• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Buruh Terhadap Program Bpjs Ketenagakerjaan Dampingan Solidaritas Buruh Sumatera Utara (Sbsu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Buruh Terhadap Program Bpjs Ketenagakerjaan Dampingan Solidaritas Buruh Sumatera Utara (Sbsu)"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif. Penelitian deskritif adalah penelitian yang dilakukan dengan

tujuan menggambarkan atau mendeskrisikan objek dan fenomenal yang ingin diteliti.

Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu

berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian

2011:52)

Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan dan melukiskan sesuatu hal

yang didapat dari lapangan dan kemudian mejelaskannya dengan kata-kata. Melalui

penelitian deskriptif, penulis ingin membuat gambaran secara menyeluruh tentang

Respon Buruh terhadap Program BPJS Ketenagakerjaan Dampingan Solidaritas

Buruh Sumatera Utara (SBSU).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU) yaitu

berada di Jalan Abdul Hakim Pasar satu Gang Tengah Nomor 6 Medan. Penulis

mengambil di DPP Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU) dikarenakan

ketertarikan penulis melihat bagaimana respon buruh dampingan SBSU terhadap

program BPJS tersebut. Selain itu, menurut manajemen SBSU sebagian besar buruh

(3)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda,

peristiwa ataupun Individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian

(Siagian,2011:155). Berdasarkan pengertian tersebut maka yang akan menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh buruh yang menjadi dampingan

Solidaritas Buruh Sumatera Utara yang mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan

adalah sebanyak 330 (tiga ratus tiga puluh) orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari yang bersifat representatif dari populasi yang

datanya diambil secara langsung (Siagian, 2011:156). Jika jumlah sampel lebih dari

100 maka yang diambil adalah 10-20% dari jumlah populasi dan dianggap

representatif. Maka yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 10% dari

populasi buruh dampingan Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU) yang

mengikuti program BPJS ketenagakerjaan.

Adapun teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah teknik

penarikan sampel acak proposional (propotional random sampling technique).

Teknik penarikan sampel acak proporsional digunakan peneliti karena populasi

terdiri dari beberapa sub populasi yang tidak homogen dan tiap-tiap sub populasi

akan diwakili dalam penelitian. Peneliti menetapkan kriteria-kriteria populasi yaitu,

perusahaan dengan resiko kerja tinggi, perusahaan dengan gaji buruh sesuai UMSK,

dan perusahaan dengan buruh berusia 40 tahun keatas.

(4)

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka sampel yang diambil peneliti

berjumlah 20 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data atau informasi yang menyangkut

masalah yang akan diteliti melalui penelaahan buku, surat kabar, jurnal dan

karya tulis yang ada kaitannya terhadap masalah yang diteliti.

2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan

turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti. Adapun alat-alat yang digunakan dalam rangka

studi lapangan ini, yaitu:

a. Observasi, yaitu pengamatan terhadap objek atau fenomena yang

berkaitan dengan penelitian.

b. Wawancara, yaitu percakapan atau tanya jawab yang dilakukan

pengumpul data dengan responden untuk memberikan data atau informasi

yang diperlukan dalam penelitian.

c. Penyebaran kuesioner, yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan

responden melalui pemberian daftar pertanyaan sehingga peneliti

(5)

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan pengukuran skala

likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Subjek penelitian

dihadapkan pada pernyataan positif dan negatif dalam jumlah yang berimbang, dan

mereka meinta untuk menyatakan apakah setuju, kurang setuju, atau tidak setuju

(faisal, 2005:143)

Pemberian skor data dilakukan mulai respon negatif menuju respon yang

positif, yakni:

1. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1

2. Skor kurang setuju (netral) adalah 0

3. Skor setuju (positif) adalah 1

Adapun langkah-langah analisis yang dilakukan adalah:

a. Pengkodingan, yaitu mengklasifikasi jawaban-jawaban menurut

macamnya.

b. Memberi kategori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga mudah

dianalisa serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan

dalam penelitian.

c. Tabulasi, yaitu menggunakan tabel tunggal untuk mengetahui jawaban

dan skor dari masalah yang diteliti.

Sebelum menentukan klasifikasi sosialisasi, pendaftaran dan pelayanan, maka

(6)

������������� (�) =Nilai Tertinggi (H)− Nilai Terendah (L) Banyak Kelas (K)

=1−(−1) 3

= 0,66

Menetukan kategori respon positif, netral maupun respon negatif dengan

adanya nilai batasan sebagai berikut:

a. -1,00 sampai dengan 0,33 = respon negatif

b. - 0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral

(7)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Singkat Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU)

Penelitian ini dilaksanakan di Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU)

yakni di Jalan Abdul Hakim Pasar satu Gang Tengah Nomor 6 Medan, dan didirikan

pada tanggal 26 Juli 1999 oleh aktivis dan mantan aktivis serta mahasiswa Medan

didasari oleh idealisme dan semangat untuk melakukan perubahan bersama-sama

buruh. Juga berdasarkan keyakinan dan analisis politik ketika itu bahwa

Pemerintahan yang baru lahir dari kandungan reformasi bukan menjadi akan

terjadinya perubahan terhadap nasib buruh yang lebih baik, akan tetapi buruh

sendirilah sebagai pusat dan sebagai pelaku (subjek) perubahan. Perubahan nasib

buruh menjadi lebih sejahtera, adil, bermartabat, demokratis dan lebih manusiawi

tidak bisa diserahkan kepada elit politik dan elit penguasa yang ada.

Sebagai organisasi serikat buruh yang relative baru di Sumatera Utara, maka

ketika itu para aktivis buruh yang ada di SBSU berupaya untuk menjadikan SBSU

sebagai sebuah Serikat Buruh yang kuat, berpengaruh, demoktaris, mandiri, rapi, dan

keberadaannya sungguh-sungguh dirasakan oleh kaum buruh sebagai Organisasi

Perjuangan yang benar-benar membela dan memperjuangkan kepentingan dan

hak-hak kaum buruh dan keluarganya di Sumatera Utara. Untuk itu dalam rentang waktu

tahun 1999-2009 berbagai upaya, strategi dan taktik telah dijalankan dalam

membangun Organisasi buruh yang kuat,mandiri, rapi, demokratis, populis dan

(8)

menerus), pengorbanan dan keyakinan ideology yang kuat, serta proses belajar yang

tiada henti.

Pada rentang waktu hampir 10 tahun telah banyak keberhasilan dan

kemajuan yang telah diukir dan diraih SBSU dalam memperjuangkan nasib kaum

buruh di Sumatera Utara. Walaupun disisi lain berbagai masalah dan tantangan selalu

muncul dalam proses membangun gerakan, yang bersumber dari eksternal dan

internal organisasi. Masalah internal seperti keorganisasian, kepemimpinan,

keanggotaan, kepengurusan, program, keuangan, kaderisasi, konflik, advokasi dan

lain-lain. Selain masalah internal, SBSU juga dihadapkan dengan masalah eksternal

organisasi yang dapat menghambat dan menjadi ancaman serius bagi masa depan

kaum buruh dan organisasi serikat buruh. Masalah eksternal organisasi yang

dimaksud adalah kuatnya pengaruh dan cengkraman ideology neoliberarisme

terhadap sistem kehidupan masyarakat, sistem pemerintahan, sistem kenegaraan,

sistem ekonomi dan politik di Indonesia. Paham ini meyakini betul perlunya

dilakukan liberalisasi ekonomi yaitu menyerahkan sepenuhnya kegiatan ekonomi

kepada mekanisme pasar tanpa campur tangan Negara.

4.2 Tujuan Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU)

Solidaritas Buruh Sumatera Utara yang didirikan pada 26 Juli 1999 dalam

rangka mewujudkan keadilan dan kesejahteraan kaum buruh. Memiliki dua tujuan

(9)

1. Tujuan jangka pendek SBSU

a. Terlindungi dan terbelanya kepentingan dan hak-hak kaum buruh

serta terjadinya perbaikan terhadap kondisi kerja maupun

syarat-syarat kerja yang lebih baik dan manusiawi.

b. Mengupayakan kesejahteraan kaum buruh dan keluarganya.

c. Terbangunnya rasa persaudaraan dan persatuan sesame kaum

buruh.

d. Mengupayakan kecerdasan dan kesedaran sejati kaum buruh

dibidang hukum,perburuhan atau hak-hak buruh, politik, sosial,

budaya, ekonomi dan pendidikan.

e. Terjadinya kesadaran masal kaum buruh untuk berorganisasi

dalam serikat-serikat buruh.

f. Terjadinya perubahan dan pembaharuan kebijakan perburuhan

yang berpihak kepada kepentingan dan kesejahteraan kaum buruh.

2. Tujuan jangka panjang SBSU

a. Dalam kerangka penciptaan kesejahteraan yang hakiki

membentuk dan membuat PKB di PUB tingkat perusahan.

b. Penguasaan alat produksi, dengan cara kepemilikan saham

kolektip kaum buruh atas perusahaan, diaman hal ini buruh tidak

lagi sebagai objek, tetapi sudah menjadi subjek pemilik yang

(10)

4.3 Program Solidaritas Buruh Sumatera Utara 1. Pemeberdayaan buruh perempuan

Memperkuat posisi buruh perempuan, membangun kesadaran dan

keterlibatan kritis buruh perempuan dala, membangun serikat buruh,

memperjuangkan kepentingan, hak-hak dan kesejahteraan kaum buruh perempuan

dan keluarganya serta kebijakan perburuhan yang melindungi kepentingan buruh

perempuan. Program ini diintegrasikan dalam semua program SBSU.

2. Pengorganisasian

Memperbanyak anggota dan membentuk serikat buruh ditingkat

perusahaan/basis (Pimpinan Unit Basis). Prioritas pengorganisasian buruh industri ,

perkebunan dan jasa

3. Pendidikan dan latihan

Membangun kesadaran sejati, kecerdasan dan daya kritis kaum buruh.

Pendidikan yang membuat kaum buruh tahu sebab ketertindasannya. Tahu

hak-haknya dan cara mendapatkannya. Mendapatkan pendidikan dan latihan untuk

meningkatkan keterampilan berorganisasi sehingga timbul kesadaran akan

pentingnya berorganisasi.

4. Pemberdayaan ekonomi kaum buruh

Upaya peningkatan kesejahteraan kaum buruh. Terbentuknya

koperasi-kopersai buruh ditingkat PUB dan program lembaga keuangan buruh (LKB).

Ditingkat Pub yang melayani kebutuhan anggota-anggota serta untuk membiayai

(11)

5. Advokasi

Memberikan bantuan hukum dan pembelaan dalam perselisihan perburuhan.

Terbentuknya Biro Bantuan Hukum serikat buruh yang kuat untuk melayani

kepentingan anggota-anggotanya.

6. Membangun Jaringan Kerja

Berdasarkam kemitraan, kesetaraan dan saling menghormati, jaringan kerja

yang dibangun internasional, nasional, regional dan dengan organisasi-organisasi

kemasyarakatan atau kelompok lokal. SBSU menjadi bagian dari gerakan buruh

nasional.

7. Melakukan kajian terhadap buruh dan kebijakan perburuhan

Melakukan kajian tentang persoalan kaum buruh dan kebijakan atau

peraturan perundang-undangan serta kajian-kajian untuk pengembangan dan

penguatan serikat buruh SBSU.

8. Media komunikasi dan informasi

Pengadaan media-media komunikasi dari dan untuk kaum buruh dan non

buruh. Penyebaran informasi mengenai kegiatan SBSU, situasi perburuhan dan non

perburuhan ke dalam dan keluar oragansisasi SBSU.

4.4 Struktur Organisasi dan Kepengurusan SBSU 4.4.1 Struktur Organisasi

Organisasi berasal dari kata organize yang berarti menciptakan struktur

dengan bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga hubungan satu sama

(12)

SBSU (Solidaritas Buruh Sumatera Utara) adalah organisasi serikat buruh

yang berbentuk Federasi (gabungan) dari serikat-serikat buruh sektoral di unit kerja

(perusahaan) dan serikat buruh berdasarkan tempat tinggal, dengan struktur

(13)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SBSU

KONGRES

MPO

DPP

Ketua Umum Sekretaris

Humas

Bendahara Keuangan

Kadiv PEK

Kadiv Diklat Kadiv

INDOK Kadiv

Advokasi

Kadiv Pengorganisasian

DPC DPC DPC

PUB PUB

PUB

Anggota Anggota

(14)

Keterangan:

MPB : Majelis Pertimbangan Buruh

DPP : Dewan Pergerakan Pusat

Humas : Hubungan Masyarakat

Kadiv : Ketua Divisi

PEK : Pengembangan Ekonomi dan Koperasi

INDOK : Informasi dan Dokumentasi

Diklat : Pendidikan dan Pelatihan

DPC : Dewan Pergerakan Cabanng

PUB : Pimpinan Unit Basis

4.4.2 Kepengurusan Solidaritas Buruh Sumatera Utara Majelis Pertimbangan Organisasi

Ketua : Agus Arifin, S.Sos

Sekretaris : Dadang Dermawan, M.Si

Anggota : Jupri Antono, S.Sos

Anggota : KM. Simanjuntak, S.Sos

Anggota : Salman, S.Sos

Anggota : J. Sipahutar

Dewan Pergerakan Pusat Ketua Umum : Junaidi Selian

Sekretaris : M.Dahlan Siregar, S.Ag

Humas : M. Amrul Sinaga, SH

(15)

Divisi-Divisi

1. Divisi Advokasi

Ketua : Sakti Makmur Siregar, SH

Anggota : Sutanto, SH

2. Divisi pengorganisasian

Ketua : Alimsyah Karo-Karo

Anggota : Midian Simanjuntak

Anggota : Muliadi Sihite

3. Divisi Pengembangan Ekonomi dan Koperasi

Ketua : Rudianto Pasaribu

Anggota : Hotlan Siregar

Amggota : Rosda Br. Pasaribu

4. Divisi Informasi dan Dokumentasi

Ketua : M. Fadli Siregar, SH

Anggota : Ihsan

Anggota : Sugiono

5. Divisi Pendidikan dan Pelatihan

Ketua : Indra Suhada

Anggota : Nurcahaya Br. Nainggolan

Anggota : Tomi Octarji Panjaitan

6. Divisi Seni, Budaya dan Olahraga

Ketua : A. Rismanto Chaniago

(16)

BAB V ANALISIS DATA 5.1. Pengantar

Pada bab ini penulis akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari

hasil penelitian dengan menyebearkan angket (Kuesioner) kepada sebanyak 20

responden. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan

mengelompokan data menjadi satu bagian-bagian tertentu berdasarkan jawaban

responden. Analisis data yang dimaksud adalah interprestasi langsung berdasarkan

data dan informasi yang diperoleh dilapangan. Adapun data-data yang di analisis

pada bab ini adalah sebagai berikut :

5.2. Kharakteristik Umum Responden

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi (F) Persentase (%)

Sumber : Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan table 5.1 diketahui usia responden bervariasi

dari usia 34 tahun hingga usia tertua 54 tahun. Sebanyak 10 responden (50%) berada

(17)

berada pada rentang usia antara 42 tahun sampai dengan 49 tahun, sebanyak 6

responden (30%) berada pada rentang usia antara 50 tahun sampai dengan 57 tahun.

Jika melihat rentang usia terakhir responden jelas kita ketahui jika pada rentang usia

ini merupakan rentang usia yang sudah tidak produktif untuk bekerja disebuah

perusahaan, namun perusahaan pada kenyataan masih mempekerjakan mereka yang

usianya sudah tidak produktif lagi. Bahkan untuk buruh yang berusia 55 tahun pada

usia tersebut sudah masuk pada kategori pada usia pensiun untuk beristirahat dari

pekerjaan, namun walaupun usia responden yang sudah berada pada usia tidak

produktif mereka masih tetap dapat bekerja. Oleh karena itu perusahaan masih

mempekerjakan mereka.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Laki-laki

Perempuan

14

6

70

30

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan oleh table 5.2 dapat diketahui jenis

kelammin responden. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui jika mayoritas

responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 responden (70%), sementara itu

(18)

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi (F) Persentase (%)

1

2

Islam

Protestan

12

8

60

40

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.3 dapat diketahui agama yang

dianut oleh responden. Buruh dampingan Solidaritas Buruh Sumatera Utara memiliki

agama yang berbeda, adapun agama yang dianut oleh buruh adalah islam dan

protestan. Meskipun para buruh tersebut memiliki keyakinan yang berbeda-beda

namun mereka tetap menjalin hubungan yang baik dalam hubungan pertemanan

maupun dalam bidang pekerjaan. Berdasarkan data tersebut diketahui mayoritas

responden menganut agama islam sebanyak 12 responden (60%). Responden

(19)

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1

Sumber: Data primer, Desember 2015

Pendidikan merupakan hal terpenting dan merupakan modal utama yang

wajib dimiliki oleh setiap Individu karena tujuan dari pendidikan adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan Individu itu sendiri. Berdasarkan data yang disajikan

pada table 5.4 dapat diketahui pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh

responden.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui jika mayoritas dari responden telah

menyelesaikan pendidikan formalnya sampai kejenjang sekolah menegah atas, yaitu

sebanyak 10 responden (50%), dan 9 responden (45%) menyelesaikan pendidikan

sampai kejenjang sekolah menegah pertama. Sementara itu hanya 1 responden (5%)

yang menamatkan sekolahnya hingga jenjang sekolah dasar saja, satu responden

yang tamat di sekolah dasar tersebut diterima bekerja di perusahaan merupakan

buruh lama yang ketika pada masanya pendidikan terakhir tidak menjadi perhatian

untuk dapat diterima bekerja. Lain halnya dibanding pada saat ini yang mana buruh

(20)

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Suku

No Suku Frekuensi (F) Persentase (%)

1

2

3

Batak

Jawa

Lainnya

10

7

3

50

35

15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tebel 5.5 dapat diketahui suku dari para

responden. Buruh yang merupakan dampingan Solidaritas Buruh Sumatera Utara

memiliki keberagaman suku. Seperti suku batak, jawa, nias dan aceh. Berdasarkan

data tersebut dapat dilihat jika suku batak merupakan suku mayoritas yaitu sebanyak

10 responden (50%), sebanyak 7 responden (35%) adalah suku jawa, 1 responden

(21)

Table 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

No Jumlah Anak Frekuensi (F) Persentase (%)

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.6 dapat diketahu distribusi

responden berdasarkan jumlah anak. Jumlah minimal anak yang dimiliki responden

adalah satu orang anak dan jumlah maksimal yang dimiliki responden adalah lima

orang anak, serta responden yang tidak memiliki anak. Berdasarkan data pada table

sebanyak 3 responden (15%) menyatakan bahwa mereka hanya memiliki satu orang

anak, umunya responden yang memiliki satu anak ini adalah mereka yang baru

berumah tangga. Kemudian 5 responden (25%) menyatakan bahwa merekan

memiliki dua orang anak, kelima responden ini mengaku mengikuti program

keluarga berencana yang menyatakan jika dua anak lebih baik. Sementara itu 6

responden (30%) menyatakan bahwa mereka memiliki tiga orang anak, sebanyak 2

(22)

5.3. Kharakteristik Jawaban Responden 5.3.1. Sosialisasi

1. Persepsi

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Tahu

Kurang tahu

17

3

85

15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.7 dapat diketahui jumlah

responden yang mengetahui mengenai program BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 17

responden (85%) mengetahui mengenai program BPJS Ketenagakerjaan, sementara

itu 3 responden (15%) kurang mengetahui. Hal tersebut dikarenakan penyebaran

informasi melalui sosialisasi kepada responden yang kurang merata, sehingga

mengakibatkan sebagian dari responden tidak benar-benar mengetahui program

BPJS Ketenagakerjaan tersebut. Sarana pengetahuan mengenai program BPJS

Ketenagakerjaan yang didapat responden juga berbeda-beda, ada yang mendapatkan

informasi melalui media massa seperti iklan ditelevisi, dari SBSU dari Buruh lain

(23)

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan perolehan informasi pertama mengenai program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.8 dapat diketahui sumber

informasi pertama yang diperoleh oleh responden mengenai program BPJS

Ketanagakerjaan. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa informasi yang paling

banyak didapat oleh responden adalah dari SBSU, hal tersebut dapat dilihat dari 14

responden (70%) yang menjawab sumber informasi pertamanya mengenai program

BPJS Ketenagakerjaan adalah SBSU (Solidaritas Buruh Sumatera Utara) yang mana

dalam penyampaian informasi ini SBSU sebagai pihak pendamping sangat

mengedepankan pengetahuan buruh mengenai program BPJS Ketenagakerjaan.

Sementara itu 4 responden (20%) mengetahui informasi pertama mengenai program

BPJS Ketenagakerjaan dari media massa, 1 responden (5%) mengetahui informasi

pertama mengenai program BPJS Ketenagakerjaan melalui buruh lain, dan 1

responden (5%) mengetahui informasi pertama mengenai program BPJS

(24)

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Sumber Informasi Lainnya Mengenai Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9 dapat diketahui sumber

informasi lainnya yang diperoleh oleh responden mengenai program BPJS

Ketanagakerjaan. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa informasi lainnya yang

paling banyak didapat oleh responden adalah dari Media massa dan SBSU, hal

tersebut dapat dilihat dari 6 responden (30%) yang menjawab sumber informasi

lainnya mengenai program BPJS Ketenagakerjaan adalah Media massa, dan 6

responden (30%) menjawab sumber informasi lainnya mengenai program BPJS

Ketenagakerjaan adalah SBSU (Solidaritas Buruh Sumatera Utara) yang mana dalam

penyampaian informasi lainnya ini SBSU sebagai pihak pendamping sangat

mengedepankan pengetahuan buruh mengenai program BPJS Ketenagakerjaan.

Sementara itu 4 responden (20%) mengetahui informasi lainnya mengenai program

BPJS Ketenagakerjaan dari Buruh lain, 4 responden (20%) mengetahui informasi

(25)

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan pemberian informasi Petugas BPJS Ketenagakerjaan Terhadap Buruh di Perusahaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Tidak tahu

Tidak ada

5

15

25

75

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Sebelum dilaksanakan sebuah program, akan lebih baik jika program tersebut

diinformasikan terlebih dahulu. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.10

dapat diketahui apakah para responden sebagai peserta program BPJS

Ketenagakerjaan mengetahui jika sebelumnya pihak BPJS Ketenagakerjaan

memberikan informasi terlebih dahulu mengenai program tersebut kepada peserta.

Berdasarkan data yang diperoleh banyak diantara para responden mengaku

tidak ada petugas BPJS Ketenagakerjaan yang menginformasikan program BPJS

Ketenagakerjaa di tempat para buruh bekerja, hal tersebut dapat dilihat dari 15

responden yang mengaku tidak ada. Bahkan 5 responden mengatakan tidak tahu

bahwa ada petugas yang menginformasikan mengenai program BPJS

Ketenagakerjaan. Hal ini menggambarkan bahwa pemberitahuan kepada peserta

(26)

Table 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Informasi No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1

2

Paham

Kurang paham

17

3

85

15

Jumlah 20 100

Sumber : Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.11 dapat diketahui sejauh mana

pemahaman para responden mengenai program BPJS Ketenagakerjaan setelah

diberikan sosialisasi oleh petugas BPJS Ketenagakerjaan. Melihat persentase pada

table tersebut dapat terlihat masi ada dari peserta program BPJS tersebut kurang

paham.

Sebanyak 17 responden (85%) dapat memahami program tersebut setelah

mendapatkan sosialisasi dari BPJS Ketenagakerjaan, kemudian sebanyak 3

responden (15%) mengaku kurang paham mengenai program BPJS Ketenagakerjaan,

hal tersebut dikarenakan responden merasa sosialisasi yang diberikan oleh

(27)

Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Manfaat Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Tahu

Kurang tahu

17

3

85

15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Manfaat dari sosialisasi program terlebih dahulu adalah agar para peserta

sebelum mengikuti program tersebut dapat mengetahui apa manfaat dari pelaksanaan

program BPJS Ketenagakerjaan. Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.12

dapat diketahui bagaimana pemahaaman para responden mengenai manfaat dari

pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan setelah mendapatkan sosialisasi.

Berdasarkan data pada tebel tersebut diketahui bahwa dari 20 responden,

sebanyak 17 responden (85%) mengaku mengetahui manfaat dari pelaksanaan

program setelah mandapat informasi dari sosialisasi, selain itu terdapat 3 (15%) yang

kurang tahu manfaat dari pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan tersebut, hal

ini disebabkan karena penyampaian informasi ketika sosialisasi yang kurang dapat

(28)

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Tujuan Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Tahu

Kurang tahu

17

3

85

15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Tujuan dari sosialisasi program terlebih dahulu adalah agar para peserta

sebelum mengikuti program tersebut dapat mengetahui apa manfaat dari pelaksanaan

program BPJS Ketenagakerjaan. Berdasarkan data yang disajikan pada table 5.12

dapat diketahui bagaimana pemahaaman para responden mengenai tujuan dari

pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan setelah mendapatkan sosialisasi.

Berdasarkan data pada tebel tersebut diketahui bahwa dari 20 responden,

sebanyak 17 responden (85%) mengaku mengetahui tujuan dari pelaksanaan program

setelah mandapat informasi dari sosialisasi, selain itu terdapat 3 (15%) yang kurang

tahu tujuan dari pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan tersebut, hal ini

disebabkan karena penyampaian informasi ketika sosialisasi yang kurang dapat

(29)

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan di SBSU

No Ketegori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

10

8

2

50

40

10

Jumlah 20 100

Sumber : Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan oleh table 5.14 dapat diketahui bahwa

pengetahuan responden mengenai sejak kapan program BPJS Ketenagakerjaan

dilaksanakan di Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU). Berdasarkan pada table,

sebanyak 10 responden (50%) mengetahui program BPJS Ketenagakerjaan,

kemudian sebanyak 8 reponden (40%) mengaku kurang tahu dan 2 responden (10%)

menyatakan bahwa mereka tidak tahu kapan program BPJS Ketenagakerjaan

(30)

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasakan Alasan Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan di SBSU

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

Sumber: Data primer Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.15 dapat diketahui apakah

responden mengetahui alasan dilaksanakannya program BPJS Ketenagakerjaan di

Solidaritas Buruh Sumatera Utara (SBSU). Sebanyak 10 responden (50%)

mengetahui program BPJS Ketenagakerjaan, kemudian sebanyak 8 reponden (40%)

mengaku kurang tahu dan 2 responden (10%) menyatakan bahwa mereka tidak tahu

kapan program BPJS Ketenagakerjaan dilaksanakan di SBSU. Responden yang

mengetahui alasan dilaksanakannya program BPJS Ketenagakerjaan di SBSU adalah

mereka yang mengikuti sosialisasi program BPJS Ketenagakerjaan. Alas an utama

dilaksanakannya program BPJS Ketenagakerjaan adalah untuk kesejahteraan

kariyawan dengan memberikan jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian,

(31)

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Iuran Program BPJS Ketenagakerjaan

Berdasarkan data yang di dapat diketahui bahwa 20 responden (100%)

mengaku mengetahui tentang Iuran program BPJS Ketenagakerjaan. Pembayaran

Iuran setiap bulannya merupakan kewajiban setiap orang yang menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan, pembayaran iuranpun bermacam-macam, dapat dilakukan dari

potongan gaji diperusahaan tempat buruh bekerja, bisa pula dibayarkan melalui

agen-agen yang bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan.

Table 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pengecekan Saldo No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.16 dapat diketahui apakah

responden mengetahui mengenai pengecekan saldo yang dapat dilakukan secara

online, mobile, atau SMS. Sebanyak 7 responden (35%) mengetahui pengecekan

(32)

mengenai pengecekan saldo secara online diakui responden karena informasi yang

diterima ketika sosialisasi mengenai pengecekan saldo tersebut masih kurang jelas

dan ada juga beberapa dari responden yang tidak terlalu mau tau mengenai

pengecekan saldo tersebut.

2. Sikap

Tabel 5.17

Distribusi Rezponden Berdasarkan Penilaian Mengenai Sosialisasi Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Baik

Kurang baik

17

3

85

15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Sosialisasi informasi program BPJS Ketenagakerjaan merupakan gerbang

utama bagi para peserta untuk mengetahui lebih jauh mengenai teknis pelaksanaan

program tersebut. Karena penyampaian informasi dalam sosialisasi yang kurang baik

akan berdampak pada kurang baik pula informasi yang dipahami oleh para

pesertanya dan penyampain informasi dalam sosialisi yang baik akan berdampak

baik pula informasi yang dipahami oleh peserta. Hal tersebut dapat terlihat pada data

yang disajikan pada tabel 5.17. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui jika

sebanyak 17 responden (85%) menilai jika pelaksanaan sosialisasi Program BPJS

(33)

program tersebut masih kurang baik sehingga responden kurang dapat memahami

program BPJS Ketenagakerjaan.

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Baik

Kurang baik

17

3

85

15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Program BPJS Ketenagakerjaan merupakan suatu wadah untuk para perkrja

atau Buruh agar kehidupan yang dijalani dapat lebih sejahtera dan memiliki jaminan

dikemudian hari. Baiknya program BPJS Ketenagakerjaan sangat mempengaruhi

penilaian peserta dan mempengaruhi kehidupan peserta itu sendiri. Berdasarkan data

yang disajikan pada tabel 5.18 dapat diketahui bagaimana penilaian responden

mengenai program BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 17 responden (85%)

menyatakan bahwa program BPJS Ketenagakerjaan sudah baik, sementara itu masih

ada 3 responden (15%) menyatakan bahwa program BPJS Ketenagakerjaan masih

(34)

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Dana Premi yang Harus di Bayar

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Murah

Mahal

Terlalu mahal

7

8

5

35

40

25

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.19 dapat diketahui bagaimana

penilaian responden mengenai dana premi atau Iuran yang harus dibayar. Sebanyak 7

responden (35%) menyatakan dana premi atau Iuran yang harus dibayar termasuk

murah, sementara itu 8 responden (40%) menyatakan bahwa Iuran atau dana premi

yang harus dibayarkan tersebut tergolong mahal, dan 5 responden (25%) menyatakan

bahwa dana premi tersebut terlalu mahal untuk dibayar setiap bulannya. Jumlah dana

premi yang harus dibayar setiap bulannya oleh masing-masing peserta tersebut

(35)

Tabel 5.20

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Sosialisasi Pengecekan Saldo

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Baik

Kurang baik

Tidak baik

14

3

3

70

15

15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.20 dapat diketahui bagaimana

penilaian responden mengenai sosialisasi pengecekan saldo secara online, mobile

dan SMS. Sebanyak 14 responden (70%) menyatakan bahwa pengecekan saldo

tersebut baik dan lebih memudahkan mereka, sementara itu ada 3 responden (15%)

yang menyatakan pengecekan saldo tersebut kurang baik, dan 3 responden (15%)

menyatakan bahwa pengecekan saldo secara online, mobile, SMS tidak baik,

penilaian tersebut disebabkan responden yang tidak mengerti cara menggunakan

media online, mobile maupun SMS untuk melakukan pengecekan saldo. Sementara

itu responden yang menyatakan hal tersebut baik, mengaku lebih memudahkan

(36)

Tabel 5.21

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Mengenai Kelanjutan Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Setuju

Kurang setuju

Tidak setuju

17

2

1

85

10

5

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.21 dapat diketahui bagaimana

tanggapan responden mengenai kelanjutan program BPJS Ketenagakerjaan.

Sebanyak 17 responden (85%) menanggapi setuju jika program BPJS

Ketenagakerjaan dilanjutkan karena mereka merasa sangat terbantu dengan adanya

program tersebut. 2 responden (10%) menanggapi kurang setuju terhadap kelanjutan

program BPJS Ketenagakerrjaan, sedangkan 1 reponden (5%) memberi tanggapan

(37)

3. Partisipasi

Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Sosisalisasi Program BPJS Ketenagakerjaan

Sumber: Data primer, Desember 2015

Sebelum program BPJS Ketenagakerjaan dilaksaankan pada buruh

dampingan SBSU (Solidaritas Buruh Sumatera Utara), terlebih dahulu pengurus

SBSU melakukan sosialisasi kepada seluruh buruh. Sosialisasi ini bertujuan untuk

memperkenalkan program kepada peserta agar peserta mengetahui lebih jauh

mengenai program BPJS Ketenagakerjaan

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.22 terlihat hanya 3 responden

(15%) saja yang sering mengikuti sosialisasi yang diadakan. Sementara itu 8

responden (40%) mengaku jarang mengikuti sosialisasi dan sebanyak 9 rseponden

(45%) mengaku tidak mengikuti sosialisasi tersebut dengan alasan yang

bermacam-macam. Namun pada umunya responden tidak dapat mengikuti sosialisasi tersebut

(38)

Tabel 5.23

Distribusi Responden Berdasarkan jumlah Keikutrsertaan dalam Sosialisasi Program BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

Sumber: Data primer, Desember 2015

Sebelum program BPJS Ketenagakerjaan dilaksaankan pada buruh

dampingan SBSU (Solidaritas Buruh Sumatera Utara), terlebih dahulu pengurus

SBSU melakukan sosialisasi kepada seluruh buruh. Sosialisasi ini bertujuan untuk

memperkenalkan program kepada peserta agar peserta mengetahui lebih jauh

mengenai program BPJS Ketenagakerjaan.

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.23 terlihat 5 responden (25%)

mengikuti satu kali acara sosialisasi program BPJS Ketenagakerjaan, 3 responden

(15%) mengikuti dua kali acara sosialisasi program BPJS Ketenagakerjaan, dan 3

responden (15%) mengaku sudah tiga kali mengikuti sosialisasi program BPJS

Ketenagakerjaan, namun 9 rseponden (45%) mengaku tidak pernah sekalipun ikut

(39)

5.3.2 Pendaftaran 1. Persepsi

Tabel 5.24

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pendaftaran Online No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

Sumber: Data primer, Desember 2015

Tujuan dari diberlakukannya pendaftaran online adalah agar orang yang ingin

menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dapat dengan mudah mendaftar tanpa harus

berdesak-desakan untuk menjadi peserta jaminan sosial ini. Berdasarkan tabel 5.24

dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui mengenai pendaftaran

online, ini menujukan bahwa sebagian dari responden sudah mengikuti sosialisasi

dan memahaminya.

Berdasarkan data pada tabel tersebut diketahui bahwa dari 20 responden

sebanyak 9 responden (45%) sudah mengetahui mengenai pendaftaran online

tersebut, dan 6 responden (30%) mengaku kurang tahu mengenai pendaftaran online,

sementara itu 5 responden (25%) megaku sama sekali tidak mengetahui mengenai

(40)

Tabel 5.25

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan mengenai Pendaftaran Langsung di Kantor BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

17

2

1

85

10

5

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.25 dapat diketahui pengetahuan

responden mengenai pendaftaran langsung di kantor BPJS Ketenagakerjaan.

Sebanyak 17 responden (85%) sudah mengetahui mengenai pendaftaran langsung

dikantor BPJS Ketenagakerjaan, hal ini terlihat bahwa hampir seluruh buruh atau

responden sudah paham dan mendapatkan informasi sosialisasi dengan baik.

Sementara 2 reponden (10%) mengaku kurang tahu mengenai cara pendaftaran

tersebut dan 1 responden (5%) mengaku sama sekali tidak tahu mengenai cara

(41)

Tabel 5.26

Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Informasi Mengenai Pendaftaran Online

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Petugas BPJS dan SBSU

Lainya

Sumber: Data primer, Desember 2015

Tujuan dari diberlakukannya pendaftaran online adalah agar orang yang ingin

menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dapat dengan mudah mendaftar tanpa harus

berdesak-desakan untuk menjadi peserta jaminan sosial ini. Informasi sosialisasi

sangat dibutuhkan khususnya untuk pendaftaran agar orang yang akan mendaftar

memahami program dari jaminan sosial yang akan dia gunakan.

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.26 dapat diketahui dari mana

saja para buruh memperoleh informasi mengenai pendaftaran online. Sebanyak 4

responden (20%) mengaku mengetahui informasi mengenai pendaftaran online

melalui media massa, baik itu dari surat kabar maupun televisi. Kemudian 4

responden (20%) mengaku memperoleh informasi mengenai pendaftaran online

melalui SBSU, sementara 2 responden (10%) mengaku memperoleh informasi

mengenai pendaftaran online melalui buruh lain, dan 5 responden (25%) mengaku

(42)

Tabel 5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Petugas yang Menginformasikan Pendaftaran Online

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

5

9

6

25

45

30

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.27 dapat diketahui apakah

responden mengetahui adanya petugas yang menginformasikan pendaftaran online.

Sebanyak 5 responden (25%) mengaku mengetahui adanya petugas yang

menginformasikan mengenai pendaftaran online, kemudian 9 responden (45%)

mengaku kurang tahu mengenai adanya petugas yang menginformasikan pendaftaran

online dan 6 responden (30%) menyatakan tidak tahu sama sekali mengenai petugas

yang menginformasikan pendaftaran online. Berbeda-bedanya pengetahuan

responden mengenai adanya petugas yang menginformasikan pendaftaran online

diakuin sebagian responden tidak terlalu mau tau mengenai pendaftaran online

(43)

Tabel 5.28

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Petugas yang Menginformasikan Pendaftaran Lansung

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

11

7

2

55

35

10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.28 dapat diketahui apakah

responden mengetahui adanya petugas yang menginformasikan pendaftaran langsung

ke kantor BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 11 responden (55%) mengetahui adanya

petugas yang menginformasikan pendaftaran langsung ke kantor BPJS

Ketenagakerjaan, kemudian 7 responden (35%) mengaku kurang mengetahui

mengenai adanya petugas yang menginformasikan pendaftaran langsung ke kantor

BPJS, dan 2 responden (10%) menyatakan tidak tahu sama sekali mengenai adanya

petugas yang menginformasikan pendaftaran langsung ke kantor BPJS

(44)

2. Sikap

Tabel 5.29

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Pendaftaran Online No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1

2

3

Mudah

Biasa saja

Sulit

2

5

13

10

25

65

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.29 dapat diketahui bagaimana

penilaian responden mengenai pendaftaran online. Dari 20 responden, hanya 2

responden (10%) yang mengatakan pendaftaran online mudah. Sementara itu 5

responden (25%) mengakui biasa saja mengenai pendaftaran online tersebut dan 13

responden (65%) mengakui bahwa pendaftaran online tergolong sulit. Berdasarkan

keterangan para buruh, rata-rata dari mereka kurang dapat mengendalikan komputer

sehingga mereka merasa mendaftar secara online terlalu sulit bagi orang-orang seusia

mereka.

(45)

Tabel 5.30

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Pendaftaran Langsung Ke Kantor BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Baik

Kurang baik

Tidak baik

15

3

2

75

15

10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.30 dapat diketahui bagaimana

penilaian responden mengenai pendaftaran langsung ke kantor BPJS

Ketenagakerjaan. Dari 20 responden, 15 responden (75%) menilai baik mengenai

pendaftaran langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan, kemudian 3 responden

(15%) menilai pendaftaran langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan kurang baik

dan 2 responden (10%) menilai pendaftaran lansung ke kantor BPJS

Ketenagakerjaan tidak baik. Berdasarkan keterangan para responden yang menilai

pendaftaran langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan kurang baik dan tidak baik,

diakuin responden bahwa mendaftar lansyng ke kantor BPJS Ketenagakerjaan terlalu

(46)

Tabel 5.31

Distribusi Responden Berdasarkan Penilain Mengenai Cara Pendaftaran yang Lebih Baik

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Pendaftaran

langsung

Pendaftaran online

16

4

80

20

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.31 dapat diketahui penilain

responden mengenai cara pendaftaran yang lebih baik antara pendaftaran online atau

pendaftaran langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 16 responden

(80%) menilai pendaftaran langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan adalah yang

lebih baik, sementara 4 responden (20%) menilai pendaftaran online merupakan yang

lebih baik.

3. Partisipasi

Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Mengenai Pendaftaran Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan

Pendaftaran atau keikutsertaan dalam kepesertaan BPJS Ketengakerjaan

merupaka sebuah jaminan sosial untuk para buruh yang bekerja disebuah perusahaan

(47)

diketahui bagaimana responden melakukan pendaftaran kepesertaan BPJS

Ketenagakerjaan. Sebanyak 20 responden (100%) menyatakan mereka didaftarkan

langsung oleh perusahaan ditempat mereka masing-masing bekerja.

5.3.3 Pelayanan 1. Persepsi

Tabel 5.32

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pelayanan yang Diberiakan Oleh BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Tahu

Kurang tahu

17

3

85

15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.32 dapat diketahui apakah

responden mengetahui mengenai pelayanan yang diberikan oleh BPJS

Ketenagakerjaan. Sebanyak 17 responden (85%) mengaku mengetahui pelayanan

yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan, dimana responden menjawab jaminan

kecelakan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian. Sementara 3 responden

(15%) mengaku kurang mengetahui mengenai pelayanan yang dibeika oleh BPJS

(48)

Tabel 5.33

Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Pelayanan yang Diberikan BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Pelayanan JHT

Pelayanan JKK

Pelayanan Kesehatan

3

2

15

15

10

75

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.33 dapat diketahu jumlah

responden yg sudah pernah memperoleh pelayanan yang diberikan oleh BPJS

Ketenagakerjaan. Sebanyak 3 responden (15%) menyatakan sudah pernah

memperoleh pelayanan JHT, kemudian 2 responden (10%) mengaku memperoleh

(49)

Tabel 5.34

Distribusi Responden Berdasarkan pengetahuan perolehan pelayanan No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1

2

3

Pelayanan JHT

Pelayanan JKK

Pelayanan JK

10

8

2

50

40

10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.34 dapat diketahui jumlah

responden yang mengetahui jenis pelayanan yang pernah didapatkan atau diperoleh

oleh keluarga, teman kerja, atau orang terdekat. Sebanyak 10 responden (50%)

mengatakan pernah mengetahui orang terdekat mendapatkan pelayanan JHT,

kemudian 8 responden (40%) mengatakan pernah mengetahui orang terdekat

memperoleh jaminan JKK, dan 2 responden (10%) mengetahui orang terdekat pernah

(50)

Tabel 5.35

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pelayanan Klaim JHT

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.35 dapat diketahui apakah

responden mengetahui mengenai pelayanan klaim atau pencairan dana pada Program

JHT (Jaminan Hari Tua). Dari 20 responden, 15 responden mengaku mengetahui

mengenai pelayanan klaim atau pencairan dana Jaminan Hari Tua. Sementara itu 3

responden menyatakan kurang tahu mengenai pelayanan pencairan dana JHT

tersebut dan 2 responden mengaku sama sekali tidak mengetahui mengenai pencairan

dana tersebut. Berdasarkan data tersebut dapat kita lihat jika masih ada responden

yang tidak mengetahui mengenai klaim dana JHT. Hal tersebut disebabkan peralihan

program yang dulunya dikenal dengan Jamsostek dengan yang dekrang menjadi

BPJS Ketenagakerjaan. Dengan berubahnya program tersebut, maka berubah pula

(51)

Tabel 5.36

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Ketentuan Pelayanan Klaim Pada Program JHT

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

15

3

2

75

15

10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.36 dapat diketahui bagaimana

pengetahuan responden mengenai ketentuan dan persyaratan dalam pelayanan dana

klaim pada program Jaminan Hari Tua (JHT). Dari 20 responden, 15 responden

mengaku mengetahui mengenai ketentuan dan persyaratan pelayanan dana klaim

pada program Jaminan Hari Tua. Sementara itu 3 responden menyatakan kurang tahu

mengenai ketentuan dan persyaratan pelayanan pencairan dana JHT tersebut dan 2

responden mengaku sama sekali tidak mengetahui. Besar kecilnya dana klaim yang

diterima oleh peserta tentunya berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh seberapa lama

(52)

Tabel 5.37

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Ketentuan dalam Pelayanan Program JKK

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

12

5

3

60

25

15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.37 dapat diketahui apakah

responden mengetahui mengenai ketentuan dan persyaratan dalam pelayanan

program Jaminan Kecelakaan Kerja. Sebanyak 12 responden mengetahui mengenai

ketentuan pelayanan Program JKK tersebut. Kemudian 5 responden mengaku kurang

tahu mengenai ketentuan tersebut dan 3 responden mengaku sama sekali tidak tahu

mengenai ketentuan dan persyaratan dalam pelayanan program Jaminan Kecelakaan

(53)

Tabel 5.38

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pelayanan Kesehatan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

11

5

4

55

25

20

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.38 dapat diketahui apakah

responden mengetahui mengenai pelayanan kesehatan pada program Jaminan

Kecelakaan Kerja. Sebanyak 11 responden (55%) mengetahui pelayanan kesehatan

pada program Jaminan Kecelakaan Kerja, sementara 5 responden (25%) mengaku

kurang mengetahui dan 4 responden (20%) menyatakan bahwa mereka ama sekali

(54)

Tabel 5.39

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pelayanan Program Jaminan Kematian

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

14

3

3

70

15

15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.39 dapat diketahui apakah

responden mengetahui mengenai pelayanan program Jaminan Kematian (JK).

Sebanyak 14 responden (70%) mengaku mengetahui mengenai pelayanan program

Jaminan Kematian, sementara itu 4 responden (20%) menyatakan kurang mengetahui

dan 4 responden (20%) menyatakan sama sekali tidak mengetahui mengenai

(55)

Tabel 5.40

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pelayanan Program Jaminan Pensiun

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

5

4

11

25

20

55

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.40 dapat diketahu apakah

responden mengetahui tentang pelayanan program Jaminan Pensiun. Dari 20

responden, hanya 5 responden (25%) yang mengetahui tentang pelayanan program

Jaminan Pensiun. Sementara itu 4 responden (20%) menyatakan kurang mengetahui

dan sebanyak 11 responden (55%) mengaku sama sekali tidak mengetahui mengenai

(56)

Tabel 5.41

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Pelayanan Pembayaran Iuaran Dapat Dilakukan Melalui Bank atau Agen No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1

2

3

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

11

5

4

55

25

20

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.41 dapat diketahui pengetahuan

responden mengenai pelayanan pembayaran iuran yang dapat dilakukan melalui bank

atau agen. Sebanyak 11 responden (55%) mengetahui mengenai pelayanan

pembayaran iuran yang dapat dilakukan melalui bank atau agen. Sementara 5

responden (25%) mengaku kurang mengetahui dan 4 responden (20%) menyatakan

sama sekali tidak mengetahui mengenai pelayanan pembayaran iuran yang dapat

(57)

2. Sikap

Tabel 5.42

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Baik

Kurang baik

Tidak baik

16

2

2

80

10

10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.42 dapat diketahui bagaimana

penilaian responden mengenai pelayanan yang diberikan oleh BPJS

Ketenagakerjaan. Sebanyak 16 responden (80%) menyatakan pelayanan yang

diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan baik. Sementara 2 responden (10%) menilai

kurang baik dan 2 responden (10%) menilai pelayanan yang diberikan oleh BPJS

(58)

Tabel 5.43

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Pelayanan Klaim Pada Program JHT

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.43 dapat diketahui bagaimana

penilaian responden mengenai pelayanan klaim atau pencairan dana pada pelayanan

program Jaminan Hari Tua (JHT). Sebanyak 14 responden (70%) menilai pelayanan

klaim atau pencairan dana pada pelayanan program Jaminan Hari Tua adalah baik.

Sementara 4 responden (20%) menilai kurang baik dan 2 responden (10%) menilai

tidak baik terhadap pelayanan klaim dan pencairan dana pada pelayanan program

Jaminan Hari Tua. Bagi responden yang menyatakan jika pelayanan dana klaim

nerjalan baik, karena dalam hal ini pihak lembaga sebagai petugas penyelenggara

dapat dengan baik melaksanakan tugasnya melayani peserta. Sementara itu bagi

responden yang menyatakan kurang baik dan tidak baik hal tersebut dikarenakan

menurut responden yang mengajukan klam harus melalui proses yang rumit.

(59)

Tabel 5.44

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Waktu Pemberian Dana Klaim

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Tepat waktu

Kurang tepat waktu

Tidak pernah

7

4

9

35

20

45

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.44 dapat diketahui ketepatan

waktu dalam pembayaran dana klaim. Dari 20 responden hanya 7 responden (35%)

yang mengatakan tepat waktu, kemudian 4 responden (20%) mengatakan kurang

tepat waktu dan 9 responden (45%) mengatakan tidak pernah melakukan klaim. Bagi

responden yang menyatakan jika pembayaran dana klaim tersebut kurang tepat

waktu, hal tersebut berdasarkan pengalaman responden tersebut yang membutuhkan

waktu berbulan-bulan dalam pencairan dana klaimnya. Waktu dalam pencairan dana

klaim memang berbeda-beda tergantung bagaimana pemrosesan berkas-berkas yang

(60)

Tabel 5.45

Distribusi Responden Berdasarkan Kecukupan Pemberian Dana Klaim No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.45 dapat diketahui cukup atau

tidaknya dana klaim yang didapat untuk menutupi kebutuhan sehari-hari akibat

penghasilan yang hilang. Dari 20 responden hanya 4 responden (20%) yang

menyatakan jika besarnya dana klaim yang diberikan kepada responden yang sudah

melakukan klaim cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat penghasilan

mereka yang hilang.

Kemudian sebanyak 7 responden (35%) mengaku jika dana klaim yang

diterima kurang cukup dan 9 responden (45%) lainnya mengaku belum pernah

mengklaim dana. Tujuan utama dari program BPJS bahwa adanya jaminan bagi para

buruh yang bekerja diperusahaan ketika menderita sakit, kecelakaan kerja atau sudah

tidak dapat bekerja sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya ketika tidak

(61)

Tabel 5.46

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Pelayanan Kesehatan Pada Program JKK

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Baik

Kurang baik

Tidak pernah

11

6

3

55

30

15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Bedasarkan data yang disajikan pada tabel 5.46 dapat diketahui nagaimana

penilaian responden mengenai pelayanan kesehatan pada program Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK). Sebanyak 11 responden (55%) menyatakan baik terhadap

pelayanan kesehatan pada program Jaminan Kecelakaan Kerja tersebut, sementara

itu 6 responden (30%) menyatakan kurang baik dan 3 responden (15%) mengaku

tidak pernah menggunakan pelayanan kesehatan pada program Jaminan Kecelakaan

(62)

Tabel 5.47

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Pelayanan Jaminan Kematian

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Baik

Kurang baik

Tidak tahu

13

4

3

65

20

15

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.47 dapat diketahui penilaian

responden terhadap pelayaan Jaminan Kematian yang diketahui responden pernah

diperoleh rekan kerja ataupun orang terdekat. Sebanyak 13 responden (65%) menilai

baik terhadap pelayaan Jaminan Kematian tersebut, sementara itu 4 responden (20%)

menilai kurang baik dan 3 responden (15%) tidak tahu karena tidak memiliki teman

(63)

Tabel 5.48

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Pelayanan Jaminan Pensiun

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Baik

Kurang baik

Tidak ada

7

2

11

35

10

55

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.48 dapat diketahui bagaimana

penilaian responden terhadap pelayanan Jaminan Pensiun yang pernah diperoleh

rekan kerja atau kerabat dekat. Dari 20 responden, hanya 7 responden (35%) yang

menilai baik terhadap pelayanan Jaminan Pensiun tersebut, sementara itu 2

responden (10%) menilai kurang baik dan 11 responden (55%) mengatakan belum

ada dari rekan kerja maupun kerabar dekat yang memperoleh pelayanan Jaminan

(64)

Tabel 5.49

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mengenai Pembayaran Iuran Melalui Bank atau Agen

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Baik

Kurang baik

Tidak baik

9

9

2

45

45

10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.49 dapat diketahui bagaimana

penilaian responden mengenai pembayaran iuran yang dapat dibayarkan melalui

bank atau agen. Dari 20 responden, 9 responden (45%) menilai baik terhadap

pembayaran iuran melalui bank atau agen, sementara 9 responden (45%) menilai

kurang baik dan 2 responden menilai tidak baik melakukan pembayaran iuran

(65)

Tabel 5.50

Distribusi Responden Berdasarkan Kemudahan Pembayaran Iuran Melalui Bank atau Agen

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3

Mudah

Kurang mudah

Tidak mudah

9

9

2

45

45

10

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.50 dapat diketahui bagaimana

penilain kemudahan pembayaran iuran melalui bank atau agen. Dari 20 responden, 9

responden (45%) mengatakan mudah melakukan pembayaran iuran melalui bank

atau agen, sementara 9 responden (45%) mengatakan kurang mudah dan 2 responden

(66)

3. Partisipasi

Tabel 5.51

Distribusi Responden Berdasarkan Keiukutsertaan Dalam Melakukan Klaim Pada Pelayanan Program JHT

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Jarang

Tidak pernah

5

15

25

75

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.51 dapat diketahui pernah

tidaknya responden melakukan klaim atau pencairan dana pada pelayanan program

Jaminan Hari Tua. Dari 20 responden, hanya 5 responden (25%) yang mengaku

jarang melakukan klaim atau pencairan dana pada pelayanan program Jaminan Hari

tua, sementara itu 15 responden (75%) mengaku tidak pernah melakukan klaim atau

(67)

Tabel 5.52

Distribusi Responden Berdasarkan Proses Klaim Dana Pada Pelayanan Program JHT

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Kurang cepat

Tidak pernah

5

15

25

75

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.52 dapat diketahui bagaimana

proses responden melakukan klaim atau pencairan dana pada pelayanan program

Jaminan Hari Tua. Dari 20 responden, hanya 5 responden (25%) yang menyatakan

prosesnya kurang cepat dalam melakukan klaim atau pencairan dana pada pelayanan

program Jaminan Hari tua, sementara itu 15 responden (75%) mengaku tidak pernah

(68)

Tabel 5.53

Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Pelayanan JKK No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1

2

Jarang

Tidak pernah

11

9

55

45

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer, Desember 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.53 dapat diketahui pernah

tidaknya responden menggunakan pelayanan Jaminan Kecelakaan Kerja. Sebanyak

11 responden (55%) mengaku jarang menggunakan pelayanan Jaminan Kecelakaan

Kerja, sementara itu 9 responden (45%) tidak pernah menggunakan pelayanan

Jaminan Kecelakaan Kerja tersebut.

Distribusi Responden Berdasarkan Pembayaran Dana Premi atau Iuran

Pembayaran dana premi atau iuran merupakan satu syarat untuk tetap

menjadi anggota atau peserta BPJS Ketenagakerjaan, dimana pembayaran tersebut

yang akan digunakan untuk klaim buruh kedepannya. Maka dari itu setiap peserta

wajib untuk membayarkan dana premi atau iuran pada setiap bulannya. Bedasarkan

data yang diperoleh, dapat diketahu darimana responden melakukan pembayaran

dana premi atau iuran. Sebanyak 20 responden (100%) menyatakan bahwa mereka

melakukan pembayaran melalui perusahaan, dimana gaji mereka akan dipotong

setiap bulannya oleh perusahaan untuk pembayaran dana premi setiap responden

Gambar

Tabel 5.15
Table 5.16
Tabel 5.17
Tabel 5.19
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada situasi saat ini sangat memungkinkan terjadinya perubahan kondisi bagi pekekerja baik karena sakit, kecelakaan dan kematian.Maka BPJS ketenagakerjaan adalah salah satu

Kesimpulan yang diperoleh melalui analisis data bahwa respon peserta program luar hubungan kerja terhadap pelayanan bpjs ketenagakerjaan kantor cabang medan adalah positif..

Sikap peserta BPJS Ketenagakerjaan program luar hubungan kerja yang.

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penulisan tugas akhir ini adalah Bagaimana Prosedur Penaganan Klaim yang dilaksanakan pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan ?5. 1.3

Respon Masyarakat Nelayan Terhadap Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan Bukan Penerima Upah di Kampung Nelayan Seberang.. Lingkungan XII Kelurahan I Kecamatan

untuk mengambil judul dalamtugas akhir yang berjudul “Sistem Pengendalian Internal Atas Aktiva Tetap Pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota”. Universitas

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa respon karyawan mengenai program BPJS Ketenagakerjaan dilihat dari aspek persepsi karyawan memiliki

Keikutsertaan buruh tani tembakau di kabupaten Jember pada program jaminan sosial ketenagakerjaan masih belum optimal, dapat dilihat dari data dari BPJS Ketenagakerjaan Jember dari