RANCANG BANGUN APLIKASI PENJADWALAN KUNJUNGAN DAN
MONITORING PELANGGAN PADA PT. ROYAL INTI MANDIRI ABADI
BERBASIS WEB
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
Sapta Indra Permana 10.41010.0096
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
x
Halaman
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR...viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1Latar Belakang Masalah...1
1.2Perumusan Masalah ...3
1.3Pembatasan Masalah ...4
1.4Tujuan ...4
1.5Manfaat ...4
1.6Sistematika Penulisan ...4
BAB II LANDASAN TEORI ...7
2.1 Sistem...7
2.2 Aplikasi ...7
2.3 Penjadwalan ...8
2.3.1 Pengertian Penjadwalan ...8
2.3.2 Prinsip Penjadwalan ...9
2.3.3 Tujuan Penjadwalan ...11
2.4 Monitoring ...12
2.4.4 Prinsip-Prinsip Monitoring ...14
2.4.5 Manfaat Monitoring ...14
2.4.6 Aspek Monitoring ...15
2.4.7 Langkah-Langkah Dalam Monitoring ...15
2.4.5 Tipe Monitoring ...17
2.5 Bagan Alir Sistem ...17
2.6 Data Flow Diagram (DFD) ...19
2.7 Entitiy Relationship Diagram (ERD)...20
2.8 MySQL...25
2.9 Hypertext Preprocessor (PHP) ...25
2.10 HTML ...26
2.11 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC) ...26
2.12 Testing ...28
2.12.1 White Box Testing ...29
2.12.2 Black Box Testing ...30
BAB III AN ALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ...31
3.1 Identifikasi Permasalahan ...32
3.2 Analisis...33
3.2.1 Analisis Kebutuhan Sistem ...33
3.2.2 User Requirement ...35
3.2.3 Functional Requirement...36
3.3 Perancangan Sistem ...37
3.3.3 System Flow ...40
3.3.4 Diagram Jenjang ...55
3.3.5 Context Diagram ...55
3.3.6 DFD-Level 0 ...56
3.3.7 DFD Level 1-Proses Memelihara Data Master ...57
3.3.8 DFD Level 1-Proses Membuat Jadwal K unjungan ...58
3.3.9 DFD Level 1-Proses Melakukan Pelaporan...59
3.3.10 Conceptual Data Modeling ...59
3.3.11 Physical Data Modeling ...60
3.3.12 Struktur Basis Data dan Tabel ...61
3.3.13 Sitemap...66
3.3.14 Desain User Interface ...66
3.3.15 Rancangan Pengujian dan Evaluasi Sistem ...106
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ...117
4.1 Kebutuhan Sistem ...117
4.1.1 Kebutuhan Server...117
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ...118
4.1.3 Kebutuhan Perangkat keras...118
4.2 Pembuatan Sistem ...118
4.3 Implementasi Sistem ...119
4.3.1 Halaman Login ...119
4.3.2 Halaman Dashboard ...120
4.3.5 Halaman Master Sales ...126
4.3.6 Halaman Master Pelanggan ...129
4.3.7 Halaman Master Masalah...132
4.3.8 Halaman Master Harapan ...135
4.3.9 Halaman Manajemen Jadwal Kunjungan ...137
4.3.10 Halaman History Jadwal K unjungan ...142
4.3.11 Halaman Hasil Kunjungan ...144
4.3.12 Halaman History Kunjungan ...146
4.3.13 Halaman Buat Laporan K unjungan ...149
4.3.14 Halaman History Laporan ...154
4.3.15 Halaman Monitoring Sales ...154
4.3.16 Halaman Monitoring Pelanggan ...155
4.4 Uji Coba dan Evaluasi Sistem...156
4.4.1 Hasil Uji Coba Halaman Login ...157
4.4.2 Hasil Uji Coba Data Pengguna ...157
4.4.3 Hasil Uji Coba Data Zona ...158
4.4.4 Hasil Uji Coba Data Sales...159
4.4.5 Hasil Uji Coba Data Pelanggan ...160
4.4.6 Hasil Uji Coba Data Masalah ...161
4.4.7 Hasil Uji Coba Data Harapan...161
4.4.8 Hasil Uji Coba Data Jadwal Kunjugan ...162
4.4.9 Hasil Uji Coba Data Hasil K unjungan ...164
4.4.12 Evaluasi Kesesuaian Akhir Sistem ...166
BAB V PENUTUP...168
5.1 Kesimpulan ...168
5.2 Saran...168
DAFTAR PUSTAKA ...170
LAMPIRAN ...172
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Dengan semakin pesatnya persaingan antar perusahaan maka semakin
besar tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan untuk mengembangkan
perusahaannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar dapat
mengembangkan perusahaan dengan baik adalah dengan cara meningkatkan
penjualan dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Karena pelanggan
merupakan orang yang teramat penting yang harus dipuaskan (Nasution, 2005).
PT. Royal Inti Mandiri Abadi, atau disebut PT. RIMA, adalah perusahaan
yang bergerak dalam bidang distribusi semen. PT. Royal Inti Mandiri Abadi adalah
distributor utama Semen Tiga Roda wilayah Jawa Timur perwakilan dari PT
Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk selaku produsen Semen Tiga Roda.
Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi semen
PT. Royal Inti Mandiri Abadi mempunyai banyak cabang yang terdapat di provinsi
Jawa Timur yang kemudian disebut sebagi zona. Jumlah zona dan jumlah
pelanggan dapat dilihat pada tabel 1.1
TOTAL 7 8121
Dalam setiap zona terdapat sales yang bertugas untuk memasarkan produk
Semen Tiga Roda. Selain memasarkan produk tersebut sales mempunyai tugas
untuk mengumpulkan informasi dari toko bangunan atau pelanggan.
Pada PT. Royal Inti Mandiri Abadi sales mempunyai tugas untuk
mengumpulkan informasi dari toko pelanggan seperti menanggapi keluhan dari
toko terkait dengan produk yang dipasarkan, besarnya kapasitas gudang toko, harga
kompetitor, promo program dari kompetitor dan lain sebagainya. Untuk
memperoleh informasi tersebut sales dapat melakukan kunjungan sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat sebelumnya oleh divisi Customer Service. Dari hasil
kunjungan tersebut sales wajib membuat laporan dengan format yang telah
ditentukan untuk kemudian diberikan kepada Kepala Perwalian zona.
Dalam kunjungan tersebut terdapat beberapa masalah yang seringkali
harus dihadapi oleh divisi Customer Service seperti :
1. Sales melakukan kunjungan di luar batas waktu yang telah ditentukan.
2. Laporan yang diberikan kepada divisi Customer Service tidak valid atau tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Jadwal kunjungan yang dibuat seringkali tidak tersampaikan dengan baik di
masing- masing zona.
4. PT. Royal Inti Mandiri Abadi tidak bisa memonitoring kinerja dari
masing-masing zona karena pembuatan jadwal kunjungan dan laporan yang dihasilkan
masih manual dengan menggunakan aplikasi excel.
Pengawasan/controlling sebagai salah satu fungsi manajemen tentu saja
adanya pengawasan dapat diketahui apakah pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
yang direncanakan atau tidak, sehingga apabila terjadi penyimpangan dari rencana
semula akan cepat dapat ditanggulangi (Handayaningrat, 1996). Banyaknya jumlah
pelanggan sangat berdampak positif bagi PT. Royal Inti Mandiri Abadi, akan tetapi
jika tidak dilakukan pengawasan dengan benar maka akan terjadi penurunan jumlah
pelanggan.
Banyaknya jumlah pelanggan yang harus ditangani oleh sales di PT. Royal
Inti Mandiri Abadi berdampak pada seringnya terjadi kesalahan pada saat sebelum
dan sesudah dilakukan penjadwalan kunjungan ke pelanggan karena proses masih
dilakukan secara manual seperti pembuatan jadwal kunjungan yang masih
menggunakan email dan hasil laporan disimpan dengan menggunakan aplikasi
excel. Oleh karena itu dibutuhkan adanya suatu aplikasi yang dapat mengelola
penjadwalan kunjungan, monitoring kinerja pelanggan, dan monitoring kinerja
sales sehingga aktivitas kunjungan yang terdapat pada tiap-tiap zona dapat
dimonitor dengan baik dan dapat menghasilkan laporan yang informatif.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana membangun sebuah aplikasi penjadwalan kunjungan pelanggan
sehingga memudahkan pengelolaan jadwal kunjungan itu sendiri?
2. Bagaimana membangun sebuah aplikasi monitoring kinerja pelanggan yang
dapat menghasilkan laporan yang informatif?
3. Bagaimana membangun sebuah aplikasi monitoring kinerja sales yang dapat
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, adapun batasan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perancangan sistem aplikasi penjadwalan kunjungan dan monitoring
pelanggan ini mencakup proses penjadwalan mulai dari pembuatan jadwal
pada zona hingga pembuatan laporan kunjungan serta monitoring aktivitas
pelanggan dan sales.
2. Sistem aplikasi penjadwalan kunjungan dan monitoring pelanggan ini tidak
dapat melakukan tracking kunjungan sales ke pelanggan.
1.4 Tujuan
Dengan melihat perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak
dicapai adalah menghasilkan rancang bangun aplikasi penjadwalan kunjungan dan
monitoring pelanggan di PT. Royal Inti Mandiri Abadi.
1.5 Manfaat
Dengan adanya sistem ini maka diharapkan memiliki beberapa nilai
manfaat penulisan, antara lain :
1. Memudahkan divisi customer service dalam pembuatan jadwal kunjungan sales
2. Membantu divisi customer service dalam monitoring kinerja sales.
1.6 Sistematika Penulisan
Didalam penyusunan laporan tugas akhir ini secara sistematis diatur dan
disusun dalam lima bab, yang masing-masing terdiri dari beberapa sub bab. Adapun
urutan dari bab pertama sampai bab terakhir adalah sebagai berikut:
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan pembuatan sistem, manfaat bagi penggunanya,
serta sistematika penulisan laporan.
Bab II : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai berbagai macam teori yang mendukung
dalam pembuatan rancang bangun Sistem Aplikasi penjadwalan
kunjungan dan monitoring pelanggan (Studi Kasus PT. Royal Inti
Mandiri Abadi)..
Bab III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini membahas analisis dan perancangan sistem. Analisis berisi
penjelasan dari timbulnya masalah atau identifikasi permasalahan
beserta penyelesaiannya atau analisis permasalahan , sedangkan
perancangan sistem berisi System Flow, HIPO, Data Flow Diagram,
Entity Relationship Diagram, Struktur Database, dan Desain Input /
Output.
Bab IV : EVALUASI DAN IMPLEMENTASI
Bab ini membahas tentang kebutuhan sistem, pembuatan program,
langkah-langkah implementasi, penggunaan sistem dalam proses bisnis
serta pengujian untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun dapat
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam implementasi ini juga berisi penjelasan Graphical
User Interface (GUI) sistem yang telah dibuat. Sedangkan evaluasi
sistem berisi validasi dan uji coba sistem agar terhindar dari error serta
Bab V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah saran
terhadap kekurangan dari aplikasi yang ada kepada pihak lain yang ingin
meneruskan topik TA ini. Tujuannya adalah agar pihak lain tersebut
dapat menyempurnakan aplikasi sehingga bisa menjadi lebih baik dan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. (Jogiyanto, 2005)
Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih
menekankan urut-urutan operasi di dalam system (Richard F. Neuschel, 2005),”
Prosedur adalah sutu urut-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya
melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan
untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi- transaksi bisnis yang
terjadi”.
Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objektifitas). Tujuan
biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam
ruang lingkup yang lebih sempit. Sasaran menentukan masukan dan keluaran yang
dihasilkan. Sistem dikatakan berhasil jika mencapai suatu sasaran dan tujuan.
2.2 Aplikasi
Aplikasi adalah perangkat lunak yang ada pada komputer digunakan untuk
melayani berbagai macam kebutuhan. Teknologi yang canggih dari perangkat
keras akan berfungsi bila instruksi- instruksi tertentu telah diberikan kepadanya.
Instruksi- instruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak (Jogiyanto, 2005).
Definisi lain aplikasi adalah program yang dibuat oleh pemakai yang
ditujukan untuk melakukan suatu tugas khusus. Program seperti ini biasa
dikelompokkan menjadi dua yaitu program aplikasi serbaguna dan program
aplikasi spesifik.
Program aplikasi serbaguna adalah program aplikasi yang dapat digunakan
oleh pemakai untuk melaksanakan hal- hal yang bersifat umum (misalnya untuk
membuat dokumen atau untuk pengiriman surat secara elektronis) serta untuk
mengotomasikan tugas-tugas individual yang bersifat berulang (misalnya untuk
melakkan perhitungan yang bersifat rutin). Termasuk dalam kategori ini antara
lain adalah DBMS sederhana, Web browser, surat elektronis, pengolah kata (word
processor), dan lembar kerja (spreadsheet). Program aplikasi serbaguna seringkali
disebut perangkat lunak pemakai akhir (end-user-software).
Program aplikasi spesifik adalah program yang ditujukan untuk menangani
hal- hal yang sangat spesifik. Misalnya, program pada sistem POS (point-of-sale)
dan ATM. Termasuk dalam kategori ini adalah program yang disebut sebagai
paket aplikasi atau perangkat lunak paket (Kadir, 2014).
2.3 Penjadwalan
2.3.1 Pengertian Penjadwalan
Penjadwalalan (scheduling) dapat di definisikan sebagai pengalokasian
sumber daya dalam waktu tertentu untuk melakukan serangkaian tugas (Baker,
1974). Menurut Morton (1993), penjadwalan adalah proses pengorganisasian,
pemilihan, dan penentuan waktu penggunaan sumber-sumber untuk mengerjakan
semua aktifitas yang diperlukan yang memenuhi kendala aktifitas dan sumber
daya.
Penjadwalan merupakan suatu kegiatan penting dalam perusahaan. Dalam
kelas, peralatan mengajar, tenaga mengajar, staff administrasi dan lain sebagainya.
Demikian pula kegiatan perhotelan, penjadwalan diperlukan dalam pengaturan
kamar hotel, ruang seminar atau resepsi, menu makanan ataupun entertainer.
Terlepas dari jenis perusahaan, setiap perusahaan perlu untuk melakukan
penjadwalan sebaik mungkin agar memperoleh utilitas maksimum dari sumber
daya produksi dan aset yang dimiliki.
Melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien agar tujuan tercapai
adalah yang dinginkan oleh semua manajemen perusahaan. O leh karena itu
pemahaman konsep penjadwalan sa ngat penting, sehingga para pelaksana
mengetahui kapan harus memulai suatu pekerjaan dan kapan waktu
mengakhirinya.
Penjadwalan adalah proses yang sering kita temui sehari hari. Pengaturan
sumber daya yang tersedia sangat terbatas untuk berbagai kegiatan yang
membutuhkannya pada periode waktu tertentu ini adalah inti dari masalah
penjadwalan. Besarnya ukuran ruang pencarian solusi untuk masalah penjadwalan
membuat proses penyusunan jadwal sangat susah dilakukan secara manual.
Penjadwalan yang baik akan membuat penggunaan resource menjadi lebih
efektif. O leh karena itu, suatu proses kegiatan harus dialokasikan dengan baik dan
memenuhi batasan-batasan yang ada. Permasalahan utama yang menjadi kendala
dalam melakukan proses penjad walan adalah data (resource dan batasan) yang
banyak dan frekuensi perubahan yang tinggi pada data. Dengan permasalahan
seperti ini, proses komputasi dibutuhkan untuk memudahkan prses penjadwalan.
Agar batasan dalam bahasa manusia dapat dikomputasi dan memberikan hasil
2.3.2 Prinsip Penjadwalan
Prinsip penjadwalan menurut Suryadi H.S (1994) dibagi menjadi 3. Yaitu
jadwal tetap, jadwal flexible dan keterbatasan (konflik dan hambatan), berikut ini
merupakan penjelasannya:
1. Jadwal Tetap
Jadwal tetap sama dengan jadwal kereta api, dimana setiap aktiftas selalu
dijalankan atau terjadi dalam waktu yang sama pada hari yang sama. Jadwal tetap
hanya dapat diterapkan apabila setiap pekerjaan menjadi bagian dari set routine.
Namun selain memperhatikan pekerjaan yang produktif kita juga harus
memperhatikan:
1. Pekerjaan khusus yang on-time (sekali dikerjakan)
2. Rerun (Perjalanan kembali) pekerjaan produksi karena terjadinya kesalahan
atau kegagalan.
3. Pengembangan dan pemeliharaan sistem dan program.
4. Perawatan pekerjaan, seperti pengkopian pita, pengujian, dan sebagaianya.
Untuk sebagian besar instalasi, jadwal tetap sangat terlibat dalam penyusunan
atau penetapan waktu input serta output dan akan terbukti terlalu terbatas.
2. Jadwal Fleksibel
Kebanyakan instalasi memerlukan sistem penjadwalan yang fleksibel untuk
penerimaan input dan penyampaian output sepanjang berbagai tahapan
pemrosesan yang didasarkan pada:
1. Waktu yang bisa diterima
2. Waktu optimum
Dalam kegiatan normal, output bisa muncul atau didapat dalam waktu
optimum jika input yang diterima dalam waktu deadline. Dimungkinkan pula,
meskipun tidak dijamin, hasil yang diproduksi bisa didapat secara on time (tepat
waktu) meskipun outputnya terlambat.
3. Konflik dan Hambatan (Keterbatasan)
Masalah penjadwalan menjadi konflik tetap antara pemenuhan kepada
departemen pemakai dengan cara menghasilkan output secara tepat waktu dengan
pencapaian keluaran yang maksimum dengan muatan kerja yang seimbang, atau
dengan kata lain antara layanan maksimum dengan efektivitas biaya.
Di satu sisi, hambatan atau keterbatasan diakibatkan oleh keperluan aktifitas
pemrosesan, dan di sisi lain oleh kemampuan pemakai untuk mengontrol waktu
input dan volume.
2.3.3 Tujuan Penjadwalan
Kegunaan suatu pekerjaan perlu adanya penjadwalan yaitu:
1. Mengurangi timbunan pekerjaan yang terlalu banyak dan kepadatan
pemrosesan.
2. Membuat efektif penggunaan sumber daya
3. Memenuhi keperluan pemakai.
Jadwal harus bersifat:
1. Fleksibel untuk dijadwal ulang apabila diperlukan
2. Berisi informasi yang memadai
Dengan memperhatikan kedua hal tersebut yaitu kegunaan serta sifat
penjadwalan, maka tujuan penjadwalan dapat dicapai sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara tepat waktu.
2.4 Monitoring
2.4.1 Pengertian Monitoring
Monitoring adalah penilaian yang terus menerus terhadap fungsi
kegiatan-kegiatan proyek di dalam konteks jadwal-jadwal pelaksanaan dan terhadap
penggunaan input- input proyek oleh kelompok sasaran di dalam konteks
harapan-harapan rancangan. Monitoring adalah kegiatan proyek yang integral, bagian
penting dari praktek manajemem yang baik dan karena itu merupakan bagian yang
integral dari manajemen sehari-hari (Casely & Kumar 1987).
Monitoring adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan
rencana suatu kegiatan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang
timbul dan atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin.
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi
(berdasarkan indikator yang ditetapkan) secara sistematis da n kontinu tentang
kegiatan program / proyek sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk
penyempurnaan program / proyek itu selanjutnya (Harry Hikmat 2010).
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran
kemajuan atas objektif program. Memantau perubahan, yang focus pada proses
dan keluaran. Monitoring melibatkan perhitungan atas apa yang kita lakukan.
Monitoring melibatkan pengamatan atas kualitas dari layanan yang kita berikan
2.4.2 Tujuan Monitoring
1. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan
rencana.
2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi
3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan
sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek.
4. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran
kemajuan.
5. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang
dari tujuan
2.4.3 Fungsi Monitoring
Terdapat 4 fungsi dalam monitoring, antara lain:
1. Ketaatan (compliance)
Monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan semua yang
terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan
2. Pemeriksaan (auditing)
Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukkan bagi
pihak tertentu bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka.
3. Laporan (accounting)
Monitoring menghasilkan informasi yang membantu “menghitung” hasil
perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi kebijaksanaan
sesudah periode waktu tertentu
Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan bagaimana
akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan pelaksanaannya tidak
cocok.
2.4.4 Prinsip-Prinsip Monitoring
Terdapat 7 prinsip-prinsip dalam monitoring, antara lain:
1. Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus
2. Monitoring harus menjadi umpan terhadap perbaikan kegiatan program
organisasi
3. Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun
terhadap pengguna produk atau layanan.
4. Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk
berprestasi
5. Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku
6. Monitoring harus obyektif
7. Monitoring harus berorientasi pada tujuan program
2.4.5 Manfaat Monitoring
Manfaat monitoring bagi penanggung jawab:
1. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi. Sebagai
bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja.
2. Untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan kegiatan
selanjutnya.
4. Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi selanjutnya.
1. Membantu untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang singkat
2. Mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan menjaga
kinerja yang sudah baik.
3. Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi proyek
2.4.6 Aspek Monitoring
Terdapat 3 aspek monitoring, antara lain:
1. Aspek masukan (input) kegiatan antara lain mencakup: tenaga manusia, dana,
bahan, peralatan, jam kerja, data, kebijakan, manajemen dan sebagaimya.
Yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan kegiatan.
2. Aspek proses / aktivitas yaitu aspek dari kegiatan yang mencerminkan suatu
proses kegiatan, seperti penelitian, pelatihan, proses produksi, pemberian
bantuan dan sebagainya.
3. Aspek keluaran (output), yaitu aspek kegiatan yang mencakup hasil dari
proses yang terutama berkaitan dengan kuantitas (jumlah).
2.4.7 Langkah-Langkah Dalam Monitoring
Terdapat 3 langkah-langkah dalam monitoring, antara lain:
1. Perencanaan
a) Merancang sistem monitoring yang spesifik: apa yang akan dimonitor,
mengapa dan untuk siapa (user).
b) Menentukan scope monitoring: luasnya area (Rumah Sakit, puskesmas
non TT)? Apakah bersifat klinis atau service? Siapa yang terlibat?
c) Memilih dan menentukan indikator menentukan batasan sasaran
kelompok misalnya kelompok anak dibawah 2 tahun, 5 tahun atau antara
12-60 bulan
d) Menentukan sumber-sumber informasi, memilih metoda pengumpulan
data, seperti metoda observasi, interview petugas, rapid survey untuk
cakupan atau pengobatan di rumah (home treatment).
2. Implementasi
a) Memilih dan menentukan proses supervisi dan prosessingnya (kemana
akan dikirim).
b) Tabulasi data dan analisa data: membandingkan temuan atau pencapaian
aktual dengan perencanaan.
c) Temuan dalam monitoring: apakah ada penyimpangan, bila ada perlu
diidentifikasi masalah penyebabnya.
d) Menggali penyebab dan mengambil tindakan perbaikan: menggali
penyebab terjadinya masalah. Rencana monitoring perlu disusun jangka
pendek untuk menjamin bahwa tindakan/prosedure dilaksanakan sesuai
standar (rencana) serta memberi efek sesuai dengan harapan.
3. Menentukan kelanjutan monitoring
Kegiatan monitoring dirancang untuk memperoleh hasil kinerja sekarang atau
jangka pendek bagi manajer atau user lainnya. Ketika program atau kegiatan rutin
telah memberikan perubahan signifikan, maka kelangsungan pro gram kinerja
memerlukan perhatian. Review secara periodik tetap diperlukan. Sistem informasi
dan frekuensi monitoring dikurangi dan pada bagian mana perlu direncanakan lagi
dan dilanjutkan.
2.4.8 Tipe Monitoring
Terdapat 2 tipe dalam monitoring, antara lain:
1. Monitoring Rutin
Kegiatan mengkompilasi informasi secara reguler berdasarkan sejumlah
indikator kunci. Monitoring rutin dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi
penerapan program dengan atau tanpa perencanaan
2. Monitoring jangka Pendek
Dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan biasanya diperuntukkan bagi
aktifitas yang spesifik. Seringkali bila aktifitas atau proses-proses baru diterapkan,
manajer ingin mengetahui, apakah sudah diterapkan sesuai rencana dan apakah
sesuai dengan keluaran yang diinginkan.
2.5 Bagan Alir Sistem
Menurut Basuki (2003), Sistem flow adalah bagian yang menunjukkan
arus pekerjaaan secara menyeluruh dari suatu sistem dimaana bagan ini
menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang ada dalam sistem dan biasanya dalam
membuat sistem flow sebaiknya ditentukan pada fungsi yang melaksanakan atau
bertanggung jawab terhadap sub-sub sistem. Bagan alir sistem menggunakan
simbol sebagaimana terdapat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Simbol Bagan Aliran Sistem
No Simbol Nama Simbol Keterangan
1 Dokumen Simbol ini digunakan untuk
menunjukkan dokumen input
manual, mekanik, atau
komputer.
2 Keputusan Simbol keputusan digunakan
untuk menggambarkan suatu
kondisi yang mengharuskan
sistem untuk memilih tindakan
yang akan dilakukan
berdasarkan criteria tertentu.
3 Operasi manual Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan proses yang
terjadi secara manual yang
tidak dapat dihilangkan dari
sistem yang ada
4 Database Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan media
penyimpanan yang digunakan
untuk menyimpan data pada
sistem yang akan dibuat.
5 Proses Simbol proses digunakan untuk
menggambarkan proses yang
terjadi dalam sistem yang
akan dibuat
6 Input manual Simbol Proses yang digunakan
untuk menggambarkan proses
yang terjadi dalam sistem yang
2.6 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Kendall (2003: 241), Data Flow Diagram menggambarkan
pandangan sejauh mungkin mengenai masukan, proses dan keluaran sistem, yang
berhubungan dengan masukan, proses, dan keluaran dari model sistem yang
dibahas. Serangkaian diagram aliran data berlapis juga bisa digunakan untuk
merepresentasikan dan menganalisis prosedur-prosedur mendetail dalam sistem.
Prosedur-prosedur tersebut yaitu konseptualisasi bagaimana data-data berpindah
di dalam organisasi, proses-proses atau transformasi dimana data-data melalui,
dan apa keluarannya. Jadi, melalui suatu teknik analisa data terstruktur yang
disebut Data Flow Diagram, penganalisis sistem dapat merepresentasi
proses-proses data di dalam organisasi. Menurut Kendall (2003: 265), dalam memetakan
Data Flow Diagram, terdapat beberapa simbol yang digunakan antara lain:
1. External entity
Suatu external entity atau entitas merupakan orang, kelompok, departemen,
atau sistem lain di luar sistem yang dibuat dapat menerima atau memberikan
informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat.
Gambar 2.1 Simbol External Entity
2. Data Flow
Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan data tanda panah. Aliran data
menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau
Gambar 2.2 Simbol Data Flow
3. Process
Suatu proses dimana beberapa tindakan atau sekelompok tindakan
dijalankan.
Gambar 2.3 Simbol Process
4. Data Store
Data store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses
penyimpanan data.
Gambar 2.4 Simbol Data Store
2.7 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity relationship diagram (ERD) adalah gambaran pada sistem dimana
di dalamnya terdapat hubungan antara entity beserta relasinya. Entity merupakan
sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi, dapat abstrak dan
nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai attribute yang merupakan ciri
entity tersebut. Attribute yaitu uraian dari entitas dimana mereka dihubungkan
atau dapat dikatakan sebagai identifier atau descriptors dari entitas.
Entitas digolongkan menjadi independent atau dependent entity.
Independent entity adalah apa yang tidak bersandar pada yang lain sebagai Flow_1
Flow_1
identifikasi. Suatu dependent entity adalah apa yang bersandar pada yang lain
sebagai identifikasi. Selain digolongkan menjadi independent atau dependent
entity, terdapat jenis- jenis entitas khusus yaitu:
1. Associative Entity
Associative Entity (juga dikenal sebagai intersection entity) adalah entitas
yang digunakan oleh rekanan dua entitas atau lebih untuk menyatukan suatu
hubungan benyak - ke - banyak (Many to Many)
2. Subtypes Entity
Subtypes Entity digunakan di dalam hierarki generalisasi (generalization
hierarchies) untuk menyajikan suatu subset kejadian dari entitas orangtua, yang
disebut supertype, tetapi yang memiliki atribut atau hubungan yang berlaku hanya
untuk subset.
Menurut Marlinda (2004: 28), atribute sebagai kolom di sebuah relasi
mempunyai macam-macam jenis atribute yaitu :
a. Key Atribute
Atribute ini merupakan atribute yang unik dan tidak dimiliki oleh atribute
lainnya, misalnya entity mahasiswa yang atribute-nya NIM.
Gambar 2.5 Key Attribute
b. Particial key Atribute
Adalah Attribute yang tidak menjadi atau merupakan anggota dari Key
Gambar 2.6 Particial Key Attribute
c. Single Vallue Atribute
Atribute yang hanya memiliki satu nilai harga, misalnya entity mahasiswa
dengan atribute-nya Umur (Tanggal lahir).
Gambar 2.7 Single Value Attribute
d. Multi Vallue Atribute
Atribute yang banyak memiliki nilai harga, misalnya entity mahasiswa
dengan atribute-nya pendidikan (SD, SMP, SMA).
Gambar 2.8 Multi Value Attribute
e. Composite Atribute
Atribute yang memiliki dua harga, misalnya nama besar (nama kerja) dan
nama kecil (nama asli)
Gambar 2.9 Composite Attribute
Attribute yang yang nilai- nilainya diperoleh dari pengolahan atau dapat
diturunkan dari table Attribute atau table lain yang berhubungan.
Gambar 2.10 Derived Attribute
Model Entity - Relationship (ER) mula- mula diusulkan oleh Peter pada
tahun 1976 sebagai cara untuk mempersatukan pandangan basis data jaringan dan
relasional. Langkah sederhana dari model ER adalah model data konseptual yang
memandang dunia nyata sebagai kesatuan (entitias) dan hubungan (relationship).
Komponen dasar model merupakan diagram entity-relationship yang
digunakan untuk menyajikan objek data secara visual. Entity Relationship
Diagram mengilustrasikan struktur logis dari basis data yang mempunyai
metodologi sebagai berikut:
Tabel 2.2 Ilustrasi Pembuatan ERD
Proses Keterangan
1. Menentukan Entitas Menentukan peran, kejadian, lokasi, hal
nyata, dan konsep dimana pengguna
akan menyimpan data.
2. Menentukan Relasi Tentukan hubungan antara pasangan
entitas menggunakan matriks relasi.
3. Gambar ERD Sementara Entitas digambarkan dengan kotak dan
relasi dengan garis yang
menghubungkan entitas.
4. Isi Kardinalitas Tentukan jumlah kejadian dari satu
entitas yang berhubungan.
5. Tentukan Kunci Utama Tentukan atribut yang mengidentifikasi
satu dan hanya satu kejadian pada
masing- masing entitas.
6. Gambar ERD berdasar
Kunci
Hilangkan relasi Many-to-Many dan
masukkan primary dan kunci tamu pada
masing- masing entitas.
7. Menentukan Atribut Tuliskan field-field yang diperlukan oleh
sistem.
8. Pemetaan Atribut Pasangkan atribut dengan satu entitas
yang sesuai pada masing-masing atribut.
9. Gambar ERD dengan
Atribut
Aturlah ERD dari langkah 6 dengan
menambahkan entitas atau relasi yang
ditemukan pada langkah 8.
10. Periksa Hasil Apakah ERD sudah menggambar sistem
yang akan dibangun.
Entity Relationship Diagram ini diperlukan agar dapat menggambarkan
hubungan antar entity dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah entity
dan partisipasi antar entity, mudah dimengerti pemakai dan mudah disajikan oleh
perandang database. Untuk itu, entity relationship diagram dibagi menjadi dua
jenis model, yaitu:
1. Conceptual Data model
Conceptual Data model (CDM) adalah merupakan model yang universal dan
bergantung dari software atau pertimbangan struktur data storage. Sebuah CDM
dapat diubah langsung menjadi PDM.
2. Physical Data Model
Physical Data Model (PDM) adalah merupakan model ERD yang telah mengacu
pada pemilihan software DBMS yang spesifik. Hal ini sering kali berbeda
dikarenakan oleh struktur database yang bervariasi, mulai dari model schema, tipe
data penyimpanan dan sebagainya.
2.8 MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak database (basis data) sistem
terbuka yang sangat terkenal di kalangan pengembang sistem database dunia yang
digunakan untuk berbagai aplikasi terutama untuk aplikasi berbasis web. MySQL
mempunyai fungsi sebagai SQL (Structured Query Language) telah diperluas.
MySQL umumnya digunakan bersama dengan PHP untuk membuat aplikasi yang
dinamis dan powerful.
2.9 PHP (Hypertext Preprocessor)
Menurut Saputra (2011, p.1) PHP atau yang memiliki kepanjangan PHP
Hypertext Preprocessor merupakan suatu bahasa pemrograman yang difungsikan
untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan kode HTML,
maksudnya adalah beda kondisi. HTML digunakan sebagai pembangun atau
pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya
sehingga dengan adanya PHP tersebut, web akan sangat mudah di-maintenance.
PHP berjalan pada sisi server sehingga PHP disebut juga sebagai bahasa server
Side Scripting. Artinya bahwa dalam setiap menjalankan PHP, wajib adanya web
2.10 HTML (HyperText Markup Language)
HTML (HyperText Markup Language) adalah sebuah bahasa standar yang
digunakan oleh browser internet untuk membuat halaman dan dokumen pada
sebuah web yang kemudian dapat diakses dan dibaca layaknya sebuah artikel.
HTML juga dapat digunakan sebagai penghubung antara file- file dalam situs atau
dalam komputer dengan menggunakan localhost.
2.11 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)
Menurut pressman (2001), Model System Development Life Cycle (SDLC)
ini biasa disebut juga dengan model waterfall atau disebut juga classic life cycle.
Adapun pengertian dari SDLC ini adalah suatu pendekatan yang sistematis dan
berurutan. Tahapan-tahapannya adalah Requirements (analisis sistem), Analysis
(analisis kebutuhan sistem), Design (perancangan), Coding (implementasi),
Testing (pengujian) dan Maintenance (perawatan).
Model eksplisit pertama dari proses pengembangan perangkat lunak,
berasal dari proses-proses rekayasa yang lain. Model ini memungkinkan proses
pengembangan lebih terlihat. Hal ini dikarenakan bentuknya yang bertingkat ke
bawah dari satu fase ke fase lainnya, model ini dikenal dengan model waterfall,
Gambar 2.11 menunjukkan tahapan umum dari model proses waterfall.
Model ini disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus
menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Akan tetapi,
Pressman (2015) memecah model ini meskipun secara garis besar sama dengan
tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya.
Model ini merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software
Engineering. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai
dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap Communication, Planning,
Modeling, Construction, dan Deployment.
Berikut ini adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam
Model Waterfall menurut Pressman (2015):
a. Communication
Langkah pertama diawali dengan komunikasi kepada konsumen/pengguna.
Langkah awal ini merupakan langkah penting karena menyangkut pengumpulan
informasi tentang kebutuhan konsumen/pengguna.
b. Planning
Setelah proses communication ini, kemudian menetapkan rencana untuk
pengerjaan software yang meliputi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, risiko
yang mungkin terjadi, sumber yang dibutuhkan, hasil yang akan dibuat, dan
jadwal pengerjaan.
c. Modeling
Pada proses modeling ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah
Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi
interface, dan detail (algoritma) prosedural.
d. Construction
Construction merupakan proses membuat kode (code generation). Coding
atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa
dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta
oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam
mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan
dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing
terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan
kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.
e. Deployment
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau
sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang
sudah jadi akan digunakan user. Kemudian software yang telah dibuat harus
dilakukan pemeliharaan secara berkala.
2.12 Testing
Menurut Romeo (2003), testing adalah proses pemantapan kepercayaan
akan kinerja program atau sistem sebagaimana yang diharapkan. Testing Software
adalah proses pengoperasikan software dalam suatu kondisi yang dikendalikan
untuk verifikasi, mendeteksi error dan validasi. Verifikasi adalah pengecekkan
atau pengetesan entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan
konsistensi dengan melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah
dituliskan sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pengguna. Deteksi error
adalah testing yang berorentasi untuk membuat kesalahan secara intensif, untuk
menentukan apakah suatu hal tersebut tidak terjadi. Test case merupakan suatu tes
yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun
hasil yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun kegunaan dari test case ini,
adalah sebagai berikut:
1. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap desain White
Box Testing.
2. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi
Black Box Testing.
2.12.1 White Box Testing
Menurut Romeo (2003), white box testing adalah suatu metode desain test
case yang menggunakan struktur kendali dari desain prosedural. Seringkali white
box testing diasosiasikan dengan pengukuran cakupan tes, yang mengukur
persentase jalur-jalir dari tipe yang dipilih untuk dieksekusi oleh test cases. White
box testing dapat menjamin semua struktur internal data dapat dites untuk
memastikan validitasnya.
Cakupan pernyataan, cabang dan jalur adalah suatu teknik white box
testing yang menggunakan alur logika dari program untuk membuat test cases alur
logika adalah cara dimana suatu bagian dari program tertentu dieksekusi saat
menjalankan program. Alur logika suatu program dapat direpresentasikan dengan
flow graph.
Menurut Romeo (2003), Black box testing dilakukan tanpa adanya suatu
pengetahuan tentang detail struktur internal dari sistem atau komponen yang dites,
juga disebut sebagai functional testing. Black box testing bergfokus pada
kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari
software.
Dengan adanya black box testing, perekayasa software dapat
menggunakan kebutuhan fungsional pada suatu program. Black box testing
dilakukan untuk melakukan pengecekan apakah sebuah software telah bebas dari
error dan fungsi- fungsi yang diperlukan telah berjalan sesuai dengan yang
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi masalah, analisis dan
perancangan sistem, rancangan pengujian, dan evaluasi sistem dalam rancang
bangun aplikasi penjadwalan kunjungan dan monitoring pelanggan berbasis web
pada PT. Royal Inti Mandiri Abadi. Model pengembangan yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan teori Pressman (2015) yaitu dengan model waterfall
dimana melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan, yaitu mengidentifikasi
masalah, menganalisis dan merancang sistem, membangun sistem dan uji coba
sistem. Secara garis besar digambarkan pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Analisis Sistem
3.1 Identifikasi Permasalahan
PT. Royal Inti Mandiri Abadi Abadi, atau disebut PT. RIMA, adalah
perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi semen. PT. Royal Inti Mandiri
Abadi adalah distributor utama Semen Tiga Roda wilayah Jawa Timur perwakilan
dari PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk selaku produsen Semen Tiga Roda.
Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi semen
PT. Royal Inti Mandiri Abadi mempunyai banyak cabang yang terdapat di provinsi
Jawa Timur yang kemudian disebut sebagi zona.
Dalam setiap zona terdapat sales yang bertugas untuk memasarkan produk
Semen Tiga Roda. Selain memasarkan produk tersebut sales mempunyai tugas
untuk mengumpulkan informasi dari toko bangunan atau pelanggan.
Pada PT. Royal Inti Mandiri Abadi sales mempunyai tugas untuk
mengumpulkan informasi dari toko pelanggan seperti menanggapi keluhan dari
toko terkait dengan produk yang dipasarkan, besarnya kapasitas gudang toko, harga
kompetitor, promo program dari kompetitor dan lain sebagainya. Untuk
memperoleh informasi tersebut sales dapat melakukan kunjungan sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat sebelumnya oleh divisi Customer Service. Dari hasil
kunjungan tersebut sales wajib membuat laporan dengan format yang telah
ditentukan untuk kemudian diberikan kepada Kepala Perwalian atau Zona dan
Kepala Perwalian akan mengevaluasi laporan kunjungan dan kemudian diberikan
kepada divisi Customer Service.
Dalam kunjungan tersebut terdapat beberapa masalah yang seringkali harus
dihadapi oleh divisi Customer Service seperti:
2. Laporan yang diberikan kepada divisi Customer Service tidak valid atau tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Jadwal kunjungan yang dibuat seringkali tidak tersampaikan dengan baik di
masing- masing zona.
4. PT. Royal Inti Mandiri Abadi tidak bisa memonitoring kinerja dari
masing-masing zona karena pembuatan jadwal kunjungan dan laporan yang dihasilkan
masih manual dengan menggunakan aplikasi excel.
Masalah lain muncul dengan banyaknya jumlah pelanggan yang harus
ditangani oleh sales di PT. Royal Inti Mandiri Abadi yang berdampak pada
seringnya terjadi kesalahan pada saat sebelum dan sesudah dilakukan penjadwalan
kunjungan ke pelanggan karena proses masih dilakukan secara manual seperti
pembuatan jadwal kunjungan yang masih menggunakan email dan hasil laporan
disimpan dengan menggunakan aplikasi excel. Oleh karena itu dibutuhkan adanya
suatu aplikasi yang dapat mengelola penjadwalan kunjungan, monitoring kinerja
pelanggan, dan monitoring kinerja sales sehingga aktivitas kunjungan yang terdapat
pada tiap-tiap zona dapat dimonitor dengan baik dan dapat menghasilkan laporan
yang informatif. Sehingga dapat meningkatkan penjualan dan pelayanan kepada
pelanggan PT. Royal Inti Mandiri Abadi itu sendiri.
3.2 Analisis
3.2.1 Analisis Kebutuhan Sistem
Untuk mengetahui permasalahan dalam sistem penjadwalan dan monitoring
pelanggan yang terdapat pada PT. Royal Inti Mandiri Abadi (RIMA), diperlukan
langkah-langkah dalam menganalisis kebutuhan aplikasi, yaitu:
Dalam menganalisa kebutuhan, dilakukanlah observasi terhadap pabrik.
Observasi tersebut untuk mengamati proses yang dilakukan pihak divisi Customer
Service dalam pembuatan jadwal kunjungan dan monitoring pelanggan. Langkah
ini dilakukan untuk melihat dan mengidentifikasi sistem penjadwalan yang sedang
digunakan pada saat ini. Apakah dalam sistem yang mereka gunakan pada saat ini
sudah mencukupi atau masih memiliki kekurangan-kekurangan yang bisa
menyebabkan masalah bagi divisi customer service dalam mengelola laporan
kunjungan pelanggan. Dengan adanya observasi diharapkan mampu menyelesaikan
masalah yang telah diuraikan di dalam latar belakang yang telah disusun dalam
penelitian ini.
2. Wawancara
Metode wawancara bertujuan mengumpulkan informasi. Metode ini dilakukan
dengan melakukan tanya jawab kepada Kepala bagian divisi Customer Service PT.
Royal Inti Mandiri Abadi yang dalam penelitian ini dijadikan sebagai studi kasus
pembuatan tugas akhir ini. Dalam tahap wawancara ini, peneliti menggali informasi
mengenai seperti apa visi dan misi perusahaan, bagaimana proses bisnis dalam
penjadwalan kunjungan dan monitoring pelanggan.
3. Studi Literatur dan Penentuan Solusi
Setelah selesai dalam melakukan pengamatan dan wawancara, maka langkah
selanjutnya adalah studi literatur dan penentuan solusi. Pada tahapan ini, dilakukan
studi literatur yang berguna untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam
pembuatan rancang bangun aplikasi penjadwalan kunjungan dan monitoring
pelanggan pada PT. Royal Inti Mandiri Abadi. Informasi yang didapat tidak hanya
Informasi literature berupa proses penjadwalan dan proses monitoring pelanggan
yang telah dijalankan di PT. Royal Inti Mandiri Abadi. Pengumpulan berkas ini
bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang ada pada PT. Royal Inti Mandiri
Abadi.
3.2.2 User Requirement
Guna mengetahui kebutuhan pengguna yang terkait beserta tugas-tugasnya
dilakukan analisis kebutuhan pengguna (user requirement) pada tabel 3.1 di bawah
yang telah disesuaikan yang terkait dengan aplikasi penjadwalan kunjungan dan
monitoring pelanggan pada PT. Royal Inti Mandiri Abadi. Setelah dilakukan
analisis kebutuhan pengguna selanjutnya akan dilakukan kebutuhan fungsional
pada table 3.2. Berikut dicantumkan tugas-tugas pengguna berdasarkan observasi
pada PT. Royal Inti Mandiri Abadi.
Table 3.1 Kebutuhan Informasi Pengguna
No. Pengguna Tugas User Requirement
1. Customer
Kepala Perwalian atau Zona
1.6. Membuat jadwal
kunjungan pelanggan
1.7. Melakukan Evaluasi
laporan hasil input data sales (T2) 1.3. Dapat melakukan
input data masalah 1.4. Dapat melakukan
input data harapan
1.5.Dapat melakukan
input data Kepala Perwalian atau Zona
No. Pengguna Tugas User Requirement
1.8.Mampu memonitor
kinerja sales dan pelanggan (T6)
2.2 Membuat laporan
kunjungan pelanggan
2.1 Dapat
mendistribusikan jadwal kunjungan pelanggan ke sales (T1)
2.2 Dapat membuat
laporan kunjungan pelanggan (T2)
3.2.3 Functional Requirement
Table 3.2 Kebutuhan Fungsional
No. Pengguna User Requirement Functional Requirement
1. Customer
Service
1.1.Dapat melakukan input
data pelanggan (T1)
1.2. Dapat melakukan input data sales (T2)
1.3.Dapat melakukan input
data Kepala Perwalian atau Zona (T3)
1.4.Dapat melakukan input
data Masalah (T4)
1.5.Dapat melakukan input
data harapan (T5)
1.6.Mampu membuat jadwal
kunjungan pelanggan (T4)
1.7.Dapat memberikan
keputusan dari hasil laporan kunjungan (T5)
1.1.Fungsi menyimpan
data pelanggan (U1)
1.2.Fungsi menyimpan
data sales (U2)
1.3.Fungsi menyimpan
data kepala
perwalian atau zona (U3)
1.4.Fungsi menyimpan
data masalah (U4)
1.5.Fungsi menyimpan
data harapan (U5)
1.6.Fungsi menyimpan
No. Pengguna User Requirement Functional Requirement
1.8.Mampu memonitor
kinerja sales dan pelanggan (T6) pelanggan ke sales (T1)
2.2 Dapat membuat laporan
kunjungan pelanggan
3.3 Perancangan Sistem
Perancangan sistem ini bertujuan untuk mendefinisikan
kebutuhan-kebutuhan fungsional yang menggambarkan aliran data dan alur sistem, dan sebagai
tahap persiapan sebelum implementasi sistem. Perancangan sistem ini diharapkan
dapat merancang dan mendesain sistem dengan baik, yang isinya meliputi
langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung
operasi sistem.
Langkah-langkah operasi dalam perancangan dan pengembangan sistem ini
adalah sebagai berikut:
a. Diagram Block
b. Arsitektur Sistem
c. System Flow
d. Diagram Jenjang
e. Data Flow Diagram
g. Physical Data Model (PDM)
h. Struktur Basis Data dan Tabel
i. Sitemap
j. Desain User Interface
k. Desain Input/Output
l. Rancangan Pengujian dan Evaluasi Sistem
3.3.1 Diagram Block
Aplikasi sistem penjadwalan dan monitoring yang dibangun mampu untuk
membuat jadwal kunjungan, membuat lapotan hasil kunjungan dan memonitoring
kinerja sales dan pelanggan. Berikut merupakan bentuk diagram block aplikasi
sistem penjadwalan dan monitoring yang akan dibuat sebagai berikut:
INPUT PROCCES OUTPUT
3.3.2 Arsitektur Sistem
Aplikasi Penjadwalan kunjungan dan monitoring pelanggan yang dibangun
milik penyedia layanan. Arsitektur sistem yang akan dibangun adalah seperti pada
gambar 3.3
Tablet computer dekstop
laptop smartphone User
server internet
Gambar 3.3 Arsitektur Sistem
Dengan arsitektur sistem berbasis web, pengguna tidak perlu melakukan
pengelolaan dan perawatan infrastruktur sistem karena hal tersebut merupakan
tanggung jawab dari penyedia layanan. Pengguna cukup mendaftarkan diri melalui
halaman web penyedia layanan maka sistem informasi penjadwalan kunjungan dan
monitoring pelanggan bisa langsung digunakan. Untuk mengakses sistem,
pengguna perlu menyediakan perangkat keras seperti komputer, laptop, tablet atau
smartphone yang tersambung dengan koneksi internet.
Model pengguna utama dari sistem didefinisikan sesuai fungsi dan tanggung
Tabel 3.3 Aktor Utama
Pengguna Fungsi
Customer Service Mengelola jadwal kunjungan Mengelola data Sales beserta hak aksesnya
Mengelola data master zona
Mengelola data pelanggan Mengelola data masalah Mengelola data harapan
Melakukan Monitoring Pelanggan dan
sales
Kepala Perwalian Membuat keputusan berdasarkan history pelanggan
3.3.3 System Flow
Berikut ini akan digambarkan Sistem Flow dari pengembangan aplikasi
penjadalan kunjungan dan monitoring yang akan dibuat pada PT. Royal Inti
Mandiri Abadi.
Tambah Master Pengguna
Gambar 3.4 Sistem Flow Tambah Master Pengguna
Pada sistem flow tambah master pengguna, alur dimulai dari customer
service memilih menu tambah pengguna dan Sistem akan menampilkan form
tambah pengguna setelah itu customer service mengisi inputan username pengguna,
password, email, telefon, zona pengguna (diambil dari table zona yang ada
didatabase). Data yang sudah diinputkan akan disimpan di dalam database table
b. System Flow Update Master Pengguna
Gambar 3.5 Sistem Flow Update Master Pengguna
Pada sistem flow update master pengguna, alur dimulai dari customer
service memilih menu update pengguna (diambil dari table pengguna yang ada
didatabase) dan Sistem akan menampilkan form update pengguna setelah itu
customer service mengubah inputan nama pengguna, password, email, telefon.
c. System Flow Tambah Master Zona
Gambar 3.6 Sistem Flow Tambah Master Zona
Pada sistem flow tambah master zona, alur dimulai dari customer service
memilih menu tambah zona dan Sistem akan menampilkan form tambah zona
setelah itu customer service mengisi inputan nama zona, alamat zona. Data yang
d. System Flow Update Master Zona
Gambar 3.7 Sistem Flow Update Master Zona
Pada sistem flow update master zona, alur dimulai dari customer service
memilih menu update zona (diambil dari table zona yang ada didatabase) dan
Sistem akan menampilkan form update zona setelah itu customer service mengubah
inputan nama zona, alamat zona. Data yang sudah diupdate akan disimpan di dalam
e. System Flow Tambah Master Pelanggan
Gambar 3.8 Sistem Flow Tambah Master Pelanggan
Pada sistem flow tambah master pelanggan, alur dimulai dari customer
service memilih menu tambah pelanggan dan Sistem akan menampilkan form
tambah pelanggan setelah itu customer service mengisi inputan nama toko, nama
pemilik, alamat, telefon, zona (diambil dari table zona yang ada didatabase). Data
f. System Flow Update Master Pelanggan
Gambar 3.9 Sistem Flow Update Master Pelanggan
Pada sistem flow update master pelanggan, alur dimulai dari customer
service memilih menu update pelanggan (diambil dari table pelanggan yang ada
didatabase) dan Sistem akan menampilkan form update pelanggan setelah itu
customer service mengubah inputan nama toko, nama pemilik, alamat, telefon. Data
g. System Flow Tambah Master Sales
Gambar 3.10 Sistem Flow Tambah Master Sales
Pada sistem flow tambah master sales, alur dimulai dari customer service
memilih menu tambah sales dan Sistem akan menampilkan form tambah sales
setelah itu customer service mengisi inputan nama sales, email, alamat, telefon,
zona (diambil dari table zona yang ada didatabase. Data yang sudah diinputkan
h. System Flow Update Master Sales
Gambar 3.11 Sistem Flow Update Master Sales
Pada sistem flow update master sales, alur dimulai dari customer service
memilih menu update sales (diambil dari table sales yang ada didatabase) dan
Sistem akan menampilkan form update sales setelah itu customer service mengubah
inputan nama sales, email, alamat, telefon, zona (diambil dari table zona yang ada
didatabase), status. Data yang sudah diupdate akan disimpan di dalam database
i. System Flow Tambah Master Masalah
Gambar 3.12 Sistem Flow Tambah Master Zona
Pada sistem flow tambah master Masalah, alur dimulai dari customer service
memilih menu tambah masalah dan Sistem akan menampilkan form tambah
masalah setelah itu customer service mengisi inputan nama masalah, keterangan.
j. System Flow Update Master Masalah
Gambar 3.13 Sistem Flow Update Master Masalah
Pada sistem flow update master masalah, alur dimulai dari customer service
memilih menu update masalah (diambil dari table masalah yang ada didatabase)
dan Sistem akan menampilkan form update masalah setelah itu customer service
mengubah inputan nama masalah dan keterangan. Data yang sudah diupdate akan
k. System Flow Tambah Master Harapan
Gambar 3.14 Sistem Flow Tambah Master Harapan
Pada sistem flow tambah master harapan, alur dimulai dari customer service
memilih menu tambah harapan dan sistem akan menampilkan form tambah harapan
setelah itu customer service mengisi inputan nama masalah (diambil dari table
masalah yang ada didatabase) dan nama harapan. Data yang sudah diisi akan
l. System Flow Update Master Harapan
Gambar 3.15 Sistem Flow Update Master Harapan
Pada sistem flow update master harapan, alur dimulai dari customer service
memilih menu update harapan (diambil dari table harapan yang ada didatabase)
dan sistem akan menampilkan form update harapan setelah itu customer service
mengubah masalah dan harapan. Data yang sudah diupdate akan disimpan di dalam
m. System Flow Penjadwalan Kunjungan
Gambar 3.16 Sistem Flow Penjadwalan Kunjungan
Pada sistem flow penjadwalan kunjungan, alur dimulai dari customer
service memilih menu penjadwalan kunjungan (mengambil data dari table zona,
sales, pelanggan yang ada didatabase) dan sistem akan menampilkan form
penjadwalan setelah itu customer service mengisi inputan tanggal, lokasi, zona,
pelanggan, agenda, sales. Data yang sudah diinputkan akan disimpan di dalam
database table kunjungan.
Jadwal kunjungan yang sudah dibuat akan didistribusikan kepada kepala
perwalian atau Zona. Kepala perwalian akan mengecek jadwal kunjungan dan
mencetak dua rangkap jadwal kunjungan setelah itu jadwal kunjunan yang sudah
n. System Flow Input dan Penyetujuan Hasil Kunjungan
Input dan Penyetujuan Hasil Kunjungan
Zona Customer Service
Gambar 3.17 Sistem Flow Input dan Penyetujuan Hasil Kunjungan
Pada sistem flow input dan penyetujuan hasil kunjungan, alur dimulai dari
Kepala Pewalian atau zona mendapatkan dokumen laporan kunjungan sales setelah
itu kepala perwalian memilih menu manajemen laporan dan Sistem akan
menampilkan form manajemen laporan setelah itu kepala perwalian mengisi
inputan tanggal laporan, delivery habbit, wallet share, harga kompetitor, program
kompetitor, masalah, harapan, souvenir. Data yang sudah diinputkan akan disimpan
Laporan kunjungan yang sudah dibuat akan didistribusikan kepada
Customer Service. Customer Service akan mengecek daftar laporan kunjungan dan
memilih laporan yang akan disetujui atau tidak disetujui. Hasil laporan akan
disimpan kedalam tabel laporan yang ada di database
3.3.4 Diagram Jenjang
Diagram berjenjang merupakan alat perancangan sistem yang dapat
menampilkan seluruh proses yang terdapat pada suatu aplikasi tertentu dengan jelas
dan terstruktur. Secara garis besar diagram jenjang aplikasi penjadwalan kunjungan
dan monitoring pelanggan dapat dilihat pada gambar 3.18.
0
Gambar 3.18 Diagram Jenjang Aplikasi Penjadwalan Kunjungan dan
Monitoring Pelanggan
3.3.5 Context Diagram
Context diagram ini menggambarkan proses sistem secara umum pada
Abadi. Dalam context diagram ini melibatkan 2 entity yaitu: Customer Service dan
KP (Kepala Perwakilan) atau zona.
Data Harapan Data Mas alah Data Sales
Data Has il Kunjungan Data Jadwal Kunjungan fix
Data Jadwal Kunjungan
Data Has il Kunjungan Dari KP (Zona) Data Pelanggan
Data Pengguna
Data Zona
0
Aplikas i Penjadwalan Kunjungan Sales
+
KP (Kepala Perwakilan) atau Zona
CS PT RIMA
Gambar 3.19 Context Diagram Aplikasi Penjadwalan Kunjungan dan
Monitoring Pelanggan
3.3.6 DFD-Level 0
Gambaran sistem pada DFD level 0 merupakan hasil decompose dari
context diagram, pada saat pembuatan DFD Level 0 terdapat