• Tidak ada hasil yang ditemukan

Critical jurnal review kepemimpinan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Critical jurnal review kepemimpinan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Judul

Jurnal 1 Kepemimpinan dalam berbasis sekolah Volume & Halaman 3 hlm.

Tahun 2011

Penulis Bapak Mulyo Prabowo

Reviewer

NIM 7163143020

Tanggal 14-OKTOBER-2016

Tujuan Penelitian Untuk mewujudkan harapan terhadap sekolah dan persekolahan tersebut, maka masih dibutuhkan beberapa faktor pendukung lainnya, antara lain adalah faktor pemimpin atau kepemimpinan yang mampu mengarahkan sebuah visi menjadi misi bersama. Pertanyaannya kemudian adalah pemimpin atau kepemimpinan seperti apa yang mampu mengawal kebijakan manajemen berbasis sekolah tersebut sampai ke tujuan yang diharapkan.

Pada era otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan muncul kebijakan program dari Departemen Pendidikan Nasional, yaitu Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Program ini merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan melalui pendekatan pemberdayaan sekolah dalam mengelola institusinya. Munculnya gagasan ini dipicu oleh ketidakpuasan atau kegerahan para pengelola pendidikan pada level operasional atas keterbatasan kewenangan yang mereka miliki untuk dapat mengelola sekolah secara mandiri. Umumnya dipandang bahwa para kepala sekolah merasa nirdaya karena terperangkap dalam ketergantungan berlebihan terhadap konteks pendidikan. Akibatnya, peran utama mereka sebagai pemimpin pendidikan semakin dikerdilkan dengan rutinitas urusan birokrasi yang menumpulkan kreativitas berinovasi.

Dengan kebijakan MBS tersebut, maka institusi sekolah sebagai unit operasional secara langsung menangani segala hal yang

(2)

bersifat sentralistik.

Subjek Penelitian Dengan diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, maka seluruh institusi yang berkaitan dengan UU tersebut otomatis harus melaksanakan sesuai dengan ketentuan yang termaktub di dalamnya. Sesuai dengan amanat UU tersebut, maka paradigma pendidikan berubah dari yang bersifat sentralistik menuju ke arah desentralistik.

Perubahan paradigma ini mempunyai dampak yang luas di bidang pendidikan dan persekolahan di Indonesia. Seluruh institusi pendidikan siap atau tidak harus mulai merubah dan berubah sesuai dengan ketentuan undang-undang. Berlandaskan ketentuan UU No. 20 Tahun 2003 diluncurkan kebijakan tentang persekolahan, yakni Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sebelum desentralisasi, beberapa sekolah di Indonesia sudah ada yang melaksanakan proses Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara mandiri dan mereka mampu mengatasi banyak masalah-masalah yang berkaitan dengan pengembangan sekolah secara internal. Sekarang ini beberapa propinsi di Indonesia mulai mencoba menerapkan MBS karena dukungan yang diberikan dari Pemerintah Daerah dan Dinas Pendidikan. Pelaksanaan MBS sekarang terbukti dapat mengubah kebudayaan dan sistem, sehingga sekolah berkembang efektif dan "sustainable". Terjadi transformasi yang sangat luar biasa bagi perkembangan sekolah, maka dari itu jiwa kepemimpinan dalam memnjalankan Manajamen Berbasis Sekolah sangatlah penting diterapkan.

Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam pengembangan kepemimpinan (leadership development) adalah perluasan kapasitas sesorang untuk menjadi efektif dalam peran dan proses kepemimpinan. Peran dan proses kepemimpinan merupakan peran dan proses yang

memungkinkan kelompok orang dapat bekerja bersama dengan cara yang produktif dan bermanfaat.

(3)

Selama beberapa dekade, banyak orang yang menekankan manajemen karena lebih mudah diajarkan dibanding dengan kepemimpinan.

Definisi Manajemen adalah seperangkat proses yang dapat menjaga sistem yang kompleks, terdiri dari orang dan teknologi dan berjalan secara perlahan. Aspek-aspek terpenting dalam manajemen meliputi perencanaan, penganggaran, organizing, staffing, pengawasan, dan pemecahan masalah. Kepemimpinan adalah seperangkat proses yang menciptakan organisasi mampu mengadaptasi pada lingkungan yang berubah secara signifikan. Kepemimpinan mendefinisikan seperti apakah masa depan itu, membimbing orang sesuai dengan visi tersebut, dan memberi inspirasi kepada mereka untuk membuat hal itu terjadi meskipun banyak hambatan (John P. Kotter, 1996).

Cara Banyak yang berpendapat bahwa sebuah organisasi akan efektif, apabila dikelola dengan manajemen yang baik. Pendapat ini tidak salah seluruhnya, akan tetapi sebenarnya faktor kepemimpinan-lah yang mampu menggerakkan organisasi menjadi efektif, sementara para manajemen akan menjalankan tugasnya agar lebih efisien. Selama beberapa dekade, banyak orang yang menekankan manajemen karena lebih mudah diajarkan dibanding dengan kepemimpinan.

Langkah-langkah Pihak-pihak lain seperti, komite sekolah, para guru, orangtua, dewan pendidikan dan dinas pendidikan diharapkan menyumbang pada pengembangan kepemimpinan Kepala Sekolah dalam hal, penilaian, tantangan, dan dukungan

Hasil Penelitian Secara teoritis, semua pihak memang harus terlibat aktif yakni kepala sekolah, para guru, komite sekolah dan masyarakat yang peduli. Akan tetapi pada prakteknya, peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah sangat menentukan; kepemimpinan Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah paling menentukan kebijakan sekolah seperti tanggung jawab pengambilan keputusan tertentu mengenai anggaran, kepegawaian, dan kurikulum.

Dengan melihat tanggung jawab besar tersebut, maka

pengembangan kepemimpinan dari Kepala Sekolah dan Pemilihan Ketua Komite Sekolah perlu mendapat perhatian yang serius. Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah perlu diperhadapkan pada serangkaian pengalaman belajar seperti yang mampu

(4)

Leadership Development” (1998) diungkapkan bahwa hanya elemen pengalaman yang mengandung penilaian, tantangan, dukungan merupakan pengalaman yang akan mengembangkan kepemimpinan seseorang.

Namun pada prakteknya, Kepala Sekolah sebenarnya

merupakan aktor yang paling diharapkan berperan sebagai pemimpin dalam MBS untuk mewujudkan visi menjadi misi yang feasible bagi peningkatan pelayanan dan kualitas sekolah. Pihak-pihak lain seperti, komite sekolah, para guru, orangtua, dewan pendidikan dan dinas pendidikan diharapkan menyumbang pada pengembangan

kepemimpinan Kepala Sekolah dalam hal, penilaian, tantangan, dan dukungan.

Kekuatan Penelitian Dalam jurnal penelitian ini membawa kita akan pentingnya kepemimpinan termasuk dalam bidang Manajemen Berbasis Sekolah, khususnya untuk para kepala sekolah yang diharapkan bisa

memajukan pendidikan di Indonesia

Kelemahan Penelitian Dalam jurnal penelitian penulis belum mengoptimalkan bagaimana cara agar kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Sekolah diterapkan, penulis hanya mendefinisikan kepemimpinan itu untuk siapa, sedangkan kita semua sepertinya wajib untuk

menerapkan kepemimpinan tersebut, karena disetiap diri kita masing masing pasti terdapat jiwa kepemimpinan untuk mengontrol attitude dan sifat, maka jiwa kepimpinan tersebutlah yang harusnya kita kembangkan dalam diri kita masing masing

Judul Jurnal 2

(5)

Dengan kinerja guru di SMP NEGERI Kecamatan PalembayanKabupaten Agam

Volume & Halaman 9 hlm.

Tahun 2012

Penulis Hagi Eka Gusman

Reviewer

NIM 7163143020

Tanggal 14-OKTOBER-2016

Tujuan Penelitian Komponen yang menjadi pembahasan dalam hal ini adalah guru dan kepala sekolah. Guru merupakan salah satu sumber daya manusia yang berada di lembaga pendidikan. Kinerja guru di sekolah mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan sekolah. Masalah kinerja guru menjadi sorotan berbagai pihak yang harus mendapat perhatian sentral, karena figur seorang guru menjadi sorotan paling utama ketika berbicara mengenai masalah pendidikan. Guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan, guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah, guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik.

Subjek Penelitian Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka indikator kinerja guru dalam penelitian ini adalah:

- Tanggung jawab. Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode pembelajaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab secara optimal dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru. Indikasi yang menunjukkan tinggi rendahnya kinerja seorang guru dalam melaksanakan tugas, dapat dilihat dari seberapa besar rasa tanggung jawab guru terhadap tugas-tugas yang diberikan.

Menurut Hasibuan (2000:95) menyatakan bahwa “tanggung jawab adalah kesediaan karyawan mempertanggung jawabkan kebijaksanaannya,

pekerjaannya dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang diperlukan serta perilaku kerjanya.”

(6)

menurut Winardi dalam Harbani Pasolong (2010:140) motivasi kerja adalah “keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.

Menurut Hamzah (2012:134) seorang pegawai akan dapat berkinerja baik bila ia memiliki peluang untuk mewujudkan kinerjanya. Pegawai yang memiliki motivasi tinggi, memiliki kemampuan, keterampilan, serta memiliki persepsi yang tepat mengenai suatu pekerjaan , tetapi ia tidak mendapatkan peluang untuk melakukan pekerjaan tersebut.

- Inisiatif kinerja. Seseorang yang dikatakan memiliki kinerja tinggi apabila ia juga memiliki startegi atau inisitaif yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya. Nitisemito (1982:78) mengemukakan bahwa “inisatif yaitu sesuatu yang tumbuh dari dalam diri pegawai tanpa perintah dari pimpinan, rekan kerja ataupun orang lain seperti halnya ide-ide maupun kreasi-kreasi yang memberikan manfaat terhadap pekerjaan yang dilakukan.”

Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh guru SMP Negeri Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam sebanyak 98 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Random Sampling. Besar sampel penelitian adalah 78 orang.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber (responden), data analisis dengan menggunakan teknik korelasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dan untuk pengujian signifikansi koefesien korelasi yang digunakan adalah dengan uji t

Definisigaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas menurut Wahjosumidjo (1995:63) dalam prakteknya adalah “memberikan petunjuk, pengawasan, menanamkan keyakinan akan pentingnya pelaksanaan tugas kepada bawahan, dan mementingkan perhatiannya kepada pelaksanaan tugas guru yang harus terlaksana dengan baik, mengikuti aturan yang ditetapkan serta mengacu kepada standar prestasi kerja yang diharapkan. Selanjutnya Menurut Handoko

(2003:299) pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan berorientasi pada bawahan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka.

(7)

“cukup baik” yaitu sebesar 79,46% dari skor ideal.

Langkah-langkah Sastrohadiwiryo (2002:235) menyatakan bahwa inisiatif adalah

kemampuan seseorang pegawai untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari manajemen lainnya.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa inisiatif adalah suatu sikap dari pegawai atau guru yang melaksnakan tugas atau mengambil keputusan dengan kesadaran sendiri tanpa di perintah dulu dari pimpinan.

Hasil Penelitian 1. Distribusi Data Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam

Skor maksimum kinerja guru adalah 150 dan skor minimal 30. Sedangkan dari jawaban responden diperoleh skor tertinggi 132 dan skor terendah 101 dengan skor rata- rata ( Mean) 119,2, median 120, modus 121,6 dan standar deviasi 7,45 Frekuensi tertinggi dengan rentangan interval 121-125 dengan frekuensi relatif sebanyak 23, sedangkan frekuensi terendah sebanyak 2. Berdasarkan pengolahan data angket variabel kinerja guru (Y) dengan cara membandingkan skor rata- rata (mean) dengan skor maksimal dikali 100%, maka nilai mean 119,2 dibagi

dengan skor maksimal 150, maka diperoleh angka 0,7946 x 100% = 79,46%. Hal ini berarti variabel kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Palembayan

Kabupaten Agam berada pada kategori “cukup baik” yaitu sebesar 79,46% dari skor ideal.

2. Distibusi Data Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Skor maksimum gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah 150 dan skor minimal 30. Sedangkan dari jawaban responden diperoleh skor terendah 88 dan skor tertinggi 127 dengan rata- rata (Mean) 109,52, median 107 ,modus 101,96 dan standar deviasi 6,24

Frekuensi tertinggi dengan rentangan nilai interval 106-111 dengan frekuensi relatif sebanyak 35, sedangkan frekuensi relatif terendah sebanyak 1.

(8)

73,1% dari skor ideal.

3. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam

[image:8.612.67.565.64.592.2]

Berdasarkan analisis data antara variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP Negeri Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam diperoleh rhitung = 0,25 > rtabel = 0,220, pada taraf kepercayaan 95% dengan N = 78. Untuk melihat keberartian hubungan maka dilakukan uji t dengan perolehan data (X-Y)thitung = 4,5 > ttabel = 1,66462, Jadi didapatkan r hitung > r tabel dan t hitung > t tabel pada taraf kepercayaan 95% (lihat tabel 1 di bawah ini).

Tabel 1 : Pengujian Koefisien dan Keberartian Korelasi Varibel X dan Y Dengan Tabel Uji r dan t

Koefisien Korelasi (r)

r tabel Keberartian

Korelasi (t)

t tabel

= 0,05 = 0,05

0,25 0,220 4,21 1,66462

Kekuatan Penelitian

Dalam jurnal penelitian ini membawa kita akan pentingnya kepemimpinan termasuk dalam profesi Guru maupun kepala Sekolah, khususnya untuk cara mereka dalam membangun suatu relasi.

Kelemahan Penelitian

Dalam jurnal penelitian penulis belum mengoptimalkan bagaimana cara agar kepemimpinan dalam Berbasis Sekolah diterapkan, penulis hanya

Gambar

Tabel 1 : Pengujian Koefisien dan Keberartian Korelasi Varibel X dan Y Dengan

Referensi

Dokumen terkait

Teguh, 2014.“Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Partisipasi Kerja Guru”.Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. Tegguh, Ambar Sulistyani, 2012.Kepemimpinan

Terdapat beberapa metode analisis lokasi yang digunakan dalam jurnal yaitu metode pemeringkatan faktor dimana dilakukan pembobotan terhadap faktor penunjang

Kontribusi dalam penelitian ini merupakan kekuatan yang bermanfaat atau daya dukung dari variabel X yaitu Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai variabel independen

Untuk mengembangkan teori dalam kepemimpinan kepala sekolah dalam bidang manajemen pendidikan sekolah khususnya dalam pengelolaan program sekolah di SD

Pada makalah ini akan dibahas jurnal mengenai nilai lahan di daerah sekitar pusat kota atau CBD di Surabaya, khususnya CBD industri yaitu SIER (Surabaya Industrial

Hasil penelitian sebagai kesimpulan : (1) kepemimpinan kepala sekolah SMK Pembangunan Mranggen termasuk cukup baik, artinya dalam kepemim-pinan bisa menampung aspirasi

Metode penelitian Metode penelitian kualitatif Tujuan penelitian Tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui arti dari kepemimpinan yang berkarakter, dengan melakukan

Kekurangan Jurnal Utama • Metode kepustakaan yang digunakan seharusnya tidak bisa dijadikan sebagai metode penelitian yang akurat, mengingat hal yang dibahas berhubungan dengan dunia