FORM WAWANCARA
PENGARUH KOMPETENSI KADER KESEHATAN TERHADAP KINERJA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMANFAATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG KIRI KOTA
SUBULUSSALAM
Catatan :
Penelitian ini semata-mata hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan / AKK.
Nomor Responden : Nama Posyandu :
Identitas Responden
1. Nama :
2. Alamat :
3. Suku :
4. Agama :
5. Umur :
6. Pendidikan terakhir :
a. SD c. SLTA
b. SLTP d. Akademi / Perg. Tinggi
7. Pekerjaan Pokok :
a. PNS c. Berdagang
Pengetahuan
1) Apa sajakah tugas seorang kader?
a. Tugas kader pada saat persiapan hari buka, pada saat hari buka (5 meja) dan setelah hari buka posyandu.
b. Tugas kader pada saat persiapan hari buka dan pada saat hari buka (5 meja).
c. Tugas kader pada saat hari buka saja (5 meja).
2) Menurut anda tugas kader itu apa?
a. Merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat, memberikan pelayanan, melakukan pencatatan, melakukan pembinaan, melakukan kunjungan dan melakukan pertemuan kelompok.
b. Merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat dan melakukan pencatatan.
c. Menggerakkan masyarakat dan melakukan pencatatan.
3) Apa sajakah yang telah anda lakukan di lingkungan anda untuk keberhasilan posyandu?
d. Telah ikut serta dalam merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat, memberikan pelayanan, melakukan pencatatan, melakukan pembinaan, melakukan kunjungan dan melakukan pertemuan kelompok.
e. Telah ikut serta dalam merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat dan melakukan pencatatan. f. Telah ikut serta dalam menggerakkan masyarakat dan melakukan
pencatatan.
4) Dapatkah ibu menjelaskan hasil dari penimbangan bayi / balita kepada ibu-ibu yang memiliki bayi / balita?
d. Dapat dijelaskan dengan baik e. Dapat dijelaskan
f. Tidak dapat dijelaskan
5) Menurut anda, apa saja tugas / kegiatan yang dilakukan oleh kader dalam pelaksanaan posyandu?
d. Mendaftarkan bayi / balita, menimbang, mengisi KMS, dan menjelaskan data KMS
e. Mendaftarkan bayi / balita, menimbang dan mengisi KMS f. Mendaftarkan bayi / balita dan menimbang
6) Disamping kegiatan diatas apakah menurut ibu kader posyandu pernah memberikan penyuluhan tentang kesehatan?
d. Ya, sering memberikan penyuluhan tentang kesehatan
f. Tidak pernah memberikan penyuluhan tentang kesehatan
7) Apakah menurut ibu, kader posyandu cukup trampil dalam menjalankan tugasnya?
d. Ya, sangat trampil e. Ya, cukup trampil f.Kurang trampil
8) Siapa sajakah sasaran kegiatan/program posyandu? d. Ibu, bayi, balita dan PUS
e. Ibu, bayi, balita dan anak remaja f.Ibu, bayi, dan anak remaja
9) Kegiatan apa sajakah yang dilakukan di meja I? d. Pendaftaran
e. Penimbangan balita f. Pengisian KMS
10) Bagaimana cara/sitem penyelenggaraan posyandu? d. Dilakukan dengan sistem 5 meja
e. Dilakukan dengan sistem 3 meja f. Diakukan dengan sistem 1 meja
Sikap
1) Apakah anda mau menerima setiap saran ataupun kritikan yang diberikan oleh ibu-ibu yang mengunjungi posyandu?
d. Ya
4) Apakah anda setuju untuk menghargai setiap pendapat ibu-ibu pengunjung posyandu?
e. Kadang-kadang
6) Apakah anda setuju untuk selalu tersenyum saat melayani pengunjung posyandu?
8) Apakah anda dapat bersikap sabar dalam memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu?
d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
9) Apakah anda mau bersikap terbuka terhadp ibu-ibu pengunjung posyandu? d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
10) Apakah anda mau mendengarkan setiap keluhan ibu-ibu pengunjung posyandu?
d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
Keterampilan
1) Dalam melaksanakan kegiatan di posyandu, apakah anda mampu melaksanakannya dengan baik?
d. Mampu
e. Kurang mampu f. Tidak mampu
d. Terampil
e. Kurang terampil f. Tidak terampil
3) Apakah anda mampu mengisi buku KMS dengan baik?
d. Mampu
e. Kurang mampu f. Tidak mampu
4) Apakah anda terampil menggunakan dacin (alat penimbang BB bayi)? d. Terampil
e. Kurang terampil f. Tidak terampil
5) Apakah anda terampil mencatat hasil penimbangan bayi/balita di KMS dan mengisi buku register posyandu?
d. Terampil
e. Kurang terampil f. Tidak terampil
6) Apakah anda mampu mengukur LILA ibu hamil dan WUS? d. Mampu
e. Kurang mampu f. Tidak mampu
7) Apakah anda mampu melaksanakan penimbangan pada balita dan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu?
d. Mampu
e. Kurang mampu f. Tidak mampu
8) Apakah anda mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta pemberian PMT
d. Mampu e. Kurang mamu f. Tidak mampu
9) Apakah kader mampu melakukan penyuluhan setiap kali setelah pelaksanaan posyandu?
d. Mampu
e. Kurang mampu f. Tidak mampu
10)Apakah anda terampil menjelaskan dengan baik manfaat dari pelaksanaan posyandu?
e. Kurang terampil f. Tidak terampil
Kinerja
1) Apakah kader melakukan kegiatan kunjungan dari rumah ke rumah untuk menginformasikan pelaksanaan posyandu sebelum hari H
d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
2) Apakah keder melaksanakan pendaftaran pada pengunjung posyandu pada hari H posyandu?
4) Setiap kegiatan posyandu, apakah kader selalu hadir? d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
5) Selama menjadi kader posyandu, apakah anda pernah tidak hadir dalam kegiatan posyandu (kecuali sakit)?
d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
6) Bila anda mendapatkan bayi/balita menderita gizi buruk, apakah anda segera melaporkan kepada petugas kesehatan setempat?
d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
7) Apakah anda memberikan penyuluhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan bayi/balita naik dan turun?
d. Ya
8) Apakah anda membuat laporan hasil kegiatan posyandu setelah kegiatan posyandu selesai kepada petugas kesehatan setempat?
d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
9) Apakah anda melaksanakan sistem 5 meja pada kegiatan posyandu? d. Ya
e. Kadang-kadang f. Tidak
10) Apakah kader melakukan tindak lanjut terhadap ibu yang memiliki bayi/balita yang tidak hadir?
d. Ya
Hasil Pengolahan Data
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Islam 45 95.7 95.7 95.7
K.Katolik 2 4.3 4.3 100.0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SD 10 21.3 21.3 21.3
SLTP 13 27.7 27.7 48.9
SLTA 15 31.9 31.9 80.9
Akademi/Perguruan Tinggi 9 19.1 19.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
Pekerjaan Pokok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PNS 4 8.5 8.5 8.5
Bertani 13 27.7 27.7 36.2
Berdagang 10 21.3 21.3 57.4
IRT 20 42.6 42.6 100.0
Total 47 100.0 100.0
Pengetahuan Kader
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sedang 9 19.1 19.1 19.1
Baik 38 80.9 80.9 100.0
Sikap Kader
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sedang 3 6.4 6.4 6.4
Baik 44 93.6 93.6 100.0
Total 47 100.0 100.0
Keterampilan Kader
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sedang 2 4.3 4.3 4.3
Baik 45 95.7 95.7 100.0
Total 47 100.0 100.0
Kinerja Kader
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sedang 6 12.8 12.8 12.8
Baik 41 87.2 87.2 100.0
Frequency Table
Pengetahuan 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Buruk 9 19.1 19.1 19.1
Sedang 15 31.9 31.9 51.1
Baik 23 48.9 48.9 100.0
Total 47 100.0 100.0
Pengetahuan 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Buruk 11 23.4 23.4 23.4
Sedang 17 36.2 36.2 59.6
Baik 19 40.4 40.4 100.0
Total 47 100.0 100.0
Pengetahuan 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Buruk 11 23.4 23.4 23.4
Sedang 25 53.2 53.2 76.6
Baik 11 23.4 23.4 100.0
Pengetahuan 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Buruk 2 4.3 4.3 4.3
Sedang 25 53.2 53.2 57.4
Pengetahuan 7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Sikap 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Sikap 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Keterampilan 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang mampu 14 29.8 29.8 29.8
Mampu 33 70.2 70.2 100.0
Total 47 100.0 100.0
Keterampilan 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang terampil 10 21.3 21.3 21.3
Terampil 37 78.7 78.7 100.0
Total 47 100.0 100.0
Keterampilan 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang terampil 18 38.3 38.3 38.3
Terampil 29 61.7 61.7 100.0
Total 47 100.0 100.0
Keterampilan 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang mampu 13 27.7 27.7 27.7
Mampu 34 72.3 72.3 100.0
Total 47 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak mampu 1 2.1 2.1 2.1
Kurang mampu 6 12.8 12.8 14.9
Mampu 40 85.1 85.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
Keterampilan 8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak mampu 2 4.3 4.3 4.3
Kurang mampu 22 46.8 46.8 51.1
Mampu 23 48.9 48.9 100.0
Total 47 100.0 100.0
Keterampilan 9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak mampu 7 14.9 14.9 14.9
Kurang mampu 20 42.6 42.6 57.4
Mampu 20 42.6 42.6 100.0
Total 47 100.0 100.0
Keterampilan 10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak terampil 2 4.3 4.3 4.3
Terampil 33 70.2 70.2 100.0
Total 47 100.0 100.0
Kinerja 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 3 6.4 6.4 6.4
Ya 19 40.4 40.4 100.0
Total 47 100.0 100.0
Kinerja 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 6 12.8 12.8 12.8
Kadang-kadang 17 36.2 36.2 48.9
Kinerja 8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Kader Sikap Kader
Keterampilan
Pengetahuan Kader Pearson Correlation 1 .315* .165 .300*
Keterampilan Kader Pearson Correlation .165 .807** 1 .235
Sig. (2-tailed) .267 .000 .111
N 47 47 47 47
Kinerja Kader Pearson Correlation .300* .161 .235 1
Sig. (2-tailed) .041 .280 .111
N 47 47 47 47
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Regression
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kinerja Kader
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .380a .145 .085 .323
a. Predictors: (Constant), Keterampilan Kader, Pengetahuan Kader, Sikap Kader
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .757 3 .252 2.424 .079a
Residual 4.477 43 .104
Total 5.234 46
a. Predictors: (Constant), Keterampilan Kader, Pengetahuan Kader, Sikap Kader
b. Dependent Variable: Kinerja Kader
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.242 .729 1.703 .096
Pengetahuan Kader .267 .128 .315 2.090 .043
Sikap Kader -.338 .344 -.248 -.984 .331
Keterampilan Kader .633 .400 .383 1.582 .121
28 Suka
makmur 1 1 1 1 4 3 3 3 3
29 Makmur jaya 2 1 3 1 3 3 3 3 3
30 Makmur jaya 2 1 1 3 4 3 3 3 3
31 Makmur jaya 3 1 1 3 4 2 3 3 2
32 Suka
makmur 5 1 1 3 4 3 3 3 3
33 Mukti
makmur 2 1 1 4 1 3 3 3 3
34 Mukti
makmur 2 1 1 2 2 2 2 2 2
35 Lae oram 1 1 1 2 2 3 3 3 3
36 Lae oram 5 1 1 2 4 2 3 3 3
37 Sikalondang 5 1 1 4 3 2 2 3 3
38 Sikalondang 3 1 2 4 1 2 3 3 3
39 Sikalondang 5 1 1 3 3 3 3 3 3
40 Sikalondang 3 1 2 2 4 3 3 3 3
41 Buluh dori 2 1 2 2 2 3 3 3 3
42 Lae oram 5 1 1 4 4 3 3 3 3
43 Lae oram 2 1 1 2 2 3 3 3 3
44 Kuta Cepu 6 2 3 4 1 3 3 3 3
45 Kuta cepu 2 1 3 3 3 3 3 3 3
46 Kuta cepu 1 1 3 2 2 3 3 3 2
DAFTAR PUSTAKA
BAPPENAS. 2009. Revitalisasi Posyandu. Jakarta
Chandra Budiman. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta. EGC
Depkes RI. 1986. Pedoman Pengelolaan Umum Peengelolaan Posyandu. Jakarta
---. 2005. Pedoman Pengelolaan Posyandu. Jakarta.
---. 2005. Revitalisasi Posyandu. Jakarta
---. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta
---. 2006. Kader Telaah Kemandirian Posyandu. Jakarta
---. 2006. Standar Revitalisasi Posyandu. Jakarta.
---. 2007. Revitalisasi Posyandu. Jakarta.
---. 2007. Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam
Pengembangan Desa Siaga. Jakarta
---. 2008. Revitalisasi Posyandu. Jakarta
---. 2009. Revitalisasi Posyandu. Jakarta
Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. 2001. Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu. Jakarta
Dinas Kesehatan Prov NAD. 2006. Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Banda Aceh. Depkes RI
Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI. 2011. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI
Effendi Nasrul. 1995. Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC
Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2009. Pedoman Penulisan Proposal Penelitian & Tesis Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Gellerman Saul W. 1984. Motivasi dan Produktivitas. Jakarta. PT Pustaka Binaman Pressindo
Hutapea Parulian. 2008. Kompetensi Plus. Jakarta. PT Gramedia
Isaura Vinella. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Fakultas Kedokteran. UNAND. Padang
Ismael Sofyan. 1995. Dasar-dasar Metode Penelitian Klinis. Jakarta. Binarupa Aksara
Nasution Aman. 1997. Administrasi Kesehatan Masyarakat. Edisi Pertama. Medan. USU Press
Notoadmojo Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta
---. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta
---. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta.
Nur Latif Vita. 2010. Hubungan Faktor Predisposising Kader (Pengetahuan dan Sikap Kader Terhadap Posyandu) dengan Praktik Kader dalam Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokerto. Skripsi. Pekalongan.
Pratama Ari. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT Indo Stationery Ritel Utama Cabang Samarinda. Skripsi. Universitas Mulawarman
Purba Paola Netsy. 2011. Pengaruh Pengetahuan Sikap Ibu Balita Serta Peran Bidan Desa Terhadap P emanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bosar Maligas Kabupaten Simalungun. Skripsi. USU. Medan
Singarimbun Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Lembaga Penelitian Pendiikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Yogyakarta
Syahputra Fadli. 2011. Revitalisasi Posyandu. http//blogspot.com
WHO. 1995. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC
Widodo Edy. 2008. Pengaruh Karakteristik, Pembinaan Kader dan Perilaku Kader terhadap Peran Kader Posyandu di Kabupaten Acaeh Singkil Tahun 2008. Tesis. Pascasarjana USU. Medan
Yulifah Rita dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta. Salemba Medika
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan metode
“Explanatory Research” yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh
antara variabel bebas (independent variabel) berupa kompetensi (pengetahuan,
sikap dan keterampilan) terhadap variabel terikat (dependent variabel) berupa
kinerja kader dalam upaya meningkatkan pelayanan posyandu melalui pengujian
hipotesa.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 31 posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Simpang Kiri Kota Subulussalam
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga September 2014.
3.3 Populasi dan Sampel
Popolasi penelitian ini adalah semua kader posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam, sebanyak 47 orang kader.
Sampel penelitian ini adalah seluruh kader posyandu, sebanyak 47 orang
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Data Primer ; diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden
yang berpedoman pada kuesioner.
2. Data Sekunder ; diperoleh dengan cara mengadakan pencatatan terhadap
data-data yang diperlukan dari Dinas Kesehatan Kota Subulussakam,
Puskesmas Simpang Kiri, posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Simpang Kiri Kota Subulussalam.
3.5 Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Independen
a. Kompetensi kader adalah kecakapan, keahlian, keterampilan dan
kemampuan yang dimiliki oleh seorang kader yang bertugas
mengembangkan masyarakat di posyandu wilayah kerja Puskesmas
Simpang Kiri Kota Subulussalam
b. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh seorang kader
posyandu dalam melakukan tugasnya sebagai seorang kader
c. Sikap adalah reaksi atau respon kader posyandu terhadap kegiatan
posyandu
d. Keterampilan adalah kemampuan kader menggunakan pikiran, nalar,
dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil
3.5.2 Variabel dependen
Kinerja kader dalam upaya meningkatkan pelayanan posyandu adalah hasil
kerja yang dicapai oleh seorang kader dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya.
3.6 Skala Ukur
Kompetensi kader
Aspek pengukuran pada variabel bebas (meliputi: pengetahuan,sikap dan
keterampilan).
Adapun sistem penilaian yang digunakan adalah :
1) Pilihan jawaban poin (a) diberi nilai 3 (tiga)
2) Pilihan jawaban poin (b) diberi nilai 2 (dua)
3) Pilihan jawaban poin (c) diberi nilai 1 (satu)
Tabel 3.1 Skala Ukur Variabel Kompetensi Kader dalam upaya meningkatkan Pelayanan Posyandu
Variabel Kompetensi Kader
Bobot Nilai Skor
Skala Ukur
Baik Sedang Buruk Baik Sedang Buruk
pengetahuan 3 2 1 21-30 11-20 1-10 Interval
Sikap 3 2 1 21-30 11-20 1-10 Interval
Kinerja kader dalam upaya meningkatkan Pelayanan Posyandu
Aspek pengukuran pada variabel bebas yaitu kinerja kader posyandu.
Adapun sistem penilaian yang digunakan adalah :
1) Pilihan jawaban poin (a) diberi nilai 3 (tiga)
2) Pilihan jawaban poin (b) diberi nilai 2 (dua)
3) Pilihan jawaban poin (c) diberi nilai 1 (satu)
Tabel 3.2 Skala Ukur Kinerja kader dalam upaya meningkatkan Pelayanan Posyandu
Variabel Kinerja Kader
Bobot Nilai Skor
Skala Ukur
Baik Sedang Buruk Baik Sedang Buruk
Kinerja 3 2 1 21-30 11-20 1-10 Interval
3.7 Teknik Analisis Data
Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis uji statistik
antar variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat) dengan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis
Secara Geografis wilayah kota Subulussalam berbatasan di sebelah utara
dengan wilayah Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Dairi, disebelah
selatan dengan wilayah kabupaten Aceh Singkil, di sebelah barat Kabupaten
Dairi, dan di sebelah timur dengan Kabupaten Aceh Selatan.
Kota Subulussalam terletak antara 02˚27’39” – 03˚00’00” Bujur Timur
dengan luas area 1.391 km2. Kota yang terbentuk sejak tahun 2007 ini, dibagi
menjadi 5 kecamatan yaitu Simpang Kiri, Penanggalan, Rundeng, Sultan daulat,
dan Longkib. Kota ini memiliki 8 mukim dan 74 desa.
Kota Subulussalam mempunyai iklim tropis yang bertipe A dan B serta
terdapat 2 (dua) musim, yaitu penghujan (yang biasanya berlangsung bulan
Agustus–Januari) dan musim kemarau (biasanya berlangsung bulan Maret–
Agustus). Suhu udara berkisar antara 24˚C–28˚C dan curah hujan berkisar antara
1.300–1.500 mm/tahun, dengan hari rata–rata 140 hari/tahun.
4.1.2 Keadaan Demografis
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kota
Subulussalam tahun 2012 sebanyak 71.256 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan
penduduk sebesar 2,28%. Adapun laju pertumbuhan penduduk dapat dipengaruhi
Jumlah Penduduk Kota Subulussalam menurut kecamatan pada tahun 2012
dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 4.1
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Subulussalam Tahun 2012
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Tahun 2012
4.1.2.1 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kota Subulussalam tahun 2012 adalah 51,23 per
Km² artinya terdapat 51 jiwa penduduk tiap Km² nya. Kepadatan penduduk
dipengaruhi oleh besarnya wilayah pada masing-masing kecamatan. Kepadatan
penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Simpang Kiri yaitu sebesar 137,70 per
Km² dan terendah di Kecamatan Sultan Daulat sebesar 22,57 per Km². Kepadatan
penduduk dari sektor kesehatan merupakan indikator dalam melihat beberapa
kondisi kesehatan yang akan muncul terutama kondisi kesehatan lingkungan yang
5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000
Penanggalan Simpang Kiri Runding Sultan Daulat Longkib
12,094
29,331
11,572
13,590
4,669
berkaitan dengan ketersediaan air minum, air bersih, sistem pembuangan air
limbah dan sampah keluarga. Kepadatan penduduk di Kota Subulussalam menurut
kecamatan pada tahun 2012 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 4.2
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Subulussalam Tahun 2012
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Tahun 2012
4.1.2.2 Komposisi Penduduk
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kota
Subulussalam sebanyak 71.256 jiwa yang terdiri dari 35.873 jiwa laki-laki dan
35.383 jiwa perempuan. Berdasarkan distribusi penduduk menurut jenis kelamin
dan kelompok umur maka kita dapat memperoleh gambaran piramida penduduk
Kota Subulussalam sebagai berikut. .000
20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000
Penanggalan Simpang Kiri Runding Sultan Daulat Longkib
130.043
137.704
36.163
22.575
28.644
Grafik 4.3
Piramida Penduduk Kota Subulussalam Tahun 2012
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Tahun 2012
Komposisi penduduk di Kota Subulussalam menurut kelompok umur, antara
lain; kelompok umur muda (0-14 tahun) sebesar 40,09 %, kelompok umur
produktif (15-64 tahun) sebesar 57,83 % dan kelompok umur tua (≥ 65 tahun)
sebesar 2,08 %, dengan angka beban tanggungan (Dependency Ratio) penduduk
Kota Subulussalam pada tahun 2012 sebesar 72,92.
4.1.2.3 Rasio Jenis Kelamin
Pada tahun 2012, rasio jenis kelamin penduduk kota Subulussalam berada di
atas 100. Ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kota Subulussalam lebih
banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Yang mana untuk setiap 100
penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki.
6,000 4,000 2,000 0 2,000 4,000 6,000
0 - 4 10 - 14 20 - 24 30 - 34 40 - 44 50 - 54 60 - 64 70 - 74
4.1.2.4 Rasio Beban Tanggungan
Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara banyaknya orang
yang belum produktif (usia kurang dari 15 tahun) dan tidak produktif lagi (usia 65
tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (15 - 64
tahun).
Rasio ketergantungan penduduk Kota Subulussalam pada tahun 2012
sebesar 72,92. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15
– 64 tahun) terdapat sekitar 73 orang usia tidak produktif (0-14 dan >65 tahun),
yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah.
4.1.2.5 Pendidikan
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu kota adalah
tersedianya cukup sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan
SDM saat ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada
penduduk untuk mengecap pendidikan, terutama penduduk kelompok usia
sekolah (umur 7 – 24 tahun).
Jumlah murid menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan di Kota
Subulussalam tahun 2011 adalah 13.365 orang SD, 5.730 orang SMTP, 2.873
Grafik 4.4
Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Di Kota Subulussalam Tahun 2011
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Subulussalam Tahun 2011
4.1.2.6 Keadaan Ekonomi
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam
menentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah. Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kota Subulussalam mengalami peningkatan dari tahun 2010 ke
tahun 2011, yaitu dari 354.425,94 juta rupiah menjadi 394.316,07 juta rupiah.
Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan volume produksi barang dan
jasa serta kenaikan harga dari tahun 2010 hingga tahun 2011. Pertanian masih
merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB di tahun
2011, dengan kontribusi sebesar 33,84%, disusul oleh perdagangan, hotel dan
restoran sebesar 29,93% dan sektor bangunan dan konstruksi sebesar 20,77%.
-SD SMTP SMTA SMK DIPLOMA SARJANA
Laju pertumbuhan PDRB tertinggi terdapat pada sektor industri dan air
minum sebesar 13,23% disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran
sebesar 12,61%. Sedangkan laju pertumbuhan yang paling rendah terdapat pada
sektor pertanian sebesar 1,17%.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan angkatan kerja dan
kesempatan kerja. Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) definisi
operasional angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya
pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan penganggur. Sementara bekerja
menurut definisi Sakernas adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau
keuntungan , paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu.
Kegiatan itu juga termasuk kegiatan pekerja tidak dibayar yang membantu dalam
suatu usaha atau kegiatan ekonomi.
Proporsi pengangguran terbuka dari angkatan kerja menunjukkan tingkat
keberhasilan pembangunan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan publikasi data Sakernas BPS Tahun 2011 terjadi peningkatan angka
pengangguran. Hal ini disebabkan peningkatan angkatan kerja lebih kecil
dibanding jumlah tenaga kerja yang diserap. Hal tersebut dapat disebabkan
Tabel 4.1 Penduduk Berumur > 15 Tahun Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin Di Kota Subulussalam Tahun 2011
Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Jumlah
Angkatan Kerja 16.587 9.816 26.403
Bekerja 15.361 8.882 24.243
Pengangguran 1.226 934 2.160
Bukan Angkatan Kerja 3.779 10.729 14.508
Jumlah 20.366 20.545 40.911
Sumber: Subulussalam Dalam Angka Tahun 2011
Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan
terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang
dapat berdampak pada kerentanan untuk terserang terhadap penyakit-penyakit
tertentu. Fenomena gizi buruk dan kurang seringkali dikaitkan dengan kondisi
ekonomi yang buruk. Kemiskinan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan
ekonomi penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan maupun non
makanan yang diukur dari pengeluaran. Pengukuran kemiskinan dilakukan
dengan cara penetapan nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan
maupun non makanan yang harus dipenuhi seseorang untuk dapat hidup layak.
Berikut presentase banyaknya keluarga pra sejahtera menurut kecamatan (grafik
4.5) dan presentase penduduk miskin di Kota Subulussalam (grafik 4.6) dapat
Grafik 4.5
Presentase Banyaknya Keluarga Pra Sejahtera Menurut Kecamatan di Kota Subulussalam Tahun 2011
Sumber: Subulussalam Dalam Angka Tahun 2011
Grafik 4.6
4.2 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel
independen dan dependen dalam penelitian yang meliputi: umur, pendidikan,
pekerjaan, pengetahuan, sikap, keterampilan dan kinerja.
4.2.1 Karakteristik Kader
Responden pada penelitian ini adalah 47 orang kader posyandu yang ada di
31 posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam. Dari
keseluruhan kader yang ada, diperoleh gambaran mengenai karakteristik kader
posyandu yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian di dapat bahwa dari 47 kader yang paling
banyak berada pada kelompok umur 20-30 sebanyak 24 orang (51,1%). Tingkat
pendidikan kader yang paling banyak adalah tamat SLTA yaitu sebanyak 15
orang (31,9%). Sebagian besar kader bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) atau
lain-lain yaitu sebanyak 20 orang (42,6%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2 Distribusi kader berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan
No Karakteristik Kader F %
1 Umur
20-30 24 51,1
31-40 13 27,7
Jumlah 47 100
2 Pendidikan
SD
10 21,3
SLTP SLTA
13 15
27,7 31,9
Akademi/PT 9 19,1
Jumlah 47 100
3 Jenis Pekerjaan
PNS 4 8,5
Petani 13 27,7
Pedagang 10 21,5
Lain-lain 20 42,6
Jumlah 47 100
4.2.2 Pengetahuan Kader
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada kader
maka pengetahuan kader tentang pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap
kinerja dalam upaya meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut
Tabel 4.3 Distribusi kader berdasarkan pengetahuan
No Pertanyaan F %
1 Apa sajakah tugas seorang kader?
a. Tugas kader pada persiapan hari buka, pada saat hari buka (5 meja) dan setelah hari buka b. Tugas kader pada saat persiapan hari buka
dan pada saat hari buka (5 meja)
c. Tugas kader pada saat hari buka saja (5 meja)
23
2 Menurut anda tugas kader itu apa?
a. Merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat,
memberikan pelayanan melakukan
pencatatan, melakukan pembinaan, melakukan kunjungan dan melakukan pertemuan kelompok
b. Merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat dan melakukan pencatatan
c. Menggerakkan msyarakat dan melakukan pencatatan
3 Apa sajakah yang telah anda lakukan di lingkungan anda untuk keberhasilan posyandu?
a. Telah ikut serta dalam merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat, memberikan pelayanan, melakukan pencatatan,
melakukan pembinaan, melakukan
kunjungan dan melakukan pertemuan kelompok.
b. Telah ikut serta dalam merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat dan melakukan pencatatan.
c. Telah ikut serta dalam menggerakkan masyarakat dan melakukan pencatatan
Jumlah 47 100 4 Dapatkah ibu menjelaskan hasil dari penimbangan
bayi / balita kepada ibu-ibu yang memiliki bayi / balita?
a. Dapat dijelaskan dengan baik b. Dapat dijelaskan
c. Tidak dapat dijelaskan
28 dilakukan oleh kader dalam pelaksanaan posyandu?
a. Mendaftarkan bayi / balita, menimbang, mengisi KMS, dan menjelaskan data KMS b. Mendaftarkan bayi / balita, menimbang dan
mengisi KMS
c. Mendaftarkan bayi / balita dan menimbang
30 kader posyandu pernah memberikan penyuluhan tentang kesehatan?
a. Ya, sering memberikan penyuluhan tentang kesehatan
b. Ya, kadang-kadang memberikan
penyuluhan tentang kesehatan
c. Tidak pernah memberikan penyuluhan tentang kesehatan trampil dalam menjalankan tugasnya?
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, kader yang menjawab kegiatan apa
sajakah yang dilakukan di meja I, ada 42 orang (89,4%) yang menjawab
pendaftaran, selain itu sebanyak 40 orang (85,1%) menjawab ibu, bayi, balita dan
PUS adalah sasaran kegiatan/program posyandu. Dari tabel tersebut juga dapat
dilihat ada sebanyak 31 orang (66,0%) menjawab cara/sistem penyelenggaraan
posyandu dilakukan dengan sistem 5 meja.
Secara keseluruhan dapat dilihat tingkat pengetahuan kader tentang
pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya
meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri
Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
8 Siapa sajakah sasaran kegiatan/program posyandu? a. Ibu, bayi, balita dan PUS
b. Ibu, bayi, balita dan anak remaja c. Ibu, bayi, dan anak remaja
40
9 Kegiatan apa sajakah yang dilakukan di meja I? a. Pendaftaran
10 Bagaimana cara/sitem penyelenggaraan posyandu? a. Dilakukan dengan sistem 5 meja
b. Dilakukan dengan sistem 3 meja c. Dilakukan dengan sistem 1 meja
Tabel 4.4 Distribusi kader berdasarkan tingkat pengetahuan
No Tingkat Pengetahuan F %
1 Sedang 9 19,1
2 Baik 38 80,9
Jumlah 47 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa, sebagian besar pengetahuan
kader tentang kompetensi kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya
menigkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri
Kota Subulussalam berada pada kategori sedang, yaitu 9 orang (19,1%),
sedangkan yang berpengetahuan baik yaitu 38 orang (80,9%) .
4.2.3 Sikap Kader
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada
kader, maka sikap kader tentang pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap
kinerja dalam upaya meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut
ini:
Tabel 4.5 Distribusi kader berdasarkan sikap
2 Apakah anda mau memberikan jawaban terhadap setiap saran dan keritikan tersebut?
a. Ya
berperan aktif dalam menjalankan posyandu? a. Ya pendapat ibu-ibu pengunjung posyandu?
a. Ya pelayanan yang ramah kepada pengunjung posyandu?
7 Apakah anda setuju untuk selalu mengingatkan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi?
a. Ya
8 Apakah anda dapat bersikap sabar dalam memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu?
10 Apakah anda mau mendengarkan setiap keluhan ibu-ibu pengunjung posyandu?
mengatakan setuju untuk memberikan pelayanan yang ramah kepada pengunjung
posyandu, selain itu sebanyak 34 orang (72,3%) setuju untuk selalu tersenyum
saat melayani pengunjung posyandu, dan ada 33 orang (70,2%) menjawab setuju
Secara keseluruhan persentase tingkat sikap kader tentang pengaruh
kompetensi kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya meningkatkan
pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota
Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Distribusi kader berdasarkan tingkat sikap
No Tingkat Sikap F %
1 Sedang 3 6,4
2 Baik 44 93,6
Jumlah 47 100
Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa sebagian besar sikap kader
tentang pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya
meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri
Kota Subulussalam berada pada kategori baik yaitu 44 orang (93,6%).
4.2.4 Keterampilan Kader
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada kader
maka keterampilan kader tentang pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap
kinerja dalam upaya meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut
Tabel 4.7 Distribusi kader berdasarkan keterampilan
No Pertanyaan F %
1 Dalam melaksanakan kegiatan di posyandu, apakah anda mampu melaksanakannya dengan baik?
a. Mampu
6 Apakah anda mampu mengukur LILA ibu hamil dan
7 Apakah anda mampu melaksanakan penimbangan pada balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
8 Apakah anda mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta pemberian PMT
a. Mampu
9 Apakah kader mampu melakukan penyuluhan setiap kali setelah pelaksanaan posyandu?
a. Mampu manfaat dari pelaksanaan posyandu?
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, sebanyak 40 orang (85,1%)
mengatakan terampil dalam menimbang berat badan bayi, selain itu ada 40 orang
(85,1%) megatakan mampu melaksanakan penimbangan pada balita dan ibu hamil
yang berkunjung ke posyandu dan ada 39 orang (83,0%) mengatakan mampu
melaksanakan dengan baik kegiatan di posyandu.
Secara keseluruhan tingkat keterampilan kader tentang pengaruh
kompetensi kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya meningkatkan
pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota
Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8 Distribusi kader berdasarkan tingkat keterampilan
No Tingkat Keterampilan F %
1 Sedang 2 4,3
2 Baik 45 95,7
Jumlah 47 100
Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa sebagian besar keterampilan
kader tentang pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya
meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri
Kota Subulussalam berada pada kategori baik yaitu 45 orang (95,7%).
4.2.5 Kinerja Kader
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada kader
maka kinerja kader tentang pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap
Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut
ini:
Tabel 4.9 Distribusi kader berdasarkan kinerja
No Pertanyaan F %
1 Apakah kader melakukan kegiatan kunjungan dari rumah ke rumah untuk menginformasikan pelaksanaan posyandu sebelum hari H
a. Ya
2 Apakah keder melaksanakan pendaftaran pada pengunjung posyandu pada hari H posyandu?
a. Ya mengetahui tujuan dari pemberian imunisasi?
a. Ya
4 Setiap kegiatan posyandu, apakah kader selalu hadir? a. Ya tidak hadir dalam kegiatan posyandu (kecuali sakit)?
12,8
Jumlah 47 100
6 Bila anda mendapatkan bayi/balita menderita gizi buruk, apakah anda segera melaporkan kepada petugas kesehatan setempat?
10 Apakah kader melakukan tindak lanjut terhadap ibu yang memiliki bayi/balita yang tidak hadir?
a. Ya
menjawab ya, kader melaksanakan pendaftaran pada pengunjung posyandu pada
hari H posyandu, selain itu ssebanyak 33 orang (70,2%) menjawab ya, bila
mendapatkan bayi/balita menderita gizi buruk, kader segera melaporkan kepada
petugas kesehatan setempat. Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa,
sebanyak 30 orang (63,8%) menjawab ya, kader membantu ibu untuk mengetahui
tujuan dari pemberian imunisasi.
Secara keseluruhan tingkat kinerja kader tentang pengaruh kompetensi
kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya meningkatkan pemanfaatan
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam dapat
dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Distribusi kader berdasarkan tingkat kinerja
No Tingkat Kinerja F %
1 Sedang 6 12,8
2 Baik 41 87,2
Jumlah 47 100
Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa sebagian besar kinerja kader
meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri
Kota Subulussalam berada pada kategori baik yaitu 41 orang (87,2%).
4.3 Analisis Bivariat
Untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu antara variabel independen
dengan variabel dependen maka digunakan analisis uji statistik bivariat. Pada
penelitian ini analisis bivariat yang digunakan adalah uji regresi linier berganda,
masing-masing variabel independen dan dipenden yang sudah dikategorikan diuji
apakah ada hubungan antara variabel independen yaitu pengetahuan, sikap dan
keterampilan dengan variabel dependen yaitu kinerja kader dalam upaya
meningkatkan pemanfaatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri
Kota Subulussalam. Jika nilai p < 0,05 maka H0 ditolak atau hipotesis penelitian
diterima.
Berdasarkan hasil uji statistik korelasi pearson product moment adalah
sebagai berikut:
1. Pada kriteria pengetahuan kader (p = 0,041) menunjukkan hubungan yang
signifikan, sikap kader (p = 0,280) dan keterampilan (p = 0,111) tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan.
2. Hasil uji statistik korelasi pearson product moment dapat dilihat bahwa
Hubungan variabel pengetahuan kader dengen kinerja dalam upaya
meningkatkan pemanfaatan posyandu menunjukkan hubungan yang kuat
peingkatan kinerja kader dalam upaya meningkatkan pemanfaatan
posyandu. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson
No Variabel
Correlation Coefficient (r)
Sig (p)
1 Pengetahuan 0,300 0,041
2 Sikap 0,161 0,280
3 Keterampilan 0,235 0,111
4.4 Analisis Multivariat
Berdasarkan hasil uji statistik bivariat, dapat diketahui bahwa variabel
pengetahuan kader dan keterampilan kader dapat dilanjutka ke analisis multivariat
regresi linier berganda karena p-value < 0,25.
Hasil uji statistik regresi linier berganda dengan tingkat kepercayaan 95%
(α= 0,05) menunjukkan bahwa:
1.Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengetahuan kader (p =
0,043) terhadap kinerja kader dalam upaya meningkatkan pemanfaatan
posyandu karena nilai p < 0,05.
2. Variabel sikap kader (p = 0,331) dan keterampilan kader (p = 0,121) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja kader dalam upaya
meningkatkan pemanfaatan posyandu karena nilai p > 0,05.
3. Nilai koefesien determinasi (R Square) adalah 0,145 artinya pengetahuan
14,5% terhadap kinerja kader dalam upaya meningkatkan pemanfaatan
posyandu, sedangkan sisanya 85,5% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil uji Anova memiliki nilai F
hitung (F = 2.424) dan p = 0,079.
4. Model persamaan regresi yang terbentuk adalah:
Y = 1.242 (konstanta) + 0,267 X1 + 0,633 X2
Keterangan:
Y = variabel kinerja kader X1 = variabel pengetahuan kader
X2 = variabel keterampilan kader
Berdasarkan persamaan di atas, dapat dideskripsikan bahwa:
1. Apabila dinaikkan satu poin pengetahuan kader, maka kinerja kader akan
naik sebesar 0,267 kali.
2. Apabila dinaikkan satu poin keterampilan kader, maka kinerja kader akan
naik sebesar 0,633 kali.
Hasil regresi tersebut sesuai dengan tebel 4.12 berikut ini:
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
No Variabel
Taraf
Signifikan B R
R Square
p Value
1 Konstanta 1.242
2 Pengetahuan Kader 0,043 0,267 0,380 0,145 0,079
3 Sikap Kader 0,331 -0,338
BAB V PEMBAHASAN
Hasil uji ststistik menggunakan uji regresi linier berganda dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan kader memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja kader, sedangkan variabel sikap dan keterampilan
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja kader dalam upaya
meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri
Kota Subulussalam
5.1 Pengaruh Variabel Pengetahuan Kader Terhadap Kinerja Kader Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil wawancara dengan
menggunakan kuesioner ada sebanyak 9 orang (19,1%) berpengetahuan sedang,
sedangkan 38 orang (80,9%) berpengetahuan baik. Analisis ststistik dengan
menggunakan uji regresi linier berganda diperoleh nilai p = 0,043 < 0,05,
sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dengan kinerja dalam upaya meningkatkan pemanfaatan
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitin yang dilakukan oleh Isaura (2011)
dengan kinerja kader posyandu. Hal ini didukung pula oleh hasil penelitian Latif
(2010) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader
tentang pengertian, tugas, fungsi dan syarat menjadi kader dengan praktik kader
dalam pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Pusksmas Wonokerto Kabupaten
Pekalongan. Mengingat begitu strategisnya keberadaan kader posyandu, maka
untuk lebih mengoptimalkan dalam pemberian pelayanan, pemerintah telah
memprogramkan pelatihan kader posyandu untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan kader (Bappenas, 2009). Menurut asumsi penulis bahwa kinerja
kader dipengaruhi oleh pengetahuan tentang kesehatan khususnya pelayanan
posyandu, semakin baik pengetahuan kader posyandu maka semakin tinggi pula
kinerja kader dan loyalitas kader terhadap pekerjaan di posyandu, sehingga dapat
meningkatkan pemanfaatan posyandu sebagai salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat. Dilihat dari tingkatan pengetahuan,
kader hanya sekedar mengetahui dan memahami, namun belum mampu
sepenuhnya untuk mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi
kinerja yang dilakukan terhadap upaya pemanfaatan posyandu. Untuk dapat
meningkatkan pengetahuan kader agar lebih baik, perlu untuk memberikan
pendidikan dan pelatihan bagi kader baru dan refresing bagi kader yang sudah
pernah mengikuti pelatihan, agar kader tidak merasa jenuh dengan tugasnya
5.2 Pengaruh Variabel Sikap Kader Terhadap Kinerja Kader
Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka
atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek
(Notoatmodjo, 2007).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil wawancara dengan
menggunakan kuesioner ada sebanyak 3 orang (6,4%) bersikap sedang, sedangkan
44 orang (93,6%) bersikap baik. Analisis statistik dengan menggunakan uji regresi
linier berganda diperoleh nilai p = 0,331 > 0,05, sehingga secara statistik dapat
diartikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kinerja
kader dalam upaya meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Isaura (2011) yang menyatakan
bahwa tidak ada terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kinerja
kader posyandu. Namun hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Latif (2010), yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap
kader terhadap tugas-tugas kader dengan praktik kader dalam pelaksanaan
posyandu. Sikap merupakan respon evaluatif yang dapat berbentuk positif
maupun negatif. Hal ini berarti bahwa dalam sikap terkandung adanya preverensi
atau rasa suka dan tidak suka terhadap sesuatu sebagai objek sikap (Azwar, 2011)
dalam (Zulkarnain, 2012). Menurut asumsi penulis, sikap kader yang baik
menunjukkan bahwa kader dengan sukarela mengerjakan tugas dan tanggung
dengan bimbingan dari kepala puskesmas, bidan desa dan pendampingan petugas
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kinerja kader dalam pelaksanaan
posyandu. Kader yang berpengalaman dalam melakukan kegiatan di posyandu
membuat kader merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab terhadap kegiatan
posyandu sehingga membuat mereka memiliki sikap positif yaitu partisipasi yang
cukup baik dalam pelaksanaan posyandu.
5.3 Pengaruh Variabel Keterampilan Kader Terhadap Kinerja Kader
Kompetensi adalah kemampuan dan kemauan untuk melakukan sebuah
tugas sehingga tercipta kinerja yang efektif untuk mencapai kesuksesan
pekerjaannya. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki
seseorang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatan, sehingga tugas dan jabatan dilakukan secara
profesional, efektif dan efisien (Departemen Kesehatan, 2008).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil wawancara dengan
menggunakan kuesioner ada sebanyak 2 orang (4,3%) mempunyai keterampilan
yang sedang, sedangkan 45 orang (95,7%) mempunyai keterampilan yang baik.
Analisis statistik dengan menggunakan uji regresi linier berganda diperoleh nilai p
= 0,121 > 0,05, sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara keterampilan dengan kinerja kader dalam upaya
meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri
Kota Subulussalam. Menurut asumsi penulis bahwa keterampilan kader
sehingga semakin baik keterampilan yang dimiliki oleh kader posyandu maka
semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan kader di posyandu. Keberhasilan
posyandu tidak lepas dari kerja keras kader yang sukarela mengelola posyandu di
wilayahnya masing-masing, kurangnya pelatihan dan pembinaan untuk
meningkatkan keterampilan yang memadai bagi kader menyebabkan kurangnya
pemahaman terhadap tugas kader, lemahnya informasi serta kurangnya koordinasi
antara petugas dengan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Posyandu
sangat tergantung pada keterampilan kader, kader-kader posyandu ini pada
umumnya adalah relawan yang berasal dari tokoh masyarakat yang dipandang
memiliki kemampuan yang lebih dibanding anggota masyarakat lainnya. Mereka
inilah yang memiliki andil besar dalam memperlancar proses pelayanan
kesehatan, maka apabila kader posyandu sudah memiliki keterampilan yang baik
terhadap kinerjanya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di posyandu serta
apabila kader posyandu sudah melaksanakan perannya dan tanggung jawabnya
sebagai seorang kader posyandu maka kualitas pelayanan posyandu akan semakin
baik.
Agar dalam pelaksanaan kegiatan posyandu terarah dan berhasil, maka
posyandu disetiap kegiatannya dibantu oleh kader-kader yang dibimbing dan
diarahkan oleh puskesmas. Kader-kader tersebut memiliki tingkat pendidikan
formal yang bervariasi dan sebagian diantaranya juga sudah mengikuti pelatihan
khusus bagi kader posyandu. Selain itu, dibutuhkan pula partisipasi aktif
masyarakat sehingga kegiatan posyandu dapat berjalan lancar dan mampu
maka perlu melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, seperti tokoh pemuda, tokoh
agama, dan berperan serta secara aktif mendukung kegiatan-kegiatan posyandu.
Keaktifan kader posyandu sangat dipengaruhi oleh pendidikan, pendidikan yang
tinggi akan meningkatkan wawasan kader tentang posyandu, sehingga kader tau
tugas dan tanggug jawabnya sebagai seorang kader. Upaya kesehatan adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan kesehatan ini ,
baik kesehatan individu, kelompok atau masyarakat harus diupayakan dalam
mewujudkan kesehatan yang dilakukan oleh individu, kelompok masyarakat,
lembaga pemerintah ataupun swadaya masyarakat, sehingga diperlukannya
posyandu sebagi salah satu fasilitas kesehatan agar dapat dimanfaatkan untuk
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil pengolahan uji statistik regresi linier berganda dapat dilihat
bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan kader
posyandu terhadap kinerja kader dalam upaya meningkatkan pemanfaatan
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam.
2. Dari hasil pengolahan uji statistik regresi linier berganda dapat dilihat
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel sikap kader
posyandu terhadap kinerja kader dalam upaya meningkatkan pemanfaatan
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam.
3. Dari hasil pengolahan uji statistik regresi linier berganda dapat dilihat
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel keterampilan
kader posyandu terhadap kinerja kader dalam upaya meningkatkan
pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada Puskesmas sebagai dasar pelaksana pembinaan kader
posyandu agar memberikan pelatihan secara berkesinambungan dan
berkualitas kepada kader posyandu agar dapat meningkatkan kinerja kader
sebagai pelaksana posyandu guna meningkatkan kualitas pelayanan
posyandu.
2. Diharapkan kepada Puskesmas agar setiap tahunnya dapat menambah
jumlah kader posyandu
3. Diharapkan bagi kader posyandu dapat digunakan sebagai masukan dan
evaluasi dalam operasional kegiatan posyandu terkait pelayanan yang
diberikan oleh kader posyandu.
4. Diharapkan kepada Pemerintah Daerah agar dapat mensosialisasikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu
Posyandu diperkenalkan di masyarakat sejak tahun 1984, dan mengalami
perkembangan pesat pada tahun 1993. Posyandu merupakan alternatif pelayanan
kesehatan yang harus dipertahankan, mengingat posyandu memerlukan
pembiayaan yang relatif rendah dan dapat menjangkau target lebih luas. Dalam
perkembangannya posyandu mengalami penurunan, terutama sejak terjadinya
krisis keuangan negara pada tahun 1998. Pada tahun 1999 pemerintah mengambil
kebijakan untuk melakukan revitalisasi posyandu. Pedoman umum revitalisasi
posyandu adalah Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 411.3/536/SJ
tanggal 3 Maret 1999 tentang Revitalisasi Posyandu. Penyesuaian menghadapi era
otonomi diterbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Nomor: 411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Pedoman Umum Revitalisasi
Posyandu yang ditujukan kepada gubernur, bupati, dan walikota seluruh Indonesia
(Depdagri, 2001)
Strategi pendekatan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat dengan
akses kepada modal sosial budaya masyarakat yang didasarkan atas nilai-nilai
tradisi gotong-royong yang telah mengakar di dalam kehidupan masyarakat
menuju kemandirian dan keswadayaan masyarakat.
Berikut adalah enam poin untuk meningkatkan kegiatan posyandu yang
1) Posyandu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan
peningkatan status gizi masyarakat.
2) Posyandu mampu berperan sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar
berbasis masyarakat.
3) Pelaksanaan posyandu perlu dihimpun seluruh kekuatan masyarakat agar
berperan serta secara aktif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
4) Posyandu perlu dilanjutkan sebagai upaya investasi pembangunan sumber
daya manusia yang dilaksanakan secara merata.
5) Untuk melakukan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan posyandu,
pemerintah daerah melibatkan peran masyarakat (misalnya LSM,
organisasi masyarakat, sektor swasta, dunia usaha, dan lain-lain).
6) Pelaksanaan revitalisasi posyandu disesuaikan dengan kondisi
masing-masing daerah.
2.1.1 Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yag dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh untuk dan bersama masyarakat. Posyandu dibutuhkan
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan untuk mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).
Dalam upaya menurunkan angka kematian bayi maupun anak balita dan
dikembangkan suatu pendekatan keterpaduan, yang dalam pelaksanaannya di
tingkat desa dilakukan melalui posyandu. Keterpaduan adalah penyatuan dan
penyerasian dinamis kegiatan dari program KIA, KB, gizi, imunisasi dan
penanggulangan diare, untuk saling mendukung dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang disepakati bersama. Keterpaduan dalam posyandu dapat berupa
keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas
penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya (Naasution, 1997).
2.1.2 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
a) Mempercepat penurunan angka kematian ibu
b) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Infant
Mortality Rate) atau angka kematian bayi
c) Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
d) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan
kemampuan hidup sehat
e) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
penduduk berdasarkan letak geografi
f) Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih
teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat (Effendy,
2.1.3 Sasaran dalam Pelayanan Kesehatan di Posyandu
a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun b. Anak balita usia 1 sampai 5 tahun c. Ibu hamil, ibu menyusui,dan ibu nifas
d. Wanita Usia Subur (WUS) (Depkes RI, 2006)
2.1.4 Macam Kegiatan
a. Lima kegiatan posyandu
1. Kesehatan Ibu dan Anak 2. Keluarga Berencana 3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi 5. Penanggulangan Diare
b. Tujuh Kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu) 1. Kesehatan Ibu dan Anak
2. Keluarga Berencana 3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi 5. Penanggulangan Diare 6. Sanitasi Dasar
7. Penyediaan obat esensial(Depkes RI, 2006)
2.1.5 Pelayanan Kesehatan yang Dijalankan
a) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita b) Penimbangan bulanan
c) Pemberian makanan tambahan bagi yang berat badannya kurang d) Imunisasi bayi 1-14 bulan
g) Pemliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
h) Pemeriksaan kesehatan umum i) Pemeriksaan kehamilan dan nifas
j) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah
k) Imunisasi TT untuk ibu hamil l) Penyuluhan kesehatan dan KB m) Pemberian alat kontrasepsi KB
n) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama o) Pertolongan pertama pada kecelakaan(Depkes RI, 2006)
2.1.6 Sistem Lima Meja
a. Meja I
Layanan meja I merupakan layanan pendaftaran, kader melakukan
pendaftaran pada ibu dan balita yang datang ke posyandu. Alur pelayanan
posyandu menjadi terarah dan jelas dengan adanya petunjuk di meja pelayanan.
petunjuk ini memudahkan ibu dan balita saat datang, sehingga antrian tidak terlalu
panjang atau menumpuk di satu meja.
b. Meja II
Layanan meja II merupakan layanan penimbangan
c. Meja III
Kader melakukan pencatatan pada buku KIA atau KMS setelah ibu dan
balita mendaftar dan ditimbang di meja III. Pencatatan dengan mengisikan berat
badan balita ke dalam skala yang di sesuaikan dengan umur balita. Di meja