau sudut pandang lain, dibedakan menjadi makna asosiatif, idiomatik, kolokatif, dan sebagainya.

Makna asosiatif sesungguhnya sama dengan pelambang – pelambang yang digunakan oleh suatu konsep lain. Contohnya kata melati digunakan sebagai pelambang kesucian, kata merah digunakan sebagai pelambang keberanian. Berbeda dengan makna idiomatik, kata idiom berarti satuan – satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur – unsurnya maupun makna gramatikal satuan – satuan

tersebut. Contohnya frase menjual rumah bermakna ‘si pembeli menerima rumah

(60)

pembeli menerima gigi dan penjual menerima uang’, tetapi bermakna ‘tertawa keras- keras’. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna idiomatik adalah makna sebuah bahasa yang menyimpang dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur – unsur pembentukanya. Sedangkan makna kolokatif berkenaan dengan makna kata dalam kaitannya dengan makna kata lain yang mempunyai tempat yang sama dalam sebuah frase. Contoh frase gadis itu cantik dan pria itu tampan. Kita tidak dapat menyatakan gadis itu tampan dan pria itu cantik, karena pada kedua kalimat itu maknanya tidak sama walaupun informasinya sama.

2.6. Makna Zuibun dan Kanari

2.6.1. Makna Zuibun

Di dalam bahasa Jepang, kata zuibun berasal dari dua kanji, yaitu kanji zui berasal dari kanji shitagau yang berarti mengikuti dan bun berarti bagian. Dengan demikian kata zuibun mempunyai makna secara umum adalah segala sesuatu yang harus ada dan melekat pada sesuatu dan hal tersebut dipastikan hal yang penting.

(61)

1. Zuibun (随 ) bermakna banyak

Contoh :

1. い 食 い う

Zuibun tabemashitane. Onaka, daijoubu des ka.

((Anda) sudah makan banyak ya. Apakah perut anda baik – baik saja?) (Emiko, dkk. 1993 : 10).

2. あ 人 い時 い 労 う

Ano hito wa wakai toki, zuibun kurou o shita sou des.

(Saya dengar bahwa orang itu telah mengalami banyak kerumitan semasa mudanya.) (Yoshioka, dkk. 1993 : 922)

3. い先生 い 親 教え

Kibishii sensei dakedo, zuibun shinsetsu ni oshiete kudasatte.

(Guru saya tegas, tapi mengajarkan banyak kebaikan.)

(www.maranatha.edu/3/03420067_chapter1.pdf)

2. Zuibun bermakna sangat

Contoh :

(62)

Kyou wa ryou no naka ga zuibun shizuka des ne.

(Hari ini asrama sangat sepi ya.)

(http://www.google.com/url)

b. 日本 南 北 気温 天候 い 違い

Nihon no minami to kita de kion ya tenkou zuibun chigaimasu.

(Di bagian selatan dan utara Jepang cuaca dan tekanan di udara sangat berbeda. ) (Tomioka dan Shima, 1991 : 37)

c. い わ

Kono hen no keshiski wa zuibun kawakatta.

(Pemandangan sekitar sini sangat berubah.)

(http://www.google.com?pend.bahasajepang%2F196)

d. 収穫 い あ

Shuukaku wa zuibun atta.

(Hasilnya sangat lumayan.) (Matsuura, 1994: 1223)

3. Zuibun bermakna lama

(63)

a. 道具 い い あ い 買わ

Kono dougu wa zuibun tsukatte imas. Soro soro atarashii no o

kawanakereba narimasen.

(Alat ini sudah lama dipakai. Sudah waktunya harus dibeli yang

baru. )

(http://yukbelajarnihongo.blogspot.com/20070501archive.html)

b. 彼女 い 前 家族 縁

Kanojo wa zuibun mae ni kazoku to en o kitta.

(Dia memutuskan hubungan dengan keluarga sudah lama.) (Japanese Dictionary Application)

4. Zuibun bermakna terlalu/ keterlaluan

Contoh :

a. い 言い方

Sore wa zuibun na ii kata da yo.

(Itu adalah ucapan yang keterlaluan.) (Shiro, 1993 : 512)

(64)

Henji mo shinainante zuibun ne.

(Keterlaluan (dia) tidak mau menjawab.) (Toshida, 1997 : 488)

c. あ 尽 奥 追い出 い

打 い

Anata ni tsukushitekureta okusan wo oidasu nante zuibun na

shiuchijanaika.

(Mengusir istri yang berdedikasi seperti itu, merupakan tindakan yang keterlaluan.) (http://blog.so-net.ne.jp/emhas2006/index/6)

2.6.2. Makna Kanari

Di dalam bahasa Jepang kata kanari berasal dari dua kanji yaitu, kanji ka yang berasal dari kanji beki yang berarti “seharusnya” dan nari yang berasal dari kanji niru yang berarti mirip. Dengan demikian kata kanari mempunyai makna secara umum adalah sesuatu bagian yang seharusnya mirip atau mendekati dengan bagian yang lain, maksudnya intensitas atau levelnya hampir mendekati level yang semestinya. Tetapi di dalam kalimat bahasa Jepang, kata kanari lebih sering ditulis dengan huruf hiragana.

Menurut beberapa pakar bahasa Jepang, dan sumber data lainnya, kanari mempunyai makna lebih dari satu dan makna tersebut kembali sesuai dengan konteks kalimatnya. Makna kanari dalam kalimat bahasa Jepang sebagai berikut :

(65)

Contoh :

a. 話 わ ? 言い い言葉

Hanashi kanari sore chima, tagawakaruyona? Ore ga iitai kotoba.

(Aku sudah mengatakan cukup banyak, tetapi apakah kamu mengerti? Kata – kata yang ingin kuucapkan.) (http://elib.unikom.ac.id/download/php?id=191478)

b. 彼 い 人

Kare wa kanari sabaketeiru hito des.

(Dia orang yang cukup terbuka.) (

http://my-animemalter.blogspot.com/2013/07/about-japan-language.html)

c. 癌 入院 い 友人 見舞 時 う 珍通

Gan de nyuuinshiteiru yuujin o mimattaga, sono toki choudo chintsuuzai ga kireta no

ga kanari kurushindeita.

(Saat menjenguk teman yang masuk rumah sakit karena kanker, dia terlihat cukup

menderita karena obat pereda rasa sakit nya habis.)

(http:// repository.maranatha.edu/7253/3/0642031_Chapter1.pdf)

(66)

Contoh :

a. 試験 問題 難

Shiken no mondai wa kanari muzukashikatta.

(Soal ujian lumayan susah. )

(http://www.google.com/hikarilongaku.com/2014/01/0239d).

b. 車 修理 金

Kuruma no shuuri ni kanari okane ga kaketta.

(Untuk memperbaiki mobil memerlukan uang yang lumayan (banyak).)

(http://tatoeba.com/hikarihonyaku-jpg.com).

c. 彼女 酒 飲

Kanojo wa kanari sake o nonda.

(Perempuan itu lumayan (banyak) minum sake.) (Yashioka, dkk, 1993 : 304).

d. 田中 収入 あ

Tanaka san wa kanari shuunyuu ga arimas.

(Tuan Tanaka mempunyai pendapatan yang lumayan.) (Yashioka, dkk, 1993 : 303).

3. Kanari bermakna agak

(67)

1. わ 日本語 話 手

Watashi wa nihongo o yomu koto ha kanari dekimas ga, hanasu koto ha mada heta

des.

(Saya dapat membaca bahasa Jepang agak lancer, tetapi lemah dalam

percakapan. )(Yashioka, dkk, 1993 : 304).

2. 君 写真 印象 実際 違う

Kimi no shashin no inshou to jissai wa kanari chigau.

(Kesan anda pada foto dan aslinya agak berbeda.) (http://ejje.weblio.jp)

3. い い

Kono pai wa kanari oishii.

(Kue pai ini rasanya agak enak.) (http://detail.chiebukuro.yahoo.co.jp)

Apabila melihat makna dari kata zuibun dan kanari di atas, dapat dilihat

perbedaan bahwa level zuibun lebih tinggi intensitas atau banyak suatu kapasitas bila

dibandingkan dengan kata kanari. Kanari mempunyai level dibawah dari zuibun

walaupun demikian, masih ada persamaan antara zuibun dan kanari yang bermakna

“agak”. Selain itu, zuibun mempunyai makna yang berkaitan dengan tindakan atau

perbuatan yang dirasakan kurang baik terhadap orang lain

(68)

2.7.1. Fungsi Zuibun

1. Menurut Emiko, dkk (1993 : 10), fungsi zuibun dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. 長い時間 表

Nagai jikan o arawasu koto (bikkuri suru)

Menyatakan waktu yang panjang/ lama, (menunjukkan raa terkejut).

Contoh :

 面接 い 待

Mensetu o ukeru made ni zuibun matasareta.

(Menunggu sangat lama sampai ujian wawancara).

b. 表

Takusan no koto o arawasu koto (bikkuri suru)

Menyatakan banyak, (menunjukkan rasa terkejut)

Contoh :

 い 食 い う

Zuibun tabemashita ne. Onaka, daijoubu des ka.

((Kamu) banyak makan ya. Apakah perutnya baik – baik saja?)

(69)

Totemo no koto o arawasu koto (bikkuri suru)

Menyatakan sangat, amat, (menunjukkan rasa terkejut).

2. Menurut Shiro (1993:512), fungsi zuibun dibagi menjadi dua, yaitu :

a. い 思 あ わ

Zuibun wa omotta yori mo motto o arawasu koto.

Zuibun menyatakan keadaan lebih dari yang dipikirkan.

Contoh :

 い あ

Zuibun takusan aru.

(Tersedia sangat banyak.)

 い 大 い

Zuibun ookii.

(Sangat besar).

b. い い 表

Zuibun wa hidoi koto o arawasu.

(70)

Contoh :

 い 言い方

Zuibun na ii kata dayo.

(Itu adalah ucapan yang keterlaluan).

3. Menurut Toshida (1997 : 488) fungsi zuibun ada 2, yaitu :

a. う 意味 表

Hijouni to onajii imi o arawasu.

Menyatakan makna yang sama dengan hijouni, (sangat, amat)

Contoh :

 今日 天気 い 寒い

Kyou no tenki wa zuibun samui des ne.

(Cuaca hari ini sangat dingin ya.)

b. 相手 言葉 対 い 表

Aite no kotoba nado ni taishite hidoi to hinan o arawasu.

Menyatakan keterlaluan dan kecaman terhadap perkataan lawan bicara/ orang

(71)

Contoh :

 返事 い い

Henji mo shinai nante zuibun ne.

(Keterlaluan dia tidak mau menjawab.)

4. Menurut (http://yukbelajarnihongo.blogspot.com) zuibun adalah frasa dalam bahasa

Jepang yang mempunyai fungsi untuk menunjukkan tingkat yang sangat, misalnya,

luar biasa, banyak, lama, dan sebagainya dan seringkali disertai dengan perasaan

heran atau di luar dugaan si pembicara.

Contoh :

 今日 い 人 多い

Kyou wa zuibun hito ga ooi des ne.

Hari ini orang luar biasa banyaknya.

 父 最近 い 健康 う

Otousan ha saikin zuibun kenkou o torimodoshita you des.

(Ayah sepertinya kini sudah sangat sehat/ baikan.)

(72)

Kono dougu ha zuibun tsukatteimas. Sorosoro atarashii no o

kawanakerebenarimasen.

(Alat ini sudah lama dipakai. Sudah waktunya harus membeli yang baru.)

 言う あ い

Sonna koto iunante, anata mo zuibun ne.

(Kau bilang begitu,tidak disangka!)

 い 言い方

Zuibun na iikata da ne.

(Sungguh perkataan yang diluar dugaan ya.)

5. Menurut Mulya (2013 : 46), fungsi zuibun dalam kalimat bahasa Jepang ada beberapa,

yaitu :

a. Zuibun menyatakan jumlah yang dianggap banyak atau “cukup” dan digunakan

dalam hubungan yang akrab dalam ragam lisan.

Contoh :

 辺 土地 い あ

Kono hen no tochi zuibun agettane.

(73)

b. Zuibun menyatakan makna yang lama/ panjang.

Contoh :

 今日 い 歩い

Kyou wa zuibun aruita.

(Hari ini saya cukup lama berjalan kaki.)

c. Zuibun menyatakan perasaan sangat untuk menggambarkan sebagian besar,

banyak, sering, umumnya, kebanyakan.

Contoh :

 あ い う い

Anata no koto wa zuibun ukagatteimas.

(Saya sudah banyak mendengar tentang anda.)

 私 い 楽

Watashi wa zuibun kono keshiki o tanoshinda.

(Saya sangat menikmati pemandangan ini.)

d. Zuibun menyatakan ungkapan perasaan sangat atas sesuatu yang berbeda dari

yang diperkiraan/ diluar dugaan.

(74)

 君 者 い 話 い

Kimi no ke mono ni suru nante, zuibun hanashijanaika.

(Masa kamu dijadikan anak bawang (tidak diajak), keterlaluan.)

2.7.2. Fungsi Kanari

Di dalam bahasa Jepang kanari mempunyai beberapa fungsi di dalam kalimat. Menurut

beberapa pakar dan sumber – sumber data lainnya, fungsi kanari di dalam kalimat bahasa Jepang

adalah sebagai berikut :

1. Menurut Emiko, dkk (1993 : 10), fungsi kanari adalah :

強い 最高 い 表

totemo yori tsuyoi ga saikou dewanai koto o arawasu.

Menyatakan bahwa kanari bukanlah yang paling tinggi kekuatannya dibandingan

dengan [totemo].

Contoh :

 最近忙 主人 疲 い う

(75)

(Akhir – akhir ini karena sibuk, suami saya pun sepertinya lumayan letih.)

2. Menurut Shiro (1993 : 513), fungsi kanari adalah :

普通 い う あ 様子 表

Kanari wa futsuu yori taidou ga ue de aru yousu o arawasu.

Kanarimenyatakan keadaan yang lebih tinggi dari situasi biasa.

Contoh :

 勉強

Kanari benkyou ga dekiru.

(Lumayan bisa menguasai pelajaran.)

 大 建物

Kanari ookina tatemono.

(Bangunan yang lumayan tinggi.)

3. Menurut Toshida (1997 : 488), fungsi kanari ada dua, yaitu :

a. 普通 い う あ 様子 表

(76)

Menyatakan kondisi tingkatan yang lebih diatas dari pada biasa.

Contoh :

 大 い

Kanari ookii jishin.

(Gempa yang lumayan besar.)

 相当 表

b. Soutou o arawasu.

Menyatakan pantas, sesuai, cukup, lumayan.

Contoh :

 収入相当 暮

Shuunyuu soutou ni kurasu.

(Hidup sesuai dengan pendapatan.)

 相当重い箱

Soutou omoi hako.

(Peti yang lumayan berat.)

(77)

Soutou wa kanari ya daibu to onaji imi o arawasu.

Souto wa menyatakan makna yang sama dengan kanari dan daibu.

Contoh :

 相当 い

Soutou hidoi kega.

(Luka yang lumayan berat/ serius.)

4. Menurut sumber http://repository.maranatha.edu , fungsi kanari menyatakan

perbedaan dari nilai asli, hasil, ukuran, tingkatan, akan sesuatu hal yang telah

dipikirkan sebelumnya, sedikit di atas rata – rata.

Contoh :

 田中 病気

Tanaka san no byouki wa kanari yoku narimashita.

(Penyakit Tuan Tanaka telah cukup membaik.)

 ビ ニ わ

Terebi no nyusu wa kanari wakarimas.

((Saya) agakmengawasi isi berita di televisi.)

(78)

Kyou no shiken no mondai wa kanari yasashikatta.

(Soal ujian hari ini cukup gampang.)

Apabila melihat fungsi dari kata zuibun dan kanari di atas, di dalam zuibun lebih

banyak menyatakan hal – hal yang berkaitan dengan jumlah intensitas/ tingkat yang lebih

tinggi seperti sangat, luar biasa, banyak, dsb daripada kanari. Kanari hanya menyatakan

level/ tingkatan lebih dari biasanya, tetapi tidak sampai paling atas atau menunjukkan

(79)

BAB III

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA FUKUSHI ZUIBUN DAN KANARI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

3.1 Analisis Fungsi Dan Makna Zuibun

3.1.1 Zuibun yang menyatakan cukup, lumayan

Berikut beberapa kalimat dengan konteks yang sesuai yang dikutip dari situs belajar bahasa Jepang/ e-book dan buku bahasa Jepang.

(80)

(http://tomakakahito.blogspot.com/2009/05/trick-cepat-berbahasa-jepang.html Zuibun nihongo ga jouzu ni narimashita. Bikkurishimashita.

((Anda) menjadi cukup mahir berbahasa Jepang. Saya terkejut.)

2. い 古 い 奥 い 前 君

(http://blog.so-net.ne.jp/emhas_2006/archive/c2300679319-1) Zuibun furumekashii, okuyukashii namae ne, kimitte.

(Kamu tuh, namanya cukup tua dan sederhana ya.) 3. あ い 痩

(http://ejje.weblio.jp/sentence/content%E3%81%9A%E3%81%84%E3%81%B6%E3%8

2%93)

Anata wa zuibun yasemashita ne.

(Berat badan kamu sudah agak turun ya.) 4. い 病気

(nihongodecarenavi.net)

Zuibun, byouki ga yokunarimashita.

(Penyakitnya sudah cukup membaik.)

Analisis:

Makna fukushi zuibun pada kalimat – kalimat di atas adalah “cukup”, “agak” dan

(81)

Penggunaan fukushi zuibun ini sudah tepat karena menunjukkan perbedaan yang dianggap lumayan. Hal ini sudah sesuai dengan yang dikatakan Mulya (2013 : 46) bahwa zuibun menyatakan jumlah yang dianggap banyak atau “cukup” dan digunakan dalam hubungan

yang akrab.

3.1.2 Zuibun yang menyatakan sangat

1. 彼 ー ー 来 い い 人 挨拶 い 人 話

い 顔 広い い

(http://belajarbawel.weebly.com/bahasa/category/idiom%20dengan%20nama%20anggota

%20tubuh/20 )

Kare wa paatii ni kitekara, iroiro na hito ni aisatsushite iron na hito ni hanashi o

kakerarete, zuibun kao ga hiroimitai.

(Sejak dia datang ke pesta, dia.menyapa banyak orang, diajak bicara oleh banyak orang, sepertinya dia punya banyak teman.)

2. 前 比 今度 修学旅行 い 違

(http://bahasajepang.com/tatbahasa/setszokushi/75-dakara)

Mae ni kuraberu to kondo no shuugakuryokou zuibun chigattekitamonoda.

(Dibandingkan dari yang sebelumnya, wisata belajar kali ini menjadi sangat berbeda.)

(82)

Fukushi zuibun pada kalimat – kalimat di atas bermakna “sangat” dan “banyak”, dengan fungsi menyatakan makna yang sama dengan hijouni (非常 ; sangat, amat, luar biasa), diluar dugaan pembicara.

Penggunaan fukushi zuibun ini sudah tepat karena menyatakan “sangat” dan “luar biasa” , menunjukkan kejadian yang diluar dugaan pembicara, sama maknanya dengan 非 常 .

Hal ini sudah sesuai dengan yang dikatakan Toshida (1997 : 488) bahwa zuibun menyatakan makna yang sama dengan 非常 (hijouni; sangat, banyak, luar biasa) dan juga sesuai dengan yang dikatakan Shiro (1993:512) bahwa zuibun menyatakan lebih dari yang dipikirkan.

Byounin wa netsu no tame ni zuibun kurushindeiru.

(Pasien itu banyak menderita karena demam.)

3. 日本 国土 九州 北海道 南北 細長い 南 北 気温 天候

い い 月 均気温 比 わ 度

. 度 東京 . 度 . 度

(Tomioka, Sumiko.dan Shima 1991 : 37)

Nihon no kokudo, Kyuushuu kara hokkaidou made, minhoku ni hosonagai des. Minami to

kita de, kion ya tenkou ga, zuibun chigaimas. Shigatsu no heikimkion de kuraberuto,

(83)

Wilayah di Jepang, dari Kyuushuu sampai Hokkaidou, memanjang dari selatan ke utara. Di selatan dan utara, suhu dan cuaca nya sangat berbeda. Jika membandingkan suhu rata

– rata pada bulan 4, di Okinawa 21 derajat, di Kagoshima 16.1 derajat, di Tokyo 13.9 derajat, di Sapporo 6.2 derajat.

4. 新 い機械 置い ペー い う

(http://ja.glosbe.com/ja/fr/%E9%9A%8F%E5%88%86)

Sono atarashii kikai o oitara, supeesu ga zuibun nakunarudarou.

(Jika meletakkan mesin baru itu, akan kehilangan banyak ruangan.)

Analisis:

Fukushi zuibun pada kalimat – kalimat di atas bermakna “sangat” dan “banyak”, menyatakan perasaan sangat, kebanyakan, umumnya.

Hal ini sudah sesuai dengan yang dikatakan oleh Emiko, dkk (1993 : 10) bahwa zuibun berfungsi menyatakan “banyak”, dan juga sesuai dengan yang dikatakan oleh Mulya (2013 : 46) bahwa zuibun menyatakan Zuibun menyatakan perasaan sangat untuk menggambarkan sebagian besar, banyak, sering, umumnya, kebanyakan.

3.1.3 Menyatakan waktu yang lama, sering

1. 最後 家族 ニラン 行 う い

(84)

Saigo ni kazoku dizuni rando e ni ittekara mou zuibun ni naru.

(Sudah sangat lama sejak terakhir kali pergi ke Disney Land bersama keluarga.)

2. 彼 学校 出 い 久 い

(Tokukudo, The Electronic Dictioonary Research and Development Group, Japanese Dictionary Application)

Kare ga gakkou o dete kara zuibun hisashii.

(Sudah sangat lama sejak dia meninggalkan sekolah.)

3. 彼 ラ ケボック い 遅 歌い

( http://kangaroosandkappas.blogspot.com/2011/04/japanese-mini-lesson-1-how-to-use.html)

Kare wa karaoke bokksu de, zuibun osoku made utaimashita.

(Ia bernyanyi di Karaoke Box sampai larut malam.)

4. 彼 い 遅

(https://wiki.brookes.ac.uk/display/JOR/Zuibun?showComments-false) Kare wa basu de zuibun okuremashita.

(Dia selalu terlambat dengan (naik) bus.) Analisis:

Fukushi zuibun pada kalimat – kalimat di atas bermakna “selalu”, “sering”,

(85)

Hal ini sudah sesuai dengan yang dikatakan Emiko, dkk (1993 : 10) bahwa zuibun menyatakan waktu yang panjang/ lama, (menunjukkan raa terkejut), dan juga sesuai dengan yang

dikatakan Mulya (2013 : 46) bahwa zuibun menyatakan makna yang lama atau panjang.

3.1.4 Menyatakan keterlaluan, tidak disangka 1. 見 見 不利 い 人

(http://blog.so-net.ne.jp/cmhas2006/index/6) Mite minufuri suru to wa zuibun da hito da.

(Melihat namun pura – pura tidak melihat, orang yang keterlaluan.)

2. 君 者 い 話 い

(http://www.bahasa-jepang.com/tatbahasa/setsuzokushi/75-dakara) Kimi o noke mono ni suru nante, zuibun hanashijanaika.

((Dia) mencampakkanmu, tega sekali!)

Analisis:

Fukushi zuibun pada kalimat – kalimat diatas bermakna “tega”, “keterlaluan” dan “tidak disangka”, menyatakan keadaan yang diluar dugaan pembicara yang dianggap keterlaluan dan mengandung kecaman atau rasa tidak setuju.

Referensi

Dokumen terkait

PENGGUNAAN PARTIKEL “TO” DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU NI OKERU “TO” NO JOSHI NO SHIYOU..

INTERAKSI MAKNA LEKSIKAL DAN MAKNA METAFORA DALAM NOVEL. MINNA KODOKU DAKEDO KARYA

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Pada Fakultas Ilmu Budaya

tasukeru sudah tepat karena sesuai dengan pendapat para pakar yang menyatakan bahwa verba tasukeru mencakup hal-hal yang bernuansa meminjamkan tenaga untuk orang

Penggunaan verba tetsudau dan tasukeru juga mengacu pada maksud yang sama, memiliki makna dan nuansa yang dapat berbeda jika digunakan dalam komunikasi bahasa

Skripsi Program Studi Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia Bandung, Fakultas Sastra : Tidak Dipublikasikan.. Kushartanti, Untung

Apabila suatu kata memiliki makna yang hampir sama (mirip) dengan satu atau lebih kata yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut memiliki hubungan atau relasi

memberikan batasan tentang kedua istilah tersebut, yaitu polisemi (tagigo) adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu dan setia maknanya memiliki pertautan, sedangkan yang