Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI,
DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENYEDIAAN
KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
JUNI ASHARI NASUTION
040501093
EKONOMI PEMBANGUNAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Medan
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
N a m a : JUNI ASHARI NASUTION
N I M : 040501093
Departemen : EKONOMI PEMBANGUNAN
Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENYEDIAAN KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA UTARA
Tanggal ... Pembimbing,
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
BERITA ACARA UJIAN
H a r i :
Tanggal : Maret 2009
N a m a : JUNI ASHARI NASUTION
N I M : 040501093
Departemen : EKONOMI PEMBANGUNAN
Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENYEDIAAN KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA UTARA
Ketua Departemen, Pembimbing Skripsi,
(Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec) ( Drs. Rujiman, MA ) NIP. 132206574 NIP. 131127371
Penguji I Penguji II
( Ilyda Sudardjad, Msi ) ( Rahmad Sumanjaya, Msi )
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
N a m a : Juni Ashari Nasution
N I M : 040501093
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENYEDIAAN KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA UTARA
Tanggal ... Ketua Departemen,
(Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec) NIP. 132206574
Tanggal ... Dekan,
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Abstract
All country want to reach a high economic growth and labor absorption. Especially
for labor force, the government must have the right policy in economic to make a high labor
absorption, because a high labor absorption can descripe the progress of a country.
In North Sumatera, the human resources development still under standar. The
implementing of the investment still can not create a high economic growth and human
resources development. The main object this research is to reveal the influence economic
growth, investment, and amount of industry to the labor absorption. For analyzing the
influence of economic growth, investment, and amount of industry to the labor absorption is
used OLS method. The source data comes from BPS-Statistics of Sumatera Utara Province,
Bank Indonesia branch of Medan, and others sources references that relate to this research.
The data of labor force in this research is time series on North Sumatera during 1986 – 2006
(21 years). This research is hoped be able to give the description of information accurately
about the influence of economic growth, investment, and amount of industry to labor
absorption in North Sumatera. Estimation technique in this research result that independent
variable has a significant effect for labor absorption.
The result of the research shows that the economic growth, investment, and amount of
industry give a significance influence to the labor absorption with a determinant coefficient
(R2) 80%. Economic growth gives the positive and significance influence to the labor
absorption. Investment gives the positive and significance influence to the labor absorption.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahi Rabbil‘alamin tak terhingga Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
atas segala kesempatan, karunia, dan hidayah-Nya yang sangat berarti, sehingga Penulis bisa
menyelesaikan studi dengan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, Investasi, dan Jumlah Industri terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Sumatera
Utara”. Dan juga shalawat berangkaikan salam buat junjungan umat Nabi Besar Muhammad
SAW yang sama-sama kita harapkan syafaatnya di hari akhir kelak.
Dalam penulisan skripsi ini, Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
baik materi maupun nonmateri. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
meluangkan waktunya memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Kedua orang tua Penulis yang tercinta, Ayahanda H. Abdul Munir Nasution dan
Ibunda Hj. Leliwati Harahap yang selalu dan senantiasa mencurahkan kasih
sayangnya, memandu ke jalan yang benar, menyalakan api semangat dan menjaganya
agar tak pernah padam, serta aliran do’a restu yang takkan pernah terhenti kepada
Penulis sepanjang hayat.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec., selaku Dosen Wali yang telah membimbing
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
5. Bapak Drs. Rujiman, MA. selaku Dosen Pembimbing yang penuh keikhlasan
menyisihkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing Penulis
menyelesaikan skripsi dengan baik.
6. Ibu Ilyda Sudardjad, Msi dan Bapak Rahmad Sumanjaya, Msi selaku Dosen
Pembanding I dan Dosen Pembanding II, yang telah banyak memberi saran yang
sangat berharga.
7. Seluruh dosen dan pegawai administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan, yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan kemudahan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga
selesainya skripsi ini.
8. Staf dan pegawai BI cabang Medan dan BPS Sumatera Utara yang telah menyediakan
data penelitian, sehingga memberikan kemudahan bagi Penulis. Juga kepada para
penulis buku, jurnal, artikel, dan opini yang telah menyediakan literatur yang sangat
berarti. Jangan berhenti berkarya.
9. Abang dan adik-adikku tercinta Dodi Rinaldi SE, Chandra Riski, Soni Sahputra,
Marito, Doli Martua, dan Randi Yusuf. Terima kasih atas segala bantuan dan
bimbingannya serta telah menjadi teladan yang baik.
10.Sahabat sekaligus rekan kerjaku Dani. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Ekonomi
Pembangunan Adi, Novridho, Fi’i, Herman, Bogel, Lindi, Wiman, Ibel, Azie, tya,
Kiki, Devi, Aziz, Serly, Anita, Doly, monik, Asep, Liza, dll. Rekan-rekan
Pemerintahan Mahasiswa M. Iqbal Hrp, Musdar, Dede, Mizan, Saufi, Rahmat Yan,
Rahmad M. Noor, dll. Kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Islam Sidqi, Uli, Santi,
Dewi, dll.
11.Teman, rekan, sahabat, saudara, keluarga, dan semua nyawa yang telah dan selalu
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
serta meneriakkan bahwa “aku bisa” yang tidak mungkin dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, Penulis dengan segala keterbatasannya sangat mengharapkan saran yang konstruktif,
sehingga karya lain dari Penulis di masa yang akan datang jauh lebih baik.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan
kepada Penulis. Akhirul kalam, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Medan, Maret 2009
Penulis,
JUNI ASHARI NASUTION
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Hipotesis ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyerapan Tenaga Kerja ... 7
2.2 Pertumbuhan Ekonomi ... 9
2.2.1 Teori Petumbuhan Ekonomi ... 10
2.2.1.1 Teori Perumbuhan Ekonomi Adam Smith ……... 11
2.2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi David Richardo ... 14
2.2.1.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi Schumpeter ... 15
2.2.1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi David Solow ... 17
2.2.1.5 Teori Pertumbuhan Ekonomi Kaldor ... 18
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
2.2.2 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi ...………...………... 20
2.3 Investasi ... 21
2.3.1 Jenis-Jenis Investasi ... 22
2.3.2 Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Investasi ... 23
2.4 Jumlah Industri ... 26
2.4.1 Teori Industrialisasi ... 27
2.4.2 Strategi Industrialisasi ... 28
2.4.3 Klasifikasi Industri ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian . ... 33
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 33
3.3 Metode dan Tekhnik Pengumpulan Data ... 33
3.4 Pengolahan Data ... 33
3.5 Model Analisis Data ... 34
3.6 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ... 35
3.6.1 Koefisien Determinasi (R-Square) ... 35
3.6.2 Uji Parsial (T-Test) ... 35
3.6.3 Uji Serempak (F-Statistik) ... 37
3.7 Uji Asumsi Klasik ... 38
3.7.1 Multikolinearitas ... 38
3.7.2 Autokorelasi ... 39
3.8 Defenisi Operasional Variabel ……… 42
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara ... 43
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
4.1.2 Kondisi Iklim dan Topografi ... 44
4.1.3 Kondisi Demografi ... 44
4.1.4 Potensi Wilayah ... 44
4.1.5 Kebijakan Pembangunan... 46
4.2 Perkembangan Ekonomi Sumatera Utara ... 47
4.2.1 Struktur Ekonomi... 47
4.2.2 PDRB Perkapita ... 52
4.3 Perkembangan Kesempatan Kerja di Sumatera Utara ... 53
4.4 Perkembangan Investasi di Sumatera Utara ... 56
4.4.1 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Penanaman Modal Asing (PMA) ... 56
4.5 Perkembangan Jumlah Industri di Sumatera Utara ... 60
4.6 Analisis Data ... 70
4.6.1 Interpretasi Model ... 72
4.6.2 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ... 73
4.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran ... 81
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Hal
2.1 Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi.……….. 24
3.1 Kurva Uji t Statistik . ... 36
3.2 Kurva Uji f Statistik……….. 38
3.3 Kurva D-W Statistik………. 42
4.1 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara ... 51
4.2 Jumlah Kesempatan Kerja di Sumatera Utara ... 55
4.3 Perkembangan PMDN dan PMA ... 59
4.4 Jumlah Industri di Sumatera Utara ... 62
4.5 Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang ... 65
4.6 Jumlah Output Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri ... 66
4.7 Nilai Input Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri ... 70
4.8 Kurva Uji t Statistik Pertumbuhan Ekonomi... 74
4.9 Kurva Uji t Statistik Investasi... 75
4.10 Kurva Uji t Statistik Jumlah Industri... 76
4.11 Kurva Uji f Statistik... 77
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Hal
1.1 PDRB ADH Berlaku dan ADH Konstan
Sumatera Utara Tahun 2000 – 2006...…….. 3
2.1 Klasifikasi Industri Menurut Tenaga Kerja... 30
2.2 Penggolongan Industri menurut ISIC... 31
3.1 Kriteria Pengambilan Keputusan D-W Test……… 41
4.1 Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 1999 – 2006 (%)... 49
4.2 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara... 50
4.3 PDRB ADH Berlaku dan ADH Konstan Sumatera Utara Tahun 2000 – 2006... 52
4.4 Jumlah Kesempatan Kerja di Sumatera Utara Tahun 1986 -2006 ... 54
4.5 Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Sumatera Utara Tahun1986-2006... 58
4.6 Jumlah Industri di Sumatera Utara Tahun 1986 – 2006...……. 61
4.7 PDRB Sektor Industri Pengolahan Sumatera Utara ADHB Menurut Sub Sektor Tahun 2000 – 2004 (Milliar Rupiah)...… 64
4.8 Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang di Sumatera Utara Tahun 2002 – 2005...……… 66
4.9 Jumlah Output Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri di Sumatera Utara Tahun 2002 – 2005 (Milliar Rupiah)... 67
4.10 Nilai Input Besar dan Sedang Menurut Golonga Industri di Sumatera Utara Tahun 2002 -2005 (MilliarRupiah)... 69
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
No. LAMPIRAN
1 : Data Variabel Dependen dan Indepanden
2 : Hasil Regresi Linear Berganda
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator yang sangat penting dalam
melakukan analisis pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara karena
pertumbuhan ekonomi menunjukkan seberapa jauh aktivitas perekonomian menghasilkan dan
bertambahnya pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sangat didukung oleh sumber daya yang
potensial. Jumlah penduduk sebagai sumber daya manusia merupakan sumber daya potensial
bagi suatu negara. Dalam GBHN tahun 1978 dinyatakan : “jumlah penduduk yang sangat
besar, apabila dapat dibina dan diarahkan sebagai tenaga kerja yang efektif merupakan
pembangunan yang besar dan sangat menguntungkan bagi usaha-usaha pembangunan
disegala bidang” (bab II, hal 45). Dari kutipan GBHN tersebut, jelas bahwa hal ini sangat
penting dikemukakan, tidak saja keterbatasan dana, tetapi juga sebagai landasan yang kuat
bagi partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional.
Tingkat keberhasilan perekonomian suatu negara yang telah dicapai dapat diukur
melalui konsep kesempatan kerja yang dapat diciptakan atau dihitung dari orang yang
berhasil mendapat pekerjaan. Akan tetapi masalah penduduk dan lapangan pekerjaan selalu
menjadi masalah yang rumit. Masalah ini langsung atau tidak langsung menyangkut
pertanyaan, sampai sejauhmana proses pembangunan dinikmati oleh sebagian masyarakat
dan sampai sejauhmana bangsa kita berpartisipasi sebagai pelaksana aktif dalam usaha kearah
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Kebijakan-kebijakan yang sangat dibutuhkan dalam menciptakan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, kestabilan ekonomi, dan penciptaan lapangan kerja bagi seluruh rakyat
Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan tidak disertai dengan perbaikan struktur
perekonomian yang lebih kokoh dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dalam negeri
dan tingkat inflasi yang sangat tinggi. Kondisi perekonomian dengan tingkat ekonomi yang
tinggi dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam output dan kesempatan kerja
Posisi strategis wilayah Sumatera Utara yang terletak dalam jalur perdagangan
internasional membawa keuntungan tersendiri dalam menyokong perekonomian daerah.
Struktur perekonomian Sumatera Utara sejak 1994 telah bergeser dari sektor pertanian
menuju sektor industri pengolahan. Hal ini ditandai dengan peranan sektor industri semakin
besar. Akan tetapi pada saat terjadi krisis ekonomi tahun 1998 menyebabkan peranan sektor
pertanian kembali meningkat dimana pada tahun 1997 peranan sektor pertanian 24,71% dan
hingga tahun 2002 cenderung meningkat menjadi 30,23%, kemudian tahun 2004 kembali
meningkat sebesar 27,71%.
PDRB perkapita Sumatera Utara pada tahun 2000 sebesar 6.006,1. Apabila dilihat
menurut harga berlaku, angka tersebut dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Pertumbuhan tertinggi terjada pada tahun 2003 yaitu sebesar 13,88% sampai dengan tahun
2004 PDRB perkapita Sumatera Utara atas dasar harga berlaku 9.741,6 tumbuh 12,33%
dibanding tahun sebelumnya (2003) yang sebesar 8.672,1. Pada tahun 2005 pertumbuhan
PDRB mengalami penurunan menjadi 9,18% meskipun nilai naik menjadi 11.326,5.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 1.1
PDRB ADH Berlaku dan ADH Konstan Sumatera Utara Tahun 2000-2006
ADH Berlaku ADH Konstan
Nilai (000 Rp.) Pertumbuhan (%) Nilai (000 Rp.) Pertumbuhan
(%)
2000 6.006,1 - 6.006,1 -
2001 6.813,2 13,44 6.175,7 2,82
2002 7.614,8 11,77 6.385,1 3,39
2003 8.672,1 13,88 6.609,3 3,51
2004 9.741,6 12,33 6.873,4 4,00
2005 11.326,5 9,18 7.130,6 5,78
2006 12.718,2 10,45 7.385,2 6,13
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Sementara itu jika dilihat perhitungan atas dasar harga konstan 2000, dimana
pada perhitungan ini pengaruh kenaikan harga (inflasi) sudah dihilangkan, maka pada periode
2001-2004 peningkatan yang terjadi relatif stabil. Pertumbuhan yang terjadi dari tahun ke
tahun menunjukkan peningkatan. Tahun 2004 pertumbuhan PDRB perkapita naik menjadi
4% lebih baik dibanding tahun 2003 sebesar 3,51%. Demikian pula pertumbuhan tahun 2003
lebih baik dari pertumbuhan tahun 2001. Sementara itu pertumbuhan tahun 2005 menjadi
5,78%.
Keynes mengatakan masalah investasi baik ditinjau dari penentuan jumlahnya
maupun kesempatan untuk melakukan investasi itu sendiri didasarkan pada konsep Marginal
Eficiency of Capital (MEC). MEC merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan dari
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Hubungan antara MEC, investasi, dan tingkat bunga dapat dilihat dari MEC sebagai
garis yang menurun, dimana garis ini memperlihatkan jumlah investasi yang dilakukan pada
setiap tingkat bunga yang berlaku.
Sementara itu, jumlah industri di Sumatera Utara terus berkembang. Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara menyebutkan bahwa jumlah usaha industri
pada tahun 2004 tercatat sebanyak 929 perusahaan, jumlah ini menunjukkan peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 919 perusahaan. Sebagian besar industri
ini termasuk pada industri makanan, minuman, dan tembakau yang jumlahnya mencapai 384
perusahaan dan kemudian diikuti oleh golongan industri kimia, batu bara, karet, dan plastik
sebanyak 174 perusahaan, dan sisanya 133 perusahaan diikuti oleh industri kayu dan perabot
rumah tangga.
Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba menganalis atau melihat perkembangan
kesempatan kerja dihadapkan dengan pertumbuhan ekonomi, investasi, dan jumlah industri di
Sumatera Utara. Untuk maksud tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Jumlah Industri terhadap
Penyediaan Kesempatan Kerja di Sumatera Utara”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis membuat perumusan masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyediaan kesempatan kerja di
Sumatera Utara?
b. Bagaimana pengaruh investasi terhadap penyediaaan kesempatan kerja di Sumatera
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
c. Bagaimana pengaruh jumlah industri terhadap penyediaan kesempatan kerja di
Sumatera Utara?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat hipotesis sebagai
berikut:
a. Ada pengaruh positif pertumbuhan ekonomi terhadap penyediaan kesempatan kerja di
Sumatera Utara.
b. Ada pengaruh positif investasi terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera
Utara.
c. Ada pengaruh positif jumlah industri terhadap penyediaan kesempatan kerja di
Sumatera Utara.
1.4 Tujuan Penelitian
Penulisan skripsi ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyediaan kesempatan
kerja di Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui pengaruh investasi terhadap penyediaan kesempatan kerja di
Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah industri terhadap penyediaan kesempatan kerja di
Sumatera Utara.
1.5 Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, diantaranya:
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
2. Sebagai bahan studi atau literatur bagi mahasiswa yang ingin mengetahui tentang
pengaruh pertumbuhan ekonomi, investasi, jumlah industri terhadap penyediaan
kesempatan kerja di Sumatera Utara.
3. Sebagai pelengkap sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian dengan topik yang
sama yang sudah ada sebelumnya.
4. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis dalam kaitannya dengan disiplin ilmu yang
penulis tekuni.
5. Sebagai bahan masukan atau pemikiran bagi instansi yang terkait dalam mengambil
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENYERAPAN TENAGA KERJA
Pada negara yang sedang berkembang umumnya masalah pengangguran merupakan
masalah yang sulit dipecahkan sampai saat ini, karena masalah pengangguran menyebabkan
tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi
yang maksimal. Seperti halnya yang terjadi di Indonesia, pemerintah mengupayakan berbagai
jalan keluar untuk dapat mengatasi pengangguran baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Proses dari usaha untuk menciptakan tenaga kerja yang merupakan topik dalam
penelitian ini dapat diwujudkan apabila pembinaan dan pengembangan industri-industri kecil
dapat berjalan dengan semestinya. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk dapat
mendorong perekonomian rakyat.
Pengertian dari penyerapan itu sendiri diartikan cukup luas, menyerap tenaga kerja
maknanya menghimpun orang atau tenaga kerja pada suatu lapangan usaha sesuai dengan
kebutuhan usaha itu sendiri.
Dalam ilmu ekonomi seperti kita ketahui faktor-faktor produksi adalah tanah, modal,
tenaga kerja, dan keahlian. Salah satu faktor tersebut adalah tenaga kerja yang mempunyai
keahlian dan keterampilan agar dapat meningkatkan sektor industri. Sementara modal utama
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Siagian (1995) sumber daya manusia dan kekayaan alam yang melimpah
tidak banyak artinya tanpa dikelola manusia dengan baik, maksudnya sumber daya lainnya
dan kekayaan alam akan sangat berarti apabila telah digunakan manusia tidak hanya bagi
kepentingan diri sendiri tetapi juga demi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan”.
Tenaga kerja yang ada banyak yang tidak siap pakai sehingga lapangan kerja yang
ada tidak bisa menyerap tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan.
Disinilah perlunya peranan pemerintah dalam mengatasi hal tersebut melalui pembinaan dan
pelatihan bagi tenaga kerja agar dapat meningkatkan kualitas kerja. Sementara itu, harus ada
pengembangan industri yang dapat menyerap tenaga kerja sesuai dengan yang diharapkan.
Selanjutnya dari uraian diatas dijelaskan, melalui bantuan peningkatan lunak dapat
memotivasi pengetahuan, keterampilan dan wawasan pandangan yang luas sehingga
mempermudah proses penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan. Masalah penyerapan tenaga
kerja ini juga tidak terlepas dari kesempatan kerja yang tersedia ditengah-tengah masyarakat.
Ketidak seimbangan antara penawaran kerja dengan pasar kerja akan menimbulkan
pengangguran.
Mengingat kesempatan kerja yang terbatas tersebut maka pemerintah mengupayakan
penciptaan lapangan kerja yang nantinya dapat menampung tenaga kerja sehingga
mengurangi tingkat pengangguran yang ada ditengah-tengah masyarakat dengan menciptakan
usaha-usaha pada bidang industri yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dengan tumbuh dan berkembangnya industri maka dampaknya akan sangat luas
terhadap penyerapan tenaga kerja. Peningkatan sumber daya manusia yang lambat tentunya
akan menghambat perkembangan industri tersebut. Merupakan tugas dan tanggung jawab
masyarakat bersama dengan pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta
berpartisipasi menunjang program pemerintah dalam peningkatan taraf hidup yang adil dan
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
2.2 PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi seharusnya diukur dengan istilah yang riil. Istilah pertumbuhan
ekonomi merujuk pada suatu kelompok keseluruhan konsep dengan arti yang berbeda-beda :
1. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai pertambahan arus modal total out
put ekonomi suatu negara atau wilayah selama satu periode tertentu.
2. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai pertambahan perkapita atau
pertenagakerja. Pertambahan output perkapita atau pertenagakerja menunjukkan
indikasi yang lebih baik tentang ekonomi dari pada peningkatan yang tidak seberapa
dari total output yang diproduksi.
3. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai pertambahan konsumsi perkapita.
4. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai pertambahan kesejahteraan
pribadi.
5. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perubahan dalam struktur
ekonomi.
6. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian tahap yang dilalui
oleh negara dalam pembangunan ekonomi.
Semua definisi pertumbuhan ekonomi tersebut memiliki kegunaan masing-masing.
Sebagai contoh : pertambahan output perkapita memungkinkan suatu peningkatan standar
hidup, dan pertambahan dalam konsumsi dan kesejahteraan perkapita menunjukkan
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
untuk mencapai suatu pandangan yang berarti tentang keseluruhan proses pembangunan
diseluruh daerah.
Menurut Sukirno (2006) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan output perkapita
dalam jangka panjang. Tekanannya adalah pada tiga aspek, yaitu : proses, out put perkapita,
dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses”, bukan gambaran ekonomi
sesaat.
2.2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai
faktor-faktor apa yang menyebabkan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang dan
penjelasan bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi
proses pertumbuhan. Jadi teori ekonomi adalah suatu “ceritera” yang logis mengenai
bagaimana proses pertumbuhan itu terjadi.
Didalam ilmu ekonomi terdapat banyak teori pertumbuhan ekonomi, diantaranya
adalah :
1. Teori-teori klasik yang mencakup teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith, David
Ricardo, dan Schumpeter.
2. Teori-teori modern yang mencakup : a. Teori pertumbuhan Neo-Keynes yaitu
Harold-Domar. b. Teori pertumbuhan Neo-klasik yaitu Robert Solow, Kaldor dan Kusnetz.
2.2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Adam Smith
Adam Smith (1723 - 1790) didalam bukunya An Inquiry Into the Nature and Cause of
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Adam Smith sering dianggap sebagai awal dari pengkajian masalah pertumbuhan secara
sistematik. Menurut teori Adam Smith ada dua aspek utama dalam pertumbuhan ekonomi,
yaitu :
1. Pertumbuhan output (GDP) total.
Smith melihat sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok, unsur
tersebut adalah :
a. Sumber-sumber alam yang tersedia (faktor produksi tanah).
b. Sumber-sumber manusiawi atau jumlah penduduk.
c. Stok barang kapital yang ada.
Menurut Smith sumber-sumber alam yang tersedia merupakan wadah yang paling
mendasar dari kegiatan produksi pada suatu masyarakat. Jumlah sumber-sumber alam yang
tersedia merupakan batas maksimal dari pertumbuhan ekonomi tersebut. Artinya selama
sumber-sumber ini belum dimanfaatkan sepenuhnya, yang memegang peranan dalam proses
produksi adalah dua unsur produksi yang lain yaitu jumlah produksi dan stok kapital yang
ada. Dua unsur inilah yang akan menekankan besarnya output masyarakat dari tahun ke
tahun. Tetapi apabila output terus meningkat, sumber-sumber alam akhirnya akan
dimanfaatkan sepenuhnya dan pada tahap ini sumber-sumber alam akan membatasi output.
Unsur yang kedua adalah sumber-sumber manusiawi atau jumlah penduduk, dalam
proses pertumbuhan output unsur ini dianggap mempunyai peranan yang pasif, dalam arti
bahwa jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Unsur yang ketiga adalah stok capital yaitu yang secara aktif menentukan tingkat
output. Smith memang memberikan peranan sentral kepada pertumbuhan stok capital atau
akumulasi capital dalam pertumbuhan output.
2. Pertumbuhan penduduk
Aspek kedua dari pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan penduduk. Disebut
bahwa penduduk bersifat “pasif” dalam proses pertumbuhan output, yang berarti bahwa
dalam jangka panjang berapun jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh proses produksi
akan tersedia melalui pertumbuhan penduduk. Smith mempunyai teori pertumbuhan
penduduk yang tidak banyak berbeda dengan teori kependudukan Thomas Maltus meskipun
Smith lebih dahulu mengemukannya dari Thomas Maltus.
Menurut Smith, penduduk meningkat apabila tingkat upah yang berlaku lebih tinggi
dari tingkat upah subsistensi, yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk seseorang agar bisa
mempertahankan hidupnya. Apabila tingkat upah berada diatas tingkat upah subsistensi,
maka orang-orang akan kawin pada usia muda, kematian anak-anak berkurang, dan jumlah
kelahiran bertambah. Sebaliknya jumlah penduduk akan berkurang apabila tingkat upah yang
berlaku jauh dibawah tingkat upah subsistensi. Dalam keadaan ini kematian anak-anak akan
meningkat dan banyak perkawinan ditunda. Smith mengatakan bahwa “harga” tenaga
manusia ditentukan oleh tarik menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran.
Posisi stasioner
Akhirnya setiap perekonomian akan sampai pada posisi stasionernya. Pada posisi ini
capital dan output tidak lagi tumbuh, permintaan tenaga kerja tidak naik, dan tingkat upah
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
memang bukan suatu keadaan yang menarik, segalanya serba madeg. Jumlah penduduk yang
mati sama dengan jumlah penduduk yang lahir, tingkat upah berada pada tingkat subsistensi
dan tidak bisa diharapkan membaik, investasi digunakan hanya untuk mengganti kapital yang
rusak. Ini semua terjadi karena perekonomian sudah mencapai perkembangan yang maksimal
bila didukung oleh sumber-sumber alam yang ada.
2.2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi David Ricardo
Ricardo mengemukakan pertumbuhan ekonomi klasik yang mengalami
pengembangan lebih lanjut. Garis besar proses pertumbuhan dan kesimpulan-kesimpulan
umum yang ditarik oleh Ricardo tidak terlalu berbeda dengan teori Adam Smith. Ricardo
menganggap bahwa faktor produksi tanah (sumber daya alam) tidak bisa bertambah sehingga
akhirnya bertindak sebagai pembatas dalam proses pertumbuhan.
Aspek-aspek proses pertumbuhan menurut Ricardo memiliki ciri sebagai berikut :
a. Tanah terbatas jumlahnya.
b. Tenaga kerja (penduduk) yang meningkat atau menurun sesuai dengan tingkat upah
apakah diatas atau dibawah tingkat upah minimal (upah alamiah).
c. Akumulasi kapital terjadi apabila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik kapital
berada diatas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik mereka
melakukan investasi.
d. Dari waktu ke waktu terjadi kemajuan teknologi.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Satu-satunya harapan untuk meningkatkan perekonomian adalah adanya
kemungkinan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi meningkatkan produktivitas tenaga
kerja dan kapital. Jadi dengan adanya teknologi, the law of diminishing return bisa
diperlambat dan kemerosotan tingkat upah dapat ditekan. Dalam posisi pertumbuhan
ekonomi menurut Ricardo ada dua kekuatan dinamis yang tarik menarik, yaitu :
a. The law of diminishing return.
b. Kemajuan teknologi.
Diantara keduanya yang paling dominan adalah the law of diminishing return. Adanya
keterbatasan faktor produksi tanah akan membatasi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Suatu negara hanya bisa tumbuh sampai batas yang dimungkinkan oleh sumber daya alam
yang dimilki negara tersebut.
The law of deminishing return berbunyi : apabila salah satu input tetap, sedang
input-input lainnya ditambah penggunaanya maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap unit
tambahan input tersebut mula-mula naik, akan tetapi kemudian seterusnya menurun apabila
inputnya terus ditambah.
2.2.1.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi Schumpeter
Schumpeter berpendapat bahwa motor penggerak pembangunan ekonomi adalah
suatu proses yang ia beri nama inovasi, dan pelakunya adalah para wiraswasta, inovator, atau
entrepreneur.
Kemajuan ekonomi menurut Schumpeter dianggap sebagai peningkatan output
masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
produksi itu sendiri. Pertumbuhan penduduk dan akumulasi kapital yang berasal dari
tabungan rutin masyarakat.
Inovasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam teori Schumpeter. Dikatakan
bahwa inovasi mempunyai tiga pengaruh, yaitu : pertama, diperkenalkannya teknologi baru.
Kedua, inovasi menimbulkan keuntungan lebih yang merupakan sumber dana penting bagi
akumulasi modal atau kapital. Ketiga, inovasi pada tahapan selanjutnya akan menimbulkan
imitasi yaitu adanya pengusaha yang meniru teknologi baru tersebut.
Ada lima macam yang oleh schumpeter dimasukkan sebagai inovasi, yaitu :
a. Diperkenalkannya produk baru.
b. Diperkenalkannya cara berproduksi yang baru.
c. Pembukaan daerah-daerah pasar baru.
d. Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru.
e. Perubahan organisasi industri sehingga meningkatkan efisiensi industri.
Kunci dalam proses inovasi adalah terdapatnya lingkungan yang menunjang
terjadinya inovasi tersebut. Schumpeter berpendapat bahwa sistem kapitalis dan kebebasan
berusaha yang didukung oleh lembaga sosial politik yang sesuai merupakan yang paling
subur bagi timbulnya inovator dan inovasi. Hanya dalam sistem inilah menurut schumpeter
semangat berinovasi paling kuat. Tetapi disamping itu harus ada dua faktor lain yang
menunjang terlaksananya inovasi itu. Dua faktor itu adalah :
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
2. Adanya sistem perkreditan yang menyediakan dana bagi para entrepreneur untuk
merealisasikan ide-ide tersebut sehingga menjadi sesuatu yang nyata dalam
perekonomian.
Sistem perkreditan merupakan faktor penunjang terwujudnya inovasi. Dengan adanya
sistem perkreditan para calon inovator mendapatkan kesempatan yang lebih luas mewujudkan
idenya. Sistem perkreditan mempertemukan mereka yang membutuhkan dana dengan yang
kelebihan dana, sehingga memperlancar terwujudnya inovasi yang kemudian akan berperan
penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
2.2.1.4Teori Pertumbuhan Ekonomi Robert Solow
Teori ini dikemukakan oleh Solow pada tahun 1956 dan merupakan penyempurnaan
dari teori klasik sebelumnya. Fokus pembahasan pertumbuhan neo klasik adalah akumulasi
stok barang modal dan keterkaitannya dengan keputusan masyarakat untuk menabung atau
untuk melakukan investasi. Kesimpulan pokok dalam analisis Solow adalah bahwa
pertumbuhan ekonomi mengandung ciri yang stabil dalam pola keadaan ekuilibrium.
Asumsi-asumsi penting dalam model Solow antara lain :
1. Tingkat teknologi dianggap konstan (tidak ada kemajuan teknologi).
2. Tingkat depresi dianggap konstan.
3. Tidak ada perdagangan luar negeri atau aliran keluar masuk barang modal.
4. Tidak ada sektor pemerintah.
5. Tingkat pertambahan penduduk (tenaga kerja) dianggap konstan.
6. Untuk mempermudah analisis, dapat ditambahkan asumsi bahwa seluruh penduduk
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
2.2.1.5Teori Pertumbuhan Ekonomi Nicholas Kaldor
Dalam perkembangan pemikiran Kaldor mengenai masalah pertumbuhan ekonomi,
perhatiannya semakin ditujukan kepada masalah-masalah konkrit yang berjalan dalam masa
yang panjang, sekitar lima puluh tahun atau lebih. Pandangan Kaldor tentang proses
pertumbuhan ekonomi jangka panjang diarahkan pada pertumbuhan sektoral yang mencakup
sektor komoditi primer dan sektor sekunder (industri dan konstruksi). Sedangkan kegiatan di
sektor tertier (jasa) dianggap sebagai fungsi dari perkembagan industri.
Menurut Kaldor, Peningkatan produktivitas tenaga kerja memerlukan investasi yang
berkenaan dengan mekanisme teknik produksi. Hal ini brarti bertambahnya modal per tenaga
kerja. Investasi bukan menjadi sebab bagi pertumbuhan produksi, melainkan sebaliknya
pertumbuhanlah yang memungkinkan pengerahan investasi.
2.2.1.6Teori Pertumbuhan Ekonomi Simon Kusnezt
Dalam teori pertumbuhan ekonomi, Kusnetz menekankan diadakannya identifikasi,
pemantauan, dan pengkajian mengenai penomena pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi yang dimaksud Kusnetz ditandai oleh tiga ciri pokok :
1. Laju pertumbuhan pendapatan perkapita.
2. Persebaran (distribusi) angkatan kerja menurut sektor kegiatan produksi yang
menjadi sumber nafkahnya.
3. Pola persebaran penduduk.
Sebelum era pertumbuhan ekonomi, kegiatan ekonomi para penduduk terpusat di
sektor primer yang bersifat ekstraktif (pertanian, perikanan, dan pertambangan). Proses
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
pandangan Kusnetz era pertumbuhan ekonomi tidak hanya ditandai oleh peran industri
manufaktur dan konstruksi tetapi juga modernisasi teknologi di bidang pertanian dan bidang
produksi primer pada umumnya, selain itu kini semakin menonjol peranan pemasaran dan
teknologi komunikasi.
2.2.2 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Ada beberapa faktor pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi tingkat
perekonomian suatu negara. Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi tersebut dibagi dalam dua
kelompok besar, yaitu :
1. Faktor ekonomi.
a. Sumber daya alam.
b. Akumulasi modal.
c. Organisasi.
d. Kemajuan teknologi.
e. Pembagian kerja.
f. Skala produksi.
2. Faktor non ekonomi
Selain faktor ekonomi, yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi ada
juga faktor non ekonomi yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi, yaitu :
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
b. Manusia.
c. Politik.
d. Administrasi .
2.3 INVESTASI
Secara umum investasi meliputi pertambahan barang dan jasa dalam masyarakat
seperti pertambahan mesin-mesin baru, pembuatan jalan baru, pembukaan lahan baru, dan
sebagainya.
Menurut Sukirno (2004), investasi didefinisikan sebagai pengeluaran untuk membeli
barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan
terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa dimasa yang akan datang. Dengan kata lain, dalam teori
ekonomi, investasi berarti kegiatan perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi
dalam perekonomian.
Dalam kaitannya dengan perusahaan dimana perusahaan tersebut melakukan investasi
untuk mendapatkan profit sebesar-besarnya, dimana dana investasi tersebut salah satunya
bersumber dari dana masyarakat yang ditabung pada lembaga-lembaga keuangan, maka
Deliarnov (1995) mengemukakan bahwa investasi merupakan pengeluaran perusahaan secara
keseluruhan yang mencakup pengeluaran untuk membeli bahan baku atau material,
mesin-mesin dan peralatan pabrik serta semua modal lain yang diperlukan dalam proses produksi,
keperluan untuk bangunan kantor, bangunan tempat tinggal karyawan dan bangunan
konstruksi lainnya, juga perubahan nilai stok atau barang cadangan sebagai akibat perubahan
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Dari beberapa pendapat diatas tentang investasi, maka dapat disimpulkan bahwa
investasi merupakan pengeluaran sejumlah uang dari investor atau pengusaha guna
membiayai kegiatan produksi untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang
2.3.1 Jenis-Jenis Investasi
Jenis-jenis investasi berdasarkan pelaku investasi dibagi dua, yaitu :
a. Investasi Otonom (Antonomous Investment)
Investasi Otonom adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh
pendapatan nasional. Artinya tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan jumlah
investasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
Investasi ini dilakukan oleh pemerintah (public investment), karena disamping
biayanya sangat besar, investasi ini juga tidak memberikan keuntungan maka pihak swasta
tidak dapat melakukan investasi jenis ini disebabkan oleh tidak adanya keuntungan yang
diperoleh secara langsung.
Contoh : investasi bendungan untuk saluran irigasi akan dapat meningkatkan produksi
hasil pertanian tetapi tidak memberi keuntungan langsung kepada pemerintah. Selain itu
pembukaan dan pembangunan sarana dan prasarana jalan juga merupakan investasi otonom.
Dengan dibukanaya prasarana jalan akan dapat meningkatkan aktivitas perekonomian daerah
terisolir.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Investasi Dorongan adalah investasi yang besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan, baik itu pendapatan daerah ataupun pendapatan nasional. Investasi ini
dilakukan karena adanya pertambahan permintaan akibat dari pertambahan pendapatan.
Jelasnya apabila pendapatan bertambah maka pertambahan permintaan tersebut akan
digunakan untuk tambahan konsumsi, oleh karena itu akan muncul pabrik baru atau perluasan
pabrik lama untuk dapat memenuhi pertambahan permintaan tersebut.
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi
a. Tingkat Bunga
Tingkat bunga sangat berperan dalam menentukan tingkat investasi yang terjadi pada
suatu negara. Apabila tingkat bunga rendah maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi
karena kredit dari bank masih menguntungkan melakukan investasi. Sebaliknya apabila
tingkat bunga tinggi maka investasi rendah karena kredit dari bank tidak menguntungkan.
Keynes mengatakan masalah investasi baik ditinjau dari penentuan jumlahnya
maupun kesempatan untuk melakukan investasi itu sendiri didasarkan pada konsep Marginal
Eficiency of Capital (MEC). MEC merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan dari
investasi yang dilakukan (Return of Investment).
Hubungan antara MEC, investasi, dan tingkat bunga dapat dilihat dari MEC sebagai
garis yang menurun, dimana garis ini memperlihatkan jumlah investasi yang dilakukan pada
setiap tingkat bunga yang berlaku.
Tingkat Suku Bunga
i2
i1 MEC1
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.1
Hubungan tingkat bunga dan investasi
Keterangan :
Gambar diatas memperlihatkan bahwa pada tingkat bunga i1, tingkat investasi yang
terjadi adalah I1 yang menghasilkan titik MEC1. Pada tingkat bunga i2, tingkat investasi
adalah I2 sedang MEC akan menurun pada posisi MEC2.
a. Peningkatan Aktivitas Perekonomian.
Harapan adanya peningkatan aktivitas perekonomian pada masa yang akan datang
merupakan salah satu faktor penentu untuk mengadakan investasi atau tidak. Kalau ada
perkiraan akan terjadi peningkatan aktivitas perekonomian pada masa yang akan datang
walaupun tingkat bunga lebih besar dari tingkat MEC (sebagai penentu investasi), investasi
mungkin akan tetap dilakukan oleh investor yang jeli melihat peluang meraih keuntungan
yang lebih besar dimasa yang akan datang.
b. Kestabilan Politik Suatu Negara
Kestabilan politik suatu negara merupakan suatu pertimbangan yang sangat penting
untuk mengadakan investasi karena dengan stabilnya politik negara yang bersangkutan
terutama penanaman modal asing (PMA), tidak akan ada resiko perusahaannya
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
c. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi akan meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya
produksi. Dengan demikian kemajuan teknologi yang berlaku diberbagai kegiatan ekonomi
akan mendorong lebih banyak investasi semakin besar biaya yang diperlukan untuk
melakukan perombakan dalam melakukan teknologi yang digunakan, semakin banyak
investasi yang akan dilakukan.
2.4 JUMLAH INDUSTRI
Menurut UU no 5 tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi mengolah bahan
mentah menjadi bahan baku, bahan setengah jadi, atau barang jadi dengan nilai yang lebih
tinggi untuk penggunaannya, termasuk rancang bangunan dengan rekayasa industri.
Menurut Dumairy tahun 1996, industri mempunyai dua pengertian. Pertama : industri
merupakan himpunan perusahaan-perusahaan penghasil kertas. Kedua : industri adalah sektor
ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Dalam istilah ekonomi, industri juga mempunyai dua pengertian yaitu pengertian
secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam pengertian secara luas, industri mencakup
semua usaha atau kegiatan dibidang ekonomi yang bersifat produktif. Sedang pengertian
secara sempit, industri adalah suatu kegiatan yang mengubah suatu barang dasar secara
mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi. Sedang
menurut Badan Pusat Statistik (BPS) industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan
kegiatan mengubah barang jadi dan barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Kartasapoetra (1987) dalam bukunya yang berjudul “Pembentukan
Perusahaan Industri”, pengertian industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengubah
bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi sehingga menjadi barang
dengan nilai yang lebih penggunaannya. Dalam pengertian lain, industri adalah suatu
aktivitas yang mengubah bahan baku menjadi barang setengah jadi dengan tujuan untuk
dijual.
Berdasarkan pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa industri merupakan
salah satu kegiatan ekonomi manusia yang sangat penting. Melalui kegiatan industri akan
dihasilkan berbagai kebutuhan manusia mulai dari peralatan sederhana sampai peralatan
modern. Jadi pada dasarnya kegiatan itu lahir untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan
kata lain industri telah dikenal sejak zaman dahulu walaupun pada awal perkembangannya
masih sangat sederhana dan terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan dalam
lingkup yang terbatas.
Pembangunan ekonomi di suatu negara dalam periode jangka panjang akan membawa
perubahan mendasar dalam struktur ekonomi negara tersebut. Dimana dimulai dari ekonomi
tradisional yang dititik beratkan pada sektor pertanian, menuju perekonomian modern yang
didominasi oleh sektor industri. Menurut Kuznets, perubahan struktur ekonomi pada
umumnya disebut transformasi struktural dan dapat didefinisikan sebagai rangkaian
perubahan dalam komposisi permintaan, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor),
produksi, dan penggunaan faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal yang diperlukan
guna mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
2.4.1 Teori Industrialisasi
Seluruh negara di dunia melakukan proses industrialisasi untuk menjamin
pertumbuhan ekonomi (Chenery, 1986). Hal ini menujukkan bahwa sektor industri telah
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
memiliki kelebihan dibanding sektor pertanian. Kelebihan itu antara lain produksinya yang
mempunyai dasar tukar (term of trade) yang tinggi, nilai tambah yang besar, bagi pengusaha
mempunyai keuntungan yang besar, dan prose produksinya lebih bisa dikendalikan oleh
manusia.
Industrialisasi di setiap negara mempunyai corak yang berbeda-beda, dalam
implementasinya ada empat teori yang dilaksanakan oleh beberapa negara yang melandasi
industrialisasi (Dumary, 1996). Adapun ke empat teori tersebut adalah :
1. Keuntungan Komparatif (Comparative advantage). Jenis industri yang dikembangkan
oleh negara yang menganut teori ini adalah industri yang merupakan keunggulan
komparatif negara tersebut.
2. Keterkaitan Industri (Industrial Linkage). Jenis industri yang dikembangkan oleh
negara yang menganut teori ini adalah industri yang mempunyai keterkaitan yang luas
dengan sektor-sektor ekonomi lainnya.
3. Penciptaan Kesempatan Kerja (Employment Creation). Jenis industri yang
dikembangkan oleh negara yang menganut teori ini adalah industri yang mempunyai
penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar.
4. Loncatan Teknologi (Tecnology Jump). Jenis industri yang dikembangkan oleh
negara yang menganut teori ini adalah industri yang mempunyai teknologi tinggi
sehingga akan terjadi alih ekonomi bagi sektor-sektor lain.
2.4.2 Strategi Industrialisasi
Menurut Dumary tahun 1996, ada dua strategi industrialiasi yakni :
1. Substitusi Impor (Import Subtitution). Strategi ini disebut strategi kedalam atau
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
jenis-jenis industri untuk menggantikan kebutuhan akan impor barang-barang sejenis.
Pelaksanaannya dalam dua tahap. Pertama : terlebih dahulu mengembangkan industri
barang-barang konsumsi. Kedua : menggalakkan pengembangan industri hulu seperti
industri baja dan aluminium. Salah satu ciri yang menonjol dalam strategi ini adalah
pelaksaannya disertai dengan tingkat proteksi yang tinggi, baik tarif bea masuk
maupun pajak barang impor.
2. Promosi ekspor (Export Promotion). Strategi ini mengutamakan pengembangan jenis
industri yang menghasilkan produk-produk ekspor. Syarat utamanya adalah tingkat
proteksi yang rendah disertai dengan insentif dalam meningkatkan ekspor.
Dalam melaksanakan strategi industrialisasi menggunakan indikator peranan industri
dalam pembentukan PDRB bagi suatu daerah. Antara suatu tahap dengan tahap lain
perubahannya bersipat perlahan dan berkesinambungan berdasarkan besarnya sumbangan
atau bagian nilai tambah sektor indstri terhadap PDRB.
2.4.3 Klasifikasi Industri
Berdasarkan data BPS Sumatera Utara, Industri dibagi dalam empat golongan dengan
didasarkan atas banyaknya jumlah tenaga kerja tanpa melihat alat yang digunakan dalam
proses produksinya. Ke empat golongan tersebut adalah :
Tabel 2.1
Klasifikasi Industri Menurut Tenga Kerja
No Klasifikasi Industri Jumlah Tenaga Kerja
1 Industri Rumah Tangga 1 – 4
2 Industri Kecil 5 – 19
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
4 Industri Besar 100 atau lebih
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (2006)
Menurut Julian Luthan (1997) dalam bukunya yang berjudul “Beberapa Aspek
Ketenagakerjaan Perusahaan Kecil di Indonesia”, Industri dapat dibagi kedalam empat bagian
yaitu :
1. Industri Besar yaitu industri yang menggunakan mesin dengan jumlah tenaga kerja 50
orang atau lebih.
2. Industri Sedang yaitu industri yang menggunakan mesin dengan jumlah tenaga kerja
5-49 orang
3. Industri Kecil yiaitu ndustri yang menggunakan mesin dengan jumlah tenaga kerja
1-4 orang
4. Industri Rumah Tangga yaitu suatu usaha pembentukan atau pengubahan suatu barang
menjadi barang lain yang nilainya lebih tinggi dan tidak menggunakan tenaga kerja
yang dibayar, misalnya istri membantu suami dalam usaha atau kegiatan industri
keluarga.
Industri dapat digolongkan berdasarkan beberapa sudut tinjauan atau beberapa
pendekatan. Di Indonesia digolongkan berdasarkan kelompok komoditas, skala usaha, dan
berdasarkan arus produksinya. Penggolongan yang paling universal adalah berdasarkan
International Standart of Industrial Clasification (ISIC) yaitu berdasarkan kelompok
komoditas.
Tabel 2.2
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
KODE KELOMPOK INDUSTRI
31 Industri makanan, minuman, dan tembakau.
32 Industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit.
33 Industri kayu dan barang-barang dari kayu termasuk perabotan rumah tangga.
34 Industri kertas dan barang-barang dari kertas, percetakan dan penerbitan.
35 Industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet,
dan plastik.
36 Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan batu bara.
37 Industri logam dasar.
38 Industri barang dari logam.
39 Industri pengolahan lainnya.
Sumber : Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Pengelompokan sektor industri di Indonesia dibedakan menjadi dua. Pertama :
pembagian sektor industri pengolahan berdasarkan jenis produk yang dihasilkan. Berdasarkan
pengelompokan ini sektor industri pengolahan dibagi menjadi sembilan subsektor. Kedua :
pembagian sektor industri pengolahan berdasarkan banyaknya tenaga kerja. Dengan
pengelompoakan ini subsektor penggolongan menjadi empat subgolongan yaitu : industri
besar, industri sedang, industri kecil, dan industri rumah tangga.
Untuk keperluan perencanaan anggaran negara dan analisis pembangunan, pemerintah
membagi sektor pengolahan menjadi tiga subsektor yaitu :
1. Subsektor industri pengolahan non migas
2. Subsektor pengilangan minyak
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Sedangkan untuk pengembangan sektor industri itu sendiri berkaitan dengan
administrasi Departemen Perindustrian dan Perdagangan digolongkan atas hubungan arus
produk yaitu :
1. Industri hulu yang terdiri dari :
- Industri kimia dasar
- Industri mesin, logam dasar, dan elektronika
2. Industri hilir yang terdiri dari :
- Aneka industri
- Industri kecil
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam
pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji
hipotesis penelitian.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Ruang lingkup penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi, investasi, dan jumlah
industri serta kesempatan kerja di Sumatera Utara periode 1986-2006.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang bersifat time series dengan
kurun waktu 1986-2006. Sumber data berasal dari Badan Pusat statistik (BPS) Sumatera
Utara, Bank Indonesia (BI) cabang Medan serta sumber-sumber lain yang berhubungan
dengan penelitian.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
tidak langsung (indirect method), yakni dengan menggunakan data sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan pencatatan langsung dari
berbagai bahan kepustakaan seperti tulisan ilmiah, jurnal, artikel, laporan, dan sebagainya.
3.4 Pengolahan Data
Untuk mengolah data penelitian digunakan program E-Views 4.1.
3.5 Model Analisis Data
Dalam menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan alat
analisis ekonometrika yaitu meregresikan variabel-variabel yang ada dengan metode OLS
(Ordinary Least Square).
Pengaruh pertumbuhan ekonomi, investasi, dan jumlah industri terhadap kesempatan
kerja di Sumatera Utara dinyatakan dalam fungsi berikut:
Y = f (X1,X2,X3)………(1)
Dengan spesifikasi model sebagai berikut:
Y= + 1X1+ 2X2 + 3X3 + µ……….(2)
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Y = Kesempatan Kerja ( jiwa)
= Konstanta / intercept
1, 2, 3 = Koefisien regresi
X1 = Pertumbuhan ekonomi (milliar rupiah)
X2 = Investasi (milliar rupiah)
X3 = Jumlah industri (unit)
µ = Term of error
Bentuk hipotesisnya sebagai berikut:
0
1 > ∂∂X
Y
, artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (pertumbuhan ekonomi) maka Y (kesempatan
kerja di Sumatera Utara) akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.
0
2 > ∂∂X
Y
, artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (investasi) maka Y (kesempatan kerja di
Sumatera Utara) akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.
0
2 > ∂∂X
Y
, artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (jumlah industri) maka Y (kesempatan kerja
di Sumatera Utara) akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.
3.6 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit)
Ukuran Goodness of Fit ini menceminkan seberapa besar variasi dari regresand (Y)
dapat diterangkan oleh regressor (X) atau dengan kata lain seberapa dekatkah garis regresi
yang terestimasi dengan data.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variasi
variabel-variabel independen secara bersama-sama mampu memberi penjelasan mengenai variasi
variabel dependen. Nilai R2 digunakan antara 0 sampai 1 (0<R2<1).
3.6.2 T-test (Uji Parsial)
Uji parsial diperlukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel independen
secara individu dan variabel dependen signifikan atau tidak dengan menganggap variabel
lainnya konstan.
Rumus T-test :
t-hitung =
Sbi b
bi )
( −
Keterangan :
bi = Koefisien variabel independen ke-i
b = Nilai hipotesis nol
Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i
Hipotesis :
H0: = 0
Ha: ≠ 0
Kriteria Pengambilan Keputusan:
H0 diterima apabila t-hitung < t-tabel artinya variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel artinya variabel independen secara parsial
berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.1 Kurva Uji t Statistik
3.6.3 F-Statistik (Uji Serempak)
F-statistik (Uji Serempak) diperlukan untuk mengetahui hubungan antara seluruh
variabel independen secara serempak (bersama-sama) terhadap variabel independen.
Rumus T-test :
k = jumlah variabel independen
R2 = koefisien determinasi
n = jumlah sampel
Hipotesis :
H0 : β1=β2 =0
Ha : β1≠β2≠0
Kriteria Pengambilan Keputusan:
H0 diterima apabila F-hitung < F-tabel, artinya variabel independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen
Ha diterima apabila F-hitung > F-tabel, artinya variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ha diterima
Ha diterima
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.2 Kurva Uji F Statistik
3.7 Uji Asumsi Klasik
Asumsi klasik merupakan asumsi yang digunakan untuk membuat estimasi atau
perkiraan, pengujian hipotesis, dan ramalan interval nilai variabel terikat (Y).
3.7.1 Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu fenomena yang terjadi pada model regresi jika dua atau
lebih variabel independen cenderung berubah dengan pola yang sama. Variabel-varabel
tersebut biasanya punya hubungan yang sangat erat dan tidak mungkin dianalisis secara
terpisah pengaruhnya terhadap variabel dependen.
Ada tidaknya multikolinearitas dapat ditandai dengan :
a. Standar error tidak terhingga
b. R2 sangat tinggi akan tetapi t-statistik berubah tanda dan tidak signifikan
c. Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada = 10%, = 5%, = 1%.
Pengaruh multikolineritas terhadap nilai taksiran :
a. Nilai-nilai koefisien tidak mencerminkan nilai yang benar.
b. Karena standar errornya tinggi maka kesimpulan tidak dapat diambil melalui t-test.
c. T-test tidak dapat dipakai untuk menguji keseluruhan hasil taksiran.
d. Tanda yang diharapkan pada hasil taksiran koefisien akan bertentangan menurut teori. H0 diterima
Ha diterima