• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi Kader kesehatan Terhap Kinerja dalam Upaya Meningkatkan Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kompetensi Kader kesehatan Terhap Kinerja dalam Upaya Meningkatkan Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

FORM WAWANCARA

PENGARUH KOMPETENSI KADER KESEHATAN TERHADAP KINERJA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMANFAATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG KIRI KOTA

SUBULUSSALAM

Catatan :

Penelitian ini semata-mata hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan / AKK.

Nomor Responden : Nama Posyandu :

Identitas Responden

1. Nama :

2. Alamat :

3. Suku :

4. Agama :

5. Umur :

6. Pendidikan terakhir :

a. SD c. SLTA

b. SLTP d. Akademi / Perg. Tinggi

7. Pekerjaan Pokok :

a. PNS c. Berdagang

(2)

Pengetahuan

1) Apa sajakah tugas seorang kader?

a. Tugas kader pada saat persiapan hari buka, pada saat hari buka (5 meja) dan setelah hari buka posyandu.

b. Tugas kader pada saat persiapan hari buka dan pada saat hari buka (5 meja).

c. Tugas kader pada saat hari buka saja (5 meja).

2) Menurut anda tugas kader itu apa?

a. Merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat, memberikan pelayanan, melakukan pencatatan, melakukan pembinaan, melakukan kunjungan dan melakukan pertemuan kelompok.

b. Merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat dan melakukan pencatatan.

c. Menggerakkan masyarakat dan melakukan pencatatan.

3) Apa sajakah yang telah anda lakukan di lingkungan anda untuk keberhasilan posyandu?

d. Telah ikut serta dalam merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat, memberikan pelayanan, melakukan pencatatan, melakukan pembinaan, melakukan kunjungan dan melakukan pertemuan kelompok.

e. Telah ikut serta dalam merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat dan melakukan pencatatan. f. Telah ikut serta dalam menggerakkan masyarakat dan melakukan

pencatatan.

4) Dapatkah ibu menjelaskan hasil dari penimbangan bayi / balita kepada ibu-ibu yang memiliki bayi / balita?

d. Dapat dijelaskan dengan baik e. Dapat dijelaskan

f. Tidak dapat dijelaskan

5) Menurut anda, apa saja tugas / kegiatan yang dilakukan oleh kader dalam pelaksanaan posyandu?

d. Mendaftarkan bayi / balita, menimbang, mengisi KMS, dan menjelaskan data KMS

e. Mendaftarkan bayi / balita, menimbang dan mengisi KMS f. Mendaftarkan bayi / balita dan menimbang

6) Disamping kegiatan diatas apakah menurut ibu kader posyandu pernah memberikan penyuluhan tentang kesehatan?

d. Ya, sering memberikan penyuluhan tentang kesehatan

(3)

f. Tidak pernah memberikan penyuluhan tentang kesehatan

7) Apakah menurut ibu, kader posyandu cukup trampil dalam menjalankan tugasnya?

d. Ya, sangat trampil e. Ya, cukup trampil f.Kurang trampil

8) Siapa sajakah sasaran kegiatan/program posyandu? d. Ibu, bayi, balita dan PUS

e. Ibu, bayi, balita dan anak remaja f.Ibu, bayi, dan anak remaja

9) Kegiatan apa sajakah yang dilakukan di meja I? d. Pendaftaran

e. Penimbangan balita f. Pengisian KMS

10) Bagaimana cara/sitem penyelenggaraan posyandu? d. Dilakukan dengan sistem 5 meja

e. Dilakukan dengan sistem 3 meja f. Diakukan dengan sistem 1 meja

Sikap

1) Apakah anda mau menerima setiap saran ataupun kritikan yang diberikan oleh ibu-ibu yang mengunjungi posyandu?

d. Ya

4) Apakah anda setuju untuk menghargai setiap pendapat ibu-ibu pengunjung posyandu?

(4)

e. Kadang-kadang

6) Apakah anda setuju untuk selalu tersenyum saat melayani pengunjung posyandu?

8) Apakah anda dapat bersikap sabar dalam memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu?

d. Ya

e. Kadang-kadang f. Tidak

9) Apakah anda mau bersikap terbuka terhadp ibu-ibu pengunjung posyandu? d. Ya

e. Kadang-kadang f. Tidak

10) Apakah anda mau mendengarkan setiap keluhan ibu-ibu pengunjung posyandu?

d. Ya

e. Kadang-kadang f. Tidak

Keterampilan

1) Dalam melaksanakan kegiatan di posyandu, apakah anda mampu melaksanakannya dengan baik?

d. Mampu

e. Kurang mampu f. Tidak mampu

(5)

d. Terampil

e. Kurang terampil f. Tidak terampil

3) Apakah anda mampu mengisi buku KMS dengan baik?

d. Mampu

e. Kurang mampu f. Tidak mampu

4) Apakah anda terampil menggunakan dacin (alat penimbang BB bayi)? d. Terampil

e. Kurang terampil f. Tidak terampil

5) Apakah anda terampil mencatat hasil penimbangan bayi/balita di KMS dan mengisi buku register posyandu?

d. Terampil

e. Kurang terampil f. Tidak terampil

6) Apakah anda mampu mengukur LILA ibu hamil dan WUS? d. Mampu

e. Kurang mampu f. Tidak mampu

7) Apakah anda mampu melaksanakan penimbangan pada balita dan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu?

d. Mampu

e. Kurang mampu f. Tidak mampu

8) Apakah anda mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta pemberian PMT

d. Mampu e. Kurang mamu f. Tidak mampu

9) Apakah kader mampu melakukan penyuluhan setiap kali setelah pelaksanaan posyandu?

d. Mampu

e. Kurang mampu f. Tidak mampu

10)Apakah anda terampil menjelaskan dengan baik manfaat dari pelaksanaan posyandu?

(6)

e. Kurang terampil f. Tidak terampil

Kinerja

1) Apakah kader melakukan kegiatan kunjungan dari rumah ke rumah untuk menginformasikan pelaksanaan posyandu sebelum hari H

d. Ya

e. Kadang-kadang f. Tidak

2) Apakah keder melaksanakan pendaftaran pada pengunjung posyandu pada hari H posyandu?

4) Setiap kegiatan posyandu, apakah kader selalu hadir? d. Ya

e. Kadang-kadang f. Tidak

5) Selama menjadi kader posyandu, apakah anda pernah tidak hadir dalam kegiatan posyandu (kecuali sakit)?

d. Ya

e. Kadang-kadang f. Tidak

6) Bila anda mendapatkan bayi/balita menderita gizi buruk, apakah anda segera melaporkan kepada petugas kesehatan setempat?

d. Ya

e. Kadang-kadang f. Tidak

7) Apakah anda memberikan penyuluhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan bayi/balita naik dan turun?

d. Ya

(7)

8) Apakah anda membuat laporan hasil kegiatan posyandu setelah kegiatan posyandu selesai kepada petugas kesehatan setempat?

d. Ya

e. Kadang-kadang f. Tidak

9) Apakah anda melaksanakan sistem 5 meja pada kegiatan posyandu? d. Ya

e. Kadang-kadang f. Tidak

10) Apakah kader melakukan tindak lanjut terhadap ibu yang memiliki bayi/balita yang tidak hadir?

d. Ya

(8)

Hasil Pengolahan Data

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 45 95.7 95.7 95.7

K.Katolik 2 4.3 4.3 100.0

(9)

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 10 21.3 21.3 21.3

SLTP 13 27.7 27.7 48.9

SLTA 15 31.9 31.9 80.9

Akademi/Perguruan Tinggi 9 19.1 19.1 100.0

Total 47 100.0 100.0

Pekerjaan Pokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS 4 8.5 8.5 8.5

Bertani 13 27.7 27.7 36.2

Berdagang 10 21.3 21.3 57.4

IRT 20 42.6 42.6 100.0

Total 47 100.0 100.0

Pengetahuan Kader

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 9 19.1 19.1 19.1

Baik 38 80.9 80.9 100.0

(10)

Sikap Kader

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 3 6.4 6.4 6.4

Baik 44 93.6 93.6 100.0

Total 47 100.0 100.0

Keterampilan Kader

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 2 4.3 4.3 4.3

Baik 45 95.7 95.7 100.0

Total 47 100.0 100.0

Kinerja Kader

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sedang 6 12.8 12.8 12.8

Baik 41 87.2 87.2 100.0

(11)

Frequency Table

Pengetahuan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruk 9 19.1 19.1 19.1

Sedang 15 31.9 31.9 51.1

Baik 23 48.9 48.9 100.0

Total 47 100.0 100.0

Pengetahuan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruk 11 23.4 23.4 23.4

Sedang 17 36.2 36.2 59.6

Baik 19 40.4 40.4 100.0

Total 47 100.0 100.0

Pengetahuan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruk 11 23.4 23.4 23.4

Sedang 25 53.2 53.2 76.6

Baik 11 23.4 23.4 100.0

(12)

Pengetahuan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruk 2 4.3 4.3 4.3

Sedang 25 53.2 53.2 57.4

(13)

Pengetahuan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(14)

Sikap 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(15)

Sikap 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(16)

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(17)

Keterampilan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang mampu 14 29.8 29.8 29.8

Mampu 33 70.2 70.2 100.0

Total 47 100.0 100.0

Keterampilan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang terampil 10 21.3 21.3 21.3

Terampil 37 78.7 78.7 100.0

Total 47 100.0 100.0

Keterampilan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang terampil 18 38.3 38.3 38.3

Terampil 29 61.7 61.7 100.0

Total 47 100.0 100.0

Keterampilan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang mampu 13 27.7 27.7 27.7

Mampu 34 72.3 72.3 100.0

Total 47 100.0 100.0

(18)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak mampu 1 2.1 2.1 2.1

Kurang mampu 6 12.8 12.8 14.9

Mampu 40 85.1 85.1 100.0

Total 47 100.0 100.0

Keterampilan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak mampu 2 4.3 4.3 4.3

Kurang mampu 22 46.8 46.8 51.1

Mampu 23 48.9 48.9 100.0

Total 47 100.0 100.0

Keterampilan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak mampu 7 14.9 14.9 14.9

Kurang mampu 20 42.6 42.6 57.4

Mampu 20 42.6 42.6 100.0

Total 47 100.0 100.0

Keterampilan 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak terampil 2 4.3 4.3 4.3

(19)

Terampil 33 70.2 70.2 100.0

Total 47 100.0 100.0

Kinerja 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 3 6.4 6.4 6.4

(20)

Ya 19 40.4 40.4 100.0

Total 47 100.0 100.0

Kinerja 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 6 12.8 12.8 12.8

Kadang-kadang 17 36.2 36.2 48.9

(21)

Kinerja 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Kader Sikap Kader

Keterampilan

(22)

Pengetahuan Kader Pearson Correlation 1 .315* .165 .300*

Keterampilan Kader Pearson Correlation .165 .807** 1 .235

Sig. (2-tailed) .267 .000 .111

N 47 47 47 47

Kinerja Kader Pearson Correlation .300* .161 .235 1

Sig. (2-tailed) .041 .280 .111

N 47 47 47 47

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Regression

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Kinerja Kader

(23)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .380a .145 .085 .323

a. Predictors: (Constant), Keterampilan Kader, Pengetahuan Kader, Sikap Kader

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .757 3 .252 2.424 .079a

Residual 4.477 43 .104

Total 5.234 46

a. Predictors: (Constant), Keterampilan Kader, Pengetahuan Kader, Sikap Kader

b. Dependent Variable: Kinerja Kader

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.242 .729 1.703 .096

Pengetahuan Kader .267 .128 .315 2.090 .043

Sikap Kader -.338 .344 -.248 -.984 .331

Keterampilan Kader .633 .400 .383 1.582 .121

(24)
(25)

28 Suka

makmur 1 1 1 1 4 3 3 3 3

29 Makmur jaya 2 1 3 1 3 3 3 3 3

30 Makmur jaya 2 1 1 3 4 3 3 3 3

31 Makmur jaya 3 1 1 3 4 2 3 3 2

32 Suka

makmur 5 1 1 3 4 3 3 3 3

33 Mukti

makmur 2 1 1 4 1 3 3 3 3

34 Mukti

makmur 2 1 1 2 2 2 2 2 2

35 Lae oram 1 1 1 2 2 3 3 3 3

36 Lae oram 5 1 1 2 4 2 3 3 3

37 Sikalondang 5 1 1 4 3 2 2 3 3

38 Sikalondang 3 1 2 4 1 2 3 3 3

39 Sikalondang 5 1 1 3 3 3 3 3 3

40 Sikalondang 3 1 2 2 4 3 3 3 3

41 Buluh dori 2 1 2 2 2 3 3 3 3

42 Lae oram 5 1 1 4 4 3 3 3 3

43 Lae oram 2 1 1 2 2 3 3 3 3

44 Kuta Cepu 6 2 3 4 1 3 3 3 3

45 Kuta cepu 2 1 3 3 3 3 3 3 3

46 Kuta cepu 1 1 3 2 2 3 3 3 2

(26)
(27)
(28)

DAFTAR PUSTAKA

BAPPENAS. 2009. Revitalisasi Posyandu. Jakarta

Chandra Budiman. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta. EGC

Depkes RI. 1986. Pedoman Pengelolaan Umum Peengelolaan Posyandu. Jakarta

---. 2005. Pedoman Pengelolaan Posyandu. Jakarta.

---. 2005. Revitalisasi Posyandu. Jakarta

---. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta

---. 2006. Kader Telaah Kemandirian Posyandu. Jakarta

---. 2006. Standar Revitalisasi Posyandu. Jakarta.

---. 2007. Revitalisasi Posyandu. Jakarta.

---. 2007. Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam

Pengembangan Desa Siaga. Jakarta

---. 2008. Revitalisasi Posyandu. Jakarta

---. 2009. Revitalisasi Posyandu. Jakarta

Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. 2001. Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu. Jakarta

Dinas Kesehatan Prov NAD. 2006. Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Banda Aceh. Depkes RI

Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI. 2011. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI

Effendi Nasrul. 1995. Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC

(29)

Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2009. Pedoman Penulisan Proposal Penelitian & Tesis Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Gellerman Saul W. 1984. Motivasi dan Produktivitas. Jakarta. PT Pustaka Binaman Pressindo

Hutapea Parulian. 2008. Kompetensi Plus. Jakarta. PT Gramedia

Isaura Vinella. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Fakultas Kedokteran. UNAND. Padang

Ismael Sofyan. 1995. Dasar-dasar Metode Penelitian Klinis. Jakarta. Binarupa Aksara

Nasution Aman. 1997. Administrasi Kesehatan Masyarakat. Edisi Pertama. Medan. USU Press

Notoadmojo Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta

---. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta

---. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta.

Nur Latif Vita. 2010. Hubungan Faktor Predisposising Kader (Pengetahuan dan Sikap Kader Terhadap Posyandu) dengan Praktik Kader dalam Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokerto. Skripsi. Pekalongan.

Pratama Ari. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT Indo Stationery Ritel Utama Cabang Samarinda. Skripsi. Universitas Mulawarman

Purba Paola Netsy. 2011. Pengaruh Pengetahuan Sikap Ibu Balita Serta Peran Bidan Desa Terhadap P emanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bosar Maligas Kabupaten Simalungun. Skripsi. USU. Medan

Singarimbun Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Lembaga Penelitian Pendiikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Yogyakarta

(30)

Syahputra Fadli. 2011. Revitalisasi Posyandu. http//blogspot.com

WHO. 1995. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC

Widodo Edy. 2008. Pengaruh Karakteristik, Pembinaan Kader dan Perilaku Kader terhadap Peran Kader Posyandu di Kabupaten Acaeh Singkil Tahun 2008. Tesis. Pascasarjana USU. Medan

Yulifah Rita dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta. Salemba Medika

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan metode

“Explanatory Research” yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh

antara variabel bebas (independent variabel) berupa kompetensi (pengetahuan,

sikap dan keterampilan) terhadap variabel terikat (dependent variabel) berupa

kinerja kader dalam upaya meningkatkan pelayanan posyandu melalui pengujian

hipotesa.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 31 posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Simpang Kiri Kota Subulussalam

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga September 2014.

3.3 Populasi dan Sampel

Popolasi penelitian ini adalah semua kader posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam, sebanyak 47 orang kader.

Sampel penelitian ini adalah seluruh kader posyandu, sebanyak 47 orang

(32)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Data Primer ; diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden

yang berpedoman pada kuesioner.

2. Data Sekunder ; diperoleh dengan cara mengadakan pencatatan terhadap

data-data yang diperlukan dari Dinas Kesehatan Kota Subulussakam,

Puskesmas Simpang Kiri, posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Simpang Kiri Kota Subulussalam.

3.5 Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Independen

a. Kompetensi kader adalah kecakapan, keahlian, keterampilan dan

kemampuan yang dimiliki oleh seorang kader yang bertugas

mengembangkan masyarakat di posyandu wilayah kerja Puskesmas

Simpang Kiri Kota Subulussalam

b. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh seorang kader

posyandu dalam melakukan tugasnya sebagai seorang kader

c. Sikap adalah reaksi atau respon kader posyandu terhadap kegiatan

posyandu

d. Keterampilan adalah kemampuan kader menggunakan pikiran, nalar,

dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil

(33)

3.5.2 Variabel dependen

Kinerja kader dalam upaya meningkatkan pelayanan posyandu adalah hasil

kerja yang dicapai oleh seorang kader dalam melaksanakan tugas yang

dibebankan kepadanya.

3.6 Skala Ukur

Kompetensi kader

Aspek pengukuran pada variabel bebas (meliputi: pengetahuan,sikap dan

keterampilan).

Adapun sistem penilaian yang digunakan adalah :

1) Pilihan jawaban poin (a) diberi nilai 3 (tiga)

2) Pilihan jawaban poin (b) diberi nilai 2 (dua)

3) Pilihan jawaban poin (c) diberi nilai 1 (satu)

Tabel 3.1 Skala Ukur Variabel Kompetensi Kader dalam upaya meningkatkan Pelayanan Posyandu

Variabel Kompetensi Kader

Bobot Nilai Skor

Skala Ukur

Baik Sedang Buruk Baik Sedang Buruk

pengetahuan 3 2 1 21-30 11-20 1-10 Interval

Sikap 3 2 1 21-30 11-20 1-10 Interval

(34)

Kinerja kader dalam upaya meningkatkan Pelayanan Posyandu

Aspek pengukuran pada variabel bebas yaitu kinerja kader posyandu.

Adapun sistem penilaian yang digunakan adalah :

1) Pilihan jawaban poin (a) diberi nilai 3 (tiga)

2) Pilihan jawaban poin (b) diberi nilai 2 (dua)

3) Pilihan jawaban poin (c) diberi nilai 1 (satu)

Tabel 3.2 Skala Ukur Kinerja kader dalam upaya meningkatkan Pelayanan Posyandu

Variabel Kinerja Kader

Bobot Nilai Skor

Skala Ukur

Baik Sedang Buruk Baik Sedang Buruk

Kinerja 3 2 1 21-30 11-20 1-10 Interval

3.7 Teknik Analisis Data

Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis uji statistik

antar variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat) dengan

(35)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis

Secara Geografis wilayah kota Subulussalam berbatasan di sebelah utara

dengan wilayah Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Dairi, disebelah

selatan dengan wilayah kabupaten Aceh Singkil, di sebelah barat Kabupaten

Dairi, dan di sebelah timur dengan Kabupaten Aceh Selatan.

Kota Subulussalam terletak antara 02˚27’39” – 03˚00’00” Bujur Timur

dengan luas area 1.391 km2. Kota yang terbentuk sejak tahun 2007 ini, dibagi

menjadi 5 kecamatan yaitu Simpang Kiri, Penanggalan, Rundeng, Sultan daulat,

dan Longkib. Kota ini memiliki 8 mukim dan 74 desa.

Kota Subulussalam mempunyai iklim tropis yang bertipe A dan B serta

terdapat 2 (dua) musim, yaitu penghujan (yang biasanya berlangsung bulan

Agustus–Januari) dan musim kemarau (biasanya berlangsung bulan Maret–

Agustus). Suhu udara berkisar antara 24˚C–28˚C dan curah hujan berkisar antara

1.300–1.500 mm/tahun, dengan hari rata–rata 140 hari/tahun.

4.1.2 Keadaan Demografis

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kota

Subulussalam tahun 2012 sebanyak 71.256 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan

penduduk sebesar 2,28%. Adapun laju pertumbuhan penduduk dapat dipengaruhi

(36)

Jumlah Penduduk Kota Subulussalam menurut kecamatan pada tahun 2012

dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 4.1

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Subulussalam Tahun 2012

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Tahun 2012

4.1.2.1 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di Kota Subulussalam tahun 2012 adalah 51,23 per

Km² artinya terdapat 51 jiwa penduduk tiap Km² nya. Kepadatan penduduk

dipengaruhi oleh besarnya wilayah pada masing-masing kecamatan. Kepadatan

penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Simpang Kiri yaitu sebesar 137,70 per

Km² dan terendah di Kecamatan Sultan Daulat sebesar 22,57 per Km². Kepadatan

penduduk dari sektor kesehatan merupakan indikator dalam melihat beberapa

kondisi kesehatan yang akan muncul terutama kondisi kesehatan lingkungan yang

5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000

Penanggalan Simpang Kiri Runding Sultan Daulat Longkib

12,094

29,331

11,572

13,590

4,669

(37)

berkaitan dengan ketersediaan air minum, air bersih, sistem pembuangan air

limbah dan sampah keluarga. Kepadatan penduduk di Kota Subulussalam menurut

kecamatan pada tahun 2012 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 4.2

Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Subulussalam Tahun 2012

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Tahun 2012

4.1.2.2 Komposisi Penduduk

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kota

Subulussalam sebanyak 71.256 jiwa yang terdiri dari 35.873 jiwa laki-laki dan

35.383 jiwa perempuan. Berdasarkan distribusi penduduk menurut jenis kelamin

dan kelompok umur maka kita dapat memperoleh gambaran piramida penduduk

Kota Subulussalam sebagai berikut. .000

20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000

Penanggalan Simpang Kiri Runding Sultan Daulat Longkib

130.043

137.704

36.163

22.575

28.644

(38)

Grafik 4.3

Piramida Penduduk Kota Subulussalam Tahun 2012

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Tahun 2012

Komposisi penduduk di Kota Subulussalam menurut kelompok umur, antara

lain; kelompok umur muda (0-14 tahun) sebesar 40,09 %, kelompok umur

produktif (15-64 tahun) sebesar 57,83 % dan kelompok umur tua (≥ 65 tahun)

sebesar 2,08 %, dengan angka beban tanggungan (Dependency Ratio) penduduk

Kota Subulussalam pada tahun 2012 sebesar 72,92.

4.1.2.3 Rasio Jenis Kelamin

Pada tahun 2012, rasio jenis kelamin penduduk kota Subulussalam berada di

atas 100. Ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kota Subulussalam lebih

banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Yang mana untuk setiap 100

penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki.

6,000 4,000 2,000 0 2,000 4,000 6,000

0 - 4 10 - 14 20 - 24 30 - 34 40 - 44 50 - 54 60 - 64 70 - 74

(39)

4.1.2.4 Rasio Beban Tanggungan

Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara banyaknya orang

yang belum produktif (usia kurang dari 15 tahun) dan tidak produktif lagi (usia 65

tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (15 - 64

tahun).

Rasio ketergantungan penduduk Kota Subulussalam pada tahun 2012

sebesar 72,92. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15

– 64 tahun) terdapat sekitar 73 orang usia tidak produktif (0-14 dan >65 tahun),

yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah.

4.1.2.5 Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu kota adalah

tersedianya cukup sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan

SDM saat ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada

penduduk untuk mengecap pendidikan, terutama penduduk kelompok usia

sekolah (umur 7 – 24 tahun).

Jumlah murid menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan di Kota

Subulussalam tahun 2011 adalah 13.365 orang SD, 5.730 orang SMTP, 2.873

(40)

Grafik 4.4

Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Di Kota Subulussalam Tahun 2011

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Subulussalam Tahun 2011

4.1.2.6 Keadaan Ekonomi

Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam

menentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah. Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Kota Subulussalam mengalami peningkatan dari tahun 2010 ke

tahun 2011, yaitu dari 354.425,94 juta rupiah menjadi 394.316,07 juta rupiah.

Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan volume produksi barang dan

jasa serta kenaikan harga dari tahun 2010 hingga tahun 2011. Pertanian masih

merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB di tahun

2011, dengan kontribusi sebesar 33,84%, disusul oleh perdagangan, hotel dan

restoran sebesar 29,93% dan sektor bangunan dan konstruksi sebesar 20,77%.

-SD SMTP SMTA SMK DIPLOMA SARJANA

(41)

Laju pertumbuhan PDRB tertinggi terdapat pada sektor industri dan air

minum sebesar 13,23% disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran

sebesar 12,61%. Sedangkan laju pertumbuhan yang paling rendah terdapat pada

sektor pertanian sebesar 1,17%.

Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan angkatan kerja dan

kesempatan kerja. Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) definisi

operasional angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya

pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan penganggur. Sementara bekerja

menurut definisi Sakernas adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang

dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau

keuntungan , paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu.

Kegiatan itu juga termasuk kegiatan pekerja tidak dibayar yang membantu dalam

suatu usaha atau kegiatan ekonomi.

Proporsi pengangguran terbuka dari angkatan kerja menunjukkan tingkat

keberhasilan pembangunan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun.

Berdasarkan publikasi data Sakernas BPS Tahun 2011 terjadi peningkatan angka

pengangguran. Hal ini disebabkan peningkatan angkatan kerja lebih kecil

dibanding jumlah tenaga kerja yang diserap. Hal tersebut dapat disebabkan

(42)

Tabel 4.1 Penduduk Berumur > 15 Tahun Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin Di Kota Subulussalam Tahun 2011

Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Jumlah

Angkatan Kerja 16.587 9.816 26.403

Bekerja 15.361 8.882 24.243

Pengangguran 1.226 934 2.160

Bukan Angkatan Kerja 3.779 10.729 14.508

Jumlah 20.366 20.545 40.911

Sumber: Subulussalam Dalam Angka Tahun 2011

Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan

terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang

dapat berdampak pada kerentanan untuk terserang terhadap penyakit-penyakit

tertentu. Fenomena gizi buruk dan kurang seringkali dikaitkan dengan kondisi

ekonomi yang buruk. Kemiskinan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan

ekonomi penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan maupun non

makanan yang diukur dari pengeluaran. Pengukuran kemiskinan dilakukan

dengan cara penetapan nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan

maupun non makanan yang harus dipenuhi seseorang untuk dapat hidup layak.

Berikut presentase banyaknya keluarga pra sejahtera menurut kecamatan (grafik

4.5) dan presentase penduduk miskin di Kota Subulussalam (grafik 4.6) dapat

(43)

Grafik 4.5

Presentase Banyaknya Keluarga Pra Sejahtera Menurut Kecamatan di Kota Subulussalam Tahun 2011

Sumber: Subulussalam Dalam Angka Tahun 2011

Grafik 4.6

(44)

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel

independen dan dependen dalam penelitian yang meliputi: umur, pendidikan,

pekerjaan, pengetahuan, sikap, keterampilan dan kinerja.

4.2.1 Karakteristik Kader

Responden pada penelitian ini adalah 47 orang kader posyandu yang ada di

31 posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam. Dari

keseluruhan kader yang ada, diperoleh gambaran mengenai karakteristik kader

posyandu yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian di dapat bahwa dari 47 kader yang paling

banyak berada pada kelompok umur 20-30 sebanyak 24 orang (51,1%). Tingkat

pendidikan kader yang paling banyak adalah tamat SLTA yaitu sebanyak 15

orang (31,9%). Sebagian besar kader bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) atau

lain-lain yaitu sebanyak 20 orang (42,6%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut:

Tabel 4.2 Distribusi kader berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan

No Karakteristik Kader F %

1 Umur

20-30 24 51,1

31-40 13 27,7

(45)

Jumlah 47 100

2 Pendidikan

SD

10 21,3

SLTP SLTA

13 15

27,7 31,9

Akademi/PT 9 19,1

Jumlah 47 100

3 Jenis Pekerjaan

PNS 4 8,5

Petani 13 27,7

Pedagang 10 21,5

Lain-lain 20 42,6

Jumlah 47 100

4.2.2 Pengetahuan Kader

Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada kader

maka pengetahuan kader tentang pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap

kinerja dalam upaya meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut

(46)

Tabel 4.3 Distribusi kader berdasarkan pengetahuan

No Pertanyaan F %

1 Apa sajakah tugas seorang kader?

a. Tugas kader pada persiapan hari buka, pada saat hari buka (5 meja) dan setelah hari buka b. Tugas kader pada saat persiapan hari buka

dan pada saat hari buka (5 meja)

c. Tugas kader pada saat hari buka saja (5 meja)

23

2 Menurut anda tugas kader itu apa?

a. Merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat,

memberikan pelayanan melakukan

pencatatan, melakukan pembinaan, melakukan kunjungan dan melakukan pertemuan kelompok

b. Merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat dan melakukan pencatatan

c. Menggerakkan msyarakat dan melakukan pencatatan

3 Apa sajakah yang telah anda lakukan di lingkungan anda untuk keberhasilan posyandu?

a. Telah ikut serta dalam merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat, memberikan pelayanan, melakukan pencatatan,

melakukan pembinaan, melakukan

kunjungan dan melakukan pertemuan kelompok.

b. Telah ikut serta dalam merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat dan melakukan pencatatan.

c. Telah ikut serta dalam menggerakkan masyarakat dan melakukan pencatatan

(47)

Jumlah 47 100 4 Dapatkah ibu menjelaskan hasil dari penimbangan

bayi / balita kepada ibu-ibu yang memiliki bayi / balita?

a. Dapat dijelaskan dengan baik b. Dapat dijelaskan

c. Tidak dapat dijelaskan

28 dilakukan oleh kader dalam pelaksanaan posyandu?

a. Mendaftarkan bayi / balita, menimbang, mengisi KMS, dan menjelaskan data KMS b. Mendaftarkan bayi / balita, menimbang dan

mengisi KMS

c. Mendaftarkan bayi / balita dan menimbang

30 kader posyandu pernah memberikan penyuluhan tentang kesehatan?

a. Ya, sering memberikan penyuluhan tentang kesehatan

b. Ya, kadang-kadang memberikan

penyuluhan tentang kesehatan

c. Tidak pernah memberikan penyuluhan tentang kesehatan trampil dalam menjalankan tugasnya?

(48)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, kader yang menjawab kegiatan apa

sajakah yang dilakukan di meja I, ada 42 orang (89,4%) yang menjawab

pendaftaran, selain itu sebanyak 40 orang (85,1%) menjawab ibu, bayi, balita dan

PUS adalah sasaran kegiatan/program posyandu. Dari tabel tersebut juga dapat

dilihat ada sebanyak 31 orang (66,0%) menjawab cara/sistem penyelenggaraan

posyandu dilakukan dengan sistem 5 meja.

Secara keseluruhan dapat dilihat tingkat pengetahuan kader tentang

pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya

meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri

Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

8 Siapa sajakah sasaran kegiatan/program posyandu? a. Ibu, bayi, balita dan PUS

b. Ibu, bayi, balita dan anak remaja c. Ibu, bayi, dan anak remaja

40

9 Kegiatan apa sajakah yang dilakukan di meja I? a. Pendaftaran

10 Bagaimana cara/sitem penyelenggaraan posyandu? a. Dilakukan dengan sistem 5 meja

b. Dilakukan dengan sistem 3 meja c. Dilakukan dengan sistem 1 meja

(49)

Tabel 4.4 Distribusi kader berdasarkan tingkat pengetahuan

No Tingkat Pengetahuan F %

1 Sedang 9 19,1

2 Baik 38 80,9

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa, sebagian besar pengetahuan

kader tentang kompetensi kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya

menigkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri

Kota Subulussalam berada pada kategori sedang, yaitu 9 orang (19,1%),

sedangkan yang berpengetahuan baik yaitu 38 orang (80,9%) .

4.2.3 Sikap Kader

Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada

kader, maka sikap kader tentang pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap

kinerja dalam upaya meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut

ini:

Tabel 4.5 Distribusi kader berdasarkan sikap

(50)

2 Apakah anda mau memberikan jawaban terhadap setiap saran dan keritikan tersebut?

a. Ya

berperan aktif dalam menjalankan posyandu? a. Ya pendapat ibu-ibu pengunjung posyandu?

a. Ya pelayanan yang ramah kepada pengunjung posyandu?

(51)

7 Apakah anda setuju untuk selalu mengingatkan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi?

a. Ya

8 Apakah anda dapat bersikap sabar dalam memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu?

10 Apakah anda mau mendengarkan setiap keluhan ibu-ibu pengunjung posyandu?

mengatakan setuju untuk memberikan pelayanan yang ramah kepada pengunjung

posyandu, selain itu sebanyak 34 orang (72,3%) setuju untuk selalu tersenyum

saat melayani pengunjung posyandu, dan ada 33 orang (70,2%) menjawab setuju

(52)

Secara keseluruhan persentase tingkat sikap kader tentang pengaruh

kompetensi kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya meningkatkan

pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota

Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 Distribusi kader berdasarkan tingkat sikap

No Tingkat Sikap F %

1 Sedang 3 6,4

2 Baik 44 93,6

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa sebagian besar sikap kader

tentang pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya

meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri

Kota Subulussalam berada pada kategori baik yaitu 44 orang (93,6%).

4.2.4 Keterampilan Kader

Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada kader

maka keterampilan kader tentang pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap

kinerja dalam upaya meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut

(53)

Tabel 4.7 Distribusi kader berdasarkan keterampilan

No Pertanyaan F %

1 Dalam melaksanakan kegiatan di posyandu, apakah anda mampu melaksanakannya dengan baik?

a. Mampu

(54)

6 Apakah anda mampu mengukur LILA ibu hamil dan

7 Apakah anda mampu melaksanakan penimbangan pada balita dan ibu hamil yang berkunjung ke

8 Apakah anda mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta pemberian PMT

a. Mampu

9 Apakah kader mampu melakukan penyuluhan setiap kali setelah pelaksanaan posyandu?

a. Mampu manfaat dari pelaksanaan posyandu?

(55)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, sebanyak 40 orang (85,1%)

mengatakan terampil dalam menimbang berat badan bayi, selain itu ada 40 orang

(85,1%) megatakan mampu melaksanakan penimbangan pada balita dan ibu hamil

yang berkunjung ke posyandu dan ada 39 orang (83,0%) mengatakan mampu

melaksanakan dengan baik kegiatan di posyandu.

Secara keseluruhan tingkat keterampilan kader tentang pengaruh

kompetensi kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya meningkatkan

pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota

Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Distribusi kader berdasarkan tingkat keterampilan

No Tingkat Keterampilan F %

1 Sedang 2 4,3

2 Baik 45 95,7

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa sebagian besar keterampilan

kader tentang pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya

meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri

Kota Subulussalam berada pada kategori baik yaitu 45 orang (95,7%).

4.2.5 Kinerja Kader

Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada kader

maka kinerja kader tentang pengaruh kompetensi kader kesehatan terhadap

(56)

Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut

ini:

Tabel 4.9 Distribusi kader berdasarkan kinerja

No Pertanyaan F %

1 Apakah kader melakukan kegiatan kunjungan dari rumah ke rumah untuk menginformasikan pelaksanaan posyandu sebelum hari H

a. Ya

2 Apakah keder melaksanakan pendaftaran pada pengunjung posyandu pada hari H posyandu?

a. Ya mengetahui tujuan dari pemberian imunisasi?

a. Ya

4 Setiap kegiatan posyandu, apakah kader selalu hadir? a. Ya tidak hadir dalam kegiatan posyandu (kecuali sakit)?

(57)

12,8

Jumlah 47 100

6 Bila anda mendapatkan bayi/balita menderita gizi buruk, apakah anda segera melaporkan kepada petugas kesehatan setempat?

(58)

10 Apakah kader melakukan tindak lanjut terhadap ibu yang memiliki bayi/balita yang tidak hadir?

a. Ya

menjawab ya, kader melaksanakan pendaftaran pada pengunjung posyandu pada

hari H posyandu, selain itu ssebanyak 33 orang (70,2%) menjawab ya, bila

mendapatkan bayi/balita menderita gizi buruk, kader segera melaporkan kepada

petugas kesehatan setempat. Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa,

sebanyak 30 orang (63,8%) menjawab ya, kader membantu ibu untuk mengetahui

tujuan dari pemberian imunisasi.

Secara keseluruhan tingkat kinerja kader tentang pengaruh kompetensi

kader kesehatan terhadap kinerja dalam upaya meningkatkan pemanfaatan

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam dapat

dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10 Distribusi kader berdasarkan tingkat kinerja

No Tingkat Kinerja F %

1 Sedang 6 12,8

2 Baik 41 87,2

Jumlah 47 100

Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa sebagian besar kinerja kader

(59)

meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri

Kota Subulussalam berada pada kategori baik yaitu 41 orang (87,2%).

4.3 Analisis Bivariat

Untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu antara variabel independen

dengan variabel dependen maka digunakan analisis uji statistik bivariat. Pada

penelitian ini analisis bivariat yang digunakan adalah uji regresi linier berganda,

masing-masing variabel independen dan dipenden yang sudah dikategorikan diuji

apakah ada hubungan antara variabel independen yaitu pengetahuan, sikap dan

keterampilan dengan variabel dependen yaitu kinerja kader dalam upaya

meningkatkan pemanfaatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri

Kota Subulussalam. Jika nilai p < 0,05 maka H0 ditolak atau hipotesis penelitian

diterima.

Berdasarkan hasil uji statistik korelasi pearson product moment adalah

sebagai berikut:

1. Pada kriteria pengetahuan kader (p = 0,041) menunjukkan hubungan yang

signifikan, sikap kader (p = 0,280) dan keterampilan (p = 0,111) tidak

menunjukkan hubungan yang signifikan.

2. Hasil uji statistik korelasi pearson product moment dapat dilihat bahwa

Hubungan variabel pengetahuan kader dengen kinerja dalam upaya

meningkatkan pemanfaatan posyandu menunjukkan hubungan yang kuat

(60)

peingkatan kinerja kader dalam upaya meningkatkan pemanfaatan

posyandu. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.11

Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson

No Variabel

Correlation Coefficient (r)

Sig (p)

1 Pengetahuan 0,300 0,041

2 Sikap 0,161 0,280

3 Keterampilan 0,235 0,111

4.4 Analisis Multivariat

Berdasarkan hasil uji statistik bivariat, dapat diketahui bahwa variabel

pengetahuan kader dan keterampilan kader dapat dilanjutka ke analisis multivariat

regresi linier berganda karena p-value < 0,25.

Hasil uji statistik regresi linier berganda dengan tingkat kepercayaan 95%

(α= 0,05) menunjukkan bahwa:

1.Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengetahuan kader (p =

0,043) terhadap kinerja kader dalam upaya meningkatkan pemanfaatan

posyandu karena nilai p < 0,05.

2. Variabel sikap kader (p = 0,331) dan keterampilan kader (p = 0,121) tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja kader dalam upaya

meningkatkan pemanfaatan posyandu karena nilai p > 0,05.

3. Nilai koefesien determinasi (R Square) adalah 0,145 artinya pengetahuan

(61)

14,5% terhadap kinerja kader dalam upaya meningkatkan pemanfaatan

posyandu, sedangkan sisanya 85,5% dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil uji Anova memiliki nilai F

hitung (F = 2.424) dan p = 0,079.

4. Model persamaan regresi yang terbentuk adalah:

Y = 1.242 (konstanta) + 0,267 X1 + 0,633 X2

Keterangan:

Y = variabel kinerja kader X1 = variabel pengetahuan kader

X2 = variabel keterampilan kader

Berdasarkan persamaan di atas, dapat dideskripsikan bahwa:

1. Apabila dinaikkan satu poin pengetahuan kader, maka kinerja kader akan

naik sebesar 0,267 kali.

2. Apabila dinaikkan satu poin keterampilan kader, maka kinerja kader akan

naik sebesar 0,633 kali.

Hasil regresi tersebut sesuai dengan tebel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

No Variabel

Taraf

Signifikan B R

R Square

p Value

1 Konstanta 1.242

2 Pengetahuan Kader 0,043 0,267 0,380 0,145 0,079

3 Sikap Kader 0,331 -0,338

(62)

BAB V PEMBAHASAN

Hasil uji ststistik menggunakan uji regresi linier berganda dalam penelitian

ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan kader memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja kader, sedangkan variabel sikap dan keterampilan

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja kader dalam upaya

meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri

Kota Subulussalam

5.1 Pengaruh Variabel Pengetahuan Kader Terhadap Kinerja Kader Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil wawancara dengan

menggunakan kuesioner ada sebanyak 9 orang (19,1%) berpengetahuan sedang,

sedangkan 38 orang (80,9%) berpengetahuan baik. Analisis ststistik dengan

menggunakan uji regresi linier berganda diperoleh nilai p = 0,043 < 0,05,

sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan dengan kinerja dalam upaya meningkatkan pemanfaatan

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitin yang dilakukan oleh Isaura (2011)

(63)

dengan kinerja kader posyandu. Hal ini didukung pula oleh hasil penelitian Latif

(2010) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader

tentang pengertian, tugas, fungsi dan syarat menjadi kader dengan praktik kader

dalam pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Pusksmas Wonokerto Kabupaten

Pekalongan. Mengingat begitu strategisnya keberadaan kader posyandu, maka

untuk lebih mengoptimalkan dalam pemberian pelayanan, pemerintah telah

memprogramkan pelatihan kader posyandu untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan kader (Bappenas, 2009). Menurut asumsi penulis bahwa kinerja

kader dipengaruhi oleh pengetahuan tentang kesehatan khususnya pelayanan

posyandu, semakin baik pengetahuan kader posyandu maka semakin tinggi pula

kinerja kader dan loyalitas kader terhadap pekerjaan di posyandu, sehingga dapat

meningkatkan pemanfaatan posyandu sebagai salah satu sarana pelayanan

kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat. Dilihat dari tingkatan pengetahuan,

kader hanya sekedar mengetahui dan memahami, namun belum mampu

sepenuhnya untuk mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi

kinerja yang dilakukan terhadap upaya pemanfaatan posyandu. Untuk dapat

meningkatkan pengetahuan kader agar lebih baik, perlu untuk memberikan

pendidikan dan pelatihan bagi kader baru dan refresing bagi kader yang sudah

pernah mengikuti pelatihan, agar kader tidak merasa jenuh dengan tugasnya

(64)

5.2 Pengaruh Variabel Sikap Kader Terhadap Kinerja Kader

Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka

atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi

terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek

(Notoatmodjo, 2007).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil wawancara dengan

menggunakan kuesioner ada sebanyak 3 orang (6,4%) bersikap sedang, sedangkan

44 orang (93,6%) bersikap baik. Analisis statistik dengan menggunakan uji regresi

linier berganda diperoleh nilai p = 0,331 > 0,05, sehingga secara statistik dapat

diartikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kinerja

kader dalam upaya meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Isaura (2011) yang menyatakan

bahwa tidak ada terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kinerja

kader posyandu. Namun hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Latif (2010), yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap

kader terhadap tugas-tugas kader dengan praktik kader dalam pelaksanaan

posyandu. Sikap merupakan respon evaluatif yang dapat berbentuk positif

maupun negatif. Hal ini berarti bahwa dalam sikap terkandung adanya preverensi

atau rasa suka dan tidak suka terhadap sesuatu sebagai objek sikap (Azwar, 2011)

dalam (Zulkarnain, 2012). Menurut asumsi penulis, sikap kader yang baik

menunjukkan bahwa kader dengan sukarela mengerjakan tugas dan tanggung

(65)

dengan bimbingan dari kepala puskesmas, bidan desa dan pendampingan petugas

kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kinerja kader dalam pelaksanaan

posyandu. Kader yang berpengalaman dalam melakukan kegiatan di posyandu

membuat kader merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab terhadap kegiatan

posyandu sehingga membuat mereka memiliki sikap positif yaitu partisipasi yang

cukup baik dalam pelaksanaan posyandu.

5.3 Pengaruh Variabel Keterampilan Kader Terhadap Kinerja Kader

Kompetensi adalah kemampuan dan kemauan untuk melakukan sebuah

tugas sehingga tercipta kinerja yang efektif untuk mencapai kesuksesan

pekerjaannya. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki

seseorang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam

pelaksanaan tugas jabatan, sehingga tugas dan jabatan dilakukan secara

profesional, efektif dan efisien (Departemen Kesehatan, 2008).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil wawancara dengan

menggunakan kuesioner ada sebanyak 2 orang (4,3%) mempunyai keterampilan

yang sedang, sedangkan 45 orang (95,7%) mempunyai keterampilan yang baik.

Analisis statistik dengan menggunakan uji regresi linier berganda diperoleh nilai p

= 0,121 > 0,05, sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara keterampilan dengan kinerja kader dalam upaya

meningkatkan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri

Kota Subulussalam. Menurut asumsi penulis bahwa keterampilan kader

(66)

sehingga semakin baik keterampilan yang dimiliki oleh kader posyandu maka

semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan kader di posyandu. Keberhasilan

posyandu tidak lepas dari kerja keras kader yang sukarela mengelola posyandu di

wilayahnya masing-masing, kurangnya pelatihan dan pembinaan untuk

meningkatkan keterampilan yang memadai bagi kader menyebabkan kurangnya

pemahaman terhadap tugas kader, lemahnya informasi serta kurangnya koordinasi

antara petugas dengan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Posyandu

sangat tergantung pada keterampilan kader, kader-kader posyandu ini pada

umumnya adalah relawan yang berasal dari tokoh masyarakat yang dipandang

memiliki kemampuan yang lebih dibanding anggota masyarakat lainnya. Mereka

inilah yang memiliki andil besar dalam memperlancar proses pelayanan

kesehatan, maka apabila kader posyandu sudah memiliki keterampilan yang baik

terhadap kinerjanya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di posyandu serta

apabila kader posyandu sudah melaksanakan perannya dan tanggung jawabnya

sebagai seorang kader posyandu maka kualitas pelayanan posyandu akan semakin

baik.

Agar dalam pelaksanaan kegiatan posyandu terarah dan berhasil, maka

posyandu disetiap kegiatannya dibantu oleh kader-kader yang dibimbing dan

diarahkan oleh puskesmas. Kader-kader tersebut memiliki tingkat pendidikan

formal yang bervariasi dan sebagian diantaranya juga sudah mengikuti pelatihan

khusus bagi kader posyandu. Selain itu, dibutuhkan pula partisipasi aktif

masyarakat sehingga kegiatan posyandu dapat berjalan lancar dan mampu

(67)

maka perlu melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, seperti tokoh pemuda, tokoh

agama, dan berperan serta secara aktif mendukung kegiatan-kegiatan posyandu.

Keaktifan kader posyandu sangat dipengaruhi oleh pendidikan, pendidikan yang

tinggi akan meningkatkan wawasan kader tentang posyandu, sehingga kader tau

tugas dan tanggug jawabnya sebagai seorang kader. Upaya kesehatan adalah

setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan

oleh pemerintah dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan kesehatan ini ,

baik kesehatan individu, kelompok atau masyarakat harus diupayakan dalam

mewujudkan kesehatan yang dilakukan oleh individu, kelompok masyarakat,

lembaga pemerintah ataupun swadaya masyarakat, sehingga diperlukannya

posyandu sebagi salah satu fasilitas kesehatan agar dapat dimanfaatkan untuk

(68)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil pengolahan uji statistik regresi linier berganda dapat dilihat

bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan kader

posyandu terhadap kinerja kader dalam upaya meningkatkan pemanfaatan

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam.

2. Dari hasil pengolahan uji statistik regresi linier berganda dapat dilihat

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel sikap kader

posyandu terhadap kinerja kader dalam upaya meningkatkan pemanfaatan

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam.

3. Dari hasil pengolahan uji statistik regresi linier berganda dapat dilihat

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel keterampilan

kader posyandu terhadap kinerja kader dalam upaya meningkatkan

pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri Kota

(69)

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada Puskesmas sebagai dasar pelaksana pembinaan kader

posyandu agar memberikan pelatihan secara berkesinambungan dan

berkualitas kepada kader posyandu agar dapat meningkatkan kinerja kader

sebagai pelaksana posyandu guna meningkatkan kualitas pelayanan

posyandu.

2. Diharapkan kepada Puskesmas agar setiap tahunnya dapat menambah

jumlah kader posyandu

3. Diharapkan bagi kader posyandu dapat digunakan sebagai masukan dan

evaluasi dalam operasional kegiatan posyandu terkait pelayanan yang

diberikan oleh kader posyandu.

4. Diharapkan kepada Pemerintah Daerah agar dapat mensosialisasikan

(70)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu

Posyandu diperkenalkan di masyarakat sejak tahun 1984, dan mengalami

perkembangan pesat pada tahun 1993. Posyandu merupakan alternatif pelayanan

kesehatan yang harus dipertahankan, mengingat posyandu memerlukan

pembiayaan yang relatif rendah dan dapat menjangkau target lebih luas. Dalam

perkembangannya posyandu mengalami penurunan, terutama sejak terjadinya

krisis keuangan negara pada tahun 1998. Pada tahun 1999 pemerintah mengambil

kebijakan untuk melakukan revitalisasi posyandu. Pedoman umum revitalisasi

posyandu adalah Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 411.3/536/SJ

tanggal 3 Maret 1999 tentang Revitalisasi Posyandu. Penyesuaian menghadapi era

otonomi diterbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah

Nomor: 411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Pedoman Umum Revitalisasi

Posyandu yang ditujukan kepada gubernur, bupati, dan walikota seluruh Indonesia

(Depdagri, 2001)

Strategi pendekatan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat dengan

akses kepada modal sosial budaya masyarakat yang didasarkan atas nilai-nilai

tradisi gotong-royong yang telah mengakar di dalam kehidupan masyarakat

menuju kemandirian dan keswadayaan masyarakat.

Berikut adalah enam poin untuk meningkatkan kegiatan posyandu yang

(71)

1) Posyandu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan

peningkatan status gizi masyarakat.

2) Posyandu mampu berperan sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar

berbasis masyarakat.

3) Pelaksanaan posyandu perlu dihimpun seluruh kekuatan masyarakat agar

berperan serta secara aktif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

4) Posyandu perlu dilanjutkan sebagai upaya investasi pembangunan sumber

daya manusia yang dilaksanakan secara merata.

5) Untuk melakukan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan posyandu,

pemerintah daerah melibatkan peran masyarakat (misalnya LSM,

organisasi masyarakat, sektor swasta, dunia usaha, dan lain-lain).

6) Pelaksanaan revitalisasi posyandu disesuaikan dengan kondisi

masing-masing daerah.

2.1.1 Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yag dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh untuk dan bersama masyarakat. Posyandu dibutuhkan

dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan untuk mempercepat penurunan angka kematian

ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).

Dalam upaya menurunkan angka kematian bayi maupun anak balita dan

(72)

dikembangkan suatu pendekatan keterpaduan, yang dalam pelaksanaannya di

tingkat desa dilakukan melalui posyandu. Keterpaduan adalah penyatuan dan

penyerasian dinamis kegiatan dari program KIA, KB, gizi, imunisasi dan

penanggulangan diare, untuk saling mendukung dalam mencapai tujuan dan

sasaran yang disepakati bersama. Keterpaduan dalam posyandu dapat berupa

keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas

penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya (Naasution, 1997).

2.1.2 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu

a) Mempercepat penurunan angka kematian ibu

b) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Infant

Mortality Rate) atau angka kematian bayi

c) Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

d) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan

kemampuan hidup sehat

e) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada

penduduk berdasarkan letak geografi

f) Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih

teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat (Effendy,

(73)

2.1.3 Sasaran dalam Pelayanan Kesehatan di Posyandu

a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun b. Anak balita usia 1 sampai 5 tahun c. Ibu hamil, ibu menyusui,dan ibu nifas

d. Wanita Usia Subur (WUS) (Depkes RI, 2006)

2.1.4 Macam Kegiatan

a. Lima kegiatan posyandu

1. Kesehatan Ibu dan Anak 2. Keluarga Berencana 3. Imunisasi

4. Peningkatan Gizi 5. Penanggulangan Diare

b. Tujuh Kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu) 1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Keluarga Berencana 3. Imunisasi

4. Peningkatan Gizi 5. Penanggulangan Diare 6. Sanitasi Dasar

7. Penyediaan obat esensial(Depkes RI, 2006)

2.1.5 Pelayanan Kesehatan yang Dijalankan

a) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita b) Penimbangan bulanan

c) Pemberian makanan tambahan bagi yang berat badannya kurang d) Imunisasi bayi 1-14 bulan

(74)

g) Pemliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur

h) Pemeriksaan kesehatan umum i) Pemeriksaan kehamilan dan nifas

j) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah

k) Imunisasi TT untuk ibu hamil l) Penyuluhan kesehatan dan KB m) Pemberian alat kontrasepsi KB

n) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama o) Pertolongan pertama pada kecelakaan(Depkes RI, 2006)

2.1.6 Sistem Lima Meja

a. Meja I

Layanan meja I merupakan layanan pendaftaran, kader melakukan

pendaftaran pada ibu dan balita yang datang ke posyandu. Alur pelayanan

posyandu menjadi terarah dan jelas dengan adanya petunjuk di meja pelayanan.

petunjuk ini memudahkan ibu dan balita saat datang, sehingga antrian tidak terlalu

panjang atau menumpuk di satu meja.

b. Meja II

Layanan meja II merupakan layanan penimbangan

c. Meja III

Kader melakukan pencatatan pada buku KIA atau KMS setelah ibu dan

balita mendaftar dan ditimbang di meja III. Pencatatan dengan mengisikan berat

badan balita ke dalam skala yang di sesuaikan dengan umur balita. Di meja

Gambar

Grafik 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Grafik 4.2 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Grafik 4.3 Piramida Penduduk Kota Subulussalam
Grafik 4.4 Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil: Hasil penelitian dengan uji t didapat bahwa ada pengaruh pemberdayaan kader kesehatan posyandu terhadap peningkatan kinerja kader dalam program kesehatan

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Pelaksanaan Tugas Kader Dengan Kinerja Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pandanaran Semarang Tahun

Bila nilai p value &gt; nilai α = 0,05 maka Ho diterima, yang berarti tidak ada hubungan antara peran kader dengan kinerja posyandu di wilayah kerja

Peran Serta Kader Kesehatan dalam Meningkatkan Kinerja Posyandu. Jurnal Promosi

Kader Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Dolok Kecamatan Pagar Merbau Kebupaten Deli

Judul Tesis : PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KADER POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN TAHUN 2013.. Nama Mahasiswa : Mastiur Pangaribuan

Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Kerja erhadap Kinerja Kader Posyandu Lansia di Puskesmas Lampahan Kabupaten Bener Meriah (Tesis), Program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat,

3 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi pelaksanaan pelayanan posyandu lansia dengan melakukan kerjasama antara kader dengan petugas kesehatan dari puskesmas 4