PRA RANCANGAN PABRIK
STEARAMIDA DARI ASAM STEARAT DAN UREA
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 5000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana
OLEH :
ZULHAM EFENDY LUBIS
NIM : 08 0425 024
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
PRA RANCANGAN PABRIK
STEARAMIDA DARI ASAM STEARAT DAN UREA
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 5000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana OLEH :
ZULHAM EFENDY LUBIS NIM : 08 0425 024
Telah Diperiksa/Disetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(Ir.Indra Surya, MSc) (Farida Hanum, ST, MT) NIP. 19630609 198903 1 004 NIP. 19780610 200212 2 003
Mengetahui, Koordinator Tugas Akhir
(Dr.Eng.Ir.Irvan, MT)
NIP. 19680820 199501 1 001
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
PRA RANCANGAN PABRIK
STEARAMIDA DARI ASAM STEARAT DAN UREA
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 5000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana OLEH :
ZULHAM EFENDY LUBIS NIM : 08 0425 024
Telah Diperiksa/Disetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(Ir.Indra Surya, MSc) (Farida Hanum, ST, MT) NIP. 19630609 198903 1 004 NIP. 19780610 200212 2 003 Dosen Penguji I Dosen Penguji II Dosen Penguji III
(Ir.Indra Surya, MSc) (Dr.Ir.Fatimah,MT) (Zuhrina Masythah,ST,MSc)
NIP. 19630609 198903 1 004 NIP. 19640617 199403 2 001 NIP. 19710905 199512 2 001 Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir
(Dr.Eng.Ir.Irvan, MT)
NIP. 19680820 199501 1 001
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan dan kesabaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir
dengan judul “Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Stearamida dari Asam Stearat dan Urea dengan kapasitas 5.000 ton/tahun.
Tugas Akhir ini ditulis untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti ujian Sarjana di
Departemen Teknik Kimia, Program Studi Teknik Kimia Ektension, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
Penulis berterima kasih kepada kedua Orang Tua Penulis atas doa, bimbingan dan
materi yang diberikan hingga saat ini, juga kepada Kakak dan Adik Penulis atas dukungan
yang tidak pernah henti kepada Penulis.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan
dan fasilitas dari berbagai pihak yaitu:
1. Bapak Ir. Indra Surya, MSc, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
2. Ibu Farida Hanum, ST, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
3. Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, MSi, selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah
memberikan bimbingan dan masukan kepada Penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini.
4. Ibu Ir.Renita Manurung, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Kimia
5. Staf Pengajar Departemen Teknik Kimia atas ilmu yang diberikan kepada penulis
sehingga penulis dapat mengerjakan Tugas Akhir ini.
6. Para Pegawai Departemen Teknik Kimia atas bantuan dan kemudahan administratif
yang diberikan.
7. Rekan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini Roberto dan Afridzal.
8. Teman–teman Teknik Kimia Extension yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang
Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis,
INTISARI
Stearamida biasanya tersedia dalam bentuk butiran berbentuk tepung. Stearamida pada
suhu kamar berwujud kristal yang jernih berwarna putih. Pabrik pembuatan stearamida dari
asam stearat dan urea ini direncanakan berkapasitas produksi 5.000 ton/tahun dengan 330 hari
kerja dalam setahun.
Lokasi pabrik direncanakan di Kawasan Industri Medan, Sumatera Utara yang dekat
dengan penghasil bahan baku di Sumatera Utara, dengan luas areal pabrik 12.000 m2. Tenaga
kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik ini berjumlah 107 orang karyawan dengan
bentuk badan usaha adalah Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Manager
dengan struktur organisasi adalah sistem garis dan staff.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik ini adalah sebagai berikut:
a. Total modal investasi : Rp
541.358.700.081,-b. Biaya Produksi (per tahun) : Rp
302.883.928.083,-c. Hasil penjualan (per tahun) : Rp
427.287.960.000,-d. Laba bersih : Rp
87.100.322.342,-e. Profit Margin (PM) : 29,11 %
f. Break Even Point (BEP) : 58,92 %
g. Return on Investment (ROI) : 16,09 %
h. Pay Out Time (POT) : 6,21 tahun
i. Internal Rate of Return (IRR) : 18,02 %
Berdasarkan data-data di atas maka dapat disimpulkan bahwa perancangan pabrik
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... I-1
1.1 Latar Belakang ... I-1
1.2 Perumusan Masalah... I-2
1.3 Tujuan Perancangan Pabrik ... I-3
1.4 Manfaat Peracangan ... I-3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1
2.1 Teori ... II-1
2.2 Stearamida ... II-3
2.3 Sifat – sifat Kimia dan Fisika Bahan Baku... II-3
2.4 Deskripsi Proses ... II-6
BAB III NERACA MASSA... III-1
3.1 Neraca Massa di Tangki Reaktor (R-210) ... III-1
3.2 Neraca Massa di Tangki Pemurni (T-310) ... III-1
3.3 Neraca Massa di Filter Press (H-320)... III-2
3.4 Neraca Massa di Evaporator (V-340)... III-2
3.5 Neraca Massa di Rotary Dryer (RD-350)... III-2
3.6 Neraca Massa di Kondensor (E-360) ... III-2
BAB IV NERACA PANAS ... IV-1
4.1 Neraca Panas di Tangki Urea (T-130)... IV-1
4.2 Neraca panas di tangki asam stearat (T-140)... IV-1
4.3 Neraca panas di tangki reaktor (R-210) ... IV-2
4.4 Neraca panas di evaporator (V-340) ... IV-2
4.5 Neraca panas di rotary dryer (RD-350) ... IV-2
BAB V SPESIFIKASI ALAT ... V-1
5.1 Gudang Bahan Baku Urea (G-110) ... V-1
5.2 Gudang Bahan Baku Asam Stearat (G-120)... V-1
5.3 Bucket Elevator Urea (J-111)... V-1
5.4 Bucket Elevator Asam Stearat (J-121) ... V-2
5.5 Tangki Urea (T-130) ... V-2
5.6 Tangki Asam Stearat (T-140) ... V-3
5.7 Tangki Reaktor (R-210)... V-3
5.8 Tangki Penampung Sementara (F-220)... V-4
5.9 Tangki Pemurnian (T-310) ... V-4
5.10 Filter Press (H-320) ... V-4
5.11 Tangki Penampung Sementara (F-330)... V-5
5.12 Evaporator (V-340) ... V-5
5.13 Rotary Dryer (RD-350) ... V-5
5.14 Gudang Produk Stearamida (G-380)... V-6
5.15 Kondensor (E-360) ... V-6
5.16 Tangki Kloroform (F-370)... V-6
5.17 Pompa Tangki Urea (L-131)... V-7
5.18 Pompa Tangki Asam Stearat (L-141)... V-7
5.19 Pompa Tangki Reaktor (L-211) ... V-7
5.20 Pompa Tangki Pemurni (L-311) ... V-8
5.21 Pompa Tangki Penampung (L-331) ... V-8
5.22 Screw Conveyor (SC-221) ... V-8
5.23 Belt Conveyor (J-231)... V-9
5.24 Ball Mill (BM-230) ... V-9
BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA... VI-1
6.1 Instrumentasi... VI-1
6.2 Keselamatan Kerja ... VI-6
6.3 Keselamatan Kerja Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Stearamida... VI-6
BAB VII UTILITAS ... VII -1
7.1 Kebutuhan Air ... VII-1
7.3 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-12
7.4 Spesifikasi Peralatan Utilitas... VII-13
7.5 Unit Pengolahan Limbah... VII-28
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK... VIII-1
8.1 Gambaran Umum... VIII-1
8.2 Pemilihan Lokasi Pabrik ... VIII-1
8.3 Tata Letak Pabrik Pembuatan Stearamida ... VIII-3
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ... IX-1
9.1 Organisasi Perusahaan ... IX-1
9.2 Manajemen Perusahaan ... IX-3
9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha ... IX-4
9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ... IX-5
9.5 Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... IX-9
9.6 Kesejahteraan Tenaga Kerja ... IX-11
BAB X ANALISA EKONOMI... X-1
10.1 Modal Investasi ... X-1
10.2 Biaya produksi Total (BPT)/Total Cost (TC) ... X-3
10.3 Total Penjualan (Total Sales)... X-5
10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha ... X-5
10.5 Analisa Aspek Ekonomi ... X-5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA ... LA-1
LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS ... LB-1
LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT ... LC-1
LAMPIRAN D SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS... LD-1
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Produksi Asam Stearat di Indonesia... I-2
Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak (%) pada Minyak Sawit, Olein, Stearin, dan
Minyak Inti Sawit... II-1
Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak dari Minyak Sawit, Olein, Stearin, dan Minyak
Inti Sawit... II-2
Tabel 3.1 Neraca Massa pada Tangki Reaktor (R-210)... III-1
Tabel 3.2 Neraca Massa pada Tangki Pemurni (T-310) ... III-1
Tabel 3.3 Neraca Massa pada Filter Press (H-320) ... III-2
Tabel 3.4 Neraca Massa pada Evaporator (V-340) ... III-2
Tabel 3.5 Neraca Massa pada Rotary Dryer (RD-350) ...
Tabel 3.6 Neraca Massa pada Kondensor (E-360) ...
III-Tabel 4.1 Neraca Panas pada Tangki Urea (T-130)...
Tabel 4.2 Neraca Panas pada Tangki Asam Stearat (T-140) ...
Tabel 4.3 Neraca Panas pada Tangki Reaktor (R-210)...
Tabel 4.4 Neraca Panas pada Evaporator (V-340) ...
IV-Tabel 4.5 Neraca Panas pada Rotary Dryer (RD-350) ...
Tabel 4.6 Neraca Panas pada Kondensor (E-360) ...
IV-Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Stearamida
dari Asam Stearat dengan Urea...
VI-Tabel 7.1 Kebutuhan Air Pendingin pada alat...
Tabel 7.2 Kebutuhan Uap sebagai Media Pemanas pada berbagai alat...
Tabel 7.3 Sifat Fisika Air Sungai Deli...
Tabel 7.4 Kandungan Bahan Kimia dalam Air Sungai Deli ...
VII-Tabel 8.1 Perincian Luas Areal Pabrik ...
VIII-Tabel 9.1 Jumlah Tenaga Kerja Beserta Tingkat Pendidikannya... IX-9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Flowsheet Pra-Rancangan Pabrik Stearamida... II-8
Gambar 7.1 Proses Pengolahan Limbah ... VII-30
Gambar 8.1 Tata Letak Pabrik... VIII-6
INTISARI
Stearamida biasanya tersedia dalam bentuk butiran berbentuk tepung. Stearamida pada
suhu kamar berwujud kristal yang jernih berwarna putih. Pabrik pembuatan stearamida dari
asam stearat dan urea ini direncanakan berkapasitas produksi 5.000 ton/tahun dengan 330 hari
kerja dalam setahun.
Lokasi pabrik direncanakan di Kawasan Industri Medan, Sumatera Utara yang dekat
dengan penghasil bahan baku di Sumatera Utara, dengan luas areal pabrik 12.000 m2. Tenaga
kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik ini berjumlah 107 orang karyawan dengan
bentuk badan usaha adalah Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Manager
dengan struktur organisasi adalah sistem garis dan staff.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik ini adalah sebagai berikut:
a. Total modal investasi : Rp
541.358.700.081,-b. Biaya Produksi (per tahun) : Rp
302.883.928.083,-c. Hasil penjualan (per tahun) : Rp
427.287.960.000,-d. Laba bersih : Rp
87.100.322.342,-e. Profit Margin (PM) : 29,11 %
f. Break Even Point (BEP) : 58,92 %
g. Return on Investment (ROI) : 16,09 %
h. Pay Out Time (POT) : 6,21 tahun
i. Internal Rate of Return (IRR) : 18,02 %
Berdasarkan data-data di atas maka dapat disimpulkan bahwa perancangan pabrik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guinensis Jacq) berasal dari Nigeria, Afrika
Barat. Meskipun demikian ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari
Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di
hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit
hidup suber diluar daerah asalnya, seperti Malaysia, Thailand, dan Papua Nugini.
Bahkan mampu memberikan laju produksi yang lebih tinggi.
Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi
pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja
yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan
devisa Negara. Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit.
Dalam menghadapi perekonomian Indonesia yang bersifat terbuka, apalagi
menghadapi tantangan globalisasi, tentu saja perkembangan ekonomi minyak kelapa
sawit di dunia akan berpengaruh terhadap perkembangan komoditi minyak kelapa
sawit dalam negeri.
Pada saat ini jumlah stok minyak sawit yang diekspor mengalami penurunan.
Penurunan Crude Palm Oil (CPO) berkurang sebesar hampir 50% dari satu juta ton
perbulan menjadi sekitar 500 ribu ton. Target ekspor tahun ini sekitar 14 juta ton dari
total produksi CPO dalam negeri sekitar 18,8 juta ton. Sisanya untuk memasok
kebutuhan CPO domestik. Menurunnya ekspor CPO disebabkan karena seberapa
besar pengaruh krisis keuangan global terhadap pembeli dan harga minyak mentah
dunia. Apabila harga minyak mentah dunia lemah, maka harga CPO turut melemah.
Di Indonesia, jumlah lahan untuk produksi CPO sangat luas. Dengan semakin
banyaknya lahan, maka produksi CPO semakin meningkat, sementara harga CPO
cenderung menurun. Untuk mengatasi hal ini, maka diupayakan untuk menciptakan
suatu produk kimia baru yang berasal dari kandungan CPO sebagai bahan bakunya,
sehingga kebutuhan CPO di dalam domestik semakin meningkat dan harga dari CPO
Minyak sawit mempunyai potensi yang cukup besar untuk digunakan di
industri-Indonesia non pangan, industri farmasi, dan industri oleokimia (fatty acids,
fatty alcohol glyceril). Di dalam minyak sawit terdapat komposisi asam stearat
10-20% dan di dalam minyak sawit kandungan asam stearatnya 3-8 %. Dari komposisi
asam stearat ini dapat dibuat stearamida dengan cara sintesa antara asam stearat dan
urea yang memiliki gugus polar juga non polar. (Naibaho, P. M. 1998)
Tabel 1.1. Produksi Asam Stearat di Indonesia
Tahun Berat bersih (kg) Nilai value (us $)
2002 7.742.842 3.428.527
2003 5.191.301 2.276.510
2004 372.845 228.199
2005 550.949 361.933
2006 2.093095 1.227.263
2007 1.569.246 1.412.414
2008 1.124.099 1.278.696
2009 1.449.161 1.174.293
Pembuatan stearamida yang menggunakan bahan baku asam stearat dan urea
dapat dibuat dalam skala besar. Hal ini disebabkan karena stearamida banyak
digunakan pada aplikasi seperti bahan baku pembuatan produksi karet. Mengingat
hal tersebut perlu kiranya segera didirikan pabrik stearamida, karena masih sedikit di
Indonesia pabrik yang memproduksi stearamida.
Rancangan pabrik ini direncanakan memiliki kapasitas produksi stearamida
sebesar 5000 ton per tahun. Produksi stearamida ini diupanyakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri dan ekspor ke luar negeri untuk menambah devisa Negara.
1.2. Rumusan Masalah
Dampak krisis keuangan global sangat berimbas pada sektor industri
khususnya CPO. Harga CPO semakin lama semakin menurun dan produksi CPO
yang dihasilkan berlimpah. Salah satu usaha agar harga CPO tetap stabil dimasa yang
berasal dari CPO. Salah satunya yang akan ditawarkan adalah pembuatan stearamida
dari asam stearat CPO. Diharapkan pada tahun-tahun yang akan datang dampak
krisis global tidak terjadi lagi pada sektor industri.
1.3. Tujuan Rancangan
Tujuan utama pra rancangan pabrik pembuatan stearamida adalah untuk
memanfaatkan CPO di dalam negeri yang semakin melimpah untuk menjadikan
bahan baku dalam pembuatan stearamida. Tujuan yang lain yaitu mengurangi
ketergantungan terhadap barang impor yang mendorong ke arah usaha memenuhi
kebutuhan dalam negeri serta untuk menambah devisa negara.
Berdirinya pabrik pembuatan stearamida akan menciptakan lapangan
pekerjaan dan mengurangi pengangguran yang pada akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan bangsa Indonesia.
1.4. Manfaat Rancangan
Manfaat yang diperoleh dari Pra rancangan Pabrik Stearamida dengan
kapasitas 5000 ton/tahun adalah memberikan gambaran kelayakan (feasibility) pabrik
ini untuk dikembangkan di Indonesia. Dimana nantinya gambaran tersebut menjadi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori
Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
peranannya sangat penting dalam penerimaan devisa negara, penyerapan tenaga kerja
serta pengembangan perekonomian rakyat dan daerah. Perkebunan kelapa sawit
Indonesia berkembang dengan pesat sejak awal tahun 80-an dan sampai akhir tahun
2000 luas total perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai 3,2 juta hektar
dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) sebesar 6,5 juta ton. Perkembangan
perkebunan sawit ini masih terus berlanjut dan diperkirakan pada tahun 2012
indonesia akan menjadi produsen CPO terbesar di dunia dengan total produksi
sebesar 15 juta ton/tahun. Sampai saat ini minyak sawit Indonesia sebagian besar
masih diekspor dalam bentuk CPO, sedangkan didalam negeri, sekitar 80% minyak
sawit diolah menjadi produk pangan terutama minyak goreng.
Minyak sawit mengandung asam lemak jenuh yang tinggi (>50%) dan asam
lemak tidak jenuh ganda yang relative sedikit (<10%). Jenis minyak lain dari
tanaman kelapa sawit adalah minyak inti sawit yang mengandung asam laurat (C12:0)
yang tinggi. Komposisi asam lemak dari minyak sawit dan fraksinya serta minyak
inti sawit dapat dilihat pada tabel 2.1. (Law dan Thiagajaran, 1990; Choo, 1997)
Tabel 2.1 komposisi asam lemak (%) pada minyak sawit, olein, stearin, dan minyak
inti sawit
Jenis asam lemak
Minyak sawit Olein Stearin Minyak inti sawit
Ka - - - 3,00
La - - - 47,20
M 1,18 1,02 1,18 16,37
P 56,84 41,84 56,84 8,57
S 3,61 3,31 3,61 2,89
0 30,36 42,08 30,36 17,97
Keterangan : Ka = kaprat, La = laurat, M = miristat, P = palmitat, S = stearat, O =
oleat, L = linoleat
Sumber : PPKS, 1999
Minyak sawit juga dapat difraksinasi menjadi 2 bagian, yakni fraksi padat
(stearin) dan fraksi cair (olein). Karakteristik yang berbeda pada fraksi-fraksi tersebut
menyebabkan aplikasinya sangat luas untuk produk-produk pangan ataupun
nonpangan. Adapun komposisi asam lemak dari minyak sawit, fraksi olein dan fraksi
stearin dari minyak sawit, serta minyak inti sawit tertera pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 komposisi asam lemak dari minyak sawit, oleh sawit, olein, stearin dan
minyak inti sawit
Jenis Asam Lemak CPO Olein Stearin PKO
Asam lemak jenuh
C6 : 0 - - - 0 – 0,6
C8 : 0 - - - 2,4 – 6.2
C10 : 0 - - - 2,6 – 5,0
C12 : 0 0 - 0,4 0,1 – 0,5 0,1 – 0,4 41,0 – 55,0
C14 : 0 0,6 – 1,7 0,9 – 1,4 1,1 – 1,8 14,0 – 18,0
C16 : 0 41,1 – 47,0 38,5 – 41,7 50,5 – 73,8 6,5 – 10,0
C18 : 0 3,7 – 5,6 4,0 – 4,7 4,4 – 5,6 1.3 – 3,0
C20 : 0 0 -0,8 0,2 – 0,6 0,3 – 0,6
-Asam lemak tak jenuh tunggal
C16 : 1 0 – 60 0,1 – 0,3 <0,05 – 0,1
-C18 : 1 38,2 – 43,5 40,7 – 43,9 15,6 – 33,9 12,0 – 19,0
Asam lemak tak jenuh ganda
C18 : 2 6,6 – 11,9 10,4 – 13,4 3,2 – 8,5 1,0 – 3,5
C18 : 3 0 – 05 0,1 - 0,6 0 ,1 – 0,5
Sumber : Padley et al., 1994 dan Pantzaris, 1995
Minyak sawit dapat diolah menjadi berbagai produk pangan seperti minyak
goreng. Industri minyak goreng adalah industri yang paling banyak menyerap bahan
baku minyak sawit sedangkan industri stearamida dari asam stearat dengan urea
2.2. Stearamida
Stearamida dapat dibuat dalam skala besar dan biasanya tersedia dalam
bentuk butiran berbentuk tepung. Stearamida pada suhu kamar berwujud kristal yang
jernih berwarna putih. Stearamida memiliki temperatur maksimum 220 0C dan
stearamida banyak digunakan pada aplikasi seperti produksi karet. Stearamida
memiliki rumus molekul : C18H37NO atau CH3 – (CH2)16 – CO – NH2 yang dapat
dilihat dari reaksi di bawah ini :
CO(NH2)2 + 2C17H35COOH 2C17H37NO + H2O + CO2
Urea As. Stearat Stearamida
2.2.1. Sifat - sifat Stearamida a. Sifat Fisika Stearamida
1. Berat molekul : 283,49 gr/mol
2. Titik didih : 250-251 0C
3. Titik lebur : 96-104 0C
4. Densitas : 0.96 (20 ° C)
5. Spesifik gravity (H2O) : 0,885 g/cm3 dari 25 0C
6. Memiliki 100% padatan yang aktif berbentuk padatan berwarna putih
kekuningan.
b. Sifat Kimia Stearamida
1. Dapat berfungsi sebagai penyerasi pada karet.
2. Tidak dapat bereaksi dengan kloroform
C17H37NO + CHCl3 C17H37NO + CHCl3
Memiliki rumus molekul : CH3– (CH2)16– CO – NH2
3. Rantai panjangnya memiliki gugus non polar sedangkan rantai amida nya
2.3. Sifat – Sifat Kimia dan Fisika Bahan Baku 2.3.1. Asam stearat
a. Sifat Fisika Asam Stearat
1. Rumus molekul : CH3(CH2)16COOH
2. Berat molekul : 284,48 gr/grmol
3. Titik didih : 370 0C (P : 760 mmHg)
4. Titik leleh : 69,3 0C (P : 760 mmHg)
5. Densitas : 0,9408 gr/ml (P : 760 mmHg)
6. Indeks bias : 1,4299
7. Panas pembentukan : 47,54 kal/gr
8. Panas penguapan : 19.306,6 kal/mol
b. Sifat kimia Asam Stearat
1. Dapat larut dalam eter, aseton, dan n-Hexane
2. Berasal dari lemak hewani dan nabati
3. Memiliki 4,6 % kadar asam lemak jenuh dalam kelapa kelapa sawit.
4. Memiliki 2,5 % kadar asam lemak jenuh dalam minyak inti sawit.
(netti and hendra,2002)
5. Diperoleh dari penyulingan minyak kelapa sawit
6. Jika bereaksi dengan urea menghasilkan senyawa yang baru yaitu stearamida
CO(NH2)2 + 2C17H35COOH 2C17H37NO + H2O + CO2
Urea As. Stearat Stearamida
(http : //en, wikipedia. org/wiki/stearic acid)
2.3.2. Urea
a. Sifat Fisika Urea
1. Berat molekul : 60 gr/mol
2. Titik lebur : 132,70C pada 1 atm
3. Spesifik gravity : 1,335 (200C)
4. Energi pembentukan : – 47,120 kal/mol (250C)
b. Sifat Kimia Urea
1. Rumus molekul : CO(NH2)2
2. Berbentuk kristal tetragonal
3. Berbentuk primatik dan berwarna putih
4. Terdekomposisi pada titik didihnya
5. Dapat larut dalam amoniak dan air
(sumber : Perry dan Green, 1997)
2.3.3. Kloroform
a. Sifat Fisika Kloroform
1. Berat molekul : 119,38 gr/mol
2. Titik didih : 61,20C
3. Titik lebur : - 63,50C
4. Massa jenis : 1,49 gr/cm3 (200C)
5. Kelarutan dalam air : 0,82 gr/l (200C)
6. Viskositas : 0,542 cP
b. Sifat Kimia Kloroform
1. Rumus molekul : CHCl3
2. Merupakan larutan yang mudah menguap, tidak berwarna, memiliki bau
yang tajam dan menusuk.
3. Bila terhirup dapat menimbulkan kantuk
4. Tidak dapat bereaksi dengan stearamida
C17H37NO + CHCl3 C17H37NO + CHCl3
5. Sebagai larutan pemurni pada stearamida
2.4. Deskripsi Proses
Proses Pembuatan stearamida dari asam stearat dilakukan dalam 3 tahap
yaitu :
1. Tahap Pengolahan Awal
2. Tahap Sintesa
3. Tahap Pemurnian Hasil/Produk
2.4.1. Tahap Pengolahan Awal
Pada tahap pengolahan awal ini bahan baku urea dimasukkan ke dalam tangki
(T - 130) untuk dicairkan dengan pemanas steam pada suhu 135 0C sambil diaduk, dan bahan baku asam stearat dimasukkan ke dalam tangki (T - 140) untuk dicairkan dengan pemanas steam hingga suhunya mencapai 135 0C sambil diaduk.
2.4.2. Tahap Sintesa
Pada tahap sintesa ini, urea dan asam stearat yang telah melebur kemudian
dipompakan ke dalam tangki reaktor (R - 210) untuk direaksikan selama ± 5 jam dengan suhu 1600C hingga suhu pada reaktor konstan, setelah proses reaksi
dilakukan, diperoleh stearamida kotor. Kemudian stearamida kotor tersebut
dipompakan ke dalam tangki penampung (F - 220), pada saat stearamida dipompakan kedalam tangki penampung larutan tersebut mengalami penurunan suhu
sehingga stearamida tersebut mengalami pemadatan, lalu stearamida padat diangkut
dengan menggunakan scew conveyor (SC - 221) dimasukkan ke dalam ball mill (BM - 230) untuk digiling halus hingga berbentuk serbuk. Setelah itu diangkut kembali dengan menggunakan conveyor (J - 231) lalu dimasukkan ke dalam tangki pemurnian (T - 310) untuk dimurnikan.
2.4.3. Tahap Pemurnian Hasil/Produk
Pada tahap pemurnian hasil ini, stearamida berbentuk serbuk yang dimasukkan
kedalam tangki pemurnian (T - 310). Kemudian dilarutkan dengan kloroform hingga homogen kira-kira 30 menit, kloroform berfungsi sebagai larutan pemurni yang
digunakan untuk memurnikan stearamida dari urea yang tersisa, setalah proses
ke filter press (H - 320) untuk memisahkan filtrat dengan residu. Pada proses pemisahan ini filtratnya diambil dimasukkan ke tangki penampung (H - 320) sedangkan residu dibuang menjadi urea bekas, lalu dipompakan ke dalam
Evaporator (V - 340) untuk dipisahkan lagi dengan arah aliran atas dan bawah, aliran atas berupa uap kloroform sedangkan aliran bawah adalah stearamida basah.
Stearamida basah kemudian dimasukkan ke rotary dryer (RD - 350) untuk dikeringkan, sedangkan uap dari kloroform dimasukkan ke kondensor (E - 360) yang berfungsi untuk merubah uap kloroform menjadi cairan kloroform. Cairan
kloroform kemudian dipompakan ke tangki kloroform (F - 370).
Stearamida basah yang telah dimasukkan ke rotary dryer (RD - 350) kemudian dipisahkan sehingga menjadi stearamida murni, pada proses pengeringan ini terjadi
pemisahan antara stearamida dengan kloroform. Kemudian stearamida yang telah
dikeringkan berbentuk serbuk stearamida. Lalu serbuk stearamida dibawa dari rotary
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas Produksi : 5000 ton/tahun
Basis Perhitungan : 1 jam operasi
3.1. Tangki Reaktor (R-210)
Tabel 3.1 Neraca Massa pada Tangki Reaktor (R-210)
Masuk (kg) Keluar (kg) Komponen
3 4 5 6
Urea 133,614 - - 66,807
Asam Stearat - 633,5085 -
-Stearamida - - 631,3038
Gas CO2 - - 48,9918
-H2O - - 20,0421
-Total 767,1225 767,1225
3.2. Tangki Pemurni (T-310)
Tabel 3.2. Neraca Massa pada Tangki Pemurni (T-310)
Masuk (kg) Keluar (kg) Komponen
10 11 12
Urea 66,807 - 66,807
Stearamida 631,3038 - 631,3038
Kloroform - 1262,6076 1262,6076
3.3. Filter Press (H-320)
Tabel 3.3 Neraca Massa pada Filter Press (H-320)
Masuk (kg) Keluar (kg) Komponen
12 13 14
Urea 66,807 66,807
-Stearamida 631,3038 - 631,3038
Kloroform 1262,6076 79,4330 1249,9815
Total 1960,7184 1960,7184
3.4. Evaporator (V-340)
Tabel 3.4 Neraca Massa pada Evaporator (V-340)
Masuk (kg) Keluar (kg) Komponen
15 16 17
Stearamida 631,3038 631,3038
-Kloroform 1249,9815 62,4990 1187,4824
Total 1881,2853 1881,2853
3.5. Rotary Dryer (RD-350)
Tabel 3.5 Neraca Massa pada Rotary Dryer (RD-350)
Masuk (kg) Keluar (kg) Komponen
16 19 20
Stearamida 631,3038 - 631,3038
Kloroform 62,4990 62,4990
-Total 693,8028 693,828
3.6. Kondensor (E-360)
Tabel 3.6 Neraca Massa pada Kondensor (E-360)
Masuk (kg) Keluar (kg) Komponen
17 18
Kloroform 1249,9814 1249,9814
BAB IV
NERACA PANAS
Basis Perhitungan : 1 jam operasi
Kondisi Referensi : 25 0C atau 298 K, 1 atm
Kapasitas Produksi : 5000 ton/tahun
4.1. Tangki Urea (T-130)
Tabel 4.1 Neraca Panas pada Tangki Urea (T-130)
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Alur Komponen Qin = n.Cp.dT Alur Komponen Qin = n.Cp.dT
1 Urea 1024,7080 3 Urea 22543,5767
Panas Steam 21518,8687
Total 22543,5767 Total 22543,5767
4.2. Tangki Asam Stearat (T-140)
Tabel 4.2 Neraca Panas pada Tangki Asam Stearat (T-140)
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Alur Komponen Qin = n.Cp.dT Alur Komponen Qin = n.Cp.dT 2 Asam Stearat 6711,9879 4 Asam Stearat 147663,7348
Panas Steam 140951,7469
4.3. Tangki Reaktor (R-210)
Tabel 4.3 Neraca Panas pada Tangki Reaktor (R-210)
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Alur Komponen Qin = n.Cp.dT Alur Komponen Qin = n.Cp.dT
3 Urea 22543,5767 6 Stearamida 152690,7389
4 Asam Stearat 147663,7348 6 Urea 13832,9372
Hf0298 61,1061 5 H2O 11309,2491
Panas Steam 1833,2254 5 CO2 5577,9669
Total 172101,643 Total 172101,643
4.4. Evaporator (V-340)
Tabel 4.4 Neraca Panas pada Evaporator (V-340)
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Alur Komponen Qin = n.Cp.dT Alur Komponen Qin = n.Cp.dT 15 Stearamida 5655,2125 16 Stearamida 50896,9129
15 Kloroform 6813,7946 16 Kloroform 3035,0395
Panas Steam 99138,5551 17 Kloroform 57675,6098
Total 111607,5622 Total 111607,5622
4.5. Rotary Dryer(RD-350)
Tabel 4.5 Neraca Panas pada Rotary Dryer(RD-350)
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Alur Komponen Qin = n.Cp.dT Alur Komponen Qin = n.Cp.dT 16 Stearamida 50896,9129 20 Stearamida 73517,7631
16 Kloroform 3035,0395 19 Kloroform 4383,9460
Panas Steam 23969,7567
4.6. Kondensor (E-360)
Tabel 4.6 Neraca Panas pada Kondensor (E-360)
Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
Alur Komponen Qin = n.Cp.dT Alur Komponen Qin = n.Cp.dT 17 Kloroform 70492,4119 18 Kloroform 6408,4011
Panas Steam - 64084,0108
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
5.1 Gudang Bahan Baku Urea (G-110)
Fungsi : Sebagai tempat untuk menyimpan bahan baku berupa
Urea yang akan digunakan untuk proses.
Bentuk : Prisma tegak segi empat
Bahan konstruksi : Dinding beton dan atap seng
Jumlah : 1 unit
Kondisi fisik :
Lebar = 3,431 m
Panjang = 3,431 m
Tinggi = 1,7155 m
5.2 Gudang Bahan Baku Asam Stearat (G-120)
Fungsi : Sebagai tempat untuk menyimpan bahan baku berupa
Asam Stearat yang akan digunakan untuk proses.
Bentuk : Prisma tegak segi empat
Bahan konstruksi : Dinding beton dan atap seng
Jumlah : 1 unit
Kondisi fisik :
Lebar = 6,4744 m
Panjang = 6,4744 m
Tinggi = 3,2372 m
5.3 Bucket Elevator (J-111)
Fungsi : Mengangkut bahan baku Urea untuk dimasukkan ke dalam
Tangki Urea (T-101).
Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator
Bahan : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Spesifikasinya adalah sebagai berikut:
Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in
Jarak antar Bucket = 12 in = 0,305 m
Kecepatan Bucket = 225 ft/menit = 68,6 m/menit = 1,143 m/s
Kecepatan Putaran = 43 rpm
Daya = 0,2531 Hp
5.4 Bucket Elevator (J-121)
Fungsi : Mengangkut bahan baku Asam Stearat untuk dimasukkan ke dalam
Tangki Asam Stearat (T-102).
Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator
Bahan : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi : 30 0C, 1 atm (14,696 psi)
Spesifikasinya adalah sebagai berikut:
Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in
Jarak antar Bucket = 12 in = 0,305 m
Kecepatan Bucket = 225 ft/menit = 68,6 m/menit = 1,143 m/s
Kecepatan Putaran = 43 rpm
Daya = 0,6748 Hp
5.5 Tangki Urea (T-130)
Fungsi : Untuk meleburkan urea padat menjadi urea cair,
sebelum dimasukkan ke dalam tangki reaktor.
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal
Bahan : Carbon Steel SA-285 grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi : 135 0C ; 1 atm
Diameter silinder : 0,3652 m
Tinggi silinder : 1,0956 m
Tebal silinder : ¼ in
Diameter tutup : ¼ in
5.6 Tangki Asam Stearat (T-140)
Fungsi : Tempat meleburkan Asam Stearat padat menjadi Asam
Stearat cair, sebelum dimasukkan ke dalam tangki
reaktor.
Jenis : Tangki penyimpan dengan tutup dan alas datar.
Bentuk : Silinder tegak dengan alas datar dan tutup ellipsoidal.
Bahan Konstruksi : Carbon Steel, SA-285 grade C.
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : 135 0C ; 1 atm
Diameter silinder : 0,6984 m
Tinggi silinder : 2,0952 m
Tebal silinder : ¼ in
Diameter tutup : ¼ in
Daya tangki : 1 Hp
5.7 Tangki Reaktor (R-210)
Fungsi : Untuk mereaksikan Asam Stearat dengan Urea
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal
Bahan : Carbon Steel, SA-285 grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : 1600C; 1 atm
Waktu tinggal : 5 jam
Kapasitas : 7,9878 m3
Diameter silinder : 1,4796 m
Tinggi silinder : 4,4388 m
Tebar silinder : ¼ in
5.8 Tangki Penampung Sementara (F-220)
Fungsi : Tempat menampung hasil reaksi dari reaktor
Bentuk : Silinder tegak tanpa tutup dan alas datar
Jumlah : 1 unit
Kondisi : T = 160 0C; P = 1 atm
Volume tangki : 0,9603 m3
Diameter tangki : 0,4671 m
Tinggi tangki : 1,4013 m
Tebal tangki : ¼ in
5.9 Tangki Pemurnian (T-310)
Fungsi : Untuk memurnikan stearamida kasar
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal
Bahan : Carbon Steel, SA-285 grade C
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 8,9410 m3
Diameter silinder : 1,5362 m
Tinggi silinder : 4,6086 m
Tebal silinder : ¼ in
Diameter tutup : ¼ in
5.10 Filter Press (H-320)
Fungsi : Untuk memisahkan urea dengan larutan stearamida
Bahan : Carbon Steel, SA-333
Jumlah : 1 unit
Jenis : Plate dan frame
Luas filter : 38,0192 ft2
Lebar : 4,136 ft
Panjang : 8,72 ft
Jumlah frame : 25 unit
5.11. Tangki Penampung Sementara (F-330)
Fungsi : Tempat menampung hasil filtrat dari filter press
Bentuk : Silinder tegak tanpa tutup dan alas datar
Kondisi : T = 30 0C; P = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Volume tangki : 2,1373 m3
Diameter tangki : 0,6098 m
Tinggi tangki : 1,8294 m
Tebal tangki : ¼ in
5.12. Evaporator (V-340)
Fungsi : Untuk memisahkan stearamida dari kloroform dengan
cara menguapkan kloroform.
Tipe : Basket Type Vertikal Tube Evaporator
Bahan konstruksi : Carbon steel, SA-304
Jumlah : 1 unit
Volume silinder : 8,1175 m3
Diameter silinder : 0,61128 m
Tinggi : 1,7072 m
Luas permukaan : 43,371 m2
Jumlah tube : 55 tube
Tebal plate : 0,0033 m atau 1/8 in
Tekanan desain : 17,1736 psi
5.13. Rotary Dryer (RD-350)
Fungsi : Untuk mengeringkan stearamida dari evaporator
Jenis : Counter Indirect Heat Rotary Dryer
Bahan : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Spesifikasi Rotary Dryer :
Diameter : 0,3532 m
Panjang : 8,2063 ft
Jumlah putaran : 31,8475 rpm Kecepatan putar motor : 27,4785 rpm
Power : 1,0075 Hp
5.14. Gudang Produk Stearamida (G-380)
Fungsi : Tempat penyimpanan produk selama 15 hari
Bentuk : Prisma segi empat beraturan
Bahan : Beton
Jumlah : 1 unit
Kapasitas gudang : 227.160 kg
Panjang gudang : 28,56 m
Lebar gudang : 15,91 m
Tinggi gudang : 11,52 m
5.15. Kondensor (E-360)
Fungsi : Mengubah fasa uap kloroform menjadi
kloroform cair
Jenis : 1-2 shell and tube exchanger
Shell side : Uap kloroform
Tube side : Air pendingin
Luas perpindahan panas : 12,2632 ft2
Jumlah tube : 4 buah
5.16. Tangki Kloroform (F-370)
Fungsi : Tempat menampung kloroform dari kondensor
Kondisi : T = 30 0C ; P = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Bentuk : Silinder tegak dan alas datar
Diameter tangki : 0,4745 m
Tinggi tangki : 1,6607 m
Tebal tangki : ¼ in
5.17. Pompa Tangki Urea (L-131)
Fungsi : Untuk memompa urea menuju reaktor
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Laju alir massa : 133,614 kg/jam
Kecepatan linear : 106,5081 ft
Jumlah : 1 unit
Daya pompa : 0,0032 hp
5.18. Pompa Tangki Asam Stearat (L-141)
Fungsi : Untuk memompa Asam stearat menuju reaktor
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Laju alir massa : 133,614 kg/jam
Kecepatan linear : 21,0836 ft
Jumlah : 1 unit
Daya motor : ¼ hp
5.19. Pompa Tangki Reaktor (L-211)
Fungsi : Untuk memompa stearamida kasar menuju
Tangki penampung.
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Laju alir massa (F) : 767,1225 kg/jam
Kecepatan linear : 22,5586 ft
Jumlah : 1 unit
5.20. Pompa Tangki Pemurni (L-311)
Fungsi : Untuk memompa stearamida menuju filter press
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Laju alir massa (F) : 2027,5254 kg/jam
Kecepatan linear : 32,5225 ft
Jumlah : 1 unit
Daya motor : ¼ hp
5.21. Pompa Tangki Penampung (L-331)
Fungsi : Untuk memompa stearamida menuju Evaporator
Jenis : Centrifugal pump
Bahan konstruksi : Commercial steel
Laju alir massa (F) = 1881,2853 kg/jam
Kecepatan linear : 12,3156 ft
Jumlah : 1 unit
Daya motor : ¼ hp
5.22. Screw Conveyor (SC-221)
Fungsi : Mengangkut stearamida kasar dari penampung
sementara menuju ke tangki pelarut.
Jenis : Horizontal Screw Conveyor – Rotary Cutoff
Valve
Bahan : Commercial Steel
Operasi : Kontinu
Jumlah : 1 unit
Diameter tingkat : 9 in
Diameter pipa : 2 ½ in
Diameter shaft : 2 in
Kecepatan motor : 40 rpm
Diameter bagian umpan : 8,04 in
5.23. Belt Conveyor (J-231)
Fungsi : Mengangkut stearamida dari rotary dryer menuju
ke gudang produk stearamida
Jenis : Horizontal Belt Conveyor
Bahan : Commercial Steel
Operasi : Kontinu
Jumlah : 1 unit
Lebar belt : 14 in
Panjang belt : 3 m
Tinggi belt : 1 m
Daya motor : ⅛ Hp
5.24. Ball Mill (BM-230)
Fungsi : Menghaluskan ukuran bahan baku stearamida kasar
dari tangki pengendap untuk dimasukkan ke dalam
tangki pemurnian
Jenis : Double Toothed – Balll Crusher
Bahan : Commercial Steel
Kapasitas : 0,7572 ton/jam
Diameter ball : 18 in
Kecepatan ball : 40 rpm
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
Pengoperasian suatu pabrik kimia harus memenuhi beberapa persyaratan
yang ditetapkan dalam perancangannya. Persyaratan tersebut meliputi keselamatan,
spesifikasi produk, peraturan mengenai lingkungan hidup, kendala operasional, dan
faktor ekonomi. Pemenuhan persyaratan tersebut berhadapan dengan keadaan
lingkungan yang berubah-ubah, yang dapat mempengaruhi jalannya proses atau yang
disebut disturbance(gangguan) (Sumber : Stephanopoulus, 1984). Adanya gangguan
tersebut menuntut penting dilakukannya pemantauan secara terus-menerus maupun
pengendalian terhadap jalannya operasi suatu pabrik kimia untuk menjamin
tercapainya tujuan operasional pabrik. Pengendalian atau pemantauan tersebut
dilaksanakan melalui penggunaan peralatan dan engineer (sebagai operator terhadap
peralatan tersebut) sehingga kedua unsur ini membentuk satu sistem kendali terhadap
pabrik.
Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol
untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol, penunjuk, pencatat, dan
pemberi tanda bahaya. Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga
mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolnya dapat dilakukan secara manual atau
otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada
pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat
instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang diatas papan
instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan dalam suatu ruang
kontrol yang berhubungan dengan bangsal paralatan (kontrol otomatis) (Sumber :
Peters, 2004).
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen
adalah :
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas,
pH, humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban dan
variabel lainnya.
Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan
semi otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengedalian yang dilakukan
dengan mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel
yang di kontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel
pada kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara
semi otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi
pada variabel ke nilai yang di kontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai
yang diinginkan dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai
pencatat (recorder).
Alat-alat kontrol yang biasa dipakai pada peralatan proses antara lain :
1. Temperature Controller(TC)
Adalah alat/instrumen yang digunakan sebagai alat pengatur suhu atau pengukur
sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan mengatur
jumlah material proses yang harus ditambahkan/dikeluarkan dari dalam suatu
proses yang sedang bekerja.
Prinsip kerja :
Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Ratefluida ini
memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu sistem pada
set poin.
2. Pressure Controller(PC)
Adalah alat/instrumen yang dapat digunakan sebagai alat pengatur tekanan atau
pengukur tekanan atau pengubah sinyal dalam bentuk gas menjadi sinyal
mekanis. Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uap/gas
yang keluar dari suatu alat dimana tekanannya ingin dideteksi.
Prinsip kerja :
Pressure controller (PC) akibat tekanan uap keluar akan membuka/menutup
difragma valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk mengukur
3. Flow ControllerFC)
Adalah alat/instrumen yang bisa digunakan untuk mengatur kecepatan aliran
fluida dalam pipa line atau unit proses lainnya. Pengukuran kecepatan aliran
fluida dalam pipa biasanya diatur dengan mengatur output dari alat, yang
mengakibatkan fluida mengalir dalam pipa line.
Prinsip kerja :
Kecepatan aliran diatur oleh regulating valve dengan mengubah tekanan
discharge dari pompa. Tekanan discharge pompa melakukan bukaan/tutupan
valve dan FC menerima sinyal untuk mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran
pada set poin.
4. Level Controller (LC)
Adalah alat/instrumen yang dipakai untuk mengatur ketinggian (level) cairan
dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja. Pengukuran tinggi permukaan
cairan dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve, yaitu dengan
mengatur rate cairan masuk atau keluar proses.
Prinsip kerja :
Jumlah aliran fluida diatur oleh control valve. Kemudian rate fluida melalui
valve ini akan memberikan sinyal kepada LC untuk mendeteksi tinggi permukaan
pada set poin.
Hal-hal yang diharapkan dari pemakaian alat-alat instrumentasi adalah : Kualiatas produk dapat diperoleh sesuai dengan yang diinginkan Pengoperasian sistem peralatan lebih mudah
Sistem kerja lebih efisien
TC PC
[image:41.612.131.521.82.640.2]
Gambar 6.1 Instrumentasi Pada Alat
FC
LC
TC PC
Tangki Pemanas Urea
LC
TC PC
LC
TC PC
Reaktor Tangki Pemanas Asam Stearat
LC
TC PC
Tangki Evaporator Pompa
Tabel 6.1 Daftar instrumentasi pada Pra Perancangan Pabrik Pembuatan Stearamida
Dari Asam Stearat Dengan Urea
No. Nama Alat Jenis Instrumen
1. Tangki Urea Level Kontroller (LC)
Temperature Controller (TC)
Pressure Controller (PC)
2. Tangki Asam Stearat Level Controller (LC)
Temperature Controller (TC)
Pressure Controller (PC)
3. Reaktor Level Controller (LC)
Temperature Controller (TC)
Pressure Controller (PC)
4. Mixer Level Controller (LC)
Temperature Controller (TC)
Pressure Controller (PC)
5. Eveporator Temperature Controller (TC)
Pressure Controller (PC)
Flow Controller (FC)
6. Pompa Flow Controller (FC)
6.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik,
oleh karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud
tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan
pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi.
Sebagai pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah kerja,
Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Keselamatan
Kerja No. 1 pada tanggal 12 Januari 1970. Semakin tinggi tingkat keselamatan kerja
dari suatu pabrik maka makin meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal ini
disebabkan oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang
menyenangkan.
Untuk mencapai hal tersebut adalah menjadi tanggung jawab dan kewajiban
para perancang untuk merencanakannya. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
perancangan pabrik untuk menjamin adanya keselamatan kerja adalah sebagai
berikut :
- Penanganan dan pengangkutan bahan harus seminimal mungkin
- Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik
- Jarak antar mesin dan peralatan lain cukup luas
- Setiap ruang gerak harus aman dan tidak licin
- Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah
kebakaran
- Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya
- Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran.
6.3 Keselamatan Kerja Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Stearamida 6.3.1 Peralatan Perlindungan Diri
Upaya peningkatan keselamatan kerja bagi karyawan pada pabrik ini adalah
dengan menyediakan fasilitas sesuai bidang kerjanya. Fasilitas yang diberikan adalah
melengkapi karyawan dengan peralatan perlindungan diri sebagai berikut :
1. Helm
2. Pakaian dan perlengkapan pelindung
4. Pelindung mata
5. Masker udara
6. Sarung tangan.
6.3.2 Keselamatan Kerja Terhadap Listrik
Upaya peningkatan keselamatan kerja terhadap listrik adalah sebagai berikut :
1. Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian sekring
atau pemutus arus listrik otomatis lainnya.
2. Sistem perkabelan listrik harus dirancang secara terpadu dengan tata letak
pabrik untuk menjaga keselamatan dan kemudahan jika harus dilakukan
perbaikan.
3. Penempatan dan pemasangan motor-motor listrik tidak boleh mengganggu lalu
lintas kerja.
4. Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan
tinggi.
5. Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuikan dengan keperluan.
6. Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat penangkal
petir yang dibumikan.
7. Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang bekerja pada
suhu tinggi harus diisolasi secara khusus.
6.3.3 Pencegahan Terhadap Gangguan Kesehatan
Upaya peningkatan kesehatan karyawan dalam lapangan kerja adalah :
1. Setiap karyawan diwajibkan untuk memakai pakaian kerja selama berada di
dalam lokasi pabrik.
2. Dalam menangani bahan-bahan kimia yang berbahaya, karyawan diharuskan
memakai sarung tangan karet serta penutup hidung dan mulut.
3. Bahan-bahan kimia yang selama pembuatan, pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan, dan penggunaannya dapat menimbulkan ledakan, kebakaran,
korosi, maupun gangguan terhadap kesehatan harus ditangani secara cermat.
6.3.4 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis
Upaya pencegahan kecelakaan terhadap bahaya mekanis adalah :
1. Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup berat untuk mencegah
kemungkinan terguling atau terjatuh.
2. Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup lebar dan tidak menghambat
kegiatan karyawan.
3. Jalur perpipaan sebaiknya berada diatas permukaan tanah atau diletakkan pada
atap lantai pertama kalau di dalam gedung atau setinggi 4,5 meter bila di luar
gedung agar tidak menghalangi kendaraan yang lewat.
4. Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja dengan
tenang dan tidak akan menyulitkan apabila ada perbaikan atau pembongkaran.
5. Pada alat-alat yang bergerak atau berputar harus diberikan tutup pelindung
untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, maka ditambahkan nilai-nilai
disiplin bagi para karyawan, yaitu :
1. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan.
2. Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi.
3. Perlu keterampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan
paralataan yang ada.
4. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan pada
atasan.
5. Setiap karyawan harus saling mengingatkan perbuatan yang dapat menimbulkan
bahaya.
6. Setiap kontrol diatur secara periodik terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas
BAB VII
UTILITAS
Utilitas merupakan unit penunjang kelancaran suatu proses produksi pabrik.
Oleh karena itu, unit-unit harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
kelangsungan operasi suatu pabrik. Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pabrik
Stearamida dari Asam Stearat dan Urea diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Kebutuhan Air
Kebutuhan air ini terdiri dari:
Kebutuhan air pendingin
Kebutuhan uap (steam)
Air domestik
2. Kebutuhan Tenaga Listrik
3. Kebutuhan Bahan Bakar
7.1 Kebutuhan Air
Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk kebutuhan
proses maupun kebutuhan domestik. Kebutuhan air suatu pabrik meliputi air
pendingin, uap (steam), dan air domestik. Kebutuhan air pada pabrik stearamida dari
asam stearat dan urea adalah sebagai berikut :
Kebutuhan Air Pendingin
Perhitungan kebutuhan air pendingin pada pabrik stearamida dari asam
stearat dan urea yang diperoleh dari lampiran B.6 dapat dilihat pada Tabel 7.1 di
bawah ini :
Tabel 7.1 Kebutuhan air pendingin pada berbagai alat
No. Nama Alat Kode Alat Kebutuhan (kg/jam)
1. Kondensor E – 360 383,2776
Kebutuhan Uap (Steam)
Uap digunakan dalam pabrik sebagai media pemanas alat-alat perpindahan
panas. Steam diproduksi dalam ketel. Perhitungan kebutuhan steam pada pabrik
pembuatan stearamida dari asam stearat dan urea yang diperoleh dari LB.1, LB.2,
[image:47.612.130.473.195.316.2]LB3, LB.5 dapat dilihat pada Tabel 7.2 di bawah ini :
Tabel 7.2 Kebutuhan Uap sebagai media pemanas pada berbagai alat
No. Nama Alat Kode Alat Kebutuhan (kg/jam)
1.
2.
3.
4.
Tangki Urea
Tangki Asam Stearat
Reaktor Stearamida
Rotary Dryer
T – 130
T – 140
R – 210
RD – 350
143,9389
942,8210
12,2623
739,8073
Total 1838,8295
Tambahan untuk faktor keamanan diambil sebesar 20% (Perry, 1999) maka :
Total steam yang dibutuhkan
= (1 + faktor keamanan) x Kebutuhan uap
= (1,2) x 1838,8295 kg/jam = 2206,5954 kg/jam.
Diperkirakan 80% kondensat dapat digunakan kembali (Evans,1978), sehingga:
Kondensat yang digunakan kembali
= 80% 2206,5954 kg/jam
= 1765,2763 kg/jam
Kebutuhan air tambahan untuk ketel
= 20 % 2206,5954 kg/jam
= 441,3190 kg/jam.
Air Domestik
Kebutuhan air domestik untuk tiap orang/shift adalah 40 – 100 Liter/hari (Met Calf, dkk.1984)
Diambil 100 Liter/hari x
jam 24
hari 1
= 4,16 5 Liter/jam
air = 995,68 kg/m3 = 1 kg/Liter
Jumlah karyawan = 107 orang
Maka total kebutuhan air yang diperlukan pada pengolahan awal tiap jamnya adalah :
= Air pendingin + 20% kebutuhan steam + Air domestik
= 383,2776 + (0,2) x 2206,5954 kg/jam + 535
= 1359,5967 kg/jam
Sumber air untuk pabrik pembuatan stearamida ini berasal dari air sungai
Deli. Kualitas air didasarkan atas hasil analisa air sungai Deli, seperti pada Tabel
[image:48.612.133.506.370.591.2]berikut :
Tabel.7.3 Sifat fisika Air Sungai Deli
No Parameter Satuan Kadar
1 Padatan terlarut mg/liter 32,80
2 Kekeruhan NTU 290
3 Suhu 0C 26,40
4 Daya Hantar Listrik Us/cm 66,20
[image:48.612.134.506.374.591.2]5 pH 7,100
Tabel.7.4 Kandungan bahan kimia dalam Air Sungai Deli
No Parameter Satuan Kadar
1. Debit m3/detik 12
2. Total Amonia (NH3-N) Mg/L 0,0005
3. Besi (Fe) Mg/L 0,42
4. Cadmium (Cd) Mg/L 0,023
5. Clorida (Cl) Mg/L 60
6. Mangan (Mn) Mg/L 0,028
7. Calcium (Ca) Mg/L 45
8. Magnesium (Mg) Mg/L 28
9. Oksigen Terlarut (O2) Mg/L 5,66
10. Seng (Zn) Mg/L > 0,0004
11. Sulfat (SO4) Mg/L 42
12. Tembaga (Cu) Mg/L 0,01
13. Timbal (Pb) Mg/L 0,648
14. Hardness (CaCO3) Mg/L 95
(Sumber: Laporan Baku Mutu Air, Bapedal SUMUT, 22 September 2006)
Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di lokasi pengambilan
air dibangun fasilitas penampungan air (water intake) yang merupakan tempat
pengolahan awal air sungai. Pengolahan ini meliputi penyaringan sampah dan
untuk diolah dan digunakan, sesuai dengan keperluannya. Pengolahan air di pabrik
terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1. Screening
2. Klarifikasi
3. Filtrasi
4. Demineralisasi
5. Deaerasi
7.1.1 Screening
Air yang dipompakan dari sungai di tampung dalam bak penampungan
dengan tujuan untuk mengatur laju alir yang masuk ke dalam bak pengendapan.
Pengendapan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada screening, partikel–
partikel padat yang besar akan mengendap secara gravitasi tanpa bantuan bahan
kimia sedangkan partikel–partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju
unit pengolahan selanjutnya.
7.1.2 Pengendapan
Pengendapan merupakan tahap kedua dari pengolahan air. Pada bak
penampung, partikel – partikel padat akan mengendap secara grafitasi tanpa bantuan
bahan kimia sedangkan partikel – partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air
menuju unit pengolahan selanjutnya.
7.1.3 Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air dari
screening dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan larutan alum (Al2(SO4)3)
dan larutan soda abu (Na2CO3). Larutan alum berfungsi sebagai koagulan utama dan
larutan soda abu sebagai koagulan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pembantu
untuk mempercepat pengendapan dengan penyesuaian pH (basa) dan bereaksi
substitusi dengan ion-ion logam membentuk senyawaan karbonat yang kurang/tidak
larut.
Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk flok –
jernih akan keluar melimpah (overflow) yang selanjutnya akan masuk ke tangki
utilitas yang selanjutnya akan masuk ke penyaring pasir (sand filter) untuk
penyaringan (filtrasi).
Pemakaian larutan alum umumnya hingga 55 ppm terhadap jumlah air yang
akan diolah, perbandingan pemakaian alum dan abu soda = 1 : 0,54 (Baumann,
1971).
Perhitungan alum dan abu soda yang diperlukan :
Total kebutuhan air : 2815,1485 kg/jam
Pemakaian larutan alum : 55 ppm (Sumber: Tirtanadi, 2008)
Pemakaian larutan abu soda : 0,54 x 55 = 29,7 ppm
Larutan alum Al2(SO4)3 yang dibutuhkan : 55.10-6 x 2815,1485 kg/jam
= 0,1548 kg/jam
Larutan abu soda Na2CO3 yang dibutuhkan : 29,7.10-6 x 2815,1485 kg/jam
= 0,0836 kg/jam
7.1.4 Filtrasi
Filtrasi bertujuan untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut
bersama air. Penyaring pasir (sand filter) yang digunakan terdiri dari 3 lapisan yaitu :
a. Lapisan I terdiri dari pasir hijau (green sand) setinggi 24 in : 60,96 cm
b. Lapisan II terdiri dari antrasit setinggi 12,5 in : 31,75 cm
c. Lapisan III terdiri dari batu kerikil (gravel) setinggi 7 in : 17,78 cm
(Metcalf & Eddy 1991)
Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan.
Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan
regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik (back washing). Dari sand
filter, air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai
kebutuhan.
Untuk air proses, masih diperlukan pengolahan lebih lanjut yaitu proses
demineralisasi (softener) dan deaerasi. Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan
tempat ibadah, serta poliklinik, dilakukan proses klorinasi yaitu mereaksikan air
biasanya berupa kaporit, Ca(ClO)2. Khusus untuk air minum, setelah dilakukan
proses klorinasi diteruskan ke penyaring air (water treatment system) sehingga air
yang keluar merupakan air sehat dan memenuhi syarat–syarat air minum tanpa harus
dimasak terlebih dahulu.
Perhitungan kebutuhan kaporit, Ca(ClO)2 :
Total kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi : 535 kg/jam
Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70 %
Kebutuhan klorin : 2 ppm dari berat air (Gordon, 1968)
Total kebutuhan kaporit : (2.10-6 x 535) / 0,7 = 1,143 .10-3 kg/jam
7.1.5 Demineralisasi
Air untuk umpan ketel dan proses harus murni dan bebas dari garam-garam
terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Menghilangkan kation-kation Ca2+, Mg2+
Menghilangkan anion-anion Cl -Alat-alat demineralisasi dibagi atas :
1. Penukar Kation (Kation Exchanger)
Penukar kation berfungsi untuk menukar kation-kation yang terdapat dalam
air dengan ion hidroksida dari resin. Resin yang digunakan bermerek IRA-410. Resin
ini merupakan kopolimer stirena DVB (Lorch,1981). Reaksi yang terjadi:
H2-Z + Ca(HCO3)2 Ca-Z + 2 H2O + 2 CO2
H2-Z + Mg(HCO3)2 Mg-Z + 2 H2O + 2 CO2
H2-Z + CaSO4 Ca-Z + H2SO4
H2-Z + MgSO4 Mg-Z + H2SO4
H2-Z + CaCl2 Ca-Z + 2 HCl
H2-Z + MgCl2 Mg-Z + 2 HCl
Untuk regenerasi dipakai larutan HCl dengan reaksi:
Ca-Z + 2 HCl H2-Z + CaCl2
Perhitungan Kesadahan Kation :
Dari Tabel 7.4 di atas diketahui bahwa air sungai Deli mengandung kation Fe2+,
Cd2+, Mn2+, Ca2+, Mg2+, Zn2+, Cu2+, dan Pb2+. Masing-masing 0,42 mg/l, 0,023 mg/l,
0,028 mg/l, 45 mg/l, 28 mg/l, 0,0004 mg/l, 0,01 mg/l, dan 0,648 mg/l (Bapedal
SUMUT, 2006).
Kebutuhan air yang akan diolah = 441,3190 kg/jam Total kesadahan kation = 74,1294
Densitas air = 1000 kg/m3
Volume =
menit galon 9429 , 1 jam m 4413 , 0 1000 441,3190 ρ m 3
1 mg/l =
galon grain 17,1
1
Total muatan = kgrain
1000 1 x menit galon 9429 , 1 x galon 17,1 grain 74,1294
= 8,4225 x 10-3 kgrain/menit = 12,1284 kgrain/hari
Digunakan ion exchanger 1 unit dengan service flow maksimum 19 galon/menit.
Dari Tabel 12.4 Nalco (1988), diperoleh data sebagai berikut:
Diameter tangki : 1 ft
Luas permukaan, A : 0,7854 ft2
Resin yang digunakan adalah Daulite C – 20, dengan nilai EC (Exchanger
Capacity, yaitu kemampuan penukar ion untuk menukar ion yang ada pada air yang
melaluinya) = 17 kgrain/ft3 (Nalco, 1988).
Kebutuhan resin = 0,7134ft /hari kgrain/ft 17 i kgrain/har 12,1284 3 3
Tinggi yang dapat ditempati oleh resin
ft 0,9083 7854 , 0 0,7134 permukaan luas resin kebutuhan
h
Faktor kelonggaran diambil 80 %, maka tinggi resin
h = 1,8 x 0,9083 ft = 1,6349 ft
Sehingga volume resin yang dibutuhkan = 2,5 ft 0,7854 ft2 = 1,9635 ft3
Waktu regenerasi =
i kgrain/har 12,1284
kgrain/ft 7
1 ft
1,9635 3 3
= 2,7521 hari
Kebutuhan regenerantHCl = 12,1284 kgrain/hari 3
3
kgrain/ft 7
1
lb/ft 8
= 5,7074 lb/hari = 2,5888 kg/hari = 0,1078 kg/jam
2. Penukar Anion (Anion Exchanger)
Penukar anion berfungsi untuk mengikat atau menyerap anion-anion yang
terlarut dalam air seperti Cl- akan diikat oleh resin yang bersifat basa dengan merek
R-Dowex, sehingga resin akan melepas ion OH-. Persamaan reaksi yang terjadi
dalam anion exchanger adalah :
2R-OH + SO42- R2SO4 + 2OH
-R-OH + Cl- RCl + OH
-Untuk regenerasi dipakai larutan NaOH dengan reaksi:
R2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2ROH
RCl + NaOH NaCl + ROH
Perhitungan Kesadahan Anion
Dari Tabel 7.4 di atas diketahui bahwa air sungai Deli mengandung anion Cl-, SO42-,
CO32-, masing-masing 60 ppm, 42 ppm, dan 95 ppm.
1 gr/gal = 17,1 ppm
Total kesadahan anion = 60 + 42 + 95
= 197 ppm/17,1
= 11,5203 gr/gal
Jumlah air yang diolah = 441,3190 kg/jam
= 3 x 264,17gal/m3 kg/m
996,24
kg/jam 441,3190
= 117,0232 gal/jam
Kesadahan air = 11,5203 gr/gal x 117,0232 gal/jam x 24 jam/hari
Perhitungan ukuran Anion Exchanger :
Jumlah air yang diolah = 117,0232 gal/jam
Dari Tabel 12.4, Nalco Water Treatment, 1988 diperoleh data-data sebagi berikut :
- Diameter penukar kation = 3 ft
- Luas penampang penukar kation = 4,71 ft2
- Jumlah penukar kation = 1 unit
Volume Resin yang Diperlukan
Total kesadahan air = 32,3554 kg/hari
Dari Tabel 12.2, Nalco, 1988 diperoleh:
- Kapasitas resin = 25 kg/ft3
- Kebutuhan regenerant = 10 lb NaOH/ft3 resin
Jadi,
Kebutuhan resin = 3 kg/ft 25
kg/hari 32,3554
= 1,2942 ft3 / hari
Tinggi resin = 71 , 4 1,2942
= 0,2747 ft
Tinggi minimum resin adalah 30 in = 2,5 ft (Tabel 12.4, Nalco, 1988)
Sehingga volume resin yang dibutuhkan = 2,5 ft 4,71 ft2 = 11,775 ft3
Waktu regenerasi =
kg/hari 32,3554
kg/ft 25 ft 775 ,
11 3 3
= 9,0981 hari
Kebutuhan regenerant NaOH = 32,3554 kg/hari 3
3
kg/ft 25
lb/ft 10
= 12,9421 lb/hari = 5,8705 kg/hari
= 0,2446 kg/jam
7.1.6 Deaerator
Deaerator berfungsi untuk memanaskan air dan menghilangkan gas terlarut
yang keluar dari alat penukar ion (ion exchanger) sebelum dikirim sebagai air umpan
ketel. Air hasil demineralisasi dikumpulkan pada tangki air umpan ketel sebelum
dipompakan ke deaerator.
Pada proses deaerator ini, air dipanaskan hingga 90oC supaya gas-gas yang
dapat menyebabkan korosi. Selain itu deaerator juga berfungsi sebagai preheater,
mencegah perbedaan suhu yang mencolok antara air make-up segar dengan suhu air
dalam boiler. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan pemanas listrik.
7.2 Kebutuhan Listrik
Perincian kebutuhan listrik diperkirakan sebagai berikut :
1. Unit Proses
- Bucket Elevator (J-111) = 0,2531 Hp
- Bucket Elevator (J-121) = 0,6748 Hp
- Tangki Urea (T-130) = 0,0477 Hp
- Tangki Asam Stearat (T-140) = 0,8482 Hp
- Tangki Reaktor (R-210) = 37,4682 Hp
- Screw Conveyor (SC-221) = 2,2500 hp
- Ball Mill (BM-230) = 0,2500 Hp
- Belt Conveyor (J-231) = 0,1250 Hp
- Tangki Pemurni (T-310) = 50,5998 Hp
- Rotary Dryer (RD - 350) = 1,3537 Hp
- Belt Conveyor (J-351) = 0,1250 Hp
- Pompa – 1 (L-131) = 0,0032 Hp
- Pompa – 2 L-141) =