• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Muhammad Faishal Ramdhan

NIM: 1110015000052

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

LEMBAR

PENGESAHAN

PENGAITIJII PERSDPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURI]

DAI,AM MENGEI,OI,A KEI,AS TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

I(E,I,AS

VIII

DI MTS NUURUL BAYAN KALAPANUNGGAI,

SI(RIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mempeloleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial

Di Susun oleh:

Muhammad Faishal Ramdhan

NIM. 1110015000052

PEMBIMBING

Prof. Dr. H. Rusmin Tumang,gor. MA

NIP. 194701 141965101001

JUITUSAN PBNDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAII DAN KEGURUAN

IJNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

MUHAMMAD

FAISHAL RAMDHAN

Nomor Induk

Mahasiswa 1110015000052, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 04 Desember 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana 51 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPS.

J akarta, 04 Desemb er 20I 4

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program

Studi)

Tanggal Tanda Tangan

.zz-t>,t+t*t'

Dr. Iwan Purwanto. M.Pd

NIP: 19730424 200801

I 012

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

S)'aripulloh. M.Si

NIP: 19670909 200701

I 033

Penguji I

Dr. Muhamad Arif. M.Pd

NIP: 19700606 199702

I 002

Penguji II

Drs. Nurochim. MM

NIP: 19590115 198403 1 003

Mengetahui: Dekan

---14

Lq

I

%Lq

r

(tz

w,I&

(4)

Nama

NIM

Jurusan/Semester

Judul Skripsi

Muhammad Faishal Ramdhan

11100150000s2

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kalapanunggal. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat merupakan hasil karya sendiri. Apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya, maka saya siap menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarla.

24 November 2014

Muhammad Faishdl Ralndhan

NrM. 1110015000052

(5)

iv

Sukabumi. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Persepsi Siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi.

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Nuurul Bayan sejumlah 112 siswa. Dalam penelitian ini, penentuan sampel berdasarkan tabel taraf kesalahan dengan tingkat 1%, 5%, dan 10% yang dikembangkan dari Isaac dan Michael sehingga berjumlah 84 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket/kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Metode angket digunakan untuk mengungkap variabel Persepsi Siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas, wawancara yang dilakukan terhadap guru bidang studi IPS digunakan untuk memperkuat dan membandingkan metode angket dalam mengetahui jawaban siswa mengenai Persepsi Siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas yang sesuai dengan kondisi sesungguhnya, dan metode dokumentasi untuk mengungkap data Hasil Belajar IPS. Uji validitas instrumen menggunakan teknik corrected item – total correlation, dan uji reliabilitas mengunakan rumus Alpha Cronbach’s dengan jumlah responden N=84 pada kelas VIII MTs Nuurul Bayan Kalapanunggal. Uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji liniearitas. Uji hipotesis terdiri dari regresi sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan mengenai Persepsi Siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi, dengan = 0,597; r2xy = 0,356 dan thitung

sebesar 6,735 lebih besar dari ttabel sebesar 1,663 dengan signifikansi sebesar 0,000.

(6)

v

Sukabumi. Minithesis. Jakarta: Departement of Education Social Sciences Faculty of Tarbiyah and Teaching State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah. 2014.

The purpose of this research is to determine the influence of student perceptions about skill of teacher in manage the classroom to result of learning of social sciences grade VIII in MTs Nuurul Bayan Subdistrict Kalapanunggal District Sukabumi.

The population of this research is a grade VIII of MTs Nuurul Bayan were 112 students. In this study, sampling error based on the table level with level 1%, 5%, and 10% developed from Isaac and Michael thus amounted to 84 students. Data collection technique that had been used is a questionnaire, interviews and documentation methods. Questionnaire method reveal variable of student perceptions about skill of teacher in manage the classroom, interview with teacher of social sciences to amplify and compare the questionnaire method to know the student's answer about student perceptions about skill of teacher in manage the classroom in accordance with the fact condition, and documentation methods to reveal the result of learning a Social Sciences. Validity test of the instrument used the technique corrected item - total correlation, and reliability test used the Alpha Cronbachs with the respondent N = 84 in grade VIII MTs Nuurul Bayan Kalapanunggal. The analysis requirement test consisted of the normality test and linearity test. Hypothesis test consisted of a simple regression.

The result of this research indicated that there was a positive and significant impact about student perceptions about skill of teacher in manage the classroom the result of learning a social sciences grade VIII in MTs Nuurul Bayan Subdistrict Kalapanunggal District Sukabumi, with = 0,597; r2xy = 0,356 and thitung= 6,735 greater than ttable =1,663 with a significance = 0,000.

(7)

vi

Rosul-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi syarat menyelesaikan studi S-1 Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kalapanunggal ”.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi penulis.

(8)

vii

memberikan motivasi penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Bapak Iyan Sufyan, S.Pd, selaku kepala MTs Nuurul Bayan dan guru bidang studi IPS yang telah memberikan izin dan bimbingan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

10. Sahabat penulis yaitu Siti Ngaisah, Fakihuddin Ahmad, Rizki MP, Rahmat Saputra, Hamdi Assidqi, Neneng Suwartini, Ardi M. Arsyad, Dara Rahmita, Desstia Loveacna, Ahmad Hambali yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan menghibur penulis ketika merasa tidak mampu dalam menyelesaikan berbagai tugas dan semoga persahabatan dan persaudaraan kita tak lekang oleh waktu.

11. Teman-teman dan adik-adik di Pramuka UIN Jakarta (Angkling2011), HMJ P.IPS (Pengurus 2013-2014), POSTAR (SoulSpektra), Pendidikan IPS 2010 (ATK) yang telah memberikan motivasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan kepada-Nya, Amin.

Harapan penulis, semoga penyusunan Skripsi ini akan dapat membantu mahasiswa dalam penyusunan skripsi di semester akhir dan menjadi acuan pula bagi adik – adik kelas yang hendak pula akan mengerjakan skripsi.

Wassalmualaikum wr. wb

Jakarta, 24 November 2014

Penulis

(9)

viii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ... 7

1. Persepsi Siswa ... 7

a. Pengertian Persepsi ... 7

b. Syarat Terjadinya Persepsi ... 9

c. Mekanisme Persepsi ... 9

d. Peranan Persepsi... 10

2. Keterampilan Mengelola Kelas ... 11

a. Pengertian Keterampilan Mengelola Kelas ... 11

b. Tujuan Keterampilan Mengelola Kelas ... 13

c. Pendekatan-pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas ... 14

(10)

ix

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 20

a. Pengertian IPS ... 20

b. Karakteristik IPS ... 21

c. Tujuan Pembelajaran IPS ... 22

d. Konsep Pembelajaran Terpadu dalam IPS ... 22

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Berpikir ... 26

D. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 29

B. Metode Penelitian ... 29

C. Variabel Penelitian ... 29

D. Populasi dan Sampel ... 30

E. Definisi Operasional ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G. Uji Coba Instrumen ... 34

H. Teknik Analisis Data ... 35

I. Analisis Data ... 38

J. Hipotesis Statistik ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

1. Gambaran Umum MTs Nuurul Bayan ... 41

a. Sejarah MTs Nuurul Bayan ... 41

b. Visi dan Misi MTs Nuurul Bayan ... 42

c. Data Guru MTs Nuurul Bayan ... 44

d. Data Siswa Nuurul Bayan ... 45

e. Data Sarana dan Prasarana MTs Nuurul Bayan ... 45

f. Struktur Organisasi MTs Nuurul Bayan ... 47

B. Deskripsi Data ... 48

C. Perhitungan Uji Coba Instrumen ... 49

(11)

x

2. Uji Reliabilitas ... 50

D. Persepsi Siswa tentang Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas ... 50

E. Hasil Belajar ... 53

F. Uji Prasyarat ... 56

1. Uji Normalitas ... 56

2. Uji Linearitas ... 56

G. Uji Hipotesis ... 58

H. Hasil Wawancara ... 59

I. Ketepatan Hipotesa ... 61

J. Keterbatasan Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

(12)

xi

Tabel 4.1 Data Guru MTs Nuurl Bayan ... 44

Tabel 4.2 Data Sarana dan Prasarana ... 46

Tabel 4.3 Data Variabel X dan Y ... 48

Tabel 4.4 Perhitungan nilai rata-rata angket penelitian ... 50

Tabel 4.5 Hasil belajar siswa kelas VIII MTs Nuurul Bayan ... 54

Tabel 4.6 Identifikasi kategori kecenderungan persepsi siswa ... 55

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 56

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Linearitas ... 57

[image:12.595.103.527.133.560.2]
(13)

xii

[image:13.612.105.540.119.540.2]
(14)

xiii

Lampiran 3 Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 73

Lampiran 4 PerhitunganUji Validitas dan Realibilitas Angket dan WMS ... 76

Lampiran 5 Data Hasil Belajar UTS ... 77

Lampiran 6 Tabulasi Data Pokok ... 78

Lampiran 7 Uji Prasyarat Analisis ... 79

Lampiran 8 Analisis Data ... 80

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keberhasilan pendidikan formal akan banyak ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yaitu keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas pula dari keseluruhan sistem pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar ini banyak upaya yang dapat dilakukan guru, seperti keterampilan mengelola kelas demi terciptanya prestasi hasil belajar siswa.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, kemampuan profesionalisme guru amatlah penting, karena guru merupakan ujung tombak di lapangan, kewajiban guru dalam meningkatkan profesionalismenya tidak hanya berguna bagi dirinya, tetapi mempunyai makna yang positif bagi peningkatan kualitas pendidikan, karena itu guru dituntut untuk selalu berusaha agar dalam kegiatan belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien sehingga pada akhirnya tujuan pengajaran dapat dicapai secara optimal.

Dari tujuan pendidikan tersebut jelaslah bahwa pelaksanaan pendidikan diarahkan dalam rangka membina manusia kearah kedewasaan, yang pada akhirnya dapat membangun Bangsa dan Negara dalam mewujudkan cita-cita Nasional yaitu masyarakat yang adil dan makmur secara merata keseluruh tanah air Indonesia dengan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

(16)

Perilaku siswa dan guru memegang peranan penting di dalam pengelolaan kelas, sedangkan yang lainnya sebagai pendukung. Sifat hubungan dari seluruh faktor tersebut saling keterkaitan dan harus ada. Tidak berjalannya atau ketidak harmonisan dari salah satunya akan menghambat proses pendidikan. Pendekatan terhadap perilaku siswa ini dapat dilakukan melalui pendekatan individu atau kelompok, sebenarnya pendekatan ini tidak lepas dari guru sebagai seorang manajer, di mana guru mengelola kelas, mengelola pengajaran, dan mengelola administrasi pembelajaran.

Di dalam pembelajaran pendekatan ini guru harus paham benar latar belakang siswa, kemampuan daya serap terhadap mata pelajaran, kondisi belajar siswa, sikap emosional, dan dinamika kelompok siswa. Hal ini jelas menantang guru untuk selalu aktif dan kreatif dalam rangka meningkatkan kegiatan mengajar yang bervariasi, agar masing-masing individu siswa tidak merasa dikecewakan.

Dengan demikian betapa pentingnya peranan guru dalam kelas, dalam membina siswa demi terciptanya proses belajar mengajar yang diharapkan. Peranan guru dalam mengelola kelas adalah usaha untuk menciptakan kondisi belajar pelajaran IPS yang baik agar tujuan pengajaran tercapai secara optimal. Pengelolaan kelas harus ditangani serius karena akan erat kaitannya dengan keberhasilan mengajar.

Dalam usaha untuk mencapai hasil belajar siswa ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa. Menurut Muhibin Syah, faktor–faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu sebagau berikut :

faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa, dan faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi–materi pelajaran.1

1

(17)

Dari beberapa faktor–faktor yang mempengaruhi hasil belajar seperti yang telah dijelaskan bahwa faktor internal merupakan semua faktor yang ada di dalam diri siswa yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor internal tersebut adalah persepsi siswa. Persepsi dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Menurut Sarlito, persepsi secara umum

merupakan “proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan

informasi indrawi tentang orang lain.”2 Pengertian lain tentang persepsi dalam kamus lengkap psikologi dalam wikipedia, bahwa persepsi adalah sebagai berikut:

(1) Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, (2) Kesadaran dari proses-proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu, (4) variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsang-perangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu.3

Menurut Carrol Wades dan Carrol Tavris faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu sebagai berikut :

1. Kebutuhan. Ketika manusia membutuhkan sesuatu, atau memiliki ketertarikan akan suatu hal, atau menginginkannya, kita akan dengan mudah mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhan ini.

2. Kepercayaan. Apa yang dianggap sebagai benar dapat mempengaruhi interprestasi manusia terhadap sinyal sensorik yang ambigu.

3. Emosi. Emosi dapat mempengaruhi interprestasi manusia adalah mengenai suatu informasi sensorik.

4. Ekspektasi. Pengalaman masa lalu sering mempengaruhi cara manusia mempersepsikan dunia.4

Peranan guru dalam mengelola kelas hendaknya mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan pelaksanaan pengajaran, karena kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu

2

Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2009), h. 24.

3

Pengertian Persepsi menurut para ahli, 2013, http://www.psychologymania.com di akses tanggal 2 oktober 2014

4

(18)

di organisir secara baik-baik agar terjadi suatu interaksi belajar mengajar yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan baik.

Guru sangat besar perananya di dalam pengelolaan kelas, karena guru merupakan sentral di dalam pengelolaan kelas dan sumber belajar di kelas, oleh sebab itu guru harus penuh rasa tanggung jawab atas maju mundurnya pengajaran di sekolah, karena kunci keberhasilan suasana kelas akan merangsang untuk belajar dan akan dapat dicapai dengan sempurna. Apabila ada dukungan dari semua pihak serta tersediannya perangkat atau fasilitas pengajaran yang memadai terutama guru sebagai ujung tombak di lapangan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di dalam pelaksanaan pengajaran IPS dalam pengelolaan kelas kaitannya terhadap keberhasilan belajar siswa. Untuk dikaji menjadi sebuah judul penelitian, oleh sebab itu maka dalam penelitian ini penulis memberi

judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Guru Dalam

Mengelola Kelas Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Tuntutan dunia pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelola kelas.

2. Persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap pembelajaran bidang studi IPS.

3. Hasil belajar siswa dalam bidang studi IPS kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kalapanunggal.

4. Pengaruh persepsi keterampilan mengelola kelas yang dilakukan guru IPS terhadap hasil belajar siswa di MTs Nuurul Bayan Kalapanunggal. C. Pembatasan Masalah

(19)

Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan pembatasan masalah, maka permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini yaitu : 1. Manfaat Teoritis

a. Persepsi terhadap keterampilan guru dalam mengelola kelas. Persepsi merupakan suatu proses dimana informasi ditangkap melalui alat indera untuk diteruskan kedalam otak. Sedangkan pengelolaan kelas adalah usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas. Sehingga berdasarkan persepsi tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS sebagai kebutuhannya dalam mencapai kompetensi yang diharapkan oleh sekolah sehingga hasil belajarnya baik.

b. Hasil belajar adalah tahap pencapaian kompetensi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam penelitian ini dengan adanya pengaruh persepsi siswa terhadap keterampilan guru dalam pengelolaan kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(20)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, lebih memiliki motivasi untuk memperhatikan dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan KKM yang sudah ditentukan.

b. Bagi guru dapat menjadi salah satu acuan untuk mengukur hasil belajar siswa dari pengalaman dan persepsi siswa terhadap suatu mata pelajaran.

(21)

7 1. Persepsi Siswa

a. Pengertian Persepsi

Proses belajar tanpa memerhatikan siapa yang belajar, materi, lokasi, jenjang pendidikan atau usia pembelajar selalu dipengaruhi oleh persepsi peserta didik. Persepsi memang jarang disinggung dalam tulisan terkait dalam proses belajar. Padahal cara berfikir, minat atau potensi dapat berkembang dengan baik jika seseorang memiliki persepsi yang memadai. Menurut Prawiladilagia “tujuan belajar sebenarnya adalah mengembangkan persepsi kemudian mewujudkannya menjadi kemampuan-kemampuan yang tercermin dalam cara berfikir (kognitif), bekerja motorik, serta bersikap”.1

Istilah persepsi berasal dari bahasa latin “perceptio”, yang berarti menerima atau mengambil.2 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi diartikan “tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; serapan”.3 Menurut Rakhmat, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.4Sedangkan menurut Desmita, “persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima

oleh sistem alat indra manusia”.5

1

Prawiladilagia, Dewi Salam dan Eveline Siregar. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. (Jakarta: Prenada Media). h. 132

2

Desmita. 2010. Psikolologi Perkembangan Peserta Didik Panduan bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). h. 117

3

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka). h. 863

4

Jalaluddin Rakhmat. 1994. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). h. 51

5

(22)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, bagaimana individu mengerti dan menginterpretasikan stimulus yang ada di lingkungannya melalui bantuan alat indranya. Setelah individu mengindrakan objek di lingkungannya, kemudian ia memproses hasil pengindraannya itu, sehingga objek tersebut dapat dimaknai.

Persepsi adalah awal dari segala macam kegiatan belajar yang bisa terjadi pada setiap kesempatan, disengaja atau tidak.6 Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang memungkinkannya untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Tanpa persepsi yang benar, manusia mustahil dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena, informasi atau data yang senantiasa mengitarinya. Demikian juga halnya dengan kehadiran peserta didik di sekolah, tidak akan mendapatkan kemanfaatan yang berarti dari informasi atau materi pelajaran yang disampaikan guru, atau mungkin malah menyesatkan, tanpa adanya persepsi yang benar. Hal ini karena persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya informasi ke dalam otak manusia.

Dalam proses ini, manusia tidak seperti sebuah mesin, yang dapat memberikan respons terhadap setiap stimulus secara otomatis. Sebaliknya, bagi manusia setiap informasi atau stimulus harus terlebih dahulu melewati serangkaian proses kognitif yang kompleks, yang melibatkan hampir seluruh dimensi kepribadiannya. Oleh sebab itu, apa yang terjadi di luar dapat sangat berbeda dengan apa yang sampai ke otak manusia, karena adanya faktor-faktor kognitif lain yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Adanya realitas persepsi yang demikian, mengharuskan seorang guru untuk memahami gejala-gejala persepsi,

6

(23)

sehingga informasi-informasi yang disampaikannya tidak dimaknai secara berbeda oleh peserta didiknya.7

b. Syarat Terjadinya Persepsi

Menurut Walgito, agar individu dapat menyadari, dapat mengadakan persepsi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Adanya objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera atau reseptor, dapat datang dari dalam, yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris), yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indera atau reseptor

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran, dan sebagai alat untuk mengadakan respons diperlukan syaraf motoris.

c. Adanya perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan pula adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.8

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi dapat terjadi dengan terpenuhinya beberapa syarat, yaitu adanya objek yang dipersepsi, kemudian adanya reseptor sebagai alat untuk menerima stimulus dan yang terpenting ialah diperlukan adanya perhatian agar persepsi tersebut dapat terjadi.

c. Mekanisme Persepsi

Desmita menjelaskan bahwa persepsi meliputi suatu Interaksi rumit yang melibatkan setidaknya tiga komponen utama, yaitu:

7

Desmita. op. cit. h. 117

8

(24)

a. Seleksi

Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap stimulus. Dalam proses ini, struktur kognitif yang telah ada dalam kepala akan menyeleksi, membedakan data yang masuk dan memilih data mana yang relevan sesuai dengan kepentingan dirinya.

b. Penyusunan

Penyusunan adalah proses mereduksi, mengorganisasikan, menata atau menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam suatu pola yang bermakna. Sesuai dengan teori Gestalt, manusia secara alamiah memiliki kecenderungan tertentu dan melakukan penyederhanaan struktur di dalam mengorganisasikan objek-objek perseptual. Oleh karena itu, sejumlah stimulus dari lingkungan cenderung diklasifikasikan menjadi pola-pola tertentu dengan cara-cara yang sama.

c. Penafsiran

Penafsiran adalah proses menginterpretasikan informasi atau stimulus ke dalam bentuk tingkah laku sebagai respon. Dalam proses ini, individu membangun kaitan-kaitan antara stimulus yang datang dengan struktur kognitif yang lama, dan membedakan stimulus yang datang untuk memberi makna berdasarkan hasil interpretasi yang dikaitkan dengan pengalaman sebelumnya, dan kemudian bertindak atau bereaksi. Tindakan ini dapat berupa tindakan tersembunyi (seperti: pembentukan pendapat, sikap) dan dapat pula berupa tindakan terbuka atau perilaku nyata.9

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mekanisme terjadinya persepsi dapat berjalan dengan baik apabila ketiga komponen utama tersebut dapat berinteraksi dengan baik pula.

d. Peranan Persepsi

Dalam kegiatan belajar, persepsi menjadi landasan berpikir bagi seseorang dalam belajar. Menurut Prawiradilaga dan Siregar, persepsi dalam belajar berpengaruh terhadap beberapa hal diantaranya:

a. Daya ingat

Beberapa tanda visual seperti simbol, warna, dan bentuk yang diterapkan dalam penyampaian materi ajar mempermudah daya ingat seseorang mengenai materi tersebut. Dengan memiliki kekhususan, yaitu memanfaatkan tanda-tanda visual, maka materi ajar menjadi lebih mudah dicerna dan mengendap dalam pikiran seseorang.

9

(25)

b. Pembentukan sikap

Persepsi dapat dikembangkan tidak hanya melalui tanda visual, seperti diuraikan di atas, tetapi dapat pula dibentuk melalui pengaturan kedalaman materi, spasi, pengaturan laju belajar, dan pengamatan. Kedalaman materi dapat diatur dengan cara memberikan contoh atau bukan contoh, respons terhadap jawaban benar dan salah, latihan, ringkasan, atau model penerapan adalah cara-cara lain dalam membentuk konsep.

c. Pembinaan sikap

Interaksi antara pengajar sebagai narasumber dan pembelajar merupakan kunci dari pembinaan sikap. Pengajar/guru sebagai komunikator berperan besar terhadap seseorang. Dalam persepsi, baik pengajar maupun pembelajar memiliki persepsi masing-masing. Pengajar dapat membina sikap pembelajar jika ia berusaha menjadi panutan (role model) baginya. Makin akrab hubungan tersebut, maka semakin mudah bagi pengajar untuk memengaruhi pembelajar. Dengan segala kemampuan inderanya, maka pembelajar berusaha untuk mempersepsikan segala gerak-gerik dan sikap pengajar. Keberhasilan proses belajar dapat tercapai jika pengajar berhasil

memberikan „gambaran visual’ yang baik bagi pembelajar.10

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi memiliki peranan yang penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mengarahkan peserta didik supaya memiliki persepsi yang positif terhadap kegiatan pembelajaran. Berkenaan dengan hal keterampilan mengelola kelas, sudah menjadi tugas guru untuk berusaha menjadikan peserta didik memiliki persepsi yang positif terhadap pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru. Dengan adanya persepsi yang positif dari peserta didik, tentunya keberhasilan proses belajar-mengajar akan lebih mudah tercapai.

2. Keterampilan Mengelola Kelas

a. Pengertian Keterampilan Mengelola Kelas

Menurut Depdiknas keterampilan berasal dari kata “terampil yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas.”11

Menurut Muhibbin Syah

keterampilan merupakan “kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat

10

Prawiladilagia, Dewi Salam dan Eveline Siregar. op. cit. h. 134-135

11

(26)

syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga, dan

sebagainya.”12

Sedangkan pengelolaan kelas menurut E. Mulyasa

merupakan “keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran

yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam

pembelajaran.”13

Menurut Djamarah pengelolaan kelas adalah “keterampilan guru

menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi

edukatif.”14

Berdasarkan pengertian di atas keterampilan mengelola kelas dapat diartikan suatu kecakapan atau kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Menurut Roqib dan Nurfuadi “kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Anak didik tidak

mustahil akan merasa bosan untuk tinggal lebih lama di kelas.”15 Oleh karena itu, sebagai pengelola kelas guru dituntut mampu untuk

12

Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). h. 119

13

E. Mulyasa, 2011. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). h.91

14

Djamarah dan Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta: PT Rineka Cipta). h.144

15

(27)

menjadikan anak didik betah berada di kelas dengan semangat yang tinggi untuk belajar didalamnya.

Pengelolaan kelas dan pengelolaan pengajaran adalah dua kegiatan yang sangat erat hubungannya, namun dapat dan harus dibedakan satu sama lain karena tujuannya berbeda. Menurut Rohani pengajaran (instruction) mencakup sebagai berikut :

semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran (menentukan entry behavior peserta didik, menyusun rencana pelajaran, memberi informasi, bertanya, menilai, dan sebagainya), maka pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan) “raport”, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh peserta didik dan penetapan norma kelompok yang produktif.16

Menurut Djamarah dan Syaiful Bahri yang termasuk kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal

bagi terjadinya proses interaksi edukatif antara lain: “a) Penghentian

tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, b) Pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak

didik, c) Penetapan norma kelompok yang produktif.”17

Kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses interaksi edukatif yang efektif.

b. Tujuan Keterampilan Mengelola Kelas

Menurut Suwarna, seluruh komponen di dalam keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan yang baik untuk siswa, diantaranya:

16

Ahmad Rohani,. 2004. Pengelolaan Pengajaran.( Jakarta: PT Rineka Cipta). h. 123

17

(28)

1) Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai tujuan pembelajaran.

2) Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari tujuan pembelajaran.

3) Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan, untuk mencapai tujuan pembelajaran.18

Sedangkan menurut Djamarah dan Syaiful Bahri, komponen di dalam keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan yang baik untuk guru diantaranya:

1) Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat.

2) Menyadari kebutuhan anak didik dan memiliki kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik.

3) Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku anak didik yang mengganggu.

4) Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan masalah tingkah laku anak didik yang muncul di dalam kelas.19

c. Pendekatan-pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

Dalam pengelolaan kelas, ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal. Adapun pendekatan tersebut, antara lain:

a. Pendekatan kekuasaan

Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru di sini menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk menaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dalam bentuk norma mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekatinya.

18

Suwarna, dkk. 2006. Pengajaran Mikro, Pendekatan Praktis dalam Menyiapkan Pendidik Profesional. (Yogyakarta: Tiara Wacana). h. 82.

19

(29)

b. Pendekatan ancaman

Dalam pendekatan ini, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses mengontrol tingkah laku anak didik. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, mengejek, menyindir dan memaksa.

c. Pendekatan kebebasan

Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses membantu anak didik untuk merasa bebas mengerjakan sesuatu kapan saja dan di mana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

d. Pendekatan resep (Cookbook)

Pendekatan ini dilakukan dengan mendaftar apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk sesuai yang tertulis dalam resep.

e. Pendekatan pengajaran

Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan pemecahan diperlukan bila masalah tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar dapat mencegah atau menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

f. Pendekatan pengubahan tingkah laku

(30)

g. Pendekatan proses kelompok

Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial dan proses kelompok merupakan yang paling utama. Peranan guru adalah mengusahakan agar pengembangan dan pelaksanaan proses kelompok itu efektif. Proses kelompok adalah usaha mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar.20

h. Pendekatan suasana emosi dan sosial

Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas. Suasana hati yang saling mencintai antara guru-murid dan guru-murid-guru-murid penting dalam menciptakan hubungan sosial pembelajaran.

i. Pendekatan kombinasi

Pada pendekatan ini bisa menggunakan beberapa pilihan tindakan untuk mempertahankan dan menciptakan suasana belajar yang baik. Guru memiliki peran penting untuk menganalisis kapan dan bagaimana tindakan itu tepat dilakukan. Semua orang mudah melakukan tindakan, tetapi bertindak pada waktu yang tepat dengan cara yang akurat dan pada tujuan yang bermanfaat adalah tidak mudah, dan guru harus dapat mencermati hal tersebut.21

Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa ada berbagai macam pendekatan yang bisa diterapkan oleh guru dalam proses belajar-mengajar. Dari berbagai pendekatan tersebut, dapat dikatakan bahwa tidak ada satu pun pendekatan yang dikatakan paling baik. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat menggunakan pendekatan yang tepat dan

20

Syaiful Bahri dan Djamarah,. op. cit. h.145-147

21

(31)

sesuai dengan kondisi yang terjadi ketika proses belajar-mengajar berlangsung.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Poerwanto, hasil belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar seperti yang dinyatakan dalam rapor.

Sedangkan belajar sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Hamalik mendefinisikan belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru yang disebabkan pengalaman dan latihan. Menurut James O. Wittaker, “belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

latihan atau pengalaman.”22

Menurut Bloom dkk, tujuan instruksional dalam proses pembelajaran pada prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi tiga domain atau ranah yaitu “kognitif, afektif, dan psikomotorik”23. Tiga domain atau ranah ini merupakan alat pengukur hasil belajar siswa. Minimal dua atau ketiga jenis ranah tersebut akan mempengaruhi tingkat professional siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang perubahan tersebut berupa perubahan pengetahuan, pengalaman,

22

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan. (Jakarta. Rhineka Cipta). h. 83

23

(32)

keterampilan, dan nilai sikap, perubahan-perubahan tersebut merupakan hasil pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan (pengalaman dan latihan), perubahan-perubahan tersebut bersifat tetap. Dari berbagai pendapat tersebut ada elemen-elemen penting yang menjadi ciri seseorang disebut belajar. Elemen-elemen tersebut adalah perubahan tingkah laku, adanya interaksi dengan lingkungan, dan adanya perubahan yang relatif tetap.

Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain).

Secara global, faktor–faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam.

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi–materi pelajaran.24

Faktor belajar inilah yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Ada beberapa definisi hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan antara lain adalah pengertian hasil belajar menurut Kunandar,

yakni ”kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian

pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar, hasil belajar bisa

berbentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.”25

24

Muhibbin, op.cit.,h.132

25

(33)

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan Horwart Kingsley membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita.26

Menurut Gagne perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk:

1. Informasi verbal yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun lisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan pengertian tentang suatu konsep. 2. Kecakapan intelektual yaitu keterampilan individu dalam melakukan

interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan, memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara–cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.

4. Sikap yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak. 5. Kecakapan motorikialah hasil belajar yang berupa kecakapan

pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.27

Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan

26

Pengertian, Definisi Hasil Belajar Siswa Menurut Para Ahli,2013, (http://www.sarjanaku.com).

27

(34)

keterampilan. Dengan demikian maka hasil belajar merupakan perolehan

dari proses belajar siswa sesuai dengan tujua pengajaran. “Tujuan

pengajaran adalah tujuan yang mengambarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat

diamati dan diukur.”28

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah semua yang dicapai oleh peserta didik dalam hal kemampuannya baik perubahan perilaku, pemahaman dan pengetahuan yang bermanfaat setelah melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. Sehingga dalam kegiatan belajar mengajar ini tujuan pembelajaran menjadi terarah. 4. Pengertian IPS

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.

Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi

28

(35)

komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih.

Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmuilmu sosial dan studi-studi sosial.29

b. Karakteristik Mata Pelajaran IPS

Karakteristik mata pelajaran IPS SMP/MTs antara lain sebagai berikut.

a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.30 b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari

struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.31

e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.

29

Daljoeni N, Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1985) h.52.

30

Ibid. hlm. 54.

31

(36)

c. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.32

d. Konsep Pembelajaran Terpadu dalam IPS

Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik.33

32

Sunaryo, Strategi Belajar Mengajar, (Malang: UNM, 1989), hlm. 36.

33

(37)

Salah satu di antaranya adalah memadukan Kompetensi Dasar. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari. Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial.

Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin atau sudut pandang, contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi pariwisata, IPTEK, mobilitas sosial, modernisasi, revolusi yang dibahas dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial.

a. Model Integrasi Berdasarkan Topik

Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan

berdasarkan topik yang terkait, misalnya „Kegiatan ekonomi penduduk’. Kegiatan ekonomi penduduk dalam contoh yang

dikembangkan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam IPS. Kegiatan ekonomi penduduk dalam hal ini ditinjau dari persebaran dan kondisi fisis geografis yang tercakup dalam disiplin Geografi.

Secara sosiologis, Kegiatan ekonomi penduduk dapat mempengaruhi interaksi sosial di masyarakat atau sebaliknya. Secara historis dari waktu ke waktu kegiatan ekonomi penduduk selalu mengalami perubahan. Selanjutnya penguasaan konsep tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi sampai pada taraf ini mampu menumbuhkan krteatifitas dan kemandirian dalam melakukan tindakan ekonomi dapat dikembangkan melalui kompetensi yang berkaitan dengan ekonomi.34

34

(38)

b. Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama

Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang didasarkan pada potensi utama yang ada di wilayah setempat; sebagai contoh, “Potensi Bali Sebagai Daerah Tujuan Wisata”. Dalam pembelajaran yang dikembangkan dalam Kebudayaan Bali dikaji dan ditinjau dari faktor alam, historis kronologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap aturan. Melalui kajian potensi utama yang terdapat di daerahnya, maka peserta didik selain dapat memahami kondisi daerahnya juga sekaligus memahami Kompetensi Dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung dalam IPS.

c. Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan

Model pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya adalah

berdasarkan permasalahan yang ada, contohnya adalah “Tenaga Kerja Indonesia”. Pada pembelajaran terpadu, Tenaga Kerja

Indonesia ditinjau dari beberapa faktor sosial yang mempengaruhinya. diantaranya adalah faktor geografi, ekonomi, sosiologi, dan historis.35

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Dalam penelitiannya Nindya Ristyandini. Pengaruh gaya kepemimpinan guru dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung tahun ajaran 2011/2012. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2012. Penelitian ini menunjukkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PKn dengan rata-rata nilai siswa sebelum dilakukan treatment gaya kepemimpinan situasional sebesar 71,10 dan setelah dilakukan treatment gaya kepemimpinan situasional sebesar 75,16. Hasil penelitian dianalisis dengan statistik uji t bahwa nilai t sebesar -27,936 dan sig 0,000 yang berarti nilai sig menyatakan < 0,05. Sumbangan gaya kepemimpinan situasional guru dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar 31,4%. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan situasional guru dalam pembelajaran dapat

35

(39)

memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung tahun ajaran 2011/2012.36 2. Dalam penelitiannya Ahmad Fadhil. Pengaruh mutu mengajar guru

terhadap prestasi belajar siswa bidang studi ekonomi di SMAN 14 Tangerang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011. Dalam penelitian ini menggunakan metode survey dan teknik deskriptif analisis. Data mutu mengajar guru diperoleh melalui kuisioner yang terdiri dari 25 item pertanyaan, dari hasil perhitungan didapat rₓ ᵧ product moment sebesar 0,417 yang berkisar 0,40-0, 70. Hasil membandingkan nilai rh dengan rt maka Ha diterima dan Ho ditolak setelah diketahui df sebesar 43 (0,417>0,294). Koefesien determinasi sebesar 17,38 % menunjukan bahwa mutu mengajar guru sebagian kecil mempengaruhi prestasi belajar siswa, ini berarti 82, 62 % lagi dipengaruhi faktor lain seperti minat dan bakat siswa.37

3. Dalam Penelitiannya M. Taufiq Hidayat. Kemampuan guru dalam mengelola kelas dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs NU Astanajapura kabupaten cirebon. Skripsi.

Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati, Cirebon, 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas di MTs NU Astanajapura Kabupaten Cirebon termasuk kategori cukup baik yang berada pada rentang 55% - 74 % sebesar 55,00% dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS termasuk kategori baik sebesar 76,14. Analisis data menggunakan uji korelasi product moment menunjukan bahwa antara kemampuan guru dalam mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa diperoleh nilai sebesar 0,48. Artinya bahwa korelasi antara dua variabel

36

Nindya Ristyandini. Pengaruh gaya kepemimpinan guru dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung tahun ajaran 2011/2012. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2012.

37

(40)

tersebut termasuk kedalam kategori sedang/cukupan karena berada pada rentang nilai 0,40-0,70.38

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut. Pentingnya peranan guru dalam kelas, dalam membina siswa demi terciptanya proses belajar mengajar yang kita harapkan. Peranan guru dalam pengelolaan kelas adalah usaha untuk menciptakan kondisi belajar bidang studi IPS yang baik agar tujuan pengajaran tercapai secara optimal. Penegelolaan kelas harus ditangani serius karena akan erat kaitannya dengan keberhasilan mengajar

Penelitian ini ditulis untuk mengukur persepsi siswa terhadap keterampilan guru dalam mengelola kelas agar dapat mencapai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran IPS tersebut. Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, persitiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi di sini untuk mengukur sejauh mana siswa dapat melihat dan merasakan hasil yang diperoleh dari keterampilan guru dalam mengelola kelasnya. Hasil belajar adalah semua yang dicapai oleh peserta didik dalam hal kemampuannya baik perubahan perilaku, pemahaman dan pengetahuan yang bermanfaat setelah melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa diharapkan siswa akan dapat mencapai hasil belajar secara positif dan mudah dalam memahami pelajaran IPS sehingga hasil belajar siswa mencapai nilai yang optimal.

Berikut bagan kerangka berpikir dari penelitian ini tentang pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS kelas VIII di MTs Nuurul Bayan Kalapanunggal.

38

(41)
[image:41.595.105.526.150.597.2]

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Persepsi adalah pengalaman

tentang obyek, persitiwa, atau

hubungan-hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif

Hasil belajar adalah semua yang dicapai oleh peserta didik dalam hal kemampuannya baik perubahan perilaku, pemahaman dan pengetahuan yang bermanfaat setelah melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.

Diharapkan siswa akan dapat mempersepsikan

keterampilan guru dalm mengelola kelas agar

siswa dapat mencapai prestasi secara positif

dan mudah dalam memahami pelajaran IPS

sehingga hasil belajar siswa mencapai nilai

(42)

1. Tidak ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII MTs Nuurul Bayan Kalapanunggal.

(43)

29

Bayan Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi pada tahun pelajaran 2014–2015. Penelitian ini dilakukan pada bulan September-Oktober 2014. B. Metode Penelitian

Dilihat dari tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah hasil penelitian berupa angka-angka dari perhitungan statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.1 Dalam penelitian ini penerapannya adalah siswa kelas VIII yang diberikan kuesioner untuk mengetahui persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas. C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.2 Dengan dasar definisi tersebut, dapat penulis jelaskan bahwa penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu:

1. Variabel pertama berupa keterampilan guru dalam mengelola kelas, variabel ini menduduki posisi sebagai variabel independent (bebas), yaitu masukan yang memberi pengaruh terhadap hasil, yang diberi simbol dengan huruf X.

2. Variabel kedua berupa hasil belajar siswa, variabel ini menduduki posisi sebagai variabel dependen (terikat), yaitu hasil sebagai pengaruh variabel independent (bebas), yang diberi simbol Y.

1

Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010) h.261

2

(44)

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Dalam penelitian ini, penulis mengambil populasi siswa MTs Nuurul Bayan Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi kelas VIII yang terdiri dari 4 (empat) kelas, tahun pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 112 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.4 Adapun perhitungan sampel, peneliti menentukan berdasarkan tabel taraf kesalahan dengan tingkat 1%, 5%, dan 10% yang dikembangkan dari Isaac dan Michael. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut.

Keterangan:

dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%. P = Q = 0,5. d = 0,05. s = jumlah sampel

Sehingga sampel yang digunakan peneliti berjumlah 84 siswa diambil dari penyesuaian tabel taraf kesalahan 5%.

E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dari pembaca, penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul di atas, yakni:

1. Pengaruh

3

Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. (Penerbit Alfabet Bandung). h.117

4

(45)

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Jadi, bisa dikatakan bahwa pengaruh merupakan daya atau tenaga yang timbul dari sesuatu atau seseorang yang dapat memberikan perubahan terhadap hal-hal di sekelilingnya seperti watak, kepercayaan maupun perbuatan seseorang.

2. Persepsi siswa

Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan untuk menginterpretasikan stimulasi (rangsangan) yang diterima oleh sistem alat indra manusia. Siswa atau yang juga dikenal dengan istilah murid adalah anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis dalam rangka mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan formal, khususnya berupa sekolah.

Jadi yang dimaksud dengan persepsi siswa disini ialah bagaimana siswa atau murid memandang sesuatu yang telah diterima oleh sistem alat inderanya kemudian ia dapat memberikan kesan atau memaknai sesuatu yang telah di tangkap oleh alat indranya tersebut.

3. Keterampilan guru dalam mengelola kelas

Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Dapat dikatakan bahwa keterampilan merupakan kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing.

(46)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.5 Penulis melakukan wawancara terhadap guru IPS dan Kepala MTs Nuurul Bayan Kalapanunggal.Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk memperoleh data yang lebih mendalam dan untuk mengkomparasikan data yang diperoleh melalui angket.

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.6Kuesioner (angket) ini disebarkan kepada murid MTs Nuurul Bayan Kalapanunggal kelas VIII untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan guru dalam mengelola kelas yang dimiliki oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Angket dibuat dengan model likert yang mempunyai empat opsi jawaban yang berjumlah genap ini dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas.

Adapun yang dimaksud dengan persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas disini ialah pandangan siswa mengenai kemampuan atau kecakapan guru pada bidang studi IPS dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal dalam pembelajaran IPS.

Untuk mengukur persepsi siswa tentang keterampilan guru IPS dalam mengelola kelas, maka ditentukan indikator sebagai berikut:

5

Ibid h. 194

6

(47)

a. Menghentikan tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas.

b. Memberikan ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik.

c. Mampu mengembangkan hubungan baik dengan anak didik. d. Mampu mengatur kegiatan kelompok.7

[image:47.595.106.526.108.676.2]

Penyusunan angket keterampilan guru dalam mengelola kelas mengacu kepada aspek-aspek kemampuan profesional guru yang terdiri dari 10 item dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub variabel Butir Soal

Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Guru IPS dalam Mengelola Kelas

1. Menghentikan tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas

1, 2, 3

2. Memberikan ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik

4, 5

3. Mampu mengembangkan

hubungan baik dengan anak didik

6, 7

4. Mam

Gambar

Tabel 3.1   Kisi-kisi instrumen Penelitian .......................................................
Gambar 2.1   Bagan Kerangka Berpikir ....................................................................
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar di dalam kelas, antara lain persepsi siswa tentang keterampilan guru mengajar

Ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam mengelola program belajar mengajar dengan prestasi belajar siswa kelas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar siswa melalui motivasi belajar terhadap hasil

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara keterampilan guru mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Sei Kanan

Keterampilan guru mengelola kelas di SMK PGRI 8 Medan tergolong baik, agar menjadi lebih baik lagi, diharapkan kepada guru agar semakin meningkatkan kemampuan

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah motivasi belajar dan persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru memiliki hubungan yang positif dan signifikan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1) Ada pengaruh yang signifikan keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap prestasi belajar siswa kelas XI

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara keterampilan guru mengelola kelas terhadap efektivitas belajar siswa kelas