• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kingdom Animalia (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa Lampung Barat Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kingdom Animalia (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa Lampung Barat Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KINGDOM ANIMALIA

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa Lampung Barat Semester Genap

Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

HUTRI PADMA DA SILVA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa. Desain penelitian adalah pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dan X2 yang dipilih secarapurposive sampling.Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa, diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gainyang dianalisis menggunakan uji-t dan uji-u dengan program SPSS versi 17. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa yang diperoleh melalui observasi dan dianalisis secara deskriptif.

(2)

iii

Hutri Padma Da Silva

C4 sebesar 28,49 ± 22,56. Sedangkan rata-rata aktivitas belajar siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen yaitu 76,19 ± 12,43 dengan kriteria sedang. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media audio visual berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

(3)
(4)

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KINGDOM ANIMALIA

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa Lampung Barat Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

(Skripsi)

Oleh

Hutri Padma Da Silva

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Liwa 17 Agustus 1990, yang

merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak R. Agus Sudrajat, S.Pd., dan Ibu Haryati. Tempat tinggal penulis di Desa Pasar Liwa Rt 001 Kecamatan Balik Bukit, Lampung. Cp (081373808488). Penulis mengawali Pendidikan nonformal di TK Nurul Islam pada tahun (1995-1996), kemudian melanjutkan ke pendidikan formal di SD Negeri 3 Liwa (1996-2003), SMPN 1 Liwa (2003-2006), SMAN 1 Liwa (2006-2009). Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur PMDK (Penerimaan Berdasar Minat dan Kemampuan).

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Eksakta (Himasakta) Tahun 2009/2010. Penulis melaksanakan Program

(9)

viii

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga karya ini dapat diselesaikan. Sholawat beriring salam selalu

dicurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah

menunjukkan jalan yang terang benderang

bagi kemaslahatan umat manusia di bumi.

Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini

untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Yang tercinta ibu dan bapakku, yang telah mendidik dan membesarkanku

dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu

menguatkanku, mendukung segala langkahku menuju kesuksesan dan

kebahagian.

Adik-adikku, yang selalu memotivasiku dan menyayangiku; serta keluarga

besarku di Lampung Barat yang selalu kurindukan.

(10)

ix

MOTTO

Setiap manusia hendaknya memperhatikan waktu juga sekaligus

mengutamakannya

(Umar bin Utsman Al-Maliky)

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan

engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta

terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan,

tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan.

(Sayidina Ali bin Abi Thalib)

Education is the most powerful weapon we can use to change the

world

(Nelson Mandela)

Hidup sederhana dan sesuai kapasitas, karena Allah akan memberi

apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.

(11)

xi

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila.Skripsi ini berjudul “PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KINGDOM ANIMALIA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa Lampung Barat Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi,

Pembimbing II dan pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

(12)

xii

6. Drs. Ansori, M.Pd., selaku Kepala SMAN 1 Liwa dan Fitriana Sari, S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X1 dan X2 SMAN 1 Liwa atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;

8. Rekan-rekan Amniota (Asosiasi Mahasiswa Pendidkan Biologi Unila 2009), kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;

9. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, September 2014 Penulis

(13)

xiii

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran... 8

B. Media Audio Visual ... 15

C. Metode Diskusi ... 18

D. Hasil Belajar Siswa ... 25

E. Aktivitas Belajar Siswa ... 29

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel ... 34

C. Desain Penelitian ... 34

D. Prosedur penelitian... 35

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

B. Pembahasan ... 51

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57

(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN 1. Silabus... 61

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 63

3. Lembar Kerja Siswa ... 71

4. Soal Pretes dan Postes... 139

(15)

xv

Tabel Halaman

1. Klasifikasi N-gain... 41 2. Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa... 46 3. Klasifikasi indeks aktivitas belajar siswa ... 47 4. Hasil uji normalitas, homogenitas, kesamaaan, dan perbedaan dua

rata-rata, nilai pretes-postes dan N-gain ... 48 5. Hasil uji kesamaan dua rata-rata N-gainpada indikator kognitif

(C2,C4) pada siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 49

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram hubungan antara variabel bebas dengan terikat ... 8 2. Kerucut pengalaman Edgar Dale ... 11 3. Desain penelitian pretes-postes. ... 35 4. Siswa berdiskusi kelompok untuk mengerjakan LKS

dengan menggunakan video audio visual ... 144 5. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS

dengan menggunakan video audio visual ... 144 6. Siswa mempresentasikaan hasil diskusi kelompok

di depan kelas ... 145 7. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS... 146 8. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS... 146 9. Siswa mempresentasikaan hasil diskusi kelompok

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu meggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntunan zaman. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia (Arsyad, 2013: 2).

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dijalani oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan pendidikan di satu sisi dan sisi lain merupakan kegiatan yang diupayakan oleh guru agar kegiatan tersebut berlangsung untuk sebesar-besarnya bermanfaat bagi pencapaian tujuan pendidikan oleh siswa. Proses pembelajaran ini berlangsung dalam interaksi antar-komponen siswa dan guru dalam dengan muatan tujuan pendidikan (Prayitno, 2009: 45).

(18)

2

belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2013:19). Namun pada kenyataannya dalam proses pembelajaran di sekolah, sebagian besar guru belum menciptakan suasana belajar dimana siswa aktif sehingga diperoleh hasil belajar yang diharapkan. Dalam kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru, seperti yang dinyatakan oleh Trianto (2010: 5) bahwa masalah utama pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa yang merupakan hasi pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk

berkembang secara mandiri.

Dominasi guru pada pembelajaran juga dapat menyebabkan aktivitas belajar siswa juga menjadi berkurang, padahal aktivitas belajar siswa ini sangatlah penting karena pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat (learning by doing) seperti yang diungkapkan oleh Sardiman (2012: 95). Aktivitas belajar siswa yang rendah seringkali juga menyebabkan pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran menjadi berkurang. Jika hal ini dibiarkan terjadi secara terus menerus maka tidak bisa dipungkiri akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

Dominasi pembelajaran oleh guru juga ditemukan di SMAN 1 Liwa. Hasil observasi menunjukkan nilai rata-rata yang diperolah siswa kelas X untuk materi pokok Kingdom Animalia TP 2012/2013 mencapai 7,0 atau dengan pencapaian 85% dengan ketetapan KKM 7,5. Proses pembelajaran di kelas tidak

(19)

SMA 1 Liwa khususnya pada materi kingdom animalia tidak dapat menyajikan secara langsung spesies-spesies yang akan dipelajari. Dengan menggunakan media yang tepat, siswa bukan hanya dapat memahami secara teori saja namun juga dapat benar-benar memahami proses-proses yang dijelaskan dalam materi biologi. Khususnya pada materi kingdom animalia, terdapat suatu proses kehidupan yaitu respirasi, reproduksi dan lain-lain yang pemahamannya tidak dapat hanya dengan penjelasan atau ceramah saja. Pemahaman pada proses-proses tersebut siswa harus benar-benar tahu dan mengerti bagaimana prosesnya.

Berdasarkan kondisi di atas, penggunaan media audio visual dalam pembelajaran biologi diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran diantaranya menurut Nugent (dalam Wardhani, 2011: 15) video merupakan media yang cocok untuk berbagai pembelajaran, seperti kelompok, kelompok kecil, bahkan satu siswa seorang diripun. Pada ranah efektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensiemosional impactyang dimiliki oleh video, dimana ia mampu secara langsung membetot sisi penyikapan personal dan sosial siswa.

(20)

4

Dengan digunakannya media audio visual ini diharapkan akan dapat mampu meningkatkan hasil belajar siswa di SMAN 1 Liwa.

Penggunaan media audio visual ini didukung oleh hasil penelitian Herniza (2011: 52) dan hasil penelitian Wardhani (2010: 51). Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media audio visual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diadakan penelitian mengenai pengaruh

penggunaan media audio visual di SMAN 1 Liwa Lampung Barat terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok kingdom animalia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah penggunaan media audio visual berpengaruh signifikan terhadap

peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok Kingdom Animalia di SMAN 1 Liwa Lampung Barat?

2. Apakah media audio visual berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Kingdom Animalia di SMAN 1 Liwa Lampung Barat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual terhadap:

(21)

2. Aktivitas belajar siswa pada materi pokok Kingdom Animalia di SMAN 1 Liwa Lampung Barat.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat terhadap berbagai pihak, diantaranya:

1. Bagi peneliti

a. Menumbuhkan kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan media tersebut.

b. Memberikan pengalaman sebagai calon guru dalam menggunakan media audio visual yang dikombinasikan dengan metode diskusi.

2. Bagi siswa

a. Meningkatkan motivasi belajar.

b. Menumbuhkan kemampuan bekerja sama.

c. Meningkatkan keaktifan siswa untuk bertanya, menjawab dan mengemukakan pendapatnya.

d. Meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi guru

a. Dapat menjadi media pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan di kelas dalam upaya meningkatkan penguasaan materi.

(22)

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Media yang digunakan pada penelitian ini adalah media audio visual. Media audio visual berupa tayangan video yang diunduh dari situs internet dan disimpan ke dalamflasdisk atau compact disc.Video audio visual berisi tayangan materi kingdom animalia yaitu penjelasan mengenai karateristik dan peranan tiap-tiap filum animalia.

2. Metode yang digunakan adalah metode diskusi. Kegiatan yang dilakukan pada metode diskusi adalah; (1) guru mengemukakan masalah yang akan

didiskusikan; (2) siswa membentuk kelompok diskusi; (3) para siswa melakukan diskusi di masing - masing kelompoknya; (4) tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya; (5) para siswa mencatat hasil diskusi. 3. Pengukuran terhadap hasil belajar siswa terhadap materi pokok Kingdom

Animalia berdasarkan nilai pretes dan postes dan dihitung dengan Ngain. 4. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa dalam; (1) bekerjasama dengan

teman; (2) melakukan kegiatan diskusi; (3) mempresentasikan hasil diskusi kelompok;

5. Kompetensi Dasar dalam penelitian ini adalah“Mendeskripsikan Ciri-Ciri Filum Dalam Dunia Hewan dan Peranannya Bagi Kehidupan”.

(23)

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran biologi merupakan proses aktif menggunakan pikiran dalam memahami gejala-gejala alam. Oleh karena itu, guru sebagai mediator dan

fasilitator perlu menciptakan situasi pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk menguasai materi pembelajaran biologi dengan lebih baik. Penggunaan media yang kurang tepat akan kurang merangsang aktivitas siswa selama pembelajaran dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Salah satu upaya peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi adalah melalui media audio visual. Media audio visual adalah suatu media yang dapat

menyajikan materi dalam bentuk gambar bergerak yang disertai dengan suara. Penggunaan media audio visual dapat menciptakan suatu komunikasi yang lebih efektif. Karena media audio visual bersifataudibleyang artinya dapat didengar dan bersifatvisibleyang artinya dapat dilihat, maka hal tersebut dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Selain itu gambar bergerak yang disertai suara pada media audio visual juga dapat menimbulkan suasana belajar yang cenderung tidak membosankan sehingga dapat meningkatkan keaktivan para siswa.

(24)

8

Gambar 1. Diagram hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Keterangan : X = metode diskusi dan media audio visual; Y = hasil belajar siswa terhadap materi pokok Kingdom Animalia

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 = Penggunaan media audio visual tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok kingdom animalia

H1 = Penggunaan media audio visual berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok kingdom animalia

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

Katamediaberasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari katamedium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Gagne (dalam Sadiman, 1986: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsanya untuk belajar. Agak berbeda dengan itu semua adalah batasan yang diberikan oleh Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/ NEA). Dikatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Dari pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

(26)

10

atau informasi. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2013: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterlampilan, atau sikap. Guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengejar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektonis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Heinich, dkk (dalam Arsyad, 2013: 3-4) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalahmedia komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebutmedia pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini, Latuheru (dalam Arsyad, 2013: 4) memberikan batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

(27)

Gambar 2. Kerucut Pengalaman Dale

Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak media penyampaian pesan itu. Dasar pengembangan kerucut merupakan tingkat keabstrakan jumlah jenis indera yang turut serta selama

penerimaan isi pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena pembelajaran itu melibatkan indera penglihatan, perasaan, penciuman, dan peraba.

Lambang Kata

Lambang Visual

Gambar Diam, Rekaman Radio

Gambar Hidup Pameran

Televisi

Karyawisata

Dramatisasi

Benda Tiruan/Pengamatan

(28)

12

Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2013: 15-17) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan.

1. Ciri fiksatif (fixative property) yaitu ciri yang menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan mengkonstruksi suatu peristiwa atau objek. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.

2. Ciri manipulatif (manipulative property) yaitu ciri yang dimiliki media yang dapat memungkinkan suatu transformasi suatu kejadian atau objek. Kajian yang

memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu 2 atau 3 menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya bagaimana proses larva menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut.

3. Ciri distributif (distributive property) merupakan ciri dari media yang

memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja ia dapat diproduksi seberapa kalipun dan siap digunakan secara bersamaan diberbagai tempat atau digunakan secara

(29)

Hamalik (dalam Arsyad, 2013: 19-20) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp & Dayton (1985: 3-4) meskipun telah lama disadari bahwa benyak keuntungan

penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam, program-program pengajaran berjalan lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dan penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran dikelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku 2. Pembelajaran bisa lebih menarik

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif

4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat 5. Kualitas hasil belajar dapat meningkat

6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diingikan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu 7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar

dapat ditingkatkan

(30)

14

Arsyad (2013: 3) menyatakan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interkasi yang lebih lansung antara siswa dan lingkungannya

3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu: a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas

dapat diganti dengan gambar, foto, slide, film, radio, atau model;

b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, fil, slide atau gambar;

c. Kejadian langka yang terjadi dimasa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto slide di samping secara verbal;

d. Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, slide, atau simulasi komputer;

e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film dan video;

(31)

4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya

B. Media Audio Visual

Arsyad (2013: 32) mengungkapkan teknologi audio visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin - mesin mekanis dan

elektronik untuk menyajikan pesan - pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahan kata atau simbol - simbol yang serupa. Ciri - ciri utama teknologi media audio visual sebagai berikut:

1. Biasanya bersifat linear

2. Biasanya menyajikan visual yang dinamis

3. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya

4. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak. 5. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif

(32)

16

Zain (2006: 124) mengungkapkan ada berbagai macam bentuk media pembelajaran. Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. Dilihat dari jenisnya, media dapat dibagi ke dalam: a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,

seperti radio,cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.

b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti filmstrip(film rangkai), slides(film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.

(33)

Media audiovisual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan

perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar (Rohani, 1997: 97-98). Pengetahuan tentang keunggulan dan keterbatasan setiap jenis media menjadi hal yang penting. Sehingga guru dapat memperkecil kelemahan atas media yang dipilih sekaligus dapat langsung memilih berdasar kriteria yang dikehendaki. Menurut Rohani (1997: 28-29) pemilihan dan pemanfaatan media perlu memperhatikan kriteria berikut ini:

1. Tujuan

Media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan. 2. Ketepatgunaan (validitas)

Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari. 3. Keadaan peserta didik

Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.

4. Ketersediaan

Pemilihan perlu memperhatikan ada/tidak media tersedia di sekolah/ perpustakaan serta mudah sulitnya diperoleh.

5. Mutu Teknis

Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.

(34)

18

Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran

diantaranya menurut Nugent (dalam Wardhani, 2011: 15) video merupakan media yang cocok untuk berbagai pembelajaran, seperti kelompok, kelompok kecil, bahkan satu siswa seorang diripun. Pada ranah efektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensiemosional impactyang dimiliki oleh video, dimana ia mampu secara langsung membetot sisi penyikapan personal dan sosial siswa.

C. Metode Diskusi

Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok untuk untuk saling bertukar pendapat tentang satu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran ata suatu masalah. Dalam proses pembelajaran diskusi termasuk kedalam salah satu jenis metode pembelajaran yaitu metode diskusi. Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. Dalam kegiatan diskusi peserta diskusi secara otomatis akan membentuk sutu forum yang disebut forum diskusi. Forum diskusi dapat diikuti oleh semua siswa didalam kelas dapat pula dibentuk

(35)

siswa terlibat dan menyubangkan pikirannya, semakin banyak pula yang dapat mereka pelajari (Suryusubroto, 2002: 179-180).

Suryosubroto (2002: 180) menyatakan diskusi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk (tipe) dan dengan berbermacam-macam-bermacam-macam tujuan, sebagai berikut: a. The social problema meeting

Para siswa berbincang-bincang memecahkan masalah sosial dikelasnya atau disekolahnya dengan harapan setiap siswa akan merasa “terpanggil” untuk

mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti dengan guru atau personel sekolah lainnya, peraturan-peraturan dikelas atau

disekolah, hak-hak dan kewajiban siswa dan sebagainya. b. The open-ended meeting

Para siswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungn dengan kehidupan mereka sehari-hari dengan kehidupan mereka disekolah, dengan sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar mereka, dan sebagainya.

c. The educational-diagnosis meeting

Para siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran dikelas dengan maksud untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah diterimanya agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik/benar.

Suryosubroto (2002: 181) juga menyatakan teknik diskusi sebagai metode belajar mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila kita (guru) hendaknya:

(36)

20

b. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan kemampuannya masing-masing.

c. Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai.

d. Membantu para siswa belajar berfikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah.

e. Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain).

f. Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang di “lihat” baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah.

g. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.

Dilakukannya hal-hal diatas, maka metode diskusi yang di terapkan dalam proses pembelajaran akan berjalan maksimal dan akan mencapai hasil belajar sesuai dengan harapan. Adapun langkah-langkah penggunaan metode diskusi adalah (1) guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperluanya mengenai cara-cara pemecahannya; (2) dengan pimpinan guru siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris (pencatat), pelapor (kalau perlu), mengatur tempat duduk, ruangan, sasaran, dan sebagainya); (3) para siswa berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing,

(37)

Di muka telah dikemukakan bahwa ada berbagai bentuk (tipe) diskusi dengan

bermacam-macam tujuan. Sehubungan dengan itu maka peranan guru juga tidak sama (dapat bermacam-macam) dalam diskusi yang berbeda-beda itu. Beberapa peranan guru dalam diskusi menurut Suryosubroto (2002: 183-184) antara lain ialah : a. Guru sebagai “ahli” (expert)

Dalam diskusi yang endak (belajar) memecahkan masalah misalnya, maka guru dapat bertindak (berperan) sebagai seorang ahliu yang mengetahui lebih banyak mengenai berbagai hal daripada siswanya.

b. Guru sebagai “pengawas”

Agar diskusi dalam masing-masing kelompok kecil berjalan lancar dan benar dan mencapai tujuannya, disamping sebagai sumber informasi, maka gurupun harus bertindak sebagai pengawas dan penilai didalam proses belajar mengajar lewat formasi diskusi ini.

c. Guru sebagai “penghubung kemasyarakatan”

Tujuan yang telah ditetapkan oleh guru untuk didiskusikan para siswa, meski bagaimanapun dicoba dikhususkan, masih juga memiliki sangkut-paut yang luas denga hal-hal lain salam kehidupan masyarakat.

d. Guru sebagai “pendorong” (fasilitator)

Terutama bagi siawa-siswa yang belum cukup mampu untuk mencerna

(38)

22

menciptakan dan mengembangkan kreativitas setiap siswa seoptimal mungkin.

Ada bemacam-macam faktor penghambat disalam usaha mencapai tujuan belajar lewat formasi diskusi, baik yang ada pihak siswa maupun materi (bahan) yang didiskusikan. Faktor-faktor penghambat dari pihak siswa sudah jelas persoalannya. Mereka memang sedang belajar dan latar belakang mereka jelas berbeda-beda. Adalah tugas guru untuk membimbing mereka melalui berbagai macam peranan. Hendaknya guru tidak tergesa-gesa memberikan jawaban atau pemecahan maslah sebelum siswa mencoba mencari dan menemukannya sendiri.

(39)

Metode diskusi memiliki beberapa keuntungan yaitu:

a. Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar b. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan

pelajarannya masing-masing

c. Metode dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah d. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan

para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri e. Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan

sikap demokratis para siswa

Selain memiliki keuntungan metode diskusi juga memiliki kelemahan yaitu: a. Suatu diskusi tidak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya

sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya b. Suatu diskusi memerlukan keterlampilan-keterlampilan tertentu yang belum

pernah dipelajari sebelumnya

c. Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang “menonjol’

d. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetap hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan

e. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak

(40)

24

h. Jumlah siswa dikelas yang terlalu besar akan mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya

(Suryosubroto, 2002: 185-186)

Untuk mengatasi beberapa kelemahan tersebut Djajadisatra (dalam Suryosubroto, 2002: 186-188) mengemukakan saran menganai usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain adalah:

a. Murid-murid dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang kecil

b. Agar tidak menimbulkan rasa “kelompok-isme” , ada baiknya bila untuk setiap diskusi dengan topik atau problema baru selalu dibentuk lagi kelompok-kelompok baru dengan cara melakukan pertukaran anggota-anggota kelompok

c. Topik-topik atau problema yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat diambil dari buku-buku pelajaran murid, dari surat-surat kabar, dari kegiatan sehari-hari disekitar sekolah, dan kegiatan di masyarakat yang sedang menjadi pusat perhatian penduduk setempat

d. Mengusahakan menyesuaian waktu dengan berat topik yang dijadikan pokok diskusi

e. Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan, baik yang tersedia disekolah maupun yang terdapat diluar sekolah

Perhatian terhadap ketentuan-ketentuan tersebut dapat mengurangi kelemahan metode diskusi. Tentu saja, pada akhirnya berhasil atau tidaknya penggunaan metode diskusi ini banyak bergantung pada kecakapan guru didalam membimbing muridnya

(41)

murid-murid akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya penggunaan metode diskusi.

D. Hasil Belajar Siswa

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan; belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya.

Hamalik (2013: 36) mengungkapkan sejalan dengan perumusan diatas, ada pula tafsiran lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dibandingkan dengan pengertian pertama, maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antar individu dengan lingkungan. Didalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman belajar. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Situasi belajar harus bertujuan.

(42)

26

3. Didalam mencapai tujuan itu, siswa senantiasa akan menemui kesulitan, rintangan-rintangan dan situasi-situasi yang tidak meyenangkan.

4. Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat. 5. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya.

6. Kegiatan-kegitan dan hasil-hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan tujuan dalam situasi belajar.

7. Siswa memberikan reaksi secara keseluruhan.

8. Siswa mereaksi suatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.

Hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya. Jadi hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu (Uno, 2011: 17 ). Pendapat lain juga dinyatakan oleh Taruh (2003: 17) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar. Hal ini senada dengan Rasyid (2008: 9) yang berpendapat bahwa jika di tinjau dari segi proses

(43)

laku yang secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui alat indera pandang, dan hanya sekitar 5% diperolah melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya Achsin (dalam Arsyad, 2013: 13). Sementara itu, Dale (dalam Arsyad, 2013: 13) memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%.

Hamalik (2013: 159) mengungkapkan evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswasetelah melakukan kegiatan belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa. Evaluasi hasil belajar memiliki beberapa fungsi dan tujuan yaitu:

1. Fungsi diagnostik dan pengembangan hasil 2. Untuk seleksi

3. Untuk kenaikan kelas 4. Untuk penempatan

(44)

28

2. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-kegiatan siswa

3. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa 4. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong

motivasi belajar siswa.memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa

5. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih sekolah

Selain itu, evaluasi hasil belajar juga memiliki sasaran-sasaran yaitu sebagai berikut: 1. Ranah kognitif(pengetahuan/pemahaman) yaitu penilaian terhadap pengetahuan

pada tingkat satuan pelajaran menuntut perumusan secara lebih khusus setiap aspek pengetahuan, yang dikategorikan sebagai: konsep, prosedur, fakta, dan prinsip.

2. Ranah afektif(sikap dan nilai) yaitu ranah yang memilki sasaran yang meliputi aspek-aspek berikut:

a. Aspek penerimaan b. Sambutan

c. Aspek penilaian d. Aspek organisasi e. Aspek karakteristik

(45)

a. Aspek keterampilan kognitif, misalnya masalah-maslah yang familier untuk dipecahkan

b. Aspek keterampilan psikomotorikdengan tes tindakan terdapat pelaksaan tugas yang nyata atau disimulasikan

c. Aspek keterampilan reaktif dilaksanakan secara langsung denga pengamatan objektif

d. Aspek keterampilan interaktif, secara langsung dengan menghitung frekuensi kebiasaan dan cara-cara yang baik yang dipertunjukkan pada kondisi-kondisi tertentu.

E. Aktivitas Belajar Siswa

Prinsip belajar adalah berbuat, sebab itu mengapa didalam belajar diperlukan

aktivitas. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asa yang sangat penting didalam interkasi belajar-mengajar. Sebagai rasionalitasnya hal ini juga mendapatkan pengakuan dari berbagai ahli pendidikan. Frobel (dalam Sardiman, 2012: 96)mengatakan bahwa “manusia sebagai pencipta”. Secara alami anak didik memang ada dorongan untuk mencipta. Anak adalah suatu organisme yang berkembang dari dalam. Prinsip utama yang dikemukakan Frobel bahwa anak itu harus bekerja sendiri. Untuk memberikan motivasi, maka dipopulerkan suatu semboyan “berpikir dan berbuat”. Dinamikanya kehidupan manusia, befikir dan

(46)

30

berbuat. Seseorang yang telah berhenti berfikir dan bebuat perlu diragukan ekstensi kemanusiaannya. Hal ini juga sekaligus juga merupakan hambatan bagi proses pendidikan yang bertujuan ingin memanusiakan manusia.

Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak akan terjadi. Itulah sebabnya Helen Pakrhurst (dalam Sardiman, 2012: 97) menegaskan bahwa ruang kelas harus diubah/diatur sedemikian rupa menjadi laboraturium pendidikan yang mendorong anak didik bekerja sendiri. J. Dewey (dalam Sardiman, 2012: 97) juga menegaskan bahwa sekolah harus dijadikan tempat kerja. Sehubungan dengan itu, ia mengajurkan pengembangan metode-metode proyek,problem solving,yang merangsang anak didik untuk melakukan kegiatan. Semboyan yang ia populerkanlearning by doing. Dengan mengemukakan beberapa pandangan dari berbagai ahli tersebut, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik/siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Menurut pandangan ilmu jiwa modern belajar adalah berbuat dan sekaligus

merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif. Sehingga yang penting bagi guru adalah menyediakan kondisi yang kondusif. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Kegiatan belajar ke dua aktivitas itu harus selalu berkait. Sehubungan dengan hal ini Piaget (dalam Sardiman, 2013: 100)

(47)

Banyak aktivitas yang dapat dilakukan siswa disekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti lazimnya terdapat di sekolah-sekolah tadisional. Diedrich (dalam Sardiman, 2013: 101-102) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Visual activities,yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memperhatikan

gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral activities,seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening activities,sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, piano.

4. Writing avtivities,seperti mialnya menulis cerita, karangan, laporan, angket menyalin.

5. Drawing activities,misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities,yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan,

membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities,sebagai contoh misalnya: menaggapi, mengingat, memecahkan soal, menganlisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emotional activities,seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

(48)

32

membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal. Tatapi sebaiknya ini semua merupakan tantangan bagi para guru (Sardiman, 2012: 95-102).

Hamalik (2013: 91) mengungkapkan pengguaan asas aktivitas dalam proses pembelajaran memiliki manfaat tertentu yaitu:

1. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa.

3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.

4. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemapuan sendiri, sehingga dapat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual.

5. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah, dan mufakat.

6. Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa. 7. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga

mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

8. Pembelajaran dan kegitan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

(49)

1. Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dalam kelas

2. Pelaksanaan aktivitas pembelajaran sekolah masyarakat

(50)

34

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMAN 1 Liwa Lampung Barat.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 SMA N 1 LIWA. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dari 2 kelas pada 8 kelas yang ada. Sampel dipilih dari populasi dengan teknik purposive, selanjutnya siswa-siswa pada kelas X1yang berjumlah 28 siswa sebagai kelompok eksperimen dan siswa-siswa pada kelas X2 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelompok kontrol.

C. Desain Penelitian

(51)

Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan media audio visual, sedangkan kelompok kontrol dengan menggunakan mediapower point. Hasil pretes dan postes pada kedua subjek dibandingkan (Riyanto, 2001: 43). Sehingga struktur desainnya sebagai berikut:

Keterangan: A = kelompok eksperimen; B = kelompok kontrol; O1= pretes; O2= postes; X = media audio visual; C = mediapower point

Gambar 3. Desain pretes-postes non ekuivalen.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari beberapa langkah penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi awal untuk melihat kondisi lokasi atau tempat penelitian seperti: jumlah kelas, jumlah siswa, dan cara guru bidang studi mengajar.

2. Menentukan populasi dan sampel.

3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian. 4. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP).

5. Membuat insturment test penelitian.

6. Mengadakan tes awal (pretes) pada kedua kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol, pretes dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 7. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada kedua kelas.

Kelas Eksperimen (penggunaan media audio-visual )

A O1 X O2

(52)

36

a. Pendahuluan

a) Guru memberikan apersepsi

• Pertemuan 1:(guru menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan)Apakah kalian tahu perbedaan cacing dengan cumi-cumi? apakah keduanya memiliki manfaat bagi manusia, hewan lainnya, tumbuhan maupun lingkungan? • Pertemuan 2:(guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

memberikan pertanyaan)Apakah diantara kalian ada yang memiliki hewan peliharaan? hewan apa yang kalian pelihara? b) Guru memberikan motivasi:

• Pertemuan 1: Guru menjelaskan bahwa di bumi ini terdapat

miliyaran jenis hewan yang dapat bermanfaat ataupun merugikan, masing-masing hewan tersebutpun memiliki karakteristik yang beragam misalnya ubur-ubur yang

habitatnya di air, dengan karakteristik yang dimilikinya ubur-ubur dapat bermanfaat juga dapat merugikan bagi manusia, hewan lainnya, tumbuhan maupun lingkungan. Dengan mempelajari materi ini siswa dapat mengetahui karakteristik masing-masing jenis hewan dan peranannya bagi kehidupan manusia, hewan lainnya, tumbuhan maupun lingkungan. • Pertemuan kedua: Guru menjelaskan bahwa hewan vertebrata

(53)

manusia, hewan lainnya, tumbuhan, maupun lingkungan namun ada juga yang merugikan, karakteristik yang dimiliki masing-masing hewanpun berbeda-beda. Setelah mempelajari materi ini maka siswa akan mengetahui manfaat maupun kerugian hewan vertebrata serta karakteristik dari masing-masimg jenis hewan vertebrata.

b. Kegiatan inti

a) Guru memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan, setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang (pembagian kelompok sudah dilakukan pada hari sebelumnya), yang terdiri dari 9 kelompok heterogen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis kelamin.

b) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok

c) Guru membagikan materi dalam bentuk video audio visual pada masing-masing kelompok

d) Siswa menyaksikan tayangan video di kelompoknya masing-masing e) Siswa berdiskusi mengerjakan LKS yang telah dibagikan dengan

bimbingan guru berdasarkan video yang ditayangkan

(54)

38

h) Siswa bersama kelompok lainnya melakukan tanya jawab berdasarkan presentasi yang ditampilkan tiap kelompok

i) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi

j) Guru menginstrusikan siswa agar mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya

c. Penutup

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah didiskusikan b) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya

Kelas kontrol (tanpa penggunaan media audio visual) a. Pendahuluan

a) Guru memberikan apersepsi

• Pertemuan 1: (guru menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan)Apakah kalian tahu perbedaan cacing dengan cumi-cumi? apakah keduanya memiliki manfaat bagi manusia, hewan lainnya, tumbuhan maupun lingkungan? • Pertemuan 2:(guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

(55)

• Pertemuan 1: Guru menjelaskan bahwa di bumi ini terdapat

miliyaran jenis hewan yang dapat bermanfaat ataupun merugikan, masing-masing hewan tersebutpun memiliki karakteristik yang beragam misalnya ubur-ubur yang

habitatnya di air, dengan karakteristik yang dimilikinya ubur-ubur dapat bermanfaat juga dapat merugikan bagi manusia, hewan lainnya, tumbuhan maupun lingkungan. Dengan mempelajari materi ini siswa dapat mengetahui karakteristik masing-masing jenis hewan dan peranannya bagi kehidupan manusia, hewan lainnya, tumbuhan maupun lingkungan. • Pertemuan kedua: Guru menjelaskan bahwa hewan vertebrata

merupakan hewan yang banyak memberi manfaat bagi manusia, hewan lainnya, tumbuhan, maupun lingkungan namun ada juga yang merugikan, karakteristik yang dimiliki masing-masing hewanpun berbeda-beda. Setelah mempelajari materi ini maka siswa akan mengetahui manfaat maupun kerugian hewan vertebrata serta karakteristik dari masing-masing jenis hewan vertebrata.

b. Kegiatan inti

a) Guru memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan, setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang

(56)

40

yang terdiri dari 9 kelompok heterogen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis kelamin. b) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok

c) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang akan dipelajari

d) Siswa berdiskusi mengerjakan LKS yang telah dibagikan e) Dengan bimbingan guru siswa mempersiapkan kelompoknya

untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas

f) Siswa mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas g) Siswa bersama kelompok lainnya melakukan tanya jawab

berdasarka presentasi yang ditampilkan tiap kelompok

h) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi

i) Guru menginstrusikan siswa agar mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya

c. Penutup

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah didiskusikan b) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. 8. Mengadakan test akhir (postes) pada kedua kelas. 9. Menganalisis data.

(57)

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif.

1. Data kuantitatif

Data penelitian ini berupa data kuantitatif yaitu hasil belajar siswa pada materi pokok kingdom animalia yang diperoleh dari nilai pretes dan postes siswa. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dan postes. Selisih tersebut disebut sebagai N-gain, lalu dianalisis menggunakan formula Hake (dalam Loranz, 2008: 3) sebagai berikut:

Ngain=

Hasil perhitungan N-gainkemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi seperti tabel berikut ini.

Tabel 1. Klasifikasi N-gain(g)

Rentang Interpretasi

g > 70 Tinggi

30 < g≤70 Sedang

(58)

42

2. Data kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa. b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1. Data Hasil Belajar

Pengambilan data dilakukan dengan pretes dan postes. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran sedangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

2. Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar

Lembar pengamatan aktivitas belajar berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar pengamatan sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: aktivitas siswa bekerjasama dengan teman, melakukan kegiatan diskusi, mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

F. Teknik Analisis Data

(59)

1. Uji Normalitas Data Pretes-Postes

Uji ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jikaLhitung< Ltabel dan tolak Ho jika Lhitung> Ltabel (Sudjana,

2002) atau terima Ho jika p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004: 5).

2. Uji Homogenitas

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas data menggunakan SPSS 17.

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel homogen Hi : Kedua sampel tidak homogen. b. Kriteria pengujian

- Jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima - Jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

(60)

44

3. Uji Hipotesis

Setelah data diuji kenormalan dan kehomogenannya, maka selanjutnya dilakukan analisis data untuk mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Analisis data yang digunakan adalah dengan uji statistik parametrik ataupun uji statistik nonparametrik. Statistik parametrik digunakan untuk data-data yang berdistribusi normal dan homogen. Misalnya Uji-t, ataupun ujiOne Way Anova, Two Way Anova, dan lain-lain. Statistik nonparametrik digunakan pada data yang memilki sebaran normal atau tidak. Misalnya:Chi Square test, Uji U atau UjiMann Whitney, dan lain-lain.

Uji- t

a. Uji kesamaan dua rata-rata a) Hipotesis

H0= Rata-rataN-Gainkedua sampel sama H1= Rata-rataN-Gainkedua sampel tidak sama b) Kriteria uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka H0diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabelmaka H0ditolak (Pratisto, 2004: 18)

b. Uji perbedaan dua rata-rata a) Hipotesis

H0= Rata-rata N-gainpada kelas eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

(61)

b) Kriteria uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka H0diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka H0ditolak (Pratisto, 2004: 12)

Uji U atau UjiMann Whitney. a. Hipotesis

Ho= Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1= Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

b. Kriteria Uji

a. Jikap-value> 0,05 maka terima Ho

b. Jikap-value< 0,05 maka tolak Ho(Pratisto, 2004: 36).

G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan untuk yaitu:

1. Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

%

(62)

46

Tabel 2. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

No Nama

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A. Bekerja sama dengan teman :

Skor Aktivitas

1 Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)

2 Bekerjasama tetapi hanya dengan satu atau dua teman 3 Bekerjasama baik dengan semua anggota kelompok B. Melakukan kegiatan diskusi :

Skor Aktivitas

1 Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

2 Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3 Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan

C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok :

Skor Aktivitas

1 Sisiwa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara kurang sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan 2 Sisiwa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara

kurang sistematis tetapi dapat menjawab pertanyaan dengan benar

(63)

2. Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 2.

Tabel 3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Kategori Indeks Aktivitas Siswa (%) Interprestasi

0,00–29,99 Sangat Rendah

30,00–54,99 Rendah

55,00–74,99 Sedang

75,00–89,99 Tinggi

90,00–100,00 Sangat Tinggi

(64)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan media audio visual berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMAN 1 Liwa pada materi pokok kingdom animalia

2. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X SMAN 1 Liwa pada materi pokok kingdom animalia

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Peneliti lain yang akan menerapkan pembelajaran dengan media audio visual,

hendaknya terlebih dahulu mengajar materi lain dengan media audio visual sehingga siswa terlatih dan terbiasa dengan media pembelajaran yang digunakan.

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2013.Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Colleta, V.P dan J.A. Phillips. 2005.Interpreting FCI scores: Normalized gain, preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California.

Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, O. 2004.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Hamalik, O. 2013.Kurikulum dan Pengajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Herniza, L. 2011.Pengaruh Media Audio Visual Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernafasan Manusia. (skripsi).

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Kemp, J. E. dan D. K. Dauton. 1985.Planning and Producing Instuctional Media (Fifth Edition). Harper & Row, Publishers. New York.

Loranz, D. 2008.Gain Score. Http://www.tmc.edu/np/acstu/assesement. Diakses tanggal 25 November 2013, 14.00 WIB.

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.Bumi Aksara. Jakarta.

Prayitno. 2009.Dasar Teori Dan Praksis Pendidikan. Grasindo. Jakarta. Rasyid, H dan Mansyur. 2008.Penilaian Hasil Belajar. CV Wacana Prima.

Bandung.

(66)

59

Sadiman, A. S. 1996.Media Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Sardiman, A. M. 2012. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.

Sudjana. 2002.Metode Statistika Edisi keenam. PT Tarsito. Bandung.

Suleiman dan A. Hamzah. 1988.Media Audio-Visual. PT Gramedia. Jakarta. Suryosubroto, B. 2002.Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. PT Rineka Cipta.

Jakarta.

Taruh, E. 2003.Konsep Diri Dan Motivasi Berprestasi Dalam Kitannya Dengan Hasil Belajar Fisika. Jurnal Penelitian Dan Pendidikan (15-29). IKIP Negeri Gorontalo. Gorontalo.

Trianto. 2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Kencana. Jakarta.

Uno, H. B. 2009.Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Usman, M. U. 1997.Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosda Karya.

Bandung.

(67)

Gambar

Gambar Diam, Rekaman
Gambar 3. Desain pretes-postes non ekuivalen.
Tabel 1. Klasifikasi N-gain (g)
Tabel  2. Lembar Pengamatan  Aktivitas Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis mengenai pengaruh antara bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi) terhadap loyalitas konsumen kartu prabayar IM3 ooredoo, variabel

Melakukan asuhan keperawatan pada pasien post sectio caesarea dengan. komplikasi

Diantara harga, kualitas, jenis dan kemasan, manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian deterjen Rinso dan Soklin

Pemanfaatan telur ayam sebagai pabrik biologis : produksi Yolk Imunoglobulin (IgY) anti plaque dan diare dengan titik berat pada anti Streptococcus mutan, Escherichia coli dan

Profil senyawa volatil pada buah durian khususnya varietas yang berasal dari Thailand dan Malaysia telah dilaporkan oleh beberapa peneliti dengan dengan menggunakan

Berdasarkan analisis chi square variabel yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Wajo adalah usia ibu, umur kehamilan, jarak kelahiran,

Ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) antara siswa kelas IV SD yang berlatar belakang TK dan non TK di SD Negeri se-Kecamatan Banyubiru

[r]