• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pencatatan Pendapatan Dan Belanja Daerah Dengan Menggunakan Sistem Informasi Pengolahan Keuangan Daerah (SIPKD) Di Dinas Tenaga kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pencatatan Pendapatan Dan Belanja Daerah Dengan Menggunakan Sistem Informasi Pengolahan Keuangan Daerah (SIPKD) Di Dinas Tenaga kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)

29

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov Jabar merupakan

tempat dimana penulis melakukan kegiatan kerja praktek dan penulis

ditempatkan di bidang keuangan.

Pada bidang keuangan mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan penyiapan bahan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Rutin serta Pembangunan.

2. Melaksanakan pengadminstrasian dan pembukuan keuangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Rutin dan Pembangunan.

3. Melaksanakan penyusunan daftar gaji dan tunjangan daerah serta

pembayaran.

4. Melaksanakan perbendaharaan keuangan Anggaran Pendapatan,

Belanja Rutin dan Pembangunan.

5. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi keuangan

kepada unit kerja di lingkungan dinas.

6. Melaksanakan penyiapan bahan pertanggungjawaban keuangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Rutin dan Pembangunan.

7. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi keuangan

UPTD di lingkungan dinas.

(30)

30

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun beberapa hal yang dilakukan penulis pada selama melakukan

kegiatan kerja praktek adalah sebagai berikut :

1) Membuat Surat Perjalanan Dinas

2) Membuat Laporan Gaji Karyawan

3) Membuat Rekapitulasi pajak Karyawan

4) Membuat Laporan anggaran perjalanan dinas

5) Membuat laporan pertanggung jawaban belanja langsung

6) Membuat laporan pertanggung jawaban belanja tidak langsung

7) Membuat tanda bukti pembayaran

8) Membuat tanda bukti penerimaan

3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun hasil kerja praktek yang di dapat penulis adalah sebagai berikut :

3.3.1 Dasar Hukum Pendapatan dan Belanja Daerah

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1994, pada buku

Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan

Penyusunan Perhitungan APBD tentang pelaksanaan APBD yang berbunyi :

Tahap mengurangi wewenang atau tanggung jawab Atasan

langsung/Pemimpin Proyek, selambat-lambatnya tanggal 10 tiap bulan.

(31)

31

Rutin (SPJR) dan Surat Pertanggungjawaban Pembangunan (SPJP) tentang

pengurusan uang untuk dipertanggungjawabkan (UUDP) yang lalu kepada Kepala

Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, menerangkan bahwa

Pelaksanaan APBD yaitu :

1. Semua penerimaan daerah wajib disetor seluruhnya ke Rekening Kas Umum

Daerah.

2. Pengeluaran atas beban APBD dalam satu tahun anggaran hanya dapat

dilaksanakan setelah APBD tahun anggaran yang bersangkutan ditetapkan

dalam Peraturan Daerah.

3. Dalam hal peraturan daerah sebagaimana dimaksud dalam poin 2 tidak

disetujui DPRD, untuk membiayai keperluan setiap bulan pemerintah daerah

dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar realisasi APBD

tahun anggaran sebelumnya.

4. Kepala SKPD menyusun dokumen pelaksanaan anggaran untuk SKPD yang

dipimpin berdasarkan alokasi anggaran yang ditetapkan oleh kepala daerah.

5. Pengguna anggaran melaksanakan kegiatan sebagaimana tersebut dalam

dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan.

6. Pengguna anggaran berhak menguji, membebankan pada mata anggaran yang

(32)

32

7. Pembayaran atas tagihan yang dibebankan APBD dilakukan oleh bendahara

umum daerah.

8. Pembayaran atas tagihan yang dibebankan APBD tidak boleh dilakukan

sebelum barang dan/atau jasa diterima.

9. Daerah dapat membentuk dana cadangan guna mendanai kebutuhan yang

tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran yang ditetapkan dengan

peraturan daerah.

10.Dana cadangan sebagaimana dimaksud pada poin 8 dapat bersumber dari

penyisihan atau penerimaan APBD kecuali dari DAK, pinjaman daerah dan

penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu.

11.Penggunaan dana cadangan dalam satu tahun anggaran menjadi penerimaan

pembiayaan APBD dalam tahun anggaran yang bersangkutan.

12.Dana cadangan ditempatkan dalam rekening tersendiri dalam Rekening Kas

Umum Daerah.

13. Dalam hal dana cadangan yang belum digunakan sesuai dengan

peruntukkannya, dana tersebut dapat ditempatkan dalam fortopolio yang

memberikan hasil tetap dengan resiko rendah.

14.Pemerintah Daerah dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain atas dasar

prinsip saling menguntungkan.

15.Kerjasama dengan pihak lain tersebut ditetapkan dengan peraturan daerah.

16.Anggaran yang timbul akibat dari kerjasama tersebut dicantumkan dalam

(33)

33

17.Dalam keadaan darurat, pemerintah daerah dapat melakukan belanja dari

APBD yang belum tersedia anggarannya.

18.Belanja tersebut selanjutnya diusulkan dalam rencana perubahan APBD

dan/atau disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran.

19.Perubahan APBD ditetapkan selambat-lambatnya tiga bulan sebelum

berakhirnya tahun anggaran.

20.Perubahan APBD hanya dapat dilakukan satu kali dalam satu tahun anggaran,

kecuali dalam keadaan luar biasa.

3.3.2 Jenis Jenis Pendapatan dan Belanja Daerah

Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan uang yang meleui arekening

Kas umum Daerah yang menambah ekuitas dana,merupakan Hak Daerah dalam

satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Adapun

Kelompok Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut :

1. Kelompok pendapatan asli daerah dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri

atas : pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

2. Kelompok dana perimbangan dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas

: dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus.

3. Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah, dapat bersumber dari :

a. hibah, dapat berasal dari pemerintah, pemerintah kab/kota di wilayah

(34)

34

provinsi lainnya, dari perusahaan daerah/BUMD, dari perusahaan

negara/BUMN atau dari masyarakat.

b. Dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan

korban/kerusakan akibat bencana alam;

c. Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota dan dari

pemerintah daerah lainnya

d. Dana penyusuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh

pemerintah bantuan keuangan dari kabupaten/kota di wilayah provinsi,

bantuan keuangan dari prov/kab/kota lainnya di luar wilayah provinsi.

Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri

dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian

atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah daerah

atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan

perundang-undangan.

Belanja Daerah disusun menurut urusan, organisasi, program dan kegiatan

serta akun belanja.

Belanja Daerah menurut urusan pemerintahan disusun berdasarkan

penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah

daerah yang terdiri atas : urusan wajib dan urusan pilihan.

Belanja Daerah menurut organisasi disusun berdasarkan satuan kerja

(35)

35

bertindak sebagai pusat-pusat pertanggungjawaban uang/barang Belanja Daerah

menurut program dan kegiatan disusun sesuai dengan kebutuhan dalam rangka

melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggungjawab satuan

kerja perangkat daerah.

Jenis Jenis Belanja Daerah :

a. Belanja pegawai, digunakan untuk menganggarkan belanja penghasilan pimpinan dan anggota DPRD, gaji pokok dan tunjangan kepala daerah dan

wakil kepala daerah serta gaji pokok dan tunjangan pegawai negeri sipil,

tambahan penghasilan, serta honor atas pelaksanaan kegiatan.

b. Belanja bunga, digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang (principal outstanding) berdasarkan

perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang..

c. Belanja subsidi, digunakan untuk menganggarkan subsidi kepada masyarakat melalui lembaga tertentu yang telah diaudit, dalam rangka mendukung

kemampuan daya beli masyarakatn untuk meningkatkan kualitas kehidupan

dan kesejahteraan masyarakat. Lembaga penerima belanja subsidi wajib

menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana subsidi kepada

kepala daerah.

d. Belanja hibah, untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang,

barang dan/atau jasa kepada pihak-pihak tertentu yang tidak mengikat/tidak

secara terus menerus yang terlebih dahulu dituangkan dalam suatu naskah

perjanjian antara pemerintah daerah dengan penerima hibah, dalam rangka

(36)

36

pelayanan kepada masyarakat, peningkatan layanan dasar umum, peningkatan

partisipasi dalam rangka penyelenggaraan pembangunan daerah.

e. Belanja bagi hasil, untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi yang dibagihasilkan kepada kabupaten/kota atau

pendapatan kabupaten/kota yang dibagihasilkan kepada pemerintahan desa

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

f. Belanja bantuan keuangan, untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah

desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah

kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah lainnya dalam

rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.

g. Belanja tidak terduga, untuk menganggarka belanja atas kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan

bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya,

termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun

(37)

37

3.3.3 Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah SIPKD adalah aplikasi

terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan

meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan

keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif,

transparan, akuntabel dan auditabel.

Aplikasi ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari

Kementerian Dalam Negeri kepada pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan

keuangan daerah, dalam rangka penguatan persamaan persepsi sistem dan

prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam penginterpretasian dan

pengimplementasian berbagai peraturan perundang-undangan.

Sesuai dengan tujuan dibangunnya aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah (SIPKD), maka penggunaannya ditujukan kepada seluruh

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia.Lebih jauh, pada

Surat Edaran No. SE.900/122/BAKD diamanatkan 6 (enam) regional sebagai

basis pengembangan dan koordinasi, yaitu:Wilayah I, yang meliputi Naggroe

Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau

dengan kantor regional di Provinsi Sumatera Barat;Wilayah II, yang meliputi

Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu dan Lampung dengan

kantor regional di Provinsi Sumatera Selatan;Wilayah III, yang meliputi DKI

Jakarta, Jawa Barat dan Banten dengan kantor regional di Provinsi Jawa

(38)

38

Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan kantor

regional di Provinsi Jawa Timur;Wilayah V, yang meliputi Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dengan kantor

regional di Provinsi Kalimantan Selatan; Wilayah VI, yang meliputi Sulawesi

Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat,

Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat dengan kantor regional

di Provinsi Sulawesi Selatan.

Bagi pemerintah daerah yang telah ditetapkan sebagai daerah berbasis

implementasi atau berminat mengimplementasikan aplikasi Sistem Pengelolaan

Keuangan Daerah (SIPKD) akan diberikan pelatihan intensif mengenai cara

menggunakan, baik secara penggunaan maupun pemeliharaan. Dan bagi

pemerintah daerah yang telah menggunakan aplikasi lain selain aplikasi Sistem

Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD), akan dibantu untuk

melakukan semua tahapan terkait dengan proses migrasi tersebut.

Kontak Helpdesk juga disediakan melalui portal ini untuk mengatasi berbagai

permasalahan yang mungkin terjadi dan berkembang dalam proses adaptasi dan

(39)

39

3.3.4 pencatatan pendapatan dan belanja daerah dengan menggunakan Sistem Informasi Keuangan Daerah

Sistem pencatatan Pendapatan dan Belanja Daerah adalah dengan menu

aplikasi Sistem Informasi Keuangan Daerah sebagai berikut:

1. Hubungan antar modul

Untuk menggunakan modul pertanggungjawaban, terlebih dahulu kita

pastikanbeberapa setting yang harus dilakukan pada Modul Datamaster, antara

lain :

a. Mapping SAP : berhubungan dengan LRA dengan Format SAP/PP 24, menu

ini berfungsi melakukan mapping kelompok BELANJA OPERASI dengan

jenis belanja dan forman APBD.

b. Mapping Arus Kas : berhubungan dengan Laporan Arus Kas, menu ini

berfungsi melakukan mapping jenis-jenis arus kas masuk maupun keluar

dengan rekening APBD.

c. Set Korolari : berhubungan dengan otomatisasi jurnal korolari, menu ini

berfungsi melakukan mapping rekening neraca (aset) dengan rekening belanja

modal atau belanja barang dan jasa yang akan diakui sebagai aset.

d. Set Arus Kas : berhungan dengan mapping saldo awal kas yang akan

dimunculkan pada Laporan Arus Kas.

e. Mapping Transaksi Bendahara : berhubungan dengan Laporan Neraca SKPD

dan Neraca Saldo SKPD, menu ini berfungsi melakukan Mapping rekening

(40)

40

Adapun hasil akhir dari menu ini adalah Spj Belanja-Administratif ada

dilembar lampiran.

2. Menu transaksi nonkas

Menu ini terdiri dari 2 (dua) menu utama, yaitu :

a. Memorial : Menu ini digunakan untuk membuat bukti atas transaksi non kas

antara lain : Pengakuan Piutang, Hutang, Persediaan dan rekening neraca.

Setelah pembuatan bukti memorial atas transaksi tersebut baru dilakukan

Validasi pada Menu Jurnal. Proses ini dilakukan oleh SKPD maupun SKPKD

atas transaksinya masing-masing. Khusus untuk Aktiva Tetap ada juga proses

yang menggunakan Menu Momorial terlebih dahulu baru melakukan Korolari

untuk jenis Memorial, contohnya : - Terjadi kesalahan atas transaksi belanja

modal tertentu, maka terlebih dahulu kita harus membuat penyesuaian atas

realisasi belanja modal tersebut dengan menu memorial, kemudian kita buat

penyesuaian atas aktiva tetapnya dengan menu korolari dengan jenis memorial.

b. Korolari Menu ini digunakan untuk membuat bukti pengakuan atas aktiva

tetap, terdapat 4 jenis memorial, yaitu :

1). Korolari jenis penerimaan: Menu ini untuk membuat bukti korolari atas

pengakuan aset yang diterima berupa Hibah atau bantuan dari pihak lain.

2). Korolari jenis pengeluaran: Menu ini untuk membuat bukti korolari atas

pengakuan aset atas pengeluaran SP2D yang berisikan belanja modal.

(SP2D yang telah di-BKU-kan). Rekening yang muncul akan otomatis

(41)

41

3). Korolari jenis pertanggungjawaban: Menu ini untuk membuat bukti

korolari atas pengakuan aset atas pempbayaran. (SPP)

4). Korolari Jenis Memorial : Menu ini untuk membuat bukti korolari atas

penyesuaian aset dari sebuah bukti memorial seperti yang dijelaskan pada

penjelasan tentang Memorial diatas.

Adapun hasil akhir dari menu ni adalah Surat Perintah Pembayran

(SPP) ada di lembar lampiran.

3. Menu Jurnal

Menu ini adalah menu jurnal yang harus dilakukan oleh SKPD maupun

SKPKD untuk menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca

SKPD, pada masing-masing SKPD. Menu ini dibagi menjadi 5 (lima) sub menu,

yaitu :

a. Jurnal Pendapatan : Berhubungan dengan Modul Pelaksanaaan &

Penatausahaan tepatnya dengan Menu Buku Penerimaan & Penyetoran. Menu

jurnal ini berfungsi untuk melakukan valisasi atas jurnal pendapatan (TBP &

STS) dan pengembalian pendapatan SKPD (SP2D). Artinya kita baru dapat

melakukan Jurnal Pendapatan apabila pada Modul Pelaksanaan &

Penatausahaan sudah melakukan entri pada Buku Penerimaan & Penyetoran

untuk transaksi TBP, STS dan Pengembalian Pendapatan (SP2D).

b. Jurnal SP2D : Berhubungan dengan Modul Pelaksanaaan & Penatausahaan

tepatnya dengan Menu BKU Bendahara Pengeluaran. Menu jurnal ini

(42)

42

pengembalian belanja (STS) yang sudah dibukukan dalam BKU Bendahara

Pengeluaran.

c. Jurnal BELANJA UP : Berhubungan dengan Modul Pelaksanaaan &

Penatausahaan tepatnya dengan Menu Pertangungjawaban UP/GU/TU. Menu

jurnal ini berfungsi untuk melakukan validasi atas seluruh SPJ yang telah

disahkan dan dientri pada menu pertanggungjawaban UP/GU/TU. - Jurnal

Memorial : Berhubungan dengan menu Transaksi Non Kas yang telah

dijelaskan pada point 2.

d. Jurnal Korolari : Berhubungan dengan menu Transaksi Non Kas yang telah

dijelaskan pada point 2.

Adapun hasil akhir dari menu ni adalah Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) ada di lembar lampiran.

4. Menu jurnal Konsolidator

Menu ini adalah menu jurnal yang harus dilakukan oleh SKPKD untuk

menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus

Kas. Menu ini dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :

a. Jurnal Penyetoran : Berhubungan dengan Modul Pelaksanaan &

Penatausahaan tepatnya dengan Menu Validasi Kasda. Menu ini berfungsi

untuk melakukan validasi atas jurnal penerimaan kas dari STS yang sudah di-

(43)

43

b. Jurnal SP2D : Berhubungan dengan Modul Pelaksanaan & Penatausahaan

tepatnya dengan Menu Validasi Kasda. Menu ini berfungsi untuk melakukan

validasi atas jurnal pengeluaran kas dari SP2D yang sudah di- valisasi kas

daerah.

c. Jurnal Transfer Antar Bank : Berhubungan dengan Modul Pelaksanaan &

Penatausahaan tepatnya dengan Menu Validasi Kasda. Menu ini berfungsi

untuk melakukan validasi atas jurnal penerimaan kas dan atau pengeluaran kas

dari transaksi transfer antar rekening kas daerah yang sudah di-valisasi kas

daerah. Transfer antar rekening kas daerah terjadi pada DBI yang memiliki

Rekening Koran (rekening kas daerah) lebih dari satu.

Adapun hasil akhir dari menu ini adalah Surat Perintah Membayar (SPM)

ada dilembar lampiran.

5. Menu Cetak Setting

Berikut penjelasan Menu Cetak khususnya nya Menu Setting. Menu Cetak

Sub Menu Setting dibagi menjadi 4 (empat) sub menu, yaitu :

a. Saldo Awal Menu ini berfungsi untuk meng-entry saldo awal neraca SKPD.

Jika ada DBI yang hanya memiliki Neraca PEMDA dan belum menyusun

Neraca SKPD, maka Laporan Neraca yang bisa dihasilkan hanya Neraca

Akhir PEMDA, dengan cara meng-entry neraca awalnya pada SKPD yang

berfungsi menjadi SKPKD/PPKD.

b. Perhitungan Menu ini berfungsi untuk melakukan jurnal otomatis dan

(44)

44

Untuk proses perhitungan dilakukan sesuai periode laporan yang diinginkan

dan jika ada perbaikan atas data transaksi maka harus dilakukan proses

perhitungan ulang.

c. Prognosis Menu ini berfungsi untuk menginput nilai prognosis pada laporan

semesteran. Nilai yang bisa di- input berupa %-tase maupun nilai.

d. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan adalah

penjelasan dari laporan keuangan yang telah disusun baik LRA, Neraca dan

Arus Kas, dan biasanya berbentuk narasi dengan menggunakan MS-Word.

Sementara yang disediakan pada aplikasi ini hanya angka-angka hasil

perhitungan yang dibutuhkan misalnya Total Pendapatan, Belanja dan

Pembiayaan serta beberapa point yang dibutuhkan pada penjelasan dalam

(45)

45

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Pada bab ini saya akan menarik kesimpulan yang berkaitan dengan tujuan

yang ada. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek pada Dinas

tenaga Kerja dan transmigrasi Provinsi Jawa Barat adalah sebgai berikut :

1. Dasar Hukum APBD tercantum Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 2 Tahun 1994.

2. Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan uang yang meleui arekening Kas

umum Daerah yang menambah ekuitas dana,merupakan Hak Daerah dalam

satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah sedangkan

Belanja Daerah disusun menurut urusan, organisasi, program dan kegiatan

serta akun belanja.

3. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah SIPKD adalah aplikasi

terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang

digunakan meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang

pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis,

(46)

46

4.2 Saran

Setelah Melaksanakan Kerja Praktek di Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Prov. Jabar, semua kegiatan dapat saya laksanakan dengan baik

karena adanya peralatan yang mendukung kegiatan tersebut, oleh karena itu saya

harap semua peralatan kantor dapat dirawat dan diperhatikan sebaik baiknya.

Untuk menbuat laporan keuangan daerah yang semakin variatif dan

informatif yang bersifat desentralisasi ke Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

dalam hal ini guna mendukung pengelolaan keuangan daerah yang baik dan

(47)

SISTEM PENCATATAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DI DINAS

TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untukmemenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang S1

Program Studi Manajemen

Oleh :

NAMA

: ELA WINDIANA P

NIM

: 21208124

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(48)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap : Ela Windiana Puspitasari

Tempat, tanggal lahir : 16 Desember 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Atlas Raya No 11a

Telepon : 085721953173

Pendidikan

1. Tahun 1995 2001 : SDN Awigombong I Bandung

2. Tahun 2001 - 2004 : SMP Kartika III-I Bandung

3. Tahun 2004 2007 : SMK Kencana Bandung

4. Tahun 2008 Sekarang : Universitas Komputer Indonesia

(49)

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kehadirat allah SWT atas rahmat dan karunianya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek, penulusan ini

dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi

maupun penampilannya, kiranya itulah kemampuan penulis atas laporan yang telah

dibuat semaksimal ini untuk mencapai kesempurnaan, karenanya kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan oleh penulis agar pembuatan laporan berikutnya

akan lebih baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian laporan kerja praktek terutama kepada Allah SWT,Ibunda dan

Ayahanda tercinta atas doa, dorongan dan bimbingan, penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Bapak Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati,Dra., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati,SE.,M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen,

(50)

4. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk dapat membimbing saya dalam menyelesaikan

laporan ini.

5. Ibu Windi Novianti,SE.,MM selaku Koordinator Kerja Praktek Program studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Ibu Trustorini handayani, Se.,M.Si, selaku dosen Wali program studi Manajemen

kelas MN-3.

7. Seluruh staf dosen Program Studi Manajemen Fakultas ekonomi Universitas

Komputer Indonesia

8. Sekretariat Program Studi Manajemen, Manajemen Pemasaran, Keuangan dan

Perbankan.

9. Bapak Tatang Sutisna selaku pembimbing saya dalam melaksanakan kerja praktek

di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jabar.

10.Seluruh Staf dan Pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jabar.

11.Seluruh teman-teman saya yang telah membantu dalam penulisan ini.

12.Seluruh sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan support dalam

menyelesaikan laporan ini.

Mohon maaf kepada pihak pihak yang tidak tertulis dalam ucapan

terimakasih ini, tidak ada maksud penulis untuk melupakan anda semua. Penulis

berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

sebagai pengalaman dan bagi para pembaca sebagai bahan perbandingan dalam tugas

laporannya, baik di lingkungan akademik maupun di lingkungan lembaga sebagai

(51)

Akhir kata, sekali lagi penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Kritik dan saran dari para pembaca merupakan masukan yang sangat

membantu bagi penyempurnaan laporan ini di masa yang akan datang.

Bandung, Oktober 2011

(52)
(53)

Referensi

Dokumen terkait

 Inflasi yang terjadi pada bulan Januari 2017 di Kota Singaraja disebabkan oleh peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada enam kelompok pengeluaran, yaitu

A.Penggunaan peralatan kantor yang habis pakai... hand

[r]

Skripsi berjudul ” Analisis Laju Keausan Material Elektroda pada Proses Electrical Discharge Machining Die Sinking Akibat Variasi Arus, on Time dan off Time Pulse ” telah diuji

A client session starts by connecting to a server and negotiating the session details, after which the client can send message, presence, and IQ stanzas to other entities on

Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor pemungkin dengan PHBS pada anak jalanan binaan rumah singgah di Yogyakarta, yang terdiri

SWASH merupakan singkatan dari Simulating Waves till Shore , model ini dikembangkan oleh Deltares dan DELFT University of Technology dari model hidrodinamika sebelumnya

Dalam table 2, nilai tertinggi dewan komisaris independen(BOI) adalah sebesar 0,6667 yang dapat dilihat pada sebagian besar perusahaan yang melakukan IPO dan nilai terendah sebesar