• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Penyakit Kronis di RSUP Haji Adam Malik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Penyakit Kronis di RSUP Haji Adam Malik"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Jadwal Penelitian No Aktivitas penelitian September Oktober Novembe

r

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul penelitian s

2 Menyusun Bab 1

3 Menyusun Bab 2

4 Menyusun Bab 3

5 Menyusun Bab 4

6 Menyusun Kuesioner

7 Meyerahkan proposal penelitian

8 Ujian sidang proposal

9 Revisi proposal penelitian

10 Uji Validitas & Reliabilitas

11 Pengumpulan data responden

12 Analisa data

13 Pengajuan sidang skripsi

14 Ujian sidang skripsi

Diketahui, Dosen pembimbing

Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D NIP : 197107201999031001

(3)

Lampiran 5Back Translation Kuisioner OPQOL-BRIEF

BACK TRANSLATION KUISIONER OLDER PEOPLE QUALITY OF LIFE (OPQOL)-Brief

No Original instrumen Older People Quality of Life (OPQOL)-Brief

Terjemahan instrumen Older People Quality of Life (OPQOL)-Brief

Back translationinstrumen Older People Quality of Life (OPQOL)-Brief P1 Thinking about both the good and

bad things that make up your quality of life, how would you rate the quality of your life as a whole?

Memikirkan hal baikdan buruk yang terkait dengan kualitas hidup

Ibu/Bapak, bagaimana Ibu/Bapakmenilaikualitas

hidupIbu/Bapak secara keseluruhan?

Think about the good and bad associated with quality of life of sir / madam, how sir / madam assess the quality of life of sir/ madam overall

P2 I enjoy my life overall Sayamenikmati hidupsaya secara keseluruhan

I enjoy my life as a whole

P3 I look forward to things Saya berharap saya bisa mengerjakan sesuatu

I wish I could do something

P4 I am healthy enough to get out and about

Saya cukup sehat untuk berjalan-jalan di lingkungan sekitar saya

I was well enough to walk around in the environment around me

P5 My family, friends or neighbours would help me if needed

Keluarga, teman, dan tetangga saya membantu saya jika saya

membutuhkan bantuan

Family, friends, and neighbors to help me if I need help

P6 I have social or leisure activities/hobbies that I enjoy doing

Saya memiliki kegiatan sosial atau rekreasi/hoby yang saya gemari

I have a social or leisure activities / hobbies that I enjoy doing

P7 I am healthy enough to have myindependence

Saya cukup sehat untuk melakukan apa yang saya bisa kerjakan

I am healthy enough to do what I can do

P8 I can please myself what I do Saya merasa senang dengan apa yang saya kerjakan

I am happy with what I'm doing

P9 I feel safe where I live Saya merasa aman dimana saya berada Saya merasa aman dimana saya berada

I feel safe where I am

(4)

the best of things sebagaimana mestinya dengan memberikan yang terbaik

provide the best

P12 I feel lucky compared to most people

Saya merasa beruntung dibandingkan dengan orang banyak

I feel lucky compared to many

P13 I have enough money to pay for household bills

Saya memiliki uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya yang saya butuhkan

(5)

Lampiran 3 Inform Consent

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini, bersedia menjadi responden dalam

penelitian yang berjudul “ Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup

Lansia yang Menderita Penyakit Kronis di RSUP Haji Adam Malik.”

Saya sudah membaca semua keterangan tentang tujuan, resiko, manfaat dan

hak-hak sebagai responden penelitian, dan saya mengerti bahwa penelitian ini tidak

akan membahayakan diri saya sendiri. Identitas dan jawaban yang akan saya

berikan terjamin kerahasiaannya dan hanya diperlukan sebagai bahan pada

penelitian ini.

Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani secara sadar dan tanpa

suatu paksaan.

Medan, Maret 2016

Responden

(6)

Lampiran 4 Izin Kuisioner Penelitian

IZIN KUISIONER PENELITIAN

daryanti saragih <[email protected]> Ke

[email protected] Nov 9 pada 1:29 PM

09 November 2015

Dear, Madam Bowling

I am an Undergraduate student from Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara,

Indonesia. At the moment, I’m doing a mini research regarding the correlation between quality of life and family support in elderly with chronic disease .

I would like your permission to use the quissionaire instrument in myresearch study namely OPQOL (Older People Quality of Life). I found that your instrument is suitable for my research purpose.

What I want to ask you, is that OK if I use your instrument into my mini research? Thank you for kind attention.

Regards,

Ita Daryanti Saragih

Klik kepada

(7)

'[email protected]' Nov 11 pada 6:46 PM

Dear Daryanti

Many thanks for getting in touch. Of course you can use it is available to download free from the ILCUK web page:

And the PDF link itself is:

Best wishes Ann (no permissions needed, just acknowledgement reference to source)

Kind regards,

Ann

daryanti saragih <[email protected]> Ke

Bowling A.

(8)

Lampiran 6 Kuisioner Data Demografi

Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah dengan teliti setiap item pertanyaan.

2. Pilih salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu yang paling sesuai dengan member tanda check list (√) pada pilihan yang dipilih.

3. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar.

A. DEMOGRAFI RESPONDEN

Inisial :……….

Umur :……….

Jenis Kelamin : 1.( ) Perempuan

2.( ) Laki-Laki

Tingkat Pendidikan : 1.( ) Tidak Sekolah

2.( ) SD

3.( ) SLTP/SMP

4.( ) SMA/SMK

5.( ) Perguruan Tinggi

Penghasilan perbulan :1. ( ) < Rp 2.037.000,00

2.( ) > Rp 2.037.000,00

Penyakit yang Diderita :………...

(9)

Lampiran 7 Kuisioner Dukungan Keluarga

INSTRUMEN DUKUNGAN KELUARGA

Isilah pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda check list (√) pada jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu.

No. Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah Dimensi Informasional

1 Keluarga menjelaskan kepadasaya tentang pentingnya menjaga kesehatan

2 Keluarga memberitahukan saya tentang kondisi penyakit saya

3 Keluarga menjelaskan supaya saya teratur minum obat

4 Keluarga menyarankan saya untuk tetap kontrol ke dokter

Dimensi Emosional/Penghargaan 5 Keluarga merawat saya dengan penuh

kasih sayang

6 Keluarga menenangkan saya ketika merasa cemas dengan kondisi penyakit saya

7 Keluarga memberikan semangat kepadasaya ketika saya sedih dan putus asa dengan kondisi penyakit yang saya derita

8 Keluarga menyediakan tempat yang aman dan nyaman ketika saya berada dirumah

Dimensi Penilaian

(10)

dengan segala keterbatasan yang saya alami

10 Keluarga memperhatikan kondisi penyakit saya

11 Keluarga memberi dorongan kepada saya untuk memeriksakan kesehatan saya ke dokter

12 Keluarga mendengarkan setiap keluhan yang saya rasakan

Dimensi Instrumental

13 Keluarga menemani saya untuk berobat atau memeriksakan kesehatan ke dokter

14 Keluarga memberikan makanan dan minuman sesuai dengan anjuran dokter

15 Keluaga meluangkan waktu ketika saya ingin bercerita tentang masalah kesehatan saya

(11)

Lampiran 8 Kuisioner Kualitas Hidup Lansia

INSTRUMEN KUALITAS HIDUP LANSIA (OPQOL-BRIEF)

Isilah pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda check list (√) pada jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu.

Pernyataan Sangat baik

Baik Sedang Buruk Sangat Buruk 1 Memikirkan hal baikdan

buruk yang terkait dengan kualitas hidup Ibu/Bapak, 2 Saya menikmati seluruh

hidup saya

3 Saya berharap saya bisa mengerjakan sesuatu

4 Saya cukup sehat untuk berjalan-jalan di lingkungan sekitar saya

5 Keluarga, teman, dan

(12)

6 Saya memiliki kegiatan sosial atau rekreasi/hoby yang saya gemari

7 Saya cukup sehat untuk melakukan apa yang saya bisa kerjakan

8 Saya merasa senang dengan apa yang saya kerjakan

9 Saya merasa aman dimana saya berada

10 Saya senang tinggal di rumah saya

11 Saya menerima hidup saya sebagaimana mestinya dengan memberikan yang terbaik

12 Saya merasa beruntung dibandingkan dengan kebanyakan orang

(13)

Lampiran 9 :Validitas dan Reliabilitas

VALIDITAS

Divalidkan oleh Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS (expert 1), Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS (expert 2), dan Ismayadi, S,Kep., Ns, M.Kes (expert 3). Perhitungan untuk validitas penelitian:

No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 total

expert1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

expert2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46

expert3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 42

expert 1 = 1 48 48

=

expert 2 = 0.95 48

46 =

expert 3 = 0.87 48

42 =

CVI =1 + 0.95 + 0.87 = 0.94

Reliability Statistics Dukungan Keluarga

Cronbach's Alpha N of Items

.887 16

Reliability Statistics Kualitas Hidup Lansia

Cronbach's Alpha N of Items

(14)

Lampiran 10 Data Kasar Demografi Lansia

responden Umur JK Pendidikan Penghasilan Penyakit

Lama

(15)

34 64 L SMA/SMK <2.037.000

tinggi >2.037.000 penyakit kardiovaskular 60 45 63 L SMA/SMK >2.037.000 penyakit kardiovaskular 36

(16)

65 61 p

perguruan

(17)

Lampiran 11 Hasil Data Demografi

umur

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 60-65 tahun 57 67.1 67.1 67.1

66-70 tahun 16 18.8 18.8 85.9

>70 tahun 12 14.1 14.1 100.0

Total 85 100.0 100.0

jeniskelamin

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid L 41 48.2 48.2 48.2

p 44 51.8 51.8 100.0

Total 85 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pergurua 14 16.5 16.5 16.5

(18)

SMA/SM

K 34 40.0 40.0 76.5

SMP/SLT

P 16 18.8 18.8 95.3

Tidak se 4 4.7 4.7 100.0

Total 85 100.0 100.0

penghasilan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <2.037.0 43 50.6 50.6 50.6

>2.037.0 42 49.4 49.4 100.0

Total 85 100.0 100.0

penyakit

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Penyakit Pernapasan 7 8.2 8.2 8.2

Penyakit

Kardiovaskular 22 25.9 25.9 34.1

Penyakit Pembuluh

Darah 6 7.1 7.1 41.2

Penyakit

Muskuloskeletal 2 2.4 2.4 43.5

(19)

Penyakit Urogenital 16 18.8 18.8 70.6

Penyakit

Metabolik/Endokrin 4 4.7 4.7 75.3

Penyakit Keganasan 21 24.7 24.7 100.0

Total 85 100.0 100.0

lamamenderita

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3-12 bulan 35 41.2 41.2 41.2

1-3 tahun 36 42.4 42.4 83.5

>3 tahun 14 16.5 16.5 100.0

(20)
(21)
(22)
(23)

Lampiran 13 Hasil Variabel Dukungan Keluarga

Statistics dukungan instrumental

p1 p2 p3 p4

N Valid 85 85 85 85

Missing 0 0 0 0

Mean 3.71 3.49 3.62 3.53

Minimum 2 2 2 2

Maximum 4 4 4 4

95 % CI (lower) 3.59 3.38 3.50 3.41 95% CI (upper) 3.82 3.61 3.74 3.65

Statistics dukungan penghargaan

p1 p2 p3 p4

N Valid 85 85 85 85

Missing 0 0 0 0

Mean 3.66 3.62 3.61 3.56

Minimum 2 2 3 2

Maximum 4 4 4 4

(24)

Statistics Dukungan Informasional

p1 p2 p3 p4

N Valid 85 85 85 85

Missing 0 0 0 0

Mean 3.68 3.39 3.54 3.45

Minimum 2 2 2 2

Maximum 4 4 4 4

95 % CI (lower) 3.56 3.27 3.41 3.33 95% CI (upper) 3.81 3.51 3.67 3.56

Statistics Dukungan Penilaian

p1 p2 p3 p4

N Valid 85 85 85 85

Missing 0 0 0 0

Mean 3.78 3.47 3.60 3.54

Minimum 2 2 2 2

Maximum 4 4 4 4

(25)
(26)
(27)

80 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 59

81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

82 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 64

83 4 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 4 59

84 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 62

(28)

Lampiran 15 Hasil Variabel Kualitas Hidup Lansia

Statistics Kualitas Hidup Lansia

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12

NValid 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 4.34 4.36 4.54 4.29 4.36 4.06 4.49 4.33 4.40 4.46 4.36 4.44

Minimum 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3

Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

95% CI

(lower) 4.17 4.22 4.42 4.14 4.23 3.88 4.34 4.18 4.27 4.33 4.23 4.31 95% CI

(29)

Lampiran 16 Data total Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup Lansia total

DK

total

(30)
(31)

64 65 16 16 16 16 60

62 64 15 16 16 15 77

56 59 15 13 12 16 69

59 62 16 15 13 15 69

(32)

Lampiran 17 Hasil Asumsi Dasar dan Korelasi dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

dukungankeluarga .209 85 .000 .873 85 .000

kualitashiduplansi

a .153 85 .000 .853 85 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Correlations

dukungankelu arga

kualitashidupl ansia

dukungankeluarga Pearson

Correlation 1 .716

**

Sig. (2-tailed) .000

N 85 85

kualitashiduplansi a

Pearson

Correlation .716

**

1

Sig. (2-tailed) .000

N 85 85

(33)

Lampiran 18 Hasil Korelasi

Correlations

dukungankelu arga

kualitashidupl ansia

dukungankeluarga Pearson

Correlation 1 .716

**

Sig. (2-tailed) .000

N 85 85

kualitashiduplansi a

Pearson

Correlation .716

**

1

Sig. (2-tailed) .000

N 85 85

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

TAKSASI DANA

1. Persiapan Proposal dan Perbaikan Proposal

- Kertas dan tinta print Rp 100.000

- Fotocopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 50.000

- Perbanyak proposal dan Penjilidan Rp 50.000

- Konsumsi saat sidang proposal Rp100.000

2. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

- Penggandaan Kuesioner Rp 50.000

-Transportasi Rp 50.000

- souvenir Rp 210.000

3. Persiapan Skripsi

- Kertas dan tinta print Rp 150.000

- Penggandaan skripsi dan penjilidan Rp 100.000

(39)

- Konsumsi saat sidang skripsi Rp 300.000

Jumlah Rp 1.170.000, 00

(40)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ita Daryanti Saragih

Tempat/tanggal Lahir : Simpang Haranggaol, 11 Mei 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Jamin Ginting, Simpang Selayang

Riwayat Pendidikan : 1. 2000 – 2006 : SD Negeri 094170 Purba Hinalang

2. 2006 – 2009 : SMP N 1 Silimakuta

3. 2009 – 2012 : SMA N 15 Medan

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta:Kedokteran EGC Amir. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Kejadian Depresi Pada

Pasien Gagal Jantung di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Hikmah Makassar. Skripsi. Diakses pada 22 April 2016

Astuti, V. W. (2010). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Posyandu Sejahtera GBI Setia Bakti. Journal STIKES RS. Baptis Kediri. Vol. 3, No.2

Azizah, Sofian, A., Suyanto. (2013). Gambaran Kulaitas Hidup Pasien Kanker Serviks yang Menjalani Radioterapi di RSUD Arifin Achmad Riau. JOM FK, No. 2, Vol. 1. Hal 2-3

Birren, E. J., Lubben, E. J., Rowe, J. C., & Deutchman, D. E. (1991). The Concept and Measurement of Quality of Life in the Frail Elderly. London:Academic Press

Bookman, A., & Kimbrel, D. (2011). Families and Elder Care in The Twenty-First Century. Vol 21, No 2

Bowling, A. (2013). MeasuringQuality of Life in Older Age. St.George’s:University of London

Busse, R., Blumel, M., Krensen, D. S., & Zentner, A. (2010). Tackling chronic disease in Europe: Strategis, interventions and challenges. Copenhagen, Denmark: WHO Regional Office for Europe

Chaves, C. B., Amaral, D. P., Nelas, P. A., Coutinho, E. C., & Dionisio, R. M. (2013). Assesment of Family Funtionality Among The Elderly with Chronic Illness. The European Journal of Counselling Psychology. Vol.2

Chin, Y. R., Lee, I. S., & Lee, H. Y. (2014). Effects of Hypertension, Diabetes, and/or Cardiovaskular Disease on Health Related Quality of Life in Elderly Korean Individuals: A Populations Based Cross-Sectional Survey. Asian Nursing Research,8, 267-273

Chung, M. C., Killingworth, A., & Nolan, P. (2012). A Critique of The Concept of Quality of Life. International Care Quality Assurance. 80-84. ISSN 0952-6862

Coffman. (2008). Effects of Tangible Social Support and Depression on Diabetes Self-Eficacy. Journal of Gerontological Nursing, 34(4),32-39

Dewi, S. R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:Deepublish Depkes. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.Jakarta:Pusat

(42)

Donegan, C. F. (2007). The Quality of Life of Older People with a Disability in Ireland. National Council on Ageing and Older People:U.K

Fadillah, Z. S. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi Penderita Kusta di Dua Wilayah Tertinggi Kusta di Kabupaten Jember. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2015

Fattah, S. A., Elmabsout, A. A, & Denna, I. (2014). Family Support, Malnutrition, and Barriers to Optimal Dietary Intake Among Elderly Diabetic Patients in Beghazi, Libya. Community Medicine Health Education, Vol 4, Issue 2. DOI 10.4172.2161-0711.1000270

Fitri, A. (2011). Interaksi Sosial dan Kualitas Hidup Lansia. Medan:USU Medan Friedman, M. M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan

praktik (Edisi 5). Jakarta:EGC

Goodman, A. R., Samuel, P. F., Parekh, A. K., & Koh, K. H. (2013). Defining and Measuring Chronic Condition: Imperatives for Research, Policy, Program, and Practice. Center for Disease Control dan Prevention, Vol 10. DOI 10.5888pcd10.120239

Hayomsari, F. (2010). Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Mekanisme Koping pada Lansia yang Dirawat di Rumah Sakit Umum Islam Kustanti Surakarta. Skripsi. Diakses pada tanggal 22 April 2016

Herlinah, L., Wiarsih, W., & Rekawati, E. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Lansia dalam Pengendalian Hipertensi. Journal Keperawatan Komunitas. Vol.1, No. 2, 108-115

Hudakova, A., & Hornakova, A. (2011). Mobility and Quality of Life in Elderly and Geriatric Patients. International Journal of nursing and Midwifery. Vol 3(7).pp. 81-85.ISSN: 2141-2499

Hung, F. H. (2015). Explore Home Care Needs and Satisfaction for Elderly People with Chronic Disease and Their Family Members. 173-179,doi: 10.1016/j.promfg.2015.07.123

Ikasi, A., Jumaini., & Hasanah, O. (2014). Hubungan Dukungan Keluarha terhadap Kesepian (loneliness) pada Lansia. JOM PSIK, Vol. 1, No.2

Kalda, R., Ratsep, A., & Lember, M. (2008). Predictors of Quality of Life of Patients with Type 2 Diabetes. Journal article,2,21-26

Khan, M. N., Mondal, M. N. I., Hoque, N., Islam, M. S., & Shahiduzzaman, M. (2014). A Study on Quality of Life of Elderly Population in Bangladesh.

American Journal of Health Research. 2(4): 152-157, ISSN: 2330-8796.

(43)

Lima, M. G., Barros, M. B. A., Cesar, C. L. G., Goldbaum, M., Carandina, L., & Ciconelli, R. M. (2009). Health Related Quality of Life Among The Elderly: A Population Based Study Using SF-36 Survey. Departamento de Medicina Prevantina e Social. 25(10):2159-2167

Lodico, M. G, et al. (2006). Methods in Educational Research.Jossey-Bass:US Lopez, A. D. et al. (2006). Global Burden of Disease and Risk Factors. New

York: Oxford University press and World Bank

Makhfudli, & Efendi, F. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika

Mardyaningsih, P. D. (2014). Kualitas Hidup pada Penderita Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUD Soedirman. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015

Maryam, R. S., Ekasari, M. F., Rosidawati, Jubaedi, A., & Batubara, I. (2008).

Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:Salemba Medika

Mollon, E. P. (2012). Anaqlysis Research Quality of Life. Edusen European Commission

Mubarak, et all. (2006). Ilmu Keperawtan Komunitas 2: Teori&Aplikasi dalam Praktik dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga. Jakarta:CV Sagung Seto

Ng, N., Hakimi, M., Byass, P., Wilopo, S., & Wall, S. (2010). Health and Quality of Life among Older Rural People in Purworejo District, Indonesia. Open Access Article. DOI: 10.3402/gha.v30.2125

Noorkasiani, & Tamber, S. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan

Asuhan Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika

Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik&Geriatrik.edisi 5. Jakarta:EGC Parker, K. (2015). Family support in Graying Societies. Pew Research Centre:US Pratiwi, E. Y. (2011). Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan

Menjalankan Program Terapi pada Pasien Terapi Rumatan Metadon di Puskesmas Bogor Timur Kota Bogor.Diakses pada tanggal 15 Oktober 2015 Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Fundamental of Nursing:Consepts, Process,

and Practice (4thedition). St Louis, MI: Elsevier Mosby.

Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing Research: Generating and Assesing Evidence for Nursing Practice (9thedition). Philadelphia: Lippincott

(44)

Robertson, S., & Beattie, P. (2005). Queensland Strategy for Chronic Disease (ISBN 1-921021-13-6). The State of Queensland:Queensland Health

Rokicka, E. 2014. The Concept of Quality of Life in The Context of Economic Perrformance and Global Progress. Switzerland:Springer

Saragih, I. S. (2015). Dukungan Keluarga dalam Pelaksanaan Pijat Oksitosin untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor.Diakses pada tanggal 30 November 2015

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Graha Ilmu

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2009 .Textbook of Medical-Surgical Nursing. Ed 12. Philadelphia: Lippincott

Somrongthong, R., Hongthong, D., Wongchalee, S., & wongtongkam, N. (2016). The Influence of Chronic Illness and Lifestyle Behaviours on Quality of Life Among Older Thai’s. BioMed Research International,7

pagesdoi.org/10.1155/2016/2525941

Supraba, N. P. (2015). Hubungan Aktivitas Sosial, Interaksi Sosial, dan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Usia Lanjut di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Utara Kota Denpasar. Tesis. Diakses pada tanggal 22 Desember 2015

Sutikno, E. (2011). Hubungan Fungsi Keluarga dan Kualitas Hidup lansia. Jurnal Kedokteran Indonesia, No.1, Vol. 2. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2015 Swiderska, M. (2014). The Importance of Family Support in Old Age.

Pedagogika Rodziny.Family Pedagogy.nr 4(1),ss, 15-22. DOI:

10.2478/fampe.2004-0002

Thumboo, J., Wu, L., & Leung, Y. Y. (2016). Domains of Quality of Life affecting Elderly Patients with Hand Ostheoarthritis: A Qualitative Study in the Asian Perspective. International journal Rheumatic disease

Tsitsis, N., & Lavdanity, M. (2015). Definitions and conceptual Model of Quality of Life in Cancer Patient.Health Science Journal. Vol 9. No. 26. ISSN 1791-809X

United Nation Economic Commission for Europe (UNECE). (2012). Acteve

Ageing Quality of Life in Old Age. Diambil dar

U.S. Department of Health and Human Service. (2015). Facts about Menopausal Hormone Therapy. National Institutes of Health, National Heart, Lung, and Blood Institute

(45)

Ward, B. W. (2013). Chronic Conditions Among Older Americans. Santa Monica:US

WHO. (2005). Preventing Chronic Disease a Vital Investment. Departemen of Chronic Disease and Health Promotion: WHO Global Report

WHO. (2014). Assessing Chronic Disease Management in European Health

Systems:Concept and Approaches. European Observatory on Health System

and Policies

Wong, D. L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.(edisi 6) Vol 1. Jakarta:EGC

Wu, F. et all. (2013). Prevalence of Multiple Chronic Condition among Older Chinese Adult: The Study on Global AGEing and Adult Heatlh (SAGE) Wave 1. Vol 8. Issues 9. Diambil dari www.Plusone.org

Yenni, & Herwana, E. (2006). Prevalensi Penyakit Kronis dan Kualitas Hidup pada Lanjut Usia di Jakarta Selatan.Ejournal Keperawatan (e-Kp) Vol. 25. No. 4

Yusuf, M. (2015). Gambaran Kualitas Hidup Lansia yang mengalami Penyakit Kronis di Puskesmas Dulawolo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. e-Journal. Diakses pada tanggal 21 April 2016

Zulfitri, R. (2011). Konsep Diri dan Gaya Hidup Lansia yang Mengalami Penyakit Kronis di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Khusnul Khotimah Pekanbaru. Journal Ners Indonesia. Vol 1, No 2

(46)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual bertujuan untuk mengidentifikasi dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang menderita penyakit kronis. Penyakit kronis

adalah suatu kondisi penyakit yang jangka waktunya lebih dari 3 bulan, membutuhkan pengobatan dan perawatan terus-menerus, berangsur-angsur

menurunkan kesehatan, serta mengubah kebiasaan hidup sehari-hari. Penyakit kronis yang berdampak dari segi fisik maupun psikologis pada lansia tentu sangat membutuhkan dukungan dari keluarga, baik secara moril maupun material.

Keluarga termasuk sasaran dalam asuhan keperawatan lansia dengan penyakit kronis, keterlibatan keluarga dalam perawatan lansia ini dapat menjadi sumber

dukungan dan motivasi dalam menghadapi penyakit yang diderita oleh lansia. Adapun kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Skema 3.1

27

(47)

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Kualitas Hidup Lansia 1. Keseluruhan Hidup 2. Kesehatan

3. Hubungan Sosial 4. Kemandirian

5. Di rumah dan Bertetangga 6. Psikologi dan Emosional 7. Keuangan

(Bowling, 2013) Dukungan Keluarga pada

Lansia dengan Penyakit Kronis 1.Dukungan Instrumental 2.Dukungan Informasional 3.Dukungan Penilaian 4.Dukungan Emosional

(48)

3.2 Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel dukungan keluarga sebagai variabel independen dan variabel kualitas hidup lansia sebagai variabel dependen.

No. Variabel Defenisi Operasional

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

(49)

rumah dan

(50)

dorongan untuk menghindari

pantangan makanan),

dan dukungan penghargaan ( merawat lansia dengan penuh kasih sayang,

menenangkan lansia ketika cemas dengan kondisi penyakitnya, memotivasi ketika lansia merasa sedih dan putus asa karena

penyakit yang diderita).

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.3 `Hipotesis Penelitian

Hipotesis Utama dalam penelitian ini adalah adanya hubungan dukungan

(51)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel (Polit & Beck, 2012),

Desain Korelasional dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang menderita

penyakit kronis di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh klien lansia yang menderita

penyakit kronis di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.2.2 Sampel

Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan metode tabel power analysis

yang memperkirakan jumlah sampel dengan derajat ketepatan α =0,05 dengan

analisa kekuatan (power) sebesar 0,8 dan Effect Size 0,30 sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 85 orang (Polit & Beck, 2012).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik probability

sampling dengan pendekatan simple random sampling yang memberikan

kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam populasi untuk

dijadikan sampel. Adapun sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah

(52)

lansia yang menderita penyakit kronis (diabetes, penyakit paru obstruktif

menahun, penyakit sistem urogenital, penyakit kardiovaskular, persendian, dan penyakit keganasan misalnya kanker stadium 1 dan 2) dan menderita penyakit >3 bulan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan, dapat

berkomunikasi verbal dengan baik, mendengar, menulis, membaca, dan besedia menjadi responden penelitian. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan

melihat rekam medik calon responden terlebih dahulu, kemudian peneliti memilih nomor rekam medik ganjil untuk dijadikan calon responden. Selanjutnya peneliti

menemui calon responden dan melakukan prosedur pengumpulan data responden.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada sampel yang berkunjungke Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan. Alasan peneliti

memilih RSUP Haji Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pendidikan, rumah sakit rujukan dimana terdapat cukup banyak klien lansia yang menderita penyakit kronis, sehingga

dapat memenuhi kriteria sampel yang diinginkan. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan oktober sampai juli 2016 dan pengumpulan data penelitian dilakukan

pada bulan maret sampai april 2016.

4.4 Pertimbangan EtikPenelitian

Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti memperkenalkan diri terlebih

(53)

kesediaan atau ketidaksediaan menjadi subjek penelitian dan memiliki hak untuk

membuat keputusan sendiri (Otonomy). Jika calon responden bersedia, maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (Informed consent) penelitian dan memberikan kuesioner untuk diisi. Jika dalam pengisian kuesioner

responden kurang mengerti, maka peneliti memberikan penjelasan. Setelah seluruh kuesioner telah selesai dijawab oleh responden, kemudian dikembalikan

kepada peneliti. Jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data

berlangsung.

Peneliti melindungi subjek dari semua kerugian (Nonmaleficence ) baik material, nama baik dan bebas dari tekanan fisik dan psikologis yang timbul

akibat penelitian ini. Untuk menjaga kerahasiaan (Confidentiality), peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi dengan memberi kode pada masing-masing lembar tersebut.kerahasiaan informasi

responden dijamin oleh peneliti dan hanya digunakan dalam penelitian ini (anonymity). Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga bersikap adil (Justice)

kepada setiap calon responden dan tidak membeda-bedakan calon responden.

4.5 Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuisioner, yang terdiri dari 3 kuesioner yaitu kuesioner karakteristik demografi responden, kuesioner

dukungan keluarga dan kuesioner kualitas hidup lansia.

(54)

Kuesioner karakteristik responden terdiri dari inisial, umur, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, status sosial ekonomi/penghasilan perbulan, penyakit yang diderita, dan lama menderita penyakit dan keluarga yang selama ini merawat.

b. Kuisioner dukungan keluarga

Kuesioner dukungan keluarga dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari 16

pertanyaan, yang mencakup dimensi emosional terdiri dari 3 item (5,6,7,8), dimensi penilaian (9,10,11,12), dimensi instrumental (13,14,15,16), dan dimensi

informasional (1,2,3,4). Penilaian kuesioner ini berdasarkan skala Likert. Kuesioner ini disajikan dalam bentuk pernyataan positif dengan empat pilihan alternatif jawaban yaitu selalu, sering, jarang, dantidak pernah. Bobot nilai yang

diberikan untuk setiap pernyataan adalah 1,2,3, dan 4 dengan jawaban selalu mendapat nilai 4, sering mendapat nilai 3, jarang mendapat nilai 2, dan jawaban

tidak pernah mendapat nilai 1. Total skor adalah 16-64. Semakin tinggi jumlah skor maka dukungan keluarga semakin tinggi.

c. Kuesioner kualitas hidup lansia

Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kuisioner dari Ann Bowling (2013, sudah mendapat izin dan terlampir), yaitu OPQOL - BRIEF (Older People

Quality Of Life-BRIEF) untuk mengukur kualitas hidup pada lansia.Kuisioner

OPQOL-BRIEF dilakukan back translation. Langkah pertama, peneliti memilih 3 expert, setelah instrumen diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia,

selanjutnya instrumen yang telah diterjemahkan tersebut diterjemahkan kembali ke bahasa aslinya, yaitu bahasa Inggris. Langkah selanjutnya, expert ke 3 menelaah apakah ada perubahan makna pada pernyataan instrumen yang telah

(55)

Kuisioner ini terdiri dari 13 pertanyaan dengan rentang jawaban

menggunakan skala likert. Kuisioner ini disajikan dalam bentuk 5 pilihan jawaban. Pada kualitas hidup terkait tingkat kualitas hidupmenurut persepsi responden digunakan penilaian sangat baik, baik, sedang, buruk, dan sangat

buruk. Nilai yang diberikan untuk setiap pernyataan yakni 5,4,3,2,1 dengan bobot nilai yang diberikan untuk setiap pernyataan yakni sangat baik 5, baik 4, sedang 3,

buruk 2, dan sangat buruk 1. Sedangkan untuk kepuasan hidup terdiri dari 5 pilihan pernyataan yakni sangat setuju, setuju, sedikit tidak setuju, tidak setuju, sangat setuju dengan bobot nilai 5,4,3,2,1. Pernyataan sangat setuju diberi skor 5,

setuju 4, sedikit tidak setuju 3, tidak setuju 2, dan sangat tidak setuju 1. Total Skor adalah 5-65. Semakin tinggi jumlah skor, kualitas hidup lansia semakin baik.

4.6 Validitas dan Reabilitas

4.6.1 Validitas

Uji validitas pada variabel kualitas hidup lansia tidak dilakukan karena menggunakan instrumen OPQOL-Brief yang digunakan oleh Ann Bowling pada

penelitiannya tentang which measure of quality of life perfoms best in older age?

a comparison of the OPQOL-Brief, CASP-19 and WHOQOL dengan skala 1 = not

relevant, 2 = somewhat relevant, 3 = quite relevant, 4 = highly relevant. Quisioner

OPQOL-Brief di uji oleh 6 orang expert dan telah dinyatakan valid. Sedangkan uji validitas pada variabel dukungan keluarga dilakukan oleh 3 dosen expert.

(56)

4.6.2 Reliabilitas

Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu peneliti akan

menggunakan uji reliabilitas pada instrumen penelitian. Reliabilitas adalah konsistensi atau ketepatan pengukuran yang dilakukan pada target yang

dihubungkan, reliabilitas juga mengenai keakuratan pada pengukuran (Polit & Beck, 2012). Peneliti menggunakan analisa Cronbach’s Alpha dengan menggunakan bantuan komputer untuk mengukur realibilitas instrumen dukungan

keluarga dan kualitas hidup lansia. Untuk instrumen yang baru akan reliabel jika memiliki reliabilitas > 0.70 (Polit & Beck, 2012). Uji reliabilitas dalam penelitian

ini akan dilakukan pada 30 responden di RSUP Haji Adam Malik Rindu A dan Rindu B. setelah dilakukan proses penghitungan dengan menggunakan bantuan komputer diperoleh hasil 0,88 untukInstrumen dukungan keluarga dan instrumen

OPQOL-brief 0,83. Instrumen dukungan keluarga dan instrumen kualitas hidup

lansia yang menderita penyakit kronis adalah reliabel.

4.7 Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu, pada tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU, kemudian permohonan izin yang telah

diperoleh dikirimkan ketempat penelitian yaitu di RSUP Haji Adam Malik Medan. Setelah mendapatkan izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data

(57)

Langkah selanjutnya, peneliti mengidentifikasi lansia di Poli Penyakit

Dalam RSUP Haji Adam Malik. Peneliti mendatangi setiap calon responden yang memenuhi kriteria. Untuk mencegah terjadinya pengambilan sampel yang berulang, peneliti membuat daftar responden yang telah menjadi responden.

Sebelum pengambilan data, peneliti mengklarifikasi terlebih dahulu pada calon responden apakah sudah pernah menjadi responden dalam penelitian ini

sebelumnya dan menyesuaikan keterangannya dengan daftar responden yang terdiri dari nomor, nama, umur, dan alamat. Jika calon responden belum pernah menjadi responden dan bersedia menjadi responden maka data responden dicatat

dalam daftar responden.

Langkah selanjutnya, peneliti menjelaskan kepada calon responden

tentang maksud, tujuan, dan prosedur penelitian. Bagi calon responden yang bersedia menjadi responden diminta untuk menandatangani informed consent atau responden dapat menyatakan persetujuan secara verbal. Responden yang tidak

mampu (n=79 orang) dibantu keluarga untuk mengisi kuesioner yang sesuai dengan jawaban responden dan mengembalikan kuisioner apabila telah selesai

mengisi kuisioner. Apabila telah didapatkan jumlah sampel sebanyak yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka pengumpulan data telah selesai dilakukan

dan selanjutnya dilakukan analisa data.

4.8 Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahap dimulai dengan memeriksa kelengkapan data dan

(58)

segera diperbaiki, kemudian data yang sesuai diberi kode untuk memudahkan

peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Kemudian memasukkan data kekomputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputerisasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan

bivariat.

4.8.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel penelitian. Analisis data numerik (kualitas hidup lansia,

dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi) digunakan nilai mean, minimal dan maksimal dengan 95% confident interval mean. Analisis untuk data

karakteristik responden yaitu jenis kelamin, pendidikan, dan sosial ekonomi dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi dan proporsi. Sedangkan untuk umur dan lama menderita penyakit kronis dianalisis menggunakan nilai

mean.Analisa data lebih lanjut , pada data numerik (kualitas hidup lansia dan dukungan keluarga)dilakukan uji asumsi dasar.Peneliti melakukan uji normalitas

untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka peneliti dapat menggunakan uji statistik berjenis parametrik. Peneliti menggunakan uji kolmogorov smirnov, data dikatakan

berdistribusi normal dengan α >0.05.

4.8.2 Analisis Bivariat

(59)

dengan variabel dependen yaitu kualitas hidup lansia dengan menggunakan

(60)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai

karakteristik responden, variabel dukungan keluarga, variabel kualitas hidup lansia, dan hubungan dukungan keluarga yang ditinjau dari empat dimensi dengan

kualitas hidup lansia yang menderita penyakit kronis di RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan maret 2016, dengan jumlah responden sebanyak 85 orang lansia yang menderita penyakit kronis yang diperoleh dari

poliklinik Penyakit Dalam RSUP Haji Adam malik.

5.1 HASIL PENELITIAN

5.1.1 Karakteristik Responden

Lansia yang mederita penyakit kronis sebagian besar adalah perempuan (n= 44 atau 51,8%) dan rata-rata umur lansia yang menderita penyakit kronis

60-65 tahun. Tingkat pendidikan lansia yang dominan adalah SMA/SMK (n= 34 atau 40%), dengan penghasilan perbulan lansia <Rp 2.037.000,00 sebanyak 43 orang

(50,6%) dan >Rp 2.037.000,00 sebanyak 42 orang (49,4%). Berdasarkan penyakit kronis yang diderita lansia, penyakit kardiovaskular adalah salah satu penyakit kronis yang paling banyak diderita oleh lansia yaitu sebanyak 25,9%, penyakit

kedua terbanyak adalah penyakit keganasan seperti tumor sebanyak 24,7%, dan penyakit kronis urogenital adalah penyakit kronis ketiga terbanyak yang diderita

lansia yaitu sebanyak 18,8%. Rata-rata lansia yang menderita penyakit kronis di RSUP Haji Adam Malik selama 1-3 tahun.

(61)

Tabel 1

Distribusi frekuensi dan persentase data karakteristik responden(n=85)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Umur Penyakit kronis yang diderita

Penyakit sistem pernapasan

Lama menderita penyakit kronis 3-12 bulan

5.1.2 Dukungan Keluarga

Rata-rata nilai dukungan keluarga responden adalah 3,58. Nilai dukungan keluarga terendah adalah 2,06 dan tertinggi 4. Berdasarkan nilai rata rata yang

(62)

sering mendapatkan dukungan dari keluarga. Nilai minimal sub variabel

dukungan keluarga adalah 2 dan maksimal 4. Demikian juga pada rata-rata sub variabel dukungan keluarga, yakni dukungan instrumental, penghargaan, informasional dan penilaian diperoleh nilai mean >3 yang berarti responden

sering mendapatkan dukungan dari keluarga. Berdasarkan hasil estimasi interval dan disesuaikan dengan skala instrumen, dapat disimpulkan bahwa lansia yang

menderita penyakit kronis yang berkunjung ke poliklinik Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik sering mendapat dukungan dari keluarga, baik dari dimensi

instrumental, penghargaan, informasional, dan penilaian.

Tabel 2

Mean, Min-Maks, dan 95% CI Dukungan keluarga (n=85)

Variabel Mean Min-Maks 95% CI

Dukungan Keluarga 3.58 2.06-4.00 3.46, 3.49

Instrumental 3.59 2.00-4.00 3.47, 3.71

Penghargaan 3.61 2.25-4.00 3.51, 3.73

Informasi 3.51 2.00-4.00 3.40, 3.64

Penilaian 3.60 2.00-4.00 3.48, 3.71

5.1.3 Kualitas Hidup Lansia

Rata-rata nilai kualitas hidup lansia adalah 4,32. Nilai kualitas hidup

(63)

adalah4.30. Berdasarkan nilai mean yang diperoleh dan disesuaikan dengan skala

instrumen kualitas hidup lansia pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa lansia memiliki kualitas hidup yang baik. Begitu juga dengan nilai estimasi interval yaitu 4.18-4.48 yang disesuaikan dengan skala instrumen kualitas hidup

lansia, dapat disimpulkan bahwa lansia yang menderita penyakit kronis yang berkunjung ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik memiliki

kualitas hidup yang baik. Adapun data variabel kualitas hidup lansia dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3

Mean, Min-Maks, dan 95% CI kualitas hidup lansia.di RSUP Haji Adam

MalikMedan (n=85)

Variabel Mean Min-Maks 95% CI

Kualitas hidup lansia 4.30 2.38, 5.00 4.18, 4.48

5.1.4 Asumsi Dasar dan Korelasi Dukungan Keluarga dengan Kualitas

Hidup Lansia

Dari hasil statistik didapatkan nilai normalitas variabel dukungan keluarga

dan variabel kualitas hidup lansia sebesar 0.153. Data dikatakan berdistribusi normal karena hasil statistic > 0.05, sehingga penelitian menggunakan statistic parametrik.

(64)

dependen dan variabel independen adalah kategori kuat (r=0,716). Hasil uji

statistik lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang bermakna dan signifikan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup responden (p

value = 0,000). Dari hasil analisi korelasi, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis penelitian terbukti yakni adanya hubungan dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi dengan kualitas hidup lansia yang menderita penyakit kronis

di RSUP Haji Adam Malik Medan. Tabel 4

Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansiadi RSUP Haji Adam Malik Medan (n=85)

Variabel Pearson correlation (r) P value Dukungan keluarga

0.716 0.000

Kualitas hidup lansia

5.2 PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini meliputi penjelasan dukungan keluarga ditinjau dari 4 dimensi, kualitas hidup lansia, hubungan dukungan keluarga dengan kualitas

hidup lansia yang menderita penyakit kronis di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan.

5.2.1 Dukungan Keluarga pada Lansia yang Menderita Penyakit

Kronis

Rata-rata nilai dukungan keluarga adalah 3,58, dengan nilai terendah 2,06

(65)

penyakit kronis sering mendapatkan dukungan dari keluarga. Sama halnya dengan

rata-rata nilai sub variabel dukungan. Lansia sering mendapatkan dukungan keluarga dari segi dukungan instrumental, penghargaan, informasional, dan penilaian. Nilai rata-rata dimensi penghargaan adalah nilai yang paling tinggi dari

empat dimensi dukungan keluarga. Hal ini berarti dimensi penghargaan adalah salah satu dukungan yang paling sering keluarga berikan kepada lansia yang

menderita penyakit kronis. Berbeda dengan penelitian Yusra (2011), menurut penelitian Yusra 4 dimensi dukungan keluarga yang paling sering diberikan pada pasien DM tipe 2 adalah dukungan emosional. Begitu juga dengan penelitian

Herlinah et al (2013), dukungan keluarga yang paling efektif diberikan pada lansia dalam pengendalian hipertensi adalah dukungan emosional. Berbeda dengan hasil

penelitian Pratiwi (2011), dukungan keluarga yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan menjalankan terapi pengobatan pada pasien adalah dukungan informasional. Hasil penelitian yang berbeda-beda menunjukkan bahwa empat

dimensi dukungan yang diberikan keluarga sama pentingnya diberikan terhadap lansia ataupun pasien yang menderita penyakit kronis.

Sub dukungan keluarga juga sejalan dengan penelitian Herlinah et al (2013) terkait perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi. Empat dimensi dukungan keluarga berpengaruh terhadap perilaku lansia dalam mengendalikan

hipertensi. Hal ini juga didukung oleh penelitian Swiderska (2014), lansia tidak hanya membutuhkan dukungan secara financial (dukungan instrumental), tetapi

(66)

untuk kualitas hidup lansia. Swiderska juga menyebutkan bahwa periode hidup

seseorang pada saat lansia menimbulkan ketakutan, kesepian, peyakit bahkan kematian.

Sejalan dengan penelitian Swiderska, penelitian Astuti (2010) juga

menyebutkan bahwa rasa kesepian, bahkan keterasingan merupakan awal penyebab terjadinya depresi pada lansia, apalagi lansia dengan penyakit kronis.

Tetapi dengan adanya dukungan dari keluarga dapat membuat lansia merasa aman, merasa ada yang menemani, ada yang mempedulikan keberadaan lansia khusunya pada lansia dengan penyakit kronis yang sedang pada tahap pengobatan.

Menurut penelitian Hung (2015) kebutuhan lansia dengan penyakit kronis adalah dipedulikan dan ditemani oleh anggota keluarga. Sebanyak 70% anggota

keluarga tidak mendapatkan informasi terkait dukungan keluarga pada lansia dengan kondisi kronis. Hung menyatakan bahwa lansia dengan kondisi kronis, dukungan dari anggota keluarga adalah hal yang paling mereka butuhkan dengan

persentase 40%, diikuti oleh dukungan dari teman sebanyak 27%. 5.2.2 Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Penyakit Kronis

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata nilai kualitas hidup lansia adalah 4.30. Berdasarkan nilai rata-rata yang disesuaikan dengan skala instrument maka lansia yang menderita penyakit kronis mempunyai kualitas hidup yang baik.

Konsep kualitas hidup meliputi kepuasan dan wellbeing, serta multidimensi termasuk kondisi kesehatan lansia (Lima et al, 2009). Sejalan dengan penelitian

(67)

(p =0,000), dari 45 total responden yang menderita berbagai macam penyakit

kronis, sebagian besar mempengaruhi kualitas hidup responden.

Sejalan dengan teori Donegan (2007) tentang kualitas hidup pada lansia dengan disability. Donegan menyatakan bahwa keterbatasan pada lansia yang

biasanya disebabkan oleh penyakit kronis seperti stroke, rheumatoid arthritis, dll berefek dari segi fisik, sosial, bahkan psikologis yang berimplikasi pada nyeri dan

fatigue. Teori tersebut sejalan dengan penelitian Thumboo (2016), tentang

penyakit hand osteoarthritis yang menimbulkan nyeri, kekakuan, dan disabilitas sehingga menurunkan kualitas hidup lansia yang menderita hand osteoarthritis.

5.2.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Penyakit Kronis

Analisis hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia, menunjukkan semakin sering dukungan keluarga diberikan semakin baik kualitas hidup lansia yang menderita penyakit kronis. Hubungan kedua variabel kuat

(r=0,716). Hasil uji stattistik lebih lanjut disimpulkan, adanya hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga beserta dimensinya dengan kualitas hidup

responden (p=0,000)

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herlinah et al (2013), dimensi instrumental, penghargaan, informasional, dan penilaian

mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi (pvalue=0,000). Begitu juga dengan hasil penelitian Yenni (2011), empat

(68)

rdukungan informasional= 0,602, rdukungan penilaian= 0,190). Pada penelitian

Yenni, sub variabel dukungan keluarga yang paling berhubungan dengan kejadian stroke pada lansia hipertensi adalah dukungan informasional. Sama halnya dengan hasil penelitian bahwa 4 dimensi dukungan keluarga yang paling berhubungan

dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan informasional.

Coffman (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa keluarga

merupakan sumber dukungan yang paling utama. Dukungan yang diberikan dilihat dari empat dimensi yaitu dimensi instrumental, penghargaan, infromasional, dan penilaian. Disampaikan juga bahwa dukungan dari keluarga

berkaitan erat dengan kepatuhan pasien dalam pengobatan, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidupnya. Menurut Fitri (2011) menurunnya derajat

kesehatan dan kemampuan fisik akan mengakibatkan lansia secara perlahan menarik hubungan dari masyarakat sekitar sehingga terjadi penurunan interaksi sosial. Penurunan interaksi sosial pada lansia menimbulkan perasaan loneliness

pada lansia yangs berakibat pada perubahan kualitas hidup lansia. Hal yang sama juga diutarakan Ikasi et al (2014) dalam hasil penelitiannya, bahwa kesepian pada

lansia dapat menurunkan kualitas hidup khususnya pada lansia. Sehingga dukungan dari keluarga berperan dalam menurunkan kesepian dan stress ataupun masalah psikologis pada lansia (pvalue=0,001).

Berdasarkan beberapa hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa adanya dukungan keluarga sangat membantu lansia yang menderita penyakit

(69)

loneliness dan stress. Rasa kesepian dan stress bahkan kejadian depresi pada

lansia menyebabkan penurunan kualitas hidup. Faktor dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia, baik dari segi kesehatan fisik, kondisi psikologis, hubungan sosial dan hubungan lansia dengan lingkungan sosialnya.

5.3 KETERBATASAN PENELITIAN

a. Pengambilan data yang dilakukan sebelum responden melakukan pemeriksaan

di Poliklinik Penyakit Dalam. Keterbatasan yang dialami adalah sebagian responden kurang konsentrasi menjawab kuisioner karena menunggu antrian atau dipanggil perawat dan merasa takut nomor antrian terlewatkan.

b. Sebagian besar lansia dibantu oleh keluarga yang menemani dalam pengisian kuisioner, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama lagi.

c. Kejujuran, daya ingat, dan pemahaman responden dalam pengisian kuisioner sangatlah penting terhadap dukungan keluarga yang diterima dan kualitas hidup yang dirasakan. Berdasarkan hal tersebut, konsentrasi dan penurunan

(70)

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang menderita

penyakit kronis di RSUP Haji Adam Malik adalah perempuan dengan usia rata-rata 65.26 tahun. Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan

SMA/SMK dengan penghasilan responden sebagian besar <Rp. 2.037.000,00. Penyakit kronis yang paling banyak diderita responden adalah penyakit kardiovaskular, dengan rata-rata menderita .penyakit kronis selama 24,66 bulan

atau >2 tahun. Lama menderita penyakit kronis berhubungan dengan penurunan pada kualitas hidup responden. Perubahan kualitas hidup responden berhubungan

dengan dukungan dari keluarga. Keluarga merupakan salah satu sumber pemberi dukungan pada lansia yang menderita penyakit kronis.

Dukungan keluarga yang ditinjau dari empat dimensi yang diberikan

keluarga kepada responden, mempunyai rata-rata >3, yang berarti bahwa lansia sering memperoleh dukungan dari keluarga. Sejalan dengan kualitas hidup lansia,

dengan nilai rata-rata >4, yang berarti bahwa responden memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil penelitian didapatkan bahwa adanya hubungan yang signifikan dan kuat antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang menderita

(71)

6.2 REKOMENDASI

6.1.1. Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan dan masukan bagi pendidikan keperawatan khususnya keperawatan keluarga sehingga

perlu diberikan penekanan materi tentang dukungan keluarga pada lansia khususnya yang menderita penyakit kronis sehingga lansia dapat memiliki

kualitas hidup yang baik.

6.1.2. Bagi pelayanan keperawatan

Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa lansia yang menderita penyakit

kronis sering mendapatkan dukungan dari keluarga. Walaupun demikian petugas kesehatan agar tetap melibatkan keluarga dalam perawatan lansia yang menderita

penyakit kronis. Petugas Kesehatan dapat memberikan pendkes pada keluarga tentang pentingnya peran keluarga terhadap kualitas hidup lansia.

6.1.3. Bagi penelitian keperawatan selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup

lansia. Untuk penelitian selanjutnya perlu diteliti kembali tentang fenomena ini karena fenomena ini belum banyak diteliti dengan menggunakan jumlah responden yang lebih banyak lagi untuk memperoleh variasi data serta perlu

diteliti apakah ada efektifitas keluarga terhadap kemampuan perawatan diri dan pengobatan yang dijalani lansia dengan penyakit kronis dan hubungannya dengan

kualitas hidup.

57

(72)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Kualitas Hidup

2.1.1 Definisi Kualitas Hidup

Chung, Killingworth, dan Nolan (2012) menyatakan bahwa kualitas hidup adalah keadaan bagaimana individu merespon secara fisik dan emosinal serta

seberapa baik individu memfungsikan secara psikologis, sosial, pekerjaan dan fisik. Tsitsis dan Lavdanity (2015) menjelaskan bahwa kualitas hidup

berhubungan dengan perhatian pada emosi sosial dan kesejahteraan fisik yang digambarkan sebagai pengaruh dari kesehatan individu sehari-hari. Kualitas hidup merupakan bentuk pilihan individu dan pengalaman di lingkungan sekitar, yang

secara subjektif bergantung pada beberapa faktor seperti kesehatan, pendapatan, status pekerjaan dan keadaan keluarga (Rokicka, 2014).

Kinghron (2006) dalam Mardiyaningsih (2014) mengatakan bahwa kualitas hidup memiliki dua komponen dasar yaitu subjektifitas dan multidimensi, subjektifitas mengandung arti bahwa kualitas hidup hanya dapat ditentukan dari

salah satu sudut pandang klien itu sendiri dan ini hanya dapat diketahui dengan bertanya langsung pada klien dan multidimensi yang bermakna kualitas hidup

dipandang dari seluruh aspek kehidupan seseorang secara holistik meliputi aspek biologi, fisik, psikologis, sosial dan lingkungan.

(73)

sistem nilai dimana mereka hidup dan berhubungan dengan tujuan, pandangan,

standar dan perhatian mereka. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup sebagai kepuasan hidup seseorang bersifat subjektif dengan multidimensi yang dipandang secara holistik yakni meliputi aspek biologi, fisik,

psikologis, sosial dan lingkungan.

2.1.2 Domain Kualitas Hidup

Model konsep kualitas hidup dari WHOQol-Brief menurut skevington

(2004) dalam Mardiyaningsih (2014) terdiri atas 4 domain, yaitu a. Dimensi kesehatan fisik yang terdiri dari rasa nyeri, energy dan istirahat, tidur, mobilitas, aktivitas, pengobatan dan pekerjaan, b. Dimensi psikologis yang terdiri dari

perasaan positif dan negative, cara berfikir, harga diri, body image, dan spiritual, c. Dimensi hubungan sosial terdiri dari hubungan individu, dukungan social, d.

Dimensi lingkungan meliputi sumber keuangan, informasi dan keterampilan, rekreasi dan bersantai, lingkungan rumah, akses ke perawatan kesehatan dan

sosial, keamanan fisik, lingkungan fisik dan transportasi.

Bowling (2013) membagi kualitas hidup dalam 7 dimensi kualitas hidup yang terdiri dari keseluruhan hidup (kepuasan hidup), kesehatan (kesanggupan

melakukan aktifitas), hubungan sosial (hubungan lansia terhadap keluarga, teman, dan aktifitas sosial yang diikuti), kemandirian (melakukan suatu hal tanpa bantuan orang lain), di rumah dan bertetangga (perasaan nyaman dan tenang di rumah dan

(74)

2.1.3 Pengukuran kualitas hidup

Pengukuran kualitas hidup menggunakan skala pengukuran OPQOL-Brief (Older People Quality of Life-Brief) untuk mengukur kualitas hidup lansia yang

dibuat oleh Ann Bowling (2013). Instrumen OPQOL-Brief ini telah digunakan di Italia yaitu pada penelitian Bilotta, et al., (2011). Penelitian ini dilakukan pada

210 responden untuk melihat hubungan antara dua health outcomes. Nilai validitas penelitian ini adalah 0.01 dan nilai reliabilitas dengan cronbach alpha of internal consistency 0.90.

Kuisioner OPQOL-Brief terdiri dari 13 pertanyaan yang mencakup kepuasan dan live overall. Jawaban dari pertanyaan kepuasan berdasarkan skala

Likert yaitu sangat baik = 5, baik = 4, sedang = 3, buruk = 2, dan sangat buruk = 1. Sedangkan untuk live overall yaitu sangat setuju = 5, setuju = 4, sedikit tidak setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Nilai tertinggi untuk kualitas

hidup adalah 65 dan terendah 13, semakin tinggi nilai kuisioner, semakin baik kualitas hidup lansia.

2.2 Konsep Dukungan Keluarga

2.2.1 Definisi Keluarga

Kelurga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari

(75)

lainnya. Mubarak, et al., (2006) mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem

yakni terdiri dari ayah, ibu dan anak atau semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut dimana anggota keluarga tersebut saling berinteraksi untuk

mencapai tujuan bersama.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang defenisi keluarga maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang memiliki hubungan

erat, saling memberi perhatian dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.

2.2.3 Fungsi Keluarga

Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman (1999) dalam Ali (2010) adalah sebagai berikut: (a) Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama

untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. (b) Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah. (c) Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga

kelangsungan keluarga. (d) Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga. (e) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar

(76)

Fungsi keluarga menurut UU No. 10 tahun 1992 PP No. 21 tahun 1994

dalam Ali (2010) adalah sebagai berikut:

1) Fungsi keagamaan: (a) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga. (b) Menerjemahkan agama dalam

tingkah laku hidup sehari-hari kepada seluruh anggota keluarga. (c) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengamalan

dalam ajaran agama. (d) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang kurang diperolehnya disekolah atau masyarakat. (e) Membina rasa, sikap dan praktik kehidupan keluarga

beragama sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

2) Fungsi budaya: (a) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk

meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan. (b) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai. (c) Membina

tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia. (d) Membina

tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berperilaku yang baik sesuai dengan norma Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi. (e) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya

masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

(77)

optimal dan terus menerus. (b) Membina tingkah laku saling menyayangi

baik antar anggota keluarga secara kuantitatif atau kualitatif. (c) Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan rohani dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang. (d) Membina rasa, sikap,dan praktik

hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

4) Fungsi perlindungan: (a) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga. (b) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai

bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar. (c) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga

kecil bahagia dan sejahtera.

5) Fungsi reproduksi: (a) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi

keluarga disekitarnya. (b) Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik, maupun mental. (c)

Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara 2 anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga. (d) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai

modal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

6) Fungsi sosialisasi: (a) Menyadari, merencanakan dan menciptakan

(78)

keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai

konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik lingkungan sekolah maupun masyarakat. (c) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik

dan mental), yang kurang diberikan lingkungan sekolah maupun masyarakat. (d) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga

sehingga tidak saja dapat bermanfaat perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil dan sejahtera.

7) Fungsi ekonomi: (a) Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun

didalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga. (b) Mengelola ekonomi keluarga

sehingga terjadi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga. (c) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan serasi,

selaras, dan seimbang. (d) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

8) Fungsi pelestarian lingkungan: (a) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan keluarga. (b) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan keluarga. (c) Membina kesadaran, sikap dan praktik

pelestrian lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat sekitarnya. (d) Membina

(79)

2.2.3 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Friedman (2010) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang

harus dilakukan, yaitu:

1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan

tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa

besar perubahannya.

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat

sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa keluarga yang mampu untuk memutuskan penentuan tindakan keluarga maka segera

melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi hingga teratasi.

3) Memberikan perawatan pada anggotanya yang sakit. Hal ini dapat dilakukan

dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pemberian pertolongan pertama atau pelayanan kesehatan agar masalah yang

lebih parah tidak terjadi.

4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

Gambar

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 4

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran Spiritual Lansia yang Menderita Penyakit Kronis Spiritual merupakan komponen penting bagi orang yang menderita penyakit kronis, spiritual terdiri dari dua

Hasil penelitian: Hasil pengujian statistic chi square antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia domain 1 (fisik) diperoleh hasil sebesar 0,026, dengan domain

Dukungan Penilaian Dukungan yang diberikan oleh pihak keluarga kepada lansia dengan penyakit kronis sehingga lansia merasa nyaman, diperhatikan dan dihargai, berupa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Spiritual lanjut usia yang menderita penyakit kronis di UPT Pelayanan Sosial Lansia Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia dengan kualitas hidup kurang (62,4%), fungsi keluarga kurang (72%), dukungan sosial keluarga rendah (54,4%) dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Spiritual lanjut usia yang menderita penyakit kronis di UPT Pelayanan Sosial Lansia Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan.

Hasil analisis bivariat dukungan dimensi emosional menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara dukungan dimensi emosional dengan kualitas hidup

Bagi orang tua hendaknya menyadari bahwa pentingnya memberikan dukungan keluarga untuk memperbaiki kualitas hidup anak sehingga fungsi-fungsi dari kualitas hidup anak