SKRIPSI
PENGARUH BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL,
NON PERFORMING LOAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO, NET INTEREST MARGIN DAN BANK SIZE
TERHADAP RETURN ON ASSET PADA BANK BUMN
GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
FINNY WINNA WAHDINI 120502230
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin,
dan Bank Size terhadap Return on Asset Pada Bank BUMN Go Public Di Bursa Efek Indonesia
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin, dan Bank Size terhadap Return on Asset. Sampel penelitian ini menggunakan 32 sampel data Bank Badan Usaha Milik Negara (Persero) di Indonesia.
Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan tahunan pada Bank Badan Usaha Milik Negara (periode) 2007-2014. Metode pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji kebenaran pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5% (0,05). Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan data yang tersedia telah memenuhi syarat menggunakan model persamaan regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel BOPO memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Variabel LDR dan NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Variabel NPL, CAR, dan Bank Size tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Kemampuan prediksi dari keenam variabel tersebut terhadap ROA dalam penelitian ini sebesar 95,5%, sedangkan sisanya 4,5% dipengarui oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
ABSTRACT
The Effect of Operating Expenses to Operating Income, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin,
and Bank Size to the Return on Asset of the Go Public State-Owned Bank in Indonesia Stock Exchange (IDX)
The purpose of this study was conducted to examine the effect of Operating Expenses to Operating Income, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin, and Bank Size to the Return on Asset. This research samples using a data sample of 32 state-owned bank entities (Persero) in Indonesia.
The data used are secondary data. The researchers used data on the annual financial statements of the general body of the state-owned banks (Persero) the period 2007-2014. The method of data collection using the documentation. Data analysis technique used is multiple linear regression and test hypotheses using t-statistic for testing the partial regression coefficients and F-statistics to test the effect of truth with a significance level of 5% (0,05). It also tested the classical assumptions that included tests of normality, multicollinearity test, test of heteroscedasticity and autocorrelation test. During the observation period of the study indicate that the data are normally distributed. Based on the test for normality, multicollinearity test, test heteroscedasticity and autocorrelation test found no variables that deviate from the classical assumptions. This shows the available data has been qualified using multiple linear regression equation model.
These results indicate that NPL, CAR and Bank Size variables no significant effect on the ROA. NPL variable has significant negative effects on ROA. The variables LDR and NIM significantly positive effect on the ROA. Predictive ability of six variables to ROA in this study of 95,5%, while the remaining 4,5% be affected by other factors not included in the research model.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin, dan Bank Size terhadap Return on Asset pada Bank
BUMN Go Public Di Bursa Efek Indonesia”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua Ayahanda
Darwin Bahary dan Ibunda Linawaty Siregar yang telah mendidik dengan
sepenuh hati sehingga bisa menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya dan kakak Fandi Winna Ikhsani dan adik Fenry Winna Mutawally yang selalu sabar dalam menasihati dan menyemangati.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan dan dukungan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti sadalia, SE., ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Pembanding I yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini
7. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si, selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen, seluruh staf serta para pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
9. Seluruh sahabat saya di manajemen 2012, anggota The GankZ tanpa terkecuali yang telah menginspirasi peneliti, dan kepada organisasi HMM tempat peneliti menerapkan ilmu-ilmu yang dipelajari di kampus selama ini.
Medan, 14 September 2015
DAFTAR ISI
2.1.4 Kegiatan-kegiatan Bank ... 16
2.1.5 Laporan Keuangan ... 18
2.1.6 Analisa Rasio Keuangan ... 20
2.1.6.1 Beban Operasional Pendapatan Operasional ... 22
2.1.6.2 Non Performing Loan ... 23
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian ... 37
3.3.Batasan Operasional ... 37
3.4.Definisi Operasional Variabel ... 38
3.4.1. Variabel Dependen ... 38
3.4.2. Variabel Independen ... 38
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42
3.10.2. Uji Heteroskedastisitas ... 45
3.10.3. Uji Autokorelasi ... 46
3.10.4 Uji Multikolinieritas ... 47
3.11. Uji Hipotesis ... 49
3.11.1 Uji F (serempak)... 49
3.11.2 Uji t (parsial) ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 52
4.3.2. Uji Heteroskedastisitas ... 58
4.3.3. Uji Autokorelasi ... 59
4.3.4. Uji Multikolinieritas ... 59
4.4. Analisis Regresi Berganda ... 60
4.5. Pengujian Hipotesis ... 60
4.6.4. Pengaruh LDR terhadap ROA... 66
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1. Return on Asset (ROA) Pada Bank BUMN ... 3
1.2. Perkembangan Rasio Kinerja Keuangan Bank BUMN di BEI tahun 2014 (%) ... 8
2.1. Peringkat Bank Berdasarkan Rasio BOPO ... 22
2.2. Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Rasio NPL ... 23
2.3. Penelitian Terdahulu ... 31
3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian... 41
3.2. Kriteria Nilai Uji Durbin Watson ... 43
4.1. Deskriptif Variabel penelitian Bank BUMN Persero Di Indonesia ... 52
4.2. Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov- Simirnov ... 57
4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 59
4.4. Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson ... 59
4.5. Hasil Uji Autokorelasi dengan Runs Test ... 60
4.6. Hasil Uji Multikolinearitas ... 61
4.7. Hasil Analisis Regresi ... 65
4.8. Uji Statistik F (Serempak) ... 67
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
1.1 Jumlah Bank Umum ... 2
2.1. Kerangka Konseptual ... 36
4.1. Histogram ... 55
4.2. Normalitas P-P Plot ... 56
ABSTRAK
Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin,
dan Bank Size terhadap Return on Asset Pada Bank BUMN Go Public Di Bursa Efek Indonesia
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin, dan Bank Size terhadap Return on Asset. Sampel penelitian ini menggunakan 32 sampel data Bank Badan Usaha Milik Negara (Persero) di Indonesia.
Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan tahunan pada Bank Badan Usaha Milik Negara (periode) 2007-2014. Metode pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji kebenaran pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5% (0,05). Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan data yang tersedia telah memenuhi syarat menggunakan model persamaan regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel BOPO memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Variabel LDR dan NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Variabel NPL, CAR, dan Bank Size tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Kemampuan prediksi dari keenam variabel tersebut terhadap ROA dalam penelitian ini sebesar 95,5%, sedangkan sisanya 4,5% dipengarui oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
ABSTRACT
The Effect of Operating Expenses to Operating Income, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin,
and Bank Size to the Return on Asset of the Go Public State-Owned Bank in Indonesia Stock Exchange (IDX)
The purpose of this study was conducted to examine the effect of Operating Expenses to Operating Income, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin, and Bank Size to the Return on Asset. This research samples using a data sample of 32 state-owned bank entities (Persero) in Indonesia.
The data used are secondary data. The researchers used data on the annual financial statements of the general body of the state-owned banks (Persero) the period 2007-2014. The method of data collection using the documentation. Data analysis technique used is multiple linear regression and test hypotheses using t-statistic for testing the partial regression coefficients and F-statistics to test the effect of truth with a significance level of 5% (0,05). It also tested the classical assumptions that included tests of normality, multicollinearity test, test of heteroscedasticity and autocorrelation test. During the observation period of the study indicate that the data are normally distributed. Based on the test for normality, multicollinearity test, test heteroscedasticity and autocorrelation test found no variables that deviate from the classical assumptions. This shows the available data has been qualified using multiple linear regression equation model.
These results indicate that NPL, CAR and Bank Size variables no significant effect on the ROA. NPL variable has significant negative effects on ROA. The variables LDR and NIM significantly positive effect on the ROA. Predictive ability of six variables to ROA in this study of 95,5%, while the remaining 4,5% be affected by other factors not included in the research model.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup
kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Bagi perbankan, sumber dana yang diperoleh untuk pembangunan
hampir 70% berasal dari masyarakat berupa tabungan, deposito, giro dan
kemudian disalurkan dalam bentuk pemberian kredit, baik untuk kredit investasi,
modal kerja, kredit konsumsi dan kredit lainnya dan hal ini yang lebih dikenal
sebagai fungsi intermediasi bank. Oleh karena itu, bank juga sering disebut
sebagai lembaga kepercayaan yang harus dijaga agar tidak terjadi kebangkrutan
dan salah urus, perlu dilakukan pengaturan dan pengawasan oleh Bank Indonesia.
Di Indonesia, fungsi intermediasi bank ini juga pengaruhnya cukup besar
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, hal ini terlihat pada saat perbankan
menurunkan realisasi pemberian kreditnya maka pertumbuhan ekonomi akan
mengalami perlambatan. Dengan perannya yang demikian besar itu, tak heran jika
maju mundurnya perekonomian Indonesia sangat tergantung pada efektivitas
sistem perbankan. Indonesia sendiri pernah mengalami krisis perbankan pada
tahun 1998 yang mengakibatkan banyaknya bank yang ditutup.
Buruknya kualitas perbankan antara lain dicerminkan dari lemahnya
kondisi-kondisi internal sektor perbankan, buruknya moral sumber daya manusia,
oleh Bank Indonesia. Jumlah bank banyak menciptakan persaingan yang ketat dan
membuat kinerja beberapa bank rendah karena tidak mampu bersaing dengan
pasar. Sehingga cukup banyak bank yang tidak sehat atau bahkan defisit secara
finansial. Sehat atau tidak sehat pada perbankan, dapat diukur dari proyeksi
kinerja keuangannya. Terutama pada proyeksi profitabilitas dalam operasional
perusahaan perbankan tersebut. Berikut jumlah perkembangan bank dari tahun
2007-2014:
Sumber : www.bi.go.id
Grafik 1.1 Jumlah Bank Umum
Semenjak krisis 1998, BI merevitalisasi jumlah perbankan di Indonesia.
Banyak bank-bank di merger dan akuisisi. Jumlah bank cenderung mengalani
penurunan dari tahun 2007-2014. Hal itu disebabkan BI mengefisiensi perbankan,
dimana bank-bank yang relatif kurang sehat dikonsolidasi untuk memperkuat
ketahanan perbankan.
Berbagai kejadian aktual, tentang perbankan seperti merger dan likuidasi
selalu dikaitkan dengan kesehatan bank. Bank CIMB Niaga dan Bank Lippo
melakukan merger tahun 2008. Hal paling fenomenal adalah kasus Bank Century, 130
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Bank Umum
posisi CAR minus 3,53% dan ditetapkan sebagai bank gagal pada tanggal 20
November 2008.
Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, perusahaan
perbankan yang ada di Indonesia dilihat dari segi fungsinya yaitu bank persero,
bank umum swasta nasional devisa, bank umum swasta nasional non devisa, bank
pembangunan daerah, bank campuran dan bank asing. Bank yang diteliti adalah
Bank Badan Usaha Milik Negara (Persero) yang ada di Indonesia. Bank Badan
Usaha Milik Negara (Persero) tersebut terdiri dari 4 (empat) yaitu PT. Bank
Negara Indonesia, PT. Bank Rakyat Indonesi, PT. Bank Tabungan Negara, dan
PT. Bank Mandiri. Bank BUMN dipilih karena BUMN perbankan menjadi salah
satu sumber pendapatan Negara yang cukup memegang peran penting. Bank
BUMN juga bank dengan aset terbesar dan dituntut untuk dapat menciptakan
lapangan kerja bagi masyarakat.
Berikut ini adalah pemaparan Return on Asset dari Bank BUMN yang
menjadi sampel dalam penelitian ini:
Tabel 1.1 Return on Asset Bank BUMN
Bank BUMN Dalam Rasio %
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
BRI 4.61 4.18 3.73 4.64 4.93 5.15 5.03 4.74
Mandiri 2.4 2.69 3.00 3.4 3.41 3.55 3.66 3.57
BNI 0.85 1.1 1.7 2.5 2.90 2.90 3.4 3.49
BTN 1.92 1.8 1.47 2.05 2.03 1.94 1.79 1.12
Sumber: Statistika Bank Indonesia tahun 2007-2014
Bedasarkan Tabel 1.1 rasio Return on Asset (ROA) pada seluruh Bank
penurunan. Kenaikan dan penurunan pada setiap tahunnya dapat disebaabkan oleh
tingkat kepercayaan masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank yang
bersangkutan dan juga mengakibatkan kenaikan dan penurunan ROA pada setiap
tahunnya.
Meningkat dan menurunnya ROA Bank BUMN tahun 2007-2014
mencerminkan kinerja perbankan BUMN yang fluktuatif. Ketidakstabilan tersebut
bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perkembangan produk jasa
perbankan sehingga menghasilkan fee-based income, efisiensi operasional, dan
jumlah pertumbuhan kredit yang menghasilkan bunga. Hal tersebut yang
menentukan ROA Bank BUMN berubah.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004, salah satu alat
untuk mengukur kesehatan Bank adalah dengan analisis CAMELS (Capital,
Assets, Management, Earning, Liquidity, Sensitivityr to market). Aspek
permodalan meliputi CAR (Capital Adequacy Ratio) , aspek Assets meliputi NPL
(Non Performing Loan) dan Bank Size yang diproksikan oleh Total Assets, aspek
Rentabilitas meliputi ROA (Return on Asset), BOPO (Biaya Operasi Terhadap
Pendapatan Operasi) dan NIM (Net Interest Margin), aspek likuiditas meliputi
LDR (Loan to Deposit Ratio). Aspek-aspek tersebut kemudian dinilai dengan
menggunakan rasio keuangan sehingga dapat menilai kondisi keuangan
perusahaan perbankan.
Penelitian indikator awal krisis perbankan yang dilakukan oleh Florencia
(2011), menyatakan bahwa penurunan likuiditas (LDR) disebabkan oleh
ditangani akan menimbulkan permasalahan lanjutan berupa permasalahan
solvabilitas (CAR) karena bank akan terpaksa memberikan insentif bunga
simpanan yang sangat tinggi. Perang suku bunga yang tinggi akan menggerus
nilai NIM. Efisiensi bank (BOPO) juga terkena dampaknya karena didalamnya
terdapat beban bunga. Beban bunga akan mempengaruhi kemampuan Bank dalam
memperoleh profitabilitas (ROA). Sehingga, semua rasio tersebut berpengaruh
pada penurunan ROA.
Penurunan likuiditas juga menyebabkan bank-bank selektif dalam
memberikan kredit untuk menjaga angka rasio NPL. Salah satu implikasi bagi
bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah tersebut adalah hilangnya
kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dari kredit yang
diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi
profitabilitas (ROA) bank (Dendawijaya, 2005).
Ukuran kinerja profitabilitas perbankan dapat diukur dan dilihat melalui
laporan keuangan bank dengan menganalisis dan memperhitungkan rasio-rasio
dalam kinerja keuangan. Analisis laporan keuangan adalah sebuah cara yang
sangat penting untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan posisi
keuangan perbankan serta prestasi yang telah dicapai sehubungan dengan
penentuan strategi perusahaan yang akan diimplementasikan Dengan
dilakukannya analisis keuangan masa lampau maka dapat diketahui berbagai
kelemahan, serta hasil yang dianggap cukup baik, dan mengetahui potensi
Return on Asset (ROA) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
mengelola seluruh sumber daya (total aktiva) dalam menghasilkan laba. Menurut
Simamora (2010: 529), dalam bukunya Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan,
menyatakan ROA merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan.
Oleh karena itu, rasio ini merupakan ukuran yang tepat jika perusahaan ingin
mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah memakai dan mendapat imbalan
dari dananya, tanpa memperhatikan besarnya relatif sumber dana tersebut. ROA
lebih memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam
operasi perusahaan. Bank Indonesia juga lebih mengutamakan nilai profitabilitas
suatu bank yang diukur dengan ROA karena Bank Indonesia lebih mengutamakan
nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian
besar berasal dari simpanan masyarakat, sehingga ROA lebih mewakili dalam
mengukur tingkat profitabilitas bank (Dendawijaya, 2001)
Jumlah modal yang dimiliki bank mempengaruhi kemampuan bank dalam
memperoleh keuntungan. Rasio yang umum digunakan untuk menilai kecukupan
modal bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) (Siamat, 2005:290). Dengan
meningkatnya rasio ini, maka akan berpengaruh pada meningkatnya laba suatu
bank, karena kerugian-kerugian yang ditanggung bank dapat diserap oleh modal
yang dimiliki oleh bank tersebut. Laba merupakan komponen pembentuk rasio
Return on Assets (ROA), jadi semakin besar CAR akan berpengaruh kepada
semakin besarnya Return on Assets (ROA) bank tersebut (Muljono, 2002).
Tingginya persaingan bisnis perlu disikapi dengan meningkatkan efisiensi.
melalui pengelolaan biaya secara efisien untuk menghasilkan peningkatan biaya
operasional yang minimal dan pengembangan sumber daya manusia. Menurut
Riyadi (2004), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam kegiatan operasinya. Jika rasio BOPO semakin
meningkat berarti biaya operasi semakin besar, sehingga pada akhirnya Return on
Assets (ROA) bank menurun.
LDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang
dilakukan oleh nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah
kemampuan likuiditas bank (Simorangkir, 2004:147). Besarnya jumlah kredit
yang disalurkan akan menentukan laba bank. Peningkatan LDR berarti dana yang
disalurkan dalam bentuk kredit semakin besar sehingga pendapatan bunga
bertambah dan laba bank akan meningkat. Peningkatan laba tersebut
mengakibatkan ROA semakin tinggi.
Rasio NPL digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko kredit yang
diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari
ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari tidak
dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur.
Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang
kerugian, sebaliknya jika semakin rendah NPL maka laba atau profitabilitas
(ROA) bank tersebut akan semakin meningkat (Hasibuan, 2008).
Bank-bank BUMN merupakan kelompok bank dengan aset tebesar di
Indonesia. Seperti yang terlampir dalam website Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
Bank Mandiri dn BRI merupakan bank nomor 1 dan 2 dengan total aset terbesar,
sedangkan BNI dan BTN peringkat 3 dan 4. Hal ini berhubungan dengan variabel
Bank Size, dimana bank-bank dengan jumlah aset besar, namun tidak dapat
menjaga kualitas aset dan rentabilitasnya akan berdampak menurunnya rasio
ROA. Selain itu juga perusahaan besar lebih mudah untuk mendapatkan tambahan
dana, dan juga lebih leluasa untuk berinvestasi di pasar modal.
Berikut adalah kinerja bank yang diukur dengan BOPO, NPL, CAR,
LDR, NIM dan Bank Size terhadap ROA pada Bank BUMN di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2014
Tabel 1.2
Perkembangan Rasio Kinerja Keuangan Bank BUMN di BEI tahun 2014 (%)
No Bank BOPO NPL CAR LDR NIM Size ROA
1 BRI 65,37 0,36 18,31 81,68 8,51 27,41 4,74 2 Mandiri 76,2 2,4 19,8 88,65 5,97 27,47 2,9 3 BNI 69,78 0,39 16,22 97,91 6,2 26,75 3,49 4 BTN 89,19 4,01 14,64 108,61 4,47 25,69 1,07
Sumber:
Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa Bank Mandiri memiliki nilai CAR
yang tertinggi, yaitu 19,8% dan memiliki nilai ROA sebesar 2.9%. Sementara itu,
Bank BNI yang memiliki nilai CAR lebih rendah dari Bank Mandiri, yaitu sebesar
16,22% justru memiliki nilai ROA yang lebih tinggi, yaitu sebesar 3,49%. Hal ini
CAR akan berpengaruh kepada semakin besarnya ROA. Demikian juga dengan
teori yang menyatakan bahwa LDR berbanding lurus dengan ROA bank, tidak
selalu benar. Bank BTN memiliki nilai LDR yang tertinggi, yaitu sebesar
108,61%. Bank BRI yang memiliki nilai LDR hanya sebesar 81,68%, justru
memiliki nilai ROA yang lebih tinggi dari Bank BTN, yaitu sebesar 4,74%. Hal
ini bertentangan dengan teori yang ada. Fenomena ini menarik untuk diteliti lebih
lanjut.
Berdasarkan pada fenomena-fenomena pada paparan diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Beban Operasional
Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio,
Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin, dan Bank Size terhadap Return on
Asset pada Bank BUMN Go Public di Bursa Efek Indonesia”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: “Apakah ada pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non
Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Net Interest
Margin, dan Bank Size terhadap Return on Asset pada Bank BUMN Go Public di
Bursa Efek Indonesia”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Net Interest
Margin, dan Bank Size terhadap Return on Asset pada Bank BUMN Go Public di
Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan (Emiten)
Sebagai bahan pertimbangan dan informasi kepada pihak manajemen
ataupun pengambil kebijakan dari perusahaan (BUMN) dalam menetapkan
kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan,
khususnya profitabilitas bank.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan
peneliti dalam bidang manajemen keuangan bank.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank
Bank merupakan lembaga intermediasi bagi pihak yang kelebihan dana
dengan pihak yang kekurangan dana. Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca
yang berarti tempat penukaran uang.
Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berikut ini adalah pengertian Bank menurut para ahli:
1. Budisantoso dan Triandaru (2008:6)
Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik secara
langsung berupa tabungan, giro dan deposito maupun secara tidak
langsung berupa kertas berharga, penyertaan dan sebagainya yang
kemudian menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa bank lainnya.
2. Dendawijaya (2005:14)
Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana
membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang
ditentukan.”
2.1.2. Fungsi-fungsi Bank
Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998, tugas pokok bank adalah
membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas
nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas
kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai agent of trust, agent of
development, dan agent of services (Triandaru, dan Santoso, 2008:9)
1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik
dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan
mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur
kepercayaan.
2. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan
sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi
saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Tugas bank sebagai
penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran
kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut
memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga
konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi,
3. Agent of Services
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana,
bank juga memberikan penawaran jasa - jasa perbankan yang lain kepada
masyarakat. Jasa - jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan
kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa - jasa bank ini
antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang
berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
Fungsi utama dari perbankan adalah intermediasi keuangan, yakni proses
pembelian surplus dana dari sektor usaha, pemerintah maupun rumah tangga,
untuk disalurkan kepada unit ekonomi yang defisit. Fungsi intermediasi keuangan
muncul sebagai akibat dari mahalnya biaya minoritas. Peran sebagai intermediasi
inilah yang membuat bank sangat berperan dalam mendukung segala kegiatan
ekonomi suatu negara dalam pencapaiannya. Sebagaimana dijelaskan dalam
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 bahwa bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2.1.3 Jenis-jenis Bank
Di dalam Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dengan
sebelumnya yaitu Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967, terdapat beberapa
perbedaan jenis perbankan. Untuk lebih jelasnya jenis perbankan dapat ditinjau
1. Dari segi fungsinya
a. Bank Umum
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, Bank Umum
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998, Bank Perkreditan Rakyat
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Dari segi kepemilikannya
Jenis Bank ini dilihat dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja
boleh memiliki bank tersebut. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah
sebagai berikut:
a. Bank milik Pemerintah
Di mana akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah,
sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Di
sini ada beberapa bank yang termasuk milik pemerintah yaitu PT. Bank
Negara Indonesia 46 Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT. Bank
Tabungan Negara Tbk, PT. Bank Mandiri Tbk. Keempat bank diatas telah
go public dan sahamnya tidak sepenuhnya lagi milik pemerintah
b. Bank Pemerintah Daerah (BPD)
Bank yang di mana seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah dan
terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II.
c. Bank milik swasta nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula
pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. Dalam bank swasta
milik nasional tersebut merupakan bank-bank yang dimiliki oleh badan
usaha yang berbentuk Koperasi.
d. Bank milik asing
Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.
e. Bank milik campuran
Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya
dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Di mana kepemilikan
sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga neraga Indonesia.
3. Dari segi status
Dalam praktiknya jenis Bank dilihat dari statusnya dibagi ke dalam 2 (dua)
macam, yaitu:
a. Bank devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar
b. Bank non devisa
Bank dengan status non devisa merupakan bank yang belum mempunyai
izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak
dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.
4. Dari segi cara menentukan harga
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Mayoritas bank yang ada di Indonesia menganut prinsip konvensional. Hal
ini disebabkan dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada
para nasabahnya, Bank yang berdasarkan prinsip ini menggunakan dua
metode yaitu menetapkan bunga sebagai harga jual dan untuk jasa-jasa
Bank lainnya pihak perbankan konvensional menerapkan berbagai
biaya-biaya.
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Bank yang berdasarkan dengan prinsip syariah merupakan aturan
perjanjian berdasarkan hukum islam antara Bank dengan pihak lain, baik
dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan
perbankan lainnya.
2.1.4 Kegiatan-kegiatan Bank
Kegiatan bank umum pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 6
(enam) kegiatan utama, yaitu perkreditan, marketing, treasury, operations,
pengelolaan sumber daya manusia (SDM), dan audit. (Siamat, 2005)
- Perkreditan
Penghasilan terbesar bank diperoleh dari bunga, provisi, komisi,
commitment fee, appraisal fee, dan lain-lain yang diterima sebagai akibat
dari pemberian kredit bank. Risiko terbesar yang dipikul oleh bank berasal
dari kegiatan pemberian kredit, misalnya risiko spread, risiko kredit
bermasalah, risiko nilai jaminan, risiko kurs valuta asing.
- Pemasaran (marketing)
Kegiatan pemasaran (marketing) suatu bank umum lebih banyak diarahkan
pada penghimpunan dana. Hal ini dikarenakan semua kegiatan bank pada
sisi aktiva, seperti pemberian kredit, penanaman dalam surat berharga,
penanaman dalam penyertaan pada suatu perusahaan, serta penempatan
dana pada bank lain sangat tergantung pada adanya dana yang dapat
dihimpun oleh bank umum yang jumlahnya dapat dilihat pada sisi pasiva
pada neraca bank.
- Treasury
Kegiatan treasury lebih diutamakan kepada pengelolaan dana oleh para
eksekutive bank. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh kinerja yang optimal
dalam memperoleh dana serta memaksimalkan alokasi dana kepada aktiva
produktif.
- Operations
Kegiatan operasi adalah kegiatan unit-unit dalam bank yang bersifat
membantu kegiatan-kegiatan unit utama bank lainnya.
- Pengelolaan Sumber Daya Manusia
bidang sumber daya manusia yang meliputi perencanaan sumber daya
manusia, penarikan tenaga kerja, penempatan pegawai, dan lain-lain
- Audit (Pengawasan)
Dalam bisnis perbankan terdapat 3 (tiga) jenjang pengawasan atau audit,
yaitu pengawasan intern, pengawasan ekstern, dan pengawasan BI.
2.1.5. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan
disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan
eksternal yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang
merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen
kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.
Menurut Brigham & Houston (2010: 86) informasi yang terkandung dalam
laporan tahunan dapat digunakan untuk membantu meramalkan laba dan dividen
di masa depan. Oleh karena itu, para investor biasanya sangat tertarik dengan
laporan keuangan, karena dapat membantu memprediksikan return yang akan
diperoleh oleh para investor di masa yang akan datang.
Dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, bank
wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk dan cakupan
yang tediri dari (Siamat, 2005:28):
1. Laporan Tahunan Dan Laporan Keuangan Tahunan
Laporan tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank
keuangan akhir tahun bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi
keuangan yang berlaku dan wajib diaudit oleh akuntan public. Laporan
keuangan tahunan adalah:
a. Neraca, menggambarkan posisi keuangan dari satu kesatuan usaha
yang merupakan keseimbangan antara aktiva, utang, dan modal pada
suatu tanggal tertentu.
b. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan dan
beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu.
c. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan perubahan modal dari satu
kesatuan usaha selama satu periode tertentu yang meliputi laba
komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik.
d. Laporan arus kas berisi rincian seluruh penerimaan dan pengeluaran
kas baik yang berasal dari aktivitas operasional, investasi, dan
pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu.
2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar
akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.
c. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan
bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank Indonesia dan
dipublikasikan setiap bulan.
d. Laporan Keuangan Konsolidasi
memiliki anak perusahan wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi
berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku serta
menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia.
2.1.6. Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat
pada pos laporan keuanga
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam menganalisa keadaan
keuangan suatu bank, tetapi analisa dengan menggunakan rasio merupakan hal
yang sangat umum dilakukan dimana hasilnya akan memberikan pengukuran
relatif dari kegiatan operasi suatu bank. Data pokok sebagai input dalam analisis
rasio ini adalah laporan rugi-laba dari suatu bank. Dengan laporan ini akan dapat
ditentukan sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini dapat digunakan untuk
meneliti beberapa aspek tertentu dari kegiatan operasi suatu bank tersebut
(Syamsuddin, 2009).
Menurut Abdullah (2005:124) analisis rasio keuangan perbankan terbagi
menjadi lima bagian, yaitu:
1. Rasio Permodalan
Untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal bank dalam mendukung
2. Rasio Likuiditas
Untuk mengukur kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiban
jangka pendek.
3. Rasio Rentabilitas
Untuk mengetahui kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiban
jangka pendek.
4. Rasio Resiko Usaha
Untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah resiko dari
aktivitas operasi
5. Rasio Effisisensi Usaha
Untuk mengetahui kinerja manajemen dalam menggunakan semua asset
secara efisien.
2.1.6.1. Biaya Operasional Terhdap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan
operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Rivai, et al:722). Rasio ini dirumuskan sebagai
berikut (Pandia, 2012:73):
BOPO = Biaya (beban ) Operasional
Pendapatan Operasiona � x 100%
Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja
manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya
diperoleh bank akan semakin besar Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh
perbankan di Indonesia adalah sebesar 50-70%
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei
2004, kategori peringkat yang akan diperoleh bank dari besaran nilai BOPO yang
dimiliki adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Peringkat Bank Bedasarkan Rasio BOPO
Peringkat Predikat Besaran Nilai BOPO
1 Sangat Sehat 50-75%
2 Sehat 76-93%
3 Cukup Sehat 94-96%
4 Kurang Sehat 96-100%
5 Tidak Sehat >100%
Sumber : SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
Berdasarkan Tabel 2.1, Bank Indonesia menetapkan peringkat BOPO dari
yang sangat sehat sampai yang tidak sehat.
2.1.6.2 Non Performing Loan (NPL)
Menurut peraturan Bank Indonesia No.5 tahun 2003, risiko adalah salah
satu potensi terjadinya peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian. NPL adalah
tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain
NPL merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut. NPL diketahui dengan
cara menghitung jumlah kolektabilitas kredit kurang lancar hingga macet. Apabila
semakin rendah NPL maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan,
sebaliknya bila tingkat NPL tinggi bank tersebut akan mengalami kerugian yang
diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet. Peningkatan Non Performing
Loans (NPL) yang terjadi pada masa krisis secara langsung berpengaruh terhadap
yang berupa pembayaran pokok ataupun bunga pinjaman dari kredit-kredit yang
macet. Sehingga bila hal ini dibiarkan maka akan berpengaruh terhadap hilangnya
kepercayaan masyarakat. Adapun metode perhitungan NPL sebagai berikut
(Pandia, 2012:119):
NPL= Jumlah Kredit Bermasalah
Total Kredit X 100%
Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini:
Tabel 2.2
Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Rasio NPL
Sumber : SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
Berdasarkan Tabel 2.2, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum
adalah sebesar 5%, apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank
tersebut dikatakan tidak sehat.
2.1.6.3 Capital Adequacy Ratio (CAR)
Modal adalah hal yang paling penting bagi bank karena merupakan dasar
untuk mengembangkan bisnisnya. Menurut Teguh Pudjo Muljono (1992:87)
Capital Adequacy Ratio adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan
permodalan untuk menutup kemungkinan kerugian atas kredit yang diberikan
beserta kerugian pada investasi surat-surat berharga. Dengan kata lain, Capital
Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko, misalnya kredit yang diberikan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut
(Pandia 2012:72):
Rasio Predikat
NPL < 5% Sehat
CAR = Modal Bank
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko x 100%
Bank yang termasuk bank sehat, apabila memiliki CAR paling sedikit
sebesar 8% sesuai dengan standar Bank for International Settlements (BIS).
Sesuai dengan penilaian rasio CAR berdasarkan Surat Keputusan DIR BI No.
30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 CAR minimal 8%.
Modal yang dimaksud adalah modal inti dan modal pelengkap. Modal inti
bank terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan umum, laba yang ditahan,
dan yang termaksud modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap,
cadangan umum PPAP, modal agunan/pinjaman subordinasi.
2.1.6.4. Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi LDR memberikan
indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin
besar (Dendawijaya, 2005).
LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total
dana pihak ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan
menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga
(DPK) yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Maksimal LDR yang
diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110%. Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut (Pandia, 2012:119):
LDR = Jumlah Kredit yang Diberikan
Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, sesuai dengan ketetapan Bank
Indonesia Nomor 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 sebagai berikut:
1. Untuk rasio LDR sebesar 110% atau lebih diberi nilai kredit 0, artinya
likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat.
2. Untuk rasio LDR dibawah 110% atau diberi nilai kredit 100, artinya
likuiditas bank tersebut dinilai sehat.
2.1.6.5. Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin (NIM) dijadikan variabel independen yang
mempengaruhi ROA, didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang
bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Risiko NIM mencerminkan risiko pasar
yang timbul akibat berubahnya kondisi pasar, dimana hal tersebut dapat
merugikan bank (Hasibuan, 2008).
Rasio NIM juga digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam
menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat bergantung
dari selisih bunga dari kredit yang disalurkan. Menurut surat edaran BI No.
3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, NIM diukur dari perbandingan antara
pendapatan bunga bersih terhadap aktiva produktif. Semakin besar rasio NIM
maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola
bank, jika hal tersebut terjadi maka dapat menunjukkan kinerja keuangan bank
yang semakin baik. NIM dirumuskan sebagai berikut (Pandia, 2012:72) :
NIM = Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga yang diterima
dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan beban bunga dari sumber dana
yang diberikan. Aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif
yang menghasilkan bunga seperti penempatan pada bank lain, surat berharga,
penyertaan, dan kredit yang diberikan. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
oleh Bank Indonesia, besarnya NIM yang harus dicapai oleh suatu bank adalah
diatas 6%.
2.1.6.6 Bank Size
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat diklasifikasikan
besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log
size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya
terbagi menjadi 3 kategori yang didasarkan kepada total assets perusahaan yaitu
perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan
perusahaan kecil (small firm).
Ukuran perusahaan (Size) dalam penelitian ini dilihat dari besarnya total
assets yang dimiliki perusahaan. Pada neraca bank, aktiva menunjukkan posisi
penggunaan dana (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Aktiva (asset) merupakan
sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan dengan tujuan menghasilkan
laba (Wild, et al., 2005).
Variabel ukuran perusahaan (Size) diukur dengan logaritma natural
(Ln)total assets. Hal ini dikarenakan besarnya total assets masing-masing
perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat
normal tersebut maka data total assets perlu di Ln kan. Bank size diproksikan
sebagai berikut (Prasanjaya, 2013):
Bank Size : Ln (Total Asset)
2.1.6.7. Return on Assets (ROA)
RoA merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas suatu perusahaan. Rasio ROA digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan/ laba secara
keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut
dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2005:119).
ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajak /
earning before interest tax (EBIT) terhadap total assets. EBIT merupakan
pendapatan bersih sebelum bunga dan pajak. Total assets merupakan total asset
perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total assets yang lazim digunakan
untuk mengukur ROA sebuah bank adalah jumlah dari asset-asset produktif yang
terdiri dari penempatan surat-surat berharga. ROA dapat dirumuskan sebagai
berikut (Pandia, 2012:71):
ROA = ����
����� ������ X 100%
Kriteria yang dikeluarkan Bank Indonesia untuk sebuah bank yang
2.2. Penelitian Terdahulu
Banyak penelitian yang dapat dijadikan sebagai penelitian terdahulu untuk
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Mitasari (2013) melakukan penelitian yang berjudul "Pengaruh Capital
Adequancy Ratio, Non Performing Loan, Loan To Deposit Ratio, Net
Interest Margin dan BOPO Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank (Studi
Pada Bank Umum Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA. Sedangkan
variabel independen yang digunakan adalah CAR, NPL, LDR, BOPO.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Regresi Berganda. Hasil dari penelitian tersebut variabel CAR tidak
berpengaruh terhadap ROA. Sedangkan, variabel NPL, LDR, dan BOPO
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
2. Pamularsih (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh LDR,
NPL, NIM, BOPO, CAR, dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Profitabilitas
Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2009-2013”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah ROA. Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah
LDR, NPL, NIM, BOPO, CAR, dan Suku Bunga. Teknik analisis yang
digunakan adalah regresi linier berganda, dan uji hipotesis menggunakan
t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial, serta F-t-statistik untuk
menguji pengaruh secara bersama-sama dengan level 5%. Hasil penelitian
ROA. Sedangkan variabel NPL, LDR, dan BOPO berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
3. Prasanjaya dan Ramantha (2013) melakukan penelitian yang berjudul
“Anaisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, LDR, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Profitabilitas Bank yang Terdaftar di BEI”. Variabel dependen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA. Sedangkan variabel
independen yang digunakan adalah CAR, BOPO, LDR, dan Ukuran
Perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan
uji hipotesis serta analisis regresi berganda. Bedasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa CAR, BOPO, LDR dan Ukuran Perusahaan
berpengaruh secara simultan terhadap ROA. Artinya, dari setiap
perubahan yang terjadi pada variabel independen yaitu CAR, BOPO, LDR
dan Ukuran Perusahaan secara simultan atau bersama-sama akan
berpengaruh pada ROA pada Bank Umum di Indonesia.
4. Rizkita (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh
CAR, BOPO, NIM, LDR Terhadap Perubahan Laba Perbankan yang
Terdaftar di BEI”. Variabel dependen yang digunakan ROA. Sedangkan
variabel independen yang digunakan adalah CAR, BOPO, NIM, dan LDR.
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, dan uji
hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial,
serta F-statistik untuk menguji pengaruh secara bersama-sama dengan
level 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji
Bedasarkan hasil penelitian CAR, NIM, dan LDR berpengaruh secara
parsial terhadap ROA.
5. Francis (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Determinants of
Commercial Bank Profitability in Sub-Saharan Africa”. Variabel dependen
yang digunakan adalah ROAA. Sedangkan variabel independen yang
digunakan lngta, eta, lntd, ctir, nlta, lngdpa, dan infl. Teknik analisis yang
digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil
penelitian didapat bahwa semua variabel berpengaruh terhadap ROA.
6. Dewi (2015) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh
NIM, BOPO, GCG, LDR, dan NPL Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus
Pada Bank Umum Swasta Nasional Yang Terdaftar Pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2013)”. Variabel Dependen adalah ROA.
Sedangkan, variabel indpenden adalah NIM, BOPO, GCG, LDR, dan
NPL. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NIM dan LDR berpengaruh
positive signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel BOPO, GCG, dan
NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Secara ringkas,
Tabel 2.3
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Metode
Analisis Hasil Penelitian
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Analisis Hasil Penelitian
2.3.Kerangka Konseptual
Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang
maksimal. Return on Assets (ROA) merupakan ukuran profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya, 2005). Semakin besar ROA
suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank. ROA
penting bagi bank karena rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya.
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
perbandingan antara beban operasional terhadap pendapatan operasional. Bank
yang nilai BOPO-nya tinggi menunjukkan bahwa bank tersebut tidak beroperasi
dengan efisien karena tingginya nilai dari rasio ini memperlihatkan besarnya
jumlah biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak bank untuk
memperoleh pendapatan operasional (Rivai, 2007:722). Semakin rendah BOPO,
berarti semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya
operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh
bank akan semakin besar. Penelitian yang dilakukan Pamularsih (2013) BOPO
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
NPL adalah perbandingan total pinjaman bermasalah dibanding dengan
total pinjaman diberikan pihak ketiga. NPL merupakan proksi dari resiko kredit
yang terdapat dalam laporan keuangan publikasi. Dengan demikin kenaikan NPL
tinggi NPL maka kinerja bank menurun dan sebaliknya (Yonira, 2014). Pengaruh
NPL terhadap ROA didukung oleh penelitian Dewi (2015) bahwa NPL
berpengaruh negative signifikan terhadap ROA.
Menurut Siamat (2005:291), fungsi utama modal yaitu untuk memenuhi
kebutuhan minimum dan untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin besar Capital
Adequacy Ratio (CAR) maka semakin besar daya tahan bank dalam menghadapi
penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta bermasalah.
Semakin tinggi CAR semakin baik kinerja suatu bank. Penyaluran kredit yang
optimal, dengan asumsi tidak terjadi macet akan menaikkan laba yang akhirnya
akan meningkatkan ROA (Ponttie, 2007).
Peningkatan LDR berarti penyaluran dana ke pinjaman semakin besar
sehingga laba akan meningkat. Peningkatan laba tersebut menunjukkan ROA
semakin tinggi. Oleh karena itu pihak manajemen harus dapat mengelola dana
yang dihimpun dari masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali dalam bentuk
kredit. Logika teori tersebut didukung oleh hasil penelitian Rizkita (2012) yang
menyatakan bahwa secara parsial variabel LDR berpengaruh positif terhadap
ROA. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi LDR sampai dengan batas tertentu
maka akan semakin banyak dana yang disalurkan dalam bentuk kredit akan
meningkatkan pendapatan bunga sehingga ROA semakin tinggi. Penelitian ini
dibuktikan oleh Rizkita (2012) yang menyatakan LDR berpengaruh postive
Net Interest Margin (NIM) digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan
pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan
bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka semakin meningkat
pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga
kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Rahman Teddy,
2009). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar net interest margin
(NIM) suatu perusahaan, maka semakin besar pula Return on asset (ROA)
perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik
atau meningkat, begitu juga sebaliknya.
Bank Size bank juga dimasukkan kedalam independen variabel untuk
menghitung ukuran yang berhubungan dengan ukuran ekonomi, dalam beberapa
literatur finansial total asset dari sebuah bank digunakan sebagai proxy atau
pendekatan untuk size bank tetapi untuk menghubungkan dengan dependen
variabel ROA total asset diubah kedalam log total asset (Naceur, 2003). Semakin
besar Total Asset maka semakin besar ROA. Penelitian yang dilakukan oleh
Prasanjaya dan Ramantha (2013) ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual 2.4. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual, maka dihipotesiskan bahwa Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan
(NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Net
Interest Margin (NIM), dan Bank Size dan berpengaruh signifikan terhadap
Return on Asset (ROA) pada Bank Badan Usaha Milik Negara (Persero) di
Indonesia.
BOPO
NPL
CAR
LDR
NIM
BANK SIZE
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian
asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua
variabel atau lebih. Dalam penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori
yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu
gejala (Sugiyono 2012:36).
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia dan
keempat Bank BUMN tersebut, melalui media internet dengan website
nya:
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Agustus 2015 sampai dengan Oktober
3.3. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah, Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL),
Capital Adequecy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest
Margin (NIM), dan Bank Size.
2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA)
3. Perusahaan yang diteliti adalah Bank Badan Usaha Milik Negara (persero)
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 hingga 2014
3.4. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variable penelitian ini adalah sebagai berikut:.
3.4.1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA).
Return on Assets digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio ini dirumuskan sebagai
berikut (Pandia, 2012:71) :
ROA = ����
����� ������ X 100%
3.4.2. Variabel Independen
1. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (X1)
BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik
sumber daya yang ada diperusahaan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut
(Pandia, 2012:73) :
BOPO = Biaya (beban ) Operasional
Pendapatan Operasiona � x 100%
2. Non Performing Loan (X2)
Non Performing Loan merupakan rasio yang membandingkan jumlah
kredit bermasalah yang terdiri dari kredit kurang lancar, diragukan dan macet
terhadap seluruh kredit yang diberikan. Dalam rasio NPL ini, kredit yang
diperhitungkan adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga. Rasio ini
dirumuskn sebagai berikut (Pandia, 2012:119) : NPL= Jumlah Kredit Bermasalah
Total Kredit X 100% 3. Capital Adequancy Ratio (X3)
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio permodalan yang menunjukkan
kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha
serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam
operasional bank. Dengan kata lain, Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja
bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank yang dimiliki bank
untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya
kredit yang diberikan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Pandia 2012:72) : CAR = Modal Bank
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko x 100%
4. Loan To Deposit Ratio (X4)
LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan Total
menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga
yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Rasio ini dirumuskan sebagai
berikut (Pandia, 2012:119):
LDR = Jumlah Kredit yang Diberikan
Jumlah Dana Pihak Ketiga X 100%
5. Net Interest Margin (X5)
Net Interest Margin merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya dalam rangka
menghasilkan pendapatan bunga bersih. Semakin besar rasio ini maka semakin
meningkatnya pendapatan bunga yang diperoleh dari aktiva produktif yang
dikelola bank sehingga kemungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah
semakin kecil. NIM dirumuskan sebagai berikut (Pandia, 2012:72):
NIM =Pendapatan Bunga Bersih
Rata−rata Aktiva Produktif x 100% 6. Bank Size (X6)
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dari besarnya total
aktiva yang dimiliki perusahaan. Aktiva merupakan suatu komponen penting dari
suatu perusahaan. Bank Size diproksikan sebagai berikut (Prasanjaya, 2013):
Bank Size : Ln (Total Asset)
3.5. Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu dipahami
berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari penelitian ilmiah yang termuat
dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara rinci, operasionalisasi variabel
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Indikator Skala
Ukur
Biaya (beban ) Operasional
Pendapatan Operasiona � x100%
Rasio
Aktiva Tertimbang Menurut Risikox 100%
Rasio
Jumlah Kredit Bermasalah
Total Kredit X 100%
Pendapatan Bunga Bersih
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Badan Usaha Milik Negara
(Persero) di Indonesia yang terdiri dari 4 Bank, yakni PT. Bank Negara Indonesia,
PT. Bank Rakyat Indonesia, PT. Bank Tabungan Negara, dan PT. Bank Mandiri
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 - 2014.
Teknik sampling menggunakan sampel jenuh, yaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sering dilakukan
pada kasus di mana jumlah populasi relatif kecil (Kurniawan, 2011:83). Sehingga,
sampel yang digunakan adalah 4 emiten.
3.7. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang
berupa data laporan keuangan tahunan dengan periode penelitian yang dimulai
dari tahun 2007 hingga tahun 2014 pada Bank Badan Usaha Milik Negara.
3.8. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi
dokumentasi dengan mengumpulkan data sekunder yang berupa laporan keuangan
yang diperoleh dari website Bank Badan Usaha Milik Negara (Persero) seperti
3.9. Teknik Analisis Data
Untuk mengolah dan menganalisis data, peneliti menggunakan
menggunakan bantuan program statistik, software SPSS for windows. Adapun
metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
tahap-tahap sebagai berikut:
3.9.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis yang dilakukan dengan
mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian data-data tersebut
diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga
diperoleh gambaran yang jelas mengenai topik ataupun masalah yang diteliti.
3.9.2 Analisis Regresi Berganda
Untuk menguji pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequecy Ratio
(CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM) dan Bank Size
terhadap Return on Assets (ROA) yang menggunakan regresi linier bergada
(multiple linier regression). Adapun model persamaan regresi linier pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Y= ∝ + b1 X1+ b2 X2 + b3X3 + b4 X4 + b5 X5+ b6 X6 + �
Dimana:
Y = Return on Assets (ROA)
α = Konstanta
X1 = Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
X2 = Non Performing Loan (NPL)
X3 = Capital Adequecy Ratio (CAR)
X4 = Loan to Deposit Ratio
X5 = Net Interest Margin (NIM)