Jadwal Penelitian No Aktivitas penelitian September Oktober Novembe
r
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul penelitian s
2 Menyusun Bab 1
3 Menyusun Bab 2
4 Menyusun Bab 3
5 Menyusun Bab 4
6 Menyusun Kuesioner
7 Meyerahkan proposal penelitian
8 Ujian sidang proposal
9 Revisi proposal penelitian
10 Uji Validitas & Reliabilitas
11 Pengumpulan data responden
12 Analisa data
13 Pengajuan sidang skripsi
14 Ujian sidang skripsi
Diketahui, Dosen pembimbing
Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D NIP : 197107201999031001
Lampiran 5Back Translation Kuisioner OPQOL-BRIEF
BACK TRANSLATION KUISIONER OLDER PEOPLE QUALITY OF LIFE (OPQOL)-Brief
No Original instrumen Older People Quality of Life (OPQOL)-Brief
Terjemahan instrumen Older People Quality of Life (OPQOL)-Brief
Back translationinstrumen Older People Quality of Life (OPQOL)-Brief P1 Thinking about both the good and
bad things that make up your quality of life, how would you rate the quality of your life as a whole?
Memikirkan hal baikdan buruk yang terkait dengan kualitas hidup
Ibu/Bapak, bagaimana Ibu/Bapakmenilaikualitas
hidupIbu/Bapak secara keseluruhan?
Think about the good and bad associated with quality of life of sir / madam, how sir / madam assess the quality of life of sir/ madam overall
P2 I enjoy my life overall Sayamenikmati hidupsaya secara keseluruhan
I enjoy my life as a whole
P3 I look forward to things Saya berharap saya bisa mengerjakan sesuatu
I wish I could do something
P4 I am healthy enough to get out and about
Saya cukup sehat untuk berjalan-jalan di lingkungan sekitar saya
I was well enough to walk around in the environment around me
P5 My family, friends or neighbours would help me if needed
Keluarga, teman, dan tetangga saya membantu saya jika saya
membutuhkan bantuan
Family, friends, and neighbors to help me if I need help
P6 I have social or leisure activities/hobbies that I enjoy doing
Saya memiliki kegiatan sosial atau rekreasi/hoby yang saya gemari
I have a social or leisure activities / hobbies that I enjoy doing
P7 I am healthy enough to have myindependence
Saya cukup sehat untuk melakukan apa yang saya bisa kerjakan
I am healthy enough to do what I can do
P8 I can please myself what I do Saya merasa senang dengan apa yang saya kerjakan
I am happy with what I'm doing
P9 I feel safe where I live Saya merasa aman dimana saya berada Saya merasa aman dimana saya berada
I feel safe where I am
the best of things sebagaimana mestinya dengan memberikan yang terbaik
provide the best
P12 I feel lucky compared to most people
Saya merasa beruntung dibandingkan dengan orang banyak
I feel lucky compared to many
P13 I have enough money to pay for household bills
Saya memiliki uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya yang saya butuhkan
Lampiran 3 Inform Consent
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini, bersedia menjadi responden dalam
penelitian yang berjudul “ Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup
Lansia yang Menderita Penyakit Kronis di RSUP Haji Adam Malik.”
Saya sudah membaca semua keterangan tentang tujuan, resiko, manfaat dan
hak-hak sebagai responden penelitian, dan saya mengerti bahwa penelitian ini tidak
akan membahayakan diri saya sendiri. Identitas dan jawaban yang akan saya
berikan terjamin kerahasiaannya dan hanya diperlukan sebagai bahan pada
penelitian ini.
Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani secara sadar dan tanpa
suatu paksaan.
Medan, Maret 2016
Responden
Lampiran 4 Izin Kuisioner Penelitian
IZIN KUISIONER PENELITIAN
daryanti saragih <[email protected]> Ke
[email protected] Nov 9 pada 1:29 PM
09 November 2015
Dear, Madam Bowling
I am an Undergraduate student from Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara,
Indonesia. At the moment, I’m doing a mini research regarding the correlation between quality of life and family support in elderly with chronic disease .
I would like your permission to use the quissionaire instrument in myresearch study namely OPQOL (Older People Quality of Life). I found that your instrument is suitable for my research purpose.
What I want to ask you, is that OK if I use your instrument into my mini research? Thank you for kind attention.
Regards,
Ita Daryanti Saragih
Klik kepada
'[email protected]' Nov 11 pada 6:46 PM
Dear Daryanti
Many thanks for getting in touch. Of course you can use it is available to download free from the ILCUK web page:
And the PDF link itself is:
Best wishes Ann (no permissions needed, just acknowledgement reference to source)
Kind regards,
Ann
daryanti saragih <[email protected]> Ke
Bowling A.
Lampiran 6 Kuisioner Data Demografi
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah dengan teliti setiap item pertanyaan.
2. Pilih salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu yang paling sesuai dengan member tanda check list (√) pada pilihan yang dipilih.
3. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar.
A. DEMOGRAFI RESPONDEN
Inisial :……….
Umur :……….
Jenis Kelamin : 1.( ) Perempuan
2.( ) Laki-Laki
Tingkat Pendidikan : 1.( ) Tidak Sekolah
2.( ) SD
3.( ) SLTP/SMP
4.( ) SMA/SMK
5.( ) Perguruan Tinggi
Penghasilan perbulan :1. ( ) < Rp 2.037.000,00
2.( ) > Rp 2.037.000,00
Penyakit yang Diderita :………...
Lampiran 7 Kuisioner Dukungan Keluarga
INSTRUMEN DUKUNGAN KELUARGA
Isilah pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda check list (√) pada jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu.
No. Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah Dimensi Informasional
1 Keluarga menjelaskan kepadasaya tentang pentingnya menjaga kesehatan
2 Keluarga memberitahukan saya tentang kondisi penyakit saya
3 Keluarga menjelaskan supaya saya teratur minum obat
4 Keluarga menyarankan saya untuk tetap kontrol ke dokter
Dimensi Emosional/Penghargaan 5 Keluarga merawat saya dengan penuh
kasih sayang
6 Keluarga menenangkan saya ketika merasa cemas dengan kondisi penyakit saya
7 Keluarga memberikan semangat kepadasaya ketika saya sedih dan putus asa dengan kondisi penyakit yang saya derita
8 Keluarga menyediakan tempat yang aman dan nyaman ketika saya berada dirumah
Dimensi Penilaian
dengan segala keterbatasan yang saya alami
10 Keluarga memperhatikan kondisi penyakit saya
11 Keluarga memberi dorongan kepada saya untuk memeriksakan kesehatan saya ke dokter
12 Keluarga mendengarkan setiap keluhan yang saya rasakan
Dimensi Instrumental
13 Keluarga menemani saya untuk berobat atau memeriksakan kesehatan ke dokter
14 Keluarga memberikan makanan dan minuman sesuai dengan anjuran dokter
15 Keluaga meluangkan waktu ketika saya ingin bercerita tentang masalah kesehatan saya
Lampiran 8 Kuisioner Kualitas Hidup Lansia
INSTRUMEN KUALITAS HIDUP LANSIA (OPQOL-BRIEF)
Isilah pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda check list (√) pada jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu.
Pernyataan Sangat baik
Baik Sedang Buruk Sangat Buruk 1 Memikirkan hal baikdan
buruk yang terkait dengan kualitas hidup Ibu/Bapak, 2 Saya menikmati seluruh
hidup saya
3 Saya berharap saya bisa mengerjakan sesuatu
4 Saya cukup sehat untuk berjalan-jalan di lingkungan sekitar saya
5 Keluarga, teman, dan
6 Saya memiliki kegiatan sosial atau rekreasi/hoby yang saya gemari
7 Saya cukup sehat untuk melakukan apa yang saya bisa kerjakan
8 Saya merasa senang dengan apa yang saya kerjakan
9 Saya merasa aman dimana saya berada
10 Saya senang tinggal di rumah saya
11 Saya menerima hidup saya sebagaimana mestinya dengan memberikan yang terbaik
12 Saya merasa beruntung dibandingkan dengan kebanyakan orang
Lampiran 9 :Validitas dan Reliabilitas
VALIDITAS
Divalidkan oleh Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS (expert 1), Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS (expert 2), dan Ismayadi, S,Kep., Ns, M.Kes (expert 3). Perhitungan untuk validitas penelitian:
No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 total
expert1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
expert2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46
expert3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 42
expert 1 = 1 48 48
=
expert 2 = 0.95 48
46 =
expert 3 = 0.87 48
42 =
CVI =1 + 0.95 + 0.87 = 0.94
Reliability Statistics Dukungan Keluarga
Cronbach's Alpha N of Items
.887 16
Reliability Statistics Kualitas Hidup Lansia
Cronbach's Alpha N of Items
Lampiran 10 Data Kasar Demografi Lansia
responden Umur JK Pendidikan Penghasilan Penyakit
Lama
34 64 L SMA/SMK <2.037.000
tinggi >2.037.000 penyakit kardiovaskular 60 45 63 L SMA/SMK >2.037.000 penyakit kardiovaskular 36
65 61 p
perguruan
Lampiran 11 Hasil Data Demografi
umur
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 60-65 tahun 57 67.1 67.1 67.1
66-70 tahun 16 18.8 18.8 85.9
>70 tahun 12 14.1 14.1 100.0
Total 85 100.0 100.0
jeniskelamin
Frequency Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid L 41 48.2 48.2 48.2
p 44 51.8 51.8 100.0
Total 85 100.0 100.0
pendidikan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid pergurua 14 16.5 16.5 16.5
SMA/SM
K 34 40.0 40.0 76.5
SMP/SLT
P 16 18.8 18.8 95.3
Tidak se 4 4.7 4.7 100.0
Total 85 100.0 100.0
penghasilan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <2.037.0 43 50.6 50.6 50.6
>2.037.0 42 49.4 49.4 100.0
Total 85 100.0 100.0
penyakit
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Penyakit Pernapasan 7 8.2 8.2 8.2
Penyakit
Kardiovaskular 22 25.9 25.9 34.1
Penyakit Pembuluh
Darah 6 7.1 7.1 41.2
Penyakit
Muskuloskeletal 2 2.4 2.4 43.5
Penyakit Urogenital 16 18.8 18.8 70.6
Penyakit
Metabolik/Endokrin 4 4.7 4.7 75.3
Penyakit Keganasan 21 24.7 24.7 100.0
Total 85 100.0 100.0
lamamenderita
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3-12 bulan 35 41.2 41.2 41.2
1-3 tahun 36 42.4 42.4 83.5
>3 tahun 14 16.5 16.5 100.0
Lampiran 13 Hasil Variabel Dukungan Keluarga
Statistics dukungan instrumental
p1 p2 p3 p4
N Valid 85 85 85 85
Missing 0 0 0 0
Mean 3.71 3.49 3.62 3.53
Minimum 2 2 2 2
Maximum 4 4 4 4
95 % CI (lower) 3.59 3.38 3.50 3.41 95% CI (upper) 3.82 3.61 3.74 3.65
Statistics dukungan penghargaan
p1 p2 p3 p4
N Valid 85 85 85 85
Missing 0 0 0 0
Mean 3.66 3.62 3.61 3.56
Minimum 2 2 3 2
Maximum 4 4 4 4
Statistics Dukungan Informasional
p1 p2 p3 p4
N Valid 85 85 85 85
Missing 0 0 0 0
Mean 3.68 3.39 3.54 3.45
Minimum 2 2 2 2
Maximum 4 4 4 4
95 % CI (lower) 3.56 3.27 3.41 3.33 95% CI (upper) 3.81 3.51 3.67 3.56
Statistics Dukungan Penilaian
p1 p2 p3 p4
N Valid 85 85 85 85
Missing 0 0 0 0
Mean 3.78 3.47 3.60 3.54
Minimum 2 2 2 2
Maximum 4 4 4 4
80 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 59
81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
82 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 64
83 4 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 4 59
84 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 62
Lampiran 15 Hasil Variabel Kualitas Hidup Lansia
Statistics Kualitas Hidup Lansia
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12
NValid 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.34 4.36 4.54 4.29 4.36 4.06 4.49 4.33 4.40 4.46 4.36 4.44
Minimum 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
95% CI
(lower) 4.17 4.22 4.42 4.14 4.23 3.88 4.34 4.18 4.27 4.33 4.23 4.31 95% CI
Lampiran 16 Data total Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup Lansia total
DK
total
64 65 16 16 16 16 60
62 64 15 16 16 15 77
56 59 15 13 12 16 69
59 62 16 15 13 15 69
Lampiran 17 Hasil Asumsi Dasar dan Korelasi dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
dukungankeluarga .209 85 .000 .873 85 .000
kualitashiduplansi
a .153 85 .000 .853 85 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
dukungankelu arga
kualitashidupl ansia
dukungankeluarga Pearson
Correlation 1 .716
**
Sig. (2-tailed) .000
N 85 85
kualitashiduplansi a
Pearson
Correlation .716
**
1
Sig. (2-tailed) .000
N 85 85
Lampiran 18 Hasil Korelasi
Correlations
dukungankelu arga
kualitashidupl ansia
dukungankeluarga Pearson
Correlation 1 .716
**
Sig. (2-tailed) .000
N 85 85
kualitashiduplansi a
Pearson
Correlation .716
**
1
Sig. (2-tailed) .000
N 85 85
TAKSASI DANA
1. Persiapan Proposal dan Perbaikan Proposal
- Kertas dan tinta print Rp 100.000
- Fotocopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 50.000
- Perbanyak proposal dan Penjilidan Rp 50.000
- Konsumsi saat sidang proposal Rp100.000
2. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
- Penggandaan Kuesioner Rp 50.000
-Transportasi Rp 50.000
- souvenir Rp 210.000
3. Persiapan Skripsi
- Kertas dan tinta print Rp 150.000
- Penggandaan skripsi dan penjilidan Rp 100.000
- Konsumsi saat sidang skripsi Rp 300.000
Jumlah Rp 1.170.000, 00
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ita Daryanti Saragih
Tempat/tanggal Lahir : Simpang Haranggaol, 11 Mei 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Jamin Ginting, Simpang Selayang
Riwayat Pendidikan : 1. 2000 – 2006 : SD Negeri 094170 Purba Hinalang
2. 2006 – 2009 : SMP N 1 Silimakuta
3. 2009 – 2012 : SMA N 15 Medan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, H. Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta:Kedokteran EGC Amir. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Kejadian Depresi Pada
Pasien Gagal Jantung di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Hikmah Makassar. Skripsi. Diakses pada 22 April 2016
Astuti, V. W. (2010). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Posyandu Sejahtera GBI Setia Bakti. Journal STIKES RS. Baptis Kediri. Vol. 3, No.2
Azizah, Sofian, A., Suyanto. (2013). Gambaran Kulaitas Hidup Pasien Kanker Serviks yang Menjalani Radioterapi di RSUD Arifin Achmad Riau. JOM FK, No. 2, Vol. 1. Hal 2-3
Birren, E. J., Lubben, E. J., Rowe, J. C., & Deutchman, D. E. (1991). The Concept and Measurement of Quality of Life in the Frail Elderly. London:Academic Press
Bookman, A., & Kimbrel, D. (2011). Families and Elder Care in The Twenty-First Century. Vol 21, No 2
Bowling, A. (2013). MeasuringQuality of Life in Older Age. St.George’s:University of London
Busse, R., Blumel, M., Krensen, D. S., & Zentner, A. (2010). Tackling chronic disease in Europe: Strategis, interventions and challenges. Copenhagen, Denmark: WHO Regional Office for Europe
Chaves, C. B., Amaral, D. P., Nelas, P. A., Coutinho, E. C., & Dionisio, R. M. (2013). Assesment of Family Funtionality Among The Elderly with Chronic Illness. The European Journal of Counselling Psychology. Vol.2
Chin, Y. R., Lee, I. S., & Lee, H. Y. (2014). Effects of Hypertension, Diabetes, and/or Cardiovaskular Disease on Health Related Quality of Life in Elderly Korean Individuals: A Populations Based Cross-Sectional Survey. Asian Nursing Research,8, 267-273
Chung, M. C., Killingworth, A., & Nolan, P. (2012). A Critique of The Concept of Quality of Life. International Care Quality Assurance. 80-84. ISSN 0952-6862
Coffman. (2008). Effects of Tangible Social Support and Depression on Diabetes Self-Eficacy. Journal of Gerontological Nursing, 34(4),32-39
Dewi, S. R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:Deepublish Depkes. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.Jakarta:Pusat
Donegan, C. F. (2007). The Quality of Life of Older People with a Disability in Ireland. National Council on Ageing and Older People:U.K
Fadillah, Z. S. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi Penderita Kusta di Dua Wilayah Tertinggi Kusta di Kabupaten Jember. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2015
Fattah, S. A., Elmabsout, A. A, & Denna, I. (2014). Family Support, Malnutrition, and Barriers to Optimal Dietary Intake Among Elderly Diabetic Patients in Beghazi, Libya. Community Medicine Health Education, Vol 4, Issue 2. DOI 10.4172.2161-0711.1000270
Fitri, A. (2011). Interaksi Sosial dan Kualitas Hidup Lansia. Medan:USU Medan Friedman, M. M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan
praktik (Edisi 5). Jakarta:EGC
Goodman, A. R., Samuel, P. F., Parekh, A. K., & Koh, K. H. (2013). Defining and Measuring Chronic Condition: Imperatives for Research, Policy, Program, and Practice. Center for Disease Control dan Prevention, Vol 10. DOI 10.5888pcd10.120239
Hayomsari, F. (2010). Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Mekanisme Koping pada Lansia yang Dirawat di Rumah Sakit Umum Islam Kustanti Surakarta. Skripsi. Diakses pada tanggal 22 April 2016
Herlinah, L., Wiarsih, W., & Rekawati, E. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Lansia dalam Pengendalian Hipertensi. Journal Keperawatan Komunitas. Vol.1, No. 2, 108-115
Hudakova, A., & Hornakova, A. (2011). Mobility and Quality of Life in Elderly and Geriatric Patients. International Journal of nursing and Midwifery. Vol 3(7).pp. 81-85.ISSN: 2141-2499
Hung, F. H. (2015). Explore Home Care Needs and Satisfaction for Elderly People with Chronic Disease and Their Family Members. 173-179,doi: 10.1016/j.promfg.2015.07.123
Ikasi, A., Jumaini., & Hasanah, O. (2014). Hubungan Dukungan Keluarha terhadap Kesepian (loneliness) pada Lansia. JOM PSIK, Vol. 1, No.2
Kalda, R., Ratsep, A., & Lember, M. (2008). Predictors of Quality of Life of Patients with Type 2 Diabetes. Journal article,2,21-26
Khan, M. N., Mondal, M. N. I., Hoque, N., Islam, M. S., & Shahiduzzaman, M. (2014). A Study on Quality of Life of Elderly Population in Bangladesh.
American Journal of Health Research. 2(4): 152-157, ISSN: 2330-8796.
Lima, M. G., Barros, M. B. A., Cesar, C. L. G., Goldbaum, M., Carandina, L., & Ciconelli, R. M. (2009). Health Related Quality of Life Among The Elderly: A Population Based Study Using SF-36 Survey. Departamento de Medicina Prevantina e Social. 25(10):2159-2167
Lodico, M. G, et al. (2006). Methods in Educational Research.Jossey-Bass:US Lopez, A. D. et al. (2006). Global Burden of Disease and Risk Factors. New
York: Oxford University press and World Bank
Makhfudli, & Efendi, F. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika
Mardyaningsih, P. D. (2014). Kualitas Hidup pada Penderita Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUD Soedirman. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015
Maryam, R. S., Ekasari, M. F., Rosidawati, Jubaedi, A., & Batubara, I. (2008).
Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:Salemba Medika
Mollon, E. P. (2012). Anaqlysis Research Quality of Life. Edusen European Commission
Mubarak, et all. (2006). Ilmu Keperawtan Komunitas 2: Teori&Aplikasi dalam Praktik dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga. Jakarta:CV Sagung Seto
Ng, N., Hakimi, M., Byass, P., Wilopo, S., & Wall, S. (2010). Health and Quality of Life among Older Rural People in Purworejo District, Indonesia. Open Access Article. DOI: 10.3402/gha.v30.2125
Noorkasiani, & Tamber, S. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika
Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik&Geriatrik.edisi 5. Jakarta:EGC Parker, K. (2015). Family support in Graying Societies. Pew Research Centre:US Pratiwi, E. Y. (2011). Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan
Menjalankan Program Terapi pada Pasien Terapi Rumatan Metadon di Puskesmas Bogor Timur Kota Bogor.Diakses pada tanggal 15 Oktober 2015 Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Fundamental of Nursing:Consepts, Process,
and Practice (4thedition). St Louis, MI: Elsevier Mosby.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing Research: Generating and Assesing Evidence for Nursing Practice (9thedition). Philadelphia: Lippincott
Robertson, S., & Beattie, P. (2005). Queensland Strategy for Chronic Disease (ISBN 1-921021-13-6). The State of Queensland:Queensland Health
Rokicka, E. 2014. The Concept of Quality of Life in The Context of Economic Perrformance and Global Progress. Switzerland:Springer
Saragih, I. S. (2015). Dukungan Keluarga dalam Pelaksanaan Pijat Oksitosin untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor.Diakses pada tanggal 30 November 2015
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Graha Ilmu
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2009 .Textbook of Medical-Surgical Nursing. Ed 12. Philadelphia: Lippincott
Somrongthong, R., Hongthong, D., Wongchalee, S., & wongtongkam, N. (2016). The Influence of Chronic Illness and Lifestyle Behaviours on Quality of Life Among Older Thai’s. BioMed Research International,7
pagesdoi.org/10.1155/2016/2525941
Supraba, N. P. (2015). Hubungan Aktivitas Sosial, Interaksi Sosial, dan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Usia Lanjut di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Utara Kota Denpasar. Tesis. Diakses pada tanggal 22 Desember 2015
Sutikno, E. (2011). Hubungan Fungsi Keluarga dan Kualitas Hidup lansia. Jurnal Kedokteran Indonesia, No.1, Vol. 2. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2015 Swiderska, M. (2014). The Importance of Family Support in Old Age.
Pedagogika Rodziny.Family Pedagogy.nr 4(1),ss, 15-22. DOI:
10.2478/fampe.2004-0002
Thumboo, J., Wu, L., & Leung, Y. Y. (2016). Domains of Quality of Life affecting Elderly Patients with Hand Ostheoarthritis: A Qualitative Study in the Asian Perspective. International journal Rheumatic disease
Tsitsis, N., & Lavdanity, M. (2015). Definitions and conceptual Model of Quality of Life in Cancer Patient.Health Science Journal. Vol 9. No. 26. ISSN 1791-809X
United Nation Economic Commission for Europe (UNECE). (2012). Acteve
Ageing Quality of Life in Old Age. Diambil dar
U.S. Department of Health and Human Service. (2015). Facts about Menopausal Hormone Therapy. National Institutes of Health, National Heart, Lung, and Blood Institute
Ward, B. W. (2013). Chronic Conditions Among Older Americans. Santa Monica:US
WHO. (2005). Preventing Chronic Disease a Vital Investment. Departemen of Chronic Disease and Health Promotion: WHO Global Report
WHO. (2014). Assessing Chronic Disease Management in European Health
Systems:Concept and Approaches. European Observatory on Health System
and Policies
Wong, D. L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.(edisi 6) Vol 1. Jakarta:EGC
Wu, F. et all. (2013). Prevalence of Multiple Chronic Condition among Older Chinese Adult: The Study on Global AGEing and Adult Heatlh (SAGE) Wave 1. Vol 8. Issues 9. Diambil dari www.Plusone.org
Yenni, & Herwana, E. (2006). Prevalensi Penyakit Kronis dan Kualitas Hidup pada Lanjut Usia di Jakarta Selatan.Ejournal Keperawatan (e-Kp) Vol. 25. No. 4
Yusuf, M. (2015). Gambaran Kualitas Hidup Lansia yang mengalami Penyakit Kronis di Puskesmas Dulawolo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. e-Journal. Diakses pada tanggal 21 April 2016
Zulfitri, R. (2011). Konsep Diri dan Gaya Hidup Lansia yang Mengalami Penyakit Kronis di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Khusnul Khotimah Pekanbaru. Journal Ners Indonesia. Vol 1, No 2
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual bertujuan untuk mengidentifikasi dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang menderita penyakit kronis. Penyakit kronis
adalah suatu kondisi penyakit yang jangka waktunya lebih dari 3 bulan, membutuhkan pengobatan dan perawatan terus-menerus, berangsur-angsur
menurunkan kesehatan, serta mengubah kebiasaan hidup sehari-hari. Penyakit kronis yang berdampak dari segi fisik maupun psikologis pada lansia tentu sangat membutuhkan dukungan dari keluarga, baik secara moril maupun material.
Keluarga termasuk sasaran dalam asuhan keperawatan lansia dengan penyakit kronis, keterlibatan keluarga dalam perawatan lansia ini dapat menjadi sumber
dukungan dan motivasi dalam menghadapi penyakit yang diderita oleh lansia. Adapun kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Skema 3.1
27
Skema 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Kualitas Hidup Lansia 1. Keseluruhan Hidup 2. Kesehatan
3. Hubungan Sosial 4. Kemandirian
5. Di rumah dan Bertetangga 6. Psikologi dan Emosional 7. Keuangan
(Bowling, 2013) Dukungan Keluarga pada
Lansia dengan Penyakit Kronis 1.Dukungan Instrumental 2.Dukungan Informasional 3.Dukungan Penilaian 4.Dukungan Emosional
3.2 Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel dukungan keluarga sebagai variabel independen dan variabel kualitas hidup lansia sebagai variabel dependen.
No. Variabel Defenisi Operasional
Cara Ukur Hasil Ukur Skala
rumah dan
dorongan untuk menghindari
pantangan makanan),
dan dukungan penghargaan ( merawat lansia dengan penuh kasih sayang,
menenangkan lansia ketika cemas dengan kondisi penyakitnya, memotivasi ketika lansia merasa sedih dan putus asa karena
penyakit yang diderita).
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
3.3 `Hipotesis Penelitian
Hipotesis Utama dalam penelitian ini adalah adanya hubungan dukungan
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel (Polit & Beck, 2012),
Desain Korelasional dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang menderita
penyakit kronis di RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh klien lansia yang menderita
penyakit kronis di RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.2.2 Sampel
Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan metode tabel power analysis
yang memperkirakan jumlah sampel dengan derajat ketepatan α =0,05 dengan
analisa kekuatan (power) sebesar 0,8 dan Effect Size 0,30 sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 85 orang (Polit & Beck, 2012).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik probability
sampling dengan pendekatan simple random sampling yang memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam populasi untuk
dijadikan sampel. Adapun sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
lansia yang menderita penyakit kronis (diabetes, penyakit paru obstruktif
menahun, penyakit sistem urogenital, penyakit kardiovaskular, persendian, dan penyakit keganasan misalnya kanker stadium 1 dan 2) dan menderita penyakit >3 bulan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan, dapat
berkomunikasi verbal dengan baik, mendengar, menulis, membaca, dan besedia menjadi responden penelitian. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan
melihat rekam medik calon responden terlebih dahulu, kemudian peneliti memilih nomor rekam medik ganjil untuk dijadikan calon responden. Selanjutnya peneliti
menemui calon responden dan melakukan prosedur pengumpulan data responden.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada sampel yang berkunjungke Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan. Alasan peneliti
memilih RSUP Haji Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pendidikan, rumah sakit rujukan dimana terdapat cukup banyak klien lansia yang menderita penyakit kronis, sehingga
dapat memenuhi kriteria sampel yang diinginkan. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan oktober sampai juli 2016 dan pengumpulan data penelitian dilakukan
pada bulan maret sampai april 2016.
4.4 Pertimbangan EtikPenelitian
Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti memperkenalkan diri terlebih
kesediaan atau ketidaksediaan menjadi subjek penelitian dan memiliki hak untuk
membuat keputusan sendiri (Otonomy). Jika calon responden bersedia, maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (Informed consent) penelitian dan memberikan kuesioner untuk diisi. Jika dalam pengisian kuesioner
responden kurang mengerti, maka peneliti memberikan penjelasan. Setelah seluruh kuesioner telah selesai dijawab oleh responden, kemudian dikembalikan
kepada peneliti. Jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data
berlangsung.
Peneliti melindungi subjek dari semua kerugian (Nonmaleficence ) baik material, nama baik dan bebas dari tekanan fisik dan psikologis yang timbul
akibat penelitian ini. Untuk menjaga kerahasiaan (Confidentiality), peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi dengan memberi kode pada masing-masing lembar tersebut.kerahasiaan informasi
responden dijamin oleh peneliti dan hanya digunakan dalam penelitian ini (anonymity). Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga bersikap adil (Justice)
kepada setiap calon responden dan tidak membeda-bedakan calon responden.
4.5 Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuisioner, yang terdiri dari 3 kuesioner yaitu kuesioner karakteristik demografi responden, kuesioner
dukungan keluarga dan kuesioner kualitas hidup lansia.
Kuesioner karakteristik responden terdiri dari inisial, umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, status sosial ekonomi/penghasilan perbulan, penyakit yang diderita, dan lama menderita penyakit dan keluarga yang selama ini merawat.
b. Kuisioner dukungan keluarga
Kuesioner dukungan keluarga dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari 16
pertanyaan, yang mencakup dimensi emosional terdiri dari 3 item (5,6,7,8), dimensi penilaian (9,10,11,12), dimensi instrumental (13,14,15,16), dan dimensi
informasional (1,2,3,4). Penilaian kuesioner ini berdasarkan skala Likert. Kuesioner ini disajikan dalam bentuk pernyataan positif dengan empat pilihan alternatif jawaban yaitu selalu, sering, jarang, dantidak pernah. Bobot nilai yang
diberikan untuk setiap pernyataan adalah 1,2,3, dan 4 dengan jawaban selalu mendapat nilai 4, sering mendapat nilai 3, jarang mendapat nilai 2, dan jawaban
tidak pernah mendapat nilai 1. Total skor adalah 16-64. Semakin tinggi jumlah skor maka dukungan keluarga semakin tinggi.
c. Kuesioner kualitas hidup lansia
Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kuisioner dari Ann Bowling (2013, sudah mendapat izin dan terlampir), yaitu OPQOL - BRIEF (Older People
Quality Of Life-BRIEF) untuk mengukur kualitas hidup pada lansia.Kuisioner
OPQOL-BRIEF dilakukan back translation. Langkah pertama, peneliti memilih 3 expert, setelah instrumen diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia,
selanjutnya instrumen yang telah diterjemahkan tersebut diterjemahkan kembali ke bahasa aslinya, yaitu bahasa Inggris. Langkah selanjutnya, expert ke 3 menelaah apakah ada perubahan makna pada pernyataan instrumen yang telah
Kuisioner ini terdiri dari 13 pertanyaan dengan rentang jawaban
menggunakan skala likert. Kuisioner ini disajikan dalam bentuk 5 pilihan jawaban. Pada kualitas hidup terkait tingkat kualitas hidupmenurut persepsi responden digunakan penilaian sangat baik, baik, sedang, buruk, dan sangat
buruk. Nilai yang diberikan untuk setiap pernyataan yakni 5,4,3,2,1 dengan bobot nilai yang diberikan untuk setiap pernyataan yakni sangat baik 5, baik 4, sedang 3,
buruk 2, dan sangat buruk 1. Sedangkan untuk kepuasan hidup terdiri dari 5 pilihan pernyataan yakni sangat setuju, setuju, sedikit tidak setuju, tidak setuju, sangat setuju dengan bobot nilai 5,4,3,2,1. Pernyataan sangat setuju diberi skor 5,
setuju 4, sedikit tidak setuju 3, tidak setuju 2, dan sangat tidak setuju 1. Total Skor adalah 5-65. Semakin tinggi jumlah skor, kualitas hidup lansia semakin baik.
4.6 Validitas dan Reabilitas
4.6.1 Validitas
Uji validitas pada variabel kualitas hidup lansia tidak dilakukan karena menggunakan instrumen OPQOL-Brief yang digunakan oleh Ann Bowling pada
penelitiannya tentang which measure of quality of life perfoms best in older age?
a comparison of the OPQOL-Brief, CASP-19 and WHOQOL dengan skala 1 = not
relevant, 2 = somewhat relevant, 3 = quite relevant, 4 = highly relevant. Quisioner
OPQOL-Brief di uji oleh 6 orang expert dan telah dinyatakan valid. Sedangkan uji validitas pada variabel dukungan keluarga dilakukan oleh 3 dosen expert.
4.6.2 Reliabilitas
Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu peneliti akan
menggunakan uji reliabilitas pada instrumen penelitian. Reliabilitas adalah konsistensi atau ketepatan pengukuran yang dilakukan pada target yang
dihubungkan, reliabilitas juga mengenai keakuratan pada pengukuran (Polit & Beck, 2012). Peneliti menggunakan analisa Cronbach’s Alpha dengan menggunakan bantuan komputer untuk mengukur realibilitas instrumen dukungan
keluarga dan kualitas hidup lansia. Untuk instrumen yang baru akan reliabel jika memiliki reliabilitas > 0.70 (Polit & Beck, 2012). Uji reliabilitas dalam penelitian
ini akan dilakukan pada 30 responden di RSUP Haji Adam Malik Rindu A dan Rindu B. setelah dilakukan proses penghitungan dengan menggunakan bantuan komputer diperoleh hasil 0,88 untukInstrumen dukungan keluarga dan instrumen
OPQOL-brief 0,83. Instrumen dukungan keluarga dan instrumen kualitas hidup
lansia yang menderita penyakit kronis adalah reliabel.
4.7 Pengumpulan Data
Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu, pada tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU, kemudian permohonan izin yang telah
diperoleh dikirimkan ketempat penelitian yaitu di RSUP Haji Adam Malik Medan. Setelah mendapatkan izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data
Langkah selanjutnya, peneliti mengidentifikasi lansia di Poli Penyakit
Dalam RSUP Haji Adam Malik. Peneliti mendatangi setiap calon responden yang memenuhi kriteria. Untuk mencegah terjadinya pengambilan sampel yang berulang, peneliti membuat daftar responden yang telah menjadi responden.
Sebelum pengambilan data, peneliti mengklarifikasi terlebih dahulu pada calon responden apakah sudah pernah menjadi responden dalam penelitian ini
sebelumnya dan menyesuaikan keterangannya dengan daftar responden yang terdiri dari nomor, nama, umur, dan alamat. Jika calon responden belum pernah menjadi responden dan bersedia menjadi responden maka data responden dicatat
dalam daftar responden.
Langkah selanjutnya, peneliti menjelaskan kepada calon responden
tentang maksud, tujuan, dan prosedur penelitian. Bagi calon responden yang bersedia menjadi responden diminta untuk menandatangani informed consent atau responden dapat menyatakan persetujuan secara verbal. Responden yang tidak
mampu (n=79 orang) dibantu keluarga untuk mengisi kuesioner yang sesuai dengan jawaban responden dan mengembalikan kuisioner apabila telah selesai
mengisi kuisioner. Apabila telah didapatkan jumlah sampel sebanyak yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka pengumpulan data telah selesai dilakukan
dan selanjutnya dilakukan analisa data.
4.8 Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahap dimulai dengan memeriksa kelengkapan data dan
segera diperbaiki, kemudian data yang sesuai diberi kode untuk memudahkan
peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Kemudian memasukkan data kekomputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputerisasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan
bivariat.
4.8.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel penelitian. Analisis data numerik (kualitas hidup lansia,
dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi) digunakan nilai mean, minimal dan maksimal dengan 95% confident interval mean. Analisis untuk data
karakteristik responden yaitu jenis kelamin, pendidikan, dan sosial ekonomi dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi dan proporsi. Sedangkan untuk umur dan lama menderita penyakit kronis dianalisis menggunakan nilai
mean.Analisa data lebih lanjut , pada data numerik (kualitas hidup lansia dan dukungan keluarga)dilakukan uji asumsi dasar.Peneliti melakukan uji normalitas
untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka peneliti dapat menggunakan uji statistik berjenis parametrik. Peneliti menggunakan uji kolmogorov smirnov, data dikatakan
berdistribusi normal dengan α >0.05.
4.8.2 Analisis Bivariat
dengan variabel dependen yaitu kualitas hidup lansia dengan menggunakan
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai
karakteristik responden, variabel dukungan keluarga, variabel kualitas hidup lansia, dan hubungan dukungan keluarga yang ditinjau dari empat dimensi dengan
kualitas hidup lansia yang menderita penyakit kronis di RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan maret 2016, dengan jumlah responden sebanyak 85 orang lansia yang menderita penyakit kronis yang diperoleh dari
poliklinik Penyakit Dalam RSUP Haji Adam malik.
5.1 HASIL PENELITIAN
5.1.1 Karakteristik Responden
Lansia yang mederita penyakit kronis sebagian besar adalah perempuan (n= 44 atau 51,8%) dan rata-rata umur lansia yang menderita penyakit kronis
60-65 tahun. Tingkat pendidikan lansia yang dominan adalah SMA/SMK (n= 34 atau 40%), dengan penghasilan perbulan lansia <Rp 2.037.000,00 sebanyak 43 orang
(50,6%) dan >Rp 2.037.000,00 sebanyak 42 orang (49,4%). Berdasarkan penyakit kronis yang diderita lansia, penyakit kardiovaskular adalah salah satu penyakit kronis yang paling banyak diderita oleh lansia yaitu sebanyak 25,9%, penyakit
kedua terbanyak adalah penyakit keganasan seperti tumor sebanyak 24,7%, dan penyakit kronis urogenital adalah penyakit kronis ketiga terbanyak yang diderita
lansia yaitu sebanyak 18,8%. Rata-rata lansia yang menderita penyakit kronis di RSUP Haji Adam Malik selama 1-3 tahun.
Tabel 1
Distribusi frekuensi dan persentase data karakteristik responden(n=85)
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Umur Penyakit kronis yang diderita
Penyakit sistem pernapasan
Lama menderita penyakit kronis 3-12 bulan
5.1.2 Dukungan Keluarga
Rata-rata nilai dukungan keluarga responden adalah 3,58. Nilai dukungan keluarga terendah adalah 2,06 dan tertinggi 4. Berdasarkan nilai rata rata yang
sering mendapatkan dukungan dari keluarga. Nilai minimal sub variabel
dukungan keluarga adalah 2 dan maksimal 4. Demikian juga pada rata-rata sub variabel dukungan keluarga, yakni dukungan instrumental, penghargaan, informasional dan penilaian diperoleh nilai mean >3 yang berarti responden
sering mendapatkan dukungan dari keluarga. Berdasarkan hasil estimasi interval dan disesuaikan dengan skala instrumen, dapat disimpulkan bahwa lansia yang
menderita penyakit kronis yang berkunjung ke poliklinik Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik sering mendapat dukungan dari keluarga, baik dari dimensi
instrumental, penghargaan, informasional, dan penilaian.
Tabel 2
Mean, Min-Maks, dan 95% CI Dukungan keluarga (n=85)
Variabel Mean Min-Maks 95% CI
Dukungan Keluarga 3.58 2.06-4.00 3.46, 3.49
Instrumental 3.59 2.00-4.00 3.47, 3.71
Penghargaan 3.61 2.25-4.00 3.51, 3.73
Informasi 3.51 2.00-4.00 3.40, 3.64
Penilaian 3.60 2.00-4.00 3.48, 3.71
5.1.3 Kualitas Hidup Lansia
Rata-rata nilai kualitas hidup lansia adalah 4,32. Nilai kualitas hidup
adalah4.30. Berdasarkan nilai mean yang diperoleh dan disesuaikan dengan skala
instrumen kualitas hidup lansia pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa lansia memiliki kualitas hidup yang baik. Begitu juga dengan nilai estimasi interval yaitu 4.18-4.48 yang disesuaikan dengan skala instrumen kualitas hidup
lansia, dapat disimpulkan bahwa lansia yang menderita penyakit kronis yang berkunjung ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik memiliki
kualitas hidup yang baik. Adapun data variabel kualitas hidup lansia dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Mean, Min-Maks, dan 95% CI kualitas hidup lansia.di RSUP Haji Adam
MalikMedan (n=85)
Variabel Mean Min-Maks 95% CI
Kualitas hidup lansia 4.30 2.38, 5.00 4.18, 4.48
5.1.4 Asumsi Dasar dan Korelasi Dukungan Keluarga dengan Kualitas
Hidup Lansia
Dari hasil statistik didapatkan nilai normalitas variabel dukungan keluarga
dan variabel kualitas hidup lansia sebesar 0.153. Data dikatakan berdistribusi normal karena hasil statistic > 0.05, sehingga penelitian menggunakan statistic parametrik.
dependen dan variabel independen adalah kategori kuat (r=0,716). Hasil uji
statistik lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang bermakna dan signifikan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup responden (p
value = 0,000). Dari hasil analisi korelasi, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis penelitian terbukti yakni adanya hubungan dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi dengan kualitas hidup lansia yang menderita penyakit kronis
di RSUP Haji Adam Malik Medan. Tabel 4
Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansiadi RSUP Haji Adam Malik Medan (n=85)
Variabel Pearson correlation (r) P value Dukungan keluarga
0.716 0.000
Kualitas hidup lansia
5.2 PEMBAHASAN
Tujuan penelitian ini meliputi penjelasan dukungan keluarga ditinjau dari 4 dimensi, kualitas hidup lansia, hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
hidup lansia yang menderita penyakit kronis di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan.
5.2.1 Dukungan Keluarga pada Lansia yang Menderita Penyakit
Kronis
Rata-rata nilai dukungan keluarga adalah 3,58, dengan nilai terendah 2,06
penyakit kronis sering mendapatkan dukungan dari keluarga. Sama halnya dengan
rata-rata nilai sub variabel dukungan. Lansia sering mendapatkan dukungan keluarga dari segi dukungan instrumental, penghargaan, informasional, dan penilaian. Nilai rata-rata dimensi penghargaan adalah nilai yang paling tinggi dari
empat dimensi dukungan keluarga. Hal ini berarti dimensi penghargaan adalah salah satu dukungan yang paling sering keluarga berikan kepada lansia yang
menderita penyakit kronis. Berbeda dengan penelitian Yusra (2011), menurut penelitian Yusra 4 dimensi dukungan keluarga yang paling sering diberikan pada pasien DM tipe 2 adalah dukungan emosional. Begitu juga dengan penelitian
Herlinah et al (2013), dukungan keluarga yang paling efektif diberikan pada lansia dalam pengendalian hipertensi adalah dukungan emosional. Berbeda dengan hasil
penelitian Pratiwi (2011), dukungan keluarga yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan menjalankan terapi pengobatan pada pasien adalah dukungan informasional. Hasil penelitian yang berbeda-beda menunjukkan bahwa empat
dimensi dukungan yang diberikan keluarga sama pentingnya diberikan terhadap lansia ataupun pasien yang menderita penyakit kronis.
Sub dukungan keluarga juga sejalan dengan penelitian Herlinah et al (2013) terkait perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi. Empat dimensi dukungan keluarga berpengaruh terhadap perilaku lansia dalam mengendalikan
hipertensi. Hal ini juga didukung oleh penelitian Swiderska (2014), lansia tidak hanya membutuhkan dukungan secara financial (dukungan instrumental), tetapi
untuk kualitas hidup lansia. Swiderska juga menyebutkan bahwa periode hidup
seseorang pada saat lansia menimbulkan ketakutan, kesepian, peyakit bahkan kematian.
Sejalan dengan penelitian Swiderska, penelitian Astuti (2010) juga
menyebutkan bahwa rasa kesepian, bahkan keterasingan merupakan awal penyebab terjadinya depresi pada lansia, apalagi lansia dengan penyakit kronis.
Tetapi dengan adanya dukungan dari keluarga dapat membuat lansia merasa aman, merasa ada yang menemani, ada yang mempedulikan keberadaan lansia khusunya pada lansia dengan penyakit kronis yang sedang pada tahap pengobatan.
Menurut penelitian Hung (2015) kebutuhan lansia dengan penyakit kronis adalah dipedulikan dan ditemani oleh anggota keluarga. Sebanyak 70% anggota
keluarga tidak mendapatkan informasi terkait dukungan keluarga pada lansia dengan kondisi kronis. Hung menyatakan bahwa lansia dengan kondisi kronis, dukungan dari anggota keluarga adalah hal yang paling mereka butuhkan dengan
persentase 40%, diikuti oleh dukungan dari teman sebanyak 27%. 5.2.2 Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Penyakit Kronis
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata nilai kualitas hidup lansia adalah 4.30. Berdasarkan nilai rata-rata yang disesuaikan dengan skala instrument maka lansia yang menderita penyakit kronis mempunyai kualitas hidup yang baik.
Konsep kualitas hidup meliputi kepuasan dan wellbeing, serta multidimensi termasuk kondisi kesehatan lansia (Lima et al, 2009). Sejalan dengan penelitian
(p =0,000), dari 45 total responden yang menderita berbagai macam penyakit
kronis, sebagian besar mempengaruhi kualitas hidup responden.
Sejalan dengan teori Donegan (2007) tentang kualitas hidup pada lansia dengan disability. Donegan menyatakan bahwa keterbatasan pada lansia yang
biasanya disebabkan oleh penyakit kronis seperti stroke, rheumatoid arthritis, dll berefek dari segi fisik, sosial, bahkan psikologis yang berimplikasi pada nyeri dan
fatigue. Teori tersebut sejalan dengan penelitian Thumboo (2016), tentang
penyakit hand osteoarthritis yang menimbulkan nyeri, kekakuan, dan disabilitas sehingga menurunkan kualitas hidup lansia yang menderita hand osteoarthritis.
5.2.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Penyakit Kronis
Analisis hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia, menunjukkan semakin sering dukungan keluarga diberikan semakin baik kualitas hidup lansia yang menderita penyakit kronis. Hubungan kedua variabel kuat
(r=0,716). Hasil uji stattistik lebih lanjut disimpulkan, adanya hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga beserta dimensinya dengan kualitas hidup
responden (p=0,000)
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herlinah et al (2013), dimensi instrumental, penghargaan, informasional, dan penilaian
mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi (pvalue=0,000). Begitu juga dengan hasil penelitian Yenni (2011), empat
rdukungan informasional= 0,602, rdukungan penilaian= 0,190). Pada penelitian
Yenni, sub variabel dukungan keluarga yang paling berhubungan dengan kejadian stroke pada lansia hipertensi adalah dukungan informasional. Sama halnya dengan hasil penelitian bahwa 4 dimensi dukungan keluarga yang paling berhubungan
dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan informasional.
Coffman (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa keluarga
merupakan sumber dukungan yang paling utama. Dukungan yang diberikan dilihat dari empat dimensi yaitu dimensi instrumental, penghargaan, infromasional, dan penilaian. Disampaikan juga bahwa dukungan dari keluarga
berkaitan erat dengan kepatuhan pasien dalam pengobatan, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidupnya. Menurut Fitri (2011) menurunnya derajat
kesehatan dan kemampuan fisik akan mengakibatkan lansia secara perlahan menarik hubungan dari masyarakat sekitar sehingga terjadi penurunan interaksi sosial. Penurunan interaksi sosial pada lansia menimbulkan perasaan loneliness
pada lansia yangs berakibat pada perubahan kualitas hidup lansia. Hal yang sama juga diutarakan Ikasi et al (2014) dalam hasil penelitiannya, bahwa kesepian pada
lansia dapat menurunkan kualitas hidup khususnya pada lansia. Sehingga dukungan dari keluarga berperan dalam menurunkan kesepian dan stress ataupun masalah psikologis pada lansia (pvalue=0,001).
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa adanya dukungan keluarga sangat membantu lansia yang menderita penyakit
loneliness dan stress. Rasa kesepian dan stress bahkan kejadian depresi pada
lansia menyebabkan penurunan kualitas hidup. Faktor dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia, baik dari segi kesehatan fisik, kondisi psikologis, hubungan sosial dan hubungan lansia dengan lingkungan sosialnya.
5.3 KETERBATASAN PENELITIAN
a. Pengambilan data yang dilakukan sebelum responden melakukan pemeriksaan
di Poliklinik Penyakit Dalam. Keterbatasan yang dialami adalah sebagian responden kurang konsentrasi menjawab kuisioner karena menunggu antrian atau dipanggil perawat dan merasa takut nomor antrian terlewatkan.
b. Sebagian besar lansia dibantu oleh keluarga yang menemani dalam pengisian kuisioner, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama lagi.
c. Kejujuran, daya ingat, dan pemahaman responden dalam pengisian kuisioner sangatlah penting terhadap dukungan keluarga yang diterima dan kualitas hidup yang dirasakan. Berdasarkan hal tersebut, konsentrasi dan penurunan
BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang menderita
penyakit kronis di RSUP Haji Adam Malik adalah perempuan dengan usia rata-rata 65.26 tahun. Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan
SMA/SMK dengan penghasilan responden sebagian besar <Rp. 2.037.000,00. Penyakit kronis yang paling banyak diderita responden adalah penyakit kardiovaskular, dengan rata-rata menderita .penyakit kronis selama 24,66 bulan
atau >2 tahun. Lama menderita penyakit kronis berhubungan dengan penurunan pada kualitas hidup responden. Perubahan kualitas hidup responden berhubungan
dengan dukungan dari keluarga. Keluarga merupakan salah satu sumber pemberi dukungan pada lansia yang menderita penyakit kronis.
Dukungan keluarga yang ditinjau dari empat dimensi yang diberikan
keluarga kepada responden, mempunyai rata-rata >3, yang berarti bahwa lansia sering memperoleh dukungan dari keluarga. Sejalan dengan kualitas hidup lansia,
dengan nilai rata-rata >4, yang berarti bahwa responden memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil penelitian didapatkan bahwa adanya hubungan yang signifikan dan kuat antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia yang menderita
6.2 REKOMENDASI
6.1.1. Bagi pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan dan masukan bagi pendidikan keperawatan khususnya keperawatan keluarga sehingga
perlu diberikan penekanan materi tentang dukungan keluarga pada lansia khususnya yang menderita penyakit kronis sehingga lansia dapat memiliki
kualitas hidup yang baik.
6.1.2. Bagi pelayanan keperawatan
Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa lansia yang menderita penyakit
kronis sering mendapatkan dukungan dari keluarga. Walaupun demikian petugas kesehatan agar tetap melibatkan keluarga dalam perawatan lansia yang menderita
penyakit kronis. Petugas Kesehatan dapat memberikan pendkes pada keluarga tentang pentingnya peran keluarga terhadap kualitas hidup lansia.
6.1.3. Bagi penelitian keperawatan selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
lansia. Untuk penelitian selanjutnya perlu diteliti kembali tentang fenomena ini karena fenomena ini belum banyak diteliti dengan menggunakan jumlah responden yang lebih banyak lagi untuk memperoleh variasi data serta perlu
diteliti apakah ada efektifitas keluarga terhadap kemampuan perawatan diri dan pengobatan yang dijalani lansia dengan penyakit kronis dan hubungannya dengan
kualitas hidup.
57
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Kualitas Hidup
2.1.1 Definisi Kualitas Hidup
Chung, Killingworth, dan Nolan (2012) menyatakan bahwa kualitas hidup adalah keadaan bagaimana individu merespon secara fisik dan emosinal serta
seberapa baik individu memfungsikan secara psikologis, sosial, pekerjaan dan fisik. Tsitsis dan Lavdanity (2015) menjelaskan bahwa kualitas hidup
berhubungan dengan perhatian pada emosi sosial dan kesejahteraan fisik yang digambarkan sebagai pengaruh dari kesehatan individu sehari-hari. Kualitas hidup merupakan bentuk pilihan individu dan pengalaman di lingkungan sekitar, yang
secara subjektif bergantung pada beberapa faktor seperti kesehatan, pendapatan, status pekerjaan dan keadaan keluarga (Rokicka, 2014).
Kinghron (2006) dalam Mardiyaningsih (2014) mengatakan bahwa kualitas hidup memiliki dua komponen dasar yaitu subjektifitas dan multidimensi, subjektifitas mengandung arti bahwa kualitas hidup hanya dapat ditentukan dari
salah satu sudut pandang klien itu sendiri dan ini hanya dapat diketahui dengan bertanya langsung pada klien dan multidimensi yang bermakna kualitas hidup
dipandang dari seluruh aspek kehidupan seseorang secara holistik meliputi aspek biologi, fisik, psikologis, sosial dan lingkungan.
sistem nilai dimana mereka hidup dan berhubungan dengan tujuan, pandangan,
standar dan perhatian mereka. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup sebagai kepuasan hidup seseorang bersifat subjektif dengan multidimensi yang dipandang secara holistik yakni meliputi aspek biologi, fisik,
psikologis, sosial dan lingkungan.
2.1.2 Domain Kualitas Hidup
Model konsep kualitas hidup dari WHOQol-Brief menurut skevington
(2004) dalam Mardiyaningsih (2014) terdiri atas 4 domain, yaitu a. Dimensi kesehatan fisik yang terdiri dari rasa nyeri, energy dan istirahat, tidur, mobilitas, aktivitas, pengobatan dan pekerjaan, b. Dimensi psikologis yang terdiri dari
perasaan positif dan negative, cara berfikir, harga diri, body image, dan spiritual, c. Dimensi hubungan sosial terdiri dari hubungan individu, dukungan social, d.
Dimensi lingkungan meliputi sumber keuangan, informasi dan keterampilan, rekreasi dan bersantai, lingkungan rumah, akses ke perawatan kesehatan dan
sosial, keamanan fisik, lingkungan fisik dan transportasi.
Bowling (2013) membagi kualitas hidup dalam 7 dimensi kualitas hidup yang terdiri dari keseluruhan hidup (kepuasan hidup), kesehatan (kesanggupan
melakukan aktifitas), hubungan sosial (hubungan lansia terhadap keluarga, teman, dan aktifitas sosial yang diikuti), kemandirian (melakukan suatu hal tanpa bantuan orang lain), di rumah dan bertetangga (perasaan nyaman dan tenang di rumah dan
2.1.3 Pengukuran kualitas hidup
Pengukuran kualitas hidup menggunakan skala pengukuran OPQOL-Brief (Older People Quality of Life-Brief) untuk mengukur kualitas hidup lansia yang
dibuat oleh Ann Bowling (2013). Instrumen OPQOL-Brief ini telah digunakan di Italia yaitu pada penelitian Bilotta, et al., (2011). Penelitian ini dilakukan pada
210 responden untuk melihat hubungan antara dua health outcomes. Nilai validitas penelitian ini adalah 0.01 dan nilai reliabilitas dengan cronbach alpha of internal consistency 0.90.
Kuisioner OPQOL-Brief terdiri dari 13 pertanyaan yang mencakup kepuasan dan live overall. Jawaban dari pertanyaan kepuasan berdasarkan skala
Likert yaitu sangat baik = 5, baik = 4, sedang = 3, buruk = 2, dan sangat buruk = 1. Sedangkan untuk live overall yaitu sangat setuju = 5, setuju = 4, sedikit tidak setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Nilai tertinggi untuk kualitas
hidup adalah 65 dan terendah 13, semakin tinggi nilai kuisioner, semakin baik kualitas hidup lansia.
2.2 Konsep Dukungan Keluarga
2.2.1 Definisi Keluarga
Kelurga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari
lainnya. Mubarak, et al., (2006) mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem
yakni terdiri dari ayah, ibu dan anak atau semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut dimana anggota keluarga tersebut saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan bersama.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang defenisi keluarga maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang memiliki hubungan
erat, saling memberi perhatian dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.
2.2.3 Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman (1999) dalam Ali (2010) adalah sebagai berikut: (a) Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. (b) Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah. (c) Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga. (d) Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. (e) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
Fungsi keluarga menurut UU No. 10 tahun 1992 PP No. 21 tahun 1994
dalam Ali (2010) adalah sebagai berikut:
1) Fungsi keagamaan: (a) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga. (b) Menerjemahkan agama dalam
tingkah laku hidup sehari-hari kepada seluruh anggota keluarga. (c) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengamalan
dalam ajaran agama. (d) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang kurang diperolehnya disekolah atau masyarakat. (e) Membina rasa, sikap dan praktik kehidupan keluarga
beragama sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
2) Fungsi budaya: (a) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk
meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan. (b) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai. (c) Membina
tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia. (d) Membina
tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berperilaku yang baik sesuai dengan norma Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi. (e) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya
masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
optimal dan terus menerus. (b) Membina tingkah laku saling menyayangi
baik antar anggota keluarga secara kuantitatif atau kualitatif. (c) Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan rohani dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang. (d) Membina rasa, sikap,dan praktik
hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
4) Fungsi perlindungan: (a) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga. (b) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar. (c) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.
5) Fungsi reproduksi: (a) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi
keluarga disekitarnya. (b) Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik, maupun mental. (c)
Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara 2 anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga. (d) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai
modal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
6) Fungsi sosialisasi: (a) Menyadari, merencanakan dan menciptakan
keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai
konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik lingkungan sekolah maupun masyarakat. (c) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik
dan mental), yang kurang diberikan lingkungan sekolah maupun masyarakat. (d) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja dapat bermanfaat perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil dan sejahtera.
7) Fungsi ekonomi: (a) Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun
didalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga. (b) Mengelola ekonomi keluarga
sehingga terjadi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga. (c) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan serasi,
selaras, dan seimbang. (d) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
8) Fungsi pelestarian lingkungan: (a) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan keluarga. (b) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan keluarga. (c) Membina kesadaran, sikap dan praktik
pelestrian lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat sekitarnya. (d) Membina
2.2.3 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Friedman (2010) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang
harus dilakukan, yaitu:
1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan
tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa
besar perubahannya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa keluarga yang mampu untuk memutuskan penentuan tindakan keluarga maka segera
melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi hingga teratasi.
3) Memberikan perawatan pada anggotanya yang sakit. Hal ini dapat dilakukan
dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pemberian pertolongan pertama atau pelayanan kesehatan agar masalah yang
lebih parah tidak terjadi.
4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.