• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Terhadap Jumlah Produksi Beras Luas Panen dan Kebutuhan Beras di Provinsi Sumatera Utara pada TAhun 2005-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Terhadap Jumlah Produksi Beras Luas Panen dan Kebutuhan Beras di Provinsi Sumatera Utara pada TAhun 2005-2013"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TERHADAP JUMLAH PRODUKSI BERAS

LUAS PANEN DAN KEBUTUHAN BERAS

DI PROVINSI SUMATERA UTARA

PADA TAHUN 2005-2013

TUGAS AKHIR

RIFDAH RAMADHANI DLM

112407017

 

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS TERHADAP JUMLAH PRODUKSI BERAS

LUAS PANEN DAN KEBUTUHAN BERAS

DI PROVINSI SUMATERA UTARA

PADA TAHUN 2005-2013

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

RIFDAH RAMADHANI DLM

112407017

 

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS TERHADAP JUMLAH PRODUKSI BERAS

LUAS PANEN DAN KEBUTUHAN BERAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2005-2013.

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : RIFDAH RAMADHANI DLM

Nim : 112407017

Program Studi : D3 STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui: Medan, Juni 2014

Diketahui oleh: Disetujui: Program Studi Statistika FMIPA USU Pembimbing,

Ketua,

(4)

PERNYATAAN

ANALISIS TERHADAP JUMLAH PRODUKSI BERAS, LUAS PANEN DAN

KEBUTUHAN BERAS DI PROVINSI SUMATERA

UTARA PADA TAHUN 2005-2013

TUGAS AKHIR

Saya mengaku bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2014

RIFDAH RAMADHANI DLM

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpahan dan karuniaNya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul “ANALISIS TERHADAP JUMLAH PRODUKSI BERAS, LUAS PANEN DAN KEBUTUHAN BERAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2005-2013”.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Daftar Isi iv

Daftar Tabel vi

Daftar Gambar vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Tinjauan Pustaka 4

1.7 Metodologi Penelitian 5

1.8 Sistematika Penulisan 6

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 8 2.2 Analisis Regresi Sederhana dan Berganda 8

2.2.1 Analisis Regresi Sederhana 8 2.2.2 Analisis Regresi Berganda 10 2.3 Uji Regresi Linier Berganda 12 2.4 Analisis Korelasi Sederhana dan Berganda 14

(7)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Singkat Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara 18 3.2 Tugas dan Fungsi Pokok Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Sumatera Utara 19

3.3 Kebijakan-Kebijakan Kantor Badan Ketahanan Pangan Untuk Peningkatan

Pangan 20

BAB 4 PENGOLAHAN DATA

4.1 Data dan Pembahasan 25

4.2 Analisis Korelasi Sederhana dan Berganda 27 4.3 Analisis Regresi Linier Berganda 31 4.4 Uji Persamaan Linier Berganda 32 4.5 Standard Error of Estimate 36 4.6 Uji Asumsi Dalam Model Regresi 36

4.6.1 Uji Normalitas 36

4.6.2 Heteroskedastisitas 37

4.6.3 Uji Non-Autokorelasi 38

4.7 Uji Koefisien Model Regresi Berganda 40

4.8 Uji Kelayakan Model Regresi 41

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 44

5.2 Pengertian SPSS 44

5.3 Pengolahan Data dengan SPSS 45 5.4 Analisis Regresi dan Korelasi dengan SPSS 48

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan 52

6.2 Saran 53

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 ANOVA 13

Tabel 2.2 Tingkat Hubungan Nilai r 15 Tabel 4.1 Data Jumlah Produksi beras, Luas panen dan Kebutuhan Beras

di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2005-2013 26 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Analisis Regresi dan Korelasi

Tabel 4.3 Varians dan Standar Deviasi

Tabel 4.4 Analisis Varians (Anova) 34

Tabel 4.5 Model Summary 39

Tabel 4.6 Coefficients 40

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dan pesat khususnya teknologi pengolahan data,mengharuskan perangkat dunia pendidikan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan dan berkualitas untuk dapat mengatualisasikan diri dalam menghadapi kemajuan tersebut. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistika memegang peranan penting baik itu di dalam pekerjaan di perkantoran maupun dalam kehidupan sehari-hari, dikarenakan dalam pengolahan data, statistik mampu membantu peningkatan kreatifitas dan produktifitas.

Beras adalah bagian butir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam secara anatomi disebut palea (bagian yang ditutupi) dan lemma (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya.Bagian isi inilah yang berwarna putih,kemerahan,ungu atau bahkan hitam, yang disebut beras.

(11)

fungsinya yang penting diperlukan perencanaan yang matang untuk mencukupi kebutuhan akan permintaan yang akan datang dari penduduk.

Masalah kebutuhan beras tidak hanya menyangkut pemenuhan akan banyaknya yang tersedia, tetapi juga menyangkut ketersediaannya untuk dapat memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Untuk itu diperlukan suatu indikator yang dapat menunjukkan peningkatan dan penurunan jumlah produksi beras terhadap kebutuhan yang diinginkan. Selain melihat peningkatan atau penurunan jumlah produksi beras, perlu juga dilakukan peninjauan terhadap perkembangan jumlah penduduk yang terus bertambah. Semakin bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan beras akan semakin meningkat sehingga diperlukan peningkatan produksi beras.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi masalah adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar hubungan (korelasi) antara jumlah produksi beras, luas panen dan kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2005-2013.

2. Seberapa besar hubungan antara jumlah produksi beras dengan jumlah kebutuhan beras di provinsi Sumatera Utara.

3. Seberapa besar hubungan antara luas panen dengan jumlah kebutuhan beras di provinsi Sumatera Utara.

1.3Batasan Masalah

(12)

dibidang Ketersediaan Pangan yaitu, jumlah produksi beras, luas panen, dan kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara Medan pada tahun 2005-2013, dengan menggunakan analisis regresi dan analisis korelasi.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh dan hubungan antara jumlah produksi beras, luas panen dan kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utarapada tahun 2005-2013.

Selain itu tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan apakah jumlah produksi beras dan luas panen mempunyai hubungan dengan kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2005-2013.

2. Mencari besarnya hubungan korelasi antara jumlah produksi beras, luas panen, dan kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2005-2013.

3. Menentukan apakah jumlah produksi beras, luas panen berpengaruh terhadap kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2005-2013.

4. Mencari bagaimana pengaruh jumlah produksi beras dan luas panen terhadap kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2005-2013.

1.5Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

(13)

2. Memberi gambaran tentang pengaruh jumlah produksi beras, luas panen terhadap kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2005-2013.

1.6Tinjauan Pustaka

Teori penunjang yang digunakan untuk mewujudkan tulisan ini dikutip dari buku Metode dan Aplikasi Peramalan yang diterbitkan oleh Bima Pura Aksara yang mana di dalam buku tersebut disebutkan bahwa Peramalan Analisis Korelasi dan Analisis Regresi sebagai berikut:

Rumus Korelasi Sederhana:

  

²²  

…1.1

Rumus korelasi Ganda:

²

…1.2

Persamaan penduga regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y

=

b

0

+ b X

i +b X i + … + bnXn

…1.3

Persamaan penduga regresi linier berganda dengan dua variabel bebas adalah:

(14)

Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga tujuan penelitian dapat diperoleh. Metodologi penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah penelitian kuantitatif. Mengumpulkan informasi data dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Sumatera Utara, dengan menggunakan metode regresi linier dan korelasi untuk memperoleh hubungan antara variabel data.

1.7.1 Sumber Data

Sumber data tugas akhir ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Sumatera Utara di Jalan Jend. Besar Abdul Haris Nasution No.24 Medan yaitu data jumlah produksi beras, luas panen dan kebutuhan beras pada tahun 2005-2013.

1.7.2 Analisis dan Evaluasi Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier dan korelasi untuk menganalisis pengaruh dan hubungan antara jumlah produksi dan kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2005-2013. Pengolahan data penelitian ini menggunakan program Microsoft excel dan SPSS.

1.8Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

(15)

Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan uraian tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian ini.

BAB 3: TINJAUAN UMUM TEMPAT RISET

Bab ini memaparkan kegiatan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Medan, Visi dan Misi serta Srtuktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara.

BAB 4: ANALISIS DATA

Bab ini menjelaskan cara menggunakan rumusan untuk memperoleh hasil penelitian.

BAB 5: IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang bagaimana mengolah dan menganalisis data dengan menggunakan program excel dan SPSS.

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi

1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Semakin nyata hubungan linier (garis lurus), maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan garis lurus antara kedua variabel atau lebih. Ukuran untuk derajat hubungan garis lurus ini dinamakan koefisien korelasi.

2. Analisis Regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan / pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Tujuan pokok penentuan metode ini adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari satu variabel (Y) dalam hubungannya dengan variabel yang lain (X).

2.2 Analisis Regresi Sederhana dan Berganda

2.2.1 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana adalah proses mengestimasi (menaksir) sebuah fungsi hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X). Dalam suatu persamaan regresi besarnya nilai variabel dependen adalah tergantung pada nilai variabel lainnya.

Persamaan regresi linier sederhana Y terhadap X adalah:

(17)

Y

i =

α

+

β

X

i + i

… 2.1

2. Model sampel (penduga) untuk regresi linier sederhana:

i = a +

b

Xi

di mana: Xi = variabel bebas (independen) Yi = variabel terikat (dependen)

a = penduga bagi intersep ( )

b = penduga bagi koefisien regresi ( β ) i = 1,2,3,…

Nilai α dan β adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistik sampel. Komponen sisaan / kesalahan ( i= galat ) menunjukkan:

1. Pengaruh dari variabel yang tidak dimasukkan dalam persamaan regresi karena berbagai pertimbangan.

2. Penetapan persamaan yang tidak sempurna.

3. Kesalahan pengukuran dalam pengumpulan dan pemrosesan data.

Nilai a menunjukkan intersep (konstanta) persamaan tersebut, artinya untuk nilai variabel X = 0 maka besarnya Y = a, parameter b menunjukkan besarnya koefisien (slope) persamaan tersebut, nilai ini menunjukkan besarnya perubahan nilai Y jika nilai X berubah sebesar satu satuan. Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ²

dan

a =

(18)

2.2.2

Analisis Regresi Berganda

Regresi berganda adalah bentuk hubungan atau pengaruh dari dua atau lebih variabel bebas X dengan variabel terikat Y. Persamaan regresi linier berganda dari Y terhadap X adalah:

1. Model populasi berganda adalah:

Y =

α

+

β

1

X

1

+

β

2

X

2

+ … +

β

n

X

n

+

i

…2.3

2.

Model penduga (model sampel) regresi linier ganda adalah:

Y

= b

0

+

b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ … + b

n

X

n

…2.4

Koefisien α dan β adalah parameter yang nilainya tidak diketahui, sehingga diduga menggunakan statistik sampel. Nilai b0, b1, dan b2 akan diperoleh dari tiga

persamaan normal berikut:

Y = nb

0

+ b

1

X

1

+ b

2

X

2

X

1

Y = b

0

X

1

+ b

1

X

1 2

+ b

2

X

1

X

2

X

2

Y = b

0

X

2

+ b

1

X

1

X

2

+ b

2

X

12

Koefisien b0, b1 dan b2 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

b

0

= b

1 1

b

2 2

b

1

=

∑ ²ᵢ ∑ ᵢ ᵢ ∑ ᵢ ᵢ ∑ ᵢ ᵢ

(19)

b

=

∑ ²ᵢ ∑ ᵢ ᵢ ∑ ᵢ ᵢ ∑ ᵢ ᵢ

∑ ²ᵢ ∑ ²ᵢ ∑ ᵢ ᵢ ²

Nilai dari b0, b1 dan b2 dari tiga persamaan normal di atas dapat juga dihitung

dengan metode matriks. Persamaan normal di atas adalah bentuk sistem persamaan linier (SPL) yang dapat diselesaikan dengan metode determinan, yaitu menggunakan aturan Crammer.

Jika AX = b merupakan suatu persamaan linier dalam k peubah, maka sistem persamaan tersebut mempunyai penyelesaian dengan metode determinan sebagai berikut:

a =

| |

| |

b1

=

| |

| |

bk

= (

| | | |

dengan

Aj

( j = 1,2, … , k) adalah matriks yang diperoleh dengan menggunakan anggota-anggota pada kolom ke-j dari matriks A dengan anggota pada matriks b.

2.3 Uji Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui atau menguji kepastian dari persamaan regresi berganda tersebut apakah X1 dan X2 berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Y dilakukan

dengan uji F.

1. Hipotesis yang diuji

H0 : β = β = 0, berarti X dan X tidak berpengaruh simultan dan signifikan terhadap

(20)

H0 : β = β ≠0, berarti antara X dan X tidak berpengaruh simultan dan signifikan

terhadap Y.

2. Pengaruh uji statistic (taraf nyata α = 5%)

∑ Yᵢ ᵢ ²

JKT

=

-

∑ ²

JK

reg

= JKT – JK

res

, JK

res

+ JK

reg

)² =

)² +

di mana: JKres (Jumlah Kuadrat Residu) adalah variasi yang tidak dijelaskan. JKreg (Jumlah Kuadrat Regresi) adalah variasi yang dijelaskan. JKT (Jumlah Kuadrat Total) adalah variasi total.

F

hitung

=

…2.5

Tabel 2.1 Anova

Suber Variasi JK Dk JKT F

Regresi JKreg K

Resudu JKres (n-k-1)

Total JKT n-1

(21)

Pada tingkat keyakinan 95% atau taraf nyata 5%, dengan derajat kebebasan penyebut (n-k-1). Nilai F tabel diperoleh dari daftar distribusi F.

4. Membuat Kesimpulan

1) Standart Error Estimate

Standart error atau kesalahan buku adalah angka yang digunakan untuk mengukur ketetapan suatu penduga atau mengukur jumlah variasi titik-titik observasi di atas dan di bawah regresi populasi. Karena standart error populasinya tidak diketahui, maka ₑ diduga dengan Sₑ (standart error estimate) sehingga Sₑ adalah standart deviasi yang menggambarkan variasi titik-titik di atas dan di bawah garis regresi sampel. Nilai Sₑ dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

S

=

∑ ²

…2.6

Apabila semua titik-titik observasi berada pada tepat garis regresi, berarti standart error penduga sama dengan nol. Dengan demikian standart error penduga berguna untuk mengetahui batasan seberapa jauh melesetnya perkiraan dalam meramalkan data.

2) Variasi dan Standart Deviasi

Standart deviasi (S) adalah akar kuadrat dari variansi dan menunjukkan standar penyimpangan data dari nilai rata-rata hitungnya. Nilai (S²) menunjukkan sebaran atau fluktuasi data terhadap rata-rata hitungnya. Nilai S² dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(22)

2.4 Analisis Korelasi Sederhana dan Berganda

2.4.1 Analisis Korelasi Sederhana

Kegunaan analisis korelasi sederhana untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas X (independent) dengan variabel terikat Y (dependent).

Rumus korelasi sederhana adalah:

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

…2.8

Koefisien korelasi sederhana dilambangkan (r) adalah suatu ukuran arah dan kekuatan hubungan linier antara dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dengan ketentuan nilai r berkisar dari harga (-1 ≤ r ≤

+

1).

Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negative sempurna (menyatakan arah hubungan antara X dan Y adalah negative dan sangat kuat), r = 0 artinya tidak ada korelasi, r = 1 berarti korelasinya sangat kuat dengan arah yang positif. Sedangkan arti harga r akan dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Tingkat Hubungan Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 – 1,000 0,600 – 0,799 0,400 – 0,599 0,200 – 0,399 0,000 – 0,199

Sangat Kuat Kuat

Cukup Kuat Rendah

(23)

Besar kecilnya sumbangan nilai variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:

R² = r² x 100%

di mana: R² = nilai koefisien determinasi r = nilai koefisien korelasi

Pengujian signifikansi berfungsi apabila penelitian ingin mencari makna dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi tersebut diuji signifikansi sebagai berikut:

Hipotesis:

H0 = Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

H = Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

Dasar Pengambilan Keputusan:

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig

atau (0,05 ≤ sig), maka H0 diterima dan H ditolak, artinya tidak signifikan.

2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig

atau (0,05 sig), maka H0 ditolak dan H diterima, artinya signifikan.

2.4.2 Analisis Korelasi berganda

(24)

Rumus korelasi berganda yaitu:

²

…2.9

Selanjutnya untuk mengetahui signifikan korelasi ganda dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas sig sebagai berikut:

Hipotesis:

H0 = Variabel X dan X berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap variabel

Y.

H = Variabel X dan X tidak berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y.

Dasar Pengambilan Keputusan:

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig

atau (0,05 ≤ sig), maka H0 diterima dan H ditolak, artinya tidak signifikan.

2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig

(25)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Singkat Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara adalah lembaga pemerintah yang didirikan pada tanggal 16 Mei 2000 yang beralamat di Jalan Jendral Besar Abdul Haris Nasution No.24 Medan.

Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Medan berlandaskan pada visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi

Terwujudnya ketahanan pangan masyarakat yang berbaris kepada sumber daya lokal yang dimiliki secara efisien dan berkelanjutan menuju masyarakat yang berkualitas dan sejahtera.

2. Misi

a. Meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berbaris sumber daya local yang dimiliki.

(26)

3.2 Tugas dan Fungsi Pokok Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera

Utara

Tugas dan Fungsi Pokok Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, Medan adalah:

1. Menyiapkan bahan dalam perumusan kebijakan teknis dlam lingkup ketahanan pangan.

2. Menyelenggarakan evaluasi dan pengkajian ketahanan pangan, pembinaan, kewaspadaan dan gizi serta pembinaan penyeragaman konsumsi pangan sumber daya dalam ketahanan pangan.

3. Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan ketahanan pangan sesuai dengan ketetapan Kepala Daerah.

4. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan perencnaan program peningkatan ketahanan pangan daerah yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Aspek ketersediaan yang bersumber dari produksi, cadangan dan import.

b. Aspek distribusi yang berbasis kepada stabilitas harga pangan, aman dan terjangkau.

c. Aspek konsumsi yang berbasis kepada penganekaragaman konsumsi non beras, bermutu/ bergizi dan aman.

5. Mengkoordinasikan monitoring program peningkatan ketahanan pangan melalui Rapat Dewan Ketahanan Pangan dan Rapat Pokja guna mengantisipasi dan memecahkan masalah yang dihadapi melalui hal-hal sebagai berikut:

a. Monitoring pelaksanaan kegiatan tani.

(27)

c. Monitoring harga bahan pangan strategi dan lokal.

d. Monitoring pengadan / penyiapan / penyaluran cadangan pangan. e. Monitoring daerah rawan pangan.

f. Monitoring kewaspadaan pangan (bencana alam dan gangguan OPT). g. Monitoring penganekaragaman konsumsi bahan pangan.

h. Monitoring mutu dan keamanan pangan. i. Supervisi yang terkoordinasi ke lapangan.

6. Melaksanakan pengkajian, analisis dan pembinaan terhadap aspek-aspek ketahanan pangan (ketersediaan, distribusi, penganekaragaman konsumsi dan kewaspadaan atau keamanan pangan).

7. Memantau dan mengendalikan ketersediaan dan distribusi bahan pangan, terutama Sembilan bahan pokok pangan.

8. Mengkoordinasikan pelaporan dan evaluasi program peningkatan ketahanan pangan yang meliputi aspek ketersediaan, mutu dan keamanan pangan.

3.3 Kebijakan-Kebijakan Kantor Badan Ketahanan Pangan untuk Peningkatan

Pangan

Kebijakan Kantor Badan Ketahanan Pangan untuk peningkatan pangan meliputi berbagai aspek diantaranya adalah:

1. Kebijakan dalam aspek ketahanan pangan:

(28)

ekstensivikasi, diversivikasi dan rehabilitasi dengan 8 (delapan) langkah kegiatan utama yaitu:

a. Pemberdayaan kelompok tani dan kelembagaan kelompok ekonomi petani (KUD, Kotan dan lain-lain).

b. Pemantapan penyediaan dan penyaluran sarana produksi (benih, pupuk, obat-obatan dan alsintan).

c. Penyediaan dan penyaluran kredit modal. d. Peningkatan mutu teknologi.

e. Peningkatan kinerja penyuluh.

f. Mengembangkan kemitraan dalam pemasaran hasil. g. Peningkatan mutu koordinasi.

h. Peningkatan dan pengembangan jaringan irigasi.

2. Perlu menata ulang kembali mekanisme/ tata cara pengadaan dan penyaluran pupuk yang sudah ada secara terkoordinasi dengan pemerintah daerah sehingga pupuk betul-betul tersedia di tengah-tengah petani yang memenuhi prinsip 6 (enam) tepat.

3. Tingkat ketersediaan bahan pangan yang bersumber dari produksi local harus diupayakan secara bertahap mencapai titik ideal yang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan jika terjadi kelebihan (surplus) diprioritaskan untuk perdagangan antar provinsi maupun eksport.

(29)

5. Untuk memantapkan ketersediaan gula pemerintah dihimbau untuk memberikan kepercayaan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan import gula melalui importer daerah sehingga lebih memudahkan dalam pengawasan.

2. Kebijakan dalm aspek distribusi:

1. Mengembangkan kerja sama jaringan distribusi dan informasi pangan dalam daerah dan antar daerah untuk mewujudkan ketersediaan dan stabilitas harga. 2. Peningkatan efisiensi kelancaran distribusi bahan pangan melalui reformasi

berbagai peraturan yang menghambat lalulintas perdagangan, pengembangan saranan dan prasarana distribusi serta pelayanan teknologi pasca panen.

3. Peningkatan kemampuan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menstabilkan harga bahan pangan antar waktu maupun antar wilayah.

4. Penguatan yang bukan saja antar provnsi tetapi juga eksport serta mengembangkan kemitraan pemasaran hasil.

3. Kebijakan dalam aspek penganekaragaman konsumsi:

1. Melakukan upaya-upaya diversifikasi konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan berimbang serta aman, sesuai dengan kondisi dan situasi daerah, dengan mengutamakan sumber pangan local untuk mencegah ketergantungan terhadap satu jenis pangan tertentu sesuai dengan Pola Pangan Harapan (PPH).

2. Penurunan konsumsi beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat.

3. Peningkatan penganekaragaman konsumsi bahan pangan yang seimbang baik jenis nabati, atau hewani maupun mutu dan gizi.

(30)

1. Melaksanakan pengamatan dini kerawanan pangan serta mengembangkan cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat (bencana alam, kerawanan pangan kronis dan lain-lain) yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam 3 (tiga) bulan.

2. Peningkatan kemampuan fungsi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). 3. Peningkatan keberdayaan masyarakat miskin yang berada dalam kondisi

kerawanan pengan kronis serta pengembangan jaringan pengamatan pangan bagi kelompok rawan pangan transien (mendadak) karena bencana alam dan sosial. 4. Peningkatan pengembangan keamanan mutu dan gizi pangan.

5. Kebijakan dalam upaya pengentasan kemiskinan:

1. Mengurangi jumlah penduduk yang kelaparan sekurang-kurangnya 1% per tahun dimulai tahun 2005 sebagai komitmen Indonesia dalam deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia melalui Pembangunan Ketahanan Pangan di pedesaan dan perkotaan.

2. Mengembangkan desa mandiri pangan dan menggalang sumber-sumber dana masyarakat yang memadai yang dimulai pada tahun 2005.

6. Kebijakan dalam pemberdayaan masyarakat dalam ketahanan pangan:

(31)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1Data dan Pembahasan

Data merupakan alat untuk mengambil suatu keputusan atau untuk memecahkan suatu persoalan. Keputusan yang baik dapat dihasilkan jika pengambilan keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik. Salah satu kegunaan dari data adalah untuk memperoleh dan mengetahui gambaran tentang suatu keadaan/permasalahan.

(32)
[image:32.595.122.505.141.458.2]

Tabel 4.1: Data Jumlah Produksi Beras, Luas Panen dan Kebutuhan Beras di

Propinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2005-2013

Periode Tahun Produksi Beras (dalam ribuan ton)

Luas Panen (Ha)

Kebutuhan beras (dalam ribuan

ton)

1 2005 3.447,39 822,07 1.686,91

2 2006 3.007,63 705,02 1.730,26

3 2007 3.265,83 750,23 1.756,38

4 2008 3.340,79 748,54 1.784,84

5 2009 3.527,90 768,41 1.810,01

6 2010 3.582,30 754,67 1.835,52

7 2011 3.607,40 757,55 1.861,40

8 2012 3.715,51 765,10 1.887,64

9 2013 3.727,25 742,97 1.914,26

(33)
(34)
[image:34.595.105.522.106.350.2]

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Analisis Regresi dan Korelasi

Periode X X Y X ²

1 3.447,39 822,07 1.686,91 11.884.525,39

2 3.007,63 705,02 1.730,26 9.045.874,31

3 3.265,83 750,23 1.756,38 10.665.671,72

4 3.340,79 748,54 1.784,84 11.160.904,55

5 3.527,90 768,41 1.810,01 12.446.071,35

6 3.582,30 754,67 1.835,52 12.832.887,62

7 3.607,40 757,55 1.861,40 13.013.356,40

8 3.715,51 765,10 1.887,64 13.805.044,28

9 3.727,25 742,97 1.914,26 13.892.385,11

Jumlah 31.222,03 6,814.56 16.267,22 108.746.720,74

SambunganTabel 4.2 Hasil Perhitungan Analisis Regresi dan Korelasi

X ² Y² X Y X Y X X

675.804,02 2.845.651,85 5.815.429,62 1.386.759,88 2.834.009,53

497.057,43 2.993.806,59 5.203.998,28 1.219.874,51 2.120.452,56

562.848,05 3.084.884,76 5.736.058,58 1.317.695,48 2.450.133,17

560.312,13 3.185.657,40 5.962.786,10 1.336.024,88 2.500.717,94

590.449,32 3.276.118,10 6.385.514,83 1.390.820,51 2.710.862,29

569.532,85 3.369.144,68 6.575.397,71 1.385.221,48 2.703.470,18

573.877,46 3.464.813,68 6.714.823,55 1.410.098,74 2.732.777,32

585.376,48 3.563.199,87 7.013.567,71 1.444.234,54 2.842.736,05

552.001,45 3.664.379,86 7.134.912,49 1.422.231,69 2.769.226,74

(35)
[image:35.595.99.526.111.366.2] [image:35.595.99.528.418.650.2] [image:35.595.99.530.420.652.2]

Tabel 4.3 Varians dan Standar Deviasi

Y X X

2005 1.686,91 1.807,47 -120.56 14.534,71 3.447,39 822,07 1.691,985 -5.07 25,75 2006 1.730,26 1.807,47 -77.21 5.961,38 3.007,63 705,02 1.735,128 -4.87 23,69 2007 1.756,38 1.807,47 -51.09 2.610,18 3.265,83 750,23 1.748,854 7.53 56,63 2008 1.784,84 1.807,47 -22.63 512,11 3.340.79 748,54 1.777,448 7.39 54,64 2009 1.810,01 1.807,47 2,54 6,45 3.527,9 768,41 1.808,81 1.20 1,44 2010 1.835,52 1.807,47 28,05 786,80 3.582,3 754,67 1.850,345 -14.83 219,79 2011 1.861,4 1.807,47 53,93 2.854,51 3.607,4 757,55 1.854,196 7.20 51,9 2012 1.887,64 1.807,47 80,17 6.427,22 3.715,51 765,1 1.878,845 8.79 77,35 2013 1.914,26 1.807,47 106.79 11.404,10 3.727,25 742,97 1.919,642 -5.38 28,96

Jumlah 16.267,22 16.267,23 -0.01 1.484.033,75 31.222,03 6.814,56 16.265,25 1,97 540,16 Tabel 4.3 Varians dan Standar Deviasi

Tahun Standar Deviasi Produksi Standar Deviasi Produksi

( Y ‐ ) (Y ‐ )² (Y‐ ) (Y‐ )²

X X

2005 3.447,39 3.469,11 -21.72 471,95 822,07 757,17 64.90 4.211,58 2006 3.007,63 3.469,12 -461.48 212.967,90 705,02 757,17 -52.15 2.719,97 2007 3.265,83 3.469,13 -203.28 41.324,57 750,23 757,17 -6.94 48,21 2008 3.340.79 3.469,14 -128.32 16.467,16 748,54 757,17 -8.63 74,53 2009 3.527,9 3.469,15 58.79 3.455,74 768,41 757,17 11.24 126,26 2010 3.582,3 3.469,16 113.19 12.810,97 754,67 757,17 -2.50 6,27 2011 3.607,4 3.469,17 138.29 19.122,89 757,55 757,17 0.38 0,14 2012 3.715,51 3.469,18 246.40 6.071,77 765,1 757,17 7.93 62,83 2013 3.727,25 3.469,19 258.14 66.633,97 742,97 757,17 -14.20 201,73

Jumlah 31.222,03 31.222,04 0,03 433.965,91 6.814,56 6.814,56 0,00 7.451,53

Tahun Standar Deviasi Produksi Standar Deviasi Produksi

Tabel 4.3 Varians dan Standar Deviasi

(36)

4.2Analisis Korelasi Sederhana dan Berganda

Rumus koefisien korelasi sederhana

:

r

xy

=

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Rumus koefisien korelasi ganda:

R

x .x .Y =

Dari (Tabel 4.2) diperoleh):

n = 9

∑X = 31.222,03 ∑X ² = 108.746.720,74 ∑X Y = 56.542.488,88

∑X = 6.814,56 ∑X ² = 5.167.259,18 ∑X Y = 12.312.916,72

∑Y = 16.267,22 ∑Y² = 29.447.656,79 ∑X X = 23.664.385,77

Koefisien Korlasi Antara X dan Y

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

(37)

=

. ,

. . , . ,

=

. ,

. . ,

=

0,7832

=

0,7832 adalah koefisien korelasi antara X dan Y. Hal ini menunjukkan bahwa arah hubungan antara X dan Y positif sebesar 0,7832 dan mempunyai hubungan yang kuat.

Koefisien Korelasi Antara X dan Y

=

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

=

. . , . , . ,

. . , , . . . , . ,

=

. ,

. , . ,

=

. ,

. ,

(38)

=

-0,2258 adalah koefisien korelasi antara X dan Y. Hal ini menunjukkan bahwa

arah hubungan antara X dan Y negatif sebesar -0,2258 dan mempunyai hubungan yang sangat rendah.

Koefisien Korelasi Antara X dan X

=

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

. . , . , . ,

. . , . , ² . . , . , ²

=

. ,

. . , . ,

=

. ,

. ,

= 0,4201

= 0,4201

adalah koefisien korelasi antara X dan X . Hal ini menunjukkan
(39)

Koefisien Korelasi Antara X X dan Y

.

=

=

, , , , ,

,

=

, ,

,

=

, ,

=

√ ,

.

=

0,9936

.

=

0,9936

adalah koefisien korelasi ganda (R). Hal ini menunjukkan bahwa
(40)

4.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Persamaan regresi linier berganda Y atas

X , X , …, X

n akan ditaksir oleh:

= b

0

+

b X

+

b X

+ … +

bnXn.

Penaksiran untuk persamaan regresi linier

berganda untuk dua variabel bebas adalah

= b

0

+

b X

+

b X

.

Nilai b0, b dan b

akan diperoleh dari tiga persamaan normal berikut: ∑Y = nb0 + b1∑X + b2∑X

∑X Y = b0∑X + b ∑X ² + b ∑X X

∑X Y = b0∑X + b ∑X X + b ∑X ²

Kita dapat subtitusikan nilai-nilai yang bersesuaian, sehingga diperoleh persamaan:

16.267,22 = 9b0 + 31.222,03b1+ 6.814,56b2

b0 = 1.871,541

56.542.488,88 = 1.871,541(31.222,03) + 108.746.720,74b1 +23.664.385,77b2

b1 = 0,344

12.312.961,72 = 1.871,541(6.814,56) + 0,344(23.664.385,77) +108.746.720,74b2

(41)

Setelah persamaan di atas diselesaikan, maka didapat koefisien: b0 = 1.871,541

b1 = 0,344

b2 = -1,661

Dengan demikian diperoleh persamaan regresi linier berganda:

b

.

,

,

,

Konstanta sebesar 1.871,541 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel jumlah produksi beras (X ) dalam luas panen (X ) maka nilai kebutuhan beras adalah 1.871,541 juta ton. Koefisien regresi berganda sebesar 0,344 dan -1,661menyatakan bahwa setiap pengurangan dan penambahan satu skor, maka nilai jumlah produksi beras dan luas panen akan memberikan penambahan dan pengurangan masing-masing sebesar 0,344 dan -1,661.

4.4Uji Persamaan Linier Berganda

(42)

1. Hipotesis yang di uji

H0 : β = β = 0, berarti antara jumlah produksi beras (X ) dan luas panen (X ) tidak

berpengaruh simultan dan signifikan terhadap kebutuhan beras (Y) di Provinsi Sumatera Utara.

H0 : β = β ≠ 0, berarti antara jumlah produksi beras (X ) dan luas panen (X )

berpengaruh simultan dan signifikan terhadap kebutuhan beras (Y) di Provinsi Sumatera Utara.

2. Taraf nyata (α = 5%)

3. Kriteria Pengujian

H0 diterima jika Fhit ≤Ftabel

H

0ditolak jika

F

hit

F

tabel 4. Perhitungan Uji Statistik

∑ Yᵢ ᵢ ²

JKT

=

-

∑ ²

JK

reg

= JKT – JK

res

, JK

res

+ JK

reg

Maka dapat dihitung:

∑ Yᵢ ᵢ ²

= 540,16

(43)

= 29.447.656,79 - . , ²

= 29.447.656,79 - , , ,

= 29.447.656,79 – 29.402.494,06

JKT

= 45.162,73

JK

reg

= JKT – JK

res

= 45.162,73 – 540,16 = 44.622,57

F =

=

=

. ,

(44)
[image:44.595.112.504.111.228.2]

Tabel 4.4 Analisis Varians (Anova)

Suber Variasi JK dk JKT F

Regresi 44.622,57 2 22.311,29

,

Resudu 540,16 6 90,03

Total 45.162,7323 8

5. Kriteria Pengujian

1.

H

0 diterima jika

F

hit

F

tabel

Pada tingkat keyakinan sebesar 95% atau taraf nyata atau kesalahan 5% dengan derajat kebebasan pembilang (k) = 2 dan derajat bebas penyebut (n-k-1) = 6, maka diperoleh f tabel = 5,14 untuk α = 5% (dilihat dari tabel distribusi F). Dengan demikian diperoleh bahwa Fhit ≤Ftabel = 247,391 5,14. Maka H0 diterima.

Dapat dinyatakan bahwa antara jumlah produksi beras (X ) dan luas panen (X ) tidak berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kebutuhan beras (Y) di Provinsi Sumatera Utara.

2.

H

0 ditolak jika

Fhit

Ftabel

Pada tingkat keyakinan sebesar 95% atau taraf nyata atau kesalahan 5% dengan derajat kebebasan pembilang (k) = 2 dan derajat bebas penyebut (n-k-1) = 6, maka diperoleh f tabel = 5,14 untuk α = 5% (dilihat dari tabel distribusi F). Dengan demikian diperoleh bahwa Fhit Ftabel = 247,391 5,14. Maka H0 ditolak.

(45)

4.5 Standard Error of Estimasi (Kesalahan Baku Persamaan Regresi Linier

Berganda)

S

e

=

∑ ²

=

,

9,4882657

Standard error of estimate atau kesalahan baku adalah angka yang digunakan untuk mengukur ketepatan suatu penduga atau mengukur jumlah variasi titik-titik observasi di atas dan di bawah garis regresi populasi. Standard error of estimate berguna untuk mengetahui batasan seberapa jauh melesetnya perkiraan dalam suatu peramalan. Kesalahan baku yang terjadi dalam memprediksi jumlah kebutuhan adalah sebesar 9,4882657 ton.

4.6 Uji Asumsi Dalam Model Regresi

4.6.1 Uji Normalitas

(46)
[image:46.595.115.489.162.367.2]

Gambar 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

4.6.2 Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Kriterianya adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas.

(47)
[image:47.595.114.491.155.401.2]

Gambar 4.2 Regression Standardized Pradicted Value

Dapat dilihat bahwa dari plot gambar 4.2 di atas sebaran datar sekitar nilai nol secara acak dan tidak membentuk pola tertentu sehingga mengindikasikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.

4.6.3 Uji Non – Autokorelasi

(48)
[image:48.595.102.466.320.388.2]

Konsekuensi adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sampel yang tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Selain itu model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksirkan nilai variabel dependen (Y) pada nilai variabel independen tertentu (X). Untuk mendianogsis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian terhadap nilai uji Dorbin Waston (DW).

Tabel 4.5 Model Summary

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .994a .988 .984 9.49535 2.103

a. Predictors: (Constant), Luas_Panen, Produksi_Beras

b. Dependent Variable: Kebutuhan_Beras

(49)
[image:49.595.99.532.197.330.2]

4.7 Uji Koefisien Model Regresi Berganda

Tabel 4.6 Coefficients

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1871.541 85.013 22.015 .000

Produksi_Beras .344 .016 1.067 21.662 .000

Luas_Panen -1.661 .121 -.674 -13.695 .000

a. Dependent Variable: Kebutuhan_Beras

Berdasarkan tabel 4.6 koefisien di atas diperoleh bentuk estimasi persamaan model regresi linier berganda = 1871,541 + 0,344X – 1,661X . Model ini untuk menjelaskan keterkaitan atau pengaruh X dan X terhadap Y. Jika nilai sig < 0,05 maka variabel X dan X memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y, artinya kedua variabel bebas X1 dan X2 secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap

Y.

Analisis koefisien regresi secara sendiri-sendiri signifikan atau tidak digunakan uji sebagai berikut:

3. Hipotesis yang diuji

H0: koefisien regresi tidak signifikan

H1: koefisien regresi signifikan

(50)

t

i

=

t

1

=

,

,

= 21,5

t =

,

,

= -13,7272

Nilai

t

tabel=

t

(n-k-1);(α)

= t

(6;0,05)= 2,45

Jika

t

hitung

> t

tabel maka H0 ditolak dan jika

t

hitung

t

tabel maka H0 diterima. Dari

hasil diatas maka koefisien regresi yang signifikan hanya koefisien regresi.

4.8 Uji Kelayakan Model Regresi (Uji F)

[image:50.595.98.505.575.709.2]

Uji kelayakan berarti untuk melihat apakah model yang digunakan dapat menjelaskan variabel Y, maka tabel ANOVA adalah pengujian apakah model = 1871,541 + 0,344X – 1,661X dapat digunakan untuk menjelaskan nilai variabel Y. Pengujian yang digunakan dengan menyatakan bentuk hipotesis sebagai berikut:

Tabel 4.7 ANOVAb

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 44610.464 2 22305.232 247.391 .000a

Residual 540.970 6 90.162

Total 45151.435 8

a. Predictors: (Constant), Luas_Panen, Produksi_Beras

(51)

Hipotesis yang diuji:

H0 : β = β = 0, (model tidak memiliki kelayakan)

H1 : β = β ≠ 0, (model memiliki kelayakan)

Uji kelayakan model dapat dilihat pada nilai sig Regression sebesar 0,000 ≤ 0,05 berarti H0 ditolak, artinya model regresi linier.

= 1871,541 + 0,344X – 1,661X memiliki kelayakan untuk digunakan menjelaskan variabel Y. Uji kelayakan model regresi dapat juga dengan membandingkan

F

hitung dengan

F

tabel. Dengan α = 5% dk pembilang = 2, dk penyebut = 6, maka diperoleh Ftabel

= 5,14. Karena Fhit > Ftabel = 247,391 > 5,14 maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan

(52)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah penerapan hasil desain tertulis dalam programming dengan menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi ataupun prosedur untuk menyelesaikan desain sistem, yang mana dalam hal ini implementasi sistem digunakan untuk menganalisa data-data yang dianggap mempengaruhi hasil produksi kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Laras. Pengolahan data pada tugas akhir ini menggunakan software SPSS.

5.2 Pengertian SPSS

SPSS (Statistical Product and Service Solution) merupakan salah satu paket program komputer yang digunakan untuk mengolah data statistik. Analisis data akan menjadi lebih cepat, efisien, dengan hasil perhitungan yang akurat.

SPSS pertama kali diperkenalkan oleh tiga mahasiswa Stamford University pada tahun 1968 dan dioperasionalkan pada komputer mainframe. Seiring dengan perkembangan software ini, SPSS sudah mampu memproses data statistik pada berbagai bidang ilmu sosial maupun non sosial. Program ini dapat dioperasikan dalam sistem

(53)

5.3 Pengolahan Data dengan SPSS

1) Memulai SPSS pada Windows sebagai berikut:

 Pilih menu Start dari Windows

 Selanjutnya pilih menu Program

[image:53.595.100.498.221.447.2]

 Pilih SPSS Statistics 17

Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan SPSS 17,0

2) Memasukkan Data ke dalam SPSS

SPSS data editor mempunyai 2 tipe lingkungan kerja yaitu: Data View dan Variabel View. Untuk menyusun definisi posisi tampilan SPSS data editor harus berada pilih

(54)

Pada tampilan jendela Variabel View terdapat kolom-kolom berikut:

Name : untuk memasukkan nama variabel yang akan diuji

Type : untuk mengidentifikasikan tipe variabel apakah bersifat numeric/string

Width : untuk menuliskan panjang pendek variabel

Decimals : untuk menuliskan jumlah desimal dibelakang koma

Label : untuk menuliskan label variabel

Value : untuk menuliskan nilai kuantitatif dari variabel yang skala pengukurannya ordinal atau nominal bukan scale

Missing : untuk menuliskan ada tidaknya jawaban kosong

Columns : untuk menuliskan lebar kolom

Align : untuk menuliskan rata kanan, kiri atau tengah penempatan teks atau angka data view

Measure : untuk menentukan skala pengukuran variabel, misalnya nominal, ordinal atau scale

3) Pengisian Variabel

Letakkan pointer pada baris pertama di bawah name:

(55)

Type : pilih numeric karena data dalam bentuk angka

Width : untuk keseragaman ketik 8

Decimal : Isi sesuai data yang pada table 4.1.1

Label : tidak perlu diisi

Value and Missing: abaikan karena data tidak dikategorisasikan

Align : pilih center

Measure : pilih nominal

Begitu seterusnya untuk mengisi X1, X2 dengan Name dan Label yang sesuai dengan

Variabel yang dimaksudkan.

[image:55.595.99.498.452.681.2]

Tampilan adalah sebagai berikut:

(56)

4) Pengisian Data

1. Aktifkan jendelan dengan mengklik Data View

2. Ketikkan data yang sesuai dengan setiap variabel yang telah didefinisikan pada

Variabel View

[image:56.595.100.498.273.495.2]

Tampilan adalah sebagai berikut:

Gambar 5.4 Tampilan Pengisian Data pada Data View

5.4 Analisis Regresi dan Korelasi dengan SPSS

Langkah-langkah sebagai berikut:

1. Lampirkan lembar kerja dimana sudah terdapat data yang akan dianalisis

2. Dari menu utama SPSS, klik menu Analyze, lalu pilih sub menu Regression dan klik

(57)
[image:57.595.98.499.86.311.2]

Gambar 5.5 Tampilan Menu Analyze, Regression, Linier

(58)

Gambar 5.6 Tampilan pada Linier Regression

4. Klik kotak Statistics pada kotak dialog Linier Regression, kemudian aktifkan

[image:58.595.99.497.224.444.2]

Estimate, Model Fit, Descriptive dan Partial Correlation lalu klik Continue untuk melanjutkan seperti pada gambar berikut:

Gambar 5.7 Tampilan pada Linier Regression Statistics

(59)
[image:59.595.100.496.84.309.2]

Gambar 5.8 Tampilan pada Linier Regression Statistics

(60)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jumlah produksi beras dan luas panen mempunyai hubungan dengan jumlah kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2005-2013.

2. Besarnya hubungan antara jumlah produksi beras dengan jumlah kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,7832 sedangkan jumlah produksi beras terhadap jumlah kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara sebesar (0,7832)² x 100% = 61,34%. Artinya jumlah kebutuhan beras dijelaskan oleh jumlah produksi beras sebesar 61,34% .

3. Besarnya hubungan antara luas panen dengan jumlah kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara sebesar -0,2258, sedangkan jumlah produksi beras terhadap jumlah kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara sebesar (-0,2258)² x 100% = 5,098%. Artinya jumlah kebutuhan beras dijelaskan oleh jumlah produksi beras sebesar 5,098%.

4. Besarnya hubungan antara jumlah produksi beras dan luas panen di Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,4201

(61)

jumlah kebutuhan beras dijelaskan oleh jumlah produksi beras dan luas panen sebesar 98,72.

6. Model persamaan regresi dapat digunakan untuk menjelaskan nilai variabel Y sehingga model tersebut memiliki kelayakan untuk digunakan menjelaskan variabel Y.

6.2 Saran

1. Dalam meningkatkan kebutuhan dari jumlah kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah produksi beras saja, melainkan ada juga faktor lain seperti mutu, kualitas beras, harga beras dan lainnya. Oleh karena itu diharapkan agar memperhatikan faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

(62)

DAFTAR PUSTAKA

1. J.Supranto. 2001. Statistik teori dan aplikasi. Edisi 6. Jakarta : Erlangga 2. Hasan, M.I 1996. Pokok materi statistik I (statistic deskriptif). Edisi ke-1

Jakarta : Bumi Aksara.

3. Hasan, M.I 1996 Pokok materi statistik I (statistic deskriptif). Edisi ke-2 Jakarta : Bumi Aksara.

4. Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

5. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Gambar

Tabel 2.1 Anova
Tabel 2.2 Tingkat Hubungan Nilai r
Tabel 4.1: Data Jumlah Produksi Beras, Luas Panen dan Kebutuhan Beras di
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Analisis Regresi dan Korelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis korelasi maka diperoleh hasil antara lain : ada hubungan yang nyata antara luas lahan dengan produksi beras di Sumatera

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk miskin dengan metode regresi linier berganda dan analisa korelasi

Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah Analisis Pengaruh Harga Beras Lokal dan Jumlah Penduduk terhadap Permintaan Beras Lokal di Provinsi Sumatera Utara.. Besar harapan

Hasil perhitungan menunjukkan metode fuzzy re- gresi berganda dapat mengakomodasi jumlah prediksi kebutuhan beras masyarakat Sumatera Utara tahun

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh stok beras, luas panen padi, produktivitas lahan, jumlah konsumsi beras dan harga beras

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis korelasi maka diperoleh hasil antara lain : ada hubungan yang nyata antara luas lahan dengan produksi beras di Sumatera

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis korelasi maka diperoleh hasil antara lain : ada hubungan yang nyata antara luas lahan dengan produksi beras di Sumatera

Produksi Beras di Sumatera Utara Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi sepanjang Januari hingga September 2020 setara dengan 1,01