• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengembangan Karir dan Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus pada PT Cogindo Daya Bersama)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengembangan Karir dan Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus pada PT Cogindo Daya Bersama)"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMUNIKASI

ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus pada PT Cogindo Daya Bersama)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Linda Indriyani NIM: 1111081000111

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

1. Nama Lengkap 2. Jenis Kelamin

: Linda Indriyani : Perempuan 3. Tempat, Tanggal Lahir

4. Usia 5. Agama

: Tangerang, 16 Juli 1994 : 21 tahun

: Islam

6. Alamat : Jalan Pulo Cangkir No. 25 RT 001/004.

Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. 15550

7. Telepon : 087808082017

8. Email : linda.indriyani77@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. SDN 1 Kronjo Tahun 1999 – 2005

2. SMPN 1 Kronjo Tahun 2005 – 2008

3. SMA Islamic Village Tahun 2008 – 2011

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2011 – 2015

III. DATA KELUARGA

1. Ayah : H. Saidy Hardianto Ismail

2. Pekerjaan ayah : Wiraswasta

3. Ibu : Hj. Nuryani

4. Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga

(7)

vii

THE INFLUENCE OF CAREER DEVELOPMENT AND ORGANIZATIONAL COMMUNICATION ON EMPLOYEE JOB

SATISFACTION

(Case Study on PT Cogindo Daya Bersama) By : Linda Indriyani

ABSTRACT

This research aims to examine the influence of career development and organizational communication on employee job satisfaction at PT Cogindo Daya Bersama. This research uses primary data by questionnaires dissemination to employee of PT Cogindo Daya Bersama. Total population of this research is 47 employees. The sample method uses census method, which is all population become respondent. Data analysis method of this research is multiple linear regression. The result of this research indicates that career development and organizational communication individually has a significant influence to employee job satisfaction. While career development and organizational communication simultaneously have a significant influence to employee job satisfaction. Organizatonal communication has dominant influence to employee job satisfaction then career development, with Standarized Coefficients Beta value is 0,704.

Keyword: Career Development, Organizational Communication, and

(8)

viii

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus pada PT Cogindo Daya Bersama) Oleh : Linda Indriyani

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengembangan karir dan komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan yang bekerja di PT Cogindo Daya Bersama. Penelitian ini menggunakan data primer melalui penyebaran kuesioner kepada karyawan PT Cogindo Daya Bersama. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 47 orang karyawan. Metode penentuan sampel penelitian ini menggunakan sampel jenuh atau sensus, dimana seluruh populasi tersebut dijadikan responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan karir dan komunikasi organisasi masing-masing berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja. Serta secara simultan pengembangan karir dan komunikasi organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Variabel komunikasi organisasi memiliki pengaruh lebih dominan terhadap kepuasan kerja dibanding dengan pengembangan karir, dengan nilai Standarized Coefficients Beta sebesar 0,704.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna diantara makhluk ciptaan-Nya. Manusia diberikan kelebihan berupa akal pikiran, dimana akal tersebut digunakan manusia untuk berkegiatan dan melangsungkan kehidupannya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, keluarga, serta pengikutnya.

Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengembangan Karir dan Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus pada PT Cogindo Daya Bersama)” sebagai salah satu prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai kendala, akan tetapi kendala tersebut terlewati dengan adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak, antara lain :

1. Kedua orang tua penulis, bapak penulis (H. Saidy) yang selalu bekerja keras untuk selalu memenuhi kebutuhan penulis dalam proses perkuliahan serta proses penyusunan skripsi, baik berupa moril maupun materil. Ibu penulis (Hj. Nur) yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi, perhatian, dan dukungannya kepada penulis.

2. Keluarga dan saudara penulis, yang ikut serta memberikan nasehat dan doa untuk kelancaran penyusunan skripsi, terutama Abah Unus yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis disaat orang tua tidak sempat mendengarkannya.

(10)

x

4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.

5. Ibu Ir. Ela Patriana, MM, AAAIJ, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS dan Ibu Sri Hidayati, S.Ag, M.Ed,

selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah memberikan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyusun serta menyelesaikan skripsi dengan baik dan benar sesuai ketentuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu pengetahuannya, baik dalam setiap perkuliahan maupun diluar perkuliahan. Terutama bagi Bapak Suhendra, S.Ag, MM., selaku dosen Seminar SDM yang telah memberikan penjelasan tentang tahapan untuk menyusun skripsi.

8. Seluruh Staff Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, yang telah membantu penulis untuk mengurus segala keperluan yang dibutuhkan guna memenuhi syarat-syarat penyusunan skripsi.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis, Toya, Sekar, Nita, Osi, Nca, Feny, Syifa, Dewi, dan Wanti, yang sama-sama berjuang untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi, dan selalu mendukung satu sama lain dengan memberikan semangat melalui canda tawanya.

(11)

xi

11. Teman-teman Manajemen, khususnya untuk teman-teman seperjuangan diangkatan 2011, Subhan, Sarah, Tami, Bowo, Nia, Anis, Wenny, Azis, dan teman – teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu, memberikan dukungan serta bersedia untuk berbagi pengalaman dan ilmunya mengenai proses penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran agar skripsi ini dapat lebih bermanfaat dan berguna bagi berbagai pihak. Akhir kata penulis memohon maaf apabila penyusunan skripsi ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan, baik dalam penulisan maupun penggunaan bahasa yang digunakan.

Jakarta, 11 Agustus 2015

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv

Daftar Lampiran... xviii

BAB I (PENDAHULUAN)... 1

(13)

xiii

g. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengembangan Karir ... 19

2. Komunikasi Organisasi ... 22

a. Pengertian Komunikasi Organisasi ... 22

b. Arus Komunikasi dalam Organisasi ... 23

c. Fungsi Komunikasi Organisasi ... 25

d. Faktor yang Memengaruhi Komunikasi Organisasi ... 26

3. Kepuasan Kerja ... 29

a. Pengertian Kepuasan Kerja ... 29

b. Teori Kepuasan Kerja ... 30

c. Indikator Kepuasan Kerja ... 32

d. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepuasan Kerja ... 34

(14)

xiv

3. Uji Hipotesis ... 60

a. Koefisien Determinasi (R2) ... 61

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 62

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 62

Operasional Variabel Penelitian ... 63

BAB IV (ANALISIS DAN PEMBAHASAN)... 69

a. Distribusi jawaban responden pengembangan karir ... 75

b. Distribusi jawaban responden komunikasi organisasi ... 77

c. Distribusi jawaban responden kepuasan kerja ... 79

B. Analisis dan Pembahasan... 81

b. Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t) ... 92

(15)

xv

BAB V (PENUTUP) ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98

Daftar Pustaka ... 101

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

2.1. Penelitian Terdahulu ... 37

3.1. Skala Likert ... 53

3.2. Operasional Variabel Penelitian ... 65

4.1. Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 72

4.2. Deskriptif Demografi Responden ... 73

4.3. Data Karyawan yang Mengikuti Diklat ... 74

4.4. Distribusi Jawaban Responden Pengembangan Karir ... 75

4.5. Distribusi Jawaban Responden Komunikasi Organisasi ... 77

4.6. Distribusi Jawaban Responden Kepuasan Kerja... 79

4.7. Hasil Uji Validitas Pengembangan Karir ... 82

4.8. Hasil Uji Validitas Komunikasi Organisasi ... 82

4.9. Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja ... 83

4.10. Hasil Uji Reliabilitas Pengembangan Karir ... 84

4.11. Hasil Uji Reliabilitas Komunikasi Organisasi ... 84

4.12. Hasil Uji Reliabilitas Kepuasan Kerja... 85

4.13. Hasil Uji Normalitas (Kolomogrov_Smirnov) ... 88

4.14. Hasil Uji Multikolonieritas ... 89

4.15. Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 91

4.16. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ... 92

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

2.1. Kerangka Berpikir ... 47

4.1. Struktur Organisasi PT Cogindo Daya Bersama ... 71

4.2. Hasil Uji Normalitas (Histogram) ... 86

4.3. Hasil Uji Normalitas (Probability Plot) ... 87

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan Halaman

1. Surat Izin Penelitian ... 104

2. Surat Izin Penyebaran Kuesioner ... 105

3. Hasil Wawancara ... 106

4. Kuesioner ... 107

5. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Pengembangan Karir ... 111

6. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Komunikasi Organisasi ... 113

7. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kepuasan Kerja ... 115

8. Output SPSS Uji Validitas Variabel Pengembangan Karir ... 117

9. Output SPSS Uji Validitas Variabel Komunikasi Organisasi... 119

10. Output SPSS Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja ... 120

11. Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Pengembangan Karir ... 122

12. Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Komunikasi Organisasi ... 122

13. Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja ... 122

14. Output SPSS Uji Normalitas ... 122

15. Output SPSS Uji Multikolonieritas ... 124

16. Output SPSS UjiHeteroskedastisitas ... 124

17. Output SPSS UjiKoefisien Determinasi (R2) ... 124

18. Output SPSS Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji t) ... 125

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki era globalisasi, persaingan dalam bisnis berkembang sangat

pesat. Begitu pula dengan kemajuan teknologi yang meningkat. Kemajuan

teknologi dan bisnis memiliki keterkaitan, dimana bisnis dapat memanfaatkan

teknologi. Penggunaan teknologi dalam bisnis, salah satunya untuk

melakukan bisnis secara elektronik atau e-commerce. Bisnis berbasis

elektronik ini memberikan dampak positif bagi para pelaku bisnis dan pemilik

perusahaan, yaitu untuk menunjang kegiatan bisnis agar lebih efektif dan

efisien. Bisnis secara elektronik tidak terlepas dari kebutuhan akan adanya

aliran listrik, yang dimana berguna untuk memberikan daya pada alat bantu

yang digunakan, misalnya komputer. Sementara pada dasarnya sebagian

besar peralatan yang digunakan dalam perusahaan, baik untuk kegiatan

pekerjaan maupun bisnis adalah alat elektronik yang memerlukan sumber

daya listrik.

PT Cogindo Daya Bersama adalah salah satu perusahaan listrik yang

membantu PT PLN dalam menciptakan sumber daya listrik. Perusahaan

tersebut bergerak dalam bidang operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik

dan suplai energi listrik. Pada kegiatan usahanya, PT Cogindo Daya Bersama

memerlukan sumber daya manusia sebagai sumber daya yang sangat

(20)

2 sumber daya manusia sangat penting untuk diperhatikan oleh organisasi yang

memiliki kapasitas besar. Karyawan merupakan sumber daya manusia yang

memberikan kontribusi yang dominan, baik berupa tenaga, waktu, maupun

pikirannya. Sikap kerja karyawan yang positif akan memberikan dampak

positif pula bagi perusahaan. Dengan demikian, sikap kerja memiliki korelasi

yang erat dengan kepuasan kerja. Untuk itu manajer haraus mampu

memberikan dan menciptakan kepuasan kerja.

Berdasarkan wawancara pra penelitian kepada HRD PT Cogindo Daya

Bersama, diperoleh data bahwa karyawan merasa kurang puas. Fakta ini

dapat dilihat dari :

1. Jenjang karir yang kurang jelas.

2. Komunikasi yang kurang lancar.

Sistem pengembangan karir yang kurang jelas adalah salah satu masalah

yang dikeluhkan oleh sebagian karyawan. Hal tersebut dikarenakan program

khusus pengembangan karir pada PT Cogindo Daya Bersama masih dalam

tahap penyusunan. Adapun kesempatan bagi karyawan untuk meningkatkan

karirnya, yaitu melalui proses promosi yang dilakukan pemimpin perusahaan

kepada karyawan yang dianggap dapat menempati posisi yang sedang

dibutuhkan. Promosi dilakukan kepada karyawan yang sudah direkomendasi

oleh atasan yang bersangkutan. Secara kebijakan, perusahaan sedang

merumuskan promosi karyawan berdasarkan kompetensi dan kinerja

karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya kepada

(21)

3 karyawan. Hal tersebut menimbulkan gap antara HRD dan karyawan. Sebagai

contoh karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SMA merasa kurang

diberi kesempatan untuk promosi, walaupun mereka sudah bekerja lebih dari

3 tahun dan memiliki kompetensi yang mumpuni. Sehingga mereka

beranggapan bahwa kemungkinan promosi untuk karyawan lulusan SMA

relatif lebih kecil dibanding dengan lulusan yang tingkatnya lebih tinggi.

Fakta lain yang peneliti peroleh dari hasil wawancara kepada HRD

adalah masalah komunikasi yang kurang lancar. Penyampaian informasi pada

PT Cogindo Daya Bersama oleh karyawan dirasakan kurang merata,

akibatnya beberapa karyawan kurang memperoleh informasi yang utuh (baik

dan benar). Sebagai contoh informasi tentang training untuk meningkatkan

kompetensi karyawan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Mereka tidak

mengetahui secara jelas tentang persayaratan dan ketentuan untuk dapat

mengikuti training tersebut. Idealnya syarat dan ketentuan mengikuti training

kompetensi diumumkan di majalah dinding atau papan pengumuman, selain

itu pimpinan hendaknya aktif dalam mengingatkan karyawan akan

pentingnya training kompetensi untuk menunjang pengembangan karir

mereka.

Dari kedua fenomena tersebut, yaitu berupa kurang jelasnya

pengembangan karir dan kurang lancarnya komunikasi organisasi,

mengakibatkan kepuasan kerja karyawan menjadi kurang optimal. Rendahnya

kepuasan kerja pada PT Cogindo Daya Bersama dapat dilihat dari fenomena

(22)

4

 Gaji yang dirasa kurang memenuhi standar.

 Kesempatan berkarir yang kurang jelas.

 Hubungan kerja yang kurang harmonis, baik antar karyawan

maupun karyawan dengan atasan.

 Penempatan kerja yang belum sesuai dengan latar belakang

pendidikan.

 Jalinan koordinasi antar divisi di perusahaan belum terjalin

dengan baik.

 Mutu pengawasan yang dilakukan oleh atasan kurang optimal.

Faktanya pada PT Cogindo Daya Bersama tingkat kepuasan kerja

karyawannya relatif kecil, fakta tersebut dibuktikan dengan adanya turn over

yang terjadi pada PT Cogindo Daya Bersama. Kemudian didukung dengan

adanya alasan para karyawan yang melatarbelakangi mereka untuk

mengundurkan diri dari perusahaan, yaitu dengan alasan mendapatkan

pekerjaan lain di luar perusahaan, disamping alasan habis kontrak. Sehingga

dapat dikatakan karyawan merasa kurang puas untuk berkarir pada PT

Cogindo Daya Bersama, dan lebih memilih untuk berkarir pada perusahaan

lainnya. Data turn over yang terjadi pada PT Cogindo Daya Bersama dalam kurun waktu 3 tahun (2013 s/d 2015), menunujukkan bahwa rendahnya

kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan PT Cogindo Daya Bersama, hal

tersebut diakibatkan karena dalam waktu 3 tahun tersebut terdapat beberapa

(23)

5 2013 s/d 2015, turn over yang tinggi terjadi pada tahun 2014, dimana 15

orang karyawan keluar dari PT Cogindo Daya Bersama.

Secara konseptual pada dasarnya karyawan dalam bekerja memiliki

harapan yang besar terhadap perusahaan, sebagai tempat dimana mereka

bekerja. Perusahaan sebaiknya dapat memenuhi harapan maupun kebutuhan

para karyawannya, karena pemenuhan tersebut dapat memengaruhi kepuasan

kerja karyawan yang akan berdampak bagi sikap kerja karyawan dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Sikap kerja yang baik

memberikan dampak positif bagi produktivitas perusahaan, dan hal tersebut

akan sangat menguntungkan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan

perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Perusahaan yang dapat

memenuhi harapan dan kebutuhan karyawannya, kemungkinan akan terhindar

dari turn over. Hal tersebut dikarenakan turn over adalah salah satu indikator yang menunjukkan kepuasan kerja yang dirasakan karyawan, sesuai dengan

pendapat Keith Davis (dalam Mangkunegara, 2011:117), yang menyatakan

bahwa indikator kepuasan kerja adalah, turn over, absensi, umur, tingkat

pekerjaan, dan ukuran organisasi.

Salah satu harapan karyawan adalah mendapatkan imbalan sebagai balas

jasa atas kontribusi mereka terhadap perusahaan. Imbalan berupa gaji

merupakan salah satu balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada

karyawannya, akan tetapi karyawan memiliki harapan untuk mendapatkan

imbalan lainnya, yaitu seperti mendapatkan karir yang lebih baik dari

(24)

6 (2013:134), yang menyatakan bahwa “setiap individu yang bekerja pada

suatu perusahaan akan memiliki harapan-harapan sebagai balas jasa atas

pengorbanan ataupun prestasinya yang disumbangkan kepada organisasi.

Salah satu harapannya adalah meraih posisi atau kedudukan yang lebih baik

dari sebelumnya”. Untuk mendapatkan karir yang lebih baik, seorang

individu memerlukan pengembangan karir dalam bekerja. Pengembangan

karir berasal dari usaha karyawan tersebut untuk mencapai karir yang

diinginkan dengan dibantu dan didukung oleh departemen sumber daya

manusia, sebagai bagian yang berfungsi untuk memelihara dan

memberdayakan karyawan dalam suatu perusahaan.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan karyawan dapat dilakukan

dengan cara menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, karena lingkungan

kerja bisa secara langsung memengaruhi sikap kerja karyawan. Penciptaan

lingkungan kerja yang baik bagi karyawan dapat dilakukan dengan

menciptakan dan mendayakan komunikasi dalam organisasi, baik komunikasi

karyawan dengan karyawan maupun karyawan dengan pemimpin dalam suatu

organisasi atau perusahaan. Komunikasi dianggap sangat penting dalam

perusahaan karena komunikasi berfungsi untuk menyampaikan dan

menyelaraskan informasi yang diterima oleh seluruh individu karyawan

dalam organisasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Stephen P. Robbins

(2015:223) yang menyatakan bahwa komunikasi adalah perpindahan dan

(25)

7 memanfaatkannya sebagai alat untuk memotivasi bawahannya, sehingga akan

tercipta hubungan yang harmonis antar atasan dengan para karyawannya.

Berdasarkan fakta dan permasalahan yang telah peneliti uraikan, maka

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut “PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PT COGINDO DAYA BERSAMA)”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

masalah yang dapat dirumuskan adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh pengembangan karir secara parsial terhadap

kepuasan kerja karyawan PT Cogindo Daya Bersama?

2. Apakah terdapat pengaruh komunikasi organisasi secara parsial terhadap

kepuasan kerja karyawan PT Cogindo Daya Bersama?

3. Apakah terdapat pengaruh pengembangan karir, dan komunikasi

organisasi secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan PT

(26)

8

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengembangan karir

terhadap kepuasan kerja karyawan PT Cogindo Daya Bersama.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi organisasi

terhadap kepuasan kerja karyawan PT Cogindo Daya Bersama.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengembangan karir dan

komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan PT Cogindo

Daya Bersama.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu sebagai

berikut :

1. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan bila

dikemudian hari peneliti memasuki dan menggeluti dunia kerja, terutama

tentang bagaimana mengelola sumber daya manusia dengan baik secara

efektif dan efisien.

2. Bagi Akademisi

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi sumber referensi

tambahan bagi yang membutuhkan, terutama bagi yang akan melakukan

penelitian selanjutnya mengenai pengembangan karir, komunikasi

(27)

9 3. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam

mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan pemberdayaan

sumber daya manusia, khususnya dalam meningkatkan kepuasan kerja

(28)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengembangan Karir

a. Pengertian Pengembangan Karir

Pengembangan karir berasal dari dua suku kata, yaitu

pengembangan dan karir. Karir adalah suatu proses seseorang selama

bekerja; ada cara dan jalur untuk mengembangkannya. Karir

merupakan bagian dari perjalanan dan tujuan hidup seseorang. Setiap

orang berhak dan berkewajiban untuk sukses mencapai karir yang

lebih baik (Moeheriono, 2012 : 315). Kemudian menurut Veithzal

Rivai (2009 : 264) karir terdiri dari semua pekerjaan yang ada selama

seseorang bekerja, atau dapat pula dikatakan bahwa karir adalah

seluruh jabatan yang diduduki seseorang dalam kehidupan kerjanya.

Sedangkan pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan

kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai

dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan

latihan (Hasibuan, 2012 : 69).

Pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja

individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan.

Kinerja, pengalaman, pendidikan, dan kadang-kadang keberuntungan

(29)

11 pengembangan karir merupakan tindakan seseorang karyawan untuk

mencapai rencana karirnya. Tindakan ini bisa disponsori oleh

departemen SDM, manajer atau pihak lain (Veithzal Rivai, 2009 :

274).

Kemudian menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2011:77),

pengembangan karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu

pegawai-pegawai merencanakan karir masa depan mereka di

perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat

mengembangkan diri secara maksimum.

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan

bahwa pengembangan karir adalah kegiatan usaha seorang karyawan

dalam mencapai karir yang dinginkannya pada suatu perusahaan.

b. Jalur Pengembangan Karir

Jalur pengembangan karir menurut Moeheriono (2012:322), yaitu

meliputi :

1) Enrichment, yaitu pengembangan dan peningkatan melalui

pemberian tugas atau assignment secara khusus.

2) Lateral, yaitu pengembangan kearah samping sesuatu pekerjaan

yang lain yang mungkin lebih cocok dengan keterampilannya

dan memberi pengalaman yang lebih luas, tantangan baru, serta

(30)

12

3) Vertical, yaitu pengembangan kearah atas pada posisi yang

mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar

dibidang keahlian khusus atau keahlian khusus baru.

4) Relocation, yaitu perpindahan secara fisik ke unit organisasi lain

atau ke tempat yang dapat melengkapi kesempatan pertumbuhan

dan pengingkatan keinginan dan kemampuan karyawan untuk

tetap pada pekerjaan yang sama.

5) Exploration, yaitu menjelajah ke arah yang lebih luas lagi

kepada pilihan karir di dalam unit organisasi maupun di luar unit

organisasi untuk mencari dan mengumpulkan informasi

sehingga dapat menjawab pertanyaan dan membuat suatu

keputusan tentang potensi karir yang akan dipilih.

6) Realignment, yaitu pergerakan kearah bawah yang mungkin

dapat merefleksikan sesuatu peralihan atau pertukaran prioritas

pekerjaan bagi karyawan untuk mengurangi resiko, tanggung

jawab dan stress, menempatkan posisi karyawan tersebut kea rah

yang lebih cepat yang sekaligus sebagai kesempatan atau

(31)

13

c. Metode Pengembangan Karir

Adapun metode-metode pengembangan karir yang dikemukakan

oleh Hasibuan (2012 : 76), yaitu :

1) Metode Latihan atau Training

a) On the job, para peserta latihan langsung bekerja di tempat

untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan di bawah

bimbingan pengawas. Metode ini terdapat dua cara, yaitu

cara informal dan formal.

b) Vestibule, adalah metode latihan yang dilakukan di dalam

kelas atau tempat yang biasanya diselenggarakan dalam suatu

perusahaan industri untuk memperkenalkan pekerjaan kepada

karyawan baru dan melatih mereka untuk mengerjakan

pekerjaan tersebut.

c) Demonstration and example, adalah metode latihan yang

dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana

cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan melalui

contoh-contoh atau percobaan yang didemonstrasikan.

d) Simulation, merupakan situasi yang ditampilkan semirip

mungkin dengan situasi yang sebenarnya tapi hanya

merupakan tiruan saja.

e) Apprenticeship, metode ini adalah salah satu cara untuk

(32)

14 karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek

dari pekerjaannya.

f) Classroom methods, metode pertemuan dalam kelas meliputi

lecture (pengajaran), conference (rapat), programmed

instruction, metode studi kasus, role playing, metode diskusi,

dan metode seminar.

2) Metode Pendidikan

a) Training methods, merupakan metode latihan di dalam kelas

yang juga dapat digunakan sebagai metode pendidikan,

karena manajer adalah juga karyawan.

b) Under study, adalah teknik pengembangan yang dilakukan

dengan praktek langsung bagi seseorang yang dipersiapkan

untuk menggantikan jabatan atasannya.

c) Job rotation and planned progression, job rotation adalah

teknik pengembangan yang dilakukan dengan cara

memindahkan peserta dari suatu jabatan ke jabatan lainnya

secara periodik untuk menambah keahlian dan kecakapannya

pada setiap jabatan.

Teknik pelaksanaan planned progression sama dengan job

rotation. Letak perbedaannya adalah setiap pemindahan tidak

diikuti dengan kenaikkan pangkat dan gaji, tetapi tugas serta

(33)

15

d) Coaching and counseling, coaching adalah suatu metode

pendidikan dengan carra atasan mengajarkan keahlian dan

keterampilan kerja kepada bawahannya. Sedangkan

counseling adalah suatu cara pendidikan dengan melakukan

diskusi antara pekerja dan manajer mengenai hal-hal yang

sifatnya pribadi, seperti keinginannya, ketakutannya, dan

aspirasinya.

e) Junior board of excecutive or multiple management,

merupakan suatu komite penashiat tetap yang terdiri dari

calon-calon manajer yang ikut memikirkan atau memecahkan

masalah-masalah perusahaan untuk kemudian

direkomendasikan kepada manajer lini.

f) Committee assignment, yaitu komite yang dibentuk untuk

menyelidiki, mempertimbangkan, menganalisis, dan

melaporkan suatu masalah kepada pemimpin.

g) Business games, adalah pengembangan yang dilakukkan

dengan diadu untuk bersaing memecahkan masalah tertentu.

h) Sensitivity training, dimaksudkan untuk membantu para

karyawan agar lebih mengerti tentang diri sendiri,

menciptakan pengertian yang lebih mendalam di antara para

karyawan, dan mengembangkan keahlian setiap karyawan

(34)

16

i) Other development method, metode lain ini digunakan untuk

tujuan pendidikan terhadap manajer.

d. Keterkaitan Pelatihan dan Pendidikan

Menurut Edy Sutrisno (2009:70), menyatakan bahwa

pengembangan karir merupakan proses peningkatan kualitas sumber

daya manusia melalui program-program pelatihan dan pendidikan.

1) Pendidikan, merupakan sebagai landasan untuk mempersiapkan,

membina, dan mengembangankan kemampuan sumber daya

manusia yang sangat menentukan dalam keberhasilan

pembangunan di masa yang akan datang.

2) Pelatihan, merupakan sebuah proses untuk mengingkatkan

kompetensi karyawan. Melalui pelatihan, membantu karyawan

dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya,

guna meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan sikap yang

diperlukan oleh organisasi dalam usaha mencapai tujuan.

e. Tujuan Pengembangan Karir

Tujuan pengembangan karir dalam Anwar Prabu Mangkunegara

(2011:77), yaitu antara lain:

1) Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan.

(35)

17 kemudian menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini

berarti tujuan perusahaan dan tujuan individu tercapai.

2) Menunjukan hubungan kesejahteraan pegawai. Perusahaan

merencanakan karir pegawai dengan meningkatkan

kesejahteraannya, agar pegawai lebih tinggi loyalitasnya.

3) Membantu pegawai menyadari kemampuan potensi mereka.

Pengembangan karir membantu menyadarkan pegawai akan

kemampuannya untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai

dengan potensi dan keahliannya.

4) Memperkuat hubungan antara pegawai dengan perusahaan.

Pengembangan karir akan memperkuat hubungan dan sikap

pegawai terhadap perusahaannya.

5) Membuktikan tanggung jawab sosial. Pengembangan karir

merupakan suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif dan

pegawai menjadi bermental sehat.

6) Membantu memperkuat pelaksanaan program-program

perusahaan. Pengembangan karir membantu program-program

perusahaan lainnya agar tujuan perusahaan tercapai.\

7) Mengurangi turn over dan biaya kepegawaian. Pengembangan

karir dapat menjadikan turn over rendah dan begitu pula biaya

(36)

18 8) Mengurangi keusangan profesi dan manajerial. Pengembangan

karir dapat menghindarkan dari keusangan dan kebosanan profesi

dan manajerial.

9) Menggiatkan analisis dari keseluruhan pegawai. Perencanaan

karir dimaksudkan mengintegrasikan perencanaan kerja dan

kepegawaian.

10) Menggiatkan suatu pemikiran jarak waktu yang panjang.

Pengembangan karir berhubungan dengan jarak waktu yang

panjang. Hal ini karena penempatan suatu posisi jabatan

memerlukan persyaratan dan kualifikasi yang sesuai dengan

porsinya.

f. Peran Organisasi dan Pimpinan dalam Pengembangan Karir

Menurut Veithzal Rivai (2009:279), pengembangan karir seorang

karyawan tidak hanya tergantung pada usaha karyawan tersebut, tetapi

juga tergantung pada peranan dan bimbingan manajer serta

departemen SDM, terutama di dalam penyediaan informasi tentang

karir yang ada. Departemen SDM membantu pengembangan karir

karyawan melalui program pelatihan dan pengembangan karyawan.

untuk karyawan yang bekerja pada perusahaan global, pengembangan

karirnya sangat bergantung pada pengalaman internasional yang

(37)

19 menyediakan kursus bahasa, serta pendidikan budaya negara-negara

asing secara intensif.

Upaya-upaya departemen SDM untuk memeberikan dukungan

pengembangan karir para karyawan harus didukung oleh pimpinan

tingkat atas (top manager) dan juga para pimpinan tingkat menengah.

Hal tersebut dikarekanakan tanpa adanya dukungan mereka di semua

lini, maka pengembangan karir karyawan tidak akan berlangsung

dengan baik. Dukungan pimpinan di dalam pengembangan karir

sangat bervariasi, yaitu seperti manajer terlibat di dalam perencanaan

karir karyawan berkaitan dengan tujuan perusahaan.

g. Faktor – faktor yang Memengaruhi Pengembangan Karir

Faktor-faktor yang memengaruhi perngembangan karir terdiri dari

dua hal, yaitu faktor pendukung dan faktor yang penghambat. Untuk

mengetahui faktor pendukung dan penghambat pengembangan karir,

sepengetahuan peneliti sampai saat ini belum ada ahli yang membahas

secara khusus. Namun berdasarkan hasil studi literatur dalam

beberapa referensi yang peneliti gunakan (Veithzal Rivai, 2009:274

dan Sondang P. Siagian, 2006:215), dapat disimpulkan bahwa faktor

(38)

20 1) Faktor Pendukung

a) Prestasi kerja, merupakan faktor palaing penting untuk

meningkatkan dan mengembangkan karir. Hal tersebut

dikarenakan tanpa prestasi kerja yang memuaskan, sulit bagi

seorang karyawan untuk diusulkan oleh atasannya agar

dipertimbangkan untuk dipromosikan ke jabatan yang lebih

tinggi.

b) Pengenalan oleh pihak lain, pimpinan adalah pihak lain yang

berpengaruh dalam pengembangan karir. Tanpa pengenalan

oleh pihak lain, maka karyawan yang baik tidak akan

mendapatkan peluang yang diperlukan guna mencapai tujuan

mereka. Pimpinan atau manajer memperoleh pengenalan ini

terutama melalui kinerja da prestasi karyawan yang berasal

dari, misalnya laporan tertulis, presentasi lisan, jam kerja

yang dihabiskan ataupun jam lembur.

c) Dukungan bagian kepegawaian, membantu karyawan dalam

pengembangan karir masing-masing yang pada gilirannya

menumbuhkan loyalitas karena merasa dibantu oleh

organisasi untuk meraih kemajuan dalam karirnya yang

biasanya mengurangi keinginan pindah tempat pekerjaan lain.

Bnatuan tersebut berupa dukungan manajer melalui bagian

kepegawaian dengan memberikan program pendidikan dan

(39)

21 d) Peluang untuk tumbuh, karyawan hendaknya diberikan

kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya misalnya

melalui pelatihan-pelatihan, kursus, dan juga melanjutkan

jenjang pendidikannya. Hal ini memberikan kesempatan

kepada karyawan untuk tumbuh dan berkembang sesuai

dengan rencana karirnya.

2) Faktor Penghambat

a) Pengunduran diri, apabila perusahaan tempat seorang

karyawan bekerja tidak memberikan kesempatan berkarir

yang banyak dan ternyata di luar perusahaan terbuka

kesempatan yang cukup besar untuk berkarir, karyawan

tersebut akan mengundurkan diri.

b) Loyalitas pada organisasi, pada sejumlah perusahaan seorang

karyawan lebih menempatkan loyalitas karir di atas loyalitas

perusahaan. Di satu pihak karyawan tersebut harus

membuktikan loyaitas terhadap perusahaannya, sedangkan di

pihak lain karyawan tidak bisa menolak apabila terdapat karir

di perusahaan lain yang kemungkinan lebih menjanjikan.

c) Motivasi diri, diperlukan dorongan dalam diri berupa niat dan

kemauan tinggi untuk mencapai karir yang diinginkan.

Meskipun bagian manajemen sumber daya manusia dapat

mendukung dan turut berperan penting dalam kegiatan

(40)

22 jawab adalah karyawan itu sendiri karena karyawan

tersebutlah yang lebih memiliki kepentingan dalam

pengembangan karir.

d) Kondisi organisasi, kondisi perusahaan yang kurang

kondusif, misalnya terjadi defisit dalam keuangannya akan

berpengaruh bagi karir karyawan. Kemungkinan terburuk

akan terjadi pemutusan hubungan kerja pada karyawan.

2. Komunikasi Organisasi

a. Pengertian komunikasi organisasi

Pada dasarnya komunikasi organisasi terdiri dari dua kata yaitu

komunikasi dan organisasi, yang dimana dua kata ini memiliki arti

masing-masing. Komunikasi adalah pertukaran antar pribadi

mengenai informasi dan pengertian (Robert Kreitner dan Angelo

Kinicki, 2014:134). Kemudian menurut Stephen P. Robbins

(2015:223) komunikasi adalah perpindahan dan pemahaman arti dari

suatu informasi. Sedangkan organisasi memiliki arti sebagai suatu

sistem perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang bekerja

sama untuk mencapai tujuan tertentu (Hasibuan, 2012:5).

Komunikasi organisasi menurut Katz dan Kahn (Arni Muhammad,

2007 : 65) komunikasi organisasi adalah arus informasi, pertukaran

informasi, dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Sedangkan

(41)

23 pengiriman dan penerimaan pesan baik dalam organisasi di dalam

kelompok formal maupun kelompok informal organisasi.

Dari berbagai penjelasan mengenai pengertian komunikasi

organisasi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah

proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih dalam suatu

organisasi, baik melalui lisan maupun tulisan.

b. Arus Komusikasi dalam Organisasi

Stephen P. Robbin dan Timothy A. Judge (2015:225)

mengemukakan bahwa, komunikasi organisasi dibagi menjadi dua

yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal:

1) Komunikasi Formal

Adalah saluran komunikasi yang ditetapkan oleh organisasi

untuk mengirimkan pesan-pesan yang terkait dengan aktivitas

profesional dan para anggota. Komunikasi formal mengacu pada

komunikasi yang terjadi dalam pengaturan kerja organisasi yang

ditentukan. Sebagai contoh, ketika seorang manajer meminta

karyawan untuk menyelesaikan tugas. Dan ketika seorang

karyawan berkomunikasi masalah dengan manajernya.

Arah aliran komunikasi formal:

a) Downward Communication (komunikasi ke bawah) adalah

(42)

24 digunakan manajer untuk menginformasikan, langsung,

koordinasi, dan mengevaluasi karyawan.

b) Upward Communication (komunikasi ke atas) adalah

komunikasi yang mengalir dari karyawan untuk manajer. Ini

membuat manajer menyadari bagaimana perasaan karyawan

tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi

pada umumnya. Manajer juga mengandalkan komunikasi ke

atas untuk ide-ide tentang bagaimana hal-hal dapat

ditingkatkan. Beberapa contoh komunikasi ke atas termasuk

laporan kinerja disiapkan oleh karyawan, kotak saran, survei

sikap karyawan, prosedur pengaduan, dan diskusi

manajer-karyawan.

c) Lateral Communication (komunikasi lateral) adalah

komunikasi yang terjadi antara karyawan pada tingkat

organisasi yang sama. Dalam lingkungan yang dinamis saat

ini, komunikasi horisontal sering diperlukan untuk

menghemat waktu dan memudahkan koordinasi.

d) Diagonal Communication (komunikasi diagonal) adalah

komunikasi yang melintasi kedua wilayah kerja dan tingkat

organisasi. Komunikasi diagonal memiliki manfaat bagi

organisasi, dimana dengan komunikasi diagonal lebih efisien

dan cepat. Misalnya seorang analis kredit yang

(43)

25 pelanggan, tanpa memerhatikan departemen yang berbeda

dan tingkat organisasi yang berbeda.

2) Komunikasi Informal

Adalah saluran komunikasi yang diciptakan secara spontan

dan berkembang sebagai tanggapan atas pilihan-pilihan individu.

komunikasi organisasi tidak berdasarkan pada struktur hirarki

organisasi. Misalnya, ketika karyawan berbicara satu sama lain di

ruang makan siang. Sistem komunikasi informal memiliki dua

tujuan dalam organisasi:

a) Hal ini memungkinkan karyawan untuk memenuhi kebutuhan

mereka untuk interaksi khusus.

b) Hal ini dapat meningkatkan kinerja organisasi dengan

menciptakan alternatif, dan sering lebih cepat dan lebih

efisien, saluran komunikasi.

c. Fungsi Komunikasi Organisasi

Dalam organisasi terdapat empat fungsi dari komunikasi (Suwatno,

2013: 276), yaitu :

1) Komunikasi berfungsi sebagai pengendali prilaku anggota. Fungsi

ini berjalan jika karyawan diwajibkan untuk menyampaikan

keluhan terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban karyawan

(44)

26 2) Komunikasi berfungsi untuk membangkitkan motivasi karyawan.

Fungsi ini berjalan ketika manajer ingin meningkatkan kinerja

karyawan, misalnya manajer menjelaskan atau menginformasikan

seberapa baik karyawan telah bekerja dan dengan cara bagaimana

karyawan dapat meningkatkan kinerjanya.

3) Komunikasi juga berperan sebagai pengungkapan emosi. Fungsi

ini berperan ketika kelompok kerja karyawan menjadi sumber

pertama dalam interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam

kelompok ini merupakan mekanisme fundamental dimana

masing-masing anggota dapat menunjukkan kekecewaan ataupun rasa puas

mereka.

4) Komunikasi berfungsi pertimbangan dalam pengambilan

keputusan. Dimana komunikasi memberikan informasi yang

diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan

dengan penyajian data guna mengenali dan menilai berbagi

alternatif keputusan.

d. Faktor yang Memengaruhi Komunikasi Organisasi

Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi organisasi terdiri dari

dua hal, yaitu faktor pendukung dan faktor yang penghambat.

1) Faktor Pendukung

Untuk mengetahui faktor pendukung komunikasi

(45)

27 yang membahas secara khusus. Namun berdasarkan hasil studi

literatur dalam beberapa referensi yang peneliti gunakan (Onong

Uchjana Effendy, 2008:6, Sondang P. Siagian, 2006:311, dan

Anwar P. Mangkunegara, 2011:150), dapat disimpulkan bahwa

faktor pendukung komunikasi organisasi adalah:

a) Media komunikasi, sarana atau saluran yang mendukung

penyampaian informasi apabila komunikasi yang terjadi

memiliki jarak yang cukup jauh atau banyaknya jumlah

informasi yang disampaikan.

b) Etika komunikasi, pemberi informasi memiliki kemampuan

untuk menyampaikan informasi secara jelas, tenang, dan

memahami makna dari informasi yang akan disampaikannya.

c) Penggunaan bahasa dan istilah, bahasa adalah faktor penting

dalam penyampaian informasi. Gaya bahasa yang digunakan

harus dapat dipahami dengan mudah bagi penerima

informasi, kemudian penempatan istilah harus sesuai dengan

informasi yang akan dikomunikasikan.

d) Penguasaan pengetahuan, para pelaku komunikasi yang

memiliki pengetahuan yang luas akan lebih mudah

menginterprestasikan makna dari informasi yang akan

(46)

28 2) Faktor Penghambat

Stephen P. Robbin mengemukakan pendapatnya mengenai

faktor penghambat komunikasi dalam organisasi, yaitu sebagai

berikut:

a) Penyaringan, suatu manipulasi informasi dari pengirim

sehingga akan terlihat lebih menyenangkan bagi

penerimanya.

b) Pemilihan persepsi, merupakan hal penting sebab para

penerima dalam proses komunikasi melihat dan mendengar

secara selektif berdasarkan pada kebutuhan mereka, motivasi,

pengalaman, latar belakang, dan karakteristik personal

lainnya.

c) Informasi yang berlebihan, suatu kondisi dimana informasi

yang mengalir masuk melebihi kapasitas pemrosesan dari

seorang individu.

d) Emosi, suatu kondisi dimana terjadinya seorang penyampai

informasi rentan untuk mengabaikan rasional dan berganti

dengan penilaian secara emosional.

e) Kekhawatiran komunikasi, kondisi dimana terjadinya

ketegangan dan kecemasan yang tidak semestinya dalam

komunikasi secara lisan, tertulis, atau kedua-duanya.

f) Berbohong, merupakan kesalahan penyajian atas informasi

(47)

29

3. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan yang mendukung atau

tidak mendukung diri pegawai yang berhubungan dengan

pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya (Anwar Prabu

Mangkunegara, 2011:117). Sedangkan menurut Veithzal Rivai

(2009:856) dalam bukunya menyatakan bahwa kepuasan kerja

merupakan evaluasi yang menggambarkan sesorang atas perasaan

sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam

bekerja.

Kemudian Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2009:113)

menyatakan bahwa “job satisfaction describes a positive feeling about

a job, resulting from an evaluation of its characteristics. A person with a high level of job satisfaction holds positive feeling about his or

her job, while a dissatisfied person holds negative feeling”. Dari

penjelasan tersebut, kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang

individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan

kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan itu,

sedangkan sesorang yang tak puas dengan pekerjaannya menunjukkan

sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu.

Dapat diambil kesimpulan dari beberapa pendapat yang telah

diuraikan mengenai kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah suatu

(48)

30 di suatu perasaan, yang menunjukan rasa puas ataupun tidak puas

dalam menyelesaikan pekerjaannya.

b. Teori Kepuasan Kerja

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2011:120) terdapat

teori-teori mengenai kepuasan kerja, yaitu :

1) Teori Keseimbangan (Equity Theory)

Menurut teori ini, puas tidak puasnya pegawai merupakan

hasil dari membandingkan antara input – outcome dirinya dengan

perbandingan input – outcome pegawai lain (comparison person).

Input adalah semua nilai yang diterima pegawai yang dapat

menunjang pelaksanaan kerja, misalnya pendidikan, pengalaman

kerja, dan lain sebagainya. Sedangkan outcome adalah nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai. Jadi, jika perbandingan tersebut

dirasakan seimbang maka pegawai tersebut akan merasa puas.

2) Teori Perbedaan (Discrepancy Theory)

Menurut teori ini bahwa kepuasan kerja pegawai

bergantung pada perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang

diharapkan oleh pegawai. Apabila yang didapat pegawai ternyata

lebih besar daripada apa yang diharapkan, maka pegawai tersebut

menjadi puas. Sebaliknya, apabila yang didapat pegawai lebih

rendah daripada yang diharapkan, akan menyebabkan pegawai

(49)

31 3) Teori Pemenuhuan Kebutuhan (Need Fulfillment Theory)

Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bergantung pada

terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pegawai. Pegawai akan merasa

puas apabila ia mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Makin

besar kebutuhan pegawai terpenuhi, makin puas pula pegawai

tersebut. Begitu pula sebaliknya apabila kebutuhan pegawai tidak

terpenuhi, pegawai itu akan merasa tidak puas.

4) Teori Pandangan Kelompok (Social Reference Group Theory)

Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bukanlah

bergantung pada pemenuhan kebutuhan saja, tetapi sangat

bergantung pada pandangan dan pendapat kelompok yang oleh

para pegawai dianggap sebagai kelompok acuan. Kelompok

acuan tersebut oleh pegawai dijadikan tolak ukur untuk menilai

dirinya maupun lingkungannya. Jadi, pegwawai akan merasa puas

apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang

diharapkan oleh kelompok acuan.

5) Teori Dua Faktor (Two Factor Theory)

Menurut teori ini, terdapat dua faktor yang dapat

menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas seorang

karyawan. faktor tersebut yaitu faktor pemeliharaan dan faktor

pemotivasian. Faktor pemeliharaan disebut pula dissatisfiers,

yang meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas

(50)

32 kondisi kerja, dan status. Sedangkan faktor pemotivasian disebut

pula satisfier, yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kesempatan berkembang, dan tanggung jawab.

6) Teori Pengharapan (Exceptancy Theory)

Pengharapan merupakan kekuatan keyakinan pada suatu

perlakuan yang diikuti dengan hasil khusus. Hal ini

menggambarkan bahwa keputusan pegawai yang memungkinkan

mencapai suatu hasil dapat menunutun hasil lainnya. Pengharapan

merupakan suatu aksi yang berhubungan dengan hasil, dari range

0-1. Jika pegawai merasa tidak mungkin mendapatkan hasil maka

harapannya adalah 0. Jika aksinya berhubungan dengan hasil

tertentu maka harapannya bernilai 1. Harapan pegawai secara

normal adalah di antara 0-1.

c. Indikator Kepuasan Kerja

Anwar Prabu Mangkunegara (2001:117) menyatakan bahwa

kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti turn

over, tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi

perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Keith Davis

(1985:99) yang mengemukakan bahwa “Job satisfaction is related to

a number of major employee variables, such as turn over, absence,

age, occupation, and size of organization in which an employee

(51)

33

1) Turn Over

Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turn over pegawai yang rendah. Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang

puas biasanya turn overnya lebih tinggi. 2) Tingkat Ketidakhadiran (absen) Kerja

Pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung tingkat

ketidakhadirannya tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan

alasan yang tidak logis dan subjektif.

3) Umur

Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas

daripada pegawai yang berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan

bahwa pegawai yang lebih tua lebih berpengalaman

menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan

pegawai usia muda biasanya mempunyai harapan yang ideal

tentang dunia kerjanya, sehingga apabila antara harapannya

dengan realita kerja terdapat kesenjangan atau ketidakseimbangan

dapat menyebabkan mereka menjadi tidak puas.

4) Tingkat Kepuasan

Pegawai-pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang

lebih tinggi cenderung lebih puas daripada pegawai yang

menduduki tingkat pekerjaan yang lebih rendah.

(52)

34 kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan

ide-ide serta kreatif dalam bekerja.

5) Ukuran Organisasi Perusahaan

Ukuran organisasi perusahaan dapat memengaruhi

kepuasan pegawai. Hal ini karena besar kecil suatu perusahaan

berhubungan pula dengan koordinasi, komunikasi, dan partisipasi

pegawai.

d. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepuasan Kerja

Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi organisasi terdiri dari

dua hal, yaitu faktor pendukung dan faktor yang penghambat.

1) Faktor Pendukung

Menurut Brown dan Ghiseli (Edy Sutrisno, 2009:79),

kepuasan kerja dapat didukung oleh beberapa faktor dibawah ini:

a) Jabatan, umumnya sesorang yang bekerja pada pekerjaan

yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada mereka

yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah.

b) Pangkat, pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan

tingkat atau golongan, sehingga pekerjaan tersebut

memberikan jabatan tertentu pada orang yang melakukannya.

Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan

(53)

35 jabatan yang baru itu akan mengubah perilaku dan

perasaannya.

c) Jaminan finansial dan sosial, faktor yang sangat berpengaruh

terhadap kepuasan kerja apabila kedua jaminan tersebut dapat

dipenuhi oleh perusahaan.

d) Mutu pengawasan, hubungan antara karyawan dengan pihak

pimpinan sangat penting dalam menaikkan produktivitas

kerja. kepuasan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan

hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, shingga

karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian

yang penting dalam organisasi.

2) Faktor Penghambat

Wexley dan Yukl (Suwatno, 2013:265) menyatakan

faktor-faktor yang dapat menghambat kepuasan kerja, antara lain:

a) Imbalan yang diterima, banyak penelitian yang menemukan

bahwa gaji merupakan karakteristik pekerjaan yang sering

disebut sumber ketidakpuasan. Penyebab ketidakpuasan ini

adalah kecenderungan dari orang yang membandingkan

dirinya dengan kelompoknya. Kebanyakan orang melihat

bagaimana rata-rata gaji kepada seseorang di bawah rata-rata

seperti yang diterima orang lain, maka orang tersebut

(54)

36 b) Pekerjaan itu sendiri, sifat-sifat dari pekerjaan yang dihadapi

oleh individu merupakan salah satu faktor yang menentukan

kepuasan kerja dari individu tersebut.

c) Pengaruh dari pengalaman kerja sebelumnya,

harapan-harapan yang timbul terhadap pekerjaan yang saat ini

dihadapi sangat dipengaruhi oleh persepsi mengenai

pekerjaan sebelumnya. Persepsi terhadap masa lalu penting

artinya untuk membentuk harapan minimum yang mungkin

diperoleh dari pekerjaan saat ini.

d) Ciri-ciri kepribadian, kepribadian berpengaruh terhadap cara

orang tersebut dalam berpikir dan bertanggung jawab dalam

(55)

37

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian

(56)

38 No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian

7. Berdasarkan analisis jalur, motivasi dan pengembangan karir berpengaruh lebih besar

terhadap kinerja karyawan,

(57)

39 No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian organisasi juga secara tidak langsung memiliki pengaruh

terhadap kepuasan kerja dengan melalui efektivitas

komunikasi interpersonal sebagai mediasinya.

5. Secara simultan terdapat pengaruh iklim komunikasi

organisasi

(58)

40 No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian

3. Lingkungan kerja secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja

karyawan.

(59)

41 No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian

Hasil Persamaan Perbedaan

(60)

42 No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian

(61)

43 No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian

Hasil Persamaan Perbedaan

8. Motivasi kerja tidak memediasi pengaruh

- 1. Pengembangan karir

(62)

44 No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian

Hasil Persamaan Perbedaan

6. Kepuasan kerja memediasi pengaruh pengembangan karir dan motivasi terhadap

kinerja.

1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara

simultan antara kepemimpinan, motivasi, dan

komunikasi terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial anatara kepemimpinan dan

- 1. Komitmen organisasi,

(63)

45 No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian

(64)

46 No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian

Hasil Persamaan Perbedaan

Dependen : Kepuasan

Kerja (Y)

3. Secara simultan iklim organisasi dan pengambangan karir memengaruhi kepuasan kerja.

4. Iklim organisasi memberi pengaruh negatif terhadap kepuasan kerja, sedangkan

(65)

47

C. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Komunikasi Organisasi (X2) Pengembangan Karir (X1)

Kepuasan Kerja

(Y)

Kesimpulan dan Saran Analisis dan Pembahasan Metode Penelitian :

1. Uji Kualitas Data 2. Uji Asumsi Klasik 3. Uji Hipotesis,

a. Koefisien Determinasi b. Uji Statistik t

(66)

48

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji

kebenarannya (Syofian Siregar, 2010:152). Berdasarkan kerangka berpikir di

atas, maka hipotesis sebagai berikut:

1. Pengaruh variabel pengembangan karir terhadap kepuasan kerja karyawan.

Ho: β1=0: Tidak terdapat pengaruh antara variabel pengembangan

karir terhadap kepuasan kerja karyawan.

Ha: β1≠0: Terdapat pengaruh antara variabel pengembangan karir

terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Pengaruh komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan.

Ho: β2=0: Tidak terdapat pengaruh antara variabel komunikasi

organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan.

Ha: β2≠0: Terdapat pengaruh antara variabel komunikasi organisasi

terhadap kepuasan kerja karyawan.

3. Pengaruh variabel pengembangan karir dan komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan.

Ho: β1+ β2=0: Tidak terdapat pengaruh antara pengembangan karir

dan komunikasi organisasi secara simultan terhadap kepuasan kerja

(67)

49 Ha: β1+ β2≠0: Terdapat pengaruh antara variabel pengembangan karir

dan komunikasi organisasi secara simultan terhadap kepuasan kerja

(68)

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian mengenai pengaruh

pengembangan karir dan komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja

karyawan yang bekerja di PT Cogindo Daya Bersama. Hasil dari penelitian

diharapkan menjadi masukan untuk PT Cogindo Daya Bersama. Penelitian ini

dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Agustus 2015.

B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80). Populasi dari penelitian ini yaitu

seluruh karyawan PT Cogindo Daya Bersama yang berjumlah 47orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Apabila populasi terlalu besar dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti

(69)

51 karena itu sampel yang diambil dari populasi harus representatif

(mewakili) (Sugiyono, 2013:81). Metode penentuan sampel pada

penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh atau sensus, yaitu

metode penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel (Sugiyono, 2013:85). Berdasarkan metode penentuan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini, maka jumlah sampel sama

dengan jumlah populasi penelitian, yaitu berjumlah 47 orang karyawan.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung dan

melengkapi proses penelitian ini, peneliti melakukan serangkaian kegiatan

pengumpulan informasi dan data yang bersumber dari :

1. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013:137). Adapun

untuk mendapatkan data primer tersebut, peneliti melakukan metode

pengumpulan data melalui wawancara dan penyebaran kuesioner.

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknk pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2013:137). Wawancara

yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak

(70)

52 wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Wawancara dilakukan kepada karyawan dan

bagian HRD PT Cogindo Daya Bersama.

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013:142).

Penyebaran kuesioner tersebut secara langsung diajukan kepada

karyawan PT Cogindo Daya Bersama, sebagai objek penelitian.

Sehingga data yang diperoleh sesuai dengan keaadan sebenarnya

yang terjadi di perusahaan tersebut.

Kuesioner berfungsi sebagai instrumen penelitian, instrumen

penelitian tersebut harus dapat diukur. Sehingga akan mempermudah

proses pengolahan data penelitian. Skala pengukuran yang

digunakan peneliti untuk mengukur instrumen penelitian, yaitu skala

likert. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu

objek atau fenomena tertentu (Syofian Siregar, 2010:138). Dengan

menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan

menjadi indikator, dari indikator dijabarkan menjadi sub indikator

(71)

53 untuk membuat suatu pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab

oleh responden.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang

dapat berupa kata-kata antara lain, sangat setuju, setuju, ragu-ragu,

tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Sugiyono, 2013:93). Untuk

penelitian kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberi skor,

seperti dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Skala Likert

Jawaban Skor

Sangat tidak setuju 1

Tidak setuju 2

Ragu-ragu 3

Setuju 4

Sangat setuju 5

Sumber : Sugiyono, 2013

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen

(Sugiyono, 2013:137). Dapat diakatakan data sekunder merupakan data

yang diperoleh selain dari hasil wawancara dan kuesioner yang dilakukan

Gambar

Tabel Keterangan
Gambar Keterangan
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh dukungan organisasi untuk pengembangan karir dan kepribadian proaktif pada kepuasan karir yang

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul PENGARUH GAYA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengembangan karir dan kepuasan kerja secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Inti Sukses Garmindo Tbk

Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT karena atas segala rahmat, hidayah serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Segala Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan HidayahNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat, hidayah dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul : PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA,

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH

1 2023, Juni 2023 E-ISSN: 2746-2471 Anggraini, Ardiansyah, Pengaruh Pengembangan Karir dan Motivasi...| 86 PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN