DENGAN KAPASITAS 18.000 TON / TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh :
NIM : 090425007 MUHAMMAD ARIF
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN MINUMAN
BERKARBONASI RASA NENAS
DENGAN KAPASITAS 18.000 TON / TAHUN
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh :
NIM : 090425007 MUHAMMAD ARIF
Telah Diperiksa/Disetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(M.HENDRA S. GINTING ST.MT) (Ir.BAMBANG TRISAKTI M.Si NIP. 19700919 1999031 001 NIP. 19660925 1991031 003
)
Mengetahui, Koordinator Tugas Akhir
(Ir. Renita Manurung, MT NIP. 19681214 199702 2 002
)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN MINUMAN
BERKARBONASI RASA NENAS
DENGAN KAPASITAS 18.000 TON / TAHUN
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh :
NIM : 090425007 MUHAMMAD ARIF
Telah Diperiksa/Disetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(M.Hendra S. Ginting ST.MT) (Ir.Bambang Trisakti M.Si
Dosen Penguji I Dosen Penguji II Dosen Penguji III
) NIP. 19700919 1999031 001 NIP. 19660925 1991031 003
(M.Hendra S. Ginting ST.MT) (Dr.Ir.Iriyani,M.Si) (
NIP. 197009191999031001 NIP. 196406131990032 001 NIP. 19680425 1999032 004 Ir.Netti Herlina, MT)
Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir
(Ir. Renita Manurung, MT NIP. 19681214 199702 2 002
)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA EKSTENSI
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa karena atas
kehendak dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul “Pra-Rancangan Pabrik Pembuatan Minuman Berkarbonasi Rasa Nenas
dengan Kapasitas 18.000 Ton/Tahun”. Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti ujian sarjana pada Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak M. Hendra S Ginting ST.MT, sebagai dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi masukan selama menyelesaikan tugas akhir.
2. Bapak Ir. Bambang Trisakti M.Si, sebagai dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan memberi masukan selama menyelesaikan tugas akhir.
3. Ibu Ir. Renita Manurung, MT, sebagai koordinator tugas akhir Departemen Teknik
Kimia Fakultas Teknik USU.
4. Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, M.Si, selaku ketua Departemen Teknik Kimia Fakultas
Teknik USU.
5. Seluruh Staff pengajar dan pegawai di Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik
USU.
6. Partner penulis, Fatimah Rahmayani Hutasuhut, yang telah sama sama berjuang dalam
Menjalani Masa perkuliahan hingga selesainya Tugas Akhir ini.
7. Sahabat saya, Muhammad Irfan Darfika ST, atas bantuannya yang sangat besar,
sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
8. Ke Dua Orang Tua Tercinta, yang selalu memberikan Doa dan motivasi, sehingga
saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Kedua kakak saya, , serta kedua Abang Ipar saya yang telah banyak membantu saya
10.Kekasih Hati saya, Arizta Harahap AMd, yang selalu mendampingi saya dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
11.Teman teman stambuk 2009 dan stambuk 2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu yang juga telah banyak membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
12.Teman-teman di PT. Coca Cola Amatil Indonesia, Atas bantuan dan dukungan nya
Saya ucapkan Terimakasih.
Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan penulisan tugas akhir ini. Akhir kata, semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, April 2012
Penulis
Muhammad Arif
INTISARI
Pabrik Minuman Berkarbonasi Rasa Nenas ini direncanakan berproduksi dengan
kapasitas 18.000 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam 1 (satu) tahun. Lokasi pabrik
direncanakan berada di daerah Marelan, tepatnya di desa simpang kantor Kodya
Medan-Belawan Sumatera Utara, dengan luas tanah yang dibutuhkan adalah 4.395m2. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik sebanyak 113 orang dan
bentuk badan usaha yang direncanakan adalah perseroan terbatas (PT) dan bentuk
organisasinya adalah Fungsional dan staf.
Hasil analisa ekonomi pabrik pembuatan Minuman Berkarbonasi Rasa Nenas ini
adalah :
• Total Modal Investasi : Rp. 96.257.389.888,-
• Total Biaya Produksi : Rp. 44.394.051.973,-
• Hasil Penjualan / Tahun : Rp. 205.714.080.000,-
• Laba Bersih : Rp. 48.172.253.047
,-• Profit Margin (PM) : 33,44 %
• Break Even Point (BEP) : 39,10 %
• Return on Investment (ROI) : 50,04 %
• Pay Out Time (POT) : 2 tahun
• Return on Network (RON) : 47,35 %
• Internal Rate of Return (IRR) : 51,76 %
Dari hasil analisa aspek ekonomi, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan
pabrik pembuatan Minuman Berkarbonasi Rasa Nenas dengan Kapasitas 18.000 ton/tahun
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... I-1
1.1 Latar Belakang ... I-1
1.2 Perumusan Masalah ... I-5
1.3 Tujuan Rancangan... I-5
1.4 Manfaat Perancangan ... I-5
BAB II TINJUAN PUSTAKA ... II-1
2.1 Minuman Berkarbonasi ... II-1
2.2 Persyaratan Mutu Minuman Berkarbonasi ... II-1
2.3 Flavor/Konsentrat ... ...II-2
2.4 Sifat sifat bahan baku ... II-5
2.5 Deskripsi Proses ... II-8
2.5.1 Proses Pelarutan Gula .... ... II-8
2.5.2 Pross Pembuatan Final Sirup...II-9
2.5.3 Proses Pencampuaran (Paramix), Final sirup dan CO2... ... II-9
BAB III NERACA MASSA ... III-1
BAB V SPESIFIKASI ALAT ... V-1
5.1 Gudang Bahan Baku (G-101) ... V-1
5.2 Bucket Elevator (BE-101) ... V-1
5.3 Tangki Penyimpanan Hyplo Supercell ( TT-102) ... V-2
5.4 Screw Conveyor (SC-101) ... V-2
5.5 Tangki Karbon Aktif (TT-103) ... V-3
5.6 Screw Conveyor (SC-102) ... V-3
5.7 Tangki Pencampur I (M-101) ... V-4
5.8 Pompa 1 (J-101) ... V-5
5.9 Filter Press (FP-101) ... V-5
5.10 Bak Penampungan Sludge (B-101) ... V-6
5.11 Tangki Pencampur II (M-102) ... V-6
5.12 Tangki Konsentrat (TT-104) ... V-7
5.13 Screw Conveyor (SC-103) ... V-8
5.14 Pompa 2 (J-102) ... V-8
5.15 Tangki Karbondioksida (TC-101) ... V-9
5.16 Blower (JB-101) ... V-9
5.17 Cooler (E-101) ... V-10
5.18 Tangki Karbonator (TT-101) ... V-10
5.19 Pompa 3 (J-103) ... V-11
5.20 Tangki Filler (TF-101) ... V-11
5.21 Gudang Produk (G-102) ... V-12
BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1
6.1 Instrumentasi ... VI-1
6.2 Keselamatan Kerja ... VI-6
7.1 Kebutuhan Air ... VII-1
7.1.1 Pengendapan ... VII-3
7.1.2 Klarifikasi ... VII-3
7.1.3 Filtrasi ... VII-4
7.2 Kebutuhan Bahan Kimia ... VII-5
7.3 Kebutuhan Listrik ... VII-5
7.4 Keperluan Bahan Bakar ... VII-6
7.5 Unit Pengolahan Limbah ... VII-6
7.6 Spesifikasi peralatan Limbah ... ... VII-7
7.6.1 Bak Penampungan... ... ... VII-8
7.6.2 Bak Pengendapan Awal... ... ... VII-8
7.6.3 Bak Netralisasi. ... ... VII-9
7.6.4 Kolam Facultativ... ... VII-10
7.7 Luas Area Pengolahan Limbah ... VII-14
7.8 Spesifikasi Peralatan Utilitas... ... VII-14
7.8.1 Bak Pengendapan (BP)... ... VII-14
7.8.2 Tangki Pelarutan Allumunium Sulfat (TP-101)... VII-15
7.8.3 Tangki Pelarutan Natrium Karbonat (TP-102)... . VII-15
7.8.4 Tangki Pelarutan Kalsium Hipoklorit (TP-103)... . VII-15
7.8.5 Clarifier (CL)... ... VII-16
7.8.6 Sand Filter (SF)... ... VII-16
7.8.7 Menara Air (MA)... ... VII-17
7.8.8 Carbon Filter (CF)... ... VII-17
7.8.9 Menara Pendingin Air/Water Cooling Tower (WCT)... VII-18
7.8.10 Pompa Sumur Bor (P-101)... ... VII-18
7.8.12 Pompa Tangki Allumunium Sulfat (P-103)... VII-19
7.8.13 Pompa Tangki Calsium Hipoklorit (P-104)... VII-19
7.8.14 Pompa Tangki Natrium Carbonat (P-104)... .. VII-19
7.8.15 Pompa Tangki Sand Filter (PU-105)... VII-19
7.8.16 Pompa Carbon Filter (PU-106)... VII-19
7.8.17 Pompa Water Cooling Tower (P-106)... .. VII-20
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1
8.1 Lokasi Pabrik ... VIII-1
8.1.1 Faktor Primer/Utama ... VIII-1
8.1.2 Faktor Khusus ... VIII-2
8.2 Tata Letak Pabrik ... VIII-2
8.3 Perincian Luas Tanah ... VIII-4
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ... IX-1
9.1 Organisasi Perusahaan ... IX-1
9.1.1 Bentuk Organisasi Garis ... IX-2
9.1.2 Bentuk Organisasi Fungsionil ... IX-2
9.1.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staf ... IX-3
9.1.4 Bentuk Organisasi Fungsionil dan Staf ... IX-3
9.2 Manajemen Perusahaan ... IX-3
9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha ... IX-4
9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ... IX-5
9.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ... IX-5
9.4.2 Dewan Komisaris ... IX-6
9.4.3 Direktur ... IX-6
9.4.4 Sekretaris ... ... IX-6
9.4.5 Manajer Finansial dan Marketing ... IX-7
9.4.7 Manajer Teknik SDM/Umum ... IX-7
9.4.8 Manajer Produksi ... IX-7
9.4.9 Manajer Teknik ... IX-7
9.4.10 Kepala Seksi Pembelian ... ... IX-8
9.4.11 Kepala Seksi Marketing ... ... IX-8
9.4.12 Kepala Seksi Personalia ... ...IX-8
9.4.13 Kepala Seksi Keamanan ... ...IX-8
9.4.15 Kepala Seksi Maintenance Dan Listrik. ... ...IX-9
9.4.16 Kepala Seksi Proses... ... ...IX-9
9.4.17 Kepala Seksi Utilitas. ... ...IX-9
9.4.18 Kepala Seksi Laboratorium ... ... IX-9
9.5 Tenaga Kerja Dan Jam Kerja ... IX-9
9.5.1 Jumlah Dan Tingkat pendidikan Tenaga Kerja ... ... IX-9
9.5.2 Pengaturan Jam Kerja ... ... IX-11
9.6 Sistem Penggajian ... IX-12
9.7 Kesejahteraan Tenaga Kerja ... IX-13
BAB X ANALISA EKONOMI ... X-1
10.1 Modal Investasi ... X-1
10.1.1 Modal Investasi Tetap / Fixed Capital Investment (FCI) ... X-1
10.1.2 Modal Kerja / Working Capital (WC). ... ...X-2
10.2 Biaya Produksi Total (BPT)/Total Cost (TC) ... X-3
10.2.1 Biaya Tetap/ Fixed Cost (FC) ... X-4
10.2.2 Biaya Variabel (BV)/ Variable Cost (VC) ... X-4
10.3 Total Penjualan (Total Sales) ... X-4
10.5 Analisa Aspek Ekonomi ... X-5
10.5.1 Profit Margin (PM) ... X-5
10.5.2 Break Even Point (BEP) ... X-5
10.5.3 Return of Investment (ROI) ... X-6
10.5.4 Pay Out Time (POT) ... X-6
10.5.5 Return On Network (RON) ... X-7
10.5.6 Internal Rate of Return (IRR) ... X-7
BAB XI KESIMPULAN ... XI-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA ... LA-1
LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS ... LB-1
LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI ALAT ... LC-1
LAMPIRAN D PERHITUNGAN PERALATAN UTILITAS ... LD-1
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Impor Minuman Berkarbonasi... ... I-2
Tabel 1.2 Prediksi Data Statistik Impor Minuman Berkarbonasi Tahun 2011.
... ... I-3
Tabel 1.3 Prediksi Data Statistik Impor Minuman Berkarbonasi Tahun
2012... I-3
Tabel 1.4 Prediksi Data Statistik Impor Minuman Berkarbonasi Tahun
2013... I-4
Tabel 1.5 Kebutuhan Impor Minuman Berkarbonasi di Indonesia
di Masa yang akan datang ... I-5
Tabel 2.1 Persyaratan Mutu Minuman Berkarbonasi Di Indonesia ... II-1
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Neraca Massa pada Tangki Pencampur I
(M-101) ... III-1
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Neraca Massa pada Filter Press ... III-2
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Neraca Massa pada Tangki Pencampur II
(M-102) ... ... III-2
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Neraca Massa pada Tangki Karbonator
(TT-101) ... III-3
Tabel 4.1 Neraca Panas pada Cooler (E-101) ... IV-1
Tabel 4.3 Neraca Panas pada Gudang Produk (G-102) ... IV-2
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Minuman
Berkarbonasi Rasa Nenas ... VI-5
Tabel 6.2 Daftar Peralatan Pelindung Diri ... VI-9
Tabel 7.1 Kualitas Air Tanah Marelan ... VII-2
Tabel 7.2 Jumlah luas area pengolahan limbah... VII-14
Tabel 8.1 Perincian luas tanah Pabrik Pembuatan Minuman Berkarbonasi
Rasa Nenas ... VIII-4
Tabel 9.1 Jumlah Tenaga Kerja beserta Tingkat Pendidikannya... IX-10
Tabel 9.2 Pembagian Kerja Shift tiap regu... IX-12
Tabel 9.3 Gaji Karyawan ... IX-12
Tabel LA.1 Komposisi gula pada pembuatan Minuman Berkarbonasi rsa ...
Nenas ... LA-2
Tabel LA.2 Neraca Massa pada Tangki Pencampur I (M-101)... LA-4
Tabel LA.3 Neraca Massa pada Filter Press ... LA-6
Tabel LA.4 Komposisi Konsentrat... ... LA-7
Tabel LA.5 Neraca Massa pada tangki Final Sirup ... LA-7
Tabel LA.6 Neraca Massa pada Cooler ... LA-8
Tabel LA.7 Neraca Massa pada tangki Karbonator (TT-101) ... LA-9
Tabel LA.8 Neraca Massa pada unit Packaging ... LA-9
Tabel LA.9 Neraca Masa pada Gudang (G-102)... LA-10
Tabel LB.2 Neraca Panas pada alur II ... LB-2
Tabel LB.3 Neraca Panas pada alur III ... LB-2
Tabel LB.4 Neraca Panas pada alur IV ... LB-3
Tabel LB.5 Neraca panas pada Tangki Pencampur I (M-101) ... LB-4
Tabel LB.6 Neraca Panas pada Filter Press ... LB-5
Tabel LB.7 Neraca Panas pada alurVIII ... LB-6
Tabel LB.8 Neraca Panas pada alur IX ... L6-6
Tabel LB.9 Neraca Panas pada Tangki Pencampur II (M-102) ... LB-7
Tabel LB.10 Neraca Panas pada Cooler (E-101) ... LB-9
Tabel LB.11 Neraca Panas pada alur XII ... LB-10
Tabel LB.12 Neraca Panas pada Tangki Karbonator(TT-101) ... LB-11
Tabel LB.13 Neraca Panas pada Tangki Filler (TF-101) ... LB-12
Tabel LB.14 Neraca Panas pada Gudang Produk .... ...LB-113
Tabel LC.1 Bahan yang masuk ke Tangki Konsentrat... LC-32
Tabel LC.2 Bahan yang masuk ke Tangki Karbonator(TT-101) ... LC-55
Tabel LD.1 Grafik Entalpi dan Temperatur Cairan pada Cooling Tower
(CT) ... LD-15
Tabel LD.2 Kurva Hy terhadap 1/ (Hy-Hy) ... LD-15
Tabel LE.1 Harga Indeks Marshall dan Swift ... LE-2
Tabel LE.2 Estimasi Harga Peralatan Proses ... LE-6
Tabel LE.3 Perkiraan Harga Peralatan Utilitas dan ... LE-7
Tabel LE.5 Perincian Biaya Transportasi. ... LE-10
Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai ... LE-15
Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas ... LE-18
Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja ... LE-19
Tabel LE.9 Aturan Depresiasi sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun
2000 ... LE-20
Tabel LE.10 Biaya Depresiasi sesuai UU RI No.17 Tahun 2000 ... LE-21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Kebutuhan Impor Minuman Berkarbonasi Di
Indonesia... ... I-2
Gambar 6.1 Reaktor beserta Instru mennya ... VI-4
Gambar 6.2 Filter Press beserta Instrumennya ... VI-4
Gambar 6.3 Pompa beserta Instrumennya... VI-5
Gambar 8.1 Tata Letak Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Minuman
Berkarbonasi Rasa Nenas ... VIII-6
Gambar 9.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Pabrik Pembuatan
Minuman Berkarbonasi Rasa Nenas ... IX-14
Gambar LC.1 Ukuran Tangki Hyplo SuperCell (TT-101) ... LC-4
Gambar LC.2 Ukuran Tangki Karbon aktif (TT-103) ... LC-9
Gambar LC.3 Ukuran Tangki Pencampur I (M-101) ... LC-14
Gambar LC.4 Ukuran Turbin untuk Tangki Pencampur I ... LC-18
Gambar LC.5 Ukuran Tangki Pencampur II (M-102) ... LC-26
Gambar LC.6 Ukuran Turbin pada Tangki Pencampur II (M-102) ... LC-30
Gambar LC.7 Ukuran Tangki Konsentrat (TT-104) ... LC-32
Gambar LC.8 Ukuran Tangki Karbondioksida (TC-101) ... LC-40
Gambar LC.9 Ukuran Tangki Karbonator(TT-101)……… .... LC-55
Gambar LE.1 Harga Peralatan untuk Tangki Pencampur (Peters et.al.,
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan disektor industri merupakan bagian dari usaha pembangunan
ekonomi jangka panjang dan diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih
kokoh, yaitu struktur ekonomi dengan titik berat industri yang maju dan didukung oleh
sektor pertanian yang tangguh.
Pada saat ini pemerintah menghimbau masyarakat dan pengusaha untuk
meningkatkan ekspor non migas sebagai sumber devisa negara. Industri rumah tangga dan
usaha kecil menengah diharapkan memberikan kontribusi yang besar dalam persaingan
ekonomi yang saat ini sedang mengalami krisis. Terutama industri kecil produsen
makanan dan minuman yang tidak berproduksi lagi ditengah badai krisis ekonomi yang
menimpa bangsa ini. Sebagai sebuah negara berkembang, pertumbuhan disegala sektor
tentulah menjadi sebuah keharusan.
Salah satu industri minuman yang perlu diperhatikan adalah industri minuman
berkarbonasi yang mulai dari saat kemunculannya sampai saat ini masih memiliki
konsumen terus meningkat.
Dengan kondisi ekonomi Indonesia yang sangat terbuka, ditambah lagi dengan
dibukanya pasar bebas Asia Tenggara atau yang lebih akrab kita dengar dengan AFTA
(ASEAN Free Trade Area) tentu saja membuka peluang yang sangat besar di sektor
industri untuk terus berkembang dengan pesat. Kondisi yang seperti ini tentu juga sangat
menjanjikan bagi industri minuman, khusunya minuman berkarbonasi.
Tingkat permintaan industri minuman di Indonesia juga semakin meningkat dari
dalam maupun luar negeri, hal ini dapat kita lihat dari data statistik impor industri
Tabel 1.1 Data Statistik Impor Minuman Berkarbonasi pada Tahun 2010 di Indonesia
Bulan Impor (kg) Harga (US $)
Januari 6.352.111 631.051
Februari 9.560.775 915.038
Maret 16.096.222 1.567.188
April 24.083.318 2.367.136
Mei 27.486.615 2.877.695
Juni 30.809.978 3.423.744
Juli 37.963.605 4.488.693
Agustus 40.028.233 4.796.142
September 45.657.284 5.656.490
Oktober 55.318.729 6.718.912
November 57.935.893 7.069.337
Desember 63.664.976 7.768.399
Sumber : Biro Pusat Statistik, 2010
Dari data yang terlihat pada tabel diatas, maka adanya peningkatan kuantitas pada
sektor industri minuman di Indonesia tentu sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan
konsumen, baik dari dalam maupun luar negeri.
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan linier agar
dapat diprediksikan impor minuman di masa yang akan datang. Adapun Grafik kebutuhan
impor minuman berkarbonasi di Indonesia dapat di lihat pada Gambar 1.1, sebagai
y = 5220362x + 647461 R² = 1
0 10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 50,000,000 60,000,000 70,000,000
Im
p
o
r (
kg
)
Bulan
Gambar 1.1 Grafik Kebutuhan Impor Minuman Berkarbonasi di Indonesia
Dari Gambar 1.1 di atas, dapat diperoleh persamaan linier yaitu,
y = 5220362X + 647461, Sehingga dapat diprediksikan kapasitas impor minuman di masa
yang akan datang dapat di lihat pada Tabel 1.2 dan 1.3, sebagai berikut :
Tabel 1.2 Prediksi Data Statistik Impor Minuman Berkarbonasi pada Tahun 2011 dalam Bulan
Bulan Prediksi Impor 2011 (kg)
Januari 68.512.167
Februari 73.732.529
Maret 78.952.891
April 84.173.253
Mei 89.393.615
Juni 94.613.977
Juli 99.834.339
Agustus 105.054.701
September 110.275.063
Oktober 115.495.425
Nopember 120.715.787
Tabel 1.3 Prediksi Data Statistik Impor Minuman Berkarbonasi untuk Tahun 2012 dalam Bulan
Bulan Prediksi Impor 2012 (kg)
Januari 131.156.511
Februari 136.376.873
Maret 141.597.235
April 146.817.597
Mei 152.037.959
Juni 157.258.321
Tabel 1.3 (Lanjutan) Prediksi Data Statistik Impor Minuman Berkarbonasi untuk Tahun 2012 dalam Bulan
Juli 162.478.683
Agustus 167.699.045
September 172.919.407
Oktober 178.139.769
Nopember 183.360.131
Desember 188.580.493
Tabel 1.4 Prediksi Data Statistik Impor Minuman Berkarbonasi pada Tahun 2013 dalam Bulan
Bulan Prediksi Impor 2011 (kg)
Januari 194.736.834
Februari 198.985.435
Maret 203.576.098
April 207.886.942
Mei 212.586.745
Juli 220.894.765
Agustus 225.17.578
September 229.789.650
Oktober 234.567.783
Nopember 239.875.224
Desember 245.587.330
Tabel 1.5 Kebutuhan Impor Minuman Berkarbonasi di Indonesia di Masa yang akan dalam Tahun
Tahun Volume Impor (kg)
2011 10.494.679
2012 15.715.041
2013 22.844.561
1.2 Perumusan Masalah
Sehubungan dengan meningkatnya konsumsi minuman berkarbonasi di Indonesia
maka diperlukan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tugas akhir ini akan
memberikan pemaparan tentang bagaimana perancangan Pabrik Minuman Berkarbonasi
dengan menerapkan disiplin ilmu teknik kimia yang telah didapat selama kuliah.
1.3 Tujuan Rancangan
Tujuan perancangan pabrik minuman berkarbonasi rasa nenas adalah untuk menerapkan
disiplin ilmu teknik kimia, khususnya di bidang perancangan pabrik, proses industri kimia
dan operasi teknik kimia yang memberikan gambaran tentang kelayakan pendirian
pra-rancangan pabrik minuman berkarbonasi rasa nenas.
1.4 Manfaat Rancangan
Manfaat dari pra rancagan pabrik minuman berkarbonasi rasa nenas ini yaitu :
- Memenuhi kebutuhan minuman berkarbonasi dalam negeri
- Dengan didirikannya pabrik minuman bekarbonasi rasa nenas ini akan
menciptakan lapangan kerja serta mengurangi jumlah pengangguran di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minuman Berkarbonasi
Yang dimaksud dengan minuman berkarbonasi adalah minuman yang
mengandung gas CO2 murni. Minuman ini diproses dengan cara penyerapan CO2 oleh air
atau larutan didalam sebuah tangki dengan temperatur rendah yang bertujuan untuk
memberikan rasa segar,mengembangkan aroma dan mencegah pertumbuhan
mikroorganisme didalam minuman tersebut, selain itu CO2 merupakan gas yang bersifat
mulia,aman karena tidak mudah bereaksi dengan zat yang lainnya untuk membentuk
zat-zat yang berbahaya,sehingga merupakan zat-zat pengawet yang aman untuk dikonsumsi.
2.2 Persyaratan Mutu Minuman Berkarbonasi.
Minuman yang beredar di pasaran harus memenuhi syarat mutu yang ditetapkan.
Persyaratan mutu minuman berkarbonasi yang beredar di Indonesia dapat dilihat pada
table 2.1 berikut ini.
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1
2
Keadaan
1.1Bau
1.2Rasa
1.3Warna
Gula
2.1 Warna
2.2 Bau
2.3 Rasa
2.4 Turbidity (setelah pelarutan) -
-
-
Icumsa
-
-
Normal
Normal
Normal
< 30
Normal
3 4 5 6 7 pH CO₂ 4.1 Kemurnian 4.2 Bau
4.3 penampakan dalam air
4.4 Rasa
Bahan Tambahan Makanan
5.1 Pemanis Buatan
5.2 Pewarna Tambahan
5.3 Perisa buah
Pencemaran logam
6.1 Timbal (Pb)
6.2 Tembaga (Cu)
6.3 Seng (Zn)
6.4 Timah (Sn)
Pencemaran Arsen (As)
Pencemaran Mikroba
7.1 Angka lempeng total
7.2 Coliform
7.3 E.Coli
7.4 Salmonella
NTU - % - - - - - - mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg koloni/ml APM/ml < 5 3.0-4.0 >99,90 Normal Normal Normal
Sesuai SNI 01-0222-2005
Sesuai SNI 01-0222-2005
Sesuai SNI 01-0222-2005
maks 0,2
maks 2,0
maks 5,0
maks 40,0/250,0
maks 0,1
maks 2,0.102
7.5 Staphylococcus aureus
7.6 yeast and mould
APM/ml
-
Koloni/ml
Koloni/ml
<1
mg/25ml
0
<5
(Sumber : Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan, 2008)
2.3 Flavor/Essence
FlavorEssence adalah kesan sensorik dari
proses secara kimia (sintetis) agar menyerupai rasa dari bahan alaminya, dan biasanya
rasa dari sebuah agen flavor/essence ditentukan oleh indera perasa dari penampaka
da
tekstur dari sebuah flavorist, juga sangat penting dalam menentukan keseluruhan kualitas
rasa dari sebuah flavor/essence tersebut, dengan demikian, rasa dari sebuah bahan alami
dapat diubah menjadi bahan buatan atau bahan sintetis (proses kimia) yang mampu
menciptakan kesan rasa yang hampir sama dengan bahan alaminya.
Flavorist/essence didefinisikan sebagai zat yang memberikan rasa substansi lain,
mengubah karakteristik zat terlarut, menyebabkan ia menjadi manis, asam dll.
Meskipun istilah “flavor/essence” dalam bahasa umum menunjukkan sensasi
kimia dari gabungan rasa dan bau, namun kualitas rasa dari flavorist/essence tersebut
lebih baik dari bahan alaminya, Karena biaya tinggi atau kurang tersedianya ekstrak rasa
alami, maka diciptakanlah ekstrak rasa buatan untuk memenuhi kebutuhan konsumen,
ekstrak rasa buatan yang paling komersial adalah sifat-identik, yang berarti bahwa ekstrak
rasa buatan tersebut adalah produk/hasil
Kebanyakan rasa buatan adalah campuran khusus dan sering terdiri dari senyawa
kompleks tunggal dari rasa alami yang digabungkan bersama-sama baik meniru atau
meningkatkan rasa dari bahan alaminya. Campuran ini dirumuskan untuk memberikan
rasa yang unik dari suatu produk makanan/minuman dan untuk menjaga konsistensi rasa
antara batch produk yang berbeda atau setelah perubahan resep agar kualitasnya terjaga,
berbagai macam senyawa kimia yang dapat dijadikan sebagai flavor/essence dari bahan
alaminya dapat dilihat pada table di bawah :
Tabel 2.2 Senyawa kimia yang biasa dijadikan sebagai essence/flavor didalam
produk makanan/minuman.
Kimia Rasa & Bau
Etil Butirat
Senyawa yang digunakan untuk menghasilkan rasa buatan hampir sama dengan
yang terjadi secara alami. Ini telah dikemukakan bahwa rasa buatan mungkin lebih aman
untuk dikonsumsi daripada rasa alami karena standar kemurnian dan konsistensi
campuran yang ditegakkan baik oleh perusahaan atau oleh hukum. Rasa alami mungkin
masih mengandung kotoran dari sumbernya, sementara rasa buatan biasanya lebih murni
dalam proses pembuataanya dan diharuskan untuk menjalani tes lebih dahulu sebelum
2.4 Sifat – sifat Bahan Baku
1. Air
• Rumus kimia : H2O
• Berat molekul : 18,016 gr/grmol
• Densitas : 0,995 gr/cm3
• Titik beku : 00C
• Titik didih : 1000C
(Sumber : McCabe, 1999)
2. Gula 99,8 %
• Rumus kimia : C12H22O11
• Berat molekul : 342 gr/grmol
• Specific gravity : 1,54425
• Titik lebur : 1460C
• Density : 1,587 gr/m3
• Melting point : 186 OC
• Cp : 357,16 kJ/kmol OK
kandungan mineral yang terkandung dalam gula :
• Tembaga (Cu) : 0,05%
• Timbal (Pb) : 0,05%
• Arsen (As) : 0,1%
(Sumbe
3. Flavor/Essence
Komposisi yang terkandung dalam Flavor/Essence :
3.1 Perisa nenas
- Nama kimia : Etil Butirat
- Rumus molekul : C6H12O2
- Berat molekul : 128 g/gmol
- Warna : Kuning
- Density : 1,1535 gr/cm3
- Cp : 48,277 kJ/kmol OK
(PT.Coca Cola, 2008 dan Yaws, 2008)
3.2Asam sitrat
- Warna : Putih
- Bentuk/wujud : Padatan kristal
- Rumus molekul : C6H8O7\
- Berat molekul : 192,13 gr/grmol
- Titik lebur : 153oC
- Density : 1,665x103kg/m3
- Cp : 226,5 kJ/kmol OK
(Sumber : PT.Coca Cola, 2008 dan
3.4 Pewarna kuning (Sunset Yellow FCF CI)
- Warna : Kuning
- Bentuk wujud : Serbuk
- Berat molekul : 452,37
- Titik lebur : 390oC
- Rumus kimia : C16H10N2Na2O7S2
- Cp : 2,27 kJ/kg OK
(Sumber : PT.Coca Cola,2008, Yaws, 2008 dan
4. Karbon Dioksida
• Rumus Kimia : CO2
• Berat Molekul : 44,01 gr/grmol
• Bentuk/Wujud : Gas Liquid/tidak berwarna dan tidak berbau
• Berat jenis Gas : 1.530
• Titik didih : - 79oC
• Cp : 37,11 kJ/kmol OK
• Titik leleh : sublimasi, -56,6⁰C
• Kadar : > 99,90 %
(Patnaik, 2003)
5. Karbon aktif
Terbuat dari serbuk kayu ( food grade) berupa powder berwarna hitam.
• Bentuk/wujud : Solid/ tidak berbau
• Density : 2,267 g/cm3
• Kelarutan : Tidak larut dalam air
• Warna : Hitam
• Spesifik gravity : 1,8 – 2,1
• Titik didih : 7592oF = 4200oC
• Titik lebur : 6605,6oF = 3652oC
• pH : 6,8 – 8,0
(Sumber : Perry, 1999)
6. Hyflo supercel
Powder putih yang berfugsi sebagai filter paper sheet untuk menyaring karbon
aktif yang berada didalam larutan gula
• Bentuk/wujud : Powder/tidak berbau
• Sifat/kelarutan : Tidak bereaksi/Tidak larut dalam air
• Rumus mokelul : C72H110N20O15
• Berat Molekul : 1495,75 g/gmol
• Warna : Putih
• pH : 8 – 10
• Spesifik gravity : 2,3
• Density : 1.033,8 gr/liter
Komposisi yang terkandung di dalam Hyflo supercel :
• Al2O3 : 4,0%
• Fe2O3 : 1,5%
• TiO2 : 0,4%
• CaO : 0,5%
• MgO : 0,8%
• Na2O+K2O : 3,2%
(Sumber : PT.Coca Cola, 2008, Yaws, 2008 dan
2.5 Deskripsi Proses
Proses pembuatan minuman berkarbonasi rasa nenas terbagi atas beberapa proses,
diantaranya :
1. Proses pelarutan gula
2. Proses pembuatan final sirup
3. Proses pencampuran (Paramix), sirup,air dan CO₂
2.5.1 Proses pelarutan gula
Pada proses pelarutan gula, air hasil olahan (treated water) dialirkan ke dalam
tangki pelarutan (M-101), lalu di tambahkan gula pasir dengan menggunakan bucket
elevator, dengan perbandingan 200kg gula/1000kg air dengan temperatur air pelarutan
adalah 30-35⁰C (suhu ruang) untuk melarutkan gula dengan bantuan agitator( pengaduk).
Didalam proses pelarutan tersebut juga ditambahkan hyflo supercell sebanyak
0,6kg/1000kg larutan dan serbuk karbon aktif sebanyak 0,44 kg/1000kg larutan dengan
menggunakan bantuan screw conveyor, dimana fungsi dari hyflo supercell adalah sebagai
pelapis pada filter paper sheet untuk menyaring karbon aktif serta kotoran yang terdapat
didalam larutan gula, sedangkan fungsi dari karbon aktif adalah untuk menyerap bau,
jernih. Pelarutan dilakukan selama kurang lebih 80 menit( dipastikan gula larut sempurna)
hingga homogen, setelah itu larutan gula tersebut dialirkan dengan menggunakan pompa
masuk melewati filter press, sehingga larutan gula yang dihasilkan sudah sesuai dengan
standar yang diinginkan, sedangkan hyflo supercell dan karbon aktif yang tertinggal di
filter press dialirkan kedalam bak penampungan (B-101) sebagai limbah, untuk
memastikan gula larut sempurna dan memastikan kualitas dari larutan gula tersebut, maka
harus dilakukan analisa terhadap warna, rasa dan kadar kemanisan( Brix ), dimana 200kg
gula/1000kg air = 600 Brix
2.5.2 Proses pembuatan final sirup
bila telah dipastikan kualitas larutan gula tersebut, maka proses selanjutnya adalah
pembuatan final sirup, dimana larutan gula tersebut dipompakan masuk kedalam tangki
final sirup (M-102), kemudian diencerkan dengan penambahan concentrat dan air dengan
perbandingan 10kg larutan gula/1kg concentrat, dan perbandingan antara air dan larutan
gula adalah 4kg air/1kg larutan gula.
Setelah semua bahan dimasukkan lalu campuran tersebut di aduk selama kurang
lebih 60 menit sampai homogen dengan menggunakan pengaduk (agitator), sirup yang
telah homogen kemudian diperiksa untuk dipastikan kualitasnya, yaitu rasa, warna, bau
dan kadar brix dari larutan final sirup tersebut.
Rumus perhitungan kadar brix :
2.5.3 Proses pencampuran, (Paramix) final sirup dan CO2
Proses pencampuran (paramix) adalah Proses pencampuran antara final sirup dan
CO2 yang berlangsung didalam tangki karbonator (TT-101), dimana sebelum terjadi
proses pencampuran, larutan final sirup terlebih dahulu didinginkan didalam cooler
(E-101) dari temperatur 30⁰C menjadi temperatur 5⁰C, hal ini dilakukan karena semakin
rendah temperatur pencampuran,maka semakin tinggi proses absorbsi CO2,
Setelah campuran dimasukkan kedalam tangki karbonator untuk dilakukan proses
karbonasi, Gas CO2 yang digunakan adalah gas CO2 yang telah dimurnikan dengan kadar
> 99,90% sebanyak 9,91kg/1000kg larutan dimasukkan kedalam tangki karbonator
dimana tekanannya 1 atm dengan menggunakan blower, dan dikendalikan oleh alat taylor
(flow control), Alat taylor untuk mengukur temperatur cairan yang dikompresikan
ketekanan CO2 yang dibutuhkan, agar air dapat mengabsorbsi CO2 hingga kandungan
tertentu. Produk yang dikeluarkan dari tangki karbonasi lalu diteruskan ke proses
pengisian (filler), produk tersebut dimasukkan kedalam botol plastik berukuran 350 ml/
botol dan kemudian diteruskan dengan proses pengotakkan (packaging) untuk kemudian
dikirim kegudang produk dan siap untuk dipasarkan (Quality management system
BAB III NERACA MASSA
Kapasitas produksi minuman berkarbonasi rasa nenas = 18.000 ton / tahun
Dasar perhitungan = 1 jam operasi
Satuan massa = kilogram
1 tahun operasi = 330 hari
Shutdown dalam 1 tahun operasi = 35 hari
Kapasitas produksi minuman berkarbonasi rasa nenas dalam 1 jam operasi :
Unit peralatan yang menghasilkan adanya perubahan massa pada proses produksi
minuman berkarbonasi rasa nenas dengan kapasitas 18.000 ton/tahun, adalah sebagai
berikut :
Tangki Pelarutan (M-101)
Filter Press (FP-101)
Tangki final sirup (M-102)
Tangki Karbonator(TT-101)
Hasil perhitungan neraca massa pada setiap unit peralatan diperoleh dari lampiran
[image:35.612.117.505.686.752.2]A, sebagai berikut :
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Neraca Massa Pada Tangki Pencampur I (M-101)
Komponen
Masuk (kg) Keluar (kg)
Air 367,7215 - - - -
Gula - 73,3972
Mineral : - - - -
Tembaga (Cu) - 0,0368 - - -
Timbal (Pb) - 0,0368 - - -
Arsen (As) - 0,0735 - - -
[image:36.612.113.504.83.304.2]Hyplo - 0,2648 - -
Tabel 3.1 (Lanjutan) Hasil Perhitungan Neraca Massa Pada Tangki Pencampur I (M-101)
Karbon aktif - - 0,1942 -
Larutan Gula - - - - 441,7247
[image:36.612.112.516.370.468.2]Total 441,7247 441,7247
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Neraca Massa Pada Filter Press (FP-101)
Komponen
Masuk (kg) Keluar
F5 F6 F7
Larutan Gula 441,7247 - -
Sludge - 0,6060 -
Sirup - - 441,1187
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Neraca Massa Pada Tangki Pencampur II (M-102)
Komponen
Masuk (kg) Keluar (kg)
F7 F8 F9 F10
Sirup 441,1187 - - -
Air - 1764,4748 - -
Konsentrat - - 44,1119 -
Final Sirup - - - 2249,7054
Total 2249,7054 2249,7054
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Neraca Massa Pada Tangki Karbonator (TT-101)
Komponen
Masuk (kg) Keluar (kg)
F11 F12 F13
Final Sirup 2249,7054 - -
Gas CO2 - 23,0219 -
Minuman Berkarbonasi - - 2272,7273
[image:37.612.113.518.395.582.2]BAB IV NERACA PANAS
Pra-rancangan pabrik pembuatan minuman berkarbonasi rasa nenas yang
direncanakan beroperasi dengan kapasitas 18.000 ton/tahun selama 330 hari/tahun. Unit
peralatan/instrumen yang menghasilkan adanya perubahan panas pada proses produksi
minuman berkarbonasi rasa nenas berkapasitas 18.000 ton/tahun, adalah sebagai berikut :
Cooler (E-101)
Tangki Karbonator (TT-101)
Gudang Produk Minuman Berkarbonasi Rasa Nenas (G-102)
Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan basis perhitungan 1 jam operasi pada
Lampiran B, maka didapat hasil perhitungan neraca panas pada Tabel 4.1 s/d Tabel 4.3 di
bawah ini :
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Neraca Panas pada Cooler (E-101)
Komposisi
Masuk (kJ)
Keluar (kJ)
Final Sirup 45.266,0188 -1.131.650,4700
Panas yang di lepas (Qlepas) -1.176916,4888 -
Total -1.131.650,4700 -1.131.650,4700
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Neraca Panas pada Tangki Karbonator (TT-101)
Komposisi
Masuk (kJ)
Keluar (kJ)
Gas CO2 -590,9661 -
Minuman Berkarbonasi Rasa Nenas - -3.396.724,3083
Panas yang di serap (Qserap) -2.264.482,8722
Total -3.396.724,3083 -3.396.724,3083
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Neraca Panas pada Gudang Produk Minuman Berkarbonasi Rasa Nenas (G-102)
Komposisi
Masuk (kJ)
Keluar (kJ)
Minuman berkarbonasi rasa nenas -3.396.724,3083 -74.727.934,7826
Panas yang di serap (Qserap) -71.331.210,4743
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
5.1 Gudang Bahan Baku (G-101)
Fungsi : Tempat penyimpanan bahan baku untuk keperluan proses
selama 10 hari
Jenis : Prisma tegak segi empat
Bahan Konstruksi : Dinding beton dan atap seng
Jumlah : 1 unit.
Temperatur (T) : 30 oC (303 OK).
Tekanan (P) : 1 atm.
Spesifikasi gudang bahan baku (G-101)
Kapasitas gudang =
:
3 1.337,8786 m
Panjang gudang = 13,883 m
Lebar gudang = 6,9415 m
Tinggi gudang = 6,9415 m
5.2 Bucket Elevator (BE-101)
Fungsi : Mengangkut gula dari gudang bahan baku gula (G-101)
ke tangki pencampur I (M-101).
Jenis : Centrifugal discharge buckets
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Tekanan : 1 atm
Spesifikasi bucket elevator (BE-101)
Tinggi elevator =
:
25 ft
Ukuran bucket = (6 x 4 x 4¼) in
Jarak antara bucket = 12 in
Kecepatan bucket = 225 ft/menit
Kecepatan putaran = 43 putaran per menit (43 rpm)
Lebar belt = 7 in
Daya = 1/20 hp
5.3 Tangki Hyplo Supercell (TT-102)
Fungsi : Tempat menyimpan hyplo supercell untuk keperluan proses
selama 10 hari
Jenis : Silinder tegak dengan alas dan headellipsoidal
Bahan Konstruksi : Stainless steel, SA-240, Grade A, Type 410
Jumlah : 1 unit
Temperatur (T) : 30 oC (303 OK)
Tekanan (P) : 1 atm
Spesifikasi tangki hyplo supercell (TT-102)
Kapasitas tangki = 0,0738 m3
:
Diameter tangki = 0,4832 m
Tekanan desain tangki = 18,1226 psia
Tebal silinder tangki = 1/10 in
Tebal head tangki = 1/10 in
5.4 ScrewConveyor (SC-101)
Fungsi : Alat transportasi untuk bentuk fraksi butiran atau powder
dari bahan hyplo supercell
Jenis : Horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : Mounted sectional spiral flights
Jumlah : 1 unit
Spesifikasi screw conveyor (SC-101)
Diameter tingkat = 9 in
:
Diameter pipa = 2.1/2 in
Pusat gantungan = 10 ft
Kecepatan motor = 40 puataran/menit (40 rpm)
Diameter bagian umpan = 6 in
Panjang = 15 ft
Daya = 1/2 hp
5.5 Tangki Karbon Aktif (TT-103)
Fungsi : Tempat menyimpan karbon aktif untuk keperluan proses
Jenis : Silinder tegak dengan alas dan headellipsoidal
Bahan Konstruksi : Stainless steel, SA-240, Grade A, Type 410
Jumlah : 1 unit
Temperatur (T) : 30 oC (303 OK)
Tekanan (P) : 1 atm
Spesifikasi tangki karbon aktif (TT-103)
Kapasitas tangki = 0,0247 m3
:
Diameter tangki = 0,3355 m
Tinggi tangki = 0,2516 m
Tekanan desain tangki = 17,9602 psia
Tebal silinder tangki = 1/10 in
Tebal head tangki = 1/10 in
5.6 ScrewConveyor (SC-102)
Fungsi : Alat transportasi untuk mengangkut fraksi butiran atau
powder dari bahan karbon aktif
Jenis : Horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : Mounted sectional spiral flights
Jumlah : 1 unit
Spesifikasi screw conveyor (SC-102
Diameter tingkat = 9 in
Diameter pipa = 2.1/2 in
Pusat gantungan = 10 ft
Kecepatan motor = 40 puataran/menit (40 rpm)
Diameter bagian umpan = 6 in
Panjang = 15 ft
Daya = 1/2 hp
5.7 Tangki Pencampur I (M-101)
Fungsi : Untuk mencampur gula dengan air, hyplo supercell dan
karbon aktif
Jenis : Silinder tegak dengan alas datar dan headellipsoidal
Bahan Konstruksi : Stainless steel, SA-240, Grade A, Type 410
Jumlah : 1 unit
Temperatur (T) : 30 oC (303 OK)
Tekanan (P) : 1 atm
Spesifikasi tangki pencampur I (M-101)
Kapasitas tangki = 0,0774 m3
:
Diameter tangki = 0,4036 m
Tinggi tangki = 0,6390 m
Tekanan desain tangki = 18,3923 psia
Tebal silinder tangki = 1/10 in
Spesifikasi pengaduk
Jenis Pengaduk : Flat six-blade turbine
:
Jumlah buffle : 4 buffle
Kecepatan putaran = 120 putaran/menit (120 rpm)
Diameter pengaduk (Da) = 0,4414 ft
Tinggi blade pengaduk (E) = 0,4414 ft
Lebar buffle (J) = 0,1103 ft
Lebar blade pengaduk (W) = 0,0883 ft
Panjang blade pengaduk (L) = 0,1103 ft
Daya = 1/20 hp
5.8 Pompa (J-101)
Fungsi : Mengalirkan larutan gula dari tangki pencampur I (M-101)
ke filter press (FP-101)
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Schedule number : 40
Spesifikasi pompa (J-101)
Nominal size pipe = 3/4 in = 0,0625 ft
:
Diameter dalam pipa (ID) = 0,824 in = 0,007 ft
Flow area pipe (A) = 0,004 ft2
Daya = 1/20 hp
5.9 Filter Press (FP-101)
Fungsi : Menyaring mineral, karbon aktif dan hyplo supercell yang
terkandung dalam larutan gula
Jenis : plate and frame filter press
Bahan konstruksi : Stainless steel
Bahan filter media : Kanvas
Jumlah : 1 unit
Spesifikasi filter press (FP-101)
Luas penyaringan = 31,25 m2
:
Jumlah plate = 12 buah
Jumlah frame = 12 buah
5.10 Bak Penampungan Sludge (B-101)
Fungsi : Tempat menampung sludge dari hasil filter press selama 10
hari
Jenis : Bak penampung sementara
Bahan konstruksi : Beton
Kondisi penyimpanan = T = 250C ; P = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Spesifikasi bak penampungan sludge (B-101)
Kapasitas bak =
:
3 25 m
Panjang bak = 3,6840 m
Lebar bak = 3,6840 m
Tinggi bak = 1,8420 m
5.11 Tangki Pencampur II (M-102)
Fungsi : Untuk mencampur larutan gula dengan air dan konsentrat
Jenis : Silinder tegak dengan alas datar dan headellipsoidal
Bahan Konstruksi : Stainless steel, SA-240, Grade A, Type 410
Jumlah : 1 unit
Temperatur (T) : 30 oC (303 OK)
Tekanan (P) : 1 atm
Spesifikasi tangki pencampur II (M-102)
Kapasitas tangki = 2,7706 m3
:
Diameter tangki = 1,33 m
Tinggi tangki = 2,1058 m
Tekanan desain tangki = 20,2171 psia
Tebal silinder tangki = 1/10 in
Spesifikasi pengaduk
Jenis Pengaduk : Flat six-blade turbine
:
Jumlah buffle : 4 buffle
Kecepatan putaran = 120 putaran/menit (120 rpm)
Diameter pengaduk (Da) = 1,4546 ft
Tinggi blade pengaduk (E) = 1,4546 ft
Lebar buffle (J) = 0,3636 ft
Lebar blade pengaduk (W) = 0,2910 ft
Panjang blade pengaduk (L) = 0,3636 ft
Daya = 1 hp
5.12 Tangki Konsentrat (TT-104)
Fungsi : Tempat menyimpan konsentrat untuk keperluan proses
selama 10 hari
Jenis : Silinder tegak dengan alas dan headellipsoidal
Bahan Konstruksi : Stainless steel, SA-240, Grade A, Type 410
Jumlah : 1 unit
Temperatur (T) : 30 oC (303 OK)
Tekanan (P) : 1 atm
Spesifikasi tangki konsentrat (TT-104)
Kapasitas tangki = 0,4248 m3
:
Tinggi tangki = 0,6494 m
Tekanan desain tangki = 18,5441 psia
Tebal silinder tangki = 1/10 in
Tebal head tangki = 1/10 i
5.13 ScrewConveyor (SC-103)
Fungsi : Alat transportasi untuk bentuk fraksi butiran atau powder
dari bahan konsentrat
Jenis : Horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : Mounted sectional spiral flights
Jumlah : 1 unit
Spesifikasi screw conveyor (SC-101)
Diameter tingkat = 9 in
:
Diameter pipa = 2.1/2 in
Pusat gantungan = 10 ft
Kecepatan motor = 40 puataran/menit (40 rpm)
Diameter bagian umpan = 6 in
Panjang = 15 ft
5.14 Pompa (J-102)
Fungsi : Mengalirkan final sirup dari tangki pencampur II (M-102)
ke cooler (E-101)
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Schedule number : 40
Spesifikasi pompa (J-102)
Nominal size pipe = 1.1/4 in = 0,1042 ft
:
Diameter dalam pipa (ID) = 1,38 in = 0,1149 ft
Diameter luar pipa (OD) = 1,65 in = 0,1374 ft
Flow area pipe (A) = 0,01 ft2
Daya = 1/2 hp atau 0,5 hp
5.15 Tangki Gas Karbon Dioksida (TC-101)
Fungsi : Tempat menyimpan gas karbon Dioksida (CO2) untuk
keperluan proses selama 10 hari
Jenis : Silinder tegak dengan alas dan headellipsoidal
Bahan Konstruksi : Stainless steel, SA-240, Grade A, Type 410
Jumlah : 1 unit
Temperatur (T) : 5 oC (278 OK)
Spesifikasi tangki gas karbon dioksida (TC-101)
Kapasitas tangki = 713,4247 m3
:
Diameter tangki = 10,3 m
Tinggi tangki = 7,725 m
Tekanan desain tangki = 28,9346 psia
Tebal silinder tangki = 1 in
Tebal head tangki = 1 i
5.16 Blower (JB-101)
Fungsi : Mengalirkan gas karbon dioksida dari tangki gas karbon
dioksida (TC-101) ke tangki karbonator (TT - 101)
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur 5 OC
Tekanan 1 atm
Daya : 1/20 hp
5.17 Cooler (E-101)
Fungsi : Mendinginkan final sirup dari temperatur 300C menjadi 50C
Jenis : 1 - 6 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Diameter dalam shell (ID) = 35 in =2,92 ft
Buffle space (B) = 2,4 in = 0,1999 ft
Passes = 1
Spesifikasi tube side
Diameter dalam tube (ID) = 1,40 in = 0,1166 ft
Diameter luar tube (OD) = 1.1/2 in = 0,1249 ft
Birmingham Wire Gauge (BWG) = 18
Square pitch = 1.7/8 in = 0,1562 ft
Passes = 6
Panjang tube = 20 ft
Jumah tube = 18 tube
5.18 Tangki Karbonator (TT-101)
Fungsi : Tempat terjadinya proses karbonasi antara fase liquid final
sirup dengan fase gas CO2 dan diarapkan gas CO2
teradsorbsi sempurna ke dalam final sirup dan tangki ini diharapkan untuk keperluan proses selama 2 hari
Jenis : Silinder tegak dengan alas dan headellipsoidal
Bahan Konstruksi : Stainless steel, SA-240, Grade A, Type 410
Jumlah : 1 unit
Temperatur (T) : 8 oC (281 OK)
Tekanan (P) : 1 atm
Kapasitas tangki = 17,2837 m3
Diameter tangki = 3 m
Tinggi tangki = 7,725 m
Tekanan desain tangki = 20,9486 psia
Tebal silinder tangki = ¼ in atau 0,25 in
Tebal head tangki = ¼ in atau 0,25 in
5.19 Pompa (J-103)
Fungsi : Mengalirkan produk minuman berkarbonasi dari tangki
karbonator ke tangki filler
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Schedule number : 40
Spesifikasi pompa (J-103)
Nominal size pipe = 2.1/2 in = 0,2083 ft
:
Diameter dalam pipa (ID) = 2,469 in = 0,2058 ft
Diameter luar pipa (OD) = 2,88 in = 0,24 ft
Flow area pipe (A) = 0,0333 ft2
Daya = 1/2 hp atau 0,5 hp
Fungsi : Tempat terjadinya proses pengisian sirup kedalam botol
Jenis : Silinder tegak dengan alas datar
Bahan Konstruksi : Stainless steel, SA-240, Grade A, Type 410
Jumlah : 1 unit
Temperatur (T) : 8 oC (281 OK)
Tekanan (P) : 1 atm
Spesifikasi tangki konsentrate (TF-101)
Kapasitas tangki = 1,5050 m3
:
Diameter tangki = 0,805 m
Tinggi tangki =1,725 m
Tekanan desain tangki = 20,9486 psia
Tebal silinder tangki = ¼ in atau 0,25 in
Tebal head tangki = ¼ in atau 0,25 in
5.21 Gudang Produk (G-102)
Fungsi : Tempat menyimpan gula untuk keperluan proses selama 10
hari
Jenis : Prisma tegak segi empat
Bahan Konstruksi : Dinding beton dan atap seng
Jumlah : 1 unit.
Tekanan (P) : 1 atm.
Spesifikasi gudang bahan baku (G-102)
Kapasitas gudang = 4.148,0907 m3
:
Panjang gudang = 20,2438 m
Lebar gudang = 20,2438 m
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
Instrumentasi merupakan suatu system susunan peralatan yang dipakai didalam
suatu proses control untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Alat – alat instrumentasi dipasang pada setiap peralatan proses
dengan tujuan agar para engineer dapat memantau dan mengontrol kondisi dilapangan.
Dengan adanya instrumentasi ini pula, para engineer dapat segera melakukan tindakan
apabila terjadi kejanggalan dalam proses. Namun pada dasarnya, tujuan pengendalian
tersebut adalah agar kondisi proses didalam pabrik mencapai tingkat kesalahan (error)
yang paling minimum sehingga produk dapat dihasilkan secara optimal.
Fungsi intrumentasi adalah sebagai pengontrol, penunjuk, pencatat, dan pemberi
tanda bahaya. Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga mekanik atau
tenaga listrik dan pengontrolannya dapat dilakukan secara manual atau otomatis.
Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada pertimbangan
ekonomi dan system peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat instrumen juga harus
ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang diatas papan instrumen dekat peralatan
proses yang dikontrol secara manual atau disatukan dalam suatu ruangan kontrol yang
dihubungkan dengan bangsal peralatan yang dikontrol secara otomatis (Perry, 1999).
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen adalah:
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH,
humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel lainnya.
Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari :
1. Sensing Elemen (Primary Element)
Elemen yang merasakan (menunjukkan) adanya perubahan dari harga variabel yang
2. Elemen pengukur (measuring element)
Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan
temperatur, tekanan, laju aliran, maupun tinggi fluida. Perubahan ini merupakan sinyal
dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen pengontrol.
3. Elemen pengontrol (controlling element)
Elemen pengontrol yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur
perubahan-perubahan proses tersebut sama dengan nilai set point (nilai yang diinginkan). Dengan
demikian elemen ini dapat segera memperkecil ataupun meniadakan penyimpangan
yang terjadi.
4. Elemen pengontrol akhir (final control element)
Elemen ini merupakan elemen yang akan mengubah masukan yang keluar dari elemen
pengontrol ke dalam proses sehingga variabel yang diukur tetap berada dalam batas
yang diinginkan dan merupakan hasil yang dikehendaki.
Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan semi
otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan dengan
mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel yang
dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel pada
kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara semi
otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada
variabel yang dikontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai yang diinginkan
dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai pencatat (recorder).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah:
1. Range yang diperlukan untuk pengukuran
2. Level instrumentasi
3. Ketelitian yang dibutuhkan
4. Bahan konstruksinya
Instrumentasi yang umum digunakan dalam pabrik adalah :
1. Untuk variabel temperatur:
• Temperature Indicator (TI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
menunjukkan temperatur dari suatu alat.
• Temperature Controller (TC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
mengkontrol temperatur suatu alat. Dengan menggunakan temperature
controller, para engineer dapat melakukan pengendalian terhadap peralatan
sehingga temperatur peralatan tetap berada dalam range yang diinginkan.
Temperature controller kadang-kadang juga dapat mencatat temperatur dari
suatu peralatan secara berkala (Temperature Recorder).
• Temperature Indicator Control Alarm (TICA) adalah instrumen yang digunakan
untuk tiga fungsi instrumen temperatur sekaligus yaitu menunjukkan,
mengkontrol temperatur dan membunyikan alarm jika terjadi perubahan
temperatur dari suatu peralatan
2. Untuk variabel tinggi permukaan cairan
• Level Indicator (LI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk menunjukkan
ketinggian cairan dalam suatu alat.
• Level Controller (LC) adalah instumentasi yang digunakan untuk mengkontrol
ketinggian cairan dalam suatu alat Dengan menggunakan level controller, para
engineer juga dapat melakukan pengendalian ketinggian cairan dalam peralatan
tersebut.
3. Untuk variabel tekanan
• Pressure Indicator (PI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk menunjukkan
tekanan operasi suatu alat.
• Pressure Controller (PC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati
tekanan operasi suatu alat. Para engineer juga dapat melakukan perubahan
tekanan dari peralatan operasi. Pressure controller dapat juga dilengkapi pencatat
tekanan dari suatu peralatan secara berkala (Pressure Recorder).
• Pressure Indicator Control Alarm (PICA) adalah instrumen yang digunakan
untuk tiga fungsi instrumen tekanan sekaligus yaitu menunjukkan tekanan,
membunyikan alarm jika terjadi perubahan tekanan dan mengkontrol tekanan
4. Untuk variabel aliran cairan
• Flow Indicator (FI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk menunjukkan
laju aliran atau cairan suatu alat.
• Flow Controller (FC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati
laju alir larutan atau cairan yang melalui suatu alat dan bila terjadi perubahan
dapat melakukan pengendalian.
Beberapa instrumen yang digunakan dalam peralatan pabrik adalah :
1. Reaktor
Instrumen yang digunakan pada reactor adalah temperature controller (TC)
yang berfungsi untuk mengamati dan mengontrol temperatur fluida didalam reaktor.
Reaktor dilengkapi dengan sight glass yang berfungsi sebagai level controller (LC).
Reaktor juga dilengkapi dengan sensing elemen yang peka terhadap perubahan suhu
sehingga temperatur reakor dapat dilihat pada temperatur indikator. Jika suhu terlalu
tinggi maka secara otomatis valve yang terdapat pada aliran steam akan tertutup dan
sebaliknya. Valve pada aliran steam juga dilengkapi dengan valve by pass.
[image:59.612.264.443.476.609.2]
2. Filter Press
Pada filter press terdapat pressure indikator yang berfungsi untuk menunjukan
tekanan pada filter press. Jika tekanan terlalu besar dapat mengakibat kerusakan pada
alat.
Gambar 6.2 Filter Press beserta instrumennya
3. Pompa
Instrumen yang digunakan pada pompa adalah flow controller (FC.) yang
berfungsi untuk memperkecil laju alir fluida yang masuk apabila laju alir fluida
didalam pompa berada diatas batas yang ditentukan.
Gambar 6.3 pompa beserta instrumennya
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Minuman
berkarbonasi rasa nenas
No. Nama Alat Jenis Instrumentasi Kegunaan
1. Tangki
LC
Mengontrol tinggi cairan
2. Pompa
FC Mengatur laju cairan dalam
pipa
3. Reaktor
TC Mengontrol suhu dalam
reactor
PC Mengontrol tekanan dalam
reactor
LC Mengontrol tinggi cairan
dalam reactor
4. Filter Press
PC Mengamati tekanan operasi
dan memisahkan kadar
impurities dari larutan.
6.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh
karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud tersebut
perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik pada saat
perancangan dan saat pabrik beroperasi.
Sebagaimana pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah keselamatan
kerja adalah undang-undang keselamatan kerja tanggal 12 Januari 1970. Undang – undang
ini juga mengisyaratkan bahwa tindakan koratif dan korektif agar kecelakaan kerja
dihindari dan lingkungan kerja harus memenuhi syarat – syarat kesehatan.
Untuk menjamin keselamatan kerja, maka dalam perencanaan suatu pabrik perlu
diperhatikan beberapa hal, yaitu :
1. Lokasi Pabrik
3. Sistem perawatan
4. Sistem penerangan
5. Sistem penyimpanan material dan perlengkapan
6. Sistem pemadaman kebakaran
Disamping itu, terdapat beberapa peraturan dasar keselamatan kerja yang harus
diperhatikan pada saat bekerja di setiap pabrik – pabrik kimia :
1. Tidak boleh merokok atau makan
2. Tidak boleh minum minuman keras (beralkohol) selama bekerja
Pada pra-rancangan pabrik pembuatan minuman berkarbonasi rasa nenas,
usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan dengan :
1. Pencegahan terhadap kebocoran
- Memasang sistem alarm pada tempat yang strategis dan penting seperti
power station, laboratorium dan ruang proses.
- Mobil Pemadam kebakaran harus dalam keadaan siap siaga dalam fire
station
- Fire hydrant ditempatkan pada jarak 100 m di daerah storage, proses dan
perkantoran.
- Fire extinguisher disediakan pada bangunan pabrik untuk memadamkan api
yang relatif kecil
- Gas detektor dan pada daerah proses, storage dan daerah perpipaan yang
dihubungkan dengan aliran gas di ruang kontrol untuk mendeteksi kebocoran
gas
- Smoke detektor ditempatkan pada setiap sub-station listrik untuk mendeteksi
kebakaran melalui asapnya.
2. Memakai peralatan pelindung diri
Pada lokasi pabrik disediakan perlengkapan perlindungan diri seperti :
- Pakaian kerja
- Sepatu pengaman
Topi memberikan perlindungan terhadap percikan bahan kimia terutama jika
bekerja di bawah perpipaan serta tangki yang mungkin bocor, juga
perlindungan terhadap alat kerja yang jatuh.
- Sarung tangan
- Masker
- Kaca mata
- Penutup telinga (ear plug)
Berguna untuk member perlindungan terhadap debu-debu yang berbahaya
atau pun uap kimia agar tidak terhirup
3. Pencegahan terhadap bahaya mekanis
- Setiap ruang kerja karyawan dibuat cukup luas dan tidak menghambat
kegiatan karyawan lain
- Alat – alat dibuat dengan penahan yang cukup kuat
4. Pencegahan terhadap bahaya listrik
- Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian
sekering atau pemutus hubungan listrik secara otomatis
- Sistem perkabelan listrik harus dipasang secara terpadu dengan tata letak
pabrik, sehingga jika ada perbaikan dapat dilakukan dengan mudah
5. Menerapkan nilai-nilai disiplin bagi karyawan
- Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan
dan mematuhi setiap peraturan dan ketentuan yang diberikan
- Setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang merugikan segera dilaporkan ke
atasan
- Setiap karyawan harus saling mengingatkan akan perubahan yang dapat
menimbulkan bahaya
- Setiap ketentuan dan peraturan harus dipatuhi
6. Menyediakan poliklinik di lokasi pabrik.
Apabila terjadi kecelakaan kerja seperti kebakaran pada pabrik maka yang harus
dilakukan adalah :
2. Mengaktifkan alat pemadam kebakaran, dalam hal ini alat pemadam
kebakaran yang digunakan disesuaikan dengan jenis kebakaran yang terjadi
yaitu :
- Instalasi pemadaman dengan air
Untuk kebakaran yang terjadi pada bahan yang berpijar seperti kayu, arang,
kertas dan bahan berserat. Air dipompakan dengan menggunakan pompa
yang bekerja dengan instalasi listrik sendiri sehingga tidak terganggu jika
instalasi listrik pabrik dimatikan
- Instalasi pemadam dengan CO2
Gas CO2 yang digunakan adalah yang sudah dicairkan dalam tabung gas
bertekanan yang disambung secara seri ke nozel-nozel. Instalasi ini
digunakan untuk ruangan tertutup seperti pada tangki penyimpanan dan
juga pada instalasi listrik.
- Instalasi pemadaman dengan busa udara
Busa bertekanan yang keluar dari alat pemadam akan mendinginkan
sumber kebakaran dan menyelimuti serta melindungi sumber kebakaran
dari masuknya O2
- Instalasi pemadam dengan debu
Debu pemadam cocok untuk kebakaran yang berupa lidah api, kebakaran
gas dan pelarut organik bertekanan yang bocor
Tabel 6.2 Daftar peralatan pelindung diri pada pra rancangan pabrik minuman
NO
Nama Alat Safety
Jumlah
(pcs)
Kegunaan
1. Baju Safety (visible vest) 20
Melindungi bagian tubuh dari zat yang
berbahaya dan menghindari kontak
langsung dengan kulit
2. Sepatu Safety (Boot
Strength) 50
Melindungi bagian kaki dari
kemungkinan tertimpa benda berat,
tertusuk benda tajam dll.
3. Topi/Helm Safety 20
Melindungi bagian kepala dari benda
keras, menjaga sterilisasi bagian atas
kepala dari mikroorganisme.
4 Sarung tangan (Hand
gloves) 20
Melindungi tangan dari kemungkinan
terjepit peralatan proses, zat kimia
berbahaya dll
5 Masker 50
Melindungi pernafasan dari uap zat
kimia beracun, menjaga sterilisasi
bagian mulut.
6 Kaca mata (Eye Glass) 20
Melindung mata dari percikkan zat
kimia,percikan api pengelasan dll.
7 Penutup telinga (ear plug) 50
Melindungi telinga dari tingkat
kebisingan yang tinggi yang
BAB VII UTILITAS
Dalam suatu pabrik, utilitas merupakan unit penunjang utama dalam
memperlancar jalannya proses produksi. Oleh karena itu, segala sarana dan prasarananya harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi suatu pabrik.
Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada Pabrik Pembuatan Minuman
Berkarbonasi dari Nenas adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan air
2. Kebutuhan bahan kimia
3. Kebutuhan listrik
4. Unit pengolahan limbah
7.1 Kebutuhan Air
Kebutuhan air pada Pabrik Pembuatan Minuman Berkarbonasi dari Nenas dapat di lihat sebagai berikut :
1. Air untuk keperluan produksi :
Tangki pencampur I (M-101) = 367,7215 kg/jam
(Tabel LA.2, Lampiran A) Tangki pencampur II (M-102) = 1.764,4748 kg/jam
(Tabel LA.5, Lampiran A)
2. Kebutuhan air domestik (keperluan air rumah tangga, perkantoran, kantin, tempat
ibadah dan lain-lain) diperkirakan 10% da