• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 25 Pengujian Substantif terhadap Saldo Kas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 25 Pengujian Substantif terhadap Saldo Kas"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Vivin Anggraeni

NIM : 2014017055

Kelas : 4A2

Pengujian Substantif Terhadap Saldo Kas

A. Definisi Kas

Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas.

Kas yang dicantumkan di neraca terdiri dari 2 unsur, yaitu: 1. Kas di tangan perusahaan, yang terdiri dari:

a. Penerimaan kas yang belum disetor ke bank, yang berupa uang tunai, pos wesel, certified check, cashier check, cek pribadi, dan bank draft.

b. Saldo dana kas kecil, yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemegang dana kas kecil.

2. Kas di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk rekening giro.

Dalam pemeriksaan terhadap kas, auditor memperhatikan overstatement terhadap nilai kas. Cara auditor mendeteksi atau memverifikasi kas dengan memperhatikan penerimaan kas yang understatement dan pengeluaran kas yang overstatement. Fungsi pemeriksaan terhadap kas :

a. Mayoritas transaksi perusahaan mengangkat rekening kas. b. Kas merupakan sumber aturan dalam transaksi penggelapan. c. Kesalahan rekening kas menunjukkan kesalahan rekening lain.

B.Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Kas di Neraca

1. Kas yang disajikan dineraca adalah saldo kas yang ada di tangan perusahaan pada tanggal tersebut dan saldo rekening giro bank, yang pengembaliannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lainnya.

(2)

3. Unsur-unsur yang harus disajikan secara terpisah dari unsur kas di neraca jika jumlahnya material, seperti :

a. Tabungan di bank.

b. Dana untuk perluasan pabrik, dana pelunasan hutang, atau dana lain yang tidak digunaka untuk keperluan modal kerja.

c. Saldo di bank minimun yang disyaratkan oleh bank dlam suatu perjanjian penarikan kredit.

d. Saldo di bank luar negeri yang tidak digunakan dalam hubungannya dengan kegiatan bisnis di luar negeri dan tidak dapat segera diubah ke dalam mata uang rupiah karena batasan-batasan.

e. Persekot biaya perjalanan atau persekot lain kepada karyawan C.Tujuan Pengujian Substantif Kas

1. Memperoleh keyakinan terhadap keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas.

2. Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca.

3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di neraca 4. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca.

5. Membuktikan kewajaran penilaian kas yang tercantum dineraca. D.Program pengujian substantif terhadap saldo kas

1. Prosedur Audit Awal

a. Jangan lupa untuk mengusut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang bersangkutan di dalam buku besar.

b. Menghitung kembali saldo akun kas di dalam buku besar. c. Usutlah saldo awal akun kas ke kertas kerja tahun yang lalu.

d. Lakukanlah review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam setiap akun kas .

e. Usut setiap posting pendebetan dan pengkreditan akun kas dalam jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas.

2. Prosedur Analitik

Pengujian analitik untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif.

(3)

a. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa. b. Perubahan akuntansi.

c. Perubahan usaha. d. Fluktuasi acak, atau. e. Salah saji

3. Pengujian terhadap Transaksi Rinci

a. Pertama buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cutoff bank statement dengan saldo kas menurut catatan klien.

b. Usutlah setiap setoran dalam perjalanan (deposit in transit) pada tanggal neraca ke dalam cutoff bank statement.

c. Jangan lupa untuk memeriksa tanggal yang tercantum dalam cek yang beredar pada tanggal neraca

d. Periksa adanya cek kosong yang tercantum di dalam cutoff bank statement.

e. Terakhir periksa semua cek di dalam cutoff bank statement mengenai kemungkinan hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal neraca

4. Pengujian terhadap Akun Rinci

a. Menghitung kas yang ada di tangan klien.

b. Rekonsiliasi catatan kas klien dengan rekening koran bank yang bersangkutan. c. Lakukanlah konirmasi saldo kas di bank.

d. Periksa setiap cek beredar pada tiap tanggal neraca kedalam rekening. 5. Verifikasi Penyajian Kas di Neraca

a. Periksa jawaban konfirmasi dari Bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap setiap pemakaian rekening tertentu klien di Bank.

b. Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan pengguna pada kas klien.

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum membahas pengujian substantif terhadap piutang, perlu diketahui terlebih dahulu prinsip akuntansi yang lazim dalam penyajian piutang dan pengujian neraca berikut ini :

Piutang usaha harus disajikan dalam neraca sebesar jumlah yang diprkirakan dapat ditanggih dari debitur dari tanggal neraca2. Piutang usaha disajikan di neraca dalam jumlah

Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang) pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar.. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha

Keberadaan, kelengkapan, kewajiban serta penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca di buktikan oleh auditor dengan mengirimkan surat konfirmasi kepada

Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan di

Tujuan utama pengujian substansi terhadap sediaan adalah membuktikan bahwa saldo akun sediaan yang dicantumkan dineraca mencerminkan saldo akun sediaan produk jadi, sediaan

Memeriksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank dan membandingkan penyajian dan

Bandingkan perincian penerimaan suatu hari, yakni perincian cek-cek yang diterima dengan perincian yang tercantum di dalam bukti penyetoran bank keesokan harinya. Periksa