• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Besi (Fe) Pada Treated Water Dan Soft Water Di PT Coca Cola Amatil Indonesia Unit Medan Dengan Metode Spektrofotometri Visibel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penetapan Kadar Besi (Fe) Pada Treated Water Dan Soft Water Di PT Coca Cola Amatil Indonesia Unit Medan Dengan Metode Spektrofotometri Visibel"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENETAPAN KADAR BESI (Fe) PADA TREATED WATER DAN SOFT WATER DI PT COCA COLA AMATIL INDONESIA UNIT MEDAN

DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

TUGAS AKHIR Oleh:

PREDI SUTTANTO NIM 082410045

PROGRAM DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI

(2)

2011

LEMBAR PENGESAHAN

PENETAPAN KADAR BESI (Fe) PADA TREATED WATER DAN SOFT WATER DI PT COCA COLA AMATIL INDONESIA UNIT MEDAN

DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III Analis Farmasi Dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Oleh:

PREDI SUTTANTO NIM 082410045

Medan, Juni 2011 Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing,

Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt. NIP 195107031977102001

Disahkan Oleh: Dekan,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahakan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Penetapan Kadar Besi (Fe) Pada Treated Water Dan Soft Water Di PT Coca Cola Amatil Indonesia Unit Medan Dengan Metode Spektrofotometri Visibel” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini ternyata tidaklah semudah yang dibayangkan. Namun, berkat dorongan, semangat, serta dukungan dari berbagai pihak merupakan kekuatan yang sangat besar hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Teramat khusus penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang tercinta Ayahanda Sutiono dan Ibunda Nursriana yang selalu memberikan kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan moril maupun materil kepada penulis agar terus menggapai cita-cita yang diharapkan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang tulus kepada :

(4)

2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku koordinator Program Diploma-III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak dan Ibu dosen serta staf Pengajar Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Berton Siahaan selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan saran serta petunjuknya.

6. Kak Sukma, Bang Marwan, Bang Syahwen, Syeikh, Wak Mul, Bang Arib, Bang Arman, beserta staf maupun karyawan yang telah membimbing selama pelaksanaan PKL di Laboratorium PT. Coca-Cola Amatil Indonesia.

7. Bapak Hasiholan Tambunan selaku trainer supply chain PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Unit Medan.

8. Seluruh staf Pengajar dan Pegawai Program Studi D3 Analis farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

9. Kepada seluruh keluarga yang senantiasa memberikan dorongan kepada penulis baik dari segi moril maupun materil.

(5)

Budi, Ayu Sari Anastasia, Zuanri Faradiba, Sonanda Rosalia Siregar, Adelia Shafriani Pulungan, Anggita Vela Hasibuan.

11.Seluruh teman-teman angkatan 2008 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi keberadaan mereka. Tetap semangat teman-teman.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan menulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang memerlukannya, serta Insyaallah do’a restu dan budi baik semua pihak mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Medan, Juni 2011 Penulis

(6)

PENETAPAN KADAR BESI (Fe) PADA TREATED WATER DAN SOFT WATER DI PT COCA COLA AMATIL INDONESIA UNIT MEDAN

DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

Abstrak

Besi adalah logam dalam kelompok makromineral di dalam kerak bumi, tetapi masuk kelompok mikro dalam sistem biologi. Besi juga merupakan logam transisi yang memiliki sifat sangat kuat, tahan panas, mudah dimurnikan, tetapi mudah korosi sehingga memerlukan logam lain untuk melindungi besi dari korosi. Fe adalah logam esensial bagi tubuh yang dalam dosis tinggi bersifat toksik.

Penetapan kadar Besi dilakukan dengan metode spektrofotometri visibel menggunakan alat Spektrofotometer. Sedangkan untuk mutu air yang baik dilakukan dengan menggunakan metode aerasi dan filtrasi pada pengolahan airnya.

Dari data diatas dapat diketahui bahwa kandungan Fe dalam proses pengolahan Treated Water dan Soft water telah memenuhi standard dengan kadar Fe pada Treated Water 0,06 mg/L dan Soft water 0,07 mg/L, dimana standrad yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu < 0,1 ppm bahkan air yang dihasilkan lebih baik lagi karena kandungan Fe yang dihasilkannya lebih kecil dari pada yang ditetapkan oleh Dep. Kes. R.I. dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) yaitu 0,1-1 ppm.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Tujuan dan Manfaat ... 2

1.2.1. Tujuan ... 2

1.2.2. Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1. Air ... 3

2.1.1. Pengertian Air ... 3

2.1.2. Sumber-Sumber Air... 4

2.1.3. Kualitas Air ... 5

2.2. Proses Pengolahan Air ... 6

2.2.1. Proses Pengolahan Treated Water Untuk Air Produksi... 7

2.2.2. Proses Pengolahan Soft Water Untuk Pencucian Botol... 9

(8)

2.3.1. Defenisi Besi ... 11

2.4. Pengaruh Besi ... 12

2.4.1. Pengaruh Besi Dalam Tubuh Manusia ... 12

2.4.2. Akibat kelebihan dan kekurangan zat besi bagi manusia .... 15

2.4.3. Efek Toksik Logam Fe ... 16

2.5. Teori Umum Spektrofotometri ... 17

BAB III METODOLOGI ... 21

3.1. Alat dan Bahan ... 21

3.1.1. Alat-alat ... 21

3.1.2. Bahan-bahan... 21

3.2. Prosedur Kerja ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1. Hasil ... 23

4.2. Pembahasan ... 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

5.1. Kesimpulan ... 25

5.2. Saran ... 25

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Table 1. Data hasil pemeriksaan Fe pada sampel Treated Water dan

Soft Water diLaboratorium PT Coco Cola

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan Menteri

kesehatan Nomor: 429/ menkes/ per/ iv/ 2010 ... 27

Lampiran 2. Proses Pengolahan Air Treated ... 29

Lampiran 3. Proses Pengolahan Air Softener... 30

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini, sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut. Kegunaan air seperti tersebut termasuk sebagai kegunaan air secara konvensional. (Wardhana, 1995)

Selain penggunaan air secara konvensional, air juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, yaitu untuk menunjang kegiatan industri dan teknologi tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan air, dalam hal ini air sangat diperlukan agar industri dan teknologi dapat berjalan dengan baik. (Wardhana, 1995)

Suatu industri memerlukan air untuk berbagai kepentingan yaitu air proses, air pendingin, dan air pengisi ketel. Selain untuk industri, air mempunyai berbagai penggunaan lain, misalnya untuk mandi, untuk pemadam kebakaran, dan lain-lain. Untuk dapat memenuhi air bagi suatu industri dapat ditempuh dengan berbagai cara yaitu dengan membeli dari perusahaan air minum atau pengolahan air sendiri yang dilakukan oleh industri yang bersangkutan.

(12)

diolah dan memantau kualitas airnya sendiri untuk mendapatkan kualitas air minum yang diinginkan. Dalam hal ini banyak parameter yang digunakan untuk memenuhi standard perusahaan. Salah satunya dilakukannya analisa terhadap kadar besi pada air dimana hal ini mempengaruhi rasa, warna pada minuman, dan menentukan kualitas hasil produksi air dari PT Coca Cola Amatil Indonesia Unit Medan. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengangkat judul Tugas Akhir, yaitu “Penetapan Kadar Besi (Fe) Pada Treated Water Dan Soft Water Di PT. Coca Cola Amatil Indonesia Unit Medan Dengan Metode Spektrofotometri Visibel”.

1.2. Tujuan dan Manfaat 1.2.1. Tujuan

- Untuk mengetahui kadar besi dalam air Treated dan air Soft di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Unit Medan

- Untuk mengetahui apakah kesesuaian kadar besi dalam air Treated dan air Soft yang digunakan telah memenuhi standart PT Coca Cola Amatil Indonesia, Dep. Kes. R.I., maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO).

1.2.2. Manfaat

- Dapat mengetahui kadar besi dalam air Treated dan air Soft di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Unit Medan

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air

2.1.1. Pengertian Air

Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian, industri, perikanan, rekreasi, dll. Air meliputi 70% dari permukaan bumi, tetapi di banyak negara persediaan air terdapat dalam jumlah terbatas. Bukan hanya jumlahnya yang penting, tetapi juga mutu air diperlukan untuk penggunaan tertentu, seperti air yang cocok digunakan dalam industri atau untuk diminum. Oleh karena itu penanganan air tertentu diperlukan untuk persediaan air yang didapat dari sumber dibawah tanah atau sumber-sumber dipermukaan. Kegunaan air yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum (termasuk untuk masak), air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. (Notoatmodjo, 2003).

Air murni adalah zat cair yang tidak memiliki rasa, bau, warna, yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O, karena air suatu

larutan yang bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah ataupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut didalamnya. (Linsley, 1995).

(14)

berpengaruh kepada kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Air minum memerlukan persyaratan yang ketat karena air minum itu langsung berhubungan dengan proses biologis tubuh yang dapat menentukan kualitas kehidupan manusia. Lebih dari 70% tubuh terdiri dari air dan lebih dari 90% proses biokimiawi tubuh memerlukan air sebagai mediumnya. Bila air minum manusia itu tidak berkualitas baik, maka jelas akan mengganggu proses biokimiawi tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsional.

Sebagian besar, air baku untuk penyediaan air bersih diambil dari air permukaan seperti sungai, danau, dan sebagainya. Salah satu langkah penting pengolahan untuk mendapatkan air bersih adalah menghilangkan kekeruhan dari air baku tersebut. Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang berukuran sangat kecil. Partikel-partikel koloid tersebut tidak lain adalah tanah liat, sisa tanaman, ganggang, dan sebagainya. (Alaerts, 1987).

2.1.2. Sumber-Sumber Air 1. Air Hujan

Bagi daerah yang tidak memiliki sumber air atau hanya memiliki sedikit sumber air tanah maupun sumber air permukaan, maka air hujan merupakan sumber air yang sangat penting. Air hujan dapat dipercaya kemurniannya, karena sudah memenuhi syarat-syarat bakteriologi, fisik, dan kimia.

2. Air Laut

(15)

syarat untuk air minum. 3. Air Permukaan

Adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada umumnya air permukaan sudah mengalami pencemaran, dan pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya.

4. Air Tanah

Terbagi atas air tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air. Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri. Lapisan tanah disini berfungsi sebagai saringan. Air tanah dangkal dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal. Air tanah dalam, harus menggunakan bor dan memasukkan pipa kedalam tanah sehingga dalam suatu kedalaman tanah (biasanya antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air. Jika tekanan air tanah ini besar, maka air ini dapat menyembur ke luar dan ke dalam, sumur ini disebut dengan sumur artesis. Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. (Sutrisno, 2004).

2.1.3. Kualitas Air 1. Karakteristik Fisik. − Air tidak boleh berwarna.

− Air tidak boleh berasa.

(16)

− Air harus jernih.

− Tidak mengandung zat padatan.

− Suhu air hendaknya dibawah sela udara (sejuk kira-kira 250C).

2. Karakteristik Kimia.

− Tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu

dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan. − pH normal.

− Kesadahan rendah.

3. Karakteristik Biologi.

− Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri pathogen.

− Tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi

batas-batas yang telah ditentukannya yaitu 1 Coli/100 ml air. (Sutrisno, 2004).

2.2. Proses Pengolahan Air

(17)

2.2.1. Proses Pengolahan Treated Water Untuk Air Produksi a. Deep Well (Air Sumur)

Air dari sumur bor diambil dengan menggunakan pompa raw meter yang berkapasitas 40 m3/jam. Air untuk pencucian botol menggunakan Deep Well 3, sebelum memasuki Degasifier, diinjeksikan dengan H2SO4 3,5-4% pada pipa inlet

ke Degasifier. Air yang telah terinjeksi ini akan memiliki pH sekitar 4 – 5 dan terjadi proses penurunan alkalinitas air.

b. Degasifier

Dalam Degasifier air akan dicurahkan dan melewati strainer sehingga menjadi aliran yang terbagi rata dalam curahan-curahan air yang kecil.Dengan kondisi dicurahkan, tertampung oleh saringan dan dengan udara dari blower, CO2

yang terlarut dalam air akan terlepas ke udara menjadi gas CO2. Gas CO2 ini akan

terbang ke lingkungan melalui ventilasi pada bagian atas Degasifier. c. Floculator

Di dalam Floculator air akan ditampung untuk mengalami proses pengendapan, tetapi sebelum ke Floculator Air dalam pipa yang menuju ke Floculator diinjeksikan terlebih dahulu dengan Kapur dan PAC (Poly Aluminium Clorida) dimana Kapur berfungsi sebagai koagulan dan PAC sebagai floculan. Dan dalam proses ini pH sudah netral sekitar 6,5-7,5

d. Sand Filter

(18)

diinjeksikan dengan Kaporit 5-10%, berfungsi sebagai disinfektan, juga berfungsi sebagai oksidator yang akan mengoksidasi ion-ion Ferro menjadi ion Ferri. e. Storage Tank

Air Treated yang telah terklorinasi ditampung dalam bak penampungan. Selain itu untuk menambah waktu kontak dengan Klorin, juga untuk menjaga proses produksi yang berkelanjutan.

f. Hidrophore Tank (Tangki Bertekanan)

Air yang telah mengalami pengolahan di Treated akan ditransfer ke Buffer Tank dibagian depan wilayah produksi dengan menggunakan tangki bertekanan (Hydrophore Tank). Sebelum ditampung dalam Buffer Tank.

g. Buffer Tank

Air Treated dari Hidrophore Tank dipompa ke bagian depan (wilayah produksi) untuk ditampung kembali dalam Buffer Tank.

h. Carbon Filter (Penyaring Karbon)

Air bersih yang masih terklorinasi akan dilewatkan ke Carbon Filter untuk pengurangan/penghilangan klorin, bau, rasa, dan bahan organik. Media penyaringan menggunakan batok kelapa yang telah dihaluskan yang berguna untuk mengikat Klorin.

i. Catridge Filter

(19)

2.2.2. Proses Pengolahan Soft Water Untuk Pencucian Botol a. Deep Well (Air Sumur)

Air dari sumur bor diambil dengan menggunakan pompa Raw Meter yang berkapasitas 40 m3/jam. Air untuk pencucian botol menggunakan Deep Well 5, sebelum memasuki Degasifier, diinjeksikan dengan H2SO4 3,5-4% pada pipa inlet

ke Degasifier. Air yang telah terinjeksi ini akan memiliki pH sekitar 4 – 5 dan terjadi proses penurunan alkalinitas air. Setelah mengalami penurunan pH, air dalam pipa yang menuju ke Degasifier juga diinjeksikan dengan Kaporit 5-10%, berfungsi sebagai disinfektan, juga berfungsi sebagai oksidator yang akan mengoksidasi ion-ion Ferro menjadi ion Ferri.

b. Degasifier dan Catchman TankDegasifier

Dalam Degasifier air akan dicurahkan dan melewati Strainer sehingga menjadi aliran yang terbagi rata dalam curahan-curahan air yang kecil.Dengan kondisi dicurahkan, tertampung oleh saringan dan dengan udara dari Blower, CO2

yang terlarut dalam air akan terlepas ke udara menjadi gas CO2. Gas CO2 ini akan

terbang ke lingkungan melalui ventilasi pada bagian atas Degasifier.

Catchman Tank

Air dari Degasifier akan ditampung dalam Catchman Tank dengan kadar alkalinitas dan Fe yang telah berkurang dan terklorinasi.

c. Multi Media Filter (MMF)

(20)

bersih/jernih atau dengan kata lain turbidity air menjadi rendah (< 0,5 NTU). Adapun media penyaring menggunakan antrasit, batu, pasir kasar, dan pasir halus. d. Carbon Filter (Penyaring Karbon)

Air bersih yang masih terklorinasi akan dilewatkan ke Carbon Filter untuk pengurangan/penghilangan klorin, bau, rasa, dan bahan organik. Media penyaringan menggunakan batok kelapa yang telah dihaluskan yang berguna untuk mengikat Klorin.

e. Resin Filter

Selanjutnya air memasuki Resin Softener yang akan mengambil ion-ion penyebab kesadahan air [Ca2+, Mg2+] sehingga diperoleh air lunak (Soft Water). Air lunak yang telah terklorinasi ditampung dalam bak penampungan. Selain untuk menambah waktu kontak dengan Klorin, juga untuk menjaga proses produksi (Bottle Washer dan Boiler) yang kontinu. Keluar dari Softener, aliran air lunak dalam pipa akan diinjeksikan dengan Klorin 2,5% sehingga diperoleh kandungan Klorin sebesar 1 – 3 ppm.

f. Storage Tank

Air lunak (Soft Water) yang telah terklorinasi ditampung dalam bak penampungan (Storage Tank). Selain itu juga untuk menambah waktu kontak air dengan Klorin, juga untuk menjaga proses produksi yang berkelanjutan.

g. Hidrophore Tank (Tangki Bertekanan)

(21)

injeksi Klorin sehingga diperoleh kandungan Klorin sebesar 1–3 ppm untuk antisipasi kontaminasi mikroba karena jalur pengaliran air yang panjang.

h. Buffer Tank

Air lunak dari reservoir dipompa ke bagian depan (wilayah produksi) untuk ditampung kembali dalam Buffer Tank.

i. Catridge Filter

Tahap ini untuk memastikan air yang digunakan benar-benar bersih, jernih dan layak digunakan untuk keperluan pencucian botol, serta layak digunakan untuk kegiatan utilitas dengan sandard kekeruhan maksimal 0,5 NTU. (PT. Coca-Cola Bottling Indonesia, 2000).

2.3. Besi

2.3.1. Defenisi Besi

(22)

2.4. Pengaruh besi

2.4.1. Pengaruh besi dalam tubuh manusia.

Adanya unsur-unsur besi dalam air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan unsur tersebut. Zat besi merupakan suatu unsur yang penting dan berguna untuk metabolisme tubuh. Untuk keperluan ini tubuh membutuhkan 7-35mg unsur tersebut perhari, yang tidak hanya diperoleh dari air. Konsentrasi unsur ini dalam air yang melebihi ± 2 mg/L akan menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih. Adanya unsur ini dapat menimbulkan bau dan menimbulkan warna pada air minum, dan warna koloid pada air.

Selain itu, konsentrasi yang lebih besar dari 1 mg/L dapat menyebabkan warna air menjadi kemerah-merahan, menimbulkan rasa yang tidak enak pada minuman, dan dapat membentuk endapan pada pipa logam dan bahan cucian.

Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka ditetapkanlah standart konsentrasi maksimum besi dalam air minum oleh Dep.Kes. R.I. sebesar 0,1-1,0 mg/L.

Dengan dipenuhinya standard tersebut oleh air minum, diharapkan berbagai hal yang tidak diinginkan tersebut di atas tidak dapat terjadi. (Sutrisno, 2004)

Fe yang dalam keadaan tereduksi kehilangan 2 elektron memiliki 2 sisa muatan positif, yaitu bentuk fero (��+2). Keadaan teroksidasi Fe kehilangan 3

(23)

serta sebagai kofaktor enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi dan reduksi untuk produksi energi yang terdapat pada semua sel tubuh.

Fe memiliki berbagai fungsi esensial dalam tubuh, yaitu

1. Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. 2. Sebagai alat angkut elektron dalam sel.

3. Sebagai bagian terpadu dari berbagai reaksi

(Widowati, 2008) Tubuh manusia hanya mengandung besi sebanyak 4 gram. Adanya unsur besi di dalam tubuh berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan unsur tersebut dalam mengatur metabolisme tubuh. Di dalam tubuh sebagian besar unsur besi terdapat dalam haemoglobin, pigmen merah yang, terdapat didalam sel darah merah karena itulah masukan besi setiap hari sangat diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air kencing, dan kulit. Namun masukan zat besi yang dianjurkan juga harus dipengaruhi dua faktor yaitu kebutuhan fisiologis perseorangan dan persediaan zat besi di dalam makanan yang disantap.

(24)

membutuhkan zat besi 0,70 mg/hari dan anak remaja zat besi yang diperlukan berkisar antar 1,17-2,02 mg/hari

Ada dua jenis zat besi yang berada didalam makanan 01.Zat besi yang berasal dari hem (dari hewan)

Zat besi yang berasal dari hem merupakan penyusun hemoglobin dan mioglobin.

Zat besi jenis ini terkandung dalam daging, ikan dan unggas, serta hasil olahan darah. Zat besi jenis hem terhitung sebagai fraksi yang relatif kecil dari seluruh masukan zat besi, biasanya kurang dari 1-2 mg/hari

02.Zat besi yang berasal dari no-hem (dari tanaman)

Zat besi non-hem merupakan sumber yang lebih penting, yang di temukan dalam tingkat yang berbeda-beda pada seluruh makanan yang berasal dari tumbuhan. Zat besi no-hem ini dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Zat besi makanan

Berasal dari sayuran dan kacang-kacangan 2. Zat besi cemaran

Berasal dari tanah, debu, air, panic, besi, dan lainnya 3. Zat besi fortifikasi

Suatu Zat yang berasal dari campuran zat besi yang di gunakan bervariasi dalam potensi penyediaannya

(25)

2.4.2. Akibat kelebihan dan kekurangan zat besi bagi manusia

Kelebihan zat besi di dalam tubuh manusia akan menimbulkan efek samping pada seluruh gastrointestinal pada setiap orang, seperti rasa tidak enak pada ulu hati, muntah, dan diare. Frekuensi efek samping ini berkaitan langsung dengan dosis zat besi. Dan tidak bergantung pada senyawa zat besi yang digunakan, tidak satupun senyawa yang di tolerir lebih baik dari pada senyawa lain.

Akibat defisiensi zat besi adalah anemia yang dapat merugikan kesehatan. Akibat lain dari defisiensi zat besi yang lain adalah:

Bayi dan anak-anak:

• Gangguan perkembangan motorik dan kordinasi

• Gangguan perkembangan bahasa dan kemajuaan belajar

• Berpengaruh pada psikologis dan prilaku

• Penurunan aktifitas fisik

Orang dewasa pria dan wanita:

• Penurunan kerja fisik dan daya pendapatan

• Penurunan daya tahan terhadap keletihan

Wanita hamil:

• Peningkatan angka kesakitan dan kematian ibu

• Peningkatan angka kesakitan dan kematian janin

(26)

perkembangan dan perubahan perilaku masih belum jelas tapi mungkin berhubungan dengan perubahan enzim-enzim tertentu yang mengandung zat besi. (Soemantri, 1982)

2.4.3. Efek Toksik Logam Fe

Tempat pertama dalam tubuh yang mengontrol pemasukan Fe ialah didalam usus halus. Bagian usus ini berfungsi untuk absorbsi dan sekaligus juga sebagai ekskresi Fe yang tidak diserap. Toksisitas terjadi bilamana terjadi kelebihan Fe (kejenuhan) dalam ikatan tersebut. (Darmono, 2001)

Kadar Fe yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan kerusakan selular akibat radikal bebas. Sementara itu, wanita menopause lebih beresiko terserang penyakit jantung koroner karena tidak lagi terjadi proses menstruasi dalam tubuh sehingga pembuangan Fe berlebih dalam tubuh tidak terjadi. Para pekerja penambang Fe dan industri yang menggunakan bahan Fe bisa terserang kanker paru-paru, tuberkulosis, dan fibrosis bila kadar Fe melebihi 10 mg/m3. Orang yang sering mengkonsumsi minuman beralkohol bisa menderita kerusakan hati karena terjadi penimbunan Fe. (Widowati, 2008)

(27)

Atas dasar pertimbangan tersebut maka ditetapkanlah standar konsentrasi maksimum besi dalam air minum oleh Dep. Kes. R.I. sebesar 0,1 – 1,0 mg/l. Dengan dipenuhi standar tersebut oleh air minum, maka tidak lagi terjadi toksisitas dan defisiensi Fe dalam tubuh. (Sutrisno, 2004)

Salah satu cara penurunan kadar Fe dalam air adalah menggunakan saringan pasir aktif. Daya kerja saringan pasir aktif tersebut diantaranya diperngaruhi oleh jenis pasir dan ketebalan lapisan pasir. Penanggulangannya bisa juga dilakukan dengan menaikkan pH sehingga medium air berubah menjadi hidroksida yang mudah mengendap. Larutan yang mengandung Fe sebesar 10 mg/l akan berkurang menjadi 2 mg/l. (Widowati, 2008)

2.5. Teori Umum Spektrofotometri

(28)

pemantulan cahaya, akan tetapi penurunan karena hal ini sangat kecil dibandingkan dengan proses penyerapan. (Rohman, 2007).

Daya dari suatu berkas radiasi akan berkurang sehubungan dengan jarak yang ditempuhnya melalui medium penyerap. Daya tersebut juga akan berkurang sehubungan dengan kadar molekul atau ion yang terserap dalam medium tersebut. Kedua faktor tersebut menentukan proporsi dari kejadian total energi yang timbul. Penurunan daya radiasi monokromatis yang melalui medium penyerap yang homogen dinyatakan secara kuantitatif oleh Hukum Beer. (Dirjen POM , 1995).

Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan yaitu sinar yang digunakan dianggap monokromatis, penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai luas penampang yang sama, senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut, dan tidak terjadi peristiwa fluoresensi dan fosforesensi. (Rohman, 2007).

(29)

memberikan cara yang sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil (Bassett, dkk., 1994).

Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding.

1. Sumber : Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorbsi adalah lampu wolfram. Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. 2. Monokromator : digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang

monokromatis.

3. Sel absorbsi : pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini.

(30)
(31)

BAB III METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat

− Spektrofotometer (Spectroquant pharo 300)

− Beaker glass 50 ml.

− Pipet volume (1 ml, dan 10 ml) − Kuvet.

− Masker dan sarung tangan

3.1.2. Bahan

− Reagen Fe -1 (hidroksilamin klorida).

− Reagen Fe -2 (buffer ammonium asetat)

− Reagen Fe -3 (1.10 – orto penantrolin) − Aquadest.

3.2. Prosedur Kerja

1. Pastikan analis memakai masker dan sarung tangan.

2. Masukan sampel yang akan dianalisa kedalam Beaker glass 50 ml sebanyak 8 ml.

3. Kemudian tambahkan 1 tetes Reagen Fe -1 dan 0,5 ml Fe -2 lalu diamkan selama 10 menit

(32)

5. Kemudian bersihkan kuvet dengan cara bilas terlebih dahulu dengan aquadest, 2-3 kali, kemudian bilas dengan sempel yang akan dianalisa. 6. Masukan sampel kedalam kuvet dan keringkan dinding kuvet dengan

kertas tisu sebelum kuvet diletakan.

7. Lalu setelah diletakan kedalam Spektrofotometer (Spectroquant pharo 300) maka siap untuk diukur, dengan cara tekan Start Enter pada alat dan tunggu sampai angka dalam monitor muncul.

(33)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

Dari Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, bahwa hasil analisa kadar Fe dalam sempel air Treated Water dan Soft water di Laboratorium PT Coco Cola Amatil Indonesia Unit Medan dapat dilihat dari tabel berikut:

No Sampling point Kadar Besi yang diperoleh (mg/L)

Persyaratan Kadar Maksimum Besi dalam Air (mg/L) Treated Water Soft Water

01 Deep weel 0,76 mg/L 0,74 mg/L < 0,1 ppm

02 Degasifier 0,95 mg/L < 0,1 ppm

03 Floculator 0,08 mg/L < 0,1 ppm

04 Sand filter 0,06 mg/L < 0,1 ppm

05 treated water tank 0,06 mg/L < 0,1 ppm

06 Carbon filter 0,06 mg/L < 0,1 ppm

07 Multi media filter 0,56 mg/L < 0,1 ppm

08 Carbon filter 0,13 mg/L < 0,1 ppm

09 Resin 0,11 mg/L < 0,1 ppm

[image:33.595.80.561.280.646.2]

10 soft water tank 0,07 mg/L < 0,1 ppm

(34)

4.2. Pembahasan

Pada proses pengolahan air yang digunakan oleh PT Coca Cola Amatil Indonesia Cabang Medan untuk proses produksi yang merupakan salah satu bahan baku utamanya, adalah suatu proses yang sulit. Di mana dalam hal ini akibat dari adanya kadar Fe di dalam air dapat menimbulkan warna dan rasa yang tidak diinginkan sehingga sangat mempengaruhi kualitas air untuk proses produksi, sehingga memerlukan biaya yang besar dan teknologi yang tinggi, karena hal itulah untuk mendapatkan kualitas air yang baik PT Coca Cola Amatil Indonesia Cabang Medan menggunakan metode aerasi dan filtrasi pada pengolahan airnya.

Dari data diatas dapat diketahui bahwa kandungan Fe dalam proses pengolahan Treated Water dan Soft water telah memenuhi standard dengan kadar Fe pada Treated Water 0,06 mg/L dan Soft water 0,07 mg/L, dimana standrad yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu < 0,1 ppm bahkan air yang dihasilkan lebih baik lagi karena kandungan Fe yang dihasilkannya lebih kecil dari pada yang ditetapkan oleh Dep. Kes. R.I. dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) yaitu 0,1-1 ppm.

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

− Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan menunjukkan bahwa kandungan

Besi (Fe) pada sampel air Treated Water dan Soft water PT Coco Cola Amatil Indonesia (CCAI) Unit Medan tidak melebihi dari persyaratan Permenkes Dep. Kes. R.I. dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) yaitu 0,1-1 ppm.

− Dari hasil pemeriksaan, kadar besi yang terkandung di dalam sampel air

Treated Water dan Soft water adalah untuk Treated Water sekitar 0,06 mg/L dan untuk Soft water 0,07 mg/L. Dengan demikian sampel air Treated Water dan Soft water layak untuk dipergunakan karena memenuhi persyaratan Permenkes Dep. Kes. R.I. yaitu 0,3 mg/l dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) yaitu 0,1-1 ppm.

5.2. Saran

− Diharapkan kepeda pihak PT Coco Cola Amatil Indonesia Unit Medan

agar tetap menjaga kualitas air yang berkualitas tinggi dan sesuai standart perusahaan.

− Diharapkan peran serta dan tanggung jawab Quality Assurance untuk terus

ditingkatkan

− Sebaiknya analisa untuk penurunan kadar Fe dalam air olahan di PT Coco

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G. dan Sumestri, S. 1987. Metode penelitian air Surabaya : Penerbit usaha Nasional.

Basset, J. dkk., (1994), Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Darmono., ( 2001 ), Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, (1995), Farmakope Indonesia,

edisi ke 4, Jakarta: Departemen Kesehatan.

De Maeyer, E.M. 1995. Pencegahan Dan Pengawasan Anemia Defisiensi Besi, Jakarta: Penerbit Widya Medika.

Khopkar, S.M., ( 2007 ), Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Linsley, R. K. (1995). Teknik Sumber Daya Air. Edisi Ketiga. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Notoatmodjo, S. (2003). Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.

PT. Coca-Cola Bottling Indonesia, (2000). Water Treatment. Medan.

Soemantri, A.G.Mt. Hubungan Anemia Kekurangan Zat Besi Dengan Konsentrasi Dan Prestasi Belajar, Jakarta : CV. Perta Jaya.

Sutrisno, T., ( 2004 ), Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Rohman, (2007). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Wardhana, W.A, 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta.

(37)

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010

TANGGAL: 19 APRIL 2010

PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

I. PARAMETER WAJIB

No. Jenis Parameter Satuan

Kadar Maksimum

Yang Diperbolehkan

Keterangan

1. Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan a. Parameter Mikrobiologi

1)E. Coli Jumlah per

100 ml sampel 0

2)Total Bakteri Koliform Jumlah per

100 ml sampel 0

b. Kimia an-organik

1) Arsen mg / liter 0,01

2) Fluorida mg / liter 1,5

3) Total Kromium mg / liter 0,05

4) Kadmium mg / liter 0,003

5) Nitrit (sebagai NO2) mg / liter 3

6) Nitrat (sebagai NO3) mg / liter 50

7) Sianida mg / liter 0,07

8) Selium mg / liter 0,01

2. Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan a. Parameter fisik

1) Bau Tidak Berbau

2) Warna TCU Tidak Berwarna

3) Total Zat Terlarut

(38)

I. PARAMETER TAMBAHAN

No. Jenis Parameter Satuan

Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan 1 a. KIMIAWI Bahan Organik

Air Raksa mg / liter 0,001

Antimon mg / liter 0,02

Barium mg / liter 0,7

Boron mg / liter 0,5

Molybdenum mg / liter 0,07

Nikel mg / liter 0,07

Sodium mg / liter 200

Timbal mg / liter 0,01

Uranium mg / liter 0,015

b. Bahan Organik

Zat Organik (KmnO4) mg / liter 10

c. Desinfektan

Chlorine (Sisa Khlor) mg / liter 5

0,6-1,0 yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pelanggan

4) Kekeruhan NTU 5

5) Rasa Tidak Berasa

6) Suhu °C Suhu Udara ± 3

b. Parameter Kimiawi

1) Alumunium mg / liter 0,2

2) Besi mg / liter 0,3

3) Kesadahan mg / liter 500

4) Khlorida mg / liter 250

5) Mangan mg / liter 0,4

6) pH mg / liter 6,5-8,5

7) Seng mg / liter 3

8) Sulfat mg / liter 250

9) Tembaga mg / liter 2

(39)

LAMPIRAN II

(40)

LAMPIRAN III

(41)
[image:41.595.129.401.215.391.2]

LAMPIRAN IV

Gambar

Tabel 4.1. Hasil pemeriksaan sampel Treated Water dan Soft Water di Laboratorium PT
Gambar 1. Alat Spektrofotometer (Spectroquant pharo 300)

Referensi

Dokumen terkait

Kris Munandar, Lukas. “ An Analysis of the Sentence Structures Produced by the Fourth Semester Students of English Education Department of State Institute for Islamic

Karena secara umum pendidikan pemakai memiliki pengaruh terhadap pengetahuan mahasiswa mengenai fisik perpustakaan, layanan yang ada diperpustakaan dan sistem yang

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Dilihat dari gencarnya sosialisasi modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak khususnya KPP Pratama Medan Kota dapat dikatakan

30, pada jarak 6 meter berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/30. c) Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 50, pada jarak 6 meter berarti

A news item tells information about event of the day which is considered newsworthy or important. The text is organized to include newsworthy event, background events, and

PENGARUH DAYA TARIK WISATA DAN EDUKASI TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN DI KAMPUNG CIREUNDEU1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tukar menukar uang menjelang hari raya Idul Fitri yang banyak terjadi terutama di Pasar Tengah Tanjung