• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama ASEAN-China melalui ASEAN-China cooperative response to dangerous drugs (ACCORD) dalam menanggulangi perdagangan di Segitiga Emas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kerjasama ASEAN-China melalui ASEAN-China cooperative response to dangerous drugs (ACCORD) dalam menanggulangi perdagangan di Segitiga Emas"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DATA PRIBADI

Nama : Beatrice Dian Maya Puspitasari

Nama Panggilan : Ibeth

Tempat, Tanggal Lahir : Purwokerto, 20 Februari 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katolik

Telepon : 082117275520

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Antonius Bambang Soejitno Tirtawidjaja

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Maria Srihadipraningsih

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua : Jl. Teratai No. 7 Komp. Leuwigajah Permai

RT. 003 RW. 015 Kel.Leuwigajah Kec.Cimahi Selatan

Motto : “Don’t judge people by the mistakes they’ve made, but by what they’ve learned from them.”

(5)

Politik Universitas Komputer Indonesia

2. 2005 - 2008 SMA Negeri 4 Cimahi Berijasah

3. 2002 - 2005 SMP Santo Mikael Cimahi Berijasah

4. 1995 - 2002 SD Santa Maria Purwokerto Berijasah

PENDIDIKAN NON FORMAL

1. 2010 Panitia, Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2010 – 2011 Dan Wisuda Pascasarjana (S2), Sarjana (S1), Dan Diploma (D3) Tahun Akademik 2009 – 2010. Gedung Sasana Budaya Ganesha, Bandung.

Bersertifikat

PELATIHAN DAN SEMINAR

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2009 Peserta, MAKRAB Jurusan Hubungan Internasional. Alam Sejuk, Lembang.

Bersertifikat

2. 2011 Peserta, Seminar “Revitalisasi Gerakan Non Blok dalam Dunia yang Berubah: Peran Indonesia dan Tantangan ke Depan”. Gedung Merdeka / Museum Konferensi Asia Afrika.

Bersertifikat

2. 2012 Peserta, Seminar “Reaktualisasi Nilai – Nilai Pancasila di Kalangan Generasi Muda”. Auditorium Universitas Komputer Indonesia.

Bersertifikat

3. 2012 Peserta, Simulasi Sidang ASEAN “ASEAN Community Building”.

(6)

No. Uraian 1. Operasional Microsoft Office

2. Bahasa Inggris Pasif dan Aktif

3, Operasional Corel Draw, Photoshop dan Dreamweaver 4. Film Editing, Website designer, dll.

Bandung, 4 September 2013

Hormat Saya,

(7)

ASEANChina Cooperation Through ASEANChina Cooperative Response To Dangerous Drugs (ACCORD) In Mitigating Drug Trafficking In Golden Triangle

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Sidang Sarjana Strata-1 (S-1) pada

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Komputer Indonesia

Oleh,

BEATRICE DIAN MAYA PUSPITASARI

NIM. 44308004

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(8)

vi

peneliti dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini sebagaimana mestinya. Peneliti

mengucapkan terima kasih dan rasa bangga kepada kedua orang tua (Papi dan Mami) tercinta dan tersayang, Antonius Bambang Soejitno dan Maria Srihadi

Praningsih yang selalu memberikan rasa kasih sayangnya dan semangat pada penulis dan juga memberikan doa serta dukungan moriil maupun materi. Terwujudnya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak terutama :

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.Aselaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah mengeluarkan surat pengantar penelitian.

2. Yth. Bapak Budi Mulyana, S.IP., M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan, pengetahuan dan berbagi

ilmu serta wawasan selama peneliti melakukan penelitian serta memberikan pengesahan pada skripsi untuk disidangkan.

3. Yth. Bapak Andrias Darmayadi P, S.IP., M.Si., Ketua Prodi Hubungan Internasional UNIKOM Yang telah membantu peneliti dalam proses revisi skripsi serta berjalannya usulan penelitian hingga

(9)

4. Yth. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Ilmu Hubungan Internasional UNIKOM yng telah membantu peneliti dalam memberikan arahan pada masa revisi bimbingan skripsi. Terlebih khususnya kepada Ibu Dewi Triwahyuni, S.IP., M.Si dan Ibu Sylvia Octa Putri, S.IP..

5. Yth. Teteh Dwi Endah Susanti, S.E selaku Sekretariat Jurusan Prodi Hubungan Internasional UNIKOM yang telah banyak membantu dalam

administrasi selama berkuliah di UNIKOM dan selama proses penyusunan skripsi.

6. Yth. ASEAN atas penyediaan publikasi dan annual report kepada peneliti.

7. Yth. Prof. Dr. JM. Papasi atas nasehat – nasehat dan motivasi yang berguna untuk penulis dalam menjalani hidup kedepan.

8. Yth. Rere Chasey Belva atas dukungan dan supportnya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

9. Terima kasih buat teman-teman HI UNIKOM, Hegar Julius, Budi Santoso, Akbarizal, Nuel Hutahaean, Reza Fauzan, Alfian Al’Ayubbi Pelu, Chrisnanta Amijaya, Ira Karmina, dan Rizky Rakhmawati, Wenaldy Andarisma, Nadhea Lady dan Intan Sarah Augustayang telah memberi semangat dalam mengerjakan skripsi ini. 10. Dan semua pihak, yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan

(10)

Peneliti menyadari bahwa dalam usulan penelitian ini masih diperlukan

penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penelitian ini, dan penelitian selanjutnya

dimasa yang akan datang.

Bandung, Agustus 2013

Peneliti

(11)

ix

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR. ... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR BAGAN... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 9

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian... 10

1.4 Kegunaan Penelitian... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Isu Keamanan Non – Tradisional Dalam Penanggulangan Perdagangan Narkotika di Asia Tenggara... 14

2.1.2 Perdagangan Narkotika di Asia Tenggara... 17

(12)

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Kerangka Teorities... 21

2.2.1.1 Hubungan Internasional... 22

2.2.1.2 Organisasi Internasional... 26

2.2.1.3 Kerjasama Internasional... 33

2.2.1.4 Perjanjian Internasional... 36

2.2.1.5 Kejahatan Terorganisir... 38

2.2.1.6 Kejahatan Transnasional... 42

2.2.1.7 Hukum Internasional... 49

2.2.2 Kerangka Konseptual... 52

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Tinjauan Kerjasama ASEAN–China... 55

3.1.2 Tinjauan ASEAN China Cooperative Response To Dangerous Drugs(ACCORD)... 58

3.1.2.1 Sejarah ACCORD... 59

3.1.2.2 ACCORDPlan Of Action... 63

3.1.2.3 Program Kerja ACCORD... 64

3.1.3 Tinjauan Perdagangan Narkotika Di Kawasan Asia Tenggara... 67

3.1.3.1 Perdagangan Narkotika di Segitiga Emas... 70

(13)

3.2.1.1 Informan Penelitian... 75

3.2.2 Tehnik Pengumpulan Data... 76

3.2.3 Tehnik Penentuan Informan... 76

3.2.4 Tehnik Analisis Data... 77

3.2.5 Waktu Dan Lokasi Penelitian... 78

3.2.5.1 Tempat Penelitian... 78

3.2.5.2 Waktu Penelitian... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang Kerjasama ASEAN dan China Melalui ACCORD... 82

4.2 Realisasi Kerjasama Asean – China Melalui Kerangka ACCORD Dalam Menanggulangi Perdagangan Narkotika Di Segitiga Emas... 84

4.2.1 Realisasi Empat Pillar ACCORD... 85

4.3 Kendala–Kendala Yang Dihadapi Oleh Asean – China Dalam Menanggulangi Perdagangan Narkotika Di Segitiga Emas... 103

4.3.1 Penegakan Hukum Yang Tidak Merata... 105

4.3.2 Perbatasan Yang Rawan... 107

4.3.3 Kapasitas Operasional Yang Lemah... 110

4.4 Hasil Dari Pelaksanaan ACCORD Dalam Menanggulangi Perdagangan Narkotika Di Kawasan Asia Tenggara... 111

(14)

4.4.2 Hasil Dari Pelaksanaan ACCORD Dalam Menanggulangi

Perdagangan Narkotika Di Myanmar... 119

4.4.3 Hasil Dari Pelaksanaan ACCORD Dalam Menanggulangi Perdagangan Narkotika Di Thailand... 127

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... ... 137

5.2 Saran... 138

DAFTAR PUSTAKA... ... 140

LAMPIRAN... 151

(15)

140

A. BUKU

Anthony, Melly Cabalero. 2004.Asian Perspective. USA:Lynne Rienner Publishers.

Bassiouni, M. Cherif. 2003. International Criminal Law Third Edition.

Boston:Martinus Nuhoff Publisher.

Barlow, Hugh. 2000. Introduction to Criminology.Canada: Little, Brown and

Company.

Buzan, Barry Ole Waever, dan Jaap de Wilde. 2007.Security: A New Framework for

Analysis. London: Lynne Rienner Publishers.

Cipto, Bambang. 2007. Hubungan Internasional di Asia Tenggara. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Coulombis, Theodore A, & Wolfe, James H. 2001. Introduction to International

Relations: Power and Justice. Cambridge: Cambridge University Press.

Dougherty, James E. & Robert L. Pfaltzgraff. 2000.Contending Theories. New York:

Harper and Row Publisher.

Goldstein, Joshua S. 2003. International Relations. Washington : Harper Collin

College and Publisher.

Hawari, Dadang. 2004. Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif.Jakarta:

BPFKUL.

(16)

Johari, J.C. 2000. International Relations and Politics (Theoritical Perspective).

New Delhi : Sterling Publisher.

Starke.2010.Pengantar Hukum Internasional. Jakarta: Sinar Grafika.

Kantaadmaja, Komar.2008.Refleksi Dinamika Hukum.Jakarta: Sinar Grafika.

Kato. 2000.Igiris to Asia (Great Britain and Asia).Tokyo: Iwanami Publication.

Kusumaatmadja, Mochtar. 2004. Pengantar Hukum Internasional. Bandung Bina

Cipta.

Keohane, Robert dan Joseph S Nye. 2001. Power and Interdependence: World

Politics in Transition. London: SAGE Publication.

Locke, Rachel. 2012. Organized Crime Conflict And Fragility: A New Approach.

New York: International Peace Institute.

Martin, john M. dan Anne T. Romano. 2000. Multinational Crime: Terrorism,

Espionage, Drug and Arms Trafficking (Studies in Crime, Law, and Criminal

Justice). London: SAGE Publication.

Mas’oed, Mochtar. 2003. Ilmu Hubungan Internasional : Dispilin dan Metodologi.

Jakarta:LP3ES.

Phartiana, I Wayan. 2003. Pengantar Hukum Internasional. Bandung :Penerbit

Mandar maju.

Perwita, A.A. Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan

Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Prisgunanto, Ilham.2012.Komunikasi dan polisi. Jakarta: C.V.Prisani cendekia.

(17)

Rosenau, James N. 2000. The Scientific Study of Foreign Policy. New York : The

Free Press.

Shcwarzenberger, George. 2001.Power Politics. London: Prentice Hall.

Siswanto, Arie. 2005. Yurisdiksi Material Mahkamah Kejahatan Internasional.

Bogor: Ghalia.

Sugiono, Muhadi. 2006. Kritik Antonio Gramsci Terhadap Pembangunan Dunia

Ketiga.Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Susetyo, Heru. 2008. Menuju Paradigma Keamanan Komprehensif Berperspektif

Keamanan Manusia Dalam Kebijakan Keamanan Nasional Indonesia.

Jakarta: Universitas Indonusa Esa Unggul.

Tsani, Mohd. Burhan. 2001. Hukum dan Hubungan Internasional. Yogyakarta:

Liberty.

B. PUBLIKASI DAN JURNAL

ASEAN. 2000.Kerjasama ASEAN Dalam Menanggulangi Kejahatan Transnasional,

Khususnya Penyalahgunaan Narkotika Dan Obat-Obatan Berbahaya.

Jakarta: Dirjen Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri Republik

Indonesia.

ASEAN. 2000. A Compilation Of ASEAN Declarations, Joint Declarations, And

Statements On Combating Transnational Crime And Terorism.

Beyrer dan Razak. 2000. Overland heroin trafficking routes and HIV-1 spread in

(18)

CHAS and Burnet Institute.2005. Drug Use and HIV Risk In Bolikhamxay, Luang

Namtha, Phongsaly. Lao PDR Report 2005.

Direktorat IV/Narkoba dan K.T. 2009.Tindak Pidana Narkoba dalam Angka dan

Gambar. Jakarta:POLRI

Emmers, Ralf.2002.The Securitization of Transnational Crime in ASEAN. Singapore:

Institute of Defence and Strategic Studies.

Jintao, Hu.2005. Hu Jintao:China-ASEAN Annual Trade May Reach US$200 Billion

in Five Years.Singapura: United Morning News.

LCDC /UNODC.2010.National Drug Control Master Plan: A Five Year Strategy to Address the Illicit Drug Control Problem in the Lao PDR(2009-2013). Laos: UNODC.

Lijun, Sheng dan Liu Zhi. 2006.China Cooperation: The Drug Issues. Nottingham:

University of Nottingham.

LPSK.2012.Kesaksian:Media Informasi Perlindungan Saksi dan Korban. Jakarta:

LPSK.

Miao, He.2005. Drug Control Cooperation between China and ASEAN: Past,

Present, and Future. Hongkong: University of Hongkong.

Mira Kartawijaya. 2007. Artikel Trafficking: Modus Operandi Kejahatan Lintas

Negara. Indonesia: Suara Pembaruan.

McClelland, Charles A.1960.The Function of Theory in International Relations: The

(19)

Mueller, Gerhard. 2001. Transnational Crime: Definition And Concepts. Canada:

Sage Publication

Musa, Samuel. 2012. Combating Transnational Organized Crime: Strategies and Metrics for the Threat. Center for Technology and National Security Policy (CTNSP) of the National Defense University.

Phimphachanh.2008.Amphetamine Type Stimulants Use In Laos: Implications For Individuals And Public Health And Public Security. Thailand: Chulalongkorn University.

Reid, Irvin D.2000. Conference Background Guide. Michigan:Wayne State

University.

Ribao, Renmin. 2001.What is the Golden Triangle. Beijing: People’s Daily.

Shanty, Frank G. dan Patit Paban Mishra.2008. Organized Crime: From Trafficking

to Terrorism.USA:ABC-Clio. Nottingham : University of Nottingham.

Shuwanwela, Charas dan Vichai Posyachinda. 1999. Drug Abuse in Asia. Thailand:

Chulalongkorn University.

UNODC Regional Centre for East Asia and Pacific.Drug-Free ASEAN 2015: Status

and Recommendation.UNODC Publication no. 01/2008.

UNODC.2001. Patterns and Trends of Amphetamine-Type Stimulants and Other

Drugs, Asia and the Pacific. UNODC: Global SMART Programme.

UNODC. 2004.UNODC:World Drug Report Volume2. Vienna:UNODC.

UNODC.2000.Survey Of Drug Use Among Youth In Vientiane.Vientiane: UNODC

USAID.2005.Health Profile: Thailand.Thailand: US Embassy.

(20)

Access to HIV/AIDS prevention, Treatment & Care. WHO Publication no. 01/2007.

Yunus Husein.2006.Hubungan Antara Peredaran Gelap Narkoba dan Tindak Pidana

Pencucian Uang.Artikel Hukum Pidana

Zarina Othman.2004. Illicit Drug Trafficking and Security implication. Myanmar:

Akademika.

A. RUJUKAN ELEKTRONIK

APAIC dalam http://www.apaic.org/index.php?option= com_content &view=

article&id=129&Itemid=137

APICC dalam http://www.apicc.info/apicc/inform/event.jsp?mode=view&article_no

=20121220161112471211

ASEAN dalam http://www.asean.org/communities-asean-economic-community

/item-asean-china-free-trade-area-2

______dalam

http://www.asean.org/newsasean-statementcommuniques/item/plan-of-

action-to-implement-the-joint-declaration-on-asean-china-strategic-partnership-for-peace-and-prosperity-2?category_id=26

______dalamhttp://www.asean.org/asean/about-asean/history

______dalamhttp://www.asean.org/asean/about-asean/overview

______dalam

(21)

______dalam http://www.asean.org/communities/asean-economic-community/item/

framework-agreement-on-comprehensive-economic-co-operation-between-as

ean-and-the-people-s-republic-of-chi na-phnom-penh-4-november-2002-3

______dalam http://www.asean.org/asean/external-relations/china/item/ exter nal rela

tions-china-joint-declaration-of-the-heads-of-stategovernment-of-the-associati

on-of-southeast-asian-nations-and-the-people-s-republic-of-china-on-strategic

-partnership-for-peace-and-prosperity-bali-indones ia-8-october-2003

______dalam

http://www.asean.org/newitem/aseanstructure-asean-summit-twentieth-asean-summit-phnom-penh-cambodia-03-04-april-2012

______dalam

http://www.asean.org/news/asean-statement-communiques/item/terms-of- reference-http://www.asean.org/news/asean-statement-communiques/item/terms-of-the-asean-china-joint-working-group-on-the-implementation

-of-the-declaration-on-the-conduct-of-parties-in-the-south-china-sea-2

______dalam http://www.asean.org/news/asean-statement-communiques/

item/acces-sion-to-the-treaty-of-amity-and-cooperation-in-southeast-asia-by-china

______dalam http://www.asean.org/news/aseanstatement-communiques/item/memor

andum-of-understanding-between-the-governments-of-the-member-countries-

of-the-association-of-southeast-asian-nations-asean-and-the-government-of-the-peop

(22)

______dalam http://www.asean.org/asean/asean-summit/item/plan-of-action-to-impl

ement-the-joint-declarationon-asean-china-strategic-partnership-for-peace-and

-pros perity

______dalam

http://www.asean.org/communities/asean-economic-community/categ-ory/asean-trade-in-goods-agreement

______dalam http://www.ase an.org/communities/asean-political-security-commun

ity/item/cooperation-on-drugs-and-narcotics-overview

______dalam http://www.asean.org/communities/asean-economic-community/item/

asean-china-free-trade-area-2

______dalam http://www.asean.org/asean/asean-summit/item/joint-declaration-of-ase

an-and-china-on-cooperation-in-the-field-of-non-traditional-security-issues-6

th-asean-china-summit-phnom-penh-4-november-2002

______dalam

http://www.asean.org/news/asean-statement-communiques/item/memo-randum-of-understanding-between-the-governments-of-the-member-countries

-of-the-association-of-southeast-asian-nations-asean-and-the-government-of-

the-people-s-republic-of-china-on-cooperation-in-the-field-of-non-traditional-security-issuesbangkok?category_id=26

Asia Pasific Defence dalam

(23)

Associated Global Transport Services dalam

http://www.associatedglobaltrans-

portservices.com/chinese-drug-traffickers-expanding-port-facilities-in-coastal-cities/

Asian Reisender dalamhttp://www.asienreisender.de/tips_chiangkhongbridge.html

Bangkok Post dalam http://www.bangkokpost.com/learning/learning-from-news/249

804/mek ong-river-new-drug-smuggler-route

Belch dalam http:// www.belch.com/blog/category/crime/page/31/

CARE dalam http://www.care.org/careswork/whatwedo/index.asp

CCDAC dalam http://www. ccdac.gov.mm/articles/article.cfm?id=1143

China Today dalam http://www.chinatoday.com.cn/china/2004/0406/18

Customs Government dalam http://www.customs.gov.vn/English/Lists/News/View

Details.aspx?List=6a9f6d96-57d3-4105-b801-7d6cd9a6bada&ID=111

FPC dalam http://fpc.org.uk/articles/514

Global Nation dalam http://globalnation.inquirer.net/41837/chinese-syndicates-be

hind-drug-trade-in-philippines-says-us

Kompas dalam

http://lipsus.kompas.com/aff2012/read/2009/12/14/1628421/pem-berontak.myanmar.jual.opium.untuk.senjata

Media Indonesia dalam http://www.mediaindonesia.com/read/2012/11/06/3607/09

/39/ 6/Myanmar-Gudang-Opium-Kedua-Dunia

New York Times dalam

(24)

ODIHPN dalam http://www.odihpn.org/humanitarian-exchange-magazine/issue-41/

hiv-pr ogramming-in-myanmar

PSI dalam http://www.psi.org/myanmar

Republika dalam http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional

/12/10/04/mbdcuw-jakarta-kota-pengkonsumsi-narkoba-terbesar-di-indonesia

Rakyat Merdeka Online dalam

http://www.rmol.co/read/2012/01/25/52908/3,2-Juta-Rakyat-Indonesia-Menjadi-Pengguna-Narkoba

Radio Australia dalam http://www. radioaustralia.net.au/international/2001-01-11

/alleged-golden-triangle-dru g-trafficker-arrested-in-thailand/570864

RFA dalam http://www.rfa.org/english/news/ laos/arrest-04272012165948.html

State Government dalam http://www.state.gov/j/inl/index.

Thaindian dalam http://www.thaindian.com/newsportal/uncategorized/china-executes

-six-d rug-dealers_10064984.html

The Jakarta Globe dalam

http://www.thejakartaglobe.com/lawandorder/indonesias-illegal-drug-trade-gets-higher/526969

UNHCR dalam http://www.unhcr.org/refworld/category,COI,,,SGP,4fbe3912c,0.html

UNICEF dalam http://www.unicef.org/eapro-hivaids/action/healthy_lifestyles.htm

UNODC dalam http://www.unodc.org/laopdr/

______dalam http://www.unodc. org/newsletter/200601/page008.html

______dalam

(25)

______dalam http://www.unodc.org/laopdr/en/Overview/Rule-of-law/Illicit-traffick

ing.html

______dalam

http://www.unodc.org/eastasiaandpacific/en/2012/07/smart-regional-workshop/ story.html

______dalam

http://www.unodc.org/easternafrica/en/illicit-drugs/drug-trafficking-patterns.html

______dalam http://www.unodc.org/ laopdr/en/projects/K18/K18.html

_______dalam http://www.unodc.org/southeastasiaandpacific/en/Projects/2008_01/

hiv _haarp.html

_______dalam http://www.unodc.org/southeastasiaandpacific/en/Projects/2008_01/

hiv_haarp.html

UN–OHRLLS dalam http://www.unohrlls.org/en/ldc/related/73/

VOA Indonesia dalam

http://www.voaindonesia.com/content/pbb-lonjakan-permintaan-di-asia-tingkatkan-budidaya-opium/1536485.html

_____ dalam

http://www.voaindonesia.com/content/pbb-lonjakan-permintaan-di-asia-tingkatkan-budidaya-opium/1536485.html

Wikipedia dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Capital_punishment_in_Singapore

________dalam http://en.wikipedia.org/wiki/ Illegal_drug_trade_in_China

________dalam http://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Convention_Against_

(26)

1.1 LATAR BELAKANG

Pada era globalisasi saat ini, batas antar negara secara faktual semakin kabur

meskipun secara yurisdiksi tetap tidak berubah. Namun para pelaku kejahatan tidak

mengenal batas wilayah maupun batas yurisdiksi melalui operasi dari satu wilayah

negara ke wilayah negara lain dengan bebas. Isu-isu keamanan, baik tradisional

maupun nontradisional, menjadi sangat penting di kawasan Asia Tenggara

mengingat hubungan yang terjalin diantara negara-negara ASEAN tidak akan dapat

berjalan lancar tanpa adanya kondisi yang aman dari tiap-tiap negara di kawasan

tersebut. Collins mengatakan bahwa perluasan keamanan tradisional menjadi

keamanan nontradisional tersebut mencakup keamanan lingkungan dan keamanan

ekonomi (Cipto, 2007:223).

Pada era globalisasi saat ini, batas antarnegara secara faktual semakin kabur

meskipun secara yurisdiksi tetap tidak berubah. Namun para pelaku kejahatan tidak

mengenal batas wilayah maupun batas yurisdiksi melalui operasi dari satu wilayah

negara ke wilayah negara lain dengan bebas. Isu-isu keamanan, baik tradisional

maupun nontradisional, menjadi sangat penting di kawasan Asia Tenggara

(27)

berjalan lancar tanpa adanya kondisi yang aman dari tiap-tiap negara di kawasan

tersebut. Collins mengatakan bahwa perluasan keamanan tradisional menjadi

keamanan nontradisional tersebut mencakup keamanan lingkungan dan keamanan

ekonomi (Cipto, 2007:223).

Kejahatan lintas batas dapat didefinisikan sebagai tindak pidana yang secara

langsung maupun tidak langsung melintasi batas negara dan memberikan pengaruh

pada lebih dari satu negara. Kejahatan lintas batas yang terorganisasikan mendapat

dukungan secara langsung dari beberapa pihak yang dapat dikatakan memiliki cukup

power dan terlibat dalam suatu institusi penting di suatu negara. Tujuan utama dari

kejahatan ini adalah mendapatkan uang baik secara legal maupun tidak dengan upaya

menjual berang apapun yang dapat menghasilkan keuntungan maksimal dengan

resiko yang sekecil mungkin (Cipto, 2007:224).

Gangguan lintas batas negara seperti ini sebenanya telah ada sejak lama.

Klaim terhadap konsepsi transboundary crime dicetuskan tahun 1996 di Kopenhagen

(Emmers, 2002:20). Kejahatan lintas batas merupakan ancaman untuk negara,

ekonomi nasional dan masyarakat sipil. Hal ini dapat mengangu stabilitas nasional

dan internasional. Tindakan tersebut bisa digambarkan dengan tindak teror yang

memiliki jaringan internasional ataupun kegiatan penjualan obat-obat terlarang dan

pencucian uang yang dapat mengurangi kredibilitas lembaga keuangan dan merusak

(28)

Perdagangan narkotika juga menjadi salah satu bentuk dari kejahatan lintas

batas, bahkan lintas batas negara. Pengaruh opium di Asia sangat besar. Opium, yang

sering disebut “emas hitam,” begitu berharganya sehingga seringkali orang

menggunakan emas sebagai pengganti uang dalam perdagangannya. Di akhir tahun

1900-an, perdagangan yang sama menciptakan apa yang kemudian dikenal sebagai

Segitiga Emas (http://apdforum.com/id/article/rmiap/articles/print/features/2011/01/0

1/feature-02 diakses pada 08 Desember 2012). Wilayah itu meliputi bagian dari tiga

negara, yaitu Thailand bagian utara, Laos bagian barat dan Myanmar bagian Timur,

yang meliputi lebih dari 100.000 kilometer persegi pegunungan dan membentuk

sebuah segitiga (http://apdforum.com/id/article/rmiap/articles/print/features/2011/01/

01/feature-02 diakses pada 08 Desember 2012).

Wilayah Segitiga Emas, persinggungan antara Myanmar, Thailand, dan Laos,

sudah lama dikenal sebagai wilayah hitam ladang dan titik penyelundupan opium

serta obat bius. Sebagian besar opium di Myanmar akan diproses menjadi heroin,

sekitar separuhnya akan dipasarkan ke China, sedangkan sisanya dibawa ke penjuru

Asia Tenggara. Salah satu alasan kenapa produksi opium sangat tinggi di wilayah ini

dan budidayaopiumterus bertahan, menurut laporan PBB, adalah karena tingginya

permintaan heroin di kawasan Asia (http://www.mediaindonesia.com/read/2012/11/

06/360709/39/6/Myanmar-Gudang-Opium-Kedua-Dunia diakses pada 08 Desember

(29)

Menurut buku Issues for Engagement: Asian Perspectives on Transnational

Security Challenges, bahwa obat terlarang memasuki Kamboja dari daerah Segitiga

Emas di sepanjang perbatasan-perbatasan Thailand, Laos dan Birma, lalu dari

Kamboja kemudian menuju Thailand dan Vietnam untuk diekspor. Negara-negara

Segitiga Emas telah matang dalam membuat dan mengedarkan obat terlarang,

melalui laboratorium tersembunyi yang ditunjang oleh sindikat kejahatan yang

teratur membuat obat-obat terlarang di daerah-daerah Kamboja yang jarang

penduduknya, serta adanya perbatasan-perbatasan yang bercelah memancing para

penyelundup untuk melewati hutan-hutannya yang terpencil (http://apdforum.com/id/

article/rmiap/articles/print/features/2011/01/01/feature-02 diakses pada 08 Desember

2012).

Thailand merupakan tempat pemindahan muatan dan importir bersih obat

perangsang jenisamphetamine, menurut Laporan Kebijakan Pengendalian Narkotika

Internasional dari Departemen Luar Negeri A.S. di tahun 2010 (http://apdforum.

com/id/article/rmiap/articles/print/features/2011/01/01/feature-02 diakses pada 08

Desember 2012). Menurut laporan tersebut, shabu-shabu diperdagangkan dari Birma

melewati perbatasan utara Thailand untuk diekspor secara internasional.

Kemungkinan obat-obatan terlarang dibawa dari Birma melalui Laos dan

menyeberangi Sungai Mekong memasuki Thailand, yang menambahkan bahwa para

penyelundup juga membawanya ke selatan melalui Laos menuju Kamboja di mana

(30)

Di antara berbagai bidang interaksi keamanan non-tradisional antara China

dan ASEAN, pengendalian narkotika adalah salah satu bentuk kerjasama yang

mempunyai sejarah panjang dan tidak diragukan lagi yang paling substantif,

sistematis dan terlembaga. Latar belakang kerjasama ini adalah ancaman narkotika

yang bersifat transnasional, kebutuhan politik yang bersifat konvergen, kebutuhan

sosial dan ekonomi domestik China serta orang-orang dari negara-negara ASEAN,

perbaikan secara bertahap hubungan antara China dan negara-negara anggota

ASEAN, secara individu dan antara China – ASEAN secara keseluruhan, dan

akhirnya peran pemersatu dimainkan oleh badan-badan PBB yang terkait.

Saat ini, China dan ASEAN melakukan kerjasama pengendalian narkotika

dalam berbagai bentuk dan dengan berbagai mekanisme. Kerja sama yang

bermanfaat antara China dan ASEAN tidak hanya menempatkan kedua belah pihak

dalam posisi yang lebih baik untuk mengatasi masalah narkoba, tetapi juga telah

memberikan kontribusi untuk suasana semakin ramah di antara mereka, yang telah

membantu untuk memperluas kerjasama dalam domain yang lebih besar dari isu

keamanan non-tradisional danuntuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang

seperti ekonomi, perdagangan dan perdagangan, pertukaran personel, kerjasama

sub-regional, dan integrasi regional yang lebih besar.

Dengan didirikannya kemitraan strategis dan program baru China-ASEAN

yang dirumuskan untuk melaksanakan kerjasama di bidang keamanan

(31)

– ASEAN akan terus berkembang dan menjadi kerjasama regional yang lebih besar

dan terintegrasi, mekanisme anti –narkotika yang ada diantara China dan negara –

negara ASEAN dapat diperluas untuk mencakup mitra lain dan menjadi penghubung

dengan mekanisme dalam mengontrol narkotika multilateral lainnya di masa depan.

Telah terjadinya pergeseran dalam rumusan keamanan non-tradisional China –

ASEAN pasca Perang Dingin. Industri obat-obatan terlarang semakin meningkat dan

melintasi batas-batas negara. Hal ini merupakan tantangan keamanan bersama, yang

mendorong kedua belah pihak untuk melakukan kerjasama untuk mengatasi masalah

keamanan tersebut.

Hubungan internasional, dari sudut pandang keamanan, telah lama dipenuhi

oleh konfrontasi, aliansi, dan koordinasi antara negara-negara ataupun blok negara–

bangsa, dengan ancaman militer yang nyata. Tidak terkecuali interaksi antara China

dan ASEAN yang sangat erat saat terjadi konflik Kampuchea, meskipun pada tahap

bahwa China tidak memiliki keterkaitan dengan kawasan tersebut. Sejak awal

1990-am telah terjadi perubahan terhadap lingkungan internasional dan regional:

konfrontasi dua kubu antara Amerika dan Uni Soviet yang berakhir dengan Perang

Dingin, sifat keterbukaan yang besar, yang membuat perubahan terhadap dunia pada

masa itu. Setiap bangsa menjadi saling bergantung antara yang satu dengan yang

lainnya, perdamaian dan pembangunan adalah tema yang mewakili aspirasi umum

masyarakat di seluruh penjuru dunia. Angin perubahan telah memberi dampak pada

(32)

secara luas sambil mempertahankan domain yang mapan, cenderung lebih inklusif,

dengan lingkup diperpanjang ke dimensi ekonomi, sosial, lingkungan dan

kemanusiaan.

China dan negara-negara ASEAN sekarang dihadapkan dengan ancaman

kejahatan narkotika yang merajalela berbasis di daerah Segitiga Emas. China dan

ASEAN berkolaborasi dalam menanggulangi perdagangan narkotika karena adanya

kedekatan geografis antara China dengan kawasan Segitiga Emas.

Di satu sisi, sebagian besar narkotika yang dijual di China berasal dari

Segitiga Emas dengan fakta bahwa 70 sampai 80 ton obat-obatan yang diproduksi di

Segitiga Emas pada tahun 2003 memasuki daratan China melalui perbatasan

China-Myanmar (Xinzhen, 2004:20). Di sisi lain, China juga terkait masalah perdagangan

narkotika yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN, karena tidak hanya Cina salah

satu rute transit utama dan tujuan konsumen untuk obat diperdagangkan dari golden

Triangle, tetapi juga China adalah penghasil sumber bahan kimia prekursor yang

digunakan sebagai bahan membuat obat terlarang untuk memproduksi berbagai jenis

narkotika (www.chinatoday.com.cn/china/2004/0406/18 diakses pada tanggal 08

Desember 2012).

Hal itu membuat hubungan khusus antara China dan ASEAN dalam upaya

pengendalian narkotika yang membawa kedua belah pihak bersama-sama untuk

menghilangkan ancaman narkotika. Kekuatan China dalam hal dana, teknik,

(33)

membuatnya menjadi pasangan yang ideal dalam visi ASEAN yaitu kerjasama

anti-narkoba multilateral. Selain itu, dorongan dari lembaga eksternal, seperti lembaga

narkotika PBB, juga berfungsi untuk memperkuat momentum kerjasama

anti-narkotika China-ASEAN.

Peneliti juga ingin meneliti efek dari kerjasama pengendalian narkotika antara

China dan ASEAN secara lebih rinci. Dengan demikian, peneliti merasa tertarik

untuk mengangkat judul :

Kerjasama AseanChinaMelalui AseanChina Cooperative Response To Dangerous Drugs (ACCORD) Dalam Menanggulangi Perdagangan Narkotika Di Segitiga Emas”.

Ketertarikan peneliti terhadap penelitian ini didukung oleh beberapa mata

kuliah Ilmu Hubungan Internasional yaitu antara lain:

1. Pengantar Hubungan Internasional, merupakan peletak dasar bagi penelitian

yang akan dilakukan, terkait hubungan para aktor yang melewati batas-batas

negara.

2. Regionalisme, merupakan fokus kajian peneliti terhadap permasalahan yang

akan diteliti menyangkut kerjasama dengan salah satu negara yang mempunyai

permasalahan yang sama dan bersama-sama merumuskan kebijakan-kebijakan

dalam menanggulangi masalah tersebut.

3. Isu– isu Global, karena masalah yang dikaji merupakan salah satu isu Global

(34)

mendapat perhatian dari berbagai negara serta Organisasi Internasional

lainnya.

4. Organized Crime, karena masalah yang dikaji merupakan pembahasan tentang

Transnasional Organized Crime(TOC) yang sudah terorganisasi sangat baik.

5. Hubungan Internasional di Asia Pasifik, karena masalah yang dikaji terjadi di

kawasan Asia Pasifik.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mempermudah penelitian dalam menganalisis masalah, maka masalah

yang akan diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut:

“Bagaimana Kerjasama Asean China Melalui Asean China Cooperative Response To Dangerous Drugs (ACCORD) Dalam Menanggulangi Perdagangan Narkotika Di Segitiga Emas?”.

Rumusan masalah minor:

1. Apa yang melatarbelakangi kerjasama ASEAN dan China melalui

ACCORD?

2. Upaya apa saja yang dilakukan oleh ASEAN– China melalui ACCORD

dalam menanggulangi perdagangan narkotika di Segitiga Emas?

3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh ASEAN dan China dalam

(35)

4. Bagaimana hasil dari pelaksanaan ACCORD dalam menanggulangi

perdagangan narkotika di Segitiga Emas?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keterlibatan ASEAN

sebagai organisasi kawasan yang bekerjasama dengan China dalam

mengatasi perdagangan narkotika di Segitiga Emas yang terdiri dari

Myanmar, Thailand, dan Laos.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Apa yang melatarbelakangi kerjasama ASEAN dan

China melalui ACCORD.

2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh ASEAN–CHINA

melalui ACCORD dalam menanggulangi perdagangan narkotika di

Segitiga Emas.

3. Untuk mengetahui apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh ASEAN

dan China dalam menanggulangi perdagangan narkotikadi Segitiga Emas.

4. Untuk mengetahui bagaimana hasil dari pelaksanaan ACCORD dalam

(36)

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperkaya

pengetahuan mengenai kerjasama suatu regionalisme, dalam menanggulangi

suatu permasalahan.Khususnya kerjasama antara ASEAN – China tentang

peranannya terhadap meminimalisir perdagangan narkotika di Asia Tenggara.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Bagi lembaga akademik, manfaat yang didapat dari penelitian ini

adalah untuk memberikan informasi dan data di dalam program studi

Hubungan Internasional yang berhubungan dengan permasalahan yang

dibahas dalam penelitian ini seperti informasi mengenai perdagangan

narkotika, aspek yang melatarbelakangi adanya perdagangan narkotika di

Asia Tenggara, serta upaya dari organisasi regional dalam ikut memerangi

perdagangan narkotika di Segitiga Emas, dan mewujudkan Drug Free

ASEAN 2015.

Bagi masyarakat, manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah

memberikan pengetahuan dan motivasi kepada masyarakat tentang

perdagangan narkotika yang sedang berlangsung di Myanmar, Thailand, dan

(37)

Bagi peneliti, manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah

mengetahui tentang kejahatan transnasional yang dapat membawa dampak

(38)

✁ ✂ 2.1 Tinjauan Pustaka

Zarina Othman adalah salah satu dari beberapa ahli yang telah membuat

tulisan yang berhubungan dengan permasalahan perdagangan narkotika di kawasan Asia Tenggara yang dibahas dalam bukunya yang berjudul Illicit Drug and Security Implications. Pada tahun 1998, ASEAN sebagai organisasi regional dikawasan Asia Tenggara telah menjadikan masalah perdagangan serta peredaran narkoba sebagai ancaman keamanan regional dan stabilitas kawasan (Othman,

2004:27). Pada tahun yang sama negara-negara ASEAN telah menandatangani Declaration for a Drug Free ASEAN yang bertujuan untuk memerangi peredaran narkoba termasuk proses produksi dan penyalahgunaannya.

Dalam buku yang berjudul Power and Interdependence: World Politics in Transition,R. Keohane dan Joseph Nye menjelaskan bahwa pluralism merupakan perspektif yang mampu menjelaskan kompleksitas keamanan. Pluralisme melihat ancaman keamanan tidak hanya datang dari state actor namun juga dapat datang dari non state actor termasuk entitas regional, seperti stakeholder dan organisasi internasional. Jadi, konten dari agenda politik internasional tidak hanya berada dalam koridor isu keamanan militer. Pada tahun yang sama negara-negara

(39)

penyalahgunaan nya. Isu-isu lain seperti sosial, kemiskinan dalam negri, degradasi

lingkungan, dan ekonomi juga sangat diperhitungkan (Keohane dan Nye, 2001:27). Sehingga peran masyarakat juga sangat dibutuhkan selain kontribusi maksimal dari institusi-institusi lokal serta regional yang ada.

Dalam artikel yang berjudulDrugs Abuse in Asia, Charas Shuwanwela dan Vichai Posyachinda menitikberatkan penelitiannya pada sejarah serta asal usul

narkotika di kawasan Asia Tenggara, serta jenis dan dampak buruk dari penyalahgunaan narkotika terutama di kawasan Asia Tenggara. Dalam artikel yang berjudul Drugs Abuse in Asia, Charas Shuwanwela dan Vichai Posyachinda menitikberatkan penelitiannya pada sejarah serta asal usul narkotika di kawasan Asia Tenggara, serta jenis dan dampak buruk dari penyalahgunaan narkotika

terutama di kawasan Asia Tenggara (Shuwanwela dan Posyachinda, 1999:25). Sumber ini juga memberikan gambaran yang cukup jelas dari permasalahandrugs trafficking di kawasan Asia Tenggara dengan turut mencantumkan hasil dari beberapa penelitian maupun survey yang mendukung penelitian ini.

2.1.1 Isu Keamanan Non Tradisional Dalam Penanggulangan Perdagangan Narkotika di Asia Tenggara

Robert Keohane dan Joseph Nye berpendapat bahwa konsep

transnasionalisasi pada awal 1970-an sangat penting untuk proses pembelajaran politik internasional (Keohane dan Nye, 2001:4). Sedangkan

McGrew dan Lewis berpandangan bahwa:

(40)

hubungan antara individu, kelompok, organisasi dan komunitas yang berbeda dengan negara-negara (McGrew dan Lewis 2003:7)”. Kejahatan transnasional dapat diatasi baik dalam wacana kejahatan

dan keamanan.Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mendefinisikan kejahatan transnasional "sebagai kejahatan yang awal, pencegahan dan

atau efek langsung maupun tidak langsung melibatkan lebih dari satu

Negara” (Mueller,2001:18).

Perdagangan narkoba, pencucian uang atau terorisme

membutuhkan kerja sama internasional dan tidak dapat secara efektif ditangani oleh masing-masing pemerintah. Memang, masalah kejahatan

transnasional membutuhkan respon transnasional. Namun, kerjasama cenderung terbatas, karena pemerintah lebih memilih untuk bereaksi terhadap masalah ini di tingkat nasional. Kerjasama antar-negara melawan

kejahatan transnasional yang dipersulit oleh fakta bahwa adanya sentuhan sensitif pada pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kedaulatan

dan yurisdiksi nasional, hukum ekstradisi, dan masalah korupsi.

Dalam artikel yang berjudul Hubungan Antara Kejahatan Peredaran Gelap Narkoba dan Tindak Pidana Pencucian Uang, Yunus

Husein meneliti tentangmajor laundering countries. Indonesia bersama 53 negara lainnya masuk dalam kategori ini. Predikat major laundering countries diberikan kepada negara-negara yang lembaga dan sistem keuangannya dinilai terkontaminasi bisnis narkotika internasional yang diasumsikan melibatkan uang dalam jumlah yang sangat besar. Sejarah

(41)

kejahatan pencucian uang dimulai pada saat masyarakat internasional

merasa frustrasi dengan upaya memberantas kejahatan perdagangan gelap narkoba (Husein, 2006:29).

Pada saat itu, rezim anti pencucian uang dianggap sebagai

paradigma baru dalam memberantas kejahatan yang tidak lagi difokuskan pada upaya menangkap pelakunya, melainkan lebih diarahkan pada

penyitaan dan perampasan harta kekayaan yang dihasilkan. Logika dari memfokuskan pada hasil kejahatan ini adalah bahwa motivasi pelaku kejahatan akan menjadi hilang apabila pelaku dihalang-halangi untuk

menikmati hasil kejahatannya. Melihat korelasi yang erat antara kejahatan peredaran gelap narkoba sebagai predicate crime dan kejahatan pencucian uang sebagai derivative-nya, maka Yunus Husein berasumsi bahwa keberhasilan perang melawan kejahatan peredaran gelap narkoba di suatu negara sangat ditentukan oleh efektivitas rezim anti pencucian uang di

negara itu.

Dalam artikel lainnya yang berjudul Modus Operandi Kejahatan

Lintas Negara, Mira Kartawijaya mengklasifikasikan sebuah perbuatan sebagai kejahatan lintas negara atau kejahatan terorganisasi antarnegara apabila memenuhi dua aspek utama. Pertama, terjadinya perbuatan lintas

batas yang dilakukan baik oleh individu atau kelompok secara ilegal; ditinjau dari sisi hukum dan keamanan terdapat dua atau lebih negara

(42)

perspektif internasional, perbuatan kriminal serupa itu jelas melanggar

berbagai perjanjian bilateral, trilateral, multilateral, konvensi atau deklarasi tentang isu dan kasus yang sudah disepakati (Kartawijaya, 2007:75).

2.1.2 Perdagangan Narkotika di Asia Tenggara c

Beberapa negara Asia Tenggara merupakan produsen utama narkotika dan sebagai tempat transit obat – obatan terlarang yang akan diekspor ke Amerika Utara, Eropa, dan Negara – Negara di Asia lainnya.

Segitiga Emas adalah salah satu wilayah penghasil narkotika yang terkemuka di dunia. Perdagangan narkoba di Segitiga Emas tidak lagi

sebuah industri berbasis individu dan tersebar seperti di tahun 1980-an, tetapi telah menjadi sangat canggih dan terorganisir, terutama di bagian utara Myanmar. Budidaya opium, pembelian, transportasi, produksi, dan

penjualan, meskipun tersebar tetapi terkoordinasi dengan baik. Sebelumnya, bisnis narkoba dijalankan oleh satu Mafia lokal, benar-benar

mengendalikan perusahaan di wilayahnya sendiri. Tapi hari ini agen sering bekerja sama untuk menjalankan perusahaan obat di wilayah masing-masing. Sebagai contoh, pada tahun 1998, di antara lebih dari empat puluh

(43)

2.1.3 Organize CrimeDalam Penanggulangan Perdagangan Narkotika Di Asia Tenggara

Dalam jurnal yang berjudul Drug Control Cooperation between China and ASEAN: Past, Present, and Future yang dibuat oleh He Miao, isu-isu non tradisional security yang beredar salah satunya peredaran narkotika ilegal, dengan latar belakang globalisasi yang rentan terhadap

eksploitasi oleh unsur-unsur sosial yang korup, yang juga semakin mengglobal. Dalam lingkungan seperti kejahatan narkotika mengambil berbagai karakteristik seperti sindikasi transnasional dan menghubungkan

dengan kejahatan lintas-perbatasan. Keadaan menggemparkan seperti ini diringkas oleh United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), yang menyatakan bahwa:

“Diperkirakan 3% dari populasi global, atau 185 juta orang, mengkonsumsi obat-obatan terlarang setiap tahunnya. Di antara populasi ini adalah orang-orang dari hampir setiap negara di bumi dan dari setiap jalan hidup.Lebih banyak orang yang tak terhitung jumlahnya, di seluruh dunia, terlibat dalam produksi dan perdagangan obat-obatan terlarang. Orang-orang ini hidup di negara maju dan berkembang, kaya dan miskin, sehat dan tidak sehat, warga dan pengungsi. Narkoba merupakan fenomena yang benar-benar global (He Miao, 2005:6).”

He Miao juga berpendapat bahwa ada faktor lain yang berkontribusi terhadap meningkatnya pentingnya tantangan keamanan

transnasional adalah meningkatnya kecepatan globalisasi. Selain membawa peluang dan manfaat bagi banyak orang di dunia, globalisasi juga telah membawa resiko baru dan biaya yang terkait. Misalnya,

(44)

telah dipupuk pertumbuhan ekonomi, pertukaran sosial dan integrasi

politik juga dapat menjadi saluran untuk ancaman keamanan transnasional (He Miao, 2005:6).

Dalam buku yang berjudul Organized Crime: An International Encyclopedia yang ditulis oleh Frank G. Shanty dan Patit Paban Mishra menjelaskan bahwa tindak pidana transnasional terorganisasi adalah jenis

kriminalitas yang melampaui batas–batas nasional dan telah meresapi dunia. Frank G. Shantydan Patit Paban Mishra juga menjelaskan bahwa efek dari kejahatan transnasional ini diperparah oleh kenyataan bahwa

pelaku kejahatan transnasional ini biasanya adalah seorang elit sosial dan politik, politikus yang berkuasa, dan kekuatan bisnis. Penghubung antara

kelompok-kelompok kejahatan terorganisir dan otoritas negara didorong oleh motif keuntungan dan kekuasaan dan dicontohkan oleh hubungan pertukaran yang saling menguntungkan yang tak terhitung jumlahnya

(Shanty dan Mishra, 2007:8).

Perdagangan narkoba, pencucian uang atau terorisme

membutuhkan kerja sama internasional dan tidak dapat secara efektif ditangani oleh masing-masing pemerintah. Memang, masalah kejahatan transnasional membutuhkan respon transnasional. Namun, kerjasama

cenderung terbatas, karena pemerintah lebih memilih untuk bereaksi terhadap masalah ini di tingkat nasional. Kerjasama antar-negara melawan

(45)

berbagi informasi, dan masalah hukum ekstradisi dari korupsi (McGrew

dan Lewis, 1999:7).

Beberapa negara Asia Tenggara merupakan produsen utama narkotika dan/atau berfungsi sebagai transit untuk obat-obatan terlarang

diekspor ke Amerika Utara, Eropa dan bagian lain di Asia. Segitiga Emas, yang menggabungkan Thailand Utara, Timur dan Barat Myanmar Laos,

merupakan salah satu daerah penghasil terkemuka narkotika di dunia. Myanmar dan Laos yang masing-masing petani terbesar pertama dan ketiga dari bunga opium, yang kemudian diubah menjadi heroin.

Akibatnya, diperkirakan bahwa dua-pertiga dari opium dunia ini dibudidayakan di Asia Tenggara. Dalam suplemen untuk perdagangan

heroin, pembuatan amphetamine tipe stimulan-(ATS), umumnya dikenal sebagai "shabu" atau "es" di Asia Tenggara, telah secara dramatis meningkat di Segitiga Emas sejak awal 1990-an dan khususnya di

Myanmar di mana relatif murah bentuk obat sedang diproduksi dalam jumlah besar (Emmers, 2003:7).

Dalam upaya mereka untuk mengatasi kejahatan transnasional terorganisasi, pemerintah dan aktor-aktor internasional harus menjangkau dan terlibat dengan jaringan sosial dan ekonomi. Dengan memperkuat

kolaborasi antara badan-badan negara dan jaringan sosial di tingkat lokal, pemerintah dan aktor-aktor internasional dapat lebih efektif

(46)

memahami kerentanan, dan mengidentifikasi peluang untuk membangun

ketahanan terhadap ancaman (Locke, 2012:1).

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Kerangka Teorities

Dalam kerangka penelitian ini, secara teorities dibutuhkan adanya

suatu kerangka pemikiran yang dapat berguna dalam menguji konsep-konsep dasar yang dipergunakan dalam studi ilmu hubungan internasional ketika meneliti suatu konsep yang ada. Kerangka pemikiran ini diartikan

sebagai konsep-konsep, model, analogi-analogi, pendekatan, generalisasi dan teori-teori yang dapat merangkum semua pengetahuan secara

sistematis. Yang kesimpulannya bahwa, teori ini akan memberikan suatu kerangka pemikiran bagi upaya penelitian. Upaya ini juga tidak terkecuali yang mendasari akan adanya suatu penelitian didalam disiplin ilmu

hubungan internasional.

2.2.1.1 Hubungan Internasional

Istilah Hubungan Internasional telah berkembang cukup pesat pada akhir abad ke-19, berbagai pakar Hubungan Internasional telah banyak memberikan definisi-definisi secara garis besar bahwa Hubungan

Internasional merupakan hubungan yang terjalin antar negara-negara diseluruh belahan dunia. Colombis dan Wolfe mengatakan bahwa:

(47)

internasional, perbandingan politik dan studi kawasan (Area studies), studi-studi strategis (strategic studies), pembangunan internasional, komunikasi internasional, dan studi perdamaian serta upaya penyelesaian konfliktermasuk yang menyangkut pengendalian dan pelucutan senjata (Coulombis dan Wolfe dan Wolfe2003:21)”.

Hubungan Internasional mencakup segala bentuk hubungan antar

bangsa dan kelompok-kelompok bangsa dalam masyarakat dunia dan cara berpikir manusia (Coulombis dan Wolfe, 2003:33). Istilah hubungan internasional secara umum dapat didefinisikan bahwa hubungan

internasional itu mengacu terhadap hubungan yang terjadi antar pemerintah di dunia yang merupakan anggota Perserikatan

Bangsa-Bangsa. Berkaitan erat dengan aktor-aktor lain seperti Organisasi Internasional, korporasi internasional dan individu-individu dengan struktur sosial yang lain mencakup ekonomi, kebudayaan dan politik

domestik serta pengaruh-pengaruh geografis maupun historisnya (Goldstein, 2002: 3).

Hubungan internasional dilakukan oleh aktor-aktor internasional, seperti individu, nation-state, maupun organisasi internasional yang sifatnya lintas batas. Menurut Rosenau, terdapat lima aktor hubungan

internasional, yaitu:

1. Individu-individu tertentu

(48)

5. Seluruh wilayah geografis dan

pengelompokkan-pengelompokkan politik utama dunia, seperti dunia ketiga (Rosenau, 2001: 5).

Kajian hubungan internasional sangat luas meliputi seluruh jenis

hubungan atau interaksi antar negara termasuk asosiasi dan organisasi non negara serta jalinan hubungan yang bersifat politik maupun non politik

(Johari, 2005: 9).

Dinamika hubungan internasional pada satu dasawarsa terakhir menunjukkan berbagai kecenderungan baru yang secara substansial sangat

berbeda dengan masa sebelumnya. Berakhirnya Perang Dingin telah merubah tatanan sistem internasional daribipolarmenuju padamultipolar. Perubahan tersebut telah membawa pola hubungan menuju arah persaingan atau konflik kepentingan ekonomi di antara negara-negara di dunia ini. Pasca Perang Dingin yang ditandai dengan berakhirnya

persaingan ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet telah mempengaruhi isu-isu hubungan internasional yang sebelumnya lebih

fokus pada isu-isu high politics (isu politik dan keamanan) kepada isu-isu low politics (seperti hak asasi manusia, ekonomi, lingkungan hidup, perdagangan narkotika dan terorisme). Oleh karena itu, tidak

mengherankan bila fenomena-fenomena hubungan internasional kini telah memasuki dimensi baru yang perlu ditangani dengan perangkat teoritis dan

(49)

beragam definisi mengenai hubungan internasional dari para ahli

hubungan internasional.

Pada awal perkembangannya, Shcwarzenberger mengatakan bahwa ilmu hubungan internasional adalah:

“Bagian dari sosiologi yang khusus mempelajari masyarakat internasional (sociology of international relations).Jadi, ilmu hubungan internasional dalam arti umum tidak hanya mencakup unsur politik saja, tetapi juga mencakup unsur-unsur ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, perpindahan penduduk (imigrasi dan emigrasi), pariwisata, olimpiade (olahraga) atau pertukaran budaya (cultural exchange) (Shcwarzenberger, 2003: 8)”.

Hubungan internasional mengacu pada semua bentuk interaksi

antara anggota masyarakat yang berlainan baik yang disponsori pemerintah maupun tidak. Studi hubungan internasional dapat mencakup

analisa kebijakan luar negeri, perdagangan internasional, Palang Merah Internasional, transportasi, komunikasi, turisme dan perkembangan etika internasional (Holsti, 2003 : 29).

Hubungan internasional berkembang bersamaan dengan seiring perkembangan zaman yang semakin maju dengan berbagai macam

teknologi yang diciptakan menyebabkan studi hubungan internasional menjadi semakin kompleks. Kompleksitas hubungan internasional itu sesuai dengan pendapat Jack C. Plano yang mengatakan bahwa hubungan

internasional mencakup hubungan antar negara atau sebagai interaksi para aktor yang tindakan serta kondisinya dapat menimbulkan konsekuensi

(50)

Pada dasarnya, ilmu Hubungan Internasional lebih mencakup

kepada segala macam hubungan-hubungan antar bangsa di dalam lingkungan masyarakat dunia, dengan adanya kekuatan-kekuatan didalam proses mempertahankan pola hidup, pola bertindak dan pola berpikir

manusia, bagi suatu unit politik internasional. Studi ini merupakan bagian dari ilmu yang lebih luas yaitu ilmu politik, dan menitik beratkan kepada

pentingnya studi fenomena-fenomena politik pada peringkat global, serta kepada masalah-masalah pemeliharaan perdamaian, studi srategis dan pembangunan internasional, kerjasama internasional sebagai tujuan damai

atau sebagai peralatan militer dan isu – isu baru lainnya seperti halnya hubungan interaksi antara pemerintahan China dengan organisasi Asia

Tenggara yaitu Association of South East Asia Nation (ASEAN) yang bertujuan untuk melakukan pengawasan dan pemantauan baik langsung maupun tidak langsung terkait dengan perdagangan narkotika yang

berdampak pada kedua belah pihak.

Sejak awal 1990-an, konfrontasi bipolar berakhir dengan era

Perang Dingin, globalisasi, karakteristik keterbukaan yang lebih besar, yang menyapu seluruh penjuru dunia. Adanya rasa saling bergantung antara satu negara dengan negara yang lainnya. Adanya angin perubahan

yang memberikan dampak yang berbeda dari sebelumnya pada konseptualisasi dan praktek keamanan.

(51)

China mempunyai hubungan diplomatik yang baik dengan semua negara–

negara anggota ASEAN dan adanya hubungan diplomatik yang telah meningkat dengan organisasi ASEAN sendiri. ASEAN dan China juga mempunyai kepentingan bersama dan terus memperluas kerjasama dalam

berbagai bidang yang saling menguntungkan antara yang satu dengan yang lainnya.

2.2.1.2 Organisasi Internasional

Organisasi-organisasi internasional tumbuh karena adanya

kebutuhan dan kepentingan mesyarakat antar-bangsa untuk adanya wadah serta alat untuk melaksanakan kerja sama internasional. Sarana untuk

mengkoordinasikan kerjasama antar-negara dan antar-bangsa kea rah pencapaian tujuan yang sama dan yang perlu diusahakan secara bersama-sama. Salah satu kajian utama dalam studi hubungan internasional adalah

organisasi internasional yang juga merupakan salah satu aktor dalam hubungan internasional (Perwita & Yani, 2005:91).

Teuku May Rudi mendefinisikan organisasi internasional dalam buku nya“Organisasi dan Administrasi Internasional”sebagai berikut:

(52)

Berdasarkan definisi diatas, maka Organisasi Internasional kurang

lebih harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. Kerjasama yang ruang lingkupnya melingkupi batas-batas negara.

2. Mencapai tujuan-tujuan yang disepakati bersama.

3. Mencakup hubungan antar pemerintah maupun non

pemerintah.

4. Struktur organisasi yang jelas dan lengkap.

5. Melaksanakan fungsi secara berkesinambungan (Rudy,

2005:3).

Sedangkan menurut Michael Hass dalam Buku Perwita dan Yani

“Pengantar Hubungan Internasional”, Pengertian organisasi internasional memiliki dua pengertian yaitu:

“Pertama, organisasi internasional sebagai suatu lembaga atau struktur yang mempunyai serangkaian aturan, anggota, jadwal, tempat dan waktu pertemuan.Kedua, organisasi internasional merupakan pengaturan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang utuh dimana tidak ada aspek non lembaga dalam istilah organisasi internasional ini” (Perwita dan Yani, 2005:93).

Menurut Clive Archer dalam bukunya International Organizations, organisasi internasional berasal dari dua kata organisasi dan internasional yang berarti aktivitas-aktivitas antara individu-individu dan

(53)

Dari definisi diatas, sangat jelas bahwa ASEAN merupakan suatu

organisasi internasional yang mempunyai tujuan dan fungsi khusus yakni pengawasan penggunaan nuklir dengan tujuan damai dengan struktur organisasi yang jelas serta mampu melaksanakan kerjasama dengan

aktor-aktor lainnya

ASEAN merupakan organisasi yang terbentuk sebagai pengganti

dari persatuan asia tenggara yang saat itu hanya terdiri dari tiga negara diantaranya yaitu Filipina, Thailand dan Malaysia. ASEAN terbentuk pada 6 Agustus 1987 di Bangkok, Thailand. Pada saat pembentukan

ASEAN hanya terdiri dari 5 negara sebagai anggotanya yaitu Fillipina, Indonesia, Thailand, Singapura, dan Malaysia.

1. Fungsi dan Bentuk Organisasi Internasional

Columbis dan Wolfe mengemukakan klasifikasi organisasi

internasional dengan keanggotaannya, menurut peneliti tersebut Inter-Governmental Organizations dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori yaitu;

1. Global Membership and General Purpose, yaitu suatu organisasi internasional antar pemerintah dengan

keanggotaan global serta maksud dan tujuan umum.

(54)

khusus, organisasi jenis ini dikenal pula sebagai organisasi

internasional yang fungsional karena menjalankan fungsi yang khusus.

3. Regional membership and general purpose, yaitu suatu organisasi internasional antar pemerintah dengan keanggotaan yang regional atau berdasarkan kawasan

dengan maksud dan tujuan yang umum, biasanya bergerak dalam bidang yang luas, meliputi keamanan, politik, sosial, ekonomi, dan sebagainya.

4. Regional membership and limited purpose organizations, yaitu suatu organisasi internasional antar pemerintah

dengan keanggotaan regional dan memiliki maksud serta tujuan yang khusus dan terbatas, organisasi internasional ini bergerak dalam bidang militer dan pertahanan, bidang

ekonomi, sosial, dan sebagainya (Perwita dan Yani, 2005; 94).

Organisasi internasional yang bersifat fungsional memiliki fungsi dalam menjalankan aktifitasnya, fungsi ini bertujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yang berhubungan dengan pemberian bantuan

dalam mengatasi masalah yang timbul terhadap pihak yang terkait. Menurut Bennet fungsi organisasi internasional adalah:

(55)

itu menghasilkan keuntungan yang besar bagi seluruh

bangsa.

2. Untuk menyediakan banyak saluran-saluran komunikasi antar pemerintahan sehingga ide-ide dapat bersatu ketika

masalah muncul ke permukaan (Perwita dan Yani, 2005: 97).

Adapun Fungsi organisasi internasional oleh Clive Archer dalam buku“International Organization” :

a.) Fungsi agregasi dan artikulasi

b.) Organisasi Internasional sebagai Norma c.) Sarana Rekrutmen dalam sistem internasional

d.) Sarana Sosialisasi

e.) Sebagai wadah pembuatan kebijakan f.) Sebagai tempat penerapan kebijakan

g.) Menerapkan kebijakan yang adil h.) Sarana Informasi Global

i.) Penerapan fungsi operasional (Archer, 2001:92-107).

Dalam kasus penelitian ini, fungsi Association of South East Asia Nation (ASEAN) sebagai organisasi internasional adalah mewujudkan kerjasama aktif dan saling membantu dalam masalah kepentingan bersama

(56)

2. Peranan Organisasi Internasional

Peranan organisasi internasional dapat digambarkan sebagai individu yang berada dalam lingkungan masyarakat internasional.Sebagai anggota masyarakat internasional, organisasi internasional harus tunduk

pada peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama.Selain itu, melalui tindakan anggotannya, setiap anggota tersebut melakukan

kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuannya (Perwita dan Yani, 2005:29). ASEAN dapat dikatakan menjalankan fungsinya sebagai suatu organisasi internasional yang difokuskan pada urusan memerangi narkotika dengan

mendirikan sebuah organisasi dan membentuk kerjasama dengan berbagai pihak.

Negara-negara yang tergabung dalam keanggotaan suatu Organisasi Internasional berhak meminta bantuan berupa saran, rekomendasi atau aksi langsung berkaitan dengan masalah-masalah

dimana pemerintah tidak dapat mengambil resiko dengan hanya bertindak melalui kebijakan nasionalnya. Bahkan saat ini Organisasi Internasional

dapat mempengaruhi tingkah laku negara secara tidak langsung, dimana kehadiran mereka – organisasi internasional – mencerminkan kebutuhan suatu masyarakat dunia untuk bekerjasama dalam menangani suatu

permasalahan.

Peranan Organisasi Internasional terbagi dalam 3 (tiga) kategori,

(57)

1. Sebagai instrumen, yaitu organisasi internasional digunakan oleh

negara-negara anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan tujuan politik luar negerinya.

2. Sebagai arena. organisasi internasional merupakan tempat bertemu

bagi anggota-anggotanya yang membahas dan membicarakan masalah masalah yang dihadapi. Tidak jarang organisasi internasional

digunakan oleh beberapa negara untuk mengangkat masalah dalam negerinya, ataupun mengangkat masalah dalam negeri orang lain dengan tujuan untuk mendapat perhatian internasional.

3. Sebagai aktor independen. organisasi internasional dapat membuat keputusan-keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan atau

paksaan dari luar organisasi. (Archer dalam Perwita & Yani, 2005 : 95).

Jelas di atas bahwa suatu organisasi Internasional hanya bisa

melakukan tugas dan fungsinya dengan mengambil keputusan dari tubuh Organisasi internasional terkait. Dengan demikian semakin jelas bahwa

organisasi internasional merupakan non-state actor (Aktor Non Negara) yang mempunyai kedudukan dalam sistem Internasional.

Organisasi internasional sangat berperan sebagai aktor hubungan

internasional karena organisasi internasional sebagai wadah atau instrument bagi koalisi antar anggota atau koordinasi kebijakan antar

(58)

Nation)berperan di Asia Tenggara dalam memerangi narkotika di seluruh negara-negara anggota ASEAN.

2.2.1.3 Kerjasama Internasional

Perkembangan didalam Politik Luar Negeri dimana terdapat berbagai pola-pola, yang salah satunya ialah pola kerjasama yang akan

menjelaskan kearah mana suatu negara melangkah, apakah kerah kerjasama politik, ekonomi, sosial budaya, atau kepada pertahanan dan keamanan. Perhatian utama didalam teori Hubungan Internasional ialah

studi mengenai penyebab-penyebab konflik yang menunjang suatu kerjasama. Oleh karena itu, teori hubungan politik yang meliputi konflik,

membentuk dasar yang paling penting bagi pembentukan teori Hubungan Internasional (Dougherty dan Pfaltzgraff, 2007:418).

Menurut ilmu Hubungan Internasional berdasarkan Charles A.

McCleland dalam jurnal yang berjudul The Functions of Theory in International Relations mengatakan bahwa kerjasama internasional merupakan alat internasional yang berfungsi untuk memberikan fasilitas-fasilitas dan untuk melayani kegiatan-kegiatan yang hamper tidak ada batasnya adalah terdapat di dalam suatu kerjasama internasional, misalnya

dalam kerjasama internasional tentang ilmu pengetahuan, kekuasaan perusahaan internasional, dalam pengumpulan dan penyebaran berita

(59)

kerja dan badan-badan pemerintah dalam mengejar lain-lain kegiatan yang

terorganisir (McCleland, 1960:303).

Dalam usaha sebuah negara untuk menyelesaikan suatu masalah yang bersifat regional maupun internasional bisa diselesaikan bersama

dengan kerjasama, dalam kerjasama ini terdapat kepentingan-kepentingan nasional yang bertemu dan tidak bisa dipenuhi di negaranya sendiri.

Kerjasama menurut Holsti :

“Kerjasama yaitu proses-proses dimana sejumlah pemerintah saling mendekati dengan penyelesaian yang diusulkan, merundingkan atau membahas masalah, mengemukakan bukti teknis untuk menyetujui satu penyelesaian atau lainnya, dan mengakhiri perundingan dengan perjanjian atau perundingan tertentu yang memuaskan kedua belah pihak” (Holsti, 2003: 209).

Menurut Muhadi Sugiono ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam kerjasama internasional:

1. Pertama, Negara bukan lagi sebagai aktor eksklusif dalam politik

internasional melainkan hanya bagiandari jaringan interaksi politik, militer, ekonomi dan kultural bersama-sama dengan

aktor-aktor ekonomi dan masyarakat sipil.

2. Kedua, kerjasama internasional tidak lagi semata-mata ditentukan oleh kepentingan masing-masing negara yang terlibat di

dalamnya, melainkan juga oleh institusi internasional, karena institusi internasional seringkali bukan hanya bisa mengelola

Gambar

Table Manner Course di Hotel Golden
Tabel 3.1.1
Tabel 3.2
Gambar 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Termasuk sebab penyimpangan dalam penafsiran al- Qur’an dan patut diperhatikan adalah ‘meletakkan ucapan atau ketetapan bukan pada tempatnya.’ Banyak sekali ketetapan yang benar

The characteristic of flash flood by initially defining it as a rapid flooding of low-lying areas, rivers and streams that are caused by the intense rainfall also occur when

Sediaan yang telah dimasukan ke dalam botol dievaluasi organoleptis Sediaan yang telah dimasukan ke dalam botol dievaluasi organoleptis dengan memperhatikan bentuk, warna, bau,

Penciptaan karya seni rupa ini mengacu pada site specific installation dengan menerapkan mengadaptasi akar tiruan hingga gelembung yang bisa kembang-kempis pada subjek realitas

Vous pouvez raccorder le klang 1 subwoofer numérique sur votre téléviseur (1 raccordement par le biais d‘une interface de liaison DIGITAL AUDIO LINK IN.. Éteignez le

Symbolic Precognitive Dream ditandai dengan informasi prekognitif yang abstrak yang pada umumnya tidak disadari hingga kejadian yang sebenarnya terjadi.Hal ini sulit

Sadardjoen (2010) menyarankan kepada para orang tua untuk “menormalkan” anak-anak stmewa n, untuk menumpulkan kemampuan s anak dengan cara member

Dengan mengamati data yang disajikan melalui share screen zoom meeting, siswa dapat membuat tabel tiga kolom dalam format Google Form dari data yang telah