• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sirosis hati merupakan suatu kondisi dimana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut ini mempengaruhi struktur normal dan regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati menjadi rusak dan mati sehingga secara bertahap hati akan kehilangan fungsinya. Istilah sirosis diberikan pertama kali oleh Laennec tahun 1819, yang berasal dari kata kirrhos yang berarti kuning oranye (orange yellow), karena terjadinya perubahan warna pada nodul-nodul hati yang terbentuk. Tapi pada akhirnya tidak diartikan sebagai pengerasan (Lindseth, 2006). Secara anatomis sirosis hati ialah terjadinya fibrosis yang sudah meluas dengan terbentuknya nodul-nodul pada semua bagian hati, dan terjadinya fibrosis tidak hanya pada lobus saja. Menurut Gall, sirosis ialah penyakit hati kronis dimana terjadi kerusakan sel hati yang terus menerus dan terjadi regenerasi noduler serta poliferasi jaringan ikat yang difus untuk menahan terjadinya nekrose parenkhim atau timbulnya inflamasi (Sherlock, 2002).

Di Amerika Serikat terdapat 35.000 kematian per tahun akibat sirosis dan penyakit hati lain. Sirosis bertanggung jawab terhadap 1,2% seluruh kematian yang terjadi di Amerika Serikat dan juga merupakan penyebab kematian utama yang kesembilan di Amerika Serikat. Banyak pasien yang meninggal pada dekade keempat atau kelima kehidupan mereka akibat penyakit ini (Kusumobroto, 2007).

Kematian akibat sirosis telah meningkat dari 6 per 100.000 penduduk pada tahun 1993 menjadi 12,7 per 100.000 penduduk di tahun 2000. Sekitar 4% dari populasi umum memiliki fungsi hati yang abnormal atau memiliki penyakit hati. Dan sekitar 10-20% dari mereka menderita tiga penyakit hati kronis (penyakit non alkohol lemak hati, penyakit hati alkoholik, dan hepatitis C kronis) serta sirosis makin berkembang selama 10-20 tahun (Moore & Aithal, 2006).

(2)

2

Medan dalam kurun waktu 4 tahun dijumpai 819 (4%) dari seluruh pasien di bagian Penyakit Dalam (Nurjanah, 2009).

Manifestasi klinis dari sirosis hati diantaranya adalah hipertensi portal, GI (Gastro Intestinal) bleeding, asites, Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP),

hepatorenal syndrome, dan ensefalophaty hepatic. Dari banyaknya manifestasi klinis dari sirosis hati, untuk asites sendiri awalnya berasal dari hipertensi portal. Biasanya hubungan antara hipertensi portal yang diperoleh dari frekuensi dan banyaknya komplikasi, menggambarkan sebab awal dari kematian pada pasien sirosis hepatis dengan asites. Yang dimaksud dengan hipertensi portal sendiri adalah peningkatan tekanan di vena porta. Tekanan vena porta normal adalah 3 mmHg. Pada hipertensi portal, darah yang dalam keadaan normal mengalir ke hati melalui vena porta, mulai melewatkan hati untuk mencari rute-rute alternatif dengan resistensi yang lebih rendah. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya pembuluh-pembuluh kolateral dari vena porta. Selain itu, sirkulasi kolateral yang terbentuk sering tidak dapat menangani peningkatan aliran darah sehingga terbentuklah third spacing. Third spacing terjadi ketika terlalu banyak cairan yang berpindah dari intravascular ke dalam interstitial. Sehingga terjadi pengisian cairan pada rongga ketiga atau pada rongga lain yang berada disekitarnya. Third spacing mengacu kepada cairan, terutama air yang difiltrasi dari plasma, yang tertimbun di bagian-bagian tubuh selain di dalam sel atau di sistem vaskular. Salah satunya akan terbentuk asites (Berzigotti et al., 2013). Hampir 85% dari semua kasus asites, secara umum disebabkan oleh sirosis hepatik (Richert et al., 2009).

(3)

3

melibatkan berbagai faktor dan mekanisme pembentuknya, yaitu berdasarkan teori

Under Filling, teori Over Flow, dan teori Vasodilatasi arteri perifer (Akil, 2007). Untuk memperbaiki kondisi asites dan menekan komplikasi asites agar tidak menimbulkan komplikasi lain yaitu dengan cara melakukan manajemen terapi dengan melakukan diet natrium, pemberian diuretik serta pemberian albumin. Penggunaan diuretik untuk pengobatan asites digunakan sejak tahun 1940. Banyak macam diuretik telah dievaluasi selama bertahun-tahun tetapi dalam praktek di Inggris hanya terbatas pada spironolakton, amilorid, furosemid, dan bumetadin. Dalam pemilihan diuretik pada pengobatan awal asites karena sirosis yaitu menggunakan spironolakton. Spironolakton adalah antagonis aldosteron yang bertindak terutama pada tubulus distal untuk meningkatkan natriuresis dan hemat kalium. Apabila dengan dosis maksimal diuresisnya belum tercapai maka dapat dikombinasikan dengan furosemid (Moore & Aithal, 2006).

Kebanyakan pasien dengan penyakit hati tingkat lanjut memiliki kadar aldosteron tinggi dalam sirkulasinya. Peningkatan tekanan portal, asites, penurunan volume intravaskuler, dan berkurangnya perfusi ginjal dapat menyebabkan terjadinya aktivasi Renin Angiotensin Aldosterone System (RAAS). Pedoman (American Association for the Study of Liver Diseases) AASLD menganjurkan untuk menggunakan spironolakton sebagai diuretik awal pilihan pertama untuk asites (Tasnif & Hebert, 2011).

(4)

4

spironolakton juga memiliki kekurangan yaitu jika tidak dikombinasikan dengan furosemid yang merupakan diuretik kuat tidak bisa mencapai pengurangan volume cairan asites dengan cepat, serta harus hati-hati akan terjadinya hiperkalemi. Diuretik dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, furosemid dapat menyebabkan hipokalemia, spironolakton dapat menginduksi hiperkalemia karena efek hemat kaliumnya, dan kedua diuretik tersebut dapat menyebabkan hiponatremia. Oleh karena itu, furosemid harus dihentikan jika kalium serum < 3mmol/L, dan spironolakton harus dihentikan jika kalium serum > 6mmol/L. Jika natrium serum < 120mmol/L, tidak ada diuretik yang harus diberikan. Diuretik juga harus dihentikan jika ada komplikasi diinduksi diuretik lain seperti gagal ginjal, memburuknya ensefalopati hepatik, atau kram otot yang parah (Madan & Mehta, 2011).

Berdasarkan data di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan spironolakton pada pasien sirosis dengan asites, sehingga dapat mencapai efek terapetik yang maksimal. Penelitian ini dilakukan di RSU Dr. Saiful Anwar karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit umum yang sudah diakui pemerintah, terakreditasi dan RSU rujukan terbanyak di kota Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana profil penggunaan spironolakton pada pasien sirosis dengan asites di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui profil penggunaan obat pada pasien sirosis hati dengan asites untuk mendapatkan profil pengobatan yang rasional dan efektif. 1.3.2 Tujuan Khusus

(5)

5

2) Mengkaji hubungan terapi spironolakton terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian, interval pemberian, dan lama pemberian yang dikaitkan dengan data klinik di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Pasien

1) Membantu mengetahui sikap dan perilaku penderita dalam pengelolaan penyakitnya menjadi lebih baik agar diperoleh efek terapi yang diinginkan.

1.4.2 Bagi Peneliti

1) Mengetahui penatalaksanaan tentang farmakologi pada pasien sirosis hati dengan asites sehingga farmasis dapat memberikan asuhan kefarmasian dan bekerjasama dengan profesi kesehatan lain.

2) Melalui penelitian ini, hasilnya dapat menjadi sumber informasi kepada para praktisi kesehatan dan masyarakat umum serta dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan variabel yang berbeda.

1.4.3 Bagi Rumah Sakit

1) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan baik bagi klinis maupun farmasis terutama pada pelayanan farmasi klinik dan merekomendasikan penggunaan obat di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

2) Diharapkan dapat memberikan gambaran tentang profil pengobatan spironolakton pada pasien sirosis hati dengan asites sehingga tercapai terapi yang aman dan efektif.

1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan

(6)

i

SKRIPSI

IVONE SATRIANING HERDIRIANTI

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON

PADA PASIEN SIROSIS

DENGAN ASITES

(Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(7)

ii Lembar Pengesahan

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA

PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES

(Penelitian Di Rumah Sakit Umum

Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2014

Oleh:

IVONE SATRIANING HERDIRIANTI 201010410311105

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

(8)

iii Lembar Pengujian

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA

PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES

(Penelitian Di Rumah Sakit Umum

Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji pada tanggal 14 Juni 2014

Oleh:

IVONE SATRIANING HERDIRIANTI 201010410311105

Tim Penguji

Penguji I Penguji II

Drs. Didik Hasmono.,M.S.,Apt. Dra. Lilik Yusetyani.,Apt.,Sp.FRS NIP 195809111986011001 NIP 114.0704.0450

Penguji III Penguji IV

Hidajah Rachmawati, S.Si.,Apt.,Sp.FRS Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc.,Apt.

(9)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur tercurahkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam karena berkat, rahmad dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang).

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT, Tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, hidayah, serta nikmatNya kepada umatNya, Rosulullah SAW yang sudah menuntun kita menuju jalan yang lurus.

2. Bapak Yoyok Bekti P, M. Kep., Sp. Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan serta Ibu Nailis Syifa’, S. Farm., M. Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi UMM yang telah memberi motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. dr Budi Rahayu MPH selaku Direktur RSU Dr. Saiful Anwar Malang beserta jajarannya serta staf pengawai RMK yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian.

4. Bapak Drs. Didik Hasmono,M.S.,Apt., dan ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp. FRS, selaku Dosen Pembimbing I dan II, Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp. FRS selaku dosen wali dan penguji I serta ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc.,Apt., selaku Dosen Penguji II, terimakasih atas waktunya untuk membimbing dan memberi pengarahan pada skripsi ini.

(10)

v

Lia Yunita, S. Farm., Apt., selaku Dosen penanggung jawab skripsi yang telah membantu menyelesaikan persyaratan ujian skripsi.

6. Papa Purwanto, Mama Sri Hardiyah, dan adek Helmy tercinta, yang tiada hentinya memotivasi dalam segala hal, dengan sabar mendoakan untuk kebaikan dan kesuksesan, serta selalu berusaha mengajarkan pantang menyerah dan selalu bersyukur. Terima kasih banyak atas didikan dan kerja keras agar bahagia serta mendapatkan ilmu yang bemanfaat.

7. Sahabat seperjuangan sirosisku Titin Ghemuol, Esty Icee, Mbak Destry, Hilma Bebe, Lilis, Enis, Yuni, dan Isty. Sahabat yg jadi saudaraku Titin Ghemuol, Bunda Febrina, Esty Ichee, Mifta, Uyunk, Raisa, Yesha, Bebe, Dinar, dan Laras, terima kasih atas kebersamaan, bantuan, motivasi, semangat serta kerja samanya sehingga skripsi ini dapat terwujud.

8. Lek Tanti, Om Dedy, Dek Alvien, dan Dek Alex, terima kasih atas kesempatan menjadi bagian keluarga Kertoraharjo 67 Malang.

9. My Future Tom Mulyadi, terima kasih buat motivasi, semangat, bantuan, waktu, doa, kesabaran, dan kasih sayangnya sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.

10. Untuk teman-teman Farmasi UMM 2010 dan semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf dan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput dari bantuan dan doa yang telah kalian semua berikan.

Penulis tidak mampu membalas jasa yang telah diberikan. Semoga amal baik semua pihak mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya. Amiin.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Malang, 14 Juni 2014 Penyusun,

(11)

vi

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN

SIROSIS DENGAN ASITES

(Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

Sirosis hati merupakan suatu kondisi dimana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut ini mempengaruhi struktur normal dan regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati menjadi rusak dan mati sehingga secara bertahap hati akan kehilangan fungsinya. Kematian akibat sirosis telah meningkat dari 6 per 100.000 penduduk pada tahun 1993 menjadi 12,7 per 100.000 penduduk di tahun 2000.

Hampir 85% sirosis hepatik menyebabkan asites. Asites adalah keadaan patologis berupa terkumpulnya cairan dalam rongga peritoneal abdomen. Terapi utama untuk asites yaitu menggunakan diuretik. Diuretik yang disarankan untuk pengobatan awal asites adalah Spironolakton. Jika pemberian Spironolakton tidak dapat mencapai pengurangan cairan asites yang diharapkan, maka ditambahkan dengan Furosemid.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi profil penggunaan spironolakton pada pasien sirosis hati dengan asites di RSU Dr. Saiful Anwar Malang. serta mengkaji hubungan terapi spironolakton terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian, interval pemberian, dan lama pemberian yang dikaitkan dengan data klinik di RSU Dr. Saiful Anwar Malang. Cara pengolahan data pada penelitian ini yaitu dengan melakukan rekapitulasi pasien sirosis dengan asites pada Rekam Medik Kesehatan (RMK).

Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Rancangan penelitian ini bersifat deskriptif yaitu berupa studi retrospektif dengan metode consecutive sampling (pengambilan sampel berdasarkan waktu). Kriteria inklusi meliputi pasien dengan diagnosis sirosis dengan asites di Rumah Sakit Umum Dr.Saiful Anwar Malang, dengan data Rekam Medik Kesehatan (RMK) meliputi data terapi spironolakton dan obat lain yang menyertai periode Januari-Desember 2013.

Hasil penelitian ini didapatkan 67 data RMK sebagai populasi, 61 pasien yang mendapatkan terapi spironolakton, dan data yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 52 pasien yaitu 75% pasien laki-laki dan 25% pasien perempuan.pasien laki-laki lebih banyak dari pada perempuan karena bisa dipengaruhi oleh

(12)

vii

ABSTRACT

DRUG UTILIZATION STUDY OF SPIRONOLACTONE

IN PATIENT WITH CIRRHOSIS ASCITES

(Research at Hospital of Dr. Saiful Anwar Malang)

Background: Ascites is the one clinical manifestation of cirrhosis. Ascites is a pathologic state of fluid accumulation in the abdominal peritoneal cavity. Ascites current therapies aimed at reducing the existing fluid in the peritoneal cavity using a diuretic, for example Spironolactone is a antagonis aldosteron.

Objectives: The study aims to determine patterns of spironolactone utilization in patient cirrhosis with ascites and to examine the relationship spironolactone therapy related to the dose, route of administration, frequency of administration, duration and timing of administration associated with clinical data at the Hospital of Dr. Saiful Anwar Malang.

Methods: The study is a retrospective observational with consecutive sampling method in cirrhosis with ascites patients from January to december 2013.

Result & Conclusion: This study showed there were 3 patients (6%) received spironolactone. 49 patients (94%) received combination of spironolactone-furosemide. Spironolactone used by oral administration dominated with (1x100mg/day) as 27 patients (52%). The use of spironolactone dose, route of administration, interval of administration, and duration of administration that given in cirrhosis with ascites patients in inpatient Dr. Saiful Anwar was appropriate according to some existing guidelines.

(13)

viii

ABSTRAK

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES

(Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

Latar Belakang: Asites merupakan salah satu manifestasi klinis dari sirosis. Asites adalah keadaan patologis berupa terkumpulnya cairan dalam rongga peritoneal abdomen. Terapi asites saat ini ditujukan untuk mengurangi cairan yang ada pada rongga peritoneum dengan menggunakan diuretik, yaitu spironolakton yang merupakan antagonis aldosteron.

Tujuan: untuk mengetahui pola penggunaan spironolakton pada pasien sirosis dengan asites di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dan mengkaji hubungan terapi spironolakton terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian, interval pemberian, dan lama pemberian yang dikaitkan dengan data klinik di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

Metode: Penelitian ini bersifat observational yaitu berupa studi retrospektif dengan metode consecutive sampling pada pasien sirosis dengan asites periode Januari sampai dengan Desember 2013.

Hasil & Kesimpulan: Penggunaan spironolakton tunggal sebanyak 3 pasien (6%). Penggunaan spironolakton yang dikombinasikan dengan furosemid sebanyak 49 pasien (94%). Penggunaan spironolakton yang paling dominan yaitu spironolakton peroral dengan dosis 1x100mg/hari sebanyak 27 pasien (52%). Penggunaan dosis, rute pemberian, interval pemberian, frekuensi pemberian, serta lama pemberian spironolakton yang diberikan pada pasien sirosis hati dengan asites di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang sudah sesuai dengan beberapa jurnal dan guideline yang ada.

Kata Kunci: Spironolakton, Asites, Sirosis, Rawat Inap

(14)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR SINGKATAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Bagi Pasien ... 5

1.4.2 Bagi Peneliti ... 5

1.4.3 Bagi Rumah Sakit... 5

1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tinjauan Tentang Organ Hati ... 6

2.1.1 Anatomi hati ... 6

2.1.2 Tinjauan Penyakit hati ... 7

2.2 Tinjauan Tentang Sirosis Hepatik ... 7

2.2.1 Definisi Sirosis Hepatik ... 7

2.2.2 Epidemologi ... 8

2.2.3 Etiologi ... 9

(15)

x

2.2.5 Patologi... 12

2.2.6 Penatalaksanaan pada Sirosis Hepatik ... 13

2.3 Tinjauan Tentang Asites ... 15

2.3.1 Definisi Asites ... 15

2.3.2 Etiologi ... 15

2.3.3 Patogenesis ... 15

2.3.4 Patologi... 18

2.3.5 Penatalaksanaan Asites ... 19

2.3.5.1 Terapi Non Farmakologi ... 19

2.3.5.2 Terapi Farmakologi ... 19

2.4 Manifestasi Klinik dan Data Laboratorium ... 20

2.5 Tinjauan Tentang Diuretik yang Digunakan pada Pasien Sirosis dengan Asites ... 22

2.5.1 Macam Diuretik... 22

5.2.2 Interaksi Obat ... 26

5.2.3 Pemilihan Diuretik ... 26

2.6 Tinjauan Tentang Spironolakton ... 26

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 29

KERANGKA OPERASIONAL ... 30

BAB IV METODE PENELITIAN ... 31

4.1 Rancangan Penelitian ... 31

4.2 Populasi dan Sampel ... 31

4.2.1 Populasi ... 31

4.2.2 Sampel ... 31

4.2.3 Kriteria Data Inklusi ... 31

4.2.4 Kriteria Data Eksklusi ... 31

4.3 Bahan Penelitian ... 32

4.4 Instrumen Penelitian ... 32

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

4.6 Definisi Operasional ... 32

4.7 Metode Pengumpulan Data ... 33

4.8 Analisa Data ... 34

BAB V HASIL ... 35

(16)

xi

5.1.1 Jenis Kelamin Pasien ... 36

5.1.2 Usia Pasien ... 36

5.1.3 Status Pasien ... 37

5.2 Manifestasi Klinis Pasien Sirosis Hati ... 37

5.3 Diagnosis Penyerta Pasien Sirosis dengan Asites ... 38

5.4 Penggunaan Spironolakton pada Pasien Sirosis dengan Asites .... 39

5.4.1 Pola Penggunaan Spironolakton... 39

5.4.2 Switch Dosis Penggunaan Spironolakton ... 40

5.5 Distribusi dan Pola Terapi Selain Spironolakton Pasien Sirosis .. 40

5.6 Lama Pasien Masuk Rumah Sakit (MRS) ... 41

5.7 Kondisi Pasien Keluar Rumah Sakir (KRS) ... 41

5.8 Profil Pasien Sirosis dengan Asites dengan Kondisi KRS Meninggal ... 42

BAB VI PEMBAHASAN ... 43

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

7.1 Kesimpulan ... 56

7.2 Saran ... 56

(17)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Klasifikasi menurut Kriteria Child Pugh ... 13

II.2 Grade asites dan terapi yang disarankan ... 14

II.3 Golongan Diuretik ... 23

II.4 Diuretik yang Digunakan pada Sirosis Hepatik ... 25

V.1 Jenis Kelamin Pasien Sirosis dengan Asites ... 36

V.2 Usia Pasien Sirosis dengan Asites ... 36

V.3 Status Pasien Sirosis dengan Asites ... 37

V.4 Manifestasi Klinis Sirosis dengan Asites ... 37

V.5 Diagnosis Penyerta Sirosis dengan Asites ... 38

V.6 Pola Penggunaan Terapi Spironolaskton... 39

V.7 Switch Dosis Penggunaan Terapi Spironolaskton ... 40

V.8 Terapi Utama Pasien Sirosis dengan Asites ... 40

(18)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Anatomi dan Struktur Hati ... 7

2.2 Sirosis Hati ... 8

2.3 Patogenesis Sirosis ... 11

2.4 Teori Proses Patofisiologi Asites ... 17

2.5 Patogenesis Asites ... 18

2.6 Struktur Kimia Spironolakton ... 28

2.7 Tempat Kerja Spironolakton ... 28

3.1Kerangka Konseptual ... 29

3.2 Kerangka Operasional ... 30

5.1 Skema Inklusi dan Eksklusi Penelitian pada Pasien Sirosis dengan Asites 35 5.2 Lama MRS Pasien Sirosis dengan Asites ... 41

(19)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup……… ... 60

2. Surat Pernyataan………... 61

3. Surat Penghadapan Penelitian ... 62

4. Keterangan Kelayakan Etik... 63

5. Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ... 64

6. Lembar Pengumpul Data Pasien Sirosis dengan Asites di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang ... 66

(20)

xv

DAFTAR SINGKATAN

AASLD : American Association for the Study of Liver Diseases

ACE Inhibitor : Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor

ADH : Antidiuretic Hormone

ALT/SGPT : Alanine aminotransferase ARB : Angiotensin Receptor Blocker

AST/SGOT : Asparte aminotransferase

BUN : Blood Urea Nitrogen

Cl : Clorida

CT-Scan : Computed Tomography Scan

dL : desiliter

EASL : European Association for the Study of Liver

ET-1 : Endothelin-1

Fe : Fero

GALL : Gallbladder

GCS : Glasgow Coma Scale

GGT : Gamma Glutamil Transpeptdase

GI : Gastro Intestinal

Hb : Hemoglobin

HBs Ag : Hepatitis B surface Antigen

HBV : Hepatitis B Virus HCV : Hepatitis C Virus HE : Hepatic Ensepalophaty

HM : Hematemesis Melena

IGF-1 : Insulin Like Growth Factor 1

INR : Internasional Normalization Ratio Kg : kilogram

KRS : Keluar Rumah Sakit

L : Liter

LPD : Lembar Pengumpulan Data MELD : Model for End stage Liver Disease

(21)

xvi MRS : Masuk Rumah Sakit

Na : Natrium

NAFLD : Non Alcoholic Fatty Liver Disease

NO : Nitrit oxide

NSAID : Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs

PDGF : Platelet Derived Growth Factor

pH : angkat Hidrogen atau power of Hydrogen

RAAS : Renin Angiotensin Aldosterone System

RMK : Rekam Medik Kesehatan ROS : Reactive Oxygen Species

RR : Respiratory Rate

RS : Rumah Sakit RSU : Rumah Sakit Umum

SBP : Spontaneous bacterial peritonitis

TB : Tuberculosis

TGF : Transforming Growth Factor

(22)

57

DAFTAR PUSTAKA

Akil, H.A.M., 2007. Asites. Dalam: H. Ali Sulaiman, H. Nurul Akbar, Laurentius A, Lesmana, H.M. Sjaifoellah Noer. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Jayabadi. Halaman 365-369

Arroyo V. 2008. Review Articel: Albumin in the Treatment of Liver Disease New Feature of a Classical Treatment. Aliment Pharmacol 2002; 16 (suppl.5): 1-5

Aru S. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed. IV. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI

Berzigotti, A., Seijo, S., Reverter, E., Bosch, J. 2013. Assessing Portal Hypertension in Liver Disease. (Access Oktober 2013). Expert Reviews Gastroenterol Hepatol 7 (2). Page 141 – 155

Biecker, Erwin. 2010. Diagnosis and Therapy of Ascites in Liver Cirrhosis. (Access September 2013). World Journal of Gastroenterology. 2011 March 14; 17(10): 1237-1248

Camilleri M. 2006. Clinical Gastroenterology and Hepatology 2006;4: 1428-1433

Chung, R.T., Polsosky. 2008. Cirrhosis and Its Complications. In: Braunwald, E., Fauci, A.S., Hauser, S.L., Kasper, D., Jameson, L., Loscalzo, J., Editors.

Harrison’s Principle of Internal Medicine 17th ed. New York: McGraw

Hill

Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Moley, P.C., 2007. Pharmaceutical Care

Practice: The Clinician’s Guide 2nd ed. New York: McGraw Hill

Corwin, Elizabeth, J., 2001. Patofisiologi. Jakarta: EGC. Halaman 573 Depkes RI. 2010

Drs. H T Bahdar Johan, Apt., M. Pharm. 2013. Pengawasan Obat Tradisional Kosmetik dan Produk Komplemen. Deputi bidang Pengawasan

European Association for the Study of the Liver. 2010. EASL Clinical Practice Guidelines on the Management of Ascites, Spontaneous Bacterial Peritonitis, and Hepatorenal Syndrome in Cirrhosis. Journal of Hepatology Vol. 53. Page 397-417

Fauci, K. Braundwald. 2008. Cirrhosis and Complications. Harrison’s Internal

Medecine 17th edition. The Mc. Grow-Hill Companies

(23)

58

Hirlan. 2006. Asites. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan FKUI. Halaman 449 – 450

Hoan TT, Kiraha R. 2008. Obat-Obat Penting. Jakarta. Gramedia

Hun, Ke-Qin and Bruce, A., Runyon. 2005. Ascites and Spontaneous Bacterial Paritonitis. In: Friedman, L.S., Keeffe, K.B., Handbook of Liver Disease snd ed. London: Elsevier Inc. Page 149 – 155

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 2009. ISO Volume 44. Jakarta: PT ISFI Penerbitan. Halaman 232-235

Kusumobroto, Hernomo, O., 2007. Sirosis Hati. In: Sulaiman, H.A., Akbar, H.N., Lesmana, L.A., Noer, H.M.S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Jayaabadi. Halaman 335

Lindseth, Glenda, N., 2006. Gangguan Hati, Kandung Empedu, dan Pankreas. In: Price, Sylvia, A., Wilson, Lorraine, M., (Eds). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi 6: Alih Bahasa Brahm, U., Pendit, et al; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Huriawat Hartanto, et al. Jakarta: EGC. Halaman 472 – 493

Lippa, V.R., & Nguyen, T., 2006. Liver Disease. In: SJ. McPhee, Ganong, W.F., Lippa, V.R. (eds). The Pathophysiologi of Disease: An Introducing to Clinical Medicine 5th ed. New York: McGraw Hill. Page 388 429

Madan, K., Mehta, A., 2011. Management of Renal Failure and Ascites in Patients with Cirrhosis. (Access September 2013). International Journal of Hepatology.Volume 2011, Article ID 790232, 7 pages

Moore, K.P., Aithal, G.P., 2006. Guidelines on the Management of Ascites In Cirrhosis. (Access September 2013). Ascites in Cirrhosis

Mubin H. 2008. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis dan Terapi Edisi 2. Jakarta: EGC. Halaman 328-330

Nurjanah S., 2006. Sirosis Hati. In: Sudoyo A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan FKUI

Pagana, Kathleen D., & Pagana, Thimothy J. 2002. Manual of Diagnostic and Laboratory Test 2nd. New York: Mosby Inc.

(24)

59

Price SA, Wilson LM. 1995. Patofisiologi I edisi 4. Halaman 445-449

Richert, A., Raines, D., Lopez, Fred, A., 2009. New Onset Ascites Secondary to Cirrhosis. Journal of the Lousiana State Medical Society. Volume 161. Page 9-13

Sachdeva, P.D., et al, 2010. Drug Utilization Studies-Scope and Future Perspectives. International Journal on Pharmaceutical and Biological Research. Vol 1 (1). Pp 11-17

Sari W, Indrawati L, OG Djing. 2008. Care Yourself Hepatitis. Jakarta: Penebar Plus

Setiawan, P.B., 2007. Recent Advences in the Management of Heart Failure in Liver Cirrhosis Patient. Dalam: Soebagijo Adi, Askandar Tjokropra Wiro, Sutjahjo, A., Nasronudin, Irwanadi, C., Soeroso, J., Pranoto, A. (2007). Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan XXII Ilmu Penyakit Dalam. Halaman 582 – 586

Sherlock, S., Dooley. (2002). Ascites. In: Disease of the Liver and Biliary System. Editors: Sherlock S., Dooley J., 10th ed. Blackwell Scence. Inc USA

Siswandono, Soekardjo B. 2008. Kimia Medisinal Edisi 2. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP). Halaman 217-219

Sutadi SM. 2003. Sirosis Hepatis. USU digital Library

Tansif, Y.O. and Hebert M.F., 2009. Complication of End-Stage Liver Disease. In: Koda-Kimble, M.A., Young, L. Y:Alldredge, B.K., Corelli, R. L., Guglielmo, B. J., Kradjan, W. A., Williams, B.R. Applie Therapeutics: The Clinical Use of Drugs, 9th Edition. Lippincott Williams & Wilkins

Tjay T.H., K. Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya Edisi kelima cetakan I. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Widjojo J. 2003. Doppler Hepatobilier. Dalam: Ultra Sonografi Kedokteran. Bandung: Gemini. Halaman: 184-201

Wolf, David C. 2010. Definition, Epidemiology, and Etiologi of Cirrhosis. New York

Yasar O, Tansif & Mery F, Hebert. 2011. End Stage Liver Disease.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan

4.25 Graph of Motor PWM over Turning Angle of the Mobile Robot at Operating time of 1.0 second for turning

[r]

The conclusion is the indicator dust particles accumulation is successfully developed for 1.0 HP split unit air conditioning by using the Arduino Uno and wind sensor with three

Instrumen tersebut berisi dua belas butir pertanyaan yang mengukur kebijakan komunikasi dalam perusahaan, tingkat kejujuran dan keterbukaan informasi, struktur organisasi

Reward sebagai Variabel Moderating terhadap hubungan antara Sumber Daya Manusia , Komitmen, Motivasi dengan Kinerja auditor.... Pengujian

[r]

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa persentase morfologi spermatozoa kambing kacang setelah di berikan sari kurma memiliki persentase yang lebih tinggi

[r]

[r]

[r]