1 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Dalam era globalisasi ini, dimana pembangunan dilaksanakan di segala bidang
dan salah satu tujuan pembangunan tersebut adalah mencapai masyarakat adil dan makmur. Perkembangan pembangunan ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga mendorong timbul dan berkembangnya
industri-industri saat ini. Pada pelaksanaannya sektor industri adalah suatu program prioritas untuk mempercepat peningkatan laju pertumbuhan ekonomi yang
mengakibatkan tingkat persaingan disektor industri semakin ketat, hal ini disebabkan banyak perusahaan yang bergerak dibidang yang sama.
Keberhasilan untuk memenuhi tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun
jangka panjang tidak terlepas dari usaha manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsinya, yaitu fungsi perencanaan dan pengendalian, bila salah satu fungsi tersebut
tidak ada maka perusahaan tidak berjalan dengan baik, apabila perencanaan-perencanaan yang dibuat tidak diikuti dengan pengendalian maka tujuan perusahaan tidak akan terwujud. Oleh karena itu, menjadi tugas manajemen untuk merencanakan
perusahaannya. Sehingga dapat terlihat apakah kinerja perusahaannya sudah sesuai dengan yang telah direncanakan dan apabila tidak sesuai dengan yang di rencanakan
Anggaran merupakan rencana tentang perusahaan, rencana ini mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Untuk memakluminya dapat dibuat studi perbandingan dengan rencana pembangunan yang disusun pemerintah, salah satunya sasaran bidang ekonomi yang dituju adalah
untuk menaikan taraf kegiatan yang telah dipilihnya. Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas hidup masyarakat. Dengan demikian untuk sesuatu saja terdapat ratusan program dan proyek yang tersebar diseluruh Indonesia yang
pelaksanaannya ditandatangani dan dikendalikan oleh berbagai pihak pada berbagai tingkat administrasi pemerintah. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan secara
terpadu yang penyebarannya setiap tahun perlu diperinci lagi dalam bentuk RAPBN yang diajukan oleh presiden dan disahkan oleh DPR RI setiap awal tahun anggaran.
BAPPEDA merupakan instansi milik pemerintah kota Bandung untuk
menjalankan roda perusahaan dibutuhkan sejumlah dana yang dibutuhkan tersebut berasal dari pemerintah daerah yang mengelola dinas-dinas kota yang dilakukan
setiap tahunnya.
Setiap tahun BAPPEDA menyusun anggaran belanja, penyusunan itu bertujuan sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan anggaran agar terjadi keseimbangan
yang dinamis, dalam rangka melaksanakan kegiatan perusahaan demi peningkatan produksi. Peningkatan kesempatan kerja serta pertumbuhan ekonomi yang cukup
kegiatannya dan berfungsi sebagai alat pengawas bagi masyarakat terhadap penyajian anggaran BAPPEDA dan menjadikan sebagai objek laporan kerja praktek dengan
judul “Tinjauan Atas Anggaran Belanja Barang dan Jasa pada Semua Bidang di BAPPEDA Bandung”.
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Maksud dari penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh dan
mengumpulkan data atau keterangan penyajian informasi tentang anggaran belanja barang dan jasa pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA)
Bandung.
Berdasarkan masalah yang ada, maka tujuan yang akan dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis anggaran belanja barang dan jasa pada
BAPPEDA Bandung.
2. Untuk mengetahui perincian realisasi anggaran belanja barang dan jasa pada
semua bidang di BAPPEDA Bandung
1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek
Adapun kegunaaanya:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukkan dan perbandingan yang dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menjadi informasi dasar
yang memadai tentang penyajian anggaran khususnya anggaran belanja barang dan jasa pada BAPPEDA Bandung.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran atau informasi serta masukan positif bagi manajemen perusahaan yang berhubungan
dengan penyajian anggaran khususnya anggaran barang dan jasa pada BAPPEDA Bandung sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan agar mampu
meningkatkan kinerjanya pada masa yang akan datang.
3. Bagi pihak lainnya
Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi mengenai pelaksanaan
keuangan penyajian anggaran khususnya anggaran belanja barang dan jasa.
1.4 Metode Pelaksanaan Kerja Praktek
Metode kuliah kerja praktek yang dilaksanakan penulis dalam penulisan laporan kerja praktek pada BAPPEDA Kota Bandung ini adalah block release yaitu metode
Adapun teknik dalam pengumpulan data dan informasi sebagai materi pendukung
dalam penyusunan laporan ini adalah :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu Suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada di perpustakaan baik buku-buku, diktat dan bahan-bahan lain yang ditulis dan disusun oleh beberapa penulis yang erat hubungannya dengan masalah yang
dibahas. Juga catatan-catatan pribadi penulis yang pernah didapat selama mengikuti perkuliahan.
2. Riset Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara terjun langsung pada objek
penelitian. Penelitian lapangan yang dilakukan melelui metode pengambilan data yang tersedia di lapangan yaitu :
a. Pengamatan (Observation)
Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan mempelajari
kegiatan-kegatan mengenai masalah yang akan penulis bahas.
b. Wawancara (Interview)
Penulis melakukan Tanya jawab dengan para pegawai atau petugas yang
1.5 Waktu dan Lokasi
Untuk memeperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan laporan kerja
praktek ini, penulis secara langsung mengadakan penelitian pada BAPPEDA Propinsi Jawa Barat yang bertempat di Jl.Tamansari No.76 Bandung. Waktu
penelitian dilakukan kurang lebih selama satu bulan, terhitung dari tanggal 2 Agustus 2010 sampai dengan 3 September. Hari kerja praktek yang berlaku dari Hari Senin sampai dengan Jumat dan waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek
8 2.1 Sejarah Instansi
Pada tahun 1969 Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat telah memiliki suatu Badan yang menangani masalah pembangunan yang disebut badan Perancang Pembangunan daerah (BAPPEMDA). Badan ini dibentuk berdasarkan SK Gubernur No. 163 Tahun 1969 tanggal 16 Agustus 1969, Badan ini meriupakan embrio dari Badan Perencanaan Pembangunan di daerah Jawa Barat.
Pada Tahun 1972 Jawa Barat telah menyempurnakan badan Perencanaan yang disebut Badan Perancang Pembangunan Kotamadya yang disebut BAPPEMKO untuk Kotamadya dan BAPPEMKA untuk Kabupaten.
Surat Keputusan Presiden No. 27 Tahun 1980 mempertegas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II diakui secara Nasional, dengan SK Presiden tersebut lahirlah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II atau BAPPEDA Tingkat II. Pertimbangan yang mendasari terbitnya SK Presiden No. 27 tahuan 1980 yaitu :
1. Untuk meningkatkan keserasian pembangunan di daerah diperlakukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan regional.
2. Untuk menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan kesinambungan pembangunan di daerah diperlukan perencanaan yang menyeluruh, terarah serta terpadu.
BAPPEDA Kota Bandung diharapkan sebagai “Lokomotif Pembangunan” di daerah harus mampu dan sanggup menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang muncul baik bersifat krusial maupun yang bersifat temporer. Oleh karena itu perumusan kebijakan, pembuatan perencanaan, evaluasi, dan pengadilan kegiatan pembangunan yang berorientasi kepada hasil untuk kepentingan publik, perlu untuk disusun secermat mungkin agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan.
2.2 Visi dan Misi Instansi
2.2.1 Visi
Terwujudnya BAPPEDA sebagai lembaga perencanaan pembangunan yang kredibel dalam memantapkan Kota Bandung sebagai kota jasa bermartabat.
2.2.2 Misi
1. Meningkatkan kompetensi aparatur perencanaan pembangunan daerah kota Bandung yang profesional ;
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana perencanaan pembangunan yang memadai;
3. Memantapkan sistem pengelolaan perencanaan pembangunan daerah yang terintegrasi dan transparan;
5. Meningkatkan kerjasama perencanaan pembangunan dengan dunia usaha dalam dan luar negeri.
2.3 Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung, telah mengatur Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung dengan Struktur :
1. Kepala Bappeda,
2. Sekretariat, terdiri dari 2 (dua) Sub Bagian, yaitu: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Keuangan dan Program
3. Bidang Statistik dan Pelaporan terdiri dari 2 (dua) Sub Bidang yaitu: Sub Bidang Statistik
Sub Bidang Pelaporan
4. Bidang Perencanaan Ekonomi terdiri dari 2 (dua) Sub Bidang yaitu: Sub Bidang Koperasi dan UKM
Sub Bidang Pengembangan Usaha Daerah
5. Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Sumberdaya Pemerintahan terdiri dari 2 ( dua ) Sub Bidang yaitu :
Sub Bidang Sosial Budaya
6. Bidang Perencanaan Fisik dan Tata Ruang terdiri dari 2 ( dua ) Sub Bidang, yaitu :
Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Sub Bidang Infrastruktur dan Prasarana Kota
7. Bidang Penelitian dan Pengembangan terdiri dari 2(dua) Sub Bidang, yaitu: Sub Bidang Litbang Tata Ruang dan Infrastruktur
Sub Bidang Litbang Ekonomi dan Sosial Budaya
8. Unit Pelaksana Teknis Bandung e-Procurement (BeP)
Kepala UPT BEP
Kasubbag Tata Usaha UPT BEP
9. Kelompok Jabatan Fungsional. Jabatan Fungsional Perencana Jabatan Fungsional Peneliti
2.4. Deskripsi Jabatan
Suatu organisasi/instansi untuk mencapai tujuannya, maka diperlukan uraian tugas pokok dan fungsi yang jelas dan teratur, berikut ini adalah uraiannya :
a. Kepala Badan
1. Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan lingkup perencanaan pembangunan daerah.
Fungsi :
2. Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan; 3. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas lingkup perencanaan pembangunan daerah; dan
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
6. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan kegiatan Badan.
b. Sekertaris
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan daerah lingkup kesekretariatan.
Fungsi :
1 Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan;
3 Pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas Bidang; 4 Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rencana, program, evaluasi
dan pelaporan kegiatan Badan;
5 Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas Bidang; dan
6 Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan kesekretariatan
c. Bagian Umum dan Kepegawaian
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup umum dan kepegawaian.
Fungsi :
1 Penyusunan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi umum dan kepegawaian;
2 Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, pengelolaan perlengkapan dan administrasi perjalanan dinas; 3 Pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi kegiatan
4 Evaluasi dan pelaporan kegiatan lingkup administrasi umum dan kepegawaian.
d. Bagian Keuangan dan Program
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup keuangan dan program.
Fungsi :
1 Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja Dinas;
2. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran, koordinasi penyusunan anggaran, koordinasi pengelola dan pengendali keuangan dan menyusun laporan keuangan Dinas;
3. Pelaksanaan pengendalian program meliputi kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana kegiatan dinas, koordinasi penyusunan rencana dan program dinas serta koordinasi pengendalian program; dan
e. Bidang Perencanaan Tata Ruang dan Fisik
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bappeda lingkup perencanaan fisik dan tata ruang.
Fungsi :
1 Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan lingkup tata ruang dan lingkungan hidup serta infrastruktur dan prasarana kota; 2 Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan pembangunan tata
ruang dan lingkungan hidup serta infrastruktur dan prasarana kota; 3 Pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan
perencanaan pembangunan lingkup tata ruang dan lingkungan hidup serta infrastruktur dan prasarana kota; dan
4 Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perencanaan lingkup tata ruang dan lingkungan hidup serta infrastruktur dan prasarana kota.
f. Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
1. Melaksanakan sebagian tugas Bidang Perencanaan Fisik dan Tata Ruang lingkup tata ruang dan lingkungan hidup.
Fungsi :
1 Pengumpulan dan penganalisa data lingkup tata ruang dan lingkungan hidup;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan lingkup tata ruang dan lingkungan hidup;
3. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan lingkup tata ruang dan lingkungan hidup yang meliputi penyusunan RT/RW Kota dan lingkungan hidup, penyusunan rencana pembangunan pengelolaan kawasan tata ruang dan lingkungan hidup, serta kerjasama perencanaan pembangunan tata ruang dan lingkungan hidup; dan
4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup tata ruang dan lingkungan hidup.
g. Bidang Infrastruktur dan Prasarana Kota
Tugas Pokok :
Fungsi :
1. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup infrastruktur dan prasarana kota;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan lingkup infrastruktur dan prasarana kota;
3. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan lingkup infrastruktur dan prasarana kota yang meliputi penyusunan rencana pembangunan infrastruktur dan prasarana kota, serta kerjasama perencanaan pembangunan infrastruktur dan prasarana kota; dan
4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup infrastruktur dan prasarana kota.
h. Bidang Perencanaan Ekonomi
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bappeda lingkup perencanaan ekonomi.
Fungsi :
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan pembangunan koperasi dan UKM serta pengembangan usaha daerah;
3. Pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan ekonomi, koperasi dan UKM serta pengembangan usaha daerah; dan
4. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup ekonomi, koperasi dan UKM serta pengembangan usaha daerah.
i. Sub Bidang Koperasi dan UKM
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas bidang perencanaan ekonomi lingkup koperasi dan UKM
Fungsi :
1. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup perencanaan pembangunan koperasi dan UKM;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan koperasi dan UKM;
rencana pembangunan pengelolaan koperasi dan UKM, serta kerjasama perencanaan pembangunan koperasi dan UKM; dan
4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup koperasi dan UKM.
j. Sub Bidang Pengembangan Usaha Daerah
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas bidang perencanaan ekonomi lingkup pengembangan usaha daerah.
Fungsi :
1. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup perencanaan pengembangan usaha daerah;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan lingkup pengembangan usaha daerah;
4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan usaha daerah.
k. UPT Bandung e-Procurement (BeP)
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan dalam bidang layanan pelelangan pengadaan barang/jasa di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
Fungsi :
2. Penyusunan rencana dan teknis operasional pelaksanaan layanan pelelangan pengadaan barang/jasa
3. pelaksanaan operasional layanan pelelangan pengadaan barang/jasa yang meliputi penyusunan panitia dan rencana jadwal pelelangan pengadaan barang/jasa, menyusun dan menetapkan harga perkiraan sendiri (HPS), serta pelaksanaan proses pelelangan untuk pengadaan barang/jasa dengan nilai diatas Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) 4. Setiap triwulan wajib melaporkan realisasi pelelangan pengadaan
barang/jasa secara kumulatif kepada Walikota Bandung melalui Sekretaris Daerah
5. Pelaksanaan ketatausahaan UPT
l. Kelompok Jabatan Fungsional
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 32 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerointah Daerah, Pasal 4 Ayat (4) Pejabata Fungsional peneliti mempunyai kewenangan dalam melaksanakan teknis penelitian dan pengembangan yang meliputi :
Menyusun kerangkka acuan Penelitian dan Pengembangan
Menyusun dan memaparkan desain dan instrumen Penelitian dan
Pengembangan
Pengumpulan dan Pengolahan Data Penyusunan laporan data lapangan
Penyusunan laporan hasil Penelitian dan Pengembangan Pemaparan hasil Penelitian dan Pengembangan
2.5. Aspek Kegiatan Perusahaan
Aspek kegiatan dari BAPPEDA berdasarkan Perda No. 21 dan Perda No. 24 Tahun 1981 adalah :
2. Mengkoordinasikan perencanaan diantara dinas dinas, satuan organisasi lain dalam lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat II, instansi dan Badan lain yang berada di Wilayah Daerah Tingkat II Bandung
3. Menyusun RAPBD Tingkat II bersama sama dengan Bagian Keuangan
4. Melaksanakan koordinasi dan atau mengadakan penelitian bagi kepentingan pembangunan di daerah.
5. Mengikuti perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan di daerah untuk menyempurnakan perencanaan selanjutnya.
6. Memonitor pelaksanaan pembangunan di daerah.
24 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada bagian keuangan
yang ada di BAPPEDA kota Bandung, dalam pelaksanaan tersebut penulis diberikan
pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan instansi.
Adapun secara umum tugas-tugas lain bagian keuangan yaitu sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi keuangan
dan program kerja Dinas;
2. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan
penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran, koordinasi
penyusunan anggaran, koordinasi pengelola dan pengendali keuangan
dan menyusun laporan keuangan Dinas;
3. Evaluasi dan pelaporan lingkup pengelolaan administrasi keuangan
dan program kerja Dinas.
3.1.1 Pengertian Anggaran, Belanja, Anggaran Belanja
3.1.1.1 Pengertian Anggaran
Anggaran sangat penting bagi sebuah perusahaan karena anggaran berfungsi
Anggaran berguna dalam proses perencanaan karena anggaran dapat meningkatkan
komunikasi dan koordinasi, begitu juga dalam proses pengendalian anggaran berguna
karena menyediakan basis untuk pengevaluasian kerja. Anggaran memperlihatkan
biaya dan pendapatan yang diharapkan untuk setiap departemen. Oleh karena itu,
anggaran memberikan tolak ukur bagi evaluasi kinerja aktual departemen.
Pengertian anggaran (budget) dalam arti sempit adalah rencana kerja
keuangan sedangkan dalam arti luas yaitu anggaran merupakan suatu proses yang
terus menerus yang dimulai dari tahap penyusunan anggaran sampai pada tahap
pengesahan dan pertanggungjawaban oleh pihak yang terkait.
Ada beberapa pengertian anggaran :
Menurut (Simamora, 2003 : 320) menyatakan bahwa :
Anggaran (budget) adalah sebuah rencana yang memperlihatkan tujuan
perusahaan dan bagaimana manajemen bermaksud memperoleh dan
menggunakan sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan tadi.
Sedangkan menurut (Nafarin, 2004 : 9) :
Anggaran adalah suatu rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi
yang dinyatakan secara kualitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang
untuk jangka waktu tertentu.
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang memperlihatkan
Anggaran menjadi landasan yang penting untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan. Oleh karena itu, anggaran mendorong efisiensi dan berfungsi sebagai
penangkal pemborosan dan inefisiensi proses penyusunan sebuah anggaran memaksa
manajer untuk mempertimbangkan secara cermat tujuan dan sasaran perusahaan
menetapkan instrumen untuk mencapainya. Anggaran juga membantu
mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas manajer. Anggaran yang disusun secara
masak-masak merupakan standar yang paling baik untuk membandingkan kinerja
aktual. Hal ini dikarenakan anggaran menampung taksiran dampak semua varibel
yang diprediksikan sewaktu anggaran tadi disusun.
3.1.1.2 Pengertian Belanja
Belanja daerah merupakan penurunan dalam manfaat ekonomis selama
periode tertentu dalam bentuk arus keluar, arus defisit aset, atau terjadinya karena
utang yang mengakibatkan berkurangnya ekuitas dana, selain yang berkaitan dengan
distribusi kepada para peserta ekuitas pada pemerintah daerah tersebut.
Menurut Abdul hakim (2002:68) menyatakan bahwa :
Belanja adalah semua pengeluaran pemerintah daerah pada suatu periode
anggaran.
Sedangkan definisi belanja menurut IASC (2002:62) adalah :
3.1.1.3 Pengertian Anggaran Belanja
Anggaran belanja merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan pengeluaran
keuangan daerah yang disusun untuk kurun waktu tertentu. Dengan kata lain,
anggaran belanja menggambarkan seluruh kebijaksanaan yang dilakukan oleh
pemerintah daerah dan merupakan suatu sarana untuk mewujudkan pembangunan
daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab.
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_belanja, adalah :
Anggaran belanja umumnya merujuk pada daftar rencana seluruh biaya dan pendapatan. Anggaran belanja merupakan konsep penting dalam ekonomi mikro, yang menggunakan garis anggaran untuk mengilustrasikan penjualan antara 2 barang atau lebih. Dengan kata lain, anggaran belanja merupakan rencana organisasi yang dinyatakan dalam istilah moneter.Terdapat berbagai jenis anggaran belanja, yakni anggaran belanja penjualan, anggaran belanja produksi, anggaran belanja tunai, anggaran belanja pemasaran, anggaran belanja proyek, anggaran belanja pendapatan, dan anggaran belanja ekspeditur.
Menurut Aliminsyah dan Pandji (2003:53) menyatakan bahwa :
Anggaran Belanja adalah : “suatu anggaran yang memperlihatkan pendapatan
yang sedang berjalan persis sama dengan pengeluaran yang sedang berjalan”.
Kesimpulannya bahwa anggaran belanja merupakan penjabaran rencana ke
dalam jangka kuantitatif, tiap rencana yang menyangkut keuangan, digunakan sebagai
taksiran serta untuk mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan di kemudian hari,
tiap rencana yang sistematis untuk penggunaan tenaga kerja, bahan-bahan dan faktor
produksi lainnya, rencana pengeluaran dan penerimaan pemerintah di kemudian hari
3.1.2 Fungsi Anggaran Belanja
Fungsi dari Anggaran Belanja menurut Abdul hakim (2002:13) adalah :
a. Sebagai pedoman pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah
adalah satu periode di masa yang akan datang.
b. Sebagai alat ukur untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan
masyarakat daerah
c. Sebagai alat pengawasan bagi masyarakat daerah terhadap
kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah.
d. Sebagai alat mengevaluasian kinerja pemerintah daerah dalam periode
tertentu.
3.1.3 Klasifikasi Anggaran Belanja
Secara umum anggaran belanja menurut Abdul Hakim (2002:69)
dikelompokan menjadi lima kelompok, yaitu :
1. Belanja Administrasi Umum
Belanja administrasi umum adalah semua pengeluaran pemerintah daerah yang
tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau pelayanan publik.
Belanja administrasi umum terdiri dari :
1) Belanja Pegawai
merupakan pengeluaran pemerintah daerah utuk orang/personel atau yang
tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau biaya tetap pegawai.
Belanja ini meliputi :
b. biaya perawatan
c. biaya pengembangan SDM
2) Belanja barang
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk penyediaan barang dan jasa
yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan publik. Belanja ini
meliputi :
Merupakan pengeluaran pemerintah untuk biaya perjalanan pegawai atau
dewan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik.
Belanja ini meliputi :
a. biaya perjalanan dinas
b. biaya perjalanan pindah
c. biaya pemulangan pegawai yang gugur, dipensiunkan dan cuti besar.
4) Belanja pemeliharaan
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk pemeliharaan barang daerah
yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik. Belanja ini
a. biaya pemeliharaan gedung kantor
b. biaya pemeliharaan rumah dinas dan asrama
c. biaya pemeliharaan meubelair
d. biaya pemeliharaan perlengkapan kantor
e. biaya pemeliharaan peralatan kantor
f. biaya pemeliharaan emplasement kantor
2. Belanja Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Publik
Belanja ini merupakan seua pengeluaran pemerintah daerah yang berhubungan
dengan aktivitas atau pelayanan publik. Belanja ini meliputi :
1) Belanja Pegawai
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk orang/personel yang
berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau biaya pegawai yang
bersifat variabel. Belanja ini meliputi :
a. Honorarium
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk penyediaan barang dan jasa
yang behubungan dengan pelayanan publik. Belanja ini meliputi :
b. Biaya bahan percontohan
4. Belanja Perjalanan Dinas
Merupakan pengeluaran pemerintah untuk biaya perjalanan pegawai yang
berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik. Belanja ini meliputi :
a. Biaya perjalanan dinas dalam daerah
b. Biaya perjalanan dinas luar daerah
5. Belanja Pemeliharaan
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk pemeliharaan barang daerah
yang berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik. Belanja ini
meliputi:
a. Biaya pemeliharaan gedung pelayanan umum
b. Biaya pemeliharaan jalan dan jembatan
c. Biaya pemeliharaan kendaraan
d. Biaya pemeliharaan perlengkapan operasional
e. Biaya pemeliharaan peralatan operasional
f. Biaya pemeliharaan emplasement
g. Biaya pemeliharaan mesin
h. Biaya pemeliharaan sungai dan saluran/kanal
i. Biaya pemeliharaan museum
j. Biaya pemeliharaan terminal
k. Biaya pemeliharaan kebun dan ternak
6. Belanja Transfer
Belanja transfer merupakan pengalihan uang dari pemerintah daerah kepada pihak
ketiga tanpa adanyan harapan untuk mendapatkan pengembalian imbalan maupun
keuntungan dari pengalihan uang tersebut.
Belanja ini terdiri atas :
1) Angsuran Pinjaman
2) Dana Bantuan
3) Dana Cadangan
7. Belanja Tak Tersangka
Belanja tak tersangka adalah pengeluaran pemerintah yang dilakukan oleh
pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan yang tak teduga dan kejadian luara
biasa.
8. Belanja Modal
Belanja modal merupakan pengeluaran pemerintah daerah yang manfaatnya
melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan
selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya operasi dan
pemeliharan. Belanja ini meliputi :
1) Belanja Publik
Belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat
2) Belanja Aparatur
Belanja yang manfaatnya tidak dapat dinikmati oleh masyarakat, tetapi
dirasakan secara langsung oleh aparatur.
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam melaksanakan kerja praktek menggunakan metode Block Releaseyaitu
metode yang menyelenggarakan kerja praktek dalam satu periode selama satu bulan.
Selama melaksanakan kerja praktek ini yang berlangsung dari tanggal 4 Agustus
2009 s.d 7 September, penulis melaksanakan berbagai kegiatan dalam hal pembuatan
laporan anggaran yang selama kerja praktek penulis ditempatkan di bagian keuangan
BAPPEDA kota Bandung.
Dalam kerja praktek ini penulis mendapat kesempatan untuk mengetahui
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan akuntansi di BAPPEDA kota Bandung
dan penulis sebelumnya terlebih dahulu diberi pengarahan mengenai jenis-jenis
kegiatan yang dikerjakan. Di bagian keuangan penulis mengerjakan tentang
bagaimana cara pencatatan penerimaan dan pengeluaran pada bagian SPM (Surat
Perintah Membayar) beserta pencatatan pajaknya, mencatat nama, NIP dan jabatan
3.3 Pembahasan Pelaksanaan Kerja Praktek
3.3.1 Jenis-jenis Anggaran Belanja Barang dan Jasa pada BAPPEDA Kota
Bandung
Belanja barang merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk penyediaan
barang dan jasa yang tidak berhubungan langsung dengan publik. Jenis-jenis
Anggaran Belanja Barang dan Jasa pada BAPPEDA Kota Bandung :
Belanja bahan habis pakai
Contohnya, biaya alat listrik dan elektronik, biaya alat tulis, dan biaya gas.
Belanja cetak dan penggandaan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
mencetak dan penggandaan .
Contohnya, barang cetakan dan fotokopi.
Belanja langganan, yaitu pengeluaran yang dibayar setelah manfaatnya
dinikmati selama suatu periode.
Contohnya biaya listrik, biaya telepon dan biaya air.
Belanja pakaian dinas, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan
pakaian dinas pegawai dan dewan.
Contohnya biaya pakaian dinas, biaya pakaian upacara, dan biaya
polisi/mantri/agen pamong praja.
Belanja makan dan minuman
Belanja perjalanan dinas, yaitu pengeluaran perjalanan pegawai atau dewan
yang menjalankan tugas.
Contohnya biaya perjalan dinas dalam daerah dan biaya biaya perjalan dinas
luar daerah.
Belanja sewa, yaitu pengeluaran untuk sewa tempat guna pelaksanaan suatu
aktivitas.
Contohnya biaya sewa gedung, biaya sewa pelabuhan dan biaya sewa tempat
pelelangan dan penjualan.
3.3.2 Perincian Realisasi Anggaran Belanja Barang dan Jasa pada semua
Bidang di BAPPEDA Bandung
Tabel 1.2
Anggaran Belanja Barang dan Jasa pada Bidang Sekretariat
No Bidang Kegiatan Jumlah
1 Sekretariat
Kegiatan peningkatan kemampuan teknis
aparat perencanaan
Belanja barang habis pakai Rp 3,995,400
Belanja cetak dan penggandaan Rp 1,754,600
Belanja perjalanan dinas Rp 87,500,000
Belanja kursus pelatihan, sosialisasi dan
bimbingan teknis PNS Rp 115,000,000
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Data Diolah Tahun 2008)
Pada bidang sekretariat jumlah anggaran belanja barang dan jasa adalah
sebesar Rp 208.250.000.
Tabel 1.3
Anggaran Belanja Barang dan Jasa pada Bidang Statistik dan Pelaporan
No Bidang Kegiatan Jumlah
2
Statistik
dan
pelaporan
Kegiatan sosialisasi kebijakan perencanaan
pembangunan daerah
Belanja barang habis pakai Rp 5,585,000
Belanja cetak dan penggandaan Rp 18,700,000
Belanja makanan dan minuman Rp 5,475,000
Belanja perjalanan dinas Rp 17,815,000
Belanja kursus pelatihan, sosialisasi dan
bimbingan teknis PNS Rp 6,000,000
Belanja jasa konsultasi Rp 55,000,000
Jumlah Rp 108,575,000
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Data Diolah Tahun 2008)
Pada bidang statistik dan pelaporan jumlah anggaran belanja barang dan jasa
Tabel 1.4
Anggaran Belanja Barang dan Jasa pada Bidang Fisik
No Bidang Kegiatan Jumlah
3 Fisik
Kegiatan koordinasi kerjasama pembangunan
antar daerah
Belanja barang habis pakai Rp 23,660,000
Belanja jasa kantor Rp 20,000,000
Belanja cetak dan penggandaan Rp 39,500,000
Belanja makanan dan minuman Rp 42,000,000
Belanja perjalanan dinas Rp 91,500,000
Belanja jasa konsultasi Rp 395,450,000
Jumlah Rp 108,575,000
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Data Diolah Tahun 2008)
Pada bidang fisik jumlah anggaran belanja barang dan jasa adalah sebesar Rp
Tabel 1.5
Anggaran Belanja Barang dan Jasa pada Bidang Penelitian dan Pengembangan
No Bidang Kegiatan Jumlah
4 Litbang
Kegiatan penyusunan bahan kajian kebijakan
public
Belanja barang habis pakai Rp 11,877,000
Belanja cetak dan penggandaan Rp 10,000,000
Belanja makanan dan minuman Rp 25,000,000
Belanja perjalanan dinas Rp 53,980,000
Belanja jasa konsultasi Rp 111,250,000
Jumlah Rp 213,107,000
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Data Diolah Tahun 2008)
Pada bidang penelitian dan pengembangan jumlah anggaran belanja barang
Tabel 1.6
Anggaran Belanja Barang dan Jasa pada Bidang Ekonomi
No Bidang Kegiatan Jumlah
5 Ekonomi
Kegiatan penyusunan indikator ekonomi
daerah
Belanja barang habis pakai Rp 19,660,000
Belanja cetak dan penggandaan Rp 42,300,000
Belanja sewa Rp 9,000,000
Belanja makanan dan minuman Rp 28,500,000
Belanja perjalanan dinas Rp 25,000,000
Jumlah Rp 24,460,000
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Data Diolah Tahun 2008)
Pada bidang ekonomi jumlah anggaran belanja barang dan jasa adalah sebesar
Tabel 1.7
Anggaran Belanja Barang dan Jasa pada Bidang Sosial Budaya
No Bidang Kegiatan Jumlah
6 Sosbud
Kegiatan koordinasi penyusunan masterplan
kesehatan
Belanja barang habis pakai Rp 7,880,000
Belanja cetak dan penggandaan Rp 6,800,000
Belanja sewa Rp 6,000,000
Belanja makanan dan minuman Rp 17,500,000
Belanja perjalanan dinas Rp 49,320,000
Belanja jasa konsultasi Rp 112,500,000
Jumlah Rp 200,000,000
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Data Diolah Tahun 2008)
Pada bidang sosbud jumlah anggaran belanja barang dan jasa adalah sebesar
Tabel 1.8
Anggaran Belanja Barang dan Jasa pada Bidang UPT Bep
No Bidang Kegiatan Jumlah
7 UPT Bep
Kegiatan penyusunan sistem E-procurement
dalam pengadaan barang/jasa di lingkungan
Kota Bandung
Belanja barang habis pakai Rp 9,000,000
Belanja jasa kantor Rp 60,000,000
Belanja cetak dan penggandaan Rp 22,500,000
Belanja sewa Rp 20,000,000
Belanja sewa perlengkapan dan peralatan
kantor Rp 60,000,000
Belanja makanan dan minuman Rp 34,500,000
Belanja perjalanan dinas Rp 35,000,000
Belanja jasa konsultasi Rp 59,000,000
Jumlah Rp 300,000,000
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Data Diolah Tahun 2008)
Pada bidang UPT Bep jumlah anggaran belanja barang dan jasa adalah
42 4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan kerja pelaksanaan kerja praktek tersebut dan setelah Penulis menganalisa, memahami dan mempelajari serta menguraikan masalah tentang perbandingan anggaran belanja barang dan jasa, maka penulis mencoba menyimpulkan beberapa hasil dari kerja praktek yang dilakukan di BAPPEDA kota Bandung, yaitu :
1. Jenis-jenis anggaran belanja barang dan jasa pada BAPPEDA Kota Bandung untuk penyediaan barang dan jasa yang tidak berhubungan langsung dengan public sudah lengkap yaitu, belanja bahan habis pakai, belanja cetak dan penggandaan, belanja langganan, belanja pakaian dinas, belanja makan dan minum, belanja perjalanan dinas dan belanja sewa. 2. Perincian realisasi anggaran belanja barang dan jasa pada semua bidang
4.2 Saran
Setelah penulis melakukan penganalisaan dari data yang diperoleh dari BAPPEDA Kota Bandung periode anggaran tahun 2008, maka penulis menyarankan sebagai berikut :
1. Jenis-jenis anggaran belanja barang dan jasa di BAPPEDA sudah lengkap, sebaiknya dipertahankan agar lebih baik dengan cara dirancang sedemikian rupa dan dijalankan sesuai dengan fungsinya.
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Studi S
PROGRAM
UNIVERSITAS KO
Laporan Kerja Praktek
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mata Kuliah Kerja Praktek Studi S-1 Program Studi Akuntansi
Oleh :
NAMA: RIKA TRI KUMALA SARI
NIM : 21107155
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2010
1 Program Studi Akuntansi
44
Memory. Fran. IASC. 2002. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
Munandar, M. 2000. Budgeting. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan, edisi revisi. Jakarta Salemba Empat.
Simamora, Henry. 2003. Akuntansi basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Edisi II, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Alimansyah, dan Pandji. 2003. Kamus Istilah Keuangan Perbankan. Bandung : Yrama Widya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_belanja.
http://id. Badan /Perencanaan/ Pembangunan/Daerah/kotaBandung.go.id
http://id. Wordpress.misi/visi/BappedaBandung
45
Nama Lengkap : RIKA TRI KUMALA SARI
Tempat tanggal lahir : Serang, 05 Agustus 1989
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Tumenggung I Kp. Wates Telu Rt 13/05 No 05
Purwakarta. Cilegon – Banten 42437
DATA PENDIDIKAN
TK BINA BUDI Cilegon 1994-1995
SDN KEBON DALEM Cilegon 1995-2001
SMPN 3 Cilegon 2001-2004
SMK YP 17 Cilegon 2004-2007
Sampai sekarang masih tercatat sebagai Mahasiswi di UNIVERSITAS
i Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi. Shalawat dan
salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta
seluruh keluarganya, sahabatnya dan akhirnya kepada kita semua selaku
keturunannya hingga akhir zaman nanti.
Atas Rahmat dan Ridhanya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan
Kerja Praktek. Laporan Kerja Praktek ini penulis susun berdasarkan hasil kerja
praktek yang dilakukan Di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).
Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam
menempuh program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi FE di Universitas
Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). Dimana judul yang diambil yaitu :
“Tinjauan Atas Anggaran Belanja Barang dan Jasa pada BAPPEDA Bandung.”
Untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan do’a dengan penuh kasih sayang,
keikhlasan dan kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti mendorong dan selalu
memberi semangat penulis untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
ii Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini, S.E., M.Si., Ak. Selaku Ketua Program Studi
Akuntansi.dan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang
sangat berharga demi selesainya penyusunan laporan Kerja Praktek.
4. Surtikanti, S.E., M.Si. Selaku Dosen Wali Kelas Akuntansi-4
5. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Mba Senny dan Mba Dona).
6. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis
dengan pengetahuan.
7. Ir. Drs. H. Taufik Rachman, MH, selaku Kepala BAPPEDA Kota Bandung
yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan Kerja
Praktek.
8. Tutty Prihastutty, S.E., MM selaku pembimbing perusahaan yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan serta perhatian selama penulis
melakukan Kerja Praktek.
9. Dra. Erna Misni Laelasari selaku Sub Bagian Umum Kepegawaian.
10. Pegawai BAPPEDA Kota Bandung di bagian Sekretariat (Pak Hilma, Pak
iii
memberikan waktu, tenaga dan bantuannya yang berharga untuk memberikan
kesempatan kepada penulis dalam melakukan Kerja Praktek
12. Kakak-kakakku (Ratna, Rani) dan sodara kembarku (Rike) yang telah
memberikan doa, dorongan dan semangat untuk menyelesaikan laporan Kerja
Praktek ini.
13. Untuk sahabat-sahabatku Sylvia Maya, Yunita Saragih, Yunita Indria Sari,
Ervina, Cindy, Nay, Yuli, Icha, Rina dan lain-lain terima kasih atas dukungan
dan bantuannya.
14. Semua teman-temanku kelas Akuntansi-4 terima kasih atas dukungan dan
bantuannya.
15. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu penulis
Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan laporan kerja praktek ini. Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
bersedia menerima segala kritik dan saran dari semua pihak untuk peningkatan mutu
iv Terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr. Wb.
Bandung, Desember 2010