• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Kegiatan Gebyar Posyandu Bersama Mahasiswa KKL-PPM UNIKOM (Program Imunisasi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Kegiatan Gebyar Posyandu Bersama Mahasiswa KKL-PPM UNIKOM (Program Imunisasi)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR KKL – PPM

PELAKSANAAN KEGIATAN GEBYAR POSYANDU MEMBANGUN DESA CIBEUREUM

BERSAMA BALITA SEHAT DAN IBU KUAT ( Program Imunisasi )

Oleh : Andri Firmansyah

41708827

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(2)
(3)
(4)

BIODATA

Nama Lengkap : Andri Firmansyah

Nama Panggilan : Andri

Status Perkawinan : Belum Kawin

Tempat Tanggal lahir : Bandung, 10-Juni-1990

Alamat Lengkap : JL.Paledang No.130

NIM : 41708827

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Nama Ayah : Yustendi

Nama Ibu : Endang Budi Astuti

Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

Alamat Lengkap Orang Tua : JL.Paledang No.130

Pendidikan Sekolah Dasar : SD Negeri Cibeureum 11 Bandung

Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 41 Bandung

Sekolah Menengah Atas : SMK Negeri 4 Bandung

(5)
(6)

vi

DAFTAR TABEL

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Model Pendekatan Implementasi Menurut

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

BiodataPenulis

(9)

iii

PRAKATA

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan Laporan KKL-PPM yang berjudul Pelaksanaan Kegiatan Gebyar Posyandu Membangun Desa Cibeureum Bersama Balita Sehat dan Ibu Kuat (Program Imunisasi) yang merupakan judul dari Laporan KKL-PPM yang akan penulis laksanakan.

Penulis menyadari sepenuhnya akan segala keterbatasaan penulis sendiri sehingga dalam penulisan Laporan KKL-PPM ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan kelemahan. Namun penulis berusaha semaksimal mungkin agar Laporan KKL-PPM ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan hati terbuka dan lapang dada, penulis mengharapkan kritik yang membangun sebagai masukan yang berharga agar dapat menjadi bahan yang berguna dan bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.

Proses penyusunan Laporan KKL-PPM ini, penulis banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak dan memberi bimbingan, dorongan dan segala fasilitas yang bermanfaat. Untuk itu dalam kesempatan yang berharga ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1) Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs.,M.A Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk Universitas Komputer Indonesia yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan KKL-PPM. 2) Ibu Dr. Dewi Kurniasih S.IP.,M.Si. Sebagai Ketua Program Studi

Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia yang telah

(10)

iv

3) Ibu Nia Karniawati S.IP.,M.Si. Sebagai

Koordinator Lapangan

Kuliah Kerja Lapangan yang telah membimbing penulis selama

menyusun Laporan KKL-PPM.

4) Bapak Atep Syarif Hidayatuloh Sebagai Kepala Desa Cibereum

yang telah memberikan bantuan baik moril dan materil serta telah

mengarahkan penulis selama berada dilokasi KKL-PPM Sehingga

Program bisa terlaksana.

5) Bapak Dedi Sebagai Pembimbing Praktek Kuliah Kerja Lapangan

serta aparatur Desa Cibereum serta ibu-ibu kader posyandu yang

telah membantu dan membimbing mahasiswa selama berada

dilokasi KKL-PPM dalam menjalankan Program KKL-PPM, serta

masyarakat Desa Cibereum.

6) Bapak, Ibu, Kakak tercinta yang sudah memberikan dorongan

dengan do’a, moril maupun materil yang tidak ternilai, sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Laporan KKL-PPM ini.

7) Teman-teman seperjuangan Hery Adam, Panji, Yayang Permana, Fauzi dan teman-teman angkatan 2008,2009 dan 2010.

Bandung, Januari 2014

(11)

29

DAFTAR PUSTAKA

Edward III, C Gorge. 1980. Implementing Public Policy. Washington DC: Congressional Quartely Inc.

Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: AIPI

Panduan KKL Berbasis Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia

Rujukan Electronik:

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan KKL-PPM

Universitas Komputer Indonesia merupakan Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Kuliah Kerja Lapangan Pengabdian Pada Masyarakat (KKL-PPM) merupakan suatu kegiatan yang sudah diprogramkan oleh suatu lembaga perguruan tinggi.

Secara umum KKL-PPM merupakan upaya pengembangan dan keterampilan yang dimiliki oleh mahasiswa yang harus diaplikasikannya dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat. Di dalam pelaksanaan KKL-PPM mahasiswa diharapkan tidak hanya mampu mengaplikasikan teori dan berbagai macam ilmu pengetahuan yang telah dipelajari dan dipahami selama berada dibangku perkuliahan tapi dapat memiliki manfaat dan tujuan yang sangat besar bagi kelangsungan kehidupan masyarakat.

Dengan adanya kegiatan KKL-PPM yang dilaksanakan oleh mahasiswa Ilmu Pemerintahan UNIKOM 2013 maka penulis beserta mahasiswa KKL-PPM lainnya melakukan sejumlah kegiatan atau program yang khususnya dilaksanakan oleh mahasiswa Ilmu Pemerintahan di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung.

(13)

2

bahasa sunda. Namun disamping kemajuannya dibidang ekonomi, terdapat beberapa kekurangan dibidang kesehatan khususnya pada kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Pada umumnya masyarakat memang menyadari bahwa kesehatan itu sangat penting, namun terkadang juga mereka seolah mengabaikan kesehatan demi kesehatan mereka dan balitanya. Hal itu dimungkinkan kesibukan mereka bekerja dikebun atau jarak posyandu yang jauh dari rumah mereka. Karena di Desa Cibeureum kendaraan umum masih sangat jarang ditemui.

Secara umum pertumbuhan penduduk Di Desa Cibeureum ini mengalami pertumbuhan setiap tahunnya dari pendataan terakhir sejak tahun 2007-2012. Dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.1

(Sumber: Arsip Data kependudukan Desa Cibereum Sejak Tahun 2007-2012)

(14)

3

pengembangan balita pos imunisasi, pos KB, pos kesehatan. Pelayanan yang diberikan posyandu meliputi: KB, KIA, gizi imunisasi

Adapun beberapa prinsip dasar Posyandu adalah:

1. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan pelayanan antara pelayanan profesional dan non profesional (oleh masyarakat).

2. Adanya kerja sama lintas program yang baik (kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), gizi, imunisasi.

3. Mempunyai sasaran pendudukan yang sama.

Adapun manfaat dari Posyandu sendiri adalah :

a) Pertumbahan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi buruk.

b) Bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus.

c) Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

d) Ibu hamil terpantau berat badannya dan memperoleh Tablet Tambah Darah serja imunisasi Tetanus Toxoid. e) Ibu nifas memperoleh Kapsul Vitamin A dan Tablet

Tambah Darah.

f) Stimulasi tumbuh kembang balita dengan fasilitas alat permainan edukatif di posyandu, dan mendeteksi dini tumbuh kembang

g) Anak belajar bersosialisasi dengan sesame balita dan orang tua.

(15)

4

i) Apabila terdapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui akan dirujuk ke Puskesmas

j) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak batita.

Oleh karena itu, setiap keluarga diharapkan aktif memanfaatkan fasilitas di posyandu. Keluarga yang aktif ke posyandu adalah keluarga yang rutin membawa anaknya ke posyandu setiap bulan. Sesibuk apapun orang tua, perlu menyempatkan diri sebulan sekali ke posyandu. Jika orang tua tidak sempat ke posyandu, maka tidak ada salahnya memnta bantuan orang lain atau pengasuh untuk mengantar anak ke posyandu. Posyandu bukan hanya tempat untuk mendapatkan imunisasi saja, tetapi juga memantau pertumbuhan berat badan, deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak, serta melakukan stimulasi tumbuh kembang balita melalui alat permainan edukatif yang tersedia di posyandu.

(16)

5

1.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KKL-PPM 1.2.1 Desa CIbeureum

Desa Cibeureum pada awalnya merupakan pemekaran dari Desa Nengkelan Kecamatan Pacet pada tahun 1952. Hal ini disebabkan karena cakupan desa Nengkelan yang sudah terlalu luas dan padat serta untuk memudahkan dalam pengaturan pemerintahan, ekonomi dan sebagainya. Nengkelan di mekarkan menjadi 2 desa, yaitu menjadi Desa Cibeureum dan Desa Sukapura.

Desa Cibeureum termasuk wilayah Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung dengan luas wilayah 2.030,656 Ha. Dataran dengan ketinggian rata-rata 1600 m di atas permukaan laut. Secara administratif wilayah Desa Cibeureum dibatasi oleh:

Sebelah Utara : Desa Sukapura Sebelah Selatan : Desa Tarumajaya

Sebelah Barat : Kecamatan Pangalengan

(17)

6

Adapun Struktur Organisasi di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung menganut sistem kelembagaan pemerintahan desa dengan pola minimal, selengkapnya sbb :

Tabel 1.2

Bagan Skema Bagan Organisasi Desa Cibeureum

(Sumber:Arsip Data Desa Cibeureum tahun 2012)

Desa Cibeureum mempunyai gambaran atau cita-cita tentang keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan Visi di Desa Cibeureum dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di desa, seperti pemerintah desa. BPD, tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga masyarakat desa dan masyarakat desa pada umumnya.

Visi Desa Cibeureum:

Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Dengan Berlandaskan Iman dan Taqwa

Visi tersebut memiliki makna :

“Memelihara kegotong royongan masyarakat yang berlandaskan iman

(18)

7

Sebagaimana penyusunan visi, pendekatan yang dilakukan dalam menyusun misi adalah dengan menggunakan pendekatan partisipatif dan mempertimbangkan potensi dan kebutuhan Desa. Misi memuat pernyataan-pernyataan yang harus dilakukan Desa agar Visi desa tersebut dapat tercapai. Adapun Misi Desa Cibeureum adalah sebagai berikut:

1. memberdayakan dan meningkatkan kualitas SDM berdasarkan Iman dan Taqwa;

2. mewujudkan Pemerintahan yang baik, bersih dan berkeadilan;

3. mewujudkan pelayanan yang prima;

4. memelihara keseimbangan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

1.2.2 Waktu Pelaksanaan KKL-PPM

Berikut ini adalah jadwal kegiatan KKL-PPM tahun 2013 program studi Ilmu Pemerintahan UNIKOM di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung.

Tabel I.3

Jadwal Kuliah Kerja Lapangan

No Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tahun 2013

Juli Ags Sep Okt Nov Des

1 Persiapan

2 Penelitian

3 Pengumpulan Data

4 Pengelolaan Data

5 Bimbingan

(19)

8 BAB II

TARGET DAN LUARAN

2.1 Target dari Pelaksanaan Kegiatan Gebyar Posyandu Membangun Desa Cibeureum Bersama Balita Sehat dan Ibu Kuat dalam Program Imunisasi.

a) Agar ibu-ibu di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung yang memiliki balita mengetahui akan pentingnya Imunisasi.

b) Agar ibu-ibu di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung yang memiliki balita mengetahui jenis-jenis vaksin dasar Imunisasi.

c) Agar ibu-ibu di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung yang memiliki balita semakin rajin datang ke posyandu untuk imunisasi anaknya.

d) Agar bayi/balita di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung terbebas dari penyakit, karena mengikuti program imunisasi secara rutin.

2.2 Luaran dari Pelaksanaan Kegiatan Gebyar Posyandu Membangun Desa Cibeureum Bersama Balita Sehat dan Ibu Kuat dalam Program ASI Eksklusif.

a) Ibu-ibu di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung yang memiliki balita memperoleh peningkatan penetahuan akan pentingnya program imunisasi untuk menjaga kekebalan tubuh anaknya.

(20)

9

c) Ibu-ibu di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung yang memiliki balita semakin rajin dating ke posyandu untuk mengikuti kegiatan imunisasi untuk anaknya

(21)

10 BAB III

METODE PELAKSANAAN

3. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pelaporan KKL-PPM dalam kegiatan gebyar Posyandu di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung adalah metode observasi, Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Observasi yang penulis lakukan yaitu dengan metode observasi partisipan seperti penulis mengamati langsung di kegiatan gebyar posyandu dan ikut berbaur dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dengan mengamati mengenai gejala-gejala sosial yang terjadi, seperti sikap masyarakat pada kegiatan berlangsung atau respon masyarakat terhadap kegiatan gebyar posyandu, apakah masyarakat khususnya ibu hamil dan menyusui dan yang memiliki balita antusias terhadap kegiatan gebyar posyandu serta mengamati aktivitas pada kegiatan berlangsung dengan melihat berjalan dengan baik atau tidak dengan mengamati apakah saling bersinergi antara mahasiswa KKL-PPM, kader posyandu, narasumber, pihak sponsor maupun para peserta yang hadir pada kegiatan gebyar posyandu ini.

(22)

11 BAB IV

HASIL YANG DICAPAI

4.1 Pelaksanaan KKL-PPM Di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung

Pada pelaksanaan KKL-PPM di Desa Cibeureum sebelumnya mahasiswa telah dibekali tentang mekanisme apa saja yang harus dilaksanakan pada kegiatan KKL-PPM . Pada konsolidasi yang diadakan oleh para pembimbing sebelum mahasiswa turun ke lapangan yaitu dengan pemberian materi dengan tujuan agar mahasiswa lebih siap dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pada saat KKL-PPM serta dapat mengimplemtasikan kepada masyarakat mengenai program-program yang sudah dibuat sebelumnya oleh peserta KKL-PPM Unikom 2013.

Maksud dari kegiatan KKL-PPM Unikom ini adalah memberi gambaran kepada mahasiswa tentang bagaimana caranya mahasiswa bermasyarakat khususnya dilokasi masing-masing yang telah ditentukan oleh panitia pelaksana KKL-PPM Unikom sehingga mahasiswa lebih siap dan dapat mempersiapkan diri. Kegiatan pembekalan KKL-PPM Unikom meliputi pemberian materi-materi mengenai tata cara pelaksanaan KKL-PPM Unikom sampai dengan penyususnan laporan KKL-KKL-PPM Unikom.

Penyerahan mahasiswa KKL-PPM Unikom ke desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung pada hari Minggu tanggal 15 Juli 2013 ini yang berlokasi di Madrasah Aliyah Nurul Huda yang diserahkan langsung oleh Koordinator KKL-PPM Unikom kepada Kepala Desa Cibereum berjumlah 20 orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.

(23)

12

hukum, serta penyusunan kegiatan program kerja. Penyusunan Program minggu pertama berdasar pada tahap hasil observasi awal dan wawancara serata mengikuti semua kegiatan yang diadakan masyarakat desa Cibereum dan melakukan ekspose kepada kepala Dusun serta kepala RW di Desa Cibeureum. Kegiatan program yang telah disusun pada minggu pertama mulai dilaksanakan secara rutin pada minggu ke dua dan berdasarkan buku panduan dan program-program yang telah dibuat mulai diimplementasikan dilingkungan masyarakat dari segi bidang pendidikan, pemerintahan, kesehatan dan sosial ekonomi.

A. Bidang Pendidikan

(24)

siswa-13

siswi tersebut mereka mampu menjalakan dari MS office tersebut. Selain itu juga mahasiswa KKL-PPM memberikan pengenalan dan pengajaran ini pada aparatur Desa Cibereum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung dan siswa dan Aparatur desa yang sebelumnnya tidak mengetahui menjadi tahu dan paham dan dapat menggunakan komputer dan memanfaatkan teknologi ICT dengan baik. Adapun rentang waktu pelaksanaan program kerja pada bidang pendidikan ini dilakukan secara rutin setiap hari dari minggu pertama sampai minggu terakhir.

B. Bidang Kesehatan

(25)

14

C. Biadang Sosial Ekonomi

Kegiatan sosial yang dilakukan oleh mahasiswa KKL-PPM unikom yaitu dengan membuat plang batas desa dan plang nama gang pada setiap RW. Hasil yang dicapai dalam kegiatan sosial ini yaitu masyarakat menjadi tau nama-nama daerah yang ada di Desa Cibeureum berkat adanya plang tersebut maka orang-orang pendatang tidak bingung ketika mencari suatu alamat atau daerah di Desa Cibereum tersebut dan adapula kegiatan sosial yang mahasiswa KKL-PPM UNIKOM 2013 lakukan adalah dengan Pemberian bantuan beberapa perangkat komputer kepada aparatur Desa Cibereum dan Madrasah Aliyah Nurul Huda Kertasari,.

4.2 Pelaksanaan Kegiatan Program Imunisasi

Dalam menganalisis pelaksanaan program gebyar posyandu ini akan dilakukan melalui teori Implementasi Kebijakan menurut Pengertian implementasi kebijakan menurut Edward III adalah sebagai berikut:

policy implementation as we have seen is the stage of policy making between the establishment of a policy such as the passage of a legislative act, the issuing of an executive order, the handing down of a judicial decision, or the promulgation of a regulatory rule

and the consequences of the policy for the people whom it affects”.

(Edward III, 1980:1).

(26)

15

Dari pengertian Pengertian implementasi kebijakan di atas, maka Edwards III menunjuk empat variabel yang berperan penting dalam pencapaian keberhasilan implementasi yaitu:

1. Comunication (komunikasi). 2. Resources (sumber daya). 3. Disposition (disposisi/sikap).

4. Bureaucratic Structure (struktur birokrasi). (Edwards III, 1980:10-11).

Gambar 4.1

Model Pendekatan Implementasi Menurut George C. Edward III

Sumber: George III Edwards, (1980:148).

Keberhasilan suatu implementasi kebijakan yang dijelaskan oleh Edward III dalam buku Implementing Public Policy dapat dipengaruhi oleh factor-faktor diatas, adapun

Pertama, communication (komunikasi) menurut George C. Edwards

III yaitu:

(27)

16

lie in the path of transmission of implementation communication”. (Edwards III, 1980:17).

Komunikasi sangat menetukan keberhasilan pencapaian tujuan dari pelaksanaan. Pelaksanaan yang efektif terjadi apabila para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan. Semakin baik komunikasi di antara pihak-pihak yang terlibat dalalm suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan-kesalan akan kecil untuk terjadi, dan begitu pula sebaliknya. Para pelaksana kebijakan harus dapat mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan. Keputusan-keputusan dan perintah-perintah harus dilanjutkan oleh para pelaksana dengan tepat sebelum keputusan-keputusan dan perintah-perintah itu dapat diikuti. Terdapat tiga dimensi yang termasuk kedalam komunikasi Menurut pendapat George C. Edwards III dalam bukunya Implementing Public Policy bahwa komunikasi terdiri dari transmision (penyampaian informasi), clarity (kejelasan), dan consistency (konsistensi). (Edwards III, 1980:10).

Kedua, Resources (sumber daya) menurut George C. Edwards III

yaitu:

“No matter how clear and consistent implementation orders are and no matter how accurately they are transmitted, if the personnel responsible for carrying out policies lack the resources to do an effective. Important resources include staff of the proper size and with the necessary expertise; relevant and adequate information on how to implement policies and on the compliance of the others involved in implementation; the outhority to ensure that policies are carried out as they are intended; and facilities (including buildings, equipment, land and supplies) in which or with which to provide services. Insufficient resources will mean that laws will mean that laws will not be enforced, services will not provided, and reasonable regulation in policy implementation”. (Edwards III, 1980:53).

Menurut George C. Edward III bahwa sumber-sumber yang

dapat menentukan keberhasilan pelaksanaan adalah salah satunya

(28)

17

sumber daya merupakan sumber penggerak dan pelaksana. Manusia

merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan

keberhasilan proses pelaksanaan, sedangkan sumber daya

merupakan keberhasilan proses implementasi yang dipengaruhi

dengan pemanfaatan sumber daya manusia, biaya, dan waktu.

Ketiga, Dispotition (disposisi) menurut George C. Edwards III, yaitu:

“The dispositions or attitudes of implementation is the third critical factor in our approach to the study of public policy implementation. If implementation is to proceed effectively, not only must implementers know what to do and have the capability to do it, but they must also desire to carry out a policy. Most implementers can exercise considerable discretion in the implementation of policies. One of the reasons for this is their independence from their nominal superiors who formulate the policies. Another reasons is the complexity of the policies them selves. The way in which implementers exercise their direction, however, defend in large part upon their dispositions toward the policies, their attitudes, in turn, will be influenced by their view toward the policies per see and by how they see the policies effecting their organizational and personal interest”. (Edwards III, 1980:89).

Menurut George C. Edward III, disposisi atau sikap para pelaksana adalah faktor penting dalam pendekatan mengenai pelaksanaan. Jika pelaksanaan ingin efektif, maka para pelaksana tidak hanya harus memiliki kemampuan untuk melaksanakannya, dimana kualitas dari suatu kebijakan dipengaruhi oleh kualitas atau ciri-ciri dari para aktor pelaksana. Keberhasilan kebijakan bisa dilihat dari disposisi (Karakteristik agen pelaksana)

(29)

18

berbeda dengan para pembuat kebijakan maka proses implementasi akan mengalami kesulitan.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa dalam mendukung Dispositions dalam kesuksesan implementasi kebijakan harus adanya kesepakatan antara pembuat kebijakan dengan pelaku yang akan menjalankan kebijakan itu sendiri dan bagaimana mempengaruhi pelaku kebijakan agar menjalakan sebuah kebijakan tanpa keluar dari tujuan yang telah ditetapkan demi terciptanya pelayanan publik yang baik.

Keempat, Bureacratic Structure (Struktur Birokrasi) menurut George

C. Edwards III, yaitu:

“Policy implementers may know what to do and have sufficient desire and resources to do it, but they may still be hampered in implementation by the structures of the organizations in which they serve, two prominent characteristics of bureaucracies are standarf operating procedurs (SOPs) and fragmentation the former develop as internal respons to the limited time and resources of implementers and the desire for uniformity in the operation of complex and widely dispersed organizations; they often remain in force due to bureaucratic inertia”. (Edwards III, 1980:125).

Bureaucratic structure merupakan suatu badan yang terlibat dalam implementasi kebijakan secara keseluruhan. Struktur organisasi bertugas melaksanakan kebijakan memiliki pengaruh besar terhadap pelaksanaan kebijakan, didalam sturktur birokrasi terdapat dua hal penting yang dapat mempengaruhinya salah satunya yaitu aspek struktur birokrasi yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi standar (Standard operating procedurs) atau SOP. SOP ini merupakan pedoman untuk para pelaksana kebijakan dalam bertindak atau menjalankan tugasnya. Selain SOP yang mempengaruhi struktur birokrasi adalah fragmentasi yang berasal dari luar organisasi.

(30)

19

birokrasi yaitu Standard Operating Procedures (SOP), dan Fragmentation(Fragmentasi). (Edwards III, 1980:11-12).

Berdasarkan Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa Bureaucratic structure (struktur birokrasi) merupakan sumber-sumber dalam mengimplementasikan suatu kebijakan yang sudah mencukupi dan para pelaksananya mengetahui apa dan bagaimana cara melakukannya serta mempunyai keinginan untuk melakukannya akan tetapi implementasi kebijakan masih belum dapat dikatakan efektif karena ketidakefisienan struktur birokrasi yang ada. Hal-hal yang penting dalam struktur birokrasi yaituStandard Operating procedure (SOP) dan Fragmentation (penyebaran tanggung jawab). Standard Operating Procedures (SOP) adalah mekanisme, sistem dan prosedur pelaksanaan kebijakan, pembagian tugas pokok, fungsi kewenangan dan tanggung jawab yang dilaksanakan oleh pelaksana kebijakan. Sedangkan fragmentation (fragmentasi) adalah penyebaran tanggung jawab atas suatu kebijakan antara beberapa unit organisasi oleh pelaksana kebijakan. Sedangkan fragmentation (fragmentasi) adalah penyebaran tanggung jawab atas suatu kebijakan antara beberapa unit organisasi oleh pelaksana kebijakan.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas bahwa implementasi kebijakan adalah rangkaian tindakan-tindakan yang nyata dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam keputusan kebijaksanaan yang dilakukan individu atau kelompok-kelompok tertentu, sehingga menciptakan suatu hasil dari kinerja implementasi kebijakan yang baik dalam hal pelayanan publik kepada masyarakat.

(31)

20

4.2.1 Komunikasi Pelaksanaan Kegiatan Program Imunisasi di Desa Cibeureum

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa Terdapat tiga dimensi yang termasuk kedalam komunikasi yaitu : penyampaian informasi, kejelasan, dan konsistensi. Edwards III, 1980:10. Komunikasi kegiatan penyuluhan program gebyar posyandu program imunisasi di Desa Cibeureum Kecamatan kertasari Kabupaten Bandung terjalin begitu baik ini terbukti dari pihak penulis dan rekan mahasiswa KKL-PPM Unikom pada saat mengajukan kerjasama kepada pihak sponsor langgsung ditanggapi dengan baik dan menyanggupi untuk ikut berpartisipasi pada acara penyuluhan gebyar posyandu program imunisasi di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Begitupun komunikasi dengan kader Posyandu dan para ibu hamil dan menyusui serta ibu yang memiliki balita pada saat pemberitahuan akan diadakannya program ini mereka merspon dengan baik pula dan menyatakan siap berpartisipasi. Komunikasipun terjalin dengan baik antara narasumber dan peserta pada saat pelaksanaan penyuluhan pogram,karena narasumber yang diwakili dari pihak sponsor (SUN) penyampaian informasi nya jelas dan konsisten membahas mengenai pentingnya pergi ke posyandu dan memberikan materi tentang 5 vaksin dasar imunisasi bayi, adapun isi materi yang disampaikan mengenai 5 vaksin dasar imunisasi adalah :

5 Vaksin Imunisasi Dasar Bayi.

(32)

21

b) Vaksin Campak; Bibit penyakit yang menyebabkan campak adalah virus. Vaksin yang digunakan adalah vaksin hidup. Kemasan dalam flacon berbentuk gumpalan yang beku dan kering untuk dilarutkan dalam 5 cc pelarut. Sebelum menyuntikkan vaksin ini, harus terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut vaksin (aqua bidest). Disebut beku kering oleh karena pabrik pembuatan vaksin ini pertama kali membekukan vaksin tersebut kemudian mengeringkannya. Vaksin yang telah dilarutkan potensinya cepat menurun dan hanya bertahan selama 8 jam.

c) Vaksin BCG; Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri. Bentuknya vaksin beku kering seperti vaksin campak berbentuk bubuk yang berfungsi melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC). Dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan, ditemukan oleh Calmett Guerint. Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung. Tempat penyuntikan adalah sepertinya bagian lengan kanan atas.

d) Vaksin Hepatitis B; Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus. Vaksin hepatitis B dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel virus) yang telah mengalami proses pemurnian. Vaksin hepatitis B akan rusak karena pembekuan dan pemanasan. Vaksin hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur 2,8°C. Biasanya tempat penyuntikan di paha 1/3 bagian atas luar.

(33)

22

5 cc untuk DPT, 5 cc untuk TT, 5 cc untuk DT. Pemberian imunisasi DPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5 cc. Dalam pemberiannya biasanya berupa suntikan pada lengan atau paha.

Ditambah dengan bahasa penyampaian yang ringan membuat peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan gebyar posyandu program imunisasi ini mudah memahami materi-materi yang disampaikan oleh narasumber.

4.2.2 Sumber Daya Pelaksanaan Kegiatan Gebyar Posyandu Program Imunisasi di Desa Cibereum

Sumber daya pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan gebyar posyandu program imunisasi di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasai Kabupaten Bandung terdiri dari

a) Kader posyandu Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung yang berjumlah 29 orang dimana satu orang kader mewakili satu RW.

b) Sponsor ( SUN ) berjumlah 8 orang terdiri dari 2 orang bidan ( narasumber ), 1 orang MC acara, 4 orang SPG dan 1 orang supir. c) Mahasiswa KKL-PPM UNIKOM 2013 berjumlah 20 orang terdiri dari

17 laki-laki dan 3 orang perempuan.

(34)

23

pelaksanaan program-program Posyandu di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung.

Selain para kader Posyandu pelaksanaan penyuluhan gebyar Posyandu ini didukung oleh pihak sponsor dimana sponsor yang ikut berpartisipasi pada kegiatan penyuluhan gebyar posyandu program imunisasi ini adalah tim SUN unit layanan gizi ibu hamil dan balita dimana tim SUN unit layanan gizi dan ibu hamil terdiri dari 2 bidan (Narasumber), 1 orang MC acara, 4 tim SPG dan 1 supir. Tim SUN inilah yang berperan penting dalam menjalankan kegiatan penyuluhan gebyar Posyandu program imunisasi dimana tim SUN ini yang menjadi Narasumber pada acara penyuluhan ini. Adapun materi yang diberikan mengenai vaksin dasar imunisasi, dimana dari pihak SUN unit layanan gizi dan ibu hamil dan balita begitu menguasai materi yang diberikan dan metode pembicaraan yang dilakukan bersifat nonformal dimana narasumber memberikan penyuluhan ini bukan dengan cara menggurui melainkan dengan sharing pengetahuan dan diselingi dengan oborlan ringan seperti candaan dan plesetan nama makanan, sehingga peserta tidak merasakan bosan dalam menerima materi yang diberikan narasumber. Mahasiswa KKL-PPM Unikom 2013 ikut menjadi pelaksana kegiatan penyuluhan gebyar Posyandu namun kapasitasnya sebagai panitia acara tersebut.

4.2.3 Disposisi/Sikap Pelaksanaan Kegiatan Gebyar Posyandu Program Imunisasi di Desa Cibereum

(35)

24

penyuluhan gebyar posyandu program imunisasi pun begitu terbuka, ramah dan murah senyum, ini terbukti setiap peserta yang mengajukan pertanyaan dijawab narasumber dengan sikap yang ramah dan tidak lepas dari senyum dan diselingi dengan canda tawa, ini yang menjdi acara ini semakin interaktif antara narasumber dan para peserta. Didalam pelaksanaan kegiatan gebyar posyandu program imunisasi ini sikap mahasiswa KKL-PPM Unikom 2013. Dimana mahasiswa perlu keseriusan dalam melaksanakan gebyar posyandu program imunisasi ini dengan mempersiapkan segala kebutuhan maupun materi yang akan diberikan kepada masyarakat khususnya ibu yang memiliki balita. Kunci keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan gebyar posyandu dalam program imunisasi ini tergantung pada sikap dari pelaksana yaitu baik dari kader posyandu, peserta maupun mahasiswa KKL-PPM yang dibutuhkan disini adalah keseriusan dan persamaan tujuan dari pihak-pihak yang terkait agar kegiatan penyuluhan gebyar posyandu program imunisasi ini berjalan dengan efektif.

4.2.4 Struktur Birokrasi Pelaksanaan Kegiatan Gebyar Posyandu Program Imunisasi di Desa Cibereum

Standard Operating procedure (SOP) posyandu di Desa Cibereum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung sudah dapat terbilang baik, karena para kader yang menjadi penggerak ditiap RW nya begitu memahami fungsi dan tujuan posyandu. Posyandu di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung dilaksanakan setiap satu bulan sekali yang menentukan tanggal dan hari nya adalah kader, tim penggerak PKK Desa serta petugas kesehatan dari puskesmas. Sistem pelayanan masyarakat dengan menggunakan system 5 meja yaitu :

1) Meja I : Pendaftaran.

2) Meja II : Penimbangan Bayi/Balita.

(36)

25

c) Pembagian pil atau kondom. d) Pengobatan ringan.

e) Kosultasi KB-Kesehatan.

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader sedangkan meja V merupakan meja pelayanan paramedis.

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi : 1) Kesehatan ibu dan anak :

a) Pemberian pil tambah darah (ibu hamil).

b) Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus).

c) PMT. d) Imunisasi.

e) Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.

2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom. 3) Pemberian Oralit dan pengobatan.

Adapun saat pelaksanaan kegiatan gebyar posyandu program imunisasi di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung pembagian tugas antara sponsor, kader dan peneliti beserta rekan mahasiswa KKL-PPM UNIKOM 2013 adalah :

(37)

26

posyandu di Desa Cibereum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung.

b) Kader posyandu Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung bertugas mendata ibu-ibu yang sedang hamil dan menyusui serta yang memiliki balita untuk di undang di kegiatan penyuluhan gebyar posyandu program imunisasi ini.

c) Peneliti dan rekan mahasiswa KKL-PPM UNIKOM 2013 bertugas mengurus perizinan untuk kegiatan penyuluhan gebyar posyandu ini, adapun surat tembusan yang diberikan kepada Kepala Camat Kertasari, Kepala Desa Cibeureum, Kepala BPD Desa Cibeureum dan Kapolsek Pacet.

Adapun hasil yang didapat setelah diadakanya penyuluhan imunisasi tersebut bagi masyarakat khususnya ibu yang memiliki bayi dan balita :

a) Ibu-ibu di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung yang memiliki balita memperoleh peningkatan penetahuan akan pentingnya program imunisasi untuk menjaga kekebalan tubuh anaknya.

b) Ibu-ibu di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung yang memiliki balita mengetahui jenis-jenis vaksin dasar imunisasi, jadi mereka mengetahui vaksin dasar bagi anaknya.

c) Ibu-ibu di Desa Cibereum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung yang memiliki balita semakin rajin dating ke posyandu untuk mengikuti kegiatan imunisasi untuk anaknya.

(38)

27 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Penyuluhan program gebyar posyandu bersama mahasiwa KKL-PPM Unikom 2013 di Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung telah berjalan dengan lancar, meskipun terdapat beberapa faktor kendala dalam penyelenggaran program ini baik secara teknis maupun non teknis,dimana sempat terjadi kesulitan mendapat tempat lokasi untuk mengadakan acara maupun mencari pihak sponsor namun semua itu dapat peneliti lalui berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik anggota KKN, para aparatur desa, para kader posyandu maupun masyarakat Desa Cibereum itu sendiri.

Berkat kegiatan KKL-PPM yang dilaksanakan pihak Universitas Komputer Indonesia studi Ilmu Pemerintahan kami sebagai mahasiswa dapat langsung merasakan bagaimana rasanya mempraktekan pelajaran yang sudah didapat pada setiap mata kuliah untuk dipraktekan langsung terhadap masyarakat.

(39)

28

5.2 Saran

Gambar

Tabel 1.1 Data Kependudukan Desa Cibeureum
Tabel 1.2 Bagan  Skema Bagan Organisasi Desa Cibeureum
Tabel I.3
Gambar 4.1 Model Pendekatan Implementasi Menurut George C. Edward III

Referensi

Dokumen terkait

responsibility; regular, active engagement with children; recognizing the asymmetry of parent- child relationships in regard to responsibility for caregiving; frequent evaluation

Factors that influence they are do that free sex is family’s economy, unhermonic family up to 34,6%, level educated of their parent and themselves, and the latest is the

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari struktur modal yang diukur dengan leverage, likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap

Pemahaman yang dimiliki oleh Divisi Public Relations The Hermitage dan pihak reporter yaitu memahami bahwa program ini memberikan manfaat kepada The Hermitage

(2) Meskipun perubahan lingkungan dapat menyebabkan perubahan pada peralatan dan bahan-bahan untuk Nyeruit, nyeruit tetap dapat terus berlangsung karena nyeruit

Konsep matriks yang ditanam sebagai suatu mekanisme pelepasan terkontrol dalam desain bentuk sediaan lepas lambat. Model jaringan (a) : obat tidak larut dalam

Proses produksi telah menjadi tinjauan yang penting dalam suatu industri, pemakaian mesin penggerak dalam suatu kegiatan industri menjadi hal pokok yang sangat berpengaruh

muimduiuciluf r iinaiaiduii nnomoumrimf ioJ5zp11w nuiluwli~tl~iuimr~d~uia~~t~u~~~tiit~ diniuclcunuu~voiuopu"~~~dw"ad~zpItd ~In%u \&iimue~uwuqii$ 4.1 unr turuprii/ 4.2

Healthy carrier dari penyakit demam tifoid atau dapat disebut karir tifoid merupakan orang tanpa gejala yang menebar bakteri tifoid dari tinja atau. urin, kadang-kadang