RESUME BAB I
MENGENAL KURIKULUM 2013
Komitmen pemerintah untuk memperbaiki sistem dan kurikulum pendidikan di Indonesia mulai menunjukkan titik terang. Melalui Kemendikbud pemerintah melakukan perombakan kurikulum di tiga jenjang sekolah sekaligus mulai tingkat dasar, menengah, hingga tingkat atas. Perubahan kurikulum memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif. Pada kurikulum baru, siswa bukan lagi menjadi objek tetapi justru menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema yang ada.
Kurikulum bersifat dinamis dan terus berkembang serta wajib mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Pengembangan kurikulum 2013 merupkan tantangan internal dan eksternal yang meliputi pola pikir pengembangan kurikulum 2013, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses dan penyesuaian beban. Lima tantangan penting yang harus dihadapi yaitu, tantangan masa depan, persepsi masyarakat, kompetensi masa depan,
perkembangan pengetahuan dan pedagogi, dan fenomena negatif yang
mengemuka. Dalam teori kurikulum, keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses yang panjang, mulai dari kristalisas dari berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, seta sarana dan prasarana.
Kesiapan guru lebih penting daripada pengembangan kurikulum 2013, karena dalam kurikulum 2013, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan, terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Guru kedepan dituntut tidak hanya cerdas tetapi juga adaptif terhadap perubahan. Guru harus menjadi sosok yang mandiri dan teladan manusia merdeka yang tidak mudah diintimidasi oleh birokrat pendidikan dan wali murid.
RESUME BAB II
HAKIKAT DESAIN PEMBELAJARAN
Menurut Degeng, adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit, dalam pembelajaran, terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan untuk mencapai hasil belajar yang diinginka. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari perbaikan kualitas pembelajaran. Desain pembelajaran yang dilakukan haruslah didasarkan pada pendekatan sistem. Desain pembelajaran sebagai disiplin, juga sering disebut ilmu pembelajaran. Desain pembelajaran bukan hanya sekedar menciptakan pembelajaran, seperti merumuskan tujuan, menentukan topik, menentukan strategi pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar dan lain-lain.
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut panjang, misalnya sebgai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Perancangan bahan pembelajaran dan lingkungan belajar bisa berpedoman pola pikir dan prosedur yang berbeda. Suatu persyaratan teknis untuk dapat membelajarkan adalah bahwa seorang guru sudah pernah melakuakan tindakan belajar itu sendiri. Berbagai perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut :
1. Perbaikan kualitas pembelajaran
2. Pembelajaran dirancang dengan pendekatan sistem
3. Desain pembelajaran mengacu pada bagaimana seseorang belajar 4. Desain pembelajaran harus diacukan pada tujuan
5. Dsin pembelajaran diarahkan pada kemudahan belajar 6. Desain pembelajaran melibatkan variabel pembelajaran
7. Desain pembelajaran penetapan metode untuk mencapai tujuan Teknologi juga dapat membantu untuk meningkatkan interaksi antara pengajar dan pelajar, dan membuat proses belajar yang berpusat pada pelajar. Guru sebagai pengambang media pembelajaran harus perbedaan pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Berikut ada empat teori belajar yakni, teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, teori belajar konstrusktivisme, teori belajar humanisme dan teori belajar Gestalt.