MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING
SKRIPSI
SHANTI AGUSTINA TAMBUNAN
080803044
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MODEL PENJADWALAN DINAS JAGA PERAWAT IGD
MENGGUNAKAN METODE
GOAL PROGRAMMING
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains
SHANTI AGUSTINA TAMBUNAN
080803044
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul :MODEL PENJADWALAN DINAS JAGA PERAWAT IGD MENGGUNAKAN METODE
GOAL PROGRAMMING
Kategori : SKRIPSI
Nama : SHANTI AGUSTINA TAMBUNAN
Nomor Induk Mahasiswa : 080803044
Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
Diluluskan di
Medan, Agustus 2012
Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si Dr. Esther Sorta M. Nababan, M.Sc NIP.195312181980031003 NIP.196103181987112001
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Ketua.
PERNYATAAN
MODEL PENJADWALAN DINAS JAGA PERAWAT IGD
MENGGUNAKAN METODE
GOAL PROGRAMMING
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Agustus 2012
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis hanturkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristusatas rahmat dan karuniaNya sehingga dengan kemampuan yang terbatas penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini dibuat dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana matematika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. memberikan masukan dan pengarahan serta bimbingan kepada penulis selama penulisan tugas akhir ini.
2. Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si dan Drs. Sawaluddin, M.IT selaku dosen penguji saya.
3. Prof. Drs. Tulus, Vordipl.Math., M.Si., Ph.D danDra. Mardiningsih M.Si selaku ketua dan sekretaris jurusan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
7. Rekan-rekan mahasiswa jurusan Matematika khususnya angkatan ’08 yang telah memberi banyak masukan bagi penulis terkhusus untuk Dina, Beta, Oshin,Sardes, Raja, Tika, dan Indra.
8. Rekan-rekan sepelayanan KMKS yang telah membantu dalam setiap doa-doa bahkan motivasi bagi penulis terkhusus untuk Vina, Franky, Irza, Kak Ria, Berto, Efendi, Elda, Budi, dan Renald.
Penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan penulis, sehingga tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, segala saran dan kritik dari pembaca tugas akhir ini sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Kiranya Tuhan Yesus Kristus melimpahkan rahmat dan kasihnya atas segala jerih payah, bantuan serta pengorbanan yang telah diberikan oleh semua pihak dalam membantu penulisan selama ini.
Medan, Agustus 2012 Penulis
MODEL PENJADWALAN DINAS JAGA PERAWAT IGD MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING
ABSTRAK
IGD merupakan unit yang sangat penting dan paling sibuk di rumah sakit.Sebagai unit pertama yang menangani pasien dalam keadaan darurat, IGD dituntut memberikan pelayanan ekstra dibandingkan unit-unit lainnya baik dalam hal ketersediaan tenaga medis maupun ketersediaan peralatan dan obat-obatan.Jumlah pasien IGD yang sangat banyak mengharuskan pihak manajemen rumah sakit menyediakan tenaga kerja perawat yang banyak pula. Namun jumlah perawat yang banyak bukanlah solusi dari permasalahan ini. Pengoptimalan sumber daya manusia yang ada dipilih sebagian besar pihak manajemen rumah sakit untuk tetap menjaga kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya dengan memaksimalkan penjadwalan perawat. Pada tugas akhir ini dikembangkan suatu model penjadwalan dinas jaga perawat IGD menggunakan metode Goal Programming. Dengan menyelesaikan model penjadwalan menggunakan POM-QM for Windowsakan ditunjukkan bahwaGoal Programming
dapat menjadi pertimbangan dalam menyusun jadwal dinas jaga perawat IGD.
NURSE SCHEDULING MODELS USING GOAL PROGRAMMING ABSTRACT
Emergency Room (ER )is a very importantant busiest unit in the hospital. As the first unit to treat patients in an emergency, the ER is required to give extra care compared to other units to provide medical personnel, equipments and drugs. Amount of patients who are very much require the management of hospital provide many of the nurses too. However, large amount of nurses is not the solution to such problem. Optimization of existing human resources is selected by the management hospital to keep the quality of hospital services, such as by maximizing the nurse scheduling. On this paper, nurse scheduling models was developed using Goal Programming. By solving the scheduling models using POM-QM for Windows it is shown that Goal Programming can be considered in preparing nurse scheduling.
DAFTAR ISI
2.1.3 Konsep Penjadwalan Perawat 8 2.2 Metode Goal Programming 10 2.2.1 Pendahuluan 10 2 2.2.2 Perbedaan Program Linier dengan Goal Programming 10 2.2.3 Konsep Goal Programming 11 2.2.4 Terminologi Goal Programming 12 2.2.5 Komponen Goal Programming 17 2.2.6 Asumsi Perumusan Goal Programming 19 2.2.7 Prosedur Perumusan Goal Programming 20 2.3 Penyelesaian MetodeGoal Programming 20 Bab 3 Pembahasan 3.1 Gambaran Penjadwalan Perawat IGD RSU Lasinrang 273.2 Model Sederhana Pada Penjadwalan Perawat 29
3.2.1.1 Menentukan Variabel Keputusan 29 3.2.1.2 Menentukan Kendala Tujuan 35 3.2.1.3 Menentukan Kendala Sistem 39
3.2.1.4 Menentukan Bobot 40
3.2.1.5 Menentukam Prioritas 40 3.2.1.6 Menentukan Fungsi Tujuan 40 3.2.1.7 Menentukan Keperluan Non-negatif 41 3.2.1.8 Menyelesaikan dengan Software 42
3.2.2 Penjadwalan Menggunakan Bobot dan Prioritas 45 3.2.2.1 Menentukan Variabel Keputusan 45 3.2.2.2 Menentukan Kendala Tujuan 45 3.2.2.3 Menentukan Kendala Sistem 50
3.2.2.4 Menentukan Bobot 50
3.2.2.5 Menentukam Prioritas 52 3.2.2.6 Menentukan Fungsi Tujuan 52 3.2.2.7 Menentukan Keperluan Non-negatif 53 3.2.2.8 Menyelesaikan dengan Software 53 3.3 Model Kompleks Pada Penjadwalan Perawat 57 3.3.1 Menentukan Variabel Keputusan 59
3.3.2 Menentukan Kendala Tujuan 60
Bab 4 Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan 71
4.2 Saran 71
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tampilan Sementara (splash) dari Program POM-QM for Windows 22 Gambar 2.2 Tampilan Awal Program POM-QM for Windows 23 Gambar 2.3 Pilihan Modul yang Tersedia pada Program POM-QM for Windows 23 Gambar 2.4 Tampilan Awal Modul Goal Programming 24
Gambar 2.5 Tampilan Kendala dan Variabel 24
Gambar 2.6 Tampilan Nama Baris dan Kolom 25
Gambar 2.7 Tampilan Modul Goal Programmingyang Telah Dilengkapi 26 Gambar 2.8 Tampilan Pengisian Tujuan/ Kendala 26
Gambar 3.1 Tampilan Kendala yang Dimasukkan 42
Gambar 3.2 Tampilan Hasil Kendala Menggunakan POM-QM for Windows 43
Gambar 3.3 Tampilan Kendala yang Dimasukkan 54
MODEL PENJADWALAN DINAS JAGA PERAWAT IGD MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING
ABSTRAK
IGD merupakan unit yang sangat penting dan paling sibuk di rumah sakit.Sebagai unit pertama yang menangani pasien dalam keadaan darurat, IGD dituntut memberikan pelayanan ekstra dibandingkan unit-unit lainnya baik dalam hal ketersediaan tenaga medis maupun ketersediaan peralatan dan obat-obatan.Jumlah pasien IGD yang sangat banyak mengharuskan pihak manajemen rumah sakit menyediakan tenaga kerja perawat yang banyak pula. Namun jumlah perawat yang banyak bukanlah solusi dari permasalahan ini. Pengoptimalan sumber daya manusia yang ada dipilih sebagian besar pihak manajemen rumah sakit untuk tetap menjaga kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya dengan memaksimalkan penjadwalan perawat. Pada tugas akhir ini dikembangkan suatu model penjadwalan dinas jaga perawat IGD menggunakan metode Goal Programming. Dengan menyelesaikan model penjadwalan menggunakan POM-QM for Windowsakan ditunjukkan bahwaGoal Programming
dapat menjadi pertimbangan dalam menyusun jadwal dinas jaga perawat IGD.
NURSE SCHEDULING MODELS USING GOAL PROGRAMMING ABSTRACT
Emergency Room (ER )is a very importantant busiest unit in the hospital. As the first unit to treat patients in an emergency, the ER is required to give extra care compared to other units to provide medical personnel, equipments and drugs. Amount of patients who are very much require the management of hospital provide many of the nurses too. However, large amount of nurses is not the solution to such problem. Optimization of existing human resources is selected by the management hospital to keep the quality of hospital services, such as by maximizing the nurse scheduling. On this paper, nurse scheduling models was developed using Goal Programming. By solving the scheduling models using POM-QM for Windows it is shown that Goal Programming can be considered in preparing nurse scheduling.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit yang sangat penting dan paling sibuk
di rumah sakit. Sebagai unit pertama yang menangani pasien dalam keadaan darurat,
IGD dituntut memberikan pelayanan ekstra dibandingkan unit-unit lainya baik dalam
hal ketersediaan tenaga medis maupun ketersediaan peralatan dan obat-obatan.
Adapun tenaga medis yang dibutuhkan di unit ini adalah dokter dan perawat. Namun
pekerjaan perawat lebih banyak dibandingkan dokter, sehingga kuantitas perawat
lebih banyak dibutuhkan pada unit ini.
Sebagai unit yang harus siaga 24 jam setiap hari, pihak manajemen rumah
sakit mengambil kebijakan untuk membagi jam kerja perawat menjadi 3 dinas jaga,
yaitu dinas jaga pagi, sore, dan malam. Namun pembagian dinas jaga ini tidak selalu
menjadi solusi dari lamanya aktifitas dalam IGD. Dinas jaga yang disusun sering kali
hanya mempertimbangkan peraturan-peraturan yang berlaku di rumah sakit, kurang
memperhatikan kebutuhan perawat. Dinas jaga yang ada sering tidak
mempertimbangkan kelelahan fisik para perawat contohnya adanya perawat yang
bekerja pada dinas jaga pagi, sore, dan malam secara berturut-turut yang
mengakibatkan mereka kurang tidur.Beban kerja yang berlebihan ini sangat
berpengaruh terhadap produktifitas perawat dan tentu saja berpengaruh terhadap
produktifitas rumah sakit itu sendiri(Haryani, 2008).Adanya ketidakseimbangan
dinas jaga malam dibandingkan perawat lain dan ketidakpastian hari libur para
perawat sehingga perawat tidak bisa mengatur waktu istirahat juga merupakan beban
bagi para perawat. Dengan demikian, penjadwalan perawat sangat penting
diperhatikan demi menjaga kenyamanan perawat dan kualitas pelayanan di rumah
sakit.
Masalah penjadwalan perawat adalah masalah yang sangat komplek dan rumit.
Telah banyak tulisan yang mencoba menyelesaikan masalah penjadwalan perawat
dengan menggunakan berbagai metode untuk mendapatkan solusi dari penyusunan
jadwal yang optimal, misalnya Trilling, et al(2006), dan Anisa Ulia (2010).
Trilling, et al (2006), dalam jurnalnya menyesaikan masalah penjadwalan perawat dengan menggunakan dan membandingkan metode integer linear programming dan constraint programming. Hasil yang diperoleh dalam tulisan tersebut adalah penyelesaian dengan integer linear programminglebih baik dibandingkan menggunakan constraint programming.
Anisa Ulia (2010), dalam tugas akhirnya menyelesaikan permasalahan
penjadwalan perawat menggunakan algoritma genetika dan kesimpulan yang
diperolehnya adalah kromosom dapat merepresentasikan jadwal bagi N perawat selama T hari dengan gen yang merepresentasikan hari libur atau dinas jaga kerja perawat. Sehingga jadwal yang dihasilkan pun memberikan porsi yangseimbang
antara kesetaraan perolehan libur para perawat dengan kesesuaian jadwal buatan
sistem dengan jadwal yang diinginkan atau dibuat perawat.
Adanya peraturan-peraturan yang berlaku dalam penyusunan jadwal perawat
dan pemenuhan kebutuhan perawat yang beragam menjadikan permasalahan
penjadwalan perawat menjadi salah satu permasalahan yang penting dalam menjaga
kualitas pelayanan dirumah sakit. Jumlah pasien IGD yang sangat banyak
mengharuskan pihak manajemen rumah sakit menyediakan tenaga kerja perawat yang
banyak pula. Namun jumlah perawat yang banyak bukanlah solusi dari permasalahan
ini. Pengoptimalan sumber daya manusia yang ada dipilih sebagian besar pihak
Dalam pengoptimalan sumber daya manusia yang ada (perawat), pihak
manajemen mengalami banyak kendala. Kendala yang ada berupa terjadinya tumpang
tindih pada peraturan rumah sakit dan kebutuhan perawat yang mengakibatkan
penjadwalan yang kurang efektif dan efisien. Efektif berarti jadwal yang telah ada bisa
dikerjakan dengan tepat. Sedangkan efisien adalah ketika jumlah perawat yang
bertugas pada waktu yang telah dijadwalkan sesuai dengan kebutuhan dan peraturan
yang ada di rumah sakit.
Pemenuhan kendala-kendala yang ada merupakan hal yang sangat penting
demi mencapai kualitas pelayanan yang baik di rumah sakit. Namun permasalahan
penjadwalan ini terkesan masih kurang mendapat perhatian khusus dari beberapa
rumah sakit, khususya pada rumah sakit lokal yang ada di medan dan sekitarnya.
Banyak rumah sakit yang masih menyusun jadwal perawat secara manual atau dengan
menggunakan Microsoft Excel yang tentunya bukan merupakan alat yang tepat dalam menyusun jadwal perawat yang efektif dan efisien. Kendala terbesar pembuat jadwal
adalah adanya pemenuhan semua kendala yang ada sering terhambat ketika satu
kendala terpenuhi, namun ternyata kendala lain terlanggar.
Goal Programming adalah metode yang digunakan untuk meminimalkan
deviasi pada tujuan ganda atau jamak pada waktu bersamaan. Metode Goal Programmingini dipilih karena metode ini memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Dapat mengakomodir berbagai aturan atau pertimbangan yang dihadapi rumah
sakit untuk menghasilkan sistem penjadwalan yang lebih sistematis. Metode ini
dapat memuat banyak kendala tujuan (pertimbangan rumah sakit dalam
menyusun jadwal) yang akan diminimumkan penyimpangannya.
2. Dapat memberikan pilihan ketentuan bahwa seorang perawat t harus bekerja pada hari h dengan dinas jaga yang diinginkan.
Contoh:
Dikarenakan sebuah alasan, perawat 17 harus bekerja pada hari ke 5, dan perawat
tersebut harus dinas jaga pagi.
3. Dapat memberikan ketentuan bahwa seorang perawat tidak boleh bekerja pada
hari tertentu dengan dinas jaga tertentu.
Contoh:
Dikarenakan sebuah alasan, perawat 17 tidak boleh bekerja pada hari ke 5 pada
dinas jaga pagi.Dalam kasus ini, variabel keputusan
5,17tidak boleh
diikutsertakan untuk setiap kendala yang menggunakan variabel keputusan ini.
Sehingga variabel 5,17 tidak akan termasuk dalam jadwal perawat.
Dengan mempertimbangkan kelebihan di atas, metode ini diharapkan dapat
membantu pihak manajemen rumah sakit dalam menyusun jadwal perawat. Untuk
itulah penulis memilih judul,“MODEL PENJADWALAN DINAS JAGA PERAWAT IGD MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING”.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana memodelkan penjadwalan dinas
jaga perawat IGD (Nurse Scheduling) menggunakan metode Goal Programming.
1.3 Batasan Masalah
Tulisan ini dibatasi pada kendala-kendala sebagai berikut
1. Penjadwalan perawat dibuat untuk periode yang ditentukan.
2. Penjadwalan perawat tidak memperhatikan variabel biaya.
3. Penjadwalan perawat tidak melibatkan hari istimewa (khusus).
4. Jumlah dinas jaga perawat adalah 3 dinas jaga dalam sehari, yaitu dinas jaga pagi,
sore, dan malam.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh model penjadwalan dinas
jaga perawat IGD menggunakan metode Goal Programming.
1.5 Kontribusi Penelitian
Tulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam penyusunan
jadwal perawat agar dicapai pelayanan rumah sakit yang lebih baik dan juga sebagai
aplikasi dari metode Goal Programmingdalam kehidupan nyata.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian literatur yang disusun berdasarkan rujukan pustaka
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan study yang berhubungan dengan Goal Programming dari internet berupa jurnaldan dari buku.
2. Mengambil contoh penjadwalan perawat agar dapat teliti kendala-kendala yang
terjadi.
3. Memodelkan contoh menggunakan pendekatan Goal Programming.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1Penjadwalan Perawat
2. 1.1 Konsep Penjadwalan
Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan
masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu kegiatan hingga tercapai hasil
yang optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.(Husen,
2008).
Penjadwalan tenaga kerja dapat dikategorikan sebagai hal yang cukup penting
untuk diperhatikan karena memiliki karakteristik yang spesifik dan kompleks, antara
lain kebutuhan karyawan yang berfluktasi, tenaga kerja yang tidak bisa disimpan, dan
faktor kenyamanan pelanggan.
Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat-manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman terhadap pekerjaaan/kegiatan mengenai batas-batas
waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.
2. Memberikan alat bagi pihak manajemen untuk mengkoordinir secara
sistematis dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber
daya dan waktu.
3. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan.
2.1.2 Konsep Keperawatan
Menurut undang- undang tentang keperawatan, keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
Mutu pelayanan di rumah sakit sangat ditentukan oleh pelayanan keperawatan
atau asuhan keperawatan. Perawat sebagai pemberi jasa keperawatan merupakan
ujung tombak pelayanan di rumah sakit, sebab perawat berada 24 jam dalam
memberikan asuhan keperawatan. Perawat di rumah sakit umumnya di bagi dalam
perawat rawat inap, perawat rawat jalan dan perawat Instalasi Gawat Darurat. Namun
ditinjau dari sibuknya tugas dan tanggung jawab pekerjaannya, perawat Instalasi
Gawat Darurat memiliki tugas dan tanggung jawab yang lebih besar.
Adapun tugas dan tanggung jawab perawat Instalasi Gawat Darurat menurut
Prianto, adalah:
1. Mempersiapkan fasilitas dan lingkungan IGD untuk kelancaran pelayanan
dan memudahkan pasien dalam menerima pelayanan.
2. Melayani pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
3. Melakukan tindakan medis/intervensi kepada pasien sesuai dengan
kapasitasnya.
4. Membantu dokter dalam memberikan pelayanan/pertolongan pertama
kepada pasien dalam keadaan darurat.
5. Memelihara peralatan kesehatan/medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
6. Menciptakan hubungan kerjasama yag baik dengan pasien dan keluarganya
maupun sesama petugas.
7. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai dengan batas
kemampuannya, dengan cara:
a. Mengamati keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental,
b. Melaksanakan anamesa.
c. Mempersiapkan formulir untuk penyelesaian administrasi.
seperti: surat keterangan istirahat sakit, resep obat untuk dirumah, surat
rujukan atau pemeriksaan ulang, perincian biaya pengobatan pasien.
d. Memberikan penyuluhkan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien, mengenai: diit,
pengobatan yang perlu dilanjutkan,pentingnya pemeriksaan
ulang/kontrol di rumah sakit,puskesmas atau instalasi pelayanan
kesehatan lainya, dan cara hidup sehat (pengaturan istirahat, makanan
yang bergizi).
8. Melatih pasien menggunakan alat bantu yang digunakan.
9. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah
misalnya: merawat luka, melatih angota gerak dan mengatur diit, kepatuhan
minum obat serta pantangan yang tidak boleh dilakukan.
10.Mengatur pasien yang akan dirawat sampai ke ruangan yang dituju.
11.Mengatur pasien yang akan pulang sampai di pintu keluar ruang IGD bila
keadaan memungkinkan.
12.Melakukan pengecekan alat setiap pergantian shift serta membersihkan,
merapikan, dan menyiapkan alat setelah dipakai untuk tindakan berikutnya.
13.Melakukan pengecekan obat serta melengkapi perlengkapan obat setelah
obat dipakai dengan cara mengambil pergantian obat dari pasien.
14.Membuat laporan harian pasien.
15.Membuat asuhan keperawatan (melengkapi status IGD).
16.Melakukan perhitungan dan pencatatan perincian biaya pasien IGD yang
dilakukan oleh perawat dinas jaga malam dan perawat dinas jaga pagi
melaporkannya ke bagian keuangan setiap harinya.
2.1.3 Konsep Penjadwalan Perawat
Masalah penjadwalan karyawan banyak dijumpai pada industri jasa, salah satunya di
rumah sakit.Sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-undang nomor 44 tahun
adalah meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan kesehatan. Untuk
meningkatkan mutu dan standar itu, rumah sakit diharuskan memiliki sistem
penjadwalan yang berkualitas dikarenakan padatnya sistem pelayanan yang ada di
dalamnya. Salah satu penjadwalan yang harus diperhatikan adalah penjadwalan
perawat. Baik atau tidaknya sistem pelayanan yang ada di rumah sakit dapat
ditentukan oleh sistem penjadwalan perawat yang ada.
Pada umumnya, penjadwalan perawat di Indonesia diklasifikasikan dalam
sistem penjadwalan dinas jaga atau shift, yaitu dinas jagapagi, dinas jagasoredan dinas jagamalam. Namun bagi sebagian perawat, tuntutan untuk bekerja di malam
hari,liburan dan akhir pekan sering menimbulkan stres dan frustasi. Penjadwalan yang
kaku adalah kontributor utama terhadap ketidakpuasan kerja di pihak perawat. Jika
perawat tidak dapat memberikan saran terhadap jadwal kerja, semangat para perawat
dapat berkurang. Perasaan tidak berdaya ini berperan dalam meningkatkan rasa
amarah di kalangan perawat profesional. Oleh karena itu, penjadwalan merupakan
faktor yang penting dalam menentukan ketidakpuasan kerja atau kepuasan kerja.
Manajer sebagai orang yang bertanggung jawab untuk menyusun jadwal kerja
sebaiknya secara berkala melakukan evaluasi kepuasan pegawai terhadap sistem
penjadwalan yang sedang berlaku. Dengan membantu pegawai yang merasa
mempunyai kendala terhadap penjadwalan dinas jaga, manajer dapat memperbaiki
kepuasan kerja pegawai.(Bessie, at al, 2010).
Setiap tipe penjadwalan memiliki keuntungan dan kerugian. Karena beberapa
penjadwalan mengharuskan pembayaran uang lembur, hasil kepuasan perawat harus
dipertimbangkan terhadap peningkatan biaya. Selain itu, perpanjangan dinas jaga dari
delapan jam sampai sepuluh atau dua belas jam dapat menyebabkan peningkatan
kesalahan penilaian klinis karena perawat keletihan. Untuk alasan ini, banyak
organisasi membatasi jumlah hari berturut-turut seseorang perawat dapat bekerja di
perpanjangan dinas jaga. Akhirnya, pemakaian perawat paruh waktu atau tambahan
2.2 Metode Goal Programming
2.2.1 Pendahuluan
Goal Programming atau yang dikenal dengan Program Tujuan Ganda (PTG)
merupakan modifikasi atau variasi khusus dari program linier. Goal Programming
bertujuan untuk meminimumkan jarak antara atau deviasi terhadap tujuan, target atau
sasaran yang telah ditetapkan dengan usaha yang dapat ditempuh untuk mencapai
target atau tujuan tersebut secara memuaskan sesuai dengan syarat-ikatan yang ada,
yang membatasinya berupa sumber daya yang tersedia, teknologi yang ada, kendala
tujuan, dan sebagainya .(Nasendi, 1985).
Goal Programming pertama kali diperkenalkan oleh Charnes dan Coopers (1961). Charnes dan Coopers mencoba menyelesaikan persoalan program linier
dengan banyak kendala dengan waktu yang bersamaan. Gagasan itu berawal dari
adanya program linier yang tidak bisa diselesaikan karena memiliki tujuan ganda.
Charnes dan Coopers mengatakan bahwa jika di dalam persamaan linier tersebut
terdapat slack variable dan surplusvariable (variable deviasi atau penyimpangan) di dalam persamaan kendalanya, maka fungsi tujuan dari persamaan tersebut bisa
dikendalikan yaitu dengan mengendalikan nilai ruas kiri dari persamaan tersebut agar
sama dengan nilai ruas kanannya. Inilah yang menjadi dasar Charnes dan Coopers
mengembangkan metode Goal Programming.
2.2.2 Perbedaan Program Linier dengan Goal Programming
Program linier merupakan suatu metode pendekatan terhadap masalah pengambilan
keputusan yang hanya melibatkan satu tujuan (single goal). Program linier digunakan untuk mengalokasikan sumber daya langka yang ada supaya mencapai tujuan yaitu
meminimumkan atau memaksimumkan suatu permasalahan. Contoh permasalahan
yang harus dimaksimumkan adalah keuntungan dan penjualan produk, sedangkan
contoh permasalahan meminimumkan adalah biaya dan kerugian.Untuk lebih jelas
Tabel 2.1 Perbedaan Program Linier dan Goal Programming
No Program Linier Goal Programming
1. Fungsi tujuannya hanya
Mencari titik yang paling memuaskan dari
sebuah persoalan dengan beberapa fungsi
tujuan.
Sumber: Mulyono, 2007.
2.2.3 Konsep Goal Programming
Goal Programming pada umumnya digunakan pada masalah-masalah linier dengan memasukkan berbagai tujuan dalam formulasi modelnya. Tujuan-tujuan yang ingin
dicapai dinyatakan sebagai goal dan dipresentasikan secara numerik. Namun kenyataannya goal yang ingin dicapai tidak selalu dapat diselesaikan secara bersamaan karena terdapat penyimpangan-penyimpangan atau sering disebut dengan
deviasi. Oleh sebab itu dalam Goal Programming, tujuan yang telah dinyatakan dalam
goal tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu.
Solusi yang ingin dicapai adalah meminimumkan penyimpangan tujuan-tujuan
yang terdapat pada masing-masing goal. Fungsi tujuan dalam Goal Programming
Adapun bentuk umum dari metode Goal Programmingadalah:
Keterangan : + = deviasi (penyimpangan) positif
− = deviasi (penyimpangan) negatif
� = koefisien fungsi kendala tujuan = variabel pengambilan keputusan
= tujuan atau target yang ingin dicapai
� = koefisien fungsi kendala sistem �� = sumber daya yang tersedia
2.2.4 Terminologi Goal Programming
Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam Goal Programmingmenurut Budiman (2009) adalah:
a. Variabel Deviasi
Definisi: Andaikan adalah variabel yang bertanda sembarangan, maka dapat
Dengan:
Variabel deviasi sesuai fungsinya yaitu menampung deviasi terhadap tujuan-tujuan
yang dikehendaki, dibedakan atas dua:
1. Variabel Deviasi Negatif
Variabel deviasi negatif berfungsi untuk menampung deviasi yang berbeda di
bawah tujuan yang dikehendaki dan tercermin pada nilai ruas kanan suatu kendala
Digunakan notasi − untuk menandai jenis variabel deviasi ini, karena variabel
deviasi ini fungsinya yang menampung variabel negatif dan − akan selalu
berkoefisien +1 pada setiap kendala tujuan sehingga bentuk umum fungsi
kendalanya adalah:
Variabel deviasi positif berfungsi untuk menampung deviasi yang berada di atas
tujuan yang dikehendaki. Dengan kata lain variabel deviasi ini berfungsi untuk
menampung deviasi positif. Digunakan notasi + untuk menandai variabel ini
karena variabel ini menampung deviasi positif dan + akan selalu berkoefisien -1
pada setiap kendala tujuan sehingga kendalanya adalah:
� − + =
Dengan demikian jelas bahwa kedua jenis variabel mendekati sebuah garis
kendala dari dua arah yang berlawanan. Secara matematika hal ini tercermin pada
persamaan berikut:
� =
=1
Seperangkat variabel yang tak diketahui (dalam model Goal Programming
dilambangkan dengan , dimana j=1, 2, 3, ..., nyang akan dicari nilainya). Biasanya
disebut juga decision variables.
c. Nilai Ruas Kanan
Nilai-nilai yang biasanya menunjukkan ketersediaan sumber daya (dilambangkan
dengan ) yang akan ditentukan kekurangan atau kelebihan penggunaannya.
Biasanya disebut juga Right Hand Side values (RHS).
d. Goal
Keinginan untuk meminimumkan angka penyimpangan dari suatu nilai RHS pada
suatu kendala tujuan tertentu. Biasanya disebut juga goal.
e. Kendala Tujuan
Sinonim dari istilah goal equation, yaitu suatu tujuan yang diekspresikan dalam persamaan metematik dengan memasukkan variabel simpangan. Biasanya disebut
jugagoal constraint.
f. Preemtive Priority Factor
Suatu sistem urutan (yang dilambangkan dengan � , dimana k =1, 2, …,k dan k
menunjukkan banyaknya tujuan dalam model) yang memungkinkan tujuan-tujuan
disusun secara ordinal dalam model Goal Programming. Sistem urutan itu menempatkan tujuan-tujuan dalam susunan dengan hubungan seperti berikut:
�1>�2> … >� �1 merupakan tujuan paling penting.
�2 merupakan tujuan yang kurang penting dan seterusnya.
g. Differential Weigth
Timbangan matematik yang diekspresikan dengan angka kardinal (dilambangkan
dengan dimana k=1,2, …, n ;i = 1,2,…,m) dan digunakan untuk membedakan
h. Technological Coefficient
Nilai-nilai numerik (dilambangkan dengan � ) yang menunjukkan penggunaan nilai
per unit untuk menciptakan .
2.2.5 Komponen Goal Programming
Dalam metode Goal Programming pada umumnya terdapat minimal tiga komponen yaitu fungsi tujuan, kendala tujuan dan kendala non negatif, namun pada tulisan ini
akan dibahas juga kendala struktural.
a) Fungsi Tujuan
Fungsi tujuan dalam Goal Programming pada umumnya adalah masalah minimasi karena dalam model Goal Programming terdapat variabel deviasi di dalam fungsi tujuan yang harus diminimumkan. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari
kehadiran variabel deviasi dalam fungsi kendala tujuan. Sehingga fungsi tujuan dalam
Goal Programming adalah minimasi penyimpangan atau minimasi variabel deviasi.
Ada tiga jenis fungsi tujuan dalam Goal Programming
1. Meminimumkan Z = ++
=1
−
Fungsi tujuan ini digunakan apabila variabel deviasi dalam suatu masalah
tidak dibedakan menurut prioritas atau bobot.
2. Meminimumkan Z = � ( ++
=1
−) untuk k = 1,2,…, K
Fungsi tujuan ini digunakan apabila urutan dari tujuan diperlukan, tetapi
variabel deviasi setiap tingkat priorotas dari tujuan memiliki kepentingan
3. Meminimumkan Z = ( ++
=1
−) untuk k = 1,2,…, K
Fungsi tujuan ini digunakan apabila tujuan-tujuan diurutkan berdasarkan
prioritas dan variabel deviasi pada setiap tingkat prioritas dibedakan
dengan diberikan bobot yang berlainan .
4. Meminimumkan Z = � ( ++
=1
−) untuk k = 1,2,…, K
Fungsi tujuan ini digunakan apabila tujuan-tujuan diurutkan berdasarkan
prioritas dan bobot.
b) Kendala Tujuan
Dalam model Goal Programming ditemukan sepasang variabel yang disebut variabel
deviasi dan berfungsi untuk menampung penyimpangan atau deviasi yang akan
terjadipada ruas kiri suatu persamaan kendala terhadap nilai ruas kanannya. Agar
deviasi ini minimum, artinya ruas kiri suatu persamaan kendala sedapat mungkin
mendekati nilai ruas kanannya maka variabel deviasi ini harus diminimumkan dalam
fungsi tujuan.
Pemanipulasian model Goal Programming yang dilakukan oleh Charnes Cooper telah mengubah makna kendala fungsional. Pada Program linier,
kendala-kendala fungsional menjadi pembatas bagi usaha pemaksimuman atau peminimuman
fungsi tujuan. Sedangkan pada Goal Programming kendala-kendala merupakan sarana untuk mewujudkangoal yang hendak dicapai.
Tujuan-tujuan yang dinyatakan sebagai nilai konstan pada ruas kanan kendala,
mengusahakan agar nilai ruas kiri suatu persamaan kendala sama dengan nilai ruas
kanannya. Itulah sebabnya kendala-kendala di dalam model Goal Programming selalu berupa persamaan yang dinamakan kendala tujuan.
Bentuk persamaan kendala tujuan secara umum:
Dan secara umum dikonversikan menjadi:
� − ++ −=
=1
c) Kendala Non-negatif
Dalam program linier, variabel-variabel bernilai lebih besar atau sama dengan nol.
Demikian halnya dengan Goal Programming yang terdiri dari variabel keputusan dan variabel deviasi. Keduanya bernilai lebih besar atau sama dengan nol. Pernyataan non
negatif dilambangkan dengan: , +, −>0.
d) Kendala Sistem
Kendala sistem atau kendala fungsional adalah kendala-kendala lingkungan yang
tidak berhubungan langsung dengan tujuan-tujuan masalah yang dihadapi. Kendala ini
tidak memiliki variabel deviasi sehingga tidak dimasukkan ke dalam fungsi tujuan.
2.2.6 Asumsi Goal Programming
Sebelum merumuskan model, perlu diketahui bahwa model Goal Programming
memerlukan sejumlah asumsi. Jika dalam membuat model dari suatu masalah tertentu
asumsi-asumsi itu tak dapat dipenuhi, maka Goal Programming bukan merupakan model yang cocok untuk permasalahan tersebut. Jadi asumsi model membatasi
penggunaan metodeGoal Programming.
Asumsi-asumsi dalam Goal Programming: 1. Additivitas dan Linieritas
Diasumsikan bahwa proporsi penggunaan yang ditentukan oleh � harus tetap
benar tanpa memperhatikan nilai solusi yang dihasilkan. Artinya, ruas kiri dari
2. Divisibilitas
Diasumsikan bahwa nilai-nilai , +, dan − yang dihasilkan dapat dipecah.
Artinya, jumlah pecahan nilai dapat diselesaikan dan digunakan dalam solusi.
3. Terbatas
Diasumsikan bahwa nilai-nilai , +, dan − yang dihasilkan harus terbatas.
Artinya, variabel keputusan, sumber daya, atau variabel deviasijumlahnya
terbatas.
2.2.7 Prosedur Perumusan Goal Programming
Langkah-langkah perumusan Goal Programming meliputi beberapa tahap: 1. Menentukan variabel keputusan.
Metode grafis digunakan untuk menyelesaikan masalah Goal Programming dengan dua variabel. Langkah-langkah penyelesaian dengan metode grafis
adalah:
1. Menggambarkan fungsi kendala sehingga diperoleh daerah yang memenuhi
2. Meminimumkan variabel deviasi agar tujuan yang diinginkan tercapai dengan
cara menggeser fungsi atau garis yang dibentuk oleh variabel deviasi terhadap
daerah yang memenuhi kendala.
b. Metode Algoritma Simpleks
Algoritma simpleks dapat digunakan dengan menggunakan variabel keputusan
yang lebih dari dua. Langkah-langkah penyelesaian Goal Programming dengan metode algoritma simpleks adalah:
1. Membentuk tabel simpleks awal.
2. Memilih kolom kunci (kolom pivot) � − yang memiliki nilai negatif
terbesar.
3. Memilih baris yang berpedoman pada / dengan rasio terkecil dimana
adalah nilai sisi kanan dari setiap persamaan. Baris kunci ini disebut baris pivot.
4. Mencari nilai elemen yang pivot bernilai 1 dan elemen lain yang bernilai nol
dengan cara mengalikan baris pivot dengan -1 lalu menambahkannya dengan
semua elemen dibaris pertama. Dengan demikian diperoleh tabel simpleks
iterasi I.
5. Memeriksaan optimalitas, yaitu melihat apakah solusi sudah layak atau tidak.
Solusi dikatakan layak bila variabel adalah positif atau nol.
c. Menggunakan Program Komputer
Penyelesaian model Goal Programming dapat juga menggunakan bantuan program komputer, contohnya LINGO, LINDO dan POM-QM for Windows. Namun pada
tulisan ini hanya dibahas tentang langkah-langkah penyelesaian menggunakan POM-QM for Windows.
Software POM-QM for Windows
Software POM-QM for Windowsmerupakan paket program komputer untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan metode kuantitatif, ilmu manajemen atau operasi
dikembangkan lagi menjadi QMfor Windows(Versi 1.0),sedangkanPOMfor Windows
(Versi 1.1) pertama kali dipublikasikan pada tahun 1996.DSfor Windows,yang berisisemua kedua modulPOM danQM,pertama kalidipublikasikanpada tahun
1997.Versi 2dariprogram inidirancang untukWindows 95.Dan versi yang terbaru
adalah POM-QM for Windows versi 3.
Keunggulan dari POM-QM for Windows versi 3 adalah tentunya lebih lebih lengkap dari versi sebelumnya. Perangkat ini terdiri dari 29 modul dan lebih dari 60
submodel. Salah satu modul yang disediakan perangkat ini adalah Goal Programming.
Tampilan sementara (splash) setelah program POM-QM for Windowsdijalankan terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2.1 Tampilan sementara (splash) dari program POM-QM for Windows
Setelah tampilan sementara (splash) berakhir, akan muncul tampilan awal yang berarti program sudah siap untuk menjalankan modul-modul yang akan dipilih.
Pilihan modul ada pada menu modul yang dapat diaktifkan dengan meng-klik
(menggunakan mouse) tulisan Module di baris menu atau dengan menekan tombol Alt+M. Modul-modul dari Assignment (metode penugasan) hingga Waiting Lines
Gambar 2.2 Tampilan Awal program POM-QM for Windows
Langkah-langkah menggunakan POM-QM for Windows dalam menyelesaian soal menggunakan metode Goal Programming:
1. Jalankan program POM-QM for Windows, pilih Module–Goal Programming
2. Pilih menu File-New, sehingga muncul tampilan seperti gambar 2.4
Gambar 2.4 Tampilan awal modul Goal Programming
3. Buat judul penyelesaian soal ini dengan mengisi bagian Title: “SKRIPSI
SHANTI”. . Jika Title tidak diisi,
program POM-QM for Windows akan membuat judul sendiri sesuai default
(patokan) nya. Default Title ini dapat dirubah dengan meng- klik .
Judul dapat diubah dengan meng-klik tombol .
4. Masukkan jumlah tujuan/kendala, dengan cara meng-klik tanda pada kotak
Number of Goals or Constraints (dalam program POM-QM for Windows, tidak perlu memasukkan kendala non negatif).
5. Masukkan jumlah variabel, dengan cara meng-klik tanda pada kotak Number of Variables.
7. Pilih pada bagian Row names, kemudian isi dengan nama “TujuanKendala”
Gambar 2.6 Tampilan nama baris dan kolom
8. Lanjutkan dengan meng-klik tombol hingga akan muncul tampilan
Gambar 2.7 Tampilan modul Goal Programming yang telah dilengkapi
Gambar 2.8 Tampilan pengisian tujuan/kendala
9. Setelah memasukkan tujuan kendala, permasalahan dapat diselesaikan dengan
memilih tombol pada toolbar atau dari menuFile–Solve, atau dengan menekan tombol F9 pada keyboard.
10. Jika ternyata ada data soal yang perlu diperbaiki, klik tombol pada pada toolbar atau dari menu File–Edit.
11. Jangan lupa simpan (save) file kerja ini dengan menu File–Save (atau menekan
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1.Gambaran Penjadwalan Perawat IGD RSU Lasinrang Pinrang Tahun 2010
Syaer (2010), dalam tulisannya menunjukkan bahwa perawat yang bertugas di IGD
memiliki beban kerja yang lebih berat dikarenakan banyaknya tugas pokok dan
tugas-tugas lain yang harus dikerjakan. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada perawat IGD RSU Lasinrang Pinrang yang berjumlah 14 orang, rata-rata perawat
mengalami kelebihan beban kerja. Dampak beban kerja yang dirasakan perawat
adalah sering merasa lelah, tidak rileks, otot tengkuk dan punggung tegang. Terkadang
perawat mudah marah, sulit tidur, dan sulit berkonsentrasi. Tingginya beban kerja
perawat IGD di RSU Lasinrang Pinrang dapat disebabkan oleh sistem penjadwalan
yang kurang efektif. Ini terjadi sejak berlakunya program pelayanan kesehatan gratis
yang dimulai pala bulan juli 2008. Keadaan ini mengakibatkan jumlah kunjungan
meningkat tanpa adanya penambahan tenaga perawat. Sehingga menyebabkan
timbulnya keluhan pasien karena merasa tidak mendapat tindakan langsung dari
perawat.
IGD RSU Lasinrang dalam menjalankan fungsinya memliki 9 orang dokter
dan 20 orang perawat dengan jumlah kunjungan IGD dari tahun ke tahun terus
meningkat. Setiap dinas jaga hanya terdapat 2 tim perawat dan masing-masing tim
terdiri atas 4 orang perawat dan 1 orang dokter umum, (Data registrasi pasien IGD
Dinas jaga di RSU Lasinrang dibagi atas dinas jaga pagi (jam 08.00-14.00),
sore (jam 14.00-21.00) dan malam (jam 21.00-08.00). Pada waktu pagi dan sore
jumlah kunjungan lebih banyak dibandingkan jumlah kunjungan pada waktu malam.
Jumlah perawat pada waktu pagi sudah mencukupi dalam hal penanganan terhadap
pasien yaitu 8 orang perawat. Namun pada waktu sore dengan jumlah kunjungan yang
juga banyak, jumlah perawat hanya 4 orang.
Dengan pembagian jumlah perawat yang tidak proporsional tersebut perawat
merasa beban kerjanya tinggi karena waktu kerjanya terkadang berlebih. Hal ini
diakibatkan oleh karena banyaknya pasien yang masuk,khususnya jikasewaktu-waktu
terjadi kejadian di luar dugaan seperti keracunan massal sehingga dalam
penanganannya memerlukan waktu ekstra. Dengan kondisi ini menyebabkan beban
kerja perawat yang masuk dinas jaga pagi bertambah, meskipun perawat dinas jaga
sore sudah datang, namun para perawatdinas pagi masih kewalahan dalam
menjalankan tugasnya. Keadaan seperti ini sering kali membuat perpanjangan jam
kerja perawat pagi yang seharusnya sudah berakhir pukul 14.00 namun harus tetap
bekerja hingga pukul 15.00-16.00.
Dari jurnal tersebut dapat dilihat bahwa permasalahan dalam sistem pelayanan
perawat IGD di Rumah Sakit Umum Lansirang Kabupaten Pinrang merupakan
permasalahan yang kompleks. Beban perawat yang cukup berat dapat menimbulkan
kualitas pelayanan rumah sakit tidak baik. Untuk itu diperlukan sistem penjadwalan
yang benar-benar matang agar dihasilkan sistem pelayanan yang maksimal.
Pada bab ini akan dibahas pemodelan jadwal perawat dalam bentuk sederhana
dan bentuk yang kompleks. Contoh kasus diselesaikan dalam bentuk sederhana
dikarenakan penyelesaian contoh ini menggunakan program POM-QM for Windows versi 3. Pada program komputer ini variabel keputusan dibatasi, maksimum hanya untuk 35 variabel dan 35 kendala. Sedangkan untuk penyelesaian penjadwalan dalam
bentuk kompleks, dibutuhkan variabel dan kendala yang sangat banyak. Untuk itu
dalam bab ini pembuatan jadwal yang dihasilkan hanya dalam penjadwalan sederhana,
3.2 Model Sederhana Pada Penjadwalan Perawat
Pembuatan jadwal dalam bentuk sederhana ini dilakukan dengan menyederhanakan
variabel keputusan sehingga diperoleh variabel dan kendala yang sesuai dengan
maksimum program POM-QM for Windows versi 3.Contoh kasus yang akan diselesaikan dengan metode ini adalah penjadwalan dengan bobot dan prioritas dan
penjadwalan tanpa bobot dan prioritas. Data yang digunakan berupa data sekunder
dari Rumah Sakit Umum Lansirang Kabupaten Pinrang. Dan ada pun data yang
diperlukan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jumlah Perawat dan Lama Jam Kerja Berdasarkan Dinas Jaga
No Data Keterangan
1 Jumlah keseluruhan perawat yang ada 20
2 Lama jam kerja dinas jaga pagi 08.00 – 14.00
3 Lama jam kerja dinas jaga sore 14.00 – 21.00
4 Lama jam kerja dinas jaga malam 21.00 – 08.00
Sumber: Rumah Sakit Umum Lansirang Kabupaten Pinrang
Penyelesaian dilakukan dengan menentukan variabel keputusan, kendala
tujuan, kendala sistem, bobot, prioritas, fungsi tujuan, dan non negatif.
3.2.1 Penjadwalan Tanpa Bobot dan Prioritas
3.2.1.1 Menentukan Variabel Keputusan
Dalam permasalahan penjadwalan terdapat 3 buah variabel, yaitu variabel hari,
perawat, dan dinas jaga.
a. Variabel Hari
Variabel hari kerja perawat diasumsikan dalam h. Dalam model ini jadwal hanya disusun untuk 3 hari.
b. Variabel Perawat
Pada contoh kasus ini terdapat 20 orang perawat. Namun perawat akan dibagi
dalam bentuk tim. Ini diasumsikan agar terdapat variabel perawat yang lebih
kecil. Dalam model ini diasumsikan setiap tim terdiri dari 5 orang perawat
sehingga terdapat 4 buah tim dan masing-masing kebutuhan perawat dalam setiap
dinas jaga adalah sama.
Sehingga t= 1, 2, 3, 4.
c. Variabel Dinas Jaga
Pada umumnya dinas jaga perawat dibagi menjadi 3, yaitu dinas jaga pagi, sore
dan malam. Dalam model ini dinas jaga diasumsikan sebagai berikut:
P adalah dinas jaga pagi.
S adalah dinas jaga sore.
Untuk itu dapat ditentukan variabel keputusannya sebagai berikut:
1. �ℎ = 1, � � � � ℎ ℎ
0, � � � � ℎ ℎ
Tabel 3.2. Variabel Keputusan Tim Perawat Dinas Jaga Pagi Variabel
Keputusan Keterangan
Variabel Keputusan
Diasumsikan
�11 Tim perawat 1, bertugas pada hari 1, dinas jaga pagi 1
�12 Tim perawat 2, bertugas pada hari 1, dinas jaga pagi 2
�13 Tim perawat 3, bertugas pada hari 1, dinas jaga pagi 3
�14 Tim perawat 4, bertugas pada hari 1, dinas jaga pagi 4
�21 Tim perawat 1, bertugas pada hari 2, dinas jaga pagi 5
�22 Tim perawat 2, bertugas pada hari 2, dinas jaga pagi 6
�23 Tim perawat 3, bertugas pada hari 2, dinas jaga pagi 7
�24 Tim perawat 4, bertugas pada hari 2, dinas jaga pagi 8
�31 Tim perawat 1, bertugas pada hari 3, dinas jaga pagi 9
�32 Tim perawat 2, bertugas pada hari 3, dinas jaga pagi 10
�33 Tim perawat 3, bertugas pada hari 3, dinas jaga pagi 11
1. �ℎ = 1, � � � ℎ ℎ
0, � � � ℎ ℎ
Tabel 3.3. Variabel Keputusan Tim Perawat Dinas Jaga Sore Variabel
Keputusan Keterangan
Variabel Keputusan Diasumsikan
�11 Tim perawat 1, bertugas pada hari 1, dinas jaga sore 13
�12 Tim perawat 2, bertugas pada hari 1, dinas jaga sore 14
�13 Tim perawat 3, bertugas pada hari 1, dinas jaga sore 15
�14 Tim perawat 4, bertugas pada hari 1, dinas jaga sore 16
�21 Tim perawat 1, bertugas pada hari 2, dinas jaga sore 17
�22 Tim perawat 2, bertugas pada hari 2, dinas jaga sore 18
�23 Tim perawat 3, bertugas pada hari 2, dinas jaga sore 19
�24 Tim perawat 4, bertugas pada hari 2, dinas jaga sore 20
�31 Tim perawat 1, bertugas pada hari 3, dinas jaga sore 21
�32 Tim perawat 2, bertugas pada hari 3, dinas jaga sore 22
�33 Tim perawat 3, bertugas pada hari 3, dinas jaga sore 23
2. �ℎ = 1, � � � ℎ ℎ
0, � � � ℎ ℎ
Tabel 3.4. Variabel Keputusan Tim Perawat Dinas Jaga Malam
Variabel
Keputusan
Keterangan Variabel Keputusan
Diasumsikan
�11 Tim perawat 1, bertugas pada hari 1, dinas jaga malam 25
�12 Tim perawat 2, bertugas pada hari 1, dinas jaga malam 26
�13 Tim perawat 3, bertugas pada hari 1, dinas jaga malam 27
�14 Tim perawat 4, bertugas pada hari 1, dinas jaga malam 28
�21 Tim perawat 1, bertugas pada hari 2, dinas jaga malam 29
�22 Tim perawat 2, bertugas pada hari 2, dinas jaga malam 30
�23 Tim perawat 3, bertugas pada hari 2, dinas jaga malam 31
�24 Tim perawat 4, bertugas pada hari 2, dinas jaga malam 32
�31 Tim perawat 1, bertugas pada hari 3, dinas jaga malam 33
�32 Tim perawat 2, bertugas pada hari 3, dinas jaga malam 34
�33 Tim perawat 3, bertugas pada hari 3, dinas jaga malam 35
3. Variabel Deviasi
Tabel 3.5. Variabel Deviasi Tim Perawat Dinas Jaga Kendala Tujuan Variabel Deviasi Keterangan
28 Deviasi pada kendala 28
29 Deviasi pada kendala 29
D
30 Deviasi pada kendala 30
31 Deviasi pada kendala 31
32 Deviasi pada kendala 32
33 Deviasi pada kendala 33
3.2.1.2Menentukan Kendala Tujuan
1. Kendala Tujuan A
Kendala ini memberikan ketentuan agar tim perawat tidak ditugaskan pada dua
atau lebih dinas jaga dalam sehari.
�ℎ + �ℎ + �ℎ 1
Tim perawat 1:
Kendala 1, hari 1 = �11 + �11 + �11 1
= 1 + 13+ 25 1
Kendala 2, hari 2 = �21 + �21 + �21 1
= 5+ 17+ 29 1
Kendala 3, hari 3 = �31 + �31 + �31 1
= 9+ 21+ 33 1
Tim perawat 2:
Kendala 4, hari 1 = �12 + �12 + �12 1
= 2+ 14+ 26 1
Kendala 5, hari 2 = �22 + �22 + �22 1
Kendala 6, hari 3 = �32 + �32 + �32 1
= 10+ 22 + 34 1
Tim perawat 3:
Kendala 7, hari 1 = �13 + �13 + �13 1
= 3+ 15+ 27 1
Kendala 8, hari 2 = �23 + �23 + �23 1
= 7+ 19+ 31 1
Kendala 9, hari 3 = �33 + �33 + �33 1
= 11+ 23 + 35 1
Tim perawat 4:
Kendala 10, hari 1 = �14 + �14 + �14 1
= 4+ 16+ 28 1
Kendala 11, hari 2 = �24 + �24 + �24 1
= 8+ 20+ 32 1
Kendala 12, hari 3 = �34 + �34 + �34 1
= 12 + 24 1
2. Kendala Tujuan B
Kendala ini memberikan ketentuan jika tim perawat ditugaskan dinas malam
pada hari hmaka tim perawat tidak akan ditugaskan dinas pagi pada hari berikutnya.
�ℎ + �(ℎ+1) 1
Perawat 1:
Kendala 13, malam 1 = �11 + �21 1
Kendala 14, malam 2 = �21 + �31 1
= 29+ 9 1
Perawat 2:
Kendala 15, malam 1 = �12 + �22 1
= 26 + 6 1
Kendala 16, malam 2= �22+ �32 1
= 30+ 10 1
Perawat 3:
Kendala 17, malam 1 = �13 + �23 1
= 27 + 7 1
Kendala 18, malam 2 = �23 + �33 1
= 31+ 11 1
Perawat 4:
Kendala 19, malam 1 = �14 + �24 1
= 28 + 8 1
Kendala 20, malam 2= �24 + �24 1
= 32+ 12 1
3. Kendala Tujuan C
Kendala ini memberikan ketentuan bahwa dalam setiap dinas jaga, hanya ada
satu tim perawat yang bertugas.
�ℎ + �ℎ( +1)+ �ℎ( +2)+ �ℎ( +3) 1
Dinas Jaga Pagi :
Kendala 21, hari 1 = �11 + �12 + �13 + �14 1
Kendala 22, hari 2 = �21 + �22+ �23+ �24 1
= 5+ 6+ 7+ 8 1
Kendala 23, hari 3 = �31 + �32+ �33+ �34 1
= 9+ 10 + 11+ 12 1
Dinas Jaga Sore:
Kendala 24, hari 1= �11 + �12 + �13 + �14 1
= 13 + 14+ 15+ 16 1
Kendala 25, hari 2 = �21+ �22+ �23+ �24 1
= 17 + 18+ 19+ 20 1
Kendala 26, hari 31= �31 + �32 + �33 + �34 1
= 21+ 22+ 23 + 24 1
Dinas Jaga Malam :
Kendala 27, hari 1 = �11 + �12+ �13 + �14 1
= 25+ 26+ 27 + 28 1
Kendala 28, hari 2 = �21 + �22+ �23 + �24 1
= 29+ 30+ 31 + 32 1
Kendala 29, hari 3 = �31 + �32 + �33 + �34 1
4. Kendala Tujuan D
Kendala ini memberikan ketentuan agar tim perawat bertugas setidaknya 2
hari.
Kendala ini memberikan ketentuan agar jumlah dinas jaga yang berjaga dalam 3 hari
Kendala 34 :
= �11 + �12 + �13 + �14+ �21+ �22+ �23 + �24 + �31 + �32
+ �33 + �34 + �11 + �12 + �13 + �14 + �21 + �22
+ �23 + �24 + �31 + �32 + � 33+ �34+ �11 + �12
+ �13 + �14 + �21 + �22+ �23 + �24+ �31
+ �32 + �33 = 9
= 1+ 2+ 3+ 4+ 5+ 6+ 7+ 8+ 9+ 10+ 11+ 12
+ 13+ 14 + 15+ 16+ 17 + 18+ 19+ 20+ 21
+ 22 + 23+ 24+ 25+ 26 + 27 + 28+ 29+ 30
+ 31 + 32+ 33+ 34+ 35 = 9
3.2.1.4Menentukan Bobot
Pada contoh kasus penjadwalan tanpa bobot dan prioritas, fungsi tujuan tidak
memiliki bobot yang harus diselesaikan, dalam masalah ini dipandang fungsi tujuan
dari masing-masing variabel deviasi yang ada memiliki kepentingan yang sama
sehingga tidak ada yang lebih diutamakan dari yang lain.
3.2.1.5Menentukan Prioritas
Contoh kasus ini juga tidak memakainilai prioritas pada setiap fungsi tujuannya.
Kendala yang ada dianggap memiliki urutan prioritas yang sama satu sama lain.
3.2.1.6Menentukan Fungsi Tujuan
Adapun fungsi tujuan yang akan dicapai adalah meminimumkan jumlah perawat yang
jaga malam, dinas jaga sore atau dinas jaga pagi berturut-turut melebihi range yang ditentukan.
Bentuk umum :
Fungsi tujuan model penjadwalan tanpa pembobotan dan prioritas
Meminimumkan = ( ++
Seperti dalam program linear, variabel-variabel model program tujuan ganda biasanya
bernilai lebih besar atau sama dengan nol. Semua model program tujuan ganda terdiri dari
variabel simpangan dan variabel keputusan, sehingga pernyataan non negatif
dilambangkan sebagai:
1, 2, …, 36 0.
3.2.1.8Menyelesaikan dengan Software POM-QM for Windows
Setelah menentukan setiap komponen yang dibutuhkan, setiap kendala tujuan dan
fungsi tujuan dimasukkan ke dalam program POM-QM for Windows. Prosedur atau langkah-langkah penggunaan program POM-QM for Windows telah diberikan pada bab sebelumnya. Setelah kendala dan fungsi tujuan yang ada dimasukkan, akan
diperlihatkan jadwal yang telah dibuat apakah ada yang melanggar pertimbangan yang
dimasukkan atau tidak.
Kemudian akan diperoleh hasil seperti pada tampilan berikut ini.
Dari hasil penyelesaian menggunakan POM-QM for Windows, diperoleh variabel yang mempunyai nilai +1 adalah variabel sebagai berikut:
4 = Tim perawat 4, bertugas pada hari 1, dinas jaga pagi.
8 = Tim perawat 4, bertugas pada hari 2, dinas jaga pagi.
11 = Tim perawat 3, bertugas pada hari 3, dinas jaga pagi.
14 = Tim perawat 2, bertugas pada hari 1, dinas jaga sore.
19 = Tim perawat 3, bertugas pada hari 2, dinas jaga sore.
22= Tim perawat 2, bertugas pada hari 3 dinas jaga sore.
25 = Tim perawat 1, bertugas pada hari 1 dinas jaga malam.
29 = Tim perawat 1, bertugas pada hari 2 dinas jaga malam.
33 = Tim perawat 1, bertugas pada hari 3 dinas jaga malam.
Dapat disajikan dalam tabel:
Tabel 3.6 Hasil Penjadwalan Tanpa Bobot dan Prioritas
Hari akan ditugaskan dinas pagi pada hari berikutnya (kendala B terpenuhi).
3. Setiap dinas jaga, hanya ada satu tim perawat yang bertugas (kendala C
terpenuhi).
5. Jumlah dinas jaga yang bertugas dalam 3 hari adalah 9 dinas jaga (kendalasistem
terpenuhi).
Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat tidak ada pertimbangan yang dilanggar.
Setiapjadwal yang diperoleh memenuhi semua kendala tujuan. Untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik, dibutuhkan kendala tujuan yang lebih banyak lagi agar
dihasilkan jadwal yang lebih efektif dan efisien.
3.2.2 Penjadwalan Menggunakan Bobot dan Prioritas
3.2.2.1Menentukan Variabel Keputusan
Variabel keputusan pada contoh kasus penjadwalan menggunakan bobot dan prioritas
ini sama dengan variabel keputusan penjadwalan tanpa bobot dan prioritas, yaitu hari,
tim perawat dan dinas jaga.
3.2.2.2Menentukan Kendala Tujuan
Pada contoh kasus ini, kendala tujuan menggunakan bobot dan prioritas ini juga
hampir sama dengan kendala tujuan, namun untuk kendala tujuan yang menggunakan
bobot dan prioritas, batas “ ” atau “ ” diubah menjadi tanda “=”, ini merupakan ketentuan dari program komputer POM-QM for Windows.
1. Kendala Tujuan A
Kendala ini memberikan ketentuan agar tim perawat tidak ditugaskan pada dua
atau lebih dinas jaga dalam sehari.
�ℎ + �ℎ + �ℎ = 1
Tim perawat 1:
Kendala 1, hari 1 = �11 + �11 + �11 = 1
Kendala 2, hari 2 = �21 + �21 + �21 = 1
= 5+ 17+ 29 = 1
Kendala 3, hari 3 = �31 + �31 + �31 = 1
= 9+ 21+ 33 = 1
Tim perawat 2:
Kendala 4, hari 1 = �12 + �12 + �12 = 1
= 2+ 14+ 26 = 1
Kendala 5, hari 2 = �22 + �22 + �22 = 1
= 6+ 18+ 30 = 1
Kendala 6, hari 3 = �32 + �32 + �32 = 1
= 10+ 22 + 34 = 1
Tim perawat 3:
Kendala 7, hari 1 = �13 + �13 + �13 = 1
= 3+ 15+ 27 = 1
Kendala 8, hari 2 = �23 + �23 + �23 = 1
= 7+ 19+ 31 = 1
Kendala 9, hari 3 = �33 + �33 + �33 = 1
= 11+ 23 + 35 = 1
Tim perawat 4:
Kendala 10, hari 1 = �14 + �14 + �14 = 1
= 4+ 16+ 28 = 1
Kendala 11, hari 2 = �24 + �24 + �24 = 1
Kendala 12, hari 3 = �34 + �34 + �34 = 1
= 12 + 24 = 1
2. Kendala Tujuan B
Kendala ini memberikan ketentuan jika tim perawat ditugaskan dinas malam
Kendala 20, malam 2= �24 + �24 = 1
= 32+ 12 = 1
3. Kendala Tujuan C
Kendala ini memberikan ketentuan bahwa dalam setiap dinas jaga, hanya ada
satu tim perawat yang bertugas.
�ℎ + �ℎ( +1)+ �ℎ( +2)+ �ℎ( +3) = 1
Dinas Jaga Pagi :
Kendala 21, hari 1= �11 + �12+ �13+ �14 = 1
= 1+ 2+ 3+ 4= 1
Kendala 22, hari 2 = �21+ �22+ �23+ �24 = 1
= 5+ 6+ 7+ 8= 1
Kendala 23, hari 3 = �31 + �32+ �33+ �34 = 1
= 9+ 10+ 11+ 12 = 1
Dinas Jaga Sore:
Kendala 24, hari 1= �11 + �12 + �13 + �14 = 1
= 13+ 14+ 15+ 16 = 1
Kendala 25, hari 2= �21 + �22 + �23 + �24 = 1
= 17+ 18 + 19+ 20 = 1
Kendala 26, hari 31= �31+ �32+ �33+ �34 = 1
= 21 + 22+ 23+ 24 = 1
Dinas Jaga Malam :
Kendala 27, hari 1 = �11+ �12+ �13 + �14 = 1
Kendala 28, hari 2 = �21 + �22 + �23 + �24 = 1
= 29+ 30+ 31+ 32 = 1
Kendala 29, hari 3 = �31 + �32+ �33 + �34 = 1
= 33+ 34 + 35 = 1
4. Kendala Tujuan D
Kendala ini memberikan ketentuan agar tim perawatbertugas setidaknya 2 hari.
�ℎ + �ℎ + �ℎ
memenuhi jumlah dinas jaga yaitu 9 dinas jaga.