• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Palmitamida Dari Asam Palmitat Dan Urea Dengan Kapasitas 6500 Ton/Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Palmitamida Dari Asam Palmitat Dan Urea Dengan Kapasitas 6500 Ton/Tahun"

Copied!
242
0
0

Teks penuh

(1)

PRA RANCANGAN PABRIK

PALMITAMIDA DARI ASAM PALMITAT DAN

UREA

DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 6500

TON/TAHUN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana

OLEH :

SISKA AYU WULANDARI

NIM : 080425018

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PRA RANCANGAN PABRIK

PALMITAMIDA DARI ASAM PALMITAT DAN UREA

DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 6500 TON/TAHUN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana

OLEH :

SISKA AYU WULANDARI NIM : 08 0425 0218

Telah Diperiksa/Disetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir.Indra Surya, MSc) (Dr.Ir. Hamidah Harahap, MSc) NIP. 19630609 198903 1 004 NIP. 196710291 99501 2 001

Mengetahui,

Koordinator Tugas Akhir

(Ir. Renita Manurung, MT)

NIP. 1968112141 999792 2 002

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PRA RANCANGAN PABRIK

PALMITAMIDA DARI ASAM PALMITAT DAN UREA

DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 6500 TON/TAHUN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana

OLEH :

SISKA AYU WULANDARI NIM : 08 0425 0218

Telah Diperiksa/Disetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir.Indra Surya, MSc) (Dr.Ir. Hamidah Harahap, MSc) NIP. 19630609 198903 1 004 NIP. 19671029 199501 2 001

Dosen Penguji I Dosen Penguji II Dosen Penguji III

(Dr.Ir. Hamidah Harahap, MSc) (Dr.Ir.Rosdanelli,MT) (Nurhasmawaty Pohan,ST,MSc) NIP. 19671029 199501 2 001 NIP. 19680808 199403 2 003 NIP. 19521201 198901 2 001

Mengetahui,

Koordinator Tugas Akhir

(Ir. Renita Manurung, MT)

NIP. 1968112141 999792 2 002

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan

rahmatNya serta kekuatan dan kesabaran dan kemudahan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul:

PRA RANCANGAN PABRIK

PEMBUATAN PALMITAMIDA DARI ASAM PALMITAT DAN UREA

DENGAN KAPASITAS 6500 TON/TAHUN

Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan merupakan salah

satu syarat untuk mengikuti ujian sarjana pada Departemen Teknik Kimia, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis banyak menerima bantuan,

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan

tarima kasi banyak yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Indra Surya, MSc, selaku dosen pembimbing dalam penyusunan

tugas akhir ini, atas segala limpahan ilmunya, bimbingan, petunjuk,

kesabaran dan kemurahan hatinya yang diberikan kepada penulis selama

dalam penyusunan laporan ini

2. Ibu Dr.Ir. Hamidah Harahap, MSc, selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam

penyelesaian Tugas Akhir ini.

3. Bapak DR. Eng Ir. Irvan, M.Si, Ketua Jurusan Departemen Teknik Kimia,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Fatimah, ST, MT, Sekertaris Jurusan Departemen Teknik Kimia,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Ir. Renita Manurung, MT, Koordinator Tugas Akhir Departemen

Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

6. Staf Pengajar Departemen Teknik Kimia atas ilmu yang diberikan kepada

(5)

7. Para Pegawai Departemen Teknik Kimia atas bantuan dan kemudahan

administratif yang diberikan.

8. Secara khusus ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya dan yang tak

terhingga kepada orang tua terkasih Ibunda Alm. Sri Lily Haryati,

Ayahanda Sumpenak Atmaja, SH dan Bunda Yoshida Retno atas segala

doa, cinta kasih dan bimbingan, perhatian, semangat, kebaikan,

kemurahan hati, keiklasan dan ketulusan serta dukungan moril dan materil

kepada penulis, serta kakanda Tita Mega Atmayasari, SE dan abangnda

Bayu Hardian, SSN dan Azwar Sofwan, ST

9. Rekan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini Pernandes dan Bang

Idris.

Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dikarenakan

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, untuk itu penulis mengharapkan

saran dan kritik yang membangun. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi

para pembaca.

Penulis,

(6)

INTISARI

Palmitamida biasanya tersedia dalam bentuk butiran berbentuk tepung.

Palmitamida pada suhu kamar berwujud kristal yang jernih berwarna putih. Pabrik

pembuatan palmitamida dari asam palmitat dan urea ini direncanakan berkapasitas

produksi 6.500 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam setahun.

Lokasi pabrik direncanakan di Kawasan Industri Medan II, Sumatera Utara

yang dekat dengan penghasil bahan baku di Sumatera Utara, dengan luas areal pabrik

11.000 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik ini berjumlah

110 orang karyawan dengan bentuk badan usaha adalah Perseroan Terbatas (PT)

yang dipimpin oleh seorang General Manager dengan struktur organisasi adalah

sistem garis dan staff.

Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik ini adalah sebagai berikut:

a. Total Modal Investasi : Rp. 738.254.867.196,-

b. Total Biaya Produksi : Rp. 1.444.942.037.108,-

c. Hasil Penjualan : Rp. 1.820.000.000.000,-

d. Laba Bersih : Rp. 262.540.574.024,-

e. Profit Margin (PM) : 20,60 %

f. Break Even Point (BEP) : 61,4 %

g. Return on Investment (ROI) : 21,59 %

h. Pay Out Time (POT) : 5 Tahun

i. Return on Network (RON) : 30,85 %

j. Internal Rate of Return (IRR) : 42,37 %.

Berdasarkan data-data di atas maka dapat disimpulkan bahwa perancangan

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ...

BAB I PENDAHULUAN ... I-1

1.1 Latar Belakang ... I-1

1.2 Perumusan Masalah ... I-2

1.3 Tujuan Perancangan Pabrik ... I-3

1.4 Manfaat Peracangan ... I-3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1

2.1 Teori ... II-1

2.2 Palmitamida ... II-3

2.3 Sifat – sifat Kimia dan Fisika Bahan Baku ... II-3

2.4 Deskripsi Proses ... II-6

BAB III NERACA MASSA ... III-1

3.1 Neraca Massa di Tangki Reaktor (R-210) ... III-1

3.2 Neraca Massa di Tangki Pemurni (T-310) ... III-1

3.3 Neraca Massa di Filter Press (H-320)... III-2

3.4 Neraca Massa di Evaporator (V-340) ... III-2

3.5 Neraca Massa di Rotary Dryer (RD-350) ... III-2

3.6 Neraca Massa di Kondensor (E-360) ... III-2

BAB IV NERACA PANAS ... IV-1

4.1 Neraca Panas di Tangki Urea (T-130)... IV-1

4.2 Neraca panas di tangki asam palmitat (T-140) ... IV-1

4.3 Neraca panas di tangki reaktor (R-210) ... IV-2

4.4 Neraca panas di evaporator (V-340) ... IV-2

4.5 Neraca panas di rotary dryer (RD-350) ... IV-2

4.6 Neraca panas di kondensor (E-360) ... IV-3

(8)

5.1 Gudang Bahan Baku Urea (G-110) ... V-1

5.2 Bucket Elevator Urea (J-111) ... V-1

5.3 Gudang Bahan Baku Asam Palmitat (G-120) ... V-1

5.4 Bucket Elevator Asam Palmitat (J-121) ... V-2

5.5 Tangki Pemanas Urea (130)... V-3

5.6 Tangki Pemanas Asam Palmitat (T-140) ... V-3

5.7 Reaktor (R-210) ... V-3

5.8 Tangki Penampung Sementara (F-220) ... V-4

5.9 Ball Mill ... V-4

5.10 Tangki Pemurnian Palmitamida (T-310) ... V-5

5.11 Filter Press (H-320) ... V-5

5.12 Tangki Penampung Sementara (F-330) ... V-5

5.13 Evaporator (V-340) ... V-6

5.14 Rotary Dryer (RD-350) ... V-6

5.15 Gudang Produk Stearamida (G-380) ... V-7

5.16 Kondensor (E-360) ... V-7

5.17 Tangki Penampung Kloroform (F-370) ... V-7

5.18 Pompa Urea (L-131) ... V-7

5.19 Pompa Asam Palmitat (L-141) ... V-7

5.20 Pompa Tangki Pemurni Palmitamida (L-311) ... V-8

5.21 Belt Conveyor (J-321) ... V-8

5.22 Belt Conveyor (J-331) ... V-9

5.23 Screw Conveyor (SC-221) ... V-9

5.24 Conveyor (SC-231)... V-9

5.25 Belt Conveyor (J-231) ... V-9

5.26 Belt Conveyor (J-331) ... V-10

BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1

6.1 Instrumentasi ... VI-1

6.2 Keselamatan Kerja ... VI-6

6.3 Keselamatan Kerja Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Stearamida ... VI-6

BAB VII UTILITAS ... VII -1

(9)

7.2 Kebutuhan Air ... VII-2

7.3 Kebutuhan Listrik ... VII-5

7.4 Kebutuhan Bahan Bakar... VII-7

7.5 Unit Pengolahan Limbah ... VII-8

7.6 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-15

BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1

8.1 Gambaran Umum ... VIII-1

8.2 Pemilihan Lokasi Pabrik ... VIII-1

8.3 Lokasi Pabrik Pembuatan Palmitamida ... VIII-2

8.4 Tata Letak Pabrik Pembuatan Palmitamida ... VIII-3

8.5 Perincian Luas Areal pabrik Pembuatan Palmitamida ... VIII-4

BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ... IX-1

9.1 Organisasi Perusahaan ... IX-1

9.2 Manajemen Perusahaan ... IX-3

9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha ... IX-4

9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ... IX-5

9.5 Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... IX-9

9.6 Kesejahteraan Tenaga Kerja... IX-11

BAB X ANALISA EKONOMI ... X-1

10.1 Modal Investasi ... X-1

10.2 Biaya produksi Total (BPT)/Total Cost (TC) ... X-3

10.3 Total Penjualan (Total Sales) ... X-4

10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha ... X-5

10.5 Analisa Aspek Ekonomi ... X-5

BAB IX KESIMPULAN ... XI-1

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA ... LA-1

LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS ... LB-1

LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT ... LC-1

LAMPIRAN D SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS ... LD-1

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Produksi Asam Palmitat di Indonesia... I-2

Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak (%) pada Minyak Sawit, Olein, Stearin, dan

Minyak Inti Sawit ... II-1

Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak dari Minyak Sawit, Olein, Stearin, dan Minyak

Inti Sawit ... II-2

Tabel 3.1 Neraca Massa pada Tangki Reaktor (R-210) ... III-1

Tabel 3.2 Neraca Massa pada Tangki Pemurni (T-310) ... III-1

Tabel 3.3 Neraca Massa pada Filter Press (H-320) ... III-2

Tabel 3.4 Neraca Massa pada Evaporator (V-340)... III-2

Tabel 3.5 Neraca Massa pada Rotary Dryer (RD-350) ... III-

Tabel 3.6 Neraca Massa pada Kondensor (E-360) ... III-

Tabel 4.1 Neraca Panas pada Tangki Urea (T-130)... IV-

Tabel 4.2 Neraca Panas pada Tangki Asam Stearat (T-140) ... IV-

Tabel 4.3 Neraca Panas pada Tangki Reaktor (R-210) ... IV-

Tabel 4.4 Neraca Panas pada Evaporator (V-340) ... IV-

Tabel 4.5 Neraca Panas pada Rotary Dryer (RD-350) ... IV-

Tabel 4.6 Neraca Panas pada Kondensor (E-360) ... IV-

Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Palmitamida

dari Asam Palmitat dengan Urea ... VI-

Tabel 7.1 Kebutuhan Air Pendingin pada alat... VII-

Tabel 7.2 Kebutuhan Uap sebagai Media Pemanas pada berbagai alat ... VII-

Tabel 7.3 Sifat Fisika Air Sungai Deli ... VII-

Tabel 7.4 Kandungan Bahan Kimia dalam Air Sungai Deli ... VII-

Tabel 8.1 Perincian Luas Areal Pabrik ... VIII-

Tabel 9.1 Jumlah Tenaga Kerja Beserta Tingkat Pendidikannya ... IX-9

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Flowsheet Pra-Rancangan Pabrik Palmitamida ... II-8

Gambar 7.1 Proses Pengolahan Limbah ... VII-30

Gambar 8.1 Tata Letak Pabrik... VIII-6

(12)

INTISARI

Palmitamida biasanya tersedia dalam bentuk butiran berbentuk tepung.

Palmitamida pada suhu kamar berwujud kristal yang jernih berwarna putih. Pabrik

pembuatan palmitamida dari asam palmitat dan urea ini direncanakan berkapasitas

produksi 6.500 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam setahun.

Lokasi pabrik direncanakan di Kawasan Industri Medan II, Sumatera Utara

yang dekat dengan penghasil bahan baku di Sumatera Utara, dengan luas areal pabrik

11.000 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik ini berjumlah

110 orang karyawan dengan bentuk badan usaha adalah Perseroan Terbatas (PT)

yang dipimpin oleh seorang General Manager dengan struktur organisasi adalah

sistem garis dan staff.

Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik ini adalah sebagai berikut:

a. Total Modal Investasi : Rp. 738.254.867.196,-

b. Total Biaya Produksi : Rp. 1.444.942.037.108,-

c. Hasil Penjualan : Rp. 1.820.000.000.000,-

d. Laba Bersih : Rp. 262.540.574.024,-

e. Profit Margin (PM) : 20,60 %

f. Break Even Point (BEP) : 61,4 %

g. Return on Investment (ROI) : 21,59 %

h. Pay Out Time (POT) : 5 Tahun

i. Return on Network (RON) : 30,85 %

j. Internal Rate of Return (IRR) : 42,37 %.

Berdasarkan data-data di atas maka dapat disimpulkan bahwa perancangan

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam rangka mengantisipasi melimpahnya produksi CPO, maka diperlukan

usaha untuk mengolah CPO menjadi produk hilir dengan mendayagunakan setiap

komponen kimia yang terkandung didalam CPO menjadi bahan-bahan kimia lain

seperti senyawa amida. Pengolahan CPO menjadi produk hilir memberikan nilai

tambah tinggi. Produk olahan dari CPO dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

produk pangan dan non pangan. Produk pangan terutama minyak goreng dan

margarin. Produk non pangan terutama oleokimia yaitu asam lemak, metil ester,

senyawa amida, senyawa amina, surfaktan, gliserin dan turunan-turunannya.

Senyawa amida dapat disintesis dengan beberapa cara yaitu dengan dehidrasi

garam ammonium, dimana asam karboksilat dicampur dengan amina akan diperoleh

garam ammonium yang kemudian didehidrasi membentuk senyawa amida. Menurut

Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. (1986) amida dapat disintesis dengan

mereaksikan antara ester dengan amoniak cair dan menghasilkan hasil samping

etanol.

Asam palmitat merupakan salah satu asam lemak yang terdapat dalam minyak

kelapa sawit (CPO). Kandungan asam palmitat dalam minyak kelapa sawit tinggi dan

merupakan komponen yang terbanyak didalam minyak kelapa sawit tersebut yaitu

sebesar 40 – 46%.

Tabel 1.2. Kadar Asam Lemak Dalam Minyak kelapa Sawit

Kadar Asam Lemak Dalam Minyak kelapa Sawit

Tipe Asam Lemak Persentase

Palmitic C16 44,3 %

Stearic C18 4,6 %

Myristic C14 1,0 %

Oleic Acid C18 38,7 %

(14)

Lainnya 0,9 %

Hijau: Lemak Jenuh; Biru: Satu Lemak tidak Jenuh; Jingga: Banyak Lemak Tidak Jenuh

Dari komposisi asam palmitat di atas dapat dibuat palmitamida dengan cara

sintesa antara asam palmitat dan urea, karena urea adalah bahan yang memiliki gugus

polar juga non polar.

Industri palmitamida banyak digunakan pada aplikasi seperti bahan baku

pembuatan produksi karet. Pesatnya kemajuan industri tersebut menuntut terjaganya

pasokan bahan-bahan yang merupakan bahan baku maupun bahan pembantu bagi

kelangsungan produksi. Mengingat hal tersebut perlu kiranya segera didirikan pabrik

palmitamida.

1.2Rumusan Masalah

Dampak krisis keuangan global sangat berimbas pada sektor industri

khususnya CPO. Harga CPO semakin lama semakin menurun dan produksi CPO

yang dihasilkan berlimpah. Salah satu usaha agar harga CPO tetap stabil dimasa

yang akan datang adalah dengan melakukan diversifikasi produk-produk kimia yang

berasal dari CPO. Salah satunya yang akan ditawarkan adalah pembuatan

palmitamida dari asam palmitat CPO. Diharapkan pada tahun-tahun yang akan

datang dampak krisis global tidak terjadi lagi pada sektor industri.

1.3Tujuan Rancangan

Tujuan utama pra rancangan pabrik pembuatan Palmitamida adalah untuk

memanfaatkan CPO di dalam negeri yang semakin melimpah untuk menjadikan

bahan baku dalam pembuatan palmitamida.

Berdirinya pabrik pembuatan palmitamida akan menciptakan lapangan

pekerjaan dan mengurangi pengangguran yang pada akhirnya akan meningkatkan

kesejahteraan rakyat dan bangsa Indonesia.

1.4Manfaat Rancangan

Manfaat yang diperoleh dari Pra rancangan Pabrik Palmitamida dengan

kapasitas 6500 ton/tahun adalah memberikan gambaran kelayakan (feasibility) pabrik

ini untuk dikembangkan di Indonesia. Dimana nantinya gambaran tersebut menjadi

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Palmitat

Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam

bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam

lemak lainnya. Minyak tersebut merupakan ester gliserol palmitat maupun ester

gliserol lainnya, yang apabila disabunkan dengan suatu basa kuat, kemudian diikuti

hidrolisis dengan suatu asam akan menghasilkan gliserol, asam palmitat disamping

asam lemak lainnya. Asam palmitat dapat dipisahkan dari asam-asam lainnya secara

destilasi fraksinasi metal ester asam lemak yang kemudian masing-masing asam

lemak tersebut. Diperkirakan kandungan palmitat dalam PKO 9% berat dan dalam

minyak kelapa 46% berat.

Berikut ini dicantumkan beberapa sumber lain dari palmitat, diantaranya :

minyak sapi (46%), minyak avokat (70%) minyak kelapa (6%) (Brahmana, 1998),

juga terdapat dalam minyak wijen (45,5%), minyak jagung (30%), minyak kedelai

(11-60%), minyak kemiri(10%), minyak kacang tanah (40-60%), minyak

tengkawang(40%) (Ketaren, 1986).

Tabel 2.1 komposisi asam lemak (%) pada minyak sawit, olein, stearin, dan minyak

inti sawit

Jenis

asam

lemak

Minyak

sawit

Olein Stearin Palmitat Minyak inti

sawit

Kaprat - - - - 3,00

Laurat - - - - 47,20

Miristat 1,18 1,02 1,18 1,23 16,37

Palmitat 56,84 41,84 56,84 52,84 8,57

Stearat 3,61 3,31 3,61 3,21 2,89

0leat 30,36 42,08 30,36 42,08 17,97

Linoleat 7,99 11,75 7,99 11,65 2,92

(16)

Jadi dengan demikian asam palmitat merupakan bahan baku melimpah yang

banyak terdapat dalam berbagai minyak nabati dan lemah hewani yang dapat

digunakan dalam berbagai bidang industri oleokimia.

Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang dengan rumus

molekul CH3(CH2)16COOH . Asam palmitat terdapat dalam bentuk trigliserida pada

minyak nabati seperti : minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak inti sawit,

minyak avokat, minyak kelapa, minyak biji kapas, minyak kacang kedelai, minyak

bunga matahari, dan lain-lain. Asam palmitat juga terdapat dalam lemak sapi

(Brahmana, 1998). Minyak tersebut merupakan ester gliserol palmitat maupun ester

gliserol lainnya yang apabila disabunkan dengan suatu basa kuat, kemudian

ditambahkan dengan suatu asam akan menghasilkan gliserol, asam palmitat

disamping asam lemak lainnya.

Dari komposisi asam palmitat ini dapat dibuat palmitamida dengan cara

sintesa antara asam palmitat dan urea adalah bahan yang memiliki gugus polar juga

non polar.

2.2. Urea

Pupuk Urea, disebut pupuk Nitrogen (N), memiliki kandungan nitrogen 46 %. Urea

dibuat dari reaksi antara amoniak dengan karbon dioksida dalam suatu proses kimia

menjadi urea padat dalam bentuk prill (ukuran 1-3,35 mm) atau granul (ukuran

2-4,75 mm). Pupuk urea adalah pupuk buatan senyawa kimia organic dari CO(NH2)2,.

Urea larut sempurna di dalam air,30%-46%. Pupuk ini mempunyai kadar N 45 dan

tidak mengasamkan tanah.

2.3. Palmitamida

Palmitamida dapat dibuat dalam skala besar dan biasanya tersedia dalam

bentuk butiran. Palmitamida pada suhu kamar berwujud kristal yang jernih berwarna

putih. Palmitamida memiliki temperatur maksimum 200 0C dan palmitamida banyak

digunakan pada aplikasi seperti produksi karet. Palmitamida memiliki rumus

molekul : CH3(CH2)16CO(NH2)2 atau CH3 – (CH2)16 – CO – NH2 yang dapat dilihat

(17)

2CH3(CH2)14COOH + CO(NH2)2 2 CH3(CH2)14CO(NH2)2 +H2O + CO2

As. Palmitat Urea Palmitamida

2.4. Sifat – Sifat Kimia dan Fisika Bahan Baku

2.3.1. Asam Palmitat

a. Sifat Fisika Asam Palmitat

1. Rumus molekul : CH3(CH2)14COOH

2. Berat molekul : 284,48 gr/grmol

3. Titik didih : 370 0C (P : 760 mmHg)

4. Titik leleh : 69,3 0C (P : 760 mmHg)

5. Densitas : 850,58 gr/ml (P : 760 mmHg)

6. Indeks bias : 1,4299

7. Panas pembentukan : 47,54 kal/gr

8. Panas penguapan : 19.306,6 kal/mol

b. Sifat kimia Asam Palmitat

1. Dapat larut dalam eter, aseton, dan n-Hexane

2. Berasal dari lemak hewani dan nabati

3. Memiliki 46 % kadar asam lemak jenuh dalam kelapa kelapa sawit.

4. Memiliki 25 % kadar asam lemak jenuh dalam minyak inti sawit.

5. Diperoleh dari penyulingan minyak kelapa sawit

6. Jika bereaksi dengan urea menghasilkan senyawa yang baru yaitu

palmitamida

2CH3(CH2)14COOH + CO(NH2)2 2 CH3(CH2)14CO(NH2)2 + H2O + CO2

As. Palmitat Urea palmitamida

(http : palmitic acid. Di akses: 12/10/2010)

2.3.2. Urea

a. Sifat Fisika Urea

1. Berat molekul : 60 gr/mol

2. Titik lebur : 132,70C pada 1 atm

(18)

4. Energi pembentukan : – 47,120 kal/mol (250C)

5. Kapasitas panas (Cp) : 1,340 (2930K)

b. Sifat Kimia Urea (Perry dan Green, 1997)

1. Rumus molekul : CO(NH2)2

2. Berbentuk kristal tetragonal

3. Berbentuk primatik dan berwarna putih

4. Terdekomposisi pada titik didihnya

5. Dapat larut dalam amoniak dan air

2.3.3. Kloroform

a. Sifat Fisika Kloroform

1. Berat molekul : 119,38 gr/mol

2. Titik didih : 61,20C

3. Titik lebur : - 63,50C

4. Massa jenis : 1,49 gr/cm3 (200C)

5. Kelarutan dalam air : 0,82 gr/l (200C)

6. Viskositas : 0,542 cP

b. Sifat Kimia Kloroform

1. Rumus molekul : CHCl3

2. Merupakan larutan yang mudah menguap, tidak berwarna, memiliki bau

yang tajam dan menusuk.

3. Bila terhirup dapat menimbulkan kantuk

4. Tidak dapat bereaksi dengan palmitamida

CH3(CH2)14CO(NH2)2 + CHCl3 CH3(CH2)14CO(NH2)2 + CHCl3

5. Sebagai larutan pemurni pada palmitamida

(http : //en, wikipedia. org/wiki/chloroform.htm.diakses: 12/10/2010)

(19)

2.5. Sifat – Sifat Palmitamida

a. Sifat Fisika Palmitamida

1. Rumus molekul : CH3(CH2)16COOH

2. Berat molekul : 284,48 gr/grmol

3. Titik didih : 250-251 0C (P : 760 mmHg)

4. Titik leleh : 96-104 0C (P : 760 mmHg)

5. Densitas : 850,58 gr/ml (P : 760 mmHg)

6. Indeks bias : 1,4299

7. Panas pembentukan : 47,54 kal/gr

8. Panas penguapan : 19.306,6 kal/mol

b. Sifat kimia palmitamida

1. Dapat larut dalam eter, aseton, dan n-Hexane

2. Berasal dari lemak hewani dan nabati

3. Memiliki 4,6 % kadar asam lemak jenuh dalam kelapa kelapa sawit.

4. Memiliki 2,5 % kadar asam lemak jenuh dalam minyak inti sawit.

5. Diperoleh dari penyulingan minyak kelapa sawit

6. Jika bereaksi dengan urea menghasilkan senyawa yang baru yaitu

palmitamida

2CH3(CH2)14COOH + CO(NH2)2 2 CH3(CH2)14CO(NH2)2 + H2O + CO2

As. Palmitat Urea palmitamida

(http : //en, wikipedia. org/wiki/palmitamide.htm.diakses: 12/10/2010)

2.6. Deskripsi Proses

Proses Pembuatan palmitamida dari asam palmitat dilakukan dalam 3 tahap

yaitu :

1. Tahap Pengolahan Awal

2. Tahap Sintesa

(20)

2.6.1. Tahap Pengolahan Awal

Pada tahap pengolahan awal ini bahan baku urea dimasukkan ke dalam tangki

(T - 130) untuk dicairkan dengan pemanas steam pada suhu 135 0C sambil diaduk,

dan bahan baku asam palmitat dimasukkan ke dalam tangki (T - 140) untuk dicairkan

dengan pemanas steam hingga suhunya mencapai 135 0C sambil diaduk.

2.6.2. Tahap Sintesa

Pada tahap sintesa ini, urea dan asam palmitat yang telah melebur kemudian

dipompakan ke dalam tangki reaktor (R - 210) untuk direaksikan selama ± 5 jam

dengan suhu 1600C hingga suhu pada reaktor konstan, setelah proses reaksi

dilakukan, diperoleh palmitamida kotor. Kemudian palmitamida kotor tersebut

dipompakan ke dalam tangki penampung (F - 220), pada saat palmitamida

dipompakan kedalam tangki penampung, larutan tersebut mengalami penurunan

suhu sehingga palmitamida tersebut mengalami pemadatan, lalu palmitamida padat

diangkut dengan menggunakan scew conveyor (J - 221) dimasukkan ke dalam ball

mill (BM - 230) untuk digiling halus hingga berbentuk serbuk. Setelah itu diangkut

kembali dengan menggunakan screw conveyor (J - 231) lalu dimasukkan ke dalam

tangki pemurnian (T - 310) untuk dimurnikan.

2.6.3. Tahap Pemurnian Hasil/Produk

Pada tahap pemurnian hasil ini, palmitamida berbentuk serbuk yang dimasukkan

kedalam tangki pemurnian (T - 310). Kemudian dilarutkan dengan kloroform hingga

homogen kira-kira 30 menit, kloroform berfungsi sebagai larutan pemurni yang

digunakan untuk memurnikan palmitamida dari urea yang tersisa, setalah proses

pemurnian dilakukan hasil dari campuran palmitamida dengan kloroform

dipompakan ke filter press (H - 320) untuk memisahkan filtrat dengan residu. Pada

proses pemisahan residu dibuang menjadi urea bekas dan filtratnya dimasukkan ke

tangki penampung (H - 320), lalu dipompakan ke dalam Evaporator (V - 340) untuk

dipisahkan lagi dengan arah aliran atas dan bawah, aliran atas berupa uap kloroform

sedangkan aliran bawah adalah palmitamida basah. Palmitamida basah kemudian

dimasukkan ke rotary dryer (RD - 350) untuk dikeringkan, sedangkan uap dari

(21)

kloroform menjadi cairan kloroform. Cairan kloroform kemudian dipompakan ke

tangki kloroform (F - 330).

Palmitamida basah yang telah dimasukkan ke rotary dryer (RD - 350) kemudian

dipisahkan sehingga menjadi palmitamida murni, pada proses pengeringan ini terjadi

pemisahan antara palmitamida dengan kloroform. Kemudian palmitamida yang telah

dikeringkan berbentuk serbuk palmitamida. Lalu serbuk palmitamida dibawa dari

rotary dryer (RD - 350) ke gudang produk (G - 380) dengan menggunakan screw

(22)

BAB III

NERACA BAHAN

Kapasitas Produksi : 6500 ton/tahun

Basis Perhitungan : 1 jam

3.1 Pada Reaktor (R-210)

Tabel 3.1 Neraca Bahan pada Reaktor (R-210)

Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)

3 4 5 6

Urea 193,176 - - 96,588

Asam Palmitat - 824,2176 - -

Palmitamida - - - 820,998

Gas CO2 - - 70,8312 -

H2O - - 28,9769 -

Total 1017,394 1017,394

3.2 Pada Pelarut Palmitamida (TG-310)

Tabel 3.2 Neraca Bahan pada Tangki Pelarut (T-310)

Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)

10 11 12

Urea 96,588 - 96,588

Palmitamida 821 - 821

Kloroform - 1642 1642

(23)

3.3Filter Press (H-320)

Tabel 3.2 Neraca Bahan pada Filter Press (-320)

Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)

12 13 14

Urea 96,588 96,588 -

Palmitat 821 - 821

Kloroform 1642 16,42 1625,58

Total 2559,588 2559,588

3.4. Evaporator (V-340)

Tabel 3.4 Neraca Bahan pada Evaporator (V-340)

Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)

15 16 17

Palmitamida 821 821 -

Kloroform 1625,58 81,279 1544,301

Total 2446,58 2446,58

3.5 Rotary Dryer (RD – 350)

Tabel 3.5 Neraca Bahan pada Rotary Dryer (RD – 350)

Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)

16 19 20

Palmitat 821 - 821

Kloroform 1625,58 1625,58 -

Total 2446,58 2446,58

3.6 Kondensor (E – 360)

Tabel 3.6 Neraca Bahan Pada Kondensor (E – 360)

Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)

17 18

Kloroform 1625,58 1625,58

(24)

BAB IV

NERACA PANAS

Basis Perhitungan : 1 jam operasi

Kondisi Referensi : 25 0C atau 298 K, 1 atm

Kapasitas Produksi : 6500 ton/tahun

4.1 Tangki Pemanas Urea (T-130)

Tabel 4.1 Neraca Panas Pada Tangki Pemanas Urea (T-110)

Panas Masuk (kJ/Jam) Panas keluar (kJ/Jam)

Alur Komponen Qin = n.Cp.dT Alur Komponen Qin = n.Cp.dT

1 Urea 1.481,4989 3 Urea 32.592,97668

Panas steam 31.111,47778

TOTAL 32.592,97668 TOTAL 32.592,97668

4.2Tangki Pemanas Asam Palmitat (T-120)

Tabel 4.2 neraca Panas Pada Tangki Pemanas Asam Palmitat (T-120)

Panas Masuk (kJ/Jam) Panas keluar (kJ/Jam)

Alur Komponen Qin = n.Cp.dT Alur Komponen Qin = n.Cp.dT

2 Asam Palmitat 7131,414 4 Asam palmitat 156891,108

Panas steam 149759,694

TOTAL 156.891,108 TOTAL 156.891,108

4.3Reaktor (R-210)

Tabel 4.3 Neraca panas pada Reaktor (R-210)

Panas Masuk (kJ/Jam) Panas keluar (kJ/Jam)

Alur Komponen Qin = n.Cp.dT Alur Komponen Qin = n.Cp.dT

3 Urea 32.592,97668 6 Palmitamida 198.146,4185

4 Asam Palmitat -146.181,4306 6 Urea 20.000,23569

∆Hof298 88,249 5 H2O 16.351,38252

Panas steam 63.700,24 5 H2O 8.064,85653

(25)

4.4. Evaporator (V-340)

Tabel 4.4 Neraca Panas pada Evaporator

Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)

Alur Komponen Qin = n.Cp.dT Alur Komponen Qin = n.Cp.dT

15 Palmitamida 7.338,7563 16 Palmitamida 66.048,96706

15 Kloroform 8.772,1445 16 Kloroform 78.422,4

Panas Steam 132.303,5823 17 Kloroform 3.943,116

Total 148.414,4831 Total 148.414,4831

4.5Rotary Dryer (RD-350)

Tabel 4.4 Neraca Panas Pada Rotary Dryer (RD-350)

Panas Masuk (kJ/Jam) Panas keluar (kJ/Jam)

Alur Komponen Qin = n.Cp.dT Alur Komponen Qin = n.Cp.dT

13 Palmitamida 7.338,75624 20 Palmitamida 86.630,2312

13 Kloroform 8.772,1445 19 Kloroform 5.276,817

Panas steam 28.279,0922

TOTAL 91.907,0482 TOTAL 91.907,0482

4.6Kondensor (E – 360)

Tabel 4.6 Neraca Panas Pada Kondensor (E – 360)

Panas Masuk (kJ/Jam) Panas keluar (kJ/Jam)

Alur Komponen Qin = n.Cp.dT Alur Komponen Qin = n.Cp.dT

17 Kloroform 96.493,5895 18 Kloroform 43.860,7225

Air Pendingin -52.632,867

(26)

BAB V

SPESIFIKASI ALAT

5.1 Gudang Bahan Baku Urea (G-110)

Fungsi : Sebagai tempat persediaan bahan baku urea

Bentuk : Persegi Panjang

Bahan Kontruksi : Beton beratap genteng

Jumlah : 3 unit

Kapasitas : 14,601 m3

Kondisi operasi : - Temperatur =25 O C

- Tekanan = 1 atm

Kondisi Fisik :

- Panjang : 3,079 m ≈ 3 m

- Lebar : 3,079 m ≈ 3 m

- Tinggi : 1,539 m ≈ 1,5 m

5.2 Bucked Elevator Urea (BE-111)

Fungsi : Mengangkut urea dari gudang persediaan bahan

baku ke tangki urea

Bentuk : Spaced-bucked centrifugal discharge elevator

Bahan Kontruksi `: Malleable-iron

Jumlah `: 3 unit

Laju Alir : 193,176 kg/jam

Kondisi operasi : - Temperatur = 25 O C

- Tekanan = 1 atm

Kondisi Fisik :

- Tinggi Elevator : 7,62 m

- Ukuran Bucked : (6 x 4 x 4 ¼) in

- Jarak Antar Bucked : 0,305 m

- Kecepatan Bucked : 1,143 m/s

- Kecepatan Putaran : 43 rpm

- Lebar Belt : 17,78

(27)

5.3 Gudang Bahan Baku Asam Palmitat (G-120)

Fungsi : Sebagai tempat persediaan bahan baku asam palmitat

Bentuk : Persegi panjang

Bahan Kontruksi : Beton dengan atap genteng

Jumlah : 3 unit

Kapasitas : 97,6572m3

Kondisi operasi : - Temperatur =250C

- Tekanan = 1 atm

Kondisi Fisik

- Panjang : 5,802 m ≈ 6 m

- Lebar : 5,802 m ≈ 6 m

- Tinggi : 2,901 m ≈ 3 m

5.4 Bucked Elevator Asam Palmitat (BE-121)

Fungsi : Mengangkut urea dari gudang persediaan bahan

baku ke tangki asam palmitat

Bentuk : Spaced-bucked centrifugal discharge elevator

Bahan Kontruksi `: Malleable-iron

Jumlah `: 3 unit

Laju Alir : 824,2176 kg/jam

Kondisi operasi : - Temperatur = 25 O C

- Tekanan = 1 atm

Kondisi Fisik

- Tinggi Elevator : 7,62 m

- Ukuran Bucked : (6 x 4 x 4 ¼) in

- Jarak Antar Bucked : 0,305 m

- Kecepatan Bucked : 1,143 m/s

- Kecepatan Putaran : 43 rpm

- Lebar Belt : 17,78

(28)

5.5 Tangki Urea (T-130)

Fungsi : Untuk meleburkan urea sebelum dimasukkan ke

dalam reaktor

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal

Bahan : Carbon steel SA-285 grade C

Jumlah : 3 unit

Kondisi operasi : 135o C ; 1 atm

Kapasitas : 0,869 m3

Diameter Silinder : 0,706 m ≈1 m

Tinggi Silinder : 2,118 m ≈ 2 m

Tebal Silinder : ¼ in

Diameter Tutup : ¼ in

Daya Pengaduk Tangki :1/8 Hp

5.6 Tangki Asam Palmitat (T-140)

Fungsi : Untuk meleburkan asam palmitat sebelum

dimasukkan ke dalam reaktor

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal

Bahan : Carbon steel SA-285 grade C

Jumlah : 3 unit

Kondisi operasi : 1350C ; 1 atm

Kapasitas : 5,184 m3

Diameter Silinder : 1,330 m ≈1,5 m

Tinggi Silinder : 3,99 m ≈ 4 m

Tebal Silinder : ¼ in

Diameter Tutup : ¼ in

Daya Pengaduk Tangki : 20 Hp

5.7 Reaktor (R-210)

Fungsi : Untuk mereaksikan asam palmitat dengan urea

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal

(29)

Jumlah : 3 unit

Kondisi operasi : 1600C ; 1 atm

Waktu Tinggal : 5 jam

Kapasitas : 36,060 m3

Diameter Silinder : 2,489 m ≈ 2,5 m

Tinggi Silinder : 7,467 m ≈ 7,5 m

Tebal Silinder : ¼ in

Diameter Tutup : ¼ in

Daya Pengaduk Tangki : 48 Hp

5.8 Tangki Penampung Sementara (F-320)

Fungsi : Tempat menampung hasil reaksi dari reaktor sebelum

diumpankan ke tangki

Kondisi : T=300C ; 1 atm

Jumlah : 1 unit

Bentuk : Silinder Dengan tutup elipsoidal dan alas datar

Kapasitas : 1,3656 m3

Diameter Silinder : 0,490 m ≈ 0,5 m

Tinggi Silinder : 1,47 m ≈ 1,5 m

Tebal Silinder : ¼ in

Volume Tangki : 1,1138 m3

5.9 Ball Mill (BM-230)

Fungsi : Untuk menghaluskan bahan baku palmitamida

kasar dari tangki pengendapan untuk di masukkan

ke tangki pemurni

Jenis : Double Toothhed – Ball Crusher

Bahan : Commersial steel

Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi : T=300C ; 1 atm

Kapasitas : 2 ton

(30)

Face ukuran Ball : 45 cm

Ukuran maksimum umpan : 10 cm in

Kecepatan Ball : 40 rpm

Daya motor yang digunakan : ¼ Hp

5.10 Tangki Pemurni Palmitamida (T-310)

Fungsi : Untuk melarutkan palmitamida kasar

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal

Bahan : Carbon steel SA-285 grade C

Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi : T=300C ; 1 atm

Kapasitas : 10,284 m3

Diameter Silinder : 1,611 m ≈ 1,5 m

Tinggi Silinder : 4,833 m ≈ 5 m

Tebal Silinder : ¼ in

Tebal Tutup : ¼ in

Daya Tangki : 74 Hp

5.11 Filter Press (H-320)

Fungsi : Untuk memisahkan urea dengan larutan

palmitamida

Bahan : Carbon steel SA-333

Jumlah : 2 unit

Jenis : Plate dan Frame

Luas Filter : 38,0192 ft2

Lebar : 4,36 ft ≈ 4,5 ft

Panjang : 8,72 ft ≈ 9 ft

Jumlah frame : 25 unit

(31)

5.12 Tangki Penampung Sementara (F-330)

Fungsi : Tempat menampung filtrat dari filter press

Kondisi : T=300C ; 1 atm

Jumlah : 1 unit

Bentuk : Silinder dengan tutup elipsoidal dan alas datar

Volume tangki : 12,0816 m3

Diameter tangki : 1,086 m ≈ 1m

Tinggi tangki : 3,258m ≈ 3,5 m

Tebal tangki : ¼ in

5.13 Evaporator (V-340)

Fungsi : Untuk memisahkan palmitamida dari kloroform,

dan menguapkan kloroform

Suhu umpan masuk : 30 0C = 86 0F

Suhu produk keluar : 70 0C = 158 0F

Bahan konstruksi : Carbon steel, SA-304

Jumlah : 1 unit

Diameter tangki = 2 m

Tinggi tangki = 7,5 m

Volume tangki = 53,576 m3

Jumlah tube = 10

Tebal plate = ¼ in

5.14 Rotary Dryer (RD-350)

Fungsi : Untuk menguapkan kloroform dan mengeringkan

palmitamida

Jumlah : 1 unit

Bahan konstruksi : Stainless steel SA-304

Spesifik rotary dryer :

- Diameter : 1,584 ft

- Panjang : 8,592 ft

(32)

- Waktu Transportasi : 0,025 jam

- Power : 1,78 Hp

5.15 Gudang Produk Palmitamida (G-380)

Fungsi : Sebagai tempat untuk menyimpan produk Palmitamida

Bentuk : Persegi empat

Bahan konstruksi : dinding dari beton dan atap dari seng

Jumlah : 1 bangunan

Kondisi fisik bangunan adalah sebagai berikut :

1. Panjang gudang = 28,56 m ≈ 28,5 m

2. Lebar gudang = 15,912 m ≈ 16 m

3. Tinggi gudang = 11,52 m ≈ 11,5 m

5.16 Kondensor (CD – 360)

Fungsi : Mengondensasikan Kloroform kotor sebagai produk

keluaran evaporator

Jenis : 1-2 Shell and tube exchanger

Dipakai : ¾ in OD Tube 16 BWG, panjang = 10 ft, 2 pass

Faktor pengotor : 0,003

Jumlah tube : 6 buah

5.17 Tangki Penampung Kloroform (F-341)

Fungsi : Tempat menampung kloroform dari kondensor

Kondisi : T=300C ; 1 atm

Jumlah : 1 unit

Bentuk : Silinder beratap elipsoidal dan alas datar

Volume tangki : 1,309 m3

Diameter tangki : 0,5178 m

Tinggi tangki : 2,877 m

Tinggi tutup : 0,411 m

(33)

5.18 Pompa Urea (P-211)

Fungsi : Untuk memompa urea menuju reaktor

Jenis : Sentrifugal pump

Bahan konstruksi : Comercial steel

Laju alir massa (F) = 193,176 kg/jam

Kecepatan linier = 0,236 ft

Jumlah = 3 unit

Daya Motor = ¼ Hp

5.19 Pompa Asam Plmitat (P-221)

Fungsi : Untuk memompa asam palmitat menuju reaktor

Jenis : Sentrifugal pump

Bahan konstruksi : Comercial steel

Laju alir massa (F) = 824,2176 kg/jam

Kecepatan linier = 0,185 ft

Jumlah = 3 unit

Daya Motor =1/8 Hp

5.20 Pompa Tangki Reakor (P-221)

Fungsi : Untuk memompa palmitamida kasar menuju tangki

penampung sementara (F-220)

Jenis : Sentrifugal pump

Bahan konstruksi : Comercial steel

Laju alir massa (F) = 1017,39 kg/jam

Kecepatan linier = 0,214 ft

Jumlah = 3 unit

Daya Motor =1/2 Hp

5.21 Pompa Tangki Pemurni Palmitamida (L-311)

Fungsi : Untuk memompakan larutan palmitamida ke filter

press

(34)

Bahan konstruksi : Comercial steel

Laju alir massa (F) = 1017,3936 kg/jam

Kecepatan linier = 0,014 ft

Jumlah = 1 unit

Daya Motor = 1/8 Hp

5.22 Screw Conveyor (J-221)

Fungsi : Mengangkut Palmitamida dari Tangki Penampung

Sementara ke Ball Mill

Jenis : Horizontal Screw Conveyor – Rotary Cutoff Valve

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 oC

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter Flight = 9 in = 22,5 cm

2. Diameter Pipa = 2 1/2 in = 6,25 cm

3. Diameter Shaft = 2 in = 5 cm

4. Hanger Center = 10 ft = 3,05 m

5. Kecepatan Putaran = 40 rpm

6. Diameter bagian umpan = 8,04 in

7. Panjang screw conveyor = 75 ft

8. Daya motor yang digunakan = 2,25 hp

5.23 Screw Conveyor (J-231)

Fungsi : Mengangkut Palmitamida dari Ball Mill untuk

dimasukkan ke dalam Tangki Pemurnian

Jenis : Horizontal Belt Conveyor

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 oC

(35)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut: (Perry,1999)

• Diameter Flight = 9 in = 22,5 cm

• Diameter Pipa = 2 1/2 in = 6,25 cm

• Diameter Shaft = 2 in = 5 cm

Hanger Center = 10 ft = 3,05 m

• Kecepatan Putaran = 40 rpm

• Diameter bagian umpan = 8,04 in

• Panjang screw conveyor = 75 ft

• Daya motor yang digunakan = 2,25 hp

5.24 Screw Conveyor (J-351)

Fungsi : Untuk mengangkut palmitamida dari rotary dryer

ke gudang produk palmitamida

Jenis : Sentrifugal pump

Bahan konstruksi : Comercial steel

Laju alir massa (F) : 821 kg/jam

Jumlah : 1 unit

Luas Area : 0,11ft2 = 0,010 m2

Kecepatan screw normal : 200 ft/menit = 61 m/menit

Kecepatan screw maksimum: 350 ft/menit = 91 m/menit

• Diameter Flight = 9 in = 22,5 cm

• Diameter Pipa = 2 1/2 in = 6,25 cm

• Diameter Shaft = 2 in = 5 cm

Hanger Center = 10 ft = 3,05 m

• Kecepatan Putaran = 40 rpm

• Diameter bagian umpan = 8,04 in

• Panjang screw conveyor = 75 ft

(36)

BAB VI

INSTRUMENTASI KESELAMATAN KERJA

6.1 Instrumentasi

Pengoperasian suatu pabrik kimia harus memenuhi beberapa persyaratan

yang ditetapkan dalam perancangannya. Persyaratan tersebut meliputi keselamatan,

spesifikasi produk, peraturan mengenai lingkungan hidup, kendala operasional, dan

faktor ekonomi. Pemenuhan persyaratan tersebut berhadapan dengan keadaan

lingkungan yang berubah-ubah, yang dapat mempengaruhi jalannya proses atau yang

disebut disturbance (gangguan) (Stephanopoulus, 1984). Adanya gangguan tersebut

menuntut penting dilakukan pemantauan secara terus-menerus maupun pengendalian

terhadap jalannya operasi suatu pabrik kimia untuk menjamin tercapainya tujuan

operasional pabrik. Pengendalian atau pemantauan tersebut dilaksanakan melalui

penggunaan peralatan dan enginner (sebagai operatur terhadap peralatan tersebut)

sehingga kedua unsur ini membentuk satu sistem kendali terhadap pabrik.

Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai didalam suatu proses kontrol

untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuaidengan yang

diharapkan. Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol, penunjuk, pencatat, dan

pemberi tanda bahaya. Peralatan insterumentasi biasanya bekerja dengan tenaga

mekanik atau tenaga lisrtik dan pengontrolnya dapat dilakukan secara manual atau

otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada

pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat

instrumentasi juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang diatas papan

instrumentasi dekat peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan dalam suatu

ruangan kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol otomatis)

(Sumber: Peters, 2004).

Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen

adalah:

1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.

2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktifitas

pH, humiditas,titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembababan

(37)

Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan

semi otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan

dengan mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel

yang dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel

pada kondisi semula, instrumen ini bekerje sebagai controller. Pengendalian secara

semi otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi

pada variabel ke niali yang dikontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke iali

yang diinginkan dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai

pencatat (recorder).

Alat-alat kontrol yang biasa dipakai pada peralatan proses antara lain:

1. Temperature Controller (TC)

Adalah alat/instrumen yang digunakan sebagai alat pengukur suhu dan

pengukur sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan

dengan mengatur jumlah material proses yang harus

ditambahkan/dikeluarkan dari dalam suatu proses yang sedang bekerja.

Prinsip kerja:

Rate fluida masuk dan keluar alat kontrol atau diafragma valve. Rate fluida

ini memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu

sistem pada set point.

2. Pressure Controller (PC)

Adalah alat/instrumen yang digunakan sebagai alat pengatur tekanan dan

pengukur sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan

dengan mengatur jumlah material proses yang harus

ditambahkan/dikeluarkan dari dalam suatu proses yang sedang bekerja.

Prinsip kerja:

Pressure Control (PC) akibat tekanan uap keluar akan membuka/menutup

diafragma valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk

mengukur dan mendeteksi tekanan pada set piont.

3. Flow Controller (FC)

Adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengatur kecepatan aliran

(38)

dalam pipa biasanya diatur dengan mengatur output dari alat, yang

mengakibatkan fluida mengalir dalam pipa line.

Prinsip kerja:

Kecepatan alir diatur oleh regulating valve dengan mengubah tekanan

discharge dari pompa. Tekanan discharge pompa melakukan bukaan/tutupan

valve dan FC menerima sinyal untuk mendeteksi dan mengukur kecepatan

aliran set point.

4. Level Controller (LC)

Adalah alat/instrumen yang dipakai untuk mengatur ketinggian (level) cairan

dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja. Pengukuran tinggi

permukaan cairan dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve, yaitu

dengan mengatur rate cairan masuk atau keluar proses.

Prinsip kerja:

Jumlah aliran fluida diatur oleh contol valve. Kemudian rate fluida melalui

valve ini akan memberikan sinyal kepada LC untuk memdeteksi tinggi

permukaan pada set point.

Hal-hal yang diharapkan dari pemakaian alat-alat instrumentasi adalah:

- Kualitas produk dapat diperoleh sesuaidengan yang diinginkan

- Pengoperasian sistem peralatan lebih mudah

- Sistem kerja lebih efisien

- Penyimpangan yang mungkin terjadi dapat diketahui dengan cepat.

LI LI LI

TC PC

(39)

Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pebuatan Palmitamida

dari Asam Palmitat dan Urea

No. Nama Alat Jenis Instrumen

1 Tangki Urea Level Indicator (LI)

2 Tangki Asam Palmitat Level Indicator (LI)

3 Reaktor Level Indicator (LI)

4 Tangki Penampung Sementara Level Indicator (LI)

5 Tangki Pelarut Level Contoller (LC)

6 Rotary Dryer Temperature Contoller (TC)

7 Pompa Flow Contoller (FC)

8 Kondensor Temperature Contoller (TC)

LC

LI

TC

FC

TC

Tangki Pelarut Tangki Penampung Sementara

Pompa

Rotary Dryer

Kondensor

[image:39.595.102.525.79.461.2]
(40)

6.2 Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh

karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud

tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan

pabrik pada saat pabrik beroperasi.

Sebagai pedoman pokok dalam usaha penanggulaan masalah kerja, Pemerintah

Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Keselamatan Kerja pada

No. 1 tanggal 12 januari 1970. Semakin tinggi tingkat keselamatan dari suatu pabrik

maka makin meningkat pula aktovitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan oleh

keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang menyenangkan.

Untuk mencapai hal tersebut adalah menjadi tanggung jawab dan kewajiban

para perancang pabrik untuk menjamin adanya keselamatan kerja adalah sebagai

berikut:

- Penanganan dan pengangkutan bahan harus seminimal mungkin

-

Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik.

-

Jarak antara mesin dan peralatan lain cukup luas

-

Setiap ruang gerak harus aman dan tidak licin

-

Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah

kebakaran.

-

Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya.

-

Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran.

6.3 Keselamatan Kerja Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Palmitamida

6.3.1 Peralatan Perlindungan Diri

Upaya peningkatan keselamatan kerja bagi karyawan pada pabrik ini adalah

dengan menyediakan fasilitas sesuai bidang kerjanya. Fasilitas yang diberikan ialah

melengkapi karyawan dengan peralatan perlindungan diri sebagai berikut:

1. Helm

2. Pakaian dan perlengkapan perlindungan

3. Sepatu pengaman

4. Pelindung Mata

(41)

6. Sarung tangan

6.3.2 Keselamatan Kerja Terhadap Listrik

Upaya peningkatan keselamatan kerja terhadap listrik adalah sebagai berikut:

1. Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian

sekring atau pemutus arus listrik otomatis lainnya.

2. Sistem perkabelan listrik harus dirancang secara terpadu dengan tata letak

pabrik untuk menjaga keselamatan dan kemudahan jika harus dilakukan

perbaikan.

3. Penempatan dan pemasangan motor-motor listik tidak boleh menggangu

lalu lintas kerja.

4. Memasang tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan tinggi.

5. Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluan.

6. Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat

penangkal petir yang dibumukan

7. kabel-kabel listrik yang diletakkan berdekatan dengan alat-alat yang

bekerja pada suhu tinggi harus diisolasi secara khusus.

6.3.3 Pencegahan Terhadap Gangguan Kesehatan

Upaya peningkatan kesehatan karyawan dalam lapangan kerja adalah :

1. Setiap karyawan diwajibkan untuk memakai pakaian kerja selama berada di

dalam lokasi pabrik.

2. Dalam menangani bahan-bahan kimia yang berbahaya, karyawan diharuskan

memakai sarung tangan karet serta penutup hidung dan mulut.

3. Bahan-bahan kimia yang selama pembuatan, pengolahan, pengangkutan,

penyimpanan, dan penggunaannya dapat menimbulkan ledakan, kebakaran,

korosi, maupun gangguan terhadap kesehatan harus ditangani secara cermat.

4. Poliklinik yang memadai disediakan di lokasi pabrik.

6.3.4 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis

(42)

1. Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup berat untuk mencegah

kemungkinan terguling atau terjatuh.

2. Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup lebar dan tidak menghambat

kegiatan karyawan.

3. Jalur perpipaan sebaiknya berada diatas permukaan tanah atau diletakkan pada

atap lantai pertama kalau di dalam gedung atau setinggi 4,5 meter bila di luar

gedung agar tidak menghalangi kendaraan yang lewat.

4. Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja dengan

tenang dan tidak akan menyulitkan apabila ada perbaikan atau pembongkaran.

5. Pada alat-alat yang bergerak atau berputar harus diberikan tutup pelindung

untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, maka ditambahkan nilai-nilai

disiplin bagi para karyawan, yaitu :

1. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan.

2. Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi.

3. Perlu keterampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan

paralataan yang ada.

4. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan pada

atasan.

5. Setiap karyawan harus saling mengingatkan perbuatan yang dapat menimbulkan

bahaya.

6. Setiap kontrol diatur secara periodik terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas

(43)

BAB VII

UTILITAS

Utilitas adalah yang memasok energi panas, energi listrik dan air bagi pabrik.

Sarana dan prasarana utilitas ini harus dirancang sedemikian rupa agar proses

produksi dapat terus berlangsung secara berkesinambungan.

Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada perancangan pabrik pembuatan

palmitamida dari asam palmitat dan urea, adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan steam

2. Kebutuhan air

3. Kebutuhan listrik

4. Kebutuhan bahan baker

5. Unit Pengolahan Limbah

7.1 Kebutuhan Steam

Pada pengoperasian pabrik dibutuhkan uap sebagai pemanas. Adapun

[image:43.595.103.521.462.615.2]

kebutuhan uap pada pabrik pembuatan palmitamida dari asam palmitat dan urea:

Table 7.1 Kebutuhan Uap

Nama Alat Kg/jam

Tangki Urea 186,0734

Tangki asam palmitat 895,69

Reaktor 316,92

Evaporator 1.122,1678

Rotary Dryer 415,86

Jumlah 2936,711

Tambahan untuk faktor keamanan diambil sebesar 20% dan faktor kebocoran

sebesar 10% (Perry, 1999) maka :

Total steam yang dibutuhkan = (1 + faktor keamanan) x Kebutuhan uap

= (1,2) x 2.936,711 kg/jam

(44)

Diperkirakan 80% kondensat dapat digunakan kembali (Evans,1978), sehingga:

Kondensat yang digunakan kembali = 80% x 3524,0532kg/jam

= 2819,24 kg/jam

Kebutuhan air tambahan untuk ketel = 20% x 3524,0532kg/jam

= 704,8 kg/jam ≈ 705 kg/jam

7.2 Kebutuhan Air

Dalam proses produksi air memegang peranan penting, baik untuk keperluan

proses maupun kebutuhan domestik. kebutuhan air pada pabrik pembuatan

palmitamida dari asam palmitat dan urea adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan air untuk pendingin pada kondensor = 630 kg/jam

b. Kebutuhan air umpan ketel = 705 kg/jam

c. Air yang perlu ditambahkan sebagai pengganti air yang hilang selama

proses meliputi perhitungan sebagai berikut:

Wm = We + Wd + Wb

Dimana, Wm = make-up water

We = air hilang pada penguapan

Wd = drift loss

Wb = air hilang karena saat blow down

Air hilang karena penguapan:

We = 0,00085 Wc (T1-T2)

Dimana, Wc = jumlah air pendingin yang dibutuhkan

T1 = temperature masuk cooling water tower (oF)

T2 = temperature keluar cooling water tower (oF)

We = 0,00085 x 630 (104 – 82,4)

(45)

Air kehilangan karena driff loss = 0,2 % air pendingin masuk

Wd = 0,002 x 630

= 1,26 kg/jam

Air hilang karena blow down:

Wb =

(

)

1

S

We

S = 5 siklus (Perry, 1997)

= 2,8917kg/jam

Wm = 11,5668+ 1,266 + 2,8917

= 15,7245kg/jam

Kebutuhan air domestik (keperluan sehari-hari, kantin, dan lain-lain) kebutuhan air

domestik untuk masyarakat industri diperoleh untuk tiap orang/shift adalah 40 – 100

Liter/hari (Met Calf, dkk.1991)

Diambil 100 Liter/hari x

jam 24

hari 1

= 4,16 L/jam x 1 kg/L = 4,16 Liter/jam

ρair = 955,68 kg/m3 = 1 kg/Liter

Jumlah karyawan = 110 orang

Maka total air Domestik = 4,16 x 110 = 457,6 Liter/jam x 1 kg/Liter = 457,6 kg/jam

Kebutuhan air tambahan, untuk keperluan sehari-hari (Laboratorium, pencuci

peralatan dan lain-lain) diperkirakan 10% dari total kebutuhan air.

Kebutuhan air tambahan:

= 10% (15,7245 + 705 + 457,6)

= 117,8325 kg/jam

Maka total kebutuhan air yang diperlukan pada pengolahan awal tiap jamnya adalah :

= 630 + 705 + 457,6 + 117,8325

(46)

7.2.1 Unit Pengolahan air

Sumber air untuk pembuatan palmitamida ini berasal dari salah satu sungai di

Kawasan Industri Medan II (KIM) yaitu Sumur Bor. Kualitas air dapat dilihat pada

[image:46.595.114.521.207.429.2]

table 7.2

Tabel 7.2 Kandungan Kimia dalam Air Tanah Kawasan KIM II

No Parameter Range (mg/liter)

1 Natrium 0,020

2 Besi 6,50

3 Flourida 0,200

4 Klorida 4,000

5 Magnesium 28,290

6 Natrium 0,470

7 Nitrat 0,003

8 Sulfit 0,065

9 Calsium 20,790

(Sumber: Laporan PDAM KIM II, 2010)

7.2.2 Bak Pengendapan (BP)

Setelah air dipompa dari sumur bor, didalam air tersebut masih terdapat

partikel-partikel padatan kecil seperti pasir. Untuk menghilangkan pasir tersebut

maka air yang sudah dipompakan tadi dialirkan kedalam bak pengendapan untuk

mengendapkan pasir – pasir yang terikut pada saat air dipompakan dari sumur bor.

7.2.3 Aerasi

Ion Fe selalu di jumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang rendah,

seperti pada air tanah yang tanpa udara. Fe dapat dihilangkan dari dalam air dengan

melakukan oksidasi menjadi Fe(OH)3 yang tidak larut dalam air, kemudian di ikuti

dengan pengendapan dan penyaringan. Proses oksidasi dilakukan dengan

menggunakan udara biasa di sebut aerasi yaitu dengan cara memasukkan udara

(47)

7.2.4 Bak pengendapan II

Pada bak pengendapan II terjadi proses pengendapan (sedimentasi)

partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam cairan/zat cair karena pengaruh gravitasi (gaya

berat secara alami). Proses pengendapan dengan cara gravitasi untuk mengendapkan

partikel-partikel tersuspensi yang lebih berat daripada air. Pada dasarnya proses

tersebut tergantung pada pengaruh gaya gravitasi dari partikel tersuspensi dalam air.

Biaya pengolahan air dengan proses sedimentasi relatif murah karena tidak

membutuhkan peralatan mekanik maupun penambahan bahan kimia. Kegunaan

sedimentasi untuk mereduksi bahan-bahan tersuspensi (kekeruhan) dari dalam air

dan dapat juga berfungsi untuk mereduksi kandungan organisme (patogen) tertentu

dalam air. Proses sedimentasi adalah proses pengendapan dimana masing-masing

partikel tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, ataupun kerapatan selama

proses pengendapan berlangsung. Partikel-partikel padat akan mengendap bila gaya

gravitasi lebih besar dari pada kekentalan dalam cairan.

7.2.5 Filtrasi

Filtrasi bertujuan untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut

bersama air. Penyaring pasir (sand filter) yang digunakan terdiri dari 3 lapisan yaitu :

a.Lapisan I terdiri dari pasir hijau (silica gel), setinggi 20 in

b.Lapisan II terdiri dari antrasit, setinggi = 10 in

c.Lapisan III terdiri dari batu kerikil (gravel), setinggi =16 in

Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai

penahan. Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu

diperlukan regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik (back

washing). Dari sand filter, air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan

untuk berbagai kebutuhan.

Untuk air proses, masih diperlukan pengolahan lebih lanjut yaitu proses

demineralisasi (softener) dan deaerasi. Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan

tempat ibadah, serta poliklinik, dilakukan proses klorinasi yaitu mereaksikan air

dengan klor untuk membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan

biasanya berupa kaporit, Ca(ClO)2. Khusus untuk air minum, setelah dilakukan

(48)

yang keluar merupakan air sehat dan memenuhi syarat–syarat air minum tanpa harus

dimasak terlebih dahulu.

Perhitungan kebutuhan kaporit, Ca(ClO)2 :

Kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi :

457,6 kg/jam

Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70 %

Kebutuhan klorin : 2 ppm dari berat air (Gordon, 1968)

Total kebutuhan kaporit : (2.10-6 x 457,6) / 0,7 = 0,001307 kg/jam

7.2.6 Demineralisasi

Air untuk umpan ketel dan proses harus murni dan bebas dari garam-garam

terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

 Menghilangkan kation-kation Ca2+, Mg2+

 Menghilangkan anion-anion Cl

-Alat-alat demineralisasi dibagi atas :

1. Penukar Kation (Cation Exchanger)

Penukar kation berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan

mengurangi kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran

antara kation Ca, Mg dan kation lain yang larut dalam air dengan kation dari resin.

Resin yang digunakan bermerek Daulite C-20.

Reaksi yang terjadi :

2H+R + Ca2+ Ca2+R + 2H+

2H+R + Mg2+ Mg2+R + 2H+

Untuk regenerasi dipakai H2SO4 dengan reaksi sebagai berikut :

Ca2+R + H2SO4 CaSO4 + 2H+R

(49)

Perhitungan Kesadahan Kation :

Air tanah daerah KIM II mengandung kation Fe2+, Ca2+, Mg2. Masing-masing 6,50

ppm, 28,790 ppm, 25,970 ppm.

1 gr/gal = 17,1 ppm

Total kesadahan kation = 57,01/17,1 mg/liter

= 3,33 gr/gal

Jumlah air yang akan diolah = 705 kg/jam

Volume =

galon/jam 188

/ 0478 , 187

/ 17 , 264 995,68kg/m

kg/jam 705

ρ

m 3

3

≈ =

=

jam galon

m gal x

≈ 188 galon/jam

Kesadahan air = 2,250 gr/gal x 187,0478 gl/jam x 24 jam

= 10.100,586 gr/ hari = 10,1001 kgr/hari

Ukuran kation Exchanger

Jumlah air yang diolah = 188 galon/jam

Digunakan ion exchanger 1 unit dengan service flow maksimum 19

galon/menit. Dari Tabel 12.4 Nalco (1988), diperoleh data sebagai berikut:

Diameter tangki : 2 ft

Luas permukaan, A : 0,7854 ft2

Resin yang digunakan adalah Daulite C – 20, dengan nilai EC (Exchanger

Capacity, yaitu kemampuan penukar ion untuk menukar ion yang ada pada air

yang melaluinya) = 25 kgr/ft3 (Nalco, 1988).

Kebutuhan regenerant : 10 lb H2SO4/ft3 hari

Kebutuhan resin = 0,4ft /hari

kgr/ft 25

10,1001 3 3 =

Tinggi yang dapat ditempati oleh resin

ft 0,509 7854

, 0

0,4 permukaan

luas

resin kebutuhan

h= = =

Tinggi minimum resin = 2,5 ft (Nalco, 1988)

(50)

Waktu regenerasi =

kgr/hari 1001

, 0 1

kgr/ft 25 ft

1,9635 3× 3

= 4,86 hari = 116,642 jam

Kebutuhan regenerant H2SO4 = 10,1001 kgr/hari x 3

3

kgr/ft 25

lb/ft 10

= 4 lb/hari = 1,814 kg/hari

= 0,075 kg/jam

2. Penukar Anion (Anion Exchanger)

Penukar anion berfungsi untuk mengikat atau menyerap anion-anion yang

terlarut dalam air seperti Cl- akan diikat oleh resin yang bersifat basa dengan merek

R-Dowex, sehingga resin akan melepas ion OH-. Persamaan reaksi yang terjadi

dalam anion exchanger adalah :

2R-OH + SO42- R2SO4 + 2OH

-R-OH + Cl- RCl + OH

-Untuk regenerasi dipakai larutan NaOH dengan reaksi:

R2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2ROH

RCl + NaOH NaCl + ROH

Perhitungan Kesadahan Anion

Air tanah daerah mabar KIM II mengandung anion F-, Cl-, S2-, NO22-, masing-masing

0,2 ppm, 4 ppm, 0,065 ppm, dan 0,003 ppm.

1 gr/gal = 17,1 ppm

Total kesadahan anion = 0,2 + 4 + 0,065 + 0,003

= 4,268 ppm/17,1

= 0,24 gr/gal

Jumlah air yang diolah = 705 kg/jam

= 3 x 264,17gal/m3

kg/m 995,68

kg/jam 705

= 187,047 gal/jam

Kesadahan air = 0,24 gr/gal x 187,047 gal/jam x 24 jam/hari

(51)

Perhitungan ukuran Anion Exchanger :

Jumlah air yang diolah = 187,047 gal/jam ≈ 188 gal/menit

Dari Tabel 12.4, Nalco Water Treatment, 1988 diperoleh data-data sebagi berikut:

- Diameter penukar kation = 2 ft

- Luas penampang penukar kation = 0,7854 ft2

- Jumlah penukar kation = 1 unit

Volume Resin yang Diperlukan

Total kesadahan air = 1,077 kg/hari

Dari Tabel 12.2, Nalco, 1988 diperoleh:

- Kapasitas resin = 12 kg/ft3

- Kebutuhan regenerant = 5 lb NaOH/ft3 resin

Jadi,

Kebutuhan resin = 3

kg/ft 12

kg/hari 1,077

= 0,09 ft3 / hari

Tinggi resin =

7854 , 0

0,09

= 0,1146 ft

Tinggi minimum resin adalah 30 in = 2,5 ft (Nalco, 1988)

Sehingga volume resin yang dibutuhkan = 2,5 ft x 0,7854 ft2 = 1,196 ft3

Waktu regenerasi =

kg/hari 1,077

kg/ft 12 ft 96 ,

1 3× 3

= 21,838 hari

Kebutuhan regenerant NaOH = 1,077 kg/hari x 3

3

kg/ft 12

lb/ft 5

= 0,45 lb/hari = 0,204 kg/hari

= 0,0085 kg/jam

7.2.6 Deaerator

Deaerator berfungsi untuk memanaskan air dan menghilangkan gas terlarut

yang keluar dari alat penukar ion (ion exchanger) sebelum dikirim sebagai air umpan

ketel. Air hasil demineralisasi dikumpulkan pada tangki air umpan ketel sebelum

dipompakan ke deaerator.

Pada proses deaerator ini, air dipanaskan hingga 90oC supaya gas-gas yang

(52)

dapat menyebabkan korosi. Selain itu deaerator juga berfungsi sebagai preheater,

mencegah perbedaan suhu yang mencolok antara air make-up segar dengan suhu air

dalam boiler. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan pemanas listrik.

7.3 Kebutuhan Listrik

Perincian kebutuhan listrik diperkirakan sebagai berikut :

1. Unit Proses

- Bucket Elevator (J-111) = 0,121 Hp

- Bucket Elevator (J-121) = 0,3038 Hp

- Tangki Urea (T-130) = 0,125 Hp

- Tangki Asam Palmitat (T-140) = 20 Hp

- Tangki Reaktor (R-210) = 48 Hp

- Screw Conveyor (SC-221) = 2,25 hp

- Ball Mill (BM-230) = 0,25 Hp

- Screw Conveyor (J-231) = 0,125 Hp

- Tangki Pemurni (T-310) = 75 Hp

- Rotary Dryer (RD - 350) = 2 Hp

- Screwt Conveyor (J-351) = 0,125 Hp

- Pompa – 1 (L-131) = 0,125 Hp

- Pompa – 2 L-141) = 2 Hp

- Pompa – 3 (L-311) = 0,125 Hp

- Pompa – 4 (L-331) = 0,25 Hp

- Pompa – 5 (L-361) = 0,125 Hp

Jumlah = 150,93 Hp

Maka Jumlah pemakaian kebutuhan listrik pada unit proses adalah

= 150,93 Hp x 0,7457 kW/Hp

= 112,816 kW = 113 kW

2. Unit Utilitas

- Aerator = ½ Hp

- Pompa Bak Aerasi = 1,5 Hp

(53)

- Pompa Bak Pengendapan = 1,5 Hp

- Pompa Sand Filter = 0,25 Hp

- Pengaduk Tangki Pelarut H2SO4 = 0,125 Hp

- Pompa Tangki Pelarut H2SO4 = 0,25 Hp

- Pengaduk Tangki Pelarutan NaOH = 2 Hp

- Pompa Ta

Gambar

Tabel 1.2. Kadar Asam Lemak Dalam Minyak kelapa Sawit
Tabel 2.1 komposisi asam lemak (%) pada minyak sawit, olein, stearin, dan minyak
Tabel 3.2 Neraca Bahan pada Filter Press (-320)
Tabel 4.1 Neraca Panas Pada Tangki Pemanas Urea (T-110)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat kebutuhan luar negeri dan dalam negeri Indonesia akan Asam Akrilat yang cukup tinggi, tidak didukung dengan adanya industri domestik yang memproduksi Asam Akrilat,

Sedangkan tujuan khusus dari pra rancangan pabrik pembuatan tetradecene dari proses cracking thermal asam palmitat adalah untuk mengaplikasikan berbagai teori di ketiga

2.3 Deskripsi Proses Pembuatan Asam Oleat Dari Minyak Sawit Mentah 2.3.1 Tangki Bahan Baku Minyak Sawit mentah. Tangki bahan baku ini dirancang dengan kapasitas 2000

dipompakan sebanyak 247% dari berat selulosa serta asam asetat dari tangki. penyimpanannya dipompakan sebanyak 438% dari berat selulosa

1) Asetil klorida bersifat mudah terbakar dan korosif. 2) Asetil klorida bereaksi hebat dengan air membentuk asam klorida. 3) Asetil klorida yang terbakar dapat menghasilkan

PRARANCANGAN PABRIK PEMBUATAN ASAM AKRILAT DARI PROPENA DAN OKSIGEN DENGAN KAPASITAS 13.000 TON/TAHUN.. Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat

Akibat ketergantungan impor Asam Akrilat menyebabkan devisa negara berkurang dan terjadinya ketergantungan pada negara lain, sehingga diperlukan suatu usaha untuk

Tutup atas tangki terbuat dari bahan yang sama dengan shell.. Dari Tabel