• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertahanan (KKP) Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertahanan (KKP) Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

vi

IN THE LAND OFFICE CIMAHI

Improving the service bureaucracy that has been a tendency continues to be the problem worse imaged at both public and within government itself. At the public level for example appears very strong demands for the government to implement reforms consistent with the bureaucracy provide excellent service to the public. This thesis is done because the background by the use of the Computerized System for the Land Office (NOA) which aims to improve soil quality certification services to the community. This research is focused to the extent Influence Policy Implementation Land Office Computerization System of Soil Quality Certification Services in Cimahi.

The theory used in the preparation of the thesis is a theory of policy implementation by Riant Nugroho D as a variable (X) consists of four indicators, namely the implementation of strategy, organization, mobilization and leadership, and control. Theory according Moenir services as a variable (Y) consists of six indicators, namely the awareness factor, the factor rules, organizational factors, income, fakor ability-skills, and service facilities factor. The method used is descriptive method with quantitative approach, the approach used. Data collection techniques used in this research is through observation, questionnaire / questionnaire, study libraries, and documentation. population sample in this study population were 86 of 600 people who handle ground services at the Land Office certification Cimahi. The method of analysis using Spearman rank correlation and coefficient of determination.

The results of X variable for 73.23% of which were in the range a strong score. Variable Y for 68.66% of which were in the range a strong score. Furthermore, the results of research on the effect of a computerized system of policy implementation offices (NOA) to service quality certification in the land office land Cimahi show sufficient degree of relationship, with contributions amounting to 29.38% and influence the rest 70.62% influenced by other factors not examined by researchers.

(2)

v

DI KANTOR PERTANAHAN KOTA CIMAHI

Pembenahan pelayanan birokrasi yang selama ini cenderung dicitrakan jelek terus menjadi masalah baik ditingkat publik maupun dilingkungan pemerintahan itu sendiri. Pada level publik misalnya muncul tuntutan yang sangat kuat agar pemerintah konsisten untuk melaksanakan reformasi birokrasi dengan memberikan pelayanan prima kepada publik. Skripsi ini dilakukan karena dilatar belakangi oleh adanya penggunaan Sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan sertifikasi tanah terhadap masyarakat. Penelitian ini difokuskan sampai sejauhmana Pengaruh Implementasi Kebijakan Sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kota Cimahi.

Teori yang digunakan dalam penyusunan skripsi adalah teori implementasi kebijakan menurut Riant Nugroho D sebagai variabel (X) terdiri dari empat indikator, yaitu implementasi Strategi, pengorganisasian, penggerakan dan kepemimpinan, dan pengendalian. Teori pelayanan menurut Moenir sebagai variabel (Y) terdiri dari enam indikator, yaitu faktor kesadaran, faktor aturan, faktor organisasi, pendapatan, fakor kemampuan-keterampilan, dan faktor sarana pelayanan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan yang digunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui observasi, penyebaran angket/quisioner, studi pustaka, dan dokumentasi. populasi sampel dalam penelitian ini sebanyak 86 dari 600 populasi masyarakat yang mengurus pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kota Cimahi. Metode analisis menggunakan korelasi rank spearman dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian variabel X sebesar 73,23% yang dimana berada pada rentang skor kuat. Variabel Y sebesar 68,66% yang dimana berada pada rentang skor kuat. Selanjutnya hasil penelitian tentang pengaruh implementasi kebijakan sistem komputerisasi kantor pertanahan (KKP) terhadap kualitas pelayanan sertifikasi tanah di kantor pertanahan Kota Cimahi menunjukkan tingkat hubungan cukup, dengan kontribusi pengaruh sebesar 29,38% dan sisanya 70,62% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti oleh peneliti.

(3)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana

Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh:

FERRY SETIAWAN INDRIYANTO NIM: 41706012

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN BANDUNG

(4)

135 A. Buku - Buku

Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta Anderson, James E. 1979. Public Policy-Making. Holt, Rinehart and Winston: New York Anwar, M. Khoirul. 2004. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagi

Pemerintahan Di Era Otonomi Daerah, SIMDA. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Edwards, George C. 1980. Implementing Public policy. Washington, D.C: CQ PRESS

Faisal, Sanapiah. 1999. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hasibuan, Malayu S.P. 1996. Manajemen : Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta : PT Gunung Agung.

Hartono, Jogiyanto. 2004. Pengenalan Komputer. Yogyakarta: ANDI

Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys. Yogyakarta: Gava Media.

Jones, O, Charles. 1994. Pengantar kebijakan Publik (Publik Policy). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Kadir, Abdul 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Adi Offser

Kusumanegara, Solahuddin. 2010. Model dan Aktor dalam Proses Kebijakan Publik. Yoyakarta: Gava Media.

Moenir, H.A.S. 2008. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Narimawati, Umi. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Agung Media.

(5)

136 Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif. Yogjakarta: Graha Ilmu.

2006. Panduan Cepat Dan Mudah SPSS 14. Yogjakarta : Andi.

Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik:Teori, Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuatitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif Dan R&D. Bandung:Alfabeta

Sumardjono, Prof. Dr. Maria S.W. 2005. Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan Implementasi. Jakarta: KOMPAS

Tachjan, Dr. H, M.Si. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: AIPI Tangkilisan, Hessel Nogi S 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta:

Yayasan Pembaruan Aministrasi Publik Indonesia (YPAPI) & Lukman Offset.

Wahab, Solichin Abdul. 2004. Analisis Kebijaksanaan:Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta:PT. Bumi Aksara.

(6)

137

Tertib Perpres No. 10 Tahun 2006 tanggal 11 April 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (KEPMENPAN) Nomor 63 Tahu 2003 tentang Standar Pelayanan Publik

SK Menpan No. 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata Laksana Pelayan Umum Rencana Strategis (RENSTRA) Kantor Pertanahan Kota Cimahi.

C. Rujukan Elektrinik

(http://definisi.net/story.php?title=pelayanan) Diakses 14/7/2010

(http://organisasi.org/pengertian_definisi_dari_pelayanan) Diakses 23/7/2010 (http://Mrathark.htm/Penyelenggaraan_pelayanan_sebagai_suatu_sistem_dalam_u

paya_peningkatan_produktivitas_pegawai_negri_sipil_)Diakses 23/7/2010 (http://www.scribd.com/doc/11319551/Pengertian-Pelayanan-Publik) Diakses

(7)

vii

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat ALLAH SWT karena dengan rahmat dan hidayah-NYA peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) Terhadap kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi. Maksud penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dan kelemahan. Maka dari itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sebagai cerminan dan introspeksi bagi peneliti.

Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengumpulan data, penyusunan, dan penyelesaian Skripsi ini. Secara khusus peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. J.M. Papasi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

2. Nia Karniawati, S.IP.,M.Si sebagai Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Dewi Kurniasih, S.IP., M.Si. selaku Dosen Wali Angkatan 2006 dan juga sebagai pembimbing bagi peneliti dalam penyusunan Skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Pemerintahan yang telah membantu kelancaran peneliti dalam melaksanakan Penelitian.

5. Bapak, Ibu Aparatur Kantor Pertanahan Kota Cimahi.

(8)

viii

Semoga penyusunan Skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi peneliti dan bagi pihak Kantor Pertanahan Kota Cimahi serta pembaca pada umumnya.

Bandung, Agustus 2010

(9)

ix 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 1.4 Kegunaan Penelitian... 1.5 Kerangka Pemikiran... 1.6 Metode Penelitian...

1.6.1 Metode penelitian... 1.6.2 Teknik Pengumpulan Data... 1.6.3 Teknik Penentuan Sampel ... 1.6.4 Analisis Data... 1.6.5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 1.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian ...

(10)

x

2.2.1 Pengertian Kualitas……….………. 2.2.2 Pengertian Pelayanan……….….. 2.2.3 Pengertian Kualitas Pelayanan (Umum)……….. 2.3 Sistem Komputer……….………. 2.4 Pengertian Sertifikasi Tanah……….

BAB III OBJEK PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kota Cimahi……….…. 3.1.1 Sejarah Kota Cimahi………. 3.1.2 Keadaan Geografis Kota Cimahi………. 3.1.3 Keadaan Kependudukan Kota Cimahi……….…… 3.1.3.1 Karakteristik Kependudukan Kota Cimahi……. 3.1.3.2 Karakteristik Responden………. 3.2 Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kota Cimahi………….. 3.2.1 Sejarah Singkat Kantor Pertanahan Kota Cimahi……… 3.2.2 Gambaran Umum Organisasi………... 3.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pertanahan Kota

Cimahi... 3.2.4 Landasan Hukum……….. 3.2.5 Visi dan Misi Kantor Pertanahan Kota Cimahi...

3.2.5.1 Visi Kantor Pertanahan Kota Cimahi... 3.2.5.2 Misi Kantor Pertanahan Kota Cimahi...

(11)

xi

3.2.7 Tujan dan Sasaran Strategis Kantor Pertanahan Kota Cimahi... 3.3 Gambaran Umum Sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan…

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Tanggapan Masyarakat Mengenai Implementasi Kebijakan Sistem KKP di Kantor Pertanahan Kota Cimahi………..……. 4.1.1 Kebijakan Sistem KKP Menyesuaikan Pendaftaran… 4.1.2 Implementasi Kebijakan KKP Menyesuaikan Konsep

Strategi……….. 4.1.3 Implementasi Kebijakan Menyesuiakan Prosedur

Mempermudah Sistem KKP……… 4.1.4 Tujuan Desain Organisasi dan Struktur Organisasi

Sistem KKP Jelas Bagi Pengguna……… 4.1.5 Pembagian Pekerjaan dan Desian Pekerjaan Sesuai

Dengan Struktur Dimaksudkan Mempermudah Bagi Pengguna……….. 4.1.6 Hak, Wewenang, Dan Kewajiban Menggunakan

Sistem KKP di Junjung Tinggi Bagi Pengguna……… 4.1.7 Efektivitas Kepemimpinan Dinilai Dari Kerjasama

Tim Sistem KKP Secara Jujur Dan Adil………. 4.1.8 Kerjasama Tim Sistem KKP Sesuai Dengan Prosedur Pelaksanaan Agar Mendapatkan Hasil Yang Maksimal 4.1.9 Komunikasi Organisasi Sistem KKP Jelas Dan

Terfokus Pada Tujuan……… 4.1.10 Sistem Informasi Managemen Kantor Pertanahan

(12)

xii

4.2 Tanggapan Masyarakat Mengenai Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah di Kantor Pertanahan Kota Cimahi……… 4.2.1 Pengetahuan Dan Pengalaman Dapat Memberikan

Contoh Yang Baik Bagi Pengguna Pelayanan Sertifikasi Tanah………... 4.2.2 Disiplin Dalam Pelaksanaan Pelayanan Sertifikasi

Tanah Taat Pada Aturan Yang Berlaku………. 4.2.3 Prosedur/Aturan Pelayanan Sertifikasi Tanah

Disesuaikan Dengan Alur Proses Kebijakan………… 4.2.4 Sistem Pelayanan Sertifikasi Tanah Terencana

Dengan Alur Proses Kebijakan………. 4.2.5 Tujuan Pribadi Para Anggota Organisasi Lebih

Mementingkan Pelayanan Sertifikasi Tanah Bersama Ketimbang Kepentinga Individu……… 4.2.6 Tujuan Masyarakat Sebagai Keseluruhan

Mendapatkan Pelayanan Yang Prima Sesuai Yang Diinginkan………. 4.2.7 Kebutuhan Pelayanan Sertifikasi Tanah

Menyesuaikan Fisik Minimum Masyarakat………….. 4.2.8 Kebutuhan Pelayanan Sertifikasi Tanah

(13)

xiii

Puas Pada Orang-Orang Yang Berkepentingan Sehingga Dapat Mengurangi Sifat Emosional

Masyarakat……… 4.3 Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem KKP

Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah di Kantor Pertanahan Kota Cimahi……… 4.3.1 Uji Validitas Data………. 4.3.2 Uji Reliabilitas Data………. 4.3.3 Analisis Korelasi………...…… 4.3.4 Hasil Uji Hipotesis………..…. 4.3.5 Koefisien Determinasi………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……… 5.2 Saran……….….

DAFTAR PUSTAKA……….………. LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….

119

122 122 124 128 130 132

133 134

(14)
(15)

xv

Gambar 1.2 Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis………… Gambar 2.1 Dimensi Waktu Output Dan Outcomen Kebijakan... Gambar 2.2 Model Implementasi Edward III……….. Gambar 2.3 Bentuk Umum Sistem………. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Cimahi……. Gambar 3.2 Menu Login………. Gambar 3.3 Menu Utama………..….. Gambar 3.4 Menu Tampilan Infut Data…….………. Gambar 3.5 Menu Tampilan Outfut Data………..…. Gambar 4.1 Garis kontinum untuk implementasi kebijakan tentang

sistem KKP……….. Gambar 4.2 Garis kontinum untuk kualitas pelayanan sertifikasi tanah

di Kantor Pertanahan Kota Cimahi……….. Gambar 4.3 Daerah Penolakan Ho………..

32 42 46 63 80 95 96 97 98

111

(16)

xvi

Tabel 1.2 Penentuan Skor Jawaban Angket ………... Tabel 1.3 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien

Korelasi……….. Tabel 1.4 Penentuan Tingkat Skor Korelasi……… Tabel 1.5 Jadwal Penelitian ………....……... Tabel 3.1 Tempat Pemenfaatan Lahan Kota Cimahi... Tabel 3.2 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin….……. Tabel 3.3 Karateristik Responden Berdasarkan Usia……….…. Tabel 3.4 Karateristik Responden Berdasarkan Status……… Tabel 3.5 Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan………...… Tabel 3.6 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan……….. Tabel 3.7 Daftar Nama Pegawai dan Pejabat Kantor Pertanahan Kota

Cimahi……… Tabel 3.8 Matriks EFAS (Eksternal Strategy Factor Analisysis

System)……….…..

Tabel 4.1 Skala Likert………. Tabel 4.2 Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap

Skor Ideal... Tabel 4.3 Analisis Pernyataan Responden Mengenai Implementasi

Kebijakan Tentang Sistem KKP Pada Kantor Pertanahan Kota Cimahi……… Tabel 4.4 Analisis Pernyataan Responden Mengenaikualitas

pelayanan sertifikasi tanah di kantor pertanahan kota cimahi pada Kantor Pertanahan Kota Cimahi………. Tabel 4.5 Validitas X……….. Tabel 4.6 Validitas Y……….. Tabel 4.7 Reabilitas X………....

(17)

xvii

Tabel 4.10 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien

(18)

xviii

Lampiran 3. Tabulasi Y………... Lampiran 4. Tabulasi Rank………. Lampiran 5. Hasil Korelasi……….… Lampiran 6. Dokumentasi Fhoto………. Lampiran 7. Surat Izin Melakukan Penelitian... Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian……….…. Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup ………

(19)

161

RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri

Nama Lengkap : Ferry Setiawan Indriyanto Tempat dan Tanggal Lahir : Cimahi, 15 Mei 1987

Status Marital : Belum Kawin

Alamat Lengkap : Jl. Ciawitali No. 12 Cimahi 40513

Email : [email protected]

[email protected]

Handphone : 022-92769394 / 085659810209

Nama Ayah : G. Teguh Haryanto

Pekerjaan Ayah : ABRI

Nama Ibu : Nina Rosita

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Alamat Lengkap : Rumah Dinas Koramil Cikedung Indramayu

Pendidikan Formal

1991 s/d 1993 : TK Karya pembangunan

1993 s/d 1999 : SDN 1 Sukamenak, SDN 1 Dodik Secata 1999 s/d 2002 : SMPN 1 Pengalengan, SMPN 5 Cimahi 2002 s/d 2005 : SMA PGRI 2 Sindang Indramayu

(20)

162 Pendidikan Non Formal

2002 : Bimbingan Les Primagama Jl. Tagog No 34 Cimahi

2007 : Pelatihan e-Government dan Aplikasi

Analisis Kebutuhan Sarana Pemerintahan

se-Kabupaten Bandung, Miracle

Universitas Komputer Indonesia

2008 : Latihan Dasar Kepemimpinan, Miracle

Universitas Komputer Indonesia

2009 : Pelatihan Mahasiswa Peneliti, Ruang

seminar Universitas Komputer Indonesia

Pengalaman Berorganisasi

2003-2004 : Anggota OSIS SMA PGRI 2

Sindang Indramayu 2006 - 2007 : Anggota Hima Ilmu Pemerintahan

Universitas Komputer Indonesia 2007- 2008 : Anggota Hima Ilmu Pemerintahan

Universitas Komputer Indonesia

Bandung, Agustus 2010

Peneliti

(21)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Telah kita ketahui bersama bahwa tanah mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia karena tanah memberikan kehidupan yang begitu besar bagi manusia. Aktivitas manusia sehari-hari tidak dapat lepas dari fungsi dan manfaat tanah yang dapat kita rasakan sekarang ini, dimana tanah yang diatasnya didirikan bangunan untuk tempat tinggal kita. Masalah pertanahan merupakan masalah utama yang harus dihadapi karena manusia tidak dapat dipisahkan dengan tanah, disamping masalah pertanahan adalah masalah pertambahan penduduk dimana setiap tahun jumlah penduduk selalu bertambah. Setiap manusia yang hidup ingin mempunyai tanah sendiri sedangkan jumlah tanah yang ada tidak akan bertambah atau tetap.

(22)

Pelayanan kepada masyarakat mengenai sertifikasi tanah, awalnya dilaksanakan secara manual. Pengukuran bidang tanah masih menggunakan tangan sebagai ukuran (depa), hasil hitungan masih menggunakan calculator dan taken scale, gambar peta masih menggunakan rapido dan sablon. Sertifikat hak atas tanah masih ditulis tangan dan diketik menggunakan mesin tik. Proses pelayanan pertanahan yang dilakukan scara manual memakan waktu yang cukup lama.

Kompleksnya permasalahan pertanahan baik dalam proses penyediaannya, terlebih dalam hubungannya dengan status penggunaan tanah dengan berbagai perubahannya, maka akan berakibat pula pada semakin kompleksnya permasalahan dalam proses pelayanan di bidang pertanahan. Di satu sisi disebabkan oleh semakin meningkatnya permintaan pelayanan dan di lain pihak yaitu aparat pertanahan juga dituntut untuk dapat memberikan pelayanan secara cepat, benar, murah, tepat waktu, memuaskan dan menjamin kepastian hukum.

Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan negara dan masyarakat agar mendaftarkan tanahnya untuk alat pembuktian yang kuat. Pendaftaran tanah bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum terhadap pemegang hak atas tanah. Pendaftaran tanah itu diwajibkan bagi pemegang hak atas tanahnya jika tidak didaftarkan sewaktu-waktu dapat digugat oleh orang yang merasa lebih berhak atas tanah tersebut.

(23)

kuat agar pemerintah konsisten untuk melaksanakan reformasi birokrasi dengan memberikan pelayanan prima kepada publik. Sedangkan ditingkat pemerintahan sendiri, harus diakui pula bahwa secara legal formal pembenahan pelayanan publik terus mendapat perhatian khusus.

Sejumlah kebijakan diterbitkan agar penyelenggaraan pelayanan prima segera terealiasi. Keinginan tersebut setidaknya sejalan dengan apa yang mengenjala di ranah praktis, hampir seluruh pejabat publik, menjadikan isu pelayanan prima sebagai icon kepemimpinan. Apa yang terjadi tersebut kemudian mendapat dukungan teoritis. Bahwa terus menguatnya isu reformasi birokrasi, tidak dapat dilepaskan dari pelaksanaan otonomi daerah.

Sesuai dengan berjalannya waktu serta perkembangan jaman yang telah memasuki teknologi informasi maka Badan Pertanahan Nasional telah berkembang dengan sangat pesat, yaitu meningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan teknologi informasi yang sangat canggih. Pelayanan pertanahan telah dilakukan melalui berbagai kegiatan menggunakan komputer, mulai dari informasi sampai pada hasil produk akhir berupa surat keputusan ataupun sertifikat hak atas tanah.

(24)

Nasional di Tingkat Pusat, Kantor wilayah dan Kantor pertanahan agak berbeda dengan sebelumnya, salah satunya adalah adanya Struktur Pusat Data dan Informasi pertahanan yang dipimpin oleh eselon II. Pembentukan sruktur baru ini bertujuan untuk memfokuskan pemanfaatan teknologi sistem data base di bidang pertanahan. Khususnya dalam pengembangan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP).

Kegiatan Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) merupakan kegiatan sistem komputerisasi terpadu di jajaran Badan Pertanahan RI dalam rangka meningkatkan standarisasi pelayanan pertanahan. Tujuan KKP adalah untuk menjamin penggunaan informasi pertanahan bagi para stakeholder (aparatur) kantor pertanahan Kota Cimahi, monitoring pelayanan, dan mencetak semua laporan Daftar Isian (DI). Bentuk aplikasi data pelaporan dan penyebaran informasi untuk kepentingan internal maupun eksternal dimasukan ke dalam komputer secara bertahap dan data tersebut masuk ke dalam pengolahan data KKP untuk diolah.

(25)

Sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan dalam implementasinya terdiri dari adanya komponen yang berupa aplikasi Komputerisasi Kantor pertanahan dengan menggunakan sistem komputer yang memberikan berbagai informasi pertanahan khususnya tentang pembuatan sertifikasi tanah. Komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: aplikasi KKP dibangun dalam rangka pelayanan tentang segala urusan yang menyangkut pertanahan diantaranya, bidang pengaturan penguasaan tanah, penatagunaan tanah, pengurusan hak-hak atas tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah guna pembuatan sertifikasi tanah.

Berdasarkan data dari Kantor Pertanahan Kota Cimahi yang berlaku pada bulan Maret, April, Mei 2010 sebanyak 600 orang yang mengurus pembuatan sertifikasi tanah, yang menjadi objek studi kasus dalam penelitian ini. Dengan demikian penelitian ini difokuskan pada penelaahan mengenai kualitas pelayanan sertifikasi tanah yang dirasakan oleh masyarakat dalam mengurus pelayan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kota Cimahi.

(26)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka untuk memperjelas fokus masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini. Peneliti menyusun identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai implementasi kebijakan tentang sistem KKP?

2. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kota Cimahi?

3. Seberapa besar pengaruh implementasi kebijakan tentang sistem KKP terhadap kualitas pelayanan sertifikasi tanah di kantor pertanahan kota cimahi?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh implementasi kebijakan sistem komputerisasi kantor pertanahan KKP terhadap pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kota Cimahi.

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat mengenai implementasi kebijakan tentang sistem KKP.

(27)

3. Untuk mengetahui pengaruh implementasi kebijakan tentang sistem KKP terhadap kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kota Cimahi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan yang bersifat teoritis dan praktis, sebagai berikut:

1. Bagi kepentingan peneliti, hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengalaman, wawasan, pengetahuan dan memahami bagaimana implementasi kebijakan tentang sistem KKP terhadap kualitas pelayanan sertifikasi tanah di kantor pertanahan Kota Cimahi, sehingga dapat memperoleh gambaran mengenai kesesuaian fakta dilapangan dengan teori yang ada.

2. Secara teoritis, hasil penelitian ini untuk mengembangkan teori-teori yang peneliti gunakan yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini dan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan e-government.

(28)

1.5 Kerangka Pemikiran

Setiap pembuatan karya ilmiah tentunya harus berpedoman pada teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang diakui kebenarannya. Pembuatan skripsi ini mengacu pada teori yang dikembangkan oleh para ahli, dalam hal ini tentunya teori yang digunakan jelas hubungannya dengan implementasi kebijakan tentang sistem komputerisasi.

Penggunaan teknologi secara elektronik dalam kenyataan dan prakteknya adalah pengolahan data dengan menggunakan jaringan komputer dan semua sarana pendukungnya dengan tujuan untuk mempermudah pelayanan. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dengan adanya jaringan komputerisasi menjadi lebih cepat dan tentunya dapat menghemat pengeluaran biaya. Pelayanan tersebut terjadi sudah tidak membutuhkan banyak tenaga manusia lagi melainkan yang dibutuhkan adalah manusia yang mempunyai ahli untuk mengoprasionalkan jaringan komputerisasi tersebut.

Implementasi, isi kebijakan dan akibat-akibatnya mungkin akan mengalami modifikasi dan elaborasi bahkan mungkin akan dinegasikan. Sebagaimana diungkapkan oleh Lester dan Stewart, implementasi adalah sebuah tahapan yang dilakukan setelah aturan hukum ditetapkan melalui proses politik. (dalam Kusumanegara, 2010:97).

(29)

menyatakan bahwa implementasi merupakan bagian dari administrative proses [proses administrasi]. (dalam Kusumanegara, 2010:97).

Implementasi di atas mengarah pada proses administrasi digunakan untuk menunjukan desain atau pelaksanaan sistem administrasi yang terjadi pada setiap saat, proses administrasi mempunyai konsekuensi terhadap pelaksanaan isi dan dampak suatu kebijakan. Dengan demikian implementasi dapat didefinisikan sebagai proses administrasi dari hukum (statuta) yang didalamnya tercakup keterlibatan berbagi macam aktor, organisasi, prosedur, dan teknik yang dilakukan agar kebijakan yang telah ditetapkan mempunyai akibat, yaitu tercapai tujuan kebijakan.

Kamus Webster yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab dalam bukunya yang berjudul Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, adalah:

“Konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement (mengimplementasikan) berati to provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”. (dalam Wahab, 2004:64).

Istilah implementasi yang berasal dari kamus Webster menjelaskan bahwa implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi berarti menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibatnya. Sedangkan pengertian implementasi menurut Van Meter dan Van Horn adalah:

(30)

atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”. (dalam Wahab, 2004:65)

Implementasi itu merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan dalam suatu keputusan kebijakan. Akan tetapi pemerintah dalam membuat kebijakan juga harus mengkaji terlebih dahulu apakah kebijakan tersebut dapat memberikan dampak yang buruk atau tidak bagi masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar suatu kebijakan tidak bertentangan dengan masyarakat apalagi sampai merugikan masyarakat.

Pengertian implementasi di atas telah jelas, maka akan diuraikan tentang pengertian kebijakan menurut pendapat Carl Friedrich yang dikutip oleh Wahab bahwa:

“Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan.”

(Friedrich dalam Wahab, 2004:3).

Kebijakan di atas merupakan tindakan yang mengarah kepada suatu tujuan yang diusulkan kemudian direncanakan oleh sekelompok orang atau pemerintah. Kebijakan tersebut sehubungan dengan adanya hambatan tertentu yang mencari peluang untuk mewujudkan tujuan yang akan di capainya. Sedangkan pengertian kebijakan menurut Dye adalah whatever government choose to do or not to do [bahwa apapun kegiatan pemerintah baik yang ekspisit maupun implisit merupakan kebijakan]. (dalam Indiahono, 2009:17).

(31)

tersebut mengandung pilihan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan pengertian kebijakan menurut, James E. Anderson mendefinisikan kebijakan sebagai perilaku dari sejumlah aktor (pejabat kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu. (dalam Indiahono, 2009:17).

Berbicara mengenai kebijakan memang tidak lepas dari kaitan kepentingan antar kelompok, baik ditingkat pemerintahan maupun masyarakat secara umum. Adapun pengertian kebijakan menurut, Carl Friedrich yang dikutip oleh Leo Agustino mendefinisikan kebijakan adalah:

“Serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinan-kemungkinan (kesempatan-kesempatan) dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud” (dalam Agustino, 2006:7).

Kebijakan merupakan salah satu produk pemerintah dengan tujuan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik sehingga suatu kebijakan harus benar-benar sesuai dengan kondisi masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan masyarakat. Di sisi lain, menurut Thomas R. Dye (1992: 2-4) yang dikutip oleh Riant Nugroho D. Dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi dan Evaluasi mendefinisikan kebijakan sebagai segala sesuatu yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan hasil yang membuat sebuah kehidupan bersama tampil berbeda (dalam Nugroho, 2004:3).

(32)

bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tidak memilih bekerja sebagai pekerja.

Pengertian implementasi dan kebijakan di atas telah jelas, maka akan diuraikan tentang pengertian implementasi kebijakan menurut George C. Edwards III adalah:

“implementasi kebijakan adalah tahap pembuatan kebijakan antara pembentukan kebijakan seperti bagian dari tindakan legislatif, menerbitkan perintah eksekutif, penyerahan down keputusan peradilan, atau diterbitkannya peraturan aturan dan konsekuensi dari kebijakan bagi orang-orang yang memengaruhi (Edwards III, 1980:01).

Pengertian implementasi kebijakan di atas, maka Edwards III menunjuk empat variabel yang berperan penting dalam pencapaian keberhasilan implementasi yaitu:

“1. Komunikasi (Comunication) 2. Sumber Daya (Resources) 3. Disposisi (Disposition)

4.Struktur Birokrasi (Bureaucratic Structure).” (Edwards III, 1980:10-11)

Berdasarkan pengetian diatas, implementasi kebijakan akan berjalan dengan dukungan komunikasi yang epektif, sumber daya yang memadai baik manusia maupun finansial, disposisi memberikan karakter yang baik oleh implementor, dan struktur birokrasi yang sudah ditetapkan standar operating procedur (SOP). Dengan demikian implementasi kebijakan akan berjalan sesuai dengan apa yang di inginkan.

(33)

“implementasi kebiajakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih dan tidak kurang. Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau melalaui formulasi kebijakan derivat atau dari kebijakan publik tersebut”. (Nugroho, 2004:158-163)

Implementasi kebijakan meneurut pendapat di atas, tidak lain berkaitan dengan cara agar kebijakan dapat mencapai tujuan. Diimplementasikan melalui bentuk program-program serta melalui formulasi dari kebijakan tersebut. Formulasi yang dimaksud adalah dengan ketetapan atau aturan yang berlaku sesuai perundang-undangan. Pengertian implementasi kebijakan di atas, secara rinci menurut Nugroho D. kegiatan di dalam manajemen implementasi kebijakan dapat disusun berurutan sebagai berikut:

“1. Implementasi Strategi (praimplementasi) 2. Pengorganisasian (organizing)

3. Penggerakan dan Kepemimpinan 4. Pengendalian.”

(Nugroho, 2004:158-163)

Dari definisi diatas, implementasi kebijakan perlu adanya tahap-tahap praimplementasi, organizing, penggerakan dan kepemimpinan, dan pengendalian. Agar dalam mencapai tujuanya tertata dengan harapan yang diinginkan.

Melengkapi teori tentang Sistem menurut Jogiyanto Sistem berasal dari

bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah:

“suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya.”

(34)

Berdasarkan pengertian diatas, maka sistem tersebut merupakan suatu kumpulan atau grup dari subsistem/bagian/komponen apa pun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lainnya dan bekerja secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan pengertian sistem menurut Abdul Kadir dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Sistem Informasi, yaitu : Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. (Kadir,2003:54)

Dilihat dari definisi diatas, maka sistem tersebut merupakan suatu kumpulan yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya dan melakukan suatu kerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang akan di capainya. Jika komponen-komponen tersebut yang membentuk sistem tidak saling berhubungan dan tidak bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan maka komponen tersebut atau kumpulan tersebut bukanlah sistem. Maka suatu sistem sangat diperlukan untuk menentukan dan mencapai suatu tujuan tertentu.

Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan brbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) di ambil dari bahasa latin computare yang berarti menghitung (to compute reckon). Pengertian komputer menurut Robert H. Blissmer dalam buku Computer Annual adalah suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas sebagai berikut:

1) Menerima input

2) Memproses input tadi sesuai dengan programnya 3) Menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan 4) Menyediakan output dalam bentuk informasi

(35)

Dari definisi di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa komputer adalah seperangkat alat elektronik yang berfungsi menerima data kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan. Pengertian sistem dan komputer di atas telah jelas, maka akan diuraikan tentang pengertian sistem komputer adalah mengolah data untuk menghasilkan informasi. Supaya tujuan pokok tersebut terlaksana, maka ada elemen-elemen yang mendukungnya. Elemen-elemen dari sistem komputer adalah sofware, hardware, dan brainware (Hartono, 2004:04).

Definisi diatas dapat diartikan bahwa sistem komputer seperangkat alat elektronik yang didalamnya berisikan komponen jaringan-jaringan yang di dukung oleh aplikasi berupa sofware, perangkat-perangkat pendukung berupa hardware, dan yang mengoperasikan brainware (manusia). Berfungsi untuk memasukan data (infut), pengolahan data, dan yang terakhir hasil dari olah data (outfut).

Upaya meningkatkan pelayanan antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan sesuai dengan aturan pokok dan tatacara yang telah ditetapkan, sejalan dengan pendapat tersebut.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (KEPMENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Publik mendefinisikan pelayanan sebagi berikut:

“segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di pusat, di daerah dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

(36)

Berdasarkan keputusan MENPAN diatas jelas bahwa segala bentuk pelayanan baik barang atau jasa yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah puasat maupun di daerah-daerah harus berlandaskan pada peraturan perundang-undangan, dimaksudkan agar jelas dasar hukum nya.

Definisi pelayanan menurut Gronroos (1990:20) sebagaimana dikutip dibawah ini:

“ Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan konsumen/pelanggan”.

(dalam Ratminto dan Widyaningsih,2005:2)

Dari devinisi tersebut diatas dapat diketahui bahwa ciri pokok pelayanan adalah tidak kasat mata (tidak dapat dilihat) dan melibatkan upaya manusia (karyawan) atau peralatan lain yang disediakan oleh perusahaan penyelenggara. agar mencapai pelayanan prima. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam SK Menpan No. 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata Laksana Pelayan Umum, “pelayanan masyarakat adalah segala bentuk kegiatan yang dilaksanakan instansi pemerintah di pusat, di daerah dalam membentuk barang dan jasa baik dalam bentuk pemenuhan masyarakat maupun dalam pelaksanaan ketentuan perundang-undangan”.

(37)

Sistem KKP yang digunakan sebagai pengolahan data ini tentunya diharapkan memberikan pelayanan terbaik kepada publik atau masyarakat. Menurut Sinambela di dalam bukunya yang berjudul Reformasi Pelayanan Publik, bahwa pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai berikut:

“Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara pemerintah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.(Sinambela, 2006:5)

Pelayanan publik menurut definisi di atas dikatakan bahwa pelayanan publik merupakan pemenuhan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada hakikatnya negara dalam hal ini adalah pemerintah (birokrat) harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Moenir dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, mengatakan bahwa pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada publik dapat dilakukan dengan cara:

“1. Kemudahan dalam pengurusan kepentingan 2. Mendapatkan pelayanan secara wajar

3. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih-kasih 4. Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang”. (Moenir, 2008:47)

(38)

berlebihan sesuai dengan keperluannya masing-masing, memberikan perlakuan yang sama dan tidak membeda-bedakan dan bisa bersikap jujur.

Upaya meningkatkan pelayanan umum menurut Moenir dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, terdapat enam faktor yang penting diantaranya:

1. Faktor kesadaran 2. Faktor aturan 3. Faktor organisasi 4. Faktor pendapatan

5. Faktor kemampuan- keterampilan 6. Faktor sarana pelayanan

(Moenir, 2008:88-121)

Pelayanan umum menurut definisi di atas dikatakan bahwa pelayanan umum ditinjau dari beberapa aspek/faktor, kesadaran akan aturan yang berlaku, patuh pada aturan, menyesuaikan sesuai dengan organisasi, pendapatan nyaman dalam berlangganan, didukung oleh ahli-ahli yang berkemampuan dan berketerampilan yang mahir, yang terkhir didukung oleh sarana pelyanan yang nyaman dan kondusip agar tercapainya pelayanan yang prima, antara pihak yang melayani dan yang dilayani.

Tertib Perpres No. 10 Tahun 2006 tanggal 11 April 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional.

(39)

memfokuskan pemanfaatan teknologi sistem data base di bidang pertanahan”

Menurut peraturan di atas, tujuan KKP adalah untuk menjamin penggunaan informasi pertanahan bagi para stakeholder, baik publik maupun swasta. Pengolahan data yang difasilitasi dengan aplikasi layanan Komputerisasi Kantor pertanahan, pelaporan dan penyebaran informasi untuk kepentingan internal maupun eksternal bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap publik khususnya tentang pembuatan sertifikasi tanah di Kota Cimahi.

(40)

Gambar model kerangka teori di atas, menunjukan pengaruh antara Variabel X yaitu Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi kantor Pertanahan (KKP) terhadap Variabel Y yaitu Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah di kantor Pertanahan Kota Cimahi.

Peneliti dalam penelitian ini terlebih dahulu membuat operasionalisasi variabel. Operasionalisasi variabel digunakan untuk mengetahui pengaruh pengukuran varaiabel-variabel penelitian. Peneliti mengemukakan dua variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independent (X)

Variabel bebas yaitu “variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Adapun yang menjadi variabel Independent (X) dalam penelitian ini adalah implementasi kebijakan tentang sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP).

2. Variable Dependen (Y)

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Data yang menjadi variabel terikat adalah kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kota Cimahi.

(41)

Cimahi. Untuk lebih jelasnya operasionalisasi variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 di berikut ini:

Tabel 1.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator

Variabel X :

a. Menyesuaikan struktur dengan strategi b. Mengoperasionalkan strategi

c. Menggunakan prosedur untuk memudahkan implementasi

X2 : Pengorganisasian

(organizing)

a. Desain organisasi dan struktur organisasi b. Pembagian pekerjaan dan desian

pekerjaan

c. Hak, wewenang, dan kewajiban

X3 : Penggerakan dan

kepemimpinan

a. Efektivitas kepemimpinan b. Kerjasama tim

c. Komunikasi organisasi

X4 : Pengendalian a. Sistem informasi managemen

b. Pengendalian anggaran/keuangan c. Audit

(42)

Variabel Dimensi Indikator

1. Tujuan pribadi para anggota organisasi 2. Tujuan masyarakat sebagai keseluruhan, Y4 : Faktor

1. Lebih mudah/sederhana dalam gerak para pelakunya

2. Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang berkepentingan sehingga dapat mengurangi sifat emosional mereka Sumber: Moenir, 2008:88-121

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik suatu hipotesis penelitian sebagai berikut : Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah di kantor Pertanahan Kota Cimahi.. Sedangkan hipotesis operasional yang diajukan adalah :

1. H0 : “tidak terdapat pengaruh implementasi kebijakan tentang sistem KKP terhadap kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kota Cimahi”.

(43)

1.6Metode Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian

Mengingat latar belakang permasalahan serta tujuan dari penelitian ini, maka metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Sanapiah Faisal dalam bukunya Format-Format Penelitian Sosial, menjelaskan bahwa penelitian deskriptif (descriptive research) adalah Untuk eksplorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti (Faisal, 1999:20).

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku mengenai eksplorasi, klasifikasi dalam suatu fenomena kenyataan sosial, serta proses-proses mendeskripsikan dari masalah yang terkait. Penelitian dilakukan dengan melihat implementasi kebijakan tentang sistem KKP dalam meningkatkan kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kota Cimahi dengan melakukan observasi, penyebaran angket pada masyarakat yang mengajukan permohonan pelayanan sertfikasi tanah.

Berdasarkan metode yang peneliti gunakan, maka peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono diartikan sebagai:

(44)

Pendekatan kuantitatif pada dasarnya digunakan untuk menguji suatu teori, mendeskripsikan statistik dan untuk menunjukan pengaruh antara dua variabel. Variabel tersebut adalah Implementasi Kebijakan tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan sebagai variabel X dan kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kota Cimahi sebagai variabel Y.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara-cara untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Untuk menunjang penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan secara langsung di lokasi untuk memperoleh data yang diperlukan.

2. Angket

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang berisi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden yang dalam hal ini adalah aparatur dinas perternakan provinsi jawa barat. Angket dibuat dalam bentuk pertanyaan yang bersifat tertutup yang telah diberi skor dan setiap objek diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang telah ditentukan

3. Studi pustaka

(45)

bersumber dari buku-buku, catatan-catatan yang ada hubungan dengan masalah yang diteliti.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah kegiatan atau proses pekerjaan mencatat atau merekam suatu peristiwa dan objek atau aktifitas yang dianggap berharga dan penting. Peneliti mengambil objek atau aktifitas masyarakat yang sedang mengajukan permohonan pelayanan sertifikasi tanah di kantor pertanahan kota cimahi.

1.6.3 Teknik Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono menyatakan bahwa pengertian populasi sebagai berikut Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:117).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah tertentu yang mempunyai karakteristik tertentu, dapat diteliti yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh jumlah data yang sudah masuk dalam pembuatan sertifikasi tanah dari masyarakat di Kantor Pertanahan Kota Cimahi.

(46)

penulis adalah probability sampling yaitu teknik yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjaadi anggota sampel.

Metode pengambilan ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus Slovin, yaitu:

Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir/diinginkan, misalnya : 2%.

(Umar, 2005:146)

Jumlah populasi masyarakat pemohon pelayanan sertifikasi tanah, yang diambil berdasarkan data dari Kantor Pertanahan Kota Cimahi yang berlaku pada bulan Maret, April, Mei 2010 sebanyak 600 orang, dengan batas kesalahan sebesar 10% maka di dapat jumlah sampel sebagai berikut:

600 n =

1 + 600 (0,1)2 = 85,71→ 86

Jadi angket akan dibagikan pada masyarakat pemohon pelayanan sertifikasi tanah pada 86 orang responden, teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik acak sederhana (Simple Random Sampling). Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak

N n =

(47)

sehingga mempunyai kemungkinan dan kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

1.6.4 Analisis Data

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif. Penelitian kuantitatif, teknik pengumpulan data hasil kuesioner menggunakan skala Likert dimana alternantif jawaban nilai positif 5 sampai dengan 1. pemberian skor dilakukan atas jawabn pertanyaan, baik dengan implementasi kebijakan tentang sistem komputerisasi kantor pertanahan (variabel X) maupun kualitas pelayanan sertifikasi tanah di kantor pertanahan kota cimahi (variabel Y). Jawaban setiap item angket yang menggunakan skala Likert yang berupa data ordinal mempunyai gradasi sangat positif yang dapat berupa kata-kata sebagai berikut:

Tabel 1.2

Penentuan Skor Jawaban Angket

Jawaban Pertanyaan Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (ST) 4

Kurang setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono, 2009:94

(48)

analisis data lebih cepat perhitungan statistic dari yang mulai sederhana hingga rumit sekalipun.

Kemudian dengan teknik pengumpulan angket, maka instrumen tersebut diberikan kepada 86 orang pelanggan (masyarakat) setelah dilakukan analisis, seperti dibawah ini:

Responden Alternatif jawaban

25 orang menjawab SS

35 orang menjawab ST

10 orang menjawab KS

10 orang menjawab TS

6 orang menjawab STS

Data interval tersebut dapat dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan scoring seriap jawaban dari responden. Berdasarkan skor yang telah ditetapkan dapat dihitung sebagai berikut :

Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab SS = 25 x 5 = 125 Jumlah skor untuk 35 orang yang menjawab ST = 35x 4 = 140

Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab KS = 10x 3 = 30

Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab TS = 10x 2 = 20

Jumlah skor untuk 6 orang yang menjawab STS = 6 x 1 = 6

Jumlah total = 321

Berdasarkan tabel tanggapan, presentase tanggapan responden dan presentase skor tanggapan responden dapat dicari menggunakan rumus beriut ini: Untuk persentase :

Frek. Masing-masing tanggapan responden x 100% Jumlah keseluruhan Frek

(49)

Jumlah keseluruhan skor x 100% (bobot tanggapan sangat setuju x jumlah responden)

Pada penelitian ini untuk menentukan Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 86 = 430 (seandainya semua menjawab SS). Jumlah skor yang diperoleh dari penelitian = 321. Setelah pengolahan data di atas selesai dilakukan, maka teknik penganalisaan datanya sebagai berikut:

Skor ideal : skor tertinggi x ∑ item pertanyaan x ∑ responden Skor aktual : jumlah skor yang diperoleh melalui pengumpulan data. Skor aktual

X 100% Skor ideal

321

X 100% 430

= 74,65%

STS TS KS ST SS

(50)

Tabel 1.3

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan (korelasi) antara implementasi kebijakan tentang sistem KKP (X) terhadap kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kota Cimahi (Y) yang pada akhirnya mencari besaran nilai koefisien determinasi. Sehubungan dengan data yang digunakan penulis menggunakan data ordinal dalam pengumpulan data, maka untuk mencari besarnya korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat digunakan rumus analisis korelasi non-parametris yaitu korelasi Rank Spearman yaitu:

6∑ D2 rhoxy = 1 –

N ( N 2 – 1 ) Keterangan :

rhoxy : Koefisien Korelasi tata jenjang

D : Difference (beda antar jenjang setiap subjek) N : Banyak subjek (responden)

Sumber: Arikunto, 1998:262

a. Uji Hipotesis

Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang sudah ada ditetapkan maka digunakan uji linieritas yang dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa rata-rata

Interval Korelasi Tingkat Hubungan

< 0,19 Sangat Rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

(51)

yang diperoleh dari data sempel terletak dalam satu garis lurus. Untuk menguji linieritas digunakan tabel Anova dengan ketentuan berikut ini:

1. Jika probabilitas atau signifikasi > 0,05 maka hubungan data dari kedua variabel yang dipasangkan linear.

2. Jika probabilitas atau signifikasi < 0,05 maka hubungan data dari kedua variabel yang dipasangkan tidak linear.

Perhitungan untuk uji linearitas secara manual cukup rumit, maka dalam hal ini peneliti menggunakan softwere SPSS 17.0 for windows untuk mempermudah pekerjaan. Untuk mengetahui pengaruh antara varibel X dan variabel Y, maka digunakan korelasi Rank Spearman.

Selanjutnya, untuk menganalisa besarnya hubungan antara kedua variabel dan menentukan berada pada kriteria mana, digunakan koefisien korelasi Guilford sebagai berikut:

Tabel 1.4

Penentuan Tingkat Skor Korelasi

Rumusan pengujian hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah mengenai ada atau tidaknya pengaruh/hubungan antara variabel yang diteliti.

Interval Korelasi Tingkat Hubungan

< 0,19 Sangat Rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

(52)

Maka rumusan pengujian hipotesis statistik sebagai berikut :

H0 : = 0 Tidak ada hubungan antara Implementasi Kebijakan Tentang Sistem KKP Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi.

H1 : Ada hubungan antara Implementasi Kebijakan Sistem KKP Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi. Untuk rumus uji t sebagai berikut:

r t =

2

Keterangan :

t = distribusi student dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 dan taraf nyata ( ) = 0,1

r = koefisien korelasi n = jumlah sampel (Sugiyono, 2009: 184)

Dengan kriteria sebagai berikut: Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak (n-2) Jika thitung < ttabel maka Ho diterima (n-2)

Gambar 1.2

Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

(53)

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perubahan antara variabel implementasi kebijakan tentang Sistem KKP terhadap variabel kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kota Cimahi. maka dilakukan penghitungan dengan analisa koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:

KD = r 2 x 100% Keterangan

KD : koefisien determinasi r : koefisien korelasi Sumber: Narimawati, 2007:89

1.6.5 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecerminan pertanyaan-pertanyaan dari alat penelitian dalam menjalankan fungsinya. Menurut Sugiyono validitas merupakan “valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang saharusnya diukur” (sugiyono, 2009:173).

Jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Sedangkan uji validitas adalah test/pengujian yang dilakukan oleh peneliti terhadap data yang diperoleh untuk mendapatkan hasil data yang valid. Maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tinggkat pengukuran sebuah alat test (angket) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.

(54)

menunjukan tingkat kemantapan dan ketepatan suatu alat ukur. tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap subjek dengan menggunakan alat ukur yang sama. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pernyataan-pernyataan mana yang valid dan pernyataan yang tidak valid, dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis = 0,3, apabila alat ukur tersebut berada < 0,3 (tidak valid).

Adapun pengujian statistic mengacu pada kriteria:

 r hitung < r kritis maka tidak valid

 r hitung > r kritis maka valid

Menurut Sugiyono mendefinisikan reliabilitas yaitu “instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama” (Sugiyono, 2009:173). Pengujian reliabilitas penelitian menggunakan rumus Alpha – Cronbach, yaitu melalui variasi skor butir pernyataan dengan variasi total skor keseluruhan butir pertanyaan.

k ∑ b2 r11 = [ ] [ 1 - ] (k – 1) t2

Keterangan :

r11 = reabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ b2 = jumlah varians butir t2 =varians total

(55)

1.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kota Cimahi Alamat . Jl. Encep Kartawiria No.21A Citeureup, Cimahi, Jawa Barat No. Telp. (022) 6656431 Email : [email protected] Adapun waktu penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.5 Jadwal Penelitian

Waktu Kegiatan

2009 Tahun 2010

Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Penyusunan

rancangan

Judul

Penyusunan Usulan

Penelitian

Seminar Usulan

Penelitian

Pengumpulan

Data

Pengolahan

Data

Pembuatan

Skripsi

Sidang Ujian

(56)

36 2.1 Implementasi Kebijakan

2.1.1 Pengertian Implementasi

Pelaksanaan pendaftaran tanah secara umum di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia, termasuk di wilayah Kota Cimahi di bebankan kepada Kantor Pertanahan. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dengan adanya jaringan komputerisasi menjadi lebih cepat dan tentunya dapat menghemat pengeluaran biaya. Pelayanan tersebut terjadi sudah tidak membutuhkan banyak tenaga manusia lagi melainkan yang dibutuhkan adalah manusia yang mempunyai ahli untuk mengoprasionalkan jaringan komputerisasi tersebut. Dengan demikian, untuk menunjang terciptanya tertib administrasi dan peningkatan pelayanan, perlu didukung dengan adanya implementasi yang berorientasi pada pelayanan dan tujuan yang akan tercapai.

Secara etimologis pengertian implementasi menurut Webster yang dikutip oleh Dr. H. Tachjan, M.Si adalah:

“Implementasi yang merupakan terjemahan dari kata “implementation”, berasal dari kata kerjan “to implement”. Kata “to implement” berasal dari bahasa Latin “implementum” dari asal kata “impere” dan “plere”. Kata “implere” dimaksudkan “to fil up”; “ to fil in”, yang artinya mengisi penuh; melengkapi, sedangkan “plere” maksudnya “to fil”, yaitu mengisi”. (Webster dalam Tachjan, 2006:23 ).

(57)

“(1) to carry into effect; to fulfill; accomplist. (2) to provide with the means for carrying out into effect or fulfilling; to give practical effect to. (3) to provide or equip with implements”.

“Pertama, to implement dimaksudkan “membawa ke suatu hasil (akibat); melengkapi dan menyelesaikan”. Kedua, to implement dimaksudkan “menyediakan sarana (alat) untuk melaksanakan sesuatu; memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesuatu”. Ketiga, to implement dimaksudkan menyediakan atau melengkapi dengan alat” (Webster dalam Tachjan, 2006:23 ).

Jadi secara etimologis implementasi itu dapat dimaksudkan sebagai suatu aktivitas yang bertalian dengan penyelesaian suatu pekerjaan dengan penggunaan sarana (alat) untuk melaksanakan sesuatu dan memperoleh hasil. Sesuatu hasil tersebut yang diperoleh umumnya menimbulkan dampak atau akibat diantaranya peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dam kebijakan.

Pengertian implementasi selain menurut Webster diatas dijelaskan juga menurut Lester dan stewart bahwa implementasi adalah: Sebuah tahapan yang dilakukan setelah aturan hukum ditetapkan melalui proses politik. (Lester dan Stewart dalam Kusumanegara, 2010:97). Kalimat tersebut seolah-olah menunjukan bahwa implementasi lebih bermakna non politik, yaitu administratif. (Kusumanegara, 2010:97).

(58)

Pengertian implementasi selain menurut Lester dan Stewart juga Kusumanegara di atas, dijelaskan juga menurut Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi adalah:

“Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”. (Van Meter dan Van Horn dalam Wahab, 2004:65)

Pandangan diatas menurut Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi merupakan tindakan oleh idividu, pejabat, kelompok badan permerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan tertentu. Badan-badan pelaksana (pemerintah) melaksanakan pekerjaan pemerintahan yang berdampak pada warganegaranya. Pemerintahan dalam proses pelaksanaannya diatur dan ditetapkan oleh perundang-undangan, yang terkadang membawa dampak pada kegiatan alur proses pelaksanaanya, sehingga tidak jelas apa yang harus diputuskan apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak dikerjakan.

2.1.2 Pengertian Kebijakan

Istilah kebijakan atau sebagian orang mengistilahkan kebijaksanaan seringkali disamakan pengertiannya dengan istilah policy. Hal tersebut barangkali dikarenakan sampai saat ini belum diketahui terjemahan yang tepat istilah policy ke dalam Bahasa Indonesia.

(59)

apapun kegiatan pemerintah baik yang eksplisit maupun implisit merupakan kebijakan. (Dye dalam Indiahono, 2009:17)

Menurut James E. Anderson (1979, 33), memberikan rumusan kebijakan sebagai perilaku dari sejumlah aktor (pejabat, kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu.

Dari beberapa pengertian tentang kebijakan yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan tersebut, kiranya dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pada hakekatnya studi tentang policy (kebijakan) mencakup pertanyaan: what, why, who, where, dan how. Semua pertanyaan itu menyangkut tentang masalah yang dihadapi lembaga-lembaga yang mengambil keputusan yang menyangkut; isi, cara atau prosedur yang ditentukan, strategi, waktu keputusan itu diambil dan dilaksanakan.

Disamping kesimpulan tentang pengertian kebijakan dimaksud, pada dewasa ini istilah kebijakan lebih sering dan secara luas dipergunakan dalam kaitannya dengan tindakan-tindakan pemerintah serta perilaku negara pada umumnya (Charles O. Jones,1994, 166). Ditinjau dari kesimpulan menurut Charles O. Jones, kiranya memang lingkup pemerintah yang sering memutuskan kebijakan diantaranya merumuskan dan merancang perundang-undangan.

Hogwod dan Gun menyatakan bahwa terdapat 10 istilah kebijakan dalam pengertian modern, yaitu:

1. Sebagai label untuk sebuah bidang aktivitas

2. Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang diharapkan 3. Sebagai proposal spesifik

(60)

7. Sebagai outfut

8. Sebagai “hasil” (outcome) 9. Sebagai teori dan model 10.Sebagai sebuah proses

(Hogwod dan Gun dalam Indiahono, 2009:18)

Ditinjau dari 10 istilah kebijakan dalam pengertian modern menurut Hogwod dan Gun, kiranya menurut peneliti bahwa dari kriteria 10 istilah kebijakan diatas bahwa kebijakan menimbulkan sebab akibat, sebab disini dimaksudkan dalah kebijakan itu sendiri sementara akibat nya adalah hasil dari kebijakan itu sendiri guna mencpai tujuan tertentu bagi masyarakat pada umumnya.

Menurut pendapat Harold Koontz yang dikutip Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen Dasar pengertian dan Masalah mendefinisikan pengertian kebijakan, yaitu:

“Kebijakan adalah pernyataan-pernyataan atau pengertian-pengertian umum yang memberikan bimbingan berfikir dalam menentukan keputusan yang fungsinya adalah menandai lingkungan sekitar yang dibuat sehingga memberikan jaminan bahwa keputusan-keputusan itu akan sesuai dengan tercapainya tujuan” (dalam Hasibuan, 1996:99).

(61)

2.1.3 Pengertian Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan pada prinsipnya merupakan cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Implementasi kebijakan menunjuk aktivitas menjalankan kebijakan dalam ranah senyatanya, baik yang dilakukan oleh orang pemerintah maupun para pihak yang telah ditentukan dalam kebijakan. Berikut pengertian implementasi kebijakan menurut Dwiyanto Indiahono dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik Berbasis Dynamic policy analisys, adalah:

“Implementasi kebijakan adalah tahap yang penting dalam kebijakan. Tahap ini menetukan apakah kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah benar-benar aplikabel di lapangan dan berhasil untuk menghasilkan output dan outcomes seperti yang telah direncanakan. Output adalah keluaran kebijakan yang diharapkan dapat muncul sebagai keluaran langsung dari kebijakan. Output biasanya dapat dilihat dalam waktu yang singkat pasca implementasi kebijakan. Outcome adalah damapak dari kebijakan, yang diharapkan dapat timbul setelah keluarnya output kebijakan. Outcomes biasanya diukur setelah keluarnya output atau waktu yang lama pasca implemantasi kebijakan”. (Indiahono, 2009:143)

Gambar

Gambar 1.1 Model Kerangka Teori
Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 1.2 Penentuan Skor Jawaban Angket
Tabel 1.4 Penentuan Tingkat Skor Korelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun upaya dari Kantor Pertanahan untuk memaksimalkan implementasi asas mutakhir yaitu dengan membuat aplikasi SIAP (Sistem Informasi Arsip Pertanahan) dan

6.. 2) Pengambilan data Administrasi Aplikasi Geo KKP Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung. 3) Pengumpulan data fisik tekstual Surat Ukur (SU) dan Buku Tanah (BT) yang

Dengan demikian Partisipatif berada pada kategori baik, hal tersebut meliputi beberapa faktor yaitu : peran serta masyarakat dalam pembuatan sertifikat tanah, identifikasi metode

4 Aspek jasa yang diberikan, aspek jasa yang diberikan peningkatan kualitas pelayanan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat diharapkan dapat dilakukan dengan

LAMPIRAN.. Pada hakekatnya tugas pokok pemerintah sebagai organisasi publik adalah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Demikian pula dengan Kantor Pertanahan Kabupaten

Selanjutnya faktor- faktor yang memengaruhi implementasi e-government (sentuh tanahku) dalam meningkatkan kualitas informasi pelayanan sertifikat tanah Kantor Pertanahan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan peneliti tentang implementasi kebijakan pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Donggala disimpulkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi kebijakan yang dilakukan di kantor pertanahan dalam pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) di Kabupaten Enrekang